Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
10 Pages
ISSN 2302-0172 pp. 62- 71
ANALISIS PERMINTAAN TELUR AYAM DI PROVINSI ACEH 1)
Fittresdy Isman, S.E1, Prof. Dr. Abubakar Hamzah2, Prof. Dr. Raja Masbar, M.Sc3 Magister Ilmu Ekonomi Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala, 2, 3)Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala
Abstract : The purpose of this study was to determine the effect of chicken egg prices, the price of substitutes, income, and number of residents to the demand of chicken eggs in the province of Aceh. The analysis used is the Multiple Linear Regression Analysis (multiple regressions). The type of data used in this study is secondary data preformance form (time series) from 1980 to 2011, covering the variable per capita income, the price of chicken eggs, duck eggs price, number of population and demand for chicken eggs obtained from relevant agencies such as : Central Bureau of Statistics (BPS), the Office of Trade and Industry, and other offices as well as from a variety of sources and other literature related to this study. Based on the estimation, the variables negatively affect the price, and the price of duck eggs, income, and population positive effect on demand for chicken eggs in the province of Aceh. Variations in the demand for chicken eggs Aceh province can be explained by variations in the price of chicken eggs, duck eggs prices, population, and income of 94.0 percent, and the remaining 6.0 percent are influenced by other variables, such as: taste, style, and the distribution of income in society and others. Either simultaneously or partially, the price of chicken eggs, duck eggs prices, income, and population significantly influence the demand for chicken eggs in the Province of Aceh.The results showed that the income is the dominant factor affecting the demand for chicken eggs in the province of Aceh, therefore an increase in supply of chicken eggs in the province of Aceh to be seen by its association with the Gross Regional Domestic Product (GDRP) increasing Aceh province. Keywords : Chicken Egg Demand Abstrak : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh harga telur ayam, harga pengganti, pendapatan dan jumlah penduduk terhadap permintaan telur ayam di Provinsi Aceh. Analisisnya menggunakan analisis regresi linear berganda (Multiple Regressions).Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk (Time Series) dari tahun 1980 sampai dengan tahun 2011, meliputi variabel pendapatan per kapita, harga telur ayam, harga telur bebek, kemudian jumlah penduduk dan permintaan telur ayam yang diperoleh dari instansi terkait seperti, Badan Pusat Statistik (BPS), Kantor perdagangan dan perindustrian dan kantor – kantor lainnya serta dari berbagai sumber dan literatur lain yang ada kaitannya dengan penelitian ini. Berdasarkan hasil estimasi variabel harga berpengaruh negatif dan harga telur itik, pendapatan dan jumlah penduduk berpengaruh positif terhadap permintaan telur ayam di Provinsi Aceh. Variasi permintaan telur ayam di Provinsi Aceh dapat dijelaskan oleh variasi harga telur ayam, harga telur itik, jumlah penduduk dan pendapatan sebesar 94,0 persen dan sisanya sebesar 6 persen dipengaruhi oleh variabel lainnya seperti selera, corak dan distribusi pendapatan dalam masyarakat dan lain-lain. Baik secara simultan maupun secara parsial harga telur ayam, telur itik, pendapatan dan jumlah penduduk berpengaruh signifikan terhadap permintaan telur ayam di Provinsi Aceh. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan faktor dominan yang mempengaruhi permintaan telur ayam di Provinsi Aceh, oleh karenanya peningkatan persediaan telur ayam di Provinsi Aceh harus dilihat dengan keterkaitanya dengan PDRB Provinsi Aceh yang semakin meningkat. Kata Kunci : Permintaan Telur Ayam
PENDAHULUAN
masyarakat Aceh terhadap telur, Aceh masih
Produksi telur di Provinsi Aceh masih
mengimpor telur ayam dari Medan. Hal ini
sangat rendah, untuk memenuhi kebutuhan
menjadi suatu permasalahan bagi Pemerintah Volume 2, No. 2, Mei 2014
- 62
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Daerah. Di satu sisi melalui Dinas Peternakan
yang dapat mempengaruhi konsumen tersebut
usaha peningkatan produksi telur terus menerus
untuk mengkonsumsi telur ayam disamping
dilakukan dengan tujuan
faktor ekonomi, faktor sosial dan demografi.
