UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI PROGRAM STRATA - I EKSTENSI MEDAN
ANALISIS ANGGARAN BIAYA SEBAGAI ALAT UKUR KINERJA PADA PDAM TIRTANADI CABANG PADANG BULAN
SKRIPSI
OLEH
MELDA SAFITRI 050521013 DEPARTEMEN MANAJEMEN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Universitas Sumatera Utara Medan 2009
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
ABSTRAK
Melda Safitri (2009) “Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan”.Drs. Syahyunan M.Si, sebagai Dosen Pembimbing, Prof. Dr. Hj. Ritha F Dalimunthe.SE. M.Si, sebagai Ketua Departemen Manajemen, Dra. Lisa Marlina M.Si, sebagai Penguji I dan Dra. Friska Sipayung M.Si, sebagai Penguji II. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengetahui realisasi anggaran biaya dapat digunakan sebagai alat ukur kinerja pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif yang dilakukan dengan cara time series yang menganalisis dari waktu ke waktu yang dilakukan dengan cara menganalisis anggaran biaya operasi dan realisasi dari anggaran tersebut dari tahun ke tahun. Hasil analisis mengatakan bahwa pemberian insentif atas pencapaian kinerja yang lebih baik bukan berdasarkan atas pencapai kinerja pertanggung jawaban anggaran biaya operasi melainkan berdasarkan pencapaian laba perusahaan. Kemudian berdasarkan hasil yang diperoleh pada data yang ada, menunjukkan bahwa anggaran sudah berfungsi sebagai alat ukur kinerja, karena dalam menilai kinerja manajer yang bersangkutan perusahaan membandingkan antara anggaran dan realisasi yang kemudian ditelusuri penyebab dari penyimpangan dengan standar yang dipergunakan sebagai tolok ukur mengukur prestasi. Kata Kunci: Anggaran, kinerja.
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur diucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberi karunia nikmat kepada manusia sehingga dapat berpikir dan merasakan segalanya, satu dari sekian banyak nikmat-Nya adalah keberhasilan penulis menyelesaikan sebuah karya ilmiah yang berjudul “Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan” dalam mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Shalawat dan salam kepada Rasulullah SAW yang telah membawa umat manusia dari alam kegelapan ke alam yang terang benderang. Dengan sepenuh hati penulis menyadari bahwa tersusunnya skripsi ini tidak terlepas dari perhatian, bimbingan, dorongan dan bantuan dari semua pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini izinkanlah penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesarbesarnya kepada : 1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 3. Bapak Dra. Nisrul Irawati, MBA Selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 4. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 5. Ibu Dra. Lisa Marlina, M.Si selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
6. Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 7. Seluruh Dosen, Staf Pengajar dan Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. 8. Bapak Drs. Sjahril Effendy Pasaribu, M.Si selaku Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi Medan yang telah memberikan bimbingan dan kesempatan pada penulis untuk bekerja pada perusahaan tersebut 9. Bapak Ir Arif Haryadian, M.Si selaku kepala cabang Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi Cabang Padang Bulan Medan 10. Kepada seluruh karyawan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi Cabang Padang Bulan Medan yang telah bersedia meluangkan waktu dan membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 11. Kepada Kedua orang tuaku yang telah membantu dan mendukung baik secara moral maupun materil, buat ibu antiku & nenekku tercinta terima kasih atas segala nasehatnya selama ini. 12. Buat yang spesial dihati aku Arby Pranata dan Daffa, buat sahabatku Nanda & Bang Dede’, serta buat teman-temanku Puput, Sarah, Deni, Wenny, Takdir, Fakhrie, Doli , Joel, Bayu.......terima kasih untuk semuanya.
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
Penulis juga menyadari dengan sepenuhnya akan kurang sempurnanya penulisan skripsi ini dan penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sehingga apa yang tertulis dalam skripsi ini dapat bermanfaat.
Medan,
Maret 2009 Penulis
Melda Safitri
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK KATA PENGANTAR ..........................................................................................
i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iv DAFTAR TABEL ................................................................................................ v DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..................................................................... B. Perumusan Masalah ............................................................................ C. Kerangka Konseptual ......................................................................... D. Tujuan dan Manfaat Penelitian............................................................ E. Metode Penelitian ............................................................................... 1. Batasan Operasional ..................................................................... 2. Definisi Operasional .................................................................... 3. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 4. Jenis Data .................................................................................... 5. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 6. Metode Analisis Data ...................................................................
1 4 4 6 6 6 7 7 7 8 8
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu .......................................................................... B. Pengertian Anggaran .......................................................................... C. Jenis-jenis Anggaran .......................................................................... D. Fungsi dan Tujuan Anggaran.............................................................. E. Pengertian dan Jenis-jenis Biaya Operasi ........................................... F. Pengukuran Kinerja ........................................................................... G. Anggaran Biaya Operasi sebagai Alat Ukur Kinerja ...........................
10 10 13 15 17 19 21
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat PDAM Tirtanadi……………………………………. B. Struktur Organisasi…………………………………………………… C. Jenis-jenis Operasional………………………………………………. D. Proses Penyusunan Anggaran Biaya Operasional…………………… E. Anggaran dan Realisasi Biaya Operasional pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan…………………………….. F. Pengukuran Kinerja Perusahaan……………………………………...
24 26 38 40 41 42
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
A. Analisis dan Evaluasi Penyimpangan Anggaran Biaya Operasional terhadap Realisasi Anggaran Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan………………….……...................................................... 44 B. Analisis dan Evaluasi Sistem Pengendalian Biaya operasional Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan ………………………
68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan …………... ……………………………………………… 70 B. Saran……………………………………………………………….. 71 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
No
Judul
Halaman
Tabel 1.1
Anggaran dan Realisasi Biaya Operasional PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan Tahun 2003-2007 …………………………………………………… 3
Tabel 4.1
Anggaran dan Realisasi Biaya Operasional PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan Tahun 2003 (dalam Rupiah)….........…………………………........... 45
Tabel 4.2
Anggaran dan Realisasi Biaya Operasional PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan Tahun 2004 (dalam Rupiah)….........…………………………........... 50
Tabel 4.3
Anggaran dan Realisasi Biaya Operasional PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan Tahun 2005 (dalam Rupiah)….........…………………………........... 54
Tabel 4.4
Anggaran dan Realisasi Biaya Operasional PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan Tahun 2006 (dalam Rupiah)….........…………………………........... 59
Tabel 4.5
Anggaran dan Realisasi Biaya Operasional PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan Tahun 2007 (dalam Rupiah)….........…………………………........... 63
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
DAFTAR GAMBAR No
Judul
Halaman
Gambar 1.1
Kerangka Konseptual………………………………………………
5
Gambar 3.1
Struktur Organisasi PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan……..
28
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
BAB I PENDAHULUAN
F. A. Latar Belakang Masalah Kinerja merupakan hasil akhir dari aktivitas baik individu maupun perusahaan. Perusahaan sering menjadikan kinerj asebagai sebuah nilai yang akan menjadi tolak ukur berhasil atau tidaknya suatu perusahaan dalam menjalankan suatu perencanaan perusahaan tersebut. Mengukur kinerja dalam perusahaan tidak terlepas dari analisis keuangan. Kondisi keuangan mencerminkan arus kas dalam mencapai profitabilitas yang diinginkan oleh pemilik perusahaan (Mulyadi, 2001:22). Analisis keuangan tidak terlepas dari anggaran. Anggaran merupakan alat manajemen dalam mencapai tujuan (Nafarin, 2000: 7). Anggaran menyediakan standar untuk melakukan evaluasi kinerja dalam perusahaan. Evaluasi kinerja dalam anggaran diukur dengan membandingkan hasil realisasi dengan anggaran yang sudah dianggarkan perusahaan. Anggaran memegang peranan penting dalam dunia usaha. Hal ini dikarenakan anggaran menyajikan informasi mengenai kegiatan operasional perusahaan dalam satu periode tertentu agar tujuan dari perusahaan dapat tercapai semaksimal mungkin. Untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan perlu menyusun perencanaan (anggaran) yang menyeluruh tentang kegiatan perusahaan untuk waktu yang akan datang dan dibuat berdasarkan data waktu sebelumnya yang disesuaikan dengan kondisi yang akan datang. Kegiatan perusahan yang tidak terencana dengan baik maka pelaksanaan menjadi tidak efektif dan efisien, dengan demikian diperlukan langkah-langkah dari pihak manajemen perusahan untuk menyusun strategi operasi serta mengukur dan Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
mengevaluasi pelaksanaan strategi tersebut, apakah mencapai sasaran atau tidak. Penyusunan strategi tersebut dijabarkan dalam nilai uang yang disebut anggaran. Dengan adanya anggaran maka perusahaan dapat mengetahui terjadinya penyimpangan yang akan timbul dalam rangka menjalankan
kegiatan operasional yakni dengan cara
membandingkan anggaran dengan data aktual atau realisasinya. Salah satu fungsi anggaran yaitu sebagai alat pengawasan, dimana anggaran biaya operasi yang dikeluarkan oleh perusahaan tetap diawasi dan dikendalikan. Penyusunan atau penentuan anggaran biaya operasi akan mempermudah pimpinan perusahaan untuk melaksanakan aktivitas perusahaan dan melaksanakan tugasnya dalam melakukan pengendalian pembiayaan yang lebih baik. Walaupun perusahaan telah menyusun anggaran biaya operasi, namun bukan berarti setiap saat biaya yang digunakan sesuai jumlahnya dengan yang ada pada anggaran biaya operasi. PDAM Tirtanadi merupakan perusahaan daerah yang bergerak dalam bidang jasa pengolahan air baku hingga menjadi air bersih, yang memiliki 15 kantor cabang untuk daerah Medan dan sekitarnya dan salah satunya adalah PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan. Dalam hal pengeluaran biaya-biaya operasional terlebih dahulu menyusun anggaran yang nantinya dijadikan sebagai standar pelaksanaan biaya operasional. Realisasi anggaran biaya operasi periode 2003 sampai dengan 2007 sering mengalami penyimpangan yang tidak menguntungkan, yang dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini:
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
Tabel 1.1 Anggaran dan Realisasi Biaya Operasional PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan Tahun 2003-2007 Tahun
Anggaran ( Rp.)
Realisasi ( Rp.)
Selisih ( Rp.)
Persentase ( Rp.)
Ket
2003
18.219.009.018
5.060.274.892
13.158.734.126
72,23%
M
2004 2005 2006 2007
4.575.586.253 5.173.951.074 6.932.834.805 9.521.889.077
5.332.852.515 5.152.360.936 6.444.350.035 6.941.512.440
-757.266.262 21.590.138 488.484.770 2.580.376.638
-16,55% 0,42% 7,05% 27,10%
TM M M M
Sumber : PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2008 (Data diolah)
Keterangan: i. M : Menguntungkan ii. TM : Tidak Menguntungkan Pada Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa anggaran biaya pada tahun 2004 sebesar Rp. 4.575.586.253 meningkat menjadi Rp 5.173.951.074 pada tahun 2005, sedangkan realisasi yang terjadi pada tahun 2004 sebesar Rp 5.332.852.515 mengalami penurunan pada tahun 2005 menjadi sebesar Rp 5.152.360.935. Fenomena data yang dapat dilihat pada Tabel 1.1, bahwa anggaran biaya yang dibuat tidak selalu searah dengan realisasi anggaran setiap tahunnya yang dapat dilihat pada tahun 2005, dimana anggaran biaya meningkat tetapi realisasi anggaran menurun. Selisih yang terjadi antara anggaran dan realisasi, sifatnya selisih tidak menguntungkan/TM (unfavorable variance), karena selisih-selisih yang terjadi tidak dapat dikatakan sebagai sumber penambah kekayaan perusahaan dan ini dapat merugikan perusahaan. Berdasarkan uraian tersebut dan mengingat pentingnya anggaran biaya operasi oleh perusahaan maka peneliti tertarik untuk menganalisis dan meneliti dalam bentuk
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
skripsi dengan judul “Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan”.
G. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang dikemukakan sebelumnya, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah anggaran biaya dapat dijadikan sebagai alat ukur kinerja pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan selama tahun 2003 sampai dengan tahun 2007 ?”
C. Kerangka Konseptual Menyusun anggaran sangat mempengaruhi besarnya laba yang akan diperoleh perusahaan, dimana tingkat penghasilan dibandingkan dengan anggaran biaya yang dikeluarkan, kemudian dicari selisihnya. Perolehan laba ini dapat digunakan sebagai tolok ukur bagi perusahaan berhasil atau tidaknya dalam pengembangan usaha. Munandar (2001: 3) menyebutkan bahwa “Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis, yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang “. Anggaran biaya sangat penting bagi perusahaan, dengan anggaran biaya perusahaan bisa mengetahui sejauh mana usaha yang akan dicapai pada periode mendatang. “Pada biaya atau cost maka jika biaya realisasi lebih besar dari pada budget maka dianggap tidak menguntungkan (unfavorable), sebaliknya jika biaya realisasi lebih rendah dari budget maka dianggap menguntungkan (favorable)” (Harahap, 2001: 225). Langkah awal yang dilakukan suatu perusahaan adalah membuat rencana untuk Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
menyusun suatu anggaran biaya operasinal dari perusahaan agar dapat dicegah adanya pemborosan. Anggaran disusun untuk kelancaran operasional perusahaan melalui pengendalian biaya, dari anggaran tersebut kemudian dilakukan analisis untuk mengetahui apakah terjadi penyimpangan dengan cara membandingkan hasil yang sebenarnya dengan yang dianggarkan, selanjutnya diadakan koreksi atau perbaikan untuk masa yang akan datang. Perusahaan bekerja menggunakan anggaran maka dapat menetapkan tujuan, dan berdasarkan tujuan itu dapat pula dinilai baik buruknya kinerja yang diharapkan dari suatu rencana dapat mengawasi kinerja operasi perusahaan.
