ANALISIS ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN MANAJEMEN PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA KANTOR CABANG UTAMA FATMAWATI
Oleh ALFIRA KURNIAWATI H 24087099
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
RINGKASAN ALFIRA KURNIAWATI. H24087099. Analisis Anggaran Operasional Sebagai Alat Pengendalian Manajemen Pada PT. Bank Negara Indonesia Kantor Cabang Utama Fatmawati. Di bawah bimbingan FARIDA RATNA DEWI. Perusahaan perbankan di Indonesia yang meningkat jumlahnya mengakibatkan persaingan yang semakin tinggi, baik dalam penghimpunan dana maupun penyaluran kredit. Untuk meningkatkan daya saing yang unggul maka setiap perusahaan harus memiliki suatu anggaran operasional yang terencana dengan baik. Bank BNI KCU Fatmawati memiliki delapan belas kantor cabang pembantu dibawahnya. Untuk itu diperlukan suatu strategi dalam mengelola aspek keuangan agar kinerja bank BNI KCU Fatmawati menjadi lebih baik. Anggaran operasional dapat digunakan sebagai salah satu alat pengendalian bagi penggunaan dana. Sehingga apabila terjadi perbedaan antara anggaran operasional dengan realisasinya dapat dijadikan evaluasi untuk penyusunan anggaran operasional tahun berikutnya atau sebagai bahan untuk perubahan anggaran operasional yang sedang berjalan. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengetahui faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan anggaran bank BNI KCU Fatmawati, (2) Mengetahui prosedur penyusunan anggaran pada bank BNI KCU Fatmawati, (3) Menganalisis selisih yang terjadi antara anggaran operasional dengan realisasinya pada bank BNI KCU Fatmawati, serta (4) Mengevaluasi selisih yang terjadi pada anggaran operasional bank BNI KCU Fatmawati. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis, yaitu data primer dan sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung dan wawancara dengan bagian keuangan cabang Fatmawati. Sedangkan untuk data sekunder, diperoleh melalui buku-buku pustaka, karya ilmiah serta referensi lain yang relevan dengan penelitian ini. Alat analisis yang digunakan adalah spss 16 dan microsoft exel 2007. Pada saat penyusunan anggaran operasional ada beberapa faktor yang menjadi bahan pertimbangan. Faktor-faktor tersebut adalah realisasi kegiatan funding dan lending tiga tahun kebelakang dan realisasi kegiatan funding dan lending semester satu berjalan, estimasi kegiatan funding dan lending yang dapat dicapai pada semester dua tahun berjalan, realisasi anggaran tahun sebelumnya serta rencana jangka pendek dan panjang. Prosedur penyusunan anggaran operasional bank BNI KCU Fatmawati dengan menggunakan metode Bottom Up. Hasil dari analisis varians serta uji t-test yang dilakukan pada anggaran operasional bank BNI KCU Fatmawati bahwa selisih masih dalam batas pengendalian yang dapat diterima.
ANALISIS ANGGARAN OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN MANAJEMEN PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA KANTOR CABANG UTAMA FATMAWATI
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA EKONOMI pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Oleh ALFIRA KURNIAWATI H 24087099
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011
Judul Skripsi
: Analisis Anggaran Operasional Sebagai Alat Pengendalian Manajemen Pada PT. Bank Negara Indonesia Kantor Cabang Utama Fatmawati
Nama
: Alfira Kurniawati
NIM
: H 24087099
Menyetujui Dosen Pembimbing,
(Farida Ratna Dewi, SE, MM) NIP : 197103072005012001
Mengetahui Ketua Departemen,
(Dr.Ir. Jono M. Munandar, M.Sc) NIP : 196101231986011002
Tanggal Lulus :
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 04 September 1987. Penulis merupakan putri pertama dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Darmawan dan Ibu Nur Aswatin. Penulis menyelesaikan pendidikan formalnya di Madrasah Ibtidaiyah Pembangunan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tahun 1999 dan melanjutkan pendidikan ke Madrasah Tsanawiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 1999-2002. Pada tahun 2002, melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 29 Jakarta. Tahun 2005-2008 penulis melanjutkan pendidikan di Diploma III Program Perencanaan dan Pengendalian Produksi Manufaktur/Jasa, Institut Pertanian Bogor. Selanjutnya pada tahun 2008, melanjutkan pendidikan Sarjana di Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Saat ini penulis bekerja di PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Pembantu (KCP) Pamulang sebagai Asisten Pelayanan Uang Tunai (PUT).
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji senantiasa dipanjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Skripsi ini berjudul Analisis Anggaran Operasional Sebagai Alat Pengendalian Manajemen Pada PT. Bank Negara Indonesia Kantor Cabang Utama Fatmawati. Skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan, maka kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan demi tercapainya hasil yang lebih baik. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, serta membalas kebaikan semua pihak yang telah memberikan doa, bantuan dan dukungannya kepada penulis, serta berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihakpihak yang membutuhkannya. Amin.
Bogor, Juni 2011
Penulis iv
UCAPAN TERIMAKASIH
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian di PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk KCU Fatmawati. Penelitian merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan sarjana Program Alih Jenis Manajemen Institut Pertanian Bogor. Untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Farida Ratna Dewi SE, MM selaku dosen pembimbing akademik atas arahan dan bimbingannya. 2. Dr.Ir. Abdul Kohar,M.Sc dan Hardiana Widyastuti S.Hut., MM selaku dosen penguji atas saran dan kritik yang membangun. 3. Dr. Ir. Jono M Munandar, MSc selaku Ketua Departemen Manajemen. 4. Kedua orang tua serta adik-adikku (Tika dan Dito) atas doa, dukungan serta motivasinya. 5. Pemimpin BNI KCU (Kantor Cabang Utama) Fatmawati, seluruh staf dan karyawan yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian. 6. Dra. Suprihati selaku pemimpin KCP (Kantor Cabang Pembantu) Pamulang yang telah memberikan kesempatan, dukungan dan motivasinya. 7. Mas Ijul yang telah membantu dan meluangkan waktu untuk penulis. 8. Gema Alkausar atas semangat, motivasi serta doanya. 9. Irma Novita Sari, Nuning Mulyani, Emi Wijayanti, dan teman-teman ekstensi manajemen yang telah memberikan doa dan semangat kepada penulis. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih belum sempurna. Sehingga kritik maupun saran yang membangun sangat penulis harapkan untuk perbaikan dan kemajuan laporan ini. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat kepada penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Bogor, Juni 2011
Penulis v
DAFTAR ISI
RINGKASAN RIWAYAT HIDUP .................................................................................... iii KATA PENGANTAR ................................................................................ iv UCAPAN TERIMA KASIH ...................................................................... v DAFTAR TABEL ...................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR .................................................................................. ix DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. x I.
PENDAHULUAN ............................................................................. 1
1.1. 1.2. 1.3. 1.4. 1.5.
Latar Belakang .................................................................................... Perumusan Masalah ............................................................................ Tujuan Penelitian ................................................................................ Manfaat Penelitian .............................................................................. Batasan Penelitian ...............................................................................
II.
TINJAUAN PUSTAKA .................................................................... 5
1 3 4 4 4
2.1. Bank ................................................................................................... 5 2.2.1 Konsep dan Pengertian Bank .................................................... 5 2.2.2 Ruang Lingkup Kegiatan Bank ................................................ 5 2.2. Anggaran ............................................................................................ 7 2.2.1 Pengertian Anggaran ............................................................... 7 2.2.2 Tujuan dan Manfaat Anggaran ................................................. 7 2.2.3 Karakteristik Anggaran ............................................................ 8 2.2.4 Fungsi Anggaran ..................................................................... 9 2.2.5 Jenis Anggaran ........................................................................ 10 2.2.6 Anggaran Operasional ............................................................. 13 2.2.7 Proses Pengendalian Anggaran ................................................ 14 2.2.8 Akuntansi Pertanggungjawaban ............................................... 15 2.3. Analisis Varians .................................................................................. 16 2.4. Penelitian Terdahulu ........................................................................... 16 III. METODE PENELITIAN ................................................................. 18 3.1. Kerangka Pemikiran ............................................................................ 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 3.3. Metode Penelitian ............................................................................... 3.3.1 Pengumpulan Data .................................................................. 3.3.2 Pengolahan dan Analisis Data ..................................................
vi
18 20 20 20 20
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 22
4.1. Gambaran Umum Perusahaan ............................................................. 4.1.1 Sejarah Singkat Bank BNI.................................................. ........ 4.1.2 Visi, Misi Budaya Kerja BNI...................................................... 4.1.3 Struktur Organisasi Bank BNI KCU Fatmawati ........................ 4.2. Faktor-Faktor Bahan Pertimbangan Dalam Penyusunan Anggaran ...... 4.3. Prosedur Penyusunan Anggaran BNI KCU Fatmawati..................... ..... 4.4. Analisis Varians ................................................................................... 4.5. T-test Anggaran Operasional BNI KCU Fatmawati........................... .... 4.6. Implikasi Manajerial................................................................................
22 22 23 24 25 28 31 52 56
KESIMPULAN DAN SARAN.................................................................... 60 1. 2.
Kesimpulan ......................................................................................... 60 Saran ................................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 63 LAMPIRAN ................................................................................................ 64
vii
DAFTAR TABEL No.
Halaman
1. Pertumbuhan jumlah kantor cabang tahun 2005-2010 ............................
1
2. Budaya kerja dan perilaku utama BNI ....................................................
24
3. Program kerja BNI .................................................................................
27
4. Hasil analisis varians anggaran operasional tahun 2005 ..........................
33
5. Hasil analisis varians anggaran operasional tahun 2006 ..........................
36
6. Hasil analisis varians anggaran operasional tahun 2007 ..........................
39
7. Hasil analisis varians anggaran operasional tahun 2008 ..........................
42
8. Hasil analisis varians anggaran operasional tahun 2009 ..........................
46
9. Hasil analisis varians anggaran operasional tahun 2010 ..........................
49
10. Hasil uji t-test pendapatan anggaran operasional tahun 2005-2010 .........
53
11. Hasil uji t-test beban anggaran operasional tahun 2005-2010 .................
53
12. Hasil uji t-test laba sebelum pph anggaran operasional tahun 2005-2010
54
13. Trend linear varians anggaran operasional PT. BNI KCU Fatmawati tahun 2005-2010 ...................................................................................
54
14. Proyeksi anggaran operasional tahun 2011 .............................................
56
viii
DAFTAR GAMBAR
No.
Halaman
1. Kerangka pemikiran penelitian ..............................................................
19
2. Alur prosedur penyusunan anggaran BNI KCU Fatmawati ....................
30
3. Trend linear varians tahun 2005-2010............... .....................................
55
ix
DAFTAR LAMPIRAN No.
Halaman
1. Struktur organisasi................................................................................
65
2. Hasil uji t penyimpangan pendapatan anggaran operasional Bank BNI KCU Fatmawati tahun 2005-2010 ........................................................
66
3. Hasil uji t penyimpangan beban anggaran operasional Bank BNI KCU Fatmawati tahun 2005-2010 .................................................................
67
4. Hasil uji t penyimpangan laba sebelum pph anggaran operasional Bank BNI KCU Fatmawati tahun 2005-2010 .................................................
x
68
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Perusahaan perbankan merupakan bagian kehidupan di dunia bisnis. Dengan adanya jasa perbankan para pebisnis dapat melakukan transaksi tanpa harus melakukan pembayaran secara tunai. Perusahaan perbankan juga menyediakan jasa dan layanan lainnya yang dapat memudahkan masyarakat dalam bertransaksi seperti penyimpanan uang, pengiriman uang (transfer), alat belanja (debit atau kredit), alat pembayaran (listrik, telepon, air) dan lain sebagainya. Pertumbuhan perusahaan perbankan di Indonesia yang semakin meningkat jumlahnya mengakibatkan persaingan yang semakin tinggi, baik dalam penghimpunan dana maupun penyaluran kredit, seperti terlihat pada Tabel 1. Bank bersaing untuk mendapatkan kepercayaan dari nasabah. Tingkat persaingan tersebut meningkat tiap tahunnya. Untuk meningkatkan daya saing dan unggul dalam persaingan, setiap perusahaan harus memiliki suatu anggaran operasional yang terencana dengan baik. Dengan perencanaan dan implementasi anggaran operasional yang baik maka akan memperoleh keuntungan sesuai dengan yang diharapkan atau direncanakan dalam anggaran. Tabel 1. Pertumbuhan Jumlah Kantor Cabang Tahun 2005-2010. Tahun
Jumlah Kantor Bank Umum
Bank Perkreditan
2005
8.236
3.110
2006
9.110
3.173
2007
9.690
3.250
2008
10.868
3.367
2009
12.837
3.644
2010
13.837
3.910
Sumber: www.bi.go.id, 2010
2
Anggaran merupakan perencanaan keuangan untuk masa depan. Pada umumnya perencanaan suatu anggaran meliputi masa waktu satu tahun. Faktor distribusi, stabilisasi, dan alokasi sangat perlu diperhatikan dalam penyusunan suatu anggaran. Dalam penyusunan suatu anggaran juga diperlukan perencanaan dan pengendalian. Perencanaan merupakan tindakan yang dibuat berdasarkan fakta dan asumsi mengenai gambaran kegiatan yang akan dilakukan di masa mendatang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Tujuan utama perencanaan adalah untuk memberikan proses umpan kedepan (feedforward) agar dapat memberikan arahan kepada setiap manajer dalam pengambilan keputusan operasional sehari-hari. Sedangkan pengendalian merupakan kegiatan untuk menilai apa yang telah dihasilkan dan membandingkannya dengan rencana yang telah disusun. Penganggaran nonperusahaan.
digunakan
Penganggaran
baik
untuk
oleh
perusahaan
nonperusahaan
disebut
maupun dengan
penganggaran nirlaba (nonprofit budgetting), yaitu penganggaran untuk organisasi yang tidak bertujuan untuk mencari laba. Sedangkan penganggaran untuk perusahaan merupakan penganggaran organisasi yang bertujuan untuk mencari laba. Salah satu anggaran dilihat dari segi bidangnya adalah anggaran operasional. Pada anggaran operasional tersebut terlihat pendapatan dan pengeluaran, sehingga dapat diketahui laba bersih perusahaan. Nilai laba bersih yang tinggi merupakan tujuan dari perusahaan, sehingga untuk mencapai tujuan tesebut diperlukan sebuah anggaran untuk merencanakan keuangan perusahaan. Bank Negara Indonesia (BNI) Kantor Cabang Utama (KCU) Fatmawati merupakan perusahaan di bidang perbankan yang menyediakan berbagai macam produk perbankan, meliputi produk penyimpanan dana (Tabungan, Giro, Deposito, dan lain sebagainya), produk jasa dan pelayanan (ATM, SMS Banking, Internet Banking,dll), serta produk penyaluran dana seperti KPR. Bank BNI KCU Fatmawati merupakan perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang pelaksanaan program kegiatannya selalu mengacu kepada perencanaan yang telah ditetapkan. Hal tersebut juga
3
berlaku terhadap anggaran yang telah dibuat dalam melaksanakan program kegiatan untuk menghindari realisasi yang melebihi dari anggaran yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan kegiatan pada bank BNI KCU Fatmawati tidak dapat dihindarkan terjadinya ketidaksesuaian antara realisasi dengan anggaran yang telah direncanakan. Hal tersebut terjadi karena adanya ketidaksesuaian dalam proses perencanaan anggaran dengan realisasinya, sehingga diperlukan evaluasi untuk mengetahui batas toleransi terhadap ketidaksesuaian yang terjadi. Bank BNI KCU Fatmawati memiliki delapan belas kantor cabang pembantu di bawahnya. Untuk itu diperlukan suatu strategi dalam mengelola aspek keuangan agar kinerja Bank BNI KCU Fatmawati menjadi lebih baik. Anggaran operasional dapat digunakan sebagai salah satu alat pengendalian bagi penggunaan dana. Sehingga apabila terdapat perbedaan antara anggaran operasional dengan realisasinya dapat dijadikan evaluasi untuk penyusunan anggaran operasional tahun berikutnya atau sebagai bahan untuk perubahan anggaran operasional yang sedang berjalan. Anggaran juga dapat digunakan untuk mengetahui adanya ketidaksesuaian pelaksanaan program atau kegiatan yang telah dilakukan oleh bank BNI KCU Fatmawati. 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas maka perumusan masalah yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Faktor apa saja yang menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan anggaran pada bank BNI KCU Fatmawati? 2. Bagaimana prosedur penyusunan anggaran pada bank BNI KCU Fatmawati? 3. Bagaimana selisih yang terjadi antara anggaran operasional dan realisasinya pada bank BNI KCU Fatmawati? 4. Apakah ketidaksesuaian (selisih) antara anggaran dengan realisasi pada anggaran operasional bank BNI KCU Fatmawati masih berada dalam batas pengendalian?
