Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi Vol: 8 Nomor 3 Tahun 2016
ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI PENGOLAHAN SAMPAH PADA PROGRAM 3R RKM DALAM MEWUJUDKAN CULIK BERSIN Ni Wayan Eka Suartami Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia e-mail :
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) harga pokok produk pupuk kompos pada program pengangkutan sampah guna kelancaran 3R (reduce, reuse, recycle) rencana kerja masyarakat dalam mewujudkan culik bersih dan indah (BERSIN), dan (2) laba rugi program pengangkutan sampah guna kelancaran 3R (reduce, reuse, recycle) rencana kerja masyarakat dalam mewujudkan culik bersih dan indah (BERSIN). Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah tempat pengolahan sampah 3R Desa Culik, sedangkan yang menjadi objek penelitian ini adalah harga pokok produksi dan laba rugi pupuk kompos program pengolahan sampah 3R Desa Culik. Pengumpulan data dalam penelitian ini dengan menggunakan metode dokumentasi dengan teknik analisis harga pokok proses produksi.Hasil penelitian ini menunjukkan (1) Pada hasil penelitian menunjukkan didalam mengolah produk yang dalam hal ini adalah pupuk kompos dalam 1 tahun yaitu 56 ton atau 56.000 kg membutuhkan biaya bahan baku Rp. 14. 520.000,00, biaya tenaga kerja Rp. 97.500.000,00, dan biaya biaya overhead pabrik Rp. 2.968.000,00 sehingga diperoleh harga pokok penjualan satu unit produk Rp. 2.053,35 dengan penjualan satu unit produk Rp. 3.000,00, sehingga diperoleh laba kotor Rp. 53.012.400,00, (2) laporan laba rugi pengelolaan pupuk kompos dalam 1 tahun setelah diperoleh laba kotor Rp. 53.012.400,00 kemudian dikurangi biaya komersial Rp. 799.000,00 sehingga diperoleh laba bersih Rp. 52.213.400,00. Kata kunci : Harga Pokok Proses, Laba Rugi. Abstract The purpose of this study was to know (1) Cost of manufactured composting garbage transportation in order to smooth the 3R (reduce, reuse, recycle) of community working plan in realizing the Culik clean and beatiful (BERSIN), And (2) income in order to smooth the 3R (reduce, reuse, recycle) of community working plan in realizing the Culik clean and beatiful (BERSIN). This research is a descriptive research with quantitative approach. Subjects in this study is a waste processing site 3R Culik village, whereas the that became the object this study is cost of goods sold and profit and loss compost fertilizers garbage processing program 3R Culik village. Collecting data in this study using documentation method analysis techniques cost production process. The results showed (1) In the results showed in the process the product in this case is the compost in one year is 56 tons or 56,000 kg of raw material costs Rp. 14. 520,000.00, labor costs Rp. 97,500,000.00, and the cost of factory overhead costs Rp. 2,968,000.00 to obtain of cost of goods sold of the product unit Rp. 2053.35 with the sale of one product unit Rp. 3000.00 to obtain a gross profit of Rp. 53,012,400.00,(2) the income statement composted manure management in the first year after obtained a gross profit of Rp. 53,012,400.00 then reduced commercial cost Rp. 799,000.00 so that the net profit of Rp. 52,213,400.00. Keywords: Cost of Process, income
1
Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi Vol: 8 Nomor 3 Tahun 2016
PENDAHULUAN Program penanganan dan pengurangan sampah merupakan rencana kerja masyarakat didalam membangun Tempat Pengelolaan Sampah (TPS) 3R (Reduce, Reuse, dan Reycle) Desa Culik, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem. 3R merupakan program unggulan dalam kebijakan dan strategi nasional pengembangan pengelolaan persampahan yang berkaitan dengan kebijakan pengurangan sampah dengan target pengurangan sampah sebesar 20% pada tahun 2014. Masalah sampah merupakan masalah yang harus ditangani dengan serius, jika masalah ini tidak ditangani dengan serius maka akan berdampak bukan hanya pada masalah kerusakan lingkungan hidup dan sumber daya alam. Selain itu, bisa mengganggu kehidupan masyarakat baik secara internal maupun eksternal seperti gangguan kesehatan karena lingkungan yang tidak nyaman dan sulitnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dalam sehari- sehari kegiatan 3R bisa dilakukan atau diterapkan oleh setiap orang dengan mudah yaitu. (1) reduce atau pengurangan dalam cara menanggulanginya bisa