Rencana Anggaran Biaya Operasional Realisasi Biaya Operasional Perbandingan Standar dan Fakta
Feedback Dalam Menyusun Tujuan
Penyimpangan Tindakan Koreksi
Sumber : Harahap (2001: 205) Gambar 1.1. Kerangka Konseptual
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian pada umumnya untuk menjawab rumusan masalah yang ada. Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini yaitu : Untuk menganalisis dan mengetahui realisasi anggaran biaya dapat digunakan sebagai alat ukur kinerja pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan. 2. Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah : a. Bagi Peneliti Sebagai menambah wawasan dan pengetahuan peneliti sehubungan dengan anggaran biaya operasi dalam pengawasan kinerja operasi di perusahaan. b. Bagi Perusahaan Sebagai bahan masukan bagi PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan dalam menyempurnakan fungsi anggaran biaya operasi sebagai alat ukur kinerja. c. Bagi Mahasiswa Sebagai referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin melakukan penelitian sejenis di masa yang akan datang.
E. Metode Penelitian 1. Batasan Operasional Keterbatasan teori-teori dan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan maka ditetapkan batasan operasional dari penelitian ini hanya sebatas biaya produksi dari anggaran biaya operasional di PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan pada tahun 2003 sampai dengan 2007. Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
2. Definisi Operasional
Definisi operasional yang ada dalam penelitian ini adalah: a. Anggaran biaya operasional merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang untuk jangka waktu tertentu, yang di dalamnya bersangkutan dengan aktivitas untuk menghasilkan laba perusahaan. Dalam hal ini anggaran biaya operasional terjadi pada tahun 2003 sampai dengan 2007. b. Realisasi anggaran merupakan hasil aktual yang diperoleh dari suatu anggaran yang telah disusun. Apabila biaya realisasi lebih besar dari pada budget maka dianggap tidak menguntungkan (unfavorable), sebaliknya jika biaya realisasi lebih rendah dari budget maka dianggap menguntungkan (favorable). c. Pengukuran kinerja merupakan suatu tingkatan keberhasilan yang dicapai dalam melaksanakan tugas yang dibebankan yang didasarkan pada suatu standar/anggaran dalam periode tertentu. 3. Tempat dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian bertempat di PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan yang beralamat di Jl. Jamin Ginting No 88A Medan. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan November 2008 sampai dengan Maret 2009. 4. Jenis Data Jenis data dalam penelitian ini adalah : a. Data Primer Data primer berupa data yang dikumpulkan dengan peninjauan secara langsung kepada objek penelitian. Untuk memperoleh data tersebut peneliti melakukan wawancara dengan staf bagian keuangan di perusahaan yang bersangkutan. Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
b. Data Sekunder Data sekunder merupakan sumber data yang diperoleh dari perusahaan berupa data tertulis, yaitu : 1. Sejarah singkat perusahaan PDAM Tirtanadi dan pembentukan PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan. 2. Struktur organisasi perusahaan PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan 3. Laporan anggaran dan realisasi biaya operasi PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan dari tahun 2003 sampai dengan 2007. 4. Hasil publikasi, buku-buku ilmiah, dan laporan-laporan lainnya yang diperoleh sehubungan dengan masalah yang diteliti. 5. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan sebagai berikut : a. Wawancara (interview), yaitu melakukan tanya jawab dengan kepala bagian keuangan dan para pegawai yang bersangkutan untuk mendapat informasi yang diperlukan. b. Dokumentasi, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data atau dokumen-dokumen bukti lainnya yang diperoleh dari perusahaan. 6. Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif. Pengolahan data melalui metode analisis deskriptif dilakukan dengan cara analisis time series. Analisis time series adalah analisis dari waktu ke waktu yang dilakukan dengan cara menganalisis anggaran biaya operasi dan realisasi dari anggaran tersebut dari tahun ke tahun. Analisis ini dilakukan guna mendapatkan
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
perbandingan yang dinamakan dengan penyimpangan, hasil penyimpangan akan timbul efisien (favorable) dan inefisiensi (unfavorable).
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Rosyidi (2006) mengenai Manfaat Anggaran sebagai Alat Pengawasan Biaya Operasional pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara.
Masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah
anggaran biaya operasi telah tercapai dalam mengukur kinerja perusahaan”. Data yang digunakan adalah Laporan Keuangan berupa neraca tahun 2000-2005. Metode penelitian ini menggunakan metode analisis deskriftif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anggaran memberikan manfaat sebagai alat pengawasan biaya operasi, dimana realisasi biaya operasi akan dibandingkan dengan anggaran biaya operasi yang telah ditetapkan sebelumnya.
B. Pengertian Anggaran Kegiatan
operasional
perusahaan
yang
dijalankan
pihak
manajemen
membutuhkan suatu alat yang dapat dijadikan sebagai pedoman, dimana hal ini dimaksudkan agar tujuan perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya dapat tercapai. Salah satu alat yang dapat digunakan oleh pihak manajemen untuk menjalankan kegiatan-kegiatan operasional perusahaan adalah anggaran atau disebut juga dengan budget. Anggaran terdiri dari serangkaian taksiran-taksiran yang dapat dipakai sebagai suatu program untuk menjalankan kegiatan perusahaan pada suatu periode, khususnya pada masa yang akan datang.
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
Menurut Harahap (2001: 15) Budget sebagai suatu konsep yang membantu manajemen dalam mencapai tujuannya melalui upaya menuangkannya secara tertulis sasaran yang akan dicapai perusahaan mulai dari sasaran utama, sasaran khusus, sampai rinciannya dan penyebabnya. Kegiatan yang direncanakan ini bukannya tanpa batas waktu, melainkan akan dibatasi untuk jangka waktu tertentu. Sebagai satuan yang dipergunakan dalam anggaran perusahaan ini adalah satuan moneter (rupiah). Menurut Mulyadi (2001: 488) yaitu, Anggaran merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukur yang lain, yang mencakup jangka waktu satu tahun. Pendapat para ahli di atas, memberikan pengertian bahwa anggaran merupakan suatu rencana yang mempunyai spesifikasi khusus yaitu disusun secara sistematis yang mencakup seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit moneter dan dalam jumlah waktu tertentu. Dengan demikian diperoleh dua hal mengenai anggaran sebagai berikut : 1. Anggaran perusahaan merupakan suatu rencana operasi yang disusun berdasarkan data periode yang lampau dan proyeksi keadaan pada masa yang akan datang dalam bentuk kuantitatif dan satuan uang. 2. Suatu rencana mengenai pendapatan dan biaya yang disusun sedemikian rupa sehingga laba yang diharapkan dapat tercapai. Menurut Munandar (2000: 1) Anggaran ialah suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang dinyatakan dalam unit (kesatuan) moneter yang berlaku untuk jangka waktu (periode) tertentu yang akan datang.
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
Kesimpulan dari pengertian di atas bahwa budget mempunyai empat unsur yaitu : 1. Rencana Yaitu suatu penentuan terlebih dahulu tentang aktivitas atau kegiatan yang dilakukan perusahaan diwaktu yang akan datang. Anggaran (budget) juga merupakan suatu rencana, karena anggaran merupakan penentu terlebih dahulu yang akan datang. Hanya saja anggaran mempunyai spesifikasi-spesifikasi khusus, seperti misalnya tentang kegiatan-kegiatan di perusahaan diwaktu disusun secara sistematis, mencakup seluruh kegiatan perusahaan, dinyatakan dalam unit moneter. 2. Kegiatan perusahaan Yaitu mencakup semua kegiatan yang akan dilakukan oleh bagian-bagian yang ada dalam perusahaan. Secara garis besar kegiatan-kegiatan perusahaan dapat dikelompokkan menjadi lima kelompok yaitu kegiatan pemasaran (marketing), kegiatan produksi (producing), kegiatan pembelanjaan (financing), kegiatan administrasi (administrating) serta kegiatan-kegiatan yang ada hubungannya dengan personalia. 3. Dinyatakan dalam unit moneter Unit (kesatuan) yang dapat diterapkan pada berbagai kegiatan perusahaan yang beraneka ragam. Adapun unit moneter yang berlaku di Indonesia ialah “Rupiah”. Unit moneter ini sangat diperlukan mengingat bahwa masing-masing kegiatan perusahaan yang beraneka ragam tersebut sering mempunyai kesatuan unit yang berbeda-beda seperti misalnya bahan mentah menggunakan kesatuan berat, kesatuan panjang, kesatuan isi, tenaga kerja menggunakan kesatuan jam kerja atau kesatuan Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
waktu. Dengan unit moneter dapatlah diseragamkan semua kesatuan yang berbeda tersebut sehingga memungkinkan untuk dijumlahkan, diperbandingkan serta dianalisis lebih lanjut. 4. Jangka waktu tertentu yang akan datang Hal ini menunjukkan bahwa anggaran berlaku untuk masa yang akan datang. Ini berarti bahwa apa yang dimuat dalam anggaran adalah taksiran-taksiran apa yang akan terjadi serta apa yang dilakukan diwaktu yang akan datang.
C. Jenis-jenis Anggaran Kegiatan yang akan dijalankan oleh pihak manajemen perusahaan bermacammacam, maka anggaran yang disusun berdasarkan jenis-jenis kegiatan yang akan dilaksanakan. Pada umumnya, anggaran yang disusun oleh pihak manajemen perusahaan terdiri dari anggaran operasional dan anggaran keuangan yang nantinya dirancang oleh manajemen perusahaan sebagai pedoman di dalam menjalankan kegiatannya. Menurut Munandar (2000: 23) jenis-jenis anggaran dibagi menjadi dua kelompok, yaitu : 1. Anggaran Operasional (operation budget) yaitu budget yang berisi taksiran-taksiran tentang kegiatan-kegiatan perusahaan dalam jangka waktu tertentu yang akan datang. 2. Anggaran keuangan (financing budget) yaitu budget yang berisi taksiran-taksiran tentang keadaan atau posisi finansial perusahaan pada saat tertentu yang akan datang.
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
Berikut akan dijelaskan mengenai jenis-jenis anggaran yang dikemukakan oleh Munandar (2000: 25): 1. Operation Budget Operating budget merencanakan tentang kegiatan-kegiatan perusahaan selama periode tertentu dimasa yang akan datang. Pada dasarnya kegiatan-kegiatan perusahaan selama periode tertentu itu meliputi dua sektor, yaitu : a. Sektor Penghasilan (Revenues) Sektor penghasilan ialah pertambahan aktiva perusahaan yang mengakibatkan bertambahnya modal sendiri tetapi bukan karena penambahan setoran modal baru dari para pemiliknya, dan bukan pula merupakan pertambahan aktiva perusahaan yang disebabkan karena bertambahnya hutang. b. Sektor Biaya Sektor biaya ialah pengurangan aktiva perusahaan yang mengakibatkan berkurangnya modal sendiri, tetapi bukan karena pengurangan (pengambilan) modal oleh para pemiliknya dan bukan pula merupakan pengurangan aktiva perusahaan yang disebabkan berkurangnya hutang. 2. Financing Budget Financial budget merencanakan tentang posisi finansial perusahaan pada suatu saat tertentu dimasa yang akan datang. Sedangkan yang dimaksud dengan posisi finansial perusahaan adalah keadaan aktiva tetap (harta), keadaan hutang dan keadaan modal sendiri perusahaan pada suatu saat.
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
D. Fungsi dan Tujuan Anggaran Anggaran bagi perusahaan sangat penting, karena anggaran merupakan alat bagi manajemen dalam mencapai tujuan. Anggaran berisikan informasi mengenai kegiatan yang akan dilaksanakan dan biaya yang dianggarkan untuk mendukung kegiatan tersebut yang telah ditentukan sebelumnya. Anggaran memiliki beberapa fungsi dimana fungsi anggaran tersebut sesuai dengan fungsi manajemen. Fungsi anggaran merupakan salah satu alat bagi manajemen dalam pencapaian tujuan perusahaan. Adapun fungsi anggaran antara lain (Nafarin, 2000 : 4) : 1. Fungsi Perencanaan Anggaran merupakan alat perencanaan tertulis menurut pemikiran yang teliti dan akan memberikan gambaran yang lebih nyata/jelas dalam unit dan uang. Perencanaan merupakan tindakan yang dibuat berdasarkan fakta dan asumsi mengenai gambaran kegiatan yang dilakukan pada waktu yang akan datang dalam mencapai tujuan yang diinginkan. 2. Fungsi Pelaksanaan Anggaran merupakan pedoman dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan secara selaras dalam mencapai tujuan. Jadi anggaran penting dalam menyelaraskan setiap bagian kegiatan, seperti : bagian pemasaran, bagian umum, bagian produksi, dan bagian keuangan. Bila salah satu bagian saja tidak dapat melaksanakan tugas sesuai dengan yang direncanakan, maka bagian lain juga tidak dapat melaksanakan tugasnya sesuai rencana. Dengan demikian tiap bagian harus melaksanakan tugasnya secara selaras, terarah, terkoordinir sesuai dengan yang direncanakan atau yang telah ditetapkan dalam anggaran.
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
3. Fungsi Pengawasan Anggaran merupakan alat pengawasan. Pengawasan berarti mengevaluasi terhadap pelaksanaan pekerjaan, dengan cara : a. Memperbandingkan realisasi dengan rencana. b. Melakukan tindakan perbaikan apabila dipandang perlu. Sedangkan menurut Mulyadi (2001: 502) menyatakan fungsi anggaran adalah : 1. Anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja. 2. Anggaran merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilakukan perusahaan dimasa yang akan datang. 3. Anggaran berfungsi sebagai alat komunikasi intern yang menghubungkan berbagai unit organisasi dalam perusahaan dan yang menghubungkan manajer bawah dan manajer atas. 4. Anggaran berfungsi sebagai tolok ukur yang dipakai sebagai pembanding hasil operasi sesungguhnya. 5. Anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian yang memungkinkan manajer menunjuk bidang yang kuat dan lemah bagi perusahaan. 6. Anggaran berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi dan memotivasi manajer dan karyawan agar senantiasa bertindak secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan organisasi. Tujuan anggaran yang diuraikan diatas dapat dikemukakan bahwa tujuan disusunnya anggaran mencakup seluruh kegiatan perusahaan yang akan dilaksanakan agar lebih terarah. Dengan demikian diperoleh tujuan dan manfaat disusunnya anggaran sebagai berikut :
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
a. Untuk digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan penggunaan dana. b. Untuk mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan yang digunakan. c. Untuk merinci jenis sumber dana yang dicari dan maupun jenis penggunaan dana, sehingga dapat mempermudah pengawasan. d. Untuk merasionalkan sumber dan penggunaan dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal. e. Untuk menyempurnakan rencana yang telah disusun, kerena dengan anggaran lebih jelas dan nyata yang terlihat. f.
