APLIKASI METODOLOGI SISTEM LUNAK UNTUK PENGELOLAAN KAWASAN HUTAN RAWAN KONFLIK : KASUS HUTAN PENELITIAN BENAKAT, SUMATERA SELATAN
EDWIN MARTIN
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan, bahwa tesis ―Aplikasi Metodologi Sistem Lunak untuk Pengelolaan Kawasan Hutan Rawan Konflik: Kasus Hutan Penelitian Benakat, Sumatera Selatan‖ merupakan karya saya dengan dibimbing oleh Komisi Pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Bogor, Mei 2008
Edwin Martin NIM: E051060361
ABSTRACT EDWIN MARTIN. 2008. Application of Soft Systems Methodology for Close-to-Conflict State Forestland Management: The Case of Benakat Research Forest, South Sumatra. Under the supervision of HERRY PURNOMO and NURHENI WIJAYANTO. There are plenty of Indonesian forest areas lied in condition of not govern and neglected so that initially perceived as conflicting area. It is could be happened due to government vagueness to dealing with other stakeholder preferences on appropriate land-use for those resources. One well-known approach to systems design that focuses on explicating different perspectives is Soft Systems Methodology (SSM), which has been used widely and succesfully in many messy problem situations. The main objective of research is to develop understanding on divergence of opinion of stakeholder toward achieving desirable and feasible forest area management plan, by application of SSM. Research was situated on one of neglected management-block within Benakat Research Forest at South Sumatra, namely ―Agroforestry Block‖. The result showed that intervention phase of SSM which driven by reflective facilitation could enhance social learning among contrary actors, so that offered new pathway to the future of Agroforestry Block. But this learning process has not significantly change the attitude of involved participants yet. Key words: Conflict, facilitation, research forest management, Soft Systems Methodology
RINGKASAN EDWIN MARTIN. 2008. Aplikasi Metodologi Sistem Lunak untuk Pengelolaan Kawasan Hutan Rawan Konflik : Kasus Hutan Penelitian Benakat, Sumatera Selatan. Dibimbing oleh HERRY PURNOMO dan NURHENI WIJAYANTO. Indonesia saat ini memiliki 50 taman nasional dan 32 hutan penelitian sebagai unit manajemen kawasan hutan yang dikelola langsung oleh pemerintah. Fakta menunjukkan bahwa tidak sedikit dari kawasan atau bagian kawasan tersebut berada dalam kondisi ―tidak terkelola‖. Ini terlihat dari berubahnya tata guna lahan menjadi bukan hutan, maraknya pencurian kayu, dan kebakaran hutan berulang. Keadaan ini cenderung dibiarkan dan tidak tertangani jika berada dalam situasi yang dianggap rawan konflik. Peter Checkland, seorang pengajar di Universitas Lancaster Inggris pada awal dekade 1980an mengemas konsep penelitian aksi dan berpikir sistem (lunak) menjadi Metodologi Sistem Lunak (Soft Systems Methodology-SSM) Metodologi ini dikembangkan untuk menangani masalah-masalah manajemen yang muncul dari sistem aktivitas manusia, misalnya konflik. Informasi keberhasilan aplikasi Metodologi Sistem Lunak (MSL) dalam di berbagai bidang dapat menjadi pijakan untuk mengadaptasikan pendekatan berorientasi perubahan ini bagi pengelolaan kembali kawasan-kawasan hutan ―tidak terkelola‖ di Indonesia. Keterbatasan dana merupakan situasi masalah yang umum dihadapi institusi-institusi pemerintah. Untuk itu, penelitian ini akan menjawab pertanyaan ―Apakah aplikasi MSL melalui fasilitasi reflektif, sebuah cara-cara fasilitasi yang dilakukan oleh orang atau kelompok orang yang terlibat dalam situasi masalah itu sendiri, dapat menghasilkan langkah pengelolaan bagi kawasan hutan yang dianggap rawan konflik dan mengubah sikap aktor-aktor yang terlibat dalam proses penelitian‖. Penelitian mengambil contoh kasus ―tidak terkelolanya‖ Blok Agroforestri Hutan Penelitian Benakat, di Sumatera Selatan. Proses utama penelitian ini menggunakan modus operandi penelitian aksi yang diarahkan untuk mendukung berlangsungnya fase MSL melalui media fasilitasi reflektif Konteks penelitian ini adalah upaya pengelolaan kembali kawasan hutan yang dianggap rawan konflik, sehingga proses penelitian diawali dengan mengobservasi atau memahami situasi masalah, merefleksi pemahaman situasi masalah melalui pemodelan