BAB III ISI
1.1
Sejarah Suku Batak Batak merupakan salah satu suku bangsa di Indonesia.Nama ini merupakan
sebuah tema kolektif untuk mengidentifikasikan beberapa suku bangsa yang bermukim dan berasal dari Tapanuli dan Sumatera Timur, di Sumatera Utara.Orang Batak adalah penutur bahasa Austronesia namun tidak diketahui kapan nenek moyang orang Batak pertama kali bermukim di Tapanuli dan Sumatera Timur.Bahasa dan bukti-bukti arkeologi menunjukkan bahwa orang yang berbahasa Austronesia dari Taiwan telah berpindah ke wilayah Filipina dan Indonesia sekitar 2.500 tahun lalu, yaitu pada zaman batu muda (Neolitikum).1Karena hingga sekarang belum ada artefak Neolitikum (Zaman Batu Muda) yang ditemukan diwilayah Batak maka dapat diduga bahwa nenek moyang Batak baru bermigrasi ke Sumatera Utara pada zaman logam. Pada abad ke-6, pedagang-pedagang Tamil asal India mendirikan kota dagang Barus, dipesisir barat Sumatera Utara. Mereka berdagang kapur Barus yang diusahakan oleh petani-petani dipedalaman.Kapur Barus dari tanah Batak bermutu tinggi sehingga menjadi salah satu komoditas ekspor disamping kemenyan. Pada abad ke-10, Barus diserang oleh Sriwijaya.Hal ini menyebabkan terusirnya pedagang-pedagang Tamil dari pesisir Sumatera.2Pada masa-masa berikutnya, perdagangan kapur Barus mulai banyak dikuasai oleh pedagang Minangkabau yang mendirikan koloni dipesisir barat dan timur Sumatera Utara.Koloni-koloni mereka terbentang dari Barus, Sorkam, hingga Natal. Batak merupakan salah satu suku bangsa di Indonesia.Nama ini merupakan sebuah tema kolektif untuk mengidentifikasikan beberapa suku bangsa yang 1Peter
Bellwood, “Prehistory of the Indo-Malaysian Archipelago”, diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Batak, pada tanggal 9 September 2014. 2Munoz, Paul Michel, ”Early Kingdoms of the Indonesian Archipelago and the Malay Peninsula”, diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Batak pada tanggal 9 September 2014.
Laporan Tugas Akhir | 1
bermukim dan berasal dari Tapanuli dan Sumatera Timur, di Sumatera Utara. Suku bangsa yang dikategorikan sebagai Batak adalah: Batak Toba, Batak Karo, Batak Pakpak, Batak Simalungun, Batak Angkola, dan Batak Mandailing. Saat ini pada umumnya orang Batak menganut agamaKristen Protestan, Kristen Katolik, dan Islam Sunni. Tetapi ada pula yang menganut kepercayaan tadisional yakni: tradisi Malim dan juga menganut kepercayaan animisme (disebut Sipelebegu atau Parbegu), walaupun kini jumlah penganut kedua ajaran ini sudah semakin berkurang. R.W Liddle mengatakan, bahwa sebelum abad ke-20 di Sumatra bagian utara tidak terdapat kelompok etnis sebagai satuan sosial yang koheren.Menurutnya sampai abad ke-19, interaksi sosial didaerah itu hanya terbatas pada hubungan antar individu, antar kelompok kekerabatan atau antar kampung.Dan hampir tidak ada kesadaran untuk menjadi bagian dari satuan-satuan sosial dan politik yang lebih besar.3 Pendapat lain mengemukakan, bahwa munculnya kesadaran mengenai sebuah keluarga besar Batak baru terjadi pada zaman kolonial.4Dalam disertasinya J. Pardede mengemukakan bahwa istilah "Tanah Batak" dan "rakyat Batak" diciptakan oleh pihak asing. Sebaliknya, Siti Omas Manurung, seorang istri dari putra pendeta Batak Toba menyatakan, bahwa sebelum kedatangan Belanda, semua orang baik Karo maupun Simalungun mengakui dirinya sebagai Batak dan Belandalah yang telah membuat terpisahnya kelompok-kelompok tersebut. Sebuah mitos yang memiliki berbagai macam versi menyatakan, bahwa Pusuk Buhit, salah satu puncak di barat Danau Toba, adalah tempat "kelahiran" bangsa Batak. Selain itu mitos-mitos tersebut juga menyatakan bahwa nenek moyang orang Batak berasal dari Samosir. Terbentuknya masyarakat Batak yang tersusun dari berbagai macam marga, sebagian disebabkan karena adanya migrasi keluarga-keluarga dari wilayah lain di 3Liddle,
R.W. “Ethnicity, party, and national integration: an Indonesian case study”, diakses dari http://id.wikipedia.org/wiki/Suku_Batak, pada tanggal 09 September 2014. 4Castles, L. Statelesness and Stateforming Tendencies Among the Batak before Colonial Rule. Kuala Lumpur: Monograph no 6 of MBRAS. hal. 67-66.
Laporan Tugas Akhir | 2
Sumatra. Penelitian penting tentang tradisi Karo dilakukan oleh J.H Neumann, berdasarkan sastra lisan dan transkripsi dua naskah setempat, yaitu Pustaka Kembaren dan Pustaka Ginting. Menurut Pustaka Kembaren, daerah asal marga Kembaren dari Pagaruyung di Minangkabau. Orang Tamil diperkirakan juga menjadi unsur pembentuk masyarakat Karo. Hal ini terlihat dari banyaknya nama marga Karo yang diturunkan dari Bahasa Tamil. Orang-orang Tamil yang menjadi pedagang di pantai barat, lari ke pedalaman Sumatera akibat serangan pasukan Minangkabau yang datang pada abad ke-14 untuk menguasai Barus.5 Kekerabatan Dalam Suku Batak. Kekerabatan adalah menyangkut hubungan hukum antar orang dalam pergaulan hidup.Ada dua bentuk kekerabatan bagi suku Batak, yakni berdasarkan garis keturunan (genealogi) dan berdasarkan sosiologis, sementara kekerabatan teritorial tidak ada.Bentuk kekerabatan berdasarkan garis keturunan (genealogi) terlihat dari silsilah marga mulai dari Si Raja Batak, dimana semua suku bangsa Batak memiliki marga.Sedangkan kekerabatan berdasarkan sosiologis terjadi melalui perjanjian (padan antar marga tertentu) maupun karena perkawinan.Dalam tradisi Batak, yang menjadi kesatuan Adat adalah ikatan sedarah dalam marga, kemudian Marga.Artinya misalnya Harahap, kesatuan adatnya adalah Marga Harahap vs Marga lainnya.Berhubung bahwa adat Batak/tradisi Batak sifatnya dinamis yang seringkali disesuaikan dengan waktu dan tempat berpengaruh terhadap perbedaan corak tradisi antar daerah. Adanya falsafah dalam perumpamaan dalam bahasa Batak Toba yang berbunyi: Jonok dongan partubu jonokan do dongan parhundul ; merupakan suatu filosofi agar kita senantiasa menjaga hubungan baik dengan tetangga, karena merekalah teman terdekat.
Namun dalam pelaksanaan adat, yang pertama dicari
adalah yang satu marga, walaupun pada dasarnya tetangga tidak boleh dilupakan dalam pelaksanaan adat.
5Tideman,
J. Hindoe-Invloed in Noordelijk Batakland. Amsterdam: Uitgave van het Bataksche Institut no 23. hal. 56.
Laporan Tugas Akhir | 3
1.2
Pengertian Ulos Batak Ulos atau sering juga disebut kain ulos adalah salah satu kain tenun khas
Indonesia.Ulos secara turun temurun dikembangkan oleh masyarakat Batak, Sumatera Utara.Dari bahasa asalnya ulos berarti kain.Menurut sejarahnya kain ulos awalnya berfungsi sebagai penghangat badan, kemudian beralih fungsi menjadi lambang ikatan kasih, pelengkap upacara adat dan simbol sistem sosial didalam kehidupan bermasyarakat.Sebagian orang mempercayai kain ini mempunyai kekuatan magis dan dianggap keramat serta memilki kekuatan istimewa untuk memberi perlindungan kepada orang yang memakainya. Motif dan jenis ulos mempunyai makna tersendiri, tergantung sifat, keadaan, fungsi dan hubungan tertentu.Kapan digunakan, diberikan kepada siapa dan dalam upacara adat yang bagaimana.Jadi sebagaimana sudah disebutkan, dapat dikatakan ulos merupakan bagian dari kehidupan orang Batak. 3.2.1
Jenis Dan Fungsi Ulos Berdasarkan cara pembuatan, jenis dan fungsinya, terdapat beberapa
macam Ulos, diantaranya adalah : 1.
Ulos Jugia (Homitan).
Gambar 1 : Ulos Jugia Sumber : http://www.4shared.com/photo/JTP7e8hK/Batak_-_Ulos_Toba_Ulos_Jugia__.html
Laporan Tugas Akhir | 4
Ulos Jugia disebut juga Ulos Naso Ra Pipot atau Pinunsaan.Ulos ini mengandung nilai budaya yang tinggi dan harganya sangat mahal.Oleh karenanya, Ulos ini biasanya disimpan di hombung atau parmonangmonangan (jenis lemari pada jaman dulu). Menurut kepercayaan orang Batak, Ulos ini hanya dapat dipakai oleh orang yang sudah saur matua atau naung gabe (orang tua yang sudah mempunyai cucu dari anaknya laki-laki dan perempuan). Namun walaupun telah mempunyai cucu, seseorang belum masuk kategori saur matua jika masih ada anaknya yang belum kawin atau belum mempunyai keturunan, walaupun telah mempunyai cucu dari anaknya yang
lain.
Sulitnya
persyaratan
untuk
dapat
memakai
Ulos
Jugia
menyebabkan ulos ini menjadi benda langka sehingga banyak orang yang tidak mengenalnya. Ulos ini sering menjadi barang warisan orangtua kepada anaknya dan nilainya sama dengan sitoppi (emas yang dipakai oleh istri raja pada waktu pesta).
2. Ulos Ragidup
Gambar 2 : Ulos Ragidup Sumber : http://batakculture.files.wordpress.com/2012/09/ragidup-detail2e.jpg
Laporan Tugas Akhir | 5
Ulos yang paling tinggi derajat dari semua Ulos menurut Batak adalah Ulos Ragidup.Derajat Ulos ini sering dijadikan orang batak menjadi simbol disuatu Gedong atau corak warna suatu gedung atau rumah.Ulos ini kalau kita cermati, seolah-olah semua coraknya/bentuknya terkesan hidup bersenyawa dalam kederajatannya.Dan inilah yang menjadi penyebab mengapa disebut Ulos Ragidup. Aragi artinya Hidup.Ulos Ragidup ini menjadi simbol kehidupan dan cerminan hidup ini menjadi harapan buat orang Batak untuk hidup dalam waktu yang panjang atau lebih panjang umurnya daripada orang yang lebih tua sebelumnya. Biasanya Ulos ini dipakaikan dengan cara dijadikan Selendang (Sitalihononton). Bagian-bagian/nama dan arti dari Ulos Ragidup adalah sebagai berikut :
Ada dua sisi tepi sebagai batas, yang menjelaskan kalau semua yang ada didunia ini ada batasnya.
Dua sisi tadi mengapit tiga bagian dan disebut badan.
Bagian paling ujung imana bentuknya kelihatan sama disebut ingananni pinarhalak. Ingananni pinarhalak terbagi dua lagi yakni; ingananni pinarhalak baoa (laki-laki), dang inganan ni pinarhalak boru-boru
(perempuan).
Bagian
badan
tadi
warnanya
merah
kehitaman dan ditingkahi garis-garis putih yang disebut honda. Ingananni pinarhalak tadi adalah simbol hagabeon, maranak dan marboru (kebahagiaan memiliki anak lelaki dan perempuan).
Masih terdapat tiga simbol lagi disana, yakni : 1.
Antinganting adalah simbol hamoraon (kekayaan), karena antinganting biasanya terbuat dari emas.
2.