Untuk menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan dengan keuangan. Manfaat dari disusunnya anggaran adalah :
1. Segala kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama. 2. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan pegawai. 3. Dapat memotivasi pegawai. 4. Menimbulkan tanggung jawab tertentu pada pegawai. 5. Menghindari pemborosan dan pengeluaran yang kurang perlu, yaitu sumber daya, seperti: tenaga kerja, peralatan, dan dana yang dimanfaatkan seefisien mungkin dan alat pendidikan bagi para manajer.
E. Pengertian dan Jenis-jenis Biaya Operasi Biaya merupakan merupakan objek yang dicatat, digolongkan, diringkas dan disajikan oleh akuntansi biaya. Proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian, serta penafsiran informasi biaya adalah tergantung untuk siapa proses tersebut Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
ditujukan. Proses tersebut harus memperhatikan kebutuhan pemakai luar perusahaan, selain itu harus juga memperhatikan karakteristik akuntansi keuangan. Mulyadi (2001: 8) menyatakan bahwa “Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi, yang diukur dalam satuan uang, yang terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu”. Singkatnya biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva. Jika pengorbanan sumber ekonomi tersebut tidak menghasilkan manfaat, maka pengorbanan tersebut merupakan rugi. Jika seorang pengusaha telah mengeluarkan biaya, tetapi tidak mendatangkan pendapatan, maka pengorbanan ini disebut rugi. Ikatan Akuntan Indonesia (2002) dalam Standar Akuntansi Keuangan memberikan pengertian sebagai berikut : beban (expense) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penurunan modal. Yang dimaksud biaya adalah pengorbanan ekonomis yang diperlukan untuk memperoleh barang dan jasa. Perbedaan pengertian antara expense dan cost tersebut, terkandung prinsip alokasi biaya karena expense adalah sebagian dari cost yang dialokasikan menjadi beban terhadap pendapatan pada periode tertentu. Ketepatan dari penentuan laba sangat erat hubunganya dengan ketepatan dari alokasi biaya, karena selain tergantung pada pendapatan, laba juga ditentukan oleh biaya. Berdasarkan dua pengertian di atas maka peneliti mendefinisikan bahwa yang dimaksud dengan anggaran biaya adalah rencana-rencana tertulis mengenai biaya-biaya yang akan datang yang disusun dan merupakan patokan atau ukuran dari biaya-biaya yang akan dikeluarkan untuk kegiatan jalannya perusahaan. Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
Selanjutnya Mulyadi (2001: 19) menyatakan bahwa “biaya operasi adalah biayabiaya yang dikeluarkan dalam rangka untuk membiayai aktivitas operasi perusahaan baik administrasi maupun penjualan”. Biaya operasi dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu: 1. Beban atau biaya penjualan Biaya penjualan adalah keseluruhan biaya dalam rangka penjualan. Dengan kata lain biaya ini dikorbankan agar barang yang diproduksi dapat terjual, contoh dari biaya penjualan ini adalah seperti gaji bagian penjualan, PPh karyawan penjualan, komisi, advertensi, promosi biaya pemeliharaan bagian penjualan, biaya penyusutan peralatan bagian penjualan, biaya listrik, air dan telepon bagian penjualan dan lain sebagainya. 2. Beban atau biaya umum dan administrasi Biaya administrasi dan umum adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan dalam mengatur dan mengendalikan organisasi. Adapun yang termasuk ke dalam biaya ini antara lain adalah gaji pimpinan dan karyawan administrasi, pemakaian alat tulis kantor, penyusutan gedung, biaya gaji karyawan kantor, biaya pemeliharaan bagian kantor, biaya penyusutan peralatan kantor, biaya listrik, air dan telepon.
F. Pengukuran Kinerja Kinerja
merupakan
output
dari
produktivitas,
baik
individu
maupun
kelompok/organisasi. Kinerja mencerminkan hasil dari aktivitas atau kerja sebelumnya. Kinerja juga dapat dijadikan sebagai nilai, jika kinerja menjadi tolok ukur keberhasilan perusahaan. Nilai suatu perusahaan tidak bisa ditaksir dengan hanya satu tolok ukur saja, tetapi melibatkan berbagai macam perhitungan. Penilaian atau analisis kinerja keuangan merupakan proses yang menghubungkan risiko dan pengembalian untuk menentukan Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
nilai suatu aktiva. Dalam menganalisis kinerja perusahaan tidak terlepas dari analisis keuangan. Kondisi keuangan mencerminkan arus kas dalam mencapai profitabilitas yang diinginkan oleh pemilik perusahaan (Mulyadi, 2001: 22). Penilaian kinerja sudah tentu mempunyai prosedur atau tata laksana dan tujuan sehingga tujuan dari melakukan evaluasi kinerja dapat tercapai. Untuk melakukan penilaian perlu mengetahui hal-hal sebagai berikut (Mulyadi, 2001: 23) : 1. Apa yang dievaluasi Evaluasi kinerja biasanya dilakukan dalam jangka waktu tertentu misalnya satu tahun atau lebih. Evaluasi kinerja dapat dilihat dari berbagai sisi, salah satunya dari sisi keuangan. 2. Alat Evaluasi Menilai kinerja dari aspek keuangan dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan menggunakan rasio-rasio keuangan atau dengan membandingkan antara input dan output atau membandingkan antara anggaran dan realisasinya. 3. Cara Menganalisis Adanya tersedia data yang akan dianalisis misalnya data laporan keuangan untuk 5 tahun. Kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis rasio-rasio, sehingga dapat diketahui tingkat likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas perusahaan. 4. Hasil Analisis Hasil analisis nantinya akan dapat dilihat berdasarkan kedua analisis yaitu kinerja perusahaan dari segi likuiditas, solvabilitas maupun rentabilitas, serta kemampuan perusahaan untuk membayar hutang, efektivitas perusahaan, profitabilitas, dan modal kerja.
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
G. Anggaran Biaya Operasi Sebagai Alat Ukur Kinerja Membandingkan anggaran yang disusun berdasarkan biaya standar dengan biaya yang sesungguhnya terjadi, maka biasanya akan terdapat perbedaan-perbedaan. Perbedaan tersebut merupakan penyimpangan dari anggaran yang dinamakan varians yang dapat melihat kinerja sesungguhnya. Hansen dan Mowen (2005 : 356) menyatakan bahwa: “sistem anggaran memberikan beberapa kelebihan untuk suatu organisasi” : 1. Memaksa para manajer untuk melakukan perencanaan. 2. Menyediakan informasi yang dapat digunakan untuk memperbaiki pembuatan keputusan. 3. Menyediakan standar untuk evaluasi kinerja. 4. Memperbaiki komunikasi dan koordinasi. Kutipan
di
atas
menjelaskan
anggaran
memberikan
kelebihan
untuk
menyediakan standar untuk evaluasi kinerja. Anggaran memberikan standar untuk dapat mengendalikan penggunaan sumber daya perusahaan yaitu biaya. Evaluasi kinerja dalam anggaran dengan membandingkan antara hasil aktual (realisasinya) dengan standar yang telah ditentukan (anggarannya). Perbedaan yang besar antara hasil aktual dengan yang direncanakan adalah bentuk hasil yang telah dicapai penggunaan sumber daya perusahaan. Jika lebih besar aktual biaya (realisasi) dengan biaya yang diperkirakan (anggaran) dapat diindikasikan dalam penggunan biaya tersebut tidak mengikuti ketentuan yang telah ditetapkan yang berarti kinerja tidak sesuai yang diharapkan. Lebih lanjut Hansen dan Mowen (2005 : 370) menyatakan: Anggaran adalah alat pengendalian yang berguna. Tetapi, agar dapat digunakan dalam evaluasi kinerja, dua pertimbangan utama harus dipertimbangkan. Pertama adalah menetapkan bagaimana Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
jumlah yang dianggarkan seharusnya dibandingkan dengan hasil aktual. Pertimbangan yang kedua melibatkan dampak anggaran atas perilaku manusia. Dampak anggaran atas perilaku manusia memiliki pengaruh perilaku yang signifikan. Pengaruh tersebut dapat berupa perilaku positif maupun perilaku negatif, tergantung bagaimana anggaran digunakan. Perilaku positif muncul ketika tujuan tiap manajer sejalan dengan tujuan organisasi. Sistem anggaran yang baik mendorong perilaku yang sesuai dengan tujuan. Cara yang digunakan organisasi untuk mempengaruhi manajer agar melakukan lebih banyak usaha dalam mencapai tujuan organisasi disebut sebagai insentif. Teori organisasi tradisional berasumsi bahwa orang yang motivasi utamanya adalah penghargaan berupa uang, akan menolak pekerjaan, tidak efisien, serta tidak berguna. Jadi, insentif uang digunakan untuk mengendalikan kecenderungan seorang manajer untuk melalaikan dan membuang-buang sumber daya, dengan menghubungkan kinerja anggaran pada kenaikan gaji, bonus, dan promosi. Ancaman pemecatan adalah sanksi ekonomi terbesar untuk kinerja yang buruk. Pada kenyataannya, orang termotivasi dengan faktor intrinsik psikologis dan sosial, seperti kepuasan bila pekerjaan dilakukan dengan baik, penghargaan, tanggung jawab, harga diri, dan sifat pekerjaan itu sendiri. Jadi insentif bukan uang, termasuk memperkaya pekerjaan, meningkatkan tanggung jawab dan otonomi, program penghargaan non-uang, dan lainnya, dapat digunakan untuk meningkatkan sistem pengendalian anggaran. Tujuan anggaran yang digunakan untuk mengukur kinerja harus berdasarkan pada kondisi dan harapan-harapan realistis. Anggaran seharusnya mencerminkan realita operasional seperti tingkat aktivias aktual, perubahan musiman, efisiensi dan trend ekonomi umum. Anggaran fleksibel digunakan untuk memastikan bahwa biaya yang Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
dianggarkan dapat secara realistis dibandingkan dengan biaya untuk tingkat aktivitas aktual. Anggaran sementara (jangka pendek) seharusnya mencerminkan pengaruh musiman. Contohnya akan memperkirakan penjualan yang jauh lebih tinggi dalam kuartal yang tertentu seperti hari raya, dari pada dalam kuartal lainnya. Pemotongan anggaran seharusnya berdasarkan pada peningkatan yang direncanakan dalam hal efisiensi, dan bukan hanya penurunan tanpa standar tertentu. Pemotongan tanpa evaluasi formal dapat mempengaruhi kemampuan beberapa unit untuk menjalankan misinya. Kondisi ekonomi umum juga diperlukan dalam mempertimbangkan anggaran. Dalam menilai kinerja atas biaya, idealnya para manajer hanya dianggap bertanggung jawab atas biaya-biaya yang dapat dikendalikan (controllable cost). Biaya yang dapat dikendalikan adalah biaya yang dapat dipengaruhi tingkatnya oleh manajer. Sebagai contoh manajer tingkah bawah (divisi/unit) tidak memiliki kuasa atas biaya tingkat korporasi, seperti penelitian dan pengembangan, serta gaji para manajer atas. Oleh karena itu, manajer tersebut tidak seharusnya dianggap mempunyai kinerja yang tidak memadai jika ada muncul biaya-biaya tersebut dalam anggarannya.
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat PDAM Tirtanadi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi merupakn satu diantara empat Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) diluar Bank Pembangunan Sumatera Utara dibawah Pemerintahan Daerah Tingkat I Sumatera Utara. Perusahaan ini didirikan sejak zaman Belanda pada tangggal 23 September 1905 dengan nama “ NV. Waterleiding Maatschpappij Ajer Bersih “ yang berkantor pusat di Amsterdam negeri Belanda. Setelah melewati zaman penjajahan Belanda, Jepang dan memasuki masa kemerdekaan Indonesia dengan berganti-ganti nama dan status maka pada tahun 1979 berdasarkan Peraturan Daerah Propinsi Tingkat I Sumatera Utara No 11 Tahun 1979 berpedoman kepada UU No 5 Tahun 1962 tentang perusahaan daerah, maka resmilah berdiri Perusahaan Daerah Air Minum Tirtanadi atau disingkat dengan nama PDAM Tirtanadi sampai sekarang ini. Pada tahun 1985 Peraturan Daerah No 11 Tahun 1979 ini disempurnakan lagi menjadi Peraturan Daerah Sumatera Utara No 25 Tahun 1985 tentang Perusahaan Daerah Air Minum Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara. Selanjutnya dengan Peraturan Daerah No 6 Tahun 1991 dilaksanakan perubahan pertama Peraturan Daerah Propinsi Tingkat I Sumatera Utara No 25 Tahun 1985 tentang Perusahaan Daerah Air Minum diatur mengenai air limbah. Perusahaan ini disampaikan tugas pokoknya adalah menyediakan air bersih dan pelayanan air limbah juga berperan dalam mengembangkan perekonomian daerah serta merupakan salah satu sumberPendapatan Asli Daerah (PAD). Salah satu upaya Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
pengembangan perusahaan adalah melakukan Kerja Sama Operasi (KSO) antar Perusahaan Air Minum yang ada ditingkat II di propinsi Sumatera Utara. Upaya
peningkatkan
pelayanan
kepada
masyarakat
khususnya
guna
mengantisipasi pertambahan pelanggan di tahun mendatang, pada tanggal 23 Mei 2001 Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara telah menandatangani kerja sama PDAM Tirtanadi denagn Lyonnaise de Eaux Prancis dan PT Resupra Indotama Medan denagn membentuk perusahaan yaitu : PT TIRTA LYONNAISE INDOTAMA yang akan memasok air bersih melalui proyek “ Built Operate Water Tretment Plant di Belumai dengan kapasitas 3.000 liter/detik yang akan dibangun dan secara bertahap, dan tahap I kapasitas produksinya adalah 500 liter/detik. Pekerjaan sepenuhnya dilaksanakan oleh pihak Perancis. Menghadapi era mendatang PDAM Tirtanadi tetap secara berkesinambungan melakukan peningkatan kualitas sumber daya manusianya dengan mengadakan pendidikan pegawai keberbagai indusri perusahaan baik di dalam maupun di luar negeri. Kerjasama dibidang air minum dengan NV.WMG di negeri Belanda dan Yokohama Water Works Bureau di Jepang terus dipelihara dengan baik. Tingkat kehilangan air diusahakan serendah mungkin yang mengacu kepada INMENDAGRI No. 690-149 tanggal 20 Februari 1985 tentang usaha mengurangi kehilangan air dalam pengelolahan air di PDAM Tirtanadi dengan melaksanakan berbagai perbaikan dan penyempurnaan terhadap sarana dan prasarana yang ada sekarang ini.
