BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada zaman modern sekarang ini, sarana transportasi telah menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan sarana transportasi merupakan sarana utama bagi manusia untuk bergerak dan berpindah dari satu tempat ke tempat lain dengan cepat dan efisien. Seiring dengan
perkembangan
teknologi,
perkembangan
sarana
mengalami kemajuan yang sangat pesat dari tahun ke tahun.
transportasi Mulai dari
sarana transportasi yang sangat sederhana pada era tahun 1980an sampai sarana transportasi mewah yang banyak sekali dijumpai sekarang ini. Sepeda motor merupakan salah satu sarana transportasi darat yang sangat diminati oleh masyarakat baik dari kalangan atas maupun menengah ke bawah. Ini dikarenakan sepeda motor adalah sarana transportasi yang dianggap fleksibel dengan mobilitas tinggi, efektif dalam menerobos kemacetan serta efisien dalam mencapai tujuan. Kini semakin ketatnya persaingan bisnis membuat setiap produsen otomotif khususnya sepeda motor harus memiliki strategi yang tepat untuk merebut pangsa pasar (market share). Banyaknya alternatif pilihan produk yang dimiliki konsumen tentu saja bisa menjadi sebuah ancaman yang sangat berarti. Untuk itu harus dilakukan berbagai macam pendekatan kepada 1
masyarakat agar yang sebelumnya
hanya “menyadari sebuah produk”
beralih menjadi “memilih suatu produk” sehingga tercipta loyalitas pada konsumen. Durianto dkk (2001) berpendapat bahwa salah satu asset untuk merebut pangsa pasar tersebut adalah
merek produk yang dewasa ini
berkembang menjadi sumber asset terbesar bagi perusahaan. Merek sangat berpengaruh dalam membentuk perilaku konsumen, dengan adanya merek, konsumen dapat dengan mudah membedakan produk yang akan dibelinya dengan produk lain sehubungan dengan kualitas, kepuasan, kebanggaan, ataupun atribut lain yang melekat. Selain itu merek memainkan peran yang sangat penting dalam menentukan apakah pelanggan memutuskan untuk percaya terhadap suatu merek atau tidak. Hanya merek yang dikelola dan memiliki citra baik yang mampu mendorong dan menarik perhatian konsumen untuk melakukan pembelian bahkan keputusan pembelian ulang. Hermawan Kartajaya (2007) peranan merek bukan lagi sekedar sebagai nama ataupun sebagai pembeda dengan produk-produk pesaing, tetapi sudah menjadi faktor penentu untuk
dapat menjadi “trend setter” di bidang
industri. Banyak perusahaan yang berhasil karena memiliki reputasi merek, sehingga dapat membuka distribusi di kota-kota lain bahkan negara-negara lain dengan menarik pelanggan sasaran melalui kekuatan-kekuatan merek yang mereka miliki. Durianto (2001) dalam Andoko (2008: 2) sebuah merek yang telah mencapai ekuitas tinggi merupakan asset yang berharga bagi perusahaan. Untuk itu, mempertahankan dan meningkatkan ekuitas merek bukan 2
pekerjaan mudah, karena yang dihadapi adalah ekspektasi pelanggan. Konsumen akan merasa “familiar” dengan nama merek yang pertama masuk ke pasar, sekalipun merek-merek yang masuk belakangan berkinerja lebih baik. Ini akan mengarah kepada terciptanya kesetiaan yang lebih besar pada merek pertama dan produsen. Kesetiaan pelangaan menjadi kunci sukses tidak hanya dalam jangka pendek tetapi keunggulan bersaing yang berkelanjutan. Merek perlu dipersepsikan sebagai produk yang berkualitas tinggi, sehingga konsumen dapat memahami sebuah produk hanya melalui eksistensi, fungsi, citra dan mutu. Kualitas di mata konsumen lebih bersifat subyektif, tergantung bagaimana persepsi konsumen terhadap produk itu. PT. AHM (Astra Honda Motor) sebagai salah satu produsen motor terbesar di Indonesia
selalu berusaha memberikan yang terbaik dan
semaksimal mungkin agar konsumen tidak beralih ke produk lain, Karena salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh sebuah perusahaan agar dapat sukses dalam persaingan adalah berusaha mencapai tujuan untuk menciptakan dan mempertahankan pelanggan (Tjiptono,2006). Hal ini dibuktikan Honda dengan menjadi pemimpin pasar selama lebih dari 30 tahun. Namun sepanjang lima tahun terakhir, 2006-2010, perebutan di posisi puncak kian ketat antara Honda dan Yamaha. Data AISI (Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia) menunjukkan keduanya mencatat penguasaan pasar hingga lebih dari 90 persen. (tabel 1.1)
3
Tabel 1.1
Penjualan Sepeda Motor Berdasarkan Jenis Motor Dan Merek Tahun 2009 Merek
Bebek
Skuter
Sport
Total
Honda
1.659.764
861.740
182.593
2.704.097
Yamaha
1.217.274
1.237.302
220.316
2.674.892
Suzuki
291.947
119.612
26.599
438.158
Kawasaki
16.187
-
45.030
61.217
Kanzen
3.413
-
-
3.143
Total
3.188.585
Presentase
54.21
2.218.654
474.538
5.881.777
37.72
8.07
100
Sumber : Kompas.com/Zulkifli BJ/10 feb 2010
Berdasarkan data yang diperoleh Kompas.com, penurunan penjualan hanya 5,3 persen, yaitu dari 6.215.831 unit pada 2008, menjadi 5.881.777 unit pada tahun 2009. Kendati ada beberapa merek menjadi anggota (AISI), hanya dua yang menikmati pasar Indonesia dalam porsi sangat besar dan terus bersaing, yaitu Honda dan Yamaha. Keduanya, kalau digabungkan, menikmati 91,45 persen pangsa pasar sepeda motor pada 2009 atau total 5.378.989 unit. Perbedaan total penjualan kedua merek tahun lalu sangat tipis. Honda berhasil mencapai penjualan 2.704.097 unit (45,97 persen), sedangkan Yamaha 2.674.892 (45,47 persen) atau berselisih 29.205 unit (0,50 persen). 4
Meski mencatat kemenangan sepanjang tahun 2009, penjualan bulanan Honda sebenarnya sudah pernah disalip Yamaha. Honda unggul pada total penjualan Januari, Februari, Maret, Agustus, September, Oktober, dan Desember. Sedangkan Yamaha pada April, Mei, Juni, dan Juli. Sementara itu, pada Januari hingga September 2010 tercatat selisih keduanya sekitar 93.622 unit, Honda masih unggul terhadap Yamaha. Selisih tersebut kira-kira hanya sekitar 30% dari penjualan rata-rata per bulan Honda. Namun sekalipun tetap menduduki posisi wahid, pangsa pasar Honda kian melorot digerogoti para kompetitor, terutama Yamaha. Pada 2006, penguasaan Honda masih 52,36%, namun pada 2009 tinggal 46,48%. Sementara itu, Yamaha terus merangsek naik yakni dari 33,14% (2006) menjadi 45,8% (2008) dan 45,98% (2009). Jelas ini merupakan lampu kuning bagi Honda, nampaknya trend positif sebagai kuda besi yang dikenal irit, berkualitas tinggi, cepat dan ramah lingkungan harus ditingkatkan kembali guna menaikan market share yang semakin disalip oleh Yamaha. Disadari jika hanya sebatas mengandalkan advertising seperti media iklan, koran, majalah, atau pemasangan papan reklame berukuran besar tidaklah cukup tanpa diimbangi dengan komunikasi yang efektif, maksudnya perusahaan harus melakukan berbagai upaya dalam mempromosikan produknya agar terbentuk persepsi yang baik dan tertanam kembali brand image yang kuat sehingga akan terbentuk loyalitas yang tinggi dibenak konsumen.
5
Event Sponsorship atau Event Marketing merupakan salah satu cara yang dilakukan PT.AHM untuk menarik minat konsumen sebanyakbanyaknya guna memperoleh pangsa pasar (market share) yang sebesarbesarnya. Event sponsorship adalah bentuk promosi merek yang mengikat suatu aktivitas seperti olahraga, hiburan, sosial, seni/budaya, atau tipe aktivitas
lain
yang
mempunyai
minat
publik
yang
tinggi
(Terence.A.Shimp,2000:615). Tujuan dari event sponsorship adalah untuk memperoleh keuntungan-keuntungan dibidang periklanan, humas, atau strategi pemasaran bagi pihak penyedia sponsor. Event sponsorship pada dasarnya, juga merupakan suatu bentuk investasi untuk memperoleh hasilhasil positif yang diinginkan oleh pihak penyedia sponsor (Frank Jefkins,1997:176). Selain itu event sponsorship merupakan suatu kegiatan yang dapat menjadikan nama perusahaan diingat dan dapat meningkatkan image perusahaan. Event sponsorship diselenggarakan oleh perusahaan dengan harapan agar namanya menjadi lebih dikenal dan membangun brand image yang kuat dibenak konsumen. Keunggulan dari penggunaan alat komunikasi pemasaran melalui penyelengaraan event antara lain dapat berinteraksi langsung dengan target audience, memperkenalkan citra perusahaan dengan produknya secara langsung,
menciptakan
pengalaman
(experience)
dari
event
yang
dilaksanakan dengan melibatkan mood dan emosi target audience, konsumen yang hadir di sebuah event dapat mendorong penyebaran aktivitas Word of 6
Mouth kepada orang-orang sekitarnya, menjadi sarana edukasi tentang produk perusahaan ke masyarakat, serta dapat digunakan sebagai sarana kegiatan CSR perusahaan, Berdasarkan hasil survey divisi riset PPM Manajemen pada bulan Mei tahun 2008 yang mewawancarai 41 Marketing Manager dari berbagai perusahaan di Jakarta. Penggunaan event sponsorship bagi mereka ternyata bukan hal baru karena 95% perusahaan telah menggunakan event sponsorship dan 59% perusahaan mengatakan peranan event sponsorship sangat penting dalam kegiatan pemasaran mereka. (gambar 1.1). “Seperti halnya dilakukan oleh para pemilik merek, mereka lebih memilih event sponsorship daripada advertising untuk membangun brand-nya dimata publik. Perusahaan lebih mengunggulkan event sponsorship karena di yakini dapat membangkitkan emosi target audience dan memberikan kesan yang lebih mendalam kepada merek, sehingga dapat menciptakan brand image yang positif.
Peranan Event Marketing Tidak Penting 2%
Sangat Penting 59%
Baik 7%
Penting 32%
Gambar 1.1 Peranan Event Sponsorship Sumber: Divisi Riset PPM Manajemen, Mei 2008
7
Kemudian sebanyak 43.3% responden mengatakan bahwa fungsi utama event sponsorship adalah untuk memperkenalkan sebuah merek tertentu. Selain itu event juga dapat dilakukan untuk menjaga dan meningkatkan loyalitas pelanggan (26.9%), memperkenalkan keunggulan suatu produk (14.9%), untuk mendorong penjualan saat event (4.5%) dan fungsi lainnya (10.4%)
seperti
mencari
konsumen
baru,
membuat
paket
jualan,
mereferensikan produk ke orang lain, menambah user website, mendapatkan input dari customer serta mendekatkan perusahaan dengan target yang dituju. Fungsi Event Marketing
Memperkenalkan suatu merek produk tertentu
43.3%
Menjaga dan meningkatkan loyalitas pelanggan
26.9%
Memperkenalkan keunggulan suatu produk
Terjadinya penjualan saat event
Lainnya
14.9%
4.5%
10.4%
Gambar 1.2 Fungsi event sponsorship Sumber: Divisi Riset PPM Manajemen, Mei 2008 Selain fungsi-fungsi diatas, menurut www.pengusaha-indonesia.com terdapat beberapa fungsi lain dari event sponsorship yang digunakan perusahaan, yaitu: -
Memperkuat brand positioning dan image sebuah merek. 8
-
Untuk menarik pelanggan pesaing (brand switching).
-
Menunjukkan kelebihan dibandingkan kompetitor.
-
Menjaga dan meningkatkan loyalitas dari pelanggan.
-
Menciptakan brand awareness yang tinggi dan instan Jika sebuah penyelenggaraan event berjalan dengan dengan baik maka akan menimbulkan persepsi yang positif dimata konsumen. Karena persepsi tidak hanya tergantung pada rangsangan fisik, tetapi juga pada rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan. Menurut Kotler (2000:198) persepsi adalah proses
yang
digunakan
seorang
individu
untuk
memilih,
mengorganisasikan, dan menginterprestasi masukan-masukan informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. Sedangkan menurut Simamora (2004:102) definisi persepsi adalah sebagai suatu proses, dengan
mana
seseorang
menyeleksi,
mengorganisasikan,
dan
menginterpretasi stimuli ke dalam suatu gambaran dunia yang berarti dan menyeluruh. Persepsi merupakan proses dimana individual terlebih dahulu mengenali objek-objek dan fakta objektif disekitarnya. Seperti halnya dengan pengamatan, persepsi diawali dengan kegiatan panca indera, selanjutnya akan terjadi proses psikologis. Sehingga individual dapat mengorganisir dan menafsirkan informasi.
9
Apabila event yang dilihat dan informasi yang diterima positif, hal tersebut akan memberikan dampak yang positif pula pada perusahaan karena akan membentuk brand image yang baik dibenak konsumen. Menurut Keller (2003) brand image merupakan anggapan tentang merek yang direfleksikan konsumen yang berpegang pada ingatan konsumen. Manfaat brand image (Rangkuti,2004:17), yaitu : 1. Brand image dapat dibuat sebagai tujuan didalam strategi perusahaan 2. Brand image dapat dipakai sebagai suatu dasar untuk bersaing dengan produk lain yang sejenis 3. Brand image dapat membantu memperbaharui penjualan suatu produk 4. Brand image dapat digunakan untuk mengevaluasi efek kualitas dari strategi pemasaran 5. Brand image dapat dihasilkan dari faktor-faktor lain diluar usaha-usaha strategi perusahaan Membangun brand image yang positif dapat dicapai dengan program marketing yang kuat terhadap produk tersebut, unik dan memiliki kelebihan yang ditonjolkan, yang membedakannya dengan produk lain. Produk yang memiliki brand image yang kuat akan sulit ditiru karena persepsi konsumen atas nilai suatu brand tertentu itu tidak akan mudah diciptakan. Dan dengan brand image yang positif, konsumen memiliki 10
persepsi akan mendapatkan nilai tambah dari suatu produk yang tak akan didapatkan dari produk-produk lainnya. B. Perumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan pokok permasalahan sebagai berikut: 1. Seberapa besar event sponsorship berpengaruh terhadap brand image produk PT.AHM ? 2. Seberapa besar persepsi konsumen berpengaruh terhadap brand image produk PT.AHM ? 3. Seberapa besar pengaruh event sponsorship dan persepsi konsumen dalam membentuk brand image produk PT.AHM ? C. Tujuan penelitian Berdasarkan pada perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1.
Menganalisis pengaruh event sponsorship terhadap brand image produk PT.AHM.
2. Menganalisis pengaruh persepsi konsumen terhadap brand image produk PT.AHM.
11
3. Menganalisis pengaruh event sponsorship dan persepsi konsumen dalam membentuk brand image produk PT.AHM . D. Manfaat Penelitian Melalui penelitian yang dilakukan, diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat kepada: 1.
Bagi perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi komunikasi pemasaran perusahaan dan juga bisa dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi perusahaan atas event sponsorship yang dilakukan.
2.
Bagi peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan dalam permasalahan yang diteliti serta sebagai sarana untuk membandingkan aplikasi atau ilmu dalam praktek sebenarnya dengan teori yang telah diperoleh selama mengikuti kuliah.
3. Akademisi Sebagai referensi untuk mempermudah bagi para akademisi yang ingin melakukan penelitian dengan objek yang sama, sehingga penelitian selanjutnya dapat lebih baik lagi.
