perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ANALISIS DAMPAK KEKOSONGAN KASIR PADA JAM KERJA TERHADAP SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS PADA PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) SURAKARTA
TUGAS AKHIR Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Akuntansi
Oleh: WAHYU FITRIA ANGGRAENI NIM F3309128
PROGRAM DIPLOMA III AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto “Cinta Allah itu bisa mengalahkan logika.” (Yahya bin Mu'adz) “Sesungguhnya Allah menyukai orang yg berjuang dijalan-Nya dalam barisan yg teratur seperti suatu bangunan yg tersusun kokoh.” (61:4) “Allah bukan tidak mendengar doa kita, namun Allah akan mengabulkannya di saat yang tepat” (Penulis) “Belajarlah memanusiakan manusia.” (Bapak Arif Lukman) “Belajarlah memposisikan dirimu menjadi orang lain, dengan begitu kamu akan tahu apa yang kamu lakukan padanya tidak selamanya membuatnya bahagia.” (Penulis) “Waktu tidak akan berhenti menunggumu, Beranjaklah.” (Penulis)
Persembahan § Allah Subbhanahu Wa Taalla, Dzat Maha Mulia yang senantiasa memberikan rahmat dan karuniaNya tiada henti untuk hambaNya. § Mama, Ayah dan Adik tercinta, yang senantiasa memndampingi penulis dalam keadaan apapun. Atas doa dan dukungan yang tiada hentinya selama ini. § Sahabat dan someone else. § Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. § Teman-teman seperjuangan Akuntansi 2009. § Almamater tercinta.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Bissmillahirahmanirahim Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, pencipta semesta alam yang tidak pernah menyia-nyiakan siapapun yang mengharapkan keridhaan-Nya. Segala puji bagi-Nya, yang dengan segala rahmat, taufiq dan hidayah-Nya semata, segala wujud persoalan, pasti dapat diselesaikan dengan sempurna. Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi syarat untuk mencapai gelar Ahli Madya pada Program Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan Tugas Akhir ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikan terimakasih kepada : 1. Allah SWT atas Kuasa-Nya yang Maha Dasyat dibimbinglah menuju kesempurnaan hidup. 2. Bapak Drs. Wisnu Untoro, M.S.
selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Bapak Drs. Agus Budiatmanto, M.Si., Ak. selaku ketua Program Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 4. Bapak
Drs. Sri Hanggono, M.Si., Ak. selaku Dosen Pembimbing
Lapangan, terima kasih atas bimbingan dan sarannya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Bapak maupun Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu praktik dan teori selama masa perkuliahan di Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta. 6. Bapak I Gede Ketut Oka, SE selaku Manager Keuangan, Komersial dan Umum PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Bandar Udara Adi Soemarmo Surakarta yang memberikan ijin dan bimbingan untuk melakukan penelitian. 7. Bapak Djodi Haribowo, SE selaku Asisten Manager Akuntansi dan Anggaran yang telah membimbing di PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Bandar Udara Adi Soemarmo Surakarta. 8. Seluruh Staf Karyawan Dinas Akuntansi dan Anggaran PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Bandar Udara Adi Soemarmo Surakarta. Ibu Ruswati, Ibu Anik, Ibu Susi, dan Mas Reza yang dengan sabar membimbing dan membagi ilmunya kepada penulis dalam penyusunan Tugas Akhir ini. 9. Seluruh direksi, staf, serta karyawan di PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) Bandar Udara Adi Soemarmo Surakarta. 10. Bapak, Ibu dan Adik tercinta yang menjadi alasan penulis untuk terus bertahan ditengah kepalsuan duniawi, ditengah hiruk pikuk kemunafikan manusia. Terimakasih untuk doa yang tiada henti hingga saat ini, dan Terimakasih telah menjadi alasan penulis untuk tetap bertahan hidup. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11. Kost Putri Rinenggo dan jajaran penunggunya yang menjadi tempat perlindungan penulis dan menjadi saksi tawa, canda, dan tangis kehidupan penulis di kota perantauan. 12. Keluarga MEPA-UNS yang selalu berbahagia, salam canda tawa dari MEPA 09.011. 13. Teruntuk sosok yang tanpa sadar menjadi penyemangat bagi penulis dalam menyelesaikan tanggung jawab ini, semoga penulis juga menjadi penyemangat bagi penulisan skripsinya (FBA).
Penulis menyadari tidak pernah ada manusia yang terlahir sempurna. Meskipun telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyelesaikan dan menyusun Tugas Akhir ini, akan tetapi karya ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan Tugas Akhir ini. Dan semoga Tugas Akhir ini bermanfaat bagi akademi, perusahaan serta para pembaca yang budiman. Surakarta, 15 Juni 2012
Penulis
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i ABSTRACT ............................................................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................
iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................
v
KATA PENGANTAR..........................................................................................
vi
DAFTAR ISI.........................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiii BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Perusahaan .....................................................
1
B. Latar Belakang ..............................................................................
21
C. Perumusan Masalah ......................................................................
23
D. Tujuan Penelitian ..........................................................................
23
E. Manfaat Penelitian ........................................................................
24
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Pustaka...........................................................................
25
1. Pengertian Sistem ....................................................................
25
2. Pengertian Prosedur.................................................................
25
3. Keretkaitan antara Sistem dan Prosedur ................................
26
4. Pengertian Informasi ............................................................... commit to user
26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Halaman 5. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi.................................
27
6. Pengertian Kas .........................................................................
29
7. Devinisi Pengawasan Intern Kas ............................................
29
8. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas ........................................
30
9. Sistem Penerimaan Kas Dari Penjualan Tunai ......................
31
10. Sistem Penerimaan Kas dari Piutang (Penjualan Kredit) ..................................................................................................
34
11. Pengertian Fungsi Kasir ..........................................................
37
12. Tugas dan Wewenang Kasir dalam Perusahaan ....................
38
13. Pentingnya Fungsi Kas dalam Perusahaan terhadap Sistem Penerimaan Kas.........................................................
39
B. Pembahasan ...................................................................................
39
1. Dasar-Dasar Akuntansi Keuangan PT. Angkasa Pura I (Persero) ...................................................................................
39
2. Sistem Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai pada PT. Angkasa Pura I (Persero) .................................................
42
3. Sistem Penerimaan Kas dari Penagihan Piutang pada PT. Angkasa Pura I (Persero) .................................................
52
4. Analisis Dampak Kekosongan Kasir pada Jam Kerja Terhadap Sistem Penerimaan Kas PT. Angkasa Pura I (Persero) .................................................................................... commit to user
63
perpustakaan.uns.ac.id
BAB III
BAB IV
digilib.uns.ac.id
TEMUAN A. Kelebihan ......................................................................................
69
B. Kelemahan .....................................................................................
70
PENUTUP A. Simpulan........................................................................................
72
B. Saran ..............................................................................................
73
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Halaman Tabel I.1.
Klasifikasi bandara yang dikelola oleh PT. Angkasa Pura .......
commit to user
4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1.1
Struktur Organisasi PT. Angkasa Pura I (Persero) .......................
Gambar II.1
Bagan Alir Sistem Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai
9
PT Angkasa Pura I (Persero)........................................................... 48 Gambar II.2 Bagan Alir Sistem Penerimaan Kas dari Penagihan Piutang PT Angkasa Pura I (Persero)........................................................... 58
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
ANALISIS DAMPAK KEKOSONGAN KASIR PADA JAM KERJA TERHADAP SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS PADA PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) SURAKARTA
WAHYU FITRIA ANGGRAENI F3309128
PT Angkasa Pura merupakan sebuah Badan Usaha Milik Negara di bawah Departemen Perhubungan yang bergerak di bidang pengelolaan dan pegusahaan bandar udara di Indonesia. Perusahaan ini lebih bergerak pada pelayanan jasa. Kas merupakan aktiva paling likuid yang mudah untuk diselewengkan apabila tidak dilindungi dengansistem penerimaan kas yang baik. Salah satu fungsi penting dalam sistem penerimaan kas adalah fungsi kasir. Hal inilah yang mendorong penulis untuk mengangkat tema sistem akuntansi penerimaan kas dan memfokuskan pada kekosongan kasir yang sering didapati ketika jam kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak kekosongan kasir pada jam kerja terhadap sistem penerimaan kas perusahaan. Pada intinya secara keseluruhan sistem akuntansi penerimaan kas PT. Angkasa Pura I (Persero) Surakarta sudah cukup baik. Meskipun demikian terdapat beberapa kelemahan salah satunya didapati loket kasir yang kosong pada jam kerja. Hal ini memunculkan beberapa masalah antaralain terjadinya perangkapan fungsi yang berdampak pada sistem akuntansi penerimaan kas perusahaan itu sendiri. tidak hanya itu tampak pula pengendalian intern atas kas yang kurang. Dari kememahan-kelemahan yang ditemukan pada penelitian, maka penulis merekomendasikan untuk mengangkat staf pembantu kasir secara resmi. Tidak hanya membantu kasir dalam menjaga loket kasir, staf pembantu ini juga dapat membantu kasir untuk memeintakan otorisasi kepada beberapa fungsi terkait sistem penerimaan kas.