disamping untuk
memenuhi konsumsi telur baik untuk industri
Sejalan dengan semakin bertambahnya
maupun untuk rumah tangga, juga untuk upaya
jumlah
penduduk,
peningkatan pendapatan dan kesempatan kerja.
pendidikan, dan pendapatan penduduk sangat
Disisi lain upaya peningkatan konsumsi telur
berpengaruh terhadap tingkat kebutuhan telur,
juga terus menerus dilakukan dalam upaya
maka
untuk mencapai target konsumsi protein yang
permintaan telur di Provinsi Aceh sejalan
telah ditentukan, karena disamping telur sebagai
dengan penyediaan produksi telur. Hal ini
bahan makanan sumber protein, menurut
dilakukan
Amang (2006) bahwa peningkatan konsumsi
keseimbangan
telur berarti juga peningkatan permintaan telur
berasal dari telur dengan jumlah penduduk
dimana permintaan telur merupakan komponen
setiap tahun untuk masa yang akan datang.
perlu
meningkatnya
memprediksikan
dalam
upaya
kebutuhan
tingkat
kebutuhan
untuk
menjaga
konsumen
yang
yang nyata dan penting dari struktur kegiatan disektor pangan, dimana perubahan permintaan
Rumusan Masalah
telur akan menyebabkan terjadinya perubahan pendapatan produsen telur.
Berdasarkan
latar
belakang
permasalahan yang telah di uraikan diatas,
Adapun penelitian tentang permintaan
maka permasalahan dapat diidentifikasikan
telur ayam di Aceh yang dilakukan ini
yaitu apakah harga telur ayam, harga telur itik,
diharapkan sebagai salah satu dasar untuk
pendapatan dan jumlah penduduk berpengaruh
menentukan
terhadap permintaan telur ayam di Provinsi
kebijaksanaan
di
sub
sektor
peternakan. Pendekatan dari sisi permintaan
Aceh.
telur ayam sebagai pemenuh kebutuhan pangan menjadi sangat penting karena mempunyai
Tujuan Penelitian
implikasi kebijaksanaan yang mengarah pada
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
penyediaan pangan yang memadai, merata dan
mengetahui pengaruh harga telur ayam, harga
sesuai dengan kebutuhan gizi penduduk serta
pengganti, pendapatan dan jumlah penduduk
terjangkau oleh daya beli masyarakat juga
terhadap permintaan telur ayam di Provinsi
untuk
Aceh.
meningkatkan
pendapatan
peternak
khususnya peternak ayam ras petelur dan meningkatkan
devisa
serta
meningkatkan
kesempatan kerja. Konsumen di Provinsi Aceh
Kajian Pustaka Teori Permintaan
dalam mengkonsumsi telur ayam sebagai bahan
Teori permintaan menerangkan tentang
pangan keluarga terdapat banyak komoditi lain
ciri hubungan antara jumlah permintaan dan
63 -
Volume 2, No. 2, Mei 2014
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala harga.
