1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STUDI DIPLOMA III
ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG PADA PT. LANDSEAIR SKRIPSI MINOR Diajukan Oleh: AZIZAH ABU BAKAR NIM JURUSAN
: 042101131 : KEUANGAN
GUNA MEMENUHI SALAH SATU SYARAT MENYELESAIKAN PENDIDIKAN PADA PROGRAM DIPLOMA III FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
2009
Azizah Abu Bakar : Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Landseair, 2009. USU Repository © 2009
2
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim… Alhamdulillah penulis ucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi minor yang berjudul “ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG PADA PT. LANDSEAIR TRANSPORT”. Dan tak lupa salawat beriring salam kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW sebagai teladan. Adapun maksud dan tujuan skripsi ini untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III Fakultas Ekonomi Jurusan Keuangan pada Universitas Sumatera Utara. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi minor ini masih jauh dari kesempurnaan dan maasih banyak kesalahan dan kekurangannya, baik dari segi isi maupun dari segi tata bahasa yang digunakan. Semua itu karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki. Untuk itu penulis akan menerima segala kritik dan saran yang diberikan demi penyempurnaan skripsi minor ini nantinya. Dalam skripsi minor ini, penulis telah banyak mendapat bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu melalui skripsi minor ini penulis mengucapkan banyak terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Kedua orang tua penulis yaitu ibunda Kasmabaiti dan ayahanda Abubakar yang selalu mendoakan, memberikan dukungan dan semangat serta kasih sayangnya kepada penulis. 2. Buat suami tercinta Wahyu tercinta dan anakku tersayang Sammy. 3. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Azizah Abu Bakar : Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Landseair, 2009. USU Repository © 2009
3
4. Bapak Prof. Dr. Paham Ginting, SE, MS, selaku Ketua pengelola Diploma III Keuangan dan Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si, selaku Ketua Program Studi Diploma III Keuangan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 5. Seluruh Staff dan Pegawai Fakultas Ekonomi Sumatera Utara. 6. Bapak Pimpinan PT. LANDSEAIR TRANSPORT, dan juga staff karyawan yang telah memberikan data yang diperlukan untuk menyelesaikan skripsi minor ini . 7. Kakak dan Abang-abang tercinta, kak Annie, bang Anjas, bang Ijal, bang Husni, bang Fendi dan bang Ramlan. 8. Buat teman-temanku, Sofie, Dewi, Dila, Edu, Yandri. Thanks y guys….. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan penulis satu persatu. Penulis mengucapkan banyak terima kasih dan semoga Allah SWT membalas segala kebaikan atas bantuannya selama ini. Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.
Medan,
Maret 2009 Penulis
Azizah
Azizah Abu Bakar : Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Landseair, 2009. USU Repository © 2009
4
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR ......................................................................................i DAFTAR ISI ....................................................................................................iii DAFTAR GAMBAR ........................................................................................v DAFTAR TABEL ............................................................................................vi BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ................................................................................1 B. Perumusan Masalah ..........................................................................3 C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian.........................................................3 D. Metode Penelitian .............................................................................4 1. Lokasi Penelitian ........................................................................4 2. Sumber Data ...............................................................................4 3. Teknik Pengumpulan Data ..........................................................5 4. Metode Analisis Data..................................................................5 BAB II : GAMBARAN UMUM PT. METROPOLE PURNAMA CITRA A. Profil Perusahaan ..............................................................................6 1. Sejarah Singkat Perusahaan ........................................................6 2. Struktur Organisasi .....................................................................7 B. Manajemen Piutang ..........................................................................11 1. Pengertian Manajemen Piutang ...................................................11 2. Jenis-jenis Piutang ......................................................................13 3. Tujuan Piutang............................................................................15 Azizah Abu Bakar : Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Landseair, 2009. USU Repository © 2009
5
C. Prosedur Piutang...............................................................................16 D. Kegiatan Piutang ..............................................................................18 E. Resiko Penjualan Kredit ...................................................................20 F. Laporan Keuangan Perusahaan .........................................................27 1. Pengertian Laporan Keuangan ....................................................27 2. Jenis-jenis Laporan Keuangan.....................................................28 BAB III ANALISIS DAN EVALUASI ............................................................39 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .................................................................................43 B. Saran ...........................................................................................44 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Azizah Abu Bakar : Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Landseair, 2009. USU Repository © 2009
6
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar
2.1
Struktur Organisasi ................................................................. 11
Azizah Abu Bakar : Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Landseair, 2009. USU Repository © 2009
7
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 2.1 Tabel Laporan Neraca Per 31 Desember 2006 .................................. 35 Tabel 2.2 Tabel Laporan Neraca Per 31 Desember 2007 .................................. 36 Tabel 2.3 Tabel Laporan Laba Rugi per 31 Desember 2006 ............................. 37 Tabel 2.4 Tabel Laporan Laba Rugi per 31 Desember 2007 ............................. 38 Tabel 3.1
Tabel Perbandingan Analisa dan Evaluasi........................................ 42
Azizah Abu Bakar : Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Landseair, 2009. USU Repository © 2009
8
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pada umumnya perusahaan yang bergerak di bidang barang dan jasa selalu berusaha untuk memperoleh keuntungan. Untuk memperoleh keuntungan perusahaan melakukan penjualan. Hampir rata-rata seluruh perusahaan lebih menyukai penjualan kas (Cas Sales) dibandingkan dengan penjualan kredit. Namun kekuatan persaingan (Competitive Pressure Force) yang dialami menyebabkan perusahaan terpaksa melakukan penjualan kredit. Dalam penjualan kredit persediaan dikirimkan ke pasar maka persediaan berkurang dan muncullah piutang dagang. Pada waktunya di mana piutang jatuh tempo pelanggan (Customer) membayar hutang, piutang berkurang dan muncullah kas. Penjualan kredit akan menimbulkan baik biaya langsung (Direct Cost) maupun biaya tidak langsung (Indirect Cost). Manfaat yang diperoleh dari penjualan kredit adalah meningkatnya penjualan. Pada dasarnya, manajemen piutang diawali dengan pertanyaan apakah perusahaan melakukan penjualan kredit atau tidak. Langkah berikutnya adalah berkaitan dengan membangun syarat kredit serta memilih sistem monitoring yang diterapkan untuk menjaga agar piutang ragu-ragu (Bad Debts) dapat dikendalikan sekaligus mencegah agar arus kas keluar jangan sampai menurun. Tindakan korektif (Corrective Action) kadang kadang diperlukan karena munculnya perubahan di luar batas toleransi, jadi dalam Azizah Abu Bakar : Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Landseair, 2009. USU Repository © 2009
9
melakukan penjualan kredit manajer keungan harus mampu membangun sebuah sistem manajemen piutang yang optimal
(Optimal Receivable Management
System). Disamping itu, dalam penjualan kredit, perusahaan juga perlu melakukan analisis ekonomi tentang piutang. Dimaksudkan dengan analisis ekonomi adalah analisis yang bertujuan untuk menilai apakah manfaat memiliki piutang lebih besar atau lebih kecil dari biayanya. Jumlah piutang yang dimiliki perusahaan di samping di tentukan oleh penjualan, persyaratan penjualan, dan standard kredit, juga dipengaruhi oleh manajemen (Pengumpulan) piutangnya. Pencatatan piutang yang tidak baik, karyawan yang kurang, merupakan faktor-faktor yang menyebabkan rata-rata piutang, membuat perputaran piutang lebih rendah dari standar persyaratan penjualan. Perusahaan memutuskan untuk menjual secara kredit, timbul masalah tentang siapa yang akan di izinkan untuk membeli secara kredit. Perlu ditentukan standar dan kemudian dilakukan evaluasi terhadap para pembeli dan memperhatikan unsur-unsur yang disebut dengan istilah “ 5C “ (The five 5C Of Credit) yaitu Carachter. Capacity, Capital, Collateral dan Condition. Dari uraian di atas jelaslah bahwa peranan kredit yang diberikan perusahaan memiliki arti penting bagi masyarakat dan perusahaan. Oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk membahas perkreditan ini. Dan selanjutnya telah memilih judul tentang “ANALISIS MANAJEMEN PIUTANG DAGANG PADA PT. LANDSEAIR TRANSPORT”.
Azizah Abu Bakar : Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Landseair, 2009. USU Repository © 2009
10
B. Perumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi perumusan masalah dalam penyusunan paper ini adalah : 1. Bagaimana cara penerapan prosedur piutang pada PT. LENDSEAIR. 2. Bagaimana kebijakan dalam pemberian kredit pada PT. LANDSEAIR TRANSPORT. Piutang merupakan hak perusahaan untuk menerima uang, barang lain atau jasa dari pelanggan, atau pihak lain sebagai kontrapretasi atas barang atau jasa yang telah diberikan.
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk mengetahui bagaimana tingkat perputaran piutang selama periode berjalan b. Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan perusahaan dalam melakukan penjualan kredit sesuai dengan syarat dan ketetapan perusahaan. c. Sejauh mana kebijakan piutang dapat di terapkan untuk periode yang akan datang dengan menggunakan data periode masa yang lalu. d. Untuk mengetahui pentingnya investasi dalam piutang.