12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Integrated Marketing Communication Menurut Tom Brannan (2004) Integrated Marketing Communication (IMC) adalah proses pengembangan dan implementasi berbagai bentuk komunikasi persuasive kepada pelanggan dan calon pelanggan secara berkelanjutan. Tujuan Integrated Marketing Communication adalah untuk mempengaruhi atau memberikan efek langsung kepada khalayak sasaran yang dimilikinya. Integrated Marketing Communication menganggap seluruh sumber yang dapat menghubungkan pelanggan atau calon pelanggan dengan produk atau jasa dari suatu merek atau perusahaan adalah jalur potensial untuk menyampaikan pesan dimasa datang. Lebih jauh lagi IMC menggunakan semua bentuk komunikasi yang relevan serta yang dapat diterima oleh pelanggan atau calon pelanggan . dengan kata lain, proses IMC berawal dari pelanggan dan calon pelanggan, kemudian berbalik kepada perusahaan untuk menentukan dan mendefinisikan bentuk dan metode yang perlu dikembangkan bagi program komunikasi yang persuasif. Delapan langkah dalam mengembangkan komunikasi yang efektif menurut Kotler dkk (2003:597) 13
a. Mengidentifikasi audiens sasaran Proses identifikasi harus dimulai dengan pikiran yang jelas tentang audiens sasaran. Audiens sasaran tersebut dapat diartikan sebagai calon pembeli produk perusahaan, pemakai saat ini, penentu keputusan atau hak yang mempengaruhi keputusan. Audiens dapat terdiri dari individu, kelompok masyarakat tertentu, atau masyarakat umum. Audiens yang dituju tersebut akan sangat mempengaruhi komunikator tentang apa yang akan dikatakannya, bagaimana mengatakannya, kapan mengatakannya, dimana pesan tersebut disampaikan, dan kepada siapa pesan tersebut disampaikan. b. Menetukan tujuan komunikasi Setelah pasar sasaran dan persepsinya diidentifikasi, komunikator harus menentukan tujuan komunikasi guna memutuskan tanggapan yang diharapkan dari audiens. c. Merancang pesan Pesan yang disampaikan seharusnya dapat meningkatkan perhatian (attention), kemudian dilanjutkan dengan ketertarikan (interest) setelah itu dilanjutkan dengan timbulnya keinginan (desire) untuk selanjutnya mengambil tindakan (action)
14
d. Memilih saluran komunikasi Kemudian komunikasi mengembangkan pesan yang efektif dengan memilih saluran komunikasi yang efisien untuk menyampaikan pesan baik yang personal maupun non personal. e. Menentukan jumlah anggaran komunikasi pemasaran Seberapa besar biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan produknya kepada target market. f. Menentukan bauran promosi Menentukan alat promosi mana yang akan digunakan untuk mengkomunikasikan produk secara efektif kepada target market. g. Mengukur hasil promosi Setelah melaksanakan rencana promosi yang telah ditetapkan, komunikator harus dapat mengukur dampak pada target audience. Ini termasuk bertanya kepada target audience apakah mereka mengenali pesan yang disampaikan, seberapa sering melihat nya, apa yang dirasakan setelah melihat pesan tersebut, sikap audience sebelum dan sekarang terhadap produk atau perusahaan.
15
h. Mengelola dan koordinasikan komunikasi pemasaran terpadu Setelah itu aturlah proses komunikasi pemasaran terpadu dengan mengkombinasikan alat-alat promosi yang akan digunakan agar saling mendukung satu dengan yang lainnya. 2.
Pengertian Promosi Promosi merupakan salah satu aspek yang penting dalam pemasaran, karena untuk memperkenalkan produknya perusahaan membutuhkan media yang disebut promosi. Selain itu promosi juga sangat penting dalam usaha meningkatkan volume penjualan dan merupakan salah satu metode penjualan yang efektif karena merupakan alat komunikasi antara produsen dan konsumen guna menimbulkan jual beli. Menurut Swastha
(2007:349) : “Promosi adalah komunikasi non
individu dengan sejumlah biaya, melalui berbagai media yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga-lembaga non laba serta individu-individu”. Menurut Tjiptono (2002:219) promosi adalah: “Aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk dan mengingatkan pasar sasaran atas perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan”.
16
Sedangkan menurut Lupiyoadi (2006:9) : Promosi merupakan salah satu variabel dalam bauran pemasaran yang sangat penting yang dilaksanakan oleh perusahaan dalam memasarkan produk. Kegiatan promosi bukan hanya berfungsi sebagai alat komunikasi antara perusahaan dengan konsumen, melainkan juga sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen dalam kegiatan pembelian. Hal ini dilakukan dengan menggunakan alat-alat promosi. Dari pernyataan di atas dapat dikatakan bahwa kunci sukses tidaknya kegiatan perusahaan tergantung pula pada lancar tidaknya kegiatan promosi. Apabila kegiatan promosi berjalan dengan baik maka akan memberikan harapan tercapainya tujuan perusahaan baik tujuan jangka panjang atau tujuan jangka pendek. Promosi dirasakan sangat penting bagi setiap perusahaan mengingat adanya persaingan dari perusahaan yang sejenis. Bagi perusahaan yang baru berdiri, tujuan promosi adalah untuk memperkenalkan perusahaan
yang
barang-barang sudah
lama
hasil
produknya,
berdiri
promosi
sedangkan adalah
bagi untuk
mempertahankan permintaan yang sudah ada dan disamping itu untuk menciptakan permintaan baru guna meningkatkan volume penjualan. 3. Pengertian Event Sponsorship Event Sponsorship merupakan salah satu media promosi yang mempunyai jangkauan lebih luas dibandingkan dengan iklan, sebab event 17
sponsorship terkait dengan beberapa elemen bauran promosi lainnya. Event sponsorship merupakan salah satu alternatif alat promosi yang tumbuh secara cepat dalam tiga dekade terakhir. Menurut Tom Brannan (1998;87) Event sponsorship memiliki keterbatasan dalam berkornunikasi karena event sponsorship merupakan bentuk komunikasi yang relatif pasif, biasanya yang disajikan hanyalah nama merek dan perusahaan, sehingga pelaksanaan event sponsorship haruslah didukung dengan bauran promosi lainnya. Menurut Terence.A.Shimp (2000:615) Event sponsorship adalah bentuk promosi merek yang mengikat suatu aktivitas seperti olahraga, hiburan, sosial, seni/budaya, atau tipe aktivitas lain yang mempunyai minat publik yang tinggi Dari beberapa uraian definisi tentang event sponsorship, dapat disimpulkan bahwa pengertian event sponsorship secara umum adalah suatu bentuk dari promosi merek dengan cara memberikan bantuan keuangan dari sebuah organisasi, perorangan atau kegiatan yang menghubungkan suatu merek dengan kegiatan olahraga, hiburan, seni/budaya, sosial, yang menimbulkan ketertarikan yang tinggi dengan memberikan timbal balik untuk mengiklankan perusahaan.
18
a. Perencanaan Event Sponsorship Untuk mencapai tujuan yang ditetapkan perusahaan, dilakukan suatu perencanaan yang matang dari sebuah sponsorship. Menurut J.R Rossiter dan L.Percy (1993 : 346) perencanaan mencakup: 1)
Target audience reach adalah segmen yang akan dicapai oleh perusahaan. Dalam memilih
jenis event sponsorship yang akan diselenggarakan perlu diperhatikan segmen mana yang akan dicapai oleh perusahaan. 2)
Compability with the Company's or Brand positioning adalah posisi produk dimata konsumen. Beberapa jenis event
sponsorship secara langsung berkaitan dengan produk perusahaan tetapi beberapa jenis event sponsorship dipilih karena kesesuaian image secara tidak langsung dengan produk 3)
Message capasity adalah kapasitas pesan dan informasi yang akan disampaikan kepada
target audience. Dalam sebuah penyelenggaraan event sponsorship biasanya perusahaan yang mensponsori suatu kegiatan akan diberikan fasilitas untuk menyampaikan pesan dan informasi tentang produk dan memperkenalkan profile perusahaan secara langsung kepada calon pelanggan.
Hal
tersebut
harus 19
dimanfaatkan perusahaan dengan
merancang sebuah pesan dan informasi yang menarik guna memberikan kesan dan makna yang mendalam dibenak konsumen. Terence A Shimp (2000) dalam penyelenggaraan suatu event hendaknya pesan yang disampaikan oleh perusahaan mudah untuk dimengerti, jelas dan diucapkan secara berulang-ulang atau sesering mungkin saat berlangsungnya event. Hal ini bertujuan agar konsumen selalu ingat dengan pesan yang disampaikan sehingga menciptakan top of mind serta brand awareness yang kuat di benak para konsumen terhadap produk perusahaan. b. Manfaat dan alasan-alasan penggunaan Event Sponsorship Menurut Frank Jefkins (1997; 230) manfaat penyelenggaraan/ penyediaan event sponsorship adalah bahwa dana sponsor yang telah dikeluarkan dengan sendirinya kembali ke perusahaan dalam jumlah yang berlipat ganda baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Dan penyediaan sponsor memang cukup besar sehingga begitu banyak perusahaan yang bahkan bersedia mengalokasikan dana yang khusus untuk penyelenggaraan event sponsorship. Menurut Terence A Shimp (2000:589) manfaat penyelenggaraan Event sponsorship adalah untuk membangun hubungan antara perusahaan dengan konsumen untuk menambah brand equity dan untuk memperkuat ikatan dalam pertukaran. 20
Terdapat begitu banyak alasan, namun pada dasarnya alasan itu pasti mengundang tujuan tujuan humas, yakni dalam rangka menunjukan niat baik dan menciptakan suatu pemahaman di kalangan khalayak, setidaktidaknya agar mereka mengetahui keberadaan perusahaan atau lembaga penyedia sponsor. Adapun
alasan-alasan
penyediaan
sponsor
menurut
Frank
Jefkins(1997;231) adalah: 1) Untuk melancarkan suatu kampanye periklanan melalui publikasi serta produk-produk perusahaan yang seluas-luasnya oleh media yang meliputi event yang di sponsorinya itu. 2) Untuk mendukung strategi atau kebijakan pemasaran 3) Untuk memperlihatkan niat baik perusahaan guna melaksanakan tanggung jawab sosialnya. c. Tujuan Event Sponsorship Menurut Shanklin dan Kuzma (1992) tujuan utama dari event sponsorship adalah untuk membangun kesadaran konsumen (Brand awareness) terhadap merek produk atau perusahaan dan membangun gambaran konsumen (Brand Image) terhadap suatu merek produk atau perusahaan.
21
Tujuan event sponsorship menurut Frank Jefkins (1997 :177) 1) Tujuan Periklanan Mengiklankan/menginformasikan/mempromosikan
produk
boleh
di
iklankan /diinformasikan di media tertentu. (a) Memasang iklan di lokasi kegiatan atau liputan yang menjangkau orang banyak (b) Mengiklankan produk yang tidak boleh diiklankan dimedia tertentu (c) Mempromosikan produk secara spesifik (d) Memperkenalkan produk baru (e) Menggali berbagai peluang lain dibidang advertising. 2)
Tujuan Humas Tujuan Humas diselenggarakannya event sponsorship adalah untuk: (a) Menciptakan dan mempertahankan nama baik perusahaan (b) Membangun citra perusahaan (c) Memperkenalkan identitas perusahaan (d) Mengakrabkan nama perusahaan (e) Merangsang minat para wartawan untuk datang meliput 22
3) Tujuan Pemasaran (a)
Memposisikan sebuah produk
(b)
Mendukung operasi agen penyalur
(c)
Melancarkan suatu perubahan didalam suatu perusahaan
(d)
Meluncurkan suatu produk baru
(e)
Membuka cabang-cabang baru
(f)
Pemasaran internasional
(g)
Merangsang para konsumen menggunakan suatu produk
d. Jenis- jenis Event Sponsorship Secara umum, cakupan sponsor memang tidak terbatas, namun dari sekian banyak bidang atau kegiatan, yang paling populer menurut Frank Jefkins (1997:172) adalah: 1) Acara- acara olah raga Dewasa ini nilai sponsor yang diberikan kepada bidang olahraga sangat besar, paling besar sepanjang sejarahnya. Acara-acara olah raga semakin banyak memberikan peluang kepada perusahaan untuk menguji dan memodifikasikan produk-produk mereka.
23
2) Acara- acara pagelaran seni Mencakup acara seni pameran budaya, pameran lukisan, apresiasi sastra, pertunjukan teater dan pertunjukkan musik. 3) Penerbitan atau publikasi Penerbitan peta, buku harian, buku petunjuk, buku-buku atau dokumen laporan tahunan, dan berbagai naskah lainnya acap kali menjadi lahan sponsor. 4) Ekshibisi atau pameran Acara-acara pameran, baik yang diselenggarakan oleh instansi pemerintahan maupun lembaga lernbaga swasta juga sering mendapat sponsor, termasuk dari pers atau perusahaan penerbitan. 5) Pendidikan Dalam bentuk hibah, bantuan keuangan, beasiswa dan tunjangan dana riset. 6) Acara-acara amal Dalam suatu acara amal, nama-nama perorangan maupun lembaga, termasuk perusahaan, yang memberikan dana atau sponsor selalu disebutkan secara terbuka.
24
7) Acara penghargaan profesional Pemberian hadiah atau tanda penghargaan kepada para professional, mulai dari jurnalis, fotografer, sampai dengan para arsitek, dan lainJain. Biasanya pula ada perusahaan yang bertindak sebagai sponsor penuh untuk acara-acara ini. 8) Acara-acara lokal Perusahaan-perusahaan juga sering memberi sponsor untuk kegiatankegiatan yang berskala lokal dalam membina hubungan komuniti yang baik dengan penduduk yang bermukim di daerah itu. e. Faktor-faktor yang menentukan keberhasilan Event Sponsorship Dalam melakukan event sponsorship, ada faktor-faktor yang harus diperhatikan oleh perusahaan untuk menjamin keberhasilan kegiatan tersebut diantaranya (Sumber: PPM Manajemen,2008) 1)
Konsep acara Menjadi hal yang sangat krusial, karena tanpa konsep perusahaan
tidak dapat meraih tujuan yang ingin dicapai. Penentuan tema perlu memperhatikan juga isu yang berkembang di masyarakat. Contohnya jika isu yang berkembang adalah mengenai global warming, perusahaan dapat mengangkat tema yang relevan dengan isu tersebut.
25
2)
Komunikasi pemasaran Dengan komunikasi pemasaran yang baik, informasi tentang adanya
suatu event dapat sampai ke target yang dituju. Dengan demikian, event dapat dihadiri oleh audience yang tepat. 3)
Kemampuan SDM Dengan SDM yang mumpuni, suatu event akan terlaksana dan
terorganisir dengan baik 4)
Hubungan baik dengan Event Organizer (EO) Penggunakan EO muncul sebagai pilihan bagi perusahaan ketika
menyelenggarakan sebuah event. Hal ini dilakukan agar proses pelaksanaan dapat terorganisir secara profesional dengan baik dan sesuai dengan yang diinginkan perusahaan. Namun perusahaan harus pintar dalam memilih serta menilai reputasi sebuah EO karena event yang akan diselenggarakan membawa nama perusahaan.
Selain itu perlu adanya
pitching dan briefing untuk menyesuaikan antara konsep yang dengan tujuan yang ingin dicapai. 5)
Besarnya budget Dalam membuat suatu event, perusahaan perlu memperhatikan budget
yang akan dikeluarkan dan menyesuaikan antara tujuan perusahaan dengan event yang akan dilakukan. 26
6)
Lokasi dan waktu Hal ini perlu dilakukan untuk memberi informasi sehingga target
audience dapat hadir dan menyaksikan sebuah event yang akan dilaksanakan. 7)
Sasaran target yang ingin dituju Ini bertujuan untuk menyesuaikan konsep event, sebagai contoh jika
target audience yang dituju adalah para remaja maka pelaksanaan event akan dikemas dengan bentuk dan konsep yang identik dengan jiwa anak muda seperti konser musik. 8)
Kesiapan team Demi tercapainya kesuksesan, kesiapan team dinilai sangat penting
dalam mengatur dan menjaga jalannya sebuah event guna menghadapi serta meminimalisir kendala-kendala yang kemungkinan akan terjadi. 9)
Koordinasi Kuatnya jaringan koordinasi antar lini akan membuat kelangsungan
sebuah event berjalan dengan hasil yang maksimal. f. Pengukuran Keberhasilan Event Sponsorship “Seorang marketer harus memperhatikan impact terhadap experience dan sales. Sebuah event dapat dikatakan hebat namun audience hanya 27
sekedar menonton lantaran tidak terkait dengan product benefit. Oleh sebab itu, kreativitas yang diciptakan oleh marketer harus bisa relevan dengan memperlihatkan product benefit”. (Sumber: Majalah Marketing) Sebuah
event
dikatakan
berhasil
apabila
(Sumber:
PPM
Manajemen,2008) 1) Besarnya penjualan/transaksi yang terjadi 2) Banyaknya jumlah audience yang datang 3) Kepuasan peserta/feedback yang diterima 4) Semakin dikenalnya brand & produk oleh masyarakat 5) Banyaknya jumlah pelanggan baru 6) Kelancaran event 7) Semakin dekatnya hubungan dengan pelanggan 8) Terjadinya event lanjutan g. Keunggulan dan Kelemahan Event Sponsorship Dalam pelaksanaannya, sebuah event sponsorhip memiliki beberapa keunggulan dan kelemahan, diantaranya adalah:
28
Tabel 2.1 Keunggulan dan Kelemahan Event Sponsorship KEUNGGULAN EVENT
KELEMAHAN EVENT
SPONSORSHIP
SPONSORSHIP
- Dapat berinteraksi langsung dengan target audience
untuk
- Memperkenalkan citra perusahaan dengan produknya secara langsung.
dari
event
yang
dilaksanakan dengan melibatkan mood dan emosi konsumen. - Dapat digunakan sebagai sarana kegiatan CSR perusahaan. - Konsumen yang hadir di sebuah event dapat mendorong penyebaran aktivitas Word of Mouth - Event
menjadi
sarana
datang
mengikuti
hanya kegiatan
event-nya saja, bukan untuk mengenal lebih dalam tentang produk atau jasa perusahaan.