Kata Kunci: Sistem Informasi Akuntansi, Kas, Kasir
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
ANALISIS DAMPAK KEKOSONGAN KASIR PADA JAM KERJA TERHADAP SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS PADA PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) SURAKARTA
WAHYU FITRIA ANGGRAENI F3309128
The purpose of this research is PT Angkasa Pura,. It is a State Owned Enterprise under the Ministry of Transportation that is engaged in the management and airports effort in Indonesia. The company is more engaged in service activities. Cash is the easiest liquid assets to be distorted if it is not protected properly by cash receipts system. One of the important functions in the cash receipt system is a cashier function. This reason has encouraged the writer to discuss the theme of cash receipts and accounting system that focus on the gaps that are often found in cashier inanition in work hour. This study is aimed to analyze the effect of cashier inanition in work hour towards the company's cash receipts system. In essence, the overall cash receipts accounting system of PT. Angkasa Pura I (Persero) Surakarta is good enough. Nevertheless, there are some weaknesses for example there is an empty booth cashier at work hour. This raises several issues for example double functions that impact on the company's cash receipts accounting system itself. Besides, there is also less of internal control over cash. From the weaknesses that are found in this study, the writer recommends to promote the cashier supporting staff officially. Not only helps in keeping the checkout counter cashier, supporting staff can also help the cashier to authorize several functions related to cash receipts system. Key words: Accountancy information system, cash, cashier
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1. Sejarah Berdirinya Perusahaan Bandara Adi Soemarmo pertama kali dibangun oleh pemerintah kolonial belanda pada tahun 1940 untuk lapangan terbang darurat. Pada tahun 1942, bandara itu dibangun kembali oleh pemerintah jepang dan digunakan untuk basis militer penerbangan angkatan laut. Setelah Indonesia merdeka, bandara ini langsung dimanfaatkan oleh pemerintahan Soekarno sebagai tempat penerbangan militer. Semula nama bandara ini adalah penerbangan surakarta namun dirubah menjadi Pangkalan Udara Panasan. Mengingat, keberadaan bandara ini berada di Desa Panasan. Pada 25 Juli 1979 di era orde baru berubah lagi namanya menjadi Pangkalan Udara Utama (Lanuma) Adi Soemarmo. Nama ini diambil untuk menghormati pahlawan bangsa almarhum Kapten Udara Anumerta Adi Soemarmo Wiryo Koesoemo. Sejak saat itu, bandara ini menjadi milik TNI AU. Tahun 1989 Bandara Adi Soemarmo ditetapkan menjadi bandara internasional, sekaligus dibangun bandara baru. Namun Krisis Moneter yang muncul beberapa tahun lalu membuat nasib bandara baru ini terkatung-katung. Setelah memiliki bandara baru, manajemen PT. Angkasa Pura I (Persero) menyerahkan terminal lama kepada TNI AU commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sebagai pemilik lahan. Namun mengenai runway masih menggunakan yang lama yang panjangnya mencapai 2650 meter. Pada Tanggal 7 Maret 2009, terminal baru Bandara Adi Soemarmo diresmikan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono. Terminal yang terdiri dari tiga lantai tersebut dibangun diatas lahan seluas 13.000 meter persegi dan menelan biaya 58 milyar rupiah. Terminal baru ini memiliki fasilitas parking 9 pesawat bertubuh kecil (narrow body) dan 3 pesawat bertubuh besar (wide body), seperti Boeing 737200, 737-300, 737-400. Terminal baru berbentuk bangunan khas Jawa (Joglo) ini terletak tepat di belakang bandara lama. Terminal baru mampu menampung total 600 orang dan akan dilengkapi dengan lounge Tenaga Kerja Indonesia (TKI). Setelah membangun terminal, PT. Angkasa Pura I (Persero) telah membangun jalan akses khusus ke bandara sepanjang 529,8 meter yang dimulai pada tahun 2009 dan telah selesai pada tahun 2010. Bandara Adi Soemarmo berada pada 14 kilometer ke arah barat kota Surakarta. Secara administratif Bandara Adi Soemarmo berada di wilayah Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Boyolali. Bandara Adi Soemarmo merupakan salah satu di antara 13 bandara yang dikelola oleh BUMN PT (Persero) Angkasa Pura I. Pada masa mendatang Bandara Adi Soemarmo diproyeksikan menjadi Gerbang Udara Utama (Premiere Gateway) sekaligus sebagai “The Centre of Regional Development” bagi kegiatan pariwisata, industri dan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perdagangan di wilayah Jateng dan Daerah Istimewa Yogyakarta hingga Jawa Timur bagian barat daya. Bandar Udara Adi Soemarmo merupakan buah karya putra-putri Indonesia dengan konsep arsitektur joglo khas Jawa. Berbagai ornamen dan arsitektur Jawa menambah kelebihan bandara tersebut. Bandara Adi Soemarmo yang ditunjang peralatan navigasi keselamatan penerbangan itu landasannya bisa menampung sembilan pesawat berbadan lebar jenis boeing 737, airbus, serta boeing 747 dengan beban terbatas untuk angkutan haji. Terminal Bandara Adi Soemarmo mampu menampung 2,5 juta penumpang per tahun. PT Angkasa Pura merupakan sebuah Badan Usaha Milik Negara di bawah Departemen Perhubungan yang bergerak di bidang pengelolaan dan pegusahaan bandar udara di Indonesia. Perusahaan ini dibagi menjadi dua bagian antara lain sebagai berikut : a. PT Angkasa Pura I (Persero) Perusahaan ini menitik beratkan bandar udara di wilayah timur Indonesia. b. PT Angkasa Pura II (Persero) Perusahaan ini menitik beratkan bandar udara di wilayah barat Indonesia. Berikut ini pembagian bandar udara yang dikelola oleh PT. Angkasa Pura, antara lain :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel II.1 Klasifikasi bandara yang dikelola oleh PT. Angkasa Pura (Persero).
PT ANGKASA PURA I
PT ANGKASA PURA II
1. Bandara Ngurah Rai
1. Bandara Internasional Soekarno-Hatta
2. Bandara Juanda
2. Bandara Halim Perdanakusuma
3. Bandara Sepinggan
3. Bandara Husein Sastranegara
4. Bandara Hasanuddin
4. Bandara Polonia
5. Bandara Sam Ratulangi
5. Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II
6. Bandara Adi Sumarmo 7. Bandara Frans Kaisiepo
6. Bandara Sultan Syarif Kasim II 7. Bandara Minangkabau
8. Bandara Selaparang
8. Bandara Supadio
9. Bandara Pattimura
9. Bandara Raja Haji Fisabilillah
10. Bandara Ahmad Yani
10. Bandara Sultan Thaha
11. Bandara Adi Sutjipto
11. Bandara Depati Amir
12. Bandara Juwata
12. Bandara Sultan Iskandar Muda
13. Bandara Syamsuddin Noor 14. Bandara El Tari
Su
mber: http://id.wikipedia.org/wiki/Angkasa Pura /29/02/2012, 22.03 2. Visi dan Misi Perusahaan Adapun Visi dan Misi Perusahaan PT. Angkasa Pura I (Persero) antara lain sebagai berikut: a. Visi 1.
Menjadi perusahaan yang dapat diandalkan oleh perusahaan penerbangan, pemerintah, mitra kerja, pemegang saham, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
masyarakat dan karyawan sejajar dengan perusahaan sejenis di kawasan Asia Pasific. 2.
Menjadi Perusahaan yang efisien, proaktif, mengandalkan sistem dan prosedur, serta selalu komitmen terhadap kualitas pelayanan.
b. Misi 1. PT. Angkasa Pura I (Persero) Bandara Internasional Adi Soemarmo fasilitas
Surakarta bandara,
adalah jasa
perusahaan properti
penyelenggara
serta
konsultasi
kebandarusahaan yang dapat diandalkan dikawasan Asia Pasific. 2. PT. Angkasa Pura I (Persero) Bandara Internasional Adi Soemarmo Surakarta menciptakan standar efisiensi yang menjadi ukuran bagi perusahaan sejenis di Indonesia dan memberikan
pelayanan
dengan
kualitas
tinggi
kepada
perusahaan penerbangan, penumpang, mitra usaha, dan masyarakat pengguna jasa lainnya. 3. PT. Angkasa Pura I (Persero) Bandara Internasional Adi Soemarmo Surakarta menjalakan usaha dengan komitmen untuk tumbuh secara wajar dengan tetap berusaha menjadi partner pemerintah dalam peningkatan ekonomi nasional, tanggap terhadap lingkungan sekitar Bandar Udara, dan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menjadikan
karyawan
sebagai
asset
yang
dapat
mengembangkan kompetensi di bidang kebandarusahaan.
3. Tujuan dan Kegiatan Perusahaan Adapun tujuan dan kegiatan usahanya adalah untuk melaksanakan dan menunjang kebijakan dan program pemerintah di bidang ekonomi dan
pembangunan
serta
memupuk
keuntungan
dengan
menyelenggarakan usaha jasa kebandarudaraan dalam arti seluasluasnya dan usaha-usaha lainnya yang mempunyai hubungan dengan usaha tersebut. 4. Kebijakan Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Perusahaan Laporan keuangan perusahaan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan (yang disajikan sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), dan catatan atas laporan keuangan, laporan lain serta materi penjelasan yang emrupakan bagian integral dari laporan keuangan. Laporan keuangan disusun dan disajikan dengan menggunakan prinsip dan praktik akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yang tertuang dalam Pernyataan Standart Akuntansi Berterima Umum (PSAK). Laporan keuangan disusun berdasarkan nilai historis, kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Laporan keuangan perusahaan juda di susun atas dasar asumsi kelangsungan usaha perusahaan dan akan melanjutkan usahanya di masa depan. Periode akuntansi perusahaan dimulai tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember setiap tahunnya. Mata uang pelaporan yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan adalah mata uang rupiah (Rp). Penentuan
laba
periodik
dan
posisi
keuangan
dilakukan
berddasarkan bisnis akrual, yang merupakan pengukuran aset dan kewajiban serta perubahannya pada saat terjadinya, bukan hanya pada saat penerimaan dan pengeluaran tunai saja. Tanggal pisah batas pembukuan (cut off date) perusahaan setiap tahunnya adalah pada tanggal 31 Januari tahun berikutnya. Berkaitan dengan hal tersebut, semua dokumen transaksi keuangan yang berkenaan dengan tahun buku sebelumnya harus sudah diserahkan oleh semua unit terkait ke unit akuntansi paling lambat tanggal 31 Januari tahun berikutnya. 5. Kelompok Usaha Perusahaan PT Angkasa Pura I memiliki tiga kelompok usaha antara lain : a. Aeronautika Air Traffic Service (ATS) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Merupakan pelayanan jasa navigasi penerbangan. Produk pelayanan jasa penerbangan ini terdiri dari Route Charge Domestik dan Internasional serta Overflying (internasional). b. Aeronautika Non-air Traffic Service Merupakan pelayanan jasa kebandarudaraan yang meliputi Pelayanan Jasa Pendaratan, Penempatan dan Penyimpanan Pesawat (PJP2U). Pelayanan jasa Garbarata (Aviobridge). c. Non Aeronautika Merupakan pelayanan jasa yang tidak berhubungan langsung dengan kebandarudaraan. Antara lain meliputi jasa pemakaian counter, conveyer, utilitas, sewa dan konsesi, pemasangan reklame dan cargo were housing. 6. Struktur Organisasi Struktur organisasi merupakan suatu kerangka ( framework ) pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang
dibentuk
untuk
melaksanakan
kegiatan-kegiatan
pokok
perusahaan. Selain pembagian tanggung jawab fungsional terdapat pula wewenang yang dimiliki masing-masing unit organisasi. Adapun struktur organisasi PT. Angkasa Pura I (Persero) adalah sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7. Deskripsi Jabatan 1. General Manager General manager mempunyai tugas antara lain: a. mengendalikan seluruh kegiatan jasa pelayanan operasi lalulintas udara dan bandara, b. mengendalikan kegiatan pemeliharaan fasilitas dan teknik bandara, c. mengendalikan
kegiatan
pelayanan
komersial
dan
pengembangan usaha bandara, d. mengendalikan kegiatan pengelolaan keuangan, personalia, dan administrasi. 2. Airport Duty Manager (ADM) Airport Duty Manager (ADM) disebut juga Office In Charge (OIC)
merupakan
staf
fungsional
yang
memilki
fungsi
penanggulangan masalah pelayanan dan kebandarusahaan selama waktu berlangsungnya kegiatan pelayanan operasi bandara, yang menjalankan tugasnya secara bergiliran. Dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya, Airport Duty Manager (ADM) bertanggung jawab kepada general manager. 3. Kepala Unit Pengadaan Kepala Unit Pengadaan bertugas menangani pengadaan dan pemesanan kupon PJP2U. Kepala Unit Pengadaan bertanggung jawab kepada general manager. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Divisi Operasi dan Teknik a. Kedudukan Divisi Operasi dan Teknik berada di bawah general manager dan bertanggung jawab kepada general manager. Dalam pelaksanaan dan pengelolaan kegiatannya, Divisi Operasi
