ANALISIS WAJAH PEREMPUAN SUKU BATAK
Tesis Diajukan untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Mencapai Spesialis dalam Bidang Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher
Oleh RIFI RIO ODIAS
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS BIDANG ILMU KESEHATAN TELINGA HIDUNG TENGGOROK BEDAH KEPALA LEHER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2008
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
Lembar Pengesahan
Tanggal 23 Desember 2008 Disetujui untuk diajukan ke sidang ujian oleh :
Pembimbing 1
dr. Muzakkir Zamzam, Sp.THT-KL(K) NIP : 140 105 362
Pembimbing 2
dr. T. Sofia Hanum, Sp.THT-KL (K) NIP : 140 088 177
Pembimbing 3
dr. Farhat, Sp.THT-KL NIP : 132 299 360
Diketahui oleh Ketua Program Studi Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok, Bedah Kepala Leher Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Prof. Askaroellah Aboet, dr, Sp.THT-KL(K) NIP : 130 517 523
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
Medan, Desember 2008
Tesis dengan judul
ANALISIS WAJAH PEREMPUAN SUKU BATAK
Diketahui oleh Ketua Departemen
Ketua Program Studi
Prof.dr.Abdul Rachman Saragih,SpTHT-KL(K)
Prof.dr.Askaroellah Aboet,SpTHT-KL(K)
Telah disetujui dan diterima baik oleh pembimbing Ketua
dr. Muzakkir Zamzam, SpTHT-KL (K)
Anggota
dr. T. Sofia Hanum, SpTHT-KL (K)
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
dr. Farhat, SpTHT-KL
ANALISIS WAJAH PEREMPUAN SUKU BATAK
ABSTRAK Dilakukan perhitungan dua puluh dua parameter pada wajah untuk menentukan nilai-nilai analisis wajah pada seratus orang perempuan suku Batak dengan umur diantara delapan belas dan empat puluh tahun. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan metode analisis fotometrik. Hasil menunjukan tinggi wajah pada suku Batak
mendekati ke arah kriteria Neoclassical canon, tetapi pada
parameter vertikal, lebar ala nasi lebih besar dibandingkan dengan jarak epikantus. Bentuk hidung pada suku Batak adalah tipe mesorhine dan bentuk wajah pada suku Batak adalah persegi. Parameter wajah pada suku Batak berbeda dengan suku-suku lain dan tidak termasuk ke dalam kriteria-kriteria yang digunakan selain ini dalam tindakan rinofasialplasti.
Kata kunci : Analisa wajah, Profil wajah, Suku Batak, Rinofasialplasti
ABSTRACT Twenty two facial profiles were taken to determine facial analysis values among one hundreds Bataknese women between ages 18 and 40 years old. The measurements were made by photometrics analysis. The result showed that facial height of Bataknese close to Neoclassical canon criterias, but in the vertical values of ala nasi wider than the distance of epikantus. The shape of Bataknese’s nose was mesorhine type and facial shape was square type. Facial
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
profiles in Bataknese were different from other ethnics and also not included to criterias that was used in preparing a rhinofacialplasty.
Key word : Facial analysis, Facial profiles, Bataknese, Rhinofacialplasty
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas rahmat, karunia dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini sebagai salah satu tugas akhir dalam menyelesaikan pendidikan spesialis dalam bidang Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara/RSUP H. Adam Malik Medan. Berkat dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak, akhirnya tesis ini dapat diselesaikan. Untuk itu perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada : Rektor Universitas Sumatera Utara, Bapak Prof. Chairuddin Panusunan Lubis, dr, Sp.A (K), DTM&H, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis di Departemen THT-KL Fakultas Kedokteran Sumatera Utara. Bapak Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Prof. Gontar Alamsyah, dr, Sp.PD-KGEH dan mantan dekan Prof. Sutomo Kasiman, dr, Sp.JP (K) dan Prof. T. Bahri Anwar, dr, Sp.JP (K) yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti Program Pendidikan di Fakultas Kedokteran Sumatera Utara. Bapak Direktur Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar dan bekerja di Rumah Sakit ini.
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
Prof. Abdul Rachman Saragih, dr, Sp.THT-KL (K) sebagai Kepala Departemen THT-KL FK USU/RSUP H. Adam Malik Medan yang telah memberikan kesempatan, bimbingan dan arahan sejak penulis mengikuti pendidikan di Departemen THT-KL FK USU/RSUP H. Adam Malik Medan. Prof. Askaroellah Aboet, dr, Sp.THT-KL (K) sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis di Departemen THT-KL FK USU/RSUP H. Adam Malik Medan atas bimbingan, arahan, dorongan dan nasehat selama penulis mengikuti pendidikan di Departemen THT-KL FK USU/RSUP H. Adam Malik Medan. Dr. Muzakkir Zamzam, Sp.THT-KL (K) sabagai pembimbing utama tesis, dr. T. Sofia Hanum, Sp.THT-KL (K) dan dr. Farhat, Sp.THT-KL sebagai pembimbing pendamping tesis, yang telah banyak memberikan waktu, bimbingan, arahan dan motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya saya tujukan kepada semua guru-guru di Departemen THT-KL FK USU/RSUP H. Adam Malik Medan, Prof. Ramsi Lutan, dr, Sp.THT-KL (K), dr. Asroel Aboet, Sp.THT-KL (K), dr. Yuritna Haryono, Sp.THT-KL (K), Prof. Askaroellah Aboet, dr, Sp.THT-KL (K), Prof. Abdul Rachman Saragih, dr, Sp.THT-KL (K), Dr. Muzakkir Zamzam, Sp.THT-KL (K), dr. Mangain Hasibuan, Sp.THT-KL, Dr. dr. Delfitri Munir, Sp.THT-KL (K), dr. T. Sofia Hanum, Sp.THT-KL (K), dr. Linda I Adenin, Sp.THT-KL, dr. Hafni, Sp.THT-KL (K), dr. Ida Sjailendrawati H, Sp.THT-KL, dr. Adlin Adnan, Sp.THTKL, dr. Rizalina A. Asnir, Sp.THT-KL, dr. Siti Nursiah, Sp.THT-KL, dr. Andrina YM Rambe, Sp.THT-KL, dr. Harry Agustaf A, Sp.THT-KL, dr. Farhat, Sp.THT-KL, dr.
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
T. Siti Hajar Haryuna, Sp.THT-KL, dr. Aliandri, Sp.THT-KL dan dr. Ashri Yudhistira, Sp.THT-KL yang telah memberikan bimbingan, ilmu dan pengetahuan di bidang THT-KL yang bermanfaat bagi penulis di kemudian hari. Bapak Kepala Departemen/Staf Radiologi FK USU/RSUP H. Adam Malik Medan, Kepala Departemen/Staf Anastesiologi dan Reanimasi FK USU/RSUP H. Adam Malik Medan, Kepala Departemen/Staf Patologi Anatomi FK USU/RSUP H. Adam Malik Medan yang telah memberikan bimbingan kepada penulis selama menjalani stase pendidikan di Departemen tersebut. Direktur dan seluruh staf THT-KL RSUD Lubuk Pakam, RS PTP XI Tembakau Deli Medan, Rumah Sakit DAM-I/Bukit Barisan Medan dan RSU Dr. Pirngadi Medan, yang telah memberikan kesempatan dan bimbingan kepada penulis untuk belajar selama pendidikan di rumah sakit tersebut. Kedua orangtua tercinta, Ibunda drg. Asnimar dan ayahanda dr. Rusdi Zain, Sp THT-KL, serta kedua adik-adik penulis mengucapkan terima kasih atas limpahan kasih sayang dan tak henti-hentinya memberikan dorongan serta doa kepada penulis. Istriku dr. Indira Julia, MKT terima kasih atas dukungan dan perhatiannya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Teman-teman sejawat peserta pendidikan Ilmu Kesehatan THT Bedah Kepala Leher terima kasih atas persahabatan dan kerjasama yang terjalin selama mengikuti pendidikan.
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
Paramedis dan karyawan Departemen THT Bedah Kepala Leher FK USU/RSUP H. Adam Malik Medan yang telah membantu dan bekerja sama selama penulis menjalani pendidikan. Semoga segala bantuan dan bimbingan yang diberikan kepada penulis menjadi amal ibadah. Akhirnya penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, dan semoga Allah Subhanahu Wata’ala selalu melimpahkan rahmat dan hidayahNya kepada kita semua.
Medan, Desember 2008
Rifi Rio Odias
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
RIWAYAT HIDUP DATA PRIBADI Nama
: Rifi Rio Odias, dr
Tempat/ Tanggal lahir
: Medan, 13 September 1978
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Agama
: Islam
Status Perkawinan
: Kawin
Nama Istri
: Indira Julia, dr
Alamat
: Jl. Setia Budi, Pasar 2, Kompleks Graha Tanjung Sari Blok F no.21 Medan 20132
PENDIDIKAN FORMAL 1984 – 1990
: SD Diponegoro Kisaran
1990 – 1993
: SMP Diponegoro Kisaran
1993 – 1996
: SMA Negeri I Medan
1996 – 2003
: Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara
2004 – 2008
: Asisten dokter (PPDS) Telinga Hidung Tenggorok Bedah Kepala Leher Fak. Kedokteran USU / RSUP H. Adam Malik Medan.
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR............................................................................... ABSTRAK............................................................................................... DAFTAR ISI............................................................................................ DAFTAR TABEL..................................................................................... DAFTAR GAMBAR................................................................................. DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................
i v vii ix x xi
BAB 1: PENDAHULUAN .......................................................................
1
1.1. 1.2. 1.3. 1.3.1. 1.3.2. 1.4. 1.4.1. 1.4.2.
Latar Belakang............................................................................. Perumusan Masalah .................................................................... Tujuan Penelitian........................................................................... Tujuan Umum............................................................................. .. Tujuan Khusus.............................................................................. Manfaat Penelitian ....................................................................... Manfaat Teoritik............................................................................ Manfaat Praktis.............................................................................
1 4 4 4 4 5 5 5
BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA..............................................................
6
BAB 3 : KERANGKA KONSEP…………………………………………….
25
BAB 4 : METODE PENELITIAN ................ ………………………………
26
4.1. 4.2.
26
4.2.1 4.2.2. 4.2.3. 4.2.4. 4.2.5. 4.2.6 4.3. 4.3.1. 4.3.2.
Jenis dan Rancangan Penelitian................................................. Populasi, Sampel, Besar Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ...................................................... Populasi....................................................................................... Sampel........................................................................................ Besar Sampel ............................................................................. Teknik Pengambilan Sampel ...................................................... Kriteria Inklusi ............................................................................. Kriteria Eksklusi.......................................................................... . Variabel Penelitian dan Definisi Operasional.............................. Variabel Penelitian....................................................................... Definisi Operasional.....................................................................
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
26 26 26 26 27 27 27 28 28 28
4.4. 4.5. 4.6. 4.7.
Alat dan Bahan Penelitian............................................................ Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................ Kerangka Kerja............................................................................. Analisa Data..................................................................................
31 31 32 32
BAB 5 : HASIL PENELITIAN .................................................................
33
BAB 6 : PEMBAHASAN ........................................................................
35
BAB 7 : KESIMPULAN DAN SARAN..................................................... 7.1. Kesimpulan.................................................................................... 7.2. Saran.............................................................................................
47 47 47
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................
48
LAMPIRAN............................................................................................... 56
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1. Nilai normal analisis wajah.............................................................
18
Tabel 5.1. Sebaran parameter profil wajah sampel…………….................
33
Tabel 5.2. Sebaran tinggi wajah secara horizonta…………………………. 34 Tabel 5.3. Sebaran perbandingan jarak interkantus dengan lebar ala nasi……………………………………………..
34
Tabel 6.1. Pembagian tinggi wajah secara horizontal...................................
35
Tabel 6.2. Persentase besar wajah secara horizontal……………………..
36
Tabel 6.3. Sebaran persentase tinggi wajah secara horizontal pada beberapa suku......................................................
37
Tabel 6.4. Pembagian tinggi bawah wajah menurut Powell dan Humpries.......................................................................
38
Tabel 6.5. Pembagian tinggi bawah wajah menurut Peek dan Peek…………………………………………………….
39
Tabel 6.6. Tebal bibir atas…………………………………………………….
39
Tabel 6.7. Jarak interkantus dan lebar ala nasi…………………………….
40
Tabel 6.8. Persentase sebaran perbandingan jarak interkantus dengan lebar ala nasi……………………………….
41
Tabel 6.9. Sudut Nasofrontal, Nasofasial dan Naso Labial……………….
42
Tabel 6.10. Sudut Mentoservikal dan sudut Nasomental………………….
43
Tabel 6.11. Tabel proporsi panjang hidung…………………………………
44
Tabel 6.12. Perbandingan proporsi lebar ala nasi dengan panjang hidung………………………………………..
44
Tabel 6.13. Proyeksi hidung…………………………………………………
45
Tabel 6.14. Columella show dan sulkus mentolabial……………………..
45
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.1. Neo Classical Cannon...............................................................
2
Gambar 1.2. Vetruvian Man………………………........................................
2
Gambar 2.1. Titik-titik antropometri pada wajah...........................................
7
Gambar 2.2. Bidang dan sudut wajah............................................................
8
Gambar 2.3. Garis Frankfort horizontal.........................................................
9
Gambar 2.4. Pembagian wajah secara vertikal dan horizontal………………………………………………….
10
Gambar 2.5. Sudut nasofrontal......................................................................
11
Gambar 2.6. Sudut nasofasial…………………………...............................
15
Gambar 2.7. Posisi horizontal bibir dengan sulkus mentolabial................
16
Gambar 3.1. Kerangka konsep penelitian………………………………….
25
Gambar 4.1. Kerangka kerja penelitian…………………………………….