dengan mengurangi pemakaian atau pola perilaku kita yang dapat menguarangi produksi sampah, serta tidak melakukan pola konsumsi yang berlebihan. Menurut Suyoto (2008) tindakan yang dapat dilakukan berkaitan dengan program reduce dengan menghindari pemakaian dan pembelian produk yang menghasilkan sampah dalam jumlah besar, menggunakan kembali wadah/kemasan untuk fungsi yang sama atau fungsi lain, menggunakan baterai yang dapat di charge kembali, menjual atau memberikan sampah yang terpilah kepada pihak yang memerlukan, mengubah pola makan (pola makan sehat : mengkonsumsi makanan segar, kurangi makanan kaleng/instan), dan membeli barang dalam kemasan besar (versus kemasan sachet), (2) reuse atau penggunaan kembali adalah kegiatan menggunakan kembali material atau bahan yang masih layak pakai. Sebagai contoh, kantong plastik atau
kantng kertas yang umumnya didapa dari hasil kita berbelanja, sebaiknya tidak dibuang tetapi dikumpulkan untuk digunakan kembali saat dibutuhkan. Menurut Suyoto (2008) tindakan yang dapat dilakukan berkaitan dengan program reuse memilih produk dengan pengemas yang dapat didaur ulang, menggunakan produk yang dapat diisi ulang (refill), mengurangi penggunaan bahan sekali pakai, plastik kresek digunakan untuk tempat sampah, dan kaleng/baskom besar digunakan untuk pot bunga atau tempat sampah, dan (3) recycle atau mendaul ulang adalah kegiatan mengolah kembali atau mendaur ulang. Pada perinsipnya, kegitan ini memanfaatkan barang bekas dengan cara mengolah materinya untuk dapat digunakan lebih lanjut. Menurut Suyoto (2008) tindakan yang dapat dilakukan berkaitan dengan program recycle sebagai berikut. (1) mengubah sampah plastik menjadi souvenir (2) lakukan pengolahan sampah organik menjadi kompos (3) mengubah sampah kertas menjadi lukisan atau mainan miniature. Begitu pula dalam upaya penanganan sampah di Desa Culik Melihat dari pemasukan dan pengeluaran dari rincian keuangan pengelolaan 3R Desa Culik keadaan kas atau keuangan setiap bulannya tidak sebanding atau terjadi lebih besar pengeluaran dibandingkan dengan pendapatannya. Berkaitan dengan pengeluaran yang lebih besar dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh ditanggung atau dibiayai oleh dana yang diberikan oleh desa. Untuk itu, dalam upaya menyiasati kerugian yang telah terjadi agar tidak menjadi kerugian yang sangat parah, agar bernilai ekonomis pemanfaatan sampah ada pada masyarakat bisa dibuang langsung maka tidak akan memberikan pendapatan, sedangkan jika sampah yang telah dikumpulkan di jual langsung tentunya akan memberikan pendapatan akan tetapi apabila sampah yang telah dikumpulkan diolah kembali menjadi barang yang lebih berguna dalam hal ini menjadi pupuk kompos diharapkan keuntungan atau pendapatan akan lebih banyak diterima 2
Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi Vol: 8 Nomor 3 Tahun 2016
dibandingkan hanya dibuang atau dijual langsung. Pelaksanaan dalam kegiatan produksi kompos dari sampah yang dikumpulkan diharapkan dapat mengurangi kerugian sebelumnya. Pengolahan sampah menjadi pupuk merupakan cara untuk menghasilkan nilai ekonomi. Pelaksanaan dalam kegiatan produksi kompos dari sampah yang dikumpulkan diharapkan dapat mengurangi kerugian sebelumnya. Pengolahan sampah menjadi pupuk merupakan cara untuk menghasilkan nilai ekonomi. Untuk mencapai efisiensi biaya produksi maka diperlukan suatu perhitungan yang teliti mengenai biaya-biaya yang terjadi di bagian produksi tersebut. Ketelitian tersebut akan menguntungkan perusahaan dalam menentukan harga pokok produksi dengan tepat dalam hal ini berkaitan dengan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik dalam metode harga pokok proses untuk menentukan harga jual pupuk kompos yang berasal dari sampah yang telah dikumpulkan. Mengkaji dari apa yang dijelaskan di atas, maka menarik untuk selanjutnya diadakan sebuah penelitian dengan judul “Laba Rugi Program Pengangkutan Sampah Guna Kelancaran 3R (Reduce, Reuse, Recycle) Rencana Kerja Masyarakat dalam Mewujudkan Culik Bersih dan Indah (Bersin)”. Menurut M. Nafarin (2009:4) Rencana kerja adalah tindakan yang dibuat berdasarkan fakta dan asumsi mengenai gambaran kegiatan yang dilakukan pada waktu yang akan datang dalam mencapai tujuan yang diinginkan. dapat disimpulkan bahwa rencana kerja adalah upaya tindakan hati-hati sebelum melakukan sesuatu agar apa yang dilakukan berhasil dengan baik sesuai yang diharapkan. Atau rencana kerja adalah upaya untuk merumuskan apa sesungguhnya yang ingin dicapai oleh sebuah perusahaan atau organisasi serta bagaimana sesuatu yang ingin dicapai tersebut dapat diwujudkan melalui serangkaian rumusan rencana kegiatan tertentu. Salah satu program Rencana Kerja Masyarakat (RKM) Desa Culik yaitu berupa pengangkutan sampah dalam