Sigumang / beruang, yakni simbol kemakmuran. Beruang adalah binatang yang bekerja tepat dan efisien, tidak banyak aksi.
3.
Batu ni ansimun, melambangkan hahipason (ansimun sipalambok, aoarsipangalumi).
Laporan Tugas Akhir | 6
Di celah ketiga simbol ini ada lagi macam bunga yang disebut “ipon”, dan dicelah ipon-ipon tadi ada yang disebut dengan “rasianna”. Cara mangarasi (memeriksa) Ragidup yang baik : -
Ulos itu kelihatan jernih.
-
Tenunannya rapi dan ukurannya benar.
-
Honda harus berjumlah ganjil.
-
Jumlah ipon harus benar. Motif ulos ini agak rumit dan menurut informasinya ulos ini menjadi
ulos yang tersulit dibuat.
3. Ragihotang
Gambar 3 : Ulos Ragihotang Sumber : http://batakculture.files.wordpress.com/2012/09/ulos-mesa.png
Ulos Ragihotang merupakan ulos yang mempunyai ragi (corak) rotan (hotang).Ulos ini biasanya diberikan kepada sepasang pengantin, sehingga disebut juga Ulos Marjabu.Tujuan pemberian ulos ini adalah agar ikatan batin kedua pengantin seperti rotan. Pemberian ulos ini kepada si pengantin dengan cara disampirkan dari sebelah kanan pengantin, ujungnya dipegang dengan tangan kanan laki-laki dan ujung sebelah kiri oleh perempuan lalu disatukan di tengah dada seperti terikat. ulos ini juga digunakan untuk
Laporan Tugas Akhir | 7
mangulosi seseorang dengan harapan agar Tuhan memberikannya kebaikan sehingga orang tersebut rajin berkerja. Ulos
inilah
(dipakaikan/digunakan)
yang
umumnya
dalam
pesta
adat
lebih
banyak
saat
ini.“Potir
diuloshon Si
Nagok”
menjadijulukan Ulos Ragihotang yang paling terbaik dan terindah.Ulos ini termasuk berkelas tinggi dan mahal.Cara pembuatannya tidak serumit pembuatan
ulos lainnya seperti Ulos Ragidup.
Fungsi lain Ulos Ragihotang (khusus Jenis Ragihotang untuk kematian) ini juga sebagai benda adat yang digunakan untuk mengafani jenazah yang meninggal dan juga membungkus tulang belulang dalam acara penguburan kedua kalinya (mangungkal holi).
4. Ulos Sadum
Gambar 4 : Ulos Sadum Sumber : rumabatak.blogspot.com
Ulos Sadum, ulos ini mungkin yang paling bagus coraknya dan indah warnanya diantara semua ulos, sehingga ulos ini cukup mahal. Lebar ulos ini juga cukup lebar diantara ulos batak lainnya.Ulos Sadum biasanya dipakai dalam acara-acara yang penuh keceriaan.Hal ini dikarenakan ulos ini
Laporan Tugas Akhir | 8
mempunyai ragam warna yang cerah.Begitu indahnya ulos ini sehingga sering digunakan sebagai hiasan dinding atau diberikan sebagai kenangkenangan. Biasanya ulos ini sering dibuat baju dan selain itu cara memakainya bisa dengan diabithon (dipakai),dihadang (dililit di kepala atau bisa juga ditengteng atau ditalitalihon (dililit di pinggang).
5. Ulos Runjat
Gambar 5 : Ulos Runjat Sumber : rohaku17.blogspot.com
Ulos ini biasanya dipakai oleh orang kaya atau orang terpandang ketika edang-edang (menghadiri undangan).Selain itu ulos ini juga dapat diberikan kepada pengantin oleh keluarga dekat, misalnya oleh tulang (paman), pariban (kakak pengantin perempuan yang sudah kawin), dan pamarai (pakcik pengantin perempuan). Ulos ini juga dapat diberikan pada waktu mangupa-upa (ritual adat mendoakan) dalam acara pesta gembira (ulaon silas ni roha).
Laporan Tugas Akhir | 9
6. Ulos Sibolang
Gambar 6 : Ulos Sibolang Sumber : taromboninababan.blogspot.com
Ulos ini dapat dipakai baik ketika berduka atau bersuka cita.Untuk dipakai pada saat berduka-cita, biasanya dipilih Ulos Sibolang yang warna hitamnya menonjol, sedangkan bila bersuka cita dipilih yang warna putihnya menonjol.Jika digunakan dalam upacara perkawinan, biasanya dipilih yang warna putihnya menonjol.Ulos Sibolang yang digunakan dalam upacara perkawinan, biasanya disebut Ulos Pamontari.Oleh karena ulos ini dapat dipakai dalam semua kegiatan adat Batak, maka ulos ini dianggap oleh sebagian orang Batak sebagai ulos yang paling tinggi nilai adatnya.
7. Ulos Suri-suri Ganjang.
Gambar 7 : Ulos Suri-suri Ganjang (Sumber : gultomunited.blogdetik.com)
Laporan Tugas Akhir | 10
Disebut Ulos Suri-suri Ganjang (biasanya orang Batak hanya menyebutnya Ulos Suri-suri) karena coraknya berbentuk sisir memanjang. Pada waktu margondang (memukul gendang) Ulos ini dipakai hula-hula (saudara dari pihak perempuan) untuk menyambut anak boru (anak perempuan,
ponakan perempuan dari hula-hula).Ulos ini juga dapat
diberikan sebagai “Ulos Tondi” kepada pengantin.Keistimewaan ulos ini adalah panjangnya yang melebihi ulos biasa.Bila dipakai sebagai ampeampe (seperti selendang) bisa mencapai dua kali lilit pada bahu kiri dan kanan sehingga si pemakai seakan mengenakan dua ulos.
8. Ulos Mangiring
Gambar 8 : Ulos Mangiring Sumber : www.griyawisata.com
Ulos ini mempunyai corak saling beriringan, yang melambangkan kesuburan dan kesepakatan.Oleh karenanya ulos ini biasanya digunakan oleh seseorang sebagai Ulos Parompa (alat untuk menggendong bayi) kepada cucunya. Pemberian ini sebagai simbol bahwa si cucu akan diikuti pula oleh kelahiran adik-adiknya yang akan menjadi teman seiring-sejalan. Ulos ini juga dapat digunakan sebagai pakaian sehari-hari.Bagi kaum lakilaki dalam bentuk tali-tali/detar (penutup kepala), sedangkan bagi kaum wanita dapat dipakai sebagai saong (tudung).Pada waktu upacara mampe
Laporan Tugas Akhir | 11
goar (pembaptisan anak) ulos ini juga dapat dipakai sebagai bulang-bulang oleh hula-hula kepada menantunya.
9. Bintang Maratur
Gambar 9 : Ulos Bintang Maratur Sumber : sopoulosbatak.wordpress.com
Ulos Bintang Maratur sebagaimana namanya mempunyai ragi yang menggambarkan jejeran bintang yang teratur.Jenis ragi ini bermakna kepatuhan dan kerukunan dalam ikatan kekeluargaan. Selain itu juga bermakna tingkatan sama rata dalam hal sinadongan (kekayaan) atau hasangapon (kemuliaan). Ulos ini mempunyai nilai dan fungsi yang sama dengan Ulos Mangiring.
Laporan Tugas Akhir | 12
10. Ulos Sitoluntuho-Bolean
Gambar 10 : Ulos Sitoluntuho-Bolean Sumber : medan-jogja.blogspot.com
Ulos ini biasanya hanya dipakai sebagai ikat kepala atau selendang wanita.Tidak mempunyai makna adat kecuali bila diberikan kepada seorang anak yang baru lahir sebagai Parompa (kain gendongan).Jenis ulos ini dapat dipakai sebagai tambahan, yang dalam istilah adat Batak dikatakan sebagai Ulos Panoropi yang diberikan hula-hula (saudara tua/orangtua) kepada boru (setingkat anak) yang sudah terhitung keluarga jauh.
11. Ulos Jungkit Ulos Jungkit mempunyai hiasan yang terbuat dari permata.Oleh karenanya, Ulos ini juga disebut Ulos Nanidondang atau Ulos Paruda (permata).Pada zaman dahulu, ulos ini dipakai oleh para anak gadis dan keluarga raja-raja untuk menerima tamu pembesar kerajaan, atau pada saat melangsungkan resepsi perkawinan. Namun karena permata semakin sulit didapat, maka bentuk ragi permata pada ulos ini diganti dengan cara manjungkit (mengkait) benang ulos. Oleh karena proses pembuatannya
Laporan Tugas Akhir | 13
sangat sulit, maka ulos ini merupakan barang langka, dan saat ini sudah sangat sulit untuk menemukannya.
12. Ulos Lobu-Lobu
Gambar 11 : Ulos Lobu-lobu Sumber : www.yopnik.com
Ulos Lobu-Lobu merupakan ulos yang digunakan untuk fungsi khusus, misalnya oleh orang yang sering dirundung kemalangan (kematian anak).Oleh karenanya, ulos ini tidak pernah diperdagangkan dan orang yang membutuhkan biasanya memesan langsung kepada pengrajinnya.Selain itu, ulos
ini
biasanya
disimpan
diparmonang-monangan
(tempat/lemari
penyimpanan khusus) sehingga tidak cukup banyak orang yang mengenal jenis ulos ini.Bentuk ulos ini seperti kain sarung dan rambunya tidak boleh dipotong.Ulos ini juga disebut Ulos Giun Hinarharan.Jaman dahulu para orang tua sering memberikan ulos ini kepada anaknya yang sedang mengandung (hamil tua).Tujuannya agar nantinya anak yang dikandung lahir dengan selamat.
Laporan Tugas Akhir | 14
3.2.2
Jenis Ornamen Pada Ulos Ornamen sebuah ulos disebut gorga dan motifnya disebut ragi.
Walaupun secara terpisah ada macam-macam motif dalam selembar ulos, tetapi ada bagian yang merupakan ciri lain utamanya yang menjadi pembeda dari ulos dan itulah yang menjadi tema ulos sekaligus namanya. Beberapa jenis ulos menurut tema atau motif ornamen antara lain:
Ulos Ragi Hotang : Ulos Ragihotang merupakan ulos yang mempunyai ragi (corak) rotan (hotang). Makna pemberian ulos mengandung doa kebaikan, agar ikatan lahir batin orang yang diberikan ulos ini dapat teguh seperti ikatan hotang (rotan), biasanya diberikan kepada pengantin.
Ulos Mangiring : Ulos ini mempunyai corak/ ragi yang saling iringberiring, yang melambangkan kesuburan dan kesepakatan.
Ulos Bintang Maratur : Ragi/ corak Ulos ini menggambarkan jejeran bintang yang beraturan, menggambarkan orang yang patuh, tekun, setia dan seia sekata atau ikatan kekeluargaan.
Makna motif pada ulos :
Motif Bongit, motif tersebut melambangkan arti rasa percaya diri yang kuat.
Motif Andor-andor, motif ini melambangkan arti apabila sudah mendapatkan sesuatu tidak akan mau dilepas.
Motif Jagar-jagar, memiliki artian sebagai hiasan. Biasanya motif ini digunakan sebagai motif hiasan dalam tenunan kain ulos (seperti motif bunga).
Motif Si Jobang, motif ini jumlahnya harus ganjil. Motif ini pada zaman dulu menggambarkan soal strata sosial antara raja dan pembantu (japurut). Dimulai dengan simbil raja dan diakhiri juga
Laporan Tugas Akhir | 15
dengan simbol raja dan dalam pembuatan motif ini berlaku ritual adat menyantan (itak) yang sampai hari ini masih berlangsung.
Motif Rambu, motif ini memiliki pesan walau dimana berada tetaplah berperilaku baik.
Motif Manik-manik atau Simata mengartikan mengurus anak.
Motif Saut yang bermakna takdir.
Motif Pucuk Robung, mempunyai pesan yang terkandung tentang dalam kehidupan mulai kelahiran hingga kematian tetaplah menjadi pribadi yang berguna.