Azizah Abu Bakar : Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Landseair, 2009. USU Repository © 2009
11
2. Manfaat Penelitiaan a. Bagi penulis, penulisan skripsi ini berguna untuk memenuhi salah satu persyaratan akademik dalam menyelesaikan pendidikan program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. b. Untuk lebih mengetahui sejauh mana peranan manajemen piutang dalam aktifitas operasional perusahaan. c. Bagi pihak perusahaan, penulisan ini kiranya dapat menjadi salah satu bahan pertimbangan dalam menyalurkan kredit bagi masyarakat atau pelanggan di masa yang akan datang.
D. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penulis mengadakan penelitian pada PT. LANDSEAIR yang berada di jalan Putri Hijau medan. 2. Sumber Data a. Data Primer Data ini diperoleh dengan mengadakan peninjauan langsung ke objek penelitian pada PT. LANDSEAIR. Data ini diperoleh dari sumber yaitu pimpinan dan beberapa karyawan perusahaan. b.Data Sekunder Yaitu data yang mendukung data primer, berupa literature yang berhubungan dengan kegiatan yang dilakukan oleh PT. LANDSEAIR yang bergerak di bidang jasa.
Azizah Abu Bakar : Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Landseair, 2009. USU Repository © 2009
12
3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang di pakai dalam skripsi minor ini adalah : a. Interview atau wawancara Yaitu dengan melakukan wawancara langsung kepada pimpinan dan kepala bagian untuk
mendapatkan data yang diperlukan dalam
menyusun paper ini sebagai bahan pendukung dalam melakukan penelitian. b.Observasi atau pengamatan Yaitu dengan cara mengamati secara langsung dalam perusahaan mengenai kegiatan operasi perusahaan di lapangan 4. Metode Analisis Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Metode Deskriptip Merupakaikan serangkaian kegiatan penelitian yang dilakukan dengan jalan mengumpulkan, merangkum serta menginterpretasikan data yang diperoleh, selanjutnya diolah kembali sehingga diharapkan dapat menghasilkan gambaran yang jelas, terarah dan menyeluruh dari masalah-masalah yang dibahas b.Metode Deduktif Yaitu analisis yang dilakukan dengan cara memberikan alasan dengan berfikir dan bertolak dari pernyataan yang bersifat umum dan menarik kesimpulan yang bersifat khusus dan spesifik.
Azizah Abu Bakar : Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Landseair, 2009. USU Repository © 2009
13
BAB II GAMBARAN UMUM PT. LANDSEAIR
A. PROFIL PERUSAHAAN 1. Sejarah Singkat Perusahaan Berdirinya suatu perusahaan tidak terlepas dari maksud dan tujuan yang hendak dicapai perusahaan tersebut. Jika dilihat daru tujuan perusahaan yaitu suatu badan usaha yang bergerak di bidang jasa angkutan dimana perusahaan tersebut menyediakan jasa untuk eksportir maupun importir dan memperoleh keuntungan agar dapat memuaskan kebutuhan para eksportir dan importir. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 4 april 2001. awalnya perusahaan ini memiliki 6 orang karyawan. Karena banyaknya permintaan dan untuk meningkatkan laba perusahaan, dilakukan penambahan karyawan sebanyak ±25 orang karyawan. Jadi saat ini PT. LANDSEAIR TRANSPORT memiliki 30 orang karyawan. Tidak semua karyawan ditempatkan di staf/kantor, sebahagian besar karyawan bekerja di lapangan, karena proses pengerjaan di PT. LANDSEAIR TRANSPORT bergerak di bidang jasa yang mana karyawan harus mampu menghandle kegiatan yang sedang berlangsung dan umumnya kegiatan operasionalnya di lapangan dimana perusahaan ini mempunyai kantor cabang yang terletak di kawasan Pelabuhan Belawan, agar lebih mudah menjangkau operasional di depo-depo container dan menempatkan kasir agar lebih mudah mengeluarkan biaya dan penarikan container empty dan dokumen perjalanan eksport dan import.
Azizah Abu Bakar : Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Landseair, 2009. USU Repository © 2009
14
2. Struktur Organisasi Perusahaan Struktur organisasi dibentuk untuk menciptakan pola yang dapat mementingkan efektifitas kerja, sehingga setiap pemimpin dan bawahan yang ada dalam perusahaan tersebut akan mengetahui dengan jelas wewenang dan tugasnya masing-masing serta bertanggung jawab terhadap tugas yang mereka embank. Maka dari itu setiap perusahaan dituntut adanya suatu struktur organisasi. Dalam sebuah organisasi, pembagian kerja adalah keharusan mutlak, tanpa itu kemungkinan terjadinya timpang tindih sangat besar. Dengan adanya pembagian kerja yang telah ditetapkan sekaligus susunan tugas dan fungsi dari masing-masing unit organisasi, maka akan diketahui dengan jelas sampai dimana kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Salah satu faktor dalam menunjang jalannya suatu perusahaan yaitu adanya pengelola perusahaan yang baik. Pengelolaan perusahaan yang baik menuntut adanya manajemen perusahaan yang baik pula, tidak dipungkiri saat ini jika menentukan maju mundurnya suatu perusahaan. Dalam hal ini tujuan dibuatnya struktur organisasi adalah: a. Memberikan gambaran tentang tugas, wewenang dan tanggung jawab atasan dan bawahan. b. Menghindari kesimpang siuran dan persamaan tugas. c. Menghindari perintah dan tanggung jawab yang sama. d. Mempermudah komunikasi antara satu bagian dengan bagian lainnya. Menurut (Adeliade, 2000:69) bahwa setiap bagian struktur organisasi dapat dibedakan dalam tiga sistem, yaitu: Azizah Abu Bakar : Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Landseair, 2009. USU Repository © 2009
15
1. Struktur Organisasi Garis 2. Struktur Organisasi Fungsional 3. Struktur Organisasi Garis dan Staff Adapun struktur organisasi dari PT. LANDSEAIR TRANSPORT mengikuti tipe organisasi garis dan staff. Secara ringkas struktur organisasi dapat dilihat pada bagan yang terlampir. Sedangkan tugas dan tanggung jawab masing-masing fungsi dalam struktur organisasi PT. LANDSEAIR TRANSPORT secara garis besar adalah: 1. Direktur Utama Merupakan jabatan yang tertinggi dalam roda kegiatan perusahaan. Jabatan ini mempunyai wewenang dan tanggung jawab yang penuh atas perkembangan dan kebijaksanaan perusahaan yang telah sedang dan akan dilaksanakan. Semua yang ada di bawahnya beranggung jawab atas tugas kegiatannya kepada pemimpin. 2. Wakil Direktur Utama Merupakan orang kedua yang berkuasa setelah pimpinan. Ruang lingkup kegiatannya adalah menggantingkan posisi pimpinan bila tidak berada di tempat, mengawasi dan mengerahkan unit kerja yang berada di bawah kekuasaan sesuai wewenang dan tanggung jawab yang diberikan pimpinan kepadanya. 3. Manajer Operasional Tugas dari manajemen operasional yaitu mengkoordinator pelaksanaan kegiatan operasional divisi Medan dan Belawan. Azizah Abu Bakar : Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Landseair, 2009. USU Repository © 2009
16
4. Marketing Tugas dari bagian pemasaran yaitu: - Mencari customer/shipper - Pengurusan pelayaran - Monitoring operasional 5. Staff Operasional Tugas dari bagian ini yaitu: - Memonitoring operasional di Belawan - Memonitoring operasional di Medan - Melayani customer/shipper 6. Accounting Tugas pada bagian ini yaitu: - Menyusun laporan keuangan - Mengaudit data piutang - Mengaudit data hutang 7. Staff Impor Bagian ini mempunyai tugas: - Meng-online data impor - Memonitor pemasukan barang import 8. Dokumentasi Bagian ini bertanggung jawab dalam mengumpulkan data pelengkap dokumen eksport dan mengumpulkan data pelengkap dokumen piutang.
Azizah Abu Bakar : Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Landseair, 2009. USU Repository © 2009
17
9. Staff Operasional Divisi II Bagian ini mempunyai tuda dalam memonitoring semua kegiatan perusahaan di Belawan. 10. Staff Dokumentasi II Bagian ini mempunyai tugas dalam menjalani/melengkapi dokumen ekspor-impor. 11. Kolektor II Bagian ini mempunyai tugas dalam menjalani kegiatan penarikan container kosong. 12. Administrasi Piutang Pengangkutan Bagian ini memiliki tugas dalam membuat invoice piutang bagian pengangkutan. 13. Administrasi Piutang Bagian ini memiliki tugas dalam membuat catatan invoice piutang, mengawasi dan meyakinkan bahwa pelaksanaan pembukuan piutang dilakukan dengan system yang baik dan penyelenggaraan surat-menyurat dan penerimaan serta pemutusan hubungan kerja. 14. Kasir 15. Kolektor I Tugas dari bagian ini adalah menjalani/mengutip piutang.