32
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Persetujuan Komite Etik Penelitian ...................................... 56 Lampiran 2. Status Penelitian .................................................................. 57 Lampiran 3. Lembar Persetujuan Subjek Penelitian ................................. 59 Lampiran 4. Hasil Pengukuran Sampel...................................................... 60
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Kecantikan merupakan hal yang sulit untuk diartikan secara objektif. Sejak sejarah pertama kali dicatat, manusia berusaha menampilkan dan menjelaskan konsep dari kecantikan. Gambaran ini berubah seiring dengan faktor waktu, dipengaruhi oleh etnik, ekonomi dan sosial (Wall, 1998; Drury, 2000; Nassif, 2005; Honn, 2006). Kata estetik berasal dari bahasa Yunani aisthesis, yang artinya pengabdian pada kecantikan. Bangsa Yunani juga berusaha mengartikan kecantikan melalui model proporsi geometrik dan matematika. Polykleitos (abad ke-5 SM) membentuk sebuah canon personal (Classical Greek Canon) dari proporsi seluruh badan dengan membagi 7 bagian dan 1,5 dari bagian badan tersebut adalah kepala. Polykleitos biasanya memahat para atlit olahraga. Kemudian Praxiteles (370 – 330 SM) lebih memilih wanita sebagai subjeknya. Aphrodite merupakan hasilnya yang menjadi betuk ideal pada masanya dan beberapa abad kemudian (Vegter, 2000; Papel, 2002; Honn, 2006). Bangsa Romawi membawa pemikiran mengenai proporsi, pemahatan diperuntukan untuk alasan politik dan sosial dari pada untuk seni. Marcus Vitruvius Polio mempunyai teori dalam hal bangunan yang dimuliakan harus mengikuti proporsi dari bentuk tubuh manusia, dimana menurutnya proporsi badan manusia merupakan model yang paling ideal. Dia menggambarkan
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
manusia dengan tangan dan kaki yang ekstensi, badan masuk ke dalam bentuk geometri dasar, yaitu lingkaran dan persegi (Papel, 2002). Pada masa renaissance, Albrect Durer (1471 – 1528 M) mempelajari prinsip Vitruvian dan menulis “Tidak seorang di dunia ini yang dapat menentukan bagaimana bentuk manusia yang paling baik”. Leonardo da Vinci (1452-1511 M) juga mempelajari prinsip dari Vitruvian, dia menitikberatkan proporsi dari pada kecantikan. Versi nya mengenai Vitruvian menjadi salah satu karyanya yang terkenal (Neoclassical canon). Da Vinci membagi wajah menjadi 3 bagian, dari batas rambut depan sampai pangkal hidung, dari pangkal hidung sampai dasar hidung, dan dari dasar hidung sampai batas bawah dari dagu (Vegter, 2000; Porter, 2001; Papel, 2002).
Gambar 1.1. Neo Classical Cannon dari Da Vinci ( Papel, 2002)
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
Gambar 1.2. Vetruvian Man menurut Da Vinci (Vegter,2000)
Evaluasi proporsi dari wajah juga dimanfaatkan oleh ahli bedah selama mepersiapkan tahap-tahap operasi plastik wajah. Ada beberapa cara dalam penentuan proporsi dari wajah yang dapat dilakukan dalam persiapan pembedahan.
Teknik
yang
biasa
di
pakai,
yaitu
Cephalometrics
dan
Photometrics (Riveiro, 2003; Choe, 2004; Hormozi, 2008; Shubailat, 2008). Dikarenakan lebih menekankan pada proporsi jaringan lunak dibanding dengan menggunakan foto rontgent, menjadikan cara photometrics lebih disukai ahli bedah plastik. Dan merupakan cara yang lebih baik dalam menentukan perbandingan pre operatif dan hasil post operatif (Wall, 1998; Jain, 2004). Dengan meningkatnya permintaan Rinofasialplasti kosmetik dalam 20 tahun belakangan ini, untuk itu diperlukan suatu konsep normal dalam bentuk wajah, dimana arti menarik pada seseorang tidak sama pada orang lain. Menarik meliputi kombinasi kualitas wajah, proporsional, simetris, harmoni dan nilai budaya yang berlaku. Kasus yang paling menantang dalam rinofasialplasti kosmetik adalah perbedaan suku yang secara kolektif disebut dengan ‘hidung orang yang bukan kulit putih’. Termasuk golongan ini adalah Negro, Asia, Indian dan keturunan-keturunan dari suku-sukunya (Milgrim, 1996; Porter, 2001; Shubailat, 2008). Operasi wajah pada bangsa Asia (khususnya suku Batak pada penelitian ini) akan menjadi tidak proporsional jika mengacu pada nilai normal pada bangsa kulit putih. Dimana diharap operasi wajah tetap mempertahankan bentuk wajah kesukuan masing-masing dari pasien. Untuk itu diperlukan adanya suatu nilai rata-rata dari bentuk wajah suku Batak (Matory, 1986; Abraham, 2003; Honrado,
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
2005; Maidl, 2005). Suku Batak merupakan salah satu suku terbesar yang berdomisili di Kota Medan. Dengan kebiasaan hidup splendid isolation, peneliti tidak membedakan sub-suku dalam suku Batak dan cukup mudah mendapatkan subjek penelitian yang murni tanpa ada gangguan dari pembauran antar suku.
1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : Bagaimanakah nilai rata-rata proporsi wajah perempuan suku Batak?
1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Menentukan nilai proporsi wajah perempuan suku Batak 1.3.2. Tujuan khusus - Mengetahui jarak parameter wajah perempuan suku Batak - Mengetahui sudut parameter wajah perempuan suku Batak - Mengetahui proporsi hidung terhadap wajah perempuan suku Batak - Mengetahui bentuk hidung wajah perempuan suku Batak - Mengetahui bentuk wajah perempuan suku Batak
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
1.4.
Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Teoritik - Mengetahui bentuk wajah suku Batak - Sebagai pengembangan keilmuan di bidang Ilmu Penyakit Telinga Hidung, Tenggorok Kepala dan Leher, Sub divisi Plastik-Rekonstruksi. 1.4.2. Manfaat Praktis - Dapat menjadi patokan dalam melakukan operasi rinofasialplasti kosmetik pada suku Batak
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Analisis wajah dimulai dengan memeriksa faktor personal yang dapat secara signifikan memberi efek pada intervensi pembedahan nantinya. Ada 5 komponen personal yang mempengaruhi analisis wajah, yaitu umur, jenis kelamin, ras (etnis), bentuk tubuh dan personaliti (Nassif, 2005; Patrocinio, 2006.). Petunjuk untuk dasar anatomi harus dipahami dalam melakukan analisis karakteristik wajah. Pada penampakan frontal wajah, trichion (Tr) ditandai sebagai batas atas dahi, yang berlokasi pada garis rambut frontal. Nasion (N) adalah depresi dari pangkal hidung sejalan dengan suture nasofrontal. Radix (R) adalah pangkal hidung , bagian lanjutan sisi superior dari alis mata ke dinding nasal lateral. Subnasal (Sn) adalah pertemuan antara columella dan bibir atas pada dasar hidung. Pertemuan mukokutaneus dari bibir atas dan bawah disebut sebagai vermilion superior dan inferior (Vs dan Vi). Stomion (St) adalah pertemuan dari kedua bibir itu. Menton atau Gnathion (Gn) adalah batas bawah dari jaringan lunak dagu (Stevens, 1997; Wall, 1998; Reddy, 2003; Horioglu, 2005). Pada penampakan lateral, Glabella (G) adalah bagian paling menonjol pada penampang midsagital dari dahi. Rhinion (Rh) adalah pertemuan antara tulang dan tulang rawan dorsum nasi yang merupakan bagian paling menonjol pada dorsum nasi. Puncak hidung (Tp) adalah proyeksi paling anterior dari
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
puncak hidung dan pertemuan dari kedua kubah kartilago lateral bawah. Titik kolumela (Cm) adalah bagian paling anterior dari jaringan lunak kolumela nasi. Pada bagian lateral, lekukan alar (Al), adalah bagian paling posterior hidung. Pada dagu, mentolabial sulcus (Ms) adalah bagian menurun dari bibir bawah dan dagu. Dan pogonion (Pg) adalah bagian paling menonjol pada proyeksi anterior dari dagu. Tragion (Tg) adalah titik supratragal pada telinga (Stevens, 1997; Wall, 1998; Reddy, 2003; Horioglu, 2005).
Gambar 2.1. Titik-titik antropometri pada wajah (Wall, 1998) Banyak bidang dan sudut yang digunakan untuk mendefinisikan hubungan inter-fasial. Sudut nasofrontal (NFA) diukur dari gablella ke nasion dan dorsum nasi (G-N-Tp). Sudut nasofasial (NfcA) dibentuk
dari antara
Glabella ke Pogonion dan garis tangensial dorsum nasi. Sudut nasolabial (NLA)
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
dibentuk oleh columella nasi dan bibir atas (Cm-Sn-Vs). Sudut mentoservikal (MCA) mengukur sudut (Pg-Gn-M) pada Gnathion (Stevens, 1997; Wall, 1998; Becker, 2003).
Gambar 2.2. Bidang dan sudut wajah (Trenite, 1994) Frankfort horizontal merupakan garis yang digunakan pada analisis sefalometri. Garis ini ditarik dari batas superior kanalis auditorius eksternus ke batas inferior rima infraorbitalis pada foto lateral (Larrabee, 1987; Trenite, 1994; Swasonoprijo, 2002).
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
Gambar 2.3. Garis Frankfort horizontal (Nassif, 2005)
Bentuk wajah yang ideal adalah oval. Bentuk-bentuk wajah yang lain adalah bulat, segiempat atau segitiga. Secara umum, perbandingan lebar dan panjang wajah sebaiknya lebih kurang 3:4. Pada penampakan frontal , simetri wajah dinilai pada garis tengah dengan membagi wajah menjadi dua secara vertikal. Penilaian simetri dan proporsi wajah selanjutnya dilakukan dengan membagi wajah menjadi 5 secara vertikal, dengan setiap bagian kira-kira selebar 1 mata (Tardy, 1995; Wall, 1998; Farkas, 2000; Orten, 2002; Arslan, 2008).
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
Gambar 2.4. Pembagian wajah secara vertikal dan horizontal (Trenite, 1994)
Tinggi horizontal dievaluasi dengan membagi wajah menjadi tiga, dengan sepertiga atas dimulai dari trichion hingga glabella, sepertiga tengah dari glabella hingga subnasal, dan sepertiga bawah dari subnasal ke menton. Tinggi nasal vertikal sebaiknya 43% dari tinggi wajah total dari nasion ke menton sedangkan wajah bagian bawah 57% dari total tinggi wajah (Tardy, 1995; Wall, 1998; Leach, 2005). Dalam menganalisis wajah, kita dapat membagi dalam beberapa proporsi, yaitu dahi, mata, hidung, bibir dan dagu, serta telinga.
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
Dahi Dahi membentuk sepertiga atas wajah yang berawal dari trichion sampai dengan glabella dan bagian superior dari alis mata pada lateralnya. Bentuk dahi ini dapat rata, melandai atau menonjol, yang akan turut berperan dalam bentuk wajah secara keseluruhan. Bagian yang paling penting dari dahi pada segi bedah
adalah sudut nasofrontal yang biasanya membentuk sudut 115-130
(Stevens, 1997; Wall, 1998; Nassif, 2005).
Gambar 2.5. Sudut nasofrontal (Nassif, 2005)
Mata Bersama-sama dengan hidung, mata merupakan bagian sentral dari wajah.
Mata
berguna
untuk
menunjukkan
ekspresi
dan
lebih
penjabarannya diliteratur dibandingkan dengan bagian wajah lainnya.
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
banyak Lebar
mata antara kantus medial dan lateral biasanya seperlima dari keseluruhan lebar wajah. Jarak antara kedua sisi kantus medial adalah sama dengan lebar mata. Bentuk dan ukuran fisura palpebra bervariasi sesuai dengan umur dan etnik. Kelopak mata atas biasanya menutupi sebagian kecil iris, namun bukan pupil mata. Kelopak mata bawah juga menutupi sebagian kecil iris, kira-kira 2 mm dari pupil pada kondisi normal (Stevens, 1997; Wall, 1998). Idealnya, jarak interkantus sama dengan setengah jarak interpupil. Jarak interkantus juga sebaiknya sama dengan lebar ala-ala pada dasar hidung pasien Kaukasia. Rata-rata jarak interkantus adalah 30-35 mm, dan rata-rata jarak interpupil adalah 60-70 mm (Wall, 1998). Bentuk dan posisi alis bervariasi sesuai dengan jenis kelamin. Pada wanita umumnya, alis terletak pada supraorbital rim, dengan bentuk yang lebih melengkung. Pada pria umumnya, alis terletak tepat di atas atau sedikit superior dari supraorbital rim, dengan bentuk sedikit melengkung. Lateral dan medial alis mata terletak sejajar pada satu garis horisontal. Medial alis mata terletak pada garis vertikal yang melalui lateral ala dan medial kantus. Lokasi dari titik tertinggi dari kelengkungan alis pada garis vertikal yang melewati batas lateral limbus iris, yaitu pada 2/3 medial atau 1/3 lateral alis (Stevens, 1997; Wall, 1998).
Hidung Hidung merupakan bagian estetika yang paling menonjol dari profil wajah, karena hidung
terproyeksi paling anterior secara tampak lateral. Pada
penampakan frontal, posisi hidung terletak di garis tengah, maka bila terdapat
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
asimetri hidung akan teridentifikasi dengan mudah. Hidung merupakan bagian estetika tersering yang diubah oleh para ahli bedah plastik dan rekonstruksi, oleh karena itu hidung banyak dipelajari untuk menentukan proporsional estetika dan hubungannya dengan bagian wajah lainnya (Wall, 1998; Becker, 2003; Finn, 2005). Analisis hidung sebelum operasi sangat penting. Sebaiknya kita dapat melihat melalui kutis dan subkutis serta dapat membayangkan bentuk kerangka tulang dan tulang rawan. Terminologi yang digunakan untuk mendeskripsikan hubungan anatomi struktur hidung adalah unik. (Wall, 1998; Chang, 2003). Pada tampak frontal, karakteristik hidung mencakup lebar hidung, simetri dan tampilan lengkung dorsum nasi. Lebar
hidung dari lekukan ala nasi ke
lekukan ala nasi sisi sebelahnya adalah 70% panjang hidung dari nasion ke puncak hidung. Pelebaran jarak interalar ini ditemukan pada ras oriental dan afrika (Milgrim, 1996; Wall, 1998). Pembagian bentuk hidung menurut antropologi menjadi 3 golongan besar, yaitu
golongan
Kaukasia
(lepthorrhine),
Asia
(mesorrhine)
dan
Afrika
(platyrrhine). Perbedaan utama antara hidung Kaukasia dan non Kaukasia meliputi ketebalan kulit dan jaringan lunak, kekuatan dan ketebalan kartilago, tinggi dan panjang os nasal, serta bentuk dan orientasi lubang hidung. Secara umum, orang Afrika memiliki perbedaan
paling nyata dibandingkan orang
Kaukasia, sedangkan orang Asia memiliki karakteristik fisik di antara keduanya (Matory, 1986; Milgrim, 1996; Stevens, 1997; Hodgkinson, 2007).