4
1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah disebutkan sebelumya, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Mengetahui faktor-faktor yang menjadi bahan perrtimbangan dalam menyusun anggaran pada pada bank BNI KCU Fatmawati. 2. Mengetahui prosedur penyusunan anggaran pada bank BNI KCU Fatmawati. 3. Menganalisis selisih yang terjadi antara anggaran operasional dan realisasinya pada bank BNI KCU Fatmawati. 4. Mengevaluasi selisih yang terjadi pada anggaran operasional pada bank BNI KCU Fatmawati. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari penelitian adalah sebagai berikut : 1. Sebagai masukan yang bermanfaat bagi bank BNI KCU Fatmawati untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan yang mungkin terjadi dalam proses penyusunan anggaran yang telah dilakukan selama ini. Selain itu untuk mangadakan perbaikan-perbaikan yang mungkin diperlukan dalam upaya meningkatkan efektivitas dan efisiensi anggaran pada bank BNI KCU Fatmawati. 2. Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa atau masyarakat
yang
membutuhkan. 1.5. Batasan Penelitian Penelitian ini hanya terbatas pada anggaran operasional bank BNI KCU Fatmawati. Data anggaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah anggaran operasional tahun 2005 sampai tahun 2010.
II. TI NJAUAN PUSTAKA
2.1. Bank 2.1.1 Konsep dan Pengertian Bank Menurut Undang-undang Republik Indonesia No.10 Pasal 1 Tahun 1998 dalam Kasmir (2003), perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya, sedangkan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Bank juga diartikan sebagai
lembaga
keuangan
yang
kegiatan
utamanya
adalah
menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya. Fungsi bank merupakan lembaga perantara diantara masyarakat yang membutuhkan dana dengan masyarakat yang kelebihan dana, disamping menyediakan jasa-jasa keuangan lainnya. Oleh karena bank berfungsi sebagai perantara keuangan, maka dalam hal ini faktor kepercayaan dari masyarakat
merupakan faktor utama dalam
menjalankan bisnis perbankan. Manajemen bank dihadapkan berbagai upaya
untuk
menjaga
kepercayaan
tersebut,
sehingga
dapat
memperoleh simpati dari para calon nasabahnya. 2.1.2 Ruang Lingkup Kegiatan Bank Ruang lingkup kegiatan bank dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu: a. Menghimpun dana dari masyarakat (funding) Menghimpun dana adalah mengumpulkan atau mencari dana (uang) dengan cara membeli dari masyarakat luas dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito. Pembelian dana dari masyarakat ini dilakukan oleh bank dengan cara memasang berbagai strategi agar
6
masyarakat
berminat
menanamkan
dananya.
Bentuk-bentuk
kegiatan menghimpun dana meliputi : 1. Simpanan giro (demand deposit) 2. Simpanan tabungan (saving deposit) 3. Simpanan deposit (time deposit) b. Menyalurkan dana ke masyarakat (lending) Menyalurkan dana adalah melemparkan kembali dana yang diperoleh dari simpanan giro, tabungan dan deposito ke masyarakat dalam bentuk pinjaman atau kredit bagi bank yang berdasarkan prinsip konvensional atau berdasarkan prinsip syariah. Bentukbentuk kegiatan menyalurkan dana meliputi : 1. Kredit investasi yaitu kredit yang diberikan kepada para investor untuk investasi dalam jangka panjang. 2. Kredit modal kerja yaitu kredit yang diberikan untuk mebiayai kegiatan suatu usaha dan biasanya bersifat jangka pendek. 3. Kredit perdagangan yaitu kredit yang diberikan kepada para pedagang baik agen maupun pengecer. 4. Kredit produktif yaitu kredit yang digunakan untuk menghasilkan barang atau jasa. 5. Kredit konsumtif yaitu kredit yang digunakan untuk keperluan pribadi, seperti KPR, kredit kendaraan, dan lain-lain. c. Memberikan jasa bank lainnya Jasa bank lainnya merupakan jasa pendukung atau pelengkap kegiatan perbankan. Jasa-jasa ini diberikan untuk mendukung kelancaran kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana, baik yang berhubungan langsung dengan kegiatan simpanan dan kredit maupun tidak langsung. Bentuk-bentuk jasa lainnya meliputi : 1. Kiriman uang (transfer) 2. Inkaso (collection) 3. Kliring (clearing) 4. RTGS (Real Time Gross Settlement) 5. L/C (Letter of Credit)
7
6. Garansi bank (Bank guarantee) 7. Bank Card (debit card atau credit card) 8. Safe Deposit Box 9. E-banking (internet banking, sms banking, phone banking) 2.2. Anggaran 2.2.1 Pengertian Anggaran Anggaran adalah suatu rencana kuantitatif (satuan jumlah) periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif untuk jangka waktu tertentu dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang, tetapi juga dinyatakan dalam satuan barang atau jasa. Anggaran merupakan alat manajemen dalam mencapai tujuan. Jadi, anggaran bukan tujuan dan tidak dapat menggantikan manajemen (Nafarin, 2007). Menurut Sirait (2006) anggaran perusahaan adalah rencana kegiatan perusahaan. Rencana ini mencakup berbagai kegiatan operasional yang berkaitan dan saling mempengaruhi satu sama lain. Perusahaan sebagai salah satu unit ekonomi yang pada umumnya mencari keuntungan, mempergunakan kriteria efisiensi secara alat pengukurannya. Menurut Mardiasmo (2002) anggaran merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial, sedangkan penganggaran adalah proses atau metoda untuk mempersiapkan suatu anggaran. 2.2.2 Tujuan dan Manfaat Anggaran Tujuan disusunnya anggaran menurut Nafarin (2007) adalah : 1. Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan investasi dana. 2. Mengadakan pembatasan jumlah dana yang dicari dan digunakan. 3. Merinci jenis sumber dana dicari maupun jenis investasi dana, sehingga dapat mempermudah pengawasan.
8
4. Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal. 5. Menyempurnakan rencana yang telah disusun karena dengan anggaran menjadi jelas dan nyata terlihat. 6. Menampung dan menganalisis serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan dengan keuangan. Sedangkan manfaat disusunnya anggaran adalah : 1. Semua kegiatan dapat mengarah pada pencapaian tujuan bersama. 2. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan karyawan. 3. Dapat memotivasi karyawan. 4. Menimbulkan tanggung jawab tertentu pada karyawan. 5. Menghindarkan pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu. 6. Sumber daya (seperti tenaga kerja, peralatan, dan dana) dapat dimanfaatkan seefisien mungkin. 7. Alat pendidikan bagi para manajer. 2.2.3 Karakteristik Anggaran Untuk memperoleh konsep yang lebih jelas mengenai anggaran, berikut ini diuraikan karakteristik anggaran. Menurut Ismail dan Prawironegoro (2009) anggaran mempunyai karakteristik sebagai berikut: 1. Anggaran mengestimasikan potensi laba dari unit bisnis. 2. Dinyatakan dalam istilah moneter. 3. Biasanya dalam waktu satu tahun. 4. Merupakan komitmen manajemen. 5. Ditinjau dan sisetujui oleh pejabat yang berwenang 6. Anggaran dapat berubah dalam kondisi tertentu. 7. Secara berkala, kinerja keuangan aktual dibandingkan dengan anggaran. Menurut Sumarsono (2009) anggaran mempunyai karakteristik: 1. Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain keuangan.
9
2. Anggaran umumnya mencakup jangka waktu tertentu, satu atau beberapa tahun. 3. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. 4. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih tinggi dari penyusunan anggaran. 5. Sekali disusun, angaran hanya dapat diubah dalam kondisi tertentu. 2.2.4 Fungsi Anggaran Menurut Nafarin (2007) anggaran mempunyai fungsi sebagai berikut : 1. Fungsi perencanaan Anggaran sebagai alat perencanaan juga harus memperhatikan kaitan anggaran yang satu dengan anggaran yang lain. Contoh: antara anggaran beban distribusi barang yang dijual dengan anggaran barang yang dijual, apakah peningkatan anggaran beban distribusi diikuti dengan peningkatan anggaran barang yang dijual (anggaran penjualan). 2. Fungsi pelaksanaan Anggaran sebagai pedoman pelaksanaan pekerjaan, artinya sebelum pekerjaan dilaksanakan terlebih dahulu mendapat persetujuan yang berwenang (terutama dalam hal keuangan). Pekerjaan disetujui untuk dilaksanaakan bila ada anggarannya atau tidak menyimpang dari anggaran. Membeli kendaraan tidak akan disetujui bila tidak ada anggarannya atau membeli bahan lebih mahal dari anggaran juga tidak akan disetujui sebab semua itu akan mengganggu keuangan perusahaan bila disetujui. Anggaran bertujuan agar pekerjaan dapat dilaksanakan secara selaras dalam mencapai tujuan (laba). Jadi, anggaran penting untuk menyelaraskan setiap kegiatan divisi, seperti divisi pemasaran, divisi produksi, divisi keuangan, dan divisi umum.
10
3. Fungsi Pengawasan Anggaran
merupakan
alat
pengawasan
atau
pengendalian
(controlling). Pengawasan berarti mengevaluasi (menilai) terhadap pelaksanaan pekerjaan, dengan cara: a. Membandingkan realisasi dengan rencana (anggaran). b. Melakukan tindakan perbaikan bila dipandang perlu (atau bila terdapat penyimpangan yang merugikan). 2.2.5 Jenis Anggaran Menurut Nafarin (2007) anggaran dapat dikelompokkan dari beberapa segi, seperti : 1. Segi dasar penyusunan Dilihat dari segi dasar penyusunan, anggaran terdiri atas anggaran variabel dan anggaran tetap. Anggaran variabel (variable budget) adalah anggaran yang disusun berdasarkan interval (kisaran) kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat aktivitas (kegiatan) yang berbeda. Contoh: anggaran penjualan disusun berkisar antara 500 unit sampai 1000 unit. Anggaran variabel disebut juga dengan anggaran fleksibel. Anggaran tetap (fixed budget) adalah anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu. Contoh: penjualan direncanakan sebanyak 1000 unit, dengan demikian anggaran lainnya dibuat berdasarkan anggaran penjualan 1000 unit tersebut. Anggaran tetap disebut juga anggaran statis. 2. Segi cara penyusunan Dilihat dari segi cara penyusunan, anggaran terdiri atas anggaran periodik dan anggaran kontinu. Anggaran periodik (periodic budget) adalah anggaran yang disusun untuk satu periode tertentu. Pada umumnya periodenya satu tahun yang disusun setiap akhir periode anggaran. Anggaran kontinu (continuous budget) adalah anggaran yang dibuat untuk mangadakan perbaikan atas anggaran yang pernah dibuat.
11
Misalnya tiap bulan diadakan perbaikan sehingga anggaran yang dibuat dalam setahun mengalami perubahan. 3. Segi jangka waktu Dilihat dari segi jangka waktunya, anggaran terdiri atas anggaran jangka pendek dan anggaran jangka panjang. Anggaran jangka pendek (short-range budget) adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu paling lama sampai satu tahun. Anggaran untuk keperluan modal kerja merupakan anggaran jangka pendek. Anggaran jangka pendek disebut juga dengan anggaran takis. Anggaran jangka panjang (long-range budget) adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu lebih dari satu tahun. Anggaran untuk keperluan investasi barang modal merupakan anggaran jangka panjang yang disebut dengan anggaran modal (capital budget). Anggaran jangka panjang tidak harus berupa anggaran modal. Anggaran jangka panjang diperlukan sebagai dasar penyusunan anggaran jangka pendek. Anggaran jangka pendek disebut juga dengan anggaran strategis. 4. Segi bidang Dilihat dari segi bidangnya, anggaran terdiri atas anggaran operasional dan anggaran keuangan. Kedua anggaran ini bila dipadukan disebut ”anggaran induk” (master budget). Anggaran induk yang mengkonsolidasikan rencana keseluruhan perusahaan untuk jangka pendek biasanya disusun atas dasar tahunan. Anggaran tahunan dipecah lagi menjadi anggaran triwulanan dan anggaran triwulanan dipecah lagi menjadi anggaran bulanan. Anggaran operasional (operational budget) adalah anggaran untuk menyusun anggaran laba rugi. Contoh: anggaran penjualan, anggaran biaya pabrik, anggaran biaya bahan baku, anggaran biaya tenaga kerja langsung, anggaran biaya overhead pabrik, dan anggaran beban usaha.
12
Anggaran keuangan (financial budget) adalah anggaran untuk menyusun anggaran neraca. Contoh: anggaran kas, anggaran piutang, anggaran sediaan, anggaran utang, dan anggaran neraca. 5. Kemampuan menyusun Dilihat dari segi kemampuan menyusun, anggaran terdiri atas anggaran komprehensif dan anggaran parsial. Anggaran komprehensif (comprehensive budget) adalah rangkaian dari berbagai jenis anggaran yang disusun secara lengkap. Anggaran komprehensif merupakan perpaduan dari anggaran operasional dan anggaran keuangan yang disusun secara lengkap. Anggaran parsial (partially budget) adalah anggaran yang disusun secara tidak lengkap atau anggaran yang hanya menyusun bagian anggaran tertentu saja. Contoh: karena keterbatasan kemampuan, maka hanya dapat menyusun anggaran operasional. 6. Segi fungsi Dilihat dari segi fungsi, anggaran terdiri atas anggaran tertentu dan anggaran kinerja. Anggaran tertentu (appropriation budget) adalah anggran yang diperuntukan bagi tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untuk manfaat lain. Contoh: hasil menjual barang x sebesar Rp 100.000 dianggarkan untuk melunasi utang usaha sebagai akibat membeli barang x secara kredit sebesar Rp 100.000. Dengan demikian, hasil menjual barang x sebesar Rp 100.000 tidak boleh dianggarkan keperluan apa pun, selain untuk melunasi utang usaha tersebut. Anggaran kinerja (performance budget) adalah anggaran yang disusun berdasarkan fungsi kegiatan yang dilakukan dalam organisasi (perusahaan), misalnya untuk menilai apakah biaya (beban) yang dikeluarkan oleh masing-masing aktivitas tidak melampaui batas. Contoh: biaya bahan baku (BBB) yang dianggarkan bulan ini sebesar Rp 20.000, kemudian jika dalam pelaksanaannya melebihi Rp 20.000 tetapi tidak mempengaruhi
13
tingkat produksi dan hal-hal lain maka biaya bahan baku tersebut tidak efisien. 7. Segi metode penentuan harga pokok produk Dilihat
dari
segi
metode
penentuan
harga
pokok
(penghargapokokan) produk, anggaran terdiri atas anggaran tradisional dan anggaran berdasar kegiatan. Anggaran
tradisional
(traditional
budget)
atau
anggaran
konvensional (conventional budget) terdiri atas anggaran berdasar fungsional dan anggaran berdasar sifat. a. Anggaran berdasar fungsional (functional based budget) adalah anggaran
yang
dibuat
dengan
menggunakan
metode
penghargapokokan penuh (full costing) dan berfungsi untuk menyusun anggaran induk atau anggaran tetap. b. Anggaran berdasar sifat (characteristic based budget) adalah anggaran
yang
dibuat
dengan
menggunakan
metode
penghargapokokan variabel (variable costing) dan berfungsi untuk menyusun anggaran variabel. Anggaran berdasar kegiatan (activity based budget) adalah anggaran yang dibuat dengan menggunakan metode penghargapokokan berdasar kegiatan (activity based costing) dan berfungsi untuk menyusun anggaran variabel dan anggaran induk. 2.2.6 Anggaran Operasional Menurut Nafarin (2007) anggaran operasional disusun menjadi 4 bagian, yaitu : 1. Penyusunan Anggaran Jualan Anggaran jualan berarti anggaran hasil penjualan atau anggaran hasil proses menjual. Anggaran jualan merupakan rencana tertulis yang dinyatakan dalam angka dari produk yang akan dijual perusahaan pada periode tertentu. Jualan merupakan unsur dapatan (revenues) yang disebut dapatan jualan (sales revennues).
