Journal Of Economic Management & Business - Vol. 14, 4, Oktober 2013 JOURNAL OF ECONOMIC MANAGEMENT & No. BUSINESS
Volume 14, Nomor 4, Oktober 2013 ISSN: 1412 – 968X Hal. 385-390
ANALISIS PENGARUH UPAH DAN PENGANGGURAN TERHADAP JUMLAH PENCARI KERJA DI INDONESIA
Fanny Nailufar
Dosen pada Fakultas Ekonomi, Universitas Serambi Mekkah, Banda Aceh
This study aims to determine the effect of wages and the number of unemployed on the number of job seekers in Indonesia. The research is conducted using secondary data from the period 1990-2010 are sourced from the Central Bureau of Statistics (BPS). Data are analyzed with descriptive and quantitative approach through the presentation and compilation of data into the table. This study uses multiple linear regression models. The results of the t-test with 95 percent confidence level (α = 0.05) shows that the real wage and unemployment variables have a positive and significant impact on the variables of job seekers. Minimum wage policy to increase public interest to seek employment because of a guaranteed fair wage. Increase in the number of unemployed will increase the number of job seekers as unemployment will endeavor to get back to work. The government is expected to set pay rates according to market conditions with the welfare of workers and takes into account the ability of entrepreneurs. The Government should also be able to create more job for job seekers in Idonesia. Keyword: labor force, wage, unemployment
385
386
Fanny Nailufar
Pendahuluan Jumlah penduduk di Indonesia terus meningkat. Badan Pusat Statistik mencatat bahwa laju pertumbuhan penduduk Indonesia selama periode 2000-2010 lebih tinggi dibandingkan periode 1990-2000. Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 mencapai 233,477 juta orang. Hasil Sensus Penduduk 2010 menempatkan posisi Indonesia di urutan keempat dalam jumlah penduduk setelah China, India dan USA. Tingginya angka pertumbuhan penduduk yang terjadi di negara berkembang, seperti Indonesia, dapat menghambat proses pembangunan. Jumlah penduduk yang semakin besar telah membawa akibat yaitu jumlah tenaga kerja yang semakin besar pula (Mulyadi, 2003: 16). Ini berarti semakin besar pula jumlah orang yang mencari pekerjaan atau menganggur. Tingginya pasokan tenaga kerja di satu sisi dan lambannya penyerapan tenaga kerja di sisi lain merupakan salah satu masalah besar yang dihadapi hampir semua perekonomian negara yang sedang berkembang. Masalah kesempatan kerja Indonesia bersangkut paut dengan tingkat pertambahan angkatan kerja yang masih relatif tinggi, produktifitas tenaga kerja yang rendah, penyerapan tenaga kerja yang kurang memadai dan rendahnya tingkat upah yang berlaku. Perhatian pemerintah terhadap tingkat upah ini tampaknya masih kurang memadai. Ditandai dengan masih banyaknya pergerakan massa yang menuntut kenaikan upah bagi para pekerja dan buruh. Membahas mengenai upah, maka akan muncul masalah dalam bidang angkatan kerja yaitu keseimbangan antara penawaran akan tenaga kerja (demand of labor) dan permintaan akan tenaga kerja (supply for labor) pada suatu tingkat upah. Keseimbangan ini diharapkan agar dapat tercapai untuk mengatasi permasalahan ketenagakerjaan lainnya seperti masalah pengangguran yang masih menjadi salah satu masalah besar yang dihadapi oleh pemerintah Indonesia. Berdasarkan klasifikasi BPS, data permintaan tenaga kerja di Indonesia disebutkan sebagai data Lowongan Kerja Terdaftar, sedangkan penawaran tenaga kerja dibagi menjadi dua yaitu Pencari Kerja Terdaftar dan Pencari Kerja. Maksud kata