3.2.3
Teknik Pembuatan Ulos Kain Ulos ada beberapa jenis, setiap jenis memiliki corak, motif dan
fungsi yang berbeda-beda. Namun walaupun berbeda-beda, bahan yang digunakan adalah sama yaitu sejenis benang yang dipintal dari kapas. Yang membedakan antara satu jenis ulos dengan lainnya adalah proses pembuatannya. Dengan kata lain, proses pembuatan ulos menjadi penentu nilai dan fungsi sebuah ulos, apakah ulos tersebut untuk siabithononton, sihadanghononton ataukah sitalitalihononton, yang artinya adalah :
Siabithonon (dipakai ke tubuh menjadi baju atau sarung) digunakan Ulos Ragidup, Sibolang, Runjat, Jobit dan lainnya.
Sihadanghononhon (diletakan di bahu) digunakan Ulos Sirara, Sumbat, Bolean, Mangiring dan lainnya.
Sitalitalihononhon (pengikat kepala) digunakan Ulos Tumtuman, Mangiring, Padang rusa dan lain-lain. Selain itu, proses pembuatannya juga menentukan kepada siapakah
kain ulos digunakan untuk mangulosi. Proses pembuatan kain ulos
Laporan Tugas Akhir | 16
merupakan demonstrasi keahlian orang Batak merubah benang menjadi kain yang kaya nilai. Pembuatan kain ini merupakan rangkaian proses panjang mulai dari mangunggas (memintal), makkulhul (menggulung), mangani
(membentuk)
dan
manotar
(menenun).
Adapun
proses
pembuatannya adalah sebagai berikut: Tahap Persiapan : Tahap ini meliputi penentuan jenis ulos yang hendak dibuat, pengadaan dan penyiapan kapas serta pengadaan bahan pewarna. Pengadaan Bahan: Tahapan pertama pembuatan kain ulos menyiapkan bahan dasarnya. Adapun prosesnya adalah sebagai berikut:
Pengadan kapas: Pada zaman dahulu kapas disediakan oleh masyarakat dengan cara bertani. Namun saat ini kapas biasanya didapat dengan membeli kepada penjual kapas.
Kapas kemudian dibeberkan. Pembeberan bertujuan agar kapas mengembang sehingga memudahkan pemintal membentuk keseragaman ukuran benang. Dilanjutkan dengan pemintalan. Pemintalan benang menggunakan alat yang disebut sorha. Untuk mengoperasikannya, dibutuhkan dua orang. Satu orang memintal benang dan satunya lagi memutar sorha. Namun seiring perkembangan zaman, sorha telah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga pemintalan benang dapat dilakukan dengan tenaga satu orang saja.
Pewarnaan : Pewarnaan merupakan salah satu proses paling rumit dalam pembuatan benang ulos. Hal ini karena proses pewarnaan menggunaan bahan-bahan alami sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama, berbulan-bulan atau bahkan tahunan. Pemilihan warna yang akan digunakan dalam pembuatan kain ulos ini beragam tergantung jenis dan kepentingan pembuatannya. Lalu ulos dirangkai menggunakan motif khusus yang disebut gatip. Ulos terbuat dari benang yang dipintal dari kapas. Kegiatan untuk mendapatkan warna merah disebut manubar dan untuk mendapatkan warna
Laporan Tugas Akhir | 17
hitam disebut mansop.Sedangkan orang yang melakukan pewarnaan benang disebut parsigira. Adapaun proses pewarnaan kain ulos adalah sebagai berikut :
Setelah benang dipersiapkan, dilanjutkan dengan pewarnaan benang ulos. Untuk memberi warna dasar benang ulos, sejenis tumbuhan nila (salaon) dimasukkan dalam sebuah periuk tanah (palabuan) yang telah diisi air.
Gambar 12 : Palabuan / Hudon Tano Sumber : batakcom.tumblr.com
Tumbuhan ini direndam (digon-gon) selama berhari-hari sampai getahnya keluar.
Kemudian tumbuhan itu diperas dan ampasnya dibuang. Proses ini biasanya menghasilkan cairan berwarna hitam kebiru-biruan yang disebut “itom”.
Selanjutnya, palabuan diisi dengan air hujan yang dicampur dengan air kapur.
Kemudian cairan yang berwarna hitam kebiru-biruan tersebut dimasukkan, lalu diaduk hingga larut (manggaru).
Setelah cairan pewarna siap, benang ulos dimasukkan kedalam larutan pewarna tersebut. Namun jika benang tersebut hendak diberi
Laporan Tugas Akhir | 18
warna lain (baca: tidak hanya satu warna), maka sebelum dicelupkan kedalam empat pewarna, bagian-bagian benang yang hendak diberi warna lain terlebih dahulu dililit (diikat) dengan benang. Untuk mendapatkan warna yang berkualitas bagus, pencelupan dilakukan secara berulang-ulang.
Kemudian kain benang yang telah berwarna tersebut disepuh dengan air lumpur yang dicampur dengan air abu, lalu dimasak hingga mendidih sampai benang tadi kelihatan mengkilat (marsigira). Pekerjaan ini biasanya dilakukan pada pagi hari ditepi kali atau di pinggiran sungai/danau.
Setelah itu ikatan-ikatan benang dibuka dan diunggas (proses pencerahan benang) agar menjadi kuat dan menarik.
Benang kemudian dilumuri dengan nasi yang dilumerkan (indahan ni bonang) kemudian digosok dengan kuas bulat dari ijuk.
Benang tersebut kemudin dijemur di bawah terik matahari.
Penentuan Jenis Ulos Setelah proses pewarnaan benang selesai, tahapan selanjutnya yang tidak kalah pentingnya adalah menentukan jenis ulos yang hendak dibuat. Hal ini disebabkan karena jenis sebuah ulos menentukan tata cara pembuatannya. Tahap Pembuatan Setelah benang ulos siap dan jenis ulos yang hendak dibuat telah ditentukan, maka proses pembuatan ulos dapat segera dilakukan. Adapun proses pembuatannya adalah sebagai berikut:
Setelah
dijemur,
benang-benang
tersebut
kemudian
diuntai
(mangani).Untuk mempermudah proses penguntaian, benang terlebih dahulu digulung berbentuk bola. Dalam proses ini, kepiawaian pangani sangat menentukan keindahan ulos sesuai ukuran dan perhitungan jumlah untaian benang menurut komposisi warna. Laporan Tugas Akhir | 19
Setelah diuntai, benang ulos dapat segera diproses menjadi kain ulos. Proses ini disebut tonun (tenun). Orang yang bekerja sebagai penenun ulos disebut partonun.
Setelah ditenun, kainulos diberi hiasan-hiasan pengikat rambu ulos. Pekerjaan ini disebut manirat, dan orang yang mengerjakannya disebut panirat. Secara umum, pembuatan kain ulos terdiri dari mengani (menguntai),
tonum (menenun) dan manirat (menghias motif ulos). Namun sebenarnya, proses pembuatannya tidak sesederhana itu karena setiap jenis ulos membawa kerumitan-kerumitan tersendiri.6 Saat ini, sentra penghasil ulos di daerah Sumatera Utara (Batak Toba) antara lain berada di daerah Bakkara, Balige, Silalahi, Paropo, Tongging, Meat, Samosir, Lumban Suhi-suhi, Toba Holbung/Uluan, Muara dan Tarutung. Ulosbiasanya berbentuk selendang, kedua ujung ulos terdapat rumbai-rumbai. Bentuk dan ukuran kain ulos untuk tiap daerahnya pada umumnya hampir sama, yaitu berukuran rata-rata 70 cm x 190 cm. Ulos adalah lambang ikatan kasih sayang, misalnya antara orang tua dan anakanaknya atau antara seseorang dan orang lain, seperti yang tercantum dalam filsafat batak yang berbunyi: “Ijuk pengihot ni hodong.Ulos pangahit ni halong”, yang artinya “Ijuk pengikat pelepah pada batangnya dan ulos pengikat kasih sayang diantara sesama”. Penyusunan elemen ragam hias khas
ulos
sesuai
keharmonisan.
dengan
Sebagaimana
kaidah-kaidah diketahui,
fungsi
akan
masing-masing
menambah etnis
Batak
mempunyai ornamen yang berbeda antara yang satu dengan lainnya. Ornamen/motif sebuah ulos disebut Gatip dan Ragi. Walaupun secara terpisah ada macam-macam motif dalam selembar ulos, tetapi ada bagian
6Kain
Ulos dan Teknik Pembuatannya, diakses dari http://m.melayuonline.com/ind/culture/dig/2174/kain-ulos-kerajinan-tradisional-batak-provinsi-sumatrautara, pada tanggal 14 September 2014.
Laporan Tugas Akhir | 20
yang merupakan ciri lain utamanya yang menjadi pembeda dari ulos dan itulah yang menjadi tema ulos sekaligus namanya. Ulos Batak mempunyai perbedaan antara satu daerah dengan daerah lainnya.
Perbedaan
itu
terdapat
pada
nama,
warna,
motif
dan
penggunaannya. Warna Ulos Tapanuli Utara pada umumnya terdiri dari tiga warna yaitu; putih, merah dan hitam. Sedangkan untuk warna dasarnya, daerah Karo : biru tua, dan daerah Toba dan Simalungun : hitam kecoklatan atau keputih-putihan. Ulos Tapanuli Selatan mempunyai empat warna pokok dan dihiasi manik-manik yang berwarna putih dan hitam.Warna-warna yang terdapat pada ulos tersebut juga menjadi warna kehidupan orang-orang Batak seperti warna yang terdapat pada bangunan rumha-rumah adat. Warna yang digunakan pada kain ulos juga ada hubungannya dengan kepercayaan. Pada orang Toba warna-warna itu berarti: - Putih :
Melambangkan dunia atas (banua toru, baca: dunia dewa-dewa pencipta dalam sistem kepercayaan kuno suku bangsa Batak), atau simbol dari singgasana Mulajadi na Bolon (Tuhan, pemula dari segalanya, yang menjadi pemula sendiri dan pencipta semuanya termasuk dewa-dewa), juga berarti lambang kehidupan. Putih dalam bahasa Batak disebut “Bontar”.
-
Hitam :
Melambangkan dunia bawah (banua ginjang, baca: dunia ruh, kepercayaan tentang hantu, begu atau setan jahat dan jin), juga sekaligus melambangkan kedukunan. Batak tawar dan timah obat yang dipakai orang Batak sebagai obat-obatan juga berwarna hitam.
-
Merah :
Melambangkan dunia tengah (banua tonga, baca: dunia manusia), yang sekaligus melambangkan keberanian dan kesaktian.
Laporan Tugas Akhir | 21
Di daerah Tapanuli Selatan warna-warna itu diartikan dengan : -
Putih : Berarti kesucian, ketulusan dan kejujuran.
-
Merah :
Berarti kepahlawanan, keberanian, menegakkan kebenaran, berani mempertahankan kebenaran dan hak, tak pernah kalah dan menyerah kepada musuh.
-
Kuning :
Berarti kaya, subur, banyak harta, makmur, merata dan bermartabat serta derajat tinggi (harajaon).
-
Hitam :
Berarti gelap, mati. Mengingatkan seseorang kepada kekuasaan yang Maha Kuasa bahwa hidup ini akan
diakhiri dengan mati. Maka selama hidup hendaklah berbuat baik semuanya, walau berkuasa, jaya dan kaya semuanya akan kembali kepada Yang Maha Kuasa (mati).7 Dalam pandangan suku kaum Batak, ada tiga unsur yang mendasarkan dalam kehidupan manusia, yaitu darah, nafas dan panas. Dua unsur terdahulu adalah pemberian Tuhan, sedangkan unsur ketiga tidaklah demikian. Panas yang diberikan matahari tidaklah cukup untuk menangkis udara dingin dipemukiman suku bangsa batak, lebih-lebih lagi diwaktu malam. Menurut pandangan suku bangsa batak, ada tiga sumber yang memberi panas kepada manusia, yaitu matahari, api dan ulos. Ulos sendiri berfungsi memberi panas yang menyehatkan badan dan menyenangkan pikiran sehingga kita gembira dibuatnya. Dikalangan orang batak sering terdengar ‘mengulosi’ yang artinya memberi Ulos, atau menghangatkan dengan ulos.Dalam kepercayaan orang-orang Batak, jika tondi (jiwa)-pun perlu diulosi, sehingga kaum lelaki yang berjiwa keras mempunyai sifat-sifat kejantanan dan kepahlawanan, dan kaum perempuan mempunyai sifat-sifat ketahanan untuk melawan gunaguna dan kemandulan. 7
Sugiarto Dakung, Ulos, Penerbit Departemen Pendidikandan Kebudayaan, Jakarta, 1982, hal. 50.
