ANALISIS BIAYA DAN MANFAAT PROYEK BIODIGESTER DI TPST BABAKANSARI, BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: Nur Aini Afina Prabowo 2013110031
UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN FAKULTAS EKONOMI PROGRAM SARJANA EKONOMI PEMBANGUNAN Terakreditasi Berdasarkan Keputusan BAN-PT No. 211/SK/BAN-PT/AkXVI/S/X/2013
BANDUNG 2017
COST AND BENEFIT ANALYSIS OF BIODIGESTER PROJECT AT TPST BABAKANSARI, BANDUNG
UNDERGRADUATE THESIS
Submitted to complete part of the requirements
By Nur Aini Afina Prabowo 2013110031
PARAHYANGAN CATHOLIC UNIVERSITY FACULTY OF ECONOMICS PROGRAM IN DEVELOPMENT ECONOMICS Accredited by BAN PT No. 211/SK/BAN-PT/Ak-XVI/S/X/2013 BANDUNG 2017
ABSTRAK Permasalahan sampah di Kota Bandung memunculkan ide -ide solusi, salah satunya adalah pengelolaan sampah dengan teknologi biodigester. TPST Babakansari merupakan salah satu pihak yang memanfaatkan biodigester sejak tahun 2014. Namun, hingga saat ini TPST Babakansari memperoleh bantuan finansial dari Biomethagreen, pihak pemasok biodigester. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pengelolaan sampah dengan biodigester di TPST Babakansari layak secara finansial dan ekonomi. Penulis melakukan analisis finansial dan analisis ekonomi dengan menghitung Net Present Value (NPV) dan Internal Rate of return (IRR). Hasil penelitian ini adalah proyek biodigester di TPST Babakansari tidak menguntungkan secara finansial karena tingginya biaya investasi di satu sisi tidak diimbangi oleh pendapatan finansial yang memadai di sisi lain. Namun demikian, proyek biodigester tersebut menguntungkan secara ekonomi. Kata kunci: pengelolaan sampah, biodigester, analisis finansial, analisis ekonomi, cost and benefit analysis.
v
ABSTRACT Waste problem in Bandung raises solution ideas, one of them is solid waste management using biodigester technology. TPST Babakansari is one of the parties that utilizes biodigester since 2014. However, until now TPST Babakansari is still getting financial assistance from Biomethagreen, the biodigester supplier. This study aims to determine whether waste management using biodigester at TPST Babakansari is feasible financially and economically. The author performs financial analysis and economic analysis by calculating Net Present Value (NPV) and Internal Rate of Return (IRR). The result of this research suggested that, biodigester project at TPST Babakansari is financially unfavorable because of the high investment on the one hand is not compensated by sufficient revenue on the other hand. However, the biodigester project is economically feasible. Keywords: waste manegement, biodigester, financial analysis, economic analysis, cost and benefit analysis
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya sampaikan kehadirat Allah SWT yang dengan kehendakNya telah memberi saya kekuatan dan kemampuan untuk menyelesaikan skripsi yang Analisis Biaya dan Manfaat Proyek Biodigester di TPST Babakansari, Bandung
oleh gelar
Sarjana Ekonomi di Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Katolik Parahyangan Bandung. Skripsi ini tidak akan selesai tanpa dukungan, bimbingan, masukan, dan kritik dari berbagai pihak yang menjadi motivasi bagi penulis. Untuk itu saya menyampaikan terima kasih pada: 1. Ayahanda dan Alm. Ibunda tercinta, Suprabowo dan Ria Iriani. Terima kasih atas segala bentuk dukungan, perhatian, dan kasih sayang yang telah Ayah berikan kepada saya selama ini. Terima kasih Ibunda atas apapun yang telah kau berikan kepada saya selama kau masih hidup di dunia ini. 2. Adri Faishal Prabowo dan Dini Adilah Prabowo, kakak-kakak saya yang telah memberikan banyak dukungan semangat, kritikan, dan telah banyak menghibur saya selama mengerjakan skripsi ini. 3. Dosen pembimbing, Ibu Siwi Nugraheni, Dra., M. Env. Terima kasih atas bimbingan selama satu semester lebih, kesediaan Ibu untuk menerima saya dalam kondisi apapun, dan tentunya motivasi yang bermanfaat bagi saya untuk cepat menyelesaikan skripsi ini. 4. Seluruh dosen Ekonomi Pembangunan UNPAR yang telah memberikan seluruh ilmu-ilmu yang sangat bermanfaat dari semester pertama hingga semeseter dimana saya menjalankan skripsi ini. Terima kasih atas dukungan, perhatian, dan segala bentuk kasih sayang yang telah diberikan kepada saya, sehingga saya mampu menyelesaikan seluruh rangkaian perkuliahan selama hampir empat tahun. 5. Pihak
TPST
Babakansari
dan Biomethagreen. Terima
kasih telah
memberikan berbagai informasi penting terkait penulisan skripsi dan telah bersedia meluangkan waktunya untuk diwawancarai oleh Saya.