wujud 3R. 3R merupakan program yang direalisasi melalui pendanaan dari pemerintah pusat yang ditujukan sebagai modal awal bagi masyarakat untuk melaksanakan pengelolaan sampah 3R yang berbasiskan pada masyarakat. Dalam konsepnya 3R yaitu sebagai berikut. (1) reduce yaitu mengurangi jumlah sampah, termasuk penghematan atau pemilihan bahan yang dapat mengurangi kuantitas sampah serta sifat bahayanya, (2) reuse yaitu menggunakan kembali (tanpa mengalami proses/transformasi), (3) recycle yaitu mendaur ulang sampah (mengalami proses). Akuntansi Biaya merupakan satu bidang ilmu akuntansi, merupakan bagian dari akuntansi keuangan yang saling berhubungan dalam sistem pelaporan, dan pengambilan keputusan manajemen. Akuntansi Biaya merupakan satu bidang ilmu akuntansi, bagian dari akuntansi keuangan yang saling berhubungan dalam sistem pelaporan, dan pengambilan keputusan manajemen. Akuntansi biaya secara khusus berkaitan dengan biaya produksi, perhitungan harga pokok produksi, pengendalian biaya dan bagaimana manfaat data biaya dalam mengambil keputusan. Akuntansi biaya secara khusus berkaitan dengan biaya produksi, perhitungan harga pokok produksi, pengendalian biaya dan bagaimana manfaat data biaya dalam mengambil keputusan. Menurut Bastian Bustami dan Nurlela (2012: 4) akuntansi biaya adalah ilmu akuntansi yang mempelajari bagaimana cara mencatat, mengukur, dan melaporkan informasi biaya yang digunakan. Definisi biaya dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu (Mulyadi 2005 : 8). Dari pengertian tersebut terdapat empat unsur pokok, yang meliputi (1) biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi, (2) diukur dengan satuan uang, (3) yang telah terjadi atau potensial akan terjadi, dan (4) pengorbanan tersebut untuk tujuan tertentu. Sedangkan definisi biaya biaya dalam arti sempit, biaya diartikan sebagai 3
Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi Vol: 8 Nomor 3 Tahun 2016
pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva. Akuntansi biaya menghasilkan informasi biaya untuk memenuhi berbagai macam tujuan. Untuk tujuan penentuan harga pokok produk, akuntansi biaya menyajikan biaya yang telah terjadi di masa yang lalu. Untuk tujuan pengendalian biaya, akuntansi biaya menyajikan informasi biaya yang diperkirakan akan terjadi dengan biaya yang sesungguhnya terjadi, kemudian menyajikan analisis terhadap penyimpangannya. Untuk tujuan pengambilan keputusan khusus, akuntansi biaya menyajikan biaya yang relevan dengan keputusan yang akan diambil, dan biaya yang relevan dengan pengambilan keputusan khusus ini selalu berhubungan dengan biaya masa yang akan datang. Menjalankan usaha membutuhkan biaya yang harus dikeluarkan agar perusahaan mampu terus beraktifitas. Biaya sendiri merupakan hal yang sangat penting dan tidak terpisahkan dalam menentukan harga pokok produksi. Dengan biaya, perusahaan juga dapat menentukan laba yang akan diperoleh perusahaan. Biaya produksi adalah biaya membuat bahan baku menjadi bahan jadi.. Manajemen melakukan perencanaan biaya termasuk penetapan tujuan serta perinciannya, manajemen juga melakukan pengawasan atau pengendalian agar penetapan tujuan tersebut dapat tercapai. Dalam akuntansi keuangan istilah biaya dikenal sebagai harga pokok yang telah memberikan manfaat dan telah habis dimanfaatkan, yang dapat diartikan sebagai pengorbanan ekonomi yang diukur dalam satuan mata uang yang sudah mampu akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu yaitu menghasilkan barang dan jasa sedangkan dalam akuntansi manajemen, biaya mempunyai berbagai arti tergantung cara penggunaannya. Menurut pendapat Supriyono (2007:20) Biaya bahan baku adalah harga perolehan dari bahan baku yang dipakai dalam pengolahan produk. Biaya ini timbul karena pemakaian bahan. Biaya bahan baku merupakan harga pokok bahan yang dipakai dalam produksi untuk membuat barang dan merupakan baagian dari harga pokok barang jadi yang akan dibuat.