dan
Teknik
dipimpin
oleh
seorang
manajer
operasional dan teknik. b. Fungsi Divisi Operasi dan Teknik Divisi Operasi dan Teknik memilki fungsi pengelolaan pelayanan operasi lalu lintas penerbangan (air traffic service), pelayanan operasi bandar udara (airport sevice), penyediaan fasilitas teknik umum, serta penyediaan peralatan elektronika dan listrik di bandar udara sesuai ketentuan yang berlaku. c. Tugas Divisi Operasi dan Teknik Dalam rangka menyelenggarakan fungsi unit kerja, Divisi Operasi dan Teknik memiliki tugas: 1) menyiapkan,
melaksanakan,
mengendalikan
dan
melaporkan kegiatan pelayanan jasa operasi keselamatan dan keamanan bandar udara, 2) menyiapkan,
melaksanakan,
mengendalikan,
dan
melaporkan kegiatan jasa operasi bandar udara, 3) menyiapkan,
melaksanakan,
mengendalikan,
melaporkan kegiatan jasa lalu lintas penerbangan, commit to user
dan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4) menyiapkan,
melaksanakan,
mengendalikan,
dan
melaporkan kegiatan pembangunan dan pemeliharaan fasilitas teknik umum dan peralatan kebandarusahaan, 5) menyiapkan,
melaksanakan,
mengendalikan,
dan
melaporkan kegiatan pembangunan dan pemeliharaan fasilitas teknik elektronika dan listrik bandar udara. d. Susunan organisasi, fungsi, dan tugas dinas-dinas di bawah Divisi Operasi dan Teknik Susunan organisasi, fungsi, dan tugas dinas-dinas di bawah Divisi Operasi dan Teknik adalah sebagai berikut. 1) Dinas Keselamatan dan Keamanan Dinas Keselamatan dan Keamanan dipimpin oleh assistant manager keselamatan dan keamanan. Dinas Keselamatan dan Keamanan memiliki fungsi dan tugas sebagai berikut. a)
Dinas
Keselamatan
dan
Keamanan
berfungsi
sebagai penyelenggara kegiatan pelayanan operasi pertolongan kecelakaan penerbangan dan pemadaman kebakaran serta operasi pengamanan bandar udara sesuai dengan ketentuan yang berlaku. b)
Dalam
rangka
menjalankan
fungsinya,
Dinas
Keselamatan dan Keamanan memiliki tugas membuat rencana kerja, menyelenggarakan, dan melaporkan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
hasil
pelaksanaan
kegiatan
pelatihan
operasi
pertolongan kecelakaan penerbangan dan pemadaman kebakaran serta pengamanan dan penertiban umum bandar udara. 2) Dinas Pelayanan Bandara Dinas Pelayanan Bandara dipimpin oleh seorang assistant manager pelayanan bandara. Dinas Pelayanan Bandara mempunyai fungsi dan tugas sebagai berikut. a)
Dinas
Pelayanan
Bandara
berfungsi
menyelenggarakan kegiatan pelayan operasi sisi udara (air side), sisi darat (land side), terminal, dan penerangan bandara sesuai dengan ketentuan yang berlaku. b)
Dalam
rangka
menjalankan
fungsinya,
Dinas
Pelayanan Bandara bertugas membuat rencana kerja, menyelenggarakan, dan melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan pelayanaan operasi sisi udara (air side), sisi darat (land side), terminal, dan penerangan bandara. 3) Dinas Operasi Lalu Lintas Penerbangan Dinas Operasi Lalu Lintas Penerbangan dipimpin oleh seorang assistant manager operasi lalu lintas penerbangan. Dinas Operasi Lalu Lintas Penerbangan memiliki fungsi dan tugas sebagai berikut. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a)
Dinas Operasi Lalu Lintas Penerbangan berfungsi menyelenggarakan kegiatan pelayanan jasa operasi lalu lintas penerbangan serta menunjang kegiatan pencarian dan pertolongan kecelakaan penerbangan di daerah Aerodrome Traffic Zone (ATZ), pelayanan jasa bantuan operasi penerbangan berupa komunikasi penerbangan, penerangan aeronautika sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
b)
Dalam rangka menjalankan fungsinya Dinas Operasi Lalu Lintas Penerbangan memiliki tugas membuat rencana kerja, menyelenggarakan, dan melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan pelayanaan jasa operasi lalu lintas penerbangan serta menunjang kegiatan pencarian dan pertolongan kecelakaan penerbangan di daerah Aerodrome Traffic Zone (ATZ), pelayanan jasa bantuan operasi penerbangan berupa komunikasi penerbangan, penerangan aeronautika.
4) Dinas Peralatan dan Teknik Umum Dinas Peralatan dan Teknik Umum dipimpin oleh seorang assistant manager peralatan dan teknik umum. Dinas Peralatan dan Teknik Umum mempunyai fungsi dan tugas sebagai berikut. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a)
Dinas Peralatan dan Teknik Umum berfungsi dalam penyiapan pakai fasilitas bangunan, landasan, tata lingkungan bandara, mekanikal, air, kendaraan operasi, alat-alat besar, dan perbengkelan sesuai ketentuan yang berlaku.
b)
Dalam
rangka
menjalankan
fungsinya,
Dinas
Peralatan dan Teknik Umum mempunyai tugas membuat
rencana
kerja,
menyelenggarakan,
dan
melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan penyiapan pakai fasilitas bangunan, landasan, tata lingkungan bandara, mekanikal, air, kendaraan operasi, alat-alat besar, dan perbengkelan. 5) Dinas Teknik Elektronika dan Listrik Dinas Teknik Elektronika dan Listrik dipimpin oleh seorang assistant manager teknik elektronika dan listrik. Dinas Teknik Elektronika dan Listrik mempunyai fungsi dan tugas sebagai berikut. a)
Dinas Teknik Elektronika dan Listrik memiliki fungsi penyiapan pakai fasilitas teknik keselamatan penerbangan, listrik, dan peralatan elektronika lainnya sesuai ketentuan yang berlaku.
b)
Dalam
menjalankan
fungsinya, Dinas
Teknik
Elektronika dan Listrik memiliki tugas membuat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
rencana kerja, menyelenggarakan, dan melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan penyiapan pakai fasilitas penerbangan, navigasi udara, radar, elektronika, dan listrik bandara yang memiliki sistem pembangkit dan jaringan listrik.
5. Divisi Keuangan, Komersial, dan Umum a. Kedudukan Divisi Keuangan, Komersial, dan Umum Divisi Keuangan, Komersial, dan Umum berada di bawah general manager dan bertanggung jawab kepada general manager. Dalam pelaksanaan dan pengelolaan kegiatannya, Divisi Keuangan, Komersial, dan Umum dipimpin oleh seorang manajer keuangan komersial dan umum. b. Fungsi Divisi Keuangan, Komersial, dan Umum Divisi Keuangan, Komersial, dan Umum memiliki fungsi pengelolaan
keuangan,
komersial,
pengembangan
usaha,
personalia, administrasi, dan umum sesuai ketentuan yang berlaku. c. Tugas Divisi Keuangan, Komersial, dan Umum Dalam rangka melaksanakan fungsi unit kerja, Divisi Keuangan, Komersial, dan Umum memiliki tugas-tugas sebagai berikut. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan, dan melaporkan kegiatan komersial dan pengembangan usaha. 2) Menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan, dan melaporkan kegiatan akuntansi dan anggaran. 3) Menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan, dan melaporkan kegiatan perbendaharaan, Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). 4) Menyiapkan, melaksanakan, mengendalikan, dan melaporkan kegiatan personalia, administrasi, dan umum. d. Susunan Organsisasi, Fungsi, dan Tugas Dinas-Dinas di bawah Divisi Keuangan, Komersial, dan Umum Susunan organisasi, fungsi, dan tugas dinas-dinas di bawah divisi keuangan, komersial, dan umum antara lain sebagai berikut. 1) Dinas Komersial dan Pengembangan Usaha Dinas Komersial dan Pengembangan Usaha dipimpin oleh
seorang
assistant
manajer
komersial
dan
pengembangan usaha. Dinas Komersial dan Pengembangan Usaha mempunyai fungsi dan tugas sebagai berikut. a)
Dinas Komersial dan Pengembangan Usaha memiliki fungsi penyelenggaraan kegiatan pengembangan produk jasa, pemasaran, dan pemungutan pendapatan jasa pelayanan aeronautika serta non aeronautika sesuai dengan ketentuan yang berlaku. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b)
Dalam
rangka
menjalankan
fungsinya,
Dinas
Komersial dan Pengembangan Usaha memiliki tugas membuat
rencana
kerja,
menyelenggarakan,
dan
melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan pengembangan produk jasa, pemasaran serta pemungutan pendapatan jasa pelayanan aeronautika serta non aeronautika. 2) Dinas Akuntansi dan Anggaran Dinas Akuntansi dan Anggaran dipimpin oleh seorang assistant manager akuntansi dan anggaran. Dinas Akuntansi dan Anggaran memiliki fungsi dan tugas sebagai berikut. a)
Dinas Akuntansi dan Anggaran memiliki fungsi penyelenggaraan kegiatan pencatatan dan pelaporan akuntansi keuangan, akuntansi manajemen, akuntansi persediaan,
dan
aktiva
tetap
serta
menyusun,
mengendalikan, dan melaporkan anggaran perusahaan sesuai ketentuan yang berlaku. b)
Dalam
rangka
menjalankan
fungsinya,
Dinas
Akuntansi dan Anggaran tugas membuat rencana kerja, menyelenggarakan, dan melaporkan hasil pencatatan laporan akuntansi keuangan, akuntansi manajemen, akuntansi persediaan, dan aktiva tetap serta menyusun, pengendalian, dan pelaporan anggaran perusahaan. 3) Dinas Perbendaharaan dan PKBL commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dinas Perbendaharaan dan PKBL dipimpin oleh seorang assistant manager perbendaharaan dan PKBL. Dinas Perbendaharaan dan PKBL. Dinas Perbendaharaan dan PKBL mempunyai fungsi dan tugas sebagai berikut. a)
Dinas Perbendaharaan dan PKBL memiliki fungsi penyelenggaraan penerimaan dan pengeluaran kas/bank (manajemen kas), administrasi dan penyimpanan surat berharga, bukti-bukti kekayaan perusahaan, penghapusan asset, pengelolaan, pernarikan, dan pencairan piutang, perpajakan, pemotongan, dan penyetoran iuran pegawai, kegiatan administrasi keuangan lainnya, pengelolaan peneriman, penyimpanan, dan pengeluaran barang persediaan
barang
administrasinya,
di
serta
gudang
dan
penyaluran
dukungan dana
dan
pengendaliaan PKBL sesuai dengan ketentuan yang berlaku. b)
Dalam
rangka
menjalankan
fungsinya,
Dinas
Perbendaharaan dan PKBL memiliki tugas membuat rencana kerja, menyelenggarakan, dan melaporkan hasil pelaksanaan kegiatan pengelolaan penerimaan dan pengeluaran kas/bank (manajemen kas) administrasi dan penyimpanan surat berharga, bukti-bukti kekayaan perusahaan, penghapusan asset, pengelolaan, penarikan, commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dan pencairan piutang, perpajakan, pemotongan, dan penyetoran
iuran
pegawai,
keuangan
lainnya,
kegiatan
pengelolaan
administrasi penerimaan,
penyimpanan, dan pengeluaran barang persediaan barang di
gudang
dan
dukungan
administrasinya,
serta
penyaluran dana dan pengendaliaan PKBL. 4) Dinas Personalia dan Umum Dinas Personalia dan Umum dipimpin oleh seorang assistant manager personalia dan umum. Dinas Personalia dan Umum mempunyai fungsi dan tugas sebagi berikut. a)
Dinas
Personalia dan
penyelenggaraan
kegiatan
Umum memiliki fungsi pengelolaan
personalia,
ketatausahaan kantor, hokum, hubungan masyarakat, Sistem Informasi Manajemen (SIM), pengadaan barang dan jasa yang bersifat umum sesuai dengan ketentuan yang berlaku. b)
Dalam
rangka
menjalankan
fungsinya,
Dinas
Personalia dan Umum memiliki tugas membuat rencana kerja,
menyelenggarakan,
dan
melaporkan
hasil
pelaksanaan kegiatan perencanaan dan pengembangan personalia, administrasi personalia, ketatausahaan kantor, hokum,
hubungan
masyarakat,
Sistem
Informasi
Manajemen (SIM) sebagai alat bantu untuk mempercepat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dan ketepatan pengembaliaan keputusan manajemen, termasuk perangkat keras dan perangkat lunaknya, kegiatan pengumpulan, pengelolahan, penyajian data, dan laporan, pengadaan barang dan jasa serta pelayanan dan penyimpanan fasilitas umum perkantoran. B. LATAR BELAKANG Dewasa ini perekonomian pada era globalisasi dalam perkembangan dunia usaha semakin meningkat ini berarti adanya persaingan yang semakin ketat. Sebagian besar perusahaan memiliki tujuan yang sama yaitu berorientasi untuk memperoleh keuntungan semaksimal mungkin, meningkatkan efisiensi dalam seluruh operasi perusahaan serta untuk mendorong kepatuhan pada kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen. Beberapa hal yang sering terlupakan adalah ketika perusahaan berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik terkadang beberapa perusahaan sering mengesampingkan mutu pelayanannya terhadap para konsumen. Disinilah peranan beberapa perusahaan terutama perusahaan yang menyediakan pelayanan jasa dituntut untuk bisa mengoptimalkan pelayanannya. PT. Angkasa Pura I (Persero) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang pengelolaan dan pengusahaan bandar udara di Indonesia. Perusahaan ini lebih bergerak kepada pelayanan jasa. Adapun visi perusahaan yang terlebih dahulu telah dibahas diatas menjelaskan bahwa “PT. Angkasa Pura I (Persero) ingin Menjadi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
