Argumentasi dan debat kebijakan merupakan sarana utama untuk menghimpun pengetahuan yang siap pakai. Argumentasi dan debat kebijakan berperan dalam mengubah informasi yang relevan dengan kebijakan MENJADI pengetahuan yang siap pakai ( usable ) INFORMASI PENGETAHUAN SIAP PAKAI
by argumentasi / debat kebijakan Analisis Kebijakan Kesehatan
1. DATA 2. INFORMASI : Adalah data yang telah diolah / ditafsirkan dan diorganisasi untuk tujuan tertentu yang dapat mengubah pikiran atau tindakan para pembuat kebijakan 3. PENGETAHUAN : Adalah informasi yang telah dikomunikasikan kepada beberapa pembuat kebijakan yang mentransformasikannya menjadi keyakinan ( yang bisa benar ) sehingga memungkinkan pencapaian tujuan dibawah situasi tertentu.
4. KEBIJAKAN
Analisis Kebijakan Kesehatan
Analisis kebijakan dapat dipandang sebagai proses berargumentasi dan berdebat untuk menciptakan, mengkaji secara kritis dan mengkomunikasikan keyakinan yang plausibel benar tentang kinerja dari proses pembuatan kebijakan.
Analisis Kebijakan Kesehatan
Pernyataan pengetahuan adalah kesimpulan tentang argumen kebijakan. Meliputi 3 jenis, yaitu pernyataan bersifat : a. Desainatif ( Designative ) Mempersoalkan “ fakta “ yaitu : Apa hasil hasil dari suatu kebijakan ? a. Evaluatif Mempersoalkan “ nilai “ yaitu : Apakah kebijakan itu siap pakai ? a. Advokatif Mempersoalkan “ tindakan “ yaitu : Kebijakan mana yang sebaiknya diambil ? Analisis Kebijakan Kesehatan
1. Informasi yang relevan dengan kebijakan ( Policy – relevant information ) ( I )
Meliputi : informasi tentang masalah – masalah kebijakan, masa depan kebijakan, aksi – aksi hasil dan kinerja kebijakan yang dapat disajikan dalam berbagai bentuk ( misal : statistik, sebagai kesimpulan para ahli atau sebagai suatu ekspresi nilai dan kebutuhan.
2. Klaim kebijakan ( policy – claim ) ( C )
Merupakan pernyataan kesimpulan dari suatu argumen kebijakan. Merupakan konsekuensi logis dari informasi yang relevan bagi kebijakan. Bila klaim kebijakan mengikuti penyajian informasi, klaim tersebut berbunyi “MAKA”, sebagai berikut : Jika energi nuklir lebih efisien ( I ), …. MAKA ….. Pemerintah seharusnya melakukan investasi lebih banyak pada proyek pembangunan pusat pembangkit tenaga nuklir ( C ). Analisis Kebijakan Kesehatan
3. Pembenaran ( Warrant ) ( W ) Merupakan suatu asumsi didalam argumen kebijakan yang memungkinkan analis untuk berpindah dari informasi yang relevan dengan kebijakan ke klaim kebijakan. Memberikan suatu alasan untuk menerima klaim. Misal : …… pemerintah seharusnya melakukan investasi …… dst ( C ), karena lebih banyak energi yang dibutuhkan ( W ), mengingat bahwa energi nuklir ternyata lebih efisien.
4. Dukungan ( Backing ) ( B )
Dukungan ( B ) bagi pembenaran ( W ) terdiri dari asumsi – asumsi tambahan atau argumen yang dapat digunakan untuk mendukung pembenaran yang tidak diterima pada nilai yang tampak. Dukungan dapat diambil dari berbagai bentuk. antara lain : Hukum – hukum ilmiah, pertimbangan para ahli atau prinsip – prinsip moral dan etika.
Analisis Kebijakan Kesehatan
5. Bantahan ( Rebuttal ) ( R ) Bantahan merupakan kesimpulan yang kedua, asumsi atau argumen yang menyatakan kondisi dimana klaim ( C ) asli tidak diterima atau diterima namun dalam derajat penerimaan tertentu.
6. Kesimpulan ( Qualifier ) ( Q ) Mengekspresikan derajat dimana analisis yakin terhadap suatu klaim kebijakan.
Analisis Kebijakan Kesehatan
Informasi yang relevan dengan kebijakan ( I )
Kesimpulan ( Q )
Tenaga nuklir adalah 2 s/d 3 kali lebih efisien dibandingkan sumber tenaga / energi konvensional
( Karena itu ) ( Barangkali )
Pembenaran ( W ) SEBAB Produksi tenaga nuklir adalah satu satunya cara yang tersedia untuk menjaga pertumbuhan ekonomi. Kebutuhan energi yang lebih besar, dst
KARENA Dukungan ( B ) Negara –negara Arab dapat terus mengembargo minyak, sedang sumber energi lain terbatas.