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
Kekhasan hidung Asia adalah dorsum yang lebar dan rendah, defisiensi proyeksi tip, lobul lebar, kulit lobul tebal, jaringan lemak subkutis dan retraksi kolumela. Hidung bangsa non Kaukasia mempunyai variasi anatomi tersendiri. Pasien non Kaukasia ini terdiri dari berbagai latar belakang etnik dan morfologi (Matory, 1986).
Profil Hidung Parameter yang dianggap menentukan bentuk hidung adalah
profil
hidung, proyeksi dan rotasi puncak hidung dan panjang hidung. Bila terdapat kelebihan
lekukan rhinion pada penampakan wajah anterior, maka akan
memperlihatkan profil hidung berpunuk (nasal hump). Bentuk ideal profil dorsum nasi adalah lurus, walaupun sedikit lekukan pada rhinion masih dapat diterima (Wall, 1998).
Proyeksi Tip Sampai saat ini pengukuran proyeksi puncak hidung masih diperdebatkan, oleh karena itu sudut nasofasial sering digunakan untuk mengevaluasi secara tidak langsung derajat proyeksi puncak hidung. Sudut nasofasial ini berkisar 36 . Perbandingan antara nasion-subnasal dan garis perpendikular yang melewati puncak hidung adalah 2,8:1, untuk menjaga pengukuran estetika dari sudut nasofasial 36 . Metode paling mudah untuk mengukur proyeksi tip adalah metode Simmons, yang menghubungkan proyeksi yang diukur dari tip defining point ke subnasal, dengan panjang bibir atas, yang diukur dari subnasal ke batas
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
vermillion (Wall, 1998; Becker, 2003; Reddy, 2003; Devan, 2003).
Gambar 2.6. Sudut nasofasial (Nassif, Kokoska, 2005)
Dasar Hidung Hidung berbentuk seperti segitiga sama kaki pada penampakan dari dasar hidung, dengan kolumela yang membagi dua segitiga yang sama sisi. Rasio perbandingan lobul dengan kolumela adalah 2:1 dan lebar kedua sisi lobul adalah 75% dari lebar dasar hidung. Lubang hidung biasanya sedikit menyerupai bentuk buah pir, dengan bagian paling lebar pada dasar. Pada penampakan lateral dari dasar hidung, rasio ala-lobul adalah 1:1,4. Umumnya bangsa nonKaukasia mempunyai dasar hidung yang lebih lebar daripada jarak interkantus (Matory, 1986; Milgrim, 1996; Wall, 1998). Terdapat perbedaan nyata antar etnik pada konfigurasi ala nasi. Hidung Afrika lebih lebar dan proyeksi rendah serta memiliki lubang hidung yang horisontal. Hidung Asia berada di tengah antara hidung Kaukasia dan Afrika. Pada tampak frontal, lebar ala nasi kurang lebih sama dengan jarak antara Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
kantus medius (Wall, 1998).
Bibir dan Dagu Dagu membentuk sepertiga bawah dari wajah. Metoda untuk menilai posisi dagu dengan menarik garis vertikal tangensial dari titik Li dengan garis horisontal Frankfort. Sulkus mentolabial terletak sekitar 4 mm di belakang garis ini (Stevens R, 1997; Nassif, 2005).
Gambar 2.7. Posisi horizontal bibir dengan sulkus mentolabial (Nassif, 2005)
Bibir merupakan suatu yang dinamik dan kompleks ekspresi. Bibir atas dan hidung saling berhubungan dan merupakan unit penting pada estetika. Bibir umumnya penuh dengan definisi yang baik pada usia muda dan menipis dengan karakter yang menghilang pada proses penuaan. Bibir bawah dan dagu membentuk duapertiga pada sepertiga bawah
wajah. Bibir atas merupakan
sepertiga atas pada sepertiga bawah wajah. Bibir atas biasanya berukuran lebih panjang sekitar 2-3 mm dari bibir bawah, namun ini semua tergantung dari stuktur gigi (Wall, 1998).
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
Telinga Ukuran telinga biasanya sesuai dengan jarak antara alis mata dengan ala nasi. Lebar telinga biasanya 55% panjang telinga. Axis panjang telinga paralel dengan
axis panjang dorsum nasi. Sudut kelengkungan telinga sekitar 30
(Wall, 1998; Nassif, 2005).
Metode Analisis Wajah Cephalometrics Foto Rontgent dipergunakan untuk mendapatkan landmarks dari jaringan lunak dan tulang kepala, yang kemudian dapat menetukan jarak antara maksila ke kranium, mandibula ke kranium, maksila ke mandibula, gigi bagian atas ke maksila, gigi bagian bawah ke mandibula, gigi atas ke gigi bawah. Cara ini merupakan yang paling baik dalam mengevaluasi hubungan antara kraniofasial dan orthognathic, tetapi kurang tepat dalam menganalisa jaringan lunak ( Wall, 1998; Nomura, 1999; Bass, 2003; Riveiro, 2003; Ferrario, 2004; Umar, 2006; Behbehani, 2006; Shlomi, 2007; Honn, 2007).
Photometrics Dikarenakan lebih menekankan pada proporsi jaringan lunak dibanding dengan menggunakan foto rontgent, menjadikan cara ini lebih disukai ahli bedah plastik. Dan merupakan cara yang lebih baik dalam menentukan perbandingan pre operatif dan hasil post operatif (Ahmed, 1991; Wall, 1998; Terris, 2002; Jain,
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
2004).
Tabel 2.1. Nilai normal analisis wajah (Wall, 1998) Tinggi vertikal wajah Tinggi rasio hidung 47% Tinggi rasio wajah bawah 53% Sudut kelengkungan wajah (G-Sn-Pg) = 8-16
(12 )
Segitiga estetika Sudut nasofrontal (G-N-Tp) 115-130 Sudut nasofasial (G-Pg,N-Tp) 30-40 (36 ) Sudut nasomental (N-Prn-Pg), 120-132 Sudut mentoservikal (G-Pg,M-C) 80-95 Proporsional wajah Sudut hidung (N-Tr-Prn) 20-27 Sudut maksila (Tp-Tr-Vs)12-17 Sudut mandibula (Vs-Tr-Pg)14-20 Proyeksi hidung (Sn-Prn/N-Sn) 2,8:1 Sudut nasolabial (Cm-Sn-Vs) 90-120 Rasio ala-lobular , 1:1 Lebar hidung = jarak interokular = ½ jarak interpupil, 30-35mm Rasio 1/3 wajah bawah (Sn-St/St-M), 0,5:1 Proyeksi horisontal bibir atas 3,5 mm Proyeksi horisontal bibir bawah 2,2 mm Interlabial gap, 0-3 mm Rasio Wajah bawah-leher, 1,2:1 N,nasion; Sn,subnasal; Gn,gnathiom; G,gablella; Pg,pogonion; Tp,titk tipnasi; M,menton; C,titik leher; Tg,tragion; Vs,batas vermilion superior; A,ala nasi; Cm,kolimela; St,stomion)
Dokumentasi Fotografi berkualitas baik yang konsisten dengan standar penampakan diperlukan untuk membandingan sebelum dan sesudah hasil operasi. Hal ini penting untuk keperluan mengajar,
dokumentasi medikolegal, dan sebagai
fasilitas komunikasi terhadap pasien. Pada pasien-pasien rinoplasti tampilan Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
yang diperlukan adalah frontal, kedua sisi lateral, kedua sisi oblik dan tampak basal (Trenite, 1994; Tardy, 1995; Riveiro, 2003).
Petunjuk untuk mengambil fotografi perspektif rinoplasti (posisi estetik): Foto wajah tampak frontal diambil secara vertikal, harus mencakup seluruh wajah dan leher, mulai dari batas atas kepala sampai dengan batas atas klavikula. Foto tampak lateral wajah harus mencakup seluruh wajah, leher anterior sampai dengan kepala sternum dari klavikula, tengkuk leher, dan sebagian rambut ditarik agar telinga tampak dengan jelas. Pastikan bahwa kita tidak dapat melihat alis kontralateral. Garis Frankfort horisontal merupakan standart yang digunakan untuk mendapatkan posisi ini. Foto tampak oblik, puncak hidung harus sejajar dengan batas lateral pipi. Foto tampak basal hidung ini
merupakan
penampakan
yang
memberikan
banyak
informasi
pada
perencanaan operasi rinoplasti. Posisi kepala ekstensi, sehingga puncak hidung terletak setinggi alis mata dan dasar kolumela setinggi kantus lateral (Trenite, 1994; Bass, 2003).
Suku Batak 3000-1000 SM (Sebelum Masehi) Suku Batak yang merupakan bagian dari Ras Proto Malayan hidup damai bermukim di perbatasan Burma/Myanmar dengan India. Beberapa komunitas tersebut yang kemudian menjadi cikal-bakal bangsa adalah kelompok suku Karen, Toradja, Tayal, Ranau, Bontoc, Meo serta trio Naga, Manipur, Mizoram.
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
Tiga yang terakhir ini sekarang berwarga negara India. Adat istiadat mereka dan aksesoris pakaian yang dimiliki sampai sekarang masih mirip dengan pakaian suku Batak, misalnya pernak-pernik dan warna ulos (Marbun, 2006). Sifat dominan dari suku ini adalah kebiasaan hidup dalam Splendid Isolation di lembah lembah sungai dan di puncak-puncak pegunungan. Mereka sangat jarang membuat kontak bersifat permanen dengan pendatang yang berasal dari komunitas lainnya misalnya komunitas yang berada di tepi pantai, pesisir, yang saat itu banyak dipengaruhi oleh ideologi yang berbeda dengan mereka, misalnya Hinduisme, Zoroaster, Animisme gaya Yunani dan Romawi dan juga paham-paham baru seperti Buddha, Tao dan Shintoisme. Sifat tersebut masih membekas dan terus dipertahankan oleh orang-orang Batak hingga abad 19. Sampai saat ini, diperkirakan suku bangsa yang berasal dari ras ini masih mempertahankan kebiasaan ini, terutama Bangsa Tayal, suku pribumi di Taiwan, Suku Bontoc dan Batak Palawan penghuni pertama daerah Filipina (Marbun, 2006).
1000 SM Bangsa Mongol yang dikenal bengis dan mempunyai kemajuan teknologi yang lebih tinggi berkat hubungan mereka yang konsisten dengan berbagai bangsa mulai bergerak ke arah selatan. Di sana, keturunan mereka menyebut dirinya Bangsa Syan dan kemudian menciptakan komunitas Burma, Siam (Thai) dan Kamboja yang kemudian menjadi cikal-bakal negara. Ras Proto Malayan mulai terdesak. Ketertutupan mereka menjadi bumerang karena teknologi
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
mereka tidak up to date. Sebagian dari mereka kemudian mulai meninggalkan daerah-daerah tersebut, menempuh perjalanan untuk mencari daerah baru bahkan ke seberang lautan, di mana mereka akan menikmati hidup dalam splendid isolation kembali (Marbun, 2006). Suku Bontoc bergerak ke daerah Filipina, Suku Toraja ke selatannya, Sulawesi. Di Filipina, Batak Palawan merupakan sebuah suku yang sampai sekarang menggunakan istilah Batak. Saudara mereka bangsa Tayal membuka daerah di kepulauan Formosa, yang kemudian, beberapa abad setelah itu, daerah mereka diserobot dan kedamaian hidup mereka terusak oleh orang-orang Cina nasionalis yang kemudian menamakannya Taiwan. Yang lain, suku Ranau terdampar di Lampung. Suku Karen tidak sempat mempersiapkan diri untuk migrasi, mereka tertinggal di hutan belantara Burma/Myanmar dan sampai sekarang masih melakukan pemberontakan atas dominasi Suku Burma atau Myamar yang memerintah (Swasonoprijo, 2002; Marbun, 2006). Selebihnya, suku Meo berhasil mempertahankan eksistensinya di Thailand. Bangsa Naga, Manipur, Mizo, Assamese mendirikan negara-negara bagian di India dan setiap tahun mereka harus berjuang dan berperang untuk mempertahankan identitas mereka dari supremasi bangsa Arya-Dravidian, yakni Bangsa India, yang mulai menduduki daerah tersebut karena kelebihan populasi (Marbun, 2006).