Azizah Abu Bakar : Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Landseair, 2009. USU Repository © 2009
18
DIREKTUR UTAMA
WAKIL DIRUT
MANAJER OPERASIONAL
MARKETING
STAFF OPERASIONAL I
STAFF OPERASIONAL II
STAFF IMPORT
STAFF DOKUMENTASI
DOKUMENTASI
KOLEKTOR II
ACCOUNTING
ADM PIUTANG ANGKUTAN
KOLEKTOR I
ADM PIUTANG
KASIR
KOKETOR
Gbr. 2.1. Struktur Organisasi Sumber : PT. Landseair Transport (2008)
B. Manajemen Piutang 1. Pengertian Manajemen Piutang Dalam dunia bisnis banyak perusahaan melakukan politik penjualan kredit. Politik penjualan kredit ini merupakan politik yang biasa dilakukan dalam dunia bisnis untuk merangsang minat pelanggan. Jadi politik ini sengaja dilakukan untuk memperluas pasar dan memperbesar hasil penjualan. Sebelum mengkaji lebih jauh lagi tentang manajemen piutang terlebih dahulu perlu dijelaskan Azizah Abu Bakar : Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Landseair, 2009. USU Repository © 2009
19
pengertian dari manajemen piutang itu sendiri yang merupakan bagian dari hasil kegiatan operasional perusahaan. 1. Piutang adalah merupakan aktiva atau kekayaan perusahaan yang timbul sebagai akibat dari dilaksanakannya politik penjualan kredit. 2. Piutang adalah merupakan tagihan perusahaan kepada pelanggan/pembeli atau pihak lain yang membeli produk perusahaan. (Martono, 2001:108). 3. Piutang adalah suatu bentuk tagihan menurut pembayaran dalam bentuk uang atau penyerahan aktiva yang berasal dari penjualan yang merupakan kegiatan usaha normal perusahaan (Soemarso, 2002:338). 4. Piutang adalah suatu bentuk tagihan yang timbul dari aktivitas penjualan yang meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap aktivitas lainnya, termasuk individu, perusahaan atau organisasi lainnya dan merupakan bagian penting dari total aktiva lancer perusahaan (Warren,Aria, 2005:324). Dari keempat pengertian piutang di atas, maka dapat disimpulkan atau ditampilkan bahwa piutang merupakan proses perencanaan, organisasi, pengawasan dalam bentuk klaim kepada pihak lain baik terhadap perorangan, badan usaha maupun pihak tertagih lainnya atas aktiva atau kekayaan perusahaan yang timbul akibat dari dilaksanakannya transaksitransaksi penjualan secara kredit dengan menerima sejumlah dana berupa uang, jasa dan menggunakan sumber dana organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Azizah Abu Bakar : Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Landseair, 2009. USU Repository © 2009
20
2. Jenis-jenis Piutang Piutang dapat dibagi atas tiga jenis umum, yaitu: A. Piutang Usaha (Account Receivable) B. Wesel Tagih/Piutang Wesel (Notes Receivable) C. Piutang lain-lain (Other Receivable) Berikut ini akan dijelaskan macam-macam pengolahan piutang tersebut, yaitu: A. Piutang Usaha (Account Receivable) Yang dimaksud dengan piutang usaha adalah semua piutang yang berasal dari penjualan barang-barang atau jasa-jasa kredit dari kegiatan utama perusahaan tidak dikelompokkan dalam piutang ini (Harahap, Sofyan Safitri, 2004:120). Dalam kegiatan perusahaan yang normal, biasanya piutang usaha akan dilunasi dalam jangka waktu kurang dsari setahun, sehingga dikelompokkan dalam aktiva lancar, dan biasanya piutang usaha tidak mencakup bunga, meskipun bunga atau biaya jasa dapat ditambah bila mana pembayarannya tidak dapat dilakukan dalam periode tertentu. (Ps, Djarwanto, 2001:97). Jika perusahaan sangat memerlukan uang tunai untuk memperlancar usahanya maka piutang yang dimiliki perusahaan dapat digunakan untuk mendapatkan uang tunai dengan cara (Husein, 2000:210): a. Pledged (Digadaikan) Uang muka diterima dari bank dengan menggunakan piutang yang dimiliki sebagai jaminan. Penagihan piutang dilakukan perusahaan yang menerima
Azizah Abu Bakar : Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Landseair, 2009. USU Repository © 2009
21
uang muka dan hasil penagihan diharuskan sebagai pembayaran pinjaman yang diperoleh dari bank. b. Assigned (Diserahkan) suatu piutang dikatakan assigned jika piutang tersebut diserahkan kepada perusahaan finance untuk mendapatkan uang muka, jika piutang tersebut gagal ditagih maka piutang tersebut masih merupakan tanggung jawab perusahaan yang melakukan assigned. c. Sold (Dijual) Pada dasarnya uang tunai yang diperoleh dengan penjualan piutang, yang berarti tertagih, piutang tersebut bukan lagi merupakan tanggung jawab perusahaan yang menjual piutang tetapi sebaliknya pembelilah yang bertanggung jawab atas terjadinya piutang tersebut.
B. Wesel Tagih/Piutang Wesel Yang dimaksud dengan wesel tagih adalah suatu janji tertulis tanpa syarat oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk membayar suatu jumlah tertentu pada suatu saat tertentu. Wesel ini juga merupakan kesanggpupan membayar dari pembeli kepada penjual dengan sejumlah uang tertentu di masa mendatang (Husein, 2000:115). Wesel dapat bersifat dapat dinegosiasikan atau tidak dapat dinegosiasikan. Bersifat dapat dinegosiasikan berarti dapat dibayarkan kepada pihak kedua atau pembawa. Wesel seperti ini biasanya diterima oleh bank dengan diskonto, sehingga dianggap lebih likuid daripada kelompok piutang lainnya. Dalam
Azizah Abu Bakar : Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Landseair, 2009. USU Repository © 2009
22
pelaporannya, wesel tagih hendaknya mencakup instrument jangka pendek yang dapat dinegosiasikan saja yang diperoleh debitur dagang yang belum jatuh tempo.
C. Piutang Lain-lain (Other Receivable) Piutang lain-lain merupakan piutang yang timbul bukan berasal dari penjualan barang-barang maupun jasa yang merupakan kegiatan utama perusahaan. Piutang ini timbul karena adanya pinjaman yang diberikan perusahaan kepada seseorang tanpa adanya hubungan yang lansung dengan penjualan barang dan jasa yang merupakan produk dari kegiatan utama perusahaan. Contoh: - Piutang Direksi dan Karyawan-karyawan - Piutang dari perusahaan Afilasi.
3. Tujuan Piutang Perusahaan tentu hanya bersedia mengikat sebagian dari dananya di dalam piutang bilamana investasi tersebut memberikan manfaat baginya. Tujuannya adalah (Sumarso, 2002:343): 1. Untuk meningkatkan penjualan Perusahaan yang menjual barangnya dengan kredit akan mampu menjual lebih banyak barang dibandingkan dengan perusahaan yang menuntut pembayaran tunai. 2. Untuk meningkatkan laba Investasi dalam piutang akan diharapkan akan meningkatkan penjualan yang lebih tinggi dapat diharapkan akan memberikan laba yang lebih besar bagi perusahaan. Azizah Abu Bakar : Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Landseair, 2009. USU Repository © 2009
23
3. Untuk memenuhi syarat persaingan Dalam dunia bisnis saat ini maka hampir semua perusahaan melaksanakan politik penjualan kredit ini. Oleh karena itu untuk menjaga posisi perusahaan di dalam persaingan maka haruslah dilakukan politik penjualan kredit tersebut, apabila tidak ingin merosot dalam posisi persaingan di pasar politik perjualan kredit dapat merangsang minat calon konsumen akan dimungkinkan untuk memakai dan menikmati kegunaan barang yang dibelanja tanpa harus mengeluarkan uang yang besar pada saat membeli. Sebagai pembeli dapat menikamati sekarang juga dengan membayarnya nanti di kemudian hari.