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
Pembentukan PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan Pembentukan cabang-cabang di PDAM Tirtanadi dimulai pada tahun 1985. Sebelum dibentuk menjadi cabang pada mulanya bernama
unit-unit, yang
pengendaliannya dibawah kantor pusat. Semakin luasnya kawasan yang ingin dijangkau untuk memasok air bersih terutama karena dibangunnya Perumnas Simalingkar serta untuk meningkatkan pelayanan kepada pelanggan terutama dikawasan Padang Bulan maka dibentuklah Cabang Padang Bulan berdasarkan Surat Keputusan Direksi No 01/KPTS/1989 tanggal 2 Januari 1989. Dari tahun 1989 sampai saat ini pergantian kepala cabang di PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan sebanyak 12 periode. Bapak Ir. Arif Haryadian M.Si merupakan kepala cabang PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan saat ini dengan jumlah karyawan sebanyak 57 orang dan jumlah pelanggan sampai dengan bulan Februari 2009 berkisar 38.940 pelanggan.
B. Struktur Organisasi PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan Suatu organisasi atau perusahaan, pemimpin merupakan penentu maju mundurnya perusahaan. Disini pimpinan sekaligus sebagai salah satu pengambil keputusan dibebani tugas yang berat yaitu harus memikirkan kemajuan perusahaan dan juga pelayanan kepada masyarakat, untuk itu pimpinan membagi tugasnya kepada bawahannya agar semua tugas dapat berjalan dengan baik. Seperti kita ketahui bahwa struktur organisasi bukanlah merupakan tujuan tetapi alat untuk mencapai tujuan. Dengan adanya struktur organisasi pada suatu perusahaan maka pembagian tugas dan wewenang dalam perusahaan dapat terlihat jelas. Serta untuk
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
menjalin kerja sama yang diinginkan oleh pimpinan, juga memudahkan bagi pimpinan mengadakan pengawasan terhadap tujuan yang direncanakan. Pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa struktur organisasi adalah alat untuk mencapai efesiensi dan efektifitas kerja ataupun mendelegasikan wewenang dalam organisasi yang berdasarkan pada pola hubungan kerja serta lalu lintas wewenang dan tanggung jawab dalam perusahaan Adapun struktur organisasi PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan tampak dalam Gambar 3.1 berikut:
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
KEPALA CABANG
Ir. Arif Haryadian M.Si
KABAG UMUM & PERSONALIA
ASISTEN I
ASISTEN II
KABAG PENGAWASAN
KABAG KEUANGAN
ASISTEN I
ASISTEN I
ASISTEN II
ASISTEN II
KABAG PEMASARAN
ASISTEN I
ASISTEN II
Sumber : PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan. Gambar 3.1 Struktur Organisasi PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
KABAG HUBLANG
ASISTEN I
ASISTEN II
KABAG JARINGAN
ASISTEN I
ASISTEN II
29
Berdasarkan gambar struktur organisasi pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan dalam melaksanakan tugas, wewenang dan tanggung jawab kepala cabang dibantu oleh : 1. Kabag. Jaringan Perpipaan 2. Kabag Pemasaran 3. Kabag Keuangan 4. Kabag Umum dan Personalia 5. Kabag Hubungan Langganan 6. Kabag Pengawasan maka dapat dijelaskan uraian tugas (job description) serta tanggung jawab masingmasing bagian sebagai berikut : 1. Kepala Cabang Kepala cabang bertanggung jawab kepada Direksi dengan uraian tugas, wewengan dan tanggung jawab sebagai berikut : a. Melakukan koordinasi dengan unit kerja terkait yang berhubungan dengan tugasnya. b. Melaksanakan dan melakukan program kerja cabang. c. Memimpin dan mengendalikan pelaksnaan kegiatan di cabang.
d.
Membantu dan menyusun usulan anggaran tahunan cabang setelah berkonsultasi dengan unit kerja penyusunan anggaran.
e.
Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada pelanggan air bersih dan air limbah.
f.
Memelihara hubungan kerja yang baik dengan sesama pihak yang berhubungan dengan cabang baik intern maupun ekstern.
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
30
g.
Mengusulkan kepada Direksi atas penurunan golongan tarif, reduksi pemakain air dan penyelesaian air dan penyelesaian kasus.
h.
Memberikan penilain atas prestasi kerja memberikan sanksi sesuai dengan wewenang yang diberikan.
i.
Merekrut mitra kerja dan memberika penilaian atas kinerja sesuai dengan wewenangnya.
j.
Melaksanakan penyampaian data dan informasi atau sasaran lain secepatnya.
k.
Mengelola dengan baik terhadap penggunaan sarana dan prasarana, fasilitas serta dana kerja sesuai dengan peruntukan yang telah ditetapkan.
l.
Melakukan perbaikan atas kerusakan jaringan perpipaan koordinasi dengan divisi jaringan perpipaan apabila diperlukan.
m. Bertindak
atas nama Direksi untuk cabang yang dipimpinnya dalam
urusan dengan pihak eksternal sesuai dengan wewenang yang diberikan.
n.
Mengadakan barang-barang tertentu sesuai dengan kebutuhannya berdasarkan ketentuan yang ditetapkan.
o.
Membuat dan menyampaikan laporan bulanan perkembangan cabang dilengkapi dengan evaluasinya.
p.
Membuat dan menyampaikan laporan keuangan dilengkapi dengan evaluasi kinerja.
q.
Membantu Direksi untuk menyedikan data dan informasi yang diperlukan oleh pihak intern dan pihak ekstern.
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
31
r.
Membimbing, mengatur dan memberdayakan sumber daya manusia untuk kepentingan pelaksaan tugasnya.
s.
Melaksanakan semua tugas di perusahaan dan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Direksi.
2. Kepala Bagian Jaringan Perpipaan Kabag Jaringan Perpipaan bertanggung jawab kepada kepala cabang dengan uraian tugas, wewenag dan tanggung jawab sebagai berikut : a. Melakukan koordinasi dengan bagian lain yang berhubungan dengan tugasnya. b. Merencanakan dan melaksanakan program kerja Bagian Jaringan Perpipaan. c. Melakukan pemasangan, pemeliharaan dan pemeriksaan rutin pipa-pipa distribusi sesuai dengan perencanaan dan gambaran kerja. Termasuk valve, air valve, bran kran dan perlengkapan lainnya agar pendistribusian air dapat berjalan dengan lancar, teratur dan merata. d. Memproses penerbitan surat perintah kerja / SPK / kontrak/ perjanjian untuk pekerjaan jaringan perpipaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. e. Menjaga kualitas air dalam pipa distribusi dan melakukan pencucian pipa, wash out dan kebersihan pipa pada saat pekerjaan pemasangan pipa. f.
Mengkoordinasikan dan melaksankan pekerjaan perbaikan pipa bocor dan mengatasi serta mencari penyebab terjadinya gangguan air pada pelanggan.
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
32
g. Melaksanakan perawatan dan pembacaan meter-meter lop yang ada di cabangnya dan mengambil langkah-langkah guna mengurangkan tingkat kehilangan air. h. Membantu kepala cabang untuk menyedikan data dan informasi yang diperlukan oleh pihak intern dan ekstern. i.
Membuat analisis dan perhitungan biaya pengembangan jaringan atau rehabilitas sebelum dan sesudah dilaksnakan.
j.
Mengarsip gambar-gambar jaringan pipa distribusi, pipa dinas, pipa air limbah dan gambar-gambar perlengkapannya seperti detail spot dan lainlain.
k. Melakukan revisi / perbaikan terhadap gambar-gambar arsip bila terjadi perubahan-perubahan di lapangan sehingga gambar-gambar tetap up to date. l.
Membuat dan meyampaikan laporan bulanan perkembangan bagian jaringan perpipaan dilengkapi dengan evaluasinya.
m. Membantu kepala cabang untuk menyediakan data dan informasi yang diperlukan oleh pihak intern maupun ekstern. n. Membimbing, mengatur dan memberdayakan sumber daya manusia untuk kepentingan pelaksanaan tugasnya. o. Melaksanakan semua tugas di perusahaan dan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala cabang 3. Kepala Bagian Pemasaran Kepala Bagian Pemasaran bertanggung jawab kepada kepala cabang dengan uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut :
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
33
a. Melakukan koordinasi dengan bagian lain yang berhubungan dengan tugasnya. b. Merencanakan dan melaksanakan program kerja bagian pemasaran. c. Melaksanakan proses
sambungan
baru,
penyambungan
kembali,
penggantian pipa dinas, meter air dan lain-lain yang berhubungan dengan pelayanan langganan. d. Memproses penerbitan surat kerja SPK untuk pemasangan sambungan baru, penggantian meter, dan lain-lain sesuai dengan ketentuan yang berlaku. e. Melaksanakan survey, perencanaan arsip dan gambar jaringan pipa lokasi calon pelanggan. f.
Melaksanakan perhitungan biaya pekerjaan sambungan baru sesuai dengan ketentuan.
g. Memonitoring kemungkinan terjadinya tindakan ilegal yang dilakukan oleh pelanggan. h. Melaksanakan sambungan baru, pasang kembali, penggantian pipa dinas meter air dan lain- lain yang berhubungan dengan permohonan pelanggan. i.
Membuat dan melaporkan perkembangan bagian pemasaran lengkap dengan evaluasi setiap bulan.
j.
Membantu kepala cabang untuk menyediakan informasi dan data yang diperlukan oleh pihak intern maupun ekstern.
k. Membimbing, mengatur, dan memberdayakan sumber daya manusia untuk kepentingan pelaksanaan tugasnya.
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
34
l.
Melaksanakan semua tugas di perusahaan dan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala cabang.
4. Kepala Bagian Keuangan Kepala Bagian Keuangan bertanggung jawab kepada kepala cabang dengan uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut : a. Melakukan koordinasi dengan bagian lain yang berhubungan dengan tugasnya. b. Merencanakan dan melaksanakan program kerja di bagian keuangan. c. Mengatur penyimpanan uang dalam batas tertentu sesuai dengan ketentuan. d. Mengupayakan penagihan guna meminimumkan saldo tunggakan rekening. e. Mengelola buku kas / bank dan buku kas dana kerja sesuai ketentuan yang berlaku. f.
Melaksanakan pencatatan administrasi atas penggunaan dana kerja sesuai dengan peruntukan yang ditetapkan.
g. Meneliti kebenaran atas pembayaran dari pelanggan yang menggunakan cek, giro atau surat berharga lainnya. h. Membuat laporan harian dan bulanan atas penerimaan atau pendapatan cabang. i.
Memberi peringatan dan melakukan pemutusan sambungan air bersih / air limbah yang mempunyai tunggakan rekening air sesuai ketentuan.
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
35
j.
Melaksanakan penagihan rekening air dan non air menurut jadwal penagihan setiap hari secara intensif, efektif dan efisien.
k. Mengamankan dan menjaga tunggakan rekening air yang tersimpan atau belum tertagih dan menghitung kesesuainya. l.
Membuat dan menyampaikan laporan bulanan perkembangan bagian keuangan dilengkapi dengan evaluasinya.
m. Membantu kepala cabang untuk menyedikan data dan informasi yang dibutuhkan oleh pihak intern maupun ekstern. n. Melaksanakan semua tugas di perusahaan dan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala cabang. 5. Kepala Bagian Umum dan Personalia Kepala Bagian Umum dan Personalia bertanggung jawab kepada kepala cabang dengan uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut : a. Melaksanakan koordinasi dengan bagian lain yang berhubungan dengan tugasnya. b. Merencanakan dan melaksanakan program kerja bagian umum. c. Mengelola dan melaksanakan segala hal yang berkaitan dengan ketatausahaan, kepegawaian, gudang, rumah tangga dan angkutan d. Memproses pengadaan / pembelian barang untuk kebutuhan cabang sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan. e. Memproses penerbitan surat perintah kerja SPK / Kontrak / perjanjian untuk pangadaan. Pekerjaan mekanikal elektrikal, bangunan dan taman sesuai dengan ketentuan yang berlaku. f.
Membantu dan menyelenggarakan persiapan yang menyangkut acara rapat intern maupun acara rapat seremonial.
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
36
g. Mendata hal-hal yang berkaitan dengan disiplin kepegawaian. h. Bertanggung jawab terhadap pemeliharaan dan perawatan bangunan kantor, kompleks perumahan dan taman. i.