Penilaian bahan baku yang digunakan dalam proses produksi disebut sebagai biaya bahan baku, sedangkan besarnya nilai bahan penolong atau bahan pembantu disebut dengan biaya bahan penolong. Tenaga kerja merupakan pelaku utama dalam produksi berupa pengeluaran biaya-biaya untuk gaji atau upah tenaga kerja. Biaya tenaga kerja menurut Mulyadi (2000: 343) adalah harga yang dibebankan untuk penggunaan tenaga kerja manusia. Sehingga biaya tenaga kerja adalah biaya yang timbul akibat penggunaan tenaga kerja manusia untuk pengolahan produk. Biaya tenaga kerja langsung didefinisikan sebagai pembayaran-pembayaran kepada para pekerja yang didasarkan pada jam kerja atau atas dasar unit yang diproduksi (Abdul Halim 2010 : 73). Biaya overhead pabrik adalah semua biaya produksi selain dari bahan langsung dan tenaga kerja langsung dikelompokkan ke dalam satu kategori yang disebut ongkos overhead. Biaya overhead pabrik adalah seluruh biaya produksi yang tidak dapat diklasifikasikan sebagai biaya bahan baku langsung atau biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik adalah seluruh biaya produksi yang tidak dapat diklasifikasikan sebagai biaya bahan baku langsung atau biaya tenaga kerja langsung. Biaya overhead dapat pula didefinisikan sebagai seluruh biaya produksi yang tidak perlu dilacak ke unit produksi secara individual (Abdul Halim 2010 : 90). Istilah harga pokok dalam manajemen biaya atau akuntansi biaya disebut pula sebagai biaya pokok produksi atas pembuatan suatu produk. Dalam penentuan harga pokok produk, akuntansi biaya merupakan bagian dari akuntansi keuangan. Penentuan harga pokok produk digunakan untuk menghitung laba atau rugi perusahaan yang akan dilaporkan kepada pihak eksternal perusahaan. Informasi mengenai harga pokok produk menjadi dasar bagi manajemen dalam pengambilan keputusan harga jual produk yang bersangkutan. Armanto Wijatsono (2006: 25) mengemukakana bahwa : harga pokok produksi adalah tata cara atau metode penyajian informasi biaya produk dan jasa berdasarkan informasi dari sistem 4
Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi Vol: 8 Nomor 3 Tahun 2016
akuntansi biaya dan sistem biaya. Penentuan harga pokok produksi menurut Bastian Bustami dan Nurlela (2010:40) adalah bagaimana memperhitungkan biaya kepada suatu produk atau pesanan atau jasa, yang dapat dialakukan dengan cara memasukkan seluruh biaya produksi atau hanya memasukkan unsur biaya produksi variabel saja. Selain itu menurut Mursyidi (2008:29) juga mendefinisi bahwa penentuan harga pokok produksi adalah pembebanan unsur biaya produksi terhadap produk yang dihasilkan dari suatu proses produksi, artinya penentuan biaya yang melekat pada produk jadi dan persediaan barang dalam proses. Cara penentuan harga pokok produksi sendiri ada dua. (1) Variable costing adalah metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang bersifat variabel yaitu bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel (Mulyadi 2005:17), (2) full costing menurut Mulyadi (2007) adalah “Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik baik yang berperilaku variabel maupun tetap.
