ANALISIS ANGGARAN BIAYA OPERASIONAL SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KEJATI SUL-SEL (Studi Kasus PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah V Makassar)
SULTAN ISKANDAR STIE-YPUP MAKASSAR
ABSTRAK Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui proses evaluasi anggaran biaya operasional jika terjadi penyimpangan antara anggaran dengan realisasi pada PT Hutama Karya (Persero) wilayah V Makassar proyek Pembangunan Gedung Kantor Kejati Sulsel. Metode analisis yang digunakan dengan menggunakan analisis variance (selisih) anggaran biaya dan metode perbandingan (deskriptif) yaitu bahan perbandingan anggaran yang telah disusun oleh perusahaan dan realisasi anggaran yang telah dikeluarkan oleh perusahaan, kemudian berdasarkan perbandingan terhadap anggaran yang telah diterapkan dan realisasi akan ditemukan selisih (variance) biaya.Pembangunan kantor Kejati Sulsel yang merupakan sarana kejaksaan tinggi hukum pemerintah yang dibuat pemerintah memiliki anggaran yang dikuasakan kepada kuasa pengguna anggaran, dan dalam realisasinya PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah V menyelesaikannya tepat 160 hari kalender sesuai dengan berita acara serah terima. Kata-Kata Kunci: Anggaran, Biaya Operasional. Pengendalian Biaya, Kas Proyek PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Proyek dapat diartikan sebagai kegiatan yang berlangsung dalam jangka waktu yang terbatas dengan mengalokasikan sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk menghasilkan produk atau deliverable yang kriteria mutunya telah digariskan dengan jelas.Semakin maju peradaban manusia, semakin besar dan kompleks proyek yang dikerjakan dengan melibatkan penggunaan bahanbahan (material), tenaga kerja dan tekhnologi yang makin canggih.Proyek pada umumnya memiliki batas waktu (deadline), artinya proyek harus diselesaikan sebelum atau tepat pada waktu yang telah ditentukan.Berkaitan dengan masalah proyek ini maka keberhasilan pelaksanaan sebuah proyek tepat pada waktunya merupakan tujuan yang penting baik pemilik proyek maupun kontraktor. Demi kelancaran jalannya sebuah proyek dibutuhkan manajemen yang akan mengelolah proyek dari awal hingga proyek berakhir, yakni manajemen proyek. Bidang manajemen proyek tumbuh dan berkembang karena adanya kebutuhan dalam dunia industri modern untuk mengkoordinasi dan mengendalikan berbagai kegiatan yang kian kompleks.Manajemen proyek mempunyai sifat istimewa, dimana waktu kerja manajemen dibatasi oleh jadwal yang telah ditentukan.Perubahan kondisi yang begitu cepat menuntut setiap
pimpinan yang terlibat dalam proyek untuk dapat mengantisipasi keadaan, serta menyusun bentuk tindakan yang diperlukan.Hal ini dapat dilakukan bila ada konsep perencanaan yang matang dan didasarkan pada data, informasi, kemampuan dan pengalaman. Penggunaan anggaran sebagai sistem perencanaan, koordinasi dan pengendalian dapat digunakan untuk menjawab tantangan dalam perusahaan tersebut.Anggaran adalah suatu rencana kuantitatif (satuan jumlah) periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan.Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif untuk jangka waktu tertentu dan umunya dinyatakan dalam satuan uang, tetapi dapat juga dinyatakan dalam satuan barang/jasa.Penyusunan anggaran juga harus dievaluasi sehingga tidak terjadi kesalahan atau kejadian yang dapat merugikan perusahaan tersebut pada nantinya.Pengendalian dalam perusahaan merupakan suatu satuan usaha secara khusus yang memperhatikan kepentingan penyediaan data yang dapat diandalkan, pengamanan aktiva dan catatan perusahaan, peningkatan efisiensi biaya-biaya dan dorongan untuk ditaatinya kebijakan yang telah ditetapkan. Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan yang luas wilayahnya mencapai 62.482,54 km², membawahi 24 Kejaksaan Negeri dan 11 Cabang Kejaksaan Negeri. Jumlah pegawai Kejaksaan di wilayah Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan mencapai 866 orang, terdiri dari 350 Jaksa dan 516 Pegawai Tata Usaha sehingga untuk memperbaiki infrastruktur yang lama, Kejaksaan Tinggi Sulawesi Selatan membangun gedung baru kantor Kejati Sulsel. Pembangunan gedung kantor kejati Sulsel tahap II dilaksanakan selama 160 hari kerja dan waktu pemeliharaan 180 hari kerja dengan anggaran biaya Rp.27.256.500.000.00,Proyek pembangunan ini dilakukan untuk mengganti gedung yang lama yang sudah tidak representative lagi dengan adanya keberadaan jalan fly over yang berdekatan dengan gedung Kantor Kejati, dimana jalan Fly over terlihat lebih tinggi dari Gedung lama Kantor Kejati Sulsel. PT. Hutama Karya (Persero) merupakan perusahaan jasa konstruksi yang mengerjakan proyek pembangunan Gedung Kejati Sulsel. PT. Hutama Karya (Persero) selaku perusahaan konstruksi yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan pembangunan gedung Kejati Sulsel dalam melakukan kegiatan operasionalnya manajemen terkait melakukan perencanaan dan pengendalian biaya- biaya yang terkait dengan kegiatan operasional proyek.Hal ini disebabkan perencanaan dan pengendalian adalah dua hal yang tidak terpisahkan. Perencanaan melihat ke masa depan yaitu menentukan tindakan-tindakan apa yang harus dilakukan untuk merealisasikan tujuan tertentu, sedangkan pengendalian melihat ke belakang yaitu menilai apa yang telah dihasilkan dan membandingkannya dengan rencana yang telah disusun. Kegiatankegiatan yang ada didalam perusahaan semacam ini merupakan kegiatan yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Berdasarkan uraian-uraian diatas maka peneliti mengambil judul penelitian yaitu “Analisis Anggaran Biaya Operasional Sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada Proyek Pembangunan Gedung Kantor Kejati Sulsel (Studi Kasus PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah V Makassar)”.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:Apakah peranan anggaran biaya operasional dapat dijadikan sebagai alat pengendalian biaya operasional PT. Hutama Karya (Persero) pada Proyek Pembangunan Gedung Kantor Kejati Sulsel?. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui proses penyusunan anggaran biaya operasional PT Hutama Karya (Persero) wilayah V Makassar pada proyek Pembangunan Gedung Kantor Kejati Sulsel 2. Mengetahui proses evaluasi anggaran biaya operasional jika terjadi penyimpangan antara anggaran dengan realisasi pada PT Hutama Karya (Persero) wilayah V Makassar proyek Pembangunan Gedung Kantor Kejati Sulsel. TINJAUAN PUSTAKA Estimasi Biaya Proyek Konstruksi Dalam proyek konstruksi terdapat dua jenis estimasi biaya yang sangatbergantung pada jenis pekerjaan dan tipe kontrak yang digunakan, yaitu estimasi biaya pekerjaan lumpsum dan estimasi biaya untuk pekerjaan unit price.Sedangkan komponen-komponen yang menjadi penyusun dalam estimasi biaya adalah harga satuan dan volume pekerjaan. Selanjutnya dalam melakukan estimasi biaya, perlu diidentifikasi dulu komponen-komponen biaya konstruksi yang dibagi menjadi 3 kategori sebagai berikut: (1) Biaya Langsung (direct cost), (2) Biaya tidak langsung, dan (3) Biaya lain-lain. Anggaran Operasional Menurut Rudianto (2009:44) Anggaran operasional adalah rencana kerja perusahaan yang mencakup semua kegiatan utama perusahaan dalam memperoleh pendapatan di dalam suatu periode tertentu. Anggaran operasional (operational budget) merupakan anggaran yang bertujuan untuk menyusun anggaran laba rugi (Nafarin, 2007: 98).Dimana anggaran laba rugi itu sendiri adalah anggaran berupa daftar yang disusun secara bersistem tentang dapatan, beban, serta laba (rugi) yang diperoleh suatuperusahaan selama periode tertentu.
