ANALISIS EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT. SENTOSA di BATAM Penulis utama
: Lindung Simbolon
Anggota
: Endang Sutrisna
Alamat korespondensi
:
[email protected]/085271118949 ABSTRACT
The purpose of this study was to measure the level of liquidity ratios, activity ratios measure, measure the effectiveness of working capital and the measure has been effective or not the use of working capital. The trouble there on PT. Sentosa is: one, the extent of liquidity ratio, two, the extent of activity ratios, three, the extent of the effectiveness of the use of working capital, four, whether it is an effective use of capital working.In this study are expected to be useful for the company PT. Sentosa, the writer and the education world.objek studied the effectiveness of the use of working capital. Data collection method used is documentation, interviews. The method used is descriptive method to the analysis of liquidity ratios, activity ratios. Analytical results obtained were compared with the measurement standards that have been set. Based on the analysis of liquidity ratios and activity ratios can be concluded that the level of effectiveness of the use of working capital PT.Sentosa batam when compared with a predetermined standard measurements indicate that the current ratio of 2009 in a position ilikuid, in 2010 the ratio of illiquid positions, and in 2011 also still position liquid, although the decline from the previous year. And quick ratio in 2009 for the position of this ratio is in a position overlikuid, in 2010 his position was overlikuid, and in 2011 the ratio of fast PT. Sentosa overlikuid well positioned. activity ratio shows that accounts receivable turnover in 2009-2010 was effective, whereas in 2010-2011 was effective. Inventory turnover in 2009-2011 was not effective. And for working capital turnover in 2009-2011 was not effective, and for asset tottal turover PT. Sentosa batam dalah effective in 2009-2010 and in 2010-2011 was not efektif.Above the results suggested that the working capital management of PT. Sentosa Batam renewal held in working capital management is to improve the effectiveness of the collection of accounts receivable, primarily accounts receivable that have been delinquent or past due, the holding business expansion, purchase equipment or machinery repair, and others. Keywords: Working Capital Usage Effectiveness
1
I.PENDAHALUAN I.1.latar belakang penelitian Agar perusahaan mampu memasuki pasar global maka seluruh instrumen perekonomian harus memiliki daya saing yang kuat dan juga harus memiliki keunggulan, salah satunya adalah efektifitas dalam penggunaan modal kerja. modal kerja adalah modal yang tertanam dalam aktiva lancar dan modal kerja adalah dana yang dipergunakan untuk melangsungkan kegiatan operasi sehari-hari. Efektifitas modal kerja merupakan salah satu faktor yang mendukung kemampuan daya saing produk, maka perlu pengaturan kebijaksanaan terhadap penggunaan modal kerja secara efektif sehingga mampu mencapai tujuannya, dalam hal ini tujuan perusahaan secara umum yaitu untuk memperoleh laba atau untuk mencapai kemakmuran para pemilik atau para pemegang saham dan juga mampu mempertahankan dan mengembangkan usahanya. Untuk mencapai tujuan tersebut setiap perusahaan membutuhkan modal kerja untuk membiayai operasinya sehari-hari. Salah satu factor yang diperhitungkan dalam pengukuran efektif nya suatu perusahaan adalah modal kerja, sebab modal kerja adalah modalyang selalu berputar dalam perusahaan dan setiap perputaran akan menghasilkan aliran pendapatan (current income) yang dapat berguna bagi perusahaan. Adanya modal kerja yang cukup adalah sangat penting karena dengan modal kerja yang cukup dalam artian modal kerja yang tersedia sesuai dengan kapasitas usahanya, itu memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi dengan seekonomis mungkin dan perusahaan tidak mengalami kesulitan untuk menghadapi bahaya-bahaya yang mungkin timbul karena adanya krisis atau kesulitan keuangan. Akan tetapi dengan modal kerja yang berlebihan menunjukkan adanya dana yang tidak produktif, dan hal ini akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan karena adanya kesempatan untuk memperoleh keuntungan telah disia-siakan. Sebaliknya adanya ketidak cukupan dalam modal kerja merupakan sebab utama kegagalan suatu perushaan. Kegiatan-kegiatan yang dibiayai modal kerja antara lain: pembayaran untuk pembelian bahan, upah dan gaji karyawan, dan macam-macam biaya lainya. Pada intinya, setiap perusahaan dalam melakukan kegiatannya membutuhkan dana. Aspek permodalan merupakan hal yang sangat penting dalam suatu perusahaan. Hal ini disebabkan oleh besarnya modal yang dimiliki oleh suatu perusahaan baik dalam bentuk modal sendiri ataupun yang berbentuk hutang, dimana dapat mencerminkan keadaan yang sesungguhnya tentang kondisi pengelolaan suatu perusahaan. 2