vii
6. Aurel, Momo, Eno, Aji selaku teman seperjuangan saya hampir selama dua tahun terkahir. Kehadiran kalian telah membuat saya menjadi yakin untuk bisa menyelesaikan akhir-akhir perkuliahan ini dengan percaya diri. Terima kasih atas segala bentuk dukungan, perhatian, dan kasih sayang yang kalian berikan kepada saya dalam kondisi apapun. 7. Teman-teman IESP 2013 yang saling memberikan dukungan satu sama lain, membantu, dan menyemangati saya selama seluruh rangkaian perkuliahan dari awal semester hingga semeseter-semester akhir. Terima kasih kepada Getha, Nadia, Iip, Mariska, Ajeng, Tari, Debora, Gege, Dian, Asyifa, Chyntia, Enrika, Ellen, Nur, Dikcit, Aldwyn, Helena, Galih, Fiat, Tris, Agung, Faisal, Faza, Dikgem, Fiat, Ferdinand, Fikri, Darryl, Deka, Arda, Ben, Icul, Rania, Imun, Tsana, Kaka, Jodi, Kevin, Feisal, Deka, Handani, Igun, Hanan, Shafly, Dikgem, Hafizh, Titto. Akhir kata, saya sadar bahwa skripsi ini masih memiliki beberapa kekurangan, untuk itu saya selalu menerima saran dan kritik bagi pengembangan skripsi ini, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Bandung, 26 Juli 2017
Nur Aini Afina Prabowo
viii
DAFTAR ISI
ABSTRAK
v
ABSTRACT
vi
KATA PENGANTAR
vii
DAFTAR ISI
ix
DAFTAR GAMBAR
xi
DAFTAR TABEL
xii
1. PENDAHULUAN
1
1.1. Latar Belakang
1
1.2. Rumusan Masalah
4
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
5
1.4. Kerangka Pikir
5
2. TINJAUAN PUSTAKA
7
2.1. Sampah: Definisi dan Penggolongannya
7
2.2. Sampah sebagai Eksternalitas
7
2.2.1. Definisi dan Macam Eksternalitas
8
2.2.2. Sampah dan Polusi
12
2.2.3. Sampah dan Perubahan Iklim
13
2.3. Pengelolaan Sampah
15
2.3.1.Pengelolaan Sampah Menurut UU No.18/2008
15
2.3.2. Pengelolaan Sampah dengan Biodigester
16
2.4. Manfaat dan Biaya Pengelolaan Sampah
19
2.5. Penelitian Sebelumnya
21
3. METODE DAN OBJEK PENELITIAN
23
3.1. Metode Penelitian
23
3.2. Objek Penelitian
25
3.3. Data Penelitian
27
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
29 ix
4.1. Hasil Perhitungan
29
4.1.1. Hasil Perhitungan NPV Analisis Finansial
30
4.1.2. Manfaat Finansial untuk Menutup Biaya Proyek
31
4.1.3. Hasil Perhitungan NPV dan IRR Analisis Ekonomi
32
4.2. Pembahasan 5. PENUTUP
32 36
5.1. Simpulan
36
5.2. Saran
37
DAFTAR PUSTAKA
39
Lampiran 1. Perhitungan NPV Analisis Finansial (Skenario 1)
A-1
Lampiran 2. Perhitungan NPV Analisis Finansial (Skenario 2)
A-2
Lampiran 3. Perhitungan NPV Analisis Finansial (Skenario 3)
A-3
Lampiran 4. Revenue per Tahun untuk Menutup Biaya Investasi (i=17%)
A-4
Lampiran 5. Revenue per Tahun untuk Menutup Biaya Investasi (i=13%)
A-5
Lampiran 6. Revenue per Tahun untuk Menutup Biaya Investasi (i=11%)
A-6
Lampiran 7. Perhitungan NPV dan IRR Analisis Ekonomi (skenario1)
A-7
Lampiran 8. Perhitungan NPV dan IRR Analisis Ekonomi (skenario 2)
A-8
Lampiran 9. Perhitungan NPV dan IRR Analisis Ekonomi (skenario 3)
A-9
RIWAYAT HIDUP PENULIS
A-10
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Timbulan Sampah Beberapa Kota/Kabupaten di Jawa Barat tahun 2014 (dalam Ton)
2
Gambar 2. Kerangka Pikir Penelitian
5
Gambar 3. Sistem Ekonomi dan Lingkungan
8
Gambar 4. Eksternalitas Negatif dari Kegiatan Produksi Barang X
10
Gambar 5. Eksternalitas Negatif dari Kegiatan Konsumsi Barang Y
11
Gambar 6. Cara Kerja Biodigester Secara Umum
17
Gambar 7. Ruang Lingkup Analisis Finansial dan Analisis Ekonomi
20
Gambar 8. Peta lokasi TPS Terpadu Babakansari, Kiaracondong.