- Menciptakanpengalaman (experience)
- Konsumen
edukasi
tentang produk ke masyarakat. (Sumber : PPM Manajemen,2008)
29
4. Persepsi konsumen Persepsi
merupakan salah satu faktor
yang penting dalam
pengambilan keputusan pembelian. Walgito (1997) berpendapat bahwa persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh pengindraan, yaitu merupakan proses yang berwujud diterimanya stimulus oleh individu melalui alat reseptor, yang diteruskan ke pusat susunan syaraf yaitu otak dan terjadilah proses psikologis, sehingga individu menyadari apa yang dilihat, didengar dan sebagainya. Hal itu dikuatkan oleh pendapat Davidoff (Walgito, 1994) yang mengatakan bahwa yang disebut persepsi yaitu suatu stimulus yang diindera oleh individu lalu diorganisasikan, kemudian diinterprestasikan, sehingga individu menyadari, mengerti apa yang diindera itu. Menurut Sanmustari (Ratnawati, 1992) persepsi diartikan sebagai suatu proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh seorang individu. Kesan yang diterima sangat tergantung dari pengalaman-pengalaman yang diperoleh melalui proses berpikir dan belajar, serta faktor-faktor luar maupun dalam yang ada pada diri individu. Persepsi merupakan faktor yang menentukan terbentuknya sikap terhadap sesuatu maupun perilaku tertentu. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa persepsi adalah
proses
penginderaan,
penafsiran,
pengorganisasian
dan
penginterprestasikan terhadap suatu obyek, kejadian, informasi atau 30
pengalaman yang mungkin dialami atau diterima individu yang kemudian diolah dan menimbulkan suatu reaksi. Sedangkan untuk persepsi terhadap brand image produk sendiri dapat didefinisikan sebagai persepsi konsumen terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan berkaitan dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan (Durianto, dkk, 2001). Karena persepsi terhadap brand image merupakan persepsi dari konsumen, maka tidak dapat ditentukan secara obyektif. Persepsi konsumen akan melibatkan apa yang penting bagi konsumen karena setiap konsumen memiliki kepentingan yang berbeda-beda terhadap suatu produk atau jasa. Schiffman dan Kanuk (Cahyono, 1990) mengatakan bahwa persepsi seseorang tentang suatu produk akan berpengaruh terhadap brand image produk tersebut. Persepsi yang positif tentang suatu produk akan memberikan brand image yang positif pula terhadap produk perusahaan sehingga akan menimbulkan minat untuk membeli serta loyal terhadap produk perusahaan tersebut. Martinich (Yamit, 2001) mengemukakan bahwa ada enam dimensi karakteristik yang digunakan oleh para konsumen dalam mempersepsi suatu produk. Keenam dimensi karakteristik tersebut adalah : 1) Performance : karakteristik operasi dasar dari suatu produk, seperti tingkat kecepatan yang dapat ditempuh oleh sebuah kendaraan.
31
2) Range and type of features : kemampuan atau keistimewaan yang dimiliki produk, contoh : suatu merek kendaraan tertentu memiliki bahan bakar irit serta ramah lingkungan. 3) Reliability and durability : kehandalan produk dalam penggunaan secara normal dan berapa lama produk dapat digunakan, contoh: mesin kendaraan tidak cepat rusak atau panas ketika digunakan. 4) Maintainability and serviceability : kemudahan untuk pengoperasian produk, tingkat kenyamanan serta kemudahan dalam mendapatkan suku cadang. 5) Sensory characteristics : penampilan, corak, rasa, daya tarik, bau, selera dan beberapa faktor lainnya yang mungkin terjadi aspek penting dalam kualitas. 6) Ethical profile and image : kualitas adalah bagian terbesar dari kesan pelanggan terhadap produk.
a. Proses Persepsi Alport (dalam Mar’at, 1991) proses persepsi merupakan suatu proses kognitif yang dipengaruhi oleh panca
indera, pengalaman, dan
pengetahuan individu. Panca indera akan memberikan bentuk dan struktur bagi objek yang ditangkap panca indera (penglihatan, rasa, tekstur, dan lain-lain), sedangkan pengetahuan (keunggulan dan kelemahan produk) dan pengalaman individu (tanggapan terhadap produk) akan memberikan
32
arti terhadap objek yang ditangkap individu, dan akhirnya komponen individu akan berperan dalam menentukan tersedianya jawaban yang berupa sikap dan tingkah laku individu terhadap objek yang ada. Proses persepsi merupakan serangkaian kegiatan yang melalui beberapa tahapan terlebih dahulu. Berikut ini sebuah model tahapan dari proses persepsi individu yang dikemukakan oleh Sutisna (2002:62):
Stimuli
Penglihatan Suara Bau Rasa Tekture
Sensasi
Pemberian arti
Indra penerima
Perhatian
Interpretasi
Tanggapan
Gambar 2.1 Tahapan Proses Persepsi Sumber: Sutisna (2002:62)
Persepsi
1) Stimuli Stimuli/stimulus adalah setiap bentuk fisik, visual, atau komunikasi verbal yang dapat mempengaruhi tanggapan individu. Suatu stimuli pada hakikatnya merupakan satu unit input bagi salah satu dari lima indra manusia. Ada dua stimuli penting yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen adalah pemasaran dan lingkungan (sosial dan budaya).
33
(a) Stimuli Pemasaran adalah setiap komunikasi atau stimuli fisik yang didesain untuk mempengaruhi konsumen. Stimuli pemasaran terdiri atas dua komponen, yaitu stimuli utama dan stimuli tambahan. Stimuli utama terdiri dari produk dan komponennya seperti, kemasan, isi, dan ciri-ciri fisik. Sedangkan stimuli tambahan adalah komunikasi yang didesain
untuk
mempengaruhi
perilaku
konsumen
seperti,
mempresentasikan produk dalam kata-kata, gambar, simbol, atau melalui stimuli lain yang diasosiasikan dengan produk seperti, harga, toko tempat jual, dan pengaruh sales. (b) Stimuli Lingkungan Indera penerima terdiri dari mata, telinga, hidung, mulut, dan jari yang menerima dan memberikan tanggapan atas stimuli utama. 2) Indra Penerima Indra penerima atau penerimaan sensor (sensory receptors) yaitu yang disebut sebagai organ manusia berupa panca indra (mata, telinga, hidung, mulut dan kulit) yang menerima sensor input. 3) Perhatian Perhatiaan yang dilakukan oleh konsumen data terjadi secara sengaja atau tidak sengaja. (a) Perhatian secara sengaja (voluntary attention) Terjadi ketika konsumen secara aktif mencari informasi yang mempunyai relevansi pribadi.
34
(b) Perhatian tidak sengaja (involuntary attention) Terjadi
ketika konsumen dipaparkan sesuatu
yang
menarik,
mengejutkan, menantang, atau sesuatu yang tidak diperkirakan, yang tidak ada relenvasinya dengan tujuan atau kepentingan konsumen. Stimuli dengan ciri-ciri diatas akan secara otomatis mendapat tanggapan konsumen. 4) Interpretasi Proses terakhir dari persepsi adalah memberikan interpretasi atas stimuli yang diterima
oleh konsumen. Setiap stimuli yang menarik
perhatian
baik
konsumen
disadari
atau
tidak
disadari,
akan
diinterpretasikan oleh konsumen. Dalam proses interpretasi konsumen membuka kembali berbagai informasi dalam memori yang telah tersimpan dalam waktu yang lama (long term memory) yang berhubungan dengan stimuli yang diterima. Informasi dalam long term memory akan membentuk konsumen untuk menginterprestasikan stimuli. Interprestasi itu didasarkan pengalaman-pengalaman pada masa lalu, dan pengalaman itu tersimpan dalam memori jangka panjang konsumen. Selain informasi yang tersimpan dalam long term memory, apa yang diharapkan konsumen juga mempengaruhi bagaimana suatu stimuli diinterpretasikan. Harapan (expectation) adalah keyakinan, kepercayaan, individual sebelumnya mengenai apa yang seharusnya terjadi pada situasi tertentu.
35
5) Tanggapan Setelah melalui tahapan akhir dari proses persepsi maka, konsumen akan bereaksi terhadap informasi yang diperolehnya tadi yang kemudian akan menghasilkan tanggapan. Tanggapan inilah yang kemudian menghasilkan suatu keputusan pembelian. b. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Bagaimana individu-individu mungkin memandang satu benda yang sama dengan yang berbeda, faktor-faktor berikut menjelaskan bahwa pihak pelaku
persepsi
(perceiver),
dalam
objeknya
atau
target
yang
dipersepsikan, atau dalam konteks situasi di mana persepsi itu dilakukan akan dapat mempengaruhi terbentuknya suatu persepsi (Robbins 2006:89): 1)
Pelaku Persepsi Bila seorang individu memandang pada satu obyek dan mencoba
menafsirkan apa yang dilihatnya, penafsiran itu sangat dipengaruhi oleh karakteristik dari pribadi ke perilaku persepsi individu itu. Diantara karakteristik pribadi yang lebih relevan yang mempengaruhi persepsi adalah sikap, motif, kepentingan atau minat, pengalaman masa lalu, dan pengharapan (expectation). 2)
Target dan Obyek Karakteristik dari target yang akan diamati dapat dipengaruhi apa
yang dipersepsikan gerakan, bunyi, ukuran, dan atribut-atribut lain dari target membentuk cara kita memandangnya.
36
3)
Situasi Penting bagi kita melihat konteks suatu obyek karena unsur-unsur
lingkungan sekitar mempengaruhi persepsi kita. Waktu adalah di mana suatu obyek atau peristiwa itu dilihat agar dapat mempengaruhi perhatian. Faktor dalam persepsi
Sikap Motif Pengalaman Pengharapan
Faktor dalam situasi
Persepsi
Waktu Keadaan / tempat kerja Keadaan sosial
Faktor pada target
Hal baru Gerakan Bunyi Ukuran latar belakang kedekatan
Gambar 2.2 Faktor yang mempengaruhi persepsi Sumber: Robbins (2006:89) 5.Brand Brand (merek) merupakan salah salah satu bagian terpenting dari suatu produk. Merek dapat menjadi suatu nilai tambah bagi produk baik itu produk yang berupa barang maupun jasa.
37
“Merek adalah istilah, tanda, simbol, desain atau kombinasi dari semuanya ini yang dimaksudkan untuk mengidentifikasikan produk atau jasa dari seorang atau sekelompok penjual, yang membedakan produk/jasa tersebut dengan produk lain terutama produk saingannya” (Kotler,1987: 440). Elemen – elemen dari merek adalah nama, logo, simbol, desain, slogan, kemasan. Beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam pemilihan elemen merek menurut Kotler (2000) : a. Mudah diingat Artinya elemen merek yang dipilih hendaknya yang mudah diingat, dan disebut/diucapkan. Simbol, logo, nama yang digunakan hendaknya menarik, unik sehingga menarik perhatian masyarakat untuk diingat dan dikonsumsi. b. Memiliki makna Artinya elemen merek hendaknya mengandung sebuah makna maupun penjelasan/ deskripsi dari produk. Diharapkan makna ini dapat mempengaruhi konsumen untuk mengkonsumsi produk tersebut.Deskripsi makna yang terkandung dapat berupa: 1)
Informasi umum tentang kategori dan isi dari produk
38
2)
Informasi tentang komposisi penting yang ditonjolkan produk dan
manfaat dari produk. c. Menarik dan lucu Pendekatan lain untuk menarik perhatian konsumen adalah dengan variasi elemen merek yang unik, lucu, pemilihan elemen yang kaya akan visualisasi dan imajinasi. Dalam hal ini yang ditonjolkan adalah desain yang menarik dan lucu. d. Fleksibel Artinya elemen merek dapat dimengerti dan tetap dapat diterima oleh daerah/pasar, bahkan budaya lain. Nama yang digunakan pun tidaklah terlalu sulit untuk diterjemahkan. Seringkali pemilihan elemen merek mudah diingat oleh masyarakat lokal, namun sangatlah sulit dimengerti oleh masyarakat lain. Hal ini tentunya akan menghambat produsen untuk masuk dalam pasar yang baru. e. Legal Artinya brand elemen tersebut sah menurut hukum dan undang– undang yang berlaku, sehingga berada di bawah perlindungan hukum. Hal – hal yang berkaitan erat dengan merek (Kotler 2000) adalah : 1) Nama merek (brand name), yaitu bagian dari suatu merek yang dapat diucapkan atau dilafalkan. 39
2) Tanda merek (brand mark), yaitu bagian dari merek yang dapat dikenali,namun tidak dapat dibaca atau diucapkan. Tanda merek ini berupa logo, simbol, warna, gambar, desain. Faktor – faktor yang mendasari pemberian nama merek sebuah produk antara lain: (a)
Pemberian nama berdasarkan pencipta produk.
(b)
Pemberian nama berdasarkan tempat
(c)
Pemberian nama berdasarkan nama hewan
(d)
Pemberian nama berdasarkan obyek/benda tertentu
(e)
Pemberian nama berdasarkan arti/makna produk tersebut,yang berarti nama menjelaskan keberadaan produk yang dipasarkan.
(f)
Pemberian nama berdasarkan fungsi atau kegunaan produk.
Fungsi brand (Kotler 2000): 1) Bagi konsumen : (a) Identifikasi mutu produk, baik berupa barang maupun jasa. Mutu/kualitas produk berupa barang nyata/tampak dari kondisi barang tersebut, baik dari kualitasnya sampai pada kemasan barang. Sedangkan produk yang berupa jasa, mutu/kualitas pelayanan adalah pelayanan kepada tamu.
40
(b) Merek meningkatkan efisiensi pembeli. Dengan adanya nama/merek maka
akan memudahkan pembeli
menemukan produk
yang
dicari/diminati. Hal ini tentunya lebih efisien dan efektif. (c) Membantu menarik perhatian konsumen atas suatu produk baru yang mungkin memberikan keuntungan bagi mereka. (d) Untuk membantu mencegah terjadinya hal–hal yang tidak diinginkan konsumen/resiko konsumen, baik resiko dalam hal kesehatan, resiko kesalahan
fungsi
produk,
kesalahan
harga,
ataupun
resiko
ketidaklayakan produk/jasa tersebut dikonsumsi. 2) Bagi produsen, penjual : (a) Memudahkan penjual untuk memproses pesanan dan menelusuri masalah yang timbul. (b)
Sebagai perlindungan hukum terhadap ciri khas produk, sehingga tidak ada produk lain yang meniru.
(c) Membantu penjual dalam melakukan segmentasi pasar (d) Membantu penjual dalam menarik pelanggan/konsumen yang setia dan yang menguntungkan. (e) Membantu membangun citra perusahaan/produsen (jika merek tersebut menimbulkan persepsi positif di masyarakat)
41
(f) Mengidentifikasikan produk dalam perdagangan (g) Mengidentifikasikan keunggulan produk yang dimiliki,
yang
membedakan produk tersebut dengan produk lain, terutama produk saingan. Perusahaan
baik
perusahaan
barang
maupun
jasa
berusaha
meningkatkan kekuatan mereknya di pasaran dari waktu ke waktu. Dalam hal ini produsen akan berusaha memperkenalkan produknya terutama keunggulan produk yang tidak dimiliki oleh produk lain. Keberadaan merek bukan hanya semata–mata menunjukkan nama dari sebuah produk, namun lebih dari itu, merek menunjukkan nilai tambah dari produk dalam berbagai dimensi, yang membedakan produk tersebut dengan produk lain.Kesuksesan dalam membangun merek yang kuat akan tercipta apabila elemen-elemen pendukung merek mendukung dan memberikan kontribusi yang positif guna terciptanya merek yang kuat di pasaran. Elemen–elemen yang dimaksudkan di sini adalah kualitas produk yang baik, kemampuan produk dalam memenuhi kebutuhan ataupun keinginan konsumen, kemampuan strategi marketing yang handal untuk terus memperkenalkan merek di pasaran melalui segala program–program marketing, sampai pada kemasan produk yang benar, baik dan menarik, harga produk yang sesuai
dengan
kualitas
produk
yang
ditawarkan.
