1
ANALISIS RESPON KONSUMEN TERHADAP KUALITAS PRODUK AMDK RASA BUAH AQUA SPLASH OF FRUIT RASA STRAWBERI DAN ORANGE MANGO SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP BAURAN PEMASARAN (Studi Kasus : Stand ASOF - Plaza Blok M, Jakarta Selatan)
Oleh : Dian Andriani A 14101664
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005
2
RINGKASAN
DIAN ANDRIANI. Analisis Respon Konsumen Terhadap Kualitas Produk AMDK Rasa Buah AQUA Splash Of Fruit Rasa Strawberi dan Orange Mango Serta Implikasinya Terhadap Bauran Pemasaran (Studi Kasus : Stand ASOF Plaza Blok M, Jakarta Selatan). Di bimbing EKA INTAN KUMALA PUTRI. Perkembangan zaman yang kian pesat, memberikan dampak pada perubahan pola konsumsi masyarakat kearah trend makanan dan minuman yang serba praktis dan siap saji untuk dikonsumsi. Salah satunya adalah air minum yang dikemas dalam kemasan yang kini secara luas telah digunakan masyarakat perkotaan sebagai subsitusi dari air minum yang dimasak. Penggunaan yang meluas tersebut ditunjukkan oleh permintaan pasar domestik, tingkat konsumsi serta kapasitas produksi yang setiap tahunnya semakin meningkat. Akibatnya, persaingan antar produsen air minum dalam kemasan (AMDK) semakin kuat. Hal tersebut mendorong para produsen mulai berkreasi dengan mengeluarkan citarasa buah dan oksigen (O2) pada produknya, sehingga menghasilkan suatu produk dengan kategori baru yang merupakan diferensiasi dari AMDK dan diposisikan sebagai jenis minuman baru yang berada diantara air minum dalam kemasan dan minuman ringan yang akhir-akhir ini banyak beredar dipasaran. Salah satunya adalah AQUA Splash Of Fruit (ASOF), AMDK rasa buah Strawberi dan Orange Mango dengan inovasi tanpa warna yang diproduksi oleh leader produsen AMDK di Indonesia, PT Aqua Golden Mississippi (PT AGM). Agar dapat bersaing pada bisnis minuman kategori baru tersebut serta dapat memberikan kepuasan yang optimal kepada konsumen, maka penting bagi pihak PT AGM untuk mengetahui sampai sejauh mana respon konsumen terhadap kualitas produk ASOF yang baru dihasilkannya tersebut. Selain itu juga perlu diketahui informasi bagaimana proses konsumen dalam memutuskan membeli produk tersebut yang dapat menjadi masukan dan bahan pertimbangan bagi strategi pemasaran produk ASOF pada tahap selanjutnya. Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan suatu penelitian yang mengkaji permasalahan tadi, sehingga tujuan penelitian ini adalah : (1) Mengetahui proses pengambilan keputusan pembelian ASOF oleh konsumen, (2) Menganalisis respon konsumen terhadap kualitas dua jenis produk ASOF melalui tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan atribut-atributnya serta pengaruhnya terhadap kepuasan konsumen, (3) Merekomendasikan strategi pemasaran ASOF yang dapat dilakukan perusahaan melalui bauran pemasaran. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret – April 2005 di PT AGM, Jakarta. Tempat penelitian ditentukan secara sengaja dan merupakan studi kasus pada program promosi produk ASOF yang diadakan di Plaza Blok M, Jakarta Selatan. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder dengan dua metode pengambilan sampel yang bersifat non acak, yaitu metode convinience sampling dimana peneliti bebas memilih responden yang ditemui di lokasi pengambilan sampel dan judgment sampling dengan kriteria responden merupakan pengunjung Plaza Blok M, baik yang sudah maupun belum pernah mengkonsumsi ASOF
3
dengan usia antara 15 – 35 tahun. Agar diketahui tanggapan terhadap kualitas produk ASOF, kepada masing-masing 116 responden diberikan sampel salah satu jenis rasa produk ASOF secara cuma-cuma untuk dicoba. Wawancara dilakukan terhadap responden yang bersedia serta mudah ditemui dan sedang berada di lokasi melalui kuisioner. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif untuk mengkaji karakteristik umum responden dan proses pengambilan keputusan pembelian konsumen. Analisis importance-performance digunakan untuk mengukur tingkat kepentingan dan pelaksanaan yang dirasakan responden terhadap ke 22 atribut kedua produk ASOF yang dianalisis, serta bauran pemasaran untuk mengaplikasikan hasil yang diperoleh melalui analisis importance-performance tersebut. Responden yang sudah pernah mengkonsumsi ASOF sebanyak 76 orang, sebagian besar berjenis kelamin wanita, sedangkan responden yang belum pernah sama sekali mengkonsumsi ASOF sebanyak 40 orang, umumnya berjenis kelamin pria. Secara keseluruhan responden pada umumnya berusia antara 21 – 25 tahun, tidak menikah, mayoritas beragama Islam, dengan tingkat pendidikan terakhir akademi (D1, D2, D3), bekerja sebagai pegawai swasta dan memiliki pendapatan rata-rata per bulan sebesar Rp. 1.000.000,- sampai dengan ≤ Rp. 1.500.000,Pada proses pengambilan keputusan pembelian, diketahui motivasi utama dan manfaat yang diinginkan konsumen setelah mengkonsumsi ASOF adalah untuk menyegarkan badan, dengan frekuensi konsumsi sebanyak 10 – 15 kali per bulannya serta dilakukan pada saat jika ingin atau merasa haus saja. Konsumen pertama kali mengenal ASOF melalui iklan di televisi dan menjadikan mereka tertarik untuk membeli. Dalam membeli sebuah produk minuman rasa buah, rasa yang enak merupakan hal pertama yang dipertimbangkan konsumen dan menjadi indikator kualitas dari produk tersebut. Alasan konsumen memilih membeli ASOF dibandingkan produk lain adalah karena mereknya yang terkenal dengan jenis rasa yang biasa dibeli adalah Strawberi karena lebih segar. Cara memutuskan konsumen membeli ASOF umumnya dilakukan secara mendadak dan membeli di supermarket yang lokasinya dekat dengan rumah/sekolah/kantor. Konsumen akan membeli minuman lain jika ASOF tidak tersedia di tempat pembelian. Konsumen umumnya merasa puas setelah mengkonsumsi ASOF walaupun variasi rasa yang ditawarkan masih terbatas. Namun pada masa yang akan datang, konsumen mengharapkan adanya penambahan variasi rasa dan aroma buah, terutama rasa buah anggur dan apel. Merek minuman rasa buah yang paling banyak dikonsumsi konsumen yang belum pernah mengkonsumsi ASOF yaitu Frutang. Alasan konsumen belum pernah mengkonsumsi ASOF adalah karena terbiasa mengkonsumsi jenis dan merek minuman rasa buah lainnya meskipun mereka mengetahui adanya ASOF sebagai produk baru minuman rasa buah. Pada saat pertama kali diminta untuk mencoba ASOF, jenis rasa terbanyak yang dipilih adalah Orange Mango karena tertarik dengan kombinasi dua rasa buah. Tanggapan konsumen setelah mencoba ASOF, umumnya mereka merasa tidak puas karena keterbatasan pilihan rasa buah
4
yang ditawarkan. Akan tetapi bagi konsumen yang merasa puas, mereka memutuskan ingin membeli meskipun hanya untuk sekedar mencoba. Hasil analisis importance-performance pada 22 atribut kedua produk ASOF yang diamati, atribut yang menempati kuadran I (prioritas utama) dimana tingkat kepentingan konsumen tinggi namun tingkat pelaksanaannya masih dinilai kurang adalah variasi rasa dan aroma buah, harga, memiliki sertifikat halal, ketersediaan produk, promosi penjualan dan tingkat rasa manis ASOF rasa Orange Mango. Pada kuadran II (pertahankan prestasi) dimana tingkat kepentingan dan pelaksanaan sama-sama pada tingkat tinggi, terdiri dari atribut kemudahan dikonsumsi, efek segar, kualitas air, segel produk, memiliki izin Dep. Kes., daya tahan produk, iklan yang menarik, merek terkenal, perusahaan terkenal dan khusus pada desain kemasan ASOF rasa Strawberi. Pada kuadran III (prioritas rendah) dimana tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan berada pada tingkat yang rendah, terdiri dari atribut ukuran kemasan, label kemasan, ciri khas desain kemasan, bentuk dan jenis kemasan, tingkat kemanisan ASOF rasa Strawberi serta desain kemasan ASOF rasa Orange Mango. Pada kuadran IV (berlebihan) dimana tingkat kepentingan konsumen rendah namun tingkat pelaksanaannya dinilai baik adalah atribut penggunaan pemanis buatan dan bebas zat pewarna. Perbedaan penilaian dan respon konsumen terhadap kedua prouk ASOF tidak terlalu signifikan. Akan tetapi ASOF rasa Strawberi mendapat respon konsumen yang lebih tinggi dengan nilai Y = 4.09 dan X = 3.87 bila dibandingkan ASOF rasa Orange Mango yang memperoleh nilai Y = 3.99 dan X = 3.80. Hasil tingkat kesesuaian menunjukkan atribut kedua produk ASOF yang telah memberikan kepuasan tertinggi yaitu bebas zat pewarna, bentuk dan jenis kemasan, penggunaan pemanis buatan dan label kemasan. Sedangkan atribut yang belum memuaskan adalah harga. Atribut degan peringkat kepentingan tertinggi yaitu daya tahan produk dan yang terendah adalah bentuk dan jenis kemasan serta bebas zat pewarna. Sedangkan atribut dengan peringkat pelaksanaan tertinggi yaitu daya tahan produk dan yang terendah adalah ketersediaan produk serta variasi rasa dan aroma buah. Alternatif strategi pemasaran kedua produk ASOF yang dapat dilakukan adalah mempertahankan kinerja atribut kemudahan dikonsumsi, efek segar, kualitas air, segel produk, memiliki izin Dep. Kes., daya tahan produk, iklan yang menarik, merek terkenal, perusahaan terkenal serta desain kemasan pada ASOF rasa Strawberi. Alternatif lain yang perlu dipertimbangkan adalah melakukan inovasi baru seperti menciptakan rasa dan aroma buah yang baru, keseragaman pencantuman kode halal pada kemasan, sosialisasi dan efisiensi penggunaan aspartam yang aman, menjadikan inovasi bebas zat pewarna sebagai atribut unggulan (strategi produk), menyesuaikan harga dengan daya beli konsumen atau menciptakan ASOF dengan kemasan lebih kecil dan harga yang murah (strategi harga), meningkatkan kekontinuitasan ketersediaan produk ke tingkat pengecer, meningkatkan kerjasama dengan pihak retail dengan menyediakan tempat penyimpanan khusus yang strategis (strategi tempat dan distribusi), melakukan undian berhadiah serta promosi penjualan atau sponsorship (strategi promosi) sehingga terjadi peningkatan frekuensi konsumsi ASOF oleh konsumen.
5
ANALISIS RESPON KONSUMEN TERHADAP KUALITAS PRODUK AMDK RASA BUAH AQUA SPLASH OF FRUIT RASA STRAWBERI DAN ORANGE MANGO SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP BAURAN PEMASARAN (Studi Kasus : Stand ASOF - Plaza Blok M, Jakarta Selatan)
Dian Andriani A 14101664
SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar SARJANA PERTANIAN Pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor
PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2005
6
7
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI DENGAN JUDUL “ANALISIS RESPON KONSUMEN TERHADAP KUALITAS PRODUK AMDK RASA BUAH AQUA SPLASH OF FRUIT RASA STRAWBERI DAN ORANGE MANGO SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP BAURAN PEMASARAN (Studi Kasus : Plaza Blok M, Jakarta Selatan)” INI BENARBENAR HASIL KARYA SAYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Bogor, Desember 2005
Dian Andriani A 14101664
8
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Karawang pada tanggal 9 Agustus 1980, merupakan anak keempat dari lima bersaudara, putri dari Bapak Mainur Rasjad dan Ibu Ai Siti Sarah. Penulis menamatkan taman kanak-kanak di TK Perwari II Karawang pada tahun 1986 dan melanjutkan ke SD Negeri Bhinneka 1 Karawang sampai dengan tahun 1992. Pada tahun 1992 – 1995 penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Karawang dan SMU Negeri 3 Karawang, lulus pada tahun 1998. Pada tahun 1998 – 2001 penulis diterima pada jenjang pendidikan Diploma III Pengelolaan Perkebunan, Jurusan Budi Daya Pertanian, Fakultas Pertanian, IPB melalui PMDK. Kemudian pada tahun 2002 penulis melanjutkan pendidikan Sarjana (S1) pada Program Ekstensi Manajemen Agribisnis, angkatan ke VI, Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian, Fakultas Pertanian, IPB.
9
KATA PENGANTAR Penelitian mengenai “Analisis Respon Konsumen Terhadap Kualitas Produk AMDK Rasa Buah AQUA Splash Of Fruit Rasa Strawberi dan Orange Mango Serta Implikasinya Terhadap Bauran Pemasaran (Studi Kasus : Plaza Blok M, Jakarta Selatan)” ini merupakan tugas akhir (skripsi) yang diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pertanian pada Program Sarjana Ekstensi Manajemen Agribisnis, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Topik yang dibahas dalam skripsi ini mengacu melalui pendekatan Analisis Kinerja Kepentingan (Importance Performance Analysis) dan implikasinya terhadap bauran pemasaran. Pemilihan topik tersebut bermula dari keinginan penulis mengangkat jenis minuman baru yang saat ini hadir diantara air minum dalam kemasan dan minuman ringan yang diperkirakan akan mampu memiliki daya saing tersendiri pada masa yang akan datang, serta berpotensi meraih pasar minuman yang masih terbuka lebar. Mengingat pengetahuan penulis yang terbatas, penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini jauh dari sempurna. Penulisan skripsi ini masih dalam perspektif mengenai perilaku konsumen yang terbatas. Penulis mengharapkan topik penelitian ini akan menjadi inspirasi dan bahan kajian pembaca, sehingga akan muncul topik yang sama namun dilihat dari perspektif yang berbeda dan lebih luas lagi. Akhir kata semoga karya tulis ini dapat bermanfaat.
Bogor, Desember 2005 Penulis
10
UCAPAN TERIMA KASIH
Alhamdullillah, puji dan syukur yang tiada terhingga penulis panjatkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, Sang pemilik cahaya yang memberikan kekuatan, kemudahan dan pertolongan-Nya kepada penulis sehingga skripsi ini dapat selesai. Dalam menyelesaikan skripsi ini, secara khusus penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Orang tua tercinta, mamah dan aba yang telah menyayangi, mendidik dan membesarkan penulis atas segala doa, dorongan, kesabaran dan segala pengorbanan yang tak terbalas. 2. Ibu Dr. Ir. Eka Kumala Putri, MSi selaku dosen pembimbing skripsi atas perhatian, ilmu yang diberikan serta bimbingannya. 3. Ibu Febriantina Dewi, SE, MMA selaku dosen layak uji sekaligus penguji utama pada saat sidang. 4. Ibu Ir. Netti Tinaprilla, MM selaku dosen komisi pendidikan sekaligus penguji pada saat sidang. 5. Bapak Ir. Nindiyantoro, MSc selaku evaluator pada saat kolokium penulis. 6. Bapak Priyo Gunawan, Bapak Dicky Wahyudi, Bapak Waskito Pribadi, Ibu Citra serta seluruh staff dan karyawan PT Aqua Golden Mississippi, Tbk. atas kesempatan, kemudahan informasi dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis dalam melakukan topik penelitian ini. 7. Staff dan karyawan PT. Biru Lestari Utama beserta para SPG-nya atas bantuan dan kebersamaannya selama di stand Plaza Blok M Jakarta. 8. Mbak Helsy H, selaku Tenant Coordinator beserta seluruh staff dan karyawan PT Pakuwon Sentosa Abadi atas bantuan dan keramahannya selama penulis melakukan survei di Plaza Blok M Jakarta. 9. Kakak-kakakku : Uni Rini, Uni Anna, Uda Boy serta si bungsu Neneng atas dorongan, motivasi, serta pengertiannya selama ini dan cium sayang untuk semua keponakanku yang lucu-lucu : Alfi, Noor, Putri, Raja, Noval dan si mungil Niniz.
11
10. Tante Hidir dan “M1 Family” atas kekeluargaan, kebersamaan, keceriaan dan pengertiannya selama ini. “Pasti kangen neh sama suasana di sana...ϑ ” 11. Mas Wahyudian, untuk saran, ide, masukan, dan bantuannya selama penulisan skripsi, juga atas pinjaman bukunya, “thanks a lot for all...”. 12. Para sahabatku yang tidak terlupakan : Evi, Desy, Intan, Eri, Uje, Mazied, Lia (Jakarta), Rita (Surabaya) serta Linda (Nabire) dan Mira (Ujungpandang). 13. Yosh’ n the yellow home family-nya, atas tumpangan dan perhatiannya selama penulis berada di Jakarta, “thanks a lot yaaa nooon....” 14. Andi Rohman yang telah bersedia menjadi pembahas pada seminar hasil penelitian penulis. 15. Teman-teman seperjuangan : Rudi, Mega, Adit, Fika untuk saat-saat “penantian tanpa kepastian” di lorong Sosek.. ϑ ϑ 16. Eks. Kru Cyber Agromet Cafe` (ka’ Miki, Mas Ai, Lintang, Firman, Utian dan Eris) dan Pak Bre’ atas setahun yang berkesan di cyber. 17. Ita, Ucu, Wida, Diana, Ratna, dan Rei atas persahabatannya. 18. Endah, Liza, Anti, Ida, Arta, N’king, Febi, Toni, M’Aris, M’Permana dan teman-teman ekstensi MAB lainnya serta adik-adikku : Wawan, Aren, Ira, Iif. 19. The boys : a’Budi, Andri, Jafar, Fahmy, Hendra, Luther, Wendy, Ramdan, Dede, Azwar dan barudak Ciheuleut lainnya “haturnuhun kanggo sadayana...” 20. Sekretariat Ekstensi Manajemen Agribisnis atas bantuan dan kemudahannya. 21. Para responden atas partisipasi dan kesukarelaannya mengisi kuisioner. 22. Teman-teman “Friendster” ku, atas persahabatannya di dunia “maya”. 23. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan. Semoga kebaikan semua pihak dibalas oleh Allah SWT. Amin.
12
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR ............................................................................ ix DAFTAR TABEL .................................................................................. xvi DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xix DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xix BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................... 1.1. Latar Belakang...................................................................... 1.2. Perumusan Masalah .............................................................. 1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian........................................... 1.4. Ruang Lingkup Penelitian.....................................................
1 1 5 7 7
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................... 2.1. Air Minum ......................................................................... 2.2. Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) ................................ 2.3. Atribut Fisik Produk AMDK dengan Cita Rasa................... 2.3.1. Rasa .......................................................................... 2.3.2. Aroma ....................................................................... 2.3.3. Kemasan ................................................................... 2.4. Produk baru. ....................................................................... 2.5. Inovasi ................................................................................ 2.6. Perluasan Pasar ................................................................... 2.7. Respon Konsumen .............................................................. 2.8. Hasil Penelitian Terdahulu .................................................. 2.8.1. Penelitian Terdahulu Mengenai Respon Konsumen ... 2.8.2. Penelitian Terdahulu Mengenai AMDK.....................
8 8 8 9 9 9 9 10 10 11 11 12 12 13
BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN................................................... 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis.............................................. 3.1.1. Perilaku Konsumen ................................................. 3.1.2. Faktor-faktor Keputusan Pembelian Konsumen ....... 3.1.3. Kepuasan Konsumen ............................................... 3.1.4. Persepsi Konsumen ................................................. 3.1.5. Konsep Pemasaran .................................................. 3.1.6. Bauran Pemasaran ................................................... 3.1.7. Atribut Produk......................................................... 3.1.8. Analisis Deskriptif................................................... 3.1.9. Analisis Kinerja Kepentingan (Importance Performance Analysis) ........................ 3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ......................................
15 15 15 16 18 20 20 21 23 23 23 27
BAB IV. METODE PENELITIAN ....................................................... 30 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian............................................. 30 4.2. Jenis dan Sumber Data ...................................................... 31
13
4.3. Metode Pengambilan dan Pengumpulan data..................... 4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data .............................. 4.4.1. Analisis Deskriptif................................................... 4.4.2. Importance Performance Analysis ........................... 4.4.3. Bauran Pemasaran ................................................... 4.5. Dimensi Kualitas Produk dan Atribut AQUA Splash Of Fruit (ASOF)...................................................................... 4.6. Batasan dan Definisi Operasional.......................................
31 33 33 33 35
BAB V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN .................................. 5.1. Lokasi Perusahaan .............................................................. 5.2. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan ............................... 5.3. Visi, Misi dan Nilai-nilai Perusahaan .................................. 5.4. Struktur Organisasi ............................................................. 5.5. Strategi Bauran Pemasaran AQUA Splash Of Fruit (ASOF). 5.5.1. Strategi Produk.......................................................... 5.5.2. Strategi Harga ........................................................... 5.5.3. Strategi Distribusi...................................................... 5.5.4. Strategi Promosi ........................................................
39 39 39 45 46 46 46 47 48 49
BAB VI. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN, KARAKTERISTIK UMUM REPONDEN DAN PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN ........................................................................... 6.1. Keadaan Umum Plaza Blok M ............................................ 6.2. Karakteristik Umum Responden.......................................... 6.3. Proses Keputusan Pembelian Konsumen ............................. 6.3.1. Pengenalan Kebutuhan .............................................. 6.3.2. Pencarian Informasi................................................... 6.3.3. Evaluasi Alternatif Pembelian ................................... 6.3.4. Pembelian ................................................................. 6.3.5. Hasil Setelah Proses Pembelian ................................. 6.4. Penilaian Konsumen Produk Merek Lain Terhadap ASOF ..
50 50 51 56 56 58 59 61 63 64
36 37
BAB VII. RESPON KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT-ATRIBUT YANG MEMPENGARUHI KUALITAS PRODUK AIR MINUM DALAM KEMASAN RASA BUAH AQUA SPLASH OF FRUIT............................................................... 67 7.1. Dimensi Kinerja (Performance) ........................................ 68 7.1.1. Kemudahan Dikonsumsi (A) ................................... 68 7.1.2. Efek Segar (B)......................................................... 69 7.2. Ciri-ciri atau Keistimewaan Tambahan (Features) ............ 70 7.2.1. Variasi Rasa dan Aroma Buah (C)........................... 70 7.2.2. Tingkat Kemanisan (D) ........................................... 71 7.2.3. Harga (E)................................................................. 73 7.2.4. Ukuran Kemasan (F) ............................................... 74 7.2.5. Penggunaan Pemanis Buatan (G)............................. 75 7.2.6. Bebas Zat Pewarna (H)............................................ 76
14
7.3. Keandalan (Reliability) ..................................................... 7.3.1. Kualitas Air (I) ........................................................ 7.4. Kesesuaian dengan Spesifikasi (Conformance to Spesification) .................................................................... 7.4.1. Segel Produk (J) ..................................................... 7.4.2. Memiliki Izin Departemen Kesehatan (K)............... 7.4.3. Memiliki Sertifikat Halal (L) .................................. 7.4.4. Label Kemasan (M)................................................ 7.5. Usia Produk (Durability).................................................. 7.5.1. Daya Tahan Produk (N).......................................... 7.6. Pelayanan (Serviceability)................................................ 7.6.1. Ketersediaan Produk (O) ........................................ 7.6.2. Iklan yang Menarik (P)........................................... 7.6.3. Promosi Penjualan (Q)............................................ 7.7. Estetika (Aesthetics)......................................................... 7.7.1. Desain Kemasan (R)............................................... 7.7.2. Ciri Khas Desain Kemasan (S) ............................... 7.7.3. Bentuk dan Jenis Kemasan (T) ............................... 7.8. Persepsi Terhadap Kualitas (Perceived Quality) ............... 7.8.1. Merek Terkenal (U)................................................ 7.8.2. Perusahaan Terkenal (V) ........................................ BAB VIII. ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN TINGKAT PELAKSANAAN (IMPORTANCE PERFORMANCE ANALYSIS)................. 8.1. Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pelaksanaan................ 8.1.1. Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pelaksanaan ASOF Rasa Strawberi ........................................... 8.1.1.1. Kuadran I (Prioritas Utama) ..................... 8.1.1.2. Kuadran II (Pertahankan Prestasi) ............ 8.1.1.3. Kuadran III (Prioritas Rendah) ................. 8.1.1.4. Kuadran IV (Berlebihan).......................... 8.8.2. Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pelaksanaan ASOF Rasa Orange Mango .................................. 8.2.1.1. Kuadran I (Prioritas Utama) ..................... 8.2.1.2. Kuadran II (Pertahankan Prestasi) ............ 8.2.1.3. Kuadran III (Prioritas Rendah) ................. 8.2.1.4. Kuadran IV (Berlebihan).......................... 8.2. Tingkat Kesesuaian ......................................................... 8.2.1. Tingkat Kesesuaian ASOF Rasa Strawberi ............ 8.2.2. Tingkat Kesesuaian ASOF Rasa Orange Mango .... 8.3. Urutan Peringkat Atribut ................................................. 8.3.1. Urutan Peringkat Atribut ASOF Rasa Strawberi .... 8.3.2. Urutan Peringkat Atribut ASOF Rasa Orange Mango..............................................
78 78 79 79 80 81 83 84 84 85 85 87 88 89 89 91 92 94 94 95
97 97 97 99 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 112 117 117 119
15
BAB IX. IMPLIKASI BAURAN PEMASARAN.................................. 9.1. Strategi Produk .................................................................. 9.1.1. Strategi Produk ASOF Rasa Strawberi...................... 9.1.2. Strategi Produk ASOF Rasa Orange Mango ............. 9.2. Strategi Harga .................................................................... 9.2.1. Strategi Harga ASOF Rasa Strawberi........................ 9.2.2. Strategi Harga ASOF Rasa Orange Mango ............... 9.3. Strategi Tempat dan Distribusi ........................................... 9.3.1. Strategi Tempat dan Distribusi ASOF Rasa Strawberi............................................... 9.3.2. Strategi Tempat dan Distribusi ASOF Rasa Orange Mango ...................................... 9.4. Strategi Promosi................................................................. 9.4.1. Strategi Promosi ASOF Rasa Strawberi .................... 9.4.2. Strategi Promosi ASOF Rasa Orange Mango............
124 124 124 126 129 129 130 130 130 131 132 132 134
BAB X. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................ 136 10.1. Kesimpulan....................................................................... 136 10.2. Saran................................................................................. 139 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 140 LAMPIRAN .......................................................................................... 143
16
DAFTAR TABEL
No. Halaman 1. Perkembangan Produksi dan Konsumsi Per Kapita AMDK Tahun 1997 – 2002.......................................................................... 2 2.
Produksi AMDK Menurut Merek Tahun 2001 - 2002......................
3
3.
Skor Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pelaksanaan........................ 34
4.
Rentang Skala Tiap Grup Berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pelaksanaan ................................................................. 35
5.
Perusahaan yang Memiliki Lisensi Memproduksi AQUA................. 42
6.
Daftar Perusahaan Pendukung Kinerja Produksi AQUA................... 42
7.
Jenis Usaha yang Terdapat di Plaza Blok M Jakarta......................... 50
8.
Data Pengunjung Plaza Blok M Berdasarkan Jumlah Parkir Mobil dan Motor, Periode Januari – Maret 2005.............................. 51
9.
Tahap Pengenalan Kebutuhan Konsumen ASOF.............................. 58
10.
Tahap Pencarian Informasi Oleh Konsumen ASOF.......................... 59
11. Tahap Evaluasi Alternatif Oleh Konsumen ASOF............................ 60 12.
Tahap Pembelian Oleh Konsumen ASOF......................................... 62
13. Tahap Hasil Setelah Proses Pembelian Oleh Konsumen ASOF ........ 64 14. Sebaran Responden AMDK Rasa Buah Merek Lain Berdasarkan Penilaian Terhadap ASOF................................................................ 66 15. Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Rasa Produk ASOF ............... 67 16.
Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap Kemudahan Dikonsumsi Suatu Produk Minuman Rasa Buah dan Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF ........................................ 68
17.
Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap Efek Segar Suatu Produk Minuman Rasa Buah dan Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF .................................................... 69
18.
Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap Variasi Rasa dan Aroma Buah Suatu Produk Minuman Rasa Buah dan Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF.................................. 71
19.
Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap Tingkat Kemanisan Suatu Produk Minuman Rasa Buah dan Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF ........................................ 72
20.
Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap Harga Suatu Produk Minuman Rasa Buah dan Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF .................................................... 73
17
21.
Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap Ukuran Kemasan Suatu Produk Minuman Rasa Buah dan Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF ........................................ 74
22.
Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap Penggunaan Pemanis Buatan Suatu Produk Minuman Rasa Buah dan Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF.................................. 76
23.
Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap Bebas Zat Pewarna Suatu Produk Minuman Rasa Buah dan Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF ........................................ 77
24.
Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap Kualitas Air Suatu Produk Minuman Rasa Buah dan Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF.................................................... 79
25.
Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap Segel Produk Suatu Produk Minuman Rasa Buah dan Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF .................................................... 80
26.
Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap Memiliki Izin Departemen Kesehatan Suatu Produk Minuman Rasa Buah dan Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF................. 81
27.
Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap Memiliki Sertifikat Halal Suatu Produk Minuman Rasa Buah dan Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF.................................. 82
28.
Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap Label Kemasan Suatu Produk Minuman Rasa Buah dan Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF.................................. 83
29.
Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap Daya Tahan Produk Suatu Produk Minuman Rasa Buah dan Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF ........................................ 85
30.
Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap Ketersediaan Produk Suatu Produk Minuman Rasa Buah dan Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF ........................................ 86
31.
Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap Iklan yang Menarik Suatu Produk Minuman Rasa Buah dan Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF ........................................ 87
32.
Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap Promosi Penjualan Suatu Produk Minuman Rasa Buah dan Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF ........................................ 88
33.
Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap Desain Kemasan Suatu Produk Minuman Rasa Buah dan Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF ........................................ 91
34.
Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap Ciri Khas Desain Kemasan Suatu Produk Minuman Rasa Buah dan Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF ........................................ 92
18
35.
36.
37.
38.
39.
Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap Bentuk dan Jenis Kemasan Suatu Produk Minuman Rasa Buah dan Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF ........................................
93
Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap Merek Terkenal Suatu Produk Minuman Rasa Buah dan Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF ........................................
94
Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap Perusahaan Terkenal Suatu Produk Minuman Rasa Buah dan Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF ........................................
96
Perhitungan Rata-rata dari Penilaian Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pelaksanaan Pada Dimensi Kualitas Produk ASOF Rasa Strawberi ................................................................................
98
Perhitungan Rata-rata dari Penilaian Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pelaksanaan Pada Dimensi Kualitas Produk ASOF Rasa Orange Mango......................................................................... 104
40. Hasil Penilaian Pelaksanaan dan Kepentingan Pada Dua Jenis Rasa Produk ASOF............................................................................ 109 41.
Urutan Atribut Produk ASOF Rasa Strawberi Berdasarkan Penilaian Tingkat Kesesuaian yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen .......... 112
42.
Urutan Atribut Produk ASOF Rasa Orange Mango Berdasarkan Penilaian Tingkat Kesesuaian yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen ....................................................................................... 114
43.
Hasil Keseluruhan Urutan Atribut Kedua Produk ASOF Berdasarkan Penilaian Tingkat Kesesuaian yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen ........................................................................ 115
44.
Urutan Peringkat Atribut Produk ASOF Rasa Strawberi Berdasarkan Penilaian Responden Terhadap Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pelaksanaannya .................................................................... 118
45.
Urutan Peringkat Atribut Produk ASOF Rasa Orange Mango Berdasarkan Penilaian Responden Terhadap Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pelaksanaannya .............................................................. 120
46. Hasil Keseluruhan Urutan Peringkat Atribut Kedua Jenis Produk ASOF Berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pelaksanaannya 121 47. Alternatif Strategi Produk Pada ASOF Rasa Strawberi dan ASOF Rasa Orange Mango............................................................... 128 48. Alternatif Strategi Harga Pada ASOF Rasa Strawberi dan ASOF Rasa Orange Mango............................................................... 130 49. Alternatif Strategi Tempat dan Distribusi Pada ASOF Rasa Strawberi dan ASOF Rasa Orange Mango......................................... 132 50. Alternatif Strategi Promosi Pada ASOF Rasa Strawberi dan ASOF Rasa Orange Mango............................................................... 135
19
DAFTAR GAMBAR No.
Halaman
1.
Tahap-tahap Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen ...........
16
2.
Diagram Kartesius ...........................................................................
25
3.
Diagram Alir Kerangka Pemikiran Operasional ...............................
29
4.
Metode Pengambilan Sampel Responden ........................................
32
5.
Saluran Distribusi Produk AQUA dan ASOF....................................
48
6.
Stand Promosi Penjualan ASOF di Plaza Blok M, Jakarta Selatan....
49
7.
Sebaran Responden Berdasarkan Status Mengkonsumsi ASOF........
52
8.
Sebaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dengan Status Mengkonsumsi ASOF ..........................................................
52
9.
Sebaran Usia Responden Berdasarkan Status Mengkonsumsi ASOF ..............................................................................................
53
10. Sebaran Responden Berdasarkan Status Menikah dengan Status Mengkonsumsi ASOF ..........................................................
53
11. Sebaran Responden Berdasarkan Klasifikasi Agama dengan Status Mengkonsumsi ASOF ..........................................................
54
12. Sebaran Responden Berdasarkan Klasifikasi Pendidikan Terakhir dengan Status Mengkonsumsi ASOF ..............................................
54
13. Sebaran Responden Berdasarkan Klasifikasi Jenis Pekerjaan dengan Status Mengkonsumsi ASOF ..............................................
55
14. Sebaran Responden Berdasarkan Klasifikasi Pendapatan Per Bulan dengan Status Mengkonsumsi ASOF ..............................................
56
15. Desain Kemasan Produk ASOF Rasa Strawberi (15 a) dan ASOF Rasa Orange Mango (15 b).............................................
90
16. Logo Kemasan Produk ASOF Rasa Strawberi (16 a) dan ASOF Rasa Orange Mango (16 b) ............................................
90
17. Diagram Kartesius Produk ASOF Rasa Strawberi............................
99
18. Diagram Kartesius Produk ASOF Rasa Orange Mango ................... 105
DAFTAR LAMPIRAN No. 1.
Halaman Kuisioner Respon Konsumen Terhadap Kualitas Produk ASOF....... 144
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Perkembangan zaman yang diiringi oleh kemajuan ekonomi, teknologi dan informasi telah menimbulkan perubahan gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat. Perubahan tersebut ditunjukan dengan perilaku masyarakat, terutama di daerah perkotaan, yang ingin memperoleh kemudahan dan mencari yang serba praktis dalam mengkonsumsi suatu produk. Salah satunya adalah perubahan pola konsumsi terhadap air minum. Saat ini sebagian besar masyarakat, khususnya dikota-kota besar, dari anak-anak sampai orang tua telah terbiasa mengkonsumsi air minum dalam kemasan (AMDK) sehari-hari sebagai subsitusi dari air minum yang dimasak, baik di sekolah, kantor, hotel, restoran, tempat rekreasi dan lainnya. Data Badan Pusat Statistik tahun 2003 menunjukkan tingkat konsumsi dan pengeluaran ratarata perkapita seminggu masyarakat perkotaan untuk minuman kategori air kemasan sebesar 0.082, lebih besar bila dibandingkan masyarakat perdesaan yang hanya sebesar 0.008 (BPS, 2003). Alasan utama penggunaan air minum dalam kemasan tersebut karena berdasarkan pertimbangan faktor kebersihan dan kualitas air minum yang lebih terjamin dibandingkan air minum yang biasa dimasak (Armen et. al., 2000). Selain itu juga karena produk AMDK lebih praktis digunakan serta dapat meningkatkan prestise, terutama sewaktu rapat, pesta atau pertemuan penting lainnya (Winarno, 1997). Selama dalam kurun waktu tahun 1997 – 2002 (Tabel 1), permintaan pasar domestik air minum dalam kemasan menunjukkan perkembangan yang cukup baik. Hal ini ditunjukkan dengan pertumbuhan produksi AMDK yang setiap tahunnya meningkat rata-rata sebesar 24.4 persen. Selain itu juga tingkat konsumsi masyarakat terhadap air minum dalam kemasan yang melonjak naik dari 2 435 062 Kiloliter per tahun (1997) menjadi 6 583 290 Kiloliter per tahun (2002) dari kapasitas produksi yang ditawarkan, walaupun sempat terjadi penurunan pada tahun 1998 yang diakibatkan krisis ekonomi serta meningkatnya
2
harga bahan baku utama pembuatan kemasan AMDK yang direspon negatif oleh konsumen (CIC, 2003). Tabel 1. Perkembangan Produksi dan Konsumsi Per kapita AMDK Tahun 1997 – 2002 Tahun 1997 1998 1999 2000 2001 2002 Rata-rata
Produksi (Kiloliter) 2 435 062 2 126 393 3 167 474 4 097 356 5 629 172 6 693 671 -
Pertumbuhan Produksi (%) 12.68 32.73 29.36 37.39 18.91 24.39
Konsumsi (Kiloliter) 2 417 342 2 124 907 3 142 845 4 068 963 5 600 555 6 583 290 -
Jumlah Penduduk (000) 196 353.1 198 333.4 200 951.8 203 025.3 206 193.3 209 192.4 -
Konsumsi Per Kapita (liter) 12.31 10.71 15.64 20.04 27.16 31.47 19.56
Sumber : CIC (2003).
Berdasarkan data tingkat konsumsi pada Tabel 1, diketahui rata-rata tingkat konsumsi per kapita pada tahun 1997 - 2002 sebesar 19.56 liter. Konsumsi per kapita diperoleh dengan membagi konsumsi AMDK secara nasional dengan jumlah penduduk Indonesia secara keseluruhan dan dinyatakan dengan satuan liter/tahun (CIC, 2003). Namun rata-rata konsumsi per kapita per tahun tersebut masih rendah bila dibandingkan negara lain. Misalnya dengan Thailand yang konsumsi per kapita per tahunnya telah mencapai 75 liter. Hal ini menunjukkan bahwa bila dibandingkan dengan Thailand, potensi menaikkan kapasitas produksi nasional masih sangat besar. Dengan demikian, kesempatan bagi pelaku usaha baru pun masih terbuka lebar. [1] Bisnis industri AMDK di Indonesia pertama kali dipelopori oleh PT Aqua Golden Mississippi sekitar tahun 1973 yang kemudian mulai berkembang pada era tahun 1990-an. Setelah AMDK dikenal dan dipergunakan secara luas di masyarakat, perusahaan yang menggarap bisnis AMDK pun semakin banyak serta terus melakukan ekspansi untuk memperluas jaringan pasar produk-produknya. Hal ini terlihat dari berbagai merek AMDK yang semakin banyak beredar di pasaran. Pada Tabel 2 terlihat bahwa merek AMDK yang banyak beredar di pasaran dikuasai oleh merek AQUA sebesar kurang lebih 41 persen dari jumlah [1]
http://www.sinarharapan.co.id. Sigian, et. al. 2005. Willy Sidharta, Direktur Utama PT Aqua Golden Mississippi Tbk - Mengolah Air Menjadi Duit.
3
total produksi AMDK pada tahun 2001 (5 629 172.9 Kiloliter) dan tahun 2002 (6 693 671.4 Kiloliter). Sisanya dikuasai oleh merek lainnya (CIC, 2003). Merekmerek AMDK tersebut merupakan hasil produksi dari perusahaan yang tergabung dalam Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan Indonesia (Aspadin) yang pada sampai tahun 2005 beranggotakan sekitar 140 perusahaan dari 426 perusahaan yang belum terdaftar.[2] Tabel 2. Produksi AMDK Menurut Merek Tahun 2001 – 2002 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Merek Aqua Ades Vit 2Tang Vica Monair Moya Barid
Squades Club Desca Amin Prim-A Total Oasis Sendana
Kaspasitas Produksi (KL) 2001 2002 2 356 983.2 2 765 336.6 304 344.0 337 647.4 196 129.8 227 989.4 57 617.1 62 760.5 57 192.0 63 590.0 50 651.0 59 795.9 34 841.0 44 103.6 40 543.0 43 700.6 41 213.0 39 247.6 22 422.6 37 422.6 31 223.0 37 296.0 28 479.0 35 193.3 24 202.0 33 864.7 33 771.0 33 819.1 29 553.0 32 544.9
Jumlah Keseluruhan
No.
Merek
16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
Aquarin Air Sosro Atlantik Liga Citra Arsa Avion Airess Nice Adi Natural Ariqua Mount Aqua
Sipp Mereklainnya
Kapasitas Produksi (KL) 2001 2002 29 095.0 30 838.0 22 385.0 30 112.3 22 810.0 29 075.0 22 139.0 27 689.0 26 636.0 27 489.0 18 827.0 24 732.8 21 492.0 22 763.9 16 486.0 22 486.3 17 854.8 21 282.0 16 189.0 18 626.0 14 875.0 17 854.8 14 195.0 17 207.4 15 140.0 15 941.6 12 278.0 15 716.0 2 049 606.4 2 517 545.1 5 629 172.9
6 693 671.4
Sumber : CIC (2003).
Melihat potensi bisnis AMDK yang berkembang pesat, pada pertengahan tahun 2003 pasar industri AMDK dihadapi oleh pesaing baru, yaitu munculnya depot air minum yang menawarkan AMDK dengan harga yang lebih murah. Hal tersebut secara tidak langsung mempengaruhi penurunan target pasar AMDK yang telah ditetapkan, yaitu sebesar 10 persen dari target awal sebanyak 8.5 miliar liter. Akan tetapi meskipun banyaknya depot air minum yang bermunculan, hal tersebut tetap tidak mampu menahan persaingan industri AMDK yang semakin ketat dan meningkat.[3]
[2]
http://www.sinarharapan.co.id. Sigian, et. al. 2005. Willy Sidharta, Direktur Utama PT Aqua Golden Mississippi Tbk - Mengolah Air Menjadi Duit. [3] http://www.sinarharapan.co.id. - Anonim. 2003. Bisnis Air Minum Dalam Kemasan Terus Meningkat.
