UJI INSTRUMEN SOAL KOGNITIF Sebelum instrument digunakan dalam pengambilan data penelitian, maka sebaiknya instrument dilakukan beberapa uji agar instrument yang digunakan memberikan hasil yang lebih akurat. Berikut beberapa uji yang dilakukan pada instrument soal kognitif penelitian.
PERHITUNGAN TINGKAT KESUKARAN Tingkat kesukaran soal merupakan bilangan yang menunjukkan sukar mudahnya suatu soal. Persamaan yang digunakan untuk menghitung tingkat kesukaran soal adalah teori proporsi menjawab benar, yaitu dengan rumus:
Dengan : P = Proporsi menjawab benar atau tingkat kesukaran ΣX = Banyaknya peserta tes yang menjawab benar SM
= Skor maksimum
N
= Jumlah peserta tes
Menurut Sumarna Supranata dalam analisis validitas, reliabilitas dan Interpretasi Hasil Tes Implementasi kurikulum 2004, hal 47, criteria pemilihan soal pilihan ganda berdasarkan tingkat kesukaran tes adalah : Koefisien 0,30 s/d 0,70 0,10 s/d 0,29 atau 0,70 s/d 0,90 0,10 dan > 0,90
kriteria Diterima Direvisi Ditolak
Dengan kategori tingkat kesukaran : Nilai P Kategori P < 0,3 Sukar 0,3 < P < 0,7 Sedang P > 0,7 Mudah Contoh perhitungan sebagai berikut : Untuk soal no.1
ΣX = 13
SM = 1
N = 32
P=
13 = 0.41 1 × 32
Soal no.1 diterima dengan tingkat kesukaran sedang.
PERHITUNGAN DAYA PEMBEDA
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antar siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pintar (berkemampuan rendah). Untuk menghitung daya pembeda soal dilakukan analisis dengan cara : 1. Data diurutkan dari nilai tertinggi sampai nilai terendah 2. Diambil 27 % dari kelompok atas (nilai tinggi) dan 27 % dari kelompok bawah (nilai rendah) 3. Melakukan perhitungan dengan menggunakan rumus :
Dengan : D = Indeks daya pembeda soal JA = Banyaknya peserta kelompok atas JB = Banyaknya peserta kelompok bawah BA = Banyaknya peserta kelompok atas menjawab benar BB = Banyaknya peserta kelompok bawah menjawab benar Dalam hal ini criteria daya pembeda soal adalah : Koefisien
Kategori
>0,3
Diterima
0,01 s/d 0,29
Direvisi
<0,01
Ditolak
Hasil perhitungan daya pembeda soal untuk no. 1 JA = J B = 9
BA = 6
BB = 2
6 2 − = 0,44 9 9
D=
Soal nomor 1 memiliki daya pembeda dengan kategori diterima.
PERHITUNGAN VALIDITAS BUTIR
Suatu tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan criteria, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriteria. Teknik yang digunakan untuk mengetahui kesejajaran tersebut adalah teknik korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh pearson.
Dari hasil perhitungan koefisien korelasi, item soal dapat dinyatakan valid jika r hitung > r tabel, karena dalam uji coba tes ini pesertanya sebanyak 32 orang, maka harga r table = 0.3 Koefisien Korelasi ( rxy )
Keterangan
0,800 – 1,000
Korelasi sangat tinggi
0,600 – 0,800
Korelasi tinggi
0,400 – 0,600
Korelasi cukup
0,200 – 0,400
Korelasi rendah
0,000 – 0,200
Korelasi sangat rendah
Contoh perhitungan validitas no 1 ∑X = 13
(∑X)2 = 169
∑XY = 133
∑Y = 301
(∑Y)2 = 2963
N = 32
Maka, rxy =
32(133) − (13)(301) [(32 x13) − (13) 2 × (32 × 2963) − (301)]
rxy = 0.34 Dapat dikatakan bahwa soal nomor 1 valid karena 0.34 > 0.3 dan termasuk dalam korelasi cukup.