Suku Batak sendiri, selain terdampar di Filipina, sebagian terdampat di kepulauan Andaman (sekarang merupakan bagian dari India) dan Andalas dalam
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
tiga gelombang. Yang pertama mendarat di Nias, Mentawai, Siberut dan sampai ke Pulau Enggano. Gelombang kedua terdampar di muara Sungai Simpang. Mereka kemudian bergerak memasuki pedalaman Pulau Andalas menyusuri sungai Simpang Kiri dan mulai mendirikan tempat di Kotacane. Komunitas ini berkembang dan membuat identitas sendiri yang bernama Batak Gayo. Mereka yang menyusuri Sungai Simpang Kanan membentuk Komunitas Batak Alas dan Pakpak. Batak Gayo dan Alas kemudian dimasukkan Belanda ke peta Aceh (Marbun, 2006). Mainstream dari Suku bangsa Batak mendarat di Muara Sungai Sorkam. Mereka kemudian bergerak ke pedalaman, perbukitan. Melewati Pakkat, Dolok Sanggul, dan dataran tinggi Tele mencapai Pantai Barat Danau Toba. Mereka kemudian mendirikan perkampungan pertama di Pusuk Buhit di Sianjur Sagala Limbong Mulana di seberang kota Pangururan yang sekarang Mitos Pusuk Buhit pun tercipta. Masih dalam budaya splendid isolation, di sini suku Batak dapat berkembang dengan damai sesuai dengan kodratnya. Komunitas ini kemudian terbagi dalam dua kubu. Pertama Tatea Bulan yang dianggap secara adat sebagai kubu tertua dan yang kedua Kubu Isumbaon yang di dalam adat dianggap yang bungsu. Sementara itu komunitas awal suku Batak, jumlahnya sangat kecil, yang hijrah dan migrasi jauh sebelumnya, mulai menyadari kelemahan budayanya dan mengolah hasil-hasil hutan dan melakukan kontak dagang dengan Bangsa Arab, Yunani dan Romawi kuno melalui pelabuhan Barus. Di Mesir hasil produksi
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
mereka, kapur Barus, digunakan sebagai bahan dasar pengawetan mumi, Rajaraja Fir’aun yang sudah meninggal. (Marbun, 2006).
1000 SM – 1510 M Komunitas suku Batak berkembang dan struktur masyarakat berfungsi. Persaingan dan kerjasama menciptakan sebuah pemerintahan yang berkuasa mengatur dan menetapkan sistem adat. Dinasti Sori Mangaraja telah berkuasa dan menciptakan tatanan suku yang maju selama 90 generasi di Sianjur Sagala Limbong Mulana. Dinasti tersebut bersama menteri-menterinya yang sebagian besar adalah Datu, Magician, mengatur pemerintahan atas seluruh suku Batak, di daerah tersebut, dalam sebuah pemerintahan berbentuk Teokrasi. Dinasti Sorimangaraja terdiri dari orang-orang bermarga Sagala cabang Tatea Bulan. Mereka sangat disegani oleh suku Batak di bagian selatan yang keturunan dari Tatea Bulan. Dengan bertambahnya penduduk, maka berkurang pula lahan yang digunakan
untuk
pertanian,
yang
menjadi
sumber
makanan
untuk
mempertahankan regenerasi. Maka perpindahan terpaksa dilakukan untuk mencari lokasi baru. Alasan lain dari perpindahan tersebut adalah karena para tenaga medis kerajaan gagal membasmi penyakit menular yang sudah menjangkiti penduduk sampai menjadi epidemik yang parah. Perpindahan diarahkan ke segala arah, sebagian membuka pemukiman baru di daerah hutan belukar di arah selatan yang kemudian bernama Rao, sekarang di Sumatera Barat. Beberapa kelompok di antaranya turun ke arah timur, menetap dan
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
membuka tanah, sekarang dikenal sebagai Tanjung Morawa, daerah di pinggir Kota Medan (Marbun, 2006).
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
BAB 3 KERANGKA KONSEP
-
Umur Jenis kelamin Ras (etnis) Bentuk badan Personaliti penyakit
Bentuk wajah
Analisis profil wajah
Nilai rata-rata
Gambar 3.1. Kerangka konsep penelitian
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1. Jenis dan Rancangan Penelitian Survei dengan desain potong lintang (cross sectional study) bersifat deskriptif.
4.2. Populasi, Sampel, Besar Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 4.2.1. Populasi Perempuan Batak murni yang berdomisili di Kota Medan
4.2.2. Sampel Semua perempuan Batak murni yang memenuhi kriteria inklusi dimasukkan sebagai sampel penelitian.
4.2.3. Besar Sampel n = Z2 p(1-p) d2 Z2 = tingkat kepercayaan 95% = 1,96 p = proporsi wanita Batak = (0,5) d = ketepatan penelitian = 0,1 hasil : n = 97
100
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
4.2.4. Teknik Pengambilan Sampel Perempuan Batak murni yang memenuhui kriteria inklusi diambil sebagai subjek penelitian. Dilakukan pemotretan pada sisi frontal, lateral dan basal kemudian dilakukan pengukuran profil wajah.
4.2.5. Kriteria Inklusi 1. Perempuan keturunan suku Batak murni; 3 keturunan Sub-suku Batak yang diambil adalah : •
Mandailing
•
Karo
•
Toba
•
Pak-pak
•
Simalungun
•
Angkola
2. Umur 18-40 tahun 3. Bersedia ikut serta dalam penelitian
4.2.6. Kriteria Eksklusi 1. Mempunyai gangguan obstruksi hidung yang menetap 2. Mempunyai riwayat rinitis alergi persisten sedang-berat 3. Sedang dalam perawatan ortodontis 4. Mempunyai kelainan pada kraniofasial kompleks 5. Indeks massa tubuh lebih dari normal
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
6. Pernah menjalani operasi wajah atau fraktur wajah sebelumnya
4.3. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 4.3.1. Variabel Penelitian Variabel yang diamati adalah jarak dan sudut parameter wajah, proporsi hidung terhadap wajah, bentuk hidung dan bentuk wajah pada suku Batak.
4.3.2. Definisi Operasional Keturunan Batak murni 3 keturunan: Kakek, nenek, ayah dan ibu sampel merupakan suku Batak. Umur: dihitung dalam tahun dan menurut ulang tahun terakhir. Perhitungan berdasarkan penanggalan Masehi. Indeks Massa Tubuh dihitung menggunakan kalkulator CDC, angka di atas 30 merupakan kriteria eksklusi. Rinitis alergi persisten sedang berat: menurut klasifikasi ARIA, 2001. Jarak pengambilan foto: kamera diletakan sejauh 60 cm dari sampel dengan fokus berada pada mata. Parameter wajah yang diukur: 1. Tinggi Atas Wajah / UFH (cm) : jarak antara titik Trichion dengan Glabella. Trichion adalah batas atas dahi, yang berlokasi pada garis rambut frontal. 2. Tinggi Tengah Wajah / MFH (cm) : jarak antara titik Glabella dengan Subnasal.
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
3. Tinggi Bawah Wajah / LFH (cm) : jarak antara titik Subnasal dengan Menton. 4. Tebal Bibir Atas / ULL (cm) : jarak antara Vermilion Superior dengan Stomion. 5. Jarak Stomion-Menton / SM (cm) : jarak dari titik perbatasan batas bibir atas dengan bibir bawah (Stomion) ke titik Menton. Menton adalah batas bawah dari jaringan lunak dagu. 6. Jarak Epikantus / En-En (cm) : jarak antara EndocanthionEndocanthion. Endocanthion adalah titik pada komisura interna pada fisura mata. 7. Lebar Ala Nasi / Al-Al (cm) : jarak antara Ala-Ala nasi. Ala adalah titik palilng lateral dari kontur Ala Nasi. 8. Sudut Nasofrontal / NFA (0) : sudut yang dibentuk oleh GlabellaNasion-Tip Nasi. Glabella adalah bagian paling menonjol pada penampang midsagital dari dahi. Nasion adalah depresi dari pangkal hidung sejalan dengan sutura Nasofrontal. Tip Nasi adalah proyeksi paling anterior dari puncak hidung dengan pertemuan dari kedua kubah kartilago lateral bawah. 9. Sudut Nasofasial / NFcA (0) : sudut yang dibentuk oleh garis Nasion-Tip Nasi dengan garis perpendikularis dengan pangkal hidung (glabella-pogonion). 10. Sudaut Nasolabial / NLA (0) : sudut yang dibentuk oleh Tip NasiSubnasal-Vermilion Superior. Subnasal adalah hubungan antara
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
Kolumela dan bibir atas pada dasar hidung. 11. Sudut Mentoservikal / MC (0) : sudut yang dibentuk oleh kontur dagu atas dengan permukaan bawah mandibula (GlabellaPogonion-Cervical). 12. Sudut Nasomental / NM (0) : sudut yang dibantuk oleh Nasion-Tip Nasi-Pogonion. Pogonion adalah bagian paling menonjol pada proyeksi anterior dari dagu. 13. Sudut Maksila: sudut yang dibentuk oleh Tip Nasi – Tragus – Vermilion Superior. 14. Sudut Mandibula: sudut yang dibentuk oleh Vermilion Superior – Tragus – Pogonion. 15. Panjang Hidung / NT (cm) : jarak antara titik Nasion dengan Tip Nasi. 16. Proyeksi
Tip
Simons
(perbandingan)
:
perbandingan
jarak
Subnasal-vermilion superior dengan Tip Nasi-Subnasal. 17. Proyeksi Tip Powell (perbandingan) : perbandingan antara NasionSubnasal dengan garis perpendikular yang melawati puncak hidung. 18. Proyeksi Tip Goode (perbandingan) : perbandingan antara Nasionala nasil dengan garis perpendikular yang melawati puncak hidung. 19. Sudut Kelengkungan Wajah (0) : sudut yang dibentuk oleh GlabellaSubnasal-Pogonion. 20. Columella Show (cm) : penampakan Kolumela yang tampak pada
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
foto lateral. 21. Sulkus Mentolabial (cm) : jarak antara titik midline pada Sulkus Mentolabial dengan garis yang melewati Vermilion Inferior dengan Pogonoin. 22. Perbandingan Lobul-Basal (perbandingan) : perbandingan lebar lobul hidung dengan basal hidung, pada foto Basal.
4.4. Alat dan Bahan Penelitian Alat dan bahan penelitian: Alat pemeriksaan THT rutin Kamera Canon EOS 350D (digital) Latar belakang dengan warna biru muda/hijau muda Pembersih wajah Pensil eyeliner sebagai penanda titik-titik profil wajah Printer Epson stylus photo R290 dan kertas high resolution Spidol berwarna Penggaris dan busur
4.5. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian berpusat di RSUP H. Adam Malik Medan. Pengambilan sampel dilakukan di beberapa tempat di kota Medan. Waktu penelitian dimulai Januari 2008 sampai Desember 2008. 4.6. Kerangka Kerja
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
Wanita suku Batak
Anamnesis dan Pemeriksaan THT rutin
Wajah dibersihkan dari make-up dan perhiasan dilepaskan
Penandaan titik-titik profil wajah pada wajah sampel
Pemotretan pada sisi frontal, lateral dan basal
Hasil foto dilakukan pengukuran Gambar 4.1. Kerangka kerja penelitian
4.7. Analisa Data Semua data yang terkumpul diolah dan disusun dalam bentuk tabel
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
BAB 5 HASIL PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada 100 orang perempuan suku Batak, yang dibatasi oleh umur antara 17 sampai 40 tahun. Pada sampel dilakukan fotometrik analisis pada wajah, dan hasil yang didapat dilakukan analisis univariat (statistik deskriptif) dengan menggunakan SPSS versi 10.0
Tabel 5.1. Sebaran parameter profil wajah sampel No
Parameter
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
UFH (cm) MFH (cm) LFH (cm) ULL (cm) SM (cm) En-En (cm) Al-Al (cm) NFA (0) NfcA (0) NLA (0) MCA (0) NMA (0) Maksila (0) Mandibula (0) NT (cm) Proyeksi Tip Simmons Proyeksi Tip Powell Proyeksi Tip Goode Lengkung wajah (0) Columella show (cm) Sulkus mentolabial (cm) Lobul-Basal
21. 22.
Mean
Median
Modus
7.6429 7.4286 7.5000 1.2000 5.3333 4.2029 5.1667 148 32 140 122 152 20 25 4.5000 2.4286 4.1333 3.0435 180 0.5556
5.8959 6.0408 6.4209 0.7829 4.3254 3.5171 4.1614 132.71 24.60 118.90 110.16 133.40 14.70 18.70 3.2796 0,7265 3.2484 2.1278 173.91 0.2308
5.8127 6.0263 6.4500 0.7719 4.3662 3.5408 4.1316 131.50 25.00 120.00 111.00 133.00 15.00 19.00 3.3229 0.7142 3.2301 2.0825 174.00 0.2583
5.0000 6.0000 6.5000 0.7142 4.0000 3.7143 4.0000 130 25 120 111 130 15 20 3.5000 0.5000 3.3333 2.0000 180 0.0000
Std. Deviasi 0.5994 0.5137 0.4715 0.1446 0.4074 0.2767 0.2972 5.35 2.79 9.81 5.91 4.53 1.82 1.92 0.3817 0.2206 0.3602 0.3449 4.35 0.1751
0.2103
0.6000
0.3837
0.3750
0.3750
0,00891
1.4412
2.4643
1.8505
1.8519
2.0000
0.1932
Minimum
Maksimum
4.3182 4.6667 5.3947 0.4285 3.3750 2.9557 3.5281 120 18 100 83 123 11 14 2.1333 0.4210 2.0000 1.3529 162 0.0000
Dari tabel 5.1 di atas, didapati bahwa nilai standard deviasi terbesar terdapat pada parameter UFH yaitu sebesar 0,5994, dan standard deviasi yang terkecil terdapat pada parameter sulkus mentolabial yaitu 0,0891. Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
Nilai rata-rata parameter columella show adalah 0,2308 dan nilai yang paling banyak dijumpai pada pengukuran columella show adalah 0,000.
Tabel 5.2. Sebaran tinggi wajah secara horizontal Tinggi wajah UFH = MFH = LFH UFH = MFH UFH > MFH UFH < MFH UFH = LFH UFH > LFH UFH < LFH MFH = LFH MFH > LFH MFH < LFH
Jumlah sampel 4 9 43 48 6 24 70 7 29 64
Persentase 4% 9% 43% 48% 6% 24% 70% 7% 29% 64%
Dari tabel 5.2, di dapat sebanyak 4 sampel yang mempunyai tinggi wajah atas, tengah dan bawah yang sama. Sebanyak 70 sampel yang mempunyai tinggi wajah atas lebih kecil dibanding dengan tinggi bawah wajah.
Tabel 5.3. Sebaran perbandingan jarak interkantus dengan lebar ala nasi
En-En = Al-Al En-En > Al-Al En-En < Al-Al
Jumlah sampel 1 0 99
Persentase 1% 0% 99%
Dari tabel 5.3 di atas, di dapat sebanyal 1 sampel yang mempunyai jarak epikantus dengan lebar ala nasi yang sama, dan sisanya sebanyak 99 sampel mempunyai lebar ala nasi yang lebih besar dibanding dengan jarak epikantus.