C. Prosedur Piutang Piutang sebagai salah satu perkiraan yang timbul dalam transaksi perusahaan-perusahaan tentunya harus mengikuti prosedur piutang serta pengumpulan yang sistematis sampai pada laporan keuangan seperti siklus akuntansi yang umum. Suatu piutang yang timbul dari penjualan barang akan dapat dicatat dengan mendebitkan piutang dan mengkreditkan perikiraan penjualan. Tetapi seandainya piutang tersebut telah dibayar, maka perkiraan akan dikreditkan dan mendebitkan perkiraan kas. Prosedur yang terjadi menyangkut piutang didahului dengan adanya transaksi, kemudian dijurnalkan dan diposkan ke buku besar. Langkah selanjutnya adalah menyusun neraca percobaan dari data-data yang sudah diolah menjadi laporan keuangan. Formulir yang digunakan sebagai dasar pencatatan prosedur piutang antara lain: Azizah Abu Bakar : Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Landseair, 2009. USU Repository © 2009
24
1. Daftar Piutang 2. Formulir Perkiraan Piutang 3. Catatan riwayat kredit langganan dan penagihan kredit sebagai dokumen. Dokumen yang digunakan adalah: a. Faktor penjualan untuk mencatat penjualan barang b. Nota kredit untuk mencatat barang yang dikembalikan atau potongan harga atas penjualan c. Jurnal voucer atas piutang yang dihapuskan. Daftar piutang menunjukkan jumlah piutang langganan pada suatu saat tertentu, jika perlu disertai perincian atas jumlah piutang tersebut. Dalam akuntansi mencatat piutang dapat dilakukan dengan dua metode, yaitu: 1. Metode Konvensional Dalam metode ini, pencatatan ke dalam kartu piutang dilakukan atas dasar data yang terdapat dalam jurnal. 2. Metode Posting Langsung kedalam Kartu Piutang Pencatatan dengan menggunakan metode ini menyambung pekerjaan posting ke buku pembantu piutang. Posting seperti ini dapat dilakukan setiap hari, maka factor yang diperoleh setiap harinya diposting ke buku pembantu. PT. LANDSEAIR TRANSPORT dalam melakukan pencatatan piutang adalah dengan cara metode konvensional yaitu dicatat ke dalam kartu piutang berdasarkan data yang diterima, kemudian dipindahkan ke buku penjualan. Pembayaran maupun penagihan piutang di PT. LANSEAIR TRANSPORT melalui giro dengan jatuh tempo 1 bulan. Azizah Abu Bakar : Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Landseair, 2009. USU Repository © 2009
25
D. Kegiatan Piutang Di dalam kegiatan manajemen piutang mencakup kegiatan yaitu (Martono, 2001:109): a. Perencanaan jumlah dan pengumpulan piutang b. Pengendalian Piutang c. Penggunaan Ratio-ratio
a) Perencanaan Jumlah dan Pengumpulan Piutang Rencana jumlah piutang pada waktu yang akan datang disusun berdasarkan budget
penjualan dengan
memperhatikan persyaratan pembayaran yang
ditawarkan perusahaan dan kebiasaan para pelanggan membayar hutangnya. Besarnya rencana piutang akan terpengaruh dari sejumlah resiko piutang berupa piutang tak tertagih (piutang ragu-ragu) yang di estimasikan oleh pihak perusahaan disamping besarnya piutang maka dengan memperhatikan kebiasaan para pelanggan membayar hutangnya dapat direncanakan pengumpulan piutang pada saat tertentu pada waktu yang akan datang. b) Pengendalian Piutang Untuk melaksanakan pengendalian piutang secara ketat, perlu dilaksanakan hal-hal sebagai berikut: 1. Penyaringan langganan 2. Penentuan resiko kredit 3. Penentuan potongan-potongan 4. Pelaksanaan administrasi yang berhubungan dengan penarikan kredit 5. Penetapan ketentuan-ketentuan dalam menghadapi para penunggak. Azizah Abu Bakar : Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Landseair, 2009. USU Repository © 2009
26
Untuk menekan serendah mungkin resiko kredit berupa tidak terbayarnya kredit yang telah diberikan kepada para pelanggan/pembeli perlu diadakan penyaringan langganan kredit dengan mempertimbangkan berbagai factor, diantaranya kesanggupan dan kejujuran pelanggan untuk membayar kredit, kemampuan pelanggan yang diukur secara subyektif oleh perusahaan, ikatan atau jamininan untuk keamanan dari resiko kredit baik surat-surat penting maupun benda yang ada nilainya dari pelanggan yang diberi kredit. 2. Penentuan Resiko Kredit Dari pengalaman tahun-tahun yang lalu dapatlah kiranya ditenttukan besarnya resiko kredit berupa tidak terbayarnya kredit yang telah diberikan para pelanggan pada periode tertentu, sehingga merupakan informasi bagi manajemen keuangan untuk kemudian direncanakan penyediaan cadangan penghapusan piutang sekaligus memperhitungkan rencana pengumpulan piutang. 3. Penentuan Potongan-potongan Dalam
memberikan
rangsangan-rangsangan
bagi
pelanggan
agar
membayar tepat waktu maka perlu diberi potongan-potongan bagi pelanggan yang membayar pada batas waktu yang ditentukan. 4. Pelaksanaan Administrasi yang berhubungan dengan penarikan kredit Sebagai sebab umum dari lambatnya penarikan piutang adalah karena kelalaian dalam penyerahan faktur kepada pelanggan dan tertundanya pengiriman pemberitahuan atau karena hal itu mungkin bahkan tidak dikerjakannya sama sekali. Apabila pelanggan tidak membayar hutangnya dalam jangka waktu kredit yang telah ditetapkan, maka haruslah ada suatu tindak lanjut yang berlaku Azizah Abu Bakar : Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Landseair, 2009. USU Repository © 2009
27
sampai hutang itu dibayar. Surat pemberitahuan merupakan langkah pertama dalam proses ini, yang kemudian harus diikuti terus menerus dengan surat, panggilan telepon dan sebagainya. Akhirnya piutang harus diserahkan kepada pengacara atau badan-badan lain yang mengurusi penarikan piutang. 5. Penetapan Ketentuan-ketentuan dalam menghadapi penunggak Bagi para penunggak atau pelanggan yang tidak membayar kredit pada waktunya perlu ditetapkan ketentuan-ketentuan agar pelanggan tersebut kemudian dapat melunasi kreditnya walaupun sudah melampaui batas waktu yang ditetapkan. c) Penggunaan Rasio-rasio Disamping perbandingan antara hutang dan rugi akibat adanya piutang tersebut, untuk membantu memutuskan apakan manajemen kan memperketat atau memperlunak persyaratan, penjualan kreditnya, maka dapat dipergunakan pula beberapa ratio financial. Perusahaan dapat membandingkan tingkat perputaran piutang dan rata-rata waktu pengumpulan piutang dari perusahaan tertentu dengan perusahaan lain yang sejenis atau dalam kelompok industrinya.
E. Resiko Penjualan Kredit Dalam menginvestasikan piutang, suatu perusahaan janganlan hanya memikirkan hal-hal yang positif saja, sehingga mengabaikan resiko-resiko yang ada di dalamnya. Resiko yang terjadi sangat perlu menjadi perhatian perusahaan dalam memberikan penjualan kredit, karena dalam memberikan kredit akan
Azizah Abu Bakar : Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Landseair, 2009. USU Repository © 2009
28
banyak sekali kemungkinan-kemungkinan yang sifatnya merugikan perusahaan, dimana para pelanggan mempunyai sifat yang umum, yaitu berusaha mengelak atau menunda pembayaran pada saat piutang ditagih. Menurut (Riyanto, 2002:89) di bawah ini dikemukakan beberapa kemungkinan yang akan timbul atau biasa terjadi dalam piutang dagang, antara lain: 1. Resiko tidak dibayarnya seluruh piutang 2. Resiko tidak dibayarnya sebagian piutang 3. Resiko keterlambatan dan menerima piutang 4. Resiko tertanamnya modal dalam piutang.
1. Resiko tidak dibayarnya seluruh piutang Bagi suatu perusahaan resiko ini merupakan resiko yang paling berat, karena seluruh tagihan yang akan direncanakan akan diterima ternyata tidak dapat diterima sebagai uang kas kembali, dan pengorbanan yang telah diberikan ternyata terbuang percuma saja, khususnya bagi kelangsungan hidup perusahaan. Kejadian ini biasanya terjadi akibat kelalaian perusahaan tersebut, misalnya pembeli melarikan diri, pembeli mengalami kegoncangan dalam keuangan atau pailit dari usahanya, dan lain-lain, dimana pada saat memberikan kredit calon pelanggannya, perusahaan haruslah selektif dalam mengambil keputusan. Menurut (Syahyunan, 2002:62 untuk memberikan sebaiknya perusahaan memperhatikan lima “C, yaitu:
Azizah Abu Bakar : Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Landseair, 2009. USU Repository © 2009
29
1. Character Berkenaan dengan kemungkinan bahwa pelanggan akan mau atau berusaha untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya. Factor ini sangat penting karena transaksi kredit mencakup janji untuk membayar. 2. Capasity Berkaitan dengan penilain akan kemampuan pelanggan. 3. Capital Diukur oleh posisi keuangan perusahaan sebagaimana diperlihatkan oleh analisa ratio yang terutama ditekankan pada aktiva materil perusahaan. 4. Collateral Diwakili oleh aktiva yang ditawarkan oleh pelanggan sebagai jaminan kredit yang diberikan kepadanya. 5. Condition Berkaitan dengan pengaruh tren perekonomian pada umumnya terhadap perusahaan. Contidion juga berkenaan dengan perkembangan lainnya dibidang ekonomi yang mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya. PT. LANDSEAIR TRANSPORT
dalam menetapkan kebijakan kredit
harus lebih dahulu meneliti kelayakan kredit dengan memperhatikan “5 C” unsure kredit di atas. Kenapa, karena keberhasilan atau kegagalan kredit merupakan tanggung jawab bersama para eksekutif
bagian penjualan, pemasaran dan
keuangan.