PERHITUNGAN RELIABILITAS TES
Suatu soal dapat dikatakan reliable jika memberikan hasil yang tetap. Untuk menentukan reliabilitas tes dapat menggunakan metode belah dua persamaan product moment. Dari 14 soal yang disajikan diperoleh 6 soal yang memenuhi kriteria soal yang reliabel dan dapat dibagi menjadi dua bagian nomor soal yang ganjil dan genap. Dengan melihat data pada table dapat dihitung:
r11
NΣXY − (ΣX )(ΣY )
=
[ N Σ X 2 − ( Σ X ) 2 × NΣ Y 2 − ( Σ Y ) 2 ]
22
r11 = 22
2r11 22
1 + r11 22
Reliabilitas tes dihitung secara keseluruhan dari semua soal memenuhi kriteria soal yang reliabel.
r11 = 22
r11 = 22
(32)(77) − (52)(42) [(32 × 110) − (52) 2 × (32)(86) − (42) 2 ]
= 0.312
2 × 0.312 = 0.475 1 + 0.312
Dapat dikatakan bahwa keseluruhan soal adalah riabel karena 0,475 > 0,3
KESIMPULAN AKHIR No
Tingkat kesukaran
Daya pembeda
Validitas
Reliabilitas
soal
P
Keterangan
D
Keterangan
rry
Keterangan
1
0,41
Sedang
0,444
Diterima
0,34
Valid
2
0,97
Mudah
0,000
Ditolak
-0,05
Tidak Valid
3
0,03
Sukar
0,000
Ditolak
0,05
Tidak Valid
4
0,97
Mudah
0,111
Revisi
0,30
Valid
5
0,41
Sedang
0,444
Diterima
0,34
Valid
6
0,69
Sedang
0,222
Revisi
0,27
Tidak Valid
7
0,41
Sedang
0,444
Diterima
0,34
Valid
8
0,31
Sedang
0,778
Diterima
0,60
Valid
9
0,03
Sukar
0,111
Revisi
0,05
Tidak Valid
10
0.66
Sedang
0,556
Diterima
0,50
Valid
0,475 > 0,3
11
0,69
Sedang
0,333
Diterima
0,37
Valid
RELIABEL
12
0,94
Mudah
0,111
Revisi
0,24
Tidak Valid
13
0,53
Sedang
0,333
Diterima
0,31
Valid
14
0,97
Mudah
-0.111
Ditolak
-0,05
Tidak Valid
15
0,03
Sukar
0,000
Ditolak
0,05
Tidak Valid
16
0,97
Mudah
-0,111
Ditolak
-0,05
Tidak Valid
17
0,03
Sukar
0,111
Revisi
0,41
Valid
18
0,34
Sedang
0,778
Diterima
0,67
Valid
19
0,03
Sukar
0,111
Revisi
0,41
Valid
rn
Keterangan
0.475
rn > 0,3
Ket: soal yang digunakan untuk mencari reliabilitas secara keseluruhan adalah soal-soal yang dinyatakan sedang, terima dan valid.
Karena harga realibilitas 0,475 < 0,800 (angka reliabilitas valid) maka untuk dapat memenuhi angka tersebut dapat dihitung dengan persamaan Spearman Brown sebagai berikut:
rn =
nr11 1 + (n − 1)r11
Dengan :
rn = indeks reliabilitas setelah ditambahkan soal. n = perkalian penambahan soal r = indeks reliabilitas awal
Perhitungannya adalah sebagai berikut: 0,800 =
0.42 n
n × 0.475 1 + (n − 1)0.475
= 0.095 n = 4,42
Jadi jumlah soal yang diperlukan agar didapat indeks 0.800 adalah 4,42 ~ 4 soal, maka soal yang sedang, diterima dan valid harus sebanyak 10 soal sehingga dibutuhkan 4 soal lagi yang sedang, diterima dan valid. Lihatlah contoh perhitungan pada Excel.