Laporan Tugas Akhir | 22
Dalam hal mengulosi ada aturan yang harus dipatuhi, antara lain orang hanya boleh mengulosi mereka yang menurut kerabatan berada dibawahnya, misalnya orang tua boleh mengulosi anak, tetapi anak tidak boleh mengulosi orangtua. Jadi dalam prinsip kekerabatan Batak yang disebut ‘Dalihan Na tolu’, yang terdiri atas unsur-unsur hula-hula (saudara tua/orangtua), boru (anak) dan dongan sabutuha, seorang boru sama sekali tidak dibenarkan mengulosi hula-hulanya. Ulos yang diberikan dalam mengulosi tidak boleh sembarangan, baik dalam macam maupun cara membuatnya.
3.2.4
Alat-Alat Pembuat Ulos
a.
Peralatan Peralatan yang dibutuhkan dalam pembuatan kain ulos diantaranya
adalah alat tenun. Salah satu keunikan dari kain ulos adalah penggunaan alat tenun yang masih menggunakan kayu atau biasa disebut ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) dan cara pengoperasiaannya dilakukan secara manual. Berikut adalah alat-alat pembuat ulos :
Alat pemintal kapas : Alat ini digunakan untuk merubah kapas menjadi benang. Dalam masyarakat Batak alat ini dikenal dengan namasorha.
Gambar 13 : Sorha Sumber: http://tanobatak.files.wordpress.com/
Laporan Tugas Akhir | 23
Pamunggung, yaitu sandaran punggung. Selain itu, juga berfungsi untuk cantelan mengikat dan menahan benang.
Gambar 14 : Pamunggung Sumber : Dita Chairani, 2014.
Pagabe, berfungsi untuk memegang benang yang dipintal.
Gambar 15 : Pagabe Sumber : Dita Chairani, 2014
Laporan Tugas Akhir | 24
Baliga, berfungsi untuk menyusun dan mengatur benang.
Gambar 16 : Baliga Sumber : Dita Chairani, 2014
Hatulungan. Alat ini bentuknya seperti tombak dan berfungsi untuk membagi-bagi benang.
Gambar 17 : Hatulungan Sumber : Dita Chairani, 2014
Laporan Tugas Akhir | 25
Pamapan, berfungsi untuk melilitkan benang setelah dibagi-bagi hatulungan.
Gambar 18 : Pamapan Sumber : Dita Chairani, 2014
Palabuan (periuk tanah). Alat ini digunakan untuk merendam bahan pewarna.
Anian. Alat ini terbuat dari sepotong balok kayu yang di atasnya ditancapkan tongkat pendek sesuai ukuran ulos yang hendak dibuat. Fungsi alat ini adalah untuk menguntai benang sehingga pembuatan ulos semakin mudah.
b.
Bahan Secara garis besar ada dua bahan yang digunakan dalam pembuatan
ulos, yaitu: bahan pembuat kain dan bahan pewarna. Bahan pembuat kain adalah benang yang terbuat dari kapas atau rami. Sedangkan bahan pewarnanya adalah: kulit kayu, rerumputan, akar-akaran, lumpur dan dedaunan.
Laporan Tugas Akhir | 26
3.2.5
Perkembangan Ulos Di Salah Satu Sentra Pembuatannya Di Tarutung, Sumatera Utara Saat ini sentra penghasil ulos di daerah Sumatera Utara (Batak Toba)
antara lain berada di daerah Bakkara, Balige, Silalahi, Paropo, Tongging, Meat, Samosir, Lumban Suhi-suhi, Toba Holbung/Uluan, Muara dan Tarutung. Hasil Observasi Terhadap Pengrajin Ulos Batak di Tapanuli Utara: Observasi 1 : Subjek
: Ati Siahaan, 32 tahun.
Waktu dan Tanggal
: 16 Agustus 2014, sekitar pukul 13.00 WIB.
Lokasi
: Tarutung, Tapanuli Utara - Sumatera Utara.
Pengrajin ulos ini telah menekuni pekerjaan sebagai penenun ulos selama 7 tahun. Awalnya ia berasal dari kota dipesisir Tapanuli tengah yaitu Sibolga, namun setelah menikah ia memutuskan pindah ke Tarutung dan menjadi penenun ulos. Ati bekerja sebagai tenaga lepas pembuat ulos dikampung Tarutung, biasanya ia menghasilkan ulos tiap minggunya, yang kemudian nanti akan dikumpulkan ke tauke ulos untuk dijual kembali di pasar. Ati bekerja sebagai penenun ulos khas Tarutung.Ulos Tarutung memiliki bahan dan desain ornamen yang berbeda dari ulos biasanya.Ulos khas Tarutung ini bernama Ulos 3 dimensi atau biasa disebut dengan Songket Tarutung, tenunan ulos ini memang lebih banyak menggunakan benang emas, dimana hasil tenunan hampir mirip dengan tenun kain Songket. Ati biasanya memerlukan waktu sekitar 5 hari untuk membuat satu buah Ulos Tarutung berukuran 70 cm x 180 cm, yang kemudian nantinya akan dihargai sebesar Rp. 300.000 oleh tauke ulos dikampungnya. Setelah masuk pasar biasanya harga Ulos Tarutung ini meningkat menjadi Rp. 500.000 – Rp. 800.000
Laporan Tugas Akhir | 27
“Perkembangan ulos dikampung Tarutung ini cukup pesat, banyak pendatang yang sengaja datang kedaerah ini untuk mencari dan membeli langsung ulos yang diproduksi disini.Harganya pun masih murah jika dibeli langsung dari pengepul. Kalau sudah dikirim ke daerah Toba, atau ke kota Medan harga bisa langsung melonjak mahal untuk perpotongnya ulos Tarutung ini”, jelas Ati.
Gambar 19 : Ati Saat Sedang Menenun Ulos 3 Dimensi Sumber : Dita Chairani, 2014.
Laporan Tugas Akhir | 28
Gambar 20 : Hasil Tenunan Ulos 3 Dimensi Milik Ati Sumber : Dita Chairani, 2014.
Observasi 2 : Subjek
: Hotma Hutagalung, 54 tahun.
Waktu dan Tanggal
: 16 Agustus 2014, sekitar pukul 17.00 WIB.
Lokasi
: Siborong-borong, Tapanuli Utara - Sumatera Utara.
Salah satu dari segelintir pengrajin ulos tradisional yang masih bertahan adalah Hotma Hutagalung (lahir di tahun 1960an). Sejak kecil ia menenun dan hingga kini masih menggunakan jenis alat-tenun sederhana warisan leluhur. Menenun ulos bukan lagi suatu ketrampilan melainkan sudah kearifan karena melembagakan pengetahuan yang terendap dari budaya tenun yang telah hidup ratusan tahun di dalam masyarakat setempat.
Laporan Tugas Akhir | 29
Hotma menjelaskan langkah-langkah dalam menenun ulos. Benang yang Ia dapat dari suatu desa bernama Kabanjahe ini dikanji terlebih dahulu agar tegang dan tidak mudah kusut sewaktu digulung alat pemintal. Benang dijemur seharian, baru digulung.Selanjutnya benang dijajar-ratakan pada alat tenun, baru kemudian dibuat motif. “Semakin bagus dan rumit motif, semakin mahal.Kesulitan pembutan ulos hanya terletak pada benang yang harus diangkat satu per satu untuk menciptakan motif.”Jelasnya.Ia biasa mengerjakan sekitar lima helai kain ulos dengan motif sederhana dalam sebulan. Dalam memasarkan hasil tenunannya, Hotma sudah memiliki mitra.
“Semua ulos yang kami buat
dijual ke tauke ulos di sini, kami tidak perlu repot-repot lagi, karena tauke yang langsung menjualkannya.” ungkapnya.
Gambar 21 : Hotma Dan Hasil Tenun Ulos Buatannya. Sumber : Dita Chairani, 2014.
Laporan Tugas Akhir | 30
Ulos buatan Hotma biasa dijual oleh pemilik toko dengan harga antara 150 ribu hingga 200 ribu Rupiah.”Tapi ada juga ulos yang memiliki harga sangat tinggi sampai dengan 15 juta,” ujarnya.Biasanya ulos seperti ini dibuat dengan benang seratus yang didatangkan dari India.Motifnya lebih rumit dan indah, ukurannya yang sangat besar seperti penggabungan tiga kain ulos.Ulos seperti itu di peruntukkan raja-raja Batak dahulu,” ujar Hotma.“Kalau mau murah, tentu ulos buatan mesin.Harga mulai 20 ribu saja,” katanya lagi. Keanekaragaman
nama
ulos
tersebut
dapat
saja
berbeda
penyebutannya dari satu daerah ke lainnya. Namun pada dasarnya dapat diklasifikasikan atas bentuk gorga (ragam motif/hias), ukuran, serta tujuan pemakaiannya. Berdasarkan cara pemakaiannya, ulos dapat digunakan dengan cara abit godang (menggulungkan ulos ke badan untuk menutup dada sebagai pakaian), sarung (sebagai penutup bagian bawah), penutup kepala, dan diselempangkan di dada. Pada perkembangannya, ulos juga telah diberikan kepada orang nonBatak yang dapat dimaknai sebagai tanda penghormatan kepada si penerima ulos.Ulos sebagai salah satu warisan budaya Batak dianggap penting untuk terus dikembangkan agar dapat mendunia.Ulos bukan sekadar kain tenun melainkan suatu hasil kearifan lokal yang mengantar isyarat kasih sayang yang menghangatkan sanubari.
3.2.6
Analisis Jenis Bahan Kain Ulos Ulos atau sering juga disebut kain ulos adalah salah satu busana
khas Indonesia.Ulos secara turun temurun dikembangkan oleh masyarakat Batak, Sumatera Utara. Dari bahasa asalnya ulos berarti kain..Ulos berasal dari benang yang terbuat dari kapas.Kapas dalam bahasa tekstil disebut sebagai Cotton / Katun. Sifat bahan cotton adalah sifat bahan katun menyerap air (higroskopis), mudah kusut, kenyal dan dapat disetrika dalam
Laporan Tugas Akhir | 31
temperatur panas yang tinggi. Cotton bisa menyerap keringat dan tidak panas, karena bahan baku dasarnya adalah serat kapas. Secara umum, karakteristik dari bahan dasar tanaman kapas ini adalah sebagai berikut : -
Bahan terasa dingin dan sedikit kaku
-
Menyerap keringat
-
Pakaian / kain akan rusak bila direndam lebih dari 2 jam dalam detergen
-
Rentan terhadap jamur
-
Jangan biarkan kain katun terlalu lama basah8 Ulos adalah tenun Sumatera Utara yang memiliki keunikan tidak
kalah dengan tenun-tenun lain dari Indonesia. Pembuatan ulos pun tidak mudah, bahkan untuk kisaran harga masih ada pula jenis ulos yang berharga cukup mahal. Dalam dunia fashion, kain ulos sudah mulai marak menjadi bahan eksplorasi para pecinta mode. Dulu kain ulos dipergunakan dalam acara adat, kini ulos sudah mulai bermetamorfosa jadi produk trendy dan fashionable.Selama ini, kain ulos hanya
menjadi
primadona
saat
acara
adat.Sebut
saja
marhusip
(perundingan pernikahan suku Batak), patua hata (acara lamaran), martumpol atau pertunangan, pamasu-masuon atau pemberkatan nikah, dan marunjuk
(resepsi
pernikahan)
atau
acara
kematian.Namun
seiring
berjalannya waktu, kain ulos mulai diminati konsumen fashion ditanah air. Berbagai macam pengrajin dan pengadaan bahan baku benang juga diperbanyak untuk mendukung pengrajin kembangkan usaha ulos di Samosir dan berbagai daerah penghasil kain ulos di Sumatera Utara. Ulos bisa menciptakan pangsa pasar tersendiri dan bisa bersaing dengan kain etnik lainnya seperti Batik. Pelatihan kepada pengrajin dan pengadaan bahan baku benang, akan sangat mendukung pengembangan tenun ulos. Karena dengan pelatihan, inovasi dari tenun ulos akan bisa berkembang menjadi model pakaian sesuai kebutuhan pasar. Ulos Batak 8Sifat
bahan cotton, diakses dari http://jocsoedistro.wordpress.com/artikel-kreatif/jenis-jenis-bahan-kain/ pada tanggal 19 September 2014.