Perusahaan PT. Sentosa Batam merupakan perusahaan yang bergerak di bidang distribusi industri kimia PT. Sentosa Batam seperti asam sulfamat farmasi, karbon aktif farmasi, sulfur bubuk perkebunan karet berlokasi di jl. Batu alam no. 2 Batam. dengan produk-produk yang diperdagangkan yaitu dan korek api, dan lain-lain. Perusahaan PT. Sentosa Batam tentunya memerlukan evaluasi efektifitas penggunaan modal kerja untuk mencapai efektifitas penggunaan modal kerja pada perusahaan. Dengan kemampuan pihak perusahaan dalam menciptakan efektifitas diharapkan perusahaan mampu memenangkan persaingan usaha maupun meningkatkan laba usahanya. Dapat diketahui bahwa tiap tahun modal kerja PT.SENTOSA terus mengalami kenaikan, sedangkan laba bersih yang ddiperoleh mengalami fluktuasi atau naik turun.Sehubungan dengan hal tersebut di atas dan mengingat pentingnya mengevaluasi efektifitas penggunaan modal kerja dalam upayanya mencapai tujuan perusahaan, penulis tertarik melakukan penelitian lebih lanjut pada PT. Sentosa DI Batam, guna memahami keadaan dan memberikan solusi kepada perusahaan dalam melihat seberapa besar keefektivan penggunaan perusahaan maka penelitian ini penulis tuangkan dalam bentuk skripsi dengan judul : “Analisis Efektifitas Penggunaan Modal Kerja Pada PT Sentosa di Batam”. I.2 Kerangka Teori 1.2.1 Pengertian Efektifitas Secara umum efektifitas adalah seberapa jauh kemampuan perusahaan untuk mencapai suatu tujuan atau target yang terlebih dahulu telah ditentukan. Menurut Sondang P. Siagian (2002:24) Efektifitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan pra sarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah barang dan jasa kegiatan yang dijalankannya. Efektifitas menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai atau tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika hasil kegiatan semakin mendekati sasaran berarti semakin mendekati tingkat efektifitasnya. Sedangkan menurut Abdurahmad (2008:92) Efektifitaa adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah pekerjaan tepat pada waktunya. Menurut Schemerhon John R.Jr. (1986:35) Efektifitas adalah pencapaian target output yang di ukur dengan cara membandingkan output anggaran/seharusnya (OA) dengan Output realisasi atau sesungguhnya (OS. 3
Jadi untuk mencari tingkat efektifitas dapat digunakan rumus Jika Output aktual lebih besar atau sama dengan dibanding dengan output yang ditargetkan maka dikatakan Efektif. Jika output aktual kurang dari atau lebih kecil dibandingkan dengan output yang ditargetkan maka dikatakan Tidak Efektif. I.2.2 Pengertian modal kerja Menurut Erich A. Helfert (1997 : 90) mengatakan bahwa manajemen berkepentingan ganda dalam menganalisa modal kerja yaitu menilai efesiensi dan profitabilitas operasi serta menimbang seberapa efektif penggunaan dana perusahaan. Manajemen nodal kerja yang tepat merupakan syarat keberhasilan suatu perusahaan, dimana kebanyakan kepailitan timbul karena lemahnya kebijaksanaan dan keputusan dalam penggunaan modal kerja. Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk membelanjai operasinya sehari-hari, misalkan untuk memberikan persekot pembelian bahan mentah, membayar upah buruh, gaji pegawai dan lain sebagainya. Dimana uang atau dana yang telah dikeluarkan itu diaharapkan akan dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan, dalam waktu yang pendek melalui hasil penjualan produksinya.Uang yang masuk yang berasal dari penjualan produk tersebut akan segera dikeluarkan lagi untuk membiayai operasi selanjutnya. Dengan demikian maka dana tersebut akan terus-menerus berputar setiap periodenya selama hidupnya perusahaan. Menurut Sawir( 2005:129) Modal kerja merupakan keseluruhan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan, atau dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang harus tersedia untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari Menurut Weston dan Brigham (dalam Sawir, 2005:139) modal kerja adalah investasi perusahaan di dalam aktiva jangka pendek seperti kas, sekuritas, (surat-surat berharga), piutang dagang, dan persediaan. Modal kerja menurut Sundjaja dan Barlian (2003:187) adalah sebagai berikut :Modal kerja yaitu aktiva lancar yang mewakili bagian dari investasi yang berputar dari satu bentuk ke bentuk lainnya dalam melaksanakan suatu usaha, atau Modal kerja adalah kas / bank, surat-surat berharga yang mudah diuangkan (misalnya giro, cek, deposito), piutang dagang dan persediaan yang tingkat perputarannya tidak melebihi 1 tahun atau jangka waktu operasi normal perusahaan”.