Azizah Abu Bakar : Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Landseair, 2009. USU Repository © 2009
30
Syarat penjualan kredit yang dilakukan PT. LANDSEAIR TRANSPORT adalah 3/10 net 30, syarat pembayaran dinyatakan dimana para pembeli akan menerima potongan tunai cash discount sebesar 3% apabila pembayaran kredit dilakukan dalam waktu paling lama 10 hari setelah awal periode kredit. Bilaman pembeli tidak mengambil potongan tunai yang ditawarkan (tidak membayar dalam waktu 10 hari), maka keseluruhan piutangnya harus dibayar dalam waktu yang sudah ditentukan yaitu paling lambat 30 hari sesudah awal periode kredit. PT. LANDSEAIR TRANSPORT juga memiliki dasar penilaian lain terhadap calon konsumen tersebut apakah layak mengadakan pembelian secara kredit bagi perusahaan. Dasar penilaian yang lain juga di lakukan perusahaan adalah dengan menilai kredibilitas calon konsumen yang di tempuh dengan cara kunjungan (survey) secara langsung kepada calon konsumen,sehingga melalui pengamatan tersebut dapat di lihat gambaran calon konsumen baik dari segi kapasitas, capital dan kondisi calon konsumen tersebut. 2. Resiko tidak terbayarnya sebagian piutang Resiko ini lebih ringan dari resiko yang pertama karena sebagian dari piutang tersebut telah dapat diterima. Kadang-kadang seorang pelanggan yang baru pertama sekali mengadakan hubungan atau transaksi penjualan akan menunjukkan kesan yang sangat baik, tetapi ternyata telah membayar sebagian piutangnya mulailah ia menunjukkan etika yang tidak baik yaitu tidak mau membayar utangnya yang sebagian lagi belum dibayar, misalnya dengan membatalkan atau dengan sengaja tidak mengisi rekeningnya. Alasan yang dibuat pembeli/pelanggan untuk mengelak pembayaran utang-utangnya adalah dengan Azizah Abu Bakar : Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Landseair, 2009. USU Repository © 2009
31
mengatakan dia mengalami kesulitan keuangan sehingga tidak dapat lagi membayar sisa dari utangnya atau si pelanggan merasa bahwa nilai barang yang sekarang dimilikinya tidak sesuai lagi dengan harga baru sehingga ia menganggap bila utangnya dibayar lagi kepada perusahaan tersebut maka ia akan merasa rugi. 3. Resiko keterlambatan dalam menerima piutangnya Resiko ini lebih ringan daripada resiko yang pertama dan yang kedua, tetapi bukan berarti tidak mempengaruhi keuangan, karena pemasukan uang dari tagihan tersebut telah mengalami jadwal penerimaan kas meskipun akhirnya dapat diterima kembali. Suatu perusahaan yang memberikan piutang apalagi dalam jumlah yang besar, akan mengambil langkah-langkah dalam mengatasi keterlambatan pembayaran uang tersebut, tetapi untuk hal ini perusahaan terlebih dahulu menyelidiki pelanggannya apakah masih mempunyai kemampuan untuk membayar utangnya atau tidak, karena apabila pelanggan tersebut mengalami gangguan untuk membayar utangnya dalam waktu yang singkat maka ia tidak mampu membayar sesuai dengan yang dijadwalkan tersebut. 4. Resiko tertanamnya modal dalam piutang Bila perusahaan telah mengadakan penjualan kredit yang mengakibatkan timbulnya piutang, maka sudah jelas adanya modal yang tertanam dalam piutang baik modal yang bersumber dari modal sendiri maupun modal asing. Jadi suatu perusahaan harus berhati-hati dalam memberikan piutang kepada langganannya yaitu dengan memberikan jangka waktu tertentu kepada pelanggannnya untuk melunasi utang-utangnya. Azizah Abu Bakar : Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Landseair, 2009. USU Repository © 2009
32
Biasanya para pelanggan perusahaan akan memberikan batas jumlah piutang yang akan diberikannya, apabila perusahaan tersebut telah melihat tendensi yang kurang baik, atau langganannya kurang sanggup untuk mengembalikan utangnya. Jadi perusahaan akan menghubungi langganannya untuk memberikan batas kredit yang diperolehnya. Jika lewat dari batas kredit tersebut maka perusahaan tidak akan memberik kredit yang baru lagi. Hal ini biasanya dilakukan pada pelanggan yang sudah lama. PT. LANDSEAIR TRANSPORT dalam memberikan piutang pada pelanggannya yaitu dengan batas waktu selama 30 hari untuk melunasi hutanghutangnya. Setelah melihat resiko yang mungkin terjadi di dalam piutang, maka pengelolaan piutang tidak besar yang dapat merugikan perusahaan. Menurut (Riyanto, 2002:90) adapun faktor-faktor yang mempengaruhi investasi dalam piutang adalah: 1. Volume penjualan kredit Makin besar jumlah penjualan kredit dari keseluruhan penjualan akan memperbesar jumlah piutang dan sebaliknya makin kecil penjualan kredit dari keseluruhan
piutang
akan
memperkecil
jumlah
piutang
atau
semakin
bertambahnya volume penjualan kredit berarti perusahaan harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi dan ini berarti semakin besar pula resiko yang dihadapi perusahaan untuk mengumpulkan piutang tersebut.
Azizah Abu Bakar : Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Landseair, 2009. USU Repository © 2009
33
2. Syarat pembayaran penjualan kredit Semakin panjang batas waktu pembayaran kredit berarti semakin besar jumlah piutangnya dan sebaliknya semakin pendek batas waktu pembayaran kredit berarti semakin kecil besarnya jumlah piutang. 3. Ketentuan tentang batas waktu volume penjualan kredit Apabila batas maksimal volume penjualan kredit ditetapkan dalam jumlah yang relatife besar, maka besarnya piutang juga semakin besar, maka dari itu perusahaan dalam hal ini harus lebih selektif dalam pemberian kredit kepada pelanggan karena dapat memperkecil jumlah investasi dalam piutang. 4. Kebiasaan membayar para pelanggan kredit Apabila kebiasaan membayar para pelanggan dari penjualan kredti mundur dari waktu atau tidak sesuai waktu yang telah dipersyaratkan, maka besarnya jumlah piutang relative besar. 5. Penagihan piutang dari pihak perusahaan Apabila kegiatan penagihan piutang dari perusahaan bersifat aktif dan pelanggan melunasinya maka besarnya jumlah piutang relatif kecil, tetapi apabila kegiatan penagihan piutang bersifat pasif maka besarnya jumlah piutan relatif besar. PT. LANDSEAIR TRANSPORT menetapkan kebijakan pengumpulan piutang dengan melakukan pengelompokan umur piutang yang akan jatuh tempo dan yang belum jatuh tempo sehingga dapat diketahui mana piutang yang belum tertagih dan juga dapat mengetahui perkembangan perusahaan dalam melakukan
Azizah Abu Bakar : Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Landseair, 2009. USU Repository © 2009
34
pengumpulan piutang. Dengan menetapkan kebijakan pengumpulan piutang diharapkan piutang yang tertagih tidak akan terjadi.
F. Laporan Keuangan Perusahaan 1. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat
komunikasi antar data
keuangan/aktivitas perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data-data/aktivitas tersebut (Ridwan dan Inge, 2002:68). Setiap perusahaan mempunyai laporan keuangan yang bertujuan menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai laporan keuangan dalam pengambilan keputusan secara ekonomi. Laporan keuangan harus dipersiapkan secara periodic untuk pihak-pihak yang berkepentingan antara lain masyarakat dan pemerintah, pemasok, kreditur, pemilik, manajemen, perusahaan, investor, pelanggan, serta karyawan. Kreditur menggunakan data keuangan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan tersebut dalam membayar kembali hutang dan bunganya. Pemilik perusahaan menggunakan data keuangan perusahaan untuk menaksir kondisi keuangan perusahaan dan memutuskan apakah sahamnya akan dibeli, dijual, atau ditahan. Sedangkan manajemen perusahaan memperhatikan dan memenuhi segala peraturan penyusunan laporan keuangan, memberi kepuasan baik kepada kreditur maupun pemilik serta memantau keadaan perusahaan.