Laporan Tugas Akhir | 32
yang merupakan hasil industri kerajinan daerah yang memiliki keunikan yang khas dan berkualitas, sehingga mampu disejajarkan dengan Batik. Kain tenun Batak yang didominasi warna tiga meliputi merah, hitam dan putih itu memiliki keunikan khas dan kualitasnya tidak kalah dengan Batik
Jawa.Ulos
juga memiliki
keistimewaan
sebagai
pakaian adat
tradisional Batak dan peranannya sangat terlihat pada pelaksanaan berbagai budaya adat Batak. Proses pembuatan ulos bukanlah pekerjaan mudah dan butuh waktu lama. Lewat sentuhan tangan ahli, ulos akan tampak semakin indah dalam perpaduan warna yang dirangkai benang bermotif seni. Meski begitu, Ulos Batak masih belum banyak diperkenalkan dalam dunia fashion.Padahal ulos merupakan heritage (warisan) budaya Batak. Jika ulos ini punah dan tidak ada lagi yang memproduksinya, maka Batak akan kehilangan ulos sebagai salah satu warisan nenek moyangnya. Oleh karena itu, penulis berharap kegiatan eksplorasi ini bermanfaat untuk meningkatkan nilai eksistensi kain ulos di masyarakat, sehingga nantinya kain ulos dapat berkembang lebih baik lagi. Juga dapat berpengaruh kepada para penenun kain ulos agar dapat meningkatkan hasil karya mereka lebih mengarah kepada fashion sehingga memiliki daya saing tinggi, karena kain tenun Batak memang pantas untuk dieksplor dan dijadikan model atau motif pakaian yang sangat modis.
3.2.7
Referensi Jenis Ulos Dalam Rancangan Sejauh ini belum banyak orang yang mengenal jauh mengenai ulos.
Hampir rata-rata ulos diketahui sebagai benda adat yang fungsinya sangat disakralkan, padahal sebenarnya ada beberapa ragam ulos yang bisa digunakan secara umum, diantaranya adalah Ulos Sadum dan Ulos Ragihotang.Secara historical, kedua ulos ini juga memang memiliki makna dan fungsi tersendiri dalam adat batak, namun lingkup penggunaan ulos ini bisa lebih luas serta lebih umum untuk masyarakat non-batak.
Laporan Tugas Akhir | 33
Pengertian makna Ulos Ragihotang dan Ulos Sadum:
a.
Ulos Ragihotang Ulos Ragihotang merupakan Ulos yang mempunyai ragi
(corak) rotan (hotang).Salah satu fungsi Ulos ini adalah dapat diberikan kepada sepasang pengantin yang sedang melaksanakan pesta.Tujuan pemberian ulos ini adalah agar ikatan batin kedua pengantin seperti rotan. Ulos ini juga dapat digunakan untuk umum, dengan harapan agar Tuhan memberikannya kebaikan sehingga orang tersebut rajin, baik dalam menjalani hidup, aman dalam menjalani kerja. Secara garis besar, ulos ini memiliki makna sebuah doa kebaikan untuk orang-orang yang diberikan ulos ini. -
Foto-foto ragam hias Ulos Ragihotang:
Gambar 22 : Ulos Ragihotang (Jenis Ragihotang untuk kematian) Sumber : Dita Chairani, 2014.
Laporan Tugas Akhir | 34
Gambar 23 : Ulos Ragihotang (Untuk Pernikahan atau Umum) Sumber : Dita Chairani, 2014.
Gambar 24 : Ulos Ragihotang (Untuk Pernikahan atau Umum) Sumber : Dita Chairani, 2014.
Laporan Tugas Akhir | 35
b.
Ulos Sadum Ulos Sadum biasanya dipakai dalam acara-acara yang penuh
keceriaan.Hal ini dikarenakan ulos ini mempunyai ragam warna yang cerah.Begitu indahnya ulos ini sehingga sering digunakan sebagai hiasan dinding atau diberikan sebagai kenang-kenangan.Ulos sadum memiliki berbagai macam motif, diantaranya motif gorga, kukusan, lapis, tikar, bunga-bunga kecil dan lain-lain.Ulos ini ditenun dengan menggunakan benang emas dan berbagai macam warna benang.
Warna yang cerah melambangakan suasana hati yang senang dan kiranya bisa saling berbagi kebahagiaan, kesenangan serta suka-cita kepada orang lain yang sedang susah maupun sedih.
-
Foto-foto ragam hias Ulos Sadum:
Gambar 25 : Ulos Sadum Sumber : Dita Chairani, 2014.
Laporan Tugas Akhir | 36
Gambar 26 : Ulos Sadum Sumber : Dita Chairani, 2014.
Gambar 27 : Ulos Sadum Sumber : Dita Chairani, 2014.
Laporan Tugas Akhir | 37
3.2.8
Perkembangan Ulos Saat Ini Di Jakarta Ulos di Jakarta pada perkembangannya masih minim,
rata-rata ulos digunakan
oleh
orang
asli
Batakuntuk
keperluan adat dan diacara-acara pesta.Misalnyadalam acara pesta
pernikahan,
ulos
digunakan
sebagai
selendang
pasangan kebaya, dan juga dapat dipakai benda adat untuk mengulosi pengantin sebagai salah satu ritual adat pernikahan adat Batak.Lalu dalam acara adat di gereja, misalnya acara peresmian pembangunan gereja baru, acara hari besar di gereja dan lain sebagainya.
Gambar 28 : Penggunaan Kain Ulos Dalam Pernikahan Adat Batak Sumber : Dita Chairani, 2014.
Gambar 29 : Penggunaan Kain Ulos Dalam Pernikahan Adat Batak Sumber : Dita Chairani, 2014.
Laporan Tugas Akhir | 38
Gambar 30 : Penggunaan Kain Ulos Dalam Pernikahan Adat Batak Sumber : Dita Chairani, 2014.
Gambar 31 : Penggunaan Kain Ulos Dalam Acara Adat Di Gereja. Sumber : Dita Chairani, 2014.
Laporan Tugas Akhir | 39
Gambar 32 : Penggunaan Kain Ulos Pada Acara Hiburan di Gereja Sumber : Dita Chairani, 2014.
Untuk saat ini Ulos masih jarang digunakan atau diterapkan jenisnya dalam desain fashion modern. Akan tetapi, sudah banyak desainer fashion yang mulai mengembangan gayafashion modern dengan penerapan aplikasi kain ulos sebagai jenis tekstil baru yang memiliki keunikan tidak kalah dengan tenun-tenun lain dari Indonesia. Dalam dunia fashion, kain ulos sudah mulai marak menjadi bahan eksplorasi para pecinta mode. Sebut saja Midian Sernat Sihombing Hutasoit atau Merdi Sihombing, ia adalah seorang desainer fashion, seorang putra daerah Sumatera Utara yang juga desainer terhadap hasil tekstil Sumut. Tidak perlu diragukan, penerima rekor Musium Rekor Indonesia atas rekor penemuan Teknik Tenun dengan pewarna alam fibre microtencel dan penemu Tenun Kristal Motif Tradisional ini memang syarat prestasi. Karyanya menjadi satu-satunya karya anak bangsa yang dipamerkan di Musium Swarosky di Austria.Desainer Merdi Sihombing berkomitmen untuk selalu melestarikan ulos. Dia juga akan memberikan sentuhan baru dan modern pada ulos. Ulos tidak hanya perlu dilestarikan, tapi juga perlu dikembangkan. Kegiatan promo mengenai kain ulos itu dituangkannya lewat sebuah karya atas nama leluhur “Travel in Cloth, Partonun Ulos” yang digelar di
Laporan Tugas Akhir | 40
Galeri Nasional Jakarta, mulai 19 Juli-16 Agustus 2013. Pameran ini menampilkan revitalisasi 40 kain ulos dengan ciri khas, filosofi dan nilai tradisi yang terjaga dengan pewarnaan alam alami.Merdi Sihombing ingin menunjukkan keanekaragaman Batak lewat kain tenun. “Ini pameran ulos episode pertama saya sebagai Batak yang berkolaborasi tanggapan
dengan
sebagian
seniman.Kenapa orang
yang
hampir
menganggap
punah,
karena
benda-benda
ada kuno
mengandung pemujaan setan dan harus dimusnahkan.Padahal sebenarnya tidak.Ini merupakan seni budaya warisan leluhur yang seharusnya dijaga kelestariannya,” ungkap Merdi. Ia berharap lewat pameran tersebut dapat membawa Indonesia ke kancah yang lebih luas lagi. Ulos yang dikenakan masyarakat Batak termasuk yang kurang dikenal masyarakat luas. Oleh karena itu, jebolan Seni Rupa jurusan Kriya Tekstil IKJ ini menggunakan pendekatan lain mengenalkan ulos.9
Gambar 33 : Merdi Sihombing Dalam Acara Pameran Partonun Ulos Di Jakarta Sumber :www.tabloidnova.com
9
Merdi Sihombing, diakses dari http://www.beritasatu.com/gaya-hidup/127056-merdi-sihombingpamerkan-tenun-ulos.html pada tanggal 21 September 2014.
Laporan Tugas Akhir | 41
Selanjutnya ada pula desainer fashion lain yang mengembangkan kain ulos sebagai salah satu kain khas Nusantara yang pantas untuk dikembangkan, yaitu desainer Valentino Napitupulu yang terkenal dengan busana berkonsep paduan bahan tradisional Batak seperti tenun ulos, songket dan batik ulos- dengan bahan tekstil modern, belum lama ini menampilkan kreasi terbarunya berupa gaun malam dan jas ulos untuk pria. Ulos tidak hanya dipakai sebagai selendang pelengkap untuk pernikahan.Ditangan desainer Valentino Napitupulu bahan tenun dan batik ulos bisa menjadi sehelai gaun malam yang cantik dan memikat.Seperti yang ditampilkan Valentino beberapa waktu lalu di Cascade Lounge Hotel Mulia Senayan, Jakarta.Gaun malam dengan bustier paduan dari bahan ulos dengan sutra dan lace menghasilkan style yang trendy dan modern. Apalagi dilengkapi dengan payet-payet yang mengkilat. Dalam show bulanan hotel tersebut, Valentino mengangkat tema Harmonism of Traditional and Modern. Dia banyak bermain dengan bustier yang dipadankan dengan rok panjang dari sutra yang bagian bawahnya mengembang, atau celana panjang.Selain kemben, dia juga menampilkan kebaya modifikasi dari bahan lace bermotif.Aksen kebaya modern ini lehernya berkerah tinggi dibagian dada dibuka sedikit seperti wajik.Selain diberi payet juga dipermanis dengan bordir.Padanannya celana panjang pipa dari sutra. Ada lagi kebaya dalam warna off white dari bahan lace, di bagian dada dipermanis dengan aplikasi bahan ulos yang diberi payet dan kristal ditata seperti bintang, sehingga memberi pancaran bak bintang yang tengah bersinar terang. Bagian bawahnya dipadu dengan celana panjang sutra warna senada.Untuk pria, Valentino menghadirkan jas dari tenun ulos yang kaya warna dan motif.Bisa dipakai untuk resepsi formal atau sebagai jas pesta pernikahan.Paduannya celana panjang hitam. Perancang senior ini bersama temannya Melanty Sitorus mendirikan Valentino Napitupulu Boutique & Batak's Bridal House.Dia dikenal sebagai spesialisasi membuat gaun dan jas pengantin berlatar belakang desain etnik
Laporan Tugas Akhir | 42
Batak modern.Selain menyediakan kebaya, songket Tapanuli Utara dan ulos eksklusif, juga beragam jenis gaun pesta dengan modifikasi ulos. Sejak berkarier sebagai desainer pada 1986, Valentino selalu mengembangkan pemakaian ulos.Kini dia juga berinovasi pada tenunan songket dan batik ulos Batak dengan benang sutra dan benang impor lainnya dalam warna dan motif cerah.10
Gambar 34 : Sebuah Refleksi Songket Toba Karya Valentino Napitupulu Sumber : sejutaartis.com
10Pengembangan Ulos dalam Fashion di Jakarta, diakses dari http://portal.cbn.net.id/cbprtl/cyberwoman/detail.aspx?x=Fashion&y=cyberwoman|0|0|10|299 pada tanggal 21 September 2014.