STRATEGI
PERENCANAAN JANGKA PANJANG (RENCANANSTRATEG I)
PERENCANAAN JANGKA PENDEK (RENCANAOPERASI)
ANGGARAN JANGKA PANJANG
ANGGARAN JANGKAPENDEK
Gambar 1. Strategi, perencanaan, dan anggaran (Horngren et al., 2008) Hubungan Perencanaan dan Pengendalian Perencanaan (Strategi)
Pengendalian
Tujuan Jangka Panjang Tujan Jangka Pendek Rencana Kerja Jangka Pendek Anggaran Induk (Master Budget) Pelaksanaan kerja Transaksi Bisnis Klasifikasi Laporan Hasil Kerja (Laporan Keuangan) - Neraca - Laba Rugi - Arus Kas Evaluasi Kerja Variasi Hasil Kerja Versus Anggaran (Analisa Varians)
Umpan Balik
Tindakan Koreksi
Gambar2. Hubungan perencanaan dan pengendalian (Prawironegoro dan Purwanto,2008) Pengendalian Proyek Proses pengendalian proyek dalam setiap kegiatan konstruksi terdiri dari tiga langkah pokok (Dipohusodo,2006: 147): 1) Menetapkan standar kinerja 2) Mengukur kinerja terhadap standar 3) Memperbaiki penyimpangan terhadap standar bila terjadi penyimpangan. Anggaran Kas Proyek Setelah anggaran biaya dan pendistribusian anggaran biaya berdasarkan time schedule dibuat, maka langkah selanjutnya dibuat anggaran kas proyek (Project Cashflow).Project Cashflow merupakan taksiran penerimaan dan pengeluaran yang akan atau sedang dikerjakan. Adapun kegunaan Project Cashflow yaitu dalam hal: 1. Mengetahui kemungkinan posisi kas pada masa yang akan datang.
2.
Mengetahui terlebih dahulu kapan akan terjadi kekurangan kas, serta kapan akan terjadi kelebihan kas. 3. Menetapkan jumlah pinjaman yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu proyek. 4. Mengetahui jumlah bunga pinjaman modal kerja.Memperkirakan posisi biaya pada akhir proyek. Penyusunan Project Cashflow pada saat dimulainya suatu proyeksampai dengan proyek selesai (termasuk masa pemeliharaan).Skalawaktu penyusunan Project Cashflow adalah bulanan dan setiap bulandilakukan penyesuaian. Hal ini dilakukan mengingat realisasi umumnyatidak sesuai dengan yang direncanakan dengan dapat mengikutipenerimaan maupun pengeluaran yang sebenarmya. Setiap kali dilakukanpenyesuaian sekaligus dilakukan perkiraan rencana anggaran dari sisapekerjaan yang belum dilaksanakan. Sama halnya dengan laporankemajuan pekerjaan, maka laporan biaya proyek dapat disajikan dalambentuk grafik seperti dalam gambar 3 dibawah ini: Biaya (Rp)
Perkiraan Pengeluaran Sampai Akhir Proyek A
Anggaran Proyek
B
Saat Pelaporan
BCSW Vc
Vs ACWP
BCWP Waktu (bulan) Gambar 3 Perkiraan Biaya Akhir Proyek Analisis Penyimpangan Jadwal dan Biaya Kondisi pelaksanaan pekerjaan ditinjau dari sisi pemanfaatan waktu dan biaya yang direpresentasikan dengan nilai SV dan CV adalah sebagai berikut: Schedule Variance = 0 ; proyek tepat waktu Schedule Variance >0 ; proyek lebih cepat Schedule Variance <0 ; proyek terlambat