Azizah Abu Bakar : Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Landseair, 2009. USU Repository © 2009
35
2. Jenis-jenis Laporan Keuangan Jenis-jenis laporan keuangan yang utama dan merupakan pendukung dalam operasi perusahaan adalah sebagai berikut: a. Neraca Laporan neraca disebut juga laporan posisi keuangan perusahaan. Laporan ini menggambarkan posisi aktiva, piutang, dan modal pada suatu saat tertentu. (Harahap, 2004:107). Isi laporan neraca yaitu: 1. Harta (Aktiva) Harta/aktiva merupakan bentuk dari penanaman modal perusahaan. Bentuknya dapat berupa harta kekayaan atau hak atas kekayaan atau jasa yang dimiliki oleh perusahaan. Harta kekayaan tersebtu harus dinyatakan dengan jelas, diukur dalam satuan uang, dan diurutkan berdasarkan lamanya waktu atau kecepatannya berubah kembali menjadi uang. Dalam penyajiannya di dalam neraca, aktiva dapat diklasifikasikan menjadi duan bagian yaitu: 1. Aktiva Lancar Aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva lain yang diharapkan dapat dicairkan menjadi uang kas/uang tunai, baik dijual ataupun dihabiskan. Biasanya dalam jangka waktu satu tahun atau kurang dari satu tahun melalui operasi normal perusahaan. Adapun yang termasuk dalam aktiva lancar adalah:
Azizah Abu Bakar : Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Landseair, 2009. USU Repository © 2009
36
a. Kas, yaitu uang tunai dan alat pembayaran lainnya yang dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan. b. Investasi jangka pendek, yaitu surat-surat berharga yang dibeli sebagai investasi jangka pendek dari dana-dana yang sementara belum digunakan. Bila surat-surat berharga tersebut dapat segera dijual, maka surat-surat berharga tersebut dapat dianggap sebagai aktiva lancar. c. Piutang dagang, yaitu meliputi tagihan kepada pihak lain sebagai akibat adanya penjualan barang dagangan kredit. Piutang juga dapat timbul karena hal-hal lain, seperti piutang pegawai, piutang karena penjualan aktiva tetap secara kredit, dan sebagainya. d. Persediaan, yaitu semua barang dagangan yang dibeli atau yang diproduksi untuk dijual kembali namun masih di gudang atau belum laku dijual pada saat penyusunan neraca. e. Biaya dibayar di muka, yaitu pengeluaran untuk memperoleh jasa dari pihak lain, tetapi pengeluaran tersebut belum menjadi biaya atau jasa dari pihak lain itu belum dinikmati oleh perusahaan pada periode ini melainkan pada periode berikutnya. 2. Aktiva tidak lancar atau aktiva tetap Aktiva tidak lancar adalah aktiva yang mempunyai umur penggunaan yang sifatnya permanen atau jangka panjang, yaitu yang mempunyai umur ekonomis lebih dari satu tahun atau tidak akan habis dalam satu kali perputaran perusahaan. Adapun yang termasuk dalam aktiva tidak lancar adalah: Azizah Abu Bakar : Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Landseair, 2009. USU Repository © 2009
37
a. Aktiva tetap, yaitu harta kekayaan yang berwujud, yang bersifat relative permanent, digunakan dalam operasi regular lebih dari satu tahun, dan dibeli dengan tujuan untuk tidak dijual kembali. Yang termasuk dalam aktiva tetap adalah tanah, bangunan atau gedung, mesin-mesin, perabot dan peralatan kantor, alat pengangkutan (kendaraan), sumber-sumber alam, dan lain sebagainya. b. Investasi jangka panjang, yaitu bagi perusahaan yang cukup besar dalam arti mempunyai kekayaan atau modal yang cukup atau sering melebihi dari yang dibutuhkan, maka perusahaan ini dapat menanamkan modalnya dalam investasi jangka panjang di luar usaha pokoknya. c. Aktiva tidak berwujud, yaitu kekayaan perusahaan yang secara fisik tidak nampak tetapi merupakan suatu hak yang mempunyai nilai dan dimiliki oleh persuahaan untuk digunakan dalam kegiatan perusahaan. Yang termasuk dalam aktiva tak berwujud adalah hakcipta, hak sewa atau kontrak, hak monopoli, hak paten, merk dagang, goodwill, biaya organisasi, dan sebagainya. d. Beban biaya yang ditangguhkan, yaitu pengeluaran-pengeluaran atau biaya yang mempunyai manfaat jangka panjang, dimana pembebanannya sebagai biaya usaha yang berlansung untuk beberapa tahun atau periode. Yang termasuk biaya yang ditangguhkan ini misalnya biaya pemasaran, biaya penelitian, dan lain-lain. e. Aktiva tidak lancar lainnya, yaitu harta kekayaan perusahaan lain yang tidak termasuk dalam kelompok aktiva sebelumnya, misalnya gedung Azizah Abu Bakar : Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Landseair, 2009. USU Repository © 2009
38
dalam proses, tanah dalam penyelesainnya, piutang jangka panjang dan sebagainya. 3. Passiva Passiva merupakan kewajiban atau hutang perusahaan kepada pihak lain untuk membayar sejumlah uang atau menyerahkan barang atau jasa pada waktu tertentu. Bedasarkan jangka waktu pengembaliannya atau pelunasannya hutang dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: 1. Hutang lancar atau hutang jangka pendek Hutang lancar atau hutang jangka pendek adalah kewajiban peusahaan kepada pihak lain yang harus dipenuhi dalam waktu satu tahun atau kurang dari satu tahun sejak neraca disusun. Adapun yang termasuk dalam hutang lancar adalah: a. Hutang dagang, yaitu semua pinjaman yang timbul karena pembelian barang-barang dagangan atau jasa secara kredit. b.Hutang wesel, yaitu hutang yang disertai dengan janji tertulis untuk melakukan pembayaran sejumlah tertentu pada waktu tertentu di masa yang akan datang. c. Penghasilan yang ditangguhkan atau penghasilan yang diterima di muka, yaitu penerimaan uang atas penjualan barang atau jasa yang belum direalisir.
Azizah Abu Bakar : Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Landseair, 2009. USU Repository © 2009
39
d.Hutang deviden, yaitu bagian laba perusahaan yang diberikan sebagai deviden kepada pemegang saham tetapi belum dibayarkan pada waktu neraca disusun. e. Penarikan cek yang melebihi simpanan di bank. f. Hutang pajak, yaitu beban pajak perseroan yang belum dibayar pada waktu neraca disusun. g.Biaya yang masih harus dibayar, yaitu biaya-biaya yang sudah terjadi tetapi belum dilakukan pembayaran. h.Hutang jangka panjang yang telah jatuh tempo, yaitu sebagian atau seluruh hutang jangka panjang yang sudah menjadi hutang jangka pendek karena sudah sampai waktunya untuk dilunasi. 2. Hutang jangka panjang Hutang jangka panjang adalah hutang perusahaan kepada pihak lain yang harus dipenuhi dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Adapun yang termasuk dalam hutang jangka panjang adalah: a. Hutang hipotik, yaitu surat tanda berhutang dimana pembayarannya dijamin dengan aktiva tertentu seperti bangunan, tanah, perabot, dan sebagainya. b.Hutang obligasi, yaitu surat tanda berhutang yang dikeluarkan di bawah cap segel, yang berisi kesanggupan membayar pokok pinjaman pada waktu jatuh tempo dan membayar bunganya secara teratur pada setiap interval waktu tertentu yang telah disepakati.
Azizah Abu Bakar : Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Landseair, 2009. USU Repository © 2009
40
c. Wesel bayar jangka panjang, yaitu wesel bayar dimana jangka waktu pembayarannya lebih dari satu tahun. 3. Modal Modal adalah dana yang bersumber dari pemilik perusahaan, yang disebut juga sebagai modal sendiri. Modal dapat diartikan juga sebagai kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh hutanghutangnya. b. Perhitungan Laba-Rugi Laporan keuangan yang kedua adalah “Laporan Laba-Rugi” yang menggambarkan jumlah penerimaan, biaya, dan laba yang dapat direalisasikan perusahaan selama suatu periode tertentu, biasanya dalam waktu satu tahun. Tujuan dari penyusunan perhitungan laba-rugi adalah untuk mengukur perkembangan perusahaan dalam menjalankan fungsinya sehubungan dengan sifat kegiatan perusahaan, dan juga dapat menjelaskan bagaimana pertumbuhan atau pengurangan aktivitas yang disebabkan penjualan jasa-jasa atau barang-barang. Pada umumnya perkiraan dalam laporan laba-rugi dapat diklarifikasikan sebagai berikut: a. Hasil penjualan b. Harga pokok penjualan c. Laba kotor atas penjualan d. Biaya operasi perusahaan e. Pendapatan dan biaya-biaya lain.
Azizah Abu Bakar : Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Landseair, 2009. USU Repository © 2009
41
f. Laporan Laba Ditahan Dalam perusahaan yang berbentuk perseroan (corporation), disamping disajikan laporan laba-rugi juga perlu disajikan laporan yang memerlihatkan perubahan tidak semuanya dibagikan kepada para pemilik (pemegang saham) sebagai deviden tatapi sebagian akan ditahan dan ditanamkan kembali dalam perusahaan untuk berbagai keperluan. g. Laporan Perubahan Posisi Keuangan Laporan perubahan posisi keuangan merupakan bagian dari suatu laporan keuangan sebagai pelengkap, yang tujuannya memberikan informasi mengenai berbagai perubahan perkiraan-perkiraan aktiva dan passiva untuk satu periode tertentu, yang umumnya satu tahun. Laporan ini merupakan ikhtisar perubahan sumber dan penggunaan modal kerja yag memperlihatkan dari mana sumber-sumber modal kerja diperoleh dan bagaimana penggunaan atau pengeluaran modal yang telah dilakukan. Untuk menganalisa hal tersebut, maka diperlukan neraca dan laporan laba rugi pada dua tahun berturut-turut seghingga pertambahan dan penurunan suatu perkiraan pada neraca dapat diketahui dari suatu periode ke periode berikutnya yang akan mengakibatkan pada modal kerja. Selanjutnya
penulisan
akan
menyajikan
laporan
keuangan
PT.
LANDSEAIR TRANSPORT yaitu neraca dan laporan laba rugi yang diperbandingkan untuk dua tahun berupa tahun 2006 dan tahun 2007.