Laporan Tugas Akhir | 43
3.3
Pengertian Fashion Arti kata dari fashion itu sendiri memliki banyak sisi.Fashion didefinisikan
sebagai gaya yang diterima dan digunakan oleh mayoritas anggota kelompok dalam satu waktu tertentu. Dari definisi tersebut daapat terlihat bahwa fashion erat kaitannya dengan gaya yang di gemari, kepribadian seseorang, dan rentang waktu. Maka bisa dimengerti mengapa sebuah gaya yang digemari bulan ini bisa dikatakan ketinggalan jaman beberapa bulan kemudian.11Fashion adalah proses penyebaran sosial (social-diffusion) dimana sebuah gaya baru diadopsi oleh kelompok konsumen. Fashion atau gaya mengacu pada kombinasi beberapa atribut. Dan agar dapat dikatakan ‘in fashion’.12 Fashion adalah sebuah kecenderungan gaya yang sedang digemari pada saat itu dalam jangka waktu tertentu.13 Fashion adalah bagian gaya hidup yang merupakan pilihan pribadi setiap orang yang bisa membuat diri mereka merasa lebih baik dan nyaman.14 Istilah gaya dan desain perlu dijelaskan agar tidak disamakan dengan fashion. Gaya (style) adalah sebuah karakteristik dalam mempresentsikan sesuatu. Dalam lingkup pakaian, gaya adalah karakteristik penampilan bahan pakaian, kombinasi fitur-fiturnya yang membuatnya berbeda dengan pakaian lain. Contohnya, rok sebagai salah satu gaya berpakaian bagi wanita, pilihan lainnya adalah celana atau leging, sedangkan jas adalah salah satu gaya berpakaian bagi pria, pilihan lainnya bisa menggunakan jaket kulit atau jaket jeans. Gaya suatu saat bisa di terima dan suatu saat bisa pergi, namun gaya yang spesifik akan tetap diingat, entah itu dikatakan fashion atau tidak. Dalam
penggunaan
yang
paling
umum
bagaimanapun,
mode
menggambarkan gaya pakaian yang populer. Banyak busana yang populer dibanyak kebudayaan pada suatu waktu tertentu. Penting adalah ide bahwa kursus desain dan mode akan berubah lebih cepat daripada budaya secara keseluruhan. Terdapat 11
Troxell dan Stone, “Fashion Merchandising”, diakses dari http://our-life-isfashion.blogspot.com/2013/04/seputar-dunia-fashion.html, pada tanggal 27 Desember 2013. 12Solomon, “Consumer Behaviour’ European perspective”, diakses dari http://catatankuliahkomunikasi.blogspot.com/2011/04/mata-kuliah-perilaku-konsumen.html, pada tanggal 27 Desember 2013. 13Poppy Dharsono, tokoh fashion Indonesia, pengamat fashion dan praktisi. 14 Menurut Ellen, pengamat fashion.
Laporan Tugas Akhir | 44
beberapa kota yang diakui sebagai pusat mode global atau mode ibu kota. Fashion Weeks diadakan di kota-kota ini dimana desainer memamerkan koleksi pakaian baru mereka kepada khalayak. Lima kota utama di Tokyo, London, Paris, Milan dan New York – lima ini terkenal dengan pengaruh besar pada mode dunia dan kantor pusat untuk perusahaan fashion terbesar. Beberapa sejarawan mengamati sering mengubah gaya pakaian khas Barat sebagai kebiasaan oleh populasi perkotaan. Perubahan dalam kostum sering terjadi pada saat-saat ekonomi atau perubahan sosial. Fashion dapat sangat bervariasi dalam suatu masyarakat menurut umur, kelas sosial, generasi, pekerjaan dan geografi serta dari waktu ke waktu.Istilah fashionista atau korban mode merujuk kepada seseorang yang secara sangat merendahkan diri mengikuti mode saat ini.Seseorang dapat mengirimkan pesan tentang dirinya melalui fashion atau pakaian yang dikenakannya. Pakaian adalah cara yang digunakan individu untuk membedakan dirinya sebagai individu dan menyatakan keunikannya. Fashion yang memadukan unsur estetika dan unsur kreatif juga bisa menentukan penampilan yang dapat menunjukkan status ekonomi dan mendefinisikan peran sosial yang dimiliki seseorang. 3.3.1
Mengenai Nilai Desain Pada Fashion : Dunia fashion adalah sebuah dunia yang tidak lepas dari unsur
desain, dari cabang desain inilah seorang desainer bisa menciptakan sebuah karya baru sesuai gayanya masing-masing. Desain pada fashion adalah sebuah ilmu terapan yang bergerak bukan hanya tentang pakaian, tapi ada pula proses merepresentasikan sebuah karya dan desain menjadi suatu hal yang memiliki makna dan dapat diaplikasikan kedalam benda fashion itu sendiri. Dengan kata lain, fashion bisa di metaforakan (dikiaskan) sebagai suatu hasil proses dari kegiatan penggabungan ilmu desain yang didalamnya membawa pesan dan gaya hidup suatu komunitas tertentu, yang kemudian menjadi suatu bagian dari kehidupan sosial. Disamping itu fashion juga mengekspresikan suatu identitas tertentu.Pakaian adalah salah satu dari seluruh rentang penandaan yang paling jelas dari penampilan luar, yang
Laporan Tugas Akhir | 45
dengannya seseorang menempatkan diri mereka terpisah dari orang lain, yang selanjutnya berkembang menjadi identitas suatu kelompok tertentu.
Salah satu contohnya adalah berupa kegiatan pengeksplorasian kain Ulos Sadum dan Ulos Ragihotang kedalam sebuah gaya desain baru terhadap fashion saat ini. Hal tersebut adalah suatu cara untuk membuat kain ulos lebih memiliki nilai dan dikenal oleh masyrakat. Karena selama ini terdapat pola pikir yang berkembang bahwa kain ulos adalah sebuah manifestasi kebudayaan yang tidak dapat dikembangkan menjadi suatu karya seni yang dapat dinikmati secara luas/umum karena terjadi pembatasan makna dari fungsi ulos itu sendiri. Padahal ada pula beberapa jenis ulos yang bisa dieksplor lebih luas kedalam gaya desain baru (misalnya; pada fashion) sama halnya seperti kain tenun lainnya. Dalam hal eksplorasi ini, target pengaplikasian desain lebih mengarah pada fashion perempuan, hal tersebut dikarenakan lingkup produk fashion perempuan lebih variatif dibandingkan dengan produk fashion laki-laki.Selain itu perempuan juga lebih terbuka mengenai hal perkembangan fashion yang terjadi, khususnya di Jakarta perkembangan fashion sangatlah pesat dan terus mengikuti trend terbaru yang sedang berkembang.Fashion perempuan juga memiliki sifat yang lebih mudah untuk dikembangkan ke berbagai gaya desain yang baru sehingga ide untuk pengaplikasian kain ulos dalam berbagai macam produk fashion lebih luas lingkup eksplorasinya, sehingga memudahkan para desainer untuk mengekspresikan ide desainnya.
3.3.2
Konsep Perancangan Produk Fashion Dalam hal ini kemungkinan produk-produk yang bisa diaplikasikan
dengan ragam hias ulos, diantaranya adalah produk fashionberupa pakaian seperti; dress, celana, rok, kemeja, dan sweater. Karena ulos adalah sebuah kain tenunan, bahan ini dapat aplikasikan menggunakan teknik jahit. Bahan ulos dapat diaplikasi dengan bahan lain yang cocok untuk dipadu-padankan,
Laporan Tugas Akhir | 46
hal mengkombinasi bahan lain dengan bahan ulos adalah sebagai variasi gaya desain untuk produk-produk yang akan dibuat nanti. Proses mendesain karya dilakukan selaras mungkin mengikuti sifat jenis kain ulos sehingga penerapan ulos pada produk dapat menghasilkan suatu karya baru yang maksimal.Hal ini dilakukan demi adanya kegiatan eksplorasi dan aplikasi ragam hias kain ulos agar dapat lebih dikenal oleh masyrakat melalui promo eksplorasi lewat desain fashion. Melalui teknik ini diharapkan kain ulos bisa dikenal akan keunikan ragam hiasnya, dan sebagai sarana untuk memberi info kepada masyarakat awam bahwa tidak semua kain ulos adalah barang sakral, ada pula jenis yang bisa dipakai untuk umum dan kegunaannya bisa diaplikasikan ke desain produk baru yang lebih modern.
3.4
Pengertian Desain Pada dasarnya desain merupakan pola rancangan yang menjadi dasar
pembuatan suatu benda.Desain merupakan langkah awal sebelum memulai membuat suatu benda, seperti baju, furniture, bangunan dan lain-lain.Pada saat pembuatan desain biasanya mulai memasukkan unsur berbagai pertimbangan, perhitungan, cita rasa dan lain-lain.Sehingga bisa dibilang bahwa sebuah desain merupakan bentuk perumusan dari berbagai unsur termasuk berbagai macam pertimbangan didalamnya.15 Desain merupakan suatu hasil karya kreatif yang menggabungkan berbagai seni dan arsitektur. Proses desain bukan hanya sekadar perancangan bernilai estetika, akan tetapi untuk melahirkan suatu desain, dibutuhkan pertimbangan pemikiran, rasa, gagasan juga pendapat dari pihak lain. Selain itu penting juga melibatkan faktor internal (yaitu jiwa seni, ide dan kreativitas perancang) atau pun faktor eksternal (berupa hasil penelitian dari berbagai bidang ilmu, teknologi, lingkungan, budaya dan sebagainya. Maka dapat dikatakan bahwa untuk
15
Pengertian Desain, diakses dari http://carapedia.com/pengertian_definisi_desain_info2196.html, pada tanggal 14 September 2014.
Laporan Tugas Akhir | 47
menghasilkan suatu desain dibutuhkan suatu proses pemikiran yang terstruktur rapi sehingga mendapatkan hasil yang dapat diukur. Keterlibatan
banyak
faktor
untuk
membangun
suatu
desain
yang
berwawasan luas menuntut seorang desainer harus ditopang minimal oleh lima dimensi keilmuan lain seperti: a) Wawasan Teknologi Wawasan
ini
dapat
membuat
seorang
desainer
mempunyai
pemahaman kearah sistem industri, bahan dan proses, manajemen, kesadaran akan kelebihan dan keterbatasan manusia sebagai pemakai dan ketrampilan teknis. Teknologi yang digunakan terutama teknologi mekanik, teknologi produksi, teknologi bahan, ergonomi dan wawasan ilmu-ilmu enjinering. b) Wawasan Sains Wawasan
ini
dapat
membuat
seorang
desainer
mempunyai
tanggung-jawab ilmiah yang tinggi serta mampu merumuskan persoalan yang dihadapi secara sistematis.Ilmu sains yang terutama digunakan adalah Fisika, Metodelogi Riset dan Logika Matematika. c) Wawasan Seni Wawasan
ini
dapat
membuat
seorang
desainer
mempunyai
pemahaman estetika dan kreatifitas yang tinggi. Menurut Herbert Read, seni adalah ekspresi dari penuangan hasil pengamatan dan pengalaman yang dihubungkan dengan perasaan, aktifitas fisik dan psikologis kedalam bentuk karya. Seni adalah penciptaan segala hal atau bentuk benda yang karena keindahaan
bentuknya
maka
orang
akan
senang
melihat
atau
mendengarkannya.