Memberikan rekomendasi kepada kepala cabang atas hal-hal yang berkaitan dengan mutasi, pembinaan dan pengembangan kualitas pegawai serta pengadaan barang dan lain-lain berikut sistem administrasi gudang.
j.
Mengatur dan mengendalikan persediaan barang-barang untuk kebutuhan cabang.
k. Menyimpan dan mengamankan seluruh surat-surat berharga dan dokumen perusahaan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan cabang. l.
Mengurus dan mengelola barang-barang inventaris dan peralatan kerja yang ada diinstalasi.
m. Menjaga ketertiban dan keamanan lingkungan kerja dan senantiasa melakukan koordinasi dengan unit kerja terkait dalam hal pengaturan petugas satuan keamanan. n. Membuat dan menyampaikan laporan bulanan perkembangan bagian umum dilengkapi dengan evaluasinya. o. Membantu kepala cabang untuk menyediakan data dan informasi yang diperlukan pihak intern dan ekstern. p. Membimbing, mengatur dan memberdayakan sumber daya manusia untuk kepentingan pelaksanaan tugasnya. q. Melaksanakan semua tugas diperusahaan dan tugas-tugas yang diberikan oleh kepala cabang.
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
37
6. Kepala Bagian Hubungan Langganan Kepala Bagian Hubungan Langganan bertanggung jawab
kepada kepala
cabang dengan uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut : a. Melaksanakan koordinasi dengan bagian lain ynag berhubungan dengan tugasnya. b. Merencanakan dan melaksanakan program kerja bagian hubungan langganan. c. Mencatat, meneruskan dan memonitor laporan masyarakat yang berkaitan dengan pelanggan dicabangnya dengan menggunakan sistem informasi yang ditetapkan. d. Menghimpun,
memasukkan dan
mengelola
data internal untuk
diteruskan. e. Melakukan evaluasi tentang kondisi meter air seluruh pelanggan. f.
Melayani proses permohonan reduksi, perubahan golongna tarif , balik nama dan lain-lain yang berhubungan dengan pelanggan.
g. Membuat bon pekerjaan penggantian meter. h. Memeriksa dan mengamankan akurasi data pada hubungan langganan. i.
Melakukan evaluasi dan melaporkan hal-hal yang merugikan perusahaan seperti by pass, penempelan magnet dan tindakan lainnya yang tidak diperbolehkan dilakukan pelanggan.
j.
Memelihara dan menyimpan kartu pembacaan meter dan formulir daftar stand meter pelanggan.
k. Membantu kepala cabang untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh pihak intern maupun ekstern.
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
38
l.
Membimbing dan mengatur serta memberdayakan sumber daya manusia untuk kepentingan pelaksanaan tugasnya.
m. Melaksanakan semua tugas diperusahaan dan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala cabang. 7. Kepala Bagian Pengawasan Kepala Bagian Pengawasan bertanggung jawab
kepada kepala cabang
dengan uraian tugas, wewenang dan tanggung jawab sebagai berikut : a. Melakukan koordinasi dengan bagian lain yang berhubungan dengan lingkup tugasnya. b. Merencanakan dan membuat program pengawasan fungsional dibagian pengawasan. c. Membantu kepala cabang dalam pengawasan bidang administrasi dan teknik baik pekerjaan sipil / rasi dan teknik baik pekerjaan sipil / perpipaan maupun pekerjaan mekanikal elektrikal. d. Memberikan laporan kepada kepala cabang atas kemungkinan terjadinya gangguan pada jaringan perpipaan yang diakibatkan oleh prosedur kerja e. Melakukan
monitoring
dan
penyampaian
informasi
adanya
penyimpangan kerja dari standar, prosedur maupun ketentuan-ketentuan yang berlaku sebagai pedoman kerja baik yang dilakukan bagian lain maupun oleh pihak ketiga. f.
Membuat laporan berkala atas pelaksanaan tugas pengawasan dicabang kepada kepala SPI dengan diketahui oleh kepala cabang.
g. Mengelola fungsi pengawasan dan senantiasa melakukan koordinasi dengan SPI khususnya dalam pembinaan tugas-tugas pengawasan.
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
39
h. Melakukan sosialisasi terhadap surat edaran , SK, nota dinas dan ketentuan lainnya. i.
Memeriksa kesesuaian kualitas dan volume pekerjaan yang dilakukan oleh pihak ketiga, agar sesuai dengan spesifikasi teknis dan ketentuan yang diatur dalam SPK / Kontrak.
j.
Melakukan pengawasan atas pelaksanaan surat ederan, SK, nota dinas dan ketentuan lainnya.
k. Membimbing, mengatur dan memberdayakan sumber daya manusia untuk kepentingan pelaksanaan tugasnya. l.
Melaksanakan semua tugas di perusahaan dan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala cabang.
G. SARANA DAN PRASARANA 1. Komputer / printer ( peralatan komputer ) 2. Alat Tulis Gambar 3. Musholla 4. Ruang Rapat 5. Ruang complain pelanggan 6. Front office 7. Pos satpam / tenaga security 8. Kantin 9. Lapangan parkir 10. Gudang
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
40
Berdasarkan gambar struktur organisasi pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, maka dapat dijelaskan uraian tugas (job description) serta tanggung jawab masing-masing bagian sebagai berikut :
C. Jenis-jenis Biaya Operasional Biaya operasional merupakan unsur perhitungan laba rugi perusahaan. Semakin besar biaya operasi akan mengakibatkan semakin kecil laba, demikian sebaliknya, karena itu diperlukan pengawasan terhadap kinerja operasi perusahaan melalui anggaran biaya operasi. PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan merupakan perusahaan milik pemerintah daerah yang bergerak di bidang jasa pengolahan air baku. Biaya yang dibutuhkan disebut dengan biaya operasi. Adapun biaya operasi yang ada pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan yaitu: 1. Biaya Langsung Usaha Kelompok perkiraan ini menampung biaya yang diperoleh dalam kegiatan pokok perusahaan yang terdiri dari biaya sumber air dan biaya pengolahan air. Biaya sumber air merupakan biaya operasional yang berkaitan dengan kegiatan mengumpulkan air dari berbagai sumber. Sedangkan biaya pengolahan air merupakan biaya operasional dan pemeliharaan yang berkaitan dengan proses pengolahan air sampai siap untuk didistribusikan. 2. Biaya Transmisi dan Distribusi Kelompok perkiraan ini menampung semua biaya operasi dan pemeliharaan yang berkaitan dengan kegiatan transmisi dan distribusi air yang sudah diolah. Biaya ini terdiri dari biaya pegawai, biaya listrik dan biaya pemeliharaan. 3. Biaya Umum dan Administrasi Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
41
Kelompok perkiraan ini dibukukan biaya-biaya yang berkaitan dengan kegiatan operasi umum meliputi kegiatan administrasi , umum dan kegiatan pelayanan pelanggan. Biaya yang ada meliputi biaya pegawai, biaya kantor, biaya listrik, biaya hubungan langganan, biaya pemeliharaan dan biaya lain-lain.
4. Biaya Diluar Usaha Kelompok perkiraan ini menampung biaya yang diperoleh diluar kegiatan pokok perusahaan yang terdiri dari biaya bank, kerugian penjualan persediaan barang usang, kerugian penghapusan aktiva tetap dan rupa-rupa biaya kerugian. D. Proses Penyusunan Anggaran Biaya Operasional Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan rencana kerja untuk jangka waktu satu tahun, yang dinyatakan dalam satuan moneter dan satuan kuantitatif lainnya. Periode anggaran PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, dihitung dalam 1 tahun. Penyusunan anggaran harus selesai tepat waktu yang telah ditetapkan yaitu paling lambat 2 (dua) bulan sebelum berakhirnya periode normal perusahaan (31 Desember) yaitu pada bulan Oktober sebelum tahun anggaran yang berjalan berakhir. Anggaran PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan disusun berdasarkan dengan karakteristik tanggung jawab yang dibentuk dalam organisasi perusahaan. Penyusunan anggaran memerlukan kerja sama para pimpinan dari berbagai jenjang organisasi PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan. Proses penyusunan anggaran PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan adalah setiap bagian yang ada di perusahaan menyusun dan membuat
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
42
usulan anggaran berdasarkan rencana kerja selama satu tahun yang selanjutnya diajukan kepada bagian umum pada akhir Oktober sebelum tahun anggaran berjalan berakhir. Bagian umum akan menganalisis anggaran tersebut dengan melihat data dari pembukuan tentang perkembangan di masa yang akan datang, setelah dianalisis oleh bagian umum kemudian dilakukan konsolidasi untuk semua usulan anggaran tersebut, dan menjadikannya sebagai usulan yang utuh untuk perusahaan dan disampaikan kepada kepala PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan. Konfirmasi data dalam penyusunan anggaran meliputi pencocokan data anggaran sampai dengan bulan berjalan beserta biaya realisasinya serta informasi dari bagian lain mengenai kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi di tahun mendatang. Rencana anggaran yang telah disesuaikan dengan konfirmasi data selanjutnya dievaluasi sebelum dilaporkan kepada tim anggaran yang berada dikantor pusat PDAM Tirtanadi, setelah dievaluasi maka anggaran tersebut diajukan kepada Direksi untuk proses persetujuan. Usulan anggaran yang disetujui Direksi diajukan kepada Gubernur Sumatera Utara untuk disahkan menjadi anggaran perusahaan. Anggaran perusahaan yang telah disahkan tersebut dijabarkan dalam anggaran satu tahun.
E. Anggaran dan Realisasi Biaya Operasional pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan Anggaran biaya operasional pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan adalah semua biaya yang direncanakan untuk dikeluarkan oleh perusahaan saat berlangsungnya kegiatan operasional perusahaan. Anggaran biaya operasional merupakan unsur perencanan yang paling utama dalam menentukan pencapaian target yang telah
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
43
direncanakan oleh perusahaan, karena dengan anggaran yang telah sedemikian rupa diharapkan mampu sebagai alat pengendalian pemakaian biaya operasional perusahaan. Realisasi biaya operasional menunjukkan seberapa jauh anggaran dapat direalisasikan pada pelaksanaannya. Realisasi ini dibuat dengan tujuan untuk memperlihatkan perbandingan antara jumlah biaya operasional yang dianggarkan dengan jumlah realisasinya. Hal tersebut menjadi tolak ukur dalam penyusunan anggaran ditahun berikutnya. Perbandingan antara anggaran dan realisasinya merupakan laporan intern perusahaan untuk dapat mengukur kemajuan, perkembangan serta efisiensi yang dianggap sangat berguna dalam menentukan hasil kerja dari setiap cabang perusahaan. Penyajian realisasi anggaran dibuat setiap bulan untuk membandingkan dengan anggaran biaya setiap bulannya. Dengan mengetahui penyimpangan yang terjadi beserta penyebabnya, dapat dinilai apakah pelaksanaan anggaran dapat berhasil atau kurang berhasil. Bilamana penyimpangan yang terjadi positif, maka perusahaan mengarahkan kebijakan untuk mempertahankannya, bila mungkin dapat ditingkatkan. Sebaliknya apabila penyimpangan yang terjadi negatif, maka kebijakan tindak lanjutnya diarahkan, agar hal tersebut tidak terulang lagi dimasa yang akan datang.
F. Pengukuran Kinerja Perusahaan Dalam mengukur kinerja suatu perusahaan banyak standar yang bisa digunakan, namun standar-standar tersebut tidak dapat digunakan mutlak. Misalnya anggaran perusahaan, tidak dapat digunakan sebagai standar mutlak dalam pengukuran kinerja. Anggaran hanya dijadikan sebagai alat pengukuran pada kondisi tertentu saja. Seperti dalam mengukur kinerja keuangan perusahaan, anggaran tidak dapat dijadikan standar, pencapaian laba dan rasio-rasio keuanganlah yang lazim digunakan sebagai standar. Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
44
Anggaran dijadikan standar / alat pengukuran kinerja perusahaan hanya diperuntukkan bagi kondisi tertentu saja, misalnya pertanggung jawaban pemakaian biaya, pencapaian pendapatan atau laba yang seharusnya diperoleh. Untuk itu pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan,
evaluasi kinerja
perusahaan yang dilaksanakan oleh Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) menggunakan berbagai standar yang telah ada dalam mengevalusi kinerja PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan. Seperti tampak dalam laporan hasil evaluasi kinerja yang disampaikan, BPKP menggunakan berbagai standar dalam menilai kinerja, antara lain: a. Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) b. Rasio-rasio keuangan Rencana kerja dan anggaran perusahaan digunakan sebagai standar penilaian kinerja atas pusat-pusat pertanggung jawaban, baik biaya maupun pendapatan. Rasio-rasio keuangan digunakan sebagai standar penilaian yang bersifat finansial seperti kemampuan perusahaan mendapatkan laba, memenuhi kewajiban/utang, dan lain sebagainya.