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
BAB 6 PEMBAHASAN
Wajah pada penampakan depan dapat dibagi 3, ditunjukan pada tabel 6.1 dengan melihat perbedaan terhadap beberapa suku di dunia.
Tabel 6.1. Pembagian tinggi wajah secara horizontal (cm) No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Suku Batak Turki Korea Afrika Jawa Caucasian
UFH 5,8959 5,21 5,77 5,57 5,766 5,27
MFH 6,0408 4,78 6,79 6,20 6,939 6,31
LFH 6,4209 6,26 6,68 6,70 6,793 6,43
Total 18,3576 16,250 19,240 18,470 19,498 18,010
Dari tabel 6.1 di atas, pada suku Batak tinggi atas wajah (UFH) lebih kecil dibandingkan tinggi tengah wajah (MFH) maupun tinggi bawah wajah (LFH). Dan LFH merupakan yang paling panjang. Dan total panjang wajah suku Batak 18,3576 cm. Dari tabel 6.1 tersebut dapat terlihat perbedaan bahwa pada suku Batak jarak UFH merupakan yang paling besar dibanding dengan suku-suku lain. Jarak MFH suku Batak bukan yang terbesar maupun terkecil dan begitu juga jarak LFH. Dan pada total panjang wajah, suku Batak bukan juga paling besar maupun kecil (Kowalski, 1976; Porter, 2001; Le, 2002; Bozkir, 2004; Choe, 2004; Hediyati, 2006). Persentase tiap bagian wajah dapat diketahui dengan memperbandingkan tiap bagian wajah tersebut dengan keseluruhan panjang wajah. Dapat dilihat Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
pada tabel 6.2. Tabel 6.2. Persentase besar wajah secara horizontal No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Suku Batak Turki Korea Afrika Jawa Caucasian Cina NeoClassical Canon
UFH 32,11% 32,06% 29,99% 30,15% 29,57% 29,26% 31,4% 33,33%
MFH 32,90% 29,41% 35,29% 33,56% 35,58% 35,03% 34,3% 33,33%
LFH 34,97% 38,52% 34,71% 36,27% 34,83% 35,70% 34,3% 33,33%
Persentase LFH suku Batak yang sebesar 34,97% merupakan persentase tinggi wajah yang paling besar. Dan persentase UFH merupakan paling kecil dibanding dengan bagian wajah lain, tetapi seperti yang terlihat pada tabel 6.2 persentase UFH pada suku Batak tersebut merupakan persentase terbesar dibanding dengan suku-suku lain (Sim, 2000; Porter, 2001; Le, 2002; Bozkir, 2004; Choe, 2004; Hediyati, 2006). Neoclassical cannon yang membagi tiga tinggi wajah horizontal sama besar menentukan tinggi tiap bagian wajah adalah 33,33%. Dapat dilihat bawah persentase tiap-tiap bagian tinggi wajah pada suku Batak merupakan yang paling mendekati ke nilai neoclassical cannon. Dari tabel 5.2. di dapat bahwa pada suku Batak yang menyamai dengan Neoclassical canon terdapat 4% dari sampel. Perbandingan sebaran tinggi wajah menurut Neoclassical canon dengan beberapa suku dapat dilihat pada tabel 6.3.
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
Tabel 6.3. Sebaran persentase tinggi wajah secara horizontal pada beberapa suku. Tinggi Wajah UFH = MFH = LFH UFH = MFH UFH > MFH UFH < MFH UFH = LFH UFH > LFH UFH < LFH MFH = LFH MFH > LFH MFH < LFH
Batak 4% 9% 43% 48% 6% 24% 70% 7% 29% 64%
Afrika 0% 0% 24,1% 75,9% 0% 74,0% 92,6% 0% 24,1% 75,9%
Kaukasia 0% 10% 90% 0% 11% 89% 4% 54% 42%
Turki 19,1% 62,9% 18,0% 14,7% 38,6% 46,7% 16,5% 12,9% 70,6%
Korea 0% 93% 8% 0% 0% 100% 0% 32% 68%
Dari tabel 6.3 tampak perbandingan UFH=MFH=LFH sebanyak 4% sedang pada bangsa afrika 0%, pada kaukasia, turki maupun korea tidak terdapat laporan pada literatur yang kemungkinan tidak terdapat perbandingan yang sama (Porter, 2001; Choe, 2004; Bozkir, 2004). Tingi bawah wajah dapat dibagi dengan beberapa bagian. Menurut Powell dan Humphries, jarak antara sub nasal ke stomion adalah sepertiga jarak dari tinggi bawah wajah (33,33%), dan jarak stomion dan gnation adalah dua pertiga jarak dari tinggi bawah wajah (66,67%). Pada suku Batak dapat dimasukan rumus tersebut (Hediyati, 2006; Calhoun, 2006). LFH = 6,4209 cm SM = 4,3254 cm Sehingga didapat jarak subnasal-stomion = LFH – SM = 6,4209 – 4,3254 = 2,0955 cm
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
Persentase SM
= SM / LFH x 100%
= 4,3254 / 6,4209 x 100% = 67,36%
Persentase subnasal-stomion
= subnasal-stomion / LFH x 100%
= 2,0955 / 6,4209 x 100% = 32,63%
Tabel 6.4. Pembagian tinggi bawah wajah menurut Powell dan Humpries
subnasal-menton subnasalstomion stomion-menton
Powell dan Humpries 100% 33,33%
Batak
Jawa
Kaukasia
100% 32,63%
100% 34,59%
100% 31,10%
66,67%
67,36%
65,40%
68,89%
Pada tabel 6.4 tampak bawah persentase pembagian tinggi bawah wajah pada suku Batak merupakan yang paling dekat dengan standar yang diajukan oleh Powell dan Humpries, yaitu jarak subnasal-stomion 32,63% dan stomionmenton 67,36% (Hediyati, 2006; Calhoun, 2006). Peek dan peek mengajukan juga teori mengenai pembagian dari tinggi bawah wajah, yaitu perbandingan antara jarak subnasal ke stomion dengan jarak antara stomion dan menton adalah 0,5 : 1. Pada suku Batak dapat dimasukan rumus (Tardy, 1995; Hediyati, 2006; Calhoun, 2006)
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
Peek dan peek
= subnasal-stomion / stomion-menton
= 2,0955 / 4,3254 = 0,4844 : 1
Tabel 6.5. Pembagian tinggi bawah wajah menurut Peek dan Peek Peek dan Peek 0,5 : 1
Batak 0,4844 : 1
Jawa 0,5288 : 1
Kaukasia 0,4514 : 1
Dari tabel 6.5 mengenai tinggi bawah wajah menurut Peek dan Peek, suku Batak bernilai 0,4844 : 1. Suku Jawa lebih mendekati kriteria Peek dan peek dibanding dengan suku Batak (Hediyati, 2006; Calhoun, 2006).
Tabel 6.6. Tebal bibir atas Suku Batak Jawa Kaukasia
ULL (cm) 0,77829 1,44 0,87
Subnasal-stomion (cm) 2,0955 2,35 2,09
% ULL/subnasalstomion 37,36 % 61,27 % 41,62 %
Tebal bibir atas pada suku Batak seperti yang terlihat pada tabel 6.6 merupakan yang terkecil dibanding dengan suku Jawa dan Kaukasia (Hediyati, 2006; Calhoun, 2006).
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
Tabel 6.7. Jarak interkantus dan lebar ala nasi No.
Suku
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Batak Jawa Bugis Makassar Mandar Toraja Kaukasia Cina Cina selatan Thailand Vietnam Korea Afrika Turki
Endocanthion-endocanthion (cm) 3,5171 3,608 2,4040 2,4790 1,8861 2,0194 3,18 3,71 3,4 2,66 3,67 3,69 3,14 3,00
Ala-ala (cm) 4,1614 4,041 3,2175 3,2184 3,0417 3,1667 3,14 3,2 3,8 4,05 4,00 4,5 3,80 3,23
Dari tabel 6.7 didapat jarak interkantus pada suku Batak sebesar 3,571 cm, bukan merupakan yang terbesar (Cina = 3,71 cm) dan bukan juga yang terkecil (suku Mandar = 1,8861). Jika dilihat perbedaan dengan suku toraja yang merupakan 1 kelompok ras protomelayu, jarak cukup berbeda yaitu jarak interkantus suku toraja adalah 2,0194 cm. Jarak interkantus suku Batak lebih mendekati dengan suku Cina selatan yang besarnya 3,4 cm (Sim, 2000; Porter, 2001; Le, 2002; Choe, 2004; Bozkir, 2004; Hediyati, 2006; Julianita, 2008). Lebar ala nasi pada suku Batak 4,1614 cm merupakan yang kedua terbesar di bawah lebar ala nasii pada bangsa Korea (4,5 cm). Pada tabel 6.7 juga tampak lebar ala nasi pada bangsa Kaukasia merupakan yang terkecil (3,14 cm) diikuti bangsa Cina (3,2 cm) (Sim, 2000; Porter, 2001; Le, 2002; Choe, 2004; Bozkir, 2004; Hediyati, 2006; Julianita, 2008).
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
Dari tabel 6.8 tampak bahwa lebar ala nasi yang lebih kecil dibanding dengan jarak interkantus hanya pada bangsa Kaukasia (3,14 : 3,18 cm) dan Cina (3,2 : 3,71 cm). Pada suku Batak lebar ala nasi lebih besar dibanding dengan jarak interkantus (4,1614 cm : 3,5171 cm) (Sim, 2000; Porter, 2001; Le, 2002; Choe, 2004; Bozkir, 2004; Hediyati, 2006; Julianita, 2008). Jika perbandingan antara jarak interkantus dengan lebar ala nasi dilihat Neoclassical Canon maka jarak tersebut harus sama. Pada tabel 5.3, hanya terdapat 1% pada suku Batak yang jarak interkantus yang sama. Pada tabel 6.8 di bawah dapat di lihat sebaran jarak tersebut dibeberapa suku.
Tabel 6.8. Persentase sebaran perbandingan jarak interkantus dengan lebar ala nasi No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Suku Batak Jawa Afrika Korea Kaukasia Turki Cina Vietnam Thailand
En-En = Al-Al 1% 2,5 % 4,6 % 1% 41 % 38,6 % 26,7 % 16,6 % 21,6 %
En-En > Al-Al 0% 7,5 % 1,9 % 62 % 21 % 11,0 % 25,0 % 6,7 % 1,7 %
En-En < Al-Al 99,0 % 90,0 % 93,5 % 38 % 38 % 50,4 % 48,3 % 76,7 % 76, 7 %
Perbandingan lebar ala nasi yang lebih besar dari pada jarak epikantus dengan persentase terbanyak adalah suku Batak yang diikuti oleh Afrika. Yang mendekati Neoclassical canon adalah bangsa Kaukasia sebesar 41% (Dawei, 1997; Sim, 2000; Porter, 2001; Le, 2002; Choe, 2004; Bozkir, 2004; Hediyati, 2006).
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
Tabel 6.9. Sudut Nasofrontal, Nasofasial dan Naso Labial No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Suku Batak Jawa Bugis Makassar Mandar Toraja Kaukasia Korea Cina Cina Selatan
NFA ( 0 / derajat ) 132,71 138,04 135,189 136,210 136,778 137,278 134,3 136,8 136,6 137,9
NfcA ( 0 / derajat ) 24,60 29,65 35,027 2537,605 35,528 2535,944 29,9 32,3 33,7 36,4
NLA ( 0 / derajat ) 118,90 92,81 93,000 93,605 94,833 91,250 104,2 92,1 96,8 92,2
Sudut Nasofrontal yang dibentuk oleh titik-titik Glabella-Nasion-Tip Nasi pada suku Batak merupakan terkecil dibanding dengan suku lain. Menurut Powel dan Humphries sudut Nasofrontal adalah 115-1300. Walau sudut 1300 merupakan batas atas menurut Powell dan Humphries dan pada suku Batak merupakan sudut yang terbanyak (modus, tabel 5.1), tetapi sudut NFA terbesar pada suku Batak adalah 1480 dan rata-rata adalah 132, 710, sehingga dapat dikatakan NFA pada suku Batak tidak masuk ke dalam nilai Powel dan Humphries (Sim, 2000; Becker, 2003; Devan, 2003; Choe, 2004; Leong, 2004; Calhoun, 2006; Hediyati, 2006; Julianita, 2008). Suku Batak mempunyai sudut nasofasial yang terkecil dibanding dengan suku yang lainnya yaitu 24,600, dimana sudut itu tidak termasuk ke dalam kriteria Powel dan Humphries dengan nilai 30-400 (Sim, 2000; Devan, 2003; Choe, 2004; Leong, 2004; Calhoun, 2006; Hediyati, 2006; Julianita, 2008). Suku Batak mempunyai sudut nasolabial yang terbesar dari seluruh suku yaitu 118,900. Peck dan Peck menyebutkan kriteria sudut nasolabial adalah 90Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
1200 (Sim, 2000; Devan, 2003; Choe, 2004; Leong, 2004; Calhoun, 2006; Hediyati, 2006; Ingels, 2006; Julianita, 2008).