14
2. Penyusunan Anggaran Produk Anggaran produk (product budget) adalah anggaran untuk membuat produk jadi dan produk dalam proses dari suatu perusahaan pada periode tertentu. Produk jadi (finished goods) adalah produk yang siap untuk dijual. Produk dalam proses (work-in-process) adalah produk yang masih dalam penyelesaian. Anggaran produk disusun berdasarkan anggaran jualan dan anggaran sediaan produk. Dalam penyusunan anggaran produk hanya meliputi produk jadi. 3. Penyusunan Anggaran Bahan Baku Bahan baku merupakan bahan langsung (direct material), yaitu bahan yang membentuk suatu kesatuan yang tak terpisahkan dari produk jadi. Bahan baku adalah bahan utama atau bahan pokok dan merupakan komponen utama dari suatu produk. Bahan baku dipakai dianggarkan dalam satuan (unit) uang disebut anggaran biaya bahan baku (BBB). 4. Penyusunan Anggaran Biaya konversi dan Beban Usaha Biaya bahan baku (BBB) dan biaya tenaga kerja langsung (BTKL) disebut biaya produk langsung (direct product cost), sedangkan biaya overhead pabrik (BOP) disebut biaya produk tak langsung (indirect product cost). Biaya produk langsung disebut dengan biaya primer (biaya utama). Biaya tenaga kerja langsung (BTKL) dan biaya overhead pabrik (BOP) disebut biaya konversi, yaitu biaya untuk mengubah bahan baku menjadi produk. Tenaga kerja langsung adalah tenaga manusia yang bekerja langsung mengolah produk. 2.2.7 Proses Pengendalian Anggaran Anggaran memberikan rencana rinci atas pendapatan dan pengeluaran perusahaan agar pembelanjaan yang dilakukan dapat dipertanggung-jawabkan kepada
manajemen.
Anggaran sebagai
instrumen pengendalian digunakan untuk menghindari adanya overspending, underspending dan salah sasaran (misappropiation) dalam pengalokasian anggaran pada bidang lain yang bukan
15
merupakan prioritas (Mardiasmo, 2002). Mardiasmo (2002) lebih lanjut menyatakan bahwa pengendalian anggaran dapat dilakukan melalui empat cara, yaitu: 1. Membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang dianggarkan. 2. Menghitung selisih anggaran (favourable dan unfavourable variances). 3. Menemukan penyebab yang dapat dikendalikan (controllable) dan tidak dapat dikendalikan (uncontrollable) atas suatu varians. 4. Merevisi standar biaya atau target anggaran untuk tahun berikutnya. Menurut Mardiasmo (2002) tipe pengendalian manajemen dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok yaitu: 1. Pengendalian preventif (preventive control). Dalam tahap ini pengendalian manajemen terkait dengan perumusan strategi dan perencanaan strategik yang dijabarkan dalam bentuk programprogram. 2. Pengendalian operasional (operational control). Dalam tahap ini pengendalian manajemen terkait dengan pengawasan pelaksanaan program yang telah ditetapkan melalui alat berupa anggaran. Anggaran digunakan untuk menghubungkan perencanaan dengan pengendalian. 3. Pengendalian kinerja. Pada tahap ini pengendalian manajemen berupa analisis evaluasi kinerja berdasarkan tolak ukur kinerja yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut Nafarin (2007) anggaran
merupakan alat
pengawasan atau pengendalian (controlling). Pengawasan berarti mengevaluasi (menilai) terhadap pelaksanaan pekerjaan, dengan cara: 1. Membandingkan realisasi dengan rencana (anggaran). 2. Melakukan tindakan perbaikan bila dipandang perlu (atau bila terdapat penyimpangan yang merugikan). 2.2.8 Akuntansi Pertanggungjawaban Menurut
Nafarin
(2007),
akuntansi
pertanggungjawaban
(responsibility accounting) adalah suatu sistem akunting yang dipola
16
terlebih dahulu sesuai dengan tanggung jawab dari setiap bagian dalam organisasi. Realisasi dari sistem akuntansi pertanggungjawaban adalah adanya pusat-pusat pertanggungjawaban. Pusat pertanggungjawaban merupakan suatu unit organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab sesuai bagiannya. Akuntabilitas kinerja pemerintah merupakan perwujudan kewajiban instansi pemerintah untuk
mempertanggungjawabkan
keberhasilan
atau
kegagalan
pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran
yang
telah
ditetapkan
melalui
suatu
media
pertanggungjawaban secara periodik. Dengan pengertian tersebut dimaksudkan bahwa setiap instansi pemerintah mempunyai kewajiban untuk mempertanggungjawabkan pencapaian hasil organisasi dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya meliputi penerimaan, pengalokasian, pengamanan dan pengembangannya. 2.3. Analisis Varians Menurut Shim dan Siegel (2001) analisis varians membandingkan antara kinerja standar dengan kinerja aktual dan dapat dilakukan oleh divisi, departemen, program, produk, wilayah atau unit tanggung jawab lainnya. Evaluasi varians dapat dilakukan secara kuartalan, bulanan, setiap hari atau setiap jam, tergantung pada penting atau tidaknya mengidentifikasi masalah dengan cepat. Karena kita tidak menegetahui angka aktual hingga akhir periode, maka varians hanya dapat dilakukan pada akhir periode. Menurut Mahsun (2006) analisis selisih anggaran adalah teknik pengukuran kinerja tradisional yang membandingkan antara anggaran dengan realisasi tanpa melihat keberhasilan program. Pengukuran kinerja ditekankan pada input, yaitu jika terjadinya overspending dan underspending. Analisis varians adalah perbedaan antara biaya aktual input dan biaya yang direncanakan (Hansen dan Mowen, 2006). 2.4. Penelitian Terdahulu Hasil penelitian Dedeh (2009) tentang analisis anggaran operasional sebagai alat pengendalian manajemen (studi kasus PDAM Tirta Pakuan Kota
17
Bogor) menunjukkan adanya beberapa faktor yang menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun anggaran di PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor. Faktor tesebut adalah realisasi kegiatan usaha semester satu tahun berjalan, estimasi hasil kegiatan yang dapat dicapai pada semester dua tahun berjalan, rencana jangka panjang (corporate plan), dan faktor penting lainnya yang tertera dalam program-program tahunan. Prosedur penyusunan anggaran PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor dengan menggunakan metode bottom up. Penyusunan anggaran dimulai dengan pengarahan dari direksi tentang penyusunan anggaran tahunan untuk periode tahun mendatang kepada kepala bagian serta pembentukan tim penyusunan anggaran. Setelah mendapatkan pengarahan, maka tiap-tiap bagian menyusun konsep anggarannya. Selanjutnya konsep anggaran dibahas dalam rapat koordinasi. Hasil penelitian Lastowo (2010) mengenai evaluasi anggaran belanja sebagai alat pengendali keuangan (studi kasus Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia). Tujuan penelitian tersebut adalah
untuk
mengidentifikasi
faktor-faktor
yang
menjadi
bahan
pertimbangan dalam penyusunan anggaran belanja pada pusdiklat ANRI, mengidentifikasi prosedur penyusunan anggaran belanja pada pusdiklat ANRI, menganalisis ketidaksesuaian antara realisasi dengan anggaran belanja pada pusdiklat ANRI, menganalisis faktor-faktor penyebab ketidaksesuaian yang terjadi pada anggaran belanja pusdiklat ANRI. Hasil dari penelitian tersebut bahwa ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan dalam penyusunan anggaran. Faktor-faktor pertimbangan tersebut adalah jenis diklat, kebutuhan diklat, jumlah peserta, tempat pelaksanaan kegiatan, standar biaya umum, realisasi dan anggaran sebelumnya, serta rencana penambahan sarana dan prasarana pusdiklat ANRI.
III.
METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Anggaran merupakan alat manajemen dalam mencapai tujuan perusahaan. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut perlu dilakukan pengelolaan keuangan yang dilaksanakan secara terbuka, bertanggung jawab serta akuntabel untuk mencapai suatu kinerja yang maksimal. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara penyusunan anggaran yang efektif dan efisien agar setiap dana yang dianggarkan dapat memberikan kontribusi yang maksimal untuk setiap kegiatannya. Bank BNI sebagai badan usaha milik negara, maka perlu dilakukan efisiensi dan efektifitas fungsi manajemen yang ada didalam organisasinya. Untuk melakukan efisiensi dan efektifitas fungsi manajemen tersebut perlu dilakukan penyusunan suatu anggaran. Salah satu anggaran yang disusun oleh bank BNI adalah anggaran operasional. Penyusunan anggaran operasional memiliki prosedur serta beberapa faktor yang dapat menjadi bahan pertimbangan mengapa anggaran tersebut disusun dan manfaat apa saja yang diperoleh dari anggaran yang ditetapkan. Setelah itu dilakukan proses penyusunan anggaran sesuai prosedur yang telah ditentukan kemudian akan menghasilkan suatu anggaran. Dari hasil anggaran yang telah ditetapkan akan dilakukan suatu analisis varians ketika realisasinya telah diketahui. Analisis varians dilakukan dengan cara membandingkan anggaran yang telah dibuat dengan realisasi yang dihasilkan. Selanjutnya dilakukan uji t (t-test) untuk mengetahui apakah ketidaksesuaian atau selisih tersebut masih dalam batas pengendalian. Sehingga ketika evaluasi telah dilakukan akan menghasilkan sebuah analisis anggaran yang dapat memberikan rekomendasi bagi perusahaan dalam upaya perbaikan anggaran keuangan. Lebih lengkapnya dijelaskan pada Gambar 1 di bawah ini.
19
BNI KCU Fatmawati
Administrasi Cabang 1 (logistik, SDM dan akuntansi dan keuangan)
Faktor-faktor yang Menjadi Bahan Pertimbangan Dalam Penyusunan Anggaran Operasional
Prosedur Penyusunan Anggaran Operasional
Anggaran yang Telah Ditetapkan
Realisasi Anggaran
Analisis Varians
Uji t (Evaluasi Penyimpangan)
Hasil Evaluasi Anggaran Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian
20
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Bank BNI Kantor Cabang Utama Fatmawati yang berlokasi di jalan Fatmawati Blok 115/DIII Cilandak Jadakarta Selatan. Penelitian dilaksanakan selama tiga bulan dari bulan Desember 2010 sampai Februari 2011. 3.3. Metode Penelitian 3.3.1 Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer dikumpulkan dan diperoleh melalui hasil pengamatan dan wawancara langsung dengan pihak yang berperan dalam penyusunan anggaran serta pencatatan di lapangan. Sedangkan data sekunder diperoleh dari perusahaan melalui penelusuran dokumentasi resmi yang terkait mengenai pengumpulan data keuangan yang dimiliki Bank BNI. Selain itu data sekunder juga diperoleh dari buku-buku teks, karya ilmiah serta referensi lain yang relevan dalam penelitian ini. 3.3.2 Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan analisis varians anggaran. Analisis varians digunakan untuk mengetahui hasil sesungguhnya dengan rencana yang dianggarkan, yaitu dengan cara membandingkan biaya yang dianggarkan terhadap biaya aktual. Analisis varians anggaran dapat menunjukkan dimana terjadinya selisih antara hasil sesungguhnya dengan anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Sehingga dapat diketahui penyebab dari penyimpangan yang terjadi. Jika biaya realisasi lebih kecil dari biaya yang dianggarkan maka dianggap menguntungkan (favorable). Sebaliknya jika realisasi biaya lebih besar dari biaya yang dianggarkan maka dianggap tidak menguntungkan (unfavorable). Pengolahan data anggaran tersebut menggunakan Software spss 16 dan Microsoft Exel 2007 untuk analisis varians. Mengukur apakah selisih anggaran operasional masih dalam batas pengendalian dengan dilakukan uji t (t-test) serta analisis deskriptif. Uji hipotesis dilakukan
21
dengan menggunakan t-test untuk mengukur apakah keidaksesuaian anggaran dengan realisasi masih dalam batas pengendalian. Tujuan dari t-test adalah untuk membandingkan apakah kedua data (anggaran dan realisasi) tersebut sama atau berbeda. Berikut ini adalah langkah-langkah t-test : 1. Membuat H0 dan H1 dalam uraian kalimat H0
: ketidaksesuaian yang terjadi antara anggaran dengan realisasi masih dalam batas pengendalian.
H1
: ketidaksesuaian
yang terjadi antara anggaran dengan
realisasinya tidak dalam batas pengendalian. 2. Mencari thitung 3. Menentukan terlebih dahulu taraf signifikan (α ) Taraf signifikan yang digunakan yaitu α = 5 % 4. Menentukan kriteria pengujian Jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan H1 ditolak Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan H1 diterima 5. Membuat kesimpulan Bandingkan toleransi yang dibuat Bank BNI dan analisis penyebab ketidaksesuaian yang terjadi
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat Bank BNI Berdiri sejak 1946, BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank Negara Indonesia, merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat pembayaran resmi pertama yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia, yakni ORI atau Oeang Republik Indonesia, pada malam menjelang tanggal 30 Oktober 1946, hanya beberapa bulan sejak pembentukannya. Hingga kini, tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Keuangan Nasional, sementara hari pendiriannya yang jatuh pada tanggal 5 Juli ditetapkan sebagai Hari Bank Nasional. Menyusul penunjukan De Javsche Bank yang merupakan warisan dari Pemerintah Belanda sebagai Bank Sentral pada tahun 1949, Pemerintah membatasi peranan Bank Negara Indonesia sebagai bank sirkulasi atau bank sentral. Bank Negara Indonesia lalu ditetapkan sebagai bank pembangunan, dan kemudian diberikan hak untuk bertindak sebagai bank devisa, dengan akses langsung untuk transaksi luar negeri. Sehubungan dengan penambahan modal pada tahun 1955, status Bank Negara Indonesia diubah menjadi bank komersial milik pemerintah. Perubahan ini melandasi pelayanan yang lebih baik dan tuas bagi sektor usaha nasional. Sejalan dengan keputusan penggunaan tahun pendirian sebagai bagian dari identitas perusahaan, nama Bank Negara Indonesia 1946 resmi digunakan mulai akhir tahun 1968. Perubahan ini menjadikan Bank Negara Indonesia lebih dikenal sebagai 'BNI 46'. Penggunaan nama panggilan yang lebih mudah diingat - 'Bank BNI' - ditetapkan bersamaan dengan perubahaan identitas perusahaan tahun 1988. Tahun 1992, status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT Bank Negara Indonesia (Persero), sementara keputusan untuk menjadi perusahaan
23
publik diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar modal pada tahun 1996. Kemampuan BNI untuk beradaptasi terhadap perubahan dan kemajuan lingkungan, sosial-budaya serta teknologi dicerminkan melalui penyempurnaan identitas perusahaan yang berkelanjutan dari masa ke masa. Hal ini juga menegaskan dedikasi dan komitmen BNI terhadap perbaikan kualitas kinerja secara terus-menerus. Pada tahun 2004, identitas perusahaan yang diperbaharui mulai digunakan untuk menggambarkan prospek masa depan yang lebih baik, setelah keberhasilan mengarungi masa-masa yang sulit. Sebutan 'Bank BNI' dipersingkat menjadi 'BNI', sedangkan tahun pendirian '46' - digunakan dalam logo perusahaan untuk meneguhkan kebanggaan sebagai bank nasional pertama yang lahir pada era Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berangkat dari semangat perjuangan yang berakar pada sejarahnya, BNI bertekad untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi negeri, serta senantiasa menjadi kebanggaan negara. 4.1.2 Visi, Misi, Budaya Kerja Bank BNI Bank BNI merupakan perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang memiliki visi menjadi bank kebanggaan nasional yang unggul, terkemuka dan terdepan dalam layanan dan kinerja. Misi Bank BNI adalah : 1. Memberikan layanan prima dan solusi yang bernilai tambah kepada seluruh nasabah, dan selaku mitra pillihan utama (the bank choice) 2. Meningkatkan nilai investasi yang unggul bagi investor. 3. Menciptakan kondisi terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk berkarya dan berprestasi. 4. Meningkatkan
kepedulian
dan
tanggung
jawab
terhadap
lingkungan sosial. 5. Menjadi acuan pelaksanaan kepatuhan dan tata kelola perusahaan yang baik.