Dengan demikian, merek dapat terus dikenal, menjadi perhatian dan terus dikonsumsi/digunakan manfaatnya oleh masyarakat (menciptakan 42
keloyalan konsumen), dipercaya, sehingga merek tersebut menjadi merek yang kuat di pasaran. 6. Image Image (citra) adalah kepercayaan, ide, dan impressi seseorang terhadap sesuatu (Kotler, 1997;57). Bagi perusahaan image berarti persepsi masyarakat terhadap jati diri perusahaan. Persepsi ini didasarkan pada apa yang masyarakat ketahui atau kira tentang perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itulah perusahaan yang sama belum tentu memiliki image yang sama pula dihadapan orang. Image perusahaan menjadi salah satu pegangan bagi konsumen dalam mengambil keputusan penting. Image yang baik akan menimbulkan dampak positif bagi perusahaan, sedangkan image yang buruk melahirkan dampak negatif dan melemahkan kemampuan perusahaan dalam persaingan. 7. Brand image Pengertian brand image Keller (2003): “Anggapan tentang merek yang direfleksikan konsumen yang berpegang pada ingatan konsumen.” definisi lain adalah “Cara orang berpikir tentang sebuah merek secara abstrak
dalam
pemikiran
mereka
sekalipun
pada
saat
mereka
memikirkannya, mereka tidak berhadapan langsung dengan produk “
43
Durianto dkk (2001) mengatakan bahwa terdapat tujuh dimensi karakteristik yang dapat mempengaruhi brand image suatu produk. Ketujuh dimensi karakteristik tersebut adalah : 1) Pengenalan
:
bagaimana
cara
sebuah
perusahaan
dalam
memperkenalkan/mempromosikan produknya terhadap konsumen. 2) Kesesuaian dengan spesifikasi : merupakan pandangan mengenai kualitas proses manufaktur (tidak ada cacat produk) sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan dan teruji. 3) Karakteristik produk : bagian-bagian tambahan dari produk. Bagianbagian tambahan ini memberi penekanan bahwa perusahaan memahami kebutuhan pelanggannya yang dinamis sesuai perkembangan, yaitu menyangkut corak, desain, warna, penampilan, dan daya tarik produk (keunikan) 4) Ketahanan : mencerminkan umur ekonomis dari produk tersebut, atau beberapa lama produk dapat digunakan. Misal motor merek tertentu yang memposisikan dirinya sebagai motor tahan lama walau telah berumur di atas 5 tahun tetapi masih berfungsi dengan baik. 5) Harga : menawarkan harga produk yang relatif terjangkau oleh konsumen namun memiliki fiture atau fasilitas yang lengkap serta kualitas yang baik.
44
6) Kinerja : melibatkan berbagai karakteristik operasional utama, misalnya karakteristik operasional motor adalah kecepatan, akselerasi, serta kenyamanan. 7) Pelayanan : mencerminkan kemampuan memberikan pelayanan pada produk tersebut. Misalnya motor merek tertentu menyediakan lokasi bengkel yang mudah dijangkau konsumen untuk pelayanan kerusakan atau service bergaransi. Karakteristik diatas diperkuat teori Keller (2003) mengenai faktor – faktor pendukung terbentuknya brand image, yaitu : 1. Favorability of brand association Favorability mengarah pada kemampuan merek tersebut agar mudah diingat oleh konsumen. Yang termasuk dalam kategori ini adalah kemudahan merek/produk untuk diucapkan, kemampuan merek untuk tetap diingat oleh konsumen, serta kesuaian antara kesan merek dibenak pelanggan dengan citra yang diinginkan perusahaan atas merek bersangkutan.. 2. Strength of brand association/familiarity of brand association / Kekuatan asosiasi merek Kekuatan dalam hal ini adalah keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh merek yang bersifat fisik yang tidak ditemukan pada merek lainnya. Keunggulan merek ini mengacu pada atribut-atribut fisik atas merek 45
tersebut sehingga bisa dianggap sebagai sebuah kelebihan yang tidak ada pada merek pesaing. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah penampilan fisik produk seperti warna, ukuran dan desain produk, kemudian fungsi produk, harga produk, maupun penampilan fasilitas pendukung dari produk tersebut. 3. Uniquesness of brand association / Keunikan asosiasi merek Keunikan adalah kemampuan untuk membedakan sebuah merek diantara merek lainnya. Keunikan ini muncul dari atribut produk, menjadi kesan unik berarti terdapat diferensiasi antara produk satu dengan produk lainnya. Yang termasuk dalam kategori ini adalah variasi layanan, serta diferensiasi dari penampilan fisik produk. Beberapa keuntungan dengan terciptanya brand image yang kuat adalah: (a) Peluang bagi produk/merek untuk terus mengembangkan diri dan memiliki prospek bisnis yang bagus. (b) Memimpin produk untuk semakin memiliki sistem keuangan yang bagus. (c) Menciptakan loyalitas konsumen (d) Membantu dalam efisiensi marketing, karena merek telah berhasil dikenal dan diingat oleh konsumen. 46
(e) Membantu dalam menciptakan perbedaan dengan pesaing. Semakin merek dikenal oleh masyarakat, maka perbedaan/keunikan baru yang diciptakan perusahaan akan mudah dikenali konsumen. (f) Mempermudah dalam perekrutan tenaga kerja bagi perusahaan. (g) Meminimumkan kehancuran/kepailitan perusahaan. (h) Mempermudah mendapatkan investor baru guna mengembangkan produk. Manfaat brand image (Rangkuti,2004:17), yaitu : (a) Brand image dapat dibuat sebagai tujuan didalam strategi perusahaan (b) Brand image dapat dipakai sebagai suatu dasar untuk bersaing dengan produk lain yang sejenis (c) Brand image dapat membantu memperbaharui penjualan suatu produk (d) Brand image dapat digunakan untuk mengevaluasi efek kualitas dari strategi pemasaran (e) Brand image dapat dihasilkan dari faktor-faktor lain diluar usahausaha strategi perusahaan Membangun brand image yang positif dapat dicapai dengan program marketing yang kuat terhadap produk tersebut, unik dan memiliki kelebihan yang ditonjolkan, yang membedakannya dengan produk lain. 47
Produk yang memiliki brand image yang kuat akan sulit ditiru karena persepsi konsumen atas nilai suatu brand tertentu itu tidak akan mudah diciptakan. Dan dengan brand image yang positif, konsumen memiliki persepsi akan mendapatkan nilai tambah dari suatu produk yang tak akan didapatkan dari produk-produk lainnya. 8.Produk Menurut Kotler dalam Tjiptono (2008:95), produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan, atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan. Konsep produk sebenarnya mengacu tidak hanya pada barang yang berwujud, tetapi juga mencakup barang dan layanan yang ditawarkan kepada konsumen. Karena itu, kalau kita berbicara tentang produk, hal itu sudah mencakup barang dan jasa. Jadi, dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa produk merupakan segala sesuatu yang menguntungkan maupun tidak yang didapat dari pertukaran untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan. a. Level Produk Dalam merencanakan penawaran produk, pemasar perlu memahami tingkatan produk. Tiap level menambahkan lebih banyak nilai pelanggan, dan kelimanya membentuk hierarki nilai pelanggan meliputi : 48
1) Produk utama/inti (core benefit), yaitu manfaat yang sebenarnya dibutuhkan dan akan dikonsumsi oleh pelanggan dari setiap produk. Contohnya adalah dalam bisnis perhotelan, manfaat utama yang dibeli para tamu adalah „istirahat dan tidur‟. Untuk bioskop, para penonton sesungguhnya membeli „hiburan‟. 2) Produk generik, yaitu produk dasar yang mampu memenuhi fungsi produk yang paling dasar (rancangan produk minimal agar dapat berfungsi). 3) Produk harapan (expected product), yaitu produk formal yang ditawarkan dengan berbagai atribut dan kondisinya secara normal (layak) diharapkan dan disepakati untuk dibeli. Sebagai contoh, tamu hotel mengharapkan tempat tidur yang bersih, sabun dan handuk, air ledeng, telepon, lemari pakaian, dan ketenangan. 4) Produk pelengkap (augmented product), yakni berbagai atribut produk yang dilengkapi atau ditambahi berbagai manfaat dan layanan, sehingga dapat memberikan tambahan kepuasan dan bisa dibedakan dengan produk pesaing. Misalnya hotel bisa menambahkan fasilitas TV, shampoo, bunga-bunga segar, check-in dan check-out yang cepat, pelayanan kamar yang baik, dan lain-lain. 5) Produk potensial, yaitu segala macam tambahan dan perubahan yang mungkin dikembangkan untuk suatu produk di masa mendatang. Misalnya
49
hotel menambahkan fasilitas layanan internet, perekam video dengan kasetnya, sepiring buah-buhan segar, dan sebagainya. b. Klasifikasi Produk 1) Barang Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat, diraba/disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan fisik lainnya. Ditinjau dari aspek daya tahannya, terdapat dua macam barang, yaitu : (a) Barang Tidak Tahan Lama (Nondurable Goods), yaitu barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali pemakaian. Dengan kata lain, umur ekonomisnya dalam kondisi pemakaian normal kurang dari satu tahun. Contohnya, sabun, minuman, makanan, gula, garam, dan lain-lain. (b) Barang Tahan Lama (Durable Goods), yaitu barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun atau lebih). Contohnya antara lain adalah TV, lemari es, mobil, motor, computer, laptop, dan lain-lain. 2) Jasa (services) Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. Contohnya adalah bengkel reparasi, salon kecantikan, kursus, hotel, lembaga pendidikan, dan lain-lain. 50
B. Penelitian terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Tristania Widianti, Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama pada bulan September 2008, dengan skripsinya yang berjudul “Pengaruh Event/Sponsorship Terhadap Brand Image Rokok Sampoerna A-Mild PT.HM Sampoerna Tbk”, bertujuan untuk mengetahui pengaruh event sponsorship terhadap brand image rokok Sampoerna A-Mild PT.HM Sampoerna Tbk. Teknik yang digunakan adalah teknik accidental sampling dengan jumlah responden sebanyak 30 orang. Hasilnya yaitu berdasarkan perhitungan koefisien determinasi didapat nilai
31,8%. Hal ini berarti event sponsorship
berpengaruh terhadap brand image rokok HM Sampoerna sebesar 31,8%, sedangkan sisanya 69,2% lainnya dipengaruhi oleh variable lain. Andoko Yuwono, Universitas Komputer Indonesia, Agustus 2005, dengan judul skripsi “Pengaruh Pelaksanaan Event Sponsorship Terhadap Pembetukan Citra Produk (Study Pada Konsumen Djarum Super di Wilayah Bandung Selatan)”. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu pertama untuk mengetahui pelaksanaan event sponsorship yang dilakukan oleh PT. Djarum, kedua untuk mengetahui tanggapan responden terhadap pembentukkan citra produk Djarum, dan yang ketiga untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan event sponsorship berpengaruh terhadap pembentukan citra produk Djarum. Penelitian ini menggunakan metode survey, jenis penelitiannya adalah deskriptif (menggambarkan) 51
dan Verifikatif (membuktikan). Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pelaksanaan event sponsorship memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pembentukan citra produk. Dari hasil uji t diketahui t hitung sebesar 15,009 lebih besar dari t table sebesar 2,003 sehingga hipotesis Ho ditolak . nilai korelasi yang dihasilkan dari data sampel adalah sebesar 0,884. Jika berpedoman pada kriteria keeratan hubungan kedua variable tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang sangat kuat antara pelaksanaan event sponsorship dengan pembentukan citra produk Djarum. Sedangkan hasil perhitungan dari koefisien determinasi menunjukkan besarnya pengaruh pelaksanaan event sponsorship terhadap pembentukan citra produk Djarum, yaitu sebesar 78%, ini berarti pembentukan citra produk Djarum benar-benar dipengaruhi oleh pelaksanaan event sponsorship, sedangkan sisanya 22% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Dina Dwi Cahyani, Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana 2008, “Analisis Pengaruh Persepsi Konsumen terhadap Brand Image sepeda motor Yamaha Mio”, Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar variabel persepsi mempengaruhi brand image sepeda motor Yamaha Mio. Hasil analisis menunjukan koefisien determinasi sebesar 733, ini berarti bahwa 73% variasi variabel brand image dipengaruhi oleh variabel persepsi sedangkan sisanya 37% dipengaruhi oleh variabel lain.
52
Wenny wiendanie, Analisis Persepsi Brand Association menurut pelanggan sabun mandi cair Lux pada PT.Unilever Indonesia. Skripsi Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas Jakarta 2006. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskipsikan Bagaimana persepsi brand association menurut pelanggan sabun mandi cair Lux pada PT Unilever Indonesia, Tbk. Populasi penelitian ini adalah pelanggan atau pembeli sabun cair Lux di Minimarket Indomaret Gading Raya Jakarta Timur dan karena menggunakan metode sampling aksidental, maka
penelitian ini
mendapatkan 50 orang responden di Minimarket Indomaret Gading Raya Jakarta Timur pada bulan Maret 2006 sampai dengan April 2006. Metode pengumpulan data dengan cara penelitian lapangan (field research) dengan membagikan kuesioner dan riset perpustakaan data. Teknik pengolahan data yang digunakan ialah pengolahan data dengan bantuan perangkat lunak SPSS versi 13 (uji validitas dan uji reabilitas) dan menggunakan skala likert. Hasil analisis menunjukan bahwa persepsi brand association menurut pelanggan sabun mandi cair Lux pada pelanggan atau pembeli sabun cair Lux di Minimarket Indomaret Gading Raya Jakarta Timur adalah positif dengan nilai korelasi r 0,870. C. Kerangka Pemikiran. Berdasarkan pada pemikiran melalui tinjauan pustaka dan penelitian terdahulu, dimana hasil dari penelitian tersebut bahwa event sponsorship
dan persepsi konsumen berpengaruh dalam membentuk 53
brand image suatu produk yang pada akhirnya berpengaruh pada loyalitas konsumen. Persaingan yang semakin kuat diantara perusahaan-perusahaan mengharuskan perusahaan tersebut berlomba-lomba memperoleh hasil yang memuaskan dengan memperhatikan system pemasaran meliputi semua tahapan yaitu mulai dari penciptaan produk, pemasaran, serta pelayanan pasca penjulan. Perusahaan tidak hanya dituntut untuk memproduksi barang dan jasa yang dibutuhkan dan di inginkan oleh konsumen saja tetapi perusahaan juga harus dapat mengetahui bagaimana menyajikan atau menawarkan produknya kepada konsumen dengan lebih baik dibandingkan dengan apa yang dilakukan oleh pesaingnya. Dalam hal ini salah satunya dengan melakukan event sponsorhip, karena dengan melaksanakan kegiatan tersebut perusahaan dapat berinteraksi secara langsung dengan konsumen/pasar sasaran untuk dapat memberikan pesan dan informasi tentang produk sehingga konsumen dapat mengetahui secara lengkap dan jelas mengenai kelebihan atau keunggulan produk tersebut. Selain itu nama atau merek perusahaan akan semakin akrab/familiar dipikiran konsumen karena sangat ditonjolkan dalam sebuah kegiatan event. Hal ini bertujuan agar terbentuk persepsi yang baik sehingga merek produk tersebut dapat menjadi pilihan pertama (top of mind) dibenak konsumen, pada akhirnya produk tersebut diharapkan dapat berkesan dan membentuk brand image yang kuat di hati konsumen (heart share) dan konsumen berimajinasi untuk memiliki 54
produk tersebut yang pada akhirnya konsumen melakukan pembelian terhadap merek produk yang telah ditawarkan. Adapun kerangka pemikiran yang digunakan penulis merumuskan masalah ini adalah sebagai berikut : Gambar 2.3 Kerangka pemikiran Event Sponsorship (X1)
Persepsi Konsumen (X2)
Brand Image PT. Astra Honda Motor (Y)
Uji Validitas dan Reabilitas
Uji Asumsi Klasik
Uji Regresi Berganda
Uji Hipotesis
Interpretasi
55
dalam
D. Hipotesis Berdasarkan pada perumusan masalah pada bab sebelumnya, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Event sponsorship Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara event sponsorship terhadap brand image produk Honda. Ha : Ada pengaruh signifikan antara event sponsorship terhadap brand image produk Honda. 2. Persepsi konsumen Ho : Tidak ada pengaruh signifikan antara persepsi konsumen terhadap brand image produk Honda. Ha : Ada pengaruh signifikan antara persepsi konsumen terhadap brand image produk Honda. 3. Event sponsorship dan persepsi konsumen Ho : Tidak ada pengaruh signifikan antara event sponsorship dan persepsi konsumen terhadap brand image produk Honda. Ha : Ada pengaruh signifikan antara event sponsorship dan persepsi konsumen terhadap brand image produk Honda.
