Angka Kemiskinan Masih Tinggi 10 Propinsi dengan Angka Kemiskinan Tertinggi (%) No Propinsi
Angka Kemiskinan
1
Papua Barat
36,80
2
Papua
34,88
3
Maluku
27,74
4
Sulawesi Barat
23,19
5
Nusa Tenggara Timur
23,03
6
Nusa Tenggara Barat
21,55
7
Aceh
20,98
8
Bangka Belitung
18,94
9
Gorontalo
18,70
10 Sumatera Selatan
18,30
Sumber: Sensus Nasional BPS 2010 Kemensos Akui Gagal Capai Target Turunkan Angka Kemiskinan ( http://us.nasional.news.viva.co.id/news/read/468668-kemensos-akui-gagal-capai-target-turunkan-angka-kemiskinan )
http://www.mediaindonesia.com/hottopic/read/1882/Jumlah-Penduduk-Miskin-masih-Tinggi/2014/07/02
Jumlah Penduduk Miskin masih Tinggi Rabu, 02 Juli 2014 Penulis: Aim/Wes/ Mus/X-9
Antara/Lucky. R MI/LILIEK DHARMAWAN
BADAN Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penduduk miskin di Indonesia hingga Maret 2014 mencapai 28,28 juta orang, atau bertambah 110 ribu orang jika dibandingkan dengan periode Maret 2013 sebesar 28,17 orang. Bertambahnya penduduk miskin itu juga seiring dengan naiknya garis kemiskinan pada periode Maret 2103-Maret 2014 sebesar 11,45%, dari Rp271.626 per kapita per bulan menjadi Rp302.735 per kapita per bulan. Penduduk miskin didefinisikan sebagai penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per
kapita per bulan di bawah garis kemiskinan. Kepala BPS Suryamin menjelaskan bertambahnya penduduk miskin disebabkan sepanjang Maret 2013-Maret 2014 terjadi hujan-hujan berkepanjangan yang berpengaruh terhadap sektor pertanian. ''Hujan deras membuat banyak yang tidak bisa bekerja. Faktor cuaca ini juga membuat panen bergeser,'' katanya dalam jumpa pers di Jakarta, kemarin. Suryamin menambahkan, komoditas makanan yang memberikan sumbangan terbesar terhadap garis kemiskinan ialah beras. Untuk di perkotaan sumbangan terhadap garis kemiskinan sebesar 25,14% dan di perdesaan 32,89%. Menurutnya, persoalan kemiskinan bukan sekadar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin, melainkan juga tingkat kedalaman dan keparahan kemiskinan tersebut. Menteri Koordinator Perekonomian Chairul Tanjung mengakui masih bertambahnya penduduk miskin itu disebabkan perlambatan ekonomi dan rendahnya kualitas pertumbuhan. ''Pengurangan penduduk miskin ialah sebuah keniscayaan (keharusan). Tapi kalau pertumbuhan ekonomi kita enggak tinggi dan kualitasnya juga enggak masuk kepada sektor yang memberikan keberpihakan kepada masyarakat miskin, ya, begini hasilnya,'' tukas Chairul. Menurut Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Hendri Saparini, ada dua hal yang dapat dilakukan untuk menekan angka kemiskinan. Pertama, memenuhi kebutuhan dasar masyarakat yang tidak produktif secara ekonomi. Kedua, masyarakat miskin yang berada pada usia produktif harus bekerja. ''Sekarang tidak. Siapa pun yang miskin, berapa pun usianya, dapat raskin dan BLT. Harusnya mereka diberdayakan secara ekonomi,'' ujarnya. http://www.jambiekspres.co.id/berita-9864-gotong-royong-untuk-864-juta-orang-miskin.html
Gotong Royong untuk 86,4 Juta Orang Miskin Senin, 21/10/2013 - 10:48:49 WIB | Kategori: Dahlan Iskan Oleh Dahlan Iskan Menteri BUMN