4
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut di atas dapat diambil suatu kesimpulan yaitu bahwa modal kerja merupakan kelebihan aktiva lancar terhadap hutang lancar atau disebut juga modal kerja netto (Net Working Capital),dan modal kerja yang dianalisis dalam penelitian ini adalah modal kerja dalam artian kualitatif, yaitu kelebihan aktiva lancar dan hutang lancar yang disebut modal kerja netto. I.2.3 Jenis-jenis modal kerja Menurut Riyanto (2001:61), jenis-jenis modal kerja yang digolongkan oleh W. B Taylor dibagi menjadi dua yaitu : a. Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital) Yaitu modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan fungsinya, atau dengan kata lain modal kerja yang secara terus-menerus diperlukan untuk kelancaran usaha. Modal kerja permanen dapat dibedakan dalam : 1.
Modal kerja primer (Primary Working Capital) yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada perusahaan untuk menjaga kontinuitas usahanya.
2. Modal kerja normal (Normal Working Capital) yaitu jumlah modal kerja yang diperlukan agar perusahaan dapat beroperasi untuk menghasilkan barang sebesar kapasitas normal perusahaan. b. Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital) Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan, dan modal kerja ini dibedakan antara lain : 1. Modal kerja musiman Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi musim. 2. Modal kerja siklis Yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi konyungtur. 3. Modal kerja darurat Yaitu modal kerja yang besarnya berubah-ubah karena adanya keadaan yang darurat yang tidak diketahui sebelumnya (misalnya
5
adanya pemogokan buruh, banjir, perubahan ekonomi yang mendadak). Menurut Munawir (2000:120) Pemakaian atau penggunaan modal kerja akan menyebabkan perubahan bentuk maupun penurunan jumlah aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan, tetapi penggunaan aktiva lancar tidak selalu diikuti dengan berubahnya atau turunnya jumlah modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan. Penggunaan-penggunaan aktiva lancar yang mengakibatkan turunnya modal kerja adalah sebagai berikut : 1. Pembayaran biaya atau ongkos-ongkos operasi perusahaan, meliputi pembayaran upah, gaji, pembelian bahan atau barang dagangan, supplies kantor dan pembayaran biaya-biaya lainnya. 2. Kerugian-kerugian yang diderita oleh perusahaan karena adanya penjualan surat berharga atau effek, maupun kerugian isidentil lainnya 3. Adanya pembentukan dana atau pemisahan aktiva lancar untuk tujuantujuan tertentu dalam jangka panjang, misalnya Dana Pelunasan Obligasi, Dana Pensiun Pegawai, Dana Expansi ataupun dana-dana lainnya. 4. Adanya penambahan atau pembelian aktiva tetap, investasi jangka panjang atau aktiva tidak lancar lainnya yang mengakibatkan berkurangnya aktiva lancar atau timbulnya hutang lancar yang berakibat berkurangnya modal kerja 5. Pembayaran hutang-hutang jangka panjang yang meliputi hutang hipotik, hutang obligasi maupun bentuk hutang jangka panjang lainnya, serta penarikan atau pembelian kembali (untuk sementara maupun untuk seterusnya) saham perusahaan yang beredar atau adanya penurunan hutang jangka panjang diimbangi berkurangnya aktiva lancer. I.3 Permasalahan Penelitian Berkaitan dengan latar bekang yang telah diuraikan diatas, dimana modal kerja bersih yang diperoleh perusahaan PT. Sentosa di batam tiap tahun dalam periode 2009-2011 terus mengalami kenaikan, namun hal ini tidak dapat dibarengi dengan pendapatan laba yang diperoleh perusahaan, laba yang diperoleh perusahaan masih mengalami fluktuasi.Dengan bertitik tolak terhadap permasalahan yang dihadapi perusahaan ini, maka penulis mencoba merumuskan masalah yaitu : Bagaimanakah penggunaan modal kerja PT. Sentosa batam selama periode 2009-2011 ?
