BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Budaya
merupakan
landasan
suatu
komunikasi.
Karena
budaya
mempengaruhi dalam semua bentuk komunikasi. Budaya ialah kumpulan peraturan, norma, kepercayaan serta gaya hidup yang dipelajari dan dimiliki bersama dalam sebuah kelompok masyarakat tertentu sebagaimana dikatakan Lee (Wood, 2004: 83). Definisi kebudayaan adalah seluruh cara hidup masyarakat, tidak hanya mengenai cara hidup tetapi juga mencakup cara berpikir dan berperilaku serta cara berkomunikasi (Sendjaja, 1993: 186). Dan budaya juga termasuk kedalam suatu moral yang sudah ada di beberapa negara-negara, khususnya di Negeri Jepang. Negeri Jepang yang terkenal dengan budaya-budaya tradisional dan sejarahnya yang juga dijuluki sebagai Negeri Bunga Sakura ini memiliki rangkaian budaya yang khas dan unik. Misalnya budaya festival musim panas, upacara khusus, Trend Fashion, atau bahkan ada budaya minum teh. Dalam sepanjang catatan sejarah Jepang, ada sastrawan Jepang yang bernama Yukio Mishima. Pada saat itu, ia sangat dikenal akan karya-karyanya yang tergolong mengedepankan estetika modern dan tradisional yang menembus batas budaya dengan fokus homoseksualitas, kematian dan politik. Yukio Mishima adalah pengarang yang sangat disiplin. Dia biasnya menulis dari tengah malam hingga fajar dan menghasilkan lebih dari 100 karya,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
termasuk Novel, Cerita pendek, Naskar teater Noh dan Kabuki, dan scenario Film. Yukio Mishima melakukan Seppuku dan meninggal pada tanggal 25 November 1970 karena kegagalan menyampaikan sebuah pidato dalam usaha kudeta di Jepang. Seppuku adalah bentuk ritual bunuh diri yang dilakukan oleh Samurai. Seppuku tetap menjadi cara terakhir bagi seorang samurai untuk menjaga kehormatan ketika dihadapkan pada kekalahan perang dan rasa malu.1
Seppuku secara harfiah
berarti memotong perut dan sering juga disebut sebagai Hara-kiri. Dan film yang diambil oleh peneliti adalah film 47 Ronin yang berlandaskan tentang cerita ke-47 Samurai tanpa tuan yang akhirnya melakukan sebuah pemberontakan kepada ketidak adilan yang berakhir dengan kematian Seppuku. Industri film adalah industri bisnis. Predikat ini telah menggeser anggapan orang yang masih meyakini bahwa film adalah karya seni, yang diproduksi secara kreatif dan memenuhi imajinasi orang-orang yang bertujuan memperoleh estetika (keindahan) yang sempurna. Meskipun pada kenyataannya adalah bentuk karya seni, industri film adalah bisnis yang memberikan keuntungan, kadang-kadang menjadi mesin uang yang seringkali, demi uang, keluar dari kaidah artistik film itu sendiri (Dominick. 2000: 306).2 Terdapat perbedaan antara film Indonesia dengan film yang di produksi oleh Negara lain. Banyak aspek yang mengandung akan unsur budaya di
John Man. The Last Samurai : Jalan Seorang Prajurit (Merobek Perut) Pustaka Alvabet Anggota IKAPI. Jakarta. 2012. Hal 95 2 Drs. Elvinaro Ardianto, M.Si., Drs Lukiati Komata, M.Si., Drs Siti Karlinah, M.Si. Komunikasi Massa Suatu Pengantar : Film. Simbiossa Rekatama Media. Bandung 2010. Hal 143 1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
setiap Negara dengan sejarahnya masing-masing. Negara Jepang misalnya, yang memiliki nilai moral Buhido. Singkat penjelasan mengenai Bushido ialah, secara harfiah Bushi artinya nilai Ksatria atau sebuah kode etik kepahlawanan golongan Samurai dalam feodalisme Jepang. Bushido berasal dari dua dasar kata yakni, “Bushi” yang artinya berarti Ksatria. Namun arti kata “Bushi” bisa diartikan sebagai “Setiap orang yang menjaga kedamaian baik secara diplomatis maupun dengan penggunaan senjata”. dan ”Do” yang berarti jalan dan tata cara atau kode etik. Sehingga secara keseluruhan arti kata “Bushido” dapat berarti suatu jalan atau metode untuk menjaga perdamaian yang dilakukan secara diplomasi maupun menggunakan senjata. Seperti latar belakang diatas, peneliti akan meneliti tentang Pemaknaan Seppuku pada film 47 Ronin. Film 47 Ronin, yang menceritakan film berkisah tentang Kai (Keanu Reeves) seseorang yang tidak diketahui asal-usulnya. Dan sebagian penduduk mengatakan bahwa Kai ialah bagian dari siluman dan dibesarkan oleh siluman Tengu, iblis hutan yang telah mengajarinya ilmu hitam dan melatihnya seni membunuh. Kai bergabung dengan kelompok Ronin yang dipimpin oleh Kuranosuke Oishi (Hiroyuki Sanada), yang berusaha membalas dendam atas kematian Lord Asano (Tadanobu Asano) salah satu penguasa di zaman itu yang telah dirasuki penyihir yang bernama Mizuki lalu mencoba membunuh seorang penguasa di daerah lain, Kira. Setelah itu Lord Asano di fitnah karena telah mencoba membunuh Kira
http://digilib.mercubuana.ac.id/