56
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. RUANG LINGKUP PENELITIAN Penelitian ini dilakukan disekitar wilayah Karang Mulya Ciledug. Penelitian ini ditujukan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh sebuah event sponsorship dan
persepsi konsumen dalam membentuk
brand image produk Honda. Objek penelitian ini adalah masyarakat yang berdomisili di wilayah Karang mulya Ciledug tepatnya di Jalan Raden Saleh yang menggunakan sepeda motor Honda. B. METODE PENENTUAN SAMPEL 1. Populasi Populasi merupakan kumpulan dari individu dengan kualitas serta karakteristik yang telah di tetapkan (Nazir,2003:271). Dalam penelitian ini karakteristik tersebut adalah pernah melihat atau menyaksikan event-event yang diselenggarakan oleh Honda, baik acara musik, olahraga, seni, pameran atau kegiatan sosial yang bersimbolkan merek Honda. Populasi yang akan dijadikan objek penelitian adalah masyarakat yang berdomisili di wilayah Karang Mulya Ciledug tepatnya di Jalan Raden Saleh yang menggunakan sepeda motor Honda.
57
2. Sampel Sampel merupakan prosedur dimana hanya sebagian dari populasi saja yang diambil dan di pergunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki dari populasi" (Nazir ,2003;271). Dalam menentukan sampel, teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Judgement sampling, yaitu pengumpulan data atas dasar strategi kecakapan atau pertimbangan pribadi semata. Dengan kata lain, asal saja calon responden tersebut sesuai dengan karakteristik populasi yang diinginkan, siapapun responden yang bersangkutan, dimana dan kapan saja ditemui dijadikan sebagai elemen-elemen sampel penelitian (Abdul Hamid, 2007 : 29). Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 100 orang. C. METODE PENGUMPULAN DATA 1. Data Primer Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner/angket.
Angket
yang
akan digunakan
bertujuan untuk
mengungkap indikator-indikator mengenai Brand Image kemudian dari indikator tersebut
digunakan untuk menentukan Pengaruh
Event
Sponsorship dan Persepsi Konsumen dalam membentuk Brand Image. Bobot penilaian angka hasil kuesioner dalam penelitian ini sesuai dengan yang digambarkan dalam skala Likert. 58
Tabel 3.1 Tingkat Penilaian Jawaban No
Jenis Jawaban
Bobot
1
SS = Sangat Setuju
5
2
S = Setuju
4
3
R = Ragu-Ragu
3
4
TS = Tidak Setuju
2
5
STS = Sangat Tidak Setuju
1
(Sumber : Fredy Rangkuti, 2008:66) 2. Data sekunder Penelitian kepustakaan ini berupa data yang diambil dari beberapa literatur seperti buku-buku, jurnal, majalah, makalah, modul, dan website perusahaan yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti. C. METODE ANALISIS DATA 1. Uji Validitas dan Reabilitas a. Validitas Instrumen Validitas adalah metode yang dilakukan dengan mengukur korelasi antara butir-butir pertanyaan dengan skor pertanyaan secara keseluruhan. Menurut Ghozali (2006), suatu alat ukur dikatakan valid apabila dapat 59
menjawab secara cermat tentang variabel yang diukur. Suatu kuesioner dikatakan
valid
jika
pertanyaan
pada
kuesioner
mampu
untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian valliditas ini menggunakan Pearson Correlation yaitu dengan cara menghitung korelasi antar skor masing-masing butir pertanyaan dengan
total skor. Jika korelasi antara skor masing-masing butir
pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat signifikansi di bawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid dan sebaliknya. b. Reabilitas Instrumen Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk (Ghozali, 2006). Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Adapun cara yang digunakan untuk menguji reliabilitas kuesioner dalam penelitian ini adalah mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha. Untuk mengetahui kuesioner tersebut sudah reliable akan dilakukan pengujian reliabilitas kuesioner dengan bantuan computer program SPSS v.17.0 Kriteria penilaian uji reliabilitas adalah (Ghozali,2006): a. Apabila hasil koefisien Alpha > dari taraf signifikansi 60% atau 0,6 maka kuesioner tersebut reliable. b. Apabila hasil koefisien Alpha < dari taraf signifikansi 60% atau 0,6 maka kuesioner tersebut tidak reliable. 60
2. Uji Asumsi Klasik Selain uji validitas dan reliabilitas, juga akan dilakukan uji penyimpangan asumsi klasik sebagai berikut (Ghozali, 2006) : a. Uji Normalitas Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah suatu model regresi linier dari variabel terikat dan variabel bebas atau kedua-duanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal. Uji Normalitas sebaiknya dilakukan sebelum data diolah berdasarkan model-model penelitian. b. Uji Multikolinieritas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variable independent (Ghozali, 2006). Jika terjadi korelasi,
maka dinamakan terdapat
problem
multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independent. Uji multikolinearitas pada penelitian dilakukan dengan matriks korelasi. Pengujian ada tidaknya gejala multikolinearitas dilakukan dengan meperhatikan nilai matriks korelasi yang dihasilkan pada saat pengolahan data serta nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance-nya. Apabila nilai matriks korelasi tidak ada yang lebih besar dari 0,5 maka dapat dikatakan data yang akan dianalisis terlepas dari gejala multikolinearitas. Kemudian 61
apabila nilai VIF berada dibawah 10 dan nilai Tolerance mendekati 1, maka diambil kesimpulan bahwa model regresi tersebut tidak terdapat problem multikolinearitas. c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan satu ke pengamatan yang lain (Ghozali,2006). Jika varians dari residu atau dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas. Dan jika varians berbeda maka disebut heteroskedastisitas.
Model
regresi
yang
baik
adalah
yang
Homoskesdatisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali,2006). 3. Uji Hipotesis a. Uji Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah 62
variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat, tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh terhadap variabel dependen. Oleh karena itu, pada penelitian ini R Square yang digunakan adalah R Square yang sudah disesuaikan atau Adjusted R Square (Adjusted R2) karena disesuaikan dengan jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian. Nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model (Ghozali, 2006) b. Uji Parsial dengan uji t Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka hasilnya signifikan berarti terdapat pengaruh dari variabel independen secara individual terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006) c. Uji Simultan dengan uji F Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama terhadap variabel dependen atau terikat. Probabilitas lebih kecil dari 0,05, maka hasilnya signifikan berarti terdapat pengaruh dari variabel independen secara bersama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006)
63
E.OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN Secara garis besar penelitian tentang pengaruh Event sponsorship dan persepsi konsumen dalam membentuk Brand image produk PT.AHM dengan Variabel penelitian sebagai berikut : a.
Variabel Independent
= Event sponsorship (X1) = Persepsi konsumen (X2)
b.
Variabel Dependent
= Brand image (Y)
Tabel 3.2 Operasional Variabel Penelitian No 1.
Variabel Event sponsorship (X1) J.R Rossiter dan L.Percy (1993 : 346)
Sub Variabel
Indikator
Ukuran
Event menarik dan Ordinal mengesankan Event sesuai selera anak muda Event mencerminkan jiwa anak muda Event sesuai pasar sasaran
Tingkat kemampuan event dalam menjangkau target audience
Tingkat kesesuaian event dengan posisi produk Kekuatan event dalam menyampaikan pesan
Event sesuai posisi produk
dengan
Pesan menarik Informasi menarik
Terence A Shimp (2000)
Pesan dimengerti
64
2.
Persepsi konsumen (X2) Martinich (Yamit, 2001)
Performance
Sepeda motor Honda memiliki akselerasi kecepatan yang baik
Range and type of features
Bahan bakar sepeda motor Honda irit
Ordinal
Sepeda motor Honda ramah lingkungan Mesin sepeda motor Honda tidak mudah rusak
Reliability and durability
Mesin sepeda motor Honda tidak cepat panas Sepeda motor Honda mudah digunakan dalam kegiatan sehari-hari
Maintainability and serviceability
Sepeda motor Honda aman dan nyaman untuk dikendarai Suku cadang sepeda motor Honda mudah untuk ditemukan
3.
Brand image produk (Y)
Sensory characteristics
Penampilan sepeda motor Honda menarik
Ethical profile and image
Kualitas sepeda motor Honda sangat baik
Pengenalan
Cara pengenalan produk/merek
65
Ordinal
Durianto dkk (2001)
Kesesuaian dengan spesifikasi
Tingkat kualitas produk
Karakteristik produk
Produk memiliki bentuk yang unik, stylis dan dinamis Produk memiliki varian warna yang menarik
Ketahanan
Tingkat daya tahan produk dalam jangka panjang
Harga
Tingkat kesesuaian harga dengan kualitas
Pelayanan
Tingkat kemudahan konsumen dalam mencapai lokasi dealer resmi
Strength of Keller (2003) brand association
Ukuran produk beragam
66
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Sejarah Singkat Perusahaan PT Astra Honda Motor (AHM) merupakan pelopor industri sepeda motor di Indonesia. Didirikan pada 11 Juni 1971 dengan nama awal PT Federal Motor, yang sahamnya secara mayoritas dimiliki oleh PT Astra International. Saat itu, PT Federal Motor hanya merakit, sedangkan komponennya diimpor dari Jepang dalam bentuk CKD (completely knock down). Tipe sepeda motor yang pertama kali di produksi Honda adalah tipe bisnis, S 90 Z bermesin 4 tak dengan kapasitas 90cc. Jumlah produksi pada tahun pertama selama satu tahun hanya 1500 unit, namun melonjak menjadi sekitar 30 ribu pada tahun dan terus berkembang hingga saat ini. Sepeda motor terus berkembang dan menjadi salah satu moda transportasi andalan di Indonesia. Kebijakan pemerintah dalam hal lokalisasi komponen otomotif mendorong PT Federal Motor memproduksi berbagai komponen sepeda motor Hondatahun 2001 di dalam negeri melalui beberapa anak perusahaan, diantaranya PT Honda Federal (1974) yang memproduksi komponenkomponen dasar sepeda motor Honda seperti rangka, roda, knalpot dan sebagainya, PT Showa Manufacturing Indonesia (1979) yang khusus 67
memproduksi peredam kejut, PT Honda Astra Engine Manufacturing (1984) yang memproduksi mesin sepeda motor serta PT Federal Izumi Mfg.(1990) yang khusus memproduksi piston. Seiring dengan perkembangan kondisi ekonomi serta tumbuhnya pasar sepeda motor terjadi perubahan komposisi kepemilikan saham di pabrikan sepeda motor Honda ini. Pada tahun 2000 PT Federal Motor dan beberapa anak perusahaan di merger menjadi satu dengan nama PT Astra Honda Motor, yang komposisi kepemilikan sahamnya menjadi 50% milik PT Astra International Tbk dan 50% milik Honda Motor Co. Japan. Saat ini PT Astra Honda Motor memiliki 3 fasilitas pabrik perakitan, pabrik pertama berlokasi Sunter, Jakarta Utara yang juga berfungsi sebagai kantor pusat. Pabrik ke dua berlokasi di Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, serta pabrik ke 3 yang sekaligus pabrik paling mutakhir berlokasi di kawasan MM 2100 Cikarang Barat, Bekasi. Pabrik ke 3 ini merupakan fasilitas pabrik perakitan terbaru yang mulai beroperasi sejak tahun 2005. Dengan keseluruhan fasilitas ini PT Astra Honda Motor saat ini memiliki kapasitas produksi 3 juta unit sepeda motor per-tahunnya, untuk permintaan pasar sepeda motor di Indonesia yang terus meningkat.Salah satu puncak prestasi yang berhasil diraih PT Astra Honda Motor adalah pencapaian produksi ke 20 juta pada tahun 2007. Prestasi ini merupakan prestasi pertama yang yang berhasil diraih oleh industri sepeda motor di 68
Indonesia bahkan untuk tingkat ASEAN. Secara dunia pencapaian produksi sepeda motor Honda 20 juta unit adalah yang ke tiga, setelah pabrik sepeda motor Honda di Cina dan India.Guna menunjang kebutuhan serta kepuasan pelannggan sepeda motor Honda, saat PT Astra Honda Motor di dukung oleh 1.600 showroom dealer penjualan yang diberi kode H1, 3.800 layanan service atau bengkel AHASS (Astra Honda Authorized Service Station) dengan kode H2, serta
6.500 gerai suku cadang atau H3, yang siap melayani jutaan
penggunaan sepeda motor Honda di seluruh Indonesia.Industri sepeda motor saat ini merupakan suatu industri yang besar di Indonesia. Karyawan PT Astra Honda Motor saja saat ini berjumlah sekitar 13.000 orang, ditambah 130 vendor dan supplier serta ribuan jaringan lainnya, yang kesemuanya ini memberikan dampak ekonomi berantai yang luar biasa. Keseluruhan rantai ekonomi tersebut diperkirakan dapat memberika kesempatan kerja kepada sekitar 500 ribu orang. PT Astra Honda Motor akan terus berkarya menghasilkan sarana transportasi roda 2 yang menyenangkan, aman dan ekonomis sesuai dengan harapan dan kebutuhan masyarakat Indonesia. Pertumbuhan konsumen sepeda motor meningkat luar biasa. Di tengahtengah persaingan yang begitu tajam akibat banyaknya merek pendatang baru, sepeda motor Honda yang sudah lama berada di Indonesia, dengan segala keunggulannya, tetap mendominasi pasar dan sekaligus memenuhi kebutuhan angkutan yang tangguh, irit dan ekonomis.Menjawab tantangan tersebut, organisasi yang berada di balik kesuksesan sepeda motor Honda di 69
Indonesia terus memperkuat diri. PT Astra Honda Motor merupakan sinergi keunggulan teknologi dan jaringan pemasaran di Indonesia, sebuah pengembangan kerja sama antara Honda Motor Company Limited, Jepang, dan PT Astra International Tbk, Indonesia. Keunggulan teknologi Honda Motor diakui di seluruh dunia dan telah dibuktikan dalam berbagai kesempatan, baik di jalan raya maupun di lintasan balap. Honda pun mengembangkan teknologi yang mampu menjawab kebutuhan pelanggan yaitu mesin "bandel" dan irit bahan bakar, sehingga menjadikannya sebagai pelopor kendaraan roda dua yang ekonomis. Tidak heran, jika harga jual kembali sepeda motor Honda tetap tinggi.Astra International memiliki pengetahuan yang komprehensif tentang kebutuhan para pemakai sepeda motor di Indonesia, berkat jaringan pemasaran dan pengalamannya yang luas. Astra juga mampu memfasilitasi pembelian dan memberikan pelayanan purna jual sedemikian rupa sehingga brand Honda semakin unggul
2. Visi dan Misi
PT Astra Honda Motor, perusahaan yang menjalankan fungsi produksi, penjualan dan pelayanan purna jual yang lengkap untuk kepuasan pelanggan danmemiliki:
a. Visi To Be Number One Market Driven Trend-setter motorcycle Company in 70
Indonesia in term of customer satisfaction the empowered human capital guided by shared values. b.
Misi To provide mobility solution which exceed customer expectation with the best value motorcycle & Its related products, thru empowered human capital for the benefit of all stakeholders.