Pagi ini di Sukabumi seluruh direktur utama BUMN berkumpul. Di Sukabumi mereka membubuhkan tanda tangan pertanda ikut gotong royong. Mengikutkan seluruh karyawan dan keluarga mereka ke program BPJS Kesehatan. Bapak Presiden SBY hadir di acara ini. Beliau tidak hanya menyaksikan. Beliau ingin program bersejarah yang terjadi di era kepemimpinan beliau ini sukses. BPJS memang akan mengubah sistem jaminan kesehatan nasional. Tahun pertama baru menyangkut 86,4 juta orang. Tapi, inilah dasar yang kukuh untuk sistem kesehatan negara modern nanti. Karyawan BUMN dan keluarganya tidak termasuk yang 86,4 juta itu. Keikutsertaan BUMN bisa menambah kualitas layanan untuk yang 86,4 juta orang itu. Siapakah 86,4 juta orang itu" Mereka adalah rakyat miskin dan hampir miskin. Mulai 1 Januari 2014, kesehatan mereka ditanggung pemerintah. Melalui layanan Askes yang berganti nama BPJS Kesehatan. Baru kali ini terjadi dalam sejarah Republik Indonesia pengobatan untuk seluruh orang miskin dan hampir miskin ditanggung oleh pemerintah. Tentu layanan yang bisa diberikan kepada 86,4 juta orang miskin itu belum akan memuaskan. Tiap orang baru mendapatkan jatah Rp 19.000 per bulan. Rata-rata. Artinya, kalau banyak yang tidak sakit, jatah untuk yang sakit bisa lebih besar daripada itu. Meski belum memuaskan, tapi sejarah sudah dimulai. Meningkatkannya akan jauh lebih mudah daripada memulainya. Ini bukan hanya soal uang. Tapi juga komitmen. Di dalamnya menyangkut pembangunan sistem. Termasuk membangun kapasitas pengelolaannya. Sesuai dengan UU Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, BPJS Kesehatan tidak di bawah BUMN. Mulai 1 Januari nanti, PT Askes (Persero) menjelma jadi BPJS Kesehatan dan bukan lagi BUMN. Kita akan punya pengalaman baru. Sebuah lembaga layanan masyarakat tidak berbentuk perusahaan. BPJS tidak boleh mencari laba. Dana operasional BPJS Kesehatan dijatah dari persentase dana kesehatan yang diperoleh dari APBN. Juga tidak
boleh punya anak perusahaan. Karena itu, anak perusahaan PT Askes, PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia, akan diakuisisi BUMN lain sebelum akhir tahun ini. Banyak yang mengkhawatirkan sistem pengelolaan yang seperti itu tidak akan merangsang manajemen BPJS untuk maju. Tidak ada sistem insentif yang memadai. Tapi biarlah semua berjalan dulu. Kalau BUMN mempersoalkan itu, nanti terkesan tidak rela melepaskannya. Mengapa keikutsertaan BUMN disebut gotong royong" Sebab, keikutsertaan BUMN akan memperkuat BPJS. Si kuat membantu yang lemah. Si muda membantu yang tua. Si sehat membantu yang sakit. Dirut PT Askes Dr dr Fachmi Idris berhasil meyakinkan itu. BUMN akan membayar ke BPJS Rp 50.000 per bulan per orang. Karyawannya muda-muda sehingga diasumsikan masih jarang sakit. Pendidikannya juga lebih tinggi. Kesadaran hidup sehatnya lebih tinggi. Dirut Askes harus mencari sebanyak-banyaknya peserta yang seperti BUMN itu. Agar semakin banyak yang ikut gotong royong. Dengan demikian, rakyat miskin yang jatahnya Rp 19.000 itu bisa mendapatkan layanan lebih daripada itu. Yang juga sangat penting adalah disiplin pada sistem rujukan. Jangan semua orang sakit langsung masuk RS. Rumah sakit haruslah hanya tempat rujukan dari puskesmas. Dengan BPJS Kesehatan ini, pengentasan kemiskinan bisa lebih berhasil. Selama ini banyak orang yang berhasil diangkat dari kemiskinan. Namun, mereka langsung kembali miskin manakala salah seorang anggota keluarganya sakit. Selamat berpisah PT Askes (Persero). Selamat datang BPJS Kesehatan. Sebanyak 86,4 juta rakyat miskin menanti pelayananmu! (*)