perusahaan yang dapat diandalkan oleh perusahaan penerbangan, pemerintah, mitra kerja, pemegang saham, masyarakat dan karyawan sejajar dengan perusahaan sejenis di kawasan Asia Pasific dan menjadi Perusahaan yang efisien, proaktif, mengandalkan sistem dan prosedur, serta selalu komitmen terhadap kualitas pelayanan.” Dengan adanya visi ini didampingi dengan misi sebagai motor penggerak yang terlebih dahulu telah disampaikan di atas. Sebagai sorotan adalah misi yang menyebutkan bahwa “PT. Angkasa Pura I (Persero) menciptakan standar efisiensi yang menjadi ukuran bagi perusahaan sejenis di Indonesia dan memberikan pelayanan dengan kualitas tinggi kepada perusahaan penerbangan, penumpang, mitra usaha, dan masyarakat pengguna jasa lainnya.” Dengan demikian untuk mengeseimbangkan antara visi dan misi perusahaan ada baiknya di ikuti dengan meningkatnya mutu pelayaan perusahaan. Karena semakin baik pelayanan perusahaan tersebut dipengaruhi oleh tingkat produktivitas kerja sumber daya manusianya. Kas yaitu aktiva paling likuid, yang merupakan media pertukaran standar dan dasar pengukuran serta akuntansi untuk semua pos-pos lainnya (Kieso, Weygant, dan Warfield, 2007). Fungsi kasir merupakan salah satu fungsi utama yang berhubungan langsung dengan prosedur pengendalian kas. Menurut Setianingtyas dan Falikhatun (2008) fungsi kasir bertugas menerima uang dari penjualan tunai dan memegang dana kas kecil. Fungsi kasir juga bertanggung jawab membuat daftar penerimaan kas dan menyetorkan kas ke bank. Dengan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
demikian fungsi kasir memiliki peranan penting dalam prosedur pengendalian kas. Penelitian ini menitikberatkan pembahasan pada pelayanan kasir terhadap sistem akuntansi penerimaan kas pada PT. Angkasa Pura I Persero. Mengingat kas merupakan motor penggerak untuk menjalankan aktivitas usaha dengan demikian diperlukan sistem dan prosedur yang sistematis. Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka penulis memutuskan untuk mengangkat Tugas Akhir dengan judul “ANALISIS DAMPAK KEKOSONGAN KASIR PADA JAM KERJA TERHADAP SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS PADA PT. ANGKASA PURA I (PERSERO) SURAKARTA” C. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang yang terdapat diatas, dalam tugas akhir ini penulis merumuskan masalah yaitu bagaimana pengaruh kekosongan kasir pada jam kerja terhadap sistem akuntansi penerimaan kas pada PT Angkasa Pura I (Persero). D. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan, maka tujuan yang ingin dicapai antara lain adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui pengaruh kekosongan kasir pada jam kerja terhadap sistem akuntansi penerimaan kas pada PT. Angkasa Pura I (Persero). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Untuk mengidentifikasi kelemahan dan kelebihan dari peranan kasir terhadap sistem akuntansi penerimaan kas PT. Angkasa Pura I (Persero). E. MANFAAT PENELITIAN Manfaat yang akan diperoleh pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Perusahaan Hasil penelitian dari penulis diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan masukan dalam penyusunan kebijakan yang berkaitan dengan fungsi kasir terhadap sistem akuntansi penerimaan kas. 2. Bagi Penulis Hasil penelitian dapat memberikan sumbangan pemikiran dan sebagai bahan perbandingan, untuk melakukan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan peranan fungsi kasir terhadap prosedur penerimaan dan pengeluaran kas. 3. Bagi Pembaca Dapat digunakan untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang sistem akuntansi persediaan bahan baku, serta dapat digunakan sebagai bahan referensi penyusunan tugas akhir dimasa yang akan datang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Pengertian Sistem Menurut Jogiyanto (2005) dalam bukunya Analisis dan Desain Sistem Informasi mengartikan bahwa “sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu” Sedangkan Mulyadi (2001) dalam bukunya Sistem Akuntansi mendefinisikan “sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut
pola
terpadu
untuk
melaksanakan
kegiatan
pokok
perusahaan.” Dengan demikian setiap sistem pasti terdiri dari struktur dan proses. Struktur sistem merupakan unsur-unsur yang membentuk sistem, dan proses sistem yang menjelaskan cara kerja setiap unsur sistem tersebut dalam mencapai tujuan sistem. Dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan suatu kumpulan
prosedur yang disusun
secara sistematis untuk menjalankan suatu fungsi dalam melaksanakan tujuan sistem. 2. Pengertian Prosedur Mulyadi (2001) mengartikan “prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.” commit to user Sedangkan Romney dan Steinbart (2003) berpendapat bahwa
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
“prosedur merupakan urutan kegiatan klerikal yang terdiri dari menulis, menggandakan, menghitung, memberi kode, mendaftar, memilih, memindah, dan membandingkan.” Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa prosedur merupakan proses urutan kegiatan klerikal
yang
diterapkan
dalam
perusahaan
untuk
menjamin
penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang. 3. Keterkaitan antara Sistem dan Prosedur Dengan demikian prosedur merupakan bagian dari pembentuk sistem yang berupa urutan klerikal yang melibatkan beberapa fungsi terkait untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi-transaksi yang terjadi di perusahaan. Keberjalanan sistem tergantung atas prosedur-prosedur pembentuk sistem yang memiliki tujuan tersendiri bagi perusahaan yang telah disusun oleh manajemen. Dengan demikian prosedur dijadikan sebagai tiang penyangga berjalannya perusahaan. 4. Pengertian Informasi Zulkifli (2001) menjelaskan bahwa “informasi adalah bahan yang dihasilkan dari pengolahan data. Data berorientasi pada kegiatan operasional. Dan informasi berorientasi pada kegiatan manajemen.” Sedangkan Al-Bahra (2005) berpendapat lain bahwa “informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai yang nyata atau yang dapat dirasakan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dalam keputusan-keputusan yang sekarang atau keputusan-keputusan yang akan datang.” Dengan demikian jelas bahwa agar informasi itu , menjadi berguna harus disampaikan kepada orang yang tepat pada waktu yang tepat dan dalam bentuk yang tepat pula. Selanjutnya di dalam bukunya Jogiyanto (2005) menyebutkan kualitas dari informasi tergantung dari tiga hal, yaitu. 1. Akurat (accurate), berarti informasi harus bebas dari kesalahankesalahan dan tidak menyesatkan, dalam hal ini informasi harus jelas mencerminkan maksudnya. 2. Tepat waktu (Time Lines), berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak mempunyai nilai lagi karena informasi merupakan suatu landasan dalam mengambil sebuah keputusan dimana bila pengambilan keputusan terlambat maka akan berakibat fatal untuk organisasi. 3. Relevan, berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap individu berbeda tergantung pada yang menerima dan yang membutuhkan. Tidak hanya itu, Jogiyanto (2005) juga menambahkan bahwa nilai dari informasi (value of information) ditentukan dari dua hal, yaitu manfaat dan biaya mendaatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai apabila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Bodnar dan Hopwood (2006) menyatakan bahwa, “Sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya ke dalam informasi, informasi tersebut dikomunikasikan kepada para pembuat keputusan.” Sedangkan menurut Romney dan Steinbart (2000) “Sisten informasi akuntansi adalah serangkaian dari satu atau lebih komponen yang saling berelasi dan berinteraksai untuk mencapai suatu tujuan, yang terdiri dari pelaku, serangkaian prosedur dan teknologi informasi.” Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa sistem informasi akuntansi merupakan kumpulan kegiatan dari organisasi yang bertanggungjawab menyediakan informasi keuangan yang menjalankan tujuan sistem dalam keberjalanan perusahaan. Menurut Mulyadi (2001) menyebutkan beberapa tujuan pengembangan sistem akuntansi antara lain sebagai berikut: a. Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru. b. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada, baik mengenai mutu, ketepatan penyajian, maupun struktur informasinya. c. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern yaitu untuk memperbaiki tingkat keandalan (reliability) informasi akuntansi dan untuk menyediakan catatan lengkap commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mengenai pertanggungjawaban dan perlindungan kekayaan perusahaan. d. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan cataan akuntansi. 6. Pengertian Kas Kas yaitu aktiva paling likuid, yang merupakan media pertukaran standar dan dasar pengukuran serta akuntansi untuk semua pos-pos lainnya (Kieso, Weygant, dan Warfield, 2008). Kieso, Weygant, dan Warfield (2008) mengemukakan bahwa kas merupakan aktiva yang paling rentan disalahgunakan. Manajemen biasanya menghadapi dua masalah akuntansi untuk transaksi kas, yaitu 1. Pengendalian yang yang tepat harus ditetapkan untuk menjamin bahwa tidak ada transaksi yang tidak diotorisasi dicatat oleh pejabat atau karyawan. 2. Menyediakan informasi yang diperlukan untuk mengelola kas yang ada ditangan dan transaksi kas dengan tepat. 7. Definisi Pengawasan Intern Kas Mengacu pada Tugas Akhir Fauzi (2010) menyimpulkan bahwa pengawasan intern adalah pengawasan akuntansi yang meliputi rencana, prosedur, dan pencatatannya yang berfungsi untuk : a. Menjaga kekayaan organisasi. b. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi. c. Mendorong efisiensi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Mendorong dipatuhinya kebijaksanaan manajemen. Jadi, fungsi pengawasan intern kas adalah untuk menjaga agar rencana yang telah ditetapkan dapat berjalan secara menguntungkan, efektif dan ekonomis. Setiap perusahaan memiliki sumber penerimaan kas, baik bersifat rutin maupun tidak. Dengan adanya pengawasan penerimaan yang baik, dapat dipastikan semua sumper penerimaan kas dapat dicatat, diklasifikasikan, dan kelompokan secara tepat dan akurat sesuai dengan ketentuan masing-masing perusahaan yang didukung dengan bukti
penerimaan
kas
yang
dapat
dipertanggungjawabkan
keandalannya. Adapun
tujuan
dilaksanakannya
pengendalian
intern
pada
penerimaan kas antara lain sebagai berikut : a. Untuk menjamin bahwa seluruh penerimaan kas benar diterima dan dicatat sebagaimana mestinya. b. Untuk menciptakan kegunaan sebesar-besarnya dari sejumlah uang yang diterima yang dimiliki oleh perusahaan. c. Untuk membuktikan keberadaan dan kewajaran kas yang tercantum di neraca. d. Untuk mengeliminasi kemungkinan terjadinya penyelewengan kas. 8. Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Mengacu pada buku Sistem Akuntansi Karangan Mulyadi (2001) menjelaskan bahwa “Sistem Informasi Akuntansi Penerimaan Kas commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
adalah satu jaringan prosedur yang dibuat menurut pola yang terpadu untuk melaksanakan kegiatan penerimaan kas dari penjualan rutin dan tidak rutin berdasarkan ketentuan-ketentuan dari perusahaan yang bersangkutan.” Halim (2007) dalam bukunya Akuntansi Keuangan Daerah menegaskan bahwa “Sistem informasi akuntansi penerimaan kas meliputi serangkaian proses baik manual maupun terkomputerisasi, mulai dari pencatatan, penggolongan, peringkasan transaksi dan atau kejadian keuangan hingga pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang berkaitan dengan penerimaan kas.” Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sistem informasi akuntansi penerimaan kas adalah serangkaian proses yang kegiatannya meliputi pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi serta membuat laporan keuangan baik secara manual maupun komputerisasi. 9. Sistem Penerimaan Kas Dari Penjualan Tunai Menurut Mulyadi (2001) sistem akuntansi penerimaan kas terdiri dari: a. Deskripsi Kegiatan Penjualan tunai ini mewajibkan pembeli untuk melakukan pembayaran
terlebih
dahulu
sebelum
dapat
menikmati
pelayanannya. Setelah kas diterima oleh perusahaan selanjutnya pembeli akan menikmati pelayanan kemudian transaksi penjualan tunai dicatat oleh perusahaan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
b.