Azizah Abu Bakar : Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Landseair, 2009. USU Repository © 2009
42
TABEL 2.1 NERACA PT. LANDSEAIR TRANSPORT PER 31 DESEMBER 2006 (dalam satuan rupiah) AKTIVA Aktiva Lancar 1. Kas 2. Piutang Piutang Usaha: Ekspedisi Ekspor Ekspedisi Impor Jasa Interinsuler Total Piutang Usaha Piutang Lain-lain Jaminan Container Piutang Karyawan Total Piutang Lain-lain Beban dibayar dimuka: Sewa kantor dibayar dimuka Sewa gedung dibayar dimuka Uang muka kerja Total biaya dibayar dimuka Persediaan: Persediaan alat tulis kantor Total Persediaan Total Aktiva Lancar Aktiva Tetap Nilai perolehan Akumulasi Penyusulan Nilai Buku TOTAL AKTIVA KEWAJIBAN+MODAL Hutang lancar Hutang usaha Pinjaman kepada direksi Hutang Bank Total Hutang Lancar MODAL Modal awal Modal disetor Laba bersih Total Modal TOTAL KEWAJIBAN + MODAL
1.437.649.786.00
44.927.734.50 108.252.749.50 28.877.779.50 182.058.263.50 29.366.464.50 29.063.964.50 58.430.429.00 6.666.666.50 10.000.000.00 16.712.037.50 33.378.704.00 115.713.483.00 115.713.483.00 1.827.230.665.50 30.691.500.00 (7.672.875.00) 23.018.625.00 1.850.249.290.50
169.451.507.50 3.000.000.00 1.400.000.000.00 1.572.451.507.50
110.356.741.50 167.441.041.50
Sumber: PT. Landseair Transport (2008) Azizah Abu Bakar : Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Landseair, 2009. USU Repository © 2009
277.797.783.00 1.850.249.290.50
43
TABEL 2.2 NERACA PT. LANDSEAIR TRANSPORT PER 31 DESEMBER 2007 (dalam satuan rupiah) AKTIVA Aktiva Lancar 1. Kas 2. Piutang Piutang Usaha: Ekspedisi Ekspor Ekspedisi Impor Jasa Interinsuler Total Piutang Usaha Piutang Lain-lain Jaminan Container Piutang Karyawan Total Piutang Lain-lain Beban dibayar dimuka: Sewa kantor dibayar dimuka Sewa gedung dibayar dimuka Uang muka kerja Total biaya dibayar dimuka Persediaan: Persediaan alat tulis kantor Total Persediaan Total Aktiva Lancar Aktiva Tetap Nilai perolehan Akumulasi Penyusulan Nilai Buku TOTAL AKTIVA KEWAJIBAN+MODAL Hutang lancar Hutang usaha Pinjaman kepada direksi Hutang Bank Total Hutang Lancar MODAL Modal awal Modal disetor Laba bersih Total Modal TOTAL KEWAJIBAN + MODAL
1.370.981.684.50
40.434.961.00 97.427.474.50 28.589.001.50 166.451.437.00 29.366.464.50 29.063.964.50 52.587.386.00 12.246.127.50 15.579.461.00 22.291.498.50 50.117.087.00 26.644.749.00 26.644.749.00 1.666.782.343.50 30.691.500.00 (15.345.750.00) 15.345.250.00 1.682.127.593.50
158.427.708.50 2.700.000.00 1.260.000.000.00 1.421.127.708.50
52.500.000.00 208.499.885.00
Sumber: PT. Landseair Transport (2008) Azizah Abu Bakar : Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Landseair, 2009. USU Repository © 2009
260.999.885.00 1.682.127.593.50
44
Tabel 2.3 LAPORAN LABA RUGI PER 31 DESEMBER 2006 (dalam satuan rupiah) I. Pendapatan Operasional 1. Ekspedisi ekspor 2. Ekspedisi impor 3. Jasa interinsuler Pendapatan lain-lain 1. Pendapatan jaminan container 2. Tagihan aspal 3. Jasa giro Total pendapatan Dikurang: 1. Diskon ekspedisi ekspor 2. Return interinsuler 3. Klaim impor 4. Pajak ekspor impor Total Pendapatan Bersih II. Biaya Biaya operasional 1. Biaya buruh 2. Biaya uitklaring 3. Biaya sewa gudang dan peralatan 4. Biaya langsir pupuk 5. Biaya bagging 6. Biaya jaminan container 7. Biaya bongkar 8. Biaya onkgos pelayanan pelabuhan 9. Biaya angkut 10. Biaya THC (agen pelayaran) Total Biaya Operasional Biaya Administrasi Umum 1. Biaya gaji karyawan 2. Biaya transportasi 3. Biaya telepon, listrik dan air 4. Biaya pemakaian A T kantor 5. Biaya langganan internet dan Koran 6. Biaya pemeliharaan 7. Biaya fotocopy dan dapur 8. Biaya sewa kantor 9. Biaya adminstrasi bank 10. Biaya penyusutan aktiva 11. Biaya bunga pinjaman Total Biaya Administrasi dan umum Total biaya Laba sebelum pajak Pajak Laba Bersih
104.452.434.50 744.764.675.50 20.388.910.50 869.606.020.50 5.277.500.00 10.000.000.00 228.174.50 15.505.674.50 885.111.695.00 6.526.534.00 5.056.000.00 70.215.712.00 11.289.793.00 (93.089.039.00) 792.023.656.00
16.260.089.50 61.540.612.50 76.812.923.00 270.500.00 11.303.500.00 3.000.000.00 143.360.262.50 34852782 116692367.5 15746025 479.839.062.00 38.892.700.00 2.398.500.00 10.121.903.50 5.673.973.50 378.439.50 4.850.100.00 1.130.912.50 3.333.333.50 616.894.50 7.672.875.00 49.456.896.00 124.526.492.00
Sumber: PT. Landseair Transport (2008) Azizah Abu Bakar : Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Landseair, 2009. USU Repository © 2009
(604.365.554.00) 187.658.102.00 (18.604.560.00) 169.053.542.00
45
Tabel 2.4 LAPORAN LABA RUGI PER 31 DESEMBER 2007 (dalam satuan rupiah) I. Pendapatan Operasional 1. Ekspedisi ekspor 2. Ekspedisi impor 3. Jasa interinsuler Pendapatan lain-lain 1. Pendapatan jaminan container 2. Tagihan aspal 3. Jasa giro Total pendapatan Dikurang: 1. Diskon ekspedisi ekspor 2. Return interinsuler 3. Klaim impor 4. Pajak ekspor impor Total Pendapatan Bersih II. Biaya Biaya operasional 1. Biaya buruh 2. Biaya uitklaring 3. Biaya sewa gudang dan peralatan 4. Biaya langsir pupuk 5. Biaya bagging 6. Biaya jaminan container 7. Biaya bongkar 8. Biaya onkgos pelayanan pelabuhan 9. Biaya angkut 10. Biaya THC (agen pelayaran) Total Biaya Operasional Biaya Administrasi Umum 1. Biaya gaji karyawan 2. Biaya transportasi 3. Biaya telepon, listrik dan air 4. Biaya pemakaian A T kantor 5. Biaya langganan internet dan Koran 6. Biaya pemeliharaan 7. Biaya fotocopy dan dapur 8. Biaya sewa kantor 9. Biaya adminstrasi bank 10. Biaya penyusutan aktiva 11. Biaya bunga pinjaman Total Biaya Administrasi dan umum Total biaya Laba sebelum pajak Pajak Laba Bersih
114.897.677.50 819.241.143.00 22.427.801.50 956.566.622.00 5.805.250.00 11.000.000.00 250.992.00 17.056.242.00 973.622.864.00 7.179.187.00 5.561.600.00 77.237.283.00 12.418.772.00 (93.089.039.00) 880.543.825.00
17.073.093.50 65.233.049.00 76.812.923.00 297.550.00 12.433.850.00 3.300.000.00 154.829.083.50 37292476.5 123693909.5 17320627.5 508.286.562.50 38.114.846.00 2.158.650.00 9.818.246.00 5.390.240.50 4.947.102.00 1.017.821.00 3.366.666.00 629.232.00 15.345.750.00 48.476.758.00 15.345.750.00 144.611.062.00
Sumber: PT. Landseair Transport (2008) Azizah Abu Bakar : Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Landseair, 2009. USU Repository © 2009
(604.365.554.00) 276.169.271.00 (23.169.271.00) 253.000.000.00
46
BAB III ANALISA DAN EVALUASI
Dalam hal ini penulis mencoba mengadakan analisa dan evaluasi pada PT. LANDSEAIR TRANSPORT yaitu dengan mengadakan suatu perbandingan antara teori dengan hasil riset
yang dilakukan di lapangan. Dengan
memperhatikan sejarah perkembangan PT. LANDSEAIR TRANSPORT yang baru berumur 7 tahun, di umur yang baru 7 tahun prestasi yang sudah dicapai perusahaan ini sejak berdiri dan mulai beroperasi sampai sekarang menunjukkan keberhasilan. Keberhasilan ini ditandai semakin banyaknya karyawan yang dipekerjakan dan semakin banyaknya yang menjadi langganan. PT.