3. Profil Perusahaan Nama Perusahaan
:
PT Astra Honda Motor
Status Perusahaan
:
Perseroan Terbatas
Status Investasi
:
PMA (Penanaman Modal Asing)
Alamat
:
Kantor Pusat & Plant 1 (Sunter) Jl. Laksda Yos Sudarso - Sunter I Jakarta 14350
Dies & Mould Division Jl. Pulo Ayang Raya, Blok FF No.2 Kawasan Industri Pulogadung Jakarta Timur
71
AHM Training Centre Jl. Agung Timur IX Blok O1 Kav. 25-26, Sunter II Jakarta 14350
Plant 2 (Pegangsaan Dua) Jl. Raya Pegangsaan Dua KM 2,2 Kelapa Gading Jakarta 14250
Plant 3 (Cikarang Barat) Jl. Raya Kalimantan Blok AA Kawasan Industri MM2100 Cikarang Barat, Jawa Barat
AHM Parts Centre Jl. Tipar Inspeksi Cakung Drain Cakung Barat, Jakarta 13910
Tanggal Pendirian
:
11 Juni 1971 sebagai PT Federal Motor 31 Oktober 2000 merger menjadi PT AHM
72
Jenis Produk
:
Sepeda Motor - Tipe Cub/Bebek •
Honda Absolute Revo 110
•
Honda Blade
•
Honda Supra X 125 R
•
Honda Supra X 125 PGM-FI
•
Honda Revo AT
- Tipe Sport •
Honda City Sport 1
•
Honda New Mega Pro
•
Honda Tiger
- Tipe Skutik
Kepemilikan
:
•
Honda BeAT
•
Honda Vario CW
•
Honda Vario Techno
•
Honda Vario Techno CBS
•
Honda Scoopy
•
Honda PCX
50% PT. Astra International Tbk 50% Honda Motor Co., Ltd
73
Kapasitas Produksi
:
Terpasang : 3.500.000 unit/tahun
Referensi Standar
:
•
JIS (Japan Industrial Standard)
•
SII (Standar Industri Indonesia)
•
SNI (Standar Nasional Indonesia)
•
HES (Honda Engineering Standard)
Aktivitas
:
•
ISO 9001
•
ISO 14001
•
ISO 17025
•
OHSAS 18001
Agen Tunggal Pemegang Merek (ATPM), Manufaktur, Perakitan dan Distributor Sepeda Motor HONDA
Jumlah Karyawan
:
15.673 orang (September 2010)
74
Jumlah Produksi
:
1998 : 286.000 unit 1999 : 288.888 unit 2000 : 488.888 unit 2001 : 940.000 unit 2002 : 1.460.000 unit 2003 : 1.570.000 unit 2004 : 2.037 000 unit 2005 : 2.652 000 unit 2006 : 2.350.000 unit 2007 : 2.138.000 unit 2008 : 2.874.576 unit 2009 : 2.710.575 unit
4. Prestasi PT.AHM (2008-2010)
Rekor MURI” Penjualan & Pemimpin Pasar Sepeda Motor 2008”
New Species & Innovative Design Motorcycle: Honda CS-1, Mr. Testo Award 2008 dari Tabloid Otomotif.
The Best Fuel Consumption Kategori Skutik: Honda Vario, Mr. Testo Award 2008 dari Tabloid Otomotif.
75
The Best Fuel Consumption Kategori Sport: Honda New Mega Pro, Mr. Testo Award 2008 dari Tabloid Otomotif.
The Best Fitur & Teknologi Kategori Skutik; Honda Vario, Mr. Testo Award 2008 dari Tabloid Otomotif.
The Best Fitur & Teknologi Kategori Bebek: Honda Supra X 125 PGM-Fi, Mr. Testo Award 2008 dari Tabloid Otomotif.
Merk Terbaik Kategori Sepeda Motor Transmisi Manual, SBBI 2008 dari Harian Umum Solopos
The Most Valuable Brand in Indonesia (category: Non-Matic Motorcycle), IBBA 2008 dari majalah SWA & MARS.
Investment in People Award, Asia Pacific Enterpreneurship Award (APEA) 2008, dari Enterprise Asia
The Company with The Best Corporate Image (category: Automotive 2 wheels), IMAC 2008 Award, dari majalah Business Week dan Frontier Consulting Group.
The Best in Achieving Total Customer Satisfaction (category: Sport Motorcycle), ICSA 2008 Award, dari majalah Frontier dan SWA.
MotoRev Award Kategori Sepeda Motor Sport 150-190cc (MegaPro)
MotoRev Award Kategori Sepeda Motor Skutik (BeAt)
Motor Plus Award 2008, kategori Bike of The Year 2008, Honda CS1
76
Motor Plus Award 2008, kategori Respected Bike of The Year, Honda Tiger
Motor Plus Award 2008, kategori Rookie of The year, Honda CS1
Motor Plus Award 2008, kategori Desain terbaik Bebek sport 125-135cc: Honda CS-1
Motor Plus Award 2008, kategori Teknologi terbaik Bebek 120cc - 130cc: Honda Supra X 125
Motor Plus Award 2008, kategori Teknologi terbaik Skubek 110cc 125cc: Honda Vario
Motor Plus Award 2008, kategori Ramah lingkungan terbaik Bebek 110cc - 115cc: Honda Revo 100
Motor Plus Award 2008, kategori Ramah lingkungan terbaik Bebek sport 125cc-135cc: Honda CS 1
Motor Plus Award 2008, kategori Ramah lingkungan terbaik Skubek 110cc - 125cc: Honda Vario
Motor Plus Award 2008, kategori Ramah lingkungan terbaik Sport 125cc160cc: Honda Mega Pro
Motor Plus Award 2008, kategori Best Fuel Consumption Bebek 100cc 115cc: Honda Revo 100
Motor Plus Award 2008, kategori Best Fuel Consumption Bebek 120cc 130cc: Honda Supra X 125 PGM F1
77
Motor Plus Award 2008, kategori Best Fuel Consumption Bebek sport 125cc-135cc ;Honda CS 1
Motor Plus Award 2008, kategori Best Fuel Consumption Sport 200cc250cc: Honda Tiger
Motor Plus Award 2008, kategori Best Value Bebek 120cc - 130cc: Honda Supra X 125 PGM-FI
Motor Plus Award 2008, kategori Best Value Bebek sport 125cc-135cc: Honda CS1
Motor Plus Award 2008, kategori Best Value Skubek 110cc - 125cc: Honda Vario
Motor Plus Award 2008, kategori Best Performance Bebek 120cc-130cc: Honda Supra X 125 PGM-FI
Motor Plus Award 2008, kategori Best Performance Bebek Sport 125cc135cc: Honda CS1
Indonesian Best Brand Award (IBBA) 2009
Top Brand Award 2009
Indonesian Best Brand Award (IBBA) 2010
Top Brand Award 2010
78
B. Uji Validitas dan Uji Reabilitas Untuk mendapatkan data primer dalam penelitian ini, maka peneliti menyebarkan kuesioner kepada 100 responden yang berada di wilayah Karang Mulya Ciledug. Responden yang dipilih adalah pelanggan yang menggunakan sepeda motor Honda dan pernah menyaksikan kegiatan event sponsorship yang diselenggarakan/disponsori oleh Honda. Sebelum kuesioner diberikan kepada 100 responden, peneliti terlebih dahulu melakukan uji coba (try out) kepada 20 responden. Dalam try out tersebut , responden diberikan 27 butir pertanyaan untuk menguji validitas dan reabilitas dari seluruh pertanyaaan tersebut. 1. Uji Validitas Pengujian validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Pearson Correlation. Menurut Ghozali (2006) suatu pertanyaan itu dikatakan valid jika mempunyai nilai Pearson Correlation lebih dari 0.3 dengan tingkat signifikansinya berada di bawah 0,05. Hasil uji validitas untuk variabel event sponsorship (X1) dapat dilihat pada Tabel 4.1, hasil uji validitas untuk variabel persepsi konsumen (X2) dapat dilihat pada Tabel 4.2, dan hasil uji validitas brand image produk (Y) dapat dilihat pada Tabel 4.3.
79
Tabel 4.1 Uji Validitas Event sponsorship (X1) Pertanyaan
Sig.
Pearson Correlation
Keterangan
Event sponsorship 1
0.000
0.807
Valid
Event sponsorship 2
0.000
0.824
Valid
Event sponsorship 3
0.000
0.785
Valid
Event sponsorship 4
0.001
0.702
Valid
Event sponsorship 5
0.000
0.730
Valid
Event sponsorship 6
0.003
0.624
Valid
Event sponsorship 7
0.013
0.544
Valid
Event sponsorship 8
0.000
0.826
Valid
(Sumber: Data Primer, Diolah 2010) Tabel 4.2 Uji Validitas Persepsi konsumen (X2) Pertanyaan
Sig.
Pearson Correlation
Persepsi konsumen 1
0.000
0.732
Valid
Persepsi konsumen 2
0.027
0.494
Valid
Persepsi konsumen 3
0.000
0.763
Valid
Persepsi konsumen 4
0.000
0.738
Valid
Persepsi konsumen 5
0.000
0.855
Valid
Persepsi konsumen 6
0.000
0.825
Valid
Persepsi konsumen 7
0.000
0.738
Valid
Persepsi konsumen 8
0.000
0.840
Valid
Persepsi konsumen 9
0.000
0.916
Valid
80
Keterangan
Persepsi konsumen 10
0.000
0.747
Valid
(Sumber: Data Primer, Diolah 2010)
Tabel 4.3 Uji Validitas Brand image produk (Y) Pertanyaan
Sig.
Pearson Correlation
Keterangan
Brand image produk 1
0.000
0.791
Valid
Brand image produk 2
0.000
0.857
Valid
Brand image produk 3
0.000
0.756
Valid
Brand image produk 4
0.000
0.782
Valid
Brand image produk 5
0.005
0.602
Valid
Brand image produk 6
0.000
0.757
Valid
Brand image produk 7
0.000
0.791
Valid
Brand image produk 8
0.000
0.857
Valid
Brand image produk 9
0.000
0.756
Valid
(Sumber: Data Primer, Diolah 2010)
2. Uji Reliabilitas
Menurut Ghozali (2006) uji reliabilitas dilakukan dengan melihat nilai Cronbach’s Alpha dengan kriteria sebagai berikut : a. Jika nilai Cronbach’s Alpha > 0.60 maka suatu intrumen dikatakan reliable. b. Jika nilai Cronbach’s Alpha < 0.60 maka suatu intrumen dikatakan tidak reliable. 81
Pengujian dilakukan dengan per variabel menggunakan pernyataan yang terdapat didalam kuesioner. Dari pengujian yang dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.4 Uji Reliabilitas Event sponsorship (X1) Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items .865
N of Items .877
8
(Sumber: Data Primer, Diolah 2010) Tabel 4.4 adalah hasil Uji Reliabilitas yang dilakukan pada butir pertanyaan untuk variabel event sponsorship (X1), dapat di simpulkan bahwa konstruk pertanyaan pada variabel event sponsorship (X1) adalah reliabel karena memiliki nilai Cronbach’s Alpha > 0.60. Tabel 4.5 Uji Reliabilitas Persepsi konsumen (X2) Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items .863
N of Items .891
10
(Sumber: Data Primer, Diolah 2010) Tabel 4.5 adalah hasil Uji Reliabilitas yang dilakukan pada butir pertanyaan untuk variabel persepsi konsumen (X2), dapat di simpulkan 82
bahwa konstruk pertanyaan pada variabel persepsi konsumen (X2) adalah reliabel karena memiliki nilai Cronbach’s Alpha > 0.60. Tabel 4.6 Uji Reabilitas Brand Image Produk (Y) Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Cronbach's
Standardized
Alpha
Items .910
N of Items .916
9
(Sumber: Data Primer, Diolah 2010) Tabel 4.6 adalah hasil Uji Reliabilitas yang dilakukan pada butir pertanyaan untuk variabel brand image produk (Y), dapat di simpulkan bahwa konstruk pertanyaan pada variabel brand image produk (Y) adalah reliabel karena memiliki nilai Cronbach’s Alpha > 0.60 C. Penemuan dan Pembahasan 1. Karakteristik Responden Dalam penelitian ini karakteristik responden yang digunakan adalah pernah melihat event yang diselenggarakan/disponsori oleh Honda, banyaknya jumlah event yang dilihat, jenis kelamin, usia, dan pekerjaan saat ini. Tabel 4.7 Pernah Melihat Event yang diselenggarakan/disponsori Honda Cumulative Frequency Valid
ya
100
Percent 100.0
(Sumber : Data primer, diolah 2010) 83
Valid Percent 100.0
Percent 100.0
Dari tabel 4.7 dapat dijelaskan bahwa 100 orang responden pernah menyaksikan event yang diselenggarakan/disponsori oleh Honda baik lakilaki maupun perempuan. Tabel 4.8 Banyaknya Jumlah Event yang Pernah di Lihat Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
1 kali
25
25.0
25.0
25.0
2 kali
54
54.0
54.0
79.0
3 kali
13
13.0
13.0
92.0
>3 kali
8
8.0
8.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
(Sumber : Data primer, diolah 2010) Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa 25 orang responden pernah menyaksikan event yang diselenggarakan/disponsori oleh Honda sebanyak 1 kali, 54 responden sebanyak 2 kali, 13 responden sebanyak 3 kali dan 8 responden lebih dari 3 kali. Tabel 4.9 Karakteristik Jenis Kelamin Responden Cumulative Frequency Percent Valid
Valid Percent
Percent
Laki-laki
82
82.0
82.0
82.0
Perempuan
18
18.0
18.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
(Sumber : Data primer, diolah 2010)
84
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 82 responden adalah berjenis kelamin laki-laki dan 18 responden berjenis kelamin perempuan. Ini berarti bahwa lebih banyak responden berjenis kelamin laki-laki yang pernah menyaksikan event yang diselenggarakan/disponsori oleh Honda yaitu sebanyak 82% dibandingkan dengan responden berjenis kelamin perempuan yang hanya mencapai 18%.
Tabel 4.10 Karakteristik Usia Responden Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
<20 thn
29
29.0
29.0
29.0
21-30 thn
50
50.0
50.0
79.0
31-40 thn
18
18.0
18.0
97.0
3
3.0
3.0
100.0
100
100.0
100.0
>40 thn Total
(Sumber : Data primer, diolah 2010) Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa karakteristik usia reponden yang berusia dibawah 20 tahun adalah 29 orang, dan di urutan kedua responden berusia 21-30 tahun sebanyak 50 orang, di urutan ketiga responden berusia 31-40 tahun sebanyak 18 orang, dan terakhir responden berusia di atas 40 tahun sebanyak 3 orang. Maka dapat ditarik kesimpulan sebagian besar responden yang pernah menyaksikan event yang diselenggarakan/disponsori oleh Honda berusia 20-30 tahun.
85
Tabel 4.11 Karakteristik Pekerjaan Responden Cumulative Frequency Percent Valid
Mahasiswa
Valid Percent
Percent
35
35.0
35.0
35.0
8
8.0
8.0
43.0
24
24.0
24.0
67.0
Wirausaha
17
17.0
17.0
84.0
Ibu rumah
3
3.0
3.0
87.0
13
13.0
13.0
100.0
100
100.0
100.0
Pegawai negeri Pegawai swasta
tangga Lain-lain Total
(Sumber : Data primer, diolah 2010) Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa
sebanyak 35 orang
responden adalah mahasiswa, 8 responden sebagai pegawai negeri, 24 responden pegawai swasta, 17 responden seorang wirausaha, 3 responden ibu rumah tangga dan sebanyak 13 responden berprofesi lain-lain yang tidak tercantum dalam daftar pertanyaan.
86
2. Pembahasan Butir Pertanyaan Event Sponsorship (X1) Tabel 4.12 Event yang diselenggarakan/disponsori Honda sangat menarik dan mengesankan Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak Setuju
1
1.0
1.0
1.0
Raguragu
7
7.0
7.0
8.0
Setuju
79
79.0
79.0
87.0
Sangat setuju
13
13.0
13.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
(Sumber: data primer 2010 yang telah diolah) Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa 0% atau tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju, 1 orang responden menyatakan tidak setuju, 7 responden ragu-ragu, 79 orang responden setuju dan 13 responden menyatakan sangat setuju. Jika dilihat yang menyatakan setuju dan sangat setuju sebesar 90%, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pagelaran event yang diselenggarakan/disponsori Honda sangat menarik dan mengesankan bagi responden.