digilib.uns.ac.id
Fungsi yang terkait 1) Fungsi penjualan Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai, fungsi ini bertanggung jawab menerima order dari pembeli, mengisi faktur penjualan tunai, dan menyerahkan faktur tersebut kepada pembeli untuk kepentingan pembayaran harga barang ke fungsi kas. 2) Fungsi kas Fungsi ini bertanggung jawab sebagai penerima kas dari pembeli. Fungsi ini berada di tangan bagian kasir. 3) Fungsi akuntansi Fungsi ini bertanggung jawab sebagai pencatat transaksi penjualan dan penerimaan kas.
c. Dokumen yang Digunakan 1) Faktur penjualan Dokumen ini berisi beberapa informasi yang diperlukan oleh manajemen mengenai transaksi penjualan tunai. 2) Bukti pembayaran (kuitansi) Dokumen ini merupakan bukti penerimaan kas yang diserahkan kepada yang bersangkutan yang melakukan pembayaran transaksi penjualan secara tunai. 3) Voucher penerimaan kas commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dokumen ini merupakan bukti transaksi yang berisi keterangan penerimaan kas yang untuk keberlanjutannya di arsipkan. d. Catatan Akuntansi yang Digunakan 1) Jurnal Penerimaan Kas Jurnal penerimaan kas digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat penerimaan kas dari berbagai sumber, diantarannya penjualan tunai. e. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem 1) Prosedur penjualan Dalam prosedur ini fungsi penjualan menerima order dari pembeli
dan
membuat
faktur
penjualan
tunai
untuk
memungkinkan pembeli melakukan pembayaran kepada fungsi kas. 2) Prosedur penerimaan kas Dalam prosedur ini fungsi kas menerima pembayaran dari pembeli dan memberikan tanda pembayaran berupa kuitansi dan cap lunas. 3) Prosedur pencatatan penerimaan kas Dalam prosedur ini fungsi akuntansi melakukan pencatatan transaksi penerimaan kas ke dalam jurnal penerimaan kas berdasarkan bukti setor bank yang diterima dari bank melalui fungsi kas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4) Prosedur penyetoran kas ke bank Sistem pengendalian intern terhadap kas mengharuskan penyetoran dengan segera ke bank semua kas yang diterima dalam satu hari. Dalam prosedur ini fungsi kas menyetorkan kas yang diterima dari penjualan tunai ke bank dalam jumlah penuh. 10. Sistem Penerimaan Kas dari Piutang (Penjualan Kredit) Menurut Mulyadi (2001) sistem akuntansi penerimaan kas dari piutang terdiri dari: a. Deskripsi Kegiatan Dalam perusahaan jasa usaha menyewakan jasanya adalah salah satu cara menghasilkan kas. Berbeda dengan penjualan tunai yang biasanya menjadi sumber penerimaan kas yang relatif kecil, penjualan kredit/piutang mampu menyumbang penerimaan kas yang lebih besar. Berdasarkan sistem pengendalian intern yang baik, sistem penerimaan kas dari piutang harus menjamin diterimanya kas dari debitur oleh perusahaan, bukan oleh karyawan yang tidak berhak menerimannya. b. Fungsi yang terkait 1) Fungsi Penjualan Dalam transaksi penerimaan kas dari piutang, fungsi ini bertanggung jawab menerima menerbitkan beberapa surat atau commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
voucher yang menunjukan nominal tagihan piutang yang kemudian di serahkan kepada fungsi penagihan. 2) Fungsi Penagihan Fungsi ini bertanggungjawab untuk melakukan penagihan kepada para debitur perusahaan berdasarkan daftar piutang yang ditagih dari fungsi penjualan. 3) Fungsi Kas Fungsi ini bertanggung jawab atas penerimaan cek dari fungsi penagihan selanjutnya disetorkan kas tersebut ke bank dalam jumlah penuh. Fungsi ini berada ditangan kasir. 4) Fungsi Akuntansi Fungsi ini bertanggungjawab dalam pencatatan penerimaan kas dari piutang ke dalam jurnal penerimaan kas dan berkurangnya piutang ke dalam kartu piutang. c. Dokumen yang Digunakan 1) Surat pemberitahuan (faktur) Dokumen ini dibuat oleh debitur untuk memberitahu maksud pembayaran yang dilakukannya. Bagi perusahaan yang menerima kas dari piutang, surat pemberitahuan ini digunakan sebagai dokumen sumber dalam pencatatan berkurangnya piutang di dalam kartu piutang. 2) Bukti setor bank commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran kas yang diterima dari bagian piutang ke bank. 3) Kuitansi Dokumen ini merupakan bukti penerimaan kas yang dibuat oleh perusahaan bagi para debitur yang telah melakukan pembayaran untang mereka. Kuitansi sebagai tanda penerimaan kas ini dibuat dalam sistem perbankan. 4) Surat pengantar faktur Dokumen ini berisi ketegasan dari bagian penagihan untuk menyampaikan maksud dan tujuan mengirimkan faktur tagihannya. d. Catatan Akuntansi yang Digunakan 1) Kartu Piutang Kartu piutang ini digunakan oleh fungsi tagihan untuk mengetahui saldo piutang para debitur sehingga mengetahui berapa nominal yang seharusnya dilunasi oleh debitur. 2) Jurnal Penerimaan Kas Jurnal penerimaan kas digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat penerimaan kas dari berbagai sumber, diantarannya penjualan tunai. e. Jaringan Sistem Penerimaan Kas dari Piutang melalui Penagihan Perusahaan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Bagian penjualan memberikan daftar piutang yang sudah saatnya ditagih kepada bagian penagihan. 2) Bagian penagihan mengecek kembali jumlah saldo tagihan apakah sudah sesuai. 3) Bagian penagihan kemudian melampirkan surat pengantar faktur atas tagihan dan selanjutnya mengirimkan surat tagihan tersebut kepada debitur. 4) Bagian penagihan menyerahkan cek dari debitur kepada bagian kasir. 5) Bagian
kasir
membuatkan
bukti
penerimaan
kas
dan
menyerahkan kuitansi penerimaan kas kepada debitur sebagai bukti. 6) Bagian penagihan melakukan input nominal yang diterima dari penerimaan kas atas pelunasan piutang untuk selanjutnya agar mengurangi tagihan. 7) Bagian akuntansi melakukan pencatatan penerimaan kas atas pelunasan piutang. 8) Bagian kasir mennyetorkan kas yang diterima atas pelunasan piutan tersebut ke bank. 9) Bagian kasir membuat laporan mutasi kas dalam satu hari. 11. Pengertian Fungsi Kasir Fungsi kasir merupakan salah satu fungsi utama yang berhubungan langsung dengan prosedur pengendalian kas. Menurut Setianingtyas commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dan Falikhatun (2008) “fungsi kasir bertugas menerima uang dari penjualan tunai dan memegang dana kas kecil. Fungsi kasir juga bertanggung jawab membuat daftar penerimaan kas dan menyetorkan kas ke bank.” 12. Tugas dan Wewenang Kasir dalam Perusahaan a. Tugas Kasir Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa fungsi kasir bertugas menerima uang dari penjualan tunai. Tak hanya itu beberapa tugas kasir antara lain sebagai berikut: 1) Melakukan penyetoran kas ke bank secara teratur dalam satu hari. 2) Membuat laporan mutasi kas di akhir hari kerja. 3) Membantu pengawasan terhadap kas mengingat kas merupakan aktiva yang mudah untuk diselewengkan. 4) Bertanggung jawab terhadap kas yang diterima dan dikeluarkan dari perusahaan. b. Wewenang Kasir Beberapa tugas kasir telah disebutkan diatas. Tidak hanya menjalankan tugasnya saja, kasir juga memiliki beberapa wewenang terhadap perusahaan. Antara lain sebagai berikut : 1) Menerima dan mengeluarkan dana transaksi yang berkenaan dengan pembiayaan dan setoran debitur maupun yang berhubungan dengan aktivitas operasional. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Menerima dan mengeluarkan jasa sesuai dengan instruksi direktur melalui bagian keuangan. 3) Memegang dana kas kecil perusahaan. 13. Pentingnya Fungsi Kasir dalam Perusahaan terhadap Sistem Penerimaan Kas Mengingat tanggungjawab dan beberapa tugas kasir yang cukup berat. Fungsi kasir dituntut untuk melaksanakan tugas-tugasnya secara baik dan benar serta meminimalisir kesalahan dalam sistem yang telah ditentukan oleh manajemen perusahaan. Fungsi kasir merupakan gerbang utama dalam sistem yang menjadi satu-satunya bagian yang berhak menerima kas dari transaksi tunai. Dengan demikian adanya fungsi kasir dalam perusahaan merupakan wajib adanya. Atas tanggungjawab yang besar tersebut, kasir harus bisa menjalankan tugasnya sesuai dengan sistem yang ada dalam perusahaan. B. PEMBAHASAN 1. Dasar-Dasar Akuntansi Keuangan PT. Angkasa Pura I (Persero) Berdasarkan Keputusan Direksi PT. Angkasa Pura I (Persero) Nomor: KEP.97/KU.02/2009 tentang Pedeman Akuntansi Keuangan PT. Angkasa Pura I (Persero) menerangkan beberapa sistem informasi akuntansi keuangan perusahaan. Berikut ini sekilas uraian sistem informasi akuntansi keuangan PT. Angkasa Pura I (Persero). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Media pembukuan yang dipergunakan dalam suatu sistem akuntansi keuangan ditetapkan secara efisien dan efektif, dengan tujuan menghasilkan informasi yang tepat waktu, akurat dan tepat guna serta proses akuntansinya menjadi “Auditable”. Selain itu, faktor sekuriti