Berdasarkan
ciri
hubungan
antara
lebih umum yakni yang dikembangkan oleh
permintaan dan harga dapat dibuat grafik kurva
Walras (Samuelson, 2006). Konsep pemikiran
permintaan (Samuelson, 2006 : 55). Billas
Walras
(2000 : 13) menyebutkan bahwa permintaan
dirumuskan sebagai berikut :
adalah jumlah yang akan dibeli per unit waktu,
mengenai
permintaan
ini
dapat
menjadi semakin besar, apabila harga semakin
Xj = f (PX1,PX2,…Y,E)………………………. (1)
rendah, ceteris paribus (keadaan lain dianggap
Dimana :
tetap). Hukum permintaan ini hanya akan
Xj diminta
= Jumlah barang Xj
PX1
= Harga barang X1
PX2…PXn
= Harga barang lain
berlaku dalam keadaan ceteris paribus artinya faktor-faktor lain selain harga barang itu sendiri seperti harga barang lain, pendapatan, selera
yang
Y = Pendapatan konsumen yang tersedia untuk dibelanjakan
dan lain-lain dianggap tetap. Secara umum dapat dikatakan sifat dari permintaan sangat dipengaruhi oleh harga
E = Selera atau faktor lain yang tidak diobservasi
suatu barang. Dalam teori permintaan yang
Permintaan statik menjelaskan tentang
terutama sekali dianalisis adalah kaitan antara
perubahan
permintaan suatu barang dengan harga barang
berdasarkan
itu sendiri. Pembelian barang berkaitan dengan
preferensi konsumen, dan hanya memusatkan
harga disebut dengan hukum permintaan, yang
perhatian
pada hakikatnya
merupakan suatu hipotesis
beberapa faktor lain yang mempengaruhi
yang menyatakan bahwa makin rendah harga
permintaannya. Secara fungsi, teori ini dapat
suatu
dirumuskan :
barang
makin
banyak
permintaan
terhadap barang tersebut dan sebaliknya makin
jumlah pada
barang daya
yang
guna
diminta,
dan
skala
pada perilaku konsumen serta
tinggi harga suatu barang maka makin rendah
Qd = f (P1, P2, Y…T) ………………………………………….. (2)
permintaan terhadap barang tersebut, (Sukirno,
Dimana : Qd diminta
= Jumlah komoditi yang
P1 diminta
=
menentukan corak permintaan di atas berbagai
P2
= Harga barang lain
barang. Perubahan dalam pendapatan selalu
Y
= Pendapatan
menimbulkan perubahan
T
= Selera
2008
:
77),
Samuelson
(2006
:
101)
menambahkan, pendapatan pembeli merupakan faktor
yang
sangat
penting
di
dalam
atas berbagai jenis
barang. Kerangka pemikiran Marshall ini bersifat parsial, karena ini masih memakai konsep ceteris paribus. Muncullah pemikiran baru yang
Harga
barang
yang
Penelitian Sebelumnya Supardianto (1998) melakukan penelitian tentang analisis elastisitas permintaan terhadap beras di Propinsi Daerah Istimewa Aceh. Hasil Volume 2, No. 2, Mei 2014
- 64
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala penelitiannya menunjukkan bahwa elastisitas
yang
harga terhadap permintaan beras di Propinsi
meningkatkan penjualan suatu komoditi adalah
Daerah Istimewa Aceh bersifat inelastis, karena
perhatian khusus pemerintah. Kebijakan di
beras memang
bidang
merupakan kebutuhan pokok
perlu
diperhatikan
perdagangan merupakan
dalam
yang
usaha
dibuat
oleh
sehingga pengaruh perubahan harga tidak
permintaan
begitu besar terhadap jumlah besar yang
dalam
diminta.
Kebijakan dalam ruang lingkup ini meliputi
meningkatkan
sarana
pendukung
volume
penjualan.
Djanurwadi (1990) dalam penelitiannya
kebijakan penetapan tingkat harga, perluasan
tentang analisis dinamik permintaan terigu di
pasar komoditi, serta peningkatan teknologi dan
Indonesia,
efisiensi dari produk yang bersangkutan.
dengan
menggunakan
model
Nerlove dalam log dan fungsi permintaan
Hermanto (2003) dalam penelitiannya
dirumuskan sebagai hubungan fungsi Cobb-
disebutkan
Douglas, hasilnya menunjukkan bahwa variabel
Indonesia masih menguntungkan dan mampu
yang berpengaruh nyata terhadap permintaan
bersaing dengan jagung impor. Pada kondisi
terigu adalah harga terigu, harga beras, dan
saat ini, dimana harga impor (cif) sebesar
pendapatan.