4
Pada saat pertama kali diluncurkan, AMDK diposisikan sebagai produk dengan kategori sendiri. Namun seiring dengan perkembangan produksi AMDK dan persaingan yang semakin kuat, para produsen AMDK mulai berkreasi dengan mengeluarkan flavor (citarasa) buah dan oksigen (O2) pada produknya.[4] Hal ini menghasilkan suatu produk dengan kategori baru yang merupakan diferensiasi dari AMDK dan diposisikan sebagai jenis minuman baru yang berada diantara air minum dalam kemasan dan minuman ringan. Sehingga konsumen akan mendapatkan dua manfaat minuman sekaligus. Selain sebagai penglepas dahaga, tetapi juga dapat memberikan kesegaran yang biasanya diperoleh dari jenis minuman ringan atau soft drink. Beberapa merek produk diferensiasi AMDK dengan oksigen yang cukup beredar dipasar adalah Super O2, Viozz, Osmosis, High Tech dan beberapa produk impor seperti Life O2, Clearly Canadian dan Oxgen. Produk ini cenderung lebih diposisikan sebagai minuman kesehatan.[5] Sedangkan produk diferensiasi AMDK dengan citarasa antara lain adalah seperti Frutang, Sorbee, Freso, Sari dan merek lainnya. Jenis produk tersebut kemudian bertambah dengan hadirnya AQUA Splash Of Fruit (ASOF) yang diproduksi oleh PT Aqua Golden Mississippi yang diluncurkan sejak pertengahan tahun 2004 dengan karakteristik yang sedikit berbeda, yaitu beraroma buah namun tetap bening tanpa zat pewarna. Sebenarnya, sebelum ASOF hadir, menurut Shidarta ada beberapa perusahaan yang telah meluncurkan produk dengan karakteristik yang sama persis dengan ASOF bermerek Intiqua, namun karena tidak ditangani dengan baik serta kurang promosi, produk tersebut tidak diluncurkan kembali. [6] Dengan banyaknya produk-produk minuman baru hasil diferensisi AMDK yang diluncurkan tersebut, menurut seorang pengamat pemasaran
[7]
diperkirakan
pada masa yang akan datang, justru yang berkembang ke depan bukan AMDK yang memposisikan sebagai air minum saja tetapi juga minuman ber-flavor tanpa soda. Oleh karena itu agar pangsa pasar dimasa yang akan datang dapat tercapai, perlu dilakukannya riset yang mengkaji bagaimana respon dan tanggapan yang diberikan oleh konsumen. Hal ini perlu dilakukan agar perusahaan dapat memenuhi apa keinginan konsumen serta mendapat respon pasar yang positif. [4]-[7]
http://www.swa.co.id. - Baniressu, H. 2004. Rasa Buah dan Beroksigen, Bidikan Baru AMDK
5
1.2. Perumusan Masalah Permintaan masyarakat akan berbagai jenis produk minuman pelepas dahaga menunjukkan bahwa pangsa pasar produk minuman masih terbuka luas. Peluang tersebut dimanfaatkan oleh PT Aqua Golden Mississippi dengan meluncurkan produk inovasi baru dengan merek AQUA Splash Of Fruit (ASOF) pada bulan Juli 2004, setelah sebelumnya sukses memasarkan produk sejenis di pasar Eropa.[8] Peluncuran produk baru ini, bertujuan untuk memberi alternatif jenis minuman bagi konsumen dan diharapkan dapat menjangkau segmen pasar yang belum terjangkau oleh produk AQUA. Produk ASOF ditawarkan sebagai minuman berbasis AMDK namun memberikan kesegaran seperti minuman ringan serta secara fisik tidak terjadi perubahan warna yang signifikan, terdiri dari dua jenis rasa yaitu Orange Mango dan Strawberi, dikemas dalam kemasan botol plastik 330 ml dan dijual dengan harga antara Rp. 1.500,- sampai dengan Rp. 2.000,-. Pada awal peluncurannya, produk ASOF hanya diproduksi dengan kapasitas sebesar 15 juta liter pada tahun 2004. Jumlah tersebut belum mampu memenuhi target penjualan serta masih dalam jumlah yang sangat terbatas. Selain itu juga masih jauh bila dibandingkan dengan produksi AQUA yang telah mencapai 3 milyar liter dan target total produksi perusahaan sebesar 15 persen untuk menaikkan pertumbuhan pasar AQUA. Hal ini ditetapkan agar dapat mengimbangi pertumbuhan pasar AMDK yang pada tahun 2004 naik menjadi 15-20 persen.[9] Oleh sebab itu untuk memenuhi kebutuhan pasar dan meningkatkan target penjualan, mulai tahun 2005 perusahaan berencana meningkatkan kapasitas produksi ASOF dari 15 juta liter menjadi 50 juta liter setiap tahunnya. Untuk mendukung rencana peningkatan kapasitas produksi ASOF tersebut serta memperkecil resiko produk gagal diterima konsumen, sangat penting bagi perusahaan untuk menganalisis bagaimana sebenarnya respon konsumen terhadap kualitas ASOF yang ditawarkan. Selain itu juga agar diketahui sampai sejauh mana batasan konsumen merasa puas setelah mengkonsumsi produk ASOF.
[8] [9]
Hananti, A. 2004. Splash Of Fruit, AQUA Rasa Buah dari Danone. Majalah Mix 9:06-07 http://www.swa.co.id. - Banirestu, H. 2004. Rasa Buah dan Beroksigen, Bidikan Baru AMDK.
6
Rencana peningkatan kapasitas produksi ASOF juga perlu didukung dengan mengetahui bagaimana sebenarnya karakteristik konsumen serta cara mereka dalam memutuskan membeli ASOF. Dengan demikian perusahaan akan semakin memahami bagaimana cara memenuhi keinginan konsumen. Di mata konsumen, karakteristik kualitas suatu produk dilihat dari bagaimana kinerja produk dalam memenuhi harapan konsumen terhadap fungsi dan manfaat yang akan diperolehnya dari produk tersebut. Hal ini umumnya mengacu pada penilaian konsumen terhadap atribut yang dimiliki produk. Persepsi kualitas produk ASOF menurut konsumen dapat berbeda dengan kinerja yang telah diberikan perusahaan terhadap produknya, karena selera konsumen yang bersifat relatif. Sebuah produk dengan kualitas prima belum tentu disukai oleh konsumen. Tapi sebaliknya, dengan strategi pemasaran yang tepat, sebuah produk dengan kualitas buruk justru lebih disukai konsumen. Oleh sebab itu agar mampu memenuhi harapan konsumen, selain menganalisis respon konsumen terhadap ASOF, perusahaan juga perlu menitikberatkan strategi pemasaran berdasarkan kepentingan konsumen serta terus berusaha memperbaiki kinerja ASOF berdasarkan penilaian konsumen terhadap atribut-atributnya. Dengan demikian, kepuasan konsumen setelah mengkonsumsi ASOF dapat tercapai dan produk ASOF akan mampu bersaing dengan minuman ringan rasa buah botol lainnya, seperti Frutang, Fanta dan produk lainnya yang lebih dahulu muncul dan beredar di pasar. Sehubungan dengan latar belakang dan permasalahan di atas, maka perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana proses pengambilan keputusan pembelian produk ASOF oleh konsumen ? 2. Bagaimana respon konsumen terhadap kualitas kedua jenis produk ASOF melalui tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan atribut-atributnya yang akan mempengaruhi kepuasan konsumen ? 3. Bagaimana alternatif strategi pemasaran ASOF yang dapat dilakukan oleh perusahaan melalui bauran pemasaran ?
7
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengkaji proses pengambilan keputusan pembelian ASOF oleh konsumen 2. Menganalisis respon konsumen terhadap kualitas dua jenis produk ASOF melalui tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan atribut-atributnya serta pengaruhnya terhadap kepuasan konsumen. 3. Merekomendasikan strategi pemasaran ASOF yang dapat dilakukan perusahaan melalui bauran pemasaran. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak- pihak yang berkepentingan sebagai : 1. Bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam menentukan kebijakan dan pengambilan keputusan yang berkaitan dengan peningkatan kualitas produk yang dihasilkannya agar sesuai dengan harapan konsumen. 2. Bahan informasi dan rujukan bagi pembaca untuk penelitian lebih lanjut pada bidang yang berkaitan dengan perilaku konsumen. khususnya mengenai analisis respon konsumen terhadap suatu produk. 3. Proses pembelajaran dan latihan bagi penulis dalam menganalisis suatu masalah berdasarkan data dan fakta yang ada. terutama yang berkaitan dengan tema penelitian ini. 1.4. Ruang Lingkup Penelitian 1. Definisi minuman yang dimaksud pada penelitian ini adalah minuman rasa buah berbasis air minum dalam kemasan tanpa zat pewarna. 2. Dalam penelitian ini, perilaku pembelian produk ASOF, hanya akan dianalisis pada konsumen yang pernah mengkonsumsi ASOF tanpa membedakan rasa buah produk ASOF yang dibeli oleh konsumen. 3. Respon konsumen terhadap atribut-aribut produk ASOF dibedakan berdasarkan jenis rasa buah yang dikandungnya tanpa membedakan apakah reponden sudah pernah atau belum pernah mengkonsumsi ASOF.
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Air Minum Air minum secara bebas dapat diartikan sebagai air yang bebas dari bakteri yang berbahaya dan ketidakmurnian secara kimiawi. Air yang diperlukan untuk industri minuman harus memenuhi persyaratan yang khusus. Karena menurut Green (1978 dalam Mulyadi, 1995) air merupakan komponen bahan baku utama yang terbesar dalam produk minuman ringan karena lebih dari 85 – 90 persen volume minuman terdiri dari air, sehingga kualitas air akan sangat menentukan kualitas produk minuman yang dihasilkan. Air yang diperlukan untuk industri minuman secara visual, air harus terlihat jernih, cerah dan bebas dari warna. Di samping itu, air yang diperlukan tidak dikehendaki yang mempunyai alkalinitas besar 100 ppm CaCO3 (Winarno, 1986). Selain itu Jennie (1988) juga menyatakan air yang digunakan dalam industri pangan haruslah bebas dari bakteri dan senyawa-senyawa kimia berbahaya, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak keruh. Jika air bahan sudah mengandung bau dan rasa tersendiri, maka hal ini sudah tentu akan mengubah rasa dan bau produk minuman. Kekeruhan air baku juga akan mempengaruhi penampilan produk. 2.2. Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Berdasarkan
Keputusan
Menteri
Perindustrian
dan
Perdagangan
No. 167/1997, AMDK adalah air yang telah diolah dan dikemas serta aman untuk diminum.[10] Sedangkan menurut sebuah badan riset swasta CIC (2003) AMDK adalah produk air minum yang telah diproses dengan cara ozonisasi dan layak serta aman untuk diminum, dikemas dalam kemasan yang biasanya berupa gelas plastik, botol plastik, botol kaca, tabung atau gallon.
[10]
http://www.google.com. - Wibisono, L & I. G. Agung Yudana. 2001. Mencari Mutu Air Kemasan. Intisari edisi Juni. Jakarta.
9
AMDK dengan citarasa buah adalah kategori produk baru yang menjadi diferensiasi dari jenis AMDK sebelumnya dengan penambahan flavor atau citarasa buah dan diposisikan sebagai jenis minuman baru yang berada diantara air minum dalam kemasan dan minuman ringan (soft drink).[11] 2.3. Atribut Fisik Produk AMDK dengan Cita Rasa 2.3.1. Rasa Rasa berbeda dengan bau dan lebih banyak melibatkan panca indera lidah. Penginderaan cecapan dapat dibagi menjadi cecapan utama yaitu asin, asam dan pahit (Winarno, 1997) Tiga sumber komponen flavor yang digunakan minuman ringan adalah ekstrak flavor alam, konsentrat juice buah dan senyawa sintetik (Thorner dan Herzberg, 1978 dalam Armen et.al 2000). Subtansi flavor ditambahkan ke dalam sirup. Subtansi tersebut dapat berupa flavor alam atau sintetik atau ekstrak flavor dari akar, kulit pohon, rumput obat dan biji tanaman (Woodroof dan Fhillips, 1981 dalam Armen et.al. 2000). 2.3.2. Aroma Winarno (1997) menyatakan aroma adalah senyawa sintetik yang dapat menimbulkan aroma dan rasa enak (flavor potentiator, flavor intensiator, flavor enhancer). Istilah flavor potentiator digunakan bagi bahan-bahan yang dapat meningkatkan rasa enak atau menekan rasa yang tidak diinginkan dari suatu bahan makanan. 2.3.3. Kemasan Kemasan merupakan “pemicu” karena fungsinya langsung berhadapan dengan konsumen. Oleh sebab itu kemasan harus dapat memberikan impresi spontan yang mempengaruhi tindakan positif konsumen di tempat penjualan. Dengan situasi persaingan yang semakin tajam, estetika merupakan suatu nilai tambah yang dapat berfungsi sebagai “perangkap emosional” yang sangat ampuh untuk menjaring konsumen.[12] [11]
http://www.swa.co.id - Banirestu, H. 2004. Rasa Buah dan Beroksigen, Bidikan Baru AMDK. http://www.puslit.petra.ac.id - Cenadi, C.S. 2001. Peranan Desain Kemasan dalam Dunia Pemasaran. Universitas Kristen Petra.
[12]
10
2.4. Produk Baru Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan (Kotler, 2002). Sedangkan Swastha (1995) menyatakan produk adalah suatu sifat yang kompleks baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan dan pengecer, pelayanan perusahaan dan pengecer yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan atau kebutuhannya. Dengan semakin berkembangnya teknologi dan informasi, maka akan semakin banyak jenis produk baru yang dihasilkan. Produk baru sangat erat kaitannya dengan inovasi. Engel et.al (1994) mengemukakan bahwa determinan kritis yang mempengaruhi keberhasilan suatu produk baru adalah sebagai berikut : a. Inovasi (produk, jasa, ide baru dan sebagainya) b. Komunikasi (melalui saluran-saluran tertentu) c. Waktu (dimana individu tertentu memutuskan untuk menggunakan produk yang berhubungan dengan orang lain) d. Sistem sosial (orang, kelompok atau sistem lain yang saling berhubungan) 2.5. Inovasi Banyak faktor yang menjadi alasan mengapa inovasi bagi sebuah industri menjadi hal yang penting. Dengan inovasi perusahaan dapat mempertahankan kinerja bisnisnya dengan menciptakan sesuatu yang baru sehingga produk yang diciptakannya akan selalu up to date dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen. Engel, et.al (1994) mendefinisikan inovasi sebagai ide atau produk apapun yang dirasakan oleh calon adopter (pengguna produk baru) sebagai sesuatu yang baru. Robertson dalam Engel et.al (1994) mengemukakan satu sistem untuk mengklasifikasikan inovasi yang didasarkan pada dampak inovasi atas perilaku di dalam struktur sosial. Sistem ini mengklasifikasikan inovasi sebagai : a. Inovasi terus menerus, yaitu modifikasi dari produk yang sudah ada dan bukan pembuatan produk yang baru sepenuhnya, seperti menambah fluoride pada pasta gigi, memperkenalkan perubahan mobil model baru, menambahkan mentol pada rokok dan sebagainya. b. Inovasi terus menerus secara dinamis, melibatkan penciptaan produk baru atau perubahan produk yang sudah ada, tetapi tidak merubah pola kebiasaan
11
belanja konsumen dan pemakaian produk, seperti compact disk, makanan alami, sikat gigi listrik dan sebagainya. c. Inovasi terputus, melibatkan pengenalan sebuah produk yang sepenuhnya baru yang menyebabkan pembeli mengubah secara signifikan pola perilaku mereka, seperti televisi, komputer, produk videotext seperti basis data terkomputerisasi untuk belanja, oven microwave dan sebagainya. Berdasarkan klasifikasi di atas, maka ASOF termasuk kategori inovasi terus menerus karena ASOF merupakan modifikasi dari produk AMDK merek AQUA dengan penambahan rasa dan aroma buah tanpa mengubah warna air. Selain itu juga perusahaan memodifikasi bentuk botol, warna dan desain kemasan ASOF dari model kemasan AMDK merek AQUA yang diproduksi sebelumnya agar dapat dibedakan jenisnya dengan mudah. 2.6. Perluasan Pasar Munculnya produk baru, selain berkaitan dengan inovasi juga berkaitan dengan perluasan segmen pasar. Menurut Kotler (1997), pasar terdiri dari semua pelanggan potensial yang memiliki kebutuhan atau keinginan tertentu yang sama, yang mungkin bersedia dan mampu melaksanakan pertukaran untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan tersebut. Dari pengertian tadi, dapat diketahui bahwa pasar secara umumnya terdiri dari penjual dan pembeli. Karakteristik pembeli dalam sebuah pasar dapat berbeda-beda, tergantung dari situasi dan kebutuhuan pembeli tersebut serta halhal penting lainnya. Oleh karena itu perlu bagi perusahaan untuk membagi-bagi pasar dengan cara mengembangkan produk dan sistem pemasaran yang dirancang khusus dan sesuai dengan setiap segmen pasar. Segmen pasar dapat dilakukan oleh perusahaan yang telah menguasai suatu segmen pasar tertentu dengan tujuan untuk meningkatkan labanya dengan memperluas pangsa pasarnya. 2.7. Respon Konsumen Setiap produk baru yang diluncurkan, biasanya akan mendapatkan respon tertentu dari konsumen sebagai penilaian awal terhadap produk baru tersebut. Respon adalah reaksi konsumen terhadap stimuli tertentu (Simamora, 2003). Reaksi konsumen dapat berasal dari faktor internal dan faktor eksternal. Menurut
12
Kotler (2000) dalam Simamora (2003), yang termasuk stimuli adalah faktor eksternal, yaitu berupa produk, harga, tempat, promosi dan faktor lingkungan (ekonomi, politik, teknologi dan sosial budaya). Untuk mengetahui sejauh mana respon konsumen terhadap suatu produk, menurut Simamora (2003) perusahan perlu menetapkan sampai tahap mana respon dari konsumen yang diinginkan. Hal ini dapat dikaji melalui tahap-tahap suatu respon, yaitu : (a) Kesadaran (awareness), berkaitan dengan kesadaran konsumen akan adanya suatu produk/jasa yang ditawarkan. Hal yang perlu dilakukan oleh perusahaan adalah mempromosikan produk tersebut. (b) Pengetahuan (knowledge), berkaitan dengan manfaat produk yang akan diperoleh konsumen sehingga perusahaan perlu mempromosikan produknya dengan lebih informative. (c) Suka (liking), berkaitan dengan minat konsumen, yaitu suka atau tidak sukanya konsumen terhadap produk yang ditawarkan. (d) Menjadikan produk sebagai pilihan (preference), berkaitan dengan menjadikan produk sebagai pilihan utama oleh konsumen dibandingkan dengan produk lain yang serupa. (e) Keyakinan (conviction), berkaitan dengan kepercayaan konsumen untuk menggunakan produk. (f) Pembelian (purchase), merupakan tahap akhir dari proses suatu respon. 2.8. Hasil Penelitian Terdahulu 2.8.1. Penelitian Terdahulu Mengenai Respon Konsumen Damayanti (2004) melakukan penelitian mengenai Analisis Respon Konsumen Remaja Terhadap Performance Lipton Ice Tea dan Implikasinya Terhadap Bauran Pemasaran. Pada penelitiannya, Damayanti menggunakan teknik Importance Performance Analysis untuk mengukur tingkat tingkat kepentingan dan tingkat kepuasaan konsumen terhadap produk Lipton Ice Tea (LIT) dan bauran pemasaran untuk merumuskan alternatif strategi pemasaran LIT bagi perusahaan. Hasil yang diperoleh Importance Performance Analysis adalah secara umum konsumen merasa puas pada kinerja sebagian besar atribut-atribut yang mempengaruhi performance LIT.
13
Atribut yang dianggap penting dan memberikan kepuasan pada konsumen adalah : bebas bahan pengawet, kandungan gizi dan vitamin, kemudahan memperoleh, rasa dan aroma buah yang kuat, harga yang terjangkau, warna dan desain kemasan yang menarik, adanya kemasan dalam sachet serta perusahaan yang terkenal. Sedangkan atribut yang dianggap penting namun kinerjanya kurang memuaskan bagi konsumen adalah : rasa dan aroma teh yang kuat, iklan yang menarik dan adanya hadiah atau promosi penjualan. Atribut yang dianggap kurang penting namun memberikan kepuasan pada konsumen adalah: adanya kemasan dalam kaleng, layanan suara konsumen dan merek yang terkenal. Sedangkan atribut-atribut yang dianggap kurang penting dan mempunyai kinerja yang buruk adalah : tingkat kemanisan yang tinggi, variasi warna kemasan, adanya kemasan dalam kotak dan kemasan dalam botol. Dari hasil analisis di atas, alternatif strategi bauran pemasaran yang dapat dilakukan adalah mempertahankan kualitas atribut produk LIT seperti bebas bahan pengawet, kandungan gizi dan vitamin yang baik serta warna dan desain kemasan yang menarik. Sedangkan kinerja atribut-atribut LIT yang perlu ditingkatkan adalah rasa dan aroma teh, promosi penjualan serta iklan. Alternatif lain yang perlu dipertimbangkan oleh perusahaan adalah melakukan inovasi baru seperti menciptakan rasa buah atau bunga yang unik dan melakukan promosi melalui kampanye pentingnya menkonsumsi teh bagi kesehatan sehingga terjadi peningkatan frekuensi konsumsi LIT oleh konsumen. 2.8.2. Penelitian Terdahulu Mengenai AMDK Eriani (1999) melakukan penelitian mengenai Kajian Strategi Pemasaran Air Minum Dalam Kemasan PT Indevinas Andalas (IA). Eriani melakukan analisis lingkungan perusahaan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi kekuatan dan kelemahan, peluang dan ancaman pemasaran AMDK PT IA. Sedangkan untuk menetapkan alternatif strategi pemasaran bagi perusahaan dilakukan melalui analisis SWOT. Hasil yang diperoleh dari analisis lingkungan perusahaan adalah faktor internal PT IA seperti sumberdaya perusahaan (manusia, modal dan teknologi),
14
struktur perusahaan dan budaya perusahaan. Sedangkan faktor eksternal PT IA terdiri dari : lingkungan makro, lingkungan mikro dan lingkungan industri. Berdasarkan hasil analisis lingkungan perusahaan, melalui analisis SWOT, faktor-faktor yang menjadi kekuatan perusahaan berasal dari lokasi, sumberdaya produksi dan pemasaran. Sedangkan faktor-faktor yang menjadi kelemahan perusahaan berasal dari struktur organisasi, sumberdaya keuangan, personalia pemasaran dan keuangan serta penelitian dan pengembangan. Untuk peluang dan ancaman, berasal dari lingkungan makro, lingkungan mikro dan lingkungan industri. Alternatif strategi pemasaran yang perlu diterapkan oleh PT IA yang paling dominan adalah mempertahankan kepercayaan konsumen dengan terus menjaga mutu produk. Selain itu juga memanfaatkan semua keunggulan komparatif dalam kekuatan untuk meningkatkan daya saing perusahaan dalam industri. Enyta (2004) melakukan penelitian mengenai Analisis Ekuitas Merek AMDK di Kota Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat ekuitas merek AMDK berdasarkan elemen-elemen kesadaran merek, asosiasi merek, persepsi kualitas dan loyalitas merek pada remaja Kota Bogor. Merek AMDK yang dikaji pada penelitian ini adalah merek AQUA, Ades, Vit dan 2Tang. Hasil perbandingan elemen-elemen ekuitas merek produk AMDK menunjukkan bahwa posisi merek dengan ekuitas terkuat dipegang oleh merek AQUA kemudian diikuti oleh merek Ades dan Vit. Selain itu merek AQUA juga lebih unggul pada elemen kesadaran merek, elemen persepsi kualitas, loyalitas merek dan konsumen yang lebih banyak. Untuk elemen asosiasi, merek Ades dan Vit lebih unggul dibanding dua merek lain. Sedangkan merek 2Tang tidak mempunyai keunggulan dibandingkan merek AQUA, Ades dan Vit.
15
BAB III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual 3.1.1. Perilaku Konsumen Engel et.al (1994) menyatakan perilaku konsumen merupakan tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk dan jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan tersebut. Sedangkan menurut Kotler (1997) perilaku konsumen merupakan perilaku pembelian konsumen yang terakhir baik individu maupun rumah tangga, yang membeli produk untuk konsumsi personal. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen merupakan proses keputusan sebelum pembelian serta tindakan dalam memperoleh, memakai, mengkonsumsi dan menghabiskan produk (Engel, et. al, 1994). Perilaku konsumen merupakan suatu aspek penting yang harus diperhatikan oleh produsen dengan tujuan memberikan kepuasan kepada konsumen. Selain itu dengan menganalisais perilaku konsumen, perusahaan dapat menentukan strategi pemasaran yang akan dilakukan. Menurut Loudon dan Bitte (1998) dalam Qamari (2003) alasan lain mengapa perilaku konsumen penting dipelajari adalah dapat memberikan beberapa manfaat seperti : 2. Mengetahui peluang pasar yang ada. Dengan mengetahui apa sebenarnya yang diinginkan konsumen, perusahaan akan memperoleh informasi mengenai bagian-bagian mana yang masih belum terpenuhi dari produknya. Hal ini merupakan peluang bagi perusahaan untuk memenuhi pasar. 3. Perusahaan dapat menentukan pasar sasaran (target pasar) yang akan dilayani. Perusahaan tidak dapat melayani dan memenuhi seluruh keinginan konsumen. Perusahaan perlu menentukan segmen pasar mana yang akan dilayani.
16
Perilaku konsumen menurut Engel et al (1994) dipengaruhi dan dibentuk oleh banyak faktor, yaitu : a. Pengaruh lingkungan, yang terdiri dari budaya, kelas sosial, pengaruh pribadi, keluarga dan situasi. b. Perbedaan individu, yang terdiri dari sumber daya konsumen, motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup serta demografi. c. Proses psikologis, yaitu adanya proses dalam menerima informasi yang meliputi pemaparan, perhatian, pemahaman, penerimaan dan retensi. 3.1.2. Faktor-faktor Keputusan Pembelian Konsumen Proses keputusan pembelian yang dilakukan konsumen tidak dapat dilakukan begitu saja. Melainkan harus melalui beberapa tahapan. Menurut Engel et.al. (1994) menyatakan bahwa keputusan konsumen untuk membeli suatu produk atau jasa mempunyai lima tahap, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan hasil (Gambar 1). Pengenalan Kebutuhan
Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif
Keputusan Pembelian
Hasil
Gambar 1. Tahap-tahap Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen Sumber : Engel, et.al. (1994) 1. Pengenalan Kebutuhan Tahap pertama adalah pengenalan kebutuhan yang dipersepsikan sebagai perbedaan antara keadaan yang diinginkan dengan situasi aktual yang memadai untuk menggugah dan mengaktifkan proses keputusan. Pada tahap ini konsumen merasakan adanya suatu kebutuhan yang berbeda dengan keadaan real yang ada. Hal ini akan memotivasi konsumen mengatasi kondisi tersebut dengan mencari produk yang dapat memberi manfaat dan memuaskan kebutuhannya itu. Pengenalan kebutuhan tidak secara otomatis mengaktifkan suatu tindakan. Hal ini bergantung pada tingkat kepentingan kebutuhan konsumen dan kemampuannya untuk memenuhi solusi dari kebutuhan tersebut .
17
2. Pencarian Informasi Setelah pengenalan kebutuhan terjadi, tahap selanjutnya adalah pencarian informasi. Pada tahap ini konsumen mencari informasi yang disimpan dalam ingatan (internal) atau mendapatkan informasi yang relevan dengan keputusan lingkungannya (eksternal). Pencarian informasi secara internal umumnya diperoleh berdasarkan ingatan pengetahuan konsumen terhadap kebiasaan, serta pengalaman tingkat kepuasan dari pembelian sebelumnya. Sedangkan informasi eksternal menurut Kotler (1997) dapat diperoleh melalui sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga, kenalan), sumber komersial (iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan), sumber publik (media massa, organisasi konsumen, peringkat) dan sumber pengalaman (penanganan, pengkajian dan pemakaian produk). 3. Evaluasi Alternatif Tahap selanjutnya adalah evaluasi alternatif, yaitu proses dimana suatu alternatif pilihan dievaluasi dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan. Pada tahap ini konsumen harus (a) menentukan kriteria evaluasi yang akan digunakan untuk menilai alternatif, (b) memutuskan alternatif mana yang akan dipertimbangkan, (c) menilai kinerja dari alternatif yang dipertimbangkan dan (d) memilih dan menerapkan kaidah keputusan untuk membuat pilihan akhir. 4. Keputusan Pembelian Pada tahap ini, konsumen memperoleh alternatif yang dipilih atau pengganti yang dapat diterima bila diperlukan. Selain itu pada tahap ini konsumen telah dapat mengambil keputusan mengenai kapan membeli, dimana membeli dan bagaimana membayar, setelah mengevaluasi semua alternatif yang ada. 5. Hasil (Perilaku Setelah Pembelian) Tahap terakhir adalah hasil pembelian. Pada tahap ini konsumen mengevaluasi apakah alternatif yang dipilih memenuhi kebutuhan dan harapan segera sesudah digunakan. Konsumen akan merasa puas bila hasil yang diperoleh sesuai dengan apa yang diharapkan. Sebaliknya, konsumen akan tidakpuas jika hasil yang diperoleh jauh dari apa yang diharapkan. Sehingga dari sudut pihak pemasar, hal ini menjadi sesuatu yang penting dalam mempertahankan pelanggan. Upaya yang dilakukan adalah dengan terus memperbaiki kinerja produk sesuai dengan harapan konsumen.
18
3.1.3. Kepuasan Konsumen Dalam membeli suatu produk, konsumen mempunyai harapan tertentu mengenai apa yang akan dilakukan oleh produk tersebut ketika digunakan, dan kepuasan merupakan hasil yang diharapkan. Kotler (2002) mendefinisikan kepuasan sebagai perasaan senang dan kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara persepsi terhadap kinerja suatu produk dengan harapanharapnnya. Selanjutnya Engel et al (1994), menyatakan kepuasan sebagai suatu evaluasi pascakonsumsi bahwa suatu alternatif yang dipilih setidaknya memenuhi atau melebihi harapan. Dengan kata lain alternatif tersebut setidaknya bekerja baik seperti yang diharapkan oleh konsumen. Menurut Teori kepuasan dalam Sumarwan (2002) mengemukakan bahwa kepuasan konsumen merupakan suatu pernyataan perasaan setelah konsumen tersebut membandingkan harapan terhadap produk sebelum membeli dan kenyataan yang dialami setelah menggunakan atau mengkonsumsi produk. Jadi, tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Berdasarkan teori kepuasan tersebut, maka kinerja suatu produk dalam memenuhi kepuasan konsumen akan berfungsi sebagai berikut (Sumarwan, 2002): 1. Produk berfungsi lebih baik dari yang diharapkan. Hal ini disebut sebagai diskonfirmasi positif (positive disconfirmation). Jika ini terjadi, maka konsumen akan merasa puas. 2. Produk berfungsi seperti yang diharapkan. Hal ini disebut sebagai konfirmasi sederhana (simple confirmation). Produk tersebut tidak memberikan rasa puas, dan produk tersebut pun tidak mengecewakan konsumen. Konsumen akan memiliki perasaan netral atau biasa saja. 3. Produk berfungsi lebih buruk dari yang diharapkan. Hal ini disebut sebagai diskonfirmasi negatif (negative confirmation). Produk ini berfungsi buruk, tidak sesuai dengan harapan konsumen. Akibatnya konsumen akan kecewa dan merasa tidak puas. Konsumen akan memiliki harapan mengenai bagaimana produk tersebut seharusnya berfungsi. Harapan tersebut adalah standar kualitas yang akan dibandingkan dengan fungsi atau kualitas produk yang sesungguhnya dirasakan
19
konsumen. Fungsi produk yang sesungguhnya dirasakan konsumen sebenarnya adalah persepsi konsumen terhadap kualitas produk tersebut (Sumarwan, 2002). Berdasarkan jenisnya, kepuasan dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu kepuasan fungsional dan kepuasan psikologika. Kepuasan fungsional merupakan kepuasan yang diperoleh dari fungsi suatu produk yang dimanfaatkan. Sedangkan kepuasan psikologika adalah kepuasan yang diperoleh dari atribut yang bersifat tidak berwujud dari produk (Umar, 2000). Mengukur kepuasan konsumen merupakan hal yang diperlukan bagi kelangsungan suatu produk yang berorientasi pada konsumen. Rangkuti (2002) mengatakan bahwa mengukur kepuasan konsumen sangat bermanfaat bagi perusahaan dalam rangka mengevaluasi posisi produk saat ini dibanding dengan pesaing serta akan menemukan bagian mana dalam produk yang memerlukan perbaikan. Di dalam mengevaluasi tingkat kepuasan terhadap suatu produk, konsumen umumnya mengacu pada berbagai atribut produk yang akan mempengaruhi
kualitas
produk.
Atribut-atribut
produk
tersebut
dapat
dikelompokkan ke dalam dimensi kualitas produk. Menurut David Garvin dalam Umar (2000), dimensi kualitas produk ada delapan, yaitu : a. Kinerja (performance), hal ini berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam membeli barang tersebut. Misalnya produk yang dikonsumsi praktis untuk dibawa. b. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features), yaitu aspek kedua dari performansi yang berguna untuk menambah fungsi dasar atau pelengkap yang berkaitan dengan pilihan-pilihan produk dan pengembangannya. Misalnya desain kemasan dan bentuk produk yang menarik, serta harga yang murah. c. Keandalan (reliability), yaitu hal yang berkaitan dengan kemungkinan suatu barang dapat berhasil menjalankan fungsinya setiap kali digunakan dalam periode waktu tertentu dan kondisi tertentu. Misalnya produk yang dikonsumsi tidak sering rusak. d. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to spesification), hal ini berkaitan dengan tingkat kesesuaian terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan
20
atau memenuhi standar sesuai dengan ketentuan yang ada. Misalnya produk minuman harus memenuhi standar kesehatan yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan atau memiliki sertifikat Halal. e. Daya tahan (durability), yaitu suatu refleksi umur ekonomis, berkaitan dengan daya tahan atau berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan, seperti kadaluarsa produk. f. Pelayanan (service ability), yaitu karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan, kompetensi, kemudahan, dan akurasi dalam memberikan layanan untuk perbaikan barang. g. Estetika (aesthetics), merupakan karakteristik yang bersifat subyektif mengenai nilai-nilai estetika yang berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari preferensi individual, yang meliputi faktor-faktor yang menjadi daya tarik produk terhadap panca indera seperti bentuk fisik, warna dan model desain. h. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), yaitu sifat subyektif yang berkaitan dengan perasaan pelanggan mengenai keberadaan produk tersebut sebagai produk yang berkualitas, meliputi citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya, misalnya merek produk. 3.1.4. Persepsi Konsumen Kasali (2001) menyatakan bagaimana seorang bertindak dipengaruhi oleh persepsinya terhadap suatu objek. Persepsi merupakan proses individu untuk memilih, mengorganisasikan dan menafsirkan masukan-masukan informasi sehingga menimbulkan preferensi terhadap produk atau merek tertentu dan tercermin dalam perilaku pembeliannya. Persepsi seseorang tergantung pada seberapa jauh suatu objek memberi arti dan manfaat terhadap seseorang dan persepsi juga melibatkan derajat kesadaran, suatu arti atau penghargaan terhadap objek tersebut. 3.1.5. Konsep Pemasaran Stanton (1995) dalam Umar (2000) menyatakan bahwa pemasaran meliputi keseluruhan sistem yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan usaha, yang bertujuan merencanakan, menentukan harga, hingga mempromosikan dan
21
mendistribusikan barang-barang atau jasa yang akan memuaskan kebutuhan pembeli, baik yang aktual maupun yang potensial. Berdasarkan pernyataan di atas, pemasaran sangat erat kaitannya dengan perilaku konsumen. Para pemasar berkewajiban untuk memahami konsumen, mengetahui apa yang dibutuhkannya, apa seleranya dan bagaimana ia mengambil keputusan. Sehingga pemasar dapat memproduksi barang yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Oleh karena itu agar tujuan tersebut dapat tercapai, diperlukan strategi pemasaran yang didasari pada kebutuhan dan keinginan konsumen. Menurut Kasali (2001), strategi pemasaran adalah perpaduan antara segmentasi, targetting dan positioning yang ditetapkan secara sistematis dan terpadu. Segmentasi dilakukan dengan dengan mengelompokkan pasar yang bersifat heterogen menjadi lebih homogen. Sedangkan segmen pasar merupakan sekumpulan konsumen yang memberikan respon yang sama terhadap stimuli pemasaran tertentu. Jika segmen lebih sempit, maka karakteristik pembeli dapat dikenal lebih baik, produk menjadi lebih mudah dipasarkan dan kesetiaan konsumen dapat dengan mudah dipertahankan. Selain itu dengan dilakukannya segmentasi pasar sebagai bagian dari strategi pemasaran, menurut Weinstein (1994) dalam Kasali (2001), perusahaan akan lebih dapat melayani konsumen dengan baik dan mampu memperbaiki posisi kompetitif perusahaan. Selain dengan segmentasi pasar, Stanton dalam Suryana (1996) menyatakan strategi pemasaran yang dilakukan oleh suatu perusahaan dapat juga dilakukan dengan konsep bauran pemasaran. 3.1.6. Bauran Pemasaran Menurut Kotler (2002) bauran pemasaran merupakan seperangkat alat pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya di pasar sasaran. Dengan kata lain, bauran pemasaran menggambarkan seluruh unsur pemasaran dan faktor produksi yang dikerahkan guna mencapai tujuan-tujuan seperti laba, penghasilan, omset penjualan, segmen pasar yang ingin diraih dan sebagainya. Bauran pemasaran atau yang biasa disebut Marketing Mix terdiri dari produk, harga, saluran distribusi dan promosi.
22
a. Produk Produk didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan (Kotler, 2002). Strategi produk adalah cara dalam menyediakan produk yang tepat untuk pasar yang dituju, sehingga memuaskan konsumen dan sekaligus dapat meningkatkan penjualan dan pangsa pasar. b. Harga Umar (2000) mendefinisikan harga sebagai sejumlah nilai yang ditukarkan konsumen dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh penjual dan pembeli. Sedangkan Kotler (1997) menyatakan harga merupakan nilai uang yang tersedia dibayarkan oleh konsumen untuk mendapatkan suatu produk. Harga merupakan satu-satunya elemen dalam bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan, sedangkan elemen yang lain membutuhkan biaya. c. Distribusi Distribusi adalah proses memindahkan barang dari produsen kepada konsumen dengan membantu menyelesaikan transaksi dan menangani transaksi yang sudah selesai dengan saluran yang sudah dirancang sesuai dengan kebutuhan konsumen (Kotler, 1997). Dengan kata lain distribusi merupakan perantara yang digunakan oleh produsen dalam memasarkan produknya sehingga suatu produk atau jasa tersedia dapat digunakan oleh konsumen atau industri lainnya (Umar, 2000). d. Promosi Setelah mengformulasikan berbagai kebijakan terhadap produk, harga dan saluran distribusi, produsen juga perlu mengkomunikasikan produknya agar dapat dikenal dan dibeli oleh konsumen. Stanton (1991 dalam Suryana, 1996) menyatakan promosi merupakan arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran dalam pemasaran. Kegiatan promosi dapat dilakukan melalui iklan, promosi penjualan, hubungan masyarakat dan penjualan perorangan. Hal yang perlu diperhatikan dan ditetapkan dalam melakukan kegiatan promosi adalah sasaran yang ingin dicapai melalui promosi, anggara yang akan dikeluarkan, pesan yang akan disampaikan dan metode yang akan digunakan.
23
3.1.7. Atribut Produk Atribut produk merupakan karakteristik atau ciri khas dari suatu produk yang dapat mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen dalam memilih produk. Atribut dari suatu produk menurut konsumen dapat berbeda-beda. Hal ini disebabkan oleh perbedaan pengetahuan yang dimiliki setiap konsumen. Berdasarkan hal tersebut, agar produk yang dihasilkan dapat menarik minat konsumen, perusahaan perlu memahami apa yang diketahui konsumen, atribut apa saja yang dikenal dari suatu produk, atribut mana yang dianggap paling penting oleh konsumen. Atribut produk dapat dibedakan menjadi atribut fisik dan atribut abstrak. Atribut fisik menggambarkan ciri-ciri fisik dari suatu produk, misalnya ukuran produk. Sedangkan atribut abstrak menggambarkan karakteristik subjektif dari suatu produk berdasarkan persepsi konsumen, misalnya kualitas produk diukur dari merek produk (Sumarwan, 2002). Kotler (1998) menyatakan atribut produk terdiri atas tiga hal yaitu mutu produk, ciri produk dan desain produk. Mutu produk menunjukkan kemampuan sebuah produk untuk menjalankan fungsinya. Ciri produk dapat digunakan sebagai alat untuk membedakan produk perusahaan dengan produk pesaing. Desain produk merupakan kekhasan penampilan produk yang dapat menarik perhatian konsumen. 3.1.8. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif menurut Nazir (1988) merupakan suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuannya adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat. 3.1.9. Analisis Kinerja Kepentingan (Importance Performance Analysis) Salah satu teknik penerapan yang mudah untuk mengukur atribut dari tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan yang nantinya berguna untuk pengembangan bagi program pemasaran yang efektif adalah Importance Performance Analysis (Kreshna, 2002). Dengan analisis Importance-performance,
24
kita akan memperoleh informasi tingkat kepuasan konsumen yang diukur dari atribut-atribut yang dimiliki oleh suatu produk. Tingkat kepentingan yang dimaksud di atas adalah seberapa penting suatu atribut bagi konsumen atau seberapa besar harapan konsumen terhadap kinerja suatu atribut. Dengan kata lain, tingkat kepentingan adalah kinerja aktual yang diharapkan oleh konsumen. Tingkat pelaksanaan yang dimaksud adalah tingkat kinerja yang diberikan oleh perusahaan terhadap harapan konsumen. Kinerja erat kaitannya dengan harapan konsumen (Supranto, 2001). Untuk mengetahui tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan secara nyata dari suatu produk oleh konsumen, diperlukan suatu teknik pengukuran sikap. Teknik pengukuran sikap yang umum digunakan dalam riset pemasaran dan perilaku konsumen adalah skala Likert. Pada Skala Likert, pilihan jawaban sebagai wakil dari sikap yang dirasakan oleh konsumen dibuat berjenjang dengan jumlah ganjil, seperti Sangat baik – Baik – Cukup baik - Kurang baik – Tidak baik (Simamora, 2002) Untuk menginterpretasikian bagaimana suatu atribut dinilai menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaannya dibutuhkan suatu rentang skala. Adapun cara untuk menentukan ukuran (range) menurut Umar (1999) adalah dengan menggunakan rumus pada persamaan (2) berikut :
RS =
n(m − 1) m
........................ Persamaan (2)
Dimana : RS = Rentang Skala/Range m = Jumlah alternatif jawaban tiap item n = Jumlah sampel masing-masing jenis rasa ASOF Berdasarkan hasil penilaian tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan, maka akan dihasilkan suatu perhitungan mengenai tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan dari suatu produk, yaitu skor dan skor rata-rata. Bobot penilaian kepentingan konsumen dan bobot penilaian kinerja perusahaan yang telah diratarata tersebut kemudian diformulasikan ke dalam Diagram Kartesius (Gambar 2).
25
Diagram kartesius merupakan suatu bangun yang dibagi menjadi empat bagian yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik ( X , Y ). Dalam diagram kartesius, masing-masing atribut diposisikan dalam sebuah kuadran, dimana rata-rata skor dari tingkat pelaksanaan kinerja ( X ) menunjukkan posisi suatu atribut pada sumbu X, sementara posisi atribut pada sumbu Y ditunjukkan oleh rata-rata skor dari tingkat kepentingan terhadap atribut (Y ) (Supranto, 2001). Y Tingkat Kepentingan I. Prioritas Utama
II. Pertahankan Prestasi
Y III. Prioritas Rendah
IV. Berlebihan
X
Tingkat Pelaksanaan X
Gambar 2. Diagram Kartesius (Sumber : Umar, 2000) Persamaan untuk memperoleh skor titik ( X ), (Y ), ( X ) dan (Y ) pada diagram kartesius adalah dapat dilihat pada persamaan (3) dan (4) berikut ini (Supranto, 2001) : X = Σ Xi
K
dan
Y = ΣYi
K ………. Persamaan (3)
Keterangan : X = Rata-rata dari skor rata-rata tingkat pelaksanaan. Y = Rata-rata dari skor rata-rata tingkat kepentingan . K = Banyaknya atribut.
X = ΣXi
n
dan
Y = ΣYi
n
………. Persamaan (4)
26
Keterangan : X = Skor rata-rata tingkat pelaksanaan (kinerja) perusahaan Y = Skor rata-rata tingkat kepentingan konsumen n = Jumlah responden Hasil perhitungan nilai X dan Y digunakan sebagai pasangan koordinat titik-titik atribut yang memposisikan suatu atribut pada diagram kartesius. Menurut Rangkuti (2002), setiap hasil akan menempati salah satu kuadran dalam diagram kartesius yang terdiri dari : 1. Kuadran I (Prioritas Utama) : Merupakan wilayah yang memuat atribut yang dianggap penting oleh konsumen tetapi kenyataannya kinerja atribut tersebut belum sesuai seperti yang diharapkan. Dengan kata lain kepuasan konsumen masih sangat rendah, sehingga perusahaan harus meningkatkan kinerja atribut yang termasuk kuadran ini agar optimal. 2. Kuadran II (Pertahankan Prestasi) : Merupakan wilayah yang memuat atribut yang dianggap penting oleh konsumen dan kinerja atribut sesuai dengan keinginan konsumen. Dengan kata lain kepuasan konsumen telah tercapai, sehingga perusahaan harus mempertahankan kinerja atribut tersebut. 3. Kuadran III (Prioritas Rendah) : Merupakan wilayah yang memuat atributatribut yang dianggap kurang penting oleh konsumen dan kinerjanya tidak terlalu istimewa. 4. Kuadran IV (Berlebihan) : Merupakan wilayah dimana atribut produk dianggap kurang penting oleh konsumen namun konsumen merasa puas. Hal ini dirasakan berlebihan, sehingga perusahaan perlu mengurangi hasil yang dicapai agar dapat mengefisienkan sumberdaya perusahaan. Perbandingan dari penilaian tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan di atas akan menghasilkan suatu perhitungan mengenai tingkat kesesuaian antara tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan (persamaan 4). Tingkat kesesuaian inilah yang menunjukkan tingkat kepuasan konsumen terhadap kinerja produk yang dihasilkan (Supranto, 2001). Jika TKi < 100 % berarti kinerja atribut produk belum memenuhi kepuasan konsumen. Sedangkan jika TKi > 100 % berarti kinerja atribut produk belum memenuhi kepuasan konsumen.