6
I.4 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini yaitu : untuk mengetahui bagaimana keefektifan PT.Sentosa Batam dalam menggunakan modal kerja. II. METODE PENELITIAN II.1 Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada perusahaan PT. Sentosa Batam yang berlokasi di jl. Batu alam no. 2 Batam. Peneliti memilih PT. Sentosa karena melihat kondisi permasalahan yang tampak pada tingkat laba yang berfluktuasi sedangkan modal kerja terus meningkat. II.2.Jenis dan Sumber Data Data primer yaitu data yang dikumpulkan dan disajikan oleh perusahaan yang bersangkutan yaitu bagian akuntansi dan pimpinan perusahaan PT. Sentosa Batam yaitu berupa Neraca dan Laporan laba rugi, sejarah perusahaan, struktur organisasi perusahaan, aktivitas perusahaan. Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder dalam penelitian ini adalah neraca, laporan laba rugi, dan ketetapan atau keputusan yang ditetapkan perusahaan. II.3 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Wawancara yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara tanya jawab langsung dengan kepala bagian keuanagan, bagian umum dan wakil manajemen sebagai key informan. II.4 Tekniki Analisis Data Dalam menganalisis data penelitian menggunakan analisis Laporan keuangan, maka untuk mencapai pedoman yang tepat untuk mengelola modal kerja guna meningkatkan efektifitas penggunaan modal kerja peneliti menggunakan metode analisis vertical (statis) yaitu membandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lain dari suatu laporan keuangan dalam satu periode.sedangkan teknik analisis yang digunakan untuk membahas masalah adalah Analisa laporan keuangan yaitu Analisa Rasio Aktivitas digunakan untuk mengukur penggunaan modal kerja.
7
III. HASIL dan PEMBAHASAN III.1 Pembahasan berikut adalah pembahasan tentang likwiditas perusahaan dengan menghitung rasio lancar (current ratio) dan rasio cepatr (quick ratio), sebagai berikut : a) Rasio lancar dapat diukur dengan rumus sebagai berikut : Jumlah Aktiva Lancar Current Ratio = x 100% Jumlah Hutang Lancar
14.616.111.022 Thn 2009 =
x 100% 9.567.875.131
= 153% 14.791.502.534 Thn 2010 =
x100% 7.805.499.655
= 190% 16.526.280.950 Thn 2011 =
x100% 8.853.639.924
= 187% Dari hasil perhitungan tahun 2009 tingkat current ratio perusahaan yaitu sebesar 153 %, ini berarti, bahwa setiap Rp 1,- hutang lancar dijamin dengan Rp 1,53 aktiva lancar. tingkat currrent rasio perusahaan Sentosa periode ini berada dibawah 175%-200% angka yang menjadi standar perusahaan dalam likuid, hal ini sangat tidak baik bagi perusahaan, karena perusahaan akan kesulitan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya, dan juga berdampak pada kelancaran aktivitas perusahaan. Pada periode ini perusahaan memang memiliki kas dan deposito yang besar, namun komposisi hutang lancar pun besar juga, ini membuat perusahaan masih mengalami ilikuid.