LANDSEAIR
TRANSPORT
melakukan
beberapa
kegiatan
manajemen piutang yaitu berdasarkan perencanaan jumlah dan penggunaan piutang, pemberian nasehat dan pengendalian piutang. PT. LANDSEAIR TRANSPORT mengadakan kebijakan pengendalian piutang sesuai dengan teori yang dikemukan oleh Martono, yaitu dengan menyaring terlebih dahulu para pelanggan. Adapun cara lain yang digunakan yaitu dengan melihat kemampuan dan kejujuran pelanggan secara singkat dan tepat pada daftar piutang sebelumnya apakah pelanggan tersebut membayar utang tepat waktu. Hal ini akan menentukan pembelian secara kredit untuk tahap/waktu yang berikutnya. Jika pelanggan dapat melunasi hutangnya tepat pada waktu yang telah ditentukan, maka PT. LANDSEAIR TRANSPORT akan memberikan pembelian secara kredit untuk tahap yang berikutnya dengan jumlah yang lebih besar. Jika tidak, maka
Azizah Abu Bakar : Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Landseair, 2009. USU Repository © 2009
47
pelanggan tersebut akan diberikan pembelian secara kredit dengan jumlah yang lebih kecil dari sebelumnya atau sama sekali tidak diberikan lagi. Hal ini bertujuan untuk memperkecil jumlah piutang serta menghindari terjadinya piutang yang tak tertagih. Setiap perusahaan, baik itu perusahaan kecil maupun besar pasti akan mengalami/menghadapi berbagai macam resiko tergantung pada perusahaan itu sendiri apakah mampu atau memiliki cara untuk menghadapi berbagai macam resiko
dan
mampu
menjalankan
kebijaksanaan
yang
ditempuh
untuk
menyelesaikan resiko yang sedang dihadapi oleh perusahaan tersebut yang mana calon-calon pelanggan perusahaan tersebut diteliti terlebih dahulu apakah mampu membayar hutang atau tidak. PT. LANDSEAIR TRANSPORT terlebih dahulu mengevaluasi dan mengambil langkah yang tepat terhadap pelanggan dengan cara mencari informasi baik itu yang berasal dari luar maupun dari dalam perusahaan itu sendiri dan menganalisa calon pelanggan tersebut, agar perusahaan dapat menghindari kerugian. PT. LANDSEAIR TRANSPORT dalam melakukan penagihan, dilakukan oleh bagian kolektor dimana tugasnya menagih piutang, dimana upaya penagihan piutang dilakukan atau dimulai tujuh hari setelah transaksi. Apabila upaya penagihan tersebut gagal dan piutang belum segera dilunasi hingga melewati batas waktu pembayaran maka kolektor akan membuat laporan kepada kepala bagian piutan dan ditujukan kepada accounting. Sedangkan umur piutang yang telah jatuh tempo, maka pihak perusahaan akan mengadakan pemberhentian kepada debitur yang bersangkutan. Hal ini Azizah Abu Bakar : Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Landseair, 2009. USU Repository © 2009
48
dilakukan untuk meningkatkan debitur yang bersangkutan bahwa waktu untuk membayar jumlah uang atas hutang yang dimilikinya kepada debitur sudah mendekati jatuh tempo. Cara ini bermanfaat agar debitur dapat mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan dengan hal tersebut, serta untuk menghindari piutang lewat jatuh tempo yang akhirnya menjadi pengaruh negative bagi debitur, juga melalui pemberitahuan setiap waktu kepada debitur tersebut melalui surat atau langsung mendatangi dan menanyakan tentang kapan pembayaran hutang tersebut akan dilunasi. Pada umumnya surat tersebut diberikan secara langsung kepada debitur yang bersangkutan agar jatuh langsung kepada pihak yang memegang otoritas di suatu perusahaan. Pada umumnya penghapusan piutang yang tidak tertagih di PT. LANSEAIR TRANSPORT dilakukan apabila pelanggan pailid, melarikan diri ataupun meninggal dunia. Apabila perusahaan tersebut pailid, maka harus ada keterangan yang menyatakan bahwa pelanggan tersebut tidak lagi membayar hutangnya. Dalam hal ini perusahaan mengirimkan karyawannya untuk meneliti kebenaran bahwa pelanggan tersebut tidak dapat lagi membayar hutangnya. Setelah karyawan ditunjuk untuk meneliti dan memberikan keterangan bahwasanya pelanggan yang dimaksud pailid, maka pimpinan perusahaan harus membuat apakah boleh melakukan penghapusan piutang atau tidak. Untuk memperjelas secara ringkas, maka akan digambarkan melalui tabel berikut:
Azizah Abu Bakar : Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Landseair, 2009. USU Repository © 2009
49
Tabel 3.1 Perbandingan Analisa dan Evaluasi Teori 1. Menurut Adeliade (2000:69)
2. Menurut Soemorso (2002:343)
3. Menurut Martono (2001:88)
4. Menurut Riyanto (2002:89)
Praktek • Perusahaan menggunakan salah satu sistem organisasi yang dikemukakan oleh Adeliade (2000:69) yaitu sistem organisasi garis dan staf. Dengan kata lain sistem struktur organisasi yang dijalankan sesuai dengan teori yang dikemukakannya. • Tujuan perusahaan menggunakan sistem piutang sesuai dengan salah satu teori yang dikemukakan olehnya yaitu memperoleh keuntungan dan memberikan kepuasan bagi konsumen dan meningkatkan penjualan. • Prosedur yang ditetapkan perusahaan dalam menjalankan piutang sebagian sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Martono yaitu setiap konsumen yang ingin melakukan kegiatan piutang perusahaan terlebih dahulu menyaring para pelanggannya apakah perusahaan bisa atau tidak memberikan piutang kepada konsumen. • Metode pencatatan piutang yang digunakan juga sesuai dengan yang dikemukakan olehnya yaitu metode konvensional walaupun tidak seratus persen tidak sesuai tetapi secara garis besar sesuai dengan teorinya. •
Kebijakan perusahaan dalam menghindari resiko yang terjadi maka perusahaan memperhatikan “5C” unsur kredit. Mengapa demikian karena keberhasilan dan kegagalan merupakan tanggung jawab bersama para ekseketif bagian penjualan, pemasaran dan keuangan. Hal ini sesuai dengan Azizah Abu Bakar : Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Landseair, 2009. teori yang dikemukakan oleh USU Repository © 2009 Riyanto.
50
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
Setelah menyelesaikan beberapa bab pembahasan teoritis maupun pembahasan berdasarkan data yang telah dianalisa dan dievaluasi dalam menguraikan mengenai bagaimana manajemen piutang pada PT. LANDSEAIR TRANSPORT, maka penulis dapat memberikan kesimpulan.
A. Kesimpulan 1. Penerapan prosedur piutang yang terjadi pada PT. LANDSEAIR TRANSPORT didahului dengan adanya transaksi, kemudian dijurnalkan dan dipostkan ke buku besar. PT. LANDSEAIR TRANSPORT Menyusun neraca percobaan dari data yang sudah ada diolah menjadi laporan keuangan. Formulir yang digunakan PT. LANDSEAIR TRANSPORT sebagai dasar pencatatan prosedur piutang antara lain: a. Daftar Piutang b. Formulir Perkiraan Piutang c. Catatan Riwayat Kredit Langganan dan Penagihan Kredit sebagai dokumen Suatu piutang yang timbul dari penjualan barang dapat dicatat dengan mendebitkan
piutang
dan
mengkreditkan
perkiraan
penjualan.
Seandainya piutang telah dibayar, maka perkiraan akan dikreditkan dan didebitkan ke perkiraan kas.
Azizah Abu Bakar : Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Landseair, 2009. USU Repository © 2009
51
2. PT. LANDSEAIR TRANSPORT dalam menetapkan kebijakan kredit terlebih dahulu meneliti kelayakan kredit dengan memperhatikan “5C” unsur. Kebijakan tersebut bertujuan untuk mengetahui apakah perusahaan bisa atau tidak melakukan kegiatan piutang, karena keberhasilan atau kegagalan kredit merupakan tanggung jawab bersama para eksekutif bagaian penjualan, keuangan dan pemasaran. Syarat penjualan kredit yang dilakukan PT. LANDSEAIR TRANSPORT adalah 3/10 net 30, dimana para pembeli akan menerima potongan tunai sebesar 3% apabila pembayaran kredit dilakukan dalam waktu paling lama 10 hari setelah awal periode kredit dan waktu jatuh tempo paling lambat 30 hari sesudah awal periode kredit.
B. Saran Dari kesimpulan di atas yang terdiri dari berbagai masalah yang dihadapi dalam manajemen piutang perusahaan tersebut, maka penulis akan mencoba memberikan beberapa saran untuk mengatasi masalah tersebut sebagai berikut: 1. Sebaiknya PT. LANDSEAIR TRANSPORT agar lebih tegas lagi dalam menjalankan manajemen piutang yang telah ditetapkan dalam perusahaan yang belum mampu ditetapkan dengan baik oleh perusahaan. Hal ini disebabkan karena kurangnya komunikasi antara atasan dan bawahan dalam perusahaan ini. 2. Pimpinan perusahaan harus senantiasa mengontrol jalannya kegiatan sehari-hari dalam perusahaan agar setiap karyawan tidak semena-mena dalam melakukan tugasnya. Azizah Abu Bakar : Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Landseair, 2009. USU Repository © 2009
52
3. Terhadap piutang yang tidak tertagih seharusnya perusahaan lebih tegas lagi terhadap konsumen yang susah untuk melunasi kewajibannya dan mengadakan perjanjian dengan adanya jaminan dari pelanggan jika dikemudian hari pelanggan tidak mempu membayar hutangnya maka jaminan yang telah disepakati akan menjadi milik perusahaan bertujuan guna memperkecil resiko kerugian yang terjadi/yang dialami perusahaan.
Azizah Abu Bakar : Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Landseair, 2009. USU Repository © 2009
53
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M.Faisal, 2005, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Cetakan Kelima, Penerbit UMM Press, Malang Ahmad, Kamaruddin, 2001, Dasar-dasar Manajemen Modal Kerja, Penerbit PT. Rineka Cipta, Jakarta Martin, D Jhon, 2001, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi Kelima, Penrbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta Ps, Djarwanto, 2001, Pokok-pokok Analisa Laporan Keuangan, Cetakan Kedelapan, Penerbit BPFE, Yogyakarta Riyanto, Bambang, 2001, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat, Penerbit BPFE, Yogyakarta Sule, Ernie Tisnawati, dan Kurniawan Saefullah, 2005, Pengantar Manajamen, Edisi Pertama, Penerbit Kencana, Jakarta Sundjaja, Ridwan S dan Inge Barlian, 2002, Manajamen Keuangan I, Edisi Keempat, Penerbit PT. Prenhalindo, Jakarta Syahyunan, 2004, Manajemen Keuangan I, Cetakan Pertama, Penerbit USU Press, Medan Umar Husein, 2000, Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta Widjaja, Amin, 2000, Dasar-dasar Analisis Laporan Keuangan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta Martono, 2001, Manajemen Keuangan, Edisi kedelapan, Penerbit Binarupa Aksara. Soemarso, 2002, Analisa Laporan Keuangan, Penerbit Ghalia Indonesia.
Azizah Abu Bakar : Analisis Manajemen Piutang Pada PT. Landseair, 2009. USU Repository © 2009