27
TKi =
Xi x 100 % Yi
Keterangan :
………. Persamaan (5)
TKi = Tingkat kesesuaian responden Xi = Rata-rata dari skor tingkat pelaksanaan (kinerja) perusahaan Yi = Rata-rata dari skor tingkat kepentingan konsumen 3.2. Kerangka Pemikiran Operasional Peningkatan ilmu pengetahuan, teknologi serta keadaan ekonomi yang semakin membaik, turut mempengaruhi perubahan pola konsumsi masyarakat yang cenderung memilih produk yang siap saji dan praktis digunakan, seperti air minum. Sehingga pada saat ini telah berkembang bisnis air minum dalam kemasan dengan persaingan yang sangat kuat. Salah satunya adalah PT Aqua Golden Mississipi (AGM), pencetus sekaligus pemimpin pasar produk AMDK di Indonesia karena kekonsistenannya pada bisnis tersebut. Selanjutnya PT AGM merencanakan untuk meluaskan bisnisnya dengan memasarkan air minum dalam kemasan dengan rasa buah bermerek ASOF. Hal tersebut dilakukan PT AGM untuk menghadapi tingkat persaingan yang semakin tinggi dalam industri AMDK serta mempertahankan posisinya sebagai leader pada bisnis tersebut. Selain itu juga didukung oleh masih terbukanya peluang pasar untuk memproduksi dan memasarkan AMDK dengan citarasa buah yang bermanfaat menghilangkan dahaga sekaligus memberikan kesegaran. Sebagai pemakai suatu produk, konsumen akan memberikan penilaian sampai batas tertentu mengenai kualitas suatu produk. Penilaian tersebut dilakukan agar produk dapat memenuhi harapan konsumen terhadap fungsi dan manfaat dari produk yang akan diperolehnya. Ukuran penilaian tersebut umumnya mengacu pada atribut-atribut yang dimiliki produk. Oleh sebab itu untuk mengetahui sejauh mana penilaian dan tanggapan konsumen terhadap kualitas produk ASOF, dilakukan dengan menilai kinerja atribut ASOF dengan menggunakan Importance Performance Analysis.
28
Kemudian hasil dari analisis importance-performance tersebut akan digambarkan dalam diagram kartesius dan atribut-atribut ASOF akan menempati salah satu kuadran sesuai dengan posisinya masing-masing. Untuk mengetahui seberapa besar kinerja suatu atribut telah memenuhi kepuasan konsumen, dilakukan analisis tingkat kesesuaian. Hasil analisis ini adalah adalah informasi mengenai atribut-atribut mana saja yang telah memberikan kepuasan atau ketidakpuasan bagi konsumen. Ini akan menjadi masukan bagi perusahaan untuk mempertahankan atau memperbaiki kinerja dari atribut ASOF. Proses keputusan pembelian konsumen air minum dalam kemasan rasa buah merek ASOF akan dianalisis secara deskriptif. Analisis tersebut meliputi lima tahap, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan evaluasi pasca pembelian. Selain itu analisis deskriptif juga akan digunakan untuk menganalis karakteristik responden. Seluruh hasil analisis tersebut menjelaskan respon konsumen terhadap kualitas produk ASOF, yang kemudian akan diimplikasikan dengan bauran pemasaran 4P. Hal ini akan berguna sebagai dasar untuk menyusun alternatif kebijakan strategi pemasaran dan konsep produk bagi perusahaan. Secara sistematik alir pemikiran operasional penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.
29
Perubahan Pola Konsumsi Terhadap Air Minum dan Persaingan Bisnis AMDK yang Semakin Meningkat Inovasi dan Pengembangan Produk AMDK dengan Citarasa oleh PT Aqua Golden Mississippi Jenis Minuman Baru Merek AQUA Splash Of Fruit (ASOF) dan Target Peningkatan Kapasitas Produksinya Karakteristik
Respon Konsumen
Proses Keputusan
Responden
Terhadap Kualitas
Pembelian
Produk ASOF 22 Atribut Kedua
Konsumen
Produk ASOF
Analisis Deskriptif
Tingkat
Tingkat
Kepentingan
Pelaksanaan Importance Performance Analysis
Analisis Deskriptif
Tingkat Kesesuaian Terhadap Kepentingan dan Pelaksanaan Respon Konsumen
Kepuasan Konsumen
Rekomendasi Alternatif Strategi Pemasaran
Gambar 3. Diagram Alir Kerangka Pemikiran Operasional
30
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian
ini
merupakan
studi
kasus
pada
PT
Aqua
Golden
Mississippi (AGM) yang berlokasi di Jakarta. Pemilihan PT AGM sebagai tempat penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa PT AGM merupakan leader dari bisnis AMDK di Indonesia. Selain itu juga, dikarenakan perusahaan tersebut saat ini sedang mencoba mengembangkan bisnisnya dengan menciptakan produk baru, ASOF, yaitu air minum dalam kemasan dengan rasa buah. Di samping itu juga dikarenakan adanya kegiatan promosi produk ASOF yang dilakukan oleh perusahaan pada bulan April 2005 di Jakarta, selama satu bulan penuh. Kegiatan promosi ini bertujuan sebagai pengingat konsumen dari promosi pertama peluncuran produk ASOF yang dilakukan pada bulan Agustus 2004. Kegiatan tersebut dimulai dengan mendatangi beberapa tempat seperti warung-warung tenda gaul, sekolah-sekolah (SMP dan SMU), beberapa kampus dan diakhiri di pusat perbelanjaan (Mal dan Plaza). Khusus pada lokasi pusat perbelanjaan, kegiatan promosi ini diselenggarakan secara hampir bersamaan pada minggu terakhir bulan April 2005, selama satu minggu. Pada penelitian ini, kegiatan promosi produk ASOF tersebut hanya akan dibahas dan difokuskan di pusat perbelanjaan Plaza Blok M, Jakarta Selatan saja, selama satu minggu, dengan pertimbangan lokasi Plaza Blok M lebih strategis dan karakteristik pengunjung yang lebih beragam bila dibandingkan dengan lokasi kegiatan promosi produk ASOF lainnya diadakan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret - April 2005.
31
4.2. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder, baik yang bersifat data kuantitatif maupun kualitatif. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan responden melalui kuisioner untuk bahan kajian mengenai tingkat respon konsumen terhadap kualitas produk yang mendorong minat beli konsumen serta alternatif strategi pemasaran melalui bauran pemasaran. Data sekunder sebagai data pelengkap diperoleh melalui literatur-literatur seperti majalah, laporan penelitian, artikel serta instansi yang terkait dengan tema penelitian ini seperti Biro Pusat Statistik, Departemen Perindustrian dan Perdagangan, Corinthian Infopharma Corporat (CIC) dan sebagainya. Selain itu data sekunder yang dikumpulkan juga berasal dari data perusahaan seperti data pemasaran ASOF dan gambaran umum perusahaan. 4.3. Metode Pengambilan dan Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan dua metode pengambilan sampel yang bersifat non probabilitas (non acak), yaitu metode convinience sampling dan judgment sampling. Metode convinience sampling atau sering disebut juga accidental (sampel kebetulan) adalah metode dimana peneliti memiliki kebebasan untuk memilih responden yang ditemui di lokasi pengambilan sampel (Umar, 2000). Responden pada penelitian ini secara khusus adalah pengunjung stand promosi ASOF, sedangkan sisanya merupakan pengunjung Plaza Blok M secara umumnya. Sedangkan metode judgment sampling adalah pegambilan sampel dengan beberapa kriteria tertentu yang telah ditetapkan (Umar, 2000). Pada penelitian ini, kriteria yang digunakan sebagai acuan dalam penarikan sampel adalah responden merupakan pengunjung Plaza Blok M, baik yang sudah pernah maupun yang belum pernah mengkonsumsi ASOF dengan usia antara 15 – 35 tahun. Hal ini disesuaikan dengan segmen pasar yang ingin dicapai oleh pihak perusahaan. Untuk mengetahui tanggapan responden terhadap kualitas produk ASOF, akan dilakukan pemberian sampel produk ASOF secara cuma-cuma kepada responden untuk dicoba. Apabila responden telah mencoba produk ASOF rasa Strawberi, maka berarti responden tersebut tidak dapat mencoba ASOF rasa Orange Mango dan begitu sebaliknya. Hal ini sengaja dilakukan agar dapat
32
diketahui perbedaan respon konsumen terhadap kedua produk tersebut. Sedangkan untuk mengetahui lebih jauh lagi informasi bagaimana cara reponden memutuskan membeli produk ASOF, hal tersebut hanya akan ditanyakan pada reponden yang pernah membeli atau mencoba produk ASOF sebelumnya, minimal dalam waktu tiga bulan ke belakang. Bagi responden yang belum pernah sama sekali membeli atau mencoba produk ASOF hanya akan ditanyakan tanggapan serta penilaian mereka terhadap produk ASOF. Jumlah sampel yang berhasil dikumpulkan secara accidental pada penelitian ini adalah 116 responden, dengan perincian 76 reponden yang pernah membeli produk ASOF dan 40 responden yang belum pernah. Kemudian total jumlah sampel secara acak terbagi lagi menjadi responden yang mencoba ASOF rasa Strawberi dan Orange Mango. Namun secara kebetulan jumlah sampel yang terkumpul sama, yaitu masing-masing sebanyak 58 responden (Gambar 4). Pengambilan jumlah sampel tersebut dilakukan atas pertimbangan presisi, efisiensi waktu dan biaya. Selain itu juga mengacu pada pendapat Siagian et al., (2002) yang menyatakan jumlah sampel sudah terdistribusi secara normal apabila jumlah yang diambil minimal sebanyak 30 responden. Sampel Responden (n = 116) Sudah Pernah Mencoba (n = 76 )
Belum Pernah Mencoba (n = 40 )
Pilihan Rasa ASOF yang dibeli
Pilihan Rasa ASOF yang dicoba
Proses Keputusan Pembelian ASOF oleh Konsumen
Alasan dan Penilaian Terhadap ASOF
Responden ASOF Strawberi (n = 58)
Responden ASOF Orange Mango (n = 58)
Gambar 4. Metode Pengambilan Sampel Responden
33
Pengambilan sampel dilakukan setiap hari selama satu minggu pada saat program promosi berlangsung. Selama program promosi, pihak perusahaan menempatkan stand produk ASOF di dekat pintu masuk utama plaza, agar para pengunjung, baik yang masuk maupun keluar plaza mudah ditemui. Wawancara dilakukan terhadap responden yang bersedia serta mudah ditemui dan sedang berada di lokasi melalui kuisioner pada saat pengambilan sampel dilakukan. Sebelum memberikan kuisioner, terlebih dahulu setiap calon responden diwawancara secara langsung agar diketahui apakah responden telah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan. Kemudian diberikan penjelasan mekanisme pengisian kuisioner tersebut. Selama pengisian kuisioner, responden didampingi oleh peneliti. Setelah itu mengevaluasi hasil kuisioner, untuk memastikan semua pertanyaan telah terjawab. Bentuk kuisioner yang disebarkan pada responden dapat dilihat pada Lampiran 1. 4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Deskriptif, Importance Performance Analysis dan Bauran Pemasaran (Product, Price, Place, dan Promotion). Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel 2000 dan Minitab 11. 4.4.1. Analisis Deskriptif Analisis deskriptif digunakan untuk data yang berasal dari identitas responden, proses pengambilan keputusan pembelian serta respon konsumen. Data tersebut akan dibuat tabulasi dan dikelompokkan berdasarkan jawaban yang sama kemudian dipersentasekan berdasarkan jumlah responden. Persentase yang terbesar merupakan faktor yang dominan dari masing-masing variabel yang diamati. 4.4.2. Importance Performance Analysis Metode yang digunakan untuk menganalisis kepuasan konsumen terhadap kualitas produk ASOF adalah analisis importance-performance. Analisis tersebut dilakukan dengan mengukur tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan dari ASOF.
34
Tingkat kepentingan adalah seberapa penting suatu atribut ASOF bagi konsumen atau seberapa besar harapan konsumen terhadap kinerja ASOF. Sedangkan tingkat pelaksanaan adalah penilaian konsumen terhadap kinerja aktual yang diberikan oleh produk ASOF. Data yang digunakan untuk mengetahui tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan secara nyata dari suatu produk oleh konsumen adalah data skala Likert yang diberi skor secara kuantitatif. Pada penelitian ini digunakan skala Likert dengan pemberian 5 skor penilaian seperti yang dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Skor Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pelaksanaan Kriteria Jawaban Tingkat Kepentingan
Skor (Nilai)
Tidak Penting Kurang Penting Cukup Penting Penting Sangat Penting
1 2 3 4 5
Kriteria Jawaban Tingkat Pelaksanaan Tidak Baik Kurang Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik
Skor (Nilai) 1 2 3 4 5
Dari masing-masing skor tersebut, akan diperoleh penilaian tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan dari masing-masing atribut yang ditetapkan. Nilai tersebut diperoleh dengan cara mengalikan skor masing-masing skala dengan jumlah jawaban responden yang memilih pada skala tersebut. Kemudian nilai hasil masing-masing perkalian tersebut dijumlahkan, sehingga didapatkan total skor penilaian tingkat kepentingan (ΣYi) dan tingkat pelaksanaan (ΣXi) dari masing-masing atribut. Rentang skala yang digunakan untuk menginterpretasikian suatu atribut dinilai oleh keseluruhan responden menurut tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaannya adalah : RS =
58(5 − 1) = 46.4 ≈ 46 5
Pada rentang skala tersebut, jumlah sampel (n) yang digunakan adalah jumlah responden dari masing-masing jenis rasa ASOF, yaitu 58 responden. Sehingga diperoleh rentang skala untuk setiap grup penilaian adalah sebesar 46 poin, seperti yang dapat dilihat pada Tabel 4.
35
Tabel 4. Rentang Skala Tiap Grup Berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pelaksanaan Tingkat Kepentingan Tidak penting Kurang Penting Cukup Penting Penting Sangat Penting
Skala
58 – 104 105 – 151 152 – 198 199 – 245 246 – 292
Tingkat Pelaksanaan Tidak Baik Kurang Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik
Skala
58 – 104 105 – 151 152 – 198 199 – 245 246 – 292
Setelah diketahui skor tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan setiap atribut untuk seluruh responden, langkah selanjutnya adalah mengitung skor ratarata tingkat kepentingan (Y ) dan tingkat pelaksanaan ( X ). Hasil perhitungan di atas kemudian dinyatakan dalam diagram kartesius, yang terdiri dari empat bagian yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik ( X , Y ), dimana ( X ) merupakan rata-rata skor dari tingkat pelaksanaan dibagi banyaknya atribut dan ( Y ) merupakan rata-rata skor dari tingkat kepentingan dibagi banyaknya atribut. Tingkat kesesuaian konsumen (TKi) diperoleh dengan membandingkan skor rata-rata tingkat pelaksanaan ( X ) dan skor rata-rata tingkat kepentingan (Y ). Hasil perbandingan tersebut akan menunjukkan tingkat kepuasan konsumen terhadap kinerja produk ASOF. Tingkat kesesuaian akan menentukan urutan prioritas atribut-atribut yang mempengaruhi kepuasan konsumen. 4.4.3. Bauran Pemasaran Dari hasil respon konsumen terhadap ASOF yang diperoleh melalui kuisioner, akan diketahui informasi mengenai penilaian konsumen sesungguhnya terhadap kinerja produk tersebut. Hal ini kemudian akan diaplikasikan terhadap strategi pemasaran yang mencakup strategi produk, strategi harga, strategi tempat dan distribusi serta strategi promosi, sehingga akan diperoleh alternatif strategi pemasaran ASOF pada tahap selanjutnya. Melalui strategi produk, akan diketahui bagaimana sebenarnya keinginan konsumen terhadap kinerja produk ASOF dengan atribut-atribut yang dimilikinya. Dengan strategi harga, akan diketahui bagaimana sebenarnya tanggapan konsumen terhadap harga ASOF, apakah terlalu mahal atau sebaliknya, sehingga
36
dapat ditentukan harga yang sesuai dengan daya beli konsumen namun tidak melebihi biaya produksi. Strategi tempat dan distribusi dilakukan untuk mengetahui keberadaan produk ASOF di pasar, apakah mudah dicapai konsumen atau tidak, serta mengevaluasi kontinuitas produk ke tempat pemasaran ASOF. Strategi promosi dilakukan agar tingkat kesadaran dan pengetahuan konsumen terhadap keberadaan produk ASOF di pasaran meningkat sehingga produk ASOF akan semakin dikenal dan melekat di benak konsumen dengan image yang baik. 4.5. Dimensi Kualitas Produk dan Atribut AQUA Splash Of Fruit (ASOF) Penelitian ini akan membahas kualitas produk ASOF melalui atributatributnya berdasarkan ukuran delapan dimensi kualitas suatu produk, yaitu : 1. Kinerja (Performance) : a. Kemudahan dikonsumsi (A) b. Efek segar (B) 2. Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (Features) : a. Variasi rasa dan aroma buah (C) b. Tingkat kemanisan (D) c. Harga (E) d. Ukuran kemasan (F) e. Penggunaan pemanis buatan (G) f. Bebas zat pewarna (H) 3. Keandalan (Reliability) : Kualitas air (I) 4. Kesesuaian dengan spesifikasi (Conformance to Spesification) : a. Segel produk (J) b. Memiliki izin Departemen Kesehatan (K) c. Memiliki sertifikat halal (L) d. Label kemasan (M) 5. Usia Produk (Durability) : Daya tahan produk (N) 6. Pelayanan (Serviceability) : a. Ketersediaan produk (O) b. Iklan yang menarik (P) c. Promosi penjualan (Q) 7. Estetika (Aesthetics) : a. Desain kemasan (R) b. Ciri khas desain kemasan (S) c. Bentuk dan jenis kemasan (T) 8. Persepsi terhadap kualitas (Perceived Quality) : a. Merek terkenal (U) b. Perusahaan terkenal (V)
37
4.6. Batasan dan Definisi Operasional 1. AMDK rasa buah : jenis minuman baru dengan rasa buah yang berada diantara air minum dalam kemasan dan minuman ringan. 2. Respon konsumen : tanggapan konsumen terhadap suatu stimulus yang diterima. Stimulus yang dimaksud dalam penelitian ini adalah produk ASOF dengan rasa Strawberi dan Orange Mango. 3. Konsumen : orang yang pernah mengkonsumsi produk air minum dalam kemasan dengan rasa buah. 4. Responden : orang yang diwawancarai untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian dengan kategori kelompok usia antara 15 - 35 tahun yang sedang berkunjung ke Plaza Blok M, baik yang sudah pernah atau belum pernah mengkonsumsi ASOF. 5. Karakteristik responden : meliputi data usia, jenis kelamin, status, pendidikan terakhir, agama, pendapatan per bulan dan jenis pekerjaan. 6. Tingkat pendidikan responden : pendidikan terakhir yang pernah ditempuh responden, yaitu SD, SLTP, SLTA, Akademi (D1, D2, D3), Sarjana (S1) dan Pasca Sarjana (S2, S3). 7. Pendapatan per bulan : besarnya uang yang diperoleh responden setiap bulannya. Bagi responden yang masih berstatus pelajar atau mahasiswa, maka pendapatan yang dimaksud adalah jumlah uang saku per bulan yang diterimanya. 8. Proses pembelian responden terhadap ASOF : diukur dari pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian dan kepuasan responden setelah mengkonsumsi ASOF. 9. Persepsi responden minuman lain terhadap ASOF : diukur dari pengetahuan responden, sumber informasi, pengalaman mengkonsumsi, alasan ingin/tidak ingin membeli produk, keputusan pembelian dan kepuasan responden setelah mengkonsumsi ASOF. 10. Atribut produk : ciri dan karakteristik yang dimiliki oleh suatu produk, seperti 22 atribut ASOF yang termasuk pada delapan dimensi kualitas produk. 11. Kemudahan dikonsumsi : tingkat kemudahan atau kepraktisan suatu produk minuman dikonsumsi.
38
12. Efek segar : tingkat rasa segar yang dirasakan tubuh setelah mengkonsumsi produk minuman. 13. Variasi rasa dan aroma buah : alternatif rasa dan aroma buah yang ditawarkan sebuah produk. 14. Rasa : karakteristik organoleptik yang dirasakan oleh lidah. 15. Aroma : senyawa sintetik yang dapat menimbulkan aroma dan rasa enak. 16. Harga : harga per unit produk ASOF pada saat penelitian dilakukan. 17. Kemasan : merupakan bagian luar dari suatu produk yang berperan sebagai penambah daya tarik, terdiri dari bentuk dan jenis, desain, ciri khas desain serta ukuran. Dalam hal ini kemasan yang dimaksud adalah kemasan ASOF. 18. Pemanis buatan : zat aditif tambahan selain pemanis alami yang digunakan. 19. Zat pewarna : zat tambahan yang berfungsi menambah daya tarik produk. 20. Kualitas air : standar air yang baik digunakan untuk produk minuman. 21. Segel produk : pelindung kualitas isi produk dari kontaminasi. 22. Izin Dep. Kes. : bukti produk terdaftar dan sesuai standar yang ditetapkan. 23. Sertifikat halal : bentuk jaminan isi produk tidak melanggar norma agama. 24. Label kemasan : informasi kandungan bahan yang digunakan serta nilai gizi yang diperoleh per satuan kemasan. 25. Daya tahan produk : batas waktu tertentu produk aman dikonsumsi. 26. Ketersediaan produk : tingkat kemudahan ASOF dapat diperoleh konsumen. 27. Iklan : ajakan yang bertujuan untuk memberi tahu keberadaan produk, membangun citra perusahaan, mempengaruhi, mendorong minat serta mempertahankan ingatan konsumen terhadap produk, dalam hal ini ASOF. 28. Promosi penjualan : ajakan untuk melakukan pembelian sekarang dan memberikan informasi yang mengarahkan konsumen ke produk ASOF. 29. Merek : nama atau identitas suatu produk, dalam hal ini adalah ASOF. 30. Perusahaan terkenal : kredibilitas perusahaan dalam menghasilkan produk. 31. Tingkat kepentingan terhadap ASOF : seberapa penting suatu atribut produk yang harus dimiliki oleh ASOF bagi konsumen atau seberapa besar harapan konsumen terhadap kinerja dari atribut tersebut. 32. Tingkat pelaksanaan terhadap ASOF : merupakan kinerja aktual dari atribut ASOF yang diberikan oleh perusahaan terhadap konsumen.
39
BAB V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
5.1. Lokasi Perusahaan Kantor pusat PT Aqua Golden Mississippi berada di Wisma Aqua, Jalan Pulolentut No. 3, Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta. Perusahaan juga memiliki pabrik sendiri yang pertama kali didirikan di Jalan Jakarta – Bekasi Km 27, Pondok Ungu Bekasi yang kemudian disusul dengan pendirian pabrikpabrik dibeberapa daerah lainnya. Alasan pemilihan lokasi pabrik adalah berdasarkan pertimbangan beberapa faktor seperti : (a) dekat dengan daerah pemasaran, (b) transportasi dapat terlaksana dengan mudah, serta (c) komunikasi antara kantor pusat, pabrik, pemasok dan konsumen mudah dan lancar. 5.2. Sejarah dan Perkembangan Perusahaan PT Golden Mississippi merupakan pionir dalam industri air minum dalam kemasan (AMDK) di Indonesia maupun di Asia Tenggara. Perusahaan tersebut didirikan pada tanggal 23 Februari 1973 oleh Tirto Utomo, SH seorang pengusaha yang merupakan mantan eksekutif Pertamina. Ide awal mendirikan perusahaan tersebut dilatar belakangi oleh jabatan Tirto Utomo sebagai Deputy Head Legal & Foreign Marketing di Pertamina yang mengharuskan beliau selalu berhubungan dengan pihak asing. Pergaulannya dengan para ekspatriat tersebut, mendatangkan inspirasi bagi Tirto Utomo untuk menjamu relasinya dengan air minum yang berkualitas. Berdasarkan hal itulah beliau mendirikan PT Golden Mississippi. Pada awal pendiriannya, hampir tidak ada satu orangpun di Indonesia yang percaya bahwa memperjualbelikan air minum merupakan prospek bisnis yang sangat menjanjikan. Akan tetapi Tirto Utomo dengan dibantu oleh adiknya, Slamet Utomo dan Willy Sidharta sangat yakin akan mimpi mereka dan mendirikan pabrik pemurnian air di Bekasi pada tahun 1974. Pabrik ini memiliki kapasitas sebesar 6 juta liter setahunnya. Produk pertamanya adalah air minum
40
dalam kemasan botol kaca 950 ml dengan merek AQUA yang dijual dengan harga Rp. 75,-. Kemudian pada tahun 1976 dilakukan diversifikasi produk dengan meluncurkan kemasan AQUA 5 gallon kaca 19 liter. Pada awal kemunculannya, produk AQUA sempat tidak mendapatkan respon dari konsumen. Masa antara tahun 1974-1978 merupakan saat-saat sulit. Semua jajaran PT Golden Mississippi berusaha keras agar perusahaan tidak bangkrut. Hingga akhirnya untuk mengatasi kerugian dan menutup biaya produksi, perusahaan terpaksa menaikkan harga jual AQUA kemasan 950 ml dari Rp. 75,- menjadi Rp. 170,- pada tahun 1977. Namun diluar dugaan, dengan kenaikan harga tersebut, ternyata penjualan justru meningkat pesat. Sehingga PT Golden Mississippi terhindar dari kebangkrutan. Pada tahun 1981 PT Golden Mississippi memperkenalkan kemasan botol plastik ukuran 625 ml dan 1.500 ml. Selain itu dilakukan penggantian penggunaan air sumur dengan mata air sebagai bahan baku untuk mengangkat citra AQUA sebagai air yang sehat dan berkualitas. Hal ini disambut baik oleh konsumen dan inilah awal keberhasilan produk AQUA dimulai. Kemudian pada tahun 1986 diluncurkan produk AQUA kemasan gelas 240 ml yang menjadikan AQUA sebagai air minum pertama di dunia yang diproduksi dengan ukuran kemasan gelas tersebut. Pada tahun 1987 upaya ekspor AQUA ke pasar internasional mulai dirintis dan terus berjalan baik hingga kini. Diantaranya mencakup beberapa negara di kawasan Asia Tenggara, Australia, Timur tengah dan Afrika. Selain itu pada tahun ini pula PT Golden Mississippi mulai mengoperasikan pabrik pertama dengan fasilitas pembuatan kemasan yang terintegrasi di bawah satu atap, yaitu di Bekasi untuk kemasan gelas plastik 240 ml dan di Cimelati untuk kemasan botol plastik 550 ml. Pada tahun ini juga diluncurkan air minum dengan merek VIT, yang merupakan hasil penggabungan usaha dengan PT Varia Indutri Tirta dengan bidikan segmen pasar yang berbeda dengan AQUA. Merek AQUA sengaja dipilih dengan maksud agar bisa dimengerti oleh orang asing dan orang Indonesia. AQUA sendiri berasal dari bahasa latin yang berarti air. Merek tersebut kemudian dihak patenkan oleh perusahaan dengan
41
mendaftarkan merek AQUA pada Direktorat Paten Departemen Kehakiman Republik Indonesia dengan nomor 115056 pada tanggal 25 Juli 1989. Merek AQUA secara terus menerus dipergunakan oleh perusahaan sampai sekarang, sehingga melekat pada benak konsumen serta dinilai memiliki image produk yang baik. Untuk semakin mengangkat citra AQUA sebagai air yang sehat dan berkualitas, maka slogan lama AQUA yaitu “ Bersih, Bening, Bebas Bakteri” mulai tahun 1989 diganti menjadi “ Air Sehat Setiap Saat” untuk kepentingan komunikasinya. Selain itu juga, mulai tanggal 25 Juli1989 terjadi perubahan nama perusahaan dari PT Golden Mississippi menjadi PT Aqua Golden Mississippi (AGM). Memasuki era tahun 1990-an perusahaan ini semakin terkenal, karena bisnis AMDK ternyata sudah mulai diminati oleh banyak kalangan. Berdasarkan kondisi inilah maka pada tahun 1990 PT AGM melakukan penghimpunan dana melalui pasar bursa untuk pengembangan usahanya lebih lanjut. Dengan adanya kebijaksanaan go public tersebut, masyarakat memiliki kontribusi kepemilikan saham sebesar 24.83 persen. Sedangkan sebagian besar dimiliki oleh PT Wirabuana Intrent (41.67 persen) dan PT Tirta Investama (33.50 persen). Seiring dengan kondisi tersebut, PT AGM menaikkan kemampuan produksi pabriknya. Dari kemampuan awal pendiriannya yaitu sekitar 6 juta liter per tahun, kapasitas produksi pabrik di Bekasi ditingkatkan menjadi 120 juta liter per tahun. Selain itu PT AGM juga mendirikan pabrik kedua di daerah Bogor, Jawa Barat, dengan kapasitas produksi 120 juta liter per tahun. Kemudian disusul pada tahun 1994 pabrik ketiga didirikan di daerah Mekarsari, Sukabumi, Jawa Barat, dengan kapasitas produksi 420 juta liter per tahun. Untuk lebih menguasai pasar AMDK secara nasional, pihak PT AGM merasa perlu untuk mendirikan pabrik dihampir seluruh wilayah Indonesia. Untuk itu PT AGM memberikan lisensi ke perusahaan lain (Tabel 5) untuk memproduksi AQUA. Pemberian lisensi ini disertai dengan kewajiban dari perusahaanperusahaan tersebut untuk menerapkan standar pengendalian mutu yang ditentukan PT AGM.
42
Tabel 5. Perusahaan yang Memiliki Lisensi Memproduksi AQUA Tahun Beroperasi 1. PT Tirta Jayamas Unggul 1984 2. PT Tirta Dewata Semesta 1987 3. PT Tirta Menara Nusa 1991 4. PT Tirta Sulut Klabatindo 1991 5. PT Tirta Cisantana 1992 6. PT Tirta Sibayakindo 1992 7. PT Tirta Babakan Pari 1992 8. PT Tirta Mangli 1994 9. PT Tirta Darmaga Pasanggrahan 1997 Nama Perusahaan
Lokasi Pabrik Pandaan , Jawa Timur Mambal, Bali Lampung, Lampung Menado, Sulawesi Utara Kuningan, Jawa Barat Brastagi, Sumatera Utara Sukabumi, Jawa Barat Wonosobo, Jawa Tengah Subang, Jawa Barat
Selain itu kinerja produksi PT AGM juga ditunjang oleh beberapa perusahaan lain seperti yang tercantum pada Tabel 6. Secara keseluruhan perusahaan-perusahaan yang tercantum pada kedua tabel tersebut dikenal sebagai AQUA Grup. Tabel 6. Daftar Perusahaan Pendukung Kinerja Produksi AQUA Nama Perusahaan 1. PT Wirabuana Intrent 2. PT Tirta Sarana Mutiara 3. PT Tirta Graha Parama 4. PT Andarila Plastik 5. PT Wirabuana Agung 6. PT Tirta Labelindo Utama
Bidang Kegiatan Distributor AQUA Pemasok botol 5 gallon Pemasok kemasan Pemasok plastik Distibutor VIT Pemasok label dan seal
Untuk semakin memperkuat posisi AQUA di luar negeri, perusahaan melakukan jalinan kerjasama seperti yang dilakukan di Brunei Darussalam pada tahun 1991 dengan membentuk IBIC Sdn.Bhd. untuk memproduksi AMDK dengan merek SEHAT. Nama ini dipilih karena tidak adanya sumber mata air pegunungan yang memenuhi standar produksi AQUA, sehingga bahan bakunya diambil dari sumur bor, karena itu nama AQUA tidak digunakan. Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang air minum kemasan, PT AGM telah menjadi salah satu anggota IBWA (International Bottled Water Association). Sedangkan di dalam negeri, perusahaan ini mempunyai peranan yang cukup besar dalam pembentukan ASPADIN (Asosiasi Perusahaan Air Minum Dalam Kemasan Indonesia).
43
Pada tahun 1995 PT AGM melakukan penerapan teknologi canggih InLine Process Technology di Mekarsari dan merupakan yang pertama kali dilakukan di Indonesia, bahkan di Asia. Teknologi ini memungkinkan pemrosesan air mineral dan pembuatan kemasan botol dilakukan pada saat bersamaan. Begitu air selesai diproses, kemasan pun selesai dibuat. Air hasil proses langsung diisikan ke botol baru dan disegel. Sistem tersebut dinilai lebih higienis karena meminimalkan campur tangan manusia. Sehingga kualitas air terjamin dari sumber air sampai ke tangan konsumen. Dengan demikian, produk AQUA yang dihasilkan benar-benar berkualitas tinggi, higienis, aman dan memberi manfaat bagi tubuh. Sejak 1996 perusahaan makanan asal Perancis, Danone, telah menguasai saham mayoritas. Oleh karena itu untuk semakin mengukuhkan posisi perusahaan sebagai pionir bisnis AMDK dan mengembangkan eksistensi produk AQUA, maka pada tanggal 4 September 1998 AQUA grup resmi bermitra dengan pihak Danone. Sejak saat itu, terjadi perubahan besar dalam manajemen PT AGM. Dengan adanya penggabungan dua perusahaan tersebut, perkembangan produk AQUA semakin pesat. Ini dibuktikan dengan produksi AQUA yang melonjak tajam, dari 1 miliar liter sebelum bergabung dengan Danone kini mampu mencapai 3.5 miliar liter. AQUA menguasai 40 persen pangsa pasar air mineral di dalam negeri. Dengan bergabungnya PT AGM dengan pihak Danone, maka pada tahun 2000 dilakukan peluncuran botol baru dan co-branding label : “ AQUA & DANONE”. Selain itu mulai tanggal 21 Maret 2001, Danone meningkatkan kepemilikan saham di PT Tirta Investama dari 40 persen menjadi 74 persen. Dengan demikian Danone menjadi pemegang saham mayoritas AQUA Grup. Saat ini produk AQUA terdiri dari beraneka kemasan dan ukuran, baik kemasan sekali pakai (disposable) maupun kemasan ulang balik (returnable). Perbedaan kemasan dapat dilihat dari bahan yang digunakan, seperti bahan PET[13] untuk kemasan botol 330 ml, 600 ml, 1500 ml, bahan PP (Poly Propylene)
[13]
PET (Poly Ethylene Terephthalate) : bahan baku plastik yang digunakan untuk kemasan botol produk AQUA. Kemasan dari bahan tersebut lebih unggul karena lebih kuat, transparan, cepat menyerap suhu disekitarnya, lebih ramah lingkungan dan tidak mencemari produk. (http://www.aqua.com).
44
untuk kemasan 240 ml dan bahan Poly Carbonate untuk kemasan 5 gallon. Kemudian pada tanggal 1 November 2001, jenis kemasan AQUA tersebut jumlahnya semakin bertambah dengan diciptakannya kemasan botol kaca baru 380 ml. Pada awal tahun 2003 perluasan kegiatan produksi AQUA Grup ditindaklanjuti melalui peresmian pabrik baru di Klaten. Sehingga secara keseluruhan
AQUA gr up memiliki 12 pabr ik pengolahan di s elur uh I ndones ia dan
telah
memperoleh sertifikat ISO 9002. Selain itu pada tahun yang sama, perusahaan menerapkan sistem SAP (System Application and Products for Data Processing) dan
HRIS
(Human
Resources
Information
System)
sebagai
upaya
mengintegrasikan proses kerja perusahaan. Eksistensi PT AGM terhadap produk AQUA, menjadikan produk tersebut diakui masyarakat sebagai merek produk terbaik melalui ajang Indonesian Best Brand Award yang merupakan ajang pemilihan merek produk-produk yang dianggap mempunyai keunggulan dibidangnya di Indonesia dengan brandvalue tertinggi. Prestasi tersebut diraih pada tahun 2002 dan tahun 2004. Persaingan pasar bisnis AMDK yang semakin ketat, mendorong PT AGM mendiferensiasi produknya dengan meluncurkan minuman kategori baru, AQUA Splash Of Fruit pada tanggal 7 Juli 2004 di pabrik Citeureup, Bogor. Produk tersebut merupakan inovasi terbaru dalam kategori minuman, yaitu kombinasi air minum AQUA dengan rasa buah. Saat ini produk ASOF baru diproduksi pada dua pabrik yang berlokasi di Bogor dan Pandaan dengan jumlah awal produksi sebanyak 15 juta liter.[12] Selain itu, masih pada tahun 2004, dilakukan peluncuran logo baru AQUA yang bertujuan untuk semakin meningkatkan citra kualitas produk dan logo baru tersebut terus digunakan hingga sekarang. Pada awal tahun 2005, tepatnya tanggal 28 Januari 2005, juga dilakukan perubahan terhadap cap seal AQUA kemasan 5 Gallon dari yang biasanya berwarna perak menjadi cap seal berwarna biru tua dengan logo AQUA dan logo Hydro Pro System.[13]
[12] [13]
http://www.sinarharapan.co.id.-Dan/mis. 2005. Meminimalkan Risiko Kegagalan Produk. http://www.aqua.com. - Berita : “ Info Cap Seal 5 Gallon AQUA” .
45
5.3. Visi, Misi dan Nilai-nilai Perusahaan Visi perusahaan merupakan suatu petunjuk arah bisnis yaitu kemana perusahaan akan tumbuh dan berkembang. Selain itu visi juga merupakan pernyataan keinginan perusahaan untuk menjadi apa di masa yang akan datang (David, 2002). Adapun Visi PT AGM adalah “ ingin menjadi perusahaan AMDK yang terbaik di Indonesia dan Asean serta salah satu industri AMDK terkemuka di dunia”. Sedangkan misi perusahaan adalah dasar perusahaan untuk menetapkan prioritas, strategi, rencana dan penugasan kerja dalam rangka mewujudkan visinya (David, 2002). Adapun misi yang hendak dicapai PT AGM adalah : 1) Mengabdikan diri untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia dengan menyediakan produk – produk berbasis air yang bermutu tinggi, dan 2) Dalam situasi yang sangat agresif dan kompetitif, untuk dapat memenuhi misi ini perusahaan harus mampu tetap menjaga kesehatan finansialnya. Untuk mewujudkan visi dan misi tersebut, diperlukan nilai-nilai tertentu yang terdapat di dalam lingkungan perusahaan. Nilai-nilai tersebut merupakan sikap dalam menjalani kehidupan yang berfungsi sebagai pedoman tingkah laku. Nilai-nilai yang membudaya dalam perusahaan akan memberi kontribusi secara tidak langsung terhadap kesuksesan perusahaan. Adapun nilai-nilai yang dikembangkan di lingkungan PT AGM adalah : 1) Tanggung Jawab (Hidup Bernilai) Tanggung jawab terhadap : (a) Produk dan layanan, (b) Sumber daya alam, sumber daya manusia, mitra usaha, dan lingkungan serta (c) Menyediakan kesempatan yang sama bagi setiap orang. 2) Keterbukaan (Kita Peduli) Terbuka terhadap aneka perubahan : (a) Menerapkan ide-ide, (b) Saling mendukung dan bekerjasama, dan (c) Adaptasi dengan perubahan demi meningkatnya kualitas dan jaringan pelayanan. 3) Kepemimpinan (Tetap Terdepan) Selalu menjadi pelopor, selalu di depan dalam : (a) Mengembangkan orang orang yang handal, (b) Memanfaatkan teknologi tepat guna, dan (c) Menerapkan sistem manajemen yang tepat dan bertaraf dunia.
46
5.4. Struktur Organisasi PT AGM dalam menjalankan usahanya mempunyai otonomi tersendiri dalam struktur organisasinya. Wewenang kekuasaan tertinggi PT AGM berada di tangan pemegang saham yang diwakili oleh Dewan Komisaris. Dewan tersebut bertugas sebagai pengawas tertinggi terhadap kinerja perusahaan serta memiliki hak meminta pertanggungjawaban dari Dewan Direksi. Dalam kegiatannya sehari-hari, perusahaan dijalankan oleh Dewan Direksi, yang dikepalai oleh seorang Presiden Direktur dan dibantu oleh Sekretaris perusahaan dan beberapa staf ahli. Presiden Direktur membawahi Direktur Umum, Direktur Operasional, Direktur Quality Assurance, Kepala Pabrik Bogor, Kepala Pabrik Bekasi dan Kepala Pabrik Sukabumi, dimana masing-masing direktur ini mempunyai beberapa bawahan dengan bagianbagiannya sendiri. 5.5. Strategi Bauran Pemasaran AQUA Splash Of Fruit (ASOF) 5.5.1. Strategi Produk AQUA Splash Of Fruit (ASOF) adalah minuman dengan rasa dan aroma buah berbasis air minum dalam kemasan dengan slogan “ serunya air rasa buah asli”. Lahir dari perusahaan air minum terbesar di Indonesia, ASOF diharapkan dapat memenuhi harapan konsumen akan produk yang menyehatkan sekaligus menyegarkan. Karakteristik produk ASOF adalah terbuat dari air mineral AQUA, aroma dan konsentrat buah asli, gula cair yang terbuat dari pati singkong (fructose) yang rendah kalori sehingga tidak mengakibatkan kegemukan, menggunakan pemanis buatan aspartam yang relatif lebih tinggi keamanannya dibanding pemanis buatan lain,[14] natrium benzoat dan asam sitrat. Selain itu tidak mengandung zat pewarna, tidak berkarbonasi, halal, sesuai standar Departemen Kesehatan, masa kadaluarsa produk satu tahun, serta sensitif terhadap sinar matahari secara langsung. [14]
Kandungan aspartam pada ASOF adalah 11.55 mg per 330 ml, tidak melebihi dari standar yang ditetapkan FDA (Food Drug Association), JECFA (Joint Expert Committee of Food Addition), dan ADI (Aceptable Daily Intake) yaitu 40 mg/liter/kg bobot badan (http://www.aqua.com).
47
ASOF diproduksi dalam dua pilihan rasa, yaitu rasa Strawberi dan Orange Mango. Rasa Strawberi dipilih karena sudah sangat terkenal dijadikan sebagai jenis rasa buah pada produk minuman. Sedangkan penggabungan rasa Orange dan Mango merupakan strategi produk dari new product development perusahaan sehingga mampu menghasilkan rasa baru yang enak dan menyegarkan. ASOF dikemas dalam ukuran 330 ml dengan botol plastik yang unik dan praktis sehingga mudah dibawa. Strategi merek yang digunakan ASOF, memang sengaja mengikuti nama besar AQUA yang sudah sangat dikenal di Indonesia sebagai pemimpin pasar minuman berbasis AMDK. Inilah alasan utama mengapa merek AQUA yang dipakai, dan bukan menciptakan merek baru. Dengan memanfaatkan merek AQUA yang sudah sangat kuat di benak konsumen, diharapkan merek ASOF akan mengalami hal yang sama, yaitu cepat dikenal dan diingat oleh konsumen. Pemanfaatan merek AQUA itu tampak jelas dalam kemasannya. Jika dilihat secara sepintas kemasan ASOF mirip dengan kemasan AQUA. Hanya saja, jika pada kemasan AQUA tutup botol dan desain kemasan dominasi berwarna biru, pada ASOF berwarna merah dan kuning serta warna biru sebagai warna dasar pada logo ASOF. Dominasi warna ini pun sangat kental. Merah dan kuning hendak diasosiasikan dengan kesan mengandung ekstrak buah Strawberi dan Orange Mango, sedangkan biru hendak diasosiasikan dengan kesan mengandung air mineral AQUA. 5.5.2. Strategi Harga Penetapan harga produk ASOF selain disesuaikan dengan harga pokok produksi, juga disesuaikan dengan harga jual produk minuman rasa buah lainnya yang sejenis. Sehingga berdasarkan penetapan harga tersebut, diharapkan ASOF dapat kompetitif dipasaran dengan produk pesaing. Produk ASOF yang dijual pada distributor dikemas dalam karton berkapasitas 12 dan 24 botol. Harga beli ASOF rasa Strawberi bagi distributor berkisar antara Rp. 14.400,- per karton untuk kemasan 12 botol dan Rp. 28.500,per karton untuk kemasan 24 botol. Sedangkan harga beli ASOF rasa Orange Mango berkisar antara Rp. 14.600,- per karton untuk kemasan 12 botol dan Rp. 29.000,- per karton untuk kemasan 24 botol.