Tabel 6.10. Sudut Mentoservikal dan sudut Nasomental No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Suku Batak Jawa Bugis Makassar Mandar Toraja Kaukasia Cina Selatan
MCA ( 0 / derajat) 110,16 95,27 95,365 97,290 96,556 93,167 83,9 93,3
NMA ( 0/derajat ) 133,40 136,45 128,162 130,000 125,417 128,806 126 127,4
Dari tabel 6.10, sudut mentoservikal pada suku Batak merupakan yang terbesar dibanding dengan suku-suku lain, dan sudut nasomental suku Batak berada di bawah suku Jawa dalam besar sudut. Sudut mentoservikal dan nasomental merupakan termasuk segitiga estetika Powell dan Humphries selain sudut nasofrontal dan nasofasial, dengan nilai sudut mentoservikal = 80-950, sudut nasomental = 120-1320. Pada suku Batak sudut-sudut tersebut terlalu kecil (Sim, 2000; Becker, 2003; Calhoun, 2006; Hediyati, 2006; Julianita, 2008). Sudut maksila dan mandibula merupakan sudut yang termasuk ke dalam fasial proporsi wajah menurut Peck dan Peck yaitu sebesar 12-170 dan 14-200. Dari tabel 5.1, pada suku Batak sudut maksila adalah 14,700, dan mandibula 18,790. Kedua sudut tersebut masuk dalam kriteria (Calhoun, 2006). Dari tabel 5.1, didapat bahwa panjang hidung suku Batak adalah 3,2796 cm, dan jika diperbandingakan dengan panjang seluruh wajah maka akan dapat proporsi panjang hidung. Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
Proporsi panjang hidung = NT / (UFH+MFH+LFH) = 3,2796 / 5,8959+6,0408+6,4209 = 3,2796 / 18,3576 = 0,1786
Tabel 6.11. Tabel proporsi panjang hidung Proporsi panjang hidung
Batak 0,1786
Jawa 0,2
Kaukasia 0,25
Bila lebar ala nasi diperbandingkan dengan panjang hidung maka akan didapat nilai = al-al / NT = 4,1614 / 3,2796 = 1,2689
Tabel 6.12. Perbandingan proporsi lebar ala nasi dengan panjang hidung al-al / NT
Batak 1,2689
Jawa 1,0
Kaukasia 0,7
Cina 1,2
Dari tabel 6.12, tampak lebar ala nasi pada suku Batak lebih besar dari panjang hidung sedang pada bangsa kaukasia ala nasi lebih kecil dibanding dengan panjang hidung. Dan Perbandingan proporsi lebar ala nasi dengan panjang hidung pada suku Batak lebih mendekati pada bangsa Cina (Nichani; Calhoun, 2006; Hediyati, 2006).
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
Tabel 6.13. Proyeksi hidung No. 1. 2. 3. 4. 5.
Suku Batak Jawa Cina selatan Cina Kaukasia
Proyeksi Simmons 0,7265 0,76 1,5 1
Proyeksi Powell
Proyeksi Goode
3,2484 3,62 3,0 3,0 2,8
2,1278 -
Proyeksi tip Simmons maupun Powell suku Batak hampir sama dengan proyeksi dengan suku Jawa. Pada proyeksi tip Goode, dimana menurut Peck dan Peck bernilai 0,55-0,6, sedang pada suku Batak terdapat perbedaan yang cukup mencolok yaitu 2,1278 (Sim, 2000; Calhoun, 2006; Hediyati, 2006; Ingels, 2006; Turner, 2006). Sudut kelengkungan wajah yang dibentuk oleh sudut glabella-subnasalpogonion pada suku Batak adalah 173,910 (tabel 5.1).
Kelengkungan wajah
menurut Legan dan Burstone adalah 1800 – (sudut glabella-subnasal-pogonion) dengan nilai 8-160. Pada suku Batak di dapat nilai 180-173,91 = 6,0900. Sudut tersebut lebih kecil dibanding menurut Legan dan Burstone (Calhoun, 2006).
Tabel 6.14. Columella show dan sulkus mentolabial No. 1. 2. 3.
Suku Batak Jawa Kaukasia
Columella show (cm) 0,2308 0,584 0,4
Mentolabial (cm) 0,3837 0,3,65 0,4
Collumela show yang merupakan penampakan kolumela dari sisi lateral, pada tabel 6.14 tampak pada suku Batak merupakan nilai terkecil. Jika dibandingkan dengan proyeksi tip Goode yang nilai pada suku Batak besar, Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
columella show yang kecil kemungkinan berhubungan dengan bentuk ala nasi pada suku Batak yang merupakan tipe hanging ala. Besar sulkus mentolabial tidak banyak perbedaan antara suku Batak dan Jawa maupun terhadap bangsa Kaukasia (Bagal, 2002; Becker, 2003; Calhoun, 2006; Hediyati, 2006; Rettinger, 2007). Lebar seluruh basal dibandingkan dengan besar lobulus pada bangsa Kaukasia adalah 4 :3 . Dari tabel 5.1, perbandingan tersebut pada suku Batak adalah 1,8505, dan modusnya adalah 2,000 dimana dapat diartikan lebar basal adalah 2 kali dari besar lobulus (Calhoun, 2006).
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 . KESIMPULAN 7.1.1 Tinggi wajah suku Batak mendekati kriteria Neoclassical canon, tetapi secara vertikal lebar ala nasi lebih besar dari jarak epikantus. 7.1.2 Bentuk hidung dari suku Batak adalah tipe mesorhinne. 7.1.3 Bentuk hidung dari suku Batak adalah persegi. 7.1.4 Parameter jarak maupun sudut dari wajah suku Batak berbeda dari sukusuku yang ada. dan juga tidak termasuk ke dalam kriteria-kriteria yang dipakai dalam penentuan parameter wajah untuk tindakan rhinoplasti.
7.2 . SARAN 7.2.1 Diperlukan penelitian lebih lanjut dalam hal analisis wajah pada beberapa suku yang ada di Sumatera Utara. 7.2.2 Diperlukan penelitian lebih lanjut pada analisis wajah setelah dilakukan tindakan rhinoplasti.
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
DAFTAR PUSTAKA
Abraham MT. 2003. Rhinoplasty, multiracial. Available from URL : http://www.emedicine.com/ent/topic113.htm. Ahmed R, Vernon SA. 1991. A Camera that Directly Meassures Physical Parameters. Journal of the Royal Society of Medicine. Vol. 84 : pp. 81-3. Arslan SG, Genc C, Odabas B, Kama JD. 2008. Comparison of Facial Proportions and Anthropometric Norms Among Turkish Young Adults with Different Face Types. Journal of Aesthetic Plastic Surgery. Vol. 32 : pp. 234-42. Bagal AA, Adamson PA. 2002. Revision Rhinoplasty. Facial Plastic Surgery. Vol. 18(4) : pp. 233-43. Baker DC. 1980. Physiology. In : Aesthetic Plastic Surgery. Vol 1. Saunders, W.B. Company : pp. 66-98. Bass NM. 2003. Measurement of the Profile Angle and the Aesthetic Analysis of the Facial. Journal of Orthodontics. Vol. 30 : pp. 3-9. Becker DG. 2003. Rhinoplasty. Journal of Long-Term of Medical Implants, 13(3) : pp. 223-46. Becker DG, Toriami DM. 2008. Rhinoplasty analysis. Available from URL : http://www.therhinoplastycenter.com/RhinoplastyManual/ch2_1.html
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
Behbehani F, Hicks EP, Beeman C, Kluemper GT, Rayens MK. 2006. Racial Variations in Cephalometric Analysis between Whites and Kuwaitis. Angle Orthodontist. Vol. 76(3) : pp. 406-11. Bozkir MG, Karakas P, Oguz O. 2004. Vertical and Horizontal Neoclassical Facial Canons in Turkish Young Adults. Journal of Surg Radiol Anat. Vol. 26 : pp. 212-19. Calhoun KH, Stambaugh KI. 2006. Facial Analysis and Preoperative Evaluation. In : Bailey, Byron J, Johnson, Jonas T, Newlands, Shawn D. Head and Neck Surgery-Otolaryngology, 4th edition. Lippincott Wlliams & Wilkins, pp. 2481-97. Chang EW. 2003. Nose Anatomy. Available from URL : http://www.emedicine.com/ent/topic6.htm. Choe KS, Sclafani AP, Litner JA, Yu GP, Romo T. 2004. The Korean American Woman’s Face. Anthropometric Measurements and Quantitative Analysis of Facial Aesthetics. Arch Facial Plast Surg/Vol 6, Juli/Aug : pp. 244-52. Dawei W, Guozheng Q, Mingli Z, Farkas LG. 1997. Differences in Horizontal, Neoclassical Facial Canons in Chinese (Han) and North American Caucasian Pupolations. Journal of Aesthetic Plastic Surgery. Vol. 21 : pp. 265-9. Devan PP. 2003. Rhinoplasty, Nasal Tip Projection. Available from URL : http://www.emedicine.com/ent/topic118.htm. Drury NE. 2000. Beauty is Only Skin Deep. Journal of The Royal Society of
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
Medicine. Vol 93, Feb : pp.89-92. Farkas LG, Forrest CR, Litsas L. 2000. Revision of Neoclassical Facial Canons in Young Adult Afro-Americans. Journal of Aesthetic Plastic Surgery. Vol. 24 : pp. 179-84. Ferrario VF, Dellavia C, Tartaglia GM, Turci M, Sforza C. 2004. Soft Tissue Facial Morphology in Obes Adolescent: A Three-Dimensional Noninvasive Assessment. Angle Orthodontist. Vol. 74(1) : pp. 3742. Finn JC. 2005. Rhinoplasty, Broad Nasal Tip. Available from URL : www.emedicine.com/ent/topic111.htm. Hediyati M, Trimartani, Boedhihartono. 2006. Analisis Antropometri Wajah Perempuan Jawa Murni di Jakarta. Tesis, Universitas Indonesia, Jakarta. Hodgkinson DJ. 2007. The Eurasian Nose : Aesthetic Principles and Techniques for Augmentation of the Asian Nose with Autogenous Grafting. Journal of Aesthetic Plastic Surgery. Vol. 31 : pp. 28-31. Honn M, Goz G. 2007. The Ideal of Facial Beauty:A Riview. Journal of Orofacial Orthopedics, 68 : pp. 6-16. Honrado CP. 2005. Facial Plastic Surgery in Asian Patients. Available from URL : http://www.emedicine.com/ent/topic680.htm. Horioglu RE. 2005. Prerhinoplasty Facial Analysis. Available from URL : http://www.emedicine.com/ent/topic617.htm
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
Hormozi AK, Toosi AB. 2008. Rhinometry: An Important Clinical Index for Evaluation of the Nose Before and After Rhinoplasty. Journal of Aesthetic Plastic Surgery. Vol. 32 : pp. 286-93. Ingels K, Orhan KS. 2006. Measurement of Preoperative and Postoperative Nasal Tip Projection and Rotation. Arch Otolaryngol Head Neck Surg/Vol 8, Nov/Dec : pp. 411-15. Jain SK, Anand C, Ghosh SK. 2004. Photometric Facial Analysis-A Baseline Study. Journal Anat Soc India, 53(2) : pp. 11-3. Julianita, Rahmawati, Punagi AQ, Akil MA. 2008. Analisis Fotometrik Wajah Suku-suku di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Studi Antropometrik Sub Ras Deutero Melayu dan Proto Melayu). Oto Rhino Laryngology Indonesia. Vol. XXXVIII (1) : hal.14-23. Kowalski CJ, Nasjleti CE. 1976. Upper Face Height-Total Face Height Ratio in Adult American Black Males. Journal of Dental Research. Vol. 55(5) : pp. 913. Larrabee Jr WF. 1987. Facial Analysis for Rhinoplasty. In : The Otolaryngologic Clinics of North America. Vol 20/No.4. Saunders WB Company : pp. 653-73. Leach
JL.
2005.
Rhinoplasty,
Short
Nose.
Available
from
URL
:
http://www.emedicine.com/ent/topic112.htm. Le TT, Farkas LG, Ngim RCK, Levin LS, Forrest CR. 2002. Proportionality in Asian and North American Caucasian Faces Using Neoclassical Facial Canons as Criteria. Journal of Aesthetic Plastic Surgery. Vol.
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
26. pp. 64-69. Leong SCL, White PS. 2004. A Comparison of Aesthetic Proportions Between the Oriental and Caucasian Nose. Clin Otolaryngology, 29 : pp. 672-76. Maidl MM, Evans CA, Viana G, Anderson NK, Giddon DB. 2005. Preferences for Facial Profiles Between Mexican Americans and Caucasians. Journal of Angle Orthodontist. Vol 75(6) : pp. 953-8. Marbun. 2006. Angka Tahun : Sejarah Batak. Available from URL : http://marbun.blogspot.com/2006/03/angka-tahun-sejarahBatak.html Matory Jr WE, Falces E. 1986. Non-Caucasian Rhinoplasty : A 16-Year Experience. Plasctic and Reconstructive Surgery : pp. 239-51. Milgrim LM, Lawson W, Cohen AF. 1996. Anthropometric Analysis of the Female Latino Nose. Revised Aesthetic Concepts and Their Surgical Implications. Arch Otolaryngol Head Neck Surg/Vol 122, Oct : pp. 1079-86. Nassif PS, Kokoska MS. 2005. Aesthetic Facial Analysis. Spalding Drive Cosmetic Surgery and Dermatology. Available from URL : http://www.drnassif.com/facial_analysis.htm. Nichani JR, Willat DJ. 2004. Dimensional Analysis-Its Role in Our Preoperative Surgical planning of Rhinoplasty. Clin Otolaryngology, 29 : pp. 518-21.
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
Nomura M, Tochikura M, Konishi H, Suzuki T, Sebata M, Isshiki Y. 1999. A Study of the Harmonious Profile in Facial Esthetics. Bulletin Tokyo Dent. Coll. Vol. 40(1) : pp. 35-46. Orten SS, Hilger PA. 2002. Facial Analysis of the Rhinoplasty Patient. In : Facial Plastic and Reconstructive Surgery 2nd ed. New York. Thieme Medical Publishers : pp.361-8. Papel ID. 2002. Facial Analysis and Nasal Aesthetics. Aesthetic Plastic Surgery. DOI : 10. 1007/s00266-002-4317-3. Springer-Verlag. New York. Inc : pp. 1-10. Patrocinio LG, Carvalho PMC, Souza HM, Couto HG, Patrocinio JA. 2006. Surgical Maneuvers Performed on Rhinoplasty Procedures Carried Out at an Otorhinolaryngology Residency Program. Brazilian Journal of Otorhinolaryngology. Vol. 72. Ed. 4 : pp. 439-42. Porter JP, Olsen KL. 2001. Anthropometric Facial Analysis of the African American Woman. Arch Facial Plast Surg/Vol 3, July-Sep : pp. 19197. Reddy SS, Calhoun K, Quinn FB, Ryan MW. 2003. Refinement of the Nasal Tip. Dept of Otolaryngology, UTMB, Galveston. Rettinger G. 2007. Risk and Complications in Rhinoplasty. GSM Current Tropic in Otorhinolaryngology-Head and Neck Surgery. Vol. 6 : pp. 1-14. Riveiro PF, Chamosa ES, Quintanilla DS, Cungueiro MS. 2003. Angular Photogrammetric Analysis of the Soft Tissue Facial Profile.