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
45
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Analisis dan Evaluasi Penyimpangan Anggaran Biaya Operasional terhadap Realisasi Anggaran Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan. PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan melakukan pengendalian biaya operasional dengan melakukan pengawasan yaitu memperbandingkan antara anggaran dengan realisasi yang terjadi. Kemudian untuk mengetahui adanya penyimpanganpenyimpangan yang terjadi, maka penulis menganalisis
dan mengevaluasi biaya
operasional, yaitu penulis akan menguraikan penyimpangan yang terjadi dengan membandingkan antara anggaran dan realisasi yang terjadi. Berdasarkan analisis terhadap RKAP yang dibandingkan dengan realisasinya pada unsur biaya-biaya operasional pada periode tahun 2003 sampai dengan tahun 2007 terdapat beberapa selisih (variance) yang tidak menguntungkan, karena realisasi biaya operasional lebih besar dengan anggaran. Untuk melihat kinerja suatu operasional yang didasarkan pada anggaran biaya yaitu membandingkan antara anggaran biaya dengan realisasinya. Jika terjadi selisih yang tidak menguntungkan terlalu material berarti Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
46
kinerja manajer untuk mempertanggung jawabkan biaya tersebut rendah. Dan untuk menindaklanjuti penyimpangan tersebut bahwa standar penyimpangan yang masih ditoleransi di PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan sebesar 5%, baik untuk kelebihan maupun kekurangan atas anggaran. Taraf signifikan tersebut digunakan sebagai alat pengawasan bagi kebijaksanaan selanjutnya. Berdasarkan kebijakan tersebut maka penulis juga akan menganalisis dan mengevaluasi atas penyimpangan yang adapun anggaran dan realisasi biaya operasional pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan selama tahun 2003 dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
47 Tabel 4.1 Anggaran dan Realisasi Biaya PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan Tahun 2003 ( dalam Rupiah ) Uraian
Thn 2003 Realisasi Varians
Anggaran
%
Biaya Biaya Langsung Usaha - Biaya Sumber Air - Biaya Pengolahan Jumlah Biaya Langsung Usaha
-
-
-
-
17,941,718
(17,941,718)
-
17,941,718
(17,941,718)
0.00% 0.00% 0.00%
Biaya Transmisi & Distribusi - Biaya Pegawai - Biaya Listrik - Biaya Pemeliharaan - Biaya Penyusutan Jumlah Biaya Transmisi & Distribusi
15,050,739,875 502,440,300 1,080,000,000
14,548,299,575
96.66% 5.15%
1,024,428,961 55,571,039
348,040,000
1,301,193,417 (953,153,417)
-
385,593,700
273.86% 0.00%
(385,593,700)
16,478,779,875 3,213,656,379 13,265,123,496
80.50%
Biaya Umum & Administrasi - Biaya Pegawai - Biaya Kantor - Biaya Listrik - Biaya Hubungan Langganan - Biaya Pemeliharaan - Biaya Lain-lain
1,560,949,143
1,573,472,840 (12,523,697)
89,480,000
98,086,452
(8,606,452)
72,000,000
64,105,984
7,894,016
3,600,000
5,630,273
(2,030,273)
14,200,000
52,701,635
(38,501,635)
-
1,486,159
(1,486,159)
31,884,042
(31,884,042)
- Biaya Penyusutan Jumlah Biaya Umum & Administrasi Biaya Diluar Usaha Total Biaya
1,740,229,143
1,827,367,384 (87,138,241)
1,309,410 (1,309,410) 18,219,009,018 5,060,274,892 13,158,734,126
-0.80% -9.62% 10.96% -56.40% 271.14% 0.00% 0.00% -5.01% 0.00% 72.23%
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
48
Sumber : Laporan Laba Rugi PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2003 (Data diolah)
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
49
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat penyimpangan biaya operasional dari tahun 2003. Pada tahun 2003 penyimpangan terjadi sebesar Rp 13.158.734.126 atau 72,23 % dari anggarannya. Penyimpangan yang menguntungkan : Biaya Transmisi & Distribusi
Rp 13.265.123.496
Total favorable
Rp. 13.265.123.496
Penyimpangan yang tidak menguntungkan : Biaya Langsung Usaha Biaya Umum & Administrasi Biaya Diluar Usaha
Rp Rp Rp
17.941.718 87.138.241 1.309.410
Total Unfavorable
Rp. 106.389.369
Perbandingan antara total favorable dan unfavorable menjadi penyimpangan yang favorable sebesar (Rp 13.265.123.496 – Rp 106.389.369) = Rp 13.158.734.126. Berdasarkan analisis perbandingan anggaran dan realisasi biaya operasional PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan pada tahun 2003, dapat diuraikan faktor-faktor yang menyebabkan penyimpangan biaya operasional yakni : 1. Biaya Transmisi dan Distribusi Kelompok perkiraan ini menampung semua biaya operasional dan pemeliharaan yang berkaitan dengan kegiatan transmisi dan distribusi air yang diolah. Biaya ini terdiri dari : a. Biaya pegawai Realisasi
sebesar
Rp
502.440.300
dibanding
dengan
anggarannya
Rp 15.050.739.875, hal ini disebabkan tidak terealisasinya rencana pendidikan cabang dan iuran pensiun yang telah dianggarkan. Tetapi pada biaya lembur dan bantuan cabang terjadi peningkatan biaya yang cukup besar, sedangkan pada tahun 2003 biaya iuran dan bantuan tidak direncanakan dalam anggaran cabang. Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
50
b. Biaya listrik Realisasi sebesar Rp 1.024.428.961 dibandingkan dengan anggaran sebesar Rp 1.080.000.000, hal ini disebabkan dilakukan penghematan listrik. c. Biaya pemeliharaan Tahun 2003 biaya pemeliharaaan yang terealisasi sebesar Rp 1.301.193.417 sedangkan anggaran sebesar Rp 348.040.000, hal ini terjadi karena pada tahun 2003 perusahaan melakukan banyak perbaikan untuk pemeliharaan terhadap pipa dinas, pipa distribusi dan water meter. d. Biaya penyusutan Biaya penyusutan tidak direncanakan dalam anggaran cabang tahun 2003 tetapi biaya ini terealisasi sebesar Rp 385.593.700, hal ini dikarenakan adanya penambahan aktiva tetap (berupa pipa dinas dan pipa distribusi) yang dikapitalisir dari biaya pemeliharaan. 2. Biaya Langsung Usaha Biaya ini terdiri dari biaya sumber air dan biaya pengolahan air. Pada tahun 2003 hanya terjadi realisasi terhadap pengolahan air sebesar Rp 17.941.718 sedangkan PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan tidak membuat anggaran terhadap biaya langsung usaha karena PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan bukan merupakan cabang pengolahan sumber air tetapi merupakan cabang pemasaran. Biaya pengolahan air timbul karena adanaya ,biaya pemakaian bahan-bahan kimia dalam proses pengolahan air. 3. Biaya Umum dan Administrasi Kelompok perkiraan ini dibukukan biaya-biaya yang berkaitan dengan kegiatan operasi umum meliputi kegiatan administrasi, umum dan kegiatan pelayanan pelanggan. Biaya ini terdiri dari : a. Biaya Pegawai Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
51
Realisasi sebesar Rp 1.573.472.840 sedangkan anggarannya Rp 1.560.949.143, hal ini terjadi karena adanya peningkatan gaji, tunjangan, biaya lembur dan insentif pegawai. b. Biaya Kantor Realisasi
sebesar
Rp
98.086.452
sedangkan
anggarannya
sebesar
Rp 89.480.000, hal ini disebabkan beberapa biaya kantor tidak direncanakan dalam anggaran, antara lain biaya telephone, fax, biaya rapat dan tamu serta biaya materai. c. Biaya Listrik Realisasi anggaran sebesar Rp 64.105.984 sedangkan yang dianggarkan sebesar Rp 72.000.000, hal ini karena dilakukannya penghematan listrik. d. Biaya Hubungan Langganan Realisasi sebesar Rp 5.630.273 sedangkan anggaran sebesar Rp 3.600.000, hal ini dikarenakan besarnya biaya penagihan rekening dan biaya pembacaan meter, dimana biaya-biaya tersebut belum direncanakan dalam anggaran biaya operasional. e. Biaya pemeliharaan Realisasi sebesar Rp 52.701.635 sedangkaan anggaran sebesar Rp 14.200.000, hal ini dikarenakan pada tahun 2003 perusahaan banyak membeli dan mengeluarkan biaya untuk biaya pemeliharaan peralatan dan perlengkapan kantor. f. Rupa-rupa biaya umum Realisasi sebesar Rp 1.486.159 sedangkan pada tahun 2003 biaya lain-lain tidak dibuat dalam perencanaan anggaran, hal ini dikarenakan biaya ini masih dapat ditutupi dari pendapatan perusahaan.
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
52
g. Biaya penyusutan Realisasi sebesar Rp 31.884.042 sedangkan anggarannya tidak direncanakan
Tabel 4.2
pada tahun 2003, hal ini dikarenakan adanya penambahan aktiva tetap (berupa gedung, peralatan dan perlengkapan kantor) yang dikapitalisir dari biaya pemeliharaan. 4. Biaya diluar usaha Kelompok perkiraan ini menampung biaya yang diperoleh dari perhitungan terhadap biaya tetap non pabrik air. Misalnya berupa biaya bank dalam hubungannya dengan simpanan giro bank. Realisasi pada tahun 2003 untuk biaya diluar usaha Rp 1.309.410, biaya ini juga merupakan biaya yang masih dapat ditutupi dari pendapatan perusahaan sehingga setiap tahunnya tidak direncanakan dalam anggaran.
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
53
Anggaran dan Realisasi Biaya PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan Tahun 2004 ( dalam Rupiah ) Uraian
Anggaran
Thn 2004 Realisasi
Varians
%
Biaya Biaya Langsung Usaha - Biaya Sumber Air - Biaya Pengolahan Jumlah Biaya Langsung Usaha
-
25.996.857 25.996.857
(25.996.857) (25.996.857)
0,00% 0,00% 0,00%
371.735.526 1.131.239.496 664.761.999 466.000.000
512.495.300 1.144.927.583 1.044.984.544 506.028.472
(140.759.774) (13.688.087) (380.222.545) (40.028.472)
-37,87% -1,21% -57,20% -8,59%
2.633.737.021
3.208.435.899
(574.698.878)
-21,82%
1.731.050.412 100.902.000 62.696.820 -
1.737.403.800 147.751.803 81.880.342 9.674.480
(6.353.388) (46.849.803) (19.183.522) (9.674.480)
- Biaya Pemeliharaan
12.200.000
49.385.901
(37.185.901)
- Rupa-rupa biaya umum - Biaya Penyusutan Jumlah Biaya Umum & Administrasi
35.000.000
1.887.536 40.146.345
(1.887.536) (5.146.345)
-0,37% -46,43% -30,60% 0,00% 304,80% 0,00% -14,70%
1.941.849.232
2.068.130.207
(126.280.975)
-6,50%
-
30.289.552
(30.289.552)
0,00%
4.575.586.253
5.332.852.515
(757.266.262)
-16,55%
Biaya Transmisi & Distribusi - Biaya Pegawai - Biaya Listrik - Biaya Pemeliharaan - Biaya Penyusutan Jumlah Biaya Transmisi & Distribusi Biaya Umum & Administrasi - Biaya Pegawai - Biaya Kantor - Biaya Listrik - Biaya Hubungan Langganan
Biaya Diluar Usaha Total Biaya
Sumber : Laporan Laba Rugi PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2004 (Data diolah)
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
54
Tabel 4.2 dapat menunjukkan penyimpangan biaya operasional pada tahun 2004. Penyimpangan terjadi sebesar Rp (757.266.262) atau -16,55 % dari anggarannya, sehingga hanya terdapat penyimpangan yang tidak menguntungkan Penyimpangan yang tidak menguntungkan : Biaya Transmisi dan distribusi Biaya Langsung Usaha Biaya Umum & Administrasi Biaya Diluar Usaha
Rp Rp Rp Rp
574.698.878 25.996.857 126.280.975 30.289.552
Total Unfavorable
Rp. 757.266.262
Pada tahun 2004 yang terjadi adalah penyimpangan unfavorable sebesar Rp 757.266.262. Berdasarkan analisis perbandingan anggaran dan realisasi biaya operasional PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan pada tahun 2004, dapat pun faktorfaktor yang menyebabkan penyimpangan biaya operasional yakni : 1. Biaya Transmisi dan Distribusi Biaya ini terdiri dari : a. Biaya pegawai Realisasi
sebesar
Rp
512.495.300
dibanding
dengan
anggarannya
Rp 371.735.526, hal ini disebabkan meningkatnya gaji dan insentif karyawan. b. Biaya listrik Realisasi sebesar Rp 1.144.927.583 dibandingkan dengan anggaran sebesar Rp 1.131.239.496, hal ini disebabkan perusahaan banyak menggunakan listirk karena bertambahnya perlengkapan kantor yang menggunakan listrik.
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
55
c. Biaya pemeliharaan Total realisasi biaya pemeliharaan sebesar Rp 1.044.984.544 sedangkan anggaran sebesar Rp 664.761.999, hal ini terjadi karena pada tahun 2004 perusahaan melakukan banyak perbaikan untuk pemeliharaan terhadap pipa dinas, pipa distribusi dan pompa. d. Biaya penyusutan Realisasi yang terjadi sebesar Rp 506.028.472 sedangkan anggarannya sebesar Rp 466.000.000, hal ini dikarenakan adanya penambahan aktiva tetap berupa pipa dinas dan pipa distribusi. 2. Biaya Langsung Usaha Pada tahun 2004 hanya terjadi realisasi terhadap pengolahan air sebesar Rp 25.996.857 karena PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan merupakan cabang pemasaran, oleh karena itu PDAM Tirtanadi Cabng Padang Bulan tidak membuat anggaran terhadap biaya langsung usaha.. Biaya pengolahan air timbul karena adanya ,biaya pemakaian bahan-bahan kimia dalam proses pengolahan air. 3. Biaya Umum dan Administrasi Biaya ini terdiri dari : a. Biaya Pegawai Realisasi sebesar Rp 1.737.403.800 sedangkan anggarannya Rp1.731.050.412, hal ini disebabkan adanya peningkatan gaji, tunjangan, biaya lembur pegawai, sedangkan biaya insentif dan iuran pensiun mengalami penurunan. b. Biaya Kantor Realisasi
sebesar
Rp
147.751.803
sedangkan
anggarannya
sebesar
Rp 100.902.000, hal ini disebabkan adanya pembelian peralatan dan perlengkapan kantor. Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
56
c. Biaya Listrik Realisasi anggaran sebesar Rp 81.880.342 sedangkan yang dianggarkan sebesar Rp 62.696.820, hal ini karena adanya penambahan perlengkapan komputer . d. Biaya Hubungan Langganan Realisasi sebesar Rp 9.674.480 sedangkan anggaran tidak direncanakan, hal ini dikarenakan besarnya biaya penagihan rekening cabang. e. Biaya pemeliharaan Realisasi sebesar Rp 49.385.901 sedangkaan anggaran sebesar Rp12.200.000, hal ini dikarenakan pada tahun 2004 perusahaan banyak mengeluarkan biaya untuk inventaris kantor, pemeliharaan kendaraan dan pemeliharaan bangunan. f. Rupa-rupa biaya umum Realisasi sebesar Rp 1.887.536 sedangkan pada tahun 2004 rupa-rupa biaya umum tidak dibuat dalam perencanaan anggaran, hal ini dikarenakan biaya ini masih dapat ditutupi dari pendapatan perusahaan. g. Biaya penyusutan Realisasi sebesar Rp 40.146.345 sedangkan anggarannya sebesar Rp 35.000.000, hal ini dikarenakan adanya penambahan aktiva tetap berupa gedung, peralatan dan perlengkapan kantor. 4. Biaya diluar usaha Kelompok perkiraan ini menampung biaya yang diperoleh dari perhitungan terhadap biaya tetap non pabrik air. Misalnya berupa biaya bank dalam hubungannya dengan simpanan giro bank. Realisasi pada tahun 2004 untuk biaya diluar usaha Rp30.289.552, biaya ini juga merupakan biaya yang masih dapat ditutupi dari pendapatan.