pengolahan produknya hanya satu depertemen saja. Secara ekstrim pola pengumpulan harga pokok dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu: metode harga pokok pesanan dan metode harga pokok proses (Supriyono, 1999:36-37). Penetapan metode tersebut pada suatu perusahaan tergantung pada sifat atau karakteristik pengolahan bahan baku menjadi produk selesai yang akan mempengaruhi metode pengumpulan harga pokok yang digunakan. Metode harga pokok pesanan adalah metode pengumpulan harga pokok produk dimana biaya dikumpulkan untuk setiap jenis pesanan atau kontrak atau jasa secara terpisah, dan setiap pesanan atau kontrak dapat dipisahkan identitasnya. Pengolahan produk akan dimulai setelah datangnya pesanan dari langganan atau pembeli melalui dokumen psanan penjualanbyang memuat jenis dan jumlah produksi yang dipesan, spesifikasi pesanan, tanggal pesanan diterima dan harus diserahkan. Metode harga pokok proses adalah metode pengumpulan harga pokok produk dimana biaya dikumpulkan untuk setiap satuan waktu tertentu, misalnya bulan, triwulan, semester, tahun. Metode ini cocok digunakan untuk perusahaan yang menghasilkan produk homogen, bentuk produk standar, dan tidak tergantung spesifikasi yang diminta oleh pembeli. Kegiatan produksi ditentukan oleh budget produksi untuk satuan waktu tertentu yang sekaligus dipakai dasar oleh bagian produksi untuk melaksanakan produksi. Metode harga pokok proses merupakan suatu metode yang digunakan oleh perusahaan yang produksi produknya secara terus menerus atau dengan produk secara massa untuk memenuhi persediaan. Menurut Mulyadi (2001:77-102), penggunaan metode harga pokok proses adalah sebagai berikut. (1) metode harga pokok proses yang diterapkan oleh perusahaan yang produknya diolah satu departemen produksi. Apbila produk tersebut tidak diolah lebih lanjut ke depertemen lanjutan maka produk inin merupakan produk yang diolah hanya satu depertemen produksi. Dalam penelitian ini metode harga pokok proses pada
METODE Sesuai dengan rumusan masalah dan upaya yang akan dilakukan dalam mengatasi pembiayaan pada pelaksanaan program pengangkutan sampah 3R Rencana Kerja Masyarakat Desa Culik penelitian ini dalam menentukan harga jual sampah yang telah diolah menjadi pupuk kompos dengan menggunakan metode Dokumentasi dengan teknik analisis data deskriptif. Dalam penelitian ini dengan melakukan perhitungan metode harga pokok proses produksi. penggunaan metode tersebut karena produk tersebut tidak diolah lebih lanjut ke depertemen lanjutan maka produk ini merupakan produk yang diolah hanya satu depertemen produksi. Dalam penelitian ini metode harga pokok proses pada pengolahan sampah menjadi pupuk kompos menerapkan 5
Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi Vol: 8 Nomor 3 Tahun 2016
pengolahan sampah menjadi pupuk kompos menerapkan pengolahan produknya hanya satu depertemen saja. (2) metode harga pokok proses yang diterapkan oleh prusahaan yang produknya diolah melalui lebih dari satu depertemen produksi. Apabila produk yang diolah melalui lebih dari satu depertemen produksi dimana perhitungan harga pokok produksi persatuan produk yang dihasilkan oleh depertemen setelah depertemen pertama merupakan perhitungan yang bersifat kumulatif, dan (3) Pengaruh terjadinya produk yang hilang dalam proses terhadap perhitungan harga pokok produksi persatuan. Ada dua kemungkinan terjadinya produk hilang dalam proses produksi. (1) produk yang hilang pada awal proses, dan (2) produk yang hilang pada akhir proses. Sesuai dengan rumusan masalah dan upaya yang akan dilakukan dalam mengatasi pembiayaan pada pelaksanaan program pengangkutan sampah Rencana Kerja Masyarakat Desa Culik penelitian ini dalam menentukan harga jual sampah yang telah diolah menjadi pupuk kompos dengan menggunakan metode pengumpulan harga pokok proses produksi. Dalam pesrusahaan yang proses produksinya tidak ditetapkan berdasarkan konsumen dan melakukan produksi secara massa maka perusahaan akan menggunakan pendekatan metode produksi secara massa maka perusahaan akan menggunakan pendekatan metode harga pokok proses didalam melakukan perhitungan dan penetapan harga pokoknya. Perhitungan harga pokok produksi selama satu periode tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam proses tersebut. Penetapan harga pokok proses dapat memberikan informasi mengenai perhitungan harga pokok produksi dan