24
Selain Visi dan Misi, Bank BNI memiliki budaya kerja yaitu ”PRINSIP 46” merupakan tuntunan perilaku insan BNI, terdiri dari : 1. 4 (Empat) Nilai Budaya Kerja Profesionalisme Integritas Orientasi pelanggan Perbaikan tiada henti
2. 6 (Enam) Nilai Perilaku Utama Insan BNI Meningkatkan Kompetensi dan Memberikan Hasil Terbaik Jujur, Tulus dan Ikhlas Disiplin, Konsisten dan Bertanggungjawab Memberikan Layanan Terbaik Melalui Kemitraan yang Sinergis Senantiasa Melakukan Penyempurnaan Kreatif dan Inovatif
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut : Tabel 2. Budaya Kerja dan Perilaku Utama BNI 4 NILAI BUDAYA KERJA BNI Profesionalisme (Professionalism) Integritas (Integrity) Orientasi Pelanggan (Customer Orientation) Perbaikan Tiada Henti (Continuous Improvement) 4.1.3
6 NILAI PERILAKU UTAMA INSAN BNI Meningkatkan Kompetensi dan Memberikan Hasil Terbaik
Jujur, Tulus dan Ikhlas
Disiplin, Konsisten dan Bertanggungjawab Memberikan Layanan Terbaik Melalui Kemitraan yang Sinergis
Senantiasa Melakukan Penyempurnaan
Kreatif dan Inovatif
Struktur Organisasi Bank BNI KCU Fatmawati Bank BNI KCU Fatmawati dipimpin oleh seorang Kepala Cabang yang berada di bawahnya dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala Wilayah. Kepala Cabang dibantu oleh Pemimpin Bidang Layanan Cabang dan Pemimpin Bidang Layanan Kantor Cabang Pembantu Satu dan Dua. Selain Pemimpin Bidang Layanan,
25
Kepala Cabang juga di bantu oleh delapan belas Kepala Cabang Pembantu (KCP) yaitu, KCP Pondok Indah Arteri, KCP Pondok Indah Mall 1, KCP Pondok Indah Mall 2, KCP Pondok Indah Plaza, KCP Pasar Minggu, KCP Kalibata, KCP Arkadia, KCP Duta Mas, KCP UPN Veteran, KCP Cilandak, KCP Cinere, KCP CBC (Cinere Bussiness Centre), KCP Bona Indah, KCP Pondok Pinang, KCP STP Trisakti, KCP Bintaro 1, KCP BTC (Bintaro Trade Centre), dan KCP Pamulang. Kepala Kantor Cabang Pembantu (KCP) membawahi Penyelia CSO (Customer Service Officer), Penyelia Teller, CSO, Teller, Satpam dan Pelayan. Untuk lebih jelasnya Struktur Organisasi Bank BNI KCU Fatmawati dapat dilihat pada lampiran 1. Untuk keperluan pelaksanaan kegiatan, telah disusun uraian tugas dan tanggung jawab (job description) bagi setiap posisi di dalam organisasinya. Uraian tugas tersebut telah disosialisasikan pada seluruh bagian perusahaan, sehingga pada prinsipnya semua pegawai telah mengetahui tugas dan tanguung jawabnya masing-masing. Melalui petunjuk pelaksanaan (juklak), simulasi dan informasi dari forum internal serta pelatihan-pelatihan yang diselengarakan oleh perusahaan, pemahaman pegawai terhadap tugas dan tanggung jawabnya semakin meningkat. Dalam menyusun anggaran, bagian administrasi cabang (adc) dibawah
Pemimpin
Bidang
Layanan
Dua
bertugas
dalam
merencanakan penganggaran keuangan. Pada umumnya tugas divisi administrasi cabang adalah merencanakan, mengatur dan mengawasi serta mengevaluasi pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan. 4.2. Faktor-Faktor Bahan Pertimbangan Dalam Penyusunan Anggaran Anggaran operasional digunakan untuk merencanakan kebutuhan sehari-hari dalam menjalankan kegiatan perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Anggaran juga merupakan pencerminan dari rencana kegiatan perusahaan,
mencakup taksiran pendapatan, biaya, penerimaan dan
pengeluaran dari aktivitas operasional perusahaan.
26
Anggaran yang telah disusun dan disetujui dapat dijadikan sebagai pedoman oleh manajemen pada semua bagian untuk melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan perusahaan. Dengan anggaran kondisi keuangan dari tahun ke tahun dapat diproyeksikan sehingga keputusan-keputusan yang mengakibatkan pengeluaran dapat direncanakan dengan lebih baik lagi. Anggaran diharapkan bisa digunakan oleh manajemen sebagai alat untuk mengendalikan kegiatan untuk mencapai tujuan perusahaan. Untuk menyusun
anggaran
perlu
diperhatikan
faktor-faktor
yang
dapat
mempengaruhi penyusunan anggaran tersebut. Berikut ini merupakan faktorfaktor yang menjadi bahan pertimbangan BNI KCU Fatmawati dalam menyusun anggaran, yaitu : 1. Realisasi kegiatan funding dan lending tiga tahun kebelakang dan semester satu tahun berjalan. Realisasi funding dan lending dapat mempengaruhi penyusunan anggaran karena berkaitan dengan target kegiatan yang akan di capai. Sehingga dapat memprediksikan besar anggaran yang akan disusun untuk mencapai kegiatan tersebut. Selain itu, faktor ini ditentukan karena peningkatan atau penurunan dana yang telah dikeluarkan dapat di analisa, sehingga akan menjadi acuan dalam penganggaran untuk periode selanjutnya. 2. Estimasi hasil kegiatan funding dan lending yang dapat dicapai pada semester dua tahun berjalan. Estimasi hasil kegiatan pada semester dua merupakan tambahan dari hasil realisasi kegiatan semester satu yang telah dicapai. Penyusunan estimasi dimaksudkan agar anggaran tahun mendatang dapat menggambarkan hubungan dengan hasil kegiatan yang akan diperkirakan dapat tercapai sampai akhir tahun berjalan. 3. Realisasi anggaran tahun sebelumnya. Realisasi anggaran tahun sebelumnya juga merupakan salah satu faktor yang diperhatikan dalam penyusunan anggaran operasional. Dalam penyusunan anggaran dilakukan analisa terhadap realisasi anggaran operasional tahun sebelumnya apakah meningkat atau menurun dari
27
anggaran yang telah dianggarkan. Dari analisa tersebut dapat dijadikan bahan pertimbangan berapa besar anggaran yang akan disusun tahun berikutnya. 4. Rencana jangka pendek dan jangka panjang Rencana jangka pendek dan jangka panjang juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran. Rencana jangka pendek biasanya di bawah satu tahun. Sedangkan rencana jangka panjang di bawah lima tahun. Rencana jangka panjang meliputi semua aspek, baik dari bidang teknis, bidang pelayanan, bidang keuangan maupun bidang SDM (Sumber Daya Manusia) dan bidang pemasaran. Bank BNI
KCU Fatmawati dalam menentukan faktor-faktor
penyusunan anggaran operasional tersebut selalu didasarkan pada kebutuhan dan data yang dimiliki dan dialami pada masa lalu. Dengan dasar tersebut Bank BNI KCU Fatmawati dapat lebih menekankan pada kegiatan-kegiatan yang menjadi target dan sasaran yang ingin dicapai dalam goal setting cabang. Berikut ini adalah beberapa target dan program kerja tahunan Bank BNI, yaitu : Tabel 3. Program Kerja Bank BNI No 1
Program Kerja Meningkatkan Penghimpunan dana, yaitu
:
a. Menawarkan produk tabungan, deposito, giro dan produk simpanan lainnya. b. Menawarkan dan mengedukasi transaksi e-banking (sms banking, internet banking, dll) c. Memberikan undian berhadiah untuk pembukaan rekening baru pada event-event tertentu. 2
Melakukan edukasi fitur produk serta program marketing, yaitu : a. Memberikan brosur, poster, flyer di lokasi KCU dan KCP. b. Mengirimkan buletin yang berisi info produk perbankan.
3
Meningkatkan dan implementasi standar layanan, yaitu : a. Melakukan coaching. b. Melakukan role play secara berkala
28
Lanjutan Tabel 3 No
Program Kerja
4
Melakukan pengembangan SDM, yaitu : a. Meningkatkan pemahaman produk dan implementasi. b. Pelatihan karyawan berkala. c. Diskusi dan sharing sesama karyawan. Terjadinya selisih anggaran di Bank BNI KCU Fatmawati diakibatkan
adanya pelaksanaan kegiatan atau program-program yang tidak sesuai dengan anggaran yang telah disusun. Tidak sesuainya pelaksanaan kegiatan atau program secara tidak langsung akan mempengaruhi penyerapan anggaran itu sendiri. Ada beberapa hal yang menyebabkan tidak sesuainya anggaran dengan realisasi, sebagai contoh adalah tidak sesuianya anggaran untuk beban administrasi dan umum, beban operasional lainnya dan beban non operasional. Adanya penambahan KCP (Kantor Cabang Pembantu) yang ditunjuk untuk segera beroperasi akan mempengaruhi beban atau biaya yang dikeluarkan secara langsung. Beban atau biaya yang dikeluarkan tersebut akan menyerap anggaran yang lebih besar sehingga selisih yang terjadi juga menjadi lebih besar. Dengan semakin bertambahnya KCP akan mengakibatkan peningkatan biaya atau beban yang dikeluarkan sehingga anggaran yang diberikan untuk biaya atau beban tersebut harus dinaikkan agar ketidaksesuaian atau selisih dapat
diminimalisir.
Peningkatan
anggaran
tersebut
berguna
untuk
melengkapi serta mengembangkan sarana dan prasarana KCU Fatmawati yang bertujuan untuk meningkatkan pelayanan terhadap nasabah. 4.3. Prosedur Penyusunan Anggaran BNI KCU Fatmawati Metode anggaran yang digunakan oleh Bank BNI adalah metode Bottom Up. Metode ini merupakan sebuah metode yang disusun berdasarkan hasil keputusan bawahan. Bawahan diserahkan sepenuhnya menyusun anggaran dan target yang akan dicapai di masa yang akan datang kemudian melaporkannya kepada atasan. Metode ini tepat digunakan jika karyawan
29
sudah memiliki kemampuan dalam menyusun anggaran dan target yang akan dicapai. Program kerja dan anggaran merupakan rencana kerja yang akan menjadi sasaran organisasi untuk pengukuran dan pengendalian. Anggaran dan target yang telah disetujui merupakan komitmen untuk dilaksanakan. Proses penyusunan anggaran Bank BNI KCU fatmawati adalah sebagai berikut : 1. Surat internal tentang usulan goal setting dan anggaran. Prosedur penyusunan usulan target dan anggaran BNI KCU Fatmawati dimulai dengan mengedarkan surat internal. Surat internal berasal dari bagian keuangan wilayah yang diedarkan ke cabang-cabang tentang usulan target dan anggaran untuk tahun mendatang. Prosedur penyusunan draft dan anggaran dimulai pada bulan agustus tahun berjalan. 2. Penyusunan ringkasan draft target dan anggaran yang diusulkan. Setiap cabang menyusun draft target funding dan lending serta anggaran yang dibutuhkan untuk mencapai target tersebut. Bagian keuangan cabang dan pemasaran membuat dan menyusun kegiatan dan target berdasarkan data realisasi kegiatan cabang selama tiga tahun terakhir untuk mengetahui pertumbuhan kinerja cabang. Setelah draft target dan anggaran dibuat dan disusun oleh bagian administrasi cabang dan pemasaran, draft dianalisis terlebih dahulu oleh Pemimpin Bidang Layanan Dua. Selanjutnya draft diperiksa oleh pemimpin cabang. 3. Penyampaian usulan draft target dan anggaran ke wilayah. Setelah draft target dan anggaran disetujui oleh Pemimpin Cabang, usulan tersebut disampaikan ke bagian keuangan wilayah untuk dianalisis sesuai dengan target dan anggaran yang telah disiapkan. 4. Evaluasi draft target dan anggaran oleh wilayah. Setelah melakukan analisis usulan draft target dan anggaran dari cabang oleh bagian keuangan wilayah, draft tersebut dievaluasi sesuai dengan standar biaya yang telah disiapkan. Hasil evaluasi diberikan ke cabang untuk direvisi kembali apabila usulan tidak sesuai.
30
5. Revisi draft target dan anggaran oleh cabang. Revisi draft dan target dilakukan kembali oleh bagian keuangan cabang sesuai analisis dari bagian keuangan wilayah berdasar standar biaya yang ada. 6. Penetapan draft target dan anggaran. Penetapan dilakukan setelah hasil revisi disetujui oleh bagian keuangan wilayah. Penetapan target dan anggaran dilihat dari performance cabang dan juga dikaitkan dengan total outlet (jumlah kantor cabang pembantu) yang ada di daerahnya masing-masing. Untuk lebih jelasnya prosedur penyusunan anggaran Bank BNI dapat dilihat pada Gambar 2 berikut : Surat internal tentang usulan goal setting dan anggaran
Penyusunan ringkasan draft target dan anggaran yang diusulkan oleh bagian keuangan cabang
Penyampaian usulan draft target dan anggaran ke bagian keuangan wilayah
Evaluasi draft target dan anggaran oleh bagian keuangan wilayah
Revisi draft target dan anggaran oleh bagian keuangan cabang
Penetapan draft target dan anggaran Gambar 2. Alur Prosedur Penyusunan Anggaran Bank BNI KCU Fatmawati
31
4.4. Analisis Varians Analisis varians adalah membandingkan kinerja standar dengan kinerja aktual. Evaluasi varians dilakukan untuk mengetahui besar selisih antara anggaran dengan realisasi. Dengan menggunakan data anggaran dan data realisasi, maka dapat dilakukan evaluasi. Anggaran berfungsi sebagai alat pengendalian (controlling). Sebagai alat pengendalian, anggaran memberikan rencana detail atas pendapatan dan pengeluaran perusahaan. Tanpa anggaran, perusahaan tidak dapat mengendalikan pemborosan-pemborosan pengeluaran. Anggaran
sebagai
instrumen
pengendalian
digunakan
untuk
menghindari adanya overspending, underspending dan salah sasaran (misappropriation) dalam pengalokasian anggaran pada bidang lain yang bukan merupakan prioritas perusahaan. Anggaran merupakan alat untuk memonitor kondisi keuangan dan pelaksanaan operasional program atau kegiatan perusahaan. Selisih anggaran (varians) bersifat favorable dan unfavorable. Dalam menentukan favorable dan unfavorable terdapat perbedaan yang signifikan antara pendapatan dan beban. Untuk pendapatan bersifat favorable apabila realisasi lebih besar dari anggaran. Sebaliknya, jika pendapatan lebih kecil dari anggaran maka bersifat unfavorable. Sedangkan dari segi beban, jika realisasi lebih besar dari beban yang dianggarkan maka bersifat unfavorable. Apabila realisasi lebih kecil dari anggaran maka bersifat favorable. Analisis varians dilakukan terhadap anggaran operasional yakni laporan laba rugi Bank BNI KCU Fatmawati Tahun 2005-2010. Hasil perhitungan analisis anggaran operasional Bank BNI KCU Fatmawati dengan realisasinya pada tahun 2005 dapat dilihat pada Tabel 4. Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa terdapat beberapa kategori pada laporan laba-rugi dalam melakukan analisis varians, yaitu pendapatan, beban, dan laba sebelum PPh (Pajak Penghasilan). Komponen pendapatan terdiri dari : 1.
Pendapatan bunga : pendapatan bunga yang diperoleh dari penyaluran dana ke masyarakat, seperti : bunga KPR (Kredit Pemilikan Rumah).
2.
Pendapapatan provisi dan komisi : pendapatan non bunga yang diperoleh dari pemasaran produk maupun transaksi jasa perbankan.
32
3.
Pendapatan transaksi valas dan derivatif : pendapatan yang diperoleh dari transaksi valuta asing dan derivatif.
4.
Pendapatan operasional : pendapatan yang diperoleh dari kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan utama bank, seperti : pendapatan pengelolaan rekening nasabah.
5.
Pendapatan operasional lainnya : pendapatan yang diperoleh dari kegiatan yang tidak berkaitan dengan kegiatan utama bank, seperti : hasil penjualan aktiva tetap.
Sedangkan komponen beban, terdiri dari : 1.
Beban bunga : baban bunga yang dikeluarkan dari hasil menghimpun dana dari masyarakat, seperti : bunga tabungan, bunga deposito dan lainnya.
2.
Beban penyisihan kerugian : beban yang dikeluarkan karena adanya penyisihan kerugian L/C, penyisihan kerugian transaksi administrasi dan beban penyisihan lainnya.
3.