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
57
Tabel 4.3 Anggaran dan Realisasi Biaya PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan Tahun 2005 ( dalam Rupiah ) Uraian
Anggaran
Thn 2005 Realisasi Varians
%
Biaya Biaya Langsung Usaha - Biaya Sumber Air
-
5.764.863
- Biaya Pengolahan
-
31.538.042
Jumlah Biaya Langsung Usaha
-
37.302.904
(5.764.863) (31.538.042) (37.302.904)
0,00% 0,00% 0,00%
Biaya Transmisi & Distribusi - Biaya Pegawai - Biaya Listrik - Biaya Pemeliharaan - Biaya Penyusutan
410.767.700 1.327.135.584 834.122.470
461.396.300
(50.628.600) 1.215.195.559 111.940.025 662.410.855 171.711.615
-12,33% 8,43% 20,59%
456.000.000
573.344.331
3.028.025.754
2.912.347.045
115.678.709
3,82%
1.888.109.352
1.855.225.009
32.884.343
1,74%
- Biaya Kantor
95.600.004
162.553.478
- Biaya Listrik
109.022.760
Jumlah Biaya Transmisi & Distribusi Biaya Umum & Administrasi - Biaya Pegawai
- Biaya Hubungan Langganan - Biaya Pemeliharaan - Rupa-rupa Biaya Umum - Biaya Penyusutan Jumlah Biaya Umum & Administrasi Biaya Diluar Usaha Total Biaya
15.500.004 -
(66.953.474) 87.838.461 21.184.299 10.232.234 43.174.595 1.496.091
37.693.200
41.222.414
2.145.925.320
2.201.742.282
5.173.951.074
(117.344.331)
(10.232.234) (27.674.591) (1.496.091) (3.529.214) (55.816.962)
-25,73%
-70,04% 19,43% 0,00% 178,55% 0,00% -9,36% -2,60%
968.705
(968.705)
0,00%
5.152.360.936
21.590.138
0,42%
Sumber: Laporan Laba Rugi PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2005 (Data diolah) Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
58
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat penyimpangan biaya operasional dari tahun 2005. Pada tahun 2005 penyimpangan terjadi sebesar Rp 21.590.138 atau 0,42 % dari anggarannya. Penyimpangan yang menguntungkan : Biaya Transmisi & Distribusi
Rp
115.678.709
Total favorable
Rp. 115.678.709
Penyimpangan yang tidak menguntungkan : Biaya Langsung Usaha Biaya Umum & Administrasi Biaya Diluar Usaha
Rp Rp Rp
37.302.904 55.816.962 968.705
Total Unfavorable
Rp.
94.088.571
Perbandingan antara total favorable dan unfavorable menjadi penyimpangan yang favorable sebesar (Rp 115.678.709– Rp 94.088.571) = Rp 21.590.138. Berdasarkan analisis perbandingan anggaran dan realisasi biaya operasional PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan pada tahun 2005, dapat diuraikan faktor-faktor yang menyebabkan penyimpangan biaya operasional yakni : 1. Biaya Transmisi dan Distribusi a. Biaya pegawai Total realisasi sebesar Rp 461.396.300
sedagkan anggarannya sebesar Rp
410.767.700 ,hal ini disebabkan pada tahun 2005 ini perusahaan memberikan insentif kepada karyawan dalam jumlah yang cukup besar. b. Biaya listrik Realisasi sebesar Rp 1.215.195.559 dibandingkan dengan anggaran sebesar Rp 1.327.135.584, hal ini disebabkan dilakukan penghematan listrik.
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
59
c. Biaya pemeliharaan Realisasi sebesar Rp 662.410.855 sedangkan anggaran sebesar Rp 834.122.470, hal ini terjadi karena pada tahun 2005 perusahaan meminimalkan untuk biaya water meter, sehingga dapat menutupi biaya pemeliharaan terhadap pipa dinas dan distribusi. d. Biaya penyusutan Realisasi sebesar Rp 573.344.331 sedangkan anggaran pada tahun 2005 sebesar Rp 456.000.000, hal ini dikarenakan adanya penambahan aktiva tetap (berupa pipa dinas dan pipa distribusi) yang dikapitalisis dari biaya pemeliharaan. 2. Biaya Langsung Usaha Tahun 2005 PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan membangun sumur bor untuk menambah debit air yang akan didistribusikan kerumah-rumah pelanggan, karena hal tersebut pada tahun 2005 terjadi realisasi terhadap biaya sumber air sebesar Rp 5.764.863 dan biaya pengolahan air sebesar Rp 31.538.042 . 3. Biaya Umum dan Administrasi Biaya ini terdiri dari : a. Biaya Pegawai Tidak tereaslisasinya rencana pembinaan cabang dan pemberian pakaian dinas pegawai PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, maka biaya pegawai yang terealisasi sebesar Rp 1.855.225.009 sedangkan anggarannya Rp 1.888.109.352. b. Biaya Kantor Realisasi
sebesar
Rp.162.553.478
sedangkan
anggarannya
sebesar
Rp 95.600.004, hal ini disebabkan meningkatnya biaya alat tulis kantor dan biaya foto kopi cabang, pembelian perlengkapan komputer dan biaya telepon .
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
60
c. Biaya Listrik Perusahaan selalu berusaha untuk melakukan penghematan pemakaian listrik untuk meminimalkan pengeluaran perusahaan, karena hal tersebut pada tahun 2005 realisasi biaya listrik menurun drastis sebesar Rp 87.838.461 dibanding dengan yang dianggarkan sebesar Rp 109.022.760. d. Biaya Hubungan Langganan Realisasi sebesar Rp 10.232.234, hal ini dikarenakan besarnya biaya penagihan rekening sedangkan biaya tersebut tidak direncanakan dalam anggaran biaya operasional. e. Biaya pemeliharaan Realisasi sebesar Rp 43.174.595 sedangkan anggaran sebesar Rp 15.500.004, hal ini dikarenakan pada tahun 2005 perusahaan banyak mengeluarkan biaya untuk pemeliharaan inventaris dan cabang. f. Rupa-rupa biaya umum Setiap tahunnya rupa-rupa biaya umum tidak dibuat dalam rencana anggaran cabang karena biaya ini masih dapat ditutupi dari pendapatan perusahaan, tetapi selalu terealisasi. Pada tahun 2005 terealisasi sebesar Rp 1.496.091. g. Biaya penyusutan Realisasi sebesar Rp 41.222.414 sedangkan anggarannya Rp 37.693.200, hal ini dikarenakan adanya penambahan aktiva tetap (berupa gedung, peralatan dan perlengkapan kantor) yang dikapitalisir dari biaya pemeliharaan.
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
61
4. Biaya diluar usaha Kelompok perkiraan ini menampung biaya yang diperoleh dari perhitungan terhadap biaya tetap non pabrik air. Misalnya berupa biaya bank dalam hubungannya dengan simpanan giro bank. Realisasi pada tahun 2005 untuk biaya diluar usaha Rp 968.705, biaya ini juga merupakan biaya yang masih dapat ditutupi dari pendapatan perusahaan sehingga setiap tahunnya tidak direncanakan dalam anggaran.
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
62 Tabel 4.4 Anggaran dan Realisasi Biaya PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan Tahun 2006 ( dalam Rupiah ) Uraian
Thn 2006 Realisasi
Anggaran
Varians
%
Biaya Biaya Langsung Usaha - Biaya Sumber Air
-
36.425.134
- Biaya Pengolahan
-
39.086.242
Jumlah Biaya Langsung Usaha
75.511.376
0,00%
(36.425.134)
0,00%
(39.086.242)
0,00%
(75.511.376)
Biaya Transmisi & Distribusi - Biaya Pegawai - Biaya Listrik
597.372.061 1.730.160.000
592.387.522 1.424.108.542
- Biaya Pemeliharaan
1.062.522.040
1.354.774.813
1.177.351.200
568.178.831
(292.252.773) 609.172.369
4.567.405.301
3.939.449.708
627.955.593
13,75%
2.080.290.400
2.008.884.888
71.405.512
3,43%
- Biaya Kantor
118.976.700
162.921.466
- Biaya Listrik
95.174.400
99.016.973
- Biaya Penyusutan Jumlah Biaya Transmisi & Distribusi Biaya Umum & Administrasi - Biaya Pegawai
- Biaya Hubungan Langganan - Biaya Pemeliharaan - Rupa-rupa Biaya Umum - Biaya Penyusutan Jumlah Biaya Umum & Administrasi Biaya Diluar Usaha Total Biaya
-
14.773.293
19.400.004
93.425.575
51.588.000
1.381.301 48.305.455
2.365.429.504
2.428.708.951
6.932.834.805
4.984.539 306.051.458
(43.944.766) (3.842.573)
0,83% 17,69% -27,51% 51,74%
-36,94% -4,04% 0,00%
(14.773.293) (74.025.571) (1.381.301) 3.282.545
381,58% 0,00% 6,36%
(63.279.447)
-2,68%
680.000
(680.000)
0,00%
6.444.350.035
488,484,770
7,05%
Sumber : Laporan Laba Rugi PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2006 (Data diolah)
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
63
Tabel 4.4 dapat dilihat penyimpangan biaya operasional pada tahun 2006. Pada tahun 2006 penyimpangan terjadi sebesar Rp 488,484,770 atau 7,05 % dari anggarannya. Penyimpangan yang menguntungkan : Biaya Transmisi & Distribusi
Rp
627.955.593
Total favorable
Rp. 627.955.593
Penyimpangan yang tidak menguntungkan : Biaya Langsung Usaha Biaya Umum & Administrasi Biaya Diluar Usaha
Rp Rp Rp
Total Unfavorable
Rp.
75.511.376 63.279.447 680.000 139.470.823
Perbandingan antara total favorable dan unfavorable menjadi penyimpangan yang favorable sebesar ( Rp. 627.955.593–Rp 139.470.823 ) = Rp 488.484.770. Berdasarkan analisis perbandingan anggaran dan realisasi biaya operasional PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan pada tahun 2006, dapat diuraikan faktor-faktor yang menyebabkan penyimpangan biaya operasional yakni : 1. Biaya Transmisi dan Distribusi a. Biaya pegawai Realisasi sebesar Rp 592.387.522 dibanding dengan anggarannya Rp 597.372.061, hal ini disebabkan pada tahun 2006 ini perusahaan mengurangi insentif bagi pegawai. b. Biaya listrik Realisasi sebesar Rp 1.424.108.542 dibandingkan dengan anggaran sebesar Rp 1.730.160.000, hal ini disebabkan dilakukan penghematan listrik. Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
64
c. Biaya pemeliharaan Realisasi
sebesar
Rp
1.354.774.813
sedangkan
anggaran
sebesar
Rp
1.062.522.040, hal ini terjadi karena pada tahun 2006 perusahaan mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk pemeliharaan terhadap pipa dinas, pipa distribusi dan instalasi pompa. d. Biaya penyusutan Realisasi sebesar Rp 568.178.831 sedangkan anggaran pada tahun 2006 sebesar Rp 1.177.351.200, hal ini dikarenakan minimnya kerusakan pipa dinas dan distribusi. 2. Biaya Langsung Usaha Realisasi
sebesar Rp 75.511.376, yang terdiri dari biaya sumber air Rp
36.425.134 dan biaya pengolahan air sebesar Rp 39.086.242 yang timbul akibat sumur bor PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan. 3. Biaya Umum dan Administrasi a. Biaya Pegawai Realisasi sebesar Rp 2.008.884.888 sedangkan anggarannya Rp 2.080.290.400, hal ini disebabkan tidak tereaslisasinya pembinaan cabang dan pemberian pakaian dinas pegawai PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan. b. Biaya Kantor Realisasi
sebesar
Rp
162.921.466
sedangkan
anggarannya
sebesar
Rp 118.976.700, hal ini disebabkan meningkatnya biaya barang-barang cetakan cabang dan perlengkapan komputer. c. Biaya Listrik
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
65
Realisasi anggaran sebesar Rp 99.016.973 sedangkan yang dianggarkan sebesar Rp 95.174.400, hal ini karena perusahaan banyak membeli perlengkapan kantor yang menggunakan listrik. d. Biaya Hubungan Langganan Realisasi sebesar Rp 14.773.293, hal ini dikarenakan besarnya biaya penagihan rekening sedangkan biaya tersebut tidak direncanakan dalam anggaran biaya operasional. e. Biaya pemeliharaan Realisasi sebesar Rp 93.425.575 sedangkaan anggaran sebesar Rp 19.400.004, hal ini dikarenakan pada tahun 2006 perusahaan banyak mengeluarkan biaya untuk kendaraan dan pemeliharaan bangunan cabang. f. Rupa-rupa biaya umum Realisasi sebesar Rp 1.381.301 sedangkan pada tahun 2006 biaya lain-lain tidak dibuat dalam perencanaan anggaran, hal ini dikarenakan biaya ini masih dapat ditutupi dari pendapatan perusahaan. g. Biaya penyusutan Realisasi sebesar Rp 48.305.455 sedangkan anggarannya Rp 51.588.000, hal ini dikarenakan adanya terpeliharanya peralatan dan perlengkapan kantor sehingga tidak banyak yang masih dapat digunakan melewati masa pakai dari peralatan dan perlengkapan tersebut. 4. Biaya diluar usaha Realisasi untuk biaya diluar usaha pada tahun 2006 sebesar Rp 680.000 , biaya ini juga merupakan biaya yang masih dapat ditutupi dari pendapatan perusahaan sehingga setiap tahunnya tidak direncanakan dalam anggaran.
