BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak ke-4 didunia, menjadikan negara yang potensial untuk pemasaran berbagai barang maupun jasa. Saat ini telah terjadi persaingan pasar global sehingga banyak sekali barang dan jasa yang bermunculan dipasaran. Pasar global telah diramaikan dengan berbagai produk untuk memikat konsumen. Dalam sebuah pasar global tentu saja terjadi persaingan antara produsen dengan merek masing-masing untuk memikat konsumen. Menurut Kotler dan Keller (2007) persaingan pasar global adalah situasi dimana banyak bermunculan para produsen sedangkan konsumen sangat kritis dan pintar dalam memilih produk. Konsumen akan membeli merek atau produk apapun asalkan produk tersebut bagus, berkualitas, dan harganya terjangkau. Sejalan dengan perkembangan bisnis di Indonesia, perkembangan sektor jasa khususnya rumah makan semakin berkembang dengan baik. Usaha rumah makan semakin menjamur karena mereka melihat peluang untuk berhasil dalam usaha ini sangat besar. Usaha rumah makan mempunyai masa depan yang cukup baik apabila dikelola dengan manajemen yang baik. Perkembangan bisnis rumah makan saat ini bermula dari semakin cepatnya pola hidup masyarakat perkotaan, serta tingginya pendapatan
1
2
yang diperoleh sehingga menuntut seseorang untuk mengefisienkan waktu yang mereka miliki karena kesibukan sehari-hari yang sangat padat. Ditengah persaingan bisnis rumah makan yang semakin hari semakin menjamur di perkotaan ada rumah makan yang menawarkan menu makanan dan tempat lain dari biasanya. Produk yang berada dipasaran saat ini telah banyak sekali mengalami perkembangan sehingga menimbulkan jumlah produk menjadi semakin bertambah dan muncul produsen baru di pasar membawa berbagi aspek, persaingan merupakan salah satu faktor yang sangat konvensional saat ini, yang mengakibatkan produsen haruslah lebih selektif dalam menentukan produk yang akan dihasilkan. Konsumen ini dapat memilih variasi konsumsi yang sangat variatif atau dengan kata lain mencari berbagai alternatif, merupakan faktor penentu dalam perpindahan dari suatu merek ke merek lainnya. Dalam hal ini konsumen akan memilih merek yang dirasa cocok dan tentunya konsumen cocok bisa mendapatkan kebutuhan dari merek tersebut. Oleh karena itu tidaklah mudah bagi salah satu produsen untuk mempertahankan yang dihasilkan pasaran saat ini, dikarenakan begitu banyaknya merek yang bermunculan di pasaran sehingga perusahaan harus selalu mengembangkan dan terus berusaha merebut pangsa pasar diharuskan membentuk suatu image (citra) bagi produk-produknya. Merek memegang peranan penting karena konsumen akan mengingat merek dari suatu produk yang mereka suka bahkan
3
berlangganan merek tersebut. Produk dengan kualitas dan model kemasan yang relatif sama saat ini dapat memiliki kinerja dan kualitas yang berbeda-beda dipasar karena adanya perbedaan persepsi konsumen antara merek produk tersebut. Dalam membangun persepsi dapat dilakukan oleh para pengusaha melalui jalur merek. Merek sangat bernilai mampu mempengaruhi pilihan yang dapat membantu konsumen dalam melakukan keputusan pembelian, sehingga pada akhirnya mampu memberikan keuntungan bagi pengusaha. Selain memiliki identitas yang jelas, sebuah merek haruslah memliki brand equity yang kuat sehingga merek tersebut pasti memiliki citra yang kuat didalam benak pelanggan. Kotler (2002) mendefinisikan citra merek (brand image) sebagai seperangkat keyakinan, ide, dan kesan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu merek. Karena itu sikap dan tindakan konsumen terhadap suatu merek sangat ditentukan oleh citra merek tersebut. Terdapat 3 faktor Brand Image yang kuat mempengaruhi konsumen, yaitu: Keunggulan Asosiasi Merek (Favorability of brand association), Kekuatan Asosiasi Merek (Strenght of Brand Association), dan Keunikan Asosiasi Merek (Uniqueness of Brand Association). Semakin kuat brand image di benak pelanggan maka semakin kuat pula rasa percaya diri pelanggan untuk tetap loyal atau setia terhadap produk yang dibelinya sehingga hal tersebut dapat memberikan keuntungan dari waktu ke waktu bagi suatu perusahaan. Persaingan semakin meningkat
4