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
European Journal of Orthodontics, 25 : pp. 393-9. Shlomi B, Chausu S, Chausu G, Fliss M. 2007. Effects of the Subcranial Approach on Facial Growth and Development. Journal of Otolaryngology Head and Neck Surgery. Vol. 136 : pp. 27-32. Shubailat G. 2008. Secondary Rhinoplasty. Indian Journal Plast Surg Supplement. Vol 41 : pp. s80-7. Sim RST, Smith JD, Chan ASY. 2000. Comparison of the Aesthetic Facial Proportions of Southern Chinese and White Women. Arch Facial Plast Surg/Vol 2, Apr/Jun : pp. 113-20. Stevens R, Calhoun K, Quinn FB. 1997. Facial Analysis. Dept of Otolaryngology,
UTMB,
Galveston.
Available
from
URL
:
http://utmb.edu/otoref/grnds/facial2.html. Swasonoprijo S, Susilowati. 2002. Studi Banding Morfologi dan Indeks : Kepala, Wajah, Hidung Pada Orang Toraja dan Naulu. Sci&Tech. Vol. 3 : Hal. 28-36. Tardy Jr ME, Kastenbauer ER. 1995. Rhinoplasty. In : Face, Nose and Facial Skull, Part I. Thieme Medical Publishers, Inc. New York : pp. 23950. Terris
DJ.
2002.
Photography.
Available
from
URL
:
http://www.emedicine.com/ent/topic169.htm. Trenite GJN. 1994. Aesthetic. In : Rhinoplasty. A Practical Guide to Functional and Aesthetic Surgery of the Nose. Kugler Publications Amsterdam/New York : pp. 11-22.
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
Turner F, Zaranet M, Giovanni A. 2006. Evaluation of Nasal Tip Projection. Fr ORL. Vol. 92 : pp. 282-87. Umar MBT, Singh R, Shugaba AI. 2006. Cephalometric Indices Among Nigerians. Journal of Applied Sciences. Vol. 6(4) : pp. 939-42. Vegter F, Hage JJ. 2000. Clinical Anthropometry and Canons of the Face in Historical Perspective. Plasctic and Reconstructive Surgery. Vol 105. No.5 : pp. 1090-96. Wall BM. 1998. Facial Analysis. In : Bailey, B.J. Head and Neck SurgeryOtolaryngology 2nd ed. Philadelphia. Lippinccott-Raven : pp. 253144.
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
Lampiran 1
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
Lampiran 2
Status Penelitian No. Sampel: Nama Umur
: :
Marga
: Kakek
:
Nenek
:
Ayah
:
Ibu
:
Keluhan Obstruksi hidung
:
Riwayat rinitis alergi persisten sedang-berat
:
Sedang dalam perawatan ortodentis
:
Kelainan kraniofasial kompleks
:
Indeks massa tubuh
:
Tinggi Badan
:
Berat Bedan
:
Indeks massa tubuh (N<30)
:
Riwayat operasi wajah / fraktur wajah
:
Pemeriksaan THT Rutin: Telinga
:
Hidung
: RA
:
RP
:
Rongga mulut
:
Faring
:
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
Parameter Antropometri wajah: 1. Tinggi Atas Wajah / UFH (cm)
:
2. Tinggi Tengah Wajah / MFH (cm)
:
3. Tinggi Bawah Wajah / LFH (cm)
:
4. Tebal Bibir Atas / ULL (cm)
:
5. Jarak Stomion-Menton / SM (cm)
:
6. Jarak Epikantus / En-En (cm)
:
7. Lebar Ala Nasi / Al-Al (cm)
:
0
:
9. Sudut Nasofasial / NFA ( )
:
10. Sudaut Nasolabial / NLA (0)
:
11. Sudut Mentoservikal / MC (0)
:
12. Sudut Nasomental / NM (0)
:
13. Sudut Maksila
:
14. Sudut Mandibula
:
15. Panjang Hidung / NT (cm)
:
16. Proyeksi Tip Simons (perbandingan)
:
17. Proyeksi Tip Powell (perbandingan)
:
18. Proyeksi Tip Goode (perbandingan)
:
19. Sudut Kelengkungan Wajah (0)
:
20. Columella Show (cm)
:
21. Sulkus Mentolabial (cm)
:
22. Perbandingan Lobul-Basal (perbandingan)
:
8. Sudut Nasofrontal / NFR ( ) 0
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
Lampiran 3
LEMBAR PERSETUJUAN SUBJEK PENELITIAN No. Sampel : Dengan ini, saya : Nama
:
Umur
:
Alamat
:
tahun
Menyatakan kesediaan untuk menjadi Subjek Penelitian, dengan judul Analisis Wajah Perempuan Suku Batak yang dilakukan oleh peneliti dari Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok USU. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan nilai antropometri proporsi wajah perempuan batak murni, dalam persiapan operasi plastik wajah. Ada beberapa cara untuk menentukan proporsi wajah, salah satunya adalah Photometrics, yaitu dengan memotret wajah perempuan batak murni, untuk memperoleh nilai rata-rata dari bentuk wajah suku batak. Apabila sewaktu-waktu ingin mengundurkan diri atau tidak ingin mengikuti penelitian ini, dapat menghubungi dr. Rifi Rio Odias di Departemen Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok RSUP H.Adam Malik Medan jalan Bunga Lau No. 17 Medan, HP : 085261583729. Demikianlah pernyataan ini diperbuat dengan sebenarnya, dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari siapapun.
Medan, ……………………………...
Yang Menyatakan,
( ……………………………… ) Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
Peneliti,
( ………………………….. )
Lampiran 4 HASIL PENGUKURAN SAMPEL No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59.
UFH (cm) 6.4286 5.1429 5.8462 5.7143 5.4286 5.0000 5.3333 6.6667 6.3964 5.9342 4.7500 5.7921 5.5714 6.3428 5.3750 5.8571 5.6250 7.3418 5.8462 6.1950 6.3077 6.1429 7.0000 6.2105 5.1250 5.0667 5.5000 5.5556 5.4778 5.4750 5.3333 6.5714 5.3750 6.1377 6.2178 6.1250 5.6250 5.4930 5.4054 5.9375 5.2500 6.3750 5.9286 5.0000 5.5789 5.6778 6.1250 5.9340 5.5696 4.3182 5.2941 6.8919 6.9444 6.0000 5.5263 6.7143 6.4000 6.5000 5.6429
MFH (cm) 6.1111 7.1250 7.0000 6.3571 7.0667 7.4286 7.2500 6.6667 6.3491 6.0012 6.0000 5.9342 6.5714 6.1111 6.0000 6.1429 5.9999 6.5823 6.9231 5.9733 5.8462 5.8571 6.7143 6.3475 5.6250 5.7333 6.1250 4.6667 5.3221 6.1125 5.0000 6.5714 6.5000 6.0391 6.2350 5.6250 5.3750 5.6338 5.0676 5.6875 6.1250 5.3750 5.7143 5.9333 5.3947 5.7778 6.1250 6.2610 5.1899 5.9656 5.4706 5.5405 5.9028 6.0000 6.1842 6.2857 6.4667 5.7857 5.6429
LFH (cm) 5.5556 6.0000 6.7143 5.4286 6.4667 6.3571 6.1250 6.1333 6.1129 5.8341 7.0000 5.9991 6.4286 6.0000 5.6250 7.1429 6.5432 6.7089 6.7692 6.2137 5.6923 6.4286 5.8571 6.2500 6.7500 6.8000 5.8750 6.2222 5.7491 6.1375 6.4444 6.5714 5.5000 6.1377 6.2350 6.5000 7.3750 6.3380 6.6216 5.5625 6.0000 6.5000 6.5000 6.8667 5.3947 5.5981 6.1250 6.2980 6.4557 6.5341 6.1765 7.2973 6.7917 6.7857 7.5000 6.7143 6.9333 6.0714 5.6429
ULL (cm) 0.4285 0.9285 0.9230 0.5714 0.8571 0.7142 0.6666 0.6667 0.6666 0.7755 0.6250 0.8712 0.8571 0.5443 0.5000 1.0000 0.7250 1.0127 0.7692 0.8788 0.6153 0.7142 0.7142 0.7755 0.7500 1.2000 0.8125 0.7778 0.6250 1.0677 0.8889 0.8571 0.7500 1.1390 0.7899 1.0000 0.8750 0.6338 0.6757 0.6875 0.7500 0.8750 0.7857 0.9333 0.9868 1.0000 0.7500 0.8233 0.6329 0.8522 0.8235 0.8108 0.6944 0.7142 0.8552 0.6428 0.8667 0.7142 0.6428
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
SM (cm) 5.2857 4.3750 5.3333 3.4286 4.3333 4.0000 4.1250 4.0000 4.6667 4.3297 4.7500 4.5788 4.4286 4.3333 4.8750 4.5714 4.4286 4.3038 4.4611 4.5777 4.6154 4.1429 3.4286 4.1250 4.5000 4.2667 3.8750 3.7778 4.1767 4.4769 4.0000 4.4286 3.3750 3.9199 4.2450 5.0000 5.0000 4.2254 4.3243 3.5625 3.8750 4.4375 4.1429 4.4667 3.4868 4.1999 4.5120 4.7012 4.1139 4.2045 3.8235 4.8649 4.5833 4.7143 4.7368 4.3571 4.4000 3.7143 3.6429
En-en (cm) 3.5714 3.5714 3.8462 3.2857 3.7143 3.8571 3.7333 3.3333 3.5187 3.5714 3.6250 3.5431 3.4286 3.1856 3.1250 3.7143 3.7778 3.8608 3.5385 3.3778 4.1538 3.4286 3.1429 3.5190 3.0000 3.8667 3.3750 4.0000 3.7889 3.1467 3.4444 3.8571 3.1250 3.6667 3.4286 3.3750 3.2500 2.9578 3.2432 3.3125 3.4375 3.2500 3.7857 3.3333 3.5526 3.5512 3.5012 3.2501 3.3544 3.4659 3.2353 3.0405 3.6111 4.0714 3.6842 3.6429 3.4667 3.6429 3.1429
Al-al (cm) 4.0714 3.7143 5.1667 4.2857 4.8571 4.0000 4.1333 4.0000 3.5281 3.7143 3.7500 4.3918 4.0000 4.2876 4.7500 4.1429 4.1333 3.9241 3.8462 3.6575 4.3077 4.2857 4.0000 4.1867 4.1250 4.1333 3.8750 4.1111 4.2177 3.9823 4.1111 4.2857 3.7500 3.9124 4.0000 4.1250 4.0000 4.2254 5.1351 4.6875 4.0625 4.0000 4.1429 4.0000 4.2105 4.0250 4.1299 4.0000 3.7975 4.2045 4.0000 3.7162 4.0278 4.7143 4.1447 4.4286 4.6000 4.1429 4.5714
NFA (o) 130 145 129 136 128 130 140 130 131 132 139 130 120 130 139 130 129 130 129 130 131 132 131 131 136 140 130 135 130 132 130 140 145 129 130 130 137 127 130 129 137 131 126 142 137 130 132 129 140 121 134 148 136 133 130 134 125 124 130
NfcA (0) 27 25 32 28 22 25 25 27 26 27 28 26 25 27 25 27 27 23 30 30 30 25 24 25 20 27 22 29 27 25 27 26 25 24 27 27 22 25 24 23 26 27 20 23 21 25 23 25 30 21 22 20 22 25 21 24 20 21 25
60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71. 72. 73. 74. 75. 76. 77. 78. 79. 80. 81. 82. 83. 84. 85. 86. 87. 88. 89. 90. 91. 92. 93. 94. 95. 96. 97 98. 99. 100.
5.6000 5.7042 7.6429 6.0959 6.5333 5.8571 6.5000 5.6329 7.3662 7.0946 5.4167 6.6667 5.4118 5.3623 6.1818 5.1875 5.5294 6.2857 5.7813 5.1471 6.5972 5.8333 6.5493 6.3235 5.5882 5.5263 6.2500 5.6000 5.4000 5.0000 5.5714 6.4000 5.7258 6.3571 6.2143 5.4118 5.6778 6.4000 5.2941 6.3964 6.1429
5.6000 5.1429 5.1429 6.5068 6.2000 5.4930 5.5833 6.5000 6.0563 6.0135 5.8333 6.2500 6.3529 5.6522 6.0000 5.8750 6.2941 6.1429 5.5469 5.8088 6.0417 5.7500 6.6197 6.5441 5.7059 5.2632 6.8333 6.2667 5.8000 6.8056 6.0000 6.0667 5.7258 6.3571 6.5714 6.4706 6.3571 6.2610 6.2857 5.1899 6.3571
5.8667 6.5493 6.5714 6.0959 6.9333 6.4789 6.6667 6.5000 6.6197 6.2162 6.1806 6.3889 6.1765 6.6667 7.2727 6.8750 6.0588 6.5000 6.3281 6.5441 6.9444 7.4167 6.7606 6.7794 5.7059 7.1053 5.9167 6.3333 6.4000 7.0833 6.4286 6.6667 7.1774 6.8571 6.7857 7.1765 6.4286 6.3571 6.7857 6.6216 6.4789
0.5333 0.7746 0.7142 0.5479 0.7333 0.7042 0.6667 0.7142 0.6338 0.8108 0.5556 0.8333 0.7058 0.8695 1.0909 0.8750 0.7647 0.7142 0.7031 0.8823 0.9722 1.0000 0.7746 0.8823 0.7647 0.8771 0.5000 0.8667 0.7333 0.7638 0.8571 0.8000 0.9677 0.7142 1.0000 0.9411 0.7500 0.7250 0.5556 0.7142 0.8235
3.6667 4.0000 4.5714 4.2466 4.6000 4.3662 4.5000 4.0143 4.3662 3.8514 3.8889 4.3056 4.0000 4.3478 4.9091 4.6250 4.1176 4.4714 4.2344 4.2647 4.5833 4.9167 4.7183 4.7794 4.5882 4.7368 3.8333 3.8667 4.4667 4.4444 4.4286 4.5333 4.8387 4.8571 4.7857 4.7059 4.6000 3.6429 3.8514 4.5714 3.8235
3.2000 2.9557 3.7143 3.2192 3.7333 3.8028 3.6667 3.1013 3.6620 3.7838 3.4722 3.7500 3.1176 4.2029 4.0000 3.3750 3.1765 3.7143 3.5938 3.6765 3.8194 3.5833 3.5211 3.7500 3.1765 3.4211 3.6667 3.4667 3.2000 3.3333 3.8571 3.8000 3.7097 3.5714 3.8571 3.2353 3.6667 3.1429 3.7838 3.7143 3.2353
4.0000 4.0845 4.2143 3.9726 4.4667 3.9437 4.6667 4.4304 4.5070 4.3243 4.1667 4.1667 3.6471 4.2029 4.2727 4.2500 3.6471 4.2571 4.4531 3.8235 4.4444 4.1667 4.5070 3.9706 4.0000 4.1228 4.0833 4.0000 3.8667 4.3056 4.0000 4.4000 4.0323 4.5714 3.9286 4.2941 4.1111 4.5714 4.3243 4.2143 4.0000
131 135 126 137 134 140 139 128 132 127 129 133 139 140 143 142 124 127 130 140 135 132 138 137 133 130 121 132 135 129 139 137 135 133 136 134 131 130 127 126 134
No.