Beban administrasi dan umum : beban yang dikeluarkan untuk keperluan kantor, gaji dan upah, lembur, cuti, honorarium, pengadaan perabotan dan perlengkapan, perjalanan dinas, promosi usaha dan pemasaran, teknologi dan telekomunikasi, beban penyusutan gedung, beban penyusutan perangkat telekomunikasi dan teknologi, dan beban-beban lainnya.
4.
Beban operasional lainnya : beban yang dikeluarkan dari kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan utama bank.
5.
Beban non operasional : beban yang dikeluarkan dari kegiatan yang tidak berkaitan dengan kegiatan utama bank. Laba sebelum pph adalah hasil perhitungan dari total pendapatan yang
dihasilkan dikurangi total beban yang dikeluarkan sebelum pajak. Pajak pph badan dikenakan apabila suatu perusahaan menghasilkan laba positif. Apabila laba yang dihasilkan negatif maka tidak dikenakan pajak. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4 berikut ini :
33
Tabel 4. Hasil Analisis Varians Anggaran Operasional Bank BNI KCU Fatmawati Tahun 2005 Uraian
Realisasi
Analisis Varians
Simpangan (persen)
U/F
128,257,800,900
9,006,800,900
7.55%
F
6,897,000,000
7,695,800,700
798,800,700
11.58%
F
138,000,000
153,956,400
15,956,400
11.56%
F
7,043,000,000
7,599,560,100
556,560,100
7.90%
F
253,000,000
296,800,000
43,800,000
17.31%
F
133,582,000,000
144,003,918,100
10,421,918,100
7.80%
F
212,627,000,000
225,995,800,300
13,368,800,300
-6.28%
U
74,990,000,000
80,956,500,600
5,966,500,600
-7.95%
U
21,550,000,000
23,190,800,100
1,640,800,100
-7.61%
U
950,000,000
1,020,200,000
70,200,000
-7.38%
U
45,900,000
52,413,200
6,513,200
-14.18%
U
310,162,900,000
331,215,714,200
21,052,814,200
-6.78%
U
-176,580,900,000
-187,211,796,100
-10,630,896,100
-6.02%
U
Anggaran
PENDAPATAN Pendapatan 119,251,000,000 bunga Pendapatan provisi dan komisi Pendapatan transaksi valas dan derivatif Pendapatan operasional lainnya Pendapatan non operasional Total Pendapatan BEBAN Beban bunga Beban penyisihan kerugian Beban administrasi dan umum Beban operasional lainnya Beban non operasional Total beban Laba sebelum PPh
Sumber : BNI KCU Fatmawati, 2010 1. Pendapatan Pendapatan anggaran operasional Bank BNI KCU Fatmawati terdiri dari pendapatan bunga, pendapatan provisi dan komisi, pendapatan transaksi valas dan derivatif, pendapatan operasional lainnya, dan pendapatan non operasional. Hasil analisis varians pada pendapatan bunga menghasilkan sebuah penyimpangan yang favorable sebesar 7.55 persen dengan selisih Rp. 9.006.800.900. Anggaran yang ditentukan jumlahnya
34
lebih kecil dari realisasinya. Hal ini terjadi karena adanya kenaikan pendapatan bunga dokumen atau fasilitas dan pendapatan bunga kredit yang diberikan. Pendapatan provisi dan komisi memiliki penyimpangan favorable sebesar 11.58 persen dengan selisih Rp. 798.800.700. Pendapatan ini terdiri dari pendapatan transfer antar cabang, pendapatan transfer antar bank baik kliring atau RTGS (Real Time Gross Settlement). Realisasi hasil pendapatan lebih besar dari anggaran dikarenakan meningkatnya kepercayaan masyarakat malakukan transaksi transfer antar cabang atau antar bank. Hasil analisis varians pendapatan transaksi valas dan derivatif menghasilkan penyimpangan favorable sebesar 11.56 persen dengan selisih Rp. 15.956.400. Penyimpangan sebesar 11.56 persen disebabkan adanya peningkatan transaksi outgoing transfer, yaitu transfer antar bank ke luar negeri dengan menggunakan mata uang asing. Selain itu adanya peningkatan transaksi jual beli valuta asing. Pendapatan
operasional
lainnya
menghasilkan
penyimpangan
favorable sebesar 7.90 persen dengan selisih Rp. 556.560.100. Selisih tersebut disebabkan oleh peningkatan pendapatan pengelolaan rekening, pendapatan restitusi biaya kantor, dan pendapatan operasional lainnya . Pendapatan non operasional menghasilkan penyimpangan favorable dengan nilai penyimpangan sebesar 17.31 persen dan jumlah selisih Rp. 43.800.000. Selisih pendapatan non operasional terjadi karena adanya pendapatan penjualan aktiva tetap, pendapatan penghapusbukuan pasiva dan pendapatan ganti rugi yang diterima. Total pendapatan menghasilkan penyimpangan favorable sebesar 7.80 persen dengan selisih sebesar Rp. 10.421.918.100. 2. Beban Beban operasional Bank BNI KCU Fatmawati terdiri dari beban bunga, beban penyisihan kerugian, beban administrasi dan umum, beban operasional, dan beban non operasional.
Perhitungan analisis varians
beban bunga menghasilkan penyimpangan unfavorable sebesar -6.28
35
persen dengan selisih Rp. 13.368.800.300. Hal tersebut terjadi dikarenakan beban bunga simpanan pihak ketiga yang meningkat. Beban penyisihan kerugian memiliki penyimpangan sebesar -7.95 persen dengan selisih sebesar Rp. 5.966.500.600. Selisih tersebut termasuk unfavorable.
Selisih terjadi karena adanya beban kerugian aktiva
produktif, beban penyisihan kerugian dokumen, beban penyisihan kerugian kredit, beban penyisihan kerugian transaksi administrasi, beban penyisihan kerugian L/C (Letter of Credit). Penyimpangan menghasilkan unfavorable untuk beban administrasi dan umum. Besar simpangan adalah -7.61 persen dengan selisih sebesar Rp. 1.640.800.100. Jumlah realisasi lebih besar dari anggaran dikarenakan peningkatan beban keperluan kantor, beban pengadaan perabotan dan perlengkapan, beban perbaikan dan pemeliharaan, beban sewa non otomasi, beban perjalanan dinas, beban promosi usaha dan pemasaran, beban teknologi dan telekomunikasi, beban gaji dan upah, beban honorarium, beban lembur, beban cuti, beban kesejahteraan pegawai atau pensiun, beban penyusutan gedung atau bangunan, beban penyusutan perabotan dan perlengkapan, beban sumber daya manusia, beban pengembangan serikat pekerja dan beban-beban lainnya. Hasil analisis varians beban operasional lainnya menghasilkan penyimpangan unfavorable sebesar -7.38 persen dengan selisih sebesar Rp. 70.200.000. Selisih sebesar -7.38 persen disebabkan karena beban premi asuransi kredit dan nasabah, beban resiko operasional, beban pajak dan beban operasional lainnya yang meningkat. Beban non operasional termasuk pada kategori penyimpangan unfavorable dengan persentase penyimpangan sebesar -14.18 persen dan selisih penyimpangan sebesar Rp. 6.513.200. Sedangkan total beban memiliki penyimpangan unfavorable sebesar –6.78 persen dengan selisih Rp. 21.052.814.200. 3. Laba sebelum PPh Laba sebelum PPh dihasilkan dari perhitungan total pendapatan yang dihasilkan dikurangi dengan total beban yang dikeluarkan. Hasil analisis
36
varians
menunjukkan
bahwa
penyimpangan
yang
terjadi
adalah
unfavorable dengan nilai persentase -6.02 persen dengan selisih sebesar Rp. 10.630.896.100. Hasil analisis varians terhadap anggaran operasional Bank BNI KCU Fatmawati pada tahun 2006 dapat dilihat pada Tabel 5. Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa terdapat dua kategori pada laporan laba rugi tersebut yaitu, pendapatan dan beban. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 5 berikut : Tabel 5.
Hasil Analisis Varians Anggaran Operasional Bank BNI KCU Fatmawati Tahun 2006
Uraian PENDAPATAN Pendapatan bunga Pendapatan provisi dan komisi Pendapatan transaksi valas dan derivatif Pendapatan operasional lainnya Pendapatan non operasional Total Pendapatan BEBAN Beban bunga Beban penyisihan kerugian Beban administrasi dan umum Beban operasional lainnya Beban non operasional Total beban Laba sebelum PPh
Anggaran
Realisasi
Analisis Varians
Simpangan (persen)
U/ F
121,865,000,000
131,965,700,400
10,100,700,400
8.28%
F
7,713,000,000
8,325,625,000
612,625,000
7.94%
F
155,000,000
172,950,200
17,950,200
11.58%
F
7,532,000,000
7,999,560,100
467,560,100
6.20%
F
287,000,000
314,530,000
27,530,000
9.59%
F
137,552,000,000
148,778,365,700
11,226,365,700
8.16%
F
216,300,000,000
233,465,800,300
17,165,800,300
-7.93%
U
77,700,000,000
82,976,500,450
5,276,500,450
-6.79%
U
23,850,000,000
25,290,800,100
1,440,800,100
-6.04%
U
990,000,000
1,055,480,000
65,480,000
-6.61%
U
47,500,000
54,156,300
6,656,300
-14.01%
U
318,887,500,000
342,842,737,150
23,955,237,150
-7.51%
U
-181,335,500,000
-194,064,371,450
-12,728,871,450
-7.01%
U
Sumber : BNI KCU Fatmawati, 2010
37
1. Pendapatan Pendapatan yang diterima oleh Bank BNI KCU Fatmawati terdiri dari pendapatan bunga, pendapatan provisi dan komisi, pendapatan transaksi valas dan derivatif, pendapatan operasional lainnya, dan pendapatan non operasional. Hasil analisis varians pada pendapatan bunga menghasilkan sebuah penyimpangan yang favorable sebesar 8.28 persen dengan selisih Rp. 10.100.700.400. Anggaran yang ditentukan jumlahnya lebih besar dari realisasinya. Hal ini terjadi karena adanya penurunan pendapatan bunga dokumen atau fasilitas dan penurunan bunga kredit. Pendapatan provisi dan komisi memiliki penyimpangan favorable sebesar 7.94 persen dengan selisih Rp. 612.625.000. Pendapatan ini terdiri dari pendapatan transfer antar cabang, pendapatan transfer antar bank baik kliring atau RTGS (Real Time Gross Settlement). Realisasi hasil pendapatan lebih besar dari anggaran dikarenakan meningkatnya kepercayaan masyarakat malakukan transaksi transfer antar cabang atau antar bank. Hasil analisis varians pendapatan transaksi valas dan derivatif menghasilkan penyimpangan favorable sebesar 11.58 persen dengan selisih Rp. 17.950.200. Penyimpangan sebesar 11.58 persen disebabkan adanya peningkatan transaksi outgoing transfer, yaitu transfer antar bank ke luar negeri dengan menggunakan mata uang asing. Selain itu adanya peningkatan transaksi jual beli valuta asing. Pendapatan
operasional
lainnya
menghasilkan
penyimpangan
favorable sebesar 6.20 persen dengan selisih Rp. 467.560.100. Selisih tersebut disebabkan oleh peningkatan pendapatan pengelolaan rekening, pendapatan restitusi biaya kantor, dan pendapatan operasional lainnya . Pendapatan non operasional menghasilkan penyimpangan favorable dengan nilai penyimpangan sebesar 9.59 persen dan jumlah selisih Rp. 27.530.000. Selisih pendapatan non operasional terjadi karena adanya pendapatan penjualan aktiva tetap, pendapatan penghapusbukuan pasiva dan pendapatan ganti rugi yang diterima. Total pendapatan menghasilkan
38
penyimpangan favorable sebesar 8.16 persen dengan selisih sebesar Rp. 11.226.365.700. 2. Beban Beban operasional Bank BNI KCU Fatmawati terdiri dari beban bunga, beban penyisihan kerugian, beban administrasi dan umum, beban operasional, dan beban non operasional.
Perhitungan analisis varians
beban bunga menghasilkan penyimpangan unfavorable sebesar -7.93 persen dengan selisih Rp. 17.165.800.300. Hal tersebut terjadi dikarenakan beban bunga simpanan pihak ketiga yang meningkat. Beban penyisihan kerugian memiliki penyimpangan sebesar -6.79 persen dengan selisih sebesar Rp. 5.276500.450. Selisih tersebut termasuk unfavorable.
Selisih terjadi karena adanya beban kerugian aktiva
produktif, beban penyisihan kerugian dokumen, beban penyisihan kerugian kredit, beban penyisihan kerugian transaksi administrasi, beban penyisihan kerugian L/C (Letter of Credit). Penyimpangan menghasilkan unfavorable untuk beban administrasi dan umum. Besar simpangan adalah -6.04 persen dengan selisih sebesar Rp. 1.440.800.100. Jumlah realisasi lebih besar dari anggaran dikarenakan peningkatan beban keperluan kantor, beban pengadaan perabotan dan perlengkapan, beban perbaikan dan pemeliharaan, beban sewa non otomasi, beban perjalanan dinas, beban promosi usaha dan pemasaran, beban teknologi dan telekomunikasi, beban gaji dan upah, beban honorarium, beban lembur, beban cuti, beban kesejahteraan pegawai atau pensiun, beban penyusutan gedung atau bangunan, beban penyusutan perabotan dan perlengkapan, beban sumber daya manusia, beban pengembangan serikat pekerja dan beban-beban lainnya. Hasil analisis varians beban operasional lainnya menghasilkan penyimpangan unfavorable sebesar -6.61 persen dengan selisih sebesar Rp. 65.480.000. Selisih sebesar -6.61 persen disebabkan karena beban premi asuransi kredit dan nasabah, beban resiko operasional, beban pajak dan beban operasional lainnya yang meningkat.
39
Beban non operasional termasuk pada kategori penyimpangan unfavorable dengan persentase penyimpangan sebesar -14.01 persen dan selisih penyimpangan sebesar Rp. 6.656.300. Sedangkan total beban memiliki penyimpangan unfavorable sebesar –7.51 persen dengan selisih Rp. 23.955.237.150. 3. Laba sebelum PPh Laba sebelum PPh dihasilkan dari perhitungan total pendapatan yang dihasilkan dikurangi dengan total beban yang dikeluarkan. Hasil analisis varians
menunjukkan
bahwa
penyimpangan
yang
terjadi
adalah
unfavorable dengan nilai persentase persen dengan selisih sebesar Rp. 12.728.871.450. Hasil analisis varians terhadap anggaran operasional Bank BNI KCU Fatmawati pada tahun 2007 dapat dilihat pada Tabel 6. Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa terdapat dua kategori pada laporan laba rugi tersebut yaitu, pendapatan dan beban. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 6 berikut : Tabel 6.