diantara merek- merek yang berada dipasar. Hanya produk yang memiliki brand image yang kuat yang mampu menguasai pasar. Loyalitas konsumen terhadap suatu barang atau jasa yang ditawarkan oleh suatu perusahaan, yang tercermin dari kebiasaan konsumen dalam melakukan pembelian barang atau jasa secara terus menerus harus selalu diperhatikan oleh perusahaan atau produsen. Perusahaan perlu mengamati loyalitas konsumen untuk dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen serta tercapainya tujuan sebuah perusahaan. Pengertian dari loyalitas itu sendiri adalah kesetiaan konsumen untuk kembali membeli, bertahan pada produk, memberikan informasi dan merekomendasikan produk kepada orang lain Pada masa sekarang ini, salah satu bisnis kuliner yang menjamur di kota Ponorogo adalah Rumah Makan. Banyak rumah makan yang berkembang di Ponorogo memiliki ciri khas dan keunggulan masingmasing, salah satunya adalah Rumah makan Banyu Bening yang diminati masyarakat. Produk yang diunggulkan dari rumah makan ini adalah makanannya yaitu ikan bakar dengan bumbu pedas manis yang khas. Selain itu juga tersedia berbagai minuman yang menyegarkan dengan berbagai sajian dan variasi menu. Dalam bidang kuliner, Rumah Makan Banyu Bening harus bisa bersaing dengan rumah makan lainnya yang merupakan kompetitornya seperti, Joglo Manis, Tirto Wening, Mbok Mingkem, dan Raden Mas Sambel.
5
Rumah makan Banyu Bening tetap memperhatikan kebutuhan konsumen untuk mempertahankan pelanggannya agar membeli dan berkunjung dirumah makan. Sampai saat ini, rumah makan Banyu Bening masih banyak dikunjungi oleh pelanggannya bahkan konsumen baru mulai bermunculan. Selain menu pilihan yang menjadi favorit, nama pada rumah makan banyu bening mudah diingat oleh para konsumen. Hal ini yang menjadikan pertanyaan besar apakah yang mempengaruhi pelanggan RM Banyu Bening adalah Brand Image (Citra Merek). Pada umumnya, belum banyak penelitian tentang brand image mengenai suatu produk lokal, khususnya rumah makan. Oleh karena itu perlu diketahui apakah brand image melalui variabel-variabelnya yaitu, Keunggulan Asosiasi Merek (Favorability of brand association), Kekuatan Asosiasi Merek (Strenght of Brand Association), dan Keunikan Asosiasi Merek (Uniqueness of Brand Association) mempengaruhi loyalitas konsumen. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengambil judul “ANALISIS PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN RUMAH MAKAN BANYU BENING PONOROGO”
6
1.2. PERUMUSAN MASALAH 1. Apakah Brand Image (Citra Merek) melalui variabel-variabel Keunggulan Asosiasi Merek (Favorability of Brand Association), Kekuatan Asosiasi Merek (Strenght of Brand Association), dan Keunikan Asosiasi Merek (Uniqueness of Brand Association) berpengaruh signifikan terhadap Loyalitas Konsumen Rumah Makan Banyu Bening Ponorogo ? 2. Dari variabel - variabel diatas manakah variabel yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap Loyalitas Konsumen Rumah Makan Banyu Bening Ponorogo ? 1.3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1.3.1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui apakah Brand Image (Citra Merek) melalui variabel Keunggulan Asosiasi Merek (Favorability of Brand Association), Kekuatan Asosiasi Merek (Strenght of Brand Association), dan Keunikan Asosiasi Merek (Uniqueness of Brand Association)
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
Loyalitas Konsumen Rumah Makan Banyu Bening Ponorogo. 2. Untuk mengetahui variabel-variabel diatas manakah variabel yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap Loyalitas Konsumen Rumah Makan Banyu Bening Ponorogo.
7
1.3.2. Manfaat Penelitian Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat : 1. Bagi peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan untuk memperdalam dan menerapkan teori–teori yang telah didapat dalam realita kehidupan masyarakat sehari–hari. 2. Bagi lembaga pendidikan Terutama Universitas Muhammadiyah Ponorogo Sebagai bahan masukan untuk meningkatkan mutu system pembelajaran dan meningkatkan program penelitian. 3. Bagi dunia usaha Sebagai sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan perusahaan untuk meningkatkan loyalitas pelanggan melalui perwujudan variabel.