8
Sedangkan tahun 2010 tingkat current ratio PT. Sentosa ini mengalami kenaikan 27% menjadi 190%, dari standar yang yang ada pada tahun ini perusahaan berada dalam keadaan likuid, ini berarti setiap Rp 1,- hutang lancar dijamin dengan Rp 1,90 aktiva lancar. dikarenakan berkurangnya nya hutang dagang perusahaan ini, sedangkan pos-pos pada aktiva lancar mengalami kenaikan. Tahun 2011 tingkat current ratio pt. Sentosa sedikit mengalami penurunan, namun tidak begitu besar, pada periode ini rasio lancar pt. Sentosa turun 3% menjadi 187%, ini berarti setiap Rp 1,- hutang lancar dijamin dengan Rp 1,87 aktiva lancar. walauapun turun namun tingkat rasio ini masi dalam keadaan likuid. b) Rasio (quick ratio) Kas - persediaan Rasio cepat =
x 100% Hutang Lancar 14.616.111.022 - 155.000.000
Thn 2009 =
X 100% 9.567.875.131 = 151% 14.791.502.534 - 182.254.000
Thn 2010 =
x 100% 7.805.499.655 = 187% 16.526.280.950 - 200.350.000
Thn 2011 =
x 100% 8.853.639.924 = 184%
Dari perhitungan quick rasio di atas, pada tahun 2009 tingkat quick rasio pt.Sentosa sebesar 151%, diatas 125% , ini menunjukkan ada dana yang menganggur yang dimiliki perusahaan, yang artinya adanya kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang disia-siakan.
9
Pada periode tahun 2010 tingkat quick rasio perusahaan ini adalah sebesar 187%, ini meningkat sebesar 36%, dari tahun sebelumnya dan berada di keadaan overlikwid. Peningkatan ini disebabkan olen penurunan hutang lancar sebesar 1.762.375.476, atau sebesar 18%, walaupun kas dan piutang lain-lain mengalami penurunan, sementara itu pos aktiva lancar lainnya mengalami peningkatan pada deposito, piutang usaha, juga pada persediaan. Selain itu, yang menyebabkan qucik rasio pada tahun ini meningkat yaitu, adanya penurunan hutang dagang dari tahun sebelumnya sebesar 1.807.210.000, atau sebesar 20% dan hutang lain-lain sebesar 21.240.000 atau 53%. Tahun 2011 qucik ratio perusahaan mengalami penurunan hanya 3% dari tahun sebelumnya, menjadi 184%, walaupun turun namun tahun ini pun menandakan adanya dana yang menganggur karena posisi rasio masih diposisi overlikwid. Turunnya quick ratio pada tahun ini karena hutang lancar meningkat sebesar 14% atau sebesar 1.048.140.269 dari tahun sebelumnya. Peningkatan hutang lancar terjadi karena hutang dagang naik 982.210.000 atau sebesar 13%, dan juga hutang lain-lain mengalami kenaikan sebesar 81.515.500 atau 34%. Peningkatan ini disebabkan perusahaan mengadakan penelitian dan pengembangan usaha pada tahun ini. Pengukuran rasio aktivitas perusahaan adalah sebagai berikut : 1) Perputaran piutang Penjualan Tingkat Perputaran Piutang =
x 1 kali Piutang Rata-rata
10.611.000.000 Thn 2009
=
x 1kali 1.294.513.022
= 8,19 kali 11.764.000.000 Thn 2010
=
x 1kali 1.301.113.939
= 9,05 kali
10
9.585.000.000 Thn 2011
=
x 1kali 1.150.850.700
= 8 kali Dari perhitungan diatas dapat dianalisa bahwa pada tahun 2009 tingkat perputaran piutang perusahaan PT. Sentosa sebesar 8,19 kali dan pada tahun 2010 perputaran piutang mengalami kenaikan 0,85 lebih cepat 10% lebih cepat dari tahun sebelumnnya, tahun 2010 ini rasio perputaran piutang menjadi 9,05 kali, ini berarti peroide ini perusahaan efektif mengendalikan piutang nya. Sedangkan tahun 2011 tingkat perputaran piutang mengalami penurunan sebesar 0,11 kali dari tahun sebelumnya atau sebesar 11% menjadi 8 kali, berarti perusahaan tidak efektif dalam mengelola piutang. 2) Inventory Turnover