48
Harga ASOF rasa Orange Mango memang agak sedikit lebih mahal bila dibandingkan rasa Strawberi. Hal ini dikarenakan perbedaan dari biaya produksi kedua produk tersebut. Namun walaupun demikian, harga beli keduanya bagi pihak retail sama, yaitu Rp. 14.500,- per karton untuk kemasan 12 botol dan Rp. 29.600,- per karton untuk kemasan 24 botol. Hal tersebut sengaja dilakukan oleh pihak perusahaan sebagai salah satu strategi harga penjualan. Sedangkan harga beli untuk kosumen berkisar Rp. 1.300 – 1.500,-. 5.5.3. Strategi Distribusi PT AGM dalam memasarkan produknya, memiliki sistem distribusi yang disebut Suplly Chain Project. Sistem tersebut merupakan rangkaian proses yang dijalankan guna mengoptimalkan arus barang dan informasi dengan biaya yang tepat, mulai dari produsen (supplier), pabrik (manufacture), distributor (primary warehouse), pedagang grosir (wholesaler), pengecer (retailer) sampai ke pelanggan (consumer) dan sebaliknya. Alur distribusi tersebut dapat dilihat pada Gambar 5. Alur tersebut memperlihatkan adanya hubungan timbal balik antara berbagai pihak yang terlibat langsung pada proses produksi maupun distribusi.[15]
PRODUSEN
PELANGGAN
PABRIK
PENGECER
DISTRIBUTOR
GROSIR
Gambar 5. Saluran Distribusi Produk AQUA dan ASOF Untuk mendukung proses distribusi serta untuk kemudahan dan kenyamanan konsumennya, PT AGM saat ini telah memiliki armada pengiriman yang terdiri dari 1278 truk perusahaan dan distributor, serta ditunjang 56 lokasi depo. Sehingga semua ini akan menjamin pasokan produk AQUA dan ASOF yang teratur dan lancar ke mana pun. [15]
Michael. 2004. Supply Chain Project. Majalah AQUA-DANONE Info. 129 : 10 – 12.
49
5.5.4. Strategi Promosi Pada awal peluncuran produk ASOF, bentuk promosi yang pertama kali dilakukan perusahaan adalah free sampling yang diadakan pada tanggal 2 – 29 Agustus 2004 dibeberapa tempat seperti mall, sekolahan dan pusat tempat keramaian lain yang ada di Jakarta dan Bogor. Kegiatan promosi tersebut bertujuan untuk memperkenalkan ASOF kepada masyarakat, menjelaskan produk knowledge dan keunggulan ASOF dibanding produk lain, serta lebih mendekatkan brand ASOF kepada konsumen. Kegiatan free sampling dilakukan dengan cara memberi kesempatan pada konsumen untuk mencoba ASOF secara cumacuma.[16] Bentuk promosi ASOF lainnya yang dilakukan oleh perusahaan adalah dengan menggunakan strategi above the line (secara terang-terangan) melalui iklan yang ditayangkan di televisi. Selain itu juga dilakukan promosi penjualan, seperti yang dilakukan di Plaza Blok M pada saat penelitian ini dilakukan (Gambar 6). Promosi tersebut dilakukan dengan cara pemberian hadiah berupa jam tangan, radio kecil atau bonus tambahan maksimal 3 botol ASOF yang diundi untuk setiap pembelian minimal 4 botol ASOF jenis rasa apa saja.
Gambar 6. Stand Promosi Penjualan ASOF di Plaza Blok M, Jakarta Selatan Sedangkan bentuk promosi secara bellow the line, sementara ini perusahaan hanya melakukan dengan pembuatan material promosi ASOF seperti kaos, jam, stiker dan sebagainya. Evaluasi dari hasil strategi promosi akan dianalisis oleh pihak marketing untuk merumuskan langkah berikutnya yang dapat meningkatkan penjualan produk. [16]
Anonim. 2004. Laporan Kegiatan Free Sampling ASOF Periode 2 – 29 Agustus 2004. PT Biru Lestari Utama. Jakarta.
50
BAB VI KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN, KARAKTERISTIK UMUM REPONDEN DAN PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN
6.1. Keadaan Umum Plaza Blok M Plaza Blok M merupakan salah satu pusat perbelanjaan besar di Jakarta Selatan, tepatnya berada di Jl. Bulungan No. 76 dan dikelola oleh PT Pakuwon Sentosa Abadi yang memiliki 304 orang karyawan. Plaza Blok M memiliki Visi “ Selalu Berubah Menjadi Berbeda dan Lebih Baik” dan Misi “ Dengan Kerjasama Tim Mencapai Plaza Blok M yang Berkelas, Unik, Menguntungkan, Menarik, Menyenangkan dan Selalu Menciptakan Hal Baru Demi Kepuasan Pelanggan”. Dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen dan sesuai dengan visi dan misinya, Plaza Blok M menyediakan supermarket, Dept. store dan berbagai jenis outlet, mulai dari pakaian, makanan dan minuman, buku, berbagai macam aksesoris, dan hiburan (Tabel 7). Jenis dan kategori dari berbagai macam barang yang ditawarkan pada Plaza Blok M, disesuaikan dengan segmen pasar yang dibidiknya, yaitu masyarakat berpendapatan menengah.
Tabel 7. Jenis Usaha yang Terdapat di Plaza Blok M Jakarta Jenis Usaha Supermarket/Swalayan Dept. Store Salon Fashion / butik Restoran Accecoris Jewellery/watch
Jumlah Outlet 1 1 9 30 27 15 17
Jenis Usaha Hobbies/sport/games Shoes/bag/parfume Electronic/camera/photo studio Optik / Health care Book Store Music/ entertainment Food Centre
Jumlah Outlet 25 15 18 11 3 4 12
Sumber : Data Jenis Usaha di Plaza Blok M (PT Pakuwon Sentosa Abadi , 2005)
Plaza Blok M terdiri dari 7 lantai , 1 lantai head office, 6 lantai untuk bisnis dan komersil serta tambahan 2 basement untuk parkir mobil dan motor. Untuk kenyamanan pengunjung, Plaza Blok M juga dilengkapi dengan peralatan yang sudah tergolong modern seperti tangga lift dan eskalator. Fasilitas fisik
51
seperti tata ruang dan dekorasi plaza ditata sedemikian rupa sehingga tampak rapih dan display masing-masing outlet terlihat menarik. Dari faktor kebersihan dan kenyamanan, pihak pengelola plaza menyediakan petugas Cleaning Service yang bertugas menjaga kebersihan lantai disepanjang koridor plaza dan sejumlah toilet yang disediakan. Selain itu demi keamanan gedung dan pengunjung dari hal-hal yang tidak diinginkan, pada pintu masuk utama plaza terdapat petugas keamanan (security) yang dilengkapi dengan alat pendetektor. Jumlah pengunjung Plaza Blok M setiap harinya cenderung variatif. Untuk hari-hari biasa, jumlah pengunjung tidak terlalu ramai. Namun pada akhir pekan atau hari libur, menurut pihak pengelola plaza, jumlah pengunjung umumnya akan meningkat sebesar 20 – 30 persen. Rata-rata kunjungan konsumen selama tiga bulan terakhir (Januari – Maret 2005) setiap harinya berkisar 10 – 11 ribu orang per hari atau 300 – 340 ribu orang perbulannya. Data hasil jumlah pengunjung Plaza Blok M tersebut dikalkulasikan dari jumlah mobil dan motor yang masuk ke Plaza Blok M (Tabel 8) dengan asumsi untuk masing-masing 1 buah mobil terdiri dari 4 orang dan 1 buah motor terdiri dari 2 orang. Waktu opersional Plaza Blok M dimulai dari pukul 10.00 sampai dengan pukul 21.00 WIB. Tabel 8. Data Pengunjung Plaza Blok M Berdasarkan Jumlah Parkir Mobil dan Motor, Periode Januari – Maret 2005 No. 1. 2. 3.
Bulan Januari Februari Maret Total
Mobil (buah) 66.735 60.641 64.159 191.535
Asumsi 1 mobil = 4 orang 266.940 242.564 256.636 766.140
Motor (buah) 33.044 30.421 33.155 96.620
Asumsi 1 motor = 2 orang 66.088 60.842 66.310 193.240
Total Pengunjung (orang) 333.028 303.406 322.946 959.380
Sumber : Laporan Bulanan Data Mobil dan Motor PT Pakuwon Sentosa Abadi (2005)
6.2. Karakteristik Umum Responden Responden dalam penelitian ini adalah orang yang berkunjung ke Plaza Blok M pada saat pengambilan sampel dilakukan, baik yang sudah maupun yang belum pernah mengkonsumsi ASOF. Kuisioner yang berhasil dikumpulkan selama program promosi di Plaza Blok M (1 minggu) berjumlah 116 responden.
52
Dari jumlah 116 tersebut, untuk mempermudah analisis, responden ini terbagi menjadi dua kategori, yaitu 40 responden (34.5 persen) menyatakan tidak mengkonsumsi ASOF dan 76 responden (65.5 persen) menyatakan mengkonsumsi ASOF (Gambar 7). Kemudian untuk selanjutnya, respoden yang mengkonsumsi ASOF disebut responden ASOF dan responden yang tidak mengkonsumsi ASOF disebut responden non ASOF.
76
80 60
Mengkonsumsi ASOF
65.5% 40
Tidak Mengkonsumsi ASOF
34.5%
40 20 0
Jumlah Responden
Persentase Responden
Gambar 7. Sebaran Responden Berdasarkan Status Mengkonsumsi ASOF Responden ASOF didominasi oleh wanita, yaitu sebanyak 48 orang bila dibandingkan dengan pria yang hanya sebanyak 28 orang. Sebaliknya, responden non ASOF, sebagian besar adalah pria sebanyak 23 orang. Sisanya, yaitu 17 orang adalah wanita. Sedangkan secara keseluruhan, 65 responden berjenis kelamin
Jumlah Responden
wanita dan sebanyak 51 responden pria (Gambar 8).
70 60 50 40 30 20 10 0
65 51
48
Pria 28
ASOF
23
Wanita
17
Non ASOF
Total
Gambar 8. Sebaran Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dengan Status Mengkonsumsi ASOF
53
Pada Gambar 9 terlihat karakteristik usia responden diklasifikasikan menjadi kelompok usia antara 15 - 20 tahun, 21 - 25 tahun, 26 - 30 tahun dan 31 - 35 tahun. Dari hasil kuisioner yang diperoleh, secara keseluruhan responden umumnya berusia antara 21 – 25 tahun (48 orang) dan 15 – 20 tahun (29 orang) bila dibandingkan dengan kelompok usia lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa usia potensial bagi konsumen air minum dalam kemasan rasa buah dari berbagai merek berkisar antara usia 15 - 25 tahun. 48
Jumlah Responden
50
15 - 20 tahun
40 30 20
12
22
19 20
13
10 ASOF
26 - 30 tahun 31 - 35 tahun
7 7
4
0
21 - 25 tahun
29
25 26
Non ASOF
Total
Gambar 9. Sebaran Usia Responden Berdasarkan Status Mengkonsumsi ASOF Dari hasil survei yang dilakukan, pada Gambar 10 diketahui sebanyak 64 orang dari responden ASOF belum menikah dan 12 orang lainnya menikah. Sedangkan pada responden non ASOF, yang belum menikah adalah sebanyak 27 orang dan sisanya, yaitu 13 orang menikah. Hal tersebut disebabkan karena responden pada umumnya berusia antara 15 – 25 tahun (Gambar 9) yang relatif masih tergolong usia muda dengan status pelajar dan mahasiswa. 91
Jumlah Responden
100 80
64
Menikah
60 27
40 20 0
12
ASOF
25
Tidak menikah
13
Non ASOF
Total
Gambar 10. Sebaran Responden Berdasarkan Status Menikah dengan Status Mengkonsumsi ASOF
54
Ditinjau dari segi agama, pada responden ASOF sebagian besar beragama Islam (66 orang). Sisanya, sebanyak 10 orang merupakan responden pemeluk agama lainnya. Sedangkan bagi responden non ASOF, hanya terdiri dari agama Islam (35 orang) dan Protestan (5 orang) saja. Secara keseluruhan, sebanyak 101 responden mayoritas memeluk agama Islam. Hal ini dikarenakan pada saat pengambilan sampel, responden beragama lain sulit ditemui sehingga keragaman agama responden kurang bervariasi. Sebaran responden berdasarkan agama dapat dilihat pada Gambar 11.
Jumlah Responden
120
101
100 80
Islam Protestan
66
Katolik
60 35
40 20
6
0
Budha 11
50 0 0
2 1 1
ASOF
Non ASOF
2 1 1
Hindu
Total
Gambar 11. Sebaran Responden Berdasarkan Klasifikasi Agama dengan Status Mengkonsumsi ASOF Klasifikasi responden berdasarkan pendidikan terakhir (Gambar 12) menunjukkan bahwa responden kebanyakan memiliki tingkat pendidikan terakhir SMU (36 orang) dan perguruan tinggi (44 orang akademi dan 36 orang sarjana). Responden dengan status mahasiswa diklasifikasikan dengan pendidikan terakhir SMU sederajat.
Jumlah Responden
50
44
40
36
30
30
26
0
2
7 ASOF
36
10
0
SM P SM U
23
20 10
SD
0
14 13
2
Non ASOF
Akademi (D1, D2, D3) Sarjana (S1)
9
1 2
1
Pasca Sarjana (S2, S3)
Total
Gambar 12. Sebaran Responden Berdasarkan Klasifikasi Pendidikan Terakhir dengan Status Mengkonsumsi ASOF
55
Sedangkan responden dengan pendidikan terakhir SD dan SMP sederajat merupakan pelajar berusia minimum 15 tahun. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat keragaman tingkat pendidikan responden air minum dalam kemasan rasa buah. Berdasarkan tingkat pendidikan terakhir responden di atas, dari kedua kategori responden, secara keseluruhan 50 responden memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta dan 36 responden sebagai pelajar atau mahasiswa. Dalam hal ini, terdapat kemiripan proporsi distribusi jenis pekerjaan antara responden ASOF dan responden Non ASOF. Hal tersebut menunjukkan bahwa produk air minum dalam kemasan rasa buah dikonsumsi responden dari segala kalangan pekerjaan. Jenis pekerjaan lainnya yang dimiliki oleh responden adalah sebagai wiraswasta (12 orang), ibu rumah tangga (2 orang), pegawai negeri (1 orang) dan jenis pekerjaan lainnya (7 orang). Data jenis pekerjaan responden dapat dilihat pada Gambar 13 berikut. 58
Jumlah Responden
60
Pegawai negeri
50 40
27
30
0
Wiraswasta
24
Pelajar/mahasiswa Ibu rumah tangga
20 10
Pegawai swasta
36
34
7 0
2
ASOF
6
1
5
12
9 01
Non ASOF
2
1
7
Lainnya
Total
Gambar 13. Sebaran Responden Berdasarkan Klasifikasi Jenis Pekerjaan dengan Status Mengkonsumsi ASOF Pada Gambar 14 responden diklasifikasikan berdasarkan tingkat pendapatan per bulannya. Hal tersebut akan terkait dengan daya beli konsumen terhadap produk air minum dalam kemasan rasa buah. Berdasarkan jenis pekerjaan responden pada Gambar 13, pendapatan terbesar responden secara keseluruhan adalah berkisar antara Rp. 1 000 000,- sampai dengan < 1 500 000,per bulannya, dengan perincian 18 orang responden ASOF dan 11 orang responden non ASOF. Hal ini menggambarkan bahwa pendapatan responden, baik responden ASOF maupun responden non ASOF, mempunyai tingkat pendapatan
56
yang relatif sedang. Namun tidak sedikit jumlah responden yang memiliki pendapatan lebih dari Rp. 1 500 000,- per bulan. Sehingga daya beli konsumen terhadap produk air minum dalam kemasan rasa buah dapat dikategorikan mampu membeli. Dengan kata lain jenis produk tersebut relatif terjangkau dari semua tingkat pendapatan responden. 29
Jumlah Responden
30
19
18
20 15
15 12
Rp. 1 - < 1.5 juta
14
10 7
9
5
ASOF
Rp. 0.5 - 1 juta
20
14
10
0
Rp. < 0.5 juta
24
25
11 7
10 6
4
3
Non ASOF
Rp. 1.5 - < 2 juta Rp. 2 - 2.5 juta Rp. > 2.5 juta
Total
Gambar 14. Sebaran Responden Berdasarkan Klasifikasi Pendapatan Per Bulan dengan Status Mengkonsumsi ASOF 6.3. Proses Keputusan Pembelian Konsumen Pembahasan pada proses keputusan pembelian konsumen ini hanya difokuskan kepada 76 responden yang pernah mengkonsumsi ASOF dalam jangka waktu maksimal 3 bulan terakhir. Dengan pertimbangan agar diketahui lebih jauh lagi informasi bagaimana kebiasaan konsumen ASOF saat memutuskan membeli ASOF. Proses pengambilan keputusan pembelian diawali dengan tahap pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, proses dan hasil pembelian. Bagi 40 responden non ASOF hanya akan dievaluasi dari sikap dan penilaian responden tersebut terhadap produk ASOF saja. Hal ini bertujuan untuk mengetahui alasan dan tanggapan mereka pada saat sebelum dan sesudah mencoba produk ASOF. 6.3.1. Pengenalan Kebutuhan Menyadari adanya kebutuhan yang harus dipenuhi, konsumen akan termotivasi mencari produk yang dapat mengatasi hal tersebut. Kebutuhan terhadap ASOF akan memotivasi konsumen mengkonsumsi produk tersebut.
57
Motivasi
utama
responden
mengkonsumsi
ASOF
adalah
untuk
menyegarkan badan (27.1 persen) dan menghilangkan rasa haus (25.9 persen). Hal ini berarti responden merasakan adanya suatu kebutuhan yang dapat dipenuhi dengan mengkonsumsi ASOF. Selain kedua motivasi tersebut, responden juga menyatakan motivasi yang lain. Mereka menyatakan bahwa motivasi dari mengkonsumsi ASOF hanya sekedar minuman selingan (14.1 persen), ingin mencoba (15.3 persen), kemasan yang lebih praktis (12.9 persen), dan hanya merupakan suatu kebiasaan (4.7 persen). Berdasarkan beberapa motivasi tersebut, responden mengharapkan adanya perubahan atau manfaat yang dirasakan oleh mereka. Perubahan yang ingin dirasakan responden setelah mengkonsumsi ASOF adalah merasa segar kembali (44.2 persen) dan rasa haus yang hilang (29.8 persen). Hal tersebut sesuai dengan slogan ASOF yang memberikan rasa segar dan menghilangkan rasa haus. Manfaat lain yang diharapkan responden setelah mengkonsumsi ASOF adalah merasa agak relaks (14.4 persen). Sisanya, sebanyak 11.6 persen responden menyatakan bahwa mereka tidak menginginkan perubahan yang terlalu berarti setelah mengkonsumsi ASOF, dengan kata lain biasa saja. Dari survei yang dilakukan, diketahui tingkat konsumsi ASOF oleh responden relatif masih rendah. Hal ini ditunjukkan oleh tingginya jumlah responden sebanyak 31.6 persen yang mengkonsumsi ASOF dengan frekuensi antara 10 - < 15 kali sebulan. Begitu juga dengan 27.6 persen dan 18.4 persen responden lainnya. Mereka hanya mengkonsumsi ASOF dengan frekuensi antara 5 - < 10 kali dan 10 - < 15 kali saja dalam sebulan. Sebaliknya, jumlah responden yang mengkonsumsi ASOF dengan frekuensi sering, seperti 15 - < 20 kali dan ≥ 20 per bulannya justru relatif sedikit. Hanya sebanyak 13.2 persen dan 9.2 persen responden saja. Rendahnya tingkat frekuensi konsumsi tersebut, terlihat dari kebiasaan 46.1 persen responden yang mengkonsumsi ASOF hanya pada saat merasa haus saja. Selain itu juga, 25 persen responden mengkonsumsi ASOF pada saat setelah beraktivitas. Kebiasaan mengkonsumsi ASOF saat dalam perjalanan ternyata juga dilakukan oleh 11.8 persen responden. Sedangkan 13.2 persen responden lainnya hanya mengkonsumsinya pada saat bersantai. Sisanya, sebanyak 3.9 persen
58
responden lainnya biasa mengkonsumsi ASOF pada saat-saat tertentu saja. Secara keseluruhan hasil survei tahap pengenalan kebutuhan responden ASOF dapat dilihat pada Tabel 9 berikut. Tabel 9. Tahap Pengenalan Kebutuhan Konsumen ASOF A. Tahap Pengenalan Kebutuhan Konsumen 1. Motivasi mengkonsumsi ASOF : ♣ Menghilangkan rasa haus ♣ Menyegarkan badan ♣ Sebagai minuman selingan ♣ Hanya kebiasaan ♣ Praktis ♣ Ingin mencoba Total 2. Perubahan dan manfaat yang diinginkan setelah mengkonsumsi ASOF : ♣ Merasa segar kembali ♣ Agak relaks ♣ Biasa saja ♣ Rasa haus yang hilang Total 3. Frekuensi mengkonsumsi ASOF dalam sebulan : ♣ ≥ 20 kali ♣ 15 – 20 kali ♣ 10 – 15 kali ♣ 5 – 10 kali ♣ ≤ 5 kali Total 4. Kebiasaan waktu mengkonsumsi ASOF : ♣ Setelah beraktivitas ♣ Saat dalam perjalanan ♣ Saat bersantai ♣ Jika ingin atau merasa haus saja ♣ Tidak tentu Total
Jumlah (orang)
Persentase (%)
22 23 12 4 11 13 85*
25.9 27.1 14.1 4.7 12.9 15.3 100.0*
46 15 12 31 104*
44.2 14.4 11.6 29.8 100.0*
7 10 24 21 14 76
9.2 13.2 31.6 27.6 18.4 100.0
19 9 10 35 3 76
25.0 11.8 13.2 46.1 3.9 100.0
Keterangan : * Pilihan jawaban boleh lebih dari satu, sehingga total angka jumlah dan persentase dalam tabel adalah berdasarkan total jawaban yang diperoleh.
6.3.2. Pencarian Informasi Pencarian informasi akan dilakukan konsumen jika telah mengetahui jenis produk yang dapat memenuhi kebutuhan yang dirasakannya. Proses pencarian informasi tersebut dilakukan dengan mengumpulkan semua informasi yang terkait dengan produk yang dibutuhkan sehingga tersimpan dalam ingatan konsumen. Hasil survei pada tahap pencarian informasi dapat dilihat pada Tabel 10 berikut.
59
Tabel 10. Tahap Pencarian Informasi Oleh Konsumen ASOF B. Tahap Pencarian Informasi 1. Sumber informasi pertama kali mengetahui ASOF : ♣ Tempat berbelanja ♣ Teman ♣ Keluarga ♣ Iklan di televisi ♣ Kegiatan promosi (sampling) Total 2. Pengaruh dari informasi yang diterima : ♣ Menjadi tahu ♣ Menyarankan untuk membeli ♣ Membuat tertarik ♣ Biasa saja Total
Jumlah (orang)
Persentase (%)
22 8 3 37 12 82*
27.2 9.9 3.7 44.4 14.8 100.0*
20 3 44 9 76
26.3 4.0 57.9 11.8 100.0
Keterangan : * Pilihan jawaban boleh lebih dari satu, sehingga total angka jumlah dan persentase dalam tabel adalah berdasarkan total jawaban yang diperoleh.
Dari tabel tersebut, sebanyak 44.4 persen responden menyatakan informasi tentang ASOF diketahui melalui iklan di televisi. Iklan tersebut menginformasikan pada konsumen bahwa ada produk AQUA baru dengan citarasa dan aroma buah. Sedangkan responden lainnya secara berturut-turut memperoleh informasi ASOF melalui tempat berbelanja (27.2 persen), kegiatan promosi seperti pemberian sampel produk (14.8 persen), melalui teman (9.9 persen) dan keluarga (3.7 persen). Pengaruh dari berbagai sumber informasi tersebut ternyata membuat 57.9 persen responden menjadi tertarik. Sebaliknya, 11.8 persen responden merasakan hal yang biasa saja terhadap pengaruh dari informasi yang diterima. Sedangkan pengaruh terhadap 26.3 persen responden hanya sekedar menjadi tahu terhadap produk ASOF. Selebihnya pengaruh berupa saran untuk membeli hanya dirasakan oleh 4 persen responden saja. 6.3.3. Evaluasi Alternatif Pembelian Evaluasi alternatif merupakan tahap dimana konsumen membandingkan produk minuman merek tertentu dengan merek lainnya berdasarkan penilaian yang menjadi pertimbangan mereka dalam membeli. Pertimbangan tersebut umumnya dipengaruhi oleh prioritas atribut produk sebelum menentukan merek yang dipilih.
60
Hal yang pertama kali menjadi bahan pertimbangan responden dalam membeli produk air minum dalam kemasan rasa buah secara berturut- turut adalah rasa yang enak (20.5 persen), halal (15.9 persen), merek (14.4 persen), penggunaan bahan pengawet (12.1 persen), kandungan gizi (10.6 persen), harga yang terjangkau (9.1 persen), penggunaan zat pewarna (7.6 persen), mudah diperoleh di pasar (6.0 persen), dan ukuran kemasan (3.8 persen). Dari pertimbangan tersebut, konsumen akan memilih salah satu dari atribut produk yang dianggap mempunyai nilai lebih dan dapat dijadikan sebagai indikator kualitas dari suatu produk. Pada Tabel 9 menunjukkan bahwa kualitas suatu produk air minum dalam kemasan rasa buah yang yang baik, diindikasikan oleh 42.1 persen responden melalui kandungan bahannya. Kemudian secara berturut-turut produk air minum dalam kemasan rasa buah yang berkualitas menurut seluruh responden diindikasikan melalui rasa (28.9 persen), merek yang terkenal (17.1 persen), kemasan yang menarik (6.6 persen), dan harga (5.3 persen). Secara keseluruhan hasil survei tahap evaluasi alternatif oleh responden ASOF dapat dilihat pada Tabel 11 berikut. Tabel 11. Tahap Evaluasi Alternatif Oleh Konsumen ASOF C. Tahap Evaluasi Alternatif 1. Hal pertama yang dipertimbangkan sebelum membeli produk AMDK rasa buah : ♣ Harga yang terjangkau ♣ Ukuran kemasan ♣ Penggunaan bahan pengawet ♣ Rasa yang enak ♣ Mudah diperoleh ♣ Kandungan gizi ♣ Merek ♣ Penggunaan zat pewarna ♣ Halal Total 2. Indikator kualitas suatu produk AMDK rasa buah : ♣ Harga ♣ Rasa ♣ Merek terkenal ♣ Kemasan yang menarik ♣ Kandungan bahan Total
Jumlah (orang)
Persentase (%)
12 5 16 27 8 14 19 10 21 132*
9.1 3.8 12.1 20.5 6.0 10.6 14.4 7.6 15.9 100.0*
4 22 13 5 32 76
5.3 28.9 17.1 6.6 42.1 100.0
Keterangan : * Pilihan jawaban boleh lebih dari satu, sehingga total angka jumlah dan persentase dalam tabel adalah berdasarkan total jawaban yang diperoleh.
61
6.3.4. Pembelian Setelah menentukan kriteria produk yang dievaluasinya pada tahap sebelumnya, konsumen akan membeli produk minuman rasa buah yang merupakan pilihan terbaik diantara alternatif yang ada. Khusus pada penelitian ini, merek produk minuman rasa buah yang dipilih konsumen adalah AQUA Splash Of Fruit (ASOF). Alasan dari 76 responden memilih ASOF sebagai produk minuman rasa buah pilihannya adalah sebanyak 42.1 persen menyatakan merek yang lebih terkenal dibanding merek lain, karena dilatarbelakangi oleh merek AQUA yang telah mendapatkan image produk berkualitas. Selebihnya, responden menyatakan karena isi kemasan yang cukup dan pas dengan kebutuhan (22.4 persen), memiliki rasa yang lebih enak (17.1 persen), tidak mengandung pewarna minuman (13.1 persen) serta kemasan yang menarik (5.3 persen). Dari kedua jenis rasa ASOF yang ditawarkan, rasa buah Strawberi ternyata lebih digemari oleh 55.3 persen responden. Sedangkan rasa buah Orange Mango hanya disukai oleh 44.7 persen responden. Alasan responden memilih rasa tersebut adalah karena efek segar yang dirasakan (47.4 persen) dan rasa yang lebih enak (21 persen). Selain itu juga karena rasa buah kesukaan (18.4 persen) serta kombinasi rasa manis dan asam yang pas (13.2 persen). Dalam memutuskan membeli ASOF, setiap responden memiliki cara yang tersendiri. Hampir 50 persen responden membeli ASOF secara mendadak, misalnya membeli pada saat melihat produk ASOF di toko atau warung. Sedangkan yang lainnya membeli ASOF jika dipengaruhi oleh situsi tertentu (34.2 persen), seperti saat dalam perjalanan. Sisanya, hanya 15.8 persen responden saja yang membeli ASOF secara terencana dari awal. Berdasarkan lokasi tempat pembelian, responden umumnya membeli ASOF di supermarket atau pasar swalayan (57.9 persen), di toko atau warung terdekat (31.6 persen) dan di kantin sekolah atau kampus maupun di kantin dekat kantor (10.5 persen). Hal ini menunjukkan bahwa produk ASOF mudah didapatkan di area-area tersebut. Alasan responden membeli ASOF di lokasi tersebut karena menurut 55.3 persen responden dekat dengan tempat tinggal dan tempat aktivitas (kampus,
62
sekolah, kantor). Selain itu juga karena harganya yang lebih murah dan lebih nyaman (18.4 persen). Sedangkan alasan lainnya adalah karena pelayanan yang memuaskan (7.9 persen). Secara keseluruhan hasil survei tahap pembelian oleh responden ASOF dapat dilihat pada Tabel 12. Tabel 12. Tahap Pembelian oleh Konsumen ASOF D. Pembelian 1. Alasan memilih ASOF dibanding produk lain : ♣ Merek yang terkenal ♣ Kemasan yang menarik ♣ Bebas zat pewarna ♣ Isi kemasan yang cukup dan pas ♣ Rasa lebih enak Total 2. Rasa ASOF yang biasa dibeli : ♣ Strawberi ♣ Orange Mango Total 3. Alasan memilih rasa ASOF yang dibeli : ♣ Rasa buah kesukaan ♣ Lebih segar ♣ Lebih manis/asam ♣ Lebih enak Total 4. Cara memutuskan membeli ASOF : ♣ Terencana ♣ Tergantung situasi ♣ Mendadak Total 5. Tempat biasa membeli ASOF : ♣ Supermarket / pasar swalayan ♣ Kantin sekolah/kantor ♣ Toko/warung terdekat Total 6. Alasan membeli ASOF ditempat tersebut : ♣ Dekat dengan rumah/sekolah/kantor ♣ Harganya yang lebih murah ♣ Kenyamanan ♣ Pelayanan yang memuaskan Total 7. Alternatif lain jika ASOF tidak tersedia : ♣ Membeli minuman merek lain ♣ Menanyakan ketersediaannya ke pelayan toko ♣ Mencari ke tempat lain ♣ Tidak jadi membeli ♣ Lainnya Total
Jumlah (orang)
Persentase (%)
32 4 10 17 13 76
42.1 5.3 13.1 22.4 17.1 100.0
42 34 76
55.3 44.7 100.0
14 36 10 16 76
18.4 47.4 13.2 21.0 100.0
12 26 38 76
15.8 34.2 50.0 100.0
44 8 24 76
57.6 10.5 31.6 100.0
42 14 14 6 76
55.3 18.4 18.4 7.9 100.0
23 18 20 10 5 76
30.3 23.7 26.3 13.1 6.6 100.0
63
Masih dari Tabel 12, tindakan yang akan dilakukan oleh responden apabila produk ASOF tidak tersedia pada toko yang dikunjunginya adalah responden lebih memilih membeli produk minuman merek lain (30.3 persen) atau mencari ASOF di toko yang lain (26.3 persen). Sedangkan responden lainnya cenderung untuk mencari informasi ketersediaan ASOF dengan menanyakannya kepada pelayan toko (23.7 persen). Responden yang memutuskan untuk tidak jadi membeli adalah sebanyak 13.1 persen. Selebihnya, 6.6 persen responden lebih memilih produk air minum dalam kemasan biasa merek AQUA. Berdasarkan hal tersebut, tingkat loyalitas responden terhadap produk ASOF relatif kecil, yaitu hanya sebesar 13.1 persen dari jumlah total reponden. 6.3.5. Hasil Setelah Proses Pembelian Variasi rasa dan aroma buah yang diberikan pada produk minuman menjadi sebuah hal yang penting. Konsumen akan merasa lebih puas jika variatif rasa yang ditawarkan lebih beragam dan sesuai dengan jenis buah yang disukainya. Tabel 9 menunjukkan bahwa dua variasi rasa buah yang ditawarkan produk ASOF dinilai kurang memuaskan bagi 43.4 persen responden. Mereka menginginkan jenis rasa buah lainnya yang ditawarkan. Hanya 56.6 persen responden saja yang merasa cukup puas dengan jenis rasa buah yang ditawarkan produk ASOF saat ini. Jenis rasa buah lain yang ingin ditambahkan pada produk ASOF menurut 43.4 persen responden tadi, sebagian besar adalah anggur (24.2 persen). Sedangkan rasa buah lainnya secara berturut-turut adalah apel (21.2 persen), melon (18.2 persen), sirsak (15.2 persen), lechi dan jambu biji (9.1 persen) dan 3 persen responden lainnya menyatakan rasa buah yang lain. Secara keseluruhan data survei tahap hasil setelah proses pembelian dapat dilihat pada Tabel 13.
64
Tabel 13. Tahap Hasil Setelah Proses Pembelian Oleh Konsumen ASOF E. Hasil Setelah Proses Pembelian 1. Kepuasan terhadap variasi rasa buah ASOF : ♣ Puas ♣ Tidak puas Total 2. Bila tidak puas, variasi rasa buah lain yang diinginkan : ♣ Apel ♣ Sirsak ♣ Anggur ♣ Melon ♣ Lechi ♣ Jambu biji ♣ Lainnya Total
Jumlah (orang)
Persentase (%)
43 33 76
56.6 43.4 100.0
7 5 8 6 3 3 1 33
21.2 15.2 24.2 18.2 9.1 9.1 3.0 100.0
6.4. Penilaian Konsumen Produk Merek Lain Terhadap ASOF Berdasarkan hasil dari kuisioner yang terlihat pada Tabel 14, diketahui jumlah reponden yang biasa mengkonsumsi air minum dalam kemasan rasa buah selain merek ASOF adalah sebanyak 40 orang. Dari jumlah tersebut, diketahui jenis merek yang biasa dikonsumsi responden adalah Frutang (57.5 persen), Freso (15.0 persen), Sorbee (10.0 persen), Sari (7.5 persen) dan merek lainnya (10.0 persen). Alasan responden tidak pernah mengkonsumsi ASOF, umumnya adalah karena sudah terbiasa mengkonsumsi jenis dan merek minuman rasa buah yang lainnya (42.5 persen). Selain itu, 17.5 persen responden menyatakan tidak tertarik untuk membeli. Selanjutnya, 15 persen responden menyatakan karena mereka mendapatkan informasi rasa yang tidak enak. Sedangkan 12.5 persen responden lainnya beralasan jarang mengkonsumsi minuman rasa buah merek apapun. Sisanya, 7.5 persen responden menilai harga ASOF lebih mahal dari harga minuman yang biasa mereka konsumsi dan 5 persen responden lainnya mengakui kurang mendapatkan informasi mengenai ASOF. Kemudian, kepada 40 responden tersebut ditanyakan apakah mereka pernah mendengar atau mengetahui produk ASOF yang diproduksi oleh produk minuman AQUA. Sebanyak 35 responden (87.5 persen) menyatakan bahwa mereka mengetahui produk ASOF yang telah beredar di pasaran dan diproduksi
65
perusahaan minuman AQUA. Sedangkan responden yang baru mengetahui produk ASOF pada saat mengisi kuisioner adalah sebanyak 5 orang (12.5 persen). Dari responden yang mengetahui produk ASOF, 11.4 persen menganggap ASOF hampir sama dengan produk AMDK biasa seperti merek AQUA. Kemudian 28.6 persen responden menyamakan ASOF seperti minuman sari buah bermerek Buahvita dan 5.7 persen lainnya menyamakan dengan minuman berkarbonat rasa buah seperti merek Fanta. Hanya 51.4 persen saja dari 35 responden yang benarbenar mengetahui produk ASOF, yaitu air minum dengan rasa buah. Selebihnya menyatakan tidak tahu sama sekali perbedaan ASOF dengan minuman rasa buah lainnya. Selanjutnya, agar mengetahui penilaian terhadap ASOF oleh responden yang tidak mengkonsumsi ASOF, setiap responden diminta untuk mencoba produk ASOF melalui pemberian sampel produk. Responden diberikan kebebasan dalam memilih jenis rasa yang akan dicoba. Hasil yang diperoleh dari survei tersebut adalah 24 responden (55 persen) memilih ASOF dengan rasa Orange Mango dan 16 responden (40 persen) memilih ASOF dengan rasa Strawberi. Hal ini disebabkan selain berdasarkan pertimbangan jenis buah yang disukai, juga karena rasa OrangeMango merupakan rasa baru, sehingga responden lebih tertarik untuk mencobanya dibandingkan rasa Strawberi yang umumnya sudah ada. Setelah mencoba sampel produk ASOF yang diberikan, tanggapan dari 24 responden (60 persen) yang tidak pernah mengkonsumsi ASOF meyatakan merasa puas terhadap produk ASOF. Sisanya, 16 responden (40 persen) merasakan tidak puas. Penyebab responden tidak merasa puas terhadap ASOF adalah alternatif pilihan rasa buah yang sangat terbatas. Hanya ada dua jenis rasa yang ditawarkan. Responden menginginkan rasa buah selain Strawberi dan Orange Mango. Ketidakpuasan terhadap ASOF tersebut memiliki persentase sebesar 62.5 persen. Sedangkan 37.5 persen responden lainnya merasa tidak puas terhadap ASOF disebabkan rasanya yang biasa saja. Bagi responden yang merasa puas terhadap kinerja ASOF, 66.7 persen dari responden menyatakan ingin membeli ASOF dengan alasan sekedar mencoba dan merasa tertarik dengan ASOF. Sedangkan responden yang puas namun tidak tertarik membeli ASOF hanya sebesar 33.3 persen.
66
Tabel 14. Sebaran Responden AMDK Rasa Buah Merek Lain Berdasarkan Penilaian Terhadap ASOF Penilaian Responden AMDK Rasa Buah Merek Lain Terhadap ASOF 1. Merek AMDK rasa buah yang biasa dikonsumsi : ♣ Frutang ♣ Freso ♣ Sorbee ♣ Sari ♣ Lainnya Total 2. Alasan tidak mengkonsumsi ASOF : ♣ Tidak tertarik ♣ Sudah terbiasa mengkonsumsi jenis dan merek minuman rasa buah yang lainnya ♣ Kurang mendapatkan informasi ♣ Mendapatkan informasi rasa yang tidak enak ♣ Jarang mengkonsumsi minuman rasa buah ♣ Harga lebih mahal dari minuman rasa buah yang biasa dikonsumsi Total 3. Pengetahuan responden non ASOF terhadap ASOF : ♣ Mengetahui ♣ Setelah mengisi kuisioner ini Total 4. Pengetahuan terhadap kategori minuman jenis ASOF : ♣ Air mineral biasa, seperti AQUA ♣ Air minum dengan rasa buah ♣ Minuman sari buah ♣ Minuman karbonat rasa buah seperti Fanta ♣ Tidak tahu Total 5. Jenis rasa ASOF yang ingin dicoba : ♣ Strawberi ♣ Orange Mango Total 6. Respon setelah mencoba ASOF : ♣ Tidak Puas ♣ Puas Total 7. Alasan tidak puas terhadap ASOF : ♣ Variasi rasa buah yang sedikit ♣ Rasanya biasa saja Total 8. Tindakan selanjutnya bila merasa puas dengan ASOF : ♣ Ingin membeli ♣ Tidak ingin membeli Total
Jumlah (orang)
Persentase (%)
23 6 4 3 4 40
57.5 15.0 10.0 7.5 10.0 100.0
7 17
17.5 42.5
2 6 5 3
5.0 15.0 12.5 7.5
40
100.0
35 5 40
87.5 12.5 100.0
4 18 10 2 1 35
11.4 51.4 28.6 5.7 2.9 100.0
16 24 40
40.0 60.0 100.0
24 16 40
60.0 40.0 100.0
10 6 16
62.5 37.5 100.0
16 8 24
66.7 33.3 100.0
67
BAB VII RESPON KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT-ATRIBUT YANG MEMPENGARUHI KUALITAS PRODUK AMDK RASA BUAH AQUA SPLASH OF FRUIT (ASOF)
Kuisioner yang berhasil dikumpulkan dengan lengkap dan benar berjumlah 116 responden dari total kuisioner yang berhasil dikumpulkan (132 buah). Sesuai dengan metode pada Gambar 4, ke 116 responden tersebut dibagi menjadi dua kategori yaitu : (1) responden yang mencoba rasa Strawberi dan disebut responden ASOF rasa Strawberi serta (2) responden yang mencoba rasa Orange Mango, dan disebut responden ASOF rasa Orange Mango. Hal ini dilakukan agar diketahui bagaimana respon kedua kelompok responden terhadap masing-masing atribut kedua produk tersebut sehingga akan terlihat jenis rasa mana yang lebih dominan dan digemari konsumen dibanding yang lainnya. Jumlah responden masing-masing jenis rasa adalah sebanyak 58 orang (Tabel 15). Pengambilan jumlah responden tersebut dilakukan secara acak, namun secara kebetulan jumlah responden pada masing-masing rasa produk ASOF adalah sama. Tabel 15. Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Rasa Produk ASOF Jenis Rasa Produk ASOF Strawberi Orange Mango Total Respon
konsumen
Jumlah Responden (orang) 58 58 116 terhadap
atribut-atribut
produk
Persen (%) 50 50 100 ASOF
dinilai
berdasarkan Tingkat Kepentingan (Tidak Penting, Kurang Penting, Cukup Penting, Penting dan Sangat Penting) dan berdasarkan Tingkat Pelaksanaan (Tidak Baik, Kurang Baik, Cukup Baik, Baik dan Sangat Baik). Penilaian konsumen terhadap masing-masing atribut, akan dibahas berdasarkan atribut yang mewakili dari delapan Dimensi Kualitas Produk, yaitu (1) Kinerja (Performance), (2) Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (Features), (3) Keandalan (Reliability), (4) Kesesuaian dengan spesifikasi (Conformance to Spesification), (5) Usia Produk (Durability), (6) Pelayanan (Serviceability), (7) Estetika (Aesthetics), dan (8) Persepsi terhadap kualitas (Perceived Quality).