membantu manajemen dalam penyusunan laporan keuangan terutama dalam laporan laba rugi. Dalam penetapannnya harga pokok produksi ditunjang oleh biaya produksi, komponen dasar perhitungan harga pokok penjualan, dasar penetapan harga jual, dan dasar dalam penilaian persediaan. Dengan digunakan metode harga pokok proses yang bermanfaat maka penetapan harga pokok produksi yang ditetapkan akan tepat dengan ditunjang oleh faktor penetapan harga pokok produksi yaitu perhitungan laporan harga pokok produksi yang terdiri dari data produksi, pembebanan harga pokok dan perhitungan harga pokok sesui dengan kegiatan perusahaan dalam hal ini kegiatan proses produksi yang terusmenerus dengan menghasilkan produk standar dan faktor pelaksanaan dari perhitungan laporan harga pokok produksi. Selain itu dengan adanya perhitungan laporan harga pokok produksi yang benar dan tepat maka dapat menunjukkan tingkat keberhasilan manajemen dalam mencapai tujuan yang diharapkan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Berdasarkan rumusan masalah, maka paparan hasil penelitian mengacu pada dua permasalahan yakni, (1) harga pokok produk pupuk kompos pada program pengangkutan sampah guna kelancaran 3R (reduce, reuse, recycle) rencana kerja masyarakat dalam mewujudkan culik bersih dan indah (BERSIN), (2) laba rugi program pengangkutan sampah guna kelancaran 3R (reduce, reuse, recycle) rencana kerja masyarakat dalam mewujudkan culik bersih dan indah (BERSIN). Perolehan data unutk biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik tampak pada tabel 1.
6
Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi Vol: 8 Nomor 3 Tahun 2016
Tabel 1 Rincian biaya bahan baku pupuk 3R Desa Culik selama 1 Tahun. NO
BULAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember TOTAL
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
BIAYA BAHAN BAKU 1,525,000.00 1,030,000.00 1,420,000.00 1,030,000.00 1,030,000.00 1,225,000.00 1,525,000.00 1,225,000.00 1,030,000.00 1,030,000.00 1,225,000.00 1,225,000.00 14,520,000.00
BIAYA TENAGA KERJA Rp 8,850,000.00 Rp 8,250,000.00 Rp 8,550,000.00 Rp 9,000,000.00 Rp 8,100,000.00 Rp 8,250,000.00 Rp 4,950,000.00 Rp 8,250,000.00 Rp 8,250,000.00 Rp 8,550,000.00 Rp 8,400,000.00 Rp 8,100,000.00 Rp97,500,000.00
Hasil dari rincian biaya produksi pupuk pada tabel 1 menunjukkan jumlah dari keseluruhan biaya selama 1 tahun dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik yaitu Rp.
BIAYA OVERHEAD PABRIK Rp 235,000.00 Rp 247,000.00 Rp 260,000.00 Rp 245,000.00 Rp 266,000.00 Rp 246,000.00 Rp 215,000.00 Rp 234,000.00 Rp 246,000.00 Rp 250,000.00 Rp 277,000.00 Rp 247,000.00 Rp2,968,000.00
114,988,000,00. Pada tabel 2 dibawah menunjukkan rincian harga produksi pupuk meliputi harga jual dalam produksi pupuk kompos selama 1 tahun.
Tabel 2 Rincian harga produksi pupuk 3R Desa Culik selama 1 tahun. NO
BULAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember
JUMLAH PRODUKSI (dalam kg)
HARGA JUAL 3,000.00 3,000.00 3,000.00 3,000.00 3,000.00 3,000.00 3,000.00 3,000.00 3,000.00 3,000.00 3,000.00 3,000.00
5000 Rp 4000 Rp 6000 Rp 4000 Rp 4000 Rp 5000 Rp 5000 Rp 5000 Rp 4000 Rp 4000 Rp 5000 Rp 5000 Rp TOTAL PENJUALAN
7
TOTAL HARGA JUAL Rp 15,000,000.00 Rp 12,000,000.00 Rp 18,000,000.00 Rp 12,000,000.00 Rp 12,000,000.00 Rp 15,000,000.00 Rp 15,000,000.00 Rp 15,000,000.00 Rp 12,000,000.00 Rp 12,000,000.00 Rp 15,000,000.00 Rp 15,000,000.00 Rp168,000,000.00
Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi Vol: 8 Nomor 3 Tahun 2016
Dengan melihat kedua tabel diatas dapat dicari harga pokok proses pupuk, adalah sebagai berikut. Biaya bahan baku Rp. 14.520.000,00 Biaya tenaga kerja langsung Rp. 97.500.000,00 Biaya overhead pabrik Rp. 2.968.000,00 sehingga diperoleh harga pokok Rp. 114.988.000,00. harga pokok perunit produk untuk 56.000 kg pupuk kompos Rp. 2.053,35 diperoleh harga pokok penjualan Rp. 114.987.600,00. Penjualan produk perunit sebesar Rp. 3.000,00 maka diperoleh harga jual produk dalam 1 tahun Rp.168.000.000,00. Untuk Laba penjualan dengan cara Penjualan dikurangi Harga pokok penjualan sehingga diperoleh laba penjualan kotor Rp. 53.012.400,00. 4.1.2 laba rugi program pengangkutan sampah guna kelancaran 3R (reduce, reuse, recycle) rencana kerja masyarakat dalam mewujudkan culik bersih dan indah (BERSIN). Berdasarkan hasil perhitungan akuntansi laba rugi setelah ditentukan harga pokok penjualan dari pengolahan pupuk kompos dalam 1 tahun. Penjualan Rp. 168.000.000,00 dengan harga pokok penjualan Rp. 114.987.600,00. Laba kotor atas penjualan Rp. 53.012.400,00 dikurangi biaya komersial berupa biaya pemasaran Rp. 363.000,00 dan biaya administrasi dan umum Rp. 436.000,00 sehingga diperoleh Laba bersih Rp. 52.213.440,00.