Cost Variance = 0 ; biaya proyek sesuai rencana Cost Variance >0 ; biaya lebih kecil Cost Variance <0 ; biaya lebih besar Penyimpangan jadwal dan biaya dinyatakan dalam rupiah seperti penggunaan variansi di atas tidak dapat menggambarkan kondisi keterlambatan relatif terhadap satuan unit anggaran.Keterlambatan sebesar 5 juta rupiah dari anggaran 100 juta adalah tidak begitu berarti bila dibandingkan dengan jika anggarannya 10 juta.Hal ini menunjukkan bahwa parameter variansi yang digunakan kurang dapat menggambarkan relatifitas tingkat kepentingan sebuah kemajuan atau keterlambatan jika dibandingkan dengan nilai total proyek.Untuk itu digunakan SPI dan CPI yang berupa nilai Indeks yang dapat lebih menggambarkan kondisi yang diharapkan di atas. Pengertian yang diberikan CPIdan SPI adalah sebagai berikut: SPI = 1 ; proyek tepat waktu SPI >1 ; proyek lebih cepat SPI <1 ; proyek terlambat CPI = 1 ; biaya proyek sesuai rencana CPI >1 ; biaya lebih kecil CPI <1 ; biaya lebih besar CPI dan SPI ini dihitung untuk setiap cost account dan tingkat di atasnya. Pada tingkat yang lebih tinggi perhitungan CPI atau SPI dilakukan dengansederhana yaitu menjumlahkan parameter-parameter tingkat yang berada di bawahnya.Mungkin terjadi kasus kinerja jelek di suatu bagian ditutupi oleh kinerja yang baik di bagian lain, sehingga kinerja suatu tingkat secara rata-rata menjadi baik. Hal ini tidak perlu dikhawatirkan karena seharusnya setiap penanggung jawab suatu cost account akan mengetahui kondisi nyata tingkat di bawahnya dan dapat mengidentifikasi sumber penyimpangan. Sebagai parameter lain, CPI dan SPI ini dapat disajikan untuk periode yang ditinjau dan kondisi kumulatifnya. Hipotesis Diduga bahwa anggaran biaya operasional dapat dijadikan sebagai alat pengendalian biaya operasional oleh PT. Hutama Karya Persero Wilayah V Makassar pada proyek pembangunan gedung kantor kejati Sulsel. METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Proyek pembangunan gedung kantor kejati Sulsel jalan Urip Sumohardjo Makassar. Waktu yang digunakan untuk penelitian, yaitu pada bulan Agustus 2013 – Oktober 2013. Metode Analisis Analisis variance (selisih) anggaran biaya menurut Mulyadi (2005: 308315) adalah sebagai berikut: a. Selisih bahan baku 1) Selisih harga Selisih harga secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut:
Sh = (Hst – Hs) x Ks Dimana:Sh = Selisih Harga, Hst= Harga Standar, Hs =Harga Sesungguhnya, Ks= Kuantitas Sesungguhnya 2) Selisih kuantitas atau efesiensi Sk = (Kst – Ks) x Hst Dimana:Hst= Harga Standar, Sk = Selisih kuantitas/efesiensi, Kst=Kuantitas Standar, Ks =Kuantitas Sesungguhnya b. Analisis Selisih Tenaga Kerja. 1) Selisih tarif upah langsung. STU = (TUSt – TUS) x JKS Dimana:STU= Selisih tarif upah, TUSt= Tarif upah standar, TUS= Tarif upah sesungguhnya, JKS= Jam kerja Sesungguhnya 2) Selisih efesiensi upah langsung SEU = (JKSt – JKS) x TUSt Dimana:SEU = Selisih efesiensi Upah, JKSt= Jam kerja standar, JKS =Jam kerja sesungguhnya, TUSt= Tarif upah standar c. Analisis selisih biaya overhead proyek Sbop = BOPst – BOPs = (Tst x Kst) – BOPs Dimana:Sbop = Selisih harga, BOPst= Harga