sistem, menetapkan rencana aksi, hingga tercapainya aksi. Tahapan observasi diawali dengan aktivitas penentuan stakeholder dan pendefinisian isu, guna memasuki situasi sistem sosial kompleks. Peneliti menyebut tahapan awal ini sebagai pra-observasi. Tahap ini berkaitan dengan upaya untuk mendorong para pihak bersedia bertemu dalam satu forum agar dialog tatap muka dapat dimulai. Menetapkan masalah mensyaratkan identifikasi para pihak dan saling menyadari atas isu-isu bersama. Wawancara kelompok (focus group interviews-FGIs) yang dilakukan pada setiap kelompok para pihak merupakan alat utama dalam tahap ini. Dalam penelitian ini para pihak utama adalah mereka yang berasal dari Balai Penelitian Kehutanan Palembang (pengelola), Desa Benakat Minyak (pemanfaat), dan Desa Semangus (pemanfaat). Wawancara kelompok fokus terhadap para pihak utama dijalankan melalui strategi fasilitasi minimal, dimana peneliti bertindak sebagai fasilitator pertemuan agar masing-masing kelompok dapat merumuskan jawaban kelompoknya atas pertanyaan yang diajukan, namun fasilitator tidak terlibat dalam proses menemukan jawaban tersebut. Selain itu, setiap kelompok diminta untuk memilih individu-individu sebagai wakil
kelompoknya dalam proses pelaksanaan penelitian lanjutan. Peneliti membantu cara pemilihan wakil kelompok berdasarkan kriteria ―who really counts‖ yang dikembangkan oleh Mitchell et al., yaitu kekuatan (power), kepentingan (urgency), dan keabsahan (legitimacy). Individu yang terpilih disebut sebagai aktor (who own the problems). Mereka adalah subjek utama dalam proses penelitian aksi ini. Penetapan masalah dilengkapi dengan pengumpulan informasi mengenai sejarah dan situasi terkini pemanfaatan areal Blok Agroforestri, melalui pengumpulan data sekunder, wawancara rumah tangga dan observasi lapangan partisipatif. Kegiatan wawancara rumah tangga dibantu aktor-aktor lokal guna memudahkan penentuan responden dan proses wawancara. Pra-observasi dilaksanakan oleh peneliti dengan cara tinggal di Desa Benakat Minyak dan Semangus selama beberapa waktu. Hasil dari proses pra-observasi dijadikan pijakan untuk memulai tahapan Metodologi Sistem Lunak melalui forum lokakarya (search conference). Lokakarya dilaksanakan selama 2 hari, tanggal 14 sampai dengan 15 November 2007 bertempat di Wisma Mawar Pertamina Pendopo, Kecamatan Talang Ubi Muara Enim. Analisis perubahan sikap dinilai dari perubahan kekuatan keyakinan (belief strength) dan evaluasi manfaat (outcome evaluation) yang diukur pada saat awal dan akhir penelitian. Signifikansi perubahan sikap para pihak dianalisis melalui tes McNemar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemodelan dalam Metodologi Sistem Lunak merupakan proses adaptif, karena terjadi umpan balik antara proses memodelkan dengan hasil ekspresi situasi masalah. Jadi, meskipun pada situasi sebenarnya tidak terbangun hubungan yang positif di antara para pihak utama, namun terjadi dalam dunia sistem (model konseptual). Perbandingan antara kejadian di dunia sistem dengan situasi yang berlangsung ternyata mampu mendorong orang untuk menyusun langkah taktis menuju perubahan yang diinginkan masing-masing pihak. Prinsip-prinsip MSL yang dijalankan melalui strategi fasilitasi reflektif mampu mengubah suasana konflik yang disebabkan oleh perbedaan perspektif dan kepentingan, menjadi media pembelajaran sosial saling memahami, sehingga menghasilkan langkah pengelolaan bagi Blok Agroforestry Hutan Penelitian Benakat yang semula ―tidak terkelola‖. Fase intervensi dalam tahapan MSL ini tidak secara signifikan mengubah sikap para pihak terhadap preferensi tata guna lahan. Ini berarti potensi konflik dalam masa depan tetap ada. Model konseptual sebagai representasi hubungan beragam aktivitas bertujuan dalam masa depan dapat dijadikan pedoman interaksi para pihak pada saat melaksanakan aksi menuju perubahan situasi masalah. Resolusi konflik dapat berwujud memperbaiki model konseptual yang ada sebagai refleksi sistem aktivitas yang lebih layak dan diterima. MSL dapat dijadikan alternatif pendekatan untuk mengintervensi kawasan-kawasan hutan yang dianggap rawan konflik di Indonesia. Aplikasi metodologi ini dalam konteks pengelolaan kawasan hutan yang lebih kompleks (isu lebih luas, para pihak lebih banyak) sebaiknya dikombinasikan dengan metodologi lainnya (multi metodologi). Kata kunci: Konflik, fasilitasi, pengelolaan hutan penelitian, Metodologi Sistem Lunak
@Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2008 Hak cipta dilindungi Undang-undang 1. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumber a. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjuan suatu masalah b. Pengutipan tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB 2. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB
APLIKASI METODOLOGI SISTEM LUNAK UNTUK PENGELOLAAN KAWASAN HUTAN RAWAN KONFLIK : KASUS HUTAN PENELITIAN BENAKAT, SUMATERA SELATAN
EDWIN MARTIN
Tesis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Ilmu Pengetahuan Kehutanan
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2008
Judul Tesis
: Aplikasi Metodologi Sistem Lunak untuk Pengelolaan Kawasan Hutan Rawan Konflik: Kasus Hutan Penelitian Benakat, Sumatera Selatan
Nama
: Edwin Martin
NIM
: E051060361
Program Studi
: Ilmu Pengetahuan Kehutanan
Disetujui: Komisi Pembimbing:
(Dr. Ir. Herry Purnomo, M.Comp) Ketua
(Dr. Ir. Nurheni Wijayanto, MS) Anggota
Diketahui:
Ketua Program Studi Ilmu Pengetahuan Kehutanan
Dekan Sekolah Pascasarjana
(Prof. Dr. Ir. Imam Wahyudi, MS)
(Prof. Dr. Ir. Khairil A. Notodiputro, MS)
Tanggal Ujian: 29 Mei 2008
Tanggal Lulus:
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis : Dr. Ir. Soeryo Adiwibowo, MS.
PRAKATA Penulis bersyukur kehadirat Allah Subhanahu Wata‘alah, atas segala limpahan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulisan Tesis ini dapat diselesaikan dengan baik. Tesis yang berjudul ―APLIKASI METODOLOGI SISTEM LUNAK UNTUK PENGELOLAAN KAWASAN HUTAN RAWAN KONFLIK : Kasus Hutan Penelitian Benakat, Sumatera Selatan‖ ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Ilmu Pengetahuan Kehutanan (IPK) Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor (IPB). Penelitian dilaksanakan dalam periode Juli 2007 sampai dengan April 2008, berlokasi di Kecamatan Talang Ubi Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Penelitian dilatarbelakangi oleh keprihatinan penulis terhadap terbengkalainya Blok Agroforestry Hutan Penelitian Benakat, sebagai areal penelitian agroforestry yang menjadi kebanggaan rimbawan di Sumatera Selatan, khususnya counterpart Proyek ATA-186 dan seluruh karyawan Balai Teknologi Reboisasi pada era tahun 1980-an. Sebagai rimbawan muda, penulis terpanggil untuk berbuat sesuatu, meskipun pada awalnya tidak mengerti apa yang harus dilakukan di tengah makin kompleksnya permasalahan pengelolaan kawasan hutan. Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Dr. Ir. Herry Purnomo, M.Comp. selaku pembimbing utama yang telah mengenalkan kepada penulis Ilmu Sistem dan Pemodelan, khususnya Metodologi Sistem Lunak sehingga mendorong penulis untuk melakukan penelitian ini dan memberikan saran berharga dalam pelaksanaan maupun penulisan tesis. Demikian pula untuk Bapak Dr. Ir. Nurheni Wijayanto, MS selaku pembimbing pendamping yang secara kebetulan dalam tugas kuliah agroforestry yang beliau asuh, dalam ulasan ―Diagnosis and Design‖ sebuah pendekatan pengenalan dan penguatan teknik agroforestry, mengingatkan kembali penulis untuk kembali ke gelanggang Hutan Penelitian Benakat, karena selama ini yang banyak dikerjakan oleh litbang kehutanan umumnya hanya pada taraf diagnosis saja dan ragu untuk membuat design apalagi delivery, terima kasih atas arahan dan bimbingannya. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada sdr. Bondan Winarno, Bambang T. Premono, dan Mas Yanto Candra atas pengumpulan data dan informasi awal mengenai situasi terkini Blok Agroforestry, sebagai pijakan awal dilaksanakan intervensi dalam penelitian ini. Penghargaan juga disampaikan kepada seluruh aktor yang terlibat dalam penelitian ini, yang membantu kelancaran proses penelitian. Ungkapan terima kasih tak terhingga penulis haturkan untuk kedua orang tua (alm) Kgs. M. Saleh dan Ibu Maria atas perhatian, doa dan kasih sayangnya. Kepada istri penulis Suswinarni, anak-anak Hasna Amalliya dan Izzan Muhammad Nuha, terima kasih atas pengorbanan dan cinta tulus kalian. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Mei 2008
Edwin Martin