Uraian
Hasil Analisis Varians Anggaran Operasional Bank BNI KCU Fatmawati Tahun 2007 Anggaran
PENDAPATAN Pendapatan 123,986,000,000 bunga Pendapatan provisi dan 8,324,000,000 komisi Pendapatan transaksi 170,000,000 valas dan derivatif Pendapatan operasional 7,990,000,000 lainnya Pendapatan non 329,000,000 operasional Total 140,799,000,000 Pendapatan BEBAN Beban bunga 218,700,000,000
Realisasi
Analisis Varians
Simpangan (persen)
U/F
134,450,900,100
10,464,900,100
8.44%
F
9,690,370,000
1,366,370,000
16.41%
F
191,480,700
21,480,700
12.63%
F
8,519,056,000
529,056,000
6.62%
F
382,964,000
53,964,000
16.40%
F
153,234,770,800
12,435,770,800
8.83%
F
236,964,500,300
18,264,500,300
-8.35%
U
40
Lanjutan Tabel 6 Anggaran
Realisasi
Analisis Varians
Simpanga n (persen)
U/F
78,800,000,000
85,439,800,200
6,639,800,200
-8.42%
U
24,450,000,000
26,836,400,900
2,386,400,900
-9.76%
U
1,000,000,000
1,148,500,600
148,500,600
-14.85%
U
49,000,000
54,156,300
5,156,300
-10.52%
U
322,999,000,000
350,443,358,300
27,444,358,300
-8.49%
U
-182,200,000,000
-197,208,587,500
-15,008,587,500
-8.23%
U
Uraian Beban penyisihan kerugian Beban administrasi dan umum Beban operasional lainnya Beban non operasional Total beban Laba sebelum PPh
Sumber : BNI KCU Fatmawati, 2010 1. Pendapatan Pendapatan anggaran operasional Bank BNI KCU Fatmawati terdiri dari pendapatan bunga, pendapatan provisi dan komisi, pendapatan transaksi valas dan derivatif, pendapatan operasional lainnya, dan pendapatan non operasional. Hasil analisis varians pada pendapatan bunga menghasilkan sebuah penyimpangan yang favorable sebesar 8.44 persen dengan selisih Rp. 10.464.900.100. Anggaran yang ditentukan jumlahnya lebih kecil dari realisasinya. Hal ini terjadi karena adanya kenaikan pendapatan bunga dokumen atau fasilitas dan pendapatan bunga kredit yang diberikan. Pendapatan provisi dan komisi memiliki penyimpangan favorable sebesar 16.41 persen dengan selisih Rp. 1.366.370.000. Pendapatan ini terdiri dari pendapatan transfer antar cabang, pendapatan transfer antar bank baik kliring atau RTGS (Real Time Gross Settlement). Realisasi hasil pendapatan lebih besar dari anggaran dikarenakan meningkatnya kepercayaan masyarakat malakukan transaksi transfer antar cabang atau antar bank. Hasil analisis varians pendapatan transaksi valas dan derivatif menghasilkan penyimpangan favorable sebesar 12.63 persen dengan selisih Rp. 21.480.700. Penyimpangan sebesar 12.63 persen disebabkan adanya peningkatan transaksi outgoing transfer, yaitu transfer antar bank
41
ke luar negeri dengan menggunakan mata uang asing. Selain itu adanya peningkatan transaksi jual beli valuta asing. Pendapatan
operasional
lainnya
menghasilkan
penyimpangan
favorable sebesar 6.62 persen dengan selisih Rp. 529.056.000. Selisih tersebut disebabkan oleh peningkatan pendapatan pengelolaan rekening, pendapatan restitusi biaya kantor, dan pendapatan operasional lainnya . Pendapatan non operasional menghasilkan penyimpangan favorable dengan nilai penyimpangan sebesar 16.40 persen dan jumlah selisih Rp. 53.964.000. Selisih pendapatan non operasional terjadi karena adanya pendapatan penjualan aktiva tetap, pendapatan penghapusbukuan pasiva dan pendapatan ganti rugi yang diterima. Total pendapatan menghasilkan penyimpangan favorable sebesar 8.83 persen dengan selisih sebesar Rp. 12.435.770.800. 2. Beban Beban operasional Bank BNI KCU Fatmawati terdiri dari beban bunga, beban penyisihan kerugian, beban administrasi dan umum, beban operasional, dan beban non operasional.
Perhitungan analisis varians
beban bunga menghasilkan penyimpangan unfavorable sebesar -8.35 persen dengan selisih Rp. 18.264.500.300. Hal tersebut terjadi dikarenakan beban bunga simpanan pihak ketiga yang meningkat. Beban penyisihan kerugian memiliki penyimpangan sebesar -8.42 persen dengan selisih sebesar Rp. 6.639.800.200. Selisih tersebut termasuk unfavorable.
Selisih terjadi karena adanya beban kerugian aktiva
produktif, beban penyisihan kerugian dokumen, beban penyisihan kerugian kredit, beban penyisihan kerugian transaksi administrasi, beban penyisihan kerugian L/C (Letter of Credit). Penyimpangan menghasilkan unfavorable untuk beban administrasi dan umum. Besar simpangan adalah -9.76 persen dengan selisih sebesar Rp. 2.386.400.900. Jumlah realisasi lebih besar dari anggaran dikarenakan peningkatan beban keperluan kantor, beban pengadaan perabotan dan perlengkapan, beban perbaikan dan pemeliharaan, beban sewa non otomasi, beban perjalanan dinas, beban promosi usaha dan pemasaran,
42
beban teknologi dan telekomunikasi, beban gaji dan upah, beban honorarium, beban lembur, beban cuti, beban kesejahteraan pegawai atau pensiun, beban penyusutan gedung atau bangunan, beban penyusutan perabotan dan perlengkapan, beban sumber daya manusia, beban pengembangan serikat pekerja dan beban-beban lainnya. Hasil analisis varians beban operasional lainnya menghasilkan penyimpangan unfavorable sebesar -14.85 persen dengan selisih sebesar Rp. 148.500.600. Selisih sebesar -14.85 persen disebabkan karena beban premi asuransi kredit dan nasabah, beban resiko operasional, beban pajak dan beban operasional lainnya yang meningkat. Beban non operasional termasuk pada kategori penyimpangan unfavorable dengan persentase penyimpangan sebesar -10.52 persen dan selisih penyimpangan sebesar Rp. 5.156.300. Sedangkan total beban memiliki penyimpangan unfavorable sebesar –8.49 persen dengan selisih Rp. 27.444.358.300. 3. Laba sebelum PPh Laba sebelum PPh dihasilkan dari perhitungan total pendapatan yang dihasilkan dikurangi dengan total beban yang dikeluarkan. Hasil analisis varians
menunjukkan
bahwa
penyimpangan
yang
terjadi
adalah
unfavorable dengan nilai persentase -8.23 persen dengan selisih sebesar Rp15.008.587.500. Hasil analisis varians terhadap anggaran operasional Bank BNI KCU Fatmawati pada tahun 2008 dapat dilihat pada Tabel 7. Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa terdapat dua kategori pada laporan laba rugi tersebut yaitu, pendapatan dan beban. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 7 berikut : Tabel 7. Hasil Analisis Varians Anggaran Operasional Bank BNI KCU Fatmawati Tahun 2008 Uraian
Anggaran
PENDAPATAN Pendapatan 124,263,000,000 bunga
Realisasi
Analisis Varians
Simpangan (persen)
U/F
137,190,251,700
12,927,251,700
10.40%
F
43
Lanjutan Tabel 7 Anggaran
Realisasi
Analisis Varians
Simpangan (persen)
U/F
9,498,000,000
10,320,380,900
822,380,900
8.65%
F
185,000,000
198,370,900
13,370,900
7.22%
F
8,500,000,000
9,382,773,100
882,773,100
10.38%
F
360,000,000
394,753,600
34,753,600
9.65%
F
142,806,000,000
157,486,530,200
14,680,530,200
10.28%
F
220,500,000,000
244,276,974,000
23,776,974,000
-10.78%
U
80,300,000,000
86,720,713,800
6,420,713,800
-7.99%
U
25,900,000,000
27,920,349,200
2,020,349,200
-7.80%
U
1,075,000,000
1,163,239,700
88,239,700
-8.20%
U
51,000,000
55,918,800
4,918,800
-9.64%
U
327,826,000,000
360,137,195,500
32,311,195,500
-9.85%
U
-185,020,000,000
-202,650,665,300
-17,630,665,300
-9.52%
U
Uraian Pendapatan provisi dan komisi Pendapatan transaksi valas dan derivatif Pendapatan operasional lainnya Pendapatan non operasional Total Pendapatan BEBAN Beban bunga Beban penyisihan kerugian Beban administrasi dan umum Beban operasional lainnya Beban non operasional Total beban Laba sebelum PPh
Sumber : BNI KCU Fatmawati, 2010 1. Pendapatan Pendapatan anggaran operasional Bank BNI KCU Fatmawati terdiri dari pendapatan bunga, pendapatan provisi dan komisi, pendapatan transaksi valas dan derivatif, pendapatan operasional lainnya, dan pendapatan non operasional. Hasil analisis varians pada pendapatan bunga menghasilkan sebuah penyimpangan yang favorable sebesar 10.40 persen dengan selisih Rp. 12.927.251.700. Anggaran yang ditentukan jumlahnya lebih kecil dari realisasinya. Hal ini terjadi karena adanya kenaikan pendapatan bunga dokumen atau fasilitas dan pendapatan bunga kredit yang diberikan.
44
Pendapatan provisi dan komisi memiliki penyimpangan favorable sebesar 8.65 persen dengan selisih Rp. 822.380.900. Pendapatan ini terdiri dari pendapatan transfer antar cabang, pendapatan transfer antar bank baik kliring atau RTGS (Real Time Gross Settlement). Realisasi hasil pendapatan lebih besar dari anggaran dikarenakan meningkatnya kepercayaan masyarakat malakukan transaksi transfer antar cabang atau antar bank. Hasil analisis varians pendapatan transaksi valas dan derivatif menghasilkan penyimpangan favorable sebesar 7.22 persen dengan selisih Rp. 13.370.900. Penyimpangan sebesar 7.22 persen disebabkan adanya peningkatan transaksi outgoing transfer, yaitu transfer antar bank ke luar negeri dengan menggunakan mata uang asing. Selain itu adanya peningkatan transaksi jual beli valuta asing. Pendapatan
operasional
lainnya
menghasilkan
penyimpangan
favorable sebesar 10.38 persen dengan selisih Rp. 882.773.100. Selisih tersebut disebabkan oleh peningkatan pendapatan pengelolaan rekening, pendapatan restitusi biaya kantor, dan pendapatan operasional lainnya . Pendapatan non operasional menghasilkan penyimpangan favorable dengan nilai penyimpangan sebesar 9.65 persen dan jumlah selisih Rp. 34.753.600. Selisih pendapatan non operasional terjadi karena adanya pendapatan penjualan aktiva tetap, pendapatan penghapusbukuan pasiva dan pendapatan ganti rugi yang diterima. Total pendapatan menghasilkan penyimpangan favorable sebesar 10.28 persen dengan selisih sebesar Rp. 14.680.530.200. 2. Beban Beban operasional Bank BNI KCU Fatmawati terdiri dari beban bunga, beban penyisihan kerugian, beban administrasi dan umum, beban operasional, dan beban non operasional.
Perhitungan analisis varians
beban bunga menghasilkan penyimpangan unfavorable sebesar -10.78 persen dengan selisih Rp. 23.776.974.000. Hal tersebut terjadi dikarenakan beban bunga simpanan pihak ketiga yang meningkat.
45
Beban penyisihan kerugian memiliki penyimpangan sebesar -7.99 persen dengan selisih sebesar Rp. 6.420.713.800. Selisih tersebut termasuk unfavorable.
Selisih terjadi karena adanya beban kerugian aktiva
produktif, beban penyisihan kerugian dokumen, beban penyisihan kerugian kredit, beban penyisihan kerugian transaksi administrasi, beban penyisihan kerugian L/C (Letter of Credit). Penyimpangan menghasilkan unfavorable untuk beban administrasi dan umum. Besar simpangan adalah -7.80 persen dengan selisih sebesar Rp. 2.020.349.200. Jumlah realisasi lebih besar dari anggaran dikarenakan peningkatan beban keperluan kantor, beban pengadaan perabotan dan perlengkapan, beban perbaikan dan pemeliharaan, beban sewa non otomasi, beban perjalanan dinas, beban promosi usaha dan pemasaran, beban teknologi dan telekomunikasi, beban gaji dan upah, beban honorarium, beban lembur, beban cuti, beban kesejahteraan pegawai atau pensiun, beban penyusutan gedung atau bangunan, beban penyusutan perabotan dan perlengkapan, beban sumber daya manusia, beban pengembangan serikat pekerja dan beban-beban lainnya. Hasil analisis varians beban operasional lainnya menghasilkan penyimpangan unfavorable sebesar -8.20 persen dengan selisih sebesar Rp. 88.239.700. Selisih sebesar -8.20 persen disebabkan karena beban premi asuransi kredit dan nasabah, beban resiko operasional, beban pajak dan beban operasional lainnya yang meningkat. Beban non operasional termasuk pada kategori penyimpangan unfavorable dengan persentase penyimpangan sebesar -9.64 persen dan selisih penyimpangan sebesar Rp. 4.918.800. Sedangkan total beban memiliki penyimpangan unfavorable sebesar –9.85 persen dengan selisih Rp. 32.311.195.500. 3. Laba sebelum PPh Laba sebelum PPh dihasilkan dari perhitungan total pendapatan yang dihasilkan dikurangi dengan total beban yang dikeluarkan. Hasil analisis varians
menunjukkan
bahwa
penyimpangan
yang
terjadi
adalah
46
unfavorable dengan nilai persentase -9.52 persen dengan selisih sebesar Rp. 17.630.665.300. Hasil analisis varians terhadap anggaran operasional Bank BNI KCU Fatmawati pada tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 8. Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa terdapat dua kategori pada laporan laba rugi tersebut yaitu, pendapatan dan beban. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 8 berikut : Tabel 8.
Hasil Analisis Varians Anggaran Operasional Bank BNI KCU Fatmawati Tahun 2009 Anggaran
Realisasi
Analisis Varians
Simpangan (persen)
U/F
125,462,000,000
139,402,078,600
-13,940,078,600
11.11
F
10,532,000,000
11,663,037,900
-1,131,037,900
10.73
F
190,000,000
208,490,800
-18,490,800
9.73
F
8,900,000,000
9,841,661,300
-941,661,300
10.58
F
363,000,000
396,711,300
-33,711,300
9.28
F
145,447,000,000
161,511,979,900
-16,064,979,900
11.04
F
222,501,000,000
247,288,557,000
-24,787,557,000
-11.14
U
80,901,000,000
88,804,613,800
-7,903,613,800
-9.77
U
27,138,000,000
29,920,522,700
-2,782,522,700
-10.25
U
1,083,000,000
1,189,552,500
-103,552,500
-9.84
U
52,000,000
56,436,300
-4,436,300
-8.53
U
331,675,000,000
367,259,682,300
-35,584,682,300
-10.73
U
-186,228,000,000
-205,747,702,400
-19,519,702,400
-10.48
U
Uraian PENDAPATAN Pendapatan bunga Pendapatan provisi dan komisi Pendapatan transaksi valas dan derivatif Pendapatan operasional lainnya Pendapatan non operasional Total Pendapatan BEBAN Beban bunga Beban penyisihan kerugian Beban administrasi dan umum Beban operasional lainnya Beban non operasional Total beban Laba sebelum PPh
Sumber : BNI KCU Fatmawati, 2010
47
1. Pendapatan Pendapatan anggaran operasional Bank BNI KCU Fatmawati terdiri dari pendapatan bunga, pendapatan provisi dan komisi, pendapatan transaksi valas dan derivatif, pendapatan operasional lainnya, dan pendapatan non operasional. Hasil analisis varians pada pendapatan bunga menghasilkan sebuah penyimpangan yang favorable sebesar 11.11 persen dengan selisih Rp. 13.940.078.600. Anggaran yang ditentukan jumlahnya lebih kecil dari realisasinya. Hal ini terjadi karena adanya kenaikan pendapatan bunga dokumen atau fasilitas dan pendapatan bunga kredit yang diberikan. Pendapatan provisi dan komisi memiliki penyimpangan favorable sebesar 10.73 persen dengan selisih Rp. 1.131.037.900. Pendapatan ini terdiri dari pendapatan transfer antar cabang, pendapatan transfer antar bank baik kliring atau RTGS (Real Time Gross Settlement). Realisasi hasil pendapatan lebih besar dari anggaran dikarenakan meningkatnya kepercayaan masyarakat malakukan transaksi transfer antar cabang atau antar bank. Hasil analisis varians pendapatan transaksi valas dan derivatif menghasilkan penyimpangan favorable sebesar 9.73 persen dengan selisih Rp. 18.490.800. Penyimpangan sebesar 9.73 persen disebabkan adanya peningkatan transaksi outgoing transfer, yaitu transfer antar bank ke luar negeri dengan menggunakan mata uang asing. Selain itu adanya peningkatan transaksi jual beli valuta asing. Pendapatan
operasional
lainnya
menghasilkan
penyimpangan
favorable sebesar 10.58 persen dengan selisih Rp. 941.661.300. Selisih tersebut disebabkan oleh peningkatan pendapatan pengelolaan rekening, pendapatan restitusi biaya kantor, dan pendapatan operasional lainnya . Pendapatan non operasional menghasilkan penyimpangan favorable dengan nilai penyimpangan sebesar 9.28 persen dan jumlah selisih Rp. 33.711.300. Selisih pendapatan non operasional terjadi karena adanya pendapatan penjualan aktiva tetap, pendapatan penghapusbukuan pasiva dan pendapatan ganti rugi yang diterima. Total pendapatan menghasilkan
48
penyimpangan favorable sebesar 11.04 persen dengan selisih sebesar Rp. 16.064.979.900. 2. Beban Beban operasional Bank BNI KCU Fatmawati terdiri dari beban bunga, beban penyisihan kerugian, beban administrasi dan umum, beban operasional, dan beban non operasional.