lalu melakukan Seppuku atas demi Kehormatan Samurai. Dari situlah ke-47 samurai Ronin mulai merasakan kemarahan atas kejadian yang janggal ini lalu menjadi Samurai tanpa Tuannya. Film yang kental akan Genre Historical Culture ini mengandung cerita masa lalu yang sesuai dengan kejadian dan peristiwa menjadi sebuah sejarah di Negara Jepang. Lalu Film ini juga di ambil dari beberapa buku dan novel atau Based On True Story. Film 47 Ronin berhasil tayang di dunia (Worldwide) termasuk di Indonesia dan dunia yang tayang pada tanggal 25 Desember 2013. Keberhasilan Box-Office film 47 Ronin yang dibintangi oleh Keanu Reeves dan salah satu aktor ternama di Jepang, Hiroyuki Sanada. Penghargaan yang diraih antara lain, 2 Nominasi : Best Production Design dan Best Costumes. IGN Summer Movie Awards (2013): Best Fantasy Movie, Best 3D Movie. Motion Picture Sound Editors, USA (2014) Golden Reel Award : Best Sound Editing (Music in a Feature Film).3 Seiring berjalannya waktu, film-film dunia mulai memperlihatkan budayabudaya dari negaranya masing-masing untuk menunjukan keeksistensian budaya yang diperlihatkan dalam sebuah Film. Film untuk itu juga bisa dipahami sebagai suatu Pemaknaan. Makna merupakan kreasi yang aktif antar sumber dan penerima, pendengar, penulis, atau pembaca. Makna ada dalam individual dan tercipta akibat adanya suatu struktur yang dimungkinkan terbentuk oleh adanya pengalamanpengalaman keseharian dan kenyataan sosial dari seorang manusia. IMDB. Academy Awards of Science Fiction, Fantasy & Horror Films, USA (2014) Diakses pada tanggal 28 Februari 2015 dari http://www.imdb.com/title/tt1335975/awards?ref_=tt_awd 3
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Film digunakan sebagai cerminan untuk mengaca atau melihat bagaimana budaya bekerja dan hidup di dalam suatu masyarakat. Ini dapat di definisikan lebih tepat sebagai kegunaan dari tanda yaitu untuk menyambungkan, melukiskan, meniru sesuatu yang dirasa, dimengerti, diimajinasikan atau dirasakan dalam beberapa bentuk fisik.4 Seperti yang di kemukakan oleh Art Van Zoest, film dibangun dengan tandatanda semata. Tanda-tanda itu termasuk berbagai sistem tanda yang bekerjasama dengan baik untuk mencapai efek yang diharapkan. Berbeda dengan tanda fotografi statis, rangkaian tanda dalam film menciptakan imajinasi atau sistem penandaan. Pada film digunakan tanda-tanda ikonis yaitu tanda yang menggabarkan sesuatu. Gambar yang dinamis pada sebuah film merupakan ikonis bagi realitas yang dinotasikannya. 5 Secara terminologis, semiotika dapat di identifikasikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas obyek-obyek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda.6 Menurut Little John, manusia dengan perantaraan tanda-tanda dapat melakukan
komunikasi
dengan
sesamanya
dan
banyak
hal
yang
bisa
dikomunikasikan di dunia ini.7 Sedangkan menurut Umberto Eco ahli semiotika yang lain, kajian semiotika sampai sekarang membedakan dua jenis semiotika yakni semiotika komuniksi dan semiotika signifikasi. 4 5
6 7
Indiwan Seto Wahyu Wibowo. Semiotika Komunikasi Hal 148. Mitra Wacana Media. Jakarta. 2013. Hal 148 Rachmat Kriyantono. (2008). Teknik Praktis Riset Komunikasi. [online].
Indiwan Seto Wahyu Wibowo. Semiotika Komunikasi. Mitra Wacana Media. Jakarta. 2013. Hal 7. Ibid. Hal 8.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Semiotik adalah ilmu tentang tanda-tanda. Studi tentang tanda dan segala yang berhubungan dengannya, cara berfungsinya, hubungan dengan tanda-tanda lain.8 Semiotika komunikasi menekankan pada teori tentang produksi tanda yang salah satu diantaranya mengasumsikan adanya enam faktor dalam komunikasi yaitu, pengirim, penerima kode atau sistem tanda, pesan saluran komunikasi dan acuan yang dibicarakan. Sementara, semiotika siginifikasi tidak mempersoalkan adanya tujuan berkomunikasi. Pada jenis yang kedua, yang lebih diutamakan adalah segi pemahaman suatu tanda sehingga proses kognisinya pada penerimaan tanda lebih diperhatikan ketimbang prosesnya.9
8 9
Rachmat Kriyantono, Ph.D. Riset Komunikasi. Kencana. Jakarta. 2006. Hal 265. Indiwan Seto Wahyu Wibowo. Semiotika Komunikasi. Mitra Wacana Media. Jakarta. 2013. Hal 9.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
1.2
Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis menjelaskan
perumusan masalah dalam penilitian adalah : “Bagaimana Pemaknaan Seppuku dalam Film 47 Ronin?” 1.3
Tujuan Penilitian
Penilitian ini bertujuan untuk melihat tanda symbol pemaknaan yang mempresentasikan konsep pemikiran Seppuku dalam film 47 Ronin. 1.4
Manfaat Penilitian
1.4.1
Manfaat Akademis
Peniliti berharap, penilitian ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu komunikasi khususnya Komunikasi Massa. Penilitian ini juga dapat di jadikan referensi untuk studi kultur (cultural studies) khususnya yang berkaitan dengan budaya. 1.4.2
Manfaat Praktis
Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut: 1. Memberikan kegunaan secara praktis kepada masyarakat umum. 2. Memberikan pemahaman secara praktis kepada mahasiswa Universitas Mercu Buana jurusan Broadcasting tentang Budaya Seppuku dalam film 47 Ronin.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3. Serta memberikan informasi kepada masyarakat umum dan praktisi film tentang budaya Seppuku.
http://digilib.mercubuana.ac.id/