harga pokok perunit Rp. 2.053,35/kg kemudian dijual Rp. 3.000,00 perunit dalam 1 kg, sehingga penjualan 56.000 kg pupuk kompos dalam 1 tahun Rp.168.000.000,00 dengan harga pokok penjualan Rp.114.987.600,00, sehingga laba kotor Rp.54.012.400,00. Pada laporan laba rugi dengan perhitungan menggunakan metode harga pokok proses satu tahap dalam 1 tahun, hasil penelitian menunjukkan laba kotor yang diperoleh Rp.53.012.400,00 setelah dikurangi biaya komersial Rp. 799.000,00 diperoleh laba bersih Rp. 52.213.400,00. Metode harga pokok proses upaya untuk menguntungkan perusahaan dalam menentukan harga pokok produksi dengan tepat dalam hal ini berkaitan dengan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik SIMPULAN DAN SARAN SIMPULAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, maka kesimpulan yang dapat diambil simpulan, sebagai berikut. (1) dalam menentukan harga pokok produk perunit menggunakan metode harga pokok proses. Perhitungan dengan metode harga pokok proses ditentukan dengan cara menentukan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik sehingga bisa dihitung harga pokok dari produk perunit, setelah ditentukan harga pokok dan harga jual pupuk kompos, dapat diperoleh perhitungan laba kotor, dan (2) setelah diperoleh perhitungan penjualan produksi, kemudian dibuatkan hasil perhitungan laba rugi dari produksi. Perhitungan dilakukan dengan cara mengurangi harga jual dengan harga pokok produksi sehingga diperoleh laba kotor. Setelah diperoleh laba kotor akan dikurangi kembali dengan biaya komersial sehingga diperoleh laba bersih . Saran Berdasarkan simpulan yang dipaparkan di atas, maka saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini, sebagai berikut. (1) pelaksana program pengangkutan sampah 3R Rencana Kerja Masyarakat desa Culik sebaiknya mempertimbangkan pembiayaan dengan mengolah pupuk kompos menggunakan
Pembahasan Pada hasil penelitian menunjukkan didalam mengolah produk yang dalam hal ini adalah pupuk kompos selama 1 tahun terdapat penglahan 56 ton atau 56.000 kg membutuhkan biaya bahan baku Rp. 12.540.000,00. Pada biaya tenaga kerja pada hasil penelitian menunjukkan untuk pembiayaan 3 orang tenaga kerja dengan tarif Rp. 25.000,00 untuk 6 jam kerja dengan jumlah 5 hari kerja dalam 1 minggu, sehingga biaya tenaga kerja untuk 3 orang dalam 1 tahun yaitu Rp. 97.500.000,00. Sedangkan dalam hasil penelitian biaya overhead pabrik dalam 1 tahun sebesar Rp. 3.571.000,00 Setelah dilakukan perhitungan akuntansi dengan menggunakan metode harga pokok proses diperoleh harga pokok produksi yaitu Rp.114.988.000,00 dengan 8
Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi Vol: 8 Nomor 3 Tahun 2016
metode harga pokok proses dalam menentukan harga jual produk, dan (2) terbatasnya kemampuan, singkatmya waktu dalam melakukan penelitian ini dan situasi kondisi yang tidak menentu dalam melakukan penelitian.diharapkan bagi peneliti selanjutnya agar melakukan penelitian yang lebih akurat dalam mecari data.
steel di makassar”. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Makasar: Universitas Hasanuddin. Halim, Abdul.2001. “Manajemen Keuangan Daerah”. Jakarta: Salemba Empat.