aspek
pengendalian
intern
merupakan
hal-hal
yang
memerlukan perhatian tersendiri. Tidak berbeda jauh dengan siklus akuntansi pada umumnya, pada PT. Angkasa Pura I (Persero) memiliki sistem akuntansi sebagai berikut: 1) Formulir Merupakan
dokumen pertama yang digunakan
untuk
merekam terjadinya transaksi. Formulir merupakan media untuk mencatat peristiwa yang terjadi dalam organisasi ke dalam catatan akuntansi. Dengan forulir ini, data yang bersangkutan dengan transakasi direkam pertama kalinya sebagai dasar pencatatan dalam catatan akuntansi. 2) Jurnal Merupakan media akuntansi dalam perubahan hak dan kewajiban tang berkaitan dengan transaksi keuangan yang dikelompokan dalam kelompok debet dan kelompok kredit sesuai dengan kode daftar akun perusahaan. 3) Buku Besar Pembantu commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Merupakan kumpulan dari nama akun dan kode akun yang diklasifikasikan atau dikelompokan terinci sesuai dengan nilai transaksi keuangan setelah dilakukan posting atas transaksi tersebut secara periodik. 4) Buku Tambahan Merupakan tambahan dari buku besar pembantu yang digunakan untuk mengklasifikasikan atau dikelompokan terinci dari buku tambahan piutang usaha, piutang lain-lain, dan lain sebagainya. 5) Buku Besar Merupakan kumpulan dari buku besar pembantu setelah dilakukan posting atas transaksi tersebut secara periodik. Nama akun dan kode akun dalam buku besar ini disediakan sesuai dengan unsur-unsur yang akan disajikan dalam laporan keuangan. 6) Neraca Lajur Merupakan
kertas
kerja
yang
dipergunakan
untuk
penyusunan laporan keuangan secara periodik dari transaksitransaksi keuangan setelah dilakukan posting dalam buku besar dan buku besar pembantu, dengan menjumlah tiap-tiap nilai transaksi pada setiap nama akun yang terdapat pada neraca dan laba rugi. 7) Laporan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Merupakan
hasil
akhir
proses
akuntansi
yang
menggambarkan posisi keuangan perusahaan pada akhir periode tertentu yang terdiri dari neraca, laba rugi, laporan arus kas dan alporan perubahan ekuitas serta catatan atas laporan keuangan. 2. Sistem Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai pada PT. Angkasa Pura I (Persero) a. Deskripsi Kegiatan Dengan
mempelajari
lebih
lanjut
Tugas
Akhir
dari
Ardiansyah (2010) dan melakukan pengamatan pada waktu kegiatan magang dalam menjalankan kegiatan usahanya PT. (Persero) Angkasa Pura I Bandara Adisoemarmo Surakarta memiliki beberapa sumber penerimaan kas yaitu dari hasil penjualan tunai dan penerimaan kas dari hasil pelunasan piutang penjualan kreditnya. Penerimaan kas dari penjualan tunai ini diperoleh salah satunya dari pendapatan PJP2U (Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara). Misalnya seorang penumpang harus membayar kupon PJP2U untuk mamasuki area terminal. b. Fungsi Terkait 1) Bagian Kasir Bagian Kasir memiliki tugas sebagai berikut: a) Menerima dan menyimpan pembayaran dari debitur. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b) Menyiapkan Bukti Penerimaan Kas/Bank rangkap tiga dan kuitansi rangkap dua. Pada Bukti Penerimaan Kas lembar satu dan dua diserahkan kepada Dinas Akuntansi dan Anggaran, dang lembar tiga diserahkan kepada debitur. c) Mencatat pemasukan kas dalam aplikasi kasir. d) Mengirimkan Bukti Penerimaan Kas/Bank ke Dinas Perbendaharaan dan PKBL untuk diverifikasi dan diotorisasi. e) Menyerahkan Kuitansi yang telah diotorisasi kepada debitur baserta Bukti Penerimaan Kas / Bank. f) Mengirimkan Bukti Penerimaan Kas/Bank lembar satu dan dua ke bagian Akuntansi dan Anggaran untuk dilakukan pencatatan kemudian diarsipkan. 2) Assisten Manager Dinas Perbendaharaan dan PKBL Melakukan verifikasi dan otorisasi Bukti Penerimaan Kas / Bank sebagai media control kas masuk perusahaan. 3) Assisten Managar Dinas Akuntansi dan Anggaran Melakukan verivikasi dan otorisasi terhadap dokumen Bukti Penerimaan Kas / Bank sebelum diserahkan kepada bagian akuntansi dan anggaran untuk coding dan pencatatan transaksi. 4) Bagian Akuntansi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a) Menerima Bukti Penerimaan Kas / Bank dari bagian kasir. b) Melakukan Coding terhadap dokumen tersebut. c) Mencatat pemasukan kas kedalam Jurnal Penerimaan Kas dan posting ke Buku Besar. d) Melakukan Pengarsipan Bukti Penerimaan Kas/Bank berdasarkan nomor urut sesuai kode yang tercetak pada Bukti Penerimaan Kas / Bank. c. Dokumen Terkait 1) Bukti Penerimaan Kas / Bank (BPK) Bukti penerimaan kas / bank ini merupakan bukti transaksi utama perusahaan yang sah sebagai dasar penerimaan dan pencataat kas setelah diotorisasi oleh para ordonatur terkait. Pada PT. Angkasa Pura I (Persero) ini bukti penerimaan kas / bank merupakan bukti transaksi berwarna biru yang memiliki nomor tercetak sebagai kode. Misalnya: a) Penerimaan kas dengan kode
: EA.31-01
b) Penerimaan bank BNI
: EA.04-01
c) Penerimaan bank BRI
: EA.06-01
d) Penerimaan bank Mandiri
: EA.01.01
Nomor-nomor ini tercetak di setiap bukti penerimaan kas / bank.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Kuitansi Merupakan dokumen bukti penerimaan kas yang digunakan oleh perusahaan, dicetak berlogo perusahaan yang, dengan nomor seri tercetak. d. Catatan Akuntansi yang Digunakan 1) Jurnal Penerimaan Kas Digunakan untuk mencatat pemasukan / penerimaan kas PT. Angkasa Pura I (Persero). Pada praktiknya dalam perusahaan ini menggunakan aplikasi akuntansi yang bernama SIMKEU (Sistem Keuangan). Sehingga tidak dilakukan lagi pencatatan secara manual pada umumnya yang telah banyak di praktikkan dalam masa perkuliahan. Sebagai contoh salah satu pencatatan penerimaan penjualan tunai atas PJP2U adalah sebagai berikut: DR Kas/Bank CR Pendapatan PJP2U Domestik
xxx xxx
2) Buku Besar Dalam praktiknya dengan menggunakan aplikasi akuntansi SIMKEU pada PT. Angkasa Pura I (Persero) Buku Besar ini sudah dapat dilihat ketika petugas akuntansi menginputkan jurnalnya. Sehingga aplikasi yang telah dimiliki oleh PT. Angkasa Pura I (Persero) ini sangat memudahkan sistematika akuntansi perusahaan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
e. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai PT. Angkasa Pura I (Persero) 1) Debitur sebagai pihak yang menyerahkan kas secara tunai maupun cek dengan membawa bukti-bukti (nota/surat pengantar pembayaran) dan menyerahkannya kepada kasir. 2) Sebagai bukti bahwa kas telah diterima maka kasir menyiapkan kuitansi rangkap dua serta bukti penerimaan kas / bank ke Assisten Manager Perbendaharaan dan PKBL atau stafnya agar memberikan otorisasinya terhadap penerimaan kas yang diterima pada kolom yang tersedia. 3) Setelah diotorisasi oleh Assisten Manager Perbendaharaan dan PKBL selanjutnya bagian kasir menyerahkan bukti penerimaan kas / bank lembar ketiga dan kuitansi lembar kedua kepada debitur sebagai pihak penyetor. Dan melakukan pencatatan atas kas yang di terima untuk pembuatan laporan posisi kas harian. 4) Selanjutnya lembar pertama dan kedua bukti penerimaan kas /
bank,
kuitansi
lembar
pertama
beserta
dokumen
pendukungnya diserahkan kepada Assisten Manager Dinas Akuntansi dan Anggaran untuk verifikasi dan otorisasi terhadap kelengkapan dan legalitas bukti-bukti atau dokumen asli yang melampiri. Setelah benar dan otorisasi, selanjutnya Assisten
manager Dinas commit to user
Akuntansi
dan
Anggaran
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menyerahkan dua rangkap bukti penerimaan kas / bank kepada
petugas
bagian
akuntansi.