terdaftar adalah bahwa lowongan kerja maupun pencari kerja mendaftarkan informasi lowongan pekerjaan dan diri pencari kerja pada Kementerian/Dinas Tenaga Kerja. Oleh sebab itu, data Lowongan Kerja Terdaftar dan Pencari Kerja Terdaftar tidak dapat mewakili data riil lowongan kerja (permintaan tenaga kerja) dan pencari kerja (penawaran tenaga kerja) di Indonesia. Data-data tersebut dapat diperhatikan pada Tabel 1. Besarnya upah minimum akan disesuaikan dengan laju inflasi. Para pencari kerja akan melihat dan membandingkan tingkat upah dengan laju inflasi. Jika upah minimum naik lebih sedikit dibandingkan laju inflasi maka kenaikan upah minimum tidak mampu meningkatkan kesejahteraan karena daya guna uang berkurang. Oleh sebab itu, untuk melihat pengaruh upah terhadap pencari kerja harus menggunakan jenis upah riil yaitu upah yang telah disesuaikan dengan laju inflasi. Berdasarkan data dari BPS (2011), pada tahun 2010, terjadi kenaikan upah nominal dari Rp 13.616.400 per tahun pada tahun 2009 menjadi Rp 13.988.400 per tahun. Kenaikan tersebut tidak diikuti oleh jumlah pencari kerja, bahkan jumlah pencari kerja menurun, hal ini disebabkan upah riil pada tahun 2010 lebih rendah dari tahun 2009. Pada tahun 2010 upah riil sebesar Rp 2.009.827,59, sedangkan tahun 2009 mencapai Rp 4.897.985,61 per tahun. Penyebabnya adalah laju inflasi pada tahun 2010 lebih tinggi dari tahun 2009. Permasalahan Jumlah pencari kerja di Indonesia terus mengalami peningkatan. Peningkatan ini mengindikasikan banyaknya pengangguran di Indonesia dan banyaknya jumlah penduduk yang berada pada usia kerja. Pencari kerja dipengaruhi oleh peningkatan upah. Pemerintah Indonesia melakukan kebijakan penetapan upah minimum sehingga pendapatan pekerja terjamin dapat memenuhi kebutuhan secara layak. Upah minimum diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pekerja agar sampai pada tingkat pendapatan “living wage”, yang berarti bahwa orang yang bekerja akan mendapatkan pendapatan yang layak untuk hidupnya. Peningkatan upah minimum akan menyebabkan semakin banyak orang yang mau bekerja karena merasa
Journal Of Economic Management & Business - Vol. 14, No. 4, Oktober 2013
387
Tabel 1 Lowongan Kerja Terdaftar dan Pencari Kerja di Indonesia Tahun 2000 – 2010 Tahun 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Lowongan Kerja Terdaftar 512.791 388.508 417.826 97.801 552.811 167.724 201.247 300.402 2.360.277 3.149.514 2.915.591
Pencari Kerja Terdaftar 1.191.750 975.215 651.903 418.773 621.581 382.706 696.600 750.324 2.970.286 4.707.875 3.268.711
Pencari Kerja 4.069.262 5.330.101 5.909.386 5.756.332 6.478.394 7.559.480 7.348.560 8.320.017 6.959.653 7.438.972 6.905.417
Sumber: BPS Indonesia, 2011
akan mendapat upah yang layak. Pencari kerja juga dipengaruhi oleh jumlah pengangguran. Pengangguran tercipta karena jumlah pencari kerja lebih banyak dibandingkan dengan jumlah permintaan tenaga kerja. Semakin banyak jumlah pengangguran maka semakin banyak orang yang akan mencari kerja. Pertumbuhan penduduk juga berkontribusi terhadap pencari kerja. Pertumbuhan penduduk pada usia kerja akan menambah jumlah angkatan kerja. Penambahan ini akan menyebakan semakin banyak jumlah pencari kerja. Tinjauan Teoritis Pencari kerja atau penawaran tenaga kerja mencakup semua orang yang mempunyai pekerjaan dalam masyarakat, ditambah jumlah mereka yang secara aktif mencari pekerjaan dan jumlah mereka yang seharusnya dapat diikut sertakan dalam kegiatan ekonomi jika terdapat kesempatan kerja yang memadai (Suroto, 1992: 176). Pada dasarnya, pengertian persediaan tenaga kerja dan penawaran tenaga kerja adalah sama, bedanya terletak pada faktor upah. Dimana persediaan tenaga kerja diartikan sebagai jumlah orang yang tersedia, mampu dan bersedia untuk melakukan pekerjaan, dalam hal ini faktor upah tidak ikut dipertimbangkan. Sedangkan dalam istilah penawaran tenaga kerja sudah ikut dipertimbangkan faktor upah. Dalam hal ini pencari kerja bersedia menerima pekerjaan itu, atau menawarkan tenaganya apabila kepadanya diberikan upah tertentu.