25
Gambar 9. Proses Pembentukan Biogas dan Kompos Cair dari Biodigester TPST Babakansari
27
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Data Penelitian
27
Tabel 2. Hasil Perhitungan NPV dalam Analisis Finansial
30
Tabel 3. Manfaat Finansial (Revenue) per Tahun untuk Menutup Biaya Proyek Pengelolaan Sampah dengan Biodigester
31
Tabel 4. NPV dan IRR Analisis Ekonomi Proyek Biodigester
32
xii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Setiap aktivitas manusia menghasilkan buangan atau sampah (Sejati, 2009), sehingga bisa dikatakan bahwa semua pelaku dan sektor ekonomi merupakan sumber timbulan sampah. Kegiatan konsumsi maupun proses produksi pun menimbulkan sampah. Rumah tangga, perusahaan, sampai pemerintah; sektor pertanian, peternakan, industri, sampai jasa, adalah sumber-sumber timbulan sampah. Akan tetapi, keberadaan sampah juga merupakan penyebab terganggunya perekonomian. Misalnya kasus longsor di Leuwigajah beberapa tahun silam menyebabkan terganggunya aktivitas ekonomi masyarakat setempat. Jadi, terdapat korelasi antara perekonomian dengan sampah dan juga sebaliknya. Jumlah penduduk menjadi faktor penyebab meningkatnya volume sampah. Menurut UU No. 18 / 2008, jumlah penduduk dan perubahan pola konsumsi masyarakat dianggap sebagai faktor utama yang menyebabkan meningkatnya volume sampah dan makin beragamnya jenis dan karakteristik sampah ( UU No. 18 / 2008). Menurut Mighua, et al., (2009) peningkatan jumlah penduduk, pertumbuhan ekonomi, peningkatan standar hidup mampu meningkatkan pula volume sampah di negara berkembang. Jawa Barat, dan terutama Kota Bandung, merupakan provinsi dan kota dengan volume timbulan sampah di atas rata-rata Indonesia. Menurut Direktorat Jenderal Cipta Karya (2016), Jawa Barat adalah provinsi dengan volume timbulan sampah terbesar kedua di Indonesia setelah Jawa Timur. Di antara beberapa kota dan kabupaten di Provinsi Jawa Barat, volume timbulan sampah di Kota Bandung adalah yang terbesar (BPS, 2015) dengan kecenderungan yang meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 2014 volume timbulan sampah di Kota Bandung adalah 7.982.186 ton (BPS, 2015), atau 1.523 ton per hari, dan meningkat menjadi 1.649 ton per hari di tahun 2015 (Kurniawan, 2015).