Bagian
akuntansi
melakukan coding dan entry data dalam aplikasi akuntansi perusahaan SIMKEU. 5) Bagian Akuntansi melakukan penjurnalan sesuai dengan bukti penerimaan kas dan kemudian dokumen tersebut diarsipkan sesuai tanggal terjadinya transaksi nan nomor urut tercetak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
f. Bagan Alir Sistem Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai PT. Angkasa Pura I (Persero) BAGIAN KASIR
2
MULAI
Diterima Uang Menerima pembayaran dan menyiapkan BPK
2 1
KUITANSI 3 2 2
1
BPK
1
KIUTANSI 3 2
BPK
1
Melakukan pencatatan kas masuk
Kepada Penyetor
1
BPK : Bukti Penerimaan Kas
3
Laporan Posisi Kas
Gambar II.1 Bagan Alir Sistem Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ASSISTEN MANAGER PERBENDAHARAAN DAN PKBL 1
2 1
KUITANSI 3 2 1
BPK
Verifikasi dan otorisasi
2 1
KUITANSI 3 2 1
BPK
BPK : Bukti Penerimaan Kas 2
Gambar II.1 Bagan Alir Sistem Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai (Lanjutan) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ASSISTEN MANAGER AKUNTANSI DAN ANGGARAN
3
KUITANSI
1
2
BPK
1
Verifikasi dan Otorisasi
KUITANSI
1
2
BPK
1
BPK : Bukti Penerimaan Kas 4
Gambar II.1 Bagan Alir Sistem Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai (Lanjutan) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAGIAN AKUNTANSI 4
1
KUITANSI 2 1
BPK
Coding dan Pencatatan
KUITANSI
1
2 1
BPK
BPK : Bukti Penerimaan Kas
N
Jurnal Penerimaan Kas
Diarsipkan Buku Besar
SELESAI
Gambar II.1 Bagan Alir Sistem Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai (Lanjutan) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3. Sistem Penerimaan Kas dari Penagihan Piutang pada PT. Angkasa Pura I (Persero) a. Deskripsi Kegiatan Tidak berbeda jauh dengan perusahaan lain pada umumnya, salah satu sumber pemasukan kas PT. Angkasa Pura I (Persero) adalah dari penagihan piutang. Salah satu sumber piutangnya adalah persewaan konsesi. Konsesi merupakan jumlah penjualan kotor dari konsesioner yang melakukan usahanya di bandar udara yang dinyatakan dalam satuan rupiah. Misalnya sebagai contoh persewaan ruang untuk berjualan para konsesioner. b. Fungsi Terkait 1) Bagian Penagihan dan Piutang a) Malakukan penagihan terhadap para debitur sesuai dengan jumlah tertagih yang tercantum pada surat pengantar faktur melalui telepon maupun mengirimkannya langsung kepada pihak yang bersangkutan. b) Bertanggung jawab atas tertagihnya piutang-piutang yang muncul. c) Melakukan pengurangan jumlah nominal piutang para debitur sesuai dengan kas yang masuk atas pembayaran tagihan piutang debitur tersebut. 2) Bagian Kasir commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a) Menerima kas dengan lampiran dokumen surat pengantar faktur dari pihak debitur. b) Membuat bukti penerimaan kas / bank rangkap tiga dan kuitansi rangkap dua. Pada Bukti Penerimaan Kas lembar satu dan dua diserahkan kepada Dinas Akuntansi dan Anggaran, dang lembar tiga diserahkan kepada debitur. c) Melakukan pencatatan penerimaan kas ke dalam aplikasi kasir. d) Menyerahkan bukti penerimaan kas / bank ke Dinas Akuntansi dan Anggaran. 3) Assisten Manager Dinas Perbendaharaan dan PKBL a) Menerima bukti penerimaan kas / bank dari bagian kasir. b) Melakukan verifikasi dan otorisasi atas bukti peneri,aan kas / bank, surat pengantar faktur, dan kuitansi. 4) Assisten Manager Dinas Akuntansi dan Anggaran Melakukan verifikasi dan otorisasi atas bukti penerimaan kas / bank beserta lampiran-lampirannya untuk sebelumnya diserahkan kepada bagian akuntansi untuk dilakukan coding dan pencatatan. 5) Bagian Akuntansi a) Coding terhadap bukti penerimaan kas / bank yang telah diterima. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b) Mencatat hasil penagihan berdasarkan jumlah nominal yang tercantum dalam bukti penerimaan kas / bank dengan teliti ke dalam jurnal penerimaan kas dan buku besar. c) Mengarsipkan bukti penerimaan kas / bank beserta lampirannya sesuai dengan nomor urut tercetak. c. Dokumen yang Digunakan dalam Sistem Penerimaan Kas dari Penagihan Piutang pada PT. Angkasa Pura I (Persero) 1) Bukti Penerimaan Kas / Bank (BPK) Sebagai media bukti transaksi bahwa hasil tagihan piutang kepada pihak debitur telah diterima oleh bagian kasir. 2) Kuitansi Sebagai dokumen bukti penagihan yang dibuat oleh bagian kasir
dan
diverifikasi
serta
diotorisasi
oleh
Dinas
Perbendaharaan dan PKBL. 3) Faktur Tagihan Merupakan dokumen dimana tercantum berapa jumlah tagihan debitur guna memperjelas nominal dan jatuh tempo tagihan piutang kepada debiturnya. 4) Surat Pengantar Faktur Merupakan dokumen yang dibuat oleh bagian penagihan sebagai pedoman dan bukti penagihan piutang debitur sekaligus memberi jangka waktu maksimal pembayaran piutang tersebut sebagai peringatan bagi para debitur. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Catatan Akuntansi yang Digunakan dalam Sistem Penerimaan Kas dari Penagihan Piutang PT. Angkasa Pura I (Persero) 1) Jurnal Penerimaan Kas Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat jumlah kas yang telah diterima oleh PT. Angkasa Pura I Persero. Sebagai contoh sebagai berikut pencatatan penerimaan kas dari pelunasan piutang atas sewa ruang. DR Kas / Bank
xxx
DR Bebab PPh Pasal 23 atas Pendapatan Sewa Ruang xxx CR Piutang Sewa Ruang (Termasuk PPN)
xxx
2) Buku Besar Dalam praktiknya dengan menggunakan aplikasi akuntansi SIMKEU, PT. Angkasa Pura I (Persero) Buku Besar ini sudah dapat dilihat ketika petugas akuntansi menginputkan jurnalnya. Sehingga aplikasi yang telah dimiliki oleh PT. Angkasa Pura I (Persero) ini sangat memudahkan sistematika akuntansi perusahaan. 3) Kartu Piutang Dalam catatan akuntansi ini berisi nama-nama debitur yang menjalin kerjasama dengan PT. Angkasa Pura I (Persero) dan jumlah nilai piutangnya. Dalam praktiknya secara aplikasi dibawah kontrol dari bagian penagihan dan piutang, bagian penagihan dan piutang menggunakan aplikasi bernama Sistem commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Keuangan, Komersial dan Penagihan (SIKOPIT). Kartu piutang ini membantu bagian penagihan untuk mengetahui rekapitulasi jumlah tagihan apa saja yang harus dilunasi oleh pihak debitur. e. Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem Penerimaan Kas dari Penagihan Piutang PT. Angkasa Pura I (Persero) 1) Bagian penagihan melakukan penagihan kepada pihak debitur sesuai dengan surat pengantar faktur baik melalui telepon ataupun secara langsung mengantarkan surat tagihan tersebut. 2) Bagian kasir selanjutnya menerima pembayaran piutang atas tagihan pihak debitur. Kemudian bagian kasir melakukan verifikasi dan membuat bukti penerimaan kas / bank (BPK) rangkap tiga dan kuitansi rangkap dua untuk selanjutnya diserahkan kepada Assisten Manager Dinas Pernendaharaan dan PKBL guna verifikasi dan otorisasi terhadap dokumen terkait. 3) Selanjutnya kasir menyerahkan lembar ketiga kepada debitur sebagai tanda terima pembayaran. Selanjutnya menyerahkan lembar pertama dan kedua beserta bukti-bukti terkait kepada Assisten Manager Dinas Akuntansi dan Anggaran untuk diverifikasi dan diotorisasi sebelum dilakukan coding dan pencatatan oleh bagian akuntansi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4) Bagian Akuntansi menerima lembar pertama dan kedua yang telah diotorisasi Assisten Manager Dinas Akuntasi dan Anggaran untuk kemudian dilakukan coding pada dokumen kemudian diserahkan ke bagian penagihan dan piutang. 5) Bagian Penagihan dan Piutang melakukan entry jumlah piutang yang terbayar sehingga mengurangi jumlah tagihan pada debitur yang bersangkutan dengan menggunakan aplikasi Sistem Keuangan, Komersial dan Penagihan (SIKOPIT). Dalam aplikasi ini terdapat kartu piutang untuk setiap debitur yang menjalin kerjasama dengan PT. Angkasa Pura I (Persero) 6) Berikutnya dokumen lembar pertama dan kedua bukti penerimaan kas / bank beserta lampirannya diserahkan kembali kepada bagian akuntansi untuk dilakukan pencatatan dalam jurnal penerimaan kas menggunakan aplikasi SIMKEU. 7) Setelah dilakukan pencatatan penerimaan kas, selanjutnya bukti penerimaan kas / bank tersebut di arsipkan sesuai dengan nomor urut tercetak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
f. Bagan Alir Sistem Penerimaan Kas dari Penagihan Piutang PT. Angkasa Pura I (Persero) BAGIAN PENAGIHAN DAN PIUTANG 6
MULAI
1
KUITANSI
a Melakukan penagihan berdasarkan SPF
2 1
BPK SPF
SPF
Pencatatan piutang terbayar
1
1
KUITANSI
SIKOPIT
2
BPK
1
SPF
BPK : Bukti Penerimaan Kas SPF : Surat Pengantar Faktur
7
Gambar II.2 Bagan Alir Sistem Penerimaan Kas dari Penagihan Piutang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAGIAN KASIR 1
3
Menerima Uang 2
SPF
1
KUITANSI 3 2
BPK Menerima pembayaran, pengecekan SPF, dan menyiapkan BPK
1
SPF
2 1
KUITANSI 3 2
BPK
Kepada Penyetor
1
SPF Melakukan pencatatan kas masuk
2 4
Laporan Posisi Kas
BPK : Bukti Penerimaan Kas SPF : Surat Pengantar Faktur
Gambar II.2 Bagan Alir Sistem Penerimaan Kas dari Penagihan Piutang commit to user (Lanjutan)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ASSISTEN MANAGER PERBENDAHARAAN DAN PKBL
2
2 1
KUITANSI 3 2
BPK
1
SPF
Verifikasi dan otorisasi
2 1
KUITANSI 3 2
BPK
1
SPF
BPK : Bukti Penerimaan Kas
3
SPF : Surat Pengantar Faktur Gambar II.2 Bagan Alir Sistem Penerimaan Kas dari Penagihan Piutang (Lanjutan) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ASISSTEN MANAGER AKUNTANSI DAN ANGGARAN
4
1
KUITANSI 2
BPK
1
SPF
Verifikasi dan otorisasi
1
KUITANSI 2
BPK
1
SPF
BPK : Bukti Penerimaan Kas
5
SPF : Surat Pengantar Faktur Gambar II.2 Bagan Alir Sistem Penerimaan Kas dari Penagihan Piutang (Lanjutan) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAGIAN AKUNTANSI
5
7
1
KUITANSI
2
2
BPK
1
KUITANSI 1
BPK
1
SPF
SPF
Penjurnalan
Coding
KUITANSI BPK
6
1 2
1
SPF
Jurnal Penerimaan Kas
BPK : Bukti Penerimaan Kas SPF : Surat Pengantar Faktur
N Buku Besar
Diarsipkan SELESAI
Gambar II.2 Bagan Alir Sistem Penerimaan Kas dari Penagihan Piutang (Lanjutan) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Analisis Dampak Kekosongan Kasir pada Jam Kerja Terhadap Sistem Penerimaan Kas PT. Angkasa Pura I (Persero) a. Pentingya Bagian Kasir terhadap Sistem Penerimaan Kas PT. Angkasa Pura I (Persero) Pada PT. Angkasa Pura I (Persero), bagian kasir berada dalam pengawasan Dinas Perbendaharaan dan PKBL. Kasir mulai buka dari pukul 09.00-15.00 dan jam istirahat pada pukul 12.00-13.00. Berdasarkan Keputusan Direksi PT. Angkasa Pura I (Persero) No : Kep. 139/KU.04/2008 menyebutkan tugas-tugas penting pemegang kas perusahaan yang dijabat oleh bagian kasir antara lain sebagai berikut: 1) Mengambil dan menyetorkan uang dan surat-surat berharga kepada bank. 2) Melaksanakan pencatatan transaksi kas dan bank rupiah / U$ dollar setiap hari. 3) Melaksanakan penerimaan dan pembayaran uang secara fisik. 4) Melakukan konfirmasi rekening bank pihak ketiga kepada bank sebelum dilakukan pembayaran melalui transfer/ pemindah bukuan. 5) Membuat laporan posisi keuangan harian. 6) Membuat laporan penggunaan kuitansi perusahaan. Mengingat tugas dan tanggung jawab kasir yang besar dalam sistem penerimaan kas, kasir dituntut untuk bisa commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menyeimbangkan setiap tanggung jawabnya. Melaksanakan tugasnya