Standar, BOPs= Harga Sesungguhnya, Tst= Tarif Standar, Kst= Kuantitas Standar Dimana dari dua perhitungan hasil analisis selisih (variance) masingmasing akan diberi tanda M (selisih menguntungkan/favorable variance) dan tanda TM (selisih merugikan/unfavorabble varience). Alat analisis yang digunakan dalam membahas penelitian ini adalah dengan metode perbandingan (deskriptif), bahan perbandingan yang akan dibahas adalah anggaran yang telah disusun oleh perusahaan dan realisasi anggaran yang telah dikeluarkan oleh perusahaan, kemudian berdasarkan perbandingan terhadap anggaran yang telah diterapkan dan realisasi akan ditemukan selisih (variance) biaya. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penyusunan Anggaran Operasional Pada Proyek Pembangunan gedung kantor Kejati Sulsel oleh PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah V Makassar. Pembangunan gedung kantor Kejati Sulsel oleh PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah V Makassar setelah melalui proses pelelangan maka rencana anggaran operasional yang telah melalui proses evaluasi harga adalah sebagai berikut : Tabel 1 Rekapitulasi Anggaran Proyek Pembangunan Kantor Kejati Makassar Uraian Kode
Akun
Total Rencana Anggaran
71100 BIAYA BAHAN 7111 Biaya Bahan 7112 Biaya Angkut 7113 Biaya Lainnya (Asuransi, L/C, Dll) Total 71200 BIAYA UPAH 7120 Biaya Jasa Pemborong 7122 Biaya Upah Harian 7123 Biaya Upah, Operator, Driver, Mekanik 7124 Biaya Pegawai Kontrak Total 71210 BIAYA JASA PEMBORONG 7120 Biaya Jasa Pemborong 71300 BIAYA PERALATAN 7130 Biaya Mobilisasi/Dermobilisasi 7131 Biaya Pajak Kendaraan 7132 Biaya Bahan Bakar & Pelumas 7133 Biaya Filter, Gemuk, Ban 7134 Biaya Sewa Alat Ekstern 7136 Biaya Peny. & Amortisasi Konsumabel 7138 Biaya Suku Cadang 7139 Biaya Upah Kerja Ekstern Total 71400 BIAYA SUB KONTRAKTOR 7141 Biaya Subkontraktor Total 71500 BIAYA UMUM LAPANGAN 7151 Biaya Pegawai 7152 Biaya Umum 7153 Biaya Pemasaran 7154 Jamuan Relasi 7155 Biaya Laboratorium 7156 Biaya Mobilisasi/Dermobilisasi 7157 Biaya Kendaraan 7158 Biaya Perijinan/Persiapan 7159 Biaya Asuransi, Retribusi Total 71800 Biaya Penyusutan / Fiskal Biaya Bunga Operasional 7161 Biaya Bunga Bank 7162 Biaya bunga kredit non bank 7171 Biaya Provisi & material 7172 Biaya transfer & administrasi Jumlah Biaya Bunga Bank & Dana Lainnya 71700 BIAYA PROFESI DAN JAMINAN 7171 Biaya Jaminan Tender 7172 Biaya Jaminan Uang Muka 7273 Biaya Jaminan Pelaksanaan 7174 Biaya Jaminan Retensi 7175 Biaya Jaminan Lainnya Total
3.127.295.022 206.376.450 3.423.671.472,519.467.314 253.066.900 772.534.214,-
219.000.000 54.350.000 456.000 839.248.000 43.856.000 1.156.919.000,15.894.381.958 15.894.381.958,214.989.817 245.000.000 123.894.635 27.500.000 22.500.000 25.000.000 99.075.000 10.000.000 42.839.850 810.799.302,6.960.000 63.171.941 48.523.003 111.694.000 -
Total Rencana Biaya Pelaksanaan (RBP) Overhead& Keuntungan Extra Laba Harga Borongan PPN 10% HARGA KONTRAK
22.176