1
Gambar 1. Timbulan Sampah Beberapa Kota/Kabupaten di Jawa Barat tahun 2014 (dalam Ton) 9000000 Bandung
8000000 7000000
Bogor
Tasikmalaya
6000000 Banjar
5000000 4000000 3000000
Sukabumi
2000000 1000000
Cimahi
Bekasi Cirebon Depok
0
Kota / Kabupaten
Sumber: BPS Jawa Barat (2015), diolah. Peningkatan jumlah timbulan sampah perlu diikuti dengan pengelolaan sampah yang optimal (PD Kebersihan Kota Bandung, 2016), sebab sampah yang tidak dikelola secara baik dapat menyebabkan berbagai masalah, yang pada akhirnya dapat menurunkan tingkat kesejahteraan masyarakat. Tumpukan sampah adalah sumber berbagai penyakit. Sampah juga berpotensi menyumbat aliran air yang dapat menyebabkan bencana banjir. Timbulan sampah merupakan sumber penyebab polusi air (jika dibuang di aliran air), udara (bau tidak sedap), dan tanah (air lindi dari tumpukan sampah yang meresap ke tanah). Untuk menghindari berbagai macam masalah akibat timbulan sampah, maka sampah harus dikelola dengan baik. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 tahun 2008 (UU No. 18 / 2008) menyebutkan, pengelolaan sampah adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan berkesinambungan yang meliputi pengurangan dan penanganan sampah. Pengurangan sampah sebagaimana yang dimaksud dalam UU No.18 / 2008 tersebut meliputi kegiatan pembatasan timbulan sampah; pendauran ulang sampah; dan/atau pemanfaatan kembali sampah. Permasalahan sampah di Kota Bandung menjadi kian rumit melihat kenyataan bahwa Kota Bandung belum menerapkan sistem pengelolaan sampah yang baik dan konsisten karena beberapa keterbatasan. Infrastruktur yang belum memadai, mulai 2
dari jumlah armada pengangkut sampah yang dinilai masih kurang, hingga kondisi armada pengangkut sampah yang mudah rusak karena volume sampah yang diangkut melebihi kapasitas truk, membuat pemerintah semakin sulit mengatasi permasalahan sampah
(Kurniawan, 2015). Selain itu, Kota Bandung hingga saat ini belum
memiliki tempat pengelolaan sampah yang baik. Maka dari itu pemerintah melakukan berbagai upaya untuk bisa mengelola sampah di tengah keterbatasan tempat. Beberapa upaya pemerintah dilakukan untuk memanfaatkan kembali sampah, sehingga dapat mengurangi timbulan sampah yang dibuang, salah satunya dengan biodigester. Teknologi biodigester akan mengurai sampah organik dan mengubahnya menjadi biogas, yang dapat digunakan sebagai bahan bakar. Sisa pengomposan yang berupa pupuk organik cair (kompos cair) juga dapat dimanfaatkan sebagai penyubur tanaman. Menurut Direktur PD Kebersihan Kota Bandung, teknologi biodigester sangat cocok untuk diterapkan untuk pengelolaan sampah di Kota Bandung (Pemerintah Provinsi Jawa Barat, 2015). Biodigester bersifat ramah lingkungan dan dapat menghasilkan produk yang menguntungkan. Sampah yang tadinya tidak berguna, bahkan cenderung sebagai sumber masalah, diubah menjadi barang bermanfaat yaitu energi (biogas) dan pupuk organik cair. Di samping itu, biodigester juga menjadi solusi dalam mengelola sampah organik yang saat ini masih dirasakan kurang. Upaya pengelolaan sampah seperti bank sampah misalnya, biasanya hanya memanfaatkan
sampah
non-organik,
sedangkan
sampah
organik
belum
dimanfaatkan. Selain itu, komposisi sampah di Kota Bandung juga membuka peluang besar bagi penerapan teknologi biodigester, sebab hampir 60% total produksi sampah merupakan sampah organik. Hal itulah yang menurut Jabbar (2016) yang membuat peluang Kota Bandung kian besar untuk mengembangkan biodigester. Salah satu penerapan biodigester untuk pengelolaan sampah di Kota Bandung adalah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Babakansari, Kelurahan Kiaracondong. Sampah organik yang diterima oleh TPST tersebut diolah dengan biodigester menjadi biogas yang digunakan sebagai bahan bakar memasak seharihari di lingkungan TPST. Penggunaan biodigester di TPST Babakansari diharapkan dapat menjadi model pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan di tempat-tempat lain. Hal tersebut selaras dengan rencana pemerintah Kota Bandung untuk membangun biodigester raksasa yang mampu mengolah sampah hingga 200 ton per 3
hari yang diharapkan dapat menghasilkan energi listrik. Namun kenyataannya, setelah diresmikan pada tahun 2014, hingga saat ini tidak banyak TPST lain yang mengikuti TPST Babakansari dalam mengelola sampah dengan menggunakan biodigester. Beberapa kelompok masyarakat yang juga memanfaatkan biodigester akhirnya justru harus berhenti karena alat tersebut rusak dan tidak berfungsi lagi.