secara
tapat
waktu
dan
mengendalikan
kas
perusahaan atas kemungkian penyelewengan kas. Pada praktiknya, bagian kasir membukukan pencatatan penerimaan kas secara manual. Secara komputerisasi dilakukan oleh bagian penagihan dengan menggunakan aplikasi Sistem Keuangan, Komersial, dan Penagihan (SIKOPIT) dan bagian akuntansi dengan menggunakan aplikasi Sistem Keuangan (SIMKEU). Untuk pembuatan laporan posisi kas harian dilakukan sebelum jam kerja berakhir pada setiap harinya tergantung ada atau tidaknya mutasi kas. Bagian kasir memiliki batasan kas di tangan (cash on hand) sebesar Rp. 3.500.000,00 sehingga jika nominal kas di tangan melebihi batas yang di tentukan, bagian kasir berkewajiban menyetorkan kas tersebut ke bank. Dalam struktur organisasi, bagian kasir tidak memiliki staff pembantu kasir. Sehingga ketika bagian kasir melakukan penyetoran kas ke bank kasir sering terlihat kosong. Hal ini sering terlihat dalam jam kerja kasir. b. Analisis Dampak Kekosongan Kasir pada Jam Kerja Terhadap Sistem Penerimaan Kas PT. Angkasa Pura I (Persero) Beberapa tugas dari fungsi kasir telah disampaikan di atas. Untuk itu beberapa analisis dampak kekosongan bagian kasir pada jam kerja akan diuraikan dibawah ini. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Bagi Debitur sebagai Pihak Penyetor Debitur dalam hal penerimaan kas berperan sebagai pihak penyetor atau sebagai calon sumber adanya penerimaan kas. Baik dalam sistem penerimaan kas atas penjualan tunai maupun penagihan piutang, pihak debitur merupakan media masuknya penerimaan kas bagi perusahaan. Dampaknya ketika debitur ingin melakukan transaksi pembayaran dan mengetahui kasir tidak ada dalam ruangannya beberapa kemungkinan akan terjadi, antara lain sebagai berikut : a.) Debitur yang hendak melakukan pembayaran atas tagihan yang sudah dikirimkan oleh bagian penagihan harus kembali lagi ke kantor untuk melakukan pembayaran ulang. b.) Bagi debitur atas penjualan tunai misalnya pembayaran pass harian harus menunggu dulu untuk mendapatkan pass nya sebelum pembayaran kepada kasir terlaksana. c.) Adanya kemungkinan kekecewaan bagi debitur yang akan membayar ketika mereka harus menunggu atau datang untuk
kedua
kalinya
ke
kantor
untuk
melakukan
pembayaran. Beberapa
kemungkinan
ini
berdampak
buruk
pada
keberjalanan visi dan misi perusahaan dalam hal kualitas yang memaksimalkan pelayanan perusahaan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2) Bagi Pengendalian Intern Perusahaan Suatu perusahaan yang baik, harus memiliki pengendalian intern perusahaan yang baik pula. Seluruh fungsi terkait atas sistem penerimaan kas dan prosedur yang diterapkan dalam perusahaan ini sudah cukup baik. Ketika bagian kasir harus menyetorkan beberapa pemasukan kas ke bank, loket kasir yang
kosong
dan
tidak
tertutup
dapat
memunculkan
kemungkinan terjadinya tindakan yang dapat merugikan perusahaan. Misalnya ada kemungkinan timbulnya niat untuk menyelewengkan kas oleh fungsi lain ketika loket kasir dibiarkan kosong tidak terkunci. Hal ini memang merupakan kemungkinan kecil yang akan terjadi pada perusahaan ini, namun jika terus-menerus demikian maka tidak menutup kemungkinan munculnya niat tersebut. Ada baiknya ketika loket kasir harus kosong, loket tersebut ditinggal dalam keadaan terkunci. 3) Bagi Sistem Penerimaan Kas Perusahaan Pada setiap perusahaan, sistem penerimaan kas merupakan hal penting dalam perusahaan. Karena mengingat peranan kas yang sangat penting bagi perusahaan dan menjadi harta perusahaan yang rentan untuk diselewengkan. Pada PT. Angkasa Pura I (Persero), sistem penerimaan kas yang ada telah teratur sesuai dengan prosedur-prosedur yang telah commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
diterapkan perusahaan. Beberapa fungsi terkait menjalankan tugas dan wewenang sesuai dengan porsinya. Dokumen yang digunakan juga sudah memiliki keandalan untuk membantu pengendalian intern perusahaan. Tidak hanya itu saja, catatan akuntansi dan juga proses memasukan data atau pencatatan telah didukung oleh sistem komputerisasi yang sangat membantu bagian-bagian terkait untuk melakukan proses penyusunan laporan keuangan. Hal ini terlihat teratur dalam keberjalanan perusahaan. Disamping itu proses otorisasi dokumen terkait penerimaan kas juga menjadi nilai tambah bagi perusahaan ini. Otorisasi yang dilakukan ini membantu pengendalian intern terhadap kas. Dengan sistem penerimaan kas yang telah teratur ini, kekosongan kasir pada jam kerja dapat mempengaruhi sistem penerimaan kas perusahaan. Antara lain sebagai berikut: a) Dapat menunda hak atas penerimaan kas perusahaan sehingga berdampak pada penundaan tugas tugas yang seharusnya bisa dilaksanakan saat itu juga, misalnya bagian akuntansi terlambat dalam melakukan pencatatan penjualan tunai, sehingga berakibat dalam keterlambatan pembuatan laporan keuangan bulanan. Tidak hanya itu, bagian penagihan dan piutang juga harus menunda pengurangan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
saldo piutang debitur yang seharusnya bisa dihapuskan saat itu juga. b) Terjadinya keberjalanan prosedur yang tidak sesuai dengan sistem penerimaan kas pada PT. Angkasa Pura I (Persero) terutama pada bagian kasir yang merupakan penerima kas. Sehingga mempengaruhi pencapaian tujuan dasi sebuah sistem itu sendiri. Misalnya ketika loket kasir kosong Assisten Manager yang membawahi bagian kasir hasus turun tangan dalam
proses penerimaan
seharusnya
bagian
menjadi
mengotorisasi penerimaan perangkapan
bukti kas.
dan
Hal
ini
fungsi
kas. Yang
yang
hanya
formulir-formulir
terkait
memunculkan
masalah
tugas dari fungsi-fungsi tersebut. Jika
dibiarkan terus berlanjut, maka lama-kelamaan akan menjadi kecenderungan bagi perusahaan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III TEMUAN Berdasarkan pembahasan mengenai analisis dampak kekosongan kasir pada jam kerja terhadap sistem penerimaan kas PT. Angkasa Pura I (Persero) ditemukan mengenai beberapa kelemahan dan kelebihan. Berikut ini adalah kelemahan dan kelebihan terhadap aktivitas akuntansi yang berkaitan dengan sistem penerimaan kas PT. Angkasa Pura I (Persero). Kelemahan dan kelebihan tersebut antara lain sebagai berikut: A. KELEBIHAN 1. Adanya pemisahan bagian antara kasir, bagian akuntansi,dan bagian penagihan dan piutang yang saling terkait dengan sistem penerimaan kas secara sistematis untuk menyelesaikan tugasnya sehingga dapat meminimalisir kemungkinan terjadinya manipulasi data terhadap pembuatan laporan keuangan. 2. Adanya otorisasi yang sistematis dalam sistem penerimaan kas sehingga dapat mengatur keluar dan masuknya kas dengan tepat, efektif dan efisien tanpa mengkhawatirkan terjadinya penyelewengan kas. 3. Pencatatan ke dalam catatan akuntansi berdasarkan dokumen yang ada, dengan bukti dan kode tercetak dan dapat dipertanggungjawabkan oleh masing-masing fungsi terkait. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4. Adanya keteraturan pembuatan laporan posisi kas setiap harinya sehingga dapat setiap saat diketahui berapa jumlah saldo kas perusahaan pada hari itu juga. 5. Adanya sistem komputerisasi yang memadai dan menunjang kinerja bagian-bagian yang terkait dengan sistem penerimaan kas dalam proses pencataannya. B. KELEMAHAN 1. Adanya beberapa bagian yang memiliki wewenang sebagai pembantu kasir, namun pada praktiknya tidak berjalan
sesuai dengan
sebagaimana mestinya. Dari sini muncul perangkapan tugas terhadap bagian tersebut yang sebenarnya bisa diatasi oleh perusahaan. 2. Ditemuinya dalam beberapa waktu loket kasir kosong dan tidak terkunci sehingga ketika ada beberapa debitur yang harus menunggu atau bahkan menunda untuk melakukan transaksi yang membutuhkan pelayannan kasir. 3. Ditemuinya beberapa bagian keluar masuk loket kasir yang kosong dan tidak terkunci untuk mengambil beberapa dokumen yang menjadi wewenang dan tanggung jawab kasir misalnya kuitansi, atau buktibukti kas masuk dan kas keluar. Hal ini terlihat kurang teratur dalam prosedur perusahaan. 4. Tidak adanya staf pembantu kasir secara resmi, sehingga ketika kasir harus menyetorkan kas ke bank terpaksa loket kasir harus kosong. Ataupun ketika bagian kasir harus memintakan otorisasi kepada bagian commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
terkait dilaksanakan sendiri oleh bagian kasir sehingga terkesan kurang efisien. 5. Ketika bagian kasir memintakan otorisasi kepada bagian-bagian terkait misalnya kepada Assisten Manager Perbendaharaan dan PKBL, bagian kasir harus melakukannya sendiri. Hal ini terlihat tidak efektif dan efisien.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV PENUTUP A. SIMPULAN PT. Angkasa Pura I (Persero) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) di bawah Departemen Perhubungan yang bergerak di bidang pengelolaan dan pengusahaan bandar udara di indonesia. Dalam menjalankan usahannya perusahaan ini memiliki dua sumber penerimaan kas seperti halnya dari penjualan tunai perusahaan dan dari pelunasan tagihan piutang. Fokus dalam penerimaan kas, perusahaan memiliki sistem dan prosedur yang sistematis dan teratur dengan baik. Sistem komputerisasi yang memadai dan juga pembagian fungsi yang tegas dalam setiap sistem menunjang sisi efektifitas dan efisiensi perusahaan. Dalam sistem penerimaan kas bagian kasir merupakan bagian utama yang berhubungan langsung dengan penerimaan kas, pada PT. Angkasa Pura I (Persero) bagian kasir memiliki tugas dan wewenangnya dalam menjalankan sistem penerimaan kas perusahaan. Namun pada beberapa waktu, loket kasir didapati kosong mempengaruhi sistem penerimaan kas. Misalnya terjadinya keterlambatan pencatatan hak atas kas perusahaan oleh bagian akuntansi ataupun terjadinya keterlambatan pengurangan saldo piutang oleh bagian penagihan dan piutang. Tidak hanya itu, kasir terlihat begitu sibuk ketika harus memintakan otosisasi kepada bagianbagian terkait sehingga kurang efektif dan efisien jika kasir harus commit to user melakukannya tanpa bantuan staf. Dalam pelaksanaan tugasnya, bagian
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kasir ini sudah menjalankannya sesuai dengan tugas dan wewenang yang ada. Kasir juga telah membantu pengendalian intern terhadap kas, yang merupakan harta perusahaan yang rentan untuk diselewengkan. B. SARAN PT. Angkasa Pura I (Persero) sebagai perusahaan yang memiliki nama dalam
dunia penerbangan diharapkan
dapat
lebih
meningkatkan
pengawasan terhadap penerimaan kasnya dengan mengoptimalkan bagianbagian terkait sistem penerimaan kas dalam kinerjanya. Dalam sistem penerimaan kas, untuk meminimalisir kekosongan kasir pada jam kerja tidak ada salahnya untuk mengangkat staf pembantu kasir secara resmi. Seperti halnya pada beberapa PT. Angkasa Pura I (Persero) di Yogyakarta dan Semarang. Tidak hanya dapat membantu kasir dalam menerima kas ketika kasir utama harus menyetorkan kas ke bank, staf pembantu kasir juga dapat membantu kasir utama dalam otorisasi dokumen-dokumen terkait penerimaan kas seperti bukti penerimaan kas dan kuitansi. Selain menguntungkan perusahaan dalam penerimaan hak dari debitur secara tepat waktu, para debitur yang hendak menyetorkan kas tidak merasa kecewa ketika mendapati ruang kasir kosong.
commit to user