HPP Inventory Turnover = Rata-rata persediaan Tabel Tingkat perputaran persediaan Uraian
2009
2010
2011
HPP
6.956.300.000
6.501.746.000
4.918.204.000
Persediaan awal
175.000.000
155.000.000
182.254.000
Persediaan akhir
155.000.000
182.254.000
200.350.000
jumlah persediaan
330.000.000
337.254.000
382.604.000
rata-rata persediaan
165.000.000
168.627.000
191.302.000
tingkat perputaran
42,16
38,56
25,71
Sumber: data olahan
11
Secara keseluruhan tingkat perputaran persediaan setiap tahunnya mengalami penurunan, yang artinya perusahaan pada tahun 2009,2010,2011 tidak efektif dalam menggunakan dana yang tertanam di persediaan. Namun pada tahun 2010 angka penjualan pt. Sentosa tetap mengalami kenaikan walaupun tingkat perputaran persediaannya turun, namun penurunan tingkat perputaran persediaan pada tahun ini hanya 3,6, tidak begitu berpengaruh, perusahaan juga meningkatkan aktivitas penjualannya, ini dilihat dari biaya penjualan yang meningkat pada tahun ini dari tahun 2009. 3) Working capital turnover (perputaran modal kerja) Penjualan Perputaran modal kerja = Modal kerja bersih Tabel Working Capital Turnover Uraian Penjualan
2009
2010
2011
10.611.000.000 11.764.000.000
9.585.000.000
modal kerja bersih
6.048.235.891
8.986.002.879
10.672.641.026
tingkat perputaran
1,8
1,31
0,9
lama perputaran
205
275
401
Sumber : Data olahan. Dari keterangan tabel diatas, secara keseluruhan working capital turnover perusahaan dari tahun ke tahun mengalami penurunan, hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan tidak efektif dalam mengelolah modal kerja yang mungkin disebabkan adanya dana yang terlalu besar pada kas dan deposito atau bank yang mengakibatkan masih banyaknya modal kerja yang tidak produktif. 4) Total asset turnover Sales Total assets Turnover = Total assets
12
Tabel Total assets turnover Uraian Penjualan Total assets
2009
2010
10.611.000.000 11.764.000.000
2011 9.585.000.000
19.480.042.775 19.540.368.735 22.093.465.318
Total assets turnover
0,54
0,60
0,43
Sumber : data olahan. Pada tahun 2010 rasio ini meningkat dari tahun sebelumnya menjadi 0,60 ini disebabkan penjualan perusahaan mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya. Pada tahun ini perusahaan dapat dengan efektif menggunakan aktiva yang ada, namun tahun berikutnya di tahun 2011, PT. Sentosa tidak bisa menggunakan aktivanya secara efektiv, ini dilihat dari rasio total assets turnover perusahaan pada tahun ini turun menjadi 0,43 hal karna adanya penurunan volume penjualan pada tahun ini. IV. Kesimpulan dan Saran IV.1 Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian pada PT. Sentosa di Batam, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : Dilihat dari Current ratio PT. Sentosa mengalami fluktuasi, namun secara keseluruhan perusahaan masih tergolong likwid, kecuali di tahun 2009 posisi ratio ini berada diposisi ilkwid dibawah standar. Secara umum tahun 2009-2011 mengindikasikan modal yang ada pada perusahaan dapat digunakan dengan baik, tidak terlalu berlebihan namun juga tidak terlalu kekurangan artinya perusahaan masih mempunyai cukup dana untuk keperluan-keperluan operasi atau kewajiaban jangka pendek perusahaan, namun disini perusahaan tidak konsisten mengelola dana secara efektif dalam setiap tahunnya, ini dilihat dari current rasio yang berfluktuasi. Di tahun 2010 current ratio perusahaan ini naik dari tahun 2009, namun di tahun 2011 mengalami penurunan.