Perhitungan analisis varians
beban bunga menghasilkan penyimpangan unfavorable sebesar -11.14 persen dengan selisih Rp. 24.787.557.000. Hal tersebut terjadi dikarenakan beban bunga simpanan pihak ketiga yang meningkat. Beban penyisihan kerugian memiliki penyimpangan sebesar -9.77 persen dengan selisih sebesar Rp. 7.903.613.800. Selisih tersebut termasuk unfavorable.
Selisih terjadi karena adanya beban kerugian aktiva
produktif, beban penyisihan kerugian dokumen, beban penyisihan kerugian kredit, beban penyisihan kerugian transaksi administrasi, beban penyisihan kerugian L/C (Letter of Credit). Penyimpangan menghasilkan unfavorable untuk beban administrasi dan umum. Besar simpangan adalah -10.25 persen dengan selisih sebesar Rp. 2.782.522.700. Jumlah realisasi lebih besar dari anggaran dikarenakan peningkatan beban keperluan kantor, beban pengadaan perabotan dan perlengkapan, beban perbaikan dan pemeliharaan, beban sewa non otomasi, beban perjalanan dinas, beban promosi usaha dan pemasaran, beban teknologi dan telekomunikasi, beban gaji dan upah, beban honorarium, beban lembur, beban cuti, beban kesejahteraan pegawai atau pensiun, beban penyusutan gedung atau bangunan, beban penyusutan perabotan dan perlengkapan, beban sumber daya manusia, beban pengembangan serikat pekerja dan beban-beban lainnya. Hasil analisis varians beban operasional lainnya menghasilkan penyimpangan unfavorable sebesar -9.84 persen dengan selisih sebesar Rp. 106.552.500. Selisih sebesar -9.84 persen disebabkan karena beban premi asuransi kredit dan nasabah, beban resiko operasional, beban pajak dan beban operasional lainnya yang meningkat.
49
Beban non operasional termasuk pada kategori penyimpangan unfavorable dengan persentase penyimpangan sebesar -8.53 persen dan selisih penyimpangan sebesar Rp. 4.436.300. Sedangkan total beban memiliki penyimpangan unfavorable sebesar –10.73 persen dengan selisih Rp. 35.584.682.300. 3. Laba sebelum PPh Laba sebelum PPh dihasilkan dari perhitungan total pendapatan yang dihasilkan dikurangi dengan total beban yang dikeluarkan. Hasil analisis varians
menunjukkan
bahwa
penyimpangan
yang
terjadi
adalah
unfavorable dengan nilai persentase -10.48 persen dengan selisih sebesar Rp. 19.519.702.400. Hasil analisis varians terhadap anggaran operasional Bank BNI KCU Fatmawati pada tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 9. Berdasarkan hasil perhitungan dapat diketahui bahwa terdapat dua kategori pada laporan laba rugi tersebut yaitu, pendapatan dan beban. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 9 berikut : Tabel 9. Hasil Analisis Varians Anggaran Operasional Bank BNI KCU Fatmawati Tahun 2010 Uraian PENDAPATAN Pendapatan bunga Pendapatan provisi dan komisi Pendapatan transaksi valas dan derivatif Pendapatan operasional lainnya Pendapatan non operasional Total Pendapatan BEBAN Beban bunga
Anggaran
Realisasi
Analisis Varians
Simpangan (persen)
U/ F
153,350,000,000
131,900,019,500
21,449,980,500
-13.99
U
12,800,000,000
4,545,784,300
8,254,215,700
-64.48
U
228,000,000
160,479,500
67,520,500
-29.61
U
10,806,000,000
12,568,082,500
-1,762,082,500
16.30
F
430,000,000
7,679,600
422,320,400
-98.21
U
177,614,000,000
149,182,045,400
-28,431,954,600
-16.01
U
272,000,000,000
219,429,305,000
52,570,695,000
19.32
F
50
Lanjutan Tabel 9 Uraian Beban penyisihan kerugian Beban administrasi dan umum Beban operasional lainnya Beban non operasional Total beban Laba sebelum PPh
Anggaran
Realisasi
Analisis Varians
Simpangan (persen)
U/ F
96,700,000,000
14,482,336,100
82,217,663,900
85.02
F
32,700,000,000
37,916,067,900
-5,216,067,900
-15.95
U
1,300,000,000
1,527,234,900
-227,234,900
-17.47
U
62,000,000
51,142,600
10,857,400
17.51
F
402,762,000,000
244,441,414,300
-158,320,585,700
39.30
F
-225,148,000,000
-95,259,368,900
129,888,631,100
57.69
F
Sumber : BNI KCU Fatmawati, 2010 1. Pendapatan Pendapatan yang diterima oleh Bank BNI KCU Fatmawati terdiri dari pendapatan bunga, pendapatan provisi dan komisi, pendapatan transaksi valas dan derivatif, pendapatan operasional lainnya, dan pendapatan non operasional. Hasil analisis varians pada pendapatan bunga menghasilkan sebuah penyimpangan yang unfavorable sebesar -13.99 persen dengan selisih Rp. 21.449.980.500. Anggaran yang ditentukan jumlahnya lebih besar dari realisasinya. Hal ini terjadi karena adanya penurunan pendapatan bunga dokumen atau fasilitas dan penurunan bunga kredit. Pendapatan provisi dan komisi memiliki penyimpangan unfavorable sebesar -64.48 persen dengan selisih Rp. 8.254.215.700. Selisih pendapatan provisi dan komisi sebesar -64.48 persen terjadi karena dihapuskannya biaya transfer sesama BNI ke seluruh cabang di Indonesia kecuali ada berita atau narasi yang ingin dicantumkan. Hasil analisis varians keuntungan transaksi valas dan derivatif menghasilkan penyimpangan unfavorable sebesar -29.61 persen dengan selisih Rp. 67.520.500. Penyimpangan sebesar -29.61 persen disebabkan adanya perbedaan nilai kurs dalam transaksi valas. Selain itu adanya penurunan keuntungan jual beli transaksi valas. Pendapatan
operasional
lainnya
menghasilkan
penyimpangan
favorable sebesar 16.30 persen dengan selisih Rp. 1.762.082.500. Selisih
51
tersebut disebabkan oleh peningkatan pendapatan pengelolaan rekening, pendapatan restitusi biaya kantor, dan pendapatan operasional lainnya . Pendapatan non operasional menghasilkan penyimpangan unfavorable dengan nilai penyimpangan sebesar -98.21 persen dan jumlah selisih Rp. 422.320.400. Persentase pendapatan non operasional mempunyai nilai yang signifikan karena memiliki nilai penyimpangan paling besar dari komponen lainnya. Penyimpangan pendapatan non operasional terjadi karena tidak adanya pendapatan penjualan aktiva tetap dan penurunan pendapatan penghapusbukuan pasiva. Total pendapatan menghasilkan penyimpangan unfavorable sebesar -16.01 persen dengan selisih sebesar Rp. 28.431.954.600. 2. Beban Beban operasional Bank BNI KCU Fatmawati terdiri dari beban bunga, beban penyisihan kerugian, beban administrasi dan umum, beban operasional, dan beban non operasional.
Perhitungan analisis varians
beban bunga menghasilkan penyimpangan favorable sebesar 19.32 persen dengan selisih Rp. 52.570.695.000. Hal tersebut terjadi dikarenakan beban bunga simpanan pihak ketiga yang menurun. Beban penyisihan kerugian memiliki penyimpangan sebesar 85.02 persen dengan selisih sebesar Rp. 7.903.613.800. Penyimpangan tersebut termasuk favorable. Persentase penyimpangan favorable paling signifikan terjadi pada beban penyisihan kerugian karena adanya penurunan beban kerugian aktiva produktif, penurunan beban penyisihan kerugian dokumen, penurunan beban penyisihan kerugian kredit, penurunan beban penyisihan kerugian transaksi administrasi, dan penurunan beban penyisihan kerugian L/C (Letter of Credit). Penyimpangan menghasilkan unfavorable untuk beban administrasi dan umum. Besar simpangan adalah -15.95 persen dengan selisih sebesar Rp. 5.216.067.900. Jumlah realisasi lebih besar dari anggaran dikarenakan adanya peningkatan beban keperluan kantor, beban pengadaan perabotan dan perlengkapan, beban perbaikan dan pemeliharaan, beban sewa non otomasi, beban perjalanan dinas, beban promosi usaha dan pemasaran,
52
beban teknologi dan telekomunikasi, beban gaji dan upah, beban honorarium, beban lembur, beban cuti, beban kesejahteraan pegawai atau pensiun, beban penyusutan gedung atau bangunan, beban penyusutan perabotan dan perlengkapan, beban sumber daya manusia, beban pengembangan serikat pekerja dan beban-beban lainnya. Hasil analisis varians beban operasional lainnya menghasilkan penyimpangan unfavorable sebesar -17.47 persen dengan selisih sebesar Rp. 227.234.900. Penyimpangan sebesar -17.47 persen disebabkan karena beban premi asuransi kredit dan nasabah, beban resiko operasional, beban pajak dan beban operasional lainnya yang meningkat. Beban non operasional termasuk pada kategori penyimpangan favorable dengan persentase penyimpangan sebesar 17.51 persen dan selisih penyimpangan sebesar Rp. 10.857.400. Sedangkan total beban memiliki penyimpangan favorable sebesar 39.30 persen dengan selisih Rp. 158.320.585.700. 3. Laba sebelum PPh Laba sebelum PPh dihasilkan dari perhitungan total pendapatan yang dihasilkan dikurangi dengan total beban yang dikeluarkan. Hasil analisis varians menunjukkan bahwa penyimpangan yang terjadi adalah favorable dengan nilai persentase 57.69 persen dengan selisih sebesar Rp. 129.888.631.100. 4.5. T-test Anggaran Operasional BNI KCU Fatmawati Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengukur apakah ketidaksesuaian anggaran operasional terhadap realisasinya masih dalam batas pengendalian. Pengujian ini dilakukan sebagai tindak lanjut fungsi manajemen dari anggaran yaitu sebagai alat pengendalian (controlling) keuangan. T-test digunakan
berdasarkan komponen-komponen pada anggaran operasional
yaitu : pendapatan, beban, dan laba sebelum pph. T-test menggunakan data selisih anggaran operasional Bank BNI KCU Fatmawati Tahun 2009- 2010. Hasil t-test anggaran operasional sebagai berikut : A. Hasil t-test penyimpangan anggaran operasional Tahun 2005- 2010.
53
1. Hasil t-test pada penyimpangan pendapatan anggaran operasional Bank BNI KCU Fatmawati Tahun 2005 -2010 diperoleh nilai t kecil dibandingkan dengan nilai t
tabel
hitung
lebih
dengan nilai taraf nyata 5 persen
dan derajat kebebasan (df) 4. Hasil dari t-test menunjukkan t
hitung
lebih
kecil dari t tabel maka sesuai dengan teorinya H o diterima dan H1 ditolak, sehingga hipotesis Ho menyatakan penyimpangan yang terjadi antara anggaran dan realisasi masih dalam batas pengendalian diterima. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 10 berikut : Tabel 10. Hasil uji t-test pendapatan anggaran operasional Tahun 2005-2010 Komponen Pendapatan 2005 Pendapatan 2006 Pendapatan 2007 Pendapatan 2008 Pendapatan 2009 Pendapatan 2010
Nilai Taraf Nyata 5% 5% 5% 5% 5% 5%
Derajat Bebas 4 4 4 4 4 4
t hitung
t tabel
1.200 1.141 1.238 1.172 1.194 -1.322
2.132 2.132 2.132 2.132 2.132 2.132
2. Hasil t-test pada penyimpangan beban anggaran operasional Bank BNI KCU Fatmawati Tahun 2005-2010 diperoleh nilai t dibandingkan dengan nilai t
tabel
hitung
lebih kecil
dengan nilai taraf nyata 5 persen dan
derajat kebebasan (df) 4. Hasil dari t-test menunjukkan t hitung lebih kecil dari t
tabel
maka sesuai dengan teorinya H o diterima dan H1 ditolak,
sehingga hipotesis Ho menyatakan penyimpangan yang terjadi antara anggaran dan realisasi masih dalam batas pengendalian diterima. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 11 berikut : Tabel 11. Hasil uji t-test beban anggaran operasional Tahun 20052010 Komponen Beban 2005 Beban 2006 Beban 2007 Beban 2008 Beban 2009 Beban 2010
Nilai Taraf Nyata 5% 5% 5% 5% 5% 5%
Derajat Bebas 4 4 4 4 4 4
t hitung
t tabel
-1.662 -1.479 -1.609 -1.442 -1.585 1.469
2.132 2.132 2.132 2.132 2.132 2.132
54
3. Hasil t-test penyimpangan laba sebelum pph pada anggaran operasional Bank BNI KCU Fatmawati Tahun 2005-2010 diperoleh nilai t lebih kecil dibandingkan dengan nilai t
tabel
hitung
dengan nilai taraf nyata 5
persen dan derajat kebebasan (df) 1. Hasil dari t-test menunjukkan t hitung
lebih kecil dari t
tabel
maka sesuai dengan teorinya Ho diterima dan
H1 ditolak, sehingga hipotesis H o menyatakan penyimpangan yang terjadi antara anggaran dan realisasi masih dalam batas pengendalian diterima. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 12 berikut : Tabel 12. Hasil uji t-test laba sebelum pph anggaran operasional Tahun 2005-2010 Komponen Laba sebelum PPh 2005 Laba sebelum PPh 2006 Laba sebelum PPh 2007 Laba sebelum PPh 2008 Laba sebelum PPh 2009 Laba sebelum PPh 2010
Nilai Taraf Nyata
Derajat Bebas
t hitung
T tabel
5%
1
-0.338
6,314
5%
1
-0.362
6,314
5%
1
-0.376
6,314
5%
1
-0.375
6,314
5%
1
-0.378
6,314
5%
1
-1.438
6,314
Dari hasil analisis selisih anggaran diatas dapat dibuat trend linear varians untuk melihat pergerakan varians dari tahun ke tahun. Trend linear varians adalah pergerakan yang reguler baik meningkat maupun menurun dalam kurun waktu tertentu yang terkait dengan kejadian berulang. Trend linear varians anggaran operasional pada PT.Bank Negara Indonesia KCU Fatmawati Tahun 2005 - 2010 terlihat pada Tabel 13. Tabel 13. Trend linear varians anggaran operasional PT. BNI KCU Fatmawati Tahun 2005-2010
2005
10.421.918.100
21.052.814.200
Laba sebelum PPh -10.630.896.100
2006
11.226.365.700
23.955.237.150
-12.728.871.450
2007
12.435.770.800
27.444.358.300
-15.008.587.500
Tahun
Total Pendapatan
Total Beban
55
Lanjutan Tabel 13
2008
14.680.530.200
32.311.195.500
Laba sebelum PPh -17.630.665.300
2009
16.064.979.900
35.584.682.300
-19.519.702.400
2010
-28.431.954.600
-158.320.585.700
129.888.631.100
Tahun
Total Pendapatan
Total Beban
Berdasarkan data yang terlihat pada Tabel 13, maka kurva yang diperoleh terlihat seperti pada Gambar 3.