Pengangguran Seseorang dianggap bekerja jika dia menghabiskan sebagian besar minggu sebelumnya bekerja di sebuah pekerjaan yang dibayar. Sesorang menganggur jika ia berada di PHK sementara, sedang mencari pekerjaan, atau sedang menunggu tanggal mulai pekerjaan baru. Seseorang yang cocok baik dari dua kategori pertama, seperti sebagai mahasiswa penuh waktu, ibu rumah tangga, atau pensiunan, tidak dalam angkatan kerja (Mankiw, 2008). Dalam menghitung pengangguran, ada beberap hitungan yang dapat digunakan sebagai informasi ketenagakerjaan, seperti (Mankiw, 2008): a. Angkatan Kerja (Labor force) Angkatan Kerja = Jumlah Orang Bekerja +
Jumlah Pengangguran
b. Tingkat Pengangguran (Unemployment rate)
Tingkat Pengangguran =
Jumlah Pengangguran Angkatan Kerja
Upah Berdasarkan Undang-undang Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003 (2003: 5), upah merupakan hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusahan atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundangundangan, termasuk tunjangan bagi pekerja/buruh dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilakukan.
x 100
388
Fanny Nailufar
Metodelogi Penelitian Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Untuk melakukan pengujian hipotesis dalam penelitian ini digunakan jenis pengujian regresi linear berganda (Gujarati, 2001:344) seperti di bawah ini; Fungsi Penawaran Y = β0 + β1X1 + β2 X2+ βn Xn+ µ Dimana : Y = Variabel Independent β0 = Konstanta β1, β2, βn = Parameter X1, X2, Xn = Variabel dependent µ = Error term Model di atas diformulasikan lagi dalam bentuk berikut ini : Ls = β0 + β1W + β2U + µt Dimana : Ls = Supply of Labor (Penawaran TK) atau Pencari Kerja W = Wage (Upah Riil) U =Unemployment (Pengangguran) β0 = Konstanta β1, β2, β2 = Parameter µt = Error term Hasil Penelitian Pengaruh upah riil dan pengangguran terhadap pencari kerja dapat dilihat dengan menganalisis ketiga variabel tersebut kedalam bentuk regresi linear berganda. Hasil regresi dapat diperhatikan pada Tabel 2 dibawah ini.