87
Tabel 4.13 Event yang diselenggarakan/disponsori Honda sesuai dengan selera anak muda Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak Setuju
1
1.0
1.0
1.0
Raguragu
11
11.0
11.0
12.0
Setuju
75
75.0
75.0
87.0
Sangat setuju
13
13.0
13.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
(Sumber: data primer 2010 yang telah diolah) Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa 0% atau tidak ada responden yang menjawab sangat tidak setuju, 1 orang responden menyatakan tidak setuju, 11 responden ragu-ragu, 75 reponden setuju dan 13 responden sangat setuju. Jika dilihat yang menyatakan setuju dan sangat setuju sebesar 85%, ini berarti event yang diselenggarakan oleh Honda sesuai dengan selera anak muda. Tabel 4.14 Event yang diselenggarakan/disponsori Honda mencerminkan jiwa anak muda yang aktif, dan powerfull Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Raguragu
15
15.0
15.0
15.0
Setuju
73
73.0
73.0
88.0
Sangat setuju
12
12.0
12.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
(Sumber: data primer 2010 yang telah diolah)
88
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa 0% responden menjawab sangat tidak setuju dan tidak setuju, 15 responden menyatakan ragu-ragu, 73 responden setuju dan 12 responden sangat setuju. Jika dilihat yang menyatakan setuju dan sangat setuju sebesar 85%, maka dapat di ambil kesimpulan bahwa event yang diselenggarakan Honda mencerminkan jiwa anak muda yang aktif, dan powerfull.
Tabel 4.15 Event yang diselenggarakan/disponsori Honda sesuai dengan posisi produk Frequency Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid Percent
Tidak Setuju
2
2.0
2.0
2.0
Raguragu
10
10.0
10.0
12.0
Setuju
71
71.0
71.0
83.0
Sangat setuju
17
17.0
17.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
(Sumber: data primer 2010 yang telah diolah) Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa
0%
atau tidak ada
responden menjawab sangat tidak setuju, 2 responden menyatakan tidak setuju, 10 responden ragu-ragu, 71 responden setuju dan 17 responden menyatakan sangat setuju. Jika dilihat yang menyatakan setuju dan sangat setuju sebesar 85%, ini berarti event yang diselenggarakan/disponsori Honda sesuai dengan posisi produknya sebagai salah satu produsen motor terbesar di Indonesia.
89
Tabel 4.16 Event yang diselenggarakan/disponsori Honda sesuai pasar sasaran yaitu anak muda yang aktif dan powerfull Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Raguragu
18
18.0
18.0
18.0
Setuju
73
73.0
73.0
91.0
Sangat setuju
9
9.0
9.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
(Sumber: data primer 2010 yang telah diolah) Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa 0% atau tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju dan tidak setuju, sebanyak 18 orang responden menyatakan ragu-ragu, 73 responden setuju dan 9 responden sangat setuju.Jika dilihat yang menyatakan setuju dan sangat setuju sebanyak 80%, ini berarti event yang diselenggarakan/disponsori oleh Honda sesuai pada pasar sasaran yaitu para remaja yang aktif dan powerfull.
Tabel 4.17 Pesan yang disampaikan saat menyaksikan event yang diselenggarakan/disponsori oleh Honda menarik Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak Setuju
2
2.0
2.0
2.0
Raguragu
13
13.0
13.0
15.0
Setuju
75
75.0
75.0
90.0
Sangat setuju
10
10.0
10.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
(Sumber: data primer 2010 yang telah diolah) 90
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa 2 orang responden menyatakan tidak setuju, 13 responden ragu-ragu, 75 responden setuju dan 10 responden menyatakan sangat setuju. Jika dilihat yang menyatakan setuju dan sangat setuju sebesar 85%, ini berarti pesan yang disampaikan saat event diselenggarakan menarik.
Tabel 4.18 Pesan yang disampaikan saat menyaksikan event yang diselenggarakan/disponsori oleh Honda mudah dimengerti Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak Setuju
2
2.0
2.0
2.0
Raguragu
10
10.0
10.0
12.0
Setuju
70
70.0
70.0
82.0
Sangat setuju
18
18.0
18.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
(Sumber: data primer 2010 yang telah diolah) Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa 2 orang responden menyatakan tidak setuju, 10 responden ragu-ragu, 70 responden setuju dan 18 responden menyatakan sangat setuju. Jika dilihat yang menyatakan setuju dan sangat setuju sebesar 85%, ini berarti pesan yang disampaikan saat event diselenggarakan mudah dimengerti.
91
Tabel 4.19 Informasi yang didapat saat menyaksikan acara yang diselenggarakan/disponsori oleh Honda menarik Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak setuju
3
3.0
3.0
3.0
Raguragu
27
27.0
27.0
30.0
Setuju
55
55.0
55.0
85.0
Sangat setuju
15
15.0
15.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
(Sumber: data primer 2010 yang telah diolah) Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa 3 orang responden menyatakan tidak setuju, 27 responden ragu-ragu, 55 responden setuju dan 15 responden menyatakan sangat setuju. Jika dilihat yang menyatakan setuju dan sangat setuju sebesar 70%, ini berarti informasi yang disampaikan saat event diselenggarakan menarik.
Persepsi Konsumen (X2) Tabel 4.20 Mesin sepeda motor Honda tidak mudah rusak Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak setuju
1
1.0
1.0
1.0
Raguragu
17
17.0
17.0
18.0
Setuju
71
71.0
71.0
89.0
Sangat setuju
11
11.0
11.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
(Sumber: data primer 2010 yang telah diolah)
92
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa 0% atau tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju, 1 orang responden tidak setuju, 17 responden menyatakan ragu-ragu, 71 responden setuju dan 11 responden menyatakan sangat setuju.Jika dilihat yang menyatakan setuju dan sangat setuju sebanyak 80%, ini berarti secara keseluruhan mesin sepeda motor Honda tidak mudah rusak.
Tabel 4.21 Mesin sepeda motor Honda tidak cepat panas
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak setuju
1
1.0
1.0
1.0
Raguragu
18
18.0
18.0
19.0
Setuju
69
69.0
69.0
88.0
Sangat setuju
12
12.0
12.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
(Sumber: data primer 2010 yang telah diolah)
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa 0% atau tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju, 1 orang responden tidak setuju, 18 responden menyatakan ragu-ragu, 69 responden setuju dan 12 responden menyatakan sangat setuju.Jika dilihat yang menyatakan setuju dan sangat setuju sebanyak 80%, ini berarti secara keseluruhan mesin sepeda motor Honda tidak cepat panas.
93
Tabel 4.22 Suku cadang sepeda motor Honda mudah ditemukan Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Sangat tidak setuju
1
1.0
1.0
1.0
Tidak setuju
1
1.0
1.0
2.0
Raguragu
12
12.0
12.0
14.0
Setuju
62
62.0
62.0
76.0
Sangat setuju
24
24.0
24.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
(Sumber: data primer 2010 yang telah diolah) Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 1 orang responden menyatakan sangat tidak setuju dan tidak setuju, 12 responden ragu-ragu, 62 responden setuju dan 24 responden menyatakan sangat setuju. Jika dilihat yang menyatakan setuju dan sangat setuju sebesar 85%, ini berarti secara keseluruhan suku cadang sepeda motor Honda mudah ditemukan.
Tabel 4.23 Harga suku cadang sepeda motor Honda terjangkau Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak setuju
15
15.0
15.0
15.0
Raguragu
23
23.0
23.0
38.0
Setuju
50
50.0
50.0
88.0
Sangat setuju
12
12.0
12.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
(Sumber: data primer 2010 yang telah diolah) 94
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 15 orang responden menyatakan tidak setuju, 23 responden ragu-ragu, 50 responden setuju dan 12 responden menyatakan sangat setuju. Jika dilihat yang menyatakan setuju dan sangat setuju sebesar 60%, ini berarti secara keseluruhan harga suku cadang sepeda motor Honda terjangkau
Tabel 4.24 Harga jual kembali sepeda motor Honda cukup tinggi Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak setuju
4
4.0
4.0
4.0
Raguragu
19
19.0
19.0
23.0
Setuju
65
65.0
65.0
88.0
Sangat setuju
12
12.0
12.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
(Sumber: data primer 2010 yang telah diolah)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 4 orang responden menyatakan tidak setuju, 19 responden ragu-ragu, 65 responden setuju dan 12 responden menyatakan sangat setuju. Jika dilihat yang menyatakan setuju dan sangat setuju sebesar 75%, ini berarti secara keseluruhan harga jual kembali sepeda motor Honda cukup tinggi.
95
Tabel 4.25 Bangga dan percaya diri saat mengendarai sepeda motor Honda Frequency Valid
Percent
Cumulative Percent
Valid Percent
Raguragu
12
12.0
12.0
12.0
Setuju
67
67.0
67.0
79.0
Sangat setuju
21
21.0
21.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
(Sumber: data primer 2010 yang telah diolah) Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa 12 responden menyatakan ragu-ragu, 67 responden setuju dan 21 responden menyatakan sangat setuju. Jika dilihat yang menyatakan setuju dan sangat setuju sebesar 85%, ini berarti secara keseluruhan responden merasa bangga dan percaya diri saat menggunakan sepeda motor Honda. Tabel 4.26 Sepeda motor Honda aman dan nyaman untuk dikendarai Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak setuju
6
6.0
6.0
6.0
Raguragu
36
36.0
36.0
42.0
Setuju
51
51.0
51.0
93.0
Sangat setuju
7
7.0
7.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
(Sumber: data primer 2010 yang telah diolah) Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa 0% atau tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju, 6 orang responden tidak setuju, 36 responden menyatakan ragu-ragu, 51 responden setuju dan 7 responden 96
menyatakan sangat setuju.Jika dilihat yang menyatakan setuju dan sangat setuju sebanyak 55%, ini berarti sepeda motor Honda aman dan nyaman untuk dikendarai. Tabel 4.27 Bahan bakar sepeda motor Honda irit Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak setuju
2
2.0
2.0
2.0
Raguragu
17
17.0
17.0
19.0
Setuju
71
71.0
71.0
90.0
Sangat setuju
10
10.0
10.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
(Sumber: data primer 2010 yang telah diolah) Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa 0% atau tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju, 2 orang responden tidak setuju, 17 responden menyatakan ragu-ragu, 71 responden setuju dan 10 responden menyatakan sangat setuju.Jika dilihat yang menyatakan setuju dan sangat setuju sebanyak 80%, ini berarti secara keseluruhan bahan bakar sepeda motor Honda masuk dalam kategori irit.
97
Tabel 4.28 Sepeda motor Honda Memiliki Akselerasi Kecepatan yang Baik Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak setuju
1
1.0
1.0
1.0
Raguragu
10
10.0
10.0
11.0
Setuju
73
73.0
73.0
84.0
Sangat setuju
16
16.0
16.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
(Sumber: data primer 2010 yang telah diolah) Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa 0% atau tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju, 1 orang responden tidak setuju, 10 responden menyatakan ragu-ragu, 73 responden setuju dan 16 responden menyatakan sangat setuju.Jika dilihat yang menyatakan setuju dan sangat setuju sebanyak 85%, ini berarti secara keseluruhan sepeda motor Honda memiliki akselerasi kecepatan yang baik. Tabel 4.29 Sepeda motor Honda ramah lingkungan Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Raguragu
27
27.0
27.0
27.0
Setuju
68
68.0
68.0
95.0
Sangat setuju
5
5.0
5.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
(Sumber: data primer 2010 yang telah diolah) Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa 0% atau tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju dan tidak setuju, 27 responden ragu98
ragu, 68 responden setuju dan 5 responden menyatakan sangat setuju.Jika dilihat yang menyatakan setuju dan sangat setuju sebanyak 70%, ini berarti secara keseluruhan sepeda motor Honda masuk dalam kategori yang ramah lingkungan. Brand Image Produk (Y) Tabel 4.30 AHM memberikan souvenir pasca pembelian produknya Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Sangat tidak setuju
2
2.0
2.0
2.0
Tidak setuju
8
8.0
8.0
10.0
Raguragu
21
21.0
21.0
31.0
Setuju
57
57.0
57.0
88.0
Sangat setuju
12
12.0
12.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
(Sumber: data primer 2010 yang telah diolah) Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa 2 orang responden menyatakan sangat tidak setuju, 8 responden tidak setuju, 21 responden ragu-ragu, 57 responden setuju dan 12 responden menyatakan sangat setuju.Jika dilihat yang menyatakan setuju dan sangat setuju sebanyak 80%, ini berarti secara keseluruhan AHM selalu memberikan souvenir pasca pembelian produknya.
99
Tabel 4.31 Kualitas sepeda motor Honda cukup baik dibandingkan dengan produk yang lain Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Raguragu
26
26.0
26.0
26.0
Setuju
65
65.0
65.0
91.0
Sangat setuju
9
9.0
9.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
(Sumber: data primer 2010 yang telah diolah) Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa 0% atau tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju dan tidak setuju, 26 responden menyatakan ragu-ragu, 65 responden setuju dan 9 responden menyatakan sangat setuju.Jika dilihat yang menyatakan setuju dan sangat setuju sebanyak 70%, ini berarti secara keseluruhan kualitas sepeda motor Honda cukup baik dibandingkan dengan produk lain. Tabel 4.32 Sepeda motor Honda memiliki ukuran dan bentuk yang beragam Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Sangat tidak setuju
2
2.0
2.0
2.0
Tidak setuju
3
3.0
3.0
5.0
Raguragu
14
14.0
14.0
19.0
Setuju
71
71.0
71.0
90.0
Sangat setuju
10
10.0
10.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
(Sumber: data primer 2010 yang telah diolah)
100
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa 2 orang responden menyatakan sangat tidak setuju, 3 responden tidak setuju, 14 responden ragu-ragu, 71 responden setuju dan 10 responden menyatakan sangat setuju.Jika dilihat yang menyatakan setuju dan sangat setuju sebanyak 80%, ini berarti secara keseluruhan sepeda motor Honda memiliki ukuran dan bentuk yang beragam. Tabel 4.33 Daya tahan sepeda motor Honda cukup baik dibandingkan dengan produk yang lain Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak setuju
1
1.0
1.0
1.0
Raguragu
8
8.0
8.0
9.0
Setuju
73
73.0
73.0
82.0
Sangat setuju
18
18.0
18.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
(Sumber: data primer 2010 yang telah diolah) Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa 0% atau tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju, 1 responden tidak setuju, 8 responden menyatakan ragu-ragu, 73 responden setuju dan 18 responden menyatakan sangat setuju. Jika dilihat yang menyatakan setuju dan sangat setuju sebanyak 85%, ini berarti secara keseluruhan daya tahan sepeda motor Honda cukup baik dibandingkan dengan produk lain.
101
Tabel 4.34 Desain sepeda motor Honda mempunyai keunikan tersendiri dibanding dengan produk yang lain. Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak setuju
1
1.0
1.0
1.0
Raguragu
10
10.0
10.0
11.0
Setuju
76
76.0
76.0
87.0
Sangat setuju
13
13.0
13.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
(Sumber: data primer 2010 yang telah diolah) Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa 0% atau tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju, 1 responden tidak setuju, 10 responden menyatakan ragu-ragu, 76 responden setuju dan 13 responden menyatakan sangat setuju.Jika dilihat yang menyatakan setuju dan sangat setuju sebanyak 85%, ini berarti secara keseluruhan desain sepeda motor Honda memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan produk lain. Tabel 4.35 Corak desain sepeda motor Honda sangat stylis dan dinamis sesuai dengan selera konsumen. Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak setuju
1
1.0
1.0
1.0
Raguragu
29
29.0
29.0
30.0
Setuju
59
59.0
59.0
89.0
Sangat setuju
11
11.0
11.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
(Sumber: data primer 2010 yang telah diolah) 102
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa 0% atau tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju, 1 responden tidak setuju, 29 responden menyatakan ragu-ragu, 59 responden setuju dan 11 responden menyatakan sangat setuju.Jika dilihat yang menyatakan setuju dan sangat setuju sebanyak 70%, ini berarti secara keseluruhan corak desain sepeda motor Honda sangat stylish dan dinamis sesuai dengan selera responden.
Tabel 4.36 Sepeda motor Honda memiliki varian warna yang menarik dan beragam Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak setuju
5
5.0
5.0
5.0
Raguragu
17
17.0
17.0
22.0
Setuju
67
67.0
67.0
89.0
Sangat setuju
11
11.0
11.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
(Sumber: data primer 2010 yang telah diolah) Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa 0% atau tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju, 5 responden tidak setuju, 17 responden menyatakan ragu-ragu, 67 responden setuju dan 11 responden menyatakan sangat setuju.Jika dilihat yang menyatakan setuju dan sangat setuju sebanyak 75%, ini berarti secara keseluruhan sepeda motor Honda memiliki varian warna yang menarik dan beragan.