68
7.1. Dimensi Kinerja (Performance) 7.1.1. Kemudahan Dikonsumsi (A) Karakteristik utama dari suatu produk minuman rasa buah dalam kemasan adalah kepraktisannya. Kepraktisan ini adalah tingkat kemudahan produk minuman rasa buah dalam kemasan dikonsumsi, sehingga minuman tersebut mudah disajikan. Hal ini juga yang diinginkan pada 58 responden dari masingmasing produk ASOF yang ditemui pada saat penelitian. Tabel 16 menjelaskan dimana sebanyak 50 persen responden yang mencoba rasa Strawberi dan 60 persen responden yang mencoba rasa Orange Mango menyatakan bahwa kemudahan mengkonsumsi suatu minuman rasa buah dalam kemasan tadi sangat penting. Sebagai produk air minum rasa buah dalam kemasan, sudah tentu kemudahan dikonsumsi merupakan hal utama yang mereka cari. Tabel 16. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap Kemudahan dikonsumsi Suatu Produk Minuman Rasa Buah dan Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF Penilaian Responden 1. Tingkat Kepentingan (Y) : ♣ Tidak Penting ♣ Kurang Penting ♣ Cukup Penting ♣ Penting ♣ Sangat Penting Total Skor Rata-rata ( Y ) 2. Tingkat Pelaksanaan (X) : ♣ Tidak Baik ♣ Kurang Baik ♣ Cukup Baik ♣ Baik ♣ Sangat Baik Total Skor Rata-rata ( X )
Nilai Bobot
Rasa Strawberi (STW) Jml (%)
Rasa Orange Mango (OM) Jml (%)
Skor (Y) dan (X) STW OM
1 2 3 4 5
0 0 7 22 29 58
0 0 12 38 50 100
1 3 7 12 35 58
2 5 12 21 60 100
0 0 21 88 145 254 4.38
1 6 21 48 175 251 4.33
1 2 3 4 5
0 0 20 23 15 58
0 0 34 40 26 100
1 4 11 25 17 58
2 7 19 43 29 100
0 0 60 92 75 227 3.91
1 8 33 100 85 227 3.91
Sedangkan kinerja produk ASOF dalam memenuhi kebutuhan tersebut, 40 persen responden rasa Strawberi dan 43 persen responden rasa Orange Mango menyatakan sudah baik. Mereka menyukai kepraktisan produk ASOF yang dikemas dalam botol plastik sehingga mudah digunakan oleh konsumen.
69
Berdasarkan Tabel 16, total skor dari penilaian tingkat kepentingan sebesar 254 dan 251, menurut Tabel 4, menunjukkan bahwa atribut ini dinilai sangat penting (246 - 292) bagi konsumen. Sedangkan total skor tingkat pelaksanaan sebesar 227 berarti kinerja yang diberikan produk ASOF terhadap atribut tersebut sudah dianggap baik (199 - 245) oleh responden. 7.1.2. Efek Segar (B) Fungsi lain dari sebuah produk minuman rasa buah, selain penghilang dahaga, adalah dapat memberikan rasa segar pada tubuh. Terutama pada saat setelah beraktivitas. Pada Tabel 17, efek segar sebagai manfaat lainnya yang dirasakan oleh tubuh dari suatu produk minuman rasa buah, dikategorikan sebagai sesuatu hal yang penting bagi 58 persen responden ASOF rasa Strawberi dan 48 persen responden ASOF rasa Orange Mango. Dengan rasa segar yang didapatnya dari produk minuman tersebut, mereka akan lebih merasa fresh untuk melanjutkan aktivitasnya. Tabel 17. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap Efek Segar Suatu Produk Minuman Rasa Buah dan Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF Penilaian Responden 1. Tingkat Kepentingan (Y) : ♣ Tidak Penting ♣ Kurang Penting ♣ Cukup Penting ♣ Penting ♣ Sangat Penting Total Skor Rata-rata ( Y ) 2. Tingkat Pelaksanaan (X) : ♣ Tidak Baik ♣ Kurang Baik ♣ Cukup Baik ♣ Baik ♣ Sangat Baik Total Skor Rata-rata ( X )
Nilai Bobot
Rasa Strawberi (STW) Jml (%)
Rasa Orange Mango (OM) Jml (%)
Skor (Y) dan (X) STW OM
1 2 3 4 5
0 1 5 22 30 58
0 2 8 58 52 100
0 2 8 28 20 58
0 3 14 48 35 100
0 2 15 88 150 255 4.40
0 4 24 112 100 240 4.14
1 2 3 4 5
0 0 7 32 19 58
0 0 12 55 33 100
0 4 15 20 19 58
0 7 26 34 33 100
0 0 21 128 95 244 4.21
0 8 45 80 95 228 3.93
70
Sedangkan tingkat pelaksanaan dari produk ASOF terhadap atribut tersebut dinilai baik oleh 55 persen responden rasa Strawberi dan 34 persen responden rasa Orange Mango. Mereka merasa menjadi lebih segar setelah mengkonsumsi produk tersebut. Atribut efek segar dari suatu produk minuman rasa buah berdasarkan total skor tingkat kepentingan yang diperoleh (255 dan 240), dianggap sebagai hal yang sangat penting oleh konsumen. Kebutuhan akan hal tersebut sangat diperlukan jika konsumen merasa letih dan lelah setelah beraktivitas. Efek segar yang diinginkan responden tersebut kinerjanya telah dilakukan dengan baik (199 – 245) oleh produk ASOF bila dilihat dari total skor tingkat pelaksanaannya (244 dan 228). 7.2. Ciri-ciri atau Keistimewaan Tambahan (Features) 7.2.1. Variasi Rasa dan Aroma Buah (C) Variasi rasa dan aroma buah yang diberikan pada suatu produk minuman rasa buah dapat memberi nilai tambah untuk diminum, seperti memberikan nilai gizi dan rasa yang lebih enak. Selain itu juga memberikan alternatif pilihan rasa pada konsumen sesuai dengan rasa buah yang disukainya. Tabel 18 menunjukkan bahwa variasi rasa dan aroma buah produk minuman rasa buah merupakan hal yang sangat penting bagi 55 persen responden ASOF rasa Strawberi dan 50 persen responden rasa Orange Mango. Dengan adanya variasi rasa dan aroma buah yang beragam, membuat konsumen tidak merasa bosan terhadap rasa yang itu-itu saja. Berdasarkan total skor tingkat kepentingan, yaitu 250 dan 249, memiliki arti bahwa variasi rasa dan aroma buah dari produk minuman merupakan faktor yang sangat penting (246 - 292) menurut konsumen. Karena semakin banyak jenis rasa yang ditawarkan, akan semakin banyak peluang konsumen memilih jenis rasa yang disukainya. Kinerja dari produk ASOF terhadap variasi rasa dan aroma Strawberi dinilai baik dan digemari oleh 59 persen responden. Sedangkan kinerja variasi rasa dan aroma Orange Mango, yang merupakan modifikasi dari dua jenis rasa buah (jeruk dan mangga) mendapatkan respon yang cukup baik dan disukai oleh 55 persen responden.
71
Tabel 18. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap Variasi Rasa dan Aroma Buah Suatu Produk Minuman Rasa Buah dan Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF Penilaian Responden 1. Tingkat Kepentingan (Y) : ♣ Tidak Penting ♣ Kurang Penting ♣ Cukup Penting ♣ Penting ♣ Sangat Penting Total Skor Rata-rata ( Y ) 2. Tingkat Pelaksanaan (X) : ♣ Tidak Baik ♣ Kurang Baik ♣ Cukup Baik ♣ Baik ♣ Sangat Baik Total
Nilai Bobot
Rasa Strawberi (STW) Jml (%)
Rasa Orange Mango (OM) Jml (%)
Skor (Y) dan (X) STW OM
1 2 3 4 5
0 3 8 15 32 58
0 5 14 26 55 100
0 2 8 19 29 58
0 3 14 33 50 100
0 6 24 60 160 250 4.31
0 4 24 76 145 249 4.29
1 2 3 4 5
0 2 15 34 7 58
0 3 26 59 12 100
1 5 32 16 4 58
2 9 55 27 7 100
0 4 45 136 35 220 3.79
1 10 96 64 20 191 3.29
Skor Rata-rata ( X )
Total skor tingkat pelaksanaan dari kedua jenis ASOF memiliki skor yang berbeda. Total skor ASOF rasa Strawberi, yaitu 220, berarti kinerja produk terhadap atribut tersebut dilakukan dengan baik (skala 199 – 245) menurut responden. Sedangkan total skor sebesar 191 pada ASOF rasa Orange Mango mempunyai arti bahwa kinerja produk tersebut dinilai biasa saja (152 – 198) oleh responden. 7.2.2. Tingkat Kemanisan (D) Rasa manis pada minuman rasa buah berasal dari zat aditif seperti gula yang ditambahkan pada produk. Hal ini bertujuan untuk menyeimbangkan tingkat keasaman rasa pada produk tersebut. Dengan komposisi yang tepat, rasa manis yang diciptakan akan sesuai dengan selera konsumen yang sangat beragam. Dari hasil survei yang dilakukan, pada Tabel 19, diketahui 57 persen responden ASOF rasa Strawberi serta 47 persen responden ASOF rasa Orange Mango menilai tingkat kemanisan sebuah produk minuman rasa buah sebagai sesuatu yang penting. Terutama bagi minuman yang mengandung rasa buah yang cenderung
72
lebih asam jika dibandingkan jenis rasa buah lainnya. Rasa manis yang cukup akan memberikan after taste yang enak bagi konsumen setelah mengkonsumsi minuman tersebut. Tingkat kemanisan yang dirasakan dari produk ASOF rasa Strawberi ditanggapi dengan baik oleh 53 persen responden. Dengan kata lain rasa manis produk tersebut sudah dirasakan pas oleh responden. Begitu juga dengan kinerja tingkat kemanisan dari produk ASOF rasa Orange Mango yang direspon baik dan dinilai cukup pas oleh 41 persen responden. Tabel 19. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap Tingkat Kemanisan Suatu Produk Minuman Rasa Buah dan Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF Penilaian Responden 1. Tingkat Kepentingan (Y) : ♣ Tidak Penting ♣ Kurang Penting ♣ Cukup Penting ♣ Penting ♣ Sangat Penting Total Skor Rata-rata ( Y ) 2. Tingkat Pelaksanaan (X) : ♣ Tidak Baik ♣ Kurang Baik ♣ Cukup Baik ♣ Baik ♣ Sangat Baik Total Skor Rata-rata ( X )
Nilai Bobot
Rasa Strawberi (STW) Jml (%)
Rasa Orange Mango (OM) Jml (%)
Skor (Y) dan (X) STW OM
1 2 3 4 5
2 4 8 33 11 58
3 7 14 57 19 100
0 3 11 27 17 58
0 5 19 47 29 100
2 8 24 132 55 221 3.81
0 6 33 108 85 232 4.00
1 2 3 4 5
0 5 19 31 3 58
0 9 33 53 5 100
1 7 17 24 9 58
2 12 29 41 16 100
0 10 57 124 15 206 3.55
2 14 51 96 45 207 3.57
Bila dikaji berdasarkan kedua total skor tingkat kepentingan sebesar 221 dan 232, rasa manis produk minuman rasa buah dinyatakan sebagai hal yang penting (199 – 246) bagi konsumen. Terutama terhadap minuman yang mengandung rasa buah jeruk yang cenderung asam dibanding buah lainnya. Dan hal ini sudah terpenuhi dengan kinerja rasa manis kedua produk ASOF yang dinilai baik (199 – 246) oleh responden dengan kedua total skor tingkat pelaksanaan sebesar 206 dan 207.
73
7.2.3. Harga (E) Harga berhubungan dengan daya beli konsumen. Harga menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam membeli suatu produk. Selain itu, harga yang ditawarkan akan menjadi perbandingan dengan produk lain yang memiliki kualitas yang sama namun dijual dengan harga yang lebih murah. Harga produk ASOF pada saat penelitian ini dilakukan adalah Rp. 1.500 per botolnya. Dari hasil kuisioner, pada Tabel 20, harga produk minuman rasa buah merupakan hal yang sangat penting bagi 48 persen responden ASOF rasa Strawberi serta 57 persen responden ASOF rasa Orange Mango. Minuman rasa buah yang berkualitas dengan harga yang terjangkau akan lebih diminati oleh konsumen. Kedua jenis produk ASOF yang ditawarkan dengan harga Rp. 1.500, dinilai cukup baik oleh 38 persen dan 47 persen responden dari masing-masing 58 reponden ASOF yang ditemui. Dengan kata lain, jika berdasarkan tingkat pendapatan responden per bulan (Gambar 13) harga ASOF masih relatif dianggap lebih mahal jika dibandingkan dengan produk lainnya yang sejenis. Tabel 20. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap Harga Suatu Produk Minuman Rasa Buah dan Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF Penilaian Responden 1. Tingkat Kepentingan (Y) : ♣ Tidak Penting ♣ Kurang Penting ♣ Cukup Penting ♣ Penting ♣ Sangat Penting Total Skor Rata-rata ( Y ) 2. Tingkat Pelaksanaan (X) : ♣ Tidak Baik ♣ Kurang Baik ♣ Cukup Baik ♣ Baik ♣ Sangat Baik Total Skor Rata-rata ( X )
Nilai Bobot
Rasa Strawberi (STW) Jml (%)
Rasa Orange Mango (OM) Jml (%)
Skor (Y) dan (X) STW OM
1 2 3 4 5
0 2 8 20 28 58
0 3 14 35 48 100
0 0 7 18 33 58
0 0 12 31 57 100
0 4 24 80 140 248 4.28
0 0 21 72 165 258 4.45
1 2 3 4 5
4 6 22 14 12 58
7 10 38 24 21 100
1 7 27 13 10 58
2 12 47 22 17 100
4 12 66 56 60 198 3.41
1 4 81 52 50 198 3.41
74
Berdasarkan total skor tingkat kepentingan yang diperoleh dari masingmasing kelompok responden, yaitu 248 dan 258, menunjukkan bahwa harga merupakan faktor yang sangat penting (246 – 292) bagi konsumen. Akan tetapi dari tingkat pelaksanaannya, harga produk ASOF masih dinilai relatif mahal sehingga hanya ditanggapi cukup baik (199 – 245) oleh responden bila dilihat dari total skor yang diperoleh, yaitu 198. 7.2.4. Ukuran Kemasan (F) Ukuran kemasan suatu produk minuman rasa buah mempunyai peranan yang cukup berarti. Ukuran kemasan yang dimaksud adalah berat bersih yang dikandung dalam setiap produk minuman rasa buah per unitnya. Diantara ukuran kemasan produk minuman rasa buah yang beragam, konsumen cenderung akan memilih ukuran kemasan yang ekonomis serta mampu menghilangkan rasa haus dengan cukup mengkonsumsi satu gelas atau satu botol saja. Pada saat penelitian ini, ukuran kemasan masing-masing kedua jenis produk ASOF adalah 330 ml. Tabel 21. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap Ukuran Kemasan Suatu Produk Minuman Rasa Buah dan Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF Penilaian Responden 1. Tingkat Kepentingan (Y) : ♣ Tidak Penting ♣ Kurang Penting ♣ Cukup Penting ♣ Penting ♣ Sangat Penting Total Skor Rata-rata ( Y ) 2. Tingkat Pelaksanaan (X) : ♣ Tidak Baik ♣ Kurang Baik ♣ Cukup Baik ♣ Baik ♣ Sangat Baik Total Skor Rata-rata ( X )
Nilai Bobot
Rasa Strawberi (STW) Jml (%)
Rasa Orange Mango (OM) Jml (%)
Skor (Y) dan (X) STW OM
1 2 3 4 5
0 6 8 25 19 58
0 10 14 43 33 100
2 9 17 20 10 58
4 16 29 34 17 100
0 12 24 100 95 231 3.98
2 18 51 80 50 201 3.47
1 2 3 4 5
0 5 17 28 8 58
0 9 29 48 14 100
2 3 14 28 11 58
4 5 24 48 19 100
0 10 51 112 40 213 3.67
2 6 42 112 55 217 3.74
75
Tabel 21 menunjukkan ukuran kemasan produk minuman rasa buah bagi 43 persen responden ASOF rasa Strawberi merupakan sesuatu hal yang penting. Begitu juga dengan pendapat 34 persen responden ASOF rasa Orange Mango. Ukuran kemasan produk minuman rasa buah yang sesuai dan pas akan lebih disenangi mereka. Terutama jika variasi ukuran kemasan yang ditawarkan semakin beragam, konsumen akan memiliki alternatif pilihan ukuran kemasan yang lebih banyak serta sesuai dengan kebutuhannya. Berdasarkan tingkat kinerjanya, kedua jenis produk ASOF dinilai memiliki ukuran kemasan yang baik dan cukup menurut 48 persen responden rasa Strawberi dan rasa Orange Mango yang ditemui saat survei dilakukan. Pada tingkat kepentingan, total skor sebesar 231 dan 201 memiliki arti bahwa ukuran kemasan merupakan hal yang penting (199 – 245) menurut konsumen. Serta pada tingkat pelaksanaan, total skor sebesar 213 dan 217 menunjukkan bahwa kinerja ukuran kemasan kedua jenis produk ASOF sebanyak 330 ml dirasakan sudah pas oleh responden. 7.2.5. Penggunaan Pemanis Buatan (G) Pemanis yang diberikan pada produk minuman rasa buah terbagi menjadi dua jenis, yaitu pemanis alami dan buatan. Kedua jenis produk ASOF menggunakan pemanis buatan aspartame yang berdasarkan hasil beberapa penelitian relatif aman digunakan serta tidak melebihi standar pemakaian yang telah ditetapkan. Hasil survei yang ditunjukkan pada Tabel 22, penggunaan pemanis buatan pada produk minuman rasa buah dianggap sesuatu yang cukup penting menurut 41 persen responden yang mencoba produk ASOF rasa Strawberi dan 46 persen respoden yang mencoba produk ASOF rasa Orange Mango. Dengan kata lain, pemanis buatan menurut responden tidak harus selalu digunakan pada produk minuman rasa buah. Walaupun pemanis buatan bila dikonsumsi secara tepat tidak akan berbahaya bagi kesehatan, namun responden yang peduli akan kesehatan lebih menyukai mengkonsumsi rasa manis dari pemanis alami yang kadar kalorinya relatif tidak sebanyak pada pemanis buatan. Tanggapan responden terhadap penggunaan aspartame pada kedua jenis produk ASOF masih dianggap baik oleh 48 persen reponden rasa Strawberi dan
76
50 persen responden rasa Orange Mango. Hal ini menunjukkan bahwa responden menilai penggunaan pemanis buatan tersebut masih sebagai sesuatu yang wajar dan tidak membahayakan pada sebuah produk minuman rasa buah. Tabel 22. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap Penggunaan Pemanis Buatan Suatu Produk Minuman Rasa Buah dan Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF Penilaian Responden 1. Tingkat Kepentingan (Y) : ♣ Tidak Penting ♣ Kurang Penting ♣ Cukup Penting ♣ Penting ♣ Sangat Penting Total Skor Rata-rata ( Y ) 2. Tingkat Pelaksanaan (X) : ♣ Tidak Baik ♣ Kurang Baik ♣ Cukup Baik ♣ Baik ♣ Sangat Baik Total
Nilai Bobot
Rasa Strawberi (STW) Jml (%)
Rasa Orange Mango (OM) Jml (%)
Skor (Y) dan (X) STW OM
1 2 3 4 5
4 7 24 13 10 58
7 12 41 23 17 100
3 5 27 16 7 58
5 9 46 28 12 100
4 14 72 52 50 192 3.31
3 10 81 64 35 193 3.33
1 2 3 4 5
2 3 10 28 15 58
4 5 17 48 26 100
1 3 11 29 14 58
2 5 19 50 24 100
2 6 30 112 75 225 3.88
1 6 33 116 70 226 3.90
Skor Rata-rata ( X )
Tingkat kepentingan penggunaan pemanis buatan berdasarkan total skor yang diperoleh, yaitu 192 dan 193, ini berarti keberadaan atribut tersebut pada produk minuman rasa buah dianggap cukup penting oleh konsumen. Sedangkan berdasarkan tingkat kinerjanya, skor yang dihasilkan sebesar 225 dan 226, menunjukkan penggunaan pemanis buatan pada kedua jenis produk ASOF dinilai responden sebagai sesuatu yang masih dianggap wajar. 7.2.6. Bebas Zat Pewarna (H) Pemberian zat pewarna pada minuman rasa buah umumnya dilakukan untuk menambah warna yang kemungkinan telah hilang pada saat proses produksi. Pemberian zat pewarna tersebut tidak menambah nutrisi yang dibutuhkan, melainkan hanya berfungsi membuat produk terlihat lebih menarik.
77
Berdasarkan uraian tersebut, Tabel 23 menunjukkan total skor tingkat kepentingan sebesar 195 dan 191 yang berarti tambahan zat pewarna pada minuman, menurut konsumen merupakan hal yang cukup penting (152 – 198) diperlukan. Begitu juga dengan pendapat 66 persen dan 59 persen responden dari kedua kategori responden ASOF yang disurvei. Hal ini menjelaskan bahwa responden pada dasarnya tidak merasa keberatan suatu produk minuman menggunakan zat pewarna sebagai penambah daya tarik produk asalkan tidak menimbulkan resiko pada kesehatannya. Tabel 23. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap Bebas Zat Pewarna Suatu Produk Minuman Rasa Buah dan Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF Penilaian Responden 1. Tingkat Kepentingan (Y) : ♣ Tidak Penting ♣ Kurang Penting ♣ Cukup Penting ♣ Penting ♣ Sangat Penting Total Skor Rata-rata ( Y ) 2. Tingkat Pelaksanaan (X) : ♣ Tidak Baik ♣ Kurang Baik ♣ Cukup Baik ♣ Baik ♣ Sangat Baik Total Skor Rata-rata ( X )
Nilai Bobot
Rasa Strawberi (STW) Jml (%)
Rasa Orange Mango (OM) Jml (%)
Skor (Y) dan (X) STW OM
1 2 3 4 5
0 3 38 10 7 58
0 5 66 17 12 100
2 3 34 14 5 58
3 5 59 24 9 100
0 6 114 40 35 195 3.36
2 6 102 56 25 191 3.29
1 2 3 4 5
0 0 8 31 19 58
0 0 14 53 33 100
0 3 15 22 18 58
0 5 26 38 31 100
0 0 24 124 95 243 4.19
0 6 45 88 90 229 3.95
Pemberian zat pewarna yang hanya berfungsi membuat produk terlihat lebih menarik namun tidak menambah nutrisi yang dibutuhkan, disadari betul oleh pihak perusahaan AQUA dengan menciptakan ASOF tanpa menggunakan zat pewarna. Melainkan hanya dengan menggunakan ekstrak buah (essence) yang tidak menimbulkan kekeruhan, sehingga air minuman tetap jernih. Hal ini tentu saja menjadi nilai lebih dari produk ASOF itu sendiri jika dibandingkan dengan produk lainnya yang sejenis.
78
Kelebihan yang dimiliki kedua jenis produk ASOF tanpa menggunakan zat pewarna tersebut dinilai baik oleh 53 persen dan 38 persen responden dari masingmasing 58 responden ASOF. Mereka cukup puas dengan kinerja produk tersebut karena dapat terhindar dari efek samping yang diakibatkan dari mengkonsumsi zat pewarna yang berlebihan. Sedangkan total skor sebesar 243 dan 229 pada tingkat pelaksanaan dapat diartikan bahwa kinerja produk ASOF yang tidak menggunakan tambahan zat pewarna juga ditanggapi dengan baik (199 – 245) oleh responden. 7.3. Keandalan (Reliability) 7.3.1. Kualitas Air (I) Kualitas air menjadi hal penting bagi konsumen dalam mengkonsumsi produk minuman, terutama pada minuman jenis AMDK. Air dengan mutu yang baik, tidak akan mengubah rasa dan menimbulkan bau pada produk minuman. Selain itu juga akan mempengaruhi penampilan produk. Secara visual, air yang berkualitas adalah terlihat jernih, cerah dan bebas dari warna. Kualitas air yang dimiliki oleh produk minuman rasa buah yang berbasis air minum dalam kemasan termasuk hal yang penting menurut 45 persen responden ASOF rasa Strawberi. Sikap responden tersebut juga ditunjukkan oleh total skor tingkat kepentingan sebesar 240 yang berarti atribut tersebut bersifat penting (199 – 245) bagi konsumen. Konsumen tidak akan membeli jika air produk minuman memiliki kualitas yang buruk, seperti terlihat keruh, kusam serta berbau. Sedangkan bagi 46 persen responden ASOF rasa Orange Mango faktor tersebut dinyatakan sangat penting. Seperti yang ditunjukkan oleh total skor tingkat kepentingan yang diperoleh sebesar 254, yang berarti atribut kualitas air dinilai sebagai hal yang sangat penting (246 – 292) bagi konsumen. Sebagai produk minuman yang diproduksi oleh perusahaan air minum dalam kemasan terbesar di Indonesia dengan citra yang baik, 50 persen responden ASOF rasa Strawberi dan 47 persen responden ASOF rasa Orange Mango merasa puas serta tidak meragukan lagi terhadap kualitas air yang digunakan produk ASOF. Begitu juga dengan total skor tingkat pelaksanaan sebesar 232 dan 245 yang berarti responden merasa kinerja yang dilakukan produk ASOF terhadap atribut tersebut sudah baik.
79
Tabel 24. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap Kualitas Air Suatu Produk Minuman Rasa Buah dan Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF Penilaian Responden 1. Tingkat Kepentingan (Y) : ♣ Tidak Penting ♣ Kurang Penting ♣ Cukup Penting ♣ Penting ♣ Sangat Penting Total Skor Rata-rata ( Y ) 2. Tingkat Pelaksanaan (X) : ♣ Tidak Baik ♣ Kurang Baik ♣ Cukup Baik ♣ Baik ♣ Sangat Baik Total Skor Rata-rata ( X )
Nilai Bobot
Rasa Strawberi (STW) Jml (%)
Rasa Orange Mango (OM) Jml (%)
Skor (Y) dan (X) STW OM
1 2 3 4 5
1 2 7 26 22 58
2 3 12 45 38 100
0 0 5 26 27 58
0 0 9 45 46 100
1 4 21 104 110 240 4.14
0 0 15 104 135 254 4.38
1 2 3 4 5
0 1 13 29 15 58
0 2 22 50 26 100
0 2 6 27 23 58
0 3 10 47 40 100
0 2 39 116 75 232 4.00
0 4 18 108 115 245 4.22
7.4. Kesesuaian dengan Spesifikasi (Conformance to Spesification) 7.4.1. Segel Produk (J) Segel bermanfaat untuk menjaga kualitas produk serta melindungi produk tersebut dari kontaminasi udara luar. Konsumen tidak akan membeli produk yang segelnya cacat atau mudah robek, karena isi dan kualitas dari produk tersebut sudah tidak terjamin lagi. Begitu juga menurut 64 persen responden ASOF rasa Strawberi dan 48 persen responden ASOF rasa Orange Mango yang berpendapat segel suatu produk sebagai hal yang sangat penting. Segel produk merupakan standar utama bagi konsumen dalam menilai keaslian produk minuman yang akan dibelinya. Hal ini juga dibuktikan oleh total skor tingkat kepentingan ASOF rasa Strawberi sebesar 261 dan ASOF rasa Orange Mango sebesar 252 yang menunjukkan bahwa segel produk merupakan sesuatu yang sangat penting (246 – 292) peranannya dalam menjaga kualitas produk menurut konsumen. Kinerja segel produk yang terdapat pada produk ASOF memiliki kinerja yang dinilai baik oleh 52 persen responden rasa Strawberi karena tidak mudah sobek dan rusak. Begitu juga dengan tanggapan 45 persen responden rasa Orange Mango.
80
Total skor tingkat pelaksanaan ASOF rasa Strawberi dan ASOF rasa Orange Mango yang memiliki nilai yang sama, yaitu sebesar 237, menunjukkan bahwa kinerja segel produk tersebut secara keseluruhan dinilai baik (skala 199 – 245) oleh responden. Hasil survei yang diperoleh mengenai segel produk, tercantum pada Tabel 25 berikut ini. Tabel 25. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap Segel Produk Suatu Produk Minuman Rasa Buah dan Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF Penilaian Responden 1. Tingkat Kepentingan (Y) : ♣ Tidak Penting ♣ Kurang Penting ♣ Cukup Penting ♣ Penting ♣ Sangat Penting Total Skor Rata-rata ( Y ) 2. Tingkat Pelaksanaan (X) : ♣ Tidak Baik ♣ Kurang Baik ♣ Cukup Baik ♣ Baik ♣ Sangat Baik Total
Nilai Bobot
Rasa Strawberi (STW) Jml (%)
Rasa Orange Mango (OM) Jml (%)
Skor (Y) dan (X) STW OM
1 2 3 4 5
0 2 4 15 37 58
0 3 7 26 64 100
0 0 8 22 28 58
0 0 14 38 48 100
0 4 12 60 185 261 4.50
0 0 24 88 140 252 4.35
1 2 3 4 5
0 3 7 30 18 58
0 5 12 52 31 100
0 3 9 26 20 58
0 5 16 45 34 100
0 6 21 120 90 237 4.09
0 6 27 104 100 237 4.09
Skor Rata-rata ( X )
7.4.2. Memiliki Izin Departemen Kesehatan (K) Produk minuman yang baik adalah produk yang memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh Departemen Kesehatan. Hal ini ditunjukkan dengan kode produksi atau nomor produk yang dicantumkan pada kemasan. Dengan demikian, produk tersebut telah terdaftar pada Departemen Kesehatan serta legal diperdagangkan Berdasarkan dari hasil kuisioner pada Tabel 26, 59 persen dan 55 persen responden ASOF secara keseluruhan menyatakan sangat penting suatu produk minuman rasa buah memiliki izin dari Departemen Kesehatan. Total skor tingkat kepentingan yang diperoleh, yaitu 258 dan 256, menunjukkan arti yang sama terhadap pernyataan tersebut, yaitu sangat penting (246 – 292). Ini menunjukkan
81
bahwa responden tidak ingin beresiko dengan efek negatif terhadap kesehatan yang ditimbulkan dari produk minuman yang tidak terdaftar. Tabel 26. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap Memiliki Izin Departemen Kesehatan Suatu Produk Minuman Rasa Buah dan Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF Penilaian Responden 1. Tingkat Kepentingan (Y) : ♣ Tidak Penting ♣ Kurang Penting ♣ Cukup Penting ♣ Penting ♣ Sangat Penting Total Skor Rata-rata ( Y ) 2. Tingkat Pelaksanaan (X) : ♣ Tidak Baik ♣ Kurang Baik ♣ Cukup Baik ♣ Baik ♣ Sangat Baik Total
Nilai Bobot
Rasa Strawberi (STW) Jml (%)
Rasa Orange Mango (OM) Jml (%)
Skor (Y) dan (X) STW OM
1 2 3 4 5
0 2 4 18 34 58
0 3 7 31 59 100
0 0 8 18 32 58
0 0 14 31 55 100
0 4 12 72 170 258 4.45
0 0 24 72 160 256 4.41
1 2 3 4 5
0 0 13 17 28 58
0 0 23 29 48 100
0 0 11 30 17 58
0 0 19 52 29 100
0 0 39 68 140 258 4.45
0 0 33 120 85 238 4.10
Skor Rata-rata ( X )
Dari tingkat pelaksanaanya, 48 responden ASOF rasa Strawberi menilai sangat baik pada pencantuman kode produksi pada setiap kemasan ASOF. Penilaian
yang sangat baik (246 – 292) terhadap kinerja tersebut, juga
ditunjukkan dengan total skor tingkat pelaksanaan sebesar 258. Sedangkan penilaian pada tingkat pelaksanaan pencantuman kode produksi pada setiap kemasan ASOF rasa Orange Mango terlihat sedikit berbeda. 52 persen responden hanya menanggapinya dengan baik. Begitu juga penilaian menurut total skor tingkat pelaksanaan yang diperoleh, yaitu sebesar 238 dari skala 199 – 245 (baik). 7.4.3. Memiliki Sertifikat Halal (L) Sebagai negara dengan mayoritas penduduk beragama muslim, sertifikat halal perlu dimiliki oleh jenis produk makanan dan minuman. Ini merupakan salah satu bentuk kepedulian dan tanggung jawab perusahaan terhadap konsumen dan
82
komunitas tertentu dengan mencatumkan selalu label halal pada setiap kemasan produknya. Berdasarkan Tabel 27, terlihat 60 persen responden ASOF rasa Strawberi dan 71 persen responden rasa Orange Mango sama-sama menyatakan sangat penting terhadap pencantuman label halal pada produk minuman rasa buah. Begitu juga dengan total skor tingkat kepentingan sebesar 249 dan 262 yang berarti atribut tersebut sangat penting (246 – 292) bagi konsumen. Hal ini dikarenakan mereka tidak mau beresiko dengan mengkonsumsi minuman yang tidak sesuai dengan ketentuan keyakinan yang dianutnya. Tabel 27. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap Memiliki Sertifikat Halal Suatu Produk Minuman Rasa Buah dan Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF Penilaian Responden 1. Tingkat Kepentingan (Y) : ♣ Tidak Penting ♣ Kurang Penting ♣ Cukup Penting ♣ Penting ♣ Sangat Penting Total Skor Rata-rata ( Y ) 2. Tingkat Pelaksanaan (X) : ♣ Tidak Baik ♣ Kurang Baik ♣ Cukup Baik ♣ Baik ♣ Sangat Baik Total Skor Rata-rata ( X )
Nilai Bobot
Rasa Strawberi (STW) Jml (%)
Rasa Orange Mango (OM) Jml (%)
Skor (Y) dan (X) STW OM
1 2 3 4 5
1 4 7 11 35 58
2 7 12 19 60 100
1 3 2 11 41 58
2 5 3 19 71 100
1 8 21 44 175 249 4.29
1 6 6 44 205 262 4.52
1 2 3 4 5
0 17 10 20 11 58
0 29 17 35 19 100
3 9 11 20 15 58
5 16 19 34 26 100
0 34 30 80 55 199 3.43
3 18 33 100 60 214 3.69
Sedangkan penilaian berdasarkan pelaksanaannya, tidak sedikit responden ASOF, yaitu 29 persen pada rasa Strawberi dan 16 persen pada rasa Orange Mango yang menyatakan kurang baik terhadap kinerja yang diberikan produk ASOF. Ini dikarenakan masih adanya produk ASOF yang beredar dengan desain kemasan lama yang belum mencantumkan label halal. Walaupun demikian, secara keseluruhan, 35 persen responden ASOF rasa Strawberi dan 34 persen pada rasa Orange Mango
83
menyatakan baik terhadap label halal yang dicantumkan pada desain kemasan baru produk ASOF. Hasil dari perhitungan total skor tingkat pelaksanaan pada kedua produk ASOF, yaitu 199 dan 214, menunjukkan arti bahwa harapan responden terhadap kinerja atribut tersebut telah terpenuhi. 7.4.4. Label Kemasan (M) Beragamnya produk minuman rasa buah yang ada di pasaran, akan membuat konsumen merasa sedikit kebingungan untuk menentukan pilihan. Salah satu solusi permasalahan tersebut adalah dengan memperhatikan kandungan bahan serta nilai gizi yang dapat diperoleh dari produk minuman rasa buah tersebut. Informasi kandungan bahan ini umumnya tercantum pada label kemasan. Pada Tabel 28, label kemasan sebagai informasi komposisi bahan dikategorikan sebagai sesuatu yang dinilai penting oleh 43 persen responden ASOF rasa Strawberi. Begitu juga dengan total skor tingkat kepentingan yang diperoleh, yaitu 214, yang berarti atribut tersebut dinilai penting (199 – 245) oleh konsumen. Tabel 28. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap Label Kemasan Suatu Produk Minuman Rasa Buah dan Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF Penilaian Responden 1. Tingkat Kepentingan (Y) : ♣ Tidak Penting ♣ Kurang Penting ♣ Cukup Penting ♣ Penting ♣ Sangat Penting Total Skor Rata-rata ( Y ) 2. Tingkat Pelaksanaan (X) : ♣ Tidak Baik ♣ Kurang Baik ♣ Cukup Baik ♣ Baik ♣ Sangat Baik Total Skor Rata-rata ( X )
Nilai Bobot
Rasa Strawberi (STW) Jml (%)
Rasa Orange Mango (OM) Jml (%)
Skor (Y) dan (X) STW OM
1 2 3 4 5
0 7 15 25 11 58
0 12 26 43 19 100
3 9 22 13 11 58
5 16 38 22 19 100
0 14 45 100 55 214 3.69
3 18 66 52 55 194 3.35
1 2 3 4 5
1 3 17 26 11 58
2 5 29 45 19 100
0 4 18 24 12 58
0 7 31 41 21 100
1 6 51 104 55 217 3.74
0 8 54 96 60 218 3.76
84
Sedangkan berdasarkan penilaian menurut 38 persen responden ASOF rasa Orange Mango, label kemasan hanya dianggap sebagai hal yang cukup penting. Sama halnya dengan total skor tingkat kepentingan yang diperoleh sebesar 194, yang berarti atribut tersebut dinilai cukup penting (152 – 198) oleh konsumen. Melalui label kemasan, konsumen akan mengetahui komposisi bahan dan kandungan gizi yang terkadung pada produk minuman rasa buah tersebut. Pencantuman label kemasan pada kedua kemasan produk ASOF dinilai baik kinerjanya menurut 45 persen responden rasa Strawberi dan 41 persen responden rasa Orange Mango. Hal ini ditunjukkan pula oleh masing-masing total skor tingkat pelaksanaan sebesar 217 dan 218. Dengan kata lain responden merasa puas dan menjadi cukup tahu dengan penggunaan bahan serta nilai gizi yang terdapat pada minuman tersebut. 7.5. Usia Produk (Durability) 7.5.1. Daya Tahan Produk (N) Suatu produk minuman rasa buah umumnya memiliki batas umur serta daya tahan tertentu untuk dikonsumsi dan disimpan. Hal ini umumnya ditandai dengan tanggal kadaluarsa yang dicantumkan pada label kemasan. Dari Tabel 29 diketahui dari masing-masing 58 responden produk ASOF, 72 persen responden rasa Strawberi dan 67 persen responden rasa Orange Mango, berpendapat bahwa pencantuman tanggal kadaluarsa memiliki arti yang sangat penting. Karena hal ini dapat mencegah konsumen dari efek yang dapat ditimbulkan dari mengkonsumsi produk yang waktu ekonomisnya telah habis atau expired. Pencantuman tanggal kadaluarsa pada kemasan yang dinilai sangat penting (246 – 292) tersebut, juga ditunjukkan pada total skor tingkat kepentingan yang diperoleh dari masing-masing kedua produk ASOF, yaitu sebesar 272 pada rasa Strawberi dan 264 pada rasa Orange Mango. Sedangkan penilaian berdasarkan tingkat pelaksanaannya, pencantuman tanggal kadaluarsa pada kemasan produk ASOF ditanggapi dengan sangat baik oleh 47 persen responden rasa Strawberi dan 46 persen responden rasa Orange Mango. Sama halnya dengan penilaian berdasarkan total skor tingkat pelaksanaannya. Total skor 251 dan 246 memberi arti bahwa atribut tersebut kinerjanya telah dilakukan oleh ASOF dengan sangat baik (246 – 292) menurut responden.
85
Tabel 29. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap Daya Tahan Suatu Produk Minuman Rasa Buah dan Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF Penilaian Responden 1. Tingkat Kepentingan (Y) : ♣ Tidak Penting ♣ Kurang Penting ♣ Cukup Penting ♣ Penting ♣ Sangat Penting Total Skor Rata-rata ( Y ) 2. Tingkat Pelaksanaan (X) : ♣ Tidak Baik ♣ Kurang Baik ♣ Cukup Baik ♣ Baik ♣ Sangat Baik Total
Nilai Bobot
Rasa Strawberi (STW) Jml (%)
Rasa Orange Mango (OM) Jml (%)
Skor (Y) dan (X) STW OM
1 2 3 4 5
0 0 2 14 42 58
0 0 4 24 72 100
0 1 5 13 39 58
0 2 9 22 67 100
0 0 6 56 210 272 4.69
0 2 15 52 195 264 4.55
1 2 3 4 5
0 2 4 25 27 58
0 3 7 43 47 100
0 1 11 19 27 58
0 2 19 33 46 100
0 4 12 100 135 251 4.33
0 2 33 76 135 246 4.24
Skor Rata-rata ( X )
7.6. Pelayanan (Serviceability) 7.6.1. Ketersediaan Produk (O) Ketersediaan produk di pasaran mempunyai peranan yang penting dalam pemasaran dan loyalitas konsumen. Jika produk minuman yang ditawarkan produsen tidak tersedia, maka tak sedikit konsumen akan membeli minuman merek lain yang tersedia saat itu. Hal ini tentu saja akan merugikan. Oleh karena itu kesinambungan ketersediaan produk di lokasi penjualan perlu diperhatikan. Hasil survei respon konsumen pada atribut ketersediaan produk, secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 30. Dari tabel tersebut, terlihat ketersediaan suatu produk dinilai sebagai hal yang penting oleh 52 persen responden ASOF rasa Strawberi dan 47 persen responden ASOF rasa Orange Mango. Penilaian tersebut disebabkan tingkat konsumsi minuman rasa buah responden yang relatif cukup sering per bulannya (Tabel 9). Sehingga mereka membutuhkan keadaan dimana produk tersebut harus mudah ditemukan setiap saat.
86
Total skor dari penilaian tingkat kepentingan dari kedua jenis produk ASOF, yaitu 242 pada rasa Strawberi dan 236 pada rasa Orange Mango, menunjukkan bahwa atribut ini dinilai penting (199 - 245) peranannya bagi konsumen. Tabel 30. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap Ketersediaan Produk Suatu Produk Minuman Rasa Buah dan Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF Penilaian Responden 1. Tingkat Kepentingan (Y) : ♣ Tidak Penting ♣ Kurang Penting ♣ Cukup Penting ♣ Penting ♣ Sangat Penting Total Skor Rata-rata ( Y ) 2. Tingkat Pelaksanaan (X) : ♣ Tidak Baik ♣ Kurang Baik ♣ Cukup Baik ♣ Baik ♣ Sangat Baik Total Skor Rata-rata ( X )
Nilai Bobot
Rasa Strawberi (STW) Jml (%)
Rasa Orange Mango (OM) Jml (%)
Skor (Y) dan (X) STW OM
1 2 3 4 5
0 0 9 30 19 58
0 0 15 52 33 100
0 3 9 27 19 58
0 5 15 47 33 100
0 0 27 120 95 242 4.17
0 6 27 108 95 236 4.07
1 2 3 4 5
3 7 23 14 11 58
5 12 40 24 19 100
3 7 24 13 11 58
5 12 41 23 19 100
3 14 69 56 55 197 3.39
3 14 72 52 55 196 3.38
Ketersediaan produk kedua jenis produk ASOF di pasaran, telah memiliki kinerja yang dianggap cukup baik menurut 40 persen responden rasa Strawberi dan 41 persen responden rasa Orange Mango. Pendapat ini mungkin disebabkan oleh masih adanya beberapa lokasi dimana responden cukup sulit mendapatkan produk tersebut. Selain itu juga karena masih terbatasnya lokasi pemasaran ASOF oleh pihak perusahaan. Total skor tingkat pelaksanaan yang diperoleh adalah 197 pada ASOF rasa Strawberi dan 196 pada ASOF rasa Orange Mango. Ini berarti bahwa tingkat pelaksanaan produk ASOF terhadap atribut ketersediaan produk, secara keseluruhan telah dilakukan dengan cukup baik (152 - 198) menurut responden.
87
7.6.2. Iklan yang Menarik (P) Iklan merupakan cara termudah dalam mempromosikan keberadaan produk kepada konsumen. Oleh karena itu iklan harus dibuat semenarik mungkin agar konsumen merasa berminat terhadap produk yang ditawarkan. Atribut iklan yang menarik menurut pendapat 45 persen responden dan total skor tingkat kepentingan pada ASOF rasa Strawberi (247) mempunyai peranan yang sangat penting (246 – 292) untuk dilakukan dalam menarik perhatian konsumen. Sedangkan menurut penilaian dari 45 persen responden ASOF rasa Orange Mango dan total skor tingkat kepentingannya, menjelaskan peranan faktor tersebut hanya dianggap penting (199 – 245) saja bagi konsumen. Tabel 31. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap Iklan yang Menarik Suatu Produk Minuman Rasa Buah dan Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF Penilaian Responden 1. Tingkat Kepentingan (Y) : ♣ Tidak Penting ♣ Kurang Penting ♣ Cukup Penting ♣ Penting ♣ Sangat Penting Total Skor Rata-rata ( Y ) 2. Tingkat Pelaksanaan (X) : ♣ Tidak Baik ♣ Kurang Baik ♣ Cukup Baik ♣ Baik ♣ Sangat Baik Total
Nilai Bobot
Rasa Strawberi (STW) Jml (%)
Rasa Orange Mango (OM) Jml (%)
Skor (Y) dan (X) STW OM
1 2 3 4 5
0 1 9 22 26 58
0 2 15 38 45 100
0 3 6 26 23 58
0 5 10 45 40 100
0 2 27 88 130 247 4.26
0 6 18 104 115 243 4.19
1 2 3 4 5
0 3 15 23 17 58
0 5 26 40 29 100
0 2 13 24 19 58
0 4 22 41 33 100
0 6 45 92 85 228 3.93
0 4 39 96 95 234 4.04
Skor Rata-rata ( X )
Berdasarkan survei yang dilakukan, iklan produk ASOF yang ditayangkan di televisi dinilai menarik oleh 40 persen responden rasa Strawberi dan 41 persen responden rasa Orange Mango. Unsur jenaka pada saat orang bersendawa dengan bunyi yang unik setelah meminum produk ASOF sangat melekat dibenak responden dan menjadi trendmark tersendiri dikalangan konsumen.