NLA (0)
MCA (0)
NMA (0)
Maksila (0)
Mandibula (0)
NT (cm)
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19.
121 105 100 120 121 115 120 100 101 100 129 100 100 120 121 110 111 121 110
87 83 107 107 105 111 110 115 108 107 115 105 115 107 111 113 110 111 111
125 139 130 129 130 130 132 125 123 128 135 130 130 130 136 140 135 130 129
20 13 12.5 15 17 14 12.5 20 17 20 15 14 17 20 15 15 16 15 15
19 22 20 20 22 20 20 25 20 19 19 19 20 19 20 21 21 21 21
3.4444 2.7778 4.5000 2.8571 3.1333 3.4286 3.5000 2.7111 2.8223 3.2219 3.3333 3.1333 4.4286 3.4287 3.0667 3.1250 3.2778 3.5000 3.2500
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
25 24 26 21 25 24 29 26 26 23 26 23 23 21 18 20 21 25 28 28 25 23 22 22 21 29 21 26 27 26 21 27 24 23 22 20 26 25 23 26 22
Proyeksi Tip Simmons 1.2727 0.4210 0.8889 0.8695 0.7142 0.7692 0.7142 0.9912 0.7661 0.8881 0.6875 0.7733 0.9555 0.8889 0.9090 0.7142 0.8778 2.4286 0.7333
20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71. 72. 73. 74. 75. 76. 77. 78. 79. 80. 81. 82. 83. 84. 85.
111 112 121 125 100 120 120 130 120 120 121 100 110 121 122 120 110 107 130 128 120 117 111 126 113 110 110 113 111 113 132 123 120 109 117 137 119 138 126 118 133 132 134 130 131 122 111 117 114 126 121 133 112 140 105 135 127 124 123 107 131 136 113 122 127 115
109 106 108 114 112 107 110 117 105 115 111 110 107 102 112 111 104 111 113 111 109 118 107 100 121 104 111 112 115 117 112 106 100 111 104 112 111 110 114 111 107 106 119 114 102 111 107 110 110 115 109 110 121 116 114 110 107 120 110 110 112 116 102 106 110 116
130 132 131 127 131 138 132 132 134 130 128 137 133 127 130 129 130 146 136 138 138 133 140 135 137 131 130 132 131 141 131 135 139 136 137 134 135 152 134 130 135 135 134 138 129 135 136 128 133 130 130 139 133 138 142 137 131 135 134 134 132 137 138 135 139 131
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
15 16 17 17 17 15 15 13 16 16 17 11 12 16 17 17 13 12 15 13 15 14 15 13 13 12 15 14 14 15 16 15 14 13 13 17 13 15 14 14 17 17 15 14 13 15 16 14 13 13 15 15 13 16 11 15 14 13 16 14 13 15 13 14 13 15
20 21 20 20 21 20 20 16 20 20 21 20 21 19 21 20 18 16 15 20 18 17 18 18 17 20 20 21 20 19 19 21 21 20 19 18 18 19 16 17 20 19 15 17 17 19 17 17 18 16 20 16 17 18 18 16 19 14 16 20 17 16 19 17 17 17
3.1125 2.8750 3.2333 3.3333 3.4319 3.1250 3.8571 3.5000 2.8667 3.1250 3.4287 3.5000 3.6000 4.0000 3.3777 3.5000 3.3333 2.7059 2.6667 2.6250 3.1765 3.3529 3.0000 3.8667 3.0247 2.8235 2.9768 3.4125 3.6700 2.1333 3.4615 3.1250 3.1667 2.8358 3.3333 2.8235 3.2667 3.5714 3.3750 3.3125 3.0000 2.5641 2.7273 3.4286 3.4706 2.8947 3.2667 3.4000 3.5000 3.4000 3.2716 2.7857 3.3529 3.3846 3.5714 3.7429 3.5846 3.3333 3.2667 2.7000 3.3537 2.9231 3.4667 3.2647 3.5385 3.0769
0.7549 0.7500 0.8125 0.7222 0.8712 0.8333 0.5333 0.8181 0.7692 0.8889 0.8667 0.9167 0.6406 0.8000 0.8181 0.8778 0.7692 0.9167 0.6428 0.6153 0.6129 0.6470 0.5806 0.6923 0.7200 0.4667 0.7001 0.6901 0.6810 0.8213 0.7246 0.5161 0.8571 0.8947 0.6076 0.6470 0.5667 0.5714 0.7241 0.7187 0.6363 0.8571 0.5000 0.6667 0.6551 0.5882 0.7419 0.6129 0.7586 0.6428 0.6176 0.6500 0.6333 0.7054 0.6538 0.4844 0.6087 0.5000 0.7214 0.5737 0.4838 0.7083 0.7213 0.7826 0.6250 0.4642
86. 87. 88. 89. 90. 91. 92. 93. 94. 95. 96. 97 98. 99. 100.
No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45.
111 107 120 122 112 130 123 123 122 130 112 118 126 134 123
Proyeksi Tip Powell 3.1667 3.3333 2.6923 2.0000 3.3500 3.2000 3.1818 3.3333 3.2971 3.2000 3.3333 3.2667 2.7143 3.3500 3.3333 2.8182 3.3250 3.9000 2.9167 2.8990 3.0000 3.2727 3.1429 3.2570 4.0000 3.0909 3.2222 3.2222 2.7919 3.1778 2.9091 2.6667 3.1667 3.1778 3.9000 3.0000 3.4444 3.1111 3.5000 3.2727 3.0833 3.0952 3.4556 3.3516 2.9091
117 115 122 111 110 111 114 102 107 110 118 111 115 119 106
139 129 128 128 130 130 135 138 136 138 134 130 130 134 135
Proyeksi Tip Goode 1.7647 1.5714 2.6923 1.9091 1.8182 2.1667 1.6667 2.7111 1.8912 2.1777 1.8000 1.9188 2.5391 1.9091 1.5625 1.7500 1.6500 2.1250 1.3529 1.8901 2.1429 2.3571 2.2222 1.8777 1.8000 2.0000 1.5294 2.0714 1.8099 1.4733 2.0000 1.5701 1.8889 1.8889 1.6500 1.8667 2.3077 2.5455 2.3333 2.6154 1.8333 2.9091 2.5112 2.2963 2.0667
15 13 14 16 14 13 14 15 13 13 14 14 13 15 15
Lengkung Wajah (0) 165 175 180 169 179 171 172 180 174 175 170 171 180 175 170 180 175 165 170 178 176 171 170 180 170 174 175 177 175 179 180 170 162 180 178 173 175 179 179 180 176 173 174 174 171
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
16 19 17 20 19 17 17 18 18 17 18 17 16 15 21
Columella Show (cm) 0.2222 0 0.1428 0.2857 0.1333 0 0.1875 0 0 0 0.3333 0.1777 0.3333 0 0.4000 0.1250 0.1250 0.3750 0.2500 0.1333 0 0 0.3333 0 0.1250 0.2857 0.3750 0.1333 0.1250 0 0.1250 0.5333 0.3750 0 0 0.2667 0.1176 0.1333 0 0 0.3529 0 0.5333 0.2750 0
4.0141 3.7143 3.7333 3.6933 3.1429 3.6000 2.9839 3.3125 3.9722 3.3824 3.7324 3.3125 3.4000 2.7273 3.1250
Sulkus Mentolabial (cm) O.3889 0.3750 0.5714 0.4285 0.4000 0.3571 0.3125 0.3212 0.3911 0.3889 0.3333 0.4000 0.5556 0.3222 0.5333 0.3750 0.3766 0.5700 0.3750 0.3711 0.3900 0.3333 0.4444 0.3677 0.3750 0.3571 0.3750 0.2667 0.3750 0.4000 0.3750 0.2667 0.5000 0.4500 0.4444 0.2667 0.3529 0.4000 0.3750 0.4705 0.2941 0.3750 0.2667 0.3625 0.3529
0.8400 0.6923 0.4647 0.7176 0.5897 0.6206 0.6359 0.7778 0.6138 0.6500 0.7612 0.7187 0.6428 0.5000 0.5161
Lobul-Basal Perbandingan 2.0000 2.0000 1.8824 2.0000 2.4286 1.7222 1.7500 1.5588 2.0000 2.000 1.5000 2.0000 1.5526 2.0000 2.0800 1.9231 1.8850 2.0000 1.6667 2.0000 2.0000 1.7037 1.5417 2.0000 1.7895 1.4524 1.7742 2.0357 2.0000 1.9756 2.1515 1.7368 1.7500 1.9781 2.0000 1.7368 2.2000 2.1600 1.9286 1.6667 1.7353 1.9310 2.0000 1.8286 1.7879
46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71. 72. 73. 74. 75. 76. 77. 78. 79. 80. 81. 82. 83. 84. 85. 86. 87. 88. 89. 90. 91. 92. 93. 94. 95. 96. 97 98. 99. 100.
3.0123 2.9123 3.1200 3.4000 3.5000 3.4500 3.8947 3.4667 2.6667 3.2381 3.3000 3.7778 3.4286 3.0435 3.3333 3.6875 3.1053 3.8235 2.9167 3.4545 2.5833 3.1364 2.8636 3.5263 2.9583 3.8887 3.3182 4.1333 4.0761 3.9412 3.4706 3.0000 2.7727 2.9520 2.9412 3.5883 3.4444 3.5185 3.8125 2.9891 3.4500 2.8636 2.8800 3.1250 3.1481 2.8522 3.4667 3.3500 3.6471 3.6875 2.9745 3.0435 3.5263 3.1053 3.4500
1.9952 2.1877 2.3169 2.4000 2.6667 2.0000 2.2069 2.0909 2.0741 2.2000 2.0000 2.5000 1.8235 2.9130 2.4286 2.4545 1.9615 1.9655 2.2143 2.4138 2.5833 2.1333 1.9688 1.8438 2.0938 2.6667 2.2121 2.5217 2.5385 2.2500 2.3913 1.9718 2.6522 2.4653 2.2628 2.1739 2.2692 2.1667 2.0385 1.9600 3.0435 2.0423 1.7500 2.4671 2.3529 2.0714 2.0909 1.7407 2.2000 1.8571 2.0378 2.9130 1.8438 1.9615 2.0000
179 180 178 177 171 173 172 180 180 175 174 167 168 164 173 170 179 173 172 172 180 169 176 168 174 176 169 171 176 169 168 180 180 176 173 171 177 173 174 177 180 174 171 170 175 171 172 175 174 173 173 164 168 179 173
Rifi Rio Odias : Analisis Wajah Perempuan Suku Batak, 2008 USU e-Repository © 2009
0.1250 0.2871 0 0.3333 0.3846 0.5000 0.2222 0.3731 0.4000 0.2359 0.2667 0 0.3750 0.1250 0 0 0.4545 0.3571 0.3529 0.3157 0 0.2667 0.1714 0.4000 0 0.4286 0.3529 0.1538 0.3571 0.3571 0 0.4667 0 0.3000 0.3658 0.4615 0.2000 0.5147 0.4615 0.3846 0 0.5000 0.3333 0 0.3333 0.4000 0.4516 0.1875 0.5556 0.4411 0.3412 0.1250 0.4000 0.4545 0.5000
0.3750 0.3971 0.4912 0.5333 0.4487 0.4375 0.3889 0.2985 0.5333 0.2352 0.4000 0.2857 0.3750 0.3750 0.3750 0.2564 0.2597 0.4285 0.3529 0.2103 0.4667 0.4000 0.4285 0.3333 0.4321 0.3571 0.4705 0.4615 0.4166 0.3571 0.3076 0.3333 0.3333 0.3333 0.4268 0.3076 0.4000 0.2941 0.3846 0.2307 0.4225 0.5714 0.5333 0.6000 0.2857 0.4667 0.4032 0.3750 0.2778 0.4411 0.2754 0.3750 0.3333 0.2597 0.4375
1.9560 2.0000 1.7813 1.6579 2.0000 2.0000 1.5789 2.2500 2.0000 1.8500 1.8621 1.9286 1.8333 1.8519 1.4412 1.6415 1.8333 1.8400 1.8000 1.7407 2.0000 1.6452 1.5797 1.8793 1.4412 1.8571 1.6458 1.7500 2.4643 2.0000 1.8621 1.9310 1.9200 1.5152 1.8000 1.6724 1.8889 1.5769 1.7333 1.6957 1.9500 2.1400 1.7419 1.7705 1.5968 1.7581 1.7500 1.9074 1.7826 1.7931 1.7842 1.8519 1.8793 1.8333 2.0000