1.2. Rumusan Masalah Ada dua masalah berkaitan dengan penerapan biodigester di TPST Babakansari, sehingga perlu dilakukan analisis finansial terhadap proyek tersebut. Pertama, hingga saat ini keberadaan dan pengoperasian biodigester di TPST Babakansari masih mendapat bantuan finansial dari Bapak Fatah, selaku penggagas konsep Biomethagreen, pemasok alat biodigester ke TPST Babakansari. Sebagai sebuah usaha bisnis, selayaknya pengelolaan sampah dengan menggunakan biodigester dapat berjalan secara berkelanjutan tanpa bantuan finansial dari pihak luar. Maksudnya, agar teknik pengelolaan sampah melalui biodigester ini menarik untuk diadopsi oleh masyarakat, maka TPST Babakansari selaku pihak pengelola harus bisa membuktikan bahwa penerapan teknologi biodigesternya dapat berjalan mandiri dan tidak mengalami kerugian finansial. Kedua, penerapan teknologi biodigester di TPST Babakansari sejak tahun 2014 diharapkan akan diikuti oleh TPST-TPST lain di Kota Bandung. Kenyataannya, sampai saat ini (tahun 2017), penggunaan biodigester sebagai alat pengelolaan sampah tidak populer di kalangan pengelola TPST di Kota Bandung. Hal tersebut diduga karena proyek biodigester tidak layak secara finansial. Berdasarkan dua masalah tersebut, perlu dilakukan kajian kelayakan proyek secara finansial (analisis finansial), untuk membandingkan manfaat finansial proyek dengan biaya finansial proyek. Selain
analisis
finansial,
analisis
ekonomi
juga
diperlukan
untuk
membandingkan manfaat ekonomi (manfaat finansial, lingkungan dan sosial) dengan biaya ekonomi (manfaat finansial, lingkungan dan sosial) proyek. Analisis ekonomi diperlukan terutama apabila analisis finansial menghasilkan kesimpulan bahwa proyek biodigester di TPST Babakansari tersebut tidak layak, sementara itu analisis ekonomi memberikan kesimpulan sebaliknya. Dalam kasus demikian, hasil analisis ekonomi dapat menjadi pertimbangan campur tangan pemerint ah dalam mendorong penerapan teknologi biodigester untuk pengelolaan sampah, misalnya melalui kebijakan subsidi. Penelitian ini menjawab dua pertanyaan: 4
a. apakah manfaat finansial proyek lebih besar atau lebih kecil daripada biaya finansial proyek? b. Apakah manfaat ekonomi (manfaat finansial, lingkungan dan sosial) proyek lebih besar atau lebih kecil daripada biaya ekonomi (manfaat finansial, lingkungan dan sosial) proyek?
1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pengelolaan sampah melalui biodigseter di TPST Babakansari layak secara finansial dan secara ekonomi. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, peneliti perlu mengetahui biaya serta manfaat finansial, serta biaya dan manfaat ekonomi proyek pengelolaan sampah dengan menggunakan biodigester di TPST Babakansari. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai informasi bagi pengambilan keputusan mengenai upaya pengelolaan sampah dengan teknologi biodigester, baik pengelolaan sampah di Kota Bandung maupun di kota-kota lain.
1.4. Kerangka Pikir Kerangka pikir penelitian ditunjukkan oleh Gambar 2. Permasalahan sampah di Kota Bandung memunculkan ide-ide solusi, salah satunya adalah pengolahan sampah organik dengan biodigester di TPST Babakansari, Kiaracondong, Bandung. Biodigester adalah alat yang digunakan untuk mengubah sampah menjadi gas dan kompos cair. Sejak pertama kali digunakan pada tahun 2014 hingga saat ini, teknologi biodigester untuk pengelolaan sampah tidak populer di kalangan pengelola TPST-TPST lain di Kota Bandung. Sementara itu pemanfaatan biodigester di TPST Babakansari itu sendiri masih mendapat bantuan finansial dari Bapak Fatah selaku penggagas konsep Biomethagreen, penghasil biodigester. Gambar 2. Kerangka Pikir Penelitian
Masalah Sampah di Kota Bandung
Pengelolaan Sampah : Proyek Biodigester di TPST Babakansari (bantuan finansial dari penggagas Biomethagreen dalam operasionalnya; tidak populer meskipun sudah diperkenalkan sejak tahun 2014) ANALISIS FINANSIAL Manfaat Finansial dan Biaya Finansial
ANALISIS EKONOMI 5 Manfaat Ekonomi dan Biaya Ekonomi
Analisis finansial dan analisis ekonomi dilakukan untuk mengetahui apakah pemanfaatan biodigester tersebut menguntungkan secara finansial bagi pemilik modal dan pihak yang terlibat, dan untuk mengetahui apakah pemanfaatan biodigester tersebut mampu memberikan manfaat ekonomi yang melebihi biaya ekonomi atau justru sebaliknya.
6