88
Atribut iklan yang menarik dinilai baik (199 – 245) pelaksanaannya oleh produk ASOF menurut responden berdasarkan dari masing-masing total skor tingkat pelaksanaan, yaitu 228 pada ASOF rasa Strawberi dan 234 pada ASOF rasa Orange Mango. 7.6.3. Promosi Penjualan (Q) Promosi penjualan seperti pemberian sampel produk atau dengan promosi undian merupakan cara lain selain iklan dalam mempromosikan keberadaan produk yang ditawarkan oleh perusahaan kepada konsumen. Sehingga diharapkan konsumen menjadi lebih tertarik dan membeli. Hasil survei respon konsumen terhadap faktor promosi penjualan, secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 32. Tabel 32. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap Promosi Penjualan Suatu Produk Minuman Rasa Buah dan Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF Penilaian Responden
Nilai Bobot
1. Tingkat Kepentingan (Y) : ♣ Tidak Penting ♣ Kurang Penting ♣ Cukup Penting ♣ Penting ♣ Sangat Penting Total Skor Rata-rata ( Y ) 2. Tingkat Pelaksanaan (X) : ♣ Tidak Baik ♣ Kurang Baik ♣ Cukup Baik ♣ Baik ♣ Sangat Baik Total Skor Rata-rata ( X )
Rasa Strawberi (STW) Jml (%)
Rasa Orange Mango (OM) Jml (%)
Skor (Y) dan (X) STW OM
1 2 3 4 5
0 2 9 18 29 58
0 4 15 31 50 100
0 4 7 26 21 58
0 7 12 45 36 100
0 4 27 72 145 248 4.16
0 8 21 104 105 238 4.10
1 2 3 4 5
2 4 14 27 11 58
3 7 24 47 19 100
0 5 19 25 9 58
0 9 33 43 15 100
2 8 42 108 55 215 3.71
0 10 57 100 45 212 3.66
Berdasarkan Tabel 32, promosi penjualan sebuah produk minuman rasa buah dinilai sangat penting oleh 50 persen responden ASOF rasa Strawberi dan sebagai hal yang penting oleh 45 persen responden ASOF rasa Orange Mango sebagai media pengenalan sebuah produk.
89
Kedua jenis produk ASOF yang dipromosikan melalui pemberian sampel dibeberapa lokasi swalayan dan sekolah di wilayah Jabotabek, ditanggapi sebagai sesuatu yang baik menurut 47 persen responden rasa Strawberi dan 43 persen responden rasa Orange Mango. Karena dengan cara demikian, responden menjadi lebih mengetahui dan mengenal kedua jenis produk ASOF tersebut lebih jauh lagi. Total skor dari penilaian tingkat kepentingan pada ASOF rasa Strawberi sebesar 248, menunjukkan bahwa atribut ini dinilai sangat penting (246 - 292) bagi konsumen. Sedangkan total skor pada ASOF rasa Orange Mango, yaitu 238, menunjukkan bahwa atribut ini dinilai cukup penting bagi konsumen. Pada tingkat pelaksanaannya, diperoleh masing-masing total skor dari kedua produk ASOF, yaitu sebesar 215 dan 212, menunjukkan bahwa kinerja promosi penjualan kedua jenis produk ASOF secara keseluruhan sudah dianggap baik (199 - 245) oleh responden. 7.7. Estetika (Aesthetics) 7.7.1. Desain Kemasan (R) Kemasan merupakan hal pertama yang menjadi penarik perhatian konsumen terhadap suatu produk pada saat mereka berbelanja. Oleh sebab itu kemasan harus didesain semenarik mungkin agar dapat memberikan nilai tambah terhadap produk yang pada akhirnya akan menarik minat beli konsumen. Desain kemasan umumnya terdiri dari model desain kemasan, penggunaan warna tertentu, penambahan gambar, serta tulisan yang memberikan keterangan. Kedua jenis produk ASOF secara umum memiliki desain kemasan dengan menggunakan beberapa warna yang didomisasi dengan warna biru pada logo AQUA dan tulisan Splash Of Fruit. Selain itu juga digunakan warna merah untuk rasa Strawberi dan warna kuning jingga untuk rasa Orange Mango (Gambar 15 dan Gambar 16) yang membedakan jenis rasa pada produk ASOF. Desain kemasan yang menarik merupakan faktor yang penting menurut 43 persen responden ASOF rasa Strawberi sebagai penarik perhatian konsumen. Akan tetapi 45 persen responden ASOF rasa Orange Mango berpendapat bahwa hal tersebut hanya dianggap sebagai hal yang cukup penting saja. Kedua pendapat responden tersebut sesuai dengan masing-masing total skor tingkat kepentingan yang dihasilkan, yaitu 237 (penting) dan 197 (cukup penting).
90
Gambar 15. Desain Kemasan Produk ASOF Rasa Strawberi (15 a) dan ASOF Rasa Orange Mango (15 b)
15 (a)
15 (b)
Gambar 16. Logo Kemasan Produk ASOF Rasa Strawberi (16 a) dan ASOF Rasa Orange Mango (16 b)
16 (a)
16 (b)
91
Berdasarkan tingkat pelaksanaannya, dari total skor yang diperoleh, yaitu 226, menunjukkan kinerja desain kemasan produk ASOF rasa Strawberi mendapatkan respon yang baik dari 45 persen responden. Mereka berpendapat desain kemasan produk tersebut terlihat menarik serta berbeda bila dibandingkan dengan kemasan produk minuman rasa buah lainnya. Sedangkan total skor pada produk ASOF rasa Orange Mango sebesar 195, ini menjelaskan bahwa desain kemasan produk tersebut hanya direspon cukup baik oleh 43 persen responden karena warna kuning pada kemasannya terlalu terlihat mencolok. Tabel 33. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap Desain Kemasan Suatu Produk Minuman Rasa Buah dan Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF Penilaian Responden 1. Tingkat Kepentingan (Y) : ♣ Tidak Penting ♣ Kurang Penting ♣ Cukup Penting ♣ Penting ♣ Sangat Penting Total Skor Rata-rata ( Y ) 2. Tingkat Pelaksanaan (X) : ♣ Tidak Baik ♣ Kurang Baik ♣ Cukup Baik ♣ Baik ♣ Sangat Baik Total
Nilai Bobot
Rasa Strawberi (STW) Jml (%)
Rasa Orange Mango (OM) Jml (%)
Skor (Y) dan (X) STW OM
1 2 3 4 5
1 2 9 25 21 58
2 4 15 43 36 100
3 4 26 17 8 58
5 7 45 29 14 100
1 4 27 100 105 237 4.1
3 8 78 68 40 197 3.39
1 2 3 4 5
2 3 9 29 15 58
4 5 15 50 26 100
3 6 25 15 9 58
5 10 43 26 16 100
2 6 27 116 75 226 3.89
3 12 75 60 45 195 3.36
Skor Rata-rata ( X )
7.7.2. Ciri Khas Desain Kemasan (S) Desain kemasan suatu produk yang telah dirancang harus memiliki ciri dan keistimewaan tertentu agar mudah diingat konsumen. Selain itu ciri khusus suatu desain akan membedakan produk tersebut dengan produk lainnya. Dari hasil survei yang dilakukan (Tabel 34), total skor tingkat kepentingan sebesar 227 dan 200 serta pendapat dari masing-masing responden kedua produk ASOF (36 dan 33 persen) yang berhasil diwawancara, menyatakan
92
ciri khas desain kemasan suatu produk minuman adalah sesuatu yang penting. Dengan adanya ciri khas tersebut, responden menjadi lebih mengenal suatu produk minuman tanpa harus melihat kemasan secara mendetail. Sedangkan berdasarkan tingkat kinerjanya, desain kemasan produk ASOF rasa Strawberi dan rasa Orange Mango dinilai memiliki ciri khas kemasan yang baik (199 – 245) menurut total skor tingkat pelaksanaan yang diperoleh (221 dan 208) serta pendapat dari 52 dan 45 persen responden. Ciri khusus seperti warna kemasan yang berbeda dengan produk AMDK lainnya yang identik berwarna biru, menjadikan kedua jenis produk ASOF terlihat lain dari yang lain. Sehingga kemungkinan konsumen tertukar dengan produk lainnya sangat kecil. Tabel 34. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap Ciri khas Desain Kemasan Suatu Produk Minuman Rasa Buah dan Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF Penilaian Responden 1. Tingkat Kepentingan (Y) : ♣ Tidak Penting ♣ Kurang Penting ♣ Cukup Penting ♣ Penting ♣ Sangat Penting Total Skor Rata-rata ( Y ) 2. Tingkat Pelaksanaan (X) : ♣ Tidak Baik ♣ Kurang Baik ♣ Cukup Baik ♣ Baik ♣ Sangat Baik Total
Nilai Bobot
Rasa Strawberi (STW) Jml (%)
Rasa Orange Mango (OM) Jml (%)
Skor (Y) dan (X) STW OM
1 2 3 4 5
1 4 13 21 19 58
2 7 22 36 33 100
4 7 17 19 11 58
7 12 29 33 19 100
1 8 39 84 95 227 3.91
4 14 51 76 55 200 3.45
1 2 3 4 5
0 3 15 30 10 58
0 5 26 52 17 100
0 8 16 26 8 58
0 14 27 45 14 100
0 6 45 120 50 221 3.53
0 16 48 104 40 208 3.59
Skor Rata-rata ( X )
7.7.3. Bentuk dan Jenis kemasan (T) Bentuk dan jenis kemasan pada produk minuman rasa buah sangat beragam. Khusus untuk produk AMDK, umumnya dikemas dalam gelas atau botol plastik. Kelebihan dari jenis kemasan plastik adalah dapat didaur ulang (recycle) serta lebih praktis jika dibandingkan dengan jenis kemasan lainnya.
93
Data yang terdapat pada Tabel 35 menunjukkan bahwa dari masingmasing 58 responden ASOF yang diwawancara, 50 dan 64 persen responden menyatakan bahwa jenis kemasan untuk produk minuman rasa buah adalah cukup penting. Dilihat dari total skor penilaian tingkat kepentingan yang diperoleh, yaitu sebesar 181 dan 198, membuktikan bahwa atribut ini cukup penting (152 - 198) bagi konsumen karena menyangkut kualitas isi dari produk tersebut. Selain itu jenis kemasan yang digunakan harus dalam keadaan baik dan tidak cacat. Bahkan jika memungkinkan, jenis kemasan yang digunakan juga ramah lingkungan. Berdasarkan tingkat pelaksanaannya, penggunaan botol plastik pada kedua jenis produk ASOF dinilai sudah baik oleh 60 dan 50 persen responden masingmasing jenis rasa ASOF karena bentuknya yang lucu dan praktis. Kedua penilaian responden tersebut juga ditunjukkan oleh total skor tingkat pelaksanaan sebesar 216, yang berarti kinerja ASOF terhadap atribut bentuk dan jenis kemasan sudah dilakukan dengan baik (199 – 245) menurut responden. Tabel 35. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap Bentuk dan Jenis Kemasan Suatu Produk Minuman Rasa Buah dan Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF Penilaian Responden 1. Tingkat Kepentingan (Y) : ♣ Tidak Penting ♣ Kurang Penting ♣ Cukup Penting ♣ Penting ♣ Sangat Penting Total Skor Rata-rata ( Y ) 2. Tingkat Pelaksanaan (X) : ♣ Tidak Baik ♣ Kurang Baik ♣ Cukup Baik ♣ Baik ♣ Sangat Baik Total Skor Rata-rata ( X )
Nilai Bobot
Rasa Strawberi (STW) Jml (%)
Rasa Orange Mango (OM) Jml (%)
Skor (Y) dan (X) STW OM
1 2 3 4 5
4 8 29 11 6 58
7 14 50 19 10 100
0 2 37 12 7 58
0 3 64 21 12 100
4 16 87 44 30 181 3.12
0 4 111 48 35 198 3.41
1 2 3 4 5
1 3 13 35 6 58
2 5 23 60 10 100
2 3 14 29 10 58
4 5 24 50 17 100
1 6 39 140 30 216 3.72
2 6 42 116 50 216 3.72
94
7.8. Persepsi terhadap kualitas (Perceived Quality) 7.8.1. Merek Terkenal (U) Merek merupakan nama, simbol atau indentifikasi lainnya dari suatu produk yang membedakan dengan produk yang lainnya. Merek dapat menjadi indikator kualitas suatu produk. Semakin terkenal merek produk tersebut, semakin tinggi intensitas kepercayaan konsumen terhadap mutu produk tersebut. Dari hasil penelitian, pada Tabel 36, 50 persen responden ASOF rasa Strawberi dan 48 persen responden ASOF rasa Orange Mango menganggap merek sebagai hal yang sangat penting sebagai bahan pertimbangan dalam membeli suatu produk minuman rasa buah. Persepsi merek terkenal indentik dengan mutu produk yang baik telah menjadi image yang tertanam dibenak mereka. Tingkat pelaksanaan dari merek ASOF, mendapat tanggapan yang baik dari 45 persen responden rasa Strawberi dan 50 persen responden rasa Orange Mango. Mereka berpendapat bahwa merek ASOF yang dilatarbelakangi oleh merek AQUA yang telah terkenal, menjadikan ASOF cepat dikenal dan berkualitas. Tabel 36. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap Merek Terkenal Suatu Produk Minuman Rasa Buah dan Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF Penilaian Responden 1. Tingkat Kepentingan (Y) : ♣ Tidak Penting ♣ Kurang Penting ♣ Cukup Penting ♣ Penting ♣ Sangat Penting Total Skor Rata-rata ( Y ) 2. Tingkat Pelaksanaan (X) : ♣ Tidak Baik ♣ Kurang Baik ♣ Cukup Baik ♣ Baik ♣ Sangat Baik Total Skor Rata-rata ( X )
Nilai Bobot
Rasa Strawberi (STW) Jml (%)
Rasa Orange Mango (OM) Jml (%)
Skor (Y) dan (X) STW OM
1 2 3 4 5
0 2 11 16 29 58
0 3 19 28 50 100
1 2 7 20 28 58
2 3 12 35 48 100
0 4 33 64 145 246 4.24
1 4 21 80 140 246 4.24
1 2 3 4 5
0 0 15 26 17 58
0 0 26 45 29 100
0 3 11 29 15 58
0 5 19 50 26 100
0 0 45 104 85 234 4.03
0 6 33 116 75 230 3.97
95
Faktor merek terkenal bila dilihat dari total skor tingkat kepentingan pada kedua produk ASOF yang diperoleh dengan nilai yang sama (246), dianggap sebagai sesuatu yang sangat penting (246 – 292) bagi konsumen dalam membeli sebuah produk minuman karena terkait image mutu yang berkualitas. Sedangkan total skor tingkat pelaksanaan pada ASOF rasa Strawberi (234) dan rasa Orange Mango (230), menunjukkan kinerja atribut merek yang terkenal telah dimiliki dengan baik (199 – 245) oleh produk tersebut menurut responden. 7.8.2. Perusahaan Terkenal (V) Sebuah perusahaan yang terkenal dengan citra yang baik akan mudah memperoleh kepercayaan dari konsumen terhadap setiap produk yang diproduksinya. Hal ini dikarenakan konsumen telah percaya terhadap mutu setiap produk yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut. Survei yang dilakukan terhadap masing-masing responden ASOF, 50 persen responden rasa Strawberi berpendapat bahwa produk minuman rasa buah yang diproduksi oleh perusahaan terkenal merupakan hal yang sangat penting. Hal ini seperti yang ditunjukkan pada total skor tingkat kepentingan yang diperoleh, yaitu 251, yang berarti peranan perusahaan terkenal pada produk minuman rasa buah dianggap sangat penting (246 – 292) oleh konsumen. Akan tetapi dengan alasan yang sama, faktor tersebut hanya ditanggapi sebagai hal yang penting saja bagi 45 persen responden rasa Orange Mango dan ditunjukkan oleh total skor tingkat kepentingan yang diperoleh (241), yang menjelaskan peranan perusahaan terkenal pada produk minuman rasa buah hanya dianggap penting (199 – 245) oleh konsumen. Berdasarkan tingkat pelaksanaannya, kedua produk ASOF yang diproduksi oleh perusahaan AMDK terkenal, yaitu PT Aqua Golden Mississippi, dinilai baik kinerjanya oleh 50 dan 60 persen dari masing-masing responden ASOF. Hal inipun dibuktikan oleh total skor tingkat pelaksanaan yang diperoleh kedua produk tersebut, yaitu 241 dan 239, yang berarti atribut tersebut memiliki kriteria pelaksanaan yang baik. Hasil survei secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 37 berikut.
96
Tabel 37. Penilaian Responden Berdasarkan Tingkat Kepentingan Terhadap Perusahaan Terkenal Suatu Produk Minuman Rasa Buah dan Tingkat Pelaksanaannya dari Produk ASOF Penilaian Responden 1. Tingkat Kepentingan (Y) : ♣ Tidak Penting ♣ Kurang Penting ♣ Cukup Penting ♣ Penting ♣ Sangat Penting Total Skor Rata-rata ( Y ) 2. Tingkat Pelaksanaan (X) : ♣ Tidak Baik ♣ Kurang Baik ♣ Cukup Baik ♣ Baik ♣ Sangat Baik Total Skor Rata-rata ( X )
Nilai Bobot
Rasa Strawberi (STW) Jml (%)
Rasa Orange Mango (OM) Jml (%)
Skor (Y) dan (X) STW OM
1 2 3 4 5
0 2 6 21 29 58
0 3 11 35 50 100
0 3 7 26 22 58
0 5 12 45 38 100
0 4 18 84 145 251 4.33
0 6 21 104 110 241 4.16
1 2 3 4 5
0 0 10 29 19 58
0 0 17 50 33 100
0 0 8 35 15 58
0 0 14 60 26 100
0 0 30 116 95 241 4.16
0 0 24 140 75 239 4.12
97
BAB VIII ANALISIS TINGKAT KEPENTINGAN DAN TINGKAT PELAKSANAAN (IMPORTANCE PERFORMANCE ANALYSIS)
8.1. Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pelaksanaan Analisis tingkat kepentingan dan pelaksanaan pada penelitian ini digunakan untuk mengukur seberapa besar kepentingan konsumen terhadap dimensi-dimensi atribut yang membentuk kinerja produk ASOF. Hal ini perlu dilakukan agar mendapatkan persamaan persepsi kepuasan konsumen yang berbeda-beda terhadap kualitas suatu produk yang diukur dari atribut-atribut penyusunnya. Selain itu melalui analisis tingkat kepentingan dan pelaksanaan, akan diketahui tindakan yang perlu dilakukan terhadap suatu atribut tertentu. Hal ini tercermin dari posisi masing-masing atribut pada kuadran Diagram Kartesius. Posisi atribut pada kuadran tertentu akan memberi informasi apakah kinerja atribut tersebut oleh perusahaan perlu ditingkatkan, diperbaiki atau bahkan dikurangi karena tidak dibutuhkan sehingga kinerja produk lebih efisien dan dapat memenuhi kepuasan konsumen. Pada akhirnya hasil yang diperoleh tersebut dapat menjadi bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan dalam strategi pemasaran produk tersebut. Analisis tingkat kepentingan dan pelaksanaan pada jenis rasa produk ASOF, yaitu Strawberi dan Orange Mango, masing-masing akan dibahas secara terpisah. 8.1.1. Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pelaksanaan ASOF Rasa Strawberi Hasil analisis tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan suatu atribut yang dievaluasi terhadap produk ASOF rasa Strawberi dengan menggunakan Importance Performance Analysis secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 38.
98
Tabel 38. Perhitungan Rata - rata dari Penilaian Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pelaksanaan Pada Dimensi Kualitas Produk ASOF Rasa Strawberi Atribut
Kode
Kemudahan dikonsumsi Efek segar Variasi rasa & aroma buah Tingkat Kemanisan Harga Ukuran kemasan Penggunaan pemanis buatan Bebas zat pewarna Kualitas air Segel produk Memiliki izin Dep. Kes Memiliki sertifikat Halal Label kemasan Daya tahan produk Ketersediaan produk Iklan yang menarik Promosi penjualan Desain kemasan Ciri khas desain kemasan Bentuk dan Jenis kemasan Merek terkenal Perusahaan terkenal
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V
Rata-rata skor
Keterangan : TB : Tidak Baik KB : Kurang Baik CB : Cukup Baik B : Baik SB : Sangat Baik
Penilaian Kepentingan Grup Y SP 254 SP 255 SP 250 P 221 SP 248 P 231 CP 192 CP 195 P 240 SP 261 SP 285 SP 249 P 214 SP 272 P 242 SP 247 SP 248 P 237 P 227 CP 181 SP 246 SP 251
Skor
Skor
4.38 4.40 4.31 3.81 4.28 3.98 3.31 3.36 4.14 4.50 4.45 4.29 3.69 4.69 4.17 4.26 4.27 4.10 3.91 3.12 4.24 4.33
Penilaian Kinerja Grup X B 227 B 244 B 220 B 206 CB 198 B 213 B 225 B 243 B 232 B 237 SB 247 B 199 B 217 SB 251 CB 197 B 228 B 215 B 226 B 221 B 216 B 234 B 241
Y (Y )
4.09
X (X )
3.87
Y
X 3.91 4.21 3.79 3.55 3.41 3.67 3.88 4.19 4.00 4.09 4.26 3.43 3.74 4.33 3.39 3.93 3.71 3.89 3.81 3.72 4.03 4.16
TP : Tidak Penting KP : Kurang Penting CP : Cukup Penting P : Penting SP : Sangat Penting
Kemudian nilai rata-rata dari tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan masing-masing atribut pada tabel tersebut diaplikasikan ke dalam Diagram Kartesius (Gambar 17). Dengan demikian diketahui posisi masing-masing atribut pada kuadran yang terdapat di diagram tersebut serta tindakan yang harus dilakukan pada setiap atribut sesuai dengan kuadran yang ditempatinya.
99
Tingkat Kepentingan
3.87 N
I
4.5
C
L
E
J
A
P
Q
O
R
4.0
U I
4.09
IV
M
3.5
II
V
S
F
D
K
B
III
H
G T
3.0 3.4
3.5
3.6
3.7
3.8
3.9
4.0
4.1
4.2
4.3
4.4
Tingkat Pelaksanaan Gambar 17. Diagram Kartesius Produk ASOF Rasa Strawberi Keterangan : A. Kemudahan dikonsumsi B. Efek Segar C. Variasi Rasa dan Aroma Buah D. Tingkat Kemanisan E. Harga F. Ukuran Kemasan G. Penggunaan Pemanis Buatan H. Bebas Zat Pewarna I. Kualitas Air J. Segel Produk K. Memiliki Izin Dep. Kes.
L. M. N. O. P. Q. R. S. T. U. V.
Memiliki Sertifikat Halal Label Kemasan Daya Tahan Produk Ketersediaan Produk Iklan yang Menarik Promosi Penjualan Desain Kemasan Ciri Khas Desain Kemasan Bentuk dan Jenis Kemasan Merek Terkenal Perusahaan Terkenal
Dari gambar Diagram Kartesius diatas, terlihat posisi masing-masing atribut produk yang menempati masing-masing kuadran. Posisi suatu atribut pada masing-masing kuadran tersebut akan dibahas sebagai berikut : 8.1.1.1. Kuadran I (Prioritas Utama) Kuadran I merupakan wilayah bagi atribut yang menurut konsumen memiliki tingkat kepentingan yang tinggi tapi tingkat pelaksanaannya masih dinilai kurang. Dalam hal ini konsumen merasa tidak puas, sehingga diperlukan tindakan perbaikan terhadap atribut tersebut oleh pihak perusahaan.
100
Adapun atribut yang kinerjanya menjadi prioritas utama bagi pihak perusahaan adalah : 1. Variasi rasa dan aroma buah (C) 2. Harga (E) 3. Memiliki sertifikat halal (L) 4. Ketersediaan produk (O) 5. Promosi penjualan (Q) Variasi rasa dan aroma yang ditawarkan oleh produk ASOF saat ini masih terbatas,
salah
satunya
adalah
rasa
Strawberi.
Sedangkan
responden
menginginkan variasi rasa buah lainnya agar lebih banyak alternatif pilihan rasa, sehingga hal ini dinilai penting oleh responden. Akan tetapi harapan responden tersebut masih belum terpenuhi dan variasi rasa produk ASOF dianggap belum memuaskan. Produk ASOF rasa Strawberi yang dijual dengan harga Rp. 1.500,- oleh responden dinilai relatif cukup mahal bila dibandingkan dengan minuman rasa buah lainnya, misalnya Frutang yang dijual dengan harga Rp. 1.000,- . Hal ini disebabkan karena sebagian besar pendapatan responden yang tidak terlalu besar. Sehingga harga menjadi hal yang penting bagi responden karena terkait dengan daya beli mereka. Selain itu dengan harga senilai Rp. 1.500,- responden lebih menyukai membeli minuman lain yang kandungan rasa buahnya lebih terasa seperti Buahvita atau justru membeli air minum yang biasa saja seperti AQUA. Sertifikat halal yang dimiliki produk ASOF rasa Strawberi mendapatkan tingkat kepentingan yang tinggi di mata responden. Namun informasi kehalalan tersebut belum diketahui sepenuhnya oleh responden sehingga beberapa diantara mereka banyak yang menanyakannya pada saat survei dilakukan. Hal ini disebabkan masih belum seragamnya pencantuman label halal pada kemasan produk ASOF rasa Strawberi yang beredar. Dengan kata lain kinerja pencantuman label halal tersebut masih dinilai kurang memuaskan oleh responden. Ketersediaan produk ASOF rasa Strawberi di pasaran juga dianggap penting bagi responden, karena walaupun tergolong baru, produk ASOF rasa Strawberi ternyata cukup digemari. Namun, karena stock penjualan yang masih terbatas, ketersediaan ASOF rasa Strawberi dipasaran dinilai kurang memuaskan
101
oleh responden karena mereka merasa kesulitan untuk mendapatkan produk tersebut di tempat pembelian. Selain itu menurut responden, promosi penjualan yang dilakukan perusahaan juga masih dinilai kurang gencar dengan lokasi yang masih terbatas. 8.1.1.2. Kuadran II (Pertahankan Prestasi) Pada kuadran II terdiri dari atribut-atribut yang mempunyai tingkat kepentingan yang tinggi serta kinerjanya telah dianggap sesuai oleh konsumen. Sehingga kepuasan konsumen telah tercapai dan kinerjanya harus dipertahankan oleh pihak perusahaan. Atribut produk ASOF rasa Strawberi yang dinilai sesuai dengan kepuasan konsumen adalah : 1. Kemudahan dikonsumsi (A)
6. Daya tahan produk (N)
2. Efek segar (B)
7. Iklan yang menarik (P)
3. Kualitas air (I)
8. Desain kemasan (R)
4. Segel produk (J)
9. Merek terkenal (U)
5. Memiliki izin Dep. Kes. (K)
10. Perusahaan terkenal (V)
Produk minuman dalam kemasan pada dasarnya adalah produk yang menawarkan sejumlah kepraktisan. Oleh karena itu kemudahan suatu produk minuman dalam kemasan untuk dikonsumsi dianggap penting oleh responden. Produk ASOF rasa Strawberi yang dikemas dalam botol plastik yang praktis serta didukung dengan desain kemasan yang menarik, menjadikan responden merasa puas dengan kinerja yang telah dilaksanakan oleh perusahaan. Sebagai produk dengan kategori yang baru, produk ASOF rasa Strawberi cepat dikenal pada awal kemunculannya. Hal ini selain karena dilatarbelakangi oleh merek AQUA yang sudah terkenal, juga karena iklan produk ASOF rasa Strawberi yang ditayangkan ditelevisi cukup menarik perhatian konsumen. Dengan kata lain responden merasa puas dengan kinerja iklan dan merek terkenal tersebut. Kualitas produk ASOF rasa Strawberi dinilai baik oleh responden karena produk tersebut diproduksi dengan kualitas air yang bermutu oleh perusahaan air minum terkenal, memiliki izin produksi dari Departemen Kesehatan serta dilindungi oleh segel produk yang aman dan tidak mudah rusak. Sehingga secara keseluruhan kualitas produk terjamin.
102
Selain itu juga daya tahan produk terjaga dengan mencantumkan tanggal kadaluarsa. Sehingga responden mengetahui dengan pasti batas aman produk masih layak untuk dikonsumsi dan efek segar yang dirasakan setelah meminum ASOF rasa Strawberi pun telah terbukti menurut responden sehingga harapan mereka terhadap atribut tersebut telah terpenuhi. 8.1.1.3. Kuadran III (Prioritas Rendah) Atribut yang menempati posisi pada kuadran III merupakan atribut yang keberadaannya dinilai kurang penting oleh konsumen dan kinerja dari atribut tersebutpun dirasakan biasa saja. Dalam hal ini, pihak perusahaan belum perlu melakukan perbaikan. Atribut produk ASOF rasa Strawberi yang termasuk kategori kuadran III adalah : 1. Tingkat kemanisan (D) 2. Ukuran kemasan (F) 3. Label kemasan (M) 4. Ciri khas desain kemasan (S) 5. Bentuk dan jenis kemasan (T) Tingkat kemanisan suatu produk minuman rasa buah merupakan hal yang tidak terlalu dianggap penting oleh responden. Dengan kata lain atribut tersebut hanya dianggap hal yang biasa saja. Mereka lebih mengutamakan komposisi rasa produk secara keseluruhan. Kinerja rasa manis pada produk ASOF rasa Strawberi menurut responden dirasakan biasa saja, tidak terlalu manis juga tidak terlalu tawar. Ciri khas desain kemasan suatu produk akan memudahkan konsumen untuk membedakannya dengan produk lain. Namun hal tersebut dinilai kurang penting oleh responden. Asalkan merek dan slogan produk tertulis dengan jelas pada kemasan, sudah cukup bagi responden. Kinerja dari ciri khas desain kemasan pada ASOF rasa Strawberi tidak terlalu istimewa menurut responden. Karena dengan melihat merek AQUA yang sudah dikenal, responden merasa tidak kesulitan dalam membedakan produk tersebut dengan produk lain. Selain itu label kemasan sebagai informasi kandungan bahan dan gizipun dinilai sebagai hal yang biasa saja oleh responden. Responden merasa informasi kandungan bahan dan gizi tidak perlu ditampilkan secara mendetail, cukup secara
103
garis besarnya saja. Sehingga label kemasan pada ASOF rasa Strawberi yang tidak mendetailpun dianggap sebagai suatu yang wajar menurut responden. Hal lain yang dianggap kurang penting oleh responden adalah bentuk dan jenis kemasan produk. Bagi responden bentuk dan jenis kemasan tidak menjadi prioritas utama mereka dalam mengkonsumsi produk minuman rasa buah. Yang penting adalah kemasan tersebut dapat menjaga kebersihan dan keutuhan kualitas isi dari produk tersebut. Ukuran kemasan pun menjadi hal yang tidak terlalu penting bagi responden. Jika mereka merasa kurang dengan satu botol minuman, mereka bisa menambah dengan mengkonsumsi dua botol sekaligus. 8.1.1.4. Kuadran IV (Berlebihan) Kuadaran IV merupakan wilayah yang terdiri dari atribut-atribut yang keberadaannya pada suatu produk dianggap tidak penting namun kinerja dari atribut tersebut cukup baik. Dengan kata lain hal tersebut menjadi sesuatu yang berlebihan. Oleh sebab itu perusahaan perlu mengurangi hasilnya agar sumber daya perusahaan dapat lebih efisien. Atribut produk ASOF rasa Strawberi yang menempati posisi pada kuadran IV adalah seperti berikut : 1. Penggunaan pemanis buatan (G) 2. Bebas zat pewarna (H) Penggunaan pemanis buatan untuk menghasilkan rasa manis, dinilai responden sebagai hal yang tidak terlalu penting digunakan pada sebuah produk minuman rasa buah. Hal ini akan berkaitan dengan kesehatan, yaitu kadar kalori yang dikonsumsi. Dengan demikian pemanis buatan yang digunakan pada produk ASOF rasa Strawberi dinilai sebagai hal yang berlebihan bagi responden, meskipun dengan penggunaan pemanis buatan aspartame yang relatif aman dibandingkan pemanis buatan lainnya. Produk minuman rasa buah yang beredar dipasar, umumnya menambahkan zat pewarna sebagai daya tarik produk. Keadaan tersebut tidak terlalu dipermasalahkan oleh responden asalkan zat pewarna yang digunakan aman bagi kesehatan. Oleh karena itu kinerja produk ASOF rasa Strawberi yang bebas zat pewarna tidak dirasakan sebagi hal yang istimewa bagi responden, akan tetapi telah dilakukan dengan baik oleh perusahaan sehingga menjadi ciri dan kelebihan tersendiri bagi produk tersebut.
103
8.1.2. Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pelaksanaan ASOF Rasa Orange Mango Hasil analisis tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan suatu atribut produk ASOF rasa Orange Mango yang dievaluasi melalui Importance Performance Analysis dapat dilihat pada Tabel 39. Kemudian nilai rata-rata dari tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan setiap atribut pada tabel tersebut diaplikasikan kedalam Diagram Kartesius (Gambar 18) sehingga diketahui posisi setiap atribut pada kuadran diagram tersebut serta tindakan yang harus dilakukan. Tabel 39. Perhitungan Rata-rata dari Penilaian Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pelaksanaan Pada Dimensi Kualitas Produk ASOF Rasa Orange Mango Atribut Kemudahan dikonsumsi Efek segars Variasi rasa & aroma buah Tingkat Kemanisan Harga Ukuran kemasan Penggunaan pemanis buatan Bebas zat pewarna Kualitas air Segel produk Memiliki izin Dep. Kes Memiliki sertifikat Halal Label kemasan Daya tahan produk Ketersediaan produk Iklan yang menarik Promosi penjualan Desain kemasan Ciri khas desain kemasan Bentuk dan Jenis kemasan Merek terkenal Perusahaan terkenal
Kode A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V
Rata-rata skor
Penilaian Kepentingan Grup Y SP 251 P 240 SP 249 P 232 SP 258 P 201 CP 193 CP 191 SP 254 SP 252 SP 256 SP 262 CP 194 SP 264 P 236 P 243 P 238 CP 197 P 200 CP 198 SP 246 P 241
Skor
Skor
4.33 4.14 4.29 4.00 4.45 3.47 3.33 3.29 4.38 4.35 4.41 4.52 3.35 4.55 4.07 4.19 4.10 3.39 3.45 3.41 4.24 4.16
Penilaian Kinerja Grup X B 227 B 228 CB 191 B 207 CB 198 B 217 B 226 B 229 B 245 B 237 B 238 B 209 B 218 SB 246 CB 196 B 234 B 212 CB 195 B 208 B 216 B 230 B 239
Y (Y )
3.99
X (X )
3.80
Y
Keterangan : TB KB CB B SB
: Tidak Baik : Kurang Baik : Cukup Baik : Baik : Sangat Baik
TP KP CP P SP
: Tidak Penting : Kurang Penting : Cukup Penting : Penting : Sangat Penting
X 3.91 3.93 3.29 3.57 3.41 3.74 3.90 3.95 4.22 4.09 4.10 3.60 3.76 4.24 3.38 4.04 3.66 3.36 3.59 3.72 3.97 4.12
105
Tingkat Kepentingan
3.8
4.5
A
I
C O
4.0
II
L
E
Q
D
J
U P
B
N
K
I V 3.99
III
IV F
3.5 R
S
T
G M
3.2
H
3.7
4.2
Tingkat Pelaksanaan Gambar 18. Diagram Kartesius Produk ASOF Rasa Orange Mango Keterangan : A. Kemudahan dikonsumsi B. Efek Segar C. Variasi Rasa dan Aroma Buah D. Tingkat Kemanisan E. Harga F. Ukuran Kemasan G. Penggunaan Pemanis Buatan H. Bebas Zat Pewarna I. Kualitas Air J. Segel Produk K. Memiliki Izin Dep. Kes.
L. M. N. O. P. Q. R. S. T. U. V.
Memiliki Sertifikat Halal Label Kemasan Daya Tahan Produk Ketersediaan Produk Iklan yang Menarik Promosi Penjualan Desain Kemasan Ciri Khas Desain Kemasan Bentuk dan Jenis Kemasan Merek Terkenal Perusahaan Terkenal
Dari gambar Diagram Kartesius tersebut, terlihat posisi masing-masing atribut produk yang menempati masing-masing kuadran. Posisi suatu atribut pada masing-masing kuadran tersebut akan dibahas sebagai berikut : 8.1.2.1. Kuadran I (Prioritas Utama) Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, kuadran I terdiri dari atributatribut yang tingkat kepentingannya bagi konsumen cukup tinggi tapi kinerja yang diberikan atribut tersebut belum memberikan kepuasan kepada konsumen. Sehingga diperlukan evaluasi perusahaan terhadap kinerja atribut tersebut.
106
Adapun atribut produk ASOF rasa Orange Mango yang termasuk kategori kuadran I adalah : 1. Variasi rasa dan aroma buah (C) 2. Tingkat Kemanisan (D) 3. Harga (E) 4. Memiliki sertifikat halal (L) 5. Ketersediaan produk (O) 6. Promosi Penjualan (Q) Dari jumlah atribut tersebut, terlihat kemiripan lima jenis atribut yang menempati kuadran I antara produk ASOF rasa Orange Mango dan Strawberi. Atribut tersebut adalah variasi rasa dan aroma buah, harga, memiliki sertifikat halal, ketersediaan produk dan promosi penjualan. Hanya berbeda pada atribut tingkat kemanisan saja. Oleh karena itu pembahasan atribut produk ASOF rasa Orange Mango yang menempati kuadran I hanya mengenai atribut rasa manis saja. Karena pada dasarnya pembahasan kelima atribut lainnya hampir sama dengan pembahasan pada produk ASOF rasa Strawberi. Rasa dan aroma Orange mango yang ditawarkan produk ASOF memang merupakan cita rasa baru yang belum pernah ditawarkan oleh merek AMDK rasa buah manapun. Sebagai penggabungan rasa dari dua jenis buah yang relatif asam, yaitu jeruk dan mangga, responden mengharapkan tingkat kemanisan rasa yang pas. Sehingga tingkat kemanisan dianggap penting oleh responden namun kinerja dari atribut tersebut masih dinilai rendah oleh responden. Dengan kata lain rasa manis yang dirasakan responden pada produk ASOF rasa Orange Mango masih dinilai kurang. 8.1.2.2. Kuadran II (Pertahankan Prestasi) Sama halnya dengan yang sebelumnya, kuadran II merupakan wilayah yang terdiri dari atribut yang dianggap penting oleh konsumen dan kinerjanya telah memenuhi harapan konsumen. Sehingga konsumen merasa puas. Atribut produk ASOF rasa Orange Mango yang dinilai sesuai dengan keinginan responden adalah :
107
1. Kemudahan dikonsumsi (A)
6. Daya tahan produk (N)
2. Efek segar (B)
7. Iklan yang menarik (P)
3. Kualitas air (I)
8. Merek terkenal (U)
4. Segel produk (J)
9. Perusahaan terkenal (V)
5. Memiliki izin Dep. Kes. (K) Dari jumlah atribut yang menempati kuadran II tersebut, secara keseluruhan hampir sama antara produk ASOF rasa Orange Mango dan Strawberi. Hanya berbeda pada atribut desain kemasan saja. Karena pada ASOF rasa Orange Mango atribut tersebut menempati kuadran III. Oleh karena itu pembahasan pada atribut ASOF rasa Orange Mango yang menempati kuadran II tidak akan dibahas terlalu detil lagi, karena pada dasarnya pembahasan kesembilan atribut tersebut tidak terlalu jauh berbeda dengan pembahasan pada atribut kuadran II produk ASOF rasa Strawberi. 8.1.2.3. Kuadran III (Prioritas Rendah) Atribut yang menempati posisi pada kuadran III merupakan atribut yang keberadaannya dinilai kurang penting oleh konsumen dan kinerja dari atribut tersebutpun dirasakan biasa saja. Dalam hal ini, pihak perusahaan belum perlu melakukan perbaikan. Atribut produk ASOF rasa Orange Mango yang termasuk kategori kuadran III adalah : 1. Ukuran kemasan (F) 2. Label kemasan (M) 3. Desain Kemasan (R) 4. Ciri khas desain kemasan (S) 5. Bentuk dan jenis kemasan (T) Dari jumlah atribut tersebut, kelima atribut ASOF rasa Orange Mango yang berada pada kuadran III tidak jauh berbeda dengan ASOF rasa Strawberi. Hanya berbeda pada atribut desain kemasan saja. Oleh karena itu sama hal dengan penjelasan sebelumnya, pembahasan atribut produk ASOF rasa Orange Mango yang menempati kuadran III hanya mengenai atribut desain kemasan saja. Karena pada dasarnya pembahasan keempat atribut lainnya hampir sama dengan pembahasan pada produk ASOF rasa Strawberi.
108
Desain kemasan pada sebuah produk pada dasarnya merupakan pemicu eksternal dari produk tersebut untuk menarik perhatian konsumen. Akan tetapi hal tersebut dinilai sebagai hal yang kurang penting oleh responden, karena mereka lebih mengutamakan isi dan kualitas dari produk tersebut. Oleh karena itu desain kemasan produk ASOF rasa Orange Mango yang dikemas dalam botol plastik yang praktis, tidak menjadikan responden merasa begitu puas dengan kinerja yang telah dilaksanakan oleh perusahaan. Akan tetapi merupakan sesuatu yang biasa saja. 8.1.2.4. Kuadran IV (Berlebihan) Pada kuadaran IV, keberadaan suatu atribut produk dianggap tidak penting oleh konsumen namun memiliki kinerja yang cukup baik. Dalam hal ini efisiensi hasil perlu dilakukan oleh perusahaan. Atribut produk ASOF rasa Orange Mango yang terdapat pada kuadran IV terdiri dari : 1. Penggunaan pemanis buatan (G) 2. Bebas zat pewarna (H) Kedua atribut ASOF rasa Orange Mango yang menempati kuadran IV ternyata sama persis dengan kedua atribut pada kuadran IV ASOF rasa Strawberi. Dengan demikian pembahasan kedua atribut tersebut tidak akan dijabarkan kembali karena hasil yang dikemukan tidak berbeda dengan pembahasan pada aribut ASOF rasa Strawberi yang sama-sama menempati kuadran IV. Secara keseluruhan, atribut-atribut apa saja yang harus menjadi prioritas utama, pertahankan prestasi, prioritas rendah dan berlebihan dari kedua jenis rasa ASOF yang dianalisis dapat dilihat pada Tabel 40. Pada Tabel tersebut, terlihat perbedaan kepuasan konsumen terhadap tingkat pelaksanaan yang telah dilakukan oleh kedua produk ASOF tidak terlalu signifikan. Dengan kata lain kinerja kedua produk tersebut yang perlu mendapatkan prioritas utama dari pihak perusahaan hampir sama. Yaitu variasi rasa dan aroma buah, harga, keseragaman mencantumkan kode halal pada kemasan, ketersediaan produk dipasaran, dan promosi penjualan. Sedangkan pada ASOF rasa Orange Mango atribut lain yang juga perlu diprioritaskan perbaikan kinerjanya adalah tingkat rasa manis dari produk tersebut.