13
Dilihat dari quick ratio PT. Sentosa tergolong perusahaan yang overlikwid, ini mengindikasikan adanya dana yang tertanam yang besar pada aktiva lancar, artinya perusahaan tidak begitu efektiv dalam menggunakan dana yang ada. Ditinjau dari analisa rasio aktivitas, Receivable turnover menunjukkan fluktuasi, tahun 2010 meningkat dari tahun 2009, artinya perusahaan dapat dengan efektiv mengelola dana yang ada pada piutang, namun di tahun berikutnya di 2011 turun, perusahaan tidak efektiv mengelola piutang nya. Ratio perputaran persediaan dan perputaran modal kerja tiap tahun mengalami penurunan, dari ratio ini artinya perusahaan tidak efektif dalam menggunakan modal kerja yang ada dan dalam mengelola persediaannya. Ratio Total assets turnover mengalami fluktuasi dari tahun ke tahunnya. Ditahun 2010 perusahaan dengan efektif mengelola aktiva nya, namun ditahun 2011 ratio ini turun, perusahaan kurang efektif mengelola dana yang ada pada aktiva. IV.2 Saran Dari kesimpulan yang diperoleh maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut : 1.
Perlu diadakan perencanaan yang lebih matang lagi terhadap penggunaan modal kerja netto khususnya pada sektor aktiva lancar sehingga modal kerja yang ada dapat digunakan sesuai kebutuhan, dari Current ratio dan quick ratio, perusahaan seperti kas atau deposito, akan lebih efektif jika digunakan untuk seperti ekspansi usaha, mengganti peralatan atau mesin dan lain-lain.
2. Dari perputaran modal kerja dan perputaran persediaan PT. Sentosa mengalami penurunan tiap tahunnya artinya perusahaan tidak efektif dalam mengelola modal kerja dan persediaanya. Ini karena adanya investasi yang cukup besar pada kas, piutang dan persediaan, oleh karena itu perusahaan harus berusaha menekan saldo yang besar,meningkatkan efektifitas penagihan piutang kepada pelanggan dengan jalan mengurangi jangka waktu kredit dan harus memanage
14
persediaan, khususnya dalam pembelian barang dagangan, agar tidak terjadi penumpukan persediaan. 3. Lebih menigkatkan lagi efektivitas pada persediaan dan efektifitas modal kerja perusahaan. Dan yang paling penting yaitu perusahaan harus meningkatkan pengawasan terhadap dana yang ada, agar tepat sasaran.
15
DAFTAR PUSTAKA Fred Weston and Thomas E. Copeland, 1992, Manajemen Keuangan Edisi Kedelapan,Penerbit Binarupsa Aksara: Jakarta Barat. Fathoni, Abdurahmat, 2003, Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit PT. Adi mahasatya: Jakarta. Sondang P. Siagian, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit PT. Bumi Aksara: Jakaata. Munawir. S, 2002, Analisis Laporan Keuangan Edisi Keempat, Penerbit BPFE: Yogyakarta. Nitisemito, Alex S, 1984, Pembelanjaan Perusahaan Edisi Revisi, Penerbit Ghalia Indonesia: Jakarta. Riyanto, Bambang, 2001, Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan Edisi Keempat, Penerbit BPFE: Yogyakarta Sartono, Agus, 2001, Manajemen Keuangan ; Teori dan Aplikasi Edisi Keempat, Penerbit BPFE: Yogyakarta. Prof.dr.Suharsimi Arikunto, 2000, Manajemen Penelitian, Penerbit Rineka cipta: Jakarta. Helfert, Erich A, 1997, Teknik Analisa Keuangan cetakan kedua, PT. Gelora Aksara Pratama: Jakarta. Sawir,Agnes, 2003, Analisis Kinerja Keuangan Dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. Sundjaja, Ridwan S dan Inge Barlian, 2003, Manajemen Keuangan, Literita: Jakarta.
16