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
66 Tabel 4.5 Anggaran dan Realisasi Biaya PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan Tahun 2007 ( dalam Rupiah ) Uraian
Anggaran
Thn 2007 Realisasi Varians
%
0,00%
Biaya Biaya Langsung Usaha - Biaya Sumber Air
-
31.844.709
- Biaya Pengolahan
-
25.497.653
Jumlah Biaya Langsung Usaha
57.342.362
(31.844.709)
0,00%
(25.497.653)
0,00%
(57.342.362)
Biaya Transmisi & Distribusi - Biaya Pegawai
536.202.726
834.926.708
1.620.000.000 2.489.960.838 1.044.000.000
1.557.950.273 1.230.533.215 542.411.473
(298.723.982) 62.049.727 1.259.427.623 501.588.527
5.690.163.564
4.165.821.668
1.524.341.896
26,79%
3.511.854.813
2.291.049.358
1.220.805.455
34,76%
- Biaya Kantor
160.270.700
178.527.233
- Biaya Listrik
86.400.000
120.416.261
1.200.000
19.438.403
- Biaya Listrik - Biaya Pemeliharaan - Biaya Penyusutan Jumlah Biaya Transmisi & Distribusi Biaya Umum & Administrasi - Biaya Pegawai
- Biaya Hubungan Langganan - Biaya Pemeliharaan
-
54.981.900
- Rupa-rupa Biaya Umum
-
1.222.000
- Biaya Penyusutan Jumlah Biaya Umum & Administrasi Biaya Diluar Usaha Total Biaya
(18.256.533) (34.016.261) (18.238.403)
-55,71% 3,83% 50,58% 48,04%
-11,39% -39,37% 1519,87% 0,00%
(54.981.900)
0,00%
72.000.000
51.825.041
(1.222.000) 20.174.959
3.831.725.513
2.717.460.196
1.114.265.317
29,08%
888.213
(888.213)
0,00%
6.941.512.440
2.580.376.638
27,10%
9.521.889.077
Sumber : Laporan Laba Rugi PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2007 (Data diolah)
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
28,02%
67
Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat penyimpangan biaya operasional pada tahun 2007 terjadi sebesar Rp2.580.376.638 atau 27,10% dari anggarannya. Penyimpangan yang menguntungkan : Biaya Umum & Administrasi Biaya Transmisi & Distribusi
Rp 1.114.265.317 Rp 1.524.341.896
Total favorable
Rp. 2.638.607.213
Penyimpangan yang tidak menguntungkan : Biaya Langsung Usaha Biaya Diluar Usaha
Rp Rp
57.342.362 888.213
Total Unfavorable
Rp.
58.230.575
Perbandingan antara total favorable dan unfavorable menjadi penyimpangan yang favorable sebesar (Rp 2.638.607.213- Rp 58.230.575 ) = Rp 2.580.376.656. Berdasarkan analisis perbandingan anggaran dan realisasi biaya operasional PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan pada tahun 2007, dapat diuraikan faktor-faktor yang menyebabkan penyimpangan biaya operasional yakni : 1. Biaya Transmisi dan Distribusi a. Biaya pegawai Realisasi sebesar Rp834.926.708 dibanding dengan anggarannya Rp536.202.726 ,hal ini disebabkan pada tahun 2007 ini perusahaan memberikan kenaikan gaji,biaya lembur,insentif kepada karyawan dalam jumlah yang cukup besar. b. Biaya listrik Realisasi sebesar Rp 1.557.950.273 dibandingkan dengan anggaran sebesar Rp 1.620.000.000, hal ini disebabkan dilakukan penghematan listrik.
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
68
c. Biaya pemeliharaan Realisasi
sebesar
Rp
1.230.533.215
sedangkan
anggaran
sebesar
Rp2.489.960.838, hal ini terjadi karena pada tahun 2007 perusahaan meminimalkan untuk biaya pemeliharaan terhadap pipa dinas dan distribusi. d. Biaya penyusutan Realisasi sebesar Rp 542.411.473 sedangkan anggaran pada tahun 2007 sebesar Rp 1.044.000.000, hal ini dikarenakan minimnya kerusakan pipa dinas dan distribusi. 2. Biaya Langsung Usaha Realisasi dari Biaya Langsung Usaha berasal dai biaya sumber air sebesar Rp 31.844.709 dan biaya pengolahan air sebesar Rp 25.497.653, yang timbul dari air yang berasal dari sumur bor dan pengolahannya. 3. Biaya Umum dan Administrasi a. Biaya Pegawai Realisasi sebesar Rp 2.291.049.358 sedangkan anggarannya Rp 3.511.854.813, hal ini disebabkan tidak tereaslisasinya iuran pensiun dan rupa-rupa biaya pegawai. . b. Biaya Kantor Realisasi sebesar Rp 178.527.233 sedangkan anggarannya sebesar Rp 160.270.700, hal ini disebabkan meningkatnya biaya perlengkapan computer dan biaya telepon. c. Biaya Listrik Realisasi anggaran sebesar Rp 120.416.261 sedangkan yang dianggarkan sebesarRp 86.400.000, hal ini karena dilakukannya penambahan watt listrik dan pembelian perlengkapan kantor yang menggunakan listrik misalnya ac dan komputer.
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
69
d. Biaya Hubungan Langganan Realisasi sebesar Rp 19.438.403 sedangkan anggarannya sebesar Rp 1.200.000, hal ini dikarenakan besarnya biaya penagihan rekening sedangkan biaya tersebut tidak direncanakan dalam anggaran biaya operasional. e. Biaya pemeliharaan Realisasi sebesar Rp 54.981.900, hal ini dikarenakan pada tahun 2007 perusahaan banyak mengeluarkan biaya untuk pemeliharaan inventaris, kendaraan, dan pemeliharaan bangunan sedangkan biaya-biaya tersebut tidak diaanggarkan. f. Rupa-rupa biaya umum Realisasi sebesar Rp 1.222.000 sedangkan pada tahun 2007 biaya lain-lain tidak dibuat dalam perencanaan anggaran, hal ini dikarenakan biaya ini masih dapat ditutupi dari pendapatan perusahaan. g. Biaya penyusutan Pemeliharaan gedung dan kendaraan berpengaruh pada realisasi penyusutan pada tahun 2007, karena hal tersebut biaya penyusutan yang terealisasi hanya sebesar Rp 51.825.041 dibandingkan dengan anggarannya Rp 72.000.000. 4. Biaya diluar usaha Realisasi biaya diluar usaha pada tahun 2007 sebesar Rp 888.213 biaya ini juga merupakan biaya yang masih dapat ditutupi dari pendapatan perusahaan sehingga setiap tahunnya tidak direncanakan dalam anggaran.
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
70
Jika dilihat secara keseluruhan biaya dalam periode pertahun bahwa kinerja perusahaan mengalami perbaikan, karena penyimpangan selain mengalami penurunan juga penyimpangan itu masih dalam batas toleransi yaitu 5% yang telah ditetapkan perusahaan jadi penyimpangann tersebut dapat dikatakan tidak terlalu material. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa anggaran biaya operasi telah digunakan sebagai alat untuk mengukur kinerja, karena berdasarkan hasil laporan evaluasi kinerja yang disampaikan oleh BPKP menunjukkan anggaran perusahaan yang disebut sebagai Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) telah digunakan sebagai salah satu indikator pengukuran selain rasio-rasio keuangan.
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
71
B. Analisis dan Evaluasi Sistem Pengendalian Biaya operasional pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan.
Perencanaan merupakan usaha sistematis untuk mencapai tujuan dengan cara membandingkan pelaksanaan dengan rencana. Kegiatan harus terus menerus diawasi jika manajemennya ingin tetap berada pada batas-batas ketentuan yang digariskan. Hasil nyata yang telah direalisasikan dari tiap kegiatan harus diperbandingkan dengan rencana dan bila terdapat perbedaan yang besar, maka perlu dievaluasi dan dianalisia apa yang menyebabkan perbedaan serta diambil tindakan perbaikan. Analisis anggaran biaya operasional sebagai alat ukur kinerja yang peneliti lakukan adalah bertujuan untuk membandingkan dengan evaluasi dan penyelenggaraan yang sebenarnya. Tipe pengukuran kinerja yang diterapkan oleh PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan digolongkan kepada tipe feedback control. Tipe ini merupakan hasil dari pengukuran kinerja dari satu kegiatan yang telah dilaksanakan, hal ini dapat dilihat dari cara yang diterapkan perusahaan dimana perusahan membandingkan realisasi yang telah dicapai dengan anggaran yang telah ditetapkan. Setelah perbandingan tersebut maka perusahaan tersebut dapat diketahui apabila ditemukan penyimpanganpenyimpangan, maka perusahaan akan mengambil tindakan korektif (corrective action). Berdasarkan kebijakan perusahaan, perusahaan menetapkan pedoman anggaran biaya operasional yang mana penyimpangan yang tidak menguntungkan diatas 5% dilakukan tindakan korektif. Dilihat dari metode time series terhadap anggaran biaya operasional dapat dikatakan bahwa PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan mangalami penyimpangan yang menguntungkan (favorable) sehingga perusahaan tidak melakukan
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
72
tindakan korektif karena anggaran biaya operasional sudah cukup efisien berdasarkan pedoman yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan rumusan masalah yang kemudian dilakukan dengan analisis deskriptif terhadap data-data maka dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu: 1. Jika dilihat secara keseluruhan (2003 sampai dengan 2007), selisih persentase menguntungkan antara anggaran biaya operasional dengan realisasinya terjadi pada tahun 2003, 2005, 2006 dan tahun 2007, sedangkan yang tidak menguntungkan hanya terjadi pada tahun 2004, berarti anggaran sebagai alat ukur kinerja pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan selama tahun 2003 sampai dengan tahun 2007 sudah baik. 2. Pemberian insentif atas pencapaian kinerja yang lebih baik pada perusahaan belum terealisasi dengan baik, sebab insentif yang ada di perusahaan bukan berdasarkan atas pencapai kinerja pertanggungjawaban anggaran biaya operasi melainkan berdasarkan pencapaian laba perusahaan. 3. Dari data-data yang ada, menunjukkan bahwa anggaran sudah berfungsi sebagai alat ukur kinerja, karena dalam menilai kinerja karyawan pada tiap bagian dan pada tiap cabang perusahaan membandingkan antara anggaran dan realisasi yang kemudian ditelusuri penyebab dari penyimpangan tersebut.
B. Saran Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
74
Dari kesimpulan di atas maka penulis menyarankan kepada perusahaan, antara lain: 1. Sebaiknya biaya-biaya yang pasti terealisasi setiap tahunnya dibuat dalam anggaran perusahaan, hal ini untuk menghindari penyimpangan yang tidak menguntungkan dalam jumlah dan persen yang cukup besar. 2. Pemberian
insentif sebaiknya dilakukan dengan
pertanggungjawaban
anggaran
biaya
dan
juga
berdasarkan atas kinerja diperbandingkan
perolehan
pendapatan perusahaan. Jadi penghematan biaya belum tentu menunjukkan kinerja yang lebih baik jika tidak dibandingkan dengan pendapatannya. Penghematan biaya yang berakibat pengurangan dan penurunan pendapatan merupakan hal yang kurang baik. 3. Selain itu untuk meningkatkan kinerja pegawai atas penggunaan biaya, sebaiknya menetapkan hukuman atau sanksi apabila tidak tercapainya kinerja yang diharapkan. Hal ini dilakukan untuk memotivasi para manajer maupun bawahan untuk bekerja lebih baik yang dapat meningkatkan kinerja. 4. Perlu adanya komimen bersama pada seluruh level manajemen perusahaan terhadap anggaran yang telah ditetapkan, sehingga dapat tercapai tujuan perusahaan dari penetapan anggaran tersebut.
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009
75
Hansen, Don R., dan Mowen, Maryanne M., 2005. Akuntansi Manajemen, Edisi Ketujuh, Jakarta : Salemba Empat. Harahap, Sofyan Syafri, 2001, Budgeting Peranggaran : Perencanaan Lengkap untuk Membantu Manajemen, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Ikatan Akuntan Indonesia, 2002, Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta : Salemba Empat. Mulyadi, 2001, Akuntansi Biaya, Edisi Kelima, Yogyakarta : Penerbit Aditya Media. Munandar, 2000, Budgeting; Perencanaan Kerja, Pengkoordinasian Kerja, Pengawasan Kerja, Yogyakarta: BPFE. Nafarin, M 2000, Penganggaran Perusahaan, Edisi Revisi, Jakarta : Salemba Empat. Rosyidi M. Akhyar, 2006, Manfaat Anggaran Sebagai Alat Pengawasan Biaya Operasional pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divre I Sumut, Skripsi, USU, Medan (tidak dipublikasikan). Sugiyono, 2003, Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kelima, Alfabeta, Bandung.
Melda safitri : Analisis Anggaran Biaya Sebagai Alat Ukur Kinerja Pada PDAM Tirtanadi Cabang Padang Bulan, 2009. USU Repository © 2009