109
Tabel 40. Hasil Penilaian Pelaksanaan dan Kepentingan Pada Dua Jenis Rasa Produk ASOF Atribut (A) Kemudahan dikonsumsi (B) Efek segar (C) Variasi rasa & aroma buah (D) Tingkat Kemanisan (E) Harga (F) Ukuran kemasan (G) Penggunaan pemanis buatan (H) Bebas zat pewarna (I) Kualitas air (J) Segel produk (K) Memiliki izin Dep. Kes. (L) Memiliki sertifikat Halal (M) Label kemasan (N) Daya tahan produk (O) Ketersediaan produk (P) Iklan yang menarik (Q) Promosi penjualan (R) Desain kemasan (S) Ciri khas desain kemasan (T) Bentuk dan Jenis kemasan (U) Merek terkenal (V) Perusahaan terkenal
I − − √ − √ − − − − − − √ − − √ − √ − − − − −
Rasa Strawberi Kuadran II III IV √ − − √ − − − − − − √ − − − − − √ − − − √ − − √ √ − − √ − − √ − − − − − − √ − √ − − − − − √ − − − − − √ − − − √ − − √ − √ − − √ − −
Rasa Orange Mango Kuadran I II III IV − √ − − − √ − − √ − − − √ − − − √ − − − − − √ − − − − √ − − − √ − √ − − − √ − − − √ − − √ − − − − − √ − − √ − − √ − − − − √ − − √ − − − − − √ − − − √ − − − √ − − √ − − − √ − −
8.2. Tingkat Kesesuaian Tingkat kesesuaian akan mengukur tingkat kepuasan konsumen terhadap kualitas produk ASOF dengan membandingkan tingkat kepentingan konsumen terhadap suatu atribut dengan kinerja yang diberikan produk ASOF. Konsumen akan merasa puas jika tingkat kesesuaian antara tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan, mendekati atau melebihi nilai 100 persen. Sebaliknya, konsumen akan merasa kurang puas jika hasil tingkat kesesuaian memiliki nilai jauh di bawah 100 persen. Selain itu, dengan tingkat kesesuaian juga akan dapat menentukan
urutan
atribut
dari
nilai
tertinggi
sampai
terendah
yang
mempengaruhi kepuasan konsumen. Tingkat kesesuaian produk ASOF pada masing-masing jenis rasa, akan dibahas sebagai berikut.
110
8.2.1. Tingkat Kesesuaian ASOF Rasa Strawberi Tingkat kesesuaian antara tingkat kepentingan konsumen terhadap tingkat pelaksanaan produk ASOF rasa Strawberi dapat dilihat pada Tabel 41. Dari tabel tersebut diketahui atribut tertinggi yang telah memberikan kepuasan pada konsumen adalah bebas zat pewarna dengan nilai sebesar 124.70 persen. Hal ini menunjukkan kinerja produk ASOF rasa Strawberi terhadap atribut tersebut telah memenuhi harapan responden. Kinerja atribut produk ASOF rasa Strawberi lainnya yang juga telah memenuhi keinginan responden secara berturut-turut adalah bentuk dan jenis kemasan (119.23 persen), penggunaan pemanis buatan (117.22) dan label kemasan (101.36 persen). Sedangkan kinerja tertinggi dari atribut produk ASOF rasa Strawberi yang belum memberikan kepuasan kepada responden adalah harga dengan nilai sebesar 79.67 persen. Hal ini menunjukkan kinerja produk ASOF rasa Strawberi terhadap atribut tersebut dinilai belum memenuhi harapan responden. Selain harga, kinerja atribut produk ASOF rasa Strawberi lainnya yang menurut responden dianggap masih kurang memberikan kepuasan secara berturutturut adalah memiliki sertifikat halal (79.95 persen), ketersediaan produk (81.29 persen), promosi penjualan (86.89 persen), variasi rasa dan aroma buah (87.94
persen),
kemudahan
(90.89
persen),
ukuran
dikonsumsi
kemasan
(92.21
(89.27 persen),
persen), iklan
segel yang
produk menarik
(92.25 persen), daya tahan produk (92.32 persen), tingkat kemanisan (93.18 persen), desain kemasan (94.88 persen), merek terkenal (95.05 persen), efek segar (95.68 persen), memiliki izin Dep. Kes. (95.73 persen), perusahaan terkenal (96.07 persen), kualitas air (96.07 persen) dan ciri khas desain kemasan (97.44 persen). Berdasarkan hasil analisis dengan diagram kartesius dan tingkat kesesuaian antara tingkat kepentingan yang diharapkan dengan tingkat pelaksanaan yang diterima konsumen, hasil yang diperoleh akan berbeda kareana konsep yang digunakanpun berbeda. Pada Tabel 41, tingkat kesesuaian atribut ASOF rasa Strawberi yang memberikan kepuasan tertinggi adalah bebas zat pewarna (H), bentuk dan jenis kemasan (T), penggunaan pemanis buatan (G) dan
111
label kemasan (M). Namun keempat atribut tersebut bila dilihat pada Gambar 17, menempati kuadran III (T, M) dimana keberadaan atribut produk dinilai kurang penting dan kinerjanyapun biasa saja. Sedangkan atribut “H” dan “G” menempati posisi kuadran IV yang berarti kinerja atribut produk dirasakan berlebihan dibanding tingkat kepentingan konsumen. Hal ini disebabkan karena pada analisis tingkat kesesuaian, kepuasan konsumen akan terpenuhi jika tingkat kepentingan konsumen sesuai dengan kinerja produk yang dirasakan. Nilai persentase pada Tabel 41 dapat menunjukkan selisih nilai yang terjadi antara tingkat kinerja dan kepentingan yang diinginkan. Bila kinerja dibawah harapan, maka kepuasan belum tercapai. Misalnya atribut dengan posisi posisi terendah (E) memiliki selisih nilai yang cukup jauh dari standar nilai kesesuaian dimana kepuasan konsumen tercapai (100 persen), yaitu sebesar 20. 33 persen. Sebaliknya, atribut dengan.posisi tertinggi (H), memiliki selisih nilai yang melebihi dari standar nilai kesesuaian dimana kepuasan konsumen tercapai, yaitu sebesar 24. 70 persen. Sedangkan berdasarkan hasil Importance Performance Analysis pada diagram kartesius (Gambar 17), suatu perusahaan dapat mengukur tingkat kepentingan suatu atribut berdasarkan persepsi konsumen untuk dapat menentukan keputusan apa yang harus dikerjakan oleh perusahaan agar produk yang dihasilkannya lebih berkualitas dimata konsumen. Selain itu bila pada tingkat kesesuaian, nilai kepuasan konsumen terhadap setiap atribut diperoleh dari persentase perbandingan kinerja dengan kepentingan konsumen, sedangkan pada diagram kartesius masing-masing atribut diplotkan berdasarkan nilai kepentingan dan pelaksanaan yang diperoleh pada setiap kuadran yang dibagi menjadi empat bagian berdasarkan nilai rata-rata atribut secara keseluruhan dan dijadikan nila standar. Hasilnya apabila nilai setiap atribut lebih besar dari nilai standar tersebut, maka kepuasan konsumen tercapai. Begitu juga sebaliknya bila nilai atribut kurang dari nilai standar, konsumen dianggap tidak puas. Pada konsep inilah perusahaan menangkap persepsi konsumen sesungguhnya pada kinerja produknya. Oleh karena itu, wajar bila atribut bebas zat pewarna (H) memiliki posisi tertinggi pada tingkat kesesuaian, namun menempati kuadran III pada digram kartesius. Begitu juga dengan atribut lainnya.
112
Tabel 41. Urutan Atribut Produk ASOF Rasa Strawberi Berdasarkan Penilaian Tingkat Kesesuaian yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen No Kode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
H T G M S I V K B U R D N P F J A C Q O L E
Atribut Bebas zat pewarna Bentuk dan jenis kemasan Penggunaan pemanis buatan Label kemasan Ciri khas desain kemasan Kualitas air Perusahaan terkenal Memiliki izin Dep. Kes. Efek segar Merek terkenal Desain kemasan Tingkat kemanisan Daya tahan produk Iklan yang menarik Ukuran kemasan Segel produk Kemudahan dikonsumsi Variasi rasa dan aroma buah Promosi penjualan Ketersediaan produk Memiliki sertifikat halal Harga
(Y )
(X )
3.36 3.12 3.31 3.69 3.91 4.14 4.33 4.45 4.40 4.24 4.10 3.81 4.69 4.26 3.98 4.50 4.38 4.31 4.27 4.17 4.29 4.28
4.19 3.72 3.88 3.74 3.81 4.00 4.16 4.26 4.21 4.03 3.89 3.55 4.33 3.93 3.67 4.09 3.91 3.79 3.71 3.39 3.43 3.41
Tingkat Kesesuaian (%) 124.70 119.23 117.22 101.36 97.44 96.62 96.07 95.73 95.68 95.05 94.88 93.18 92.32 92.25 92.21 90.89 89.27 87.94 86.89 81.29 79.95 79.67
8.2.2. Tingkat Kesesuaian ASOF Rasa Orange Mango Tingkat kesesuaian antara tingkat kepentingan konsumen terhadap tingkat pelaksanaan produk ASOF rasa Orange Mango dapat dilihat pada Tabel 42. Dari tabel tersebut diketahui bebas zat pewarna dengan nilai 120.06 persen merupakan atribut tertinggi yang telah memberikan kepuasan pada respoden. Ini menunjukkan kinerja produk ASOF rasa Orange Mango terhadap atribut tersebut telah memenuhi harapan responden. Kepuasan responden terhadap kinerja produk ASOF rasa Orange Mango juga dirasakan terhadap atribut lainnya, yaitu penggunaan pemanis buatan (117.12 persen), label kemasan (112.24 persen), bentuk dan jenis kemasan (109.10 persen), ukuran kemasan (107.78 persen) serta ciri khas desain kemasan (104.06 persen).
113
Sedangkan atribut produk ASOF rasa Orange Mango yang memiliki kinerja terendah dalam memenuhi tingkat kepentingan responden adalah harga dengan nilai sebesar 76.63 persen dan variasi rasa dan aroma buah sebesar 76.69 persen. Sehingga kepuasan responden terhadap atribut tersebut belum tercapai. Atribut lainnya yang kinerjanya juga masih rendah dalam memberikan kepuasan menurut responden yaitu memiliki sertifikat halal (79.65 persen), ketersediaan produk (83.05 persen), tingkat kemanisan (89.25 persen), promosi penjualan (89.27 persen), kemudahan dikonsumsi (90.30 persen), memiliki izin Dep. Kes. (92.97 persen), daya tahan produk (93.19 persen), merek terkenal (93.63 persen), segel produk (94.02 persen), efek segar (94.93 persen), kualitas air (96.35 persen), iklan yang menarik (96.42 persen), perusahaan terkenal (99.04 persen) dan desain kemasan (99.12 persen). Sama halnya dengan penjelasan sebelumnya, hasil analisis dengan diagram kartesius (Gambar 18) dan tingkat kesesuaian antara tingkat kepentingan yang diharapkan dengan tingkat pelaksanaan yang diterima konsumen (Tabel 42) berbeda karena konsep yang digunakanpun berbeda. Pada Tabel 42, tingkat kesesuaian atribut ASOF rasa Orange Mango yang memberikan kepuasan tertinggi adalah bebas zat pewarna (H), penggunaan pemanis buatan (G), label kemasan (M) dan bentuk dan jenis kemasan (T). Akan tetapi atribut-atribut tersebut pada Gambar 18, menempati kuadran-kuadran yang keberadaan atribut produk dinilai kurang penting dan kinerjanyapun biasa saja atau dirasakan berlebihan dibanding kepentingan konsumen, yaitu kuadran III (T, M) dan kuadran IV (G, M). Hal ini disebabkan karena pada analisis tingkat kesesuaian, kepuasan konsumen akan terpenuhi jika kepentingan konsumen sesuai dengan kinerja produk yang dirasakan. Nilai persentase pada Tabel 42 dapat menunjukkan selisih nilai yang terjadi antara tingkat kinerja dan kepentingan yang diinginkan. Bila kinerja dibawah kepentingan, maka kepuasan belum tercapai. Seperti atribut “E” yang menempati posisi terendah, mempunyai selisih nilai sebesar 23.37 dari standar nilai kesesuaian dimana kepuasan konsumen tercapai (100 persen). Sebaliknya, atribut dengan.posisi tertinggi (H), memiliki selisih nilai lebih dari standar nilai kesesuaian dimana kepuasan konsumen tercapai, yaitu sebesar 20.06 persen.
114
Sedangkan berdasarkan hasil Importance Performance Analysis pada diagram kartesius (Gambar 18), kepuasan konsumen tercapai diukur dari perbandingan nilai rata-rata tingkat kepentingan dan pelaksanaan terhadap nilai standar (nilai rata-rata atribut secara keseluruhan). Sehingga suatu atribut akan menempati kuadran yang sesuai dengan nilai standarnya, yaitu apakah lebih atau kurang dari nilai standarnya. Hasilnya, suatu perusahaan dapat mengukur tingkat kepentingan suatu atribut berdasarkan persepsi konsumen untuk dapat menentukan keputusan apa yang harus dikerjakan oleh perusahaan agar produk yang dihasilkannya lebih berkualitas dimata konsumen. Tabel 42. Urutan Atribut Produk ASOF Rasa Orange Mango Berdasarkan Penilaian Tingkat Kesesuaian yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen No Kode 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
H G M T F S R V P I B J U N K A Q D O L C E
Atribut Bebas zat pewarna Penggunaan pemanis buatan Label kemasan Bentuk dan jenis kemasan Ukuran kemasan Ciri khas desain kemasan Desain kemasan Perusahaan terkenal Iklan yang menarik Kualitas air Efek segar Segel produk Merek terkenal Daya tahan produk Memiliki izin Dep. Kes. Kemudahan dikonsumsi Promosi penjualan Tingkat kemanisan Ketersediaan produk Memiliki sertifikat halal Variasi rasa dan aroma buah Harga
(Y )
(X )
3.29 3.33 3.35 3.41 3.47 3.45 3.39 4.16 4.19 4.38 4.14 4.35 4.24 4.55 4.41 4.33 4.10 4.00 4.07 4.52 4.29 4.45
3.95 3.90 3.76 3.72 3.74 3.59 3.36 4.12 4.04 4.22 3.93 4.09 3.97 4.24 4.10 3.91 3.66 3.57 3.38 3.60 3.29 3.41
Tingkat Kesesuaian (%) 120.06 117.12 112.24 109.10 107.78 104.06 99.12 99.04 96.42 96.35 94.93 94.02 93.63 93.19 92.97 90.30 89.27 89.25 83.05 79.65 76.69 76.63
115
Secara keseluruhan, urutan atribut-atribut apa saja yang kinerjanya telah memenuhi kepentingan konsumen dari kedua jenis rasa ASOF yang dianalisis dapat dilihat pada Tabel 43. Tabel 43. Hasil Keseluruhan Urutan Atribut Kedua Jenis Produk ASOF Berdasarkan Penilaian Tingkat Kesesuaian yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22.
ASOF Rasa Strawberi Tingkat Kode Atribut kesesuaian H 124.70 T 119.23 G 117.22 M 101.36 S 97.44 I 96.62 V 96.07 K 95.73 B 95.68 U 95.05 R 94.88 D 93.18 N 92.32 P 92.25 F 92.21 J 90.89 A 89.27 C 87.94 Q 86.89 O 81.29 L 79.95 E 79.67
ASOF Rasa Orange Mango Tingkat Kode Atribut kesesuaian H 120.06 G 117.12 M 112.24 T 109.10 F 107.78 S 104.06 R 99.12 V 99.04 P 96.42 I 96.35 B 94.93 J 94.02 U 93.63 N 93.19 K 92.97 A 90.30 Q 89.27 D 89.25 O 83.05 L 79.65 C 76.69 E 76.63
Keterangan : (A) Kemudahan dikonsumsi, (B) Efek Segar, (C) Variasi Rasa dan Aroma Buah, (D) Tingkat Kemanisan, (E) Harga, (F) Ukuran Kemasan, (G) Penggunaan Pemanis Buatan, (H)Bebas Zat Pewarna (I) Kualitas Air, (J) Segel Produk, (K) Memiliki Izin Dep. Kes., (L) Memiliki Sertifikat Halal, (M) Label Kemasan, (N) Daya Tahan Produk, (O) Ketersediaan Produk, (P) Iklan yang Menarik, (Q) Promosi Penjualan, (R) Desain Kemasan, (S) Ciri Khas Desain Kemasan, (T) Bentuk dan Jenis Kemasan, (U) Merek Terkenal, (V) Perusahaan Terkenal.
116
Pada Tabel 43 terlihat perbedaan jumlah atribut yang telah memenuhi kepentingan konsumen antara ASOF rasa Strawberi dan Orange Mango. Atribut produk ASOF rasa Strawberi yang telah memenuhi keinginan konsumen terdiri dari 4 atribut (H, T, G, M) sedangkan pada produk ASOF rasa Orange Mango terdapat 6 atribut (H, G, M, T, F, S). Atibut bebas zat pewarna (H) pada kedua produk ASOF sama-sama menempati urutan peringkat pertama pada tingkat kesesuaian. Ini terjadi karena total skor tingkat kesesuaian atribut tersebut (124.70 persen dan 120.06 persen) merupakan yang tertinggi dibanding skor kesesuaian atribut lainnya. Selain itu juga karena nilai kinerja atribut tersebut (4.19 dan 3.95) lebih besar dari nilai kepentingan yang diharapkan responden (3.36 dan 3.29). Ini berarti harapan konsumen terhadap bebasnya penggunaan zat pewarna terhadap produk minuman rasa buah telah jauh terpenuhi, karena seperti yang telah dibahas pada Bab 7, pada dasarnya responden tidak merasa keberatan dengan penggunaan zat pewarna sebagai penambah daya tarik pada produk minuman rasa buah. Sehingga kinerja produk ASOF yang tidak menggunakan zat pewarna telah memenuhi bahkan melebihi harapan yang diinginkan responden terhadap kinerja atribut tersebut. Selain bebas zat pewarna, atribut lainnya yang menempati urutan peringkat tingkat kesesuaian yang sama adalah harga (E). Namun peringkat atribut tersebut merupakan yang terendah. Hal ini disebabkan karena total skor kesesuaian atribut tersebut (79.67 persen dan 76.63 persen) merupakan yang terkecil dibanding skor tingkat kesesuaian atribut lainnya. Selain itu juga karena nilai kinerja atribut tersebut (3.41) lebih kecil dari nilai kepentingan yang diharapkan responden (4.28 dan 4.45). Dengan kata lain, kinerja dari harga kedua produk ASOF yang ditawarkan (Rp. 1.300 – 1.500,-) belum sesuai dengan keinginan responden karena terkait dengan daya beli mereka. Bila atribut “H” dan “E” menempati urutan peringkat tingkat kese suaian yang sama, lain halnya dengan ke duapuluh atribut lainnya yang masing-masing menempati peringkat yang berbeda sesuai dengan skor tingkat kesesuaiannya. Ini berarti terdapat perbedaan kepuasan responden terhadap produk ASOF, meskipun sebenarnya hampir seluruh komponen penyusun kedua produk ASOF adalah sama. Hanya berbeda pada rasa dan warna desain kemasan saja.
117
8.3. Urutan Peringkat Atribut Urutan peringkat atribut dianalis berdasarkan skor rata-rata yang diperoleh dari masing-masing tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan. Hasil yang diperoleh adalah informasi mengenai atribut mana saja yang memiliki urutan peringkat tertinggi menurut kepentingan responden terhadap sebuah produk minuman rasa buah serta atribut mana yang telah memiliki tingkat pelaksanaan paling baik dalam memenuhi harapan responden. Urutan peringkat atribut dari masing-masing jenis rasa produk ASOF dibahas sebagai berikut. 8.3.1. Urutan Peringkat Atribut ASOF Rasa Strawberi Berdasarkan Tabel 38 dan Tabel 44 dapat diketahui urutan peringkat kepentingan konsumen dan kinerja produk ASOF Rasa Strawberi terhadap kualitas produk tersebut. Pada Tabel 44 diketahui atribut yang memiliki skor ratarata tertinggi pada tingkat kepentingan adalah daya tahan produk dengan skor sebesar 4.69. Ini menunjukkan bahwa atribut tersebut merupakan hal terpenting bagi responden dalam mengkonsumsi produk minuman rasa buah yang usia ekonomisnya relatif singkat. Atribut lainnya yang sangat penting bagi produk minuman rasa buah menurut responden secara berurutan adalah segel produk, memiliki izin Dep. Kes., efek segar, kemudahan dikonsumsi, perusahaan terkenal, variasi rasa dan aroma buah, memiliki sertifikat halal, harga, promosi penjualan dan iklan yang menarik Peringkat atribut selanjutnya, dimulai dari ketersediaan produk dan seterusnya, merupakan atribut penting bagi responden dalam mengkonsumsi produk minuman rasa buah. Selebihnya, atribut dengan skor rata-rata terendah pada tingkat kepentingan, yaitu bebas zat pewarna, penggunaan pemanis buatan serta bentuk dan jenis kemasan hanya memiliki peranan yang cukup penting bagi responden. Masih berdasarkan Tabel 44, diketahui atribut dengan skor rata-rata tertinggi berdasarkan tingkat pelaksanaan adalah daya tahan produk (4.33) dan memiliki izin Dep. Kes (4.26). Hal ini berarti kinerja kedua atribut tersebut sudah sangat baik dilakukan oleh produk ASOF rasa Strawberi menurut responden.
118
Selanjutnya, atribut yang dilakukan sudah baik kinerjanya menurut responden adalah efek segar, bebas zat pewarna, perusahaan terkenal, segel produk dan seterusnya sampai peringkat atribut memiliki sertifikat halal. Sisanya, yaitu atribut harga dan ketersediaan produk dengan skor rata-rata terendah (3.41 dan 3.39), tingkat pelaksanaannya dirasakan cukup baik oleh responden. Tabel 44. Urutan Peringkat Atribut Produk ASOF Rasa Strawberi Berdasarkan Penilaian Responden Terhadap Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pelaksanaannya. Tingkat Kepentingan No Kode Atribut 1 N Daya tahan produk Segel produk
Tingkat Pelaksanaan Kode Atribut X N Daya tahan produk 4.33 Memiliki izin Dep. K 4.26 Kes.
4.69
No 1
4.50
2
4.45
3
B
Efek segar
4.21
4.40
4
H
4.19
4.38
5
V
4.33
6
J
Bebas zat pewarna Perusahaan terkenal Segel produk
4.31
7
U
Merek terkenal
4.03
4.29
8
I
Kualitas air
4.00
4.28
9
P
Iklan yang menarik Kemudahan dikonsumsi Desain kemasan Penggunaan pemanis buatan Ciri khas desain kemasan Variasi rasa dan aroma buah Label kemasan Bentuk dan jenis kemasan
3.93
3.71
Y
2
J
3
K
4
B
5
A
6
V
7
C
8
L
9
E
Memiliki izin Dep. Kes. Efek segar Kemudahan dikonsumsi Perusahaan terkenal Variasi rasa dan aroma buah Memiliki sertifikat halal Harga
10
Q
Promosi penjualan
4.27
10
A
11
P
Iklan yang menarik
4.26
11
R
12
U
Merek terkenal
4.24
12
G
13
O
Ketersediaan produk
4.17
13
S
14
I
Kualitas air
4.14
14
C
15
R
Desain kemasan
4.10
15
M
16
F
Ukuran kemasan
3.98
16
T
17
S
17
Q
Promosi penjualan
18 19
D M
Ciri khas desain 3.91 kemasan Tingkat kemanisan 3.81 Label kemasan 3.69
18 19
F D
20
H
Bebas zat pewarna
20
L
Ukuran kemasan 3.67 Tingkat kemanisan 3.55 Memiliki sertifikat 3.43 halal
21
G
21
E
Harga
3.41
22
T
22
O
Ketersediaan produk
3.39
3.36
Penggunaan pemanis 3.31 buatan Bentuk dan jenis 3.12 kemasan
4.16 4.09
3.91 3.89 3.88 3.81 3.79 3.74 3.72
119
8.3.2. Urutan Peringkat Atribut ASOF Rasa Orange Mango Peringkat atribut produk ASOF rasa Orange Mango berdasarkan tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaannya dapat dilihat pada Tabel 39 dan Tabel 45. Dari tabel tersebut ditunjukkan bahwa atribut ASOF rasa Orange Mango yang memiliki skor rata-rata tertinggi (4.55) menurut tingkat kepentingannya adalah daya tahan produk, seperti pada produk ASOF rasa Strawberi. Hal ini berarti atribut
daya
tahan
produk
secara
keseluruhan
dinilai sangat
penting
keberadaannya pada sebuah produk minuman oleh responden. Atribut lainnya yang tidak kalah sangat penting peranannya menurut responden adalah memiliki sertifikat halal, harga, memiliki izin Dep. Kes., kualitas air, segel produk, kemudahan dikonsumsi, variasi rasa dan aroma buah, serta merek terkenal. Peringkat atribut ASOF rasa Orange Mango dimulai dari iklan yang menarik, perusahaan terkenal, efek segar, promosi penjualan, ketersediaan produk, tingkat kemanisan, ukuran kemasan dan ciri khas desain kemasan merupakan atribut yang memiliki peranan penting bagi responden. Sedangkan sisanya, yaitu atribut bentuk dan jenis kemasan (3.41) sampai dengan atribut bebas zat pewarna yang memiliki skor rata-rata terendah (3.29) dinilai cukup penting peranannya bagi responden. Untuk penilaian berdasarkan tingkat pelaksanaannya, pada Tabel 39 dan Tabel 45, dijelaskan bahwa atribut ASOF rasa Orange Mango yang dinilai sangat baik kinerjanya bagi responden adalah hanya daya tahan produk saja dengan skor rata-rata 4.24. Selebihnya, atribut kualitas air, perusahaan terkenal, memiliki izin Dep. Kes., segel produk, iklan yang menarik, merek terkenal, bebas zat pewarna, efek segar, kemudahan dikonsumsi, penggunaan pemanis buatan, label kemasan, ukuran kemasan, bentuk dan jenis kemasan, promosi penjualan, memiliki serifikat halal, ciri khas desain kemasan serta tingkat kemanisan merupakan atribut dengan kinerja yang sudah baik dilaksanakan oleh produk ASOF rasa Orange Mango menurut responden. Atribut produk ASOF rasa Orange Mango yang kinerjanya dinilai biasabiasa saja oleh responden adalah atribut yang memiliki skor rata-rata tingkat pelaksanaan terendah, yaitu harga, ketersediaan produk, desain kemasan dan variasi rasa dan aroma buah (3.29 persen)
120
Tabel 45. Urutan Peringkat Atribut Produk ASOF Rasa Orange Mango Berdasarkan Penilaian Responden Terhadap Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pelaksanaannya Tingkat Kepentingan No Kode Atribut Y 1 N Daya tahan produk 4.55 Memiliki sertifikat 2 L 4.52 halal Harga
4.45
No 1
Tingkat Pelaksanaan Kode Atribut N Daya tahan produk Kualitas air
X 4.24
2
I
4.22
3
V
4
K
5 6
J P
Perusahaan terkenal Memiliki izin Dep. Kes. Segel produk Iklan yang menarik
7
U
Merek terkenal
3.97
8
H
Bebas zat pewarna
3.95
9
B
Efek segar Kemudahan dikonsumsi Penggunaan pemanis buatan Label kemasan Ukuran kemasan Bentuk dan jenis kemasan Promosi penjualan Memiliki sertifikat halal Ciri khas desain kemasan
3.93
3
E
4
K
5 6
I J
7
A
8
C
9
U
Memiliki izin Dep. 4.41 Kes. Kualitas air 4.38 Segel produk 4.35 Kemudahan 4.33 dikonsumsi Variasi rasa dan 4.29 aroma buah Merek terkenal 4.24
10
P
Iklan yang menarik
4.19
10
A
11
V
Perusahaan terkenal
4.16
11
G
12 13
B Q
Efek segar Promosi penjualan
4.14 4.10
12 13
M F
14
O
Ketersediaan produk
4.07
14
T
15
D
Tingkat kemanisan
4.00
15
Q
16
F
Ukuran kemasan
3.47
16
L
17
S
17
S
18
T
18
D
Tingkat kemanisan
3.57
19
R
Ciri khas desain 3.45 kemasan Bentuk dan jenis 3.41 kemasan Desain kemasan 3.39
19
E
3.41
20
M
Label kemasan
3.35
20
O
21
G
Penggunaan pemanis 3.33 buatan
Harga Ketersediaan produk
21
R
Desain kemasan
3.36
22
H
Bebas zat pewarna
22
C
Variasi rasa dan 3.29 aroma buah
3.29
4.12 4.10 4.09 4.04
3.91 3.90 3.76 3.74 3.72 3.66 3.60 3.59
3.38
Secara keseluruhan, urutan peringkat atribut-atribut apa saja yang dianggap penting dan kinerjanya telah dinilai baik sehingga memenuhi harapan konsumen dari kedua jenis rasa ASOF yang dianalisis dapat dilihat pada Tabel 46.
121
Tabel 46. Hasil Keseluruhan Urutan Peringkat Atribut Kedua Jenis Produk ASOF Berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Tingkat Pelaksanaan No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
Tingkat Kepentingan ( Y ) ASOF ASOF Strawberi Orange Mango N (4.69) N (4.55) J (4.50) L (4.52) K (4.45) E (4.45) B (4.40) K (4.41) A (4.38) I (4.38) V (4.33) J (4.35) C (4.31) A (4.33) L (4.29) C (4.29) E (4.28) U (4.24) Q (4.27) P (4.19) P (4.26) V (4.16) U (4.24) B (4.14) O (4.17) Q (4.10) I (4.14) O (4.07) R (4.10) D (4.00) F (3.98) F (3.47) S (3.91) S (3.45) D (3.81) T (3.41) M (3.69) R (3.39) H (3.36) M (3.35) G (3.31) G (3.33) T (3.12) H (3.29)
Tingkat Pelaksanaan ( X ) ASOF ASOF Strawberi Orange Mango N (4.33) N (4.24) K (4.26) I (4.22) B (4.21) V (4.12) H (4.19) K (4.10) V (4.16) J (4.09) J (4.09) P (4.04) U (4.03) U (3.97) I (4.00) H (3.95) P (3.93) B (3.93) A (3.91) A (3.91) R (3.89) G (3.90) G (3.88) M (3.76) S (3.81) F (3.74) C (3.79) T (3.72) M (3.74) Q (3.66) T (3.72) L (3.60) Q (3.71) S (3.59) F (3.67) D (3.57) D (3.55) E (3.41) L (3.43) O (3.38) E (3.41) R (3.36) O (3.39) C (3.29)
Keterangan : (A) Kemudahan dikonsumsi, (B) Efek Segar, (C) Variasi Rasa dan Aroma Buah, (D) Tingkat Kemanisan, (E) Harga, (F) Ukuran Kemasan, (G) Penggunaan Pemanis Buatan, (H)Bebas Zat Pewarna (I) Kualitas Air, (J) Segel Produk, (K) Memiliki Izin Dep. Kes., (L) Memiliki Sertifikat Halal, (M) Label Kemasan, (N) Daya Tahan Produk, (O) Ketersediaan Produk, (P) Iklan yang Menarik, (Q) Promosi Penjualan, (R) Desain Kemasan, (S) Ciri Khas Desain Kemasan, (T) Bentuk dan Jenis Kemasan, (U) Merek Terkenal, (V) Perusahaan Terkenal. Pada Tabel 46 tersebut, diketahui atribut daya tahan produk (N) pada kedua jenis produk ASOF sama-sama menempati urutan peringkat pertama, baik pada tingkat kepentingan maupun tingkat pelaksanaan. Hal ini disebabkan skor atribut tersebut merupakan skor tertinggi dari semua atribut yang ada. Ini berarti atribut daya tahan produk merupakan faktor utama yang sangat dipertimbangkan oleh responden kedua produk ASOF dalam membeli produk minuman rasa buah. Begitu juga dari tingkat pelaksanaannya, responden kedua produk ASOF sama-
122
sama merasa kinerja atribut daya tahan produk tersebut adalah yang terbaik jika dibandingkan kinerja atribut produk ASOF lainnya. Pada tingkat kepentingan, terdapat beberapa atribut kedua produk ASOF lainnya yang menempati urutan peringkat yang sama, yaitu atribut ukuran kemasan (F) pada peringkat ke 16, Ciri khas desain kemasan (S) pada peringkat ke 17 dan penggunaan pemanis buatan (G) pada peringkat ke 21. Meskipun nilai skor ketiga atribut tersebut berbeda-beda, seperti skor pada atribut ukuran kemasan (F) yaitu 3.98 dan 3.47, namun setelah diurutkan berdasarkan skor tertingi pada tingkat kepentingan masing-masing jenis produk ASOF, ternyata urutan peringkat ketiga atribut tersebut menjadi sama. Ini menunjukkan bahwa pada ketiga atribut tersebut, kedua responden produk ASOF memiliki kesamaan penilaian kepentingan pada keberadaan atribut “F”, “S”, dan “G” pada sebuah produk minuman rasa buah pada saat mereka melakukan pembelian dibanding atribut yang lainnya. Selain atribut “N”, “F”, “S” dan “G”, selebihnya merupakan atribut
-atribut
yang menempati peringkat yang berbeda meskipun skor tingkat kepentingan yang dimilikinya sama. Misalnya atribut “V” pada ASOF rasa Strawberi tidak sejajar dengan peringkat atribut “A” pada ASOF rasa Orange Mango, padahal skor mereka sama, yaitu 4.33. Atau sebaliknya, peringkat dengan skor yang sama namun atributnya berbeda, seperti pada peringkat ke 8 dengan skor sebesar 4.29, namun atribut yang menempati posisi tersebut berbeda, yaitu atribut “L” pada ASOF rasa Strawberi dan atribut “C” pada ASOF rasa Orange Mango. Perbedaanperbedaan ini disebabkan oleh persepsi dan penilaian responden yang berbeda serta cukup subjektif terhadap kepentingan keberadaan atribut-atribut tersebut seperti yang telah dibahas pada Bab 7. Selain itu juga dipengaruhi oleh karakteristik dari masing-masing responden kedua jenis produk ASOF yang tidak sama (Bab 6). Masih pada Tabel 46, pada tingkat pelaksanaan juga terdapat atribut yang menempati urutan peringkat yang sama setelah diurutkan, selain atribut daya tahan produk (N) tadi. Atribut tersebut adalah merek terkenal (U) dengan skor 4.03 dan 3.97 pada peringkat ke 7 serta atribut kemudahan dikonsumsi (A) dengan skor yang sama pula, yaitu sebesar 3.91 pada peringkat ke 10. Hal ini berarti
123
responden kedua jenis produk ASOF memiliki penilaian yang sama pada kinerja atribut-atribut ASOF tersebut. Mereka menyatakan bahwa tidak ada perbedaan kepopularitasan antara merek ASOF satu sama lainnya. Begitu juga dengan penilaian kepraktisan produk ASOF pada saat dikonsumsi. Selain atribut “N”, “U” dan “A”, selebihnya merupakan atribut -atribut yang menempati peringkat yang berbeda meskipun skor tingkat pelaksanaan yang dimilikinya sama atau sebaliknya, peringkat dengan skor yang sama namun atributnya berbeda. Perbedaan peringkat atribut-atribut pada tingkat pelaksanaan tersebut juga sama halnya pada tingkat kepentingan, disebabkan oleh persepsi dan penilaian responden yang berbeda serta cukup subjektif terhadap kinerja dari atribut-atribut kedua produk ASOF seperti yang telah dibahas pada Bab 7. Selain itu juga dipengaruhi oleh karakteristik dari masing-masing responden kedua jenis produk ASOF yang tidak sama (Bab 6).
124
BAB IX IMPLIKASI BAURAN PEMASARAN
Implikasi dari hasil analisis respon konsumen yang diperoleh adalah strategi pemasaran yang akan dilakukan. Strategi pemasaran merupakan cara perusahaan dalam memenuhi dan memuaskan kebutuhan serta keinginan konsumen melalui strategi produk, harga, promosi dan distribusi. Adapun alternatif strategi pemasaran kedua jenis produk ASOF yang dapat diterapkan oleh perusahaan adalah sebagai berikut. 9.1. Strategi Produk 9.1.1. Strategi Produk ASOF Rasa Strawberi Sebelum membeli suatu produk minuman, faktor pertama yang dipertimbangkan dan dinilai penting oleh konsumen adalah rasa (Tabel 11) tetapi kinerja yang dilakukan perusahaan masih rendah (Gambar 17). Bahkan beberapa responden tidak tertarik denga rasa yang ditawarkan produk ASOF, selain jenis rasa buah yang ditawarkan terbatas, juga karena sebagian responden mendapatkan informasi citarasa ASOF yang tidak enak (Tabel 14). Maka alternatif strategi pemasaran yang dapat dilakukan adalah dengan menambah variasi rasa dan aroma buah selain strawberi pada produk ASOF, misalnya anggur atau apel (Tabel 13) agar dapat menarik minat konsumen yang tidak menyukai jenis rasa ASOF yang ditawarkan saat ini, sehingga dengan penambahan rasa baru tersebut konsumen memiliki pilihan jenis rasa ASOF yang lebih beragam. Kehalalan suatu produk mendapat penilaian yang penting bagi responden (Tabel 11) sehingga sertifikat halal perlu dimiliki oleh produk ASOF rasa Strawberi dengan mencantumkan label halal pada kemasannya. Namun kinerja atribut tersebut masih dirasakan kurang oleh responden akibat belum seragamnya pencantuman kode halal tersebut pada setiap kemasan ASOF rasa Strawberi yang dibeli oleh konsumen (Gambar 17). Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi keseragaman pencatuman kode halal tersebut oleh pihak perusahaan agar konsumen tidak meragukan lagi terhadap kehalalan produk ASOF rasa Strawberi.
125
Tingkat kemanisan produk ASOF rasa Strawberi tidak terlalu berpengaruh banyak karena konsumen sudah merasa cukup dengan rasa manis yang ada pada saat ini dan mampu memberikan efek segar yang diinginkan (Tabel 12). Kinerja atribut lainnya yang juga dinilai biasa saja oleh konsumen dan termasuk atribut dengan tingkat kepentingan rendah (Gambar 17) adalah Ukuran kemasan, Label kemasan, Ciri khas desain kemasan, Bentuk dan jenis kemasan. Dengan kata lain pada saat ini konsumen sudah merasa cukup dengan ukuran, label, ciri khas desain, bentuk dan jenis kemasan produk ASOF rasa Strawberi, sehingga perusahaan belum perlu memperbaiki kinerja beberapa atribut tersebut. Akan tetapi khusus pada ukuran kemasan, akan lebih baik lagi bila perusahaan menciptakan lebih banyak variasi ukuran, agar lebih beragam. Ukuran yang terlalu besar akan sulit dihabiskan dan mempengaruhi citarasa dan aroma. Selain itu juga dengan ukuran kemasan yang bervariatif, konsumen dapat membeli ukuran kemasan yang sesuai dengan kebutuhan dan daya beli mereka (Tabel 21). Pemanis buatan aspartam yang digunakan produk ASOF rasa Strawberi dinilai berlebihan oleh responden karena pada dasarnya mereka kurang menyukai penggunaan zat aditif tersebut meskipun aspartam menurut informasi yang ada dinyatakan relatif lebih aman bila dibandingkan dengan pemanis buatan lainnya. Hal ini disebabkan karena banyaknya isu dan kabar negatif yang mengatakan bahwa mengkonsumsi aspartam dalam jangka waktu yang lama dapat membahayakan kesehatan seperti menimbulkan kanker otak dan menyebabkan kegemukan. Lain halnya dengan gula alami yang digunakan produk pesaingnya, Frutang, dan terlihat lebih ditekankan pada iklan produk tersebut yang ditayangkan di media massa sebagai suatu keunggulan tersendiri, sehingga menimbulkan asumsi pada konsumen bahwa dengan mengkonsumsi Frutang, konsumen akan lebih aman karena terhindar dari resiko yang disebabkan oleh aspartam. Oleh karena itu agar lebih dapat bersaing serta tidak merugikan terhadap penjualan produk ASOF rasa Strawberi, pihak perusahaan perlu lebih mensosialisasikan knowledge produk serta lebih meyakinkan konsumen bahwa aspartam yang digunakan tidak melebihi dari standar yang ditetapkan dan aman dikonsumsi atau sebaiknya lebih diefisiensikan kembali dengan mengurangi kadar
126
penggunaannya agar tidak menimbulkan efek yang mengganggu kesehatan akibat mengkonsumsi dalam jangka waktu yang lama. Inovasi produk ASOF rasa Strawberi yang bebas dari penggunaan zat pewarna dianggap sebagai sesuatu yang tidak terlalu penting namun mendapat penilaian yang baik dari konsumen (Gambar 17). Bahkan konsumen menilai produk ASOF rasa Strawberi yang bebas zat pewarna dapat menjadi ciri dan kelebihan tersendiri bagi produk tersebut dibanding dengan produk sejenis lainnya yang cenderung menambahkan pewarna sebagai penarik produk. Hal ini jelas menjadi keuntungan tersendiri bagi perusahaan, sehingga perusahaan dapat mempertahankannya. Kemasan produk ASOF rasa Strawberi yang praktis memberikan kemudahan untuk dikonsumsi serta didukung dengan desain kemasan yang menarik, menjadikan responden merasa puas dengan kinerja atribut tersebut. Selain itu kualitas produk ASOF rasa Strawberi dinilai baik oleh responden karena diproduksi dengan kualitas air yang bermutu oleh perusahaan air minum terkenal, memiliki izin produksi dari Departemen Kesehatan serta dilindungi oleh segel produk yang aman dan tidak mudah rusak serta daya tahan produk yang terjaga dengan pencantuman tanggal kadaluarsa, sehingga secara keseluruhan kualitas produk terjamin. Efek segar yang dirasakan setelah meminum ASOF rasa Strawberi pun telah terbukti menurut responden (Tabel 12). Dengan demikian perusahaan perlu mempertahankan kinerja beberapa atribut tersebut karena mendapat penilaian yang baik dan memiliki tingkat kepentingan yang tinggi dari responden (Gambar 17). 9.1.2. Strategi Produk ASOF Rasa Orange Mango Sama halnya dengan produk ASOF rasa Strawberi, perbaikan kualitas fisik produk ASOF rasa
Orange
Mango
yang dapat dilakukan
perusahaan adalah
menambahkan variasi rasa dan aroma buah selain orange mango (Tabel 13 dan Tabel 14) serta keseragaman pencatuman kode halal tersebut oleh pihak perusahaan agar konsumen tidak meragukan lagi terhadap kehalalan produk ASOF rasa Orange Mango (Tabel 11). Selain itu memperbaiki tingkat kemanisannya karena menurut responden yang ditemui menyatakan rasa manis produk tersebut
127
masih dirasakan kurang sehingga terasa lebih tawar bila dibandingkan dengan rasa manis yang dimiliki oleh ASOF rasa Strawberi (Gambar 18). Pemanis buatan aspartam yang juga digunakan pada produk ASOF rasa Orange Mango sebaiknya lebih diefisiensikan kembali dengan mengurangi kadar penggunaannya agar efek yang ditimbulkan tidak mengganggu kesehatan akibat mengkonsumsi dalam jangka waktu yang lama serta melakukan sosialisasi pada konsumen bahwa zat aditif tersebut digunakan dengan takaran yang tidak melebihi standar aman yang ditetapkan. Kejernihan dari produk ASOF rasa Orange Mango yang bebas dari penggunaan zat pewarna juga dianggap sebagai sesuatu yang tidak terlalu penting namun dinilai cukup baik oleh responden (Gambar 18) serta dapat menjadi ciri dan kelebihan tersendiri bagi produk tersebut, sehingga perusahaan dapat mempertahankannya. Atribut produk ASOF rasa Orange Mango yang kinerjanya perlu dipertahankan perusahaan karena mendapat penilaian yang baik dan kepentingan yang tinggi dari responden (Gambar 18) adalah hampir sama dengan produk ASOF rasa Strawberi, yaitu tingkat kemudahan atau kepraktisan produk dikonsumsi dan efek segar yang dirasakan setelah meminum ASOF rasa Orange Mango yang juga telah terbukti menurut responden (Tabel 12). Selain itu kualitas produk ASOF rasa Orange Mango juga dinilai baik oleh responden karena memiliki kualitas air yang bermutu, memiliki izin produksi dari Departemen Kesehatan serta dilindungi oleh segel produk yang aman dan tidak mudah rusak serta daya tahan produk yang terjaga dengan pencantuman tanggal kadaluarsa. Alasan utama responden memilih membeli produk ASOF dibandingkan produk sejenis lainnya dikarenakan merek ASOF yang terkenal (Tabel 12) dan dilatarbelakangi merek AQUA yang telah mendapatkan brand image yang baik dari konsumen. Oleh sebab itu secara psikologis, perusahaan harus tetap mempertahankan citra mereka sebagai perusahaan yang memiliki citra dan resputasi yang baik dimata konsumen serta terkenal di dalam maupun di luar negeri, sehingga image produk berkualitas terhadap merek ASOF tetap terjaga. Secara keseluruhan alternatif strategi produk yang dapat dilakukan pada kedua produk ASOF dapat dilihat pada Tabel 47.