103
Tabel 4.37 Harga beli sepeda motor Honda terjangkau sesuai dengan kualitas yang ditawarkan Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak setuju
3
3.0
3.0
3.0
Raguragu
25
25.0
25.0
28.0
Setuju
64
64.0
64.0
92.0
Sangat setuju
8
8.0
8.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
(Sumber: data primer 2010 yang telah diolah) Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa 0% atau tidak ada responden yang menyatakan sangat tidak setuju, 3 responden tidak setuju, 25 responden menyatakan ragu-ragu, 64 responden setuju dan 8 responden menyatakan sangat setuju.Jika dilihat yang menyatakan setuju dan sangat setuju sebanyak 70%, ini berarti secara keseluruhan harga sepeda motor Honda terjangkau sesuai dengan kualitas yang ditawarkan.
Tabel 4.38 Lokasi dealer dan bengkel resmi sepeda motor Honda mudah ditemukan Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak setuju
9
9.0
9.0
9.0
Raguragu
38
38.0
38.0
47.0
Setuju
46
46.0
46.0
93.0
Sangat setuju
7
7.0
7.0
100.0
100
100.0
100.0
Total
(Sumber: data primer 2010 yang telah diolah) 104
D. Uji Asumsi Klasik 1.
Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ghozali (2006) jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Sumber: data primer 2010 yang telah diolah)
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas Histogram
105
(Sumber: data primer 2010 yang telah diolah)
Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas dengan Normal P-P Plot Dengan melihat tampilan grafik histogram maupun grafik normal plot dapat dilihat bahwa grafik histogram memberikan pola yang normal. Sedangkan pada grafik normal plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Sehingga kesimpulannya adalah model regresi memeneuhi asumsi normalitas. 2. Uji Multikolinearitas Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Jika di antara variabel-variabel bebas yang digunakan sama sekali tidak
106
berkorelasi satu dengan yang lain maka bisa dikatakan bahwa tidak terjadi multikolinearitas. Tabel 4.39 Hasil Uji Multikolinearitas Collinearity Statistics Tolerance
VIF
.579
1.726
.579
1.726
Sumber: data primer 2010 yang telah diolah) Berdasarkan tabel 4.42 hasil uji dapat dilihat melalui Variance Inflation (VIF) masing-masing variabel independent memiliki VIF tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance > 0,1. Maka dapat dinyatakan model regresi linear berganda terbebas dari asumsi multikolinearitas. 3. Uji Heteroskedastisitas
Gambar 4.3 Hasil Uji Heteroskedastisistas 107
Gambar 4.3 terlihat bahwa titik-titik tersebar di sekeliling garis lurus dan tidak membuat pola. Maka dapat dapat dikatakan bahwa persyaratan heteroskedastisitas dapat terpenuhi. E. Analisis Uji Hipotesis 1. Uji-t Tabel 4.40 Hasil Uji t Coefficientsa
Model (Constant)
1
Unstandardized Coefficients Std. B Error .830 2.730
Standardized Coefficients Beta
t .304
Sig. .762
EVENT_SPONSORSHIP
.530
.122
.346
4.345
.000
PERSEPSI_KONSUMEN
.527
.078
.534
6.718
.000
a. Dependent Variable: BRAND_IMAGE
Dari hasil pengolahan data pada tabel 4. didapatkan : 1).
Pengaruh event sponsorship terhadap brand image Pada variabel event sponsorship nilai t hitung > t tabel yaitu 4.345
> 1.671 dan nilai signifikansi 0.000 < 0.05. Sehingga hipotesis yang berbunyi terdapat pengaruh yang signifikan antara event sponsorship terhadap brand image diterima (Ha diterima dan Ho ditolak). Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara event sponsorship terhadap brand image.
108
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Tristania Widianti, dengan skripsinya yang berjudul “Pengaruh Event/Sponsorship Terhadap Brand Image Rokok Sampoerna A-Mild PT.HM Sampoerna Tbk”, menyatakan bahwa event sponsorship berpengaruh terhadap brand image rokok HM Sampoerna. Kemudian penelitian yang dilakukan Andoko Yuwono Universitas Komputer Indonesia, Agustus 2005, dengan judul skripsi “Pengaruh Pelaksanaan Event Sponsorship Terhadap Pembetukan Citra Produk (Study Pada Konsumen Djarum Super di Wilayah Bandung Selatan)” menyatakan bahwa pelaksanaan event sponsorship memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pembentukan citra produk. Menurut Frank Jefkins (1997:176) Event sponsorship merupakan suatu kegiatan yang dapat menjadikan nama perusahaan diingat dan dapat meningkatkan image perusahaan. Dalam penelitian ini event sponsorship berpengaruh secara parsial terhadap brand image, hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu dan teori yang ada. 2). Pengaruh persepsi konsumen terhadap brand image Pada variabel persepsi konsumen nilai t hitung > t tabel yaitu 6.718 > 1.671 dan nilai signifikansi 0.000 < 0.05. Sehingga hipotesis yang berbunyi terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi konsumen terhadap brand image diterima (Ha diterima dan Ho ditolak). Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi konsumen terhadap brand image. 109
Menurut penelitian yang dilakukan Wenny wiendanie dengan skripsinya yang berjudul Analisis Persepsi Brand Association menurut pelanggan sabun mandi cair Lux pada PT.Unilever Indonesia, menyatakan bahwa adanya pengaruh yang positif antara persepsi konsumen dengan brand association. Kemudian ecara teoritis hasil penelitian ini mendukung konsep yang di kemukakan oleh Aaker 1996 (dalam Simamora 2003: 36) yang menyatakan bahwa brand yang kuat juga memiliki persepsi kualitas (perceived quality) dan loyalitas konsumen (consumer loyality) yang tinggi selain brand awareness yang tinggi dan asosiasi merek yang kuat. Dalam penelitian ini perspsi berpengaruh secara parsial terhadap brand image, hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu dan teori yang ada. 2.
Uji F Tabel 4.41 Hasil Uji F ANOVAb Model
Sum of Squares
df
Mean Square
1 Regression
861.883
2
430.941
Residual
475.427
97
4.901
1337.310
99
Total
F 87.924
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), PERSEPSI_KONSUMEN, EVENT_SPONSORSHIP b. Dependent Variable: BRAND_IMAGE
Sumber : data primer yang telah diolah
Berdasarkan tabel anova di atas diperoleh nilai F hitung sebesar 87.924 sementara dari tabel nilai statistik F dengan derajat bebas df1=2 110
dan df2=97 pada taraf signifikansi 0.05 diperoleh F tabel = 3.09 jadi tampak bahwa F hitung > F tabel ini berarti 87.924 > 3,09 Karena F hitung > F tabel maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan
secara
bersama-sama antara variabel-variabel indenpenden (penggunaan event sponsorship, dan persepsi konsumen) terhadap variabel dependen (brand image).
3.
Uji Koefisien Determinasi Tabel 4.42 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summaryb Model 1 a. b.
R .803a
R Square .644
Adjusted R Square .637
Predictors: (Constant), PERSEPSI_KONSUMEN, EVENT_SPONSORSHIP Dependent Variable: BRAND_IMAGE
Pada tabel diatas terlihat bahwa koefisien determinasi yang disesuaikan (Adjusted R Square) sebesar 0.637 memberi pengertian bahwa variasi yang terjadi pada variabel Y (brand image) adalah 63.7% ditentukan oleh variabel event sponsorship dan brand image, selebihnya sebesar 36.3% (100% - 63,7%) ditentukan oleh variabel lain yang tidak diketahui dan tidak termasuk dalam analisa regresi ini
111
112
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel event sponsorship dan persepsi konsumen dalam membentuk brand image produk Honda. Dalam penelitian ini, yang menjadi obyek penelitian adalah masyarakat Karang Mulya Ciledug yang menggunakan sepeda
motor
Honda
dan
pernah
menyaksikan
event
yang
diselenggarakan/disponsori oleh Honda. Sampel yang diambil sebanyak 100 orang responden dengan pertimbangan tertentu. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Variabel event sponsorship secara parsial berpengaruh signifikan dalam membentuk brand image. 2. Variabel persepsi konsumen secara parsial berpengaruh signifikan dalam membentuk brand image. 3. Variabel event sponsorship, dan persepsi konsumen secara bersama-sama (simultan) berpengaruh signifikan dalam membentuk brand image. 4. Variabel event sponsorship dan persepsi konsumen mampu menjelaskan variasi brand image produk Honda sebesar 63.7%, selebihnya sebesar 36.3% dijelaskan oleh variabel lain. 112
Jadi, dari hasil analisis ini dapat disimpulkan bahwa semua variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap variabel dependen (pembentukan brand image). B. IMPLIKASI Berdasarkan hasil analisis dari kesimpulan, maka ada beberapa implikasi dari hasil penelitian ini, yaitu : 1. Untuk membentuk brand image diperlukan event sponsorship yang menarik. Semakin menarik pesan dan informasi yang disampaikan pada suatu event maka akan memberikan kesan yang positif pada target audience, karena hal ini
bertujuan untuk membentuk persepsi yang baik sehingga merek produk tersebut dapat menjadi pilihan pertama (top of mind) dibenak konsumen, pada akhirnya produk tersebut diharapkan dapat berkesan dan membentuk brand image yang kuat di hati konsumen (heart share) dan konsumen berimajinasi untuk memiliki produk tersebut yang pada akhirnya konsumen melakukan pembelian terhadap merek produk yang telah ditawarkan. 2. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui adanya pengaruh yang kuat
antara event sponsorship dan persepsi konsumen dalam membentuk brand image
produk
Honda.
Dengan
demikian,
apabila
event
yang
diselenggarakan Honda dibuat lebih menarik maka dapat dipastikan persepsi konsumen akan positif dan brand image produk Honda akan semakin positif pula dan sebaliknya, apabila event yang diselenggarakan
113
menjadi kurang menarik dapat dipastikan persepsi konsumen akan negatif dan imbasnya brand image produk Honda akan semakin negatif pula. Oleh karena
itu,
sangat
penting
bagi
perusahaan
untuk
memperhatikan pembuatan sebuah event, karena kesan positif atau negatif dari sebuah merek dapat tercipta setelah konsumen melihat event yang dilihat tersebut. Dengan kata lain, event yang menarik akan mendorong konsumen lebih memperhatikan dan berusaha untuk memahami informasi yang diberikan mengenai produk Honda dan nantinya akan membentuk brand image
yang positif sehingga
mendorong konsumen untuk melakukan pembelian terhadap produkproduk Honda.
C. SARAN Berdasarkan keseluruhan pembahasan dalam penelitian ini, maka akan disampaikan beberapa saran kepada pihak manajemen PT. Astra Honda Motor selaku salah satu produsen motor terbesar di Indonesia agar dapat meningkatkan dan mempertahankan brand image perusahaan , yaitu sebagai berikut: 1.
Manajemen PT. Astra Honda Motor hendaknya lebih memperhatikan setiap elemen event yang akan diselenggarakan, terutama bentuk event seperti apa yang akan diselenggarakan, kemudian informasi dan pesan yang akan disampaikan kepada target audience. Untuk event yang akan datang pihak manajemen PT. Astra Honda Motor harus bisa membuat 114
event yang lebih meriah lagi. Hal ini bertujuan untuk menarik target audience sebanyak-banyaknya sehingga merek/produk perusahaan akan semakin melekat dipikiran konsumen. 2. Di lapangan diketahui bahwa konsumen berpendapat brand image sepeda motor Honda sangat baik. Artinya brand image yang ada telah dapat diterima dan dikenal oleh konsumen. Sebaiknya brand image yang bernilai positif ini terus dipertahankan oleh perusahaan, agar brand image yang melekat pada benak konsumen tidak hilang seiring berjalannya waktu. Kemudian brand image yang dirasakan oleh konsumen sebanding dan selaras dengan tingkat kepercayaan terhadap produk sepeda motor Honda. Sehingga perusahaan harus tetap bisa menjaga dan meningkatkan kualitas produknya agar kepercayaan merek di benak konsumen semakin bertambah, sehingga dengan itu semua maka akan mampu meningkatkan intensitas pembelian konsumen.
115
116
DAFTAR PUSTAKA
BUKU Aaker, David.A. “Manajemen Ekuitas Merek”, edisi 1, CV.Mitra Utama, Jakarta,1997. Swastha, Basu dan Irawan. “Manajemen Pemasaran Modern”, Penerbit Liberty, Yogyakarta, 2007. Chandra,G. “Strategi dan Program Pemasaran”, Andi Offset.Yogyakarta, 2002. David,W.Cravens. “Pemasaran Strategis”, Edisi empat, cetakan kedua, Penerbit Erlangga, 1998. Durianto, D , Sugiarto, Sitinjak, T. ”Strategi Menaklukan Pasar melalui Riset Ekuitas dan Prilaku Merek”, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2001. Engel, James F. Blacwell, Roger D. Miniard, Paul W. ”Perilaku Konsumen”, Bina Rupa Aksara, Jakarta. 1995. Fandy Tjiptono. “Perspektif kontemporer”,Yogyakarta, 2000
Manajemen
dan
Pemasaran
Fandy Tjiptono.” Strategi Pemasaran”, edisi kedua, Andi Offset, Yogyakarta, 2002. Freddy Rangkuty.”The power of brand, Teknik Mengelola Brand equity dan Strategi perluasan Merek”,Penerbit PT.Gramedia, Jakarta, 2002. Ghozali. “Analisis Multivariate dan Program SPSS”, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2006. Jefkins , Frank. ”Periklanan”, Erlangga, Jakarta, 1997. Kotler, Philip. “Manajemen Pemasaran”, Edisi millennium, Penerbit PT. Prenhallido, Jakarta, 2000. 116
Kotler, Philip dan Armstrong. ”Dasar-dasar Pemasaran”, Alih bahasa oleh Alexander Sindoro dan Tim mark Plus, jilid 1, edisi kesembilan, PT. Indeks Gramedia, Jakarta, 2003. Kotler,Philip. ”Manajemen Pemasaran”, jilid2, Alih bahasa oleh Hendra Teguh, Ronny A.Rusly, Benjamin Molan, PT. Indeks Gramedia, Jakarta, 2004. Lupiyoadi,Rambat.”Manajemen Pemasaran Jasa”, Salemba Empat, Jakarta, 2001. Mar’at. “Sikap Manusia Perubahan Serta Pengukurannya”, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1991. Moh. Nazir. ”Metode Penelitian”, Cetakan Kelima, Ghalia Indonesia, Jakarta, 2003. Robbins, Stephen P. “Perilaku Organisasi”, Jilid Pertama, Edisi Kesembilan, Alih Bahasa: Drs. Benyamin Molan, PT Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta, 2003. Rossiter, J.R., & L. Percy. ”Advertising Communication and Promotion Management” McGraw Hill, New York, 1997. Shimp, Terence A. ”Periklanan Promosi Komunikasi Pemasaran Terpadu”, edisi kelima jilid 1, Erlangga, Jakarta, 2003. Simamora, Bilson. “Panahan Riset dan Perilaku Konsumen”, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2004. Sugiyono. “ Metode penelitian Bisnis”, CV. Alfabeta, Bandung, 2004. Sujianto, Agus Eko dkk.,”Aplikasi Statistik dengan SPSS”, cetakan pertama, Prestasi pustaka, 2009. Sutisna. “Perilaku Konsumen dan Komunukasi Pemasaran”, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002. Sutrisno Hadi. “Metodologi Research”, Andi Offset, Yogyakarta, 1995. 117
Tom Brannan. “Komunikasi Pemasaran Terpadu”, Utama, Jakarta, 1998.
PT.Gramedia Pustaka
Tom Brannan. “Integrated Marketing Communication, Memadukan Upaya Public Relation, Iklan dan Promosi untuk Membangun Identitas Merek”, Penerbit PPM, Jakarta, 2004 Walgito, B. ”Pengantar Psikologi Umum”. Andi Offset. Yogyakarta, 1997.
JURNAL Tristania Widianti, “Pengaruh Event/Sponsorship Terhadap Brand Image Rokok Sampoerna A-Mild PT.HM Sampoerna Tbk”. Andoko Yuwono. “Pengaruh Pelaksanaan Event Sponsorship Terhadap Pembetukan Citra Produk” Yamit. ”Pengaruh Pencantuman Merk terhadap Persepsi tentang Kualitas Susu Coklat pada Siswa-Siswi SMA N I Yogyarkata”. Fakultas Psikologi UGM,Yogyakarta. 2001 Wenny wiendanie, “Analisis Persepsi Brand Association menurut pelanggan sabun mandi cair Lux pada PT.Unilever Indonesia”. Dina Dwi Cahyani, “Analisis Pengaruh Persepsi Konsumen terhadap Brand Image sepeda motor Yamaha Mio”. 2008.
SUMBER LAIN http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/05/membangun-brand-imageproduk.html PPM Management Research http://www.astrahonda.com Majalah Marketing 118