Laporan Tugas Akhir | 48
Fungsi Seni
Fungsi Individual Seni dapat memenuhi salah satu kebutuhan manusia baik fisik
maupun psikis.Fungsi seni dalam pemenuhan salah satu
kebutuhan
fisik
lebih cenderung dipenuhi oleh karya seni yang memiliki fungsi dan tujuan praktis (applied arts), sedangkan kebutuhan psikis (rasa senang, sedih, haru, ngeri, duka dan sebagainya) dapat dipenuhi oleh karya seni yang memiliki fungsi dan tujuan ekspresi (fine arts). Fungsi individual yang dirasakan perorangan dapat dirasakan oleh seniman dan bukan seniman yaitu melalui kegiatan kreasi dan atau apresiasi, kegiatan berkarya atau penikmatan karya seni.
Fungsi Sosial : a.
Fungsi sosial seni dalam bidang keagamaan; seni dapat digunakan sebagai salah satu wahana atau media dakwah, seni arsitektur dan dekorasi dalam tempat beribadah.
b.
Fungsi sosial seni dalam bidang pendidikan; penggunaan seni sebagai media dalam kegiatan pembelajaran, contoh: gambar/ilustrasi (seni rupa), nyanyian (seni musik), sosio drama (seni tari, teater dan sastera).
c.
Fungsi sosial seni dalam bidang komunikasi; seni yang bertujuan praktis (applied arts) maupun yang bertujuan ekspresi (fine arts), keduanya memiliki fungsi menyampaikan pesan dari individu, kelompok, organisasi, lembaga atau institusi kepada khalayak.
d.
Fungsi sosial seni dalam bidang hiburan atau rekreasi; dalam hal ini seni sebagai karya yang dipertunjukan atau dipamerkan maupun seni sebagai elemen yang
Laporan Tugas Akhir | 49
menunjang sarana tempat hiburan itu sendiri baik unsur dekorasi interior atau eksterior, arsitektur. e.
Fungsi Seni secara Fisik; Fungsi ini erat hubungannya dengan seni pakai atau nilai guna. Karya seni memang dalam kehidupan sehari-hari mempunyai fungsi, sebagai sarana penunjang kehidupan.Kekurangan dari karya seni yang berorientasi pada fungsi fisik yaitu terabaikannya nila estetika dari karya tersebut.
d) Wawasan Sosial dan Budaya Wawasan ini akan membuka pemikiran seorang desainer kearah wawasan budaya, sejarah persoalan sosial dan permasalahan manusia lainnya. Karena itu seorang desainer minimal memiliki wawasan terutama dibidang Sosiologi, Sikologi, Ekonomi, Komunikasi dan Antropologi.
e) Wawasan Filsafat dan Etika Wawasan ini dapat membangun pola pikir mendalam dari seorang desainer yang dilandasi oleh sikap etis yang tinggi.Filsafat yang terlibat terutama filsafat seni dan desain.16
Desain grafis adalah suatu bentuk komunikasi visual yang menggunakan gambar untuk menyampaikan informasi atau pesan seefektif mungkin.Dalam desain grafis, teks juga dianggap gambar karena merupakan hasil abstraksi simbol-simbol yang bisa dibunyikan.desain grafis diterapkan dalam desain komunikasi dan fine art. Seperti jenis desain lainnya, desain grafis dapat merujuk kepada proses pembuatan, metode merancang, produk yang dihasilkan (rancangan) ataupun disiplin ilmu yang digunakan (desain). Seni desain grafis mencakup kemampuan kognitif dan keterampilan visual, termasuk di dalamnya tipografi, ilustrasi, fotografi, pengolahan gambar dan tata letak.
16
Teori Dasar Desain, diakses dari http://vdshared.com/index.php/teknologi/48-perkembangan/89-teoridasar-tentang-desain, pada tanggal 11 September 2014.
Laporan Tugas Akhir | 50
Desain grafis pada awalnya diterapkan untuk media-media statis, seperti buku, majalah, dan brosur.Sebagai tambahan, sejalan dengan perkembangan zaman, desain grafis juga diterapkan dalam media elektronik yang sering kali disebut sebagai desain interaktif atau desain multimedia.Batas dimensipun telah berubah seiring perkembangan pemikiran tentang desain.Desain grafis bisa diterapkan menjadi sebuah desain lingkungan yang mencakup pengolahan ruang. Unsur dalam desain grafis sama seperti unsur dasar dalam disiplin desain lainnya. Unsur-unsur tersebut (termasuk shape, bentuk (form), tekstur, garis, ruang dan warna) membentuk prinsip-prinsip dasar desain visual.Prinsip-prinsip tersebut seperti keseimbangan (balance), ritme (rhythm), tekanan (emphasis), proporsi (proportion) dan kesatuan (unity), kemudian membentuk aspek struktural komposisi yang lebih luas.Peralatan yang digunakan oleh desainer grafis adalah ide, akal, mata, tangan, alat gambar tangan, dan komputer.Sebuah konsep atau ide biasanya tidak dianggap sebagai sebuah desain sebelum direalisasikan atau dinyatakan dalam bentuk visual. Pada pertengahan 1980, kedatangan desktop publishing serta pengenalan sejumlah aplikasi perangkat lunak grafis memperkenalkan satu generasi desainer pada manipulasi image dengan komputer dan penciptaan image 3D yang sebelumnya adalah merupakan kerja yang susah payah. Desain grafis dengan komputer memungkinkan perancang untuk melihat hasil dari tata letak atau perubahan tipografi dengan seketika tanpa menggunakan tinta atau pena, atau untuk mensimulasikan efek dari media tradisional tanpa perlu menuntut banyak ruang. Seorang perancang grafis menggunakan sketsa untuk mengeksplorasi ideide yang kompleks secara cepat dan selanjutnya ia memiliki kebebasan untuk memilih alat untuk menyelesaikannya, dengan tangan atau komputer.17
17
Teori Desain, diakses dari http://www.notepedia.info/2013/04/memahami-teori-dasar-design.html, pada tanggal 11 September 2014.
Laporan Tugas Akhir | 51
3.5
Pengertian Eksplorasi Dalam Seni Eksplorasi disebut juga penjelajahan atau pencarian adalah tindakan mencari
atau melakukan penjelajahan dengan tujuan menemukan sesuatu. Pengertian eksplorasi di "Abad Informasi dan Spiritual" saat ini, juga meliputi tindakan pencarian akanpengetahuan yang tidak umum atau pencarian akan pengertian metafisikaspiritual. Dalam konteks riset ilmiah, eksplorasi adalah salah satu dari tiga bentuk tujuan riset, sedangkan tujuan lainnya ialah penggambaran (deskripsi) dan penjelasan (eksplanasi).Dalam hal ini, eksplorasi adalah usaha untuk membentuk pengertian umum dan awal terhadap suatu fenomena. Seorang seniman harus melampaui berbagai tahapan sebelum karyanya dapat dinikmati oleh masyarakat. Proses penciptaan seni kreatif dikelompokkan kedalam tiga tahap, yaitu tahap : (1) eksplorasi; (2) improvisasi; dan (3) forming. Eksplorasi atau penjajakan adalah tahapan awal seniman untuk melihat, membayangkan, merasakan, dan menanggapi melalui kepekaan inderawi serta sanubarinya. Eksplorasi dalam aktivitas seni adalah penggalian potensi nurani manusiawi dan potensi murni lingkungan serta sarana dengan sentuhan estetika.Hasil eksplorasi masih melintasi dalam tahap penjejakan alternatif untuk kelak dituangkan kedalam seni tari, seni rupa, seni peran, seni bela diri dan sekian banyak jenis ekspresi seni lainnya.Kepaduan dari keindahan yang tertangkap inderawi dengan topangan nalar melalui pelebaran yang sistematis adalah awal langkah dari sebuah eksplorasi.Diri dan nilai kemanusiaan serta alam, berproses jadi satu dalam sifat.Jadi nilai yang ditemukan dalam eksplorasi seni, sifatnya lebih cenderung kepada hal-hal yang mentransendent. Tugas seorang eksplorator dalam menggiring potensi murni manusiawi untuk selaras dengan potensi murni lingkungan adalah mendetailkan penyifatanobjek yang mendukung daya pesona, daya ungkap dan daya jangkau tadi guna menjadi impresi yang
terproses
dalam
keterkaitan
ciptaan-ciptaan-pencipta-pencipta
untuk
melahirkan ekspresimurni.
Laporan Tugas Akhir | 52
3.6
Karakteristik Visual 3.6.1
Warna Warnadapat didefinisikan secara obyektif/fisik sebagai sifat cahaya
yang dipancarkan, atau secara subyektif/psikologis merupakan bagian dari pengalaman indera pengelihatan.Secara obyektif atau fisik warna dapat diberikan oleh panjang gelombang.Dilihat dari panjang gelombang, cahaya yang tampak oleh mata merupakan salah satu bentuk pancaran energi yang merupakan bagian yang sempit dari gelombang elektromagnetik. Cahaya yang dapat ditangkap indera manusia mempunyai panjang gelombang 380 sampai 780 nanometer. Cahaya antara dua jarak nanometer tersebut dapat diurai melalui prisma kaca menjadi warna-warna pelangi yang disebut spectrum atau warna cahaya, mulai berkas cahaya warna ungu, violet, biru, hijau, kuning, jingga, hingga merah. Di luar cahaya ungu /violet terdapat gelombang-gelombang ultraviolet, sinar X, sinar gamma dan sinar cosmic. Di luar cahaya merah terdapat gelombang/sinar inframerah, gelombang hertz, gelombang radio pendek dan gelombang radio panjang, yang banyak digunakan untuk pemancaran radio dan TV. Proses terlihatnya warna adalah dikarenakan adanya cahaya yang menimpa suatu benda dan benda tersebut memantulkan cahaya ke mata (retina) kita hingga terlihatlah warna. Benda berwarna merah karena sifat pigmen benda tersebut memantulkan warna merah dan menyerap warna lainnya. Benda berwarna hitam karena sifat pigmen benda tersebut menyerap semua warna pelangi. Sebaliknya suatu benda berwarna putih karena sifat pigmen benda tersebut memantulkan semua warna pelangi. Sebagai bagian dari elemen tata rupa, warna memegang peran sebagai sarana untuk lebih mempertegas dan memperkuat kesan atau tujuan dari sebuah karya desain.
Laporan Tugas Akhir | 53
Dimensi Warna Versi Munsell Warna memiliki tiga dimensi yaitu berupa warna yang tersusun dari hasil percampuran hitam putih sebagai porosnya, lingkaran warna yang melingkari poros dan skala warna yang bergerak menuju poros.18 Oleh sebab itu dimensi warna pun dapat dilihat dari tiga dimensi warna versi Munsell, yaitu dimensi nama warna (hue), dimensi nilai (value) dan dimensi intensitas (chroma). Hal ini pun sesuai dengan pendapat Maitland Graves dalam bukunya; The Art of Color and Design yang membedakan ketiga dimensi warna sebagai berikut. “Hue is the name of color. Value is the brightness or luminosity of color. Chroma is the strength, intensity, or purity of a color.”19
Gambar 35 :Munsell Color Wheel Sumber: lucindahowe.com
18
Darmaprawira Sulasmi, Warna: Teori dan Kreativitas Penggunaannya ed. Kedua, Penerbit ITB, Bandung, 2002, hal. 51. 19 Darmaprawira Sulasmi, Warna: Teori dan Kreativitas Penggunaannya ed. Kedua, Penerbit ITB, Bandung, 2002, hal. 61.
Laporan Tugas Akhir | 54
Gambar 36 :Munsell Colour Chart Sumber: www.paintbasket.com
Penjelasan tiap dimensi warna versi Munsell dapat dilihat dalam pemaparan dimensi-dimensi warna versi Munsell sebagai berikut. 1.