128
Tabel 47. Alternatif Strategi Produk Pada ASOF Rasa Strawberi dan ASOF Rasa Orange Mango Atribut
Kode
Metode Analisis
Kemudahan dikonsumsi
A
Efek segar
B
Variasi rasa dan aroma buah
C
Tingkat kemanisan
D
Ukuran kemasan
F
Penggunaan pemanis buatan
G
IPA (K. IV)
Bebas zat pewarna
H
IPA (K. IV)
Kualitas air
I
IPA (K. II)
Segel produk
J
IPA (K. II)
Memiliki izin Dep. Kes.
K
IPA (K. II)
Memiliki sertifikat halal
L
- IPA (K. I) - PPK (Tabel 11)
M
IPA (K. III)
N
IPA (K. II)
IPA (K. II) - IPA (K. II) - PPK (Tabel 12) - IPA (K. I) - PPK (Tabel : 11, 13, 14) IPA (K. III)
Alternatif Strategi Produk ASOF Strawberi Orange Mango Mempertahankan Mempertahankan kinerja atribut kinerja atribut Mempertahankan Mempertahankan kinerja atribut kinerja atribut Menambah variasi Menambah rasa buah rasa buah -
Meningkatkan IPA (K. I) citarasa (manis) IPA : K. III dan Menambah variasi Menambah variasi Tabel 21 ukuran kemasan ukuran kemasan Sosialisasi dan efisiensi penggunaan aspartam yang aman
Sosialisasi dan efisiensi penggunaan aspartam yang aman
IPA (K. III)
Dijadikan sebagai ciri khas produk Mempertahankan kinerja atribut Mempertahankan kinerja atribut Mempertahankan kinerja atribut Keseragaman pencantuman kode halal Mempertahankan kinerja atribut Mempertahankan kinerja atribut -
S
IPA (K. III)
-
-
T
IPA (K. III)
-
-
Merek terkenal
U
- IPA (K. II) - PPK (Tabel 12)
Perusahaan terkenal
V
IPA (K. II)
Label kemasan Daya tahan produk Desain kemasan Ciri khas desain kemasan Bentuk dan jenis kemasan
R
variasi
IPA (K. II)
Mempertahankan kinerja atribut Mempertahankan kinerja atribut
Dijadikan sebagai ciri khas produk Mempertahankan kinerja atribut Mempertahankan kinerja atribut Mempertahankan kinerja atribut Keseragaman pencantuman kode halal Mempertahankan kinerja atribut -
Mempertahankan kinerja atribut Mempertahankan kinerja atribut
Keterangan : 1. IPA : Importance Performance Analysis ◊ K. (I, II, III, IV) : Kuadran (I, II, III, IV) 2. PPK : Proses Pembelian Konsumen
129
9.2. Strategi Harga 9.2.1. Strategi Harga ASOF Rasa Strawberi Harga jual produk ASOF rasa Strawberi dianggap sangat penting oleh responden namun pelaksanaannya dinilai masih kurang memuaskan (Gambar 17). Produk ASOF rasa Strawberi dengan volume kemasan 330 ml, ditawarkan di supermarket dengan harga berkisar antara Rp. 1.300,- sampai dengan Rp. 1.500,- , bahkan mencapai
Rp. 2.000,- di warung tradisional dan pedagang asongan,
dirasakan cukup mahal oleh responden bila dibandingkan minuman rasa buah merek lain yang sejenis yang umumnya dijual dengan harga Rp. 1.000,-. Hal ini juga ditunjukkan oleh nilai tingkat kesesuaian atribut harga yang rendah antara kepentingan yang diinginkan dan kinerja produk ASOF rasa Strawberi yang dirasakan (Tabel 41). Harga jual produk ASOF rasa Strawberi yang dinilai lebih mahal dari produk lainnya oleh responden dikarenakan daya beli mereka yang relatif kurang. Ini terlihat dari tingkat pendapatan mereka (Gambar 14) yang umumnya berpenghasilan antara Rp. 1.000.000,- sampai Rp. 1.500.000,- per bulan dan berstatus pelajar dan mahasiswa serta pegawai swasta (Gambar 13). Meskipun dengan tingkat pendapatan tersebut, sebenarnya responden mampu membeli, namun dengan harga Rp. 1.300 - Rp. 2.000,- tersebut, responden lebih menyukai membeli jenis minuman lain yang citarasa buahnya lebih terasa atau justru membeli air minum dalam kemasan biasa, seperti AQUA (Tabel 12). Berdasarkan hal tersebut, maka alternatif strategi pemasaran yang dapat dilakukan oleh perusahaan saat ini adalah berusaha menyesuaikan kembali harga jual produk ASOF rasa Strawberi dengan daya beli konsumen serta tidak jauh dari kisaran produk yang sejenis. Namun bila kebijakan tersebut tidak dapat dilakukan karena terkait dengan biaya produksi yang dikeluarkan, alternatif strategi lainnya adalah dengan menciptakan volume kemasan yang lebih sedikit dari 330 ml, misalnya kemasan gelas plastik 200 ml yang dapat dijual dengan harga yang lebih murah namun memiliki standar kualitas yang sama. Sehingga konsumen dengan daya beli rendahpun tetap dapat membeli dan mengkonsumsi produk ASOF rasa Strawberi serta secara otomatis dapat menjangkau dan memperluas pangsa pasar produk tersebut.
130
9.2.2. Strategi Harga ASOF Rasa Orange Mango Tidak jauh berbeda dengan produk ASOF rasa Strawberi, harga jual produk ASOF rasa Orange Mango juga dianggap sangat penting oleh responden namun pelaksanaannya dinilai masih kurang memuaskan (Gambar 18). Produk ASOF rasa Orange Mango dengan volume kemasan 330 ml juga ditawarkan dengan harga antara Rp. 1.300 - Rp. 1.500,- pada pasar swalayan dan Rp. 2.000,pada warung tradisional dan pedagang asongan. Bila dibandingkan dengan minuman rasa buah merek lain yang sejenis serta nilai tingkat kesesuaian (Tabel 42), menurut responden ketiga harga tersebut dirasakan cukup mahal (Tabel 14). Alternatif strategi pemasaran produk ASOF rasa Orange Mango yang dapat dilakukan oleh perusahaan saat ini hampir sama dengan strategi yang diterapkan pada produk ASOF rasa Strawberi, yaitu menyesuaikan harga jual dengan daya beli konsumen serta menciptakan kemasan yang lebih kecil dan dijual dengan harga yang lebih murah, sehingga produk ASOF dapat dijangkau oleh konsumen dengan daya beli rendah. Secara keseluruhan alternatif strategi harga yang dapat dilakukan pada kedua produk ASOF dapat dilihat pada Tabel 48. Tabel 48. Alternatif Strategi Harga Pada ASOF Rasa Strawberi dan ASOF Rasa Orange Mango Atribut
Harga
Kode
E
Metode Analisis 1. PPK (Gambar 14) 2. IPA (K.I) 3. TK : (Tabel 41, 42)
Alternatif Strategi Produk ASOF Strawberi Orange Mango - Menyesuaikan - Menyesuaikan harga jual dengan harga jual dengan dayabeli konsumen dayabeli konsumen - Menciptakan ukuran - Menciptakan ukuran kemasan yang lebih kemasan yang lebih kecil dengan harga kecil dengan harga lebih murah lebih murah
Keterangan : 1. IPA : Importance Performance Analysis ◊ K. (I, II, III, IV) : Kuadran (I, II, III, IV) 2. PPK : Proses Pembelian Konsumen 3. TK : Tingkat Kesesuaian
9.3. Strategi Tempat dan Distribusi 9.3.1. Strategi Tempat dan Distribusi ASOF Rasa Strawberi Produk ASOF rasa Strawberi yang disalurkan dan umumnya tersedia di supermarket dan warung, sudah dirasakan cukup baik oleh responden karena sebagian besar responden pada umumnya membeli produk ASOF rasa Strawberi di tempat tersebut dengan alasan dekat dari rumah, sekolah atau kantor (Tabel 12).
131
Namun secara keseluruhan, kinerja distribusi produk ASOF rasa Strawberi tersebut masih rendah bila dibandingkan kepentingan responden (Gambar 17). Responden masih merasa kesulitan dalam mendapatkan produk ASOF rasa Strawberi di lokasi pembelian karena ketersediaan produk yang tidak selalu tersedia saat dibutuhkan. Padahal tingkat frekuensi konsumsi responden per bulannya relatif sering, yaitu antara 10 – 15 kali pada saat setelah beraktivitas atau disaat merasa haus (Tabel 9). Dengan demikian hal yang perlu diperhatikan adalah meningkatkan kontinuitas ketersediaan produk ASOF rasa Strawberi karena sebagian besar responden menyatakan adanya niat untuk membeli ketika melihat produk ASOF rasa Strawberi di tempat pembelian. Selain itu juga karena produk ASOF rasa Strawberi lebih disukai bila dibandingkan rasa orange mango (Tabel 12). Strategi penyediaan tempat khusus produk ASOF rasa Strawberi di supermarket yang mencolok dan strategis dapat dijadikan pilihan. Karena pada dasarnya responden tidak akan berusaha mencari informasi atau menanyakan kepada penjaga toko/ supermarket mengenai ketersediaan produk ASOF rasa Strawberi bila tidak tersedia. Responden cenderung beralih membeli produk minuman merek lain atau mencari ke tempat lain (Tabel 12). Oleh sebab itu kerjasama produsen (distributor) dengan pemilik toko perlu ditingkatkan sebagai salah satu upaya dalam mempermudah konsumen untuk menjangkau produk yang diinginkan, sehingga secara otomatis tingkat loyalitas konsumen terhadap produk ASOF rasa Strawberi akan terbentuk. 9.3.2. Strategi Tempat dan Distribusi ASOF Rasa Orange Mango Sebagai produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang sama, produk ASOF rasa Orange Mango juga disalurkan dan tersedia di supermarket dan warung. Penyaluran distribusi tersebutpun dirasakan cukup baik oleh responden karena berdekatan dengan tempat tinggal dan tempat beraktivitas (Tabel 12). Namun berdasarkan Gambar 18, kinerja distribusi produk ASOF rasa Orange Mango tersebut masih rendah bila dibandingkan kepentingan responden karena produk ASOF rasa Orange Mango terkadang masih sulit didapatkan di lokasi pembelian pada saat dibutuhkan. Padahal bila berdasarkan Tabel 9, responden memiliki tingkat frekuensi konsumsi relatif sering, yaitu antara 10 – 15 kali per bulannya.
132
Alternatif strategi pemasaran yang dapat dilakukan adalah lebih meningkatkan kontinuitas ketersediaan produk ASOF rasa Orange Mango serta kerjasama produsen (distributor) dengan pemilik toko dengan menyediakan tempat khusus produk ASOF rasa Orange Mango di supermarket yang mencolok dan strategis, agar responden tidak beralih membeli produk minuman merek lain atau mencari ke tempat lain (Tabel 12) bila produk ASOF rasa Orange Mango tidak tersedia, sehingga dengan demikian diharapkan respon konsumen terhadap produk tersebut akan mendapatkan respon yang sama seperti pada produk ASOF rasa Strawberi dan secara otomatis tingkat loyalitas konsumen terhadap produk ASOF rasa Orange Mango akan terbentuk. Secara keseluruhan alternatif strategi tempat dan distribusi yang dapat dilakukan pada kedua produk ASOF dapat dilihat pada Tabel 49. Tabel 49. Alternatif Strategi Tempat dan Distribusi Pada ASOF Rasa Strawberi dan ASOF Rasa Orange Mango Atribut
Ketersediaan produk
Kode
O
Metode Analisis
- IPA (K. II) - PPK : (Tabel 9, 12)
Alternatif Strategi Produk ASOF Strawberi Orange Mango - Meningkatkan kontinuitas ketersediaan produk - Menyediakan tempat khusus di supermarket yang mencolok dan strategis
- Meningkatkan kontinuitas ketersediaan produk - Menyediakan tempat khusus di supermarket yang mencolok dan strategis
Keterangan : 1. IPA : Importance Performance Analysis ◊ K. (I, II, III, IV) : Kuadran (I, II, III, IV) 2. PPK : Proses Pembelian Konsumen
9.4. Strategi Promosi 9.4.1. Strategi Promosi ASOF Rasa Strawberi Promosi produk ASOF rasa Strawberi yang telah dilakukan perusahaan saat ini adalah baru sebatas melalui penayangan iklan di media televisi, free sampling dan promosi penjualan dibeberapa tempat seperti pusat perbelanjaan (mall atau plaza), sekolah dan kampus yang berada di area Jabotabek. Berdasarkan hasil analisis importance performance pada Diagram Kartesius (Gambar 17) terlihat atribut iklan yang menarik memiliki tingkat kepentingan yang tinggi bagi responden karena pada umumnya responden
133
pertama kali mendapatkan informasi produk ASOF rasa Strawberi melalui iklan di televisi (Tabel 10). Dari segi kinerjanya, penayangan iklan produk ASOF rasa Strawberi di televisi dinilai menarik oleh responden. Unsur jenaka pada saat orang bersendawa dengan bunyi yang unik setelah meminum produk ASOF rasa Strawberi sangat melekat dibenak responden dan menjadi trendmark tersendiri dikalangan konsumen. Penampilan iklan yang menarik tersebut, ternyata sangat mempengaruhi responden menjadi tertarik dan mengetahui keberadaan produk ASOF rasa Strawberi (Tabel 10), sehingga dengan demikian kinerja iklan tersebut harus dipertahankan oleh perusahaan. Lain halnya dengan promosi penjualan produk ASOF rasa Strawberi seperti pemberian sampel produk yang bersifat mengajak langsung konsumen untuk mengkonsumsi produk, kinerjanya masih dinilai belum memuaskan padahal responden merasakan hal tersebut sebagai sesuatu yang penting (Gambar 17). Hal ini disebabkan karena perusahaan lebih mengoptimalkan promosi melalui iklan di televisi sebagai media informasi produknya dibandingkan promosi penjualan yang masih dilakukan secara terbatas. Akibatnya penyebaran informasi dan pengenalan konsumen terhadap produk ASOF rasa Strawberi relatif masih kurang dan belum merata. Hanya diketahui oleh kalangan konsumen tertentu saja yang kebetulan berdomisili dan mendatangi lokasi yang diadakan promosi penjualan. Hal ini dibuktikan dengan adanya beberapa respoden yang ditemui menyatakan tidak mengetahui apa dan bagaimana karakteristik produk ASOF rasa Strawberi itu sendiri. Bahkan baru mengetahuinya pada saat pemberian kuisioner dilakukan, karena responden berasal dari daerah dimana promosi penjualan belum pernah dilakukan, sehingga menyayangkan keterbatasan pelaksanaan promosi penjualan, padahal minat rasa ingin tahu konsumen cukup besar. Sebenarnya penempatan promosi penjualan produk ASOF rasa Strawberi di pusat-pusat perbelanjaan, seperti pada penelitian ini dilakukan, sudah tepat dilaksanakan oleh perusahaan, karena selain dari iklan, responden juga menyatakan mendapat informasi produk ASOF rasa Strawberi melalui tempat berbelanja (Tabel 10). Oleh sebab itu, agar lebih mendekatkan lagi produk ASOF rasa Strawberi dengan konsumen serta penyebaran informasi yang lebih merata, frekuensi kedua strategi promosi tersebut perlu dilakukan secara seimbang,
134
sehingga diharapkan konsumen tidak hanya sekedar menyadari tetapi juga lebih mengenal karakteristik dan manfaat yang diperolehnya dari mengkonsumsi produk ASOF rasa Strawberi. Alternatif strategi promosi lain yang dapat dilakukan perusahaan adalah mengadakan undian berhadiah atau promosi dengan menggunakan publisitas seperti sponsor pada acara-acara kampus atau sekolah, pertandingan olahraga yang banyak dihadiri konsumen berusia antara 15 – 25 tahun (Gambar 9) yang menjadi konsumen potensial bagi perusahaan dalam memasarkan produk ASOF rasa Strawberi. Dengan demikian, selain perusahaan dapat membangun hubungan baik dan citra baik di mata masyarakat, juga dapat membantu meningkatkan volume penjualan produk ASOF rasa Strawberi meskipun pada umumnya strategi sponsorship tersebut cenderung lebih efektif dilakukan pada saat tertentu itu saja. 9.4.2. Strategi Promosi ASOF Rasa Orange Mango Promosi produk ASOF rasa Orange Mango yang telah dilakukan perusahaan tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan pada produk ASOF rasa Strawberi, yaitu melalui penayangan iklan di media televisi, free sampling dan promosi penjualan. Begitu juga dengan hasil yang diperoleh melalui analisis importance
performance
pada
Diagram
Kartesius
(Gambar
18)
yang
menunjukkan atribut iklan yang menarik lebih baik kinerjanya dibandingkan dengan kinerja promosi penjualan, padahal kedua atribut tersebut sama-sama memiliki tingkat kepentingan yang tinggi bagi responden. Penayangan iklan produk ASOF rasa Orange Mango di televisipun dinilai menarik oleh responden dengan adanya unsur jenaka pada saat orang bersendawa dengan bunyi yang unik setelah meminum produk ASOF rasa Orange Mango, sehingga kinerja iklan tersebut patut dipertahankan oleh perusahaan. Sebaliknya, kinerja promosi penjualan produk ASOF rasa Orange Mango seperti pemberian sampel produk, masih dinilai belum memenuhi tingkat kepentingan responden pada atribut tersebut (Gambar 18). Kurang optimalnya pelaksanaan promosi penjualan dan masih dilakukan di pusat-pusat perbelanjaan secara terbatas, menjadi penyebabnya. Meskipun beberapa responden mendapat informasi produk ASOF rasa Orange Mango melalui tempat berbelanja (Tabel 10), namun informasi dan knowledge produk ASOF rasa Orange Mango
135
yang diterima konsumen dinilai relatif masih kurang dan belum merata. Hanya diketahui oleh kalangan konsumen tertentu saja, padahal peluang dan minat rasa ingin tahu konsumen terhadap produk ASOF rasa Orange Mango cukup besar. Agar lebih mendekatkan lagi produk ASOF rasa Orange Mango dengan konsumen dan informasi knowledge yang lebih merata, frekuensi kedua strategi promosi (iklan dan promosi penjualan) perlu dilakukan secara seimbang, sehingga konsumen semakin menyadari dan lebih mengenal karakteristik serta manfaat yang diperolehnya setelah mengkonsumsi produk ASOF rasa Orange Mango. Pengadaan undian berhadiah atau menjadi sponsor pada acara-acara kampus atau sekolah serta pertandingan olahraga dapat dilakukan perusahaan sebagai upaya menjangkau konsumen muda berusia antara 15 – 25 tahun (Gambar 9) dalam memasarkan produk ASOF Orange Mango. Dengan demikian, selain perusahaan dapat membangun hubungan baik dan citra baik di mata masyarakat, juga dapat membantu meningkatkan volume penjualan produk ASOF rasa Orange Mango meskipun cara tersebut cenderung efektif dalam jangka waktu yang singkat. Secara keseluruhan alternatif strategi tempat dan distribusi yang dapat dilakukan pada kedua produk ASOF dapat dilihat pada Tabel 50. Tabel 50. Alternatif Strategi Promosi Pada ASOF Rasa Strawberi dan ASOF Rasa Orange Mango Kode
Metode Analisis
Iklan yang menarik
P
- IPA (K.II) - PPK (Tabel 10)
Promosi penjualan
Q
- IPA (K.I) - PPK (Tabel 10)
Atribut
Alternatif Strategi Produk ASOF Strawberi Orange Mango - Mempertahankan kinerja atribut serta frekuensi penayangan iklan - Meningkatkan frekuensi dan lokasi promosi penjualan - Mengadakan undian berhadiah - Sponsorship pada acara-acara tertentu, seperti sport atau pentas seni sekolah atau kampus secara berkala
- Mempertahankan kinerja atribut frekuensi penayangan iklan - Meningkatkan frekuensi dan lokasi promosi penjualan - Mengadakan undian berhadiah - Sponsorship pada acara-acara tertentu, seperti sport atau pentas seni sekolah atau kampus secara berkala
Keterangan : 1. IPA : Importance Performance Analysis ◊ K. (I, II, III, IV) : Kuadran (I, II, III, IV) 2. PPK : Proses Pembelian Konsumen
136
BAB X KESIMPULAN DAN SARAN
10.1. Kesimpulan 1. Karakteristik umum responden : Konsumen ASOF sebanyak 76 orang didominasi oleh responden berjenis kelamin wanita, sedangkan konsumen non ASOF sebanyak 40 orang didominasi oleh responden berjenis kelamin pria. Secara keseluruhan responden pada umumnya berusia antara 21 – 25 tahun, tidak menikah, mayoritas beragama Islam, dengan tingkat pendidikan terakhir akademi (D1, D2, D3), bekerja sebagai pegawai swasta, memiliki pendapatan rata-rata per bulan sebesar Rp. 1.000.000,- sampai dengan Rp. ≤ 1.500.000,2. Proses pengambilan keputusan pembelian konsumen ASOF : •
Motivasi
utama
konsumen
mengkonsumsi
ASOF
adalah
untuk
menyegarkan badan dan ini sesuai dengan perubahan dan manfaat yang diinginkan konsumen setelah mengkonsumsi ASOF, yaitu merasa segar kembali. Frekuensi konsumen mengkonsumsi ASOF dalam sebulannya relatif cukup sering (10 – 15 kali) dan mengkonsumsi ASOF pada saat jika ingin atau merasa haus saja. •
Sumber informasi yang menjadikan konsumen pertama kali mengenal ASOF adalah melalui iklan di televisi dan mempengaruhi mereka menjadi tertarik untuk membeli dan mengkonsumsi ASOF.
•
Hal yang pertama kali menjadi bahan pertimbangan konsumen dalam membeli sebuah produk minuman rasa buah adalah rasa yang enak, sehingga yang dijadikan sebagai indikator kualitas suatu produk minuman rasa buah oleh konsumen juga adalah faktor rasa.
•
Alasan konsumen memilih membeli ASOF dibandingkan produk lain adalah karena mereknya yang terkenal. Jenis rasa ASOF yang biasa dibeli adalah Strawberi karena lebih segar. Cara memutuskan konsumen membeli ASOF dilakukan secara mendadak dengan membeli di supermarket/pasar
swalayan
yang
lokasinya
dekat
dengan
137
rumah/sekolah/kantor. Tingkat loyalitas konsumen terhadap ASOF belum terlalu terbentuk karena mereka akan membeli minuman lain jika produk ASOF tidak tersedia di tempat pembelian. •
Secara keseluruhan konsumen merasa puas dengan mengkonsumsi ASOF walaupun variasi rasa yang ditawarkan masih terbatas. Namun pada masa yang akan datang, konsumen mengharapkan adanya penambahan variasi rasa dan aroma buah, seperti rasa buah anggur dan apel.
3. Penilaian konsumen minuman rasa buah merek lain terhadap produk ASOF : Frutang merupakan merek minuman rasa buah yang paling banyak dikonsumsi konsumen. Alasan konsumen tidak atau belum pernah mengkonsumsi ASOF adalah karena sudah terbiasa mengkonsumsi minuman rasa buah jenis dan merek lainnya, meskipun mengetahui adanya produk ASOF di pasaran sebagai produk air minum baru dengan rasa buah. Pada saat pertama kali diminta untuk mencoba ASOF, jenis rasa terbanyak yang dipilih secara subyektif adalah Orange Mango karena merupakan citarasa baru. Tanggapan konsumen setelah mencoba ASOF, umumnya mereka merasa tidak puas karena tidak adanya pilihan rasa buah kesukaannya. Akan tetapi bagi konsumen yang merasa puas terhadap ASOF, memutuskan ingin membeli produk tersebut meskipun hanya untuk sekedar mencoba. 4. Hasil yang diperoleh Importance Performance Analysis adalah : •
Secara keseluruhan atribut produk ASOF yang menjadi prioritas utama adalah : variasi rasa dan aroma buah, harga, memiliki sertifikat halal, ketersediaan produk dan promosi penjualan serta tingkat kemanisan ASOF rasa
Orange
Mango.
Sedangkan
atribut
yang
kinerjanya
perlu
dipertahankan adalah kemudahan dikonsumsi, efek segar, kualitas air, segel produk, memiliki izin Dep. Kes., daya tahan produk, iklan yang menarik, merek terkenal dan perusahaan terkenal dan desain kemasan ASOF rasa Strawberi. •
Atribut produk ASOF yang memiliki tingkat kepentingan dan tingkat pelaksanaan yang rendah sehingga perusahaan belum perlu melakukan perbaikan, terdiri dari ukuran, label, ciri khas desain, bentuk dan jenis kemasan, tingkat kemanisan ASOF rasa Strawberi serta desain kemasan
138
ASOF rasa Orange Mango. Sedangkan atribut dimana tingkat kepentingan konsumen rendah namun tingkat pelaksanaannya dinilai baik adalah atribut penggunaan pemanis buatan dan bebas zat pewarna. •
Berdasarkan hasil tingkat kesesuaian, atribut yang telah memberikan kepuasan tertinggi adalah bebas zat pewarna, bentuk dan jenis kemasan, penggunaan pemanis buatan dan label kemasan. Sedangkan atribut yang belum memuaskan adalah harga.
•
Peringkat kepentingan atribut tertinggi adalah daya tahan produk dan yang terendah adalah bentuk dan jenis kemasan serta bebas zat pewarna. Sedangkan peringkat pelaksanaan atribut tertinggi adalah daya tahan produk dan yang terendah adalah ketersediaan produk serta variasi rasa dan aroma buah.
5. Alternatif strategi bauran pemasaran yang dapat dilakukan adalah : •
Mempertahankan kualitas atribut produk ASOF seperti kemudahan dikonsumsi, efek segar, kualitas air, segel produk, memiliki izin Dep. Kes., daya tahan produk, iklan yang menarik, merek terkenal, perusahaan terkenal serta desain kemasan ASOF rasa Strawberi. Sedangkan kinerja atribut-atribut ASOF yang perlu ditingkatkan adalah variasi rasa dan aroma buah, harga, memiliki sertifikat halal, ketersediaan produk, promosi penjualan serta tingkat kemanisan untuk ASOF rasa Orange Mango.
•
Alternatif lain yang perlu dipertimbangkan oleh perusahaan adalah melakukan inovasi baru seperti menciptakan rasa dan aroma buah yang baru, keseragaman pencantuman kode halal pada kemasan, sosialisasi dan efisiensi penggunaan aspartam yang aman, menjadikan inovasi bebas zat pewarna sebagai atribut unggulan, menyesuaikan harga dengan daya beli konsumen atau menciptakan ASOF dengan kemasan lebih kecil dan harga yang murah, meningkatkan kekontinuitasan pemasokan produk ke tingkat pengecer,
meningkatkan
kerjasama
dengan
pihak
retail
dengan
menyediakan tempat penyimpanan khusus yang strategis, melakukan undian berhadiah serta promosi penjualan atau sponsorship sehingga terjadi peningkatan frekuensi konsumsi ASOF oleh konsumen.
139
10.2. Saran Saran yang direkomendasikan penulis bagi pihak perusahaan dengan hasil analisis penelitian ini adalah : 1. Menambah variasi rasa dan aroma buah agar dapat meraih konsumen lain yang potensial namun tidak menyukai dua rasa buah ASOF yang ditawarkan. 2. Menyesuaikan harga ASOF dengan daya beli konsumen agar dapat terjangkau dari segala lapisan tingkat pendapatan, atau menciptakan variasi ukuran kemasan sehingga
konsumen
dapat membeli ASOF sesuai dengan
kebutuhannya. 3. Melakukan undian berhadiah dan promosi penjualan atau sponsorship sebagai alternatif lain untuk lebih mendekatkan ASOF dengan konsumen dan dapat meningkatkan hubungan serta citra baik perusahaan di mata masyarakat. 4. Meningkatkan kontinuitas ketersediaan produk ASOF di tempat pembelian agar konsumen tidak beralih pada produk lain serta menyediakan tempat penyimpanan secara khusus dan strategis di supermarket. 5. Menyeragamkan pencamtuman kode halal pada desain kemasan, sehingga konsumen tidak merasa ragu terhadap kredibilitas kehalalan produk tersebut. 6. Mempertahankan kinerja ASOF seperti kemudahan dikonsumsi, efek segar, kualitas air, segel produk, memiliki izin Dep. Kes., daya tahan produk, iklan yang menarik, serta citra merek dan perusahaan terkenal. 7. Perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang proses pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen non ASOF, agar dapat diketahui bagaimana sebenarnya cara konsumen tersebut dalam memutuskan pembelian sebuah minuman rasa buah, sehingga dapat menjadi masukan sebagai alternatif strategi pemasaran ASOF selanjutnya dalam menghadapi persaingan pasar. 8. Acuan literatur dan pustaka dalam penelitian ini, khususnya mengenai analisis Importance-performance, masih berdasarkan pada sumber-sumber yang terbatas, sehingga kemungkinan intrepetasi hasil analisis yang diperoleh masih belum sempurna. Diharapkan adanya penelitian lebih lanjut dengan menambah acuan pustaka pada jurnal, baik nasional dan internasional agar lebih akurat dan dapat menyesuaikan dengan perubahan lingkungan serta jaman yang berlaku.
140
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2005. Laporan Data Parkir Mobil dan Motor Plaza Blok M, Jakarta Selatan. PT Pakuwon Sentosa Abadi. Jakarta. Armen, B. F. et al. 2000. Pengembangan Produk Minuman Berkarbonasi dan Bercita Rasa Buah Alami Berbasis Air Minum Kemasan. Usulan Penelitian Lomba Karya Inovatif Produktif Bidang Perlombaan Pertanian. Fakultas Teknologi Pertanian. IPB. Bogor. Badan Pusat Statistik. 2003. Pengeluaran Untuk Konsumsi Penduduk Indonesia. Survei Sosial Ekonomi Nasional. Badan Pusat Statistik. Jakarta. Damayanti, A. D. 2004. Analisis Respon Konsumen Remaja Terhadap Performance Lipton Ice Tea dan Implikasinya Terhadap Bauran Pemasaran PT Unilever Indonesia Tbk. Skripsi. Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Petanian. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor. David, F.R., 2002. Manajemen Strategi. Edisi Terjemahan. PT. Prenhalindo, Jakarta. Engel, J.F., R.D. Blackwell, and P.W. Miniard. 1994. Perilaku Konsumen. Bina Rupa Aksara. Jakarta. Enyta, M. 2004. Analisis Ekuitas Merek Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) di Kota Bogor. Skripsi. Departemen Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Petanian. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor. Eriani, A. 1999. Kajian Strategi Pemasaran Air Minum Dalam Kemasan PT Indevinas Andalas. Skripsi. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. IPB. Bogor. Jennie, B. 1988. Sanitasi dalam Industri Pangan. Pusat Antar Universitas - IPB. Bogor. Kasali, R. 2001. Membidik Pasar Indonesia : Segmentation, Targetting, dan Positioning. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Kreshna, L. A. 2002. Analisis Respon Konsumen Terhadap Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan Hero Supermarket Cabang Pajajaran, Bogor. Skripsi. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Petanian. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor. Kotler, P. 1997. Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol. Jilid I. Edisi Revisi. PT. Prenhalindo, Jakarta.
141
_______. 1998. Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol. Jilid II. Edisi Revisi. PT. Prenhalindo, Jakarta. _______. 2002. Manajemen Pemasaran. Edisi Millenium 1 & 2. PT. Prenhalindo. Jakarta. Mulyadi, M. I. 1995. Teknologi Pengolahan Minuman Ringan Pada PT Coca – Cola Pan Java Bottling Company Unit Lampung. Laporan Praktek Lapang. Jurusan Teknologi Pangan dan Gizi. Fakultas Teknologi Pertanian. IPB. Bogor. Nazir, Mohammad. 1988. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta. Qamari, S. Z. 2003. Preferensi Konsumen Terhadap Minuman Mengandung Serat Fibervit Baru di Kecamatan Bogor Tengah. Skripsi. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor. Rangkuti, F. 2002. Measuring Costumer Satisfaction (Teknik Mengukur dan Strategi Meningkatkan Kepuasan Pelanggan). PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Simamora, B. 2002. Panduan Riset Perilaku Konsumen. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. . 2003. Membongkar Kotak Hitam Konsumen. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Sumarwan, U. 2002. Perilaku Konsumen : Teori dan Penerapannya Dalam Pemasaran. PT Ghalia Indonesia. Jakarta. Supranto, J. 2001. Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan : Untuk Menaikkan Pangsa Pasar. PT Rineka Cipta. Jakarta. Suryana, A. 1996. Kajian Penerapan Bauran Pemasaran dan Efektifitas Undian Berhadiah Sebagai Alat Promosi Penjualan Teh Celup 2Tang (Studi Kasus : PT Kurnia Tirta Sembada Jakarta). Skripsi. Jurusan Ilmu-ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor. Swastha, B. dan Ibnu S.W. 1995. Pengantar Bisnis Modern (Pengantar Ekonomi Perusahan Modern). Edisi Keempat. Penerbit Liberty. Yogyakarta. The CIC Consulting Group. 2003. Studi Tentang Industri dan Pemasaran AMDK di Indonesia. PT Corinthian Infopharma Corporat. Jakarta. Umar, H. 1999. Metodelogi Penelitian : Aplikasi dalam Pemasaran. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
142
. 2000. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Winarno, F. G. 1986. Air Untuk Industri Pangan. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. ___________ . 1997. Kimia Pangan dan Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
143
LAMPIRAN
144
Lampiran 1. Kuisioner Respon Konsumen Terhadap Kualitas Produk ASOF KUISIONER RESPON KONSUMEN TERHADAP KUALITAS PRODUK AIR MINUM DALAM KEMASAN (AMDK) RASA BUAH MEREK AQUA SPLASH OF FRUIT “ Kuisioner ini akan digunakan sebagai bahan penelitian untuk penyusunan tugas akhir skripsi Saya, Dian Andriani, Mahasiswa Program Studi Manajemen Agribisnis, IPB. Saya mohon kesediaan Anda meluangkan waktu untuk mengisi kuisioner ini secara lengkap. Kerahasiaan responden terjamin. Atas bantuan dan kerjasamanya, kami ucapkan terima kasih”.
(Berikan tanda (√ √) pada kolom jawaban yang telah tersedia). IDENTITAS RESPONDEN 1. 2.
Nama : ……………………….……… Alamat : ……………………………….
3. Usia
4.
:
[ ] 15 – 20 tahun [ ] 21 – 25 tahun
[ ] 26 – 30 tahun [ ] 31 – 35 tahun
Jenis Kelamin : [ ] Pria
[ ] Wanita
5.
Status : [ ] Menikah
6.
Pendidikan terakhir : [ ] SD [ ] Akademi: D1/D2/D3 [ ] SLTP [ ] Sarjana : S1/S2/S3 [ ] SLTA
7.
Agama : [ ] Islam [ ] Protestan [ ] Katolik
8.
Pekerjaan : [ ] Pegawai Negeri [ ] Pegawai Swasta [ ] TNI/POLRI [ ] Wiraswasta [ ] Pelajar/Mahasiswa [ ] Ibu Rumah Tangga [ ] Lainnya (sebutkan) ……………
9.
[ ] Rp. 2 juta - < Rp. 2.5 juta [ ] ≥ Rp. 2.5 juta
PROSES KEPUTUSAN PEMBELIAN A. Pengenalan Kebutuhan 1.
Apakah Anda pernah mengkonsumsi ASOF ? [ ] Pernah [ ] Tidak pernah (teruskan ke no 19).
2.
Jika pernah, apa motivasi Anda mengkonsumsi ASOF ? (Jawaban boleh lebih dari satu). [ ] Menghilangkan rasa haus [ ] Menyegarkan badan [ ] Sebagai minuman selingan [ ] Hanya kebiasaan [ ] Praktis [ ] Ingin mencoba
3.
Perubahan dan Manfaat apa yang Anda inginkan setelah mengkonsumsi ASOF ? (jawaban boleh lebih dari satu) : [ ] Merasa segar kembali [ ] Agak relaks [ ] Biasa saja [ ] Rasa haus yang hilang [ ] Lainnya (sebutkan) .………………..
4.
Dalam sebulan, rata-rata berapa kali Anda mengkonsumsi ASOF? [ ] ≥ 20 kali [ ] 5 - 10 kali [ ] 15 - 20 kali [ ] ≤ 5 kali [ ] 10 - 15 kali
5.
Kapan biasanya Anda mengkonsumsi AMDK rasa buah ? [ ] Setelah beraktivitas
[ ] Belum Menikah
[ ] Budha [ ] Hindu
Rata-rata pendapatan per bulan : [ ] < Rp. 500 ribu [ ] Rp. 500 ribu - < Rp. 1 juta [ ] Rp. 1 juta - < Rp. 1.5 juta [ ] Rp. 1.5 juta - < Rp. 2 juta
145
[ [ [ [
] ] ] ]
Saat dalam perjalanan Saat bersantai Jika ingin/merasa haus saja Tidak tentu
B. Pencarian Informasi 6.
7.
Darimana Anda pertama kali mengetahui tentang ASOF ? [ ] Tempat berbelanja [ ] Kegiatan promosi (pemberian sampel) [ ] Teman [ ] Keluarga [ ] Iklan di televisi [ ] Lainnya (sebutkan) …………………
Bagaimana informasi tersebut mempengaruhi sikap Anda terhadap ASOF ? [ ] Menjadi tahu [ ] Menyarankan untuk membeli [ ] Membuat tertarik [ ] Biasa saja
C. Evaluasi Alternatif 8.
9.
Apa yang pertama kali Anda pertimbangkan sebelum membeli produk Air Minum Dalam Kemasan rasa buah? (Jawaban boleh lebih dari satu). [ ] Harga yang terjangkau [ ] Rasa yang enak [ ] Merek [ ] Ukuran kemasan [ ] Mudah diperoleh di pasar [ ] Kandungan zat pewarna [ ] Kandungan Bahan Pengawet [ ] Kandungan gizi [ ] Halal [ ] Lainnya (sebutkan) ………………… Menurut Anda, apa yang dapat dijadikan indikator kualitas Air Minum Dalam Kemasan rasa buah ? [ ] Harga [ ] Rasa [ ] Merek terkenal [ ] Kemasan yang menarik [ ] Zat/bahan yang dikandung [ ] Lainnya (sebutkan) ……………… …
D. Pembelian dan Hasil
10. Mengapa Anda lebih memilih ASOF dibandingkan produk merek lain? [ ] Isi kemasan yang pas dan cukup [ ] Merek terkenal [ ] Bebas zat pewarna [ ] Rasa lebih enak [ ] Kemasan yang menarik
[ ] Lainnya (sebutkan) …………… 11. Anda sering membeli rasa ASOF : [ ] Strawberi [ ] Orange mango 12. Alasan Anda membeli rasa tersebut? [ ] Rasa buah kesukaan [ ] Lebih segar [ ] Lebih manis / asam [ ] Lebih enak 13. Bagaimana cara Anda dalam memutuskan pembelian produk ASOF ? [ ] Terencana [ ] Tergantung situasi [ ] Mendadak 14. Dimana biasanya Anda membeli ASOF? [ ] Supermarket/pasar swalayan [ ] Kantin sekolah/kampus [ ] Toko/warung terdekat [ ] Lainnya (sebutkan) ………………. 15. Mengapa Anda membeli di tempat tersebut ? [ ] Dekat dengan rumah/kampus/sekolah [ ] Harganya yang lebih murah [ ] Kenyamanan [ ] Pelayanannya yang memuaskan [ ] Lainnya (sebutkan)…………….… 16. Jika produk ASOF tidak tersedia, apa yang anda lakukan ? [ ] Membeli minuman merek lain [ ] Menanyakan ketersediaannya ke pelayan toko [ ] Mencari ke tempat lain [ ] Tidak jadi membeli [ ] Lainnya (sebutkan) ………………… 17. Apakah anda merasa puas dengan variasi rasa buah produk ASOF ? [ ] Puas [ ] Tidak puas 18. Jika tidak, tambahan variasi rasa buah apa yang Anda inginkan ? [ ] Apel [ ] Sirsak [ ] Anggur [ ] Melon [ ] Lechi [ ] Jambu biji [ ] Lainnya (sebutkan) ………………
Pengisian kuisioner dilanjutkan ke nomor 27.
146
PENILAIAN KONSUMEN PRODUK MEREK LAIN TERHADAP ASOF 19. Merek AMDK rasa buah apa yang biasa Anda beli ? [ ] Frutang [ ] Sorbee [ ] Sari [ ] Freso [ ] Lainnya (sebutkan) ……..………….. 20. Alasan Anda tidak mengkonsumsi ASOF? [ ] Tidak tertarik [ ] Sudah terbiasa mengkonsumsi minuman rasa buah merek lain [ ] Kurang mendapatkan informasi [ ] Mendapat informasi rasa yang tidak enak [ ] Jarang mengkonsumsi minuman rasa buah [ ] Harga lebih mahal dari minuman rasa buah yang biasa dikonsumsi 21. Apakah Anda mengetahui produk ASOF yang diproduksi oleh perusahaan air minum AQUA ? [ ] Ya [ ] Ya, setelah saya mengisi kuisioner ini 22. Apa yang Anda ketahui tentang produk ASOF? [ ] Air mineral biasa, seperti AQUA [ ] Air minum dengan rasa buah [ ] Minuman sari buah [ ] Minuman karbonat rasa buah, seperti Fanta [ ] Tidak tahu 23. Jika Anda diminta mencoba ASOF, rasa apa yang akan pertama Anda pilih ? [ ] Orange Manggo, (alasan) …………………………………………… [ ] Strawberi, (alasan) ………………………………………………….. 24. Setelah dengan mencoba produk ASOF tersebut, apakah anda merasa puas? [ ] Puas (lanjutkan ke no 26) [ ] Tidak Puas 25. Jika tidak, apa alasan Anda? (lanjutkan ke no 27) [ ] Variasi rasa buah yang sedikit [ ] Rasanya biasa saja 26. Jika puas, tindakan Anda terhadap produk ASOF selanjutnya : [ ] Ingin membeli [ ] Tidak ingin membeli
147
27. TINGKAT KEPENTINGAN DAN TINGKAT PELAKSANAAN Bagi Anda, “seberapa pentingkah” atribut- atribut produk AQUA Splash Of Fruit atau ASOF berikut ini dalam memenuhi kepuasan Anda? Dan “bagaimana penilaian” Anda terhadap kinerja yang telah diberikan produk AQUA Splash Of Fruit berdasarkan atribut- atribut tersebut.
*Rasa ASOF yang Anda coba saat mengisi angket ini : [ ] Orange mango
[ ] Strawberi
Beri tanda “( √)” pada kolom tingkat kepentingan dan kinerja yang disediakan. TINGKAT KEPENTINGAN / HARAPAN No. Tidak Kurang Cukup Sangat ATRIBUT Penting Penting Penting Penting Penting 1. Kemudahan dikonsumsi 2. Efek segar 3. Variasi rasa dan aroma buah 4. Tingkat kemanisan 5. Harga 6. Ukuran kemasan 7. Penggunaan pemanis buatan 8. Bebas zat pewarna 9. Kualitas air 10. Segel produk 11. Memiliki izin Departemen Kesehatan 12. Memiliki sertifikat halal 13. Label kemasan 14. Daya tahan produk 15. Ketersediaan produk 16. Iklan yang menarik 17. Promosi penjualan 18. Desain kemasan 19. Ciri khas desain kemasan 20. Bentuk dan jenis kemasan 21. Merek terkenal 22. Perusahaan terkenal
TERIMA KASIH ATAS PERHATIAN ANDA
KINERJA / PELAKSANAAN Tidak Kurang Cukup Baik Baik Baik Baik
Sangat Baik