Keterangan : 1. Tahun 2005 2. Tahun 2006 3. Tahun 2007 4. Tahun 2008 5. Tahun 2009 6. Tahun 2010
Gambar 3. Trend Linear Varians Tahun 2005-2010 Dari hasil trend linear varians diatas dapat di buat proyeksi anggaran operasional untuk tahun berikutnya. Proyeksi anggaran operasional adalah suatu estimasi (ramalan) atau gambaran mengenai anggaran operasional yang dibuat untuk masa yang akan datang. Bank BNI KCU Fatmawati membuat proyeksi anggaran operasional dengan menggunakan data dan informasi tahun-tahun sebelumnya untuk melihat pergerakan atau fluktuasi yang dihasilkan,
sehingga
dapat
diketahui
faktor-faktor
apa
saja
yang
menyebabkan peningkatan atau penurunan anggaran operasional yang
56
dihasilkan. Hasil proyeksi anggaran bank BNI KCU Famawati dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Proyeksi Anggaran Operasional Tahun 2011 Uraian
Anggaran
Pendapatan Pendapatan bunga Pendapatan provisi dan komisi Pendapatan transaksi valas dan derivatif
155,496,932,989 5,239,016,406 182,417,048
Pendapatan operasinal lainnya
13,988,275,823
Pendapatan operasonal lainnya
8,655,677
Total pendapatan
174,915,297,942
Beban Beban bunga Beban penyisihan kerugian Beban administrasi dan umum Beban operasional lainnya Beban non operasional Total beban Laba sebelum PPh
243,369,042,176 1,568,973,210 41,468,803,462 1,658,271,654 55,402,779 288,120,493,280 -113,205,195,339
4.6. Implikasi Manajerial Berdasarkan hasil analisis varians pada anggaran operasional dan realisasinya pada Bank BNI KCU Fatmawati Tahun 2005-2010 dapat dilihat aspek manajerial, yaitu : 1. Mengurangi beban-beban yang dikeluarkan Setelah dilakukan analisis varians diketahui pada tahun 2005 sampai tahun 2010 terjadi beberapa beban yang melebihi anggarannya. Bebanbeban tersebut adalah beban bunga, beban penyisihan kerugian, beban administrasi dan umum, beban operasional lainnya dan beban non
57
operasional. Dari kelima beban yang telah disebutkan hanya beberapa beban saja yang bisa dikurangi. Beban-beban yang bisa dikurangi adalah beban administrasi dan umum, beban operasional lainnya dan beban non operasional. Beban administrasi dan umum yang realisasinya melebihi anggaran adalah beban pengadaan perabotan dan perlengkapan, beban perbaikan dan pemeliharaan, beban lembur, dan beban lainnya. Anggaran beban operasional lainnya dan beban non operasional juga mengalami peningkatan seperti : beban listrik yang meningkat karena adanya penambahan KCP atau outlet baru, beban sewa meningkat juga karena adanya penambahan KCP atau outlet baru dan beban lainnya. Beban tersebut dapat diminimalisir dengan cara-cara berikut ini : 1.
Merawat dan memelihara fasilitas kantor. Dengan langkah : a.
Membersihkan fasilitas kantor secara berkala
b.
Menggunakan fasilitas kantor dengan baik dan benar
c.
Maintenance fasilitas kantor sesuai jadwal yang telah ditentukan
2.
Penggunaan teknologi dan telekomunikasi sesuai dengan kebutuhan.
3.
Efisiensi penggunaan fasilitas kantor. Dengan langkah : a.
Mematikan sebagian lampu, pengharum ruangan dan AC pada saat tutup kas
b.
Penggunaan kertas telstruct calculator electric dan kertas printer pada bagian depan dan belakang untuk print hal-hal tertentu atau unuk photo copy
c.
Penggunaan media online seperti forum internal yang digunakan unuk memberikan informasi penting untuk mengefisiensi penggunaan kertas dan faximile
Dengan upaya sekecil apapun akan berpengaruh untuk beban yang dikeluarkan oleh kantor cabang. Beberapa cara tersebut dapat digunakan untuk meminimalisir selisih anggaran pada komponen beban agar tidak
58
terulang lagi di tahun mendatang. Apabila beban yang dikeluarkan berkurang maka efisiensi beban operasional dapat ditingkatkan. 2. Meningkatkan pendapatan yang dihasilkan Selain beban yang dikeluarkan melebihi anggaran, pendapatan pada tahun 2010 untuk pendapatan bunga, pendapatan provisi dan komisi, pendapatan transaksi valas dan derivatif, dan pendapatan non operasional mengalami penurunan sehingga selisihnya bersifat unfavorable atau tidak menguntungkan. Hal tersebut disebabkan karena tidak tercapainya target penyaluran dana
(lending)
ke
masyarakat
yang
mengakibatkan
menurunnya pendapatan bunga. Pendapatan provisi dan komisi juga mengalami penurunan yang disebabkan oleh menurunnya pendapatan provisi L/C, dan adanya penghapusan biaya transfer antar cabang ke seluruh indonesia sehingga menyebabkan tidak tercapainya target yang diharapkan. Selain pendapatan provisi dan komisi yang mengalami penurunan, pendapatan transaksi valas dan derivatif juga ikut mengalami penurunan dikarenakan adanya selisih kurs jual beli transaksi valas, adanya perbedaan nilai kurs dan penurunan pendapatan fee dari transaksi non fisik lainnya. Sedangkan penurunan pendapatan non operasional disebabkan karena tidak adanya pendapatan sewa dan tidak adanya pendapatan hasil penjualan aktiva tetap. Untuk meningkatkan pendapatan maka perlu dilakukan strategi dalam usaha pencapaian target. Berikut ini strategi yang dilakukan oleh Bank BNI KCU Fatmawati, yaitu : 1.
Melakukan pemasaran proaktif dengan cara melakukan pemasaran melalui marketing relationship. Dengan langkah : a. Mengumpulkan data existing customer b. Menganalisis existing nasabah untuk di kelola c. Memberikan atensi kepada nasabah
59
2.
Memperluas customer based untuk mencari new customer. Dengan langkah : a. Melakukan telemarketing b. Memberikan proposal produk c. Melaksanakan open table d. Melakukan cross selling
3.
Meningkatkan mutu layanan di cabang dengan fokus pada peningkatan item new product knowledge dan cross selling, dan minimal mempertahnkan item keramahn, kecepatan dan kenyaman. Dengan langkah : a. Mengidentifikasi permasalahan pelayanan b. Melakukan fungsi pengawasan kualitas layanan c. Mengevaluasi hasil d. Meningkatkan standar service level untuk pelayan pembuatan garansi bank
4.
Penambahan outlet
kantor
cabang pembantu
dalam rangka
memperluas customer base khususnya kantor cabang pembantu yang berlokasi di pusat-pusat perkantoran dan perdagangan.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap anggaran operasional Bank BNI KCU Fatmawati, maka dapat disimpulkan : a.
Faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan dalam menyusun anggaran di Bank BNI KCU Fatmawati adalah realisasi kegiatan funding dan lending tiga tahun kebelakang dan realisasi kegiatan funding dan lending semester satu berjalan, estimasi hasil kegiatan funding dan lending yang dapat dicapai pada semester dua tahun berjalan, realisasi anggaran tahun sebelumnya dan rencana jangka pendek dan panjang.
b.
Prosedur penyusunan anggaran Bank BNI KCU Fatmawati dengan menggunakan metode Bottom UP. Penyusunan anggaran dimulai dengan penyusunan ringkasan draft target dan anggaran yang diusulkan. Kemudian usulan draft target dan anggaran disampaikan ke bagian keuangan wilayah. Selanjutnya evaluasi dilakukan oleh bagian keuangan wilayah dan disesuaikan dengan standar biaya yang dimiliki. Lalu draft dikembalikan ke masing-masing cabang untuk direvisi apabila draft target dan anggaran tidak sesuai dengan anggaran yang telah disiapkan. Apabila draft target dan anggaran telah sesuai maka dilakukan penetapan oleh bagian keuangan wilayah.
c.
Dari hasil analisis varians diketahui bahwa tahun 2005 total pendapatan memiliki penyimpangan favorable dengan persentase 7.80 persen dengan selisih Rp. 10.421.918.100. Pada total beban memiliki penyimpangan unfavorable
dengan
persentase
6.78
persen
dan
selisih
Rp.
21.052.814.200. Sedangkan laba sebelum pph yang dihasilkan dalam analisis varians memiliki penyimpangan unfavorable dengan persentase 6.02 persen dan selisih RP. 10.630.896.100. Pada tahun 2006 total pendapatan memiliki penyimpangan favorable dengan persentase 8.16 persen dengan selisih Rp. 11.226.365.700. Pada total beban memiliki penyimpangan unfavorable dengan persentase 7.51 persen dan selisih Rp. 23.955.237.150. Sedangkan laba sebelum pph yang dihasilkan dalam
61
analisis varians memiliki penyimpangan unfavorable dengan persentase 7.01 persen dan selisih RP. 12.728.871.450. Pada tahun 2007 total pendapatan memiliki penyimpangan favorable dengan persentase 8.83 persen dengan selisih Rp. 12.435.770.800. Pada total beban memiliki penyimpangan unfavorable dengan persentase 8.49 persen dan selisih Rp. 27.444.358.300. Sedangkan laba sebelum pph yang dihasilkan dalam analisis varians memiliki penyimpangan unfavorable dengan persentase 8.23 persen dan selisih RP. 15.008.587.500. Pada tahun 2008 total pendapatan memiliki penyimpangan favorable dengan persentase 10.28 persen dengan selisih Rp. 14.680.530.200. Pada total beban memiliki penyimpangan unfavorable dengan persentase 9.85 persen dan selisih Rp. 32.311.195.500. Sedangkan laba sebelum pph yang dihasilkan dalam analisis varians memiliki penyimpangan unfavorable dengan persentase 9.52 persen dan selisih RP. 17.630.665.300. Pada tahun 2009 total pendapatan memiliki penyimpangan favorable dengan persentase 11.04 persen dan selisih Rp. 16.064.979.900. Pada total beban memiliki penyimpangan unfavorable dengan persentase 10.73 persen dan selisih Rp. 35.584.682.300. Sedangkan laba sebelum pph yang dihasilkan dalam analisis varians memiliki penyimpangan unfavorable dengan persentase 10.48 persen dan selisih RP. 19.519.702.400. Sedangkan pada tahun 2010, penyimpangan unfavorable terjadi pada total pendapatan dengan persentase 16.01 persen dan selisih Rp. 28.431.954.600. Hal tersebut berbeda pada total beban yang menghasilkan penyimpangan favorable sebesar 39.30 persen dengan selisih sebesar Rp. 158.320.585.700. Terakhir analisis dilakukan pada laba sebelum pph dengan persentase penyimpangan sebesar 57.69 persen. Penyimpangan ini termasuk favorable dengan nilai selisih Rp. 129.888.631.100. d.
Berdasarkan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t-test pada selisih
anggaran operasional
tahun
2005-2010,
maka
diperoleh
kesimpulan bahwa selisih total pendapatan, total beban dan laba sebelum pph operasional pada Bank BNI KCU Fatmawati masih dalam batas pengendalian manajemen.
62
2. Saran Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah : a.
Anggaran yang telah ditentukan pada periode sebelumnya dilakukan tindakan koreksi. Sehingga meskipun selisih masih dalam batas pengendalian, manajemen dapat mengantisipasi agar realisasi tidak menghasilkan selisih jauh dari anggaran yang telah ditetapkan.
b.
Meningkatkan kinerja kegiatan agar target yang telah ditetapkan tercapai sesuai dengan harapan.
DAFTAR PUSTAKA
Dedeh. 2009. Analisis Anggaran Operasional Sebagai Alat Pengendalian Manajemen (Studi Kasus : PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor). Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Bogor. Hansen, D. R dan M.M. Mowen. 2006. Akuntansi Manajemen 1, (Terjemahan, edisi ketujuh). Salemba Empat. Jakarta. Ismail dan Prawironegoro. 2009. Sistem Pengendalian Manajemen Konsep dan Aplikasi. Mitra Wacana Media. Jakarta. Junaidi. 2010. http://junaidi chaniago.wordpress.com [21 April 2010] Kasmir. 2003. Bank dan Lembaga Keuangan. Raja Grapindo. Jakarta. Lastowo, H. 2010. evaluasi Anggaran Belanja Sebagai Alat Pengendali Keuangan (Studi Kasus : Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kearsipan Arsip Nasional Republik Indonesia. Skripsi pada departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Bogor Mahsun. 2006. Pengukuran kinerja publik. BPFE-Yogyakarta. Yogyakarta. Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Andi. Jakarta. Nafarin. 2007. Penganggaran Perusahaan. Salemba Empat. Jakarta. Shim, J.K dan Shiegel. 2001. Budgetting. (Terjemahan). Erlangga. Jakarta. Sirait, J.T. 2006. Anggaran Sebagai Alat Bantu Bagi Manajemen. Gramedia Widiasarana Indonesia. Jakarta. Sumarsono, S. 2009. Manajemen Keuangan Pemerintahan. Graha Ilmu. Yogyakarta. Bank Indonesia. http://www.bi.go.id/NR/Rdonlyres/A9BEB9E7-0FE7-4125-A987A77C9DABF760/2237/BISPIDesember2010ref.pdf [19 Mei 2011] Bank
Negara Indonesia. http://www.bni.co.id/TentangBNI/Pengantar/tabid/187/ Default.aspx. [17 Februari 2011]
LAMPIRAN
Lampiran 1. Struktur Organisasi KCU Fatmawati
PEMIMPIN KCU FATMAWATI
PBN (PEMIMPIN BIDANG LAYANAN)
PBY (PEMIMPIN BIDANG LAYANAN)
PBY 1
Pemimpin KCP
Penyelia Teller
PBY 2
ADC 1
ADC 2
(Adm. Cabang)
(Adm. Cabang)
Logistik & SDM
DNK & Kredit
Penyelia Teller/CSO
CSO Penyelia Teller Staf/Karyawan Satpam/Pelayan
Teller
Penyelia CSO
PNC I
PNC II
Penyelia Layanan Prima
Penyelia Cash Vault
66
Lampiran 2.
Hasil uji t penyimpangan pendapatan anggaran operasional Bank BNI KCU Fatmawati tahun 2005-2010 One-Sample Statistics N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
pendapatan2005
5
2.0844E9
3.88424E9
1.73708E9
pendapatan2006
5
2.2453E9
4.39923E9
1.96740E9
pendapatan2007
5
2.4872E9
4.49262E9
2.00916E9
pendapatan2008
5
2.9361E9
5.60061E9
2.50467E9
pendapatan2009
5
3.2130E9
6.01823E9
2.69144E9
pendapatan2010
5 -5.6864E9
9.61570E9
4.30027E9
One-Sample Test Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Lower
Upper
pendapatan2005
1.200
4
.296
2.08438E9
-2.7385E9
6.9073E9
pendapatan2006
1.141
4
.317
2.24527E9
-3.2171E9
7.7076E9
pendapatan2007
1.238
4
.283
2.48715E9
-3.0912E9
8.0655E9
pendapatan2008
1.172
4
.306
2.93611E9
-4.0180E9
9.8902E9
pendapatan2009
1.194
4
.299
3.21300E9
-4.2596E9
1.0686E10
pendapatan2010
-1.322
4
.257
-5.68639E9
-1.7626E10
6.2531E9
67
Lampiran 3.
Hasil uji t penyimpangan beban anggaran operasional Bank BNI KCU Fatmawati tahun 2005-2010 One-Sample Statistics N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
beban2005
5 -4.2106E9
5.66518E9
2.53354E9
beban2006
5 -4.7910E9
7.24251E9
3.23895E9
beban2007
5 -5.4889E9
7.62819E9
3.41143E9
beban2008
5 -6.4622E9
1.00232E10
4.48250E9
beban2009
5 -7.3442E10
1.03642E11
4.63499E10
beban2010
5 2.5871E10
3.93830E10
1.76126E10
One-Sample Test Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Lower
Upper
beban2005
-1.662
4
.172
-4.21056E9
-1.1245E10
2.8237E9
beban2006
-1.479
4
.213
-4.79105E9
-1.3784E10
4.2017E9
beban2007
-1.609
4
.183
-5.48887E9
-1.4961E10
3.9828E9
beban2008
-1.442
4
.223
-6.46224E9
-1.8908E10
5.9832E9
beban2009
-1.585
4
.188
-7.34415E10
-2.0213E11
5.5246E10
beban2010
1.469
4
.216
2.58712E10
-2.3029E10
7.4772E10
68
Lampiran 4. Hasil uji t penyimpangan laba sebelum pph anggaran operasional Bank BNI KCU Fatmawati tahun 2005-2010
One-Sample Statistics N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
laba2005
2 -5.3154E9
2.22560E10
1.57374E10
laba2006
2 -6.3644E9
2.48771E10
1.75908E10
laba2007
2 -7.5043E9
2.81995E10
1.99401E10
laba2008
2 -8.8153E9
3.32282E10
2.34959E10
laba2009
2 -9.7599E9
3.65218E10
2.58248E10
laba2010
2 -9.3376E10
9.18451E10
6.49443E10
One-Sample Test Test Value = 0 95% Confidence Interval of the Difference t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
Lower
Upper
laba2005
-.338
1
.793
-5.31545E9
-2.0528E11
1.9465E11
laba2006
-.362
1
.779
-6.36444E9
-2.2988E11
2.1715E11
laba2007
-.376
1
.771
-7.50429E9
-2.6087E11
2.4586E11
laba2008
-.375
1
.771
-8.81533E9
-3.0736E11
2.8973E11
laba2009
-.378
1
.770
-9.75985E9
-3.3790E11
3.1838E11
laba2010
-1.438
1
.387
-9.33763E10
-9.1857E11
7.3182E11