Hasil regresi dapat diintepretasikan sebagai berikut: 1. Konstanta (β0) sebesar 115.326,619 artinya jika variabel upah riil dan pengangguran diasumsikan sama dengan nol (0) maka jumlah pencari kerja di Indonesia sebanyak 115.326 jiwa. 2. Koefisien (β1) sebesar 4,213 artinya apabila terjadi kenaikan variabel upah rill sebesar Rp 1.000 maka terjadi penambahan penawaran tenaga kerja sebesar 4.213 jiwa dengan asumsi variabel pengangguran dan faktor lain di luar penelitian ini tetap. Penawaran tenaga kerja dipengaruhi oleh kebijakan ketenagakerjaan di Indonesia seperti reservation wage yakni upah minimum yang berkorelasi positif dengan penawaran tenaga kerja. Peningkatan upah riil akan menyebabkan bertambahnya minat masyarakat Indonesia untuk mencari pekerjaan. 3. Koefisien (β2) sebesar 0,637 artinya apabila terjadi peningkatan jumlah pengangguran sebesar 1.000 jiwa maka penawaran tenaga kerja akan meningkat sebesar 637 jiwa dengan asumsi variabel upah riil dan faktor lain tetap. Jika terjadi pemberhentian pekerja sebanyak 1000 pekerja maka 637 orang akan mencari pekerjaan kembali, sedangkan 363 akan memulai usaha atau tidak/sedang mencari pekerjaan. Berdasarkan pengklasifikasian BPS, jumlah pengangguran dihitung bukan hanya jumlah pencari kerja tetapi juga mereka yang akan memulai usaha dan merasa tidak mampu bekerja lagi. Pengangguran juga dihitung berdasarkan penambahan masyarakat yang masuk ke dalam usia kerja. 4. Koefisien determinisi (adj R2) sebesar 0,939 bermakna variabel upah riil dan penganggu-
Tabel 2 Hasil Regresi Pengaruh Upah Riil dan Pengangguran Terhadap Pencari Kerja , 1990-2010 Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients Beta
B Std. Error Konstanta 115326,619 286349,371 Upah Riil 4,213 2,118 Pengangguran 0,637 0,046 a. Dependent Variable: Pencari Kerja T-tabel= 2,093 F-tabel= 3,200 F-hitung= 155,730 DW= 2,029 Adj R2= 0,939 R= 0,972 R2= 0,945
0,128 0,900
t 0,403 1,989 13,984
Sig. 0,692 0,062 0,000
Journal Of Economic Management & Business - Vol. 14, No. 4, Oktober 2013
ran mampu menjelaskan variasi perubahan variabel penawaran tenaga kerja sebesar 93,90 persen, sedangkan selebihnya dijelaskan oleh variabel lain di luar model ini. 5. Hasil uji-t dengan tingkat keyakinan 90 persen (α=0,1) menunjukkan bahwa variabel upah riil dan pengangguran berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel penawaran tenaga kerja. Hal ini dibuktikan dengan membandingkan nilai t-hitung dengan t tabel dimana thitung lebih besar dari t-tabel. 6. Hasil uji-F menunjukkan bahwa variabel upah riil, pengangguran dan angkatan kerja secara simultan berpengaruh terhadap variabel penawaran tenaga kerja. Hal ini dibuktikan dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel dimana F hitung (155,730) lebih besar dari F tabel (3,200). Dari hasil uji di muka dapat dilihat bahwa upah riil dan pengangguran berpengaruh secara signifikan terhadap penawaran tenaga kerja di Indonesia. Kenaikan upah riil menyebabkan ma-
389
syarakat lebih tertarik untuk mencari pekerjaan. Peningkatan penawaran tenaga kerja juga dapat disebabkan oleh meningkatnya angkatan kerja. Peningkatan jumlah penduduk pada usia kerja yaitu 15 tahun ke atas akan berpotensi meningkatkan jumlah pencari kerja. Penduduk yang berusia di atas 15 tahun dan tidak melanjutkan pendidikan akan berusaha untuk mencari pekerjaan. Kesimpulan Kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pencari kerja di Indonesia dipengaruhi oleh tingkat upah riil dan pengangguran. Upah riil dan pengangguran memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pencari kerja. 2. Kenaikan upah riil menyebabkan bertambahnya minat masyarakat baik yang sedang mencari pekerjaan maupun yang tidak bekerja untuk bekerja. Hal ini tentu dapat menyebabkan bertambahnya pencari kerja di Indonesia.
390
Fanny Nailufar
Referensi Dinas Tenaga Kerja, (2009). Data Angkatan Kerja Nasional Agustus 2008. Provinsi Aceh. Gujarati, D, (2006), Ekonometrika Dasar, Alih Bahasa Sumarno Zein, Erlangga, Jakarta. Mankiw, N, Gregory. (1992). Macroeconomics 4th Editions. McGraw-Hill, New York. Mulyadi, S. (2003). Ekonomi Sumber Daya Manusia Dalam Perspektif Pembangunan. PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta. Suroto. (1992). Strategi Pembangunan dan Perencanaan Kesempatan Kerja. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.