Analisis Instrumen (Soal) Oleh
Dr. Zulkifli Matondang, M.Si
PPs Unimed - Medan
Pendahuluan
Menganalisis instrumen (tes/non-tes), merupakan upaya untuk mengetahui tingkat kebaikan butir instrumen yang akan digunakan. Analisis butir instrumen adalah pengkajian pertanyaan/pernyataan instrumen agar diperoleh perangkat pertanyaan yang memiliki kualitas yang memadai. Ada dua jenis analisis butir instrumen (berupa tes), yakni analisis tingkat kesukaran dan analisis daya pembeda Selain kedua analisis tersebut juga dianalisis validitas dan reliabilitas instrumen baik untuk tes maupun nontes.
Tingkat Kesukaran
kualitas soal yang baik, di samping memenuhi validitas dan reliabilitas, adalah adanya keseimbangan dari tingkat kesulitan soal tersebut. Keseimbangan yang dimaksudkan adalah adanya soalsoal yang termasuk mudah, sedang dan sukar secara proporsional. Tingkat kesukaran soal dipandang dari kesanggupan atau kemampuan siswa dalam menjawab, bukan dilihat dari sudut guru sebagai pembuat soal. Persoalan yang penting dalam melakukan analisis tingkat kesukaran soal adalah penentuan proporsi dan kriteria soal yang termasuk mudah, sedang dan sukar.
Perhitungan tingkat kesukaran soal, dihitung dengan menggunakan rumus : P = B/JS yang mana : P = Tingkat kesukaran item soal B = Banyaknya siswa yang menjawab benar dari butir soal. JS= Jumlah siswa (responden)
Kriteria dan interpretasi/kesimpulan dari tingkat kesukaran suatu soal yaitu : No
Besar P
Kesimpulan
1 2 3
0,00 – 0,30 0,31 – 0,70 0,71 – 1,00
Sukar Sedang Mudah
Daya Beda Butir
Analisis daya pembeda mengkaji butir-butir soal apakah dapat membedakan siswa yang mampu (tinggi prestasinya) dengan siswa yang kurang mampu (lemah prestasinya). Artinya, bila soal diberikan kepada anak yang mampu, hasilnya menunjukkan prestasi yang tinggi dan bila diberikan kepada siswa yang lemah hasilnya rendah. Tes dikatakan tidak memiliki daya pembeda apabila tes tersebut, jika diujikan kepada anak berprestasi tinggi, hasilnya rendah, tetapi bila diberikan kepada anak yang lemah, hasilnya lebih tinggi. Atau bila diberikan kepada kedua kategori siswa tersebut, hasilnya sama saja. Dengan demikian, tes yang tidak memiliki daya pembeda, tidak akan menghasilkan gambaran hasil yang sesuai dengan kemampuan siswa yang sebenarnya.
Perhitungan daya beda butir, dilakukan dengan menggunakan rumus : DB = PA – PB yang mana : PA = Proporsi kelompok Atas yang menjawab benar, dihitung dengan menggunakan rumus : PA = BA /JA , dimana : BA = banyak siswa kelompok atas yang menjawab benar JA = banyak siswa kelompok atas PB = Proporsi kelompok bawah yang menjawab benar, dihitung dengan menggunakan rumus : PB = BB /JB , dimana : BB = banyak siswa kelompok bawah yang menjawab benar JB = banyak siswa kelompok bawah
Interpretasi dan kesimpulan dari daya beda suatu butir soal yaitu sebagai berikut :
No
Besarnya DB
Kesimpulan/klasifikasi
1 2 3 4 5
Kurang dari 0,19 0,20 – 0,39 0,40 – 0,69 0,70 – 1,00 Bertanda negatif
Jelek Cukup (sedang) Baik Sangat baik Jelek sekali
Validitas dan Reliabilitas
Validitas atau kesahihan adalah ketepatan atau kecermatan instrumen (tes/non-tes) mengukur apa yang hendak diukur. Suatu instrumen dikatakan valid bila hasil pengukuran mencerminkan dengan tepat sesuai dengan fakta. Validitas berhubungan dengan ketepatan alat ukur yang digunakan. Reliabilitas atau keajekan berarti sejauh mana hasil pengukuran dapat dipercaya. Reliabilitas berhubungan dengan dengan ketelitian instrumen yang digunakan.
Validitas dan Reliabilitas VALIDITAS TEORITIK
EMPIRIS
-Konstruk -Konten
INTERNAL Analisis Butir
DISKRIT (0,1)
r-biserial
EKSTERNAL -Uji Perbedaan - Uji Hubungan
KONTINUM (1,2,3,4,5) r-product moment
Uji validitas dengan menggunakan korelasi Point Biserial, yaitu:
rpbi
M p Mt SDt
p q
yang mana : r pbi = koefisie korelasi biserial antara X dan Y Mp = Skor rata-rata hitung setiap item soal Mt = Skor rata-rata dari total item SD t = Standar Deviasi dari skor total item p = Proporsi yang menjawab benar q = (1 – p) = proporsi yang menjawab salah
Uji validitas dengan menggunakan korelasi Product Moment, yaitu:
rx. y
N . XY X Y
N X
2
X N Y Y 2
yang mana : • r xy • N • X • Y • X2 • Y2 • XY
= koefisie korelasi antara X dan Y = Jumlah data = Jumlah skor total X = Jumlah skor total Y = Jumlah kuadrat skor X = Jumlah kuadrat skor Y = Jumlah perkalian X dan Y.
2
2
Uji reliabilitas bagi non tes (kontinum) dengan menggunakan rumus alpha, dengan rumus : i2 k r11 1 t2 k 1
yang mana : r ii = koefisien reliabelitas instrumen k = banyak soal 2 i = jumlah varians skor tiap-tiap item = varians total 2 t
Uji reliabilitas bagi intrumen berupa tes (dikotomi) menggunakan rumus KR-20, dengan rumus : pi qi k r11 1 2 k 1 st
yang mana : r ii = koefisien reliabelitas instrumen k = banyak soal p q = jumlah varians skor tiap-tiap item 2 st = varians total i
i
Contoh Perhitungan Analisis Butir 1. Instrumen Berupa Non-Tes a. Uji Validitas b. Uji Reliabilitas 2. Instrumen Berupa Tes a. Taraf Sukar b Daya Beda c. Uji Validitas d. Uji Reliabilitas