DAFTAR PUSTAKA
---------. 2010. “Dasar-dasar Akuntansi Biaya Edisi Empat”. Yogyakarta: BPFE.
---------. 2002. “Akuntansi Keuangan Daerah”. Jakarta: Salemba Empat.
Adisaputro, Gunawan. 2010. “Manajemen Pemasaran (Analisis untuk Perancangan Strategi Pemasaran)”. Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.
Harahap, 2009. “Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan”. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Maulana, Agus. 1997. “Sistem Pengendalian Manajemen”. Jakarta: Erlangga.
Aditya, Dodiet. 2013.“Data dan Metode Pengumpulan Data Penelitian”. Tersedia pada https://akupunktursolo.files.wordpres s.com/2013/03/data-teknikpengumpulan-data.pdf (diakses pada tanggal 18 Januari 2016).
Mulyadi. 1991. “Akuntansi Biaya edisi kelima”. Yogyakarta: STIE YKPN ---------. 2001. “Akuntansi Manajemen edisi kedua”. Yogyakarta: STIE YKPN
Anonim.2008. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 18 Tentang Pengelolaan Sampah. Jakarta: Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
---------. 2005. “Akuntansi Biaya”. Jakarta: Salemba Empat. ---------.2007. “Akuntansi Biaya”. Yogyakarta: BPFE-UGM
Anshar, Mochammad. 2014. “Analisis full costing dan variabel costing dalam perhitungan harga pokok produksi pada usaha moulding karya mukti samarinda”. Skripsi (Tidak Diterbitkan). Samarinda: Universitas Mulawarman.
Munawir, 1995. “Analisis Laporan Keuangan Edisi Empat”. Yogyakarta: Liberty Yogya. Mursyidi. 2008. “Akuntansi Biaya Cetakan Pertama”. Bandung: Refika Aditama. Nafarin, M. 2009. “Penganggararan Perusahaan”. Jakarta: Salemba empat.
Dunia, Wasilah. 2009. “Akuntansi Biaya Edisi Kedua”. Jakarta: Salemba Empat.
Purhantara, Wahyu. 2010. “Metode Penelitian Kualitatif untuk BisnisI”. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Efianingrum, Ariefa. 2012.“Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif”. Tersedia pada http://staff.uny.ac.id/sites/default/file s/seminar%20 sosiologi. pdf (diakses tanggal 18 Januari 2016).
Puspitawati, Yuni. Rahdriawan, Mardwi. 2012. “Kajian Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat dengan Konsep 3R (Reduce, Reuce, Recycle) di Kelurahan Larangan Kota Cirebon”. Tersedia pada 6490-
Faridah, Nur. 2011. “Analisis biaya menurut variabel costing untuk pengambilan keputusan jangka pendek dalam pesanan khusus pada pt. sermani 9
Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi Vol: 8 Nomor 3 Tahun 2016
13881-1-SM. Pdf (diakses tanggal 07 Januari 2016).
pada
Soemarso, 2004. ”Akuntansi Suatu Pengantar Edisi lima”. Jakarta: Salemba Empat. Supriyono. 1983. “Akuntansi Biaya Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok”. Yogyakarta: BPFE. -----------. 1989. “Akuntansi Biaya Pengumpulan Biaya dan Penentuan Harga Pokok”. Yogyakarta: BPFE. Slamet, Achmad. 2007. “Penganggaran, Perencanaan, dan Pengendalian Usaha”. Semarang: UNES PRESS. Suyoto, Bagong. 2008. “Penomena Gerakan Mengelola Sampah”. Jakarta: PT Prima Infosarana Media. Syafriadi, 2000. “Jurnal Bisnis dan Akuntansi”. Jakarta: Studi Bursa Efek Jakarta. Tim Penyusun.2012. “Buku Rencana Kerja Masyarakat Pembangunan Pengolahan Sampah (TPS) 3RReduce,Reuse,Reycle Desa Culik Kecamatan Abang-Karangasem tahun 2012”. Karangasem: Tim Penyusun Buku RKM Pembangunan TPS 3R.
10
Jurnal Program Studi Pendidikan Ekonomi Vol: 8 Nomor 3 Tahun 2016
11