Klaim Kebijakan ( C ) Pemerintah harus investasi dalam pengembangan pusat tenaga nuklir.
Bantahan ( R ) KECUALI Energi solar dapat dibangun dalam skala besar
KARENA Dukungan ( B ) Menurut pendapat dan kesimpulan para ahli
1. Kelengkapan Unsurunsur dari suatu argumen harus mengandung kepaduan yang mencakup semua pertimbangan yang memadai. 2. Kesesuaian Konsistensi dan kecocokan secara internal dari unsurunsur yang ada dalam suatu argumen. 3. Kepaduan ( Cohesiveness ) Keterkaitan secara operasional unsur – unsur suatu argumen. 4. Keteraturan Fungsional Unsur – unsur dari suatu argumen harus memenuhi pola yang diharapkan. 5. Kesederhanaan fungsional, ekonomi dan efikasi Unsur – unsur dari suatu argumen haruslah dirancang secara sederhana dan hemat untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. ( gampang dipahami ) Analisis Kebijakan Kesehatan
Merupakan alat untuk mengubah informasi yang relevan dengan kebijakan menjadi pernyataan kebijakan, meliputi cara – cara : 1. Cara Otoritatif Pernyataan kebijakan didasarkan pada argumen dari pihak yang berwenang. Informasi diubah menjadi pernyataan atas dasar asumsi tentang status yang dicapai atau yang diperoleh pembuat informasi.
2. Cara Statistik
Pernyataan kebijakan didasarkan pada argumen yang diperoleh dari sampel. Informasi diubah menjadi pernyataan atas dasar asumsi bahwa apa yang benar bagi para anggota sampel juga benar bagi seluruh anggota populasi. Analisis Kebijakan Kesehatan
3. Cara Klasifikasional Pernyataan kebijakan didasarkan pada argumen yang berasal dari suatu keanggotaan. Informasi diubah menjadi pernyataan kebijakan atas dasar asumsi bahwa apa yang benar bagi suatu kelas individu atau kelompok yang tercakup dalam informasi itu juga benar bagi individu / kelompok yang merupakan ( yang diyakini sebagai ) anggota di kelas yang bersangkutan. Misal :
Argumen yang menyangkut diskriminasi ras dan seks, atau persepsi mengenai musuh ataupun ideologi.
4. Cara Intuitif Pernyataan didasarkan pada argumen yang berasal dari batin (insight). Informasi diubah menjadi pernyataan kebijakan atas dasar asumsi tentang situasi mental dalam ( inner mental states ) dari pembuat informasi yang dijadikan salah satu argumen untuk menerima suatu rekomendasi. Analisis Kebijakan Kesehatan
5. Cara Analisentrik Pernyataan didasarkan pada argumen yang berasal dari metode. Informasi diubah menjadi pernyataan atas dasar asumsi tentang validitas metode atau aturan yang ditetapkan oleh analis.
6. Cara Eksplanatori
Pernyataan dibuat atas dasar argumen yang dibuat dari suatu penyebab. Informasi diubah menjadi pernyataan atas dasar asumsi tentang adanya kekuatan penyebab tertentu ( causes ) dan hasilnya ( effects ).
7. Cara Pragmatis
Pernyataan kebijakan didasarkan pada argumen yang berasal dari motivasi, kasus paralel atau analogi. Informasi diubah menjadi pernyataan atas dasar asumsi tentang daya pengaruh tujuan, nilai dan dorongan, asumsi tentang kesamaan hubungan diantara dua atau lebih latar ( settings ) kebijakan. Analisis Kebijakan Kesehatan
8. Cara Kritik Nilai Pernyataan didasarkan pada argumen yang diangkat dari etika. Informasi diubah menjadi pernyataan atas dasar asumsi tentang kebenaran atau kekeliruan, kebaikan atau keburukan dari kebijakan dan konsekuensinya.
Analisis Kebijakan Kesehatan
Semua bentuk analisis kebijakan harus dipandang sebagai sesuatu yang secara potensial bersifat “ideologis“ dalam arti bahwa metode analisis kebijakan mungkin mencerminkan nilai yang riil dari si analis. Oleh karena itu cara terbaik untuk membuat suatu nilai menjadi eksplisit adalah dengan memasukkannya sebagai bagian dari suatu argumen atau debat etis yang bernalar.
Analisis Kebijakan Kesehatan