Dimensi Nama Warna (hue) Sebelum
data
Munsell
distandardisasikan,
nama-nama
warna
diberikan berdasarkan warna alamiah yang dimilikinya, misalnya; warna hijau alpokat untuk menunjukkan warna hijau yang menyerupai warna buah alpokat. Dengan mengetahui nama-nama warna tersebut, identifikasi warna bisa dikenal dengan mudah karena dengan namanya warna dapat dibedakan antara satu unsur dengan lainnya, misalnya adanya nama warna merah berarti dapat dibedakan dengan warna kuning, hijau atau biru.20 Pada keadaan dimensi satu, nama-nama warna dalam sistem penamaan warna Munsell belum diberi simbol secara numerik karena belum ada nilai dan tingkat kekuatan (intensitas).21 Dengan demikian, nama-nama warna sebagai 20
Darmaprawira Sulasmi, Warna: Teori dan Kreativitas Penggunaannya ed. Kedua, Penerbit ITB, Bandung, 2002, hal. 53. 21 Darmaprawira Sulasmi, Warna: Teori dan Kreativitas Penggunaannya ed. Kedua, Penerbit ITB, Bandung, 2002, hal. 57.
Laporan Tugas Akhir | 55
dimensi pertama pun disebutkan tanpa diikuti oleh penanda nilai (value) atau intensitas (chroma). 2.
Dimensi Nilai atau Derajat (value) Nilai warna diambil dari bahasa Inggris; value, yaitu tingkatan atau
urutan kecerahan suatu warna. Nilai tersebut akan membedakan kualitas tingkat kecerahan warna, misalnya ia akan membedakan warna merah murni dengan warna merah tua (gelap) atau dengan warna merah muda (terang). Tingkatan nilai yang biasa digunakan adalah sembilan tingkat mulai dari tingkatan tercerah, yaitu putih, melalui deretan abu-abu, sampai pada tingkatan tergelap, yaitu hitam.22 Warna putih merupakan warna yang memiliki nilai tertinggi sehingga tidak ada warna lain yang mempunyai nilai setinggi putih, sedangkan warna hitam merupakan warna yang memiliki nilai terendah sehingga tidak ada warna lain yang mempunyai nilai segelap atau serendah hitam. Sementara itu, abu-abu merupakan nilai yang paling netral yang berada pada tingkatan kelima, yaitu empat tingkat di bawah putih dan empat tingkat diatas hitam. Bila dimensi kedua nilai ini dimasukkan kedalam skema lingkaran warna, warna akan berubah nilai skalanya secara gradual, nilai tertinggi di puncaknya dan nilai terendah atau tergelap paling bawah23 Percampuran warna dengan hitam, putih atau abu-abu akan menghasilkan tiga tingkat kecerahan warna, yaitu deretan warna cerah (tints), deretan warna nada (tones) dan deretan warna gelap (shades). Dengan menambahkan nilai pada warna melalui pencampuran pigmen menurut ukuran yang tepat, dapat dihasilkan tingkatan kecerahan warna yang
kelak
masing-masing
warna
akan
mempunyai
kekuatan atau
intensitas.24 22
Darmaprawira Sulasmi, Warna: Teori dan Kreativitas Penggunaannya ed. Kedua, Penerbit ITB, Bandung, 2002, hal. 58. 23 Darmaprawira Sulasmi, Warna: Teori dan Kreativitas Penggunaannya ed. Kedua, Penerbit ITB, Bandung, 2002, hal. 58. 24 Darmaprawira Sulasmi, Warna: Teori dan Kreativitas Penggunaannya ed. Kedua, Penerbit ITB, Bandung, 2002, hal. 60.
Laporan Tugas Akhir | 56
3.
Dimensi Khroma atau Intensitas (chroma) Dimensi ketiga adalah intensitas, yaitu suatu hal yang menyatakan
kekuatan atau kelemahan warna, daya pancar warna dan kemurnian warna. Dengan kata lain, intensitas adalah kualitas warna yang menyebabkan warna itu berbicara, berteriak atau berbisik dalam nada yang lembut.25 Chroma merupakan ukuran kekuatan dan kelemahan (strength dan weakness) atau kekayaan dan kemiskinan (richness and poorness) suatu warna.Ukuran ini membedakan warna lebih merah (more red) dan kurang merah (less red), yaitu ukuran persentasi kualitas keberadaan jati-diri suatu warna. Dengan demikian, chromaticity merupakan atribut sensasi visual suatu warna asli bisa dilihat tanpa bergantung pada gelap dan terang atau tanpa pengaruh putih dan hitam. Chromaticity disebut juga kepenuhwarnaan (colorfulness) karena chromaticity merupakan ukuran identifikasi hue dalam suatu warna. Suatu warna tanpa chromaticity adalah akromatik atau monokromatik dan akan tampak kelabu atau kabus.
3.6.2
Kekuatan Warna Semua orang pasti menyukai warna, warna mampu mempengaruhi
karakter jiwa seseorang. Bahkan secara visual warna mampu memberikan respon
secara
psikologis
kepada
orang
yang
melihatnya.
Berikut
kemampuan masing-masing warna ketika memberikan respons secara psikologis terhadap orang yang melihatnya :
Hitam, sebagai warna yang tertua (gelap) dengan sendirinya menjadi lambang untuk sifat gulita dan kegelapan (juga dalam hal emosi).
Putih, sebagai warna yang paling terang, melambangkan cahaya, kesucian.
Abu-abu, merupakan warna yang paling netral dengan tidak adanya sifat atau kehidupan spesifik.
25
Darmaprawira Sulasmi, Warna: Teori dan Kreativitas Penggunaannya ed. Kedua, Penerbit ITB, Bandung, 2002, hal. 61.
Laporan Tugas Akhir | 57
Merah,
bersifat
menaklukkan,
ekspansif
(meluas),
dominan
(berkuasa), aktif dan vital (hidup), panas membara, peringatan, penyerangan, cinta.
Kuning, dengan sinarnya yang bersifat kurang dalam, merupakan wakil dari hal-hal atau benda yang bersifat cahaya, momentum dan mengesankan kebahagiaan, keceriaan dan hati-hati
Biru, sebagai warna yang menimbulkan kesan dalamnya sesuatu (dediepte), sifat yang tak terhingga dan transenden, disamping itu memiliki sifat tantangan.
Hijau, mempunyai sifat keseimbangan dan selaras, membangkitkan ketenangan dan tempat mengumpulkan daya-daya baru, identik dengan
pertumbuhan
dalam
lingkungan,pasukan
perdamaian,kepuasan
Pink, warna yang identik dengan wanita, menarik/cantik, gulali
Orange,
warna
yang
identik
dengan
musim
gugur,
penuh
kehangatan, halloween.
Coklat, warna yang mengesankan hangat, identik dengan musim gugur, kotor, bumi
3.7
Ungu, warna yang identik dengan kesetiaan, kepuasan.26
Bentuk dan Simetri Bentuk ialah satu titik temu antara ruang dan massa. Bentuk juga merupakan
penjabaran geometris dari bagian semesta bidang yang ditempati oleh obyek tersebut, yaitu ditentukan oleh batas-batas terluarnya namun tidak tergantung pada lokasi (koordinat) dan orientasi (rotasi)-nya terhadap bidang semesta yang ditempati. Bentuk obyek juga tidak tergantung pada sifat-sifat spesifik seperti: warna, isi dan bahan.
26Teori
Warna, diakses dari http://www.satriamultimedia.com/artikel_teori_warna.html, pada tanggal 11 September 2014.
Laporan Tugas Akhir | 58
Bentuk sederhana dapat diterangkan oleh teori benda geometri dasar (dua dimensi) misalnya titik, garis, kurva, bidang (missal; persegi atau lingkaran). Pengertian lain bentuk 2 dimensi adalah karya yang dapat dilihat dari segi panjang lebar dan keindahannya, contohnya yaitu seperti lukisan. Kemudian bisa pula diterangkan oleh benda padat (tiga dimensi) seperti kubus atau bola.Namun, kebanyakan bentuk yang kita temui dalam kehidupan sehari-hari adalah bentuk rumit.Misalnya bentuk pohon dan bentuk garis pantai, yang mana sangat rumit sehingga
diperlukan
lebih
dari
sekedar
teori
geometri
sederhana
untuk
menganalisanya.Salah satu teori yang berusaha menganalisa bentuk-bentuk rumit ini adalah teori fraktal. Simetri merupakan sebuah karakteristik dari bidang geometri, persamaan dan objek lainnya. Kita dapat katakan bahwa objek yang simetri akan mematuhi operasi simetri, ketika diperlakukan ke objek tidak akan muncul perubahan. Ada tiga jenis operasi simetri utama yaitu refleksi (pencerminan), rotasi dan translasi.
Refleksi (pencerminan) adalah operasi mencerminkan objek pada sebuah garis sebagai bidang cermin.
Rotasi adalah operasi merotasi objek dengan titik sebagai pusat. Contohnya, segitiga sama sisi memiliki simetri rotasi dengan sudut rotasi 120 derajat.
Translasi adalah operasi mentranformasi objek dari satu daerah ke daerah lain dengan sebuah vektor. Simetri-simetri yang lebih rumit merupakan kombinasi dari operasi-operasi ini. Simetri banyak dipakai dalam berbagai disiplin pengetahuan seperti geometri, matematika, fisika, biologi, kimia, seni dan sebagainya.
Gambar 37 : Bentuk dan Simetri Sumber : mugi.or.id
Laporan Tugas Akhir | 59
3.8
Packaging Atau Kemasan Packaging (kemasan) adalah teknik industri dan pemasaran yang digunakan
untuk
melindungi,
mengidentifikasi
dan
menyegel
produk
konsumen
yang
didistribusikan /dipasarkan. Berdasarkan Iwan Wirya (1999), kemasan yang baik adalah kemasan yang bisa melindungi isi produk tersebut terhadap cuaca dan proses alam lainnya. Kemasan juga digunakan sebagai wadah agar barang mudah dibawa, tetpai harus juga bisa berkomunikasi agar bisa menerangkan dan merefleksikan produk, citra, brand atau merk yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari promosi dan pemasaran, tentunya dengan pertimbangan mudah untuk dikenali, dilihat, dipahami dan diingat. Kemudian daya tarik suatu kemasan sangatlah penting untuk menarik minat konsumen dan mempengaruhi tindakan konsumen baik secara sadar maupun tanpa disadari.Selain itu desain suatu kemasan yang optimal mampu memberikan impresi spontan dan langsung atas tindakan konsumen ditempat penjualan, karena tujuan akhir dari desain kemasan adalah menciptakan penjualan. Suatu kemasan selain harus dapat melindungi isi produk terhadap cuara dan proses alam lainnya, juga harus mampu merefleksikan citra dari produk itu sendiri yang mampu dilihat, dikenali dan diingat oleh konsumen dengan mudah, sehingga akhirnya mampu membujuk konsumen untuk membeli produk tersebut. Kemasan memiliki dua daya tarik, daya tarik visual dan daya tarik fisik.
Daya tarik visual : Mengarah pada penampilan kemasan produk yang mencakup berbagai unsur grafis; antara lain warna, ilustrasi, teks dan layout
Daya tarik praktis : Hal ini merupakan efektifitas dan efisiensi suatu kemasan yang ditujukan kepada konsumen, distributor, meliputi penyimpanan dan pemajangan Bahwa sesungguhnya estetika melalui kemasan, logo, warna, tampilan iklan, bentuk produk atau tampilan interior outlet dapat menjadi kunci keunggulan pesaing bagi merk.27
27
Iwan Wirya, “kata sambutan Hermawan Kertajaya, Kemasan yang Menjual”, diakses dari http://www.scribd.com/doc/135729657/Teori-Kemasan, pada tanggal 09 September 2014.
Laporan Tugas Akhir | 60
Gambar 38 : Contoh Packaging / Kemasan Sumber : pack-spec.com
Laporan Tugas Akhir | 61