US$ 122/ton dan nilai tukar rupiah Rp
Akmal (1994) menyebutkan bahwa
9.000/US$,
bahwa
usaha
usahatani
tani
jagung
jagung
di
mampu
permintaan ikan di Kota Banda Aceh sangat
memberikan keuntungan bersih pada kisaran
tinggi. Ikan merupakan kebutuhan pokok bagi
29-35 persen. Dengan demikian, tidak ada
masyarakat
harga
alasan kuat dan mendesak bagi pemerintah
berpengaruh negatif terhadap permintaan ikan
untuk menerapkan tarif impor. Jika nilai tukar
dimana apabila harga ikan naik 1 persen maka
rupiah menguat menjadi Rp 8.600/US$, ceteris
akan berpengaruh negatif terhadap permintaan
paribus, keuntungan usahatani jagung menurun
ikan sebesar 82 persen dengan asumsi variabel
menjadi pada kisaran 24-30 persen. Tarif impor
lain tetap, sedangkan apabila harga ikan
5 persen (Rp 60/kg), ceteris paribus, diharapkan
mengalami kenaikan maka masyarakat akan
dapat menjamin keuntungan bersih petani pada
mengkonsumsikan
kisaran 27-34 persen. Selanjutnya, jika harga
sehingga
barang
variabel
pengganti
ikan
(substitusi) seperti telur yang harganya lebih
impor
jagung
(cif)
menurun
sampai
murah dan terjangkau.
US$ 110/ton dan nilai tukar Rp 8.600/US$,
Yusuf (1999) menyatakan permintaan
maka tarif impor sebesar 10 persen (Rp 110/kg)
akan suatu komoditi dipengaruhi oleh banyak
sudah cukup untuk menjamin keuntungan
faktor, dintaranya faktor yang dominan adalah
bersih usahatani jagung pada kisaran 20-28
tingkat harga barang itu sendiri, harga barang
persen. Kebijakan tarif impor bukan satu-
pengganti (substisusi), pendapatan masyarakat
satunya instrumen untuk memberikan insentif
dan juga jumlah penduduk. Selain faktor di atas
kepada petani. Penerapan tarif impor yang
65 -
Volume 2, No. 2, Mei 2014
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala terlalu tinggi justru menjadi kontra produktif,
Model Analisis
menyebabkan inefisiensi alokasi sumberdaya pertanian, meningkatkan harga produk turunan dari jagung, serta membebani konsumen dan perekonomian nasional. Harga bukan satusatunya peubah penentu.
Model
analisis
untuk
menganalis
permintaan telur ayam di Provinsi Aceh digunakan
fungsi
Permintaan
Marshallian
(Marshalian
Linear
Linear Demand
Function) (Brenan and Carrole, 2007) yang dirumuskan sebagai berikut:
Hipotesis Berdasarkan latar belakang, kerangka pemikiran, teor-teori yang ada dan kesepadanan
Qda = f(Pta, Pti,Yt,Jp ) Dimana :
berbagai pendapat lainnya maka hipotesis
Qda = Permintaan telur ayam
penelitian ini dapat dirumuskan yaitu harga Pta
= Harga telur ayam
permintaan telur ayam di Provinsi Aceh,
Pti
= Harga telur itik
sedangkan harga telur itik, pendapatan dan
Yt
= Pendapatan
Jp
= Jumlah penduduk
telur
ayam
berpengaruh
negatif
terhadap
jumlah penduduk berpengaruh positif terhadap permintaan telur ayam di Provinsi Aceh.
Dari model di atas maka untuk melihat berapa besar pengaruh variabel harga METODE PENELITIAN
telur ayam, harga telur itik, pendapatan dan
Jenis dan Sumber Data
jumlah penduduk terhadap permintaan telur
Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam bentuk (Time Series) dari tahun 1980 sampai dengan
tahun
2011,
meliputi
variabel
ayam di Provinsi Aceh di gunakan peralatan analisis regresi linear berganda (Multiple Regresion) dalam bentuk Ln dengan persamaan sebagai berikut :
pendapatan per kapita, harga telur ayam,
LnQda = a + b1 LnPta + b2 LnPti + b3 LnYt
harga
+ b4 LnJp + ei
telur
bebek,
kemudian
jumlah
penduduk dan permintaan telur ayam yang diperoleh dari instansi terkait seperti, Badan
di mana : Qda
= Permintaan telur ayam
Pusat Statistik (BPS), Kantor perdagangan dan perindustrian dan kantor – kantor
a
lainnya serta dari berbagai sumber dan
b1…b4
=
Pta =
Harga telur ayam
Pti
Harga teluk itik
literatur lain yang ada kaitannya dengan
=
Intercept Koefisien regresi
penelitian ini. =
Volume 2, No. 2, Mei 2014
- 66
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Yt
=
Pendapatan
Berdasarkan hasil pengolahan data
Jp
=
Jumlah penduduk
ei
=
Error Terms
diperoleh bahwa nilai corelation matrix of coeficient untuk semua variabel bebas dibawah
Dari
persamaan
mendapatkan
0,99, yang artinya hubungan antar variabel diatas
koefisien
regresi
selain
penjelas dalam penelitian ini tidak memiliki
juga
hubungan yang erat, maka dapat disimpulkan
langsung mendapatkan fungsi elastisitas dan
bahwa
akan
multikolinearitas.
diestimasi
dengan
menggunakan
dalam
penelitian
tidak
terdapat
metode Ordinary Least Square (OLS) dan memperhatikan
kemungkinan
penyimpangan
asumsi
terjadinya
klasik
Uji Autokorelasi
yaitu
Di dalam penelitian ini, pengujian
Multicolinearitas, Heteroskedastisitas dan
terhadap gejala autokorelasi dilakukan dengan
Autokorelasi.
uji “Durbin Watson” (D.W. Test). Dasar pengambilan keputusan dalam uji autocorelasi adalah jika DU
Definisi Operasional Variabel Adapun dianalisis
variabel-variabel
dalam
penelitian
ini
yang
autocorelasi. Dalam penelitian ini diperoleh
akan
nilai DW=2.064 lebih besar dari nilai DU=1,78
diidentifikasikan sebagai berikut :
dan lebih kecil dari nilai 4-DU= 2,222, maka
a. Permintaan adalah total permintaan telur
dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini
ayam di Provinsi Aceh per tahun dari tahun
tidak terjadinya gejala autocoreallation.
1980-2011 dihitung dalam butir. b. Harga telur ayam adalah harga dari telur
Uji Heterokedastisitas Adanya gejala heteroskedastisitas pada
ayam perbutir yang diukur dalam rupiah. c. Harga telur itik adalah harga dari telur itik per butir yang dihitung dalam rupiah. d. Pendapatan adalah pendapatan per kapita
model penelitian, menyebabkan hasil pengujian hipotesis tidak signifikan. Dalam penelitian ini diperoleh nilai p- value atau nilai signifikansi
masyarakat Provinsi Aceh berdasarkan
untuk
harga konstan 2000.
sehigga dapat disimpulkan dari hasil regresi
e. Jumlah Penduduk : jumlah penduduk di Provinsi Aceh dari tahun 1980-2011 yang
variabel
independen
dibawah
0,05
bahwa model tersebut juga tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.
diukur dalam jiwa. HASIL PEMBAHASAN Uji Asumsi Klasik Uji Multikolinearitas
Hasil Estimasi Untuk menganalisis permintaan telur ayam di Provinsi Aceh dianalisis dengan menggunakan analisis Regresi Linier Berganda.
67 -
Volume 2, No. 2, Mei 2014
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Dari hasil penelitian diperoleh persamaan akhir
variabel harga mempunyai pengaruh yang
estimator yaitu Ln Qda = 3,729-0,289 LnPta +
tidak bisa diabaikan terhadap permintaan
0,406 LnPti + 0,873 LnYt + 0,068 LnJp.
telur ayam.
Persamaan tersebut mengandung pengertian
-
bahwa : -
-
yang artinya bahwa setiap terjadinya
Konstanta sebesar 3,729 artinya apabila
kenaikan sebesar 1 persen harga telur itik
harga telur ayam, harga telur itik, jumlah
maka
penduduk
dianggap
mengalami peningkatan sebesar 0,406
konstan maka besarnya permintaan telur
persen dengan asumsi variabel harga telur
ayam di Provinsi Aceh sebesar 3,729
ayam, pendapatan dan jumlah penduduk
persen atau sekitar 5.357.966 butir.
dianggap konstan. Hasil penelitian ini juga
Koefisien regresi harga telur ayam sebesar
sesuai dengan teori yang menyebutkan
-0,289 mengandung pengertian bahwa
bahwa apabila harga barang penggati
setiap terjadinya kenaikan harga telur
meningkat maka permintaan terhadap
ayam sebesar 1 persen maka permintaan
barang yang digantikan akan semakin
telur ayam akan mengalami penurunan
meningkat dan sebaliknya apabila harga
sebesar 0,289 persen dengan asumsi
barang
variabel harga telur itik, pendapatan dan
permintaan
terhadap
jumlah penduduk dianggap konstan. Hal
digantikan
juga
ini sesuai dengan konsep teori hukum
penurunan. Deviasi lain terlihat bahwa
permintaan yaitu apabila harga mengalami
P=0,044 bermakna bahwa kalau barang-
peningkatan
akan
barang tersebut subtususi tetap bisa terjadi
mengalami penurunan dan sebaliknya
sebaliknya bapabila hubungan barang
apabila harga mengalami penurunan maka
tersebut komplemen.
dan
pendapatan
maka
permintaan
permintaan akan mengalami peningkatan. -
Koefisien harga telur itik sebesar 0,406
-
permintaan
telur
pengganti
ayam
akan
menurun
maka
barang
yang
akan
mengalami
Besaran koefisien pendapatan sebesar
Koefisien elastisitas harga telur ayam
0,873 dapat
memiliki elastisitas < 1 bermakna bahwa
setiap kali terjadinya peningkatan 1 persen
perubahan harga yang besar hanya diikuti
terhadap
oleh jumlah perubahan oleh perubahan
permintaan telur ayam akan bertambah
jumlah permintaan yang sedikit, hal ini
sebesar 0,873 persen dengan asumsi
sesuai dengan terutama dalam buku
faktor-faktor lainnya dianggap konstant.
Boediono, bahwa permintaan telur adalah
-
diinterprestasikan
variabel
pendapatan
bahwa
maka
Elastisitas pendapatan juga < 1 hal ini
tidak elastis karena telur termasuk dalam
menggambarkan
bahwa
telur
ayam
kebutuhan pokok. Nilai P untuk koefisien
sebagai barang kebutuhan pokok, dimana
ini adalah 0,025 yang menyetakan bahwa Volume 2, No. 2, Mei 2014
- 68
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala
-
pembelian terhadap barang ini meningkat
maupun secara parsial terhadap permintaan
lebih lambat dari kenaikan pendapatan.
telur ayam di Provinsi Aceh digunakan nilai F-
Jumlah penduduk diperoleh nilai koefisien
tes dan t-tes. Pengambilan keputusan dapat
regresi sebesar 0,068 yang artinya setiap
dilakukan yaitu apabila nilai F-hitung lebih
adanya perubahan sebesar 1 persen jumlah
besar dari nila F-Tabel dan nilai t-hitung lebih
penduduk
berpengaruh
besar dari nilai t-tabel maka Ha diterima dan
terhadap meningkatnya permintaan telur
sebaliknya apabila nilai F-hitung lebih kecil
ayam di Provinsi Aceh sebesar 0,068
dari nila F-Tabel dan nilai t-hitung lebih kecil
persen dengan asumsi variabel harga telur
dari nilai t-tabel maka Ha ditolak.
ayam, harga telur itik, dan pendapatan
- Nilai t-hitung untuk variabel harga telur ayam
dianggap tetap. Hasil penelitian ini juga
sebesar 2,974 lebih besar dari nilai t-tabel =
sesuai
maka
dengan
menyebutkan jumlah
akan
konsep
bahwa
penduduk
teori
yang
2,04984 dengan nilai probabilitas sebesar
semakin
besar
0,025 dibawah 0,05. Hal ini menggambarkan
maka
akan
bahwa secara partial variabel harga telur
meningkatkan permintaan terhadap suatu
ayam
barang dans ebaliknya semakin sedikit
permintaan telur ayam di Provinsi Aceh.
jumlah penduduk maka akan semakin
-
berpengaruh
signifikan
terhadap
- Nilai t-hitung untuk variabel harga telur itik
rendah permintaan.
sebesar 2,833 lebih besar dari nilai t-tabel =
Berdasarkan hasil estimasi tersebut maka
2,04984 dengan nilai probabilitas sebesar
dapat disimpulkan bahwa pendapatan
0,044 dibawah 0,05. Hal ini menggambarkan
paling
bahwa secara partial variabel harga telur itik
besar
pengaruhnya
terhadap
permintaan telur di Provinsi Aceh. Nilai R-square adjusted sebesar 0,94
berpengaruh signifikan terhadap permintaan telur ayam di Provinsi Aceh.
persen artinya variasi permintaan telur ayam di
- Nilai t-hitung untuk variabel pendapatan
Provinsi Aceh dapat dijelaskan oleh variasi
sebesar 3,069 lebih besar dari nilai t-tabel =
harga telur ayam, harga telur itik, jumlah
2,04984 dengan nilai probabilitas sebesar
penduduk dan pendapatan sebesar 94,0 persen
0,005 dibawah 0,05. Hal ini menggambarkan
dan sisanya sebesar 6 persen dipengaruhi oleh
bahwa secara partial variabel pendapatan
variabel lainnya seperti selera, corak dan
juga
distribusi pendapatan dalam masyarakat dan
permintaan telur ayam di Provinsi Aceh.
lain-lain.
berpengaruh
signifikan
terhadap
- Nilai t-hitung untuk variabel jumlah penduduk
Untuk menguji pengaruh harga telur
sebesar 2,821 lebih besar dari nilai t-tabel =
ayam, harga telur itik, pendapatan dan jumlah
2,04984 dengan nilai probabilitas sebesar
penduduk terhadap permintaan telur ayam di
0,033 dibawah 0,05. Hal ini menggambarkan
Provinsi Aceh berpengaruh baik secara simultan
bahwa
69 -
Volume 2, No. 2, Mei 2014
secara
partial
variabel
jumlah
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala penduduk
juga
berpengaruh
signifikan
Saran
terhadap permintaan telur ayam di Provinsi Aceh.
saran yang dapat diajukan dari hasil temuan
- Nilai F-hitung sebesar 122,813 lebih besar dari nilai F-tabel = 3,411 dengan nilai probabilitas sebesar
Dari kesimpulan di atas, maka saran-
0,000
dibawah
Mengingat bahwa permintaan telur terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan
simultan
pendapatan dan penduduk maka diharapkan
variabel variabel harga telur ayam, harga
kepada Pemda Aceh dan Kabupaten/Kota
telur itik, pendapatan, dan jumlah penduduk
untuk dapat meningkatkan produksi telur.
bahwa secara
Hal
a.
ini
menggambarkan
0,05.
penelitian ini adalah sebagai berikut :
berpengaruh signifikan terhadap permintaan telur ayam di Provinsi Aceh.
b. Hasil
penelitian
pendapatan
menunjukkan
faktor
dominan
bahwa yang
mempengaruhi permintaan telur ayam di KESIMPULAN DAN SARAN
Provinsi Aceh, oleh karenanya peningkatan
Kesimpulan
persediaan telur ayam di Provinsi Aceh
a. Berdasarkan hasil estimasi variabel
harus dilihat dengan keterkaitanya dengan
harga berpengaruh negatif dan harga
PDRB
Provinsi Aceh
telur itik, pendapatan dan jumlah
meningkat.
yang
semakin
penduduk berpengaruh positif terhadap permintaan telur ayam di Provinsi Aceh. b. Variasi permintaan telur ayam di Provinsi Aceh dapat dijelaskan oleh variasi harga telur ayam, harga telur itik, jumlah
penduduk
dan
pendapatan
sebesar 94,0 persen dan sisanya sebesar 6 persen dipengaruhi oleh variabel lainnya
seperti
selera,
corak
dan
distribusi pendapatan dalam masyarakat dan lain-lain. c. Baik secara simultan maupun secara parsial harga telur ayam, telur itik, pendapatan berpengaruh
dan
jumlah
penduduk
signifikan
terhadap
permintaan telur ayam di Provinsi Aceh.
Volume 2, No. 2, Mei 2014
- 70
Jurnal Ilmu Ekonomi
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala DAFTAR PUSTAKA
Arsyad, L. 2002. Ekonomi Manajerial. PBEF, Yogyakarta. Badan Pusat Statistik. 2000. Banda Aceh Dalam Angka 2000, Kota Banda Aceh. Badan Pusat Statistik 2001. Aceh Dalam Angka 2001, Kota Banda Aceh. Billas, R. A. 2000. Microeconomics Theory, 2 nd Edition, McGraw Hill Book Company, New York. Boediono. 2002. Ekonomi Mikro, seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No 1/. Edisi 2, BPFE, Yogyakarta. Brennan and Carrol. 1987. Preface To Quantitative Economics And Econometrics. Soulth-Wetern Publishing Co. Cincimnati, Ohio.
Samuelson, P. 2006. Ekonomi Mikro. Terjemahan Burhanudin. Penerbit Erlangga, Jakarta. Sukirno, S. 2008. Pengantar Mikro Ekonomi, Edisi Kedelapan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Todaro, M.P. 2004 Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Alih Bahasa Oleh Ir. Burhanuddin Salim Abdullah, MA, Erlangga, Jakarta. Tomek, W.G, and K.L Robinson. 2000. Microeconomics, Cornel University Press, Ithach, New York. Yusuf, Y.H. 1999 Analisis Permintaan Daging Di Kotamadya Banda Aceh, Thesis tidak dipublikasikan. Fakultas Ekonomi Unsyiah, Banda Aceh.
Damanik, S. 2001. Analisis Penawaran Dan Permintaan Lada Indonesia Di Pasar Internasional. Jurnal Littri Vol.7 No. 4.
Walujo, D.I., dan Cornelius, T. 2003. Analisis Permintaan Rokok Sigaret Kretek Mesin, Sigaret Kretek Tangan, Dan Sigaret Putih Mesin. Jurnal Kajian Ekonomi dan Keuangan, Vol. 7, No.4
Green. 2000. Micro Economics. Ballingger publishing Company, Cambridge.
.
Hermanto. 2003 Permintaan Impor Jagung: Perlukah Tarif Impor Diberlakukan? Jawaban Analisis Simulasi. Jurnal Agro Ekonomi Volume 21 No. 2. Miller. 2001. Microeconomics. 2 nd Edition, McGraw Hill Book Company, New York. Mulyono. J. 2000. Perhitungan Pendapatan Nasional. LP3ES, Jakarta. Nicholson. 2000. Microeconomics. . Jilid satu Edisi keenam. Binarupa Aksara, Jakarta. Partadiredja, A. 2000. Perhitungan Pendapatan Nasional. LP3ES, Jakarta. Ramdhiani. 2008. Pola Konsumsi Rumah Tangga di DKI Jakarta. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol 3 No7. 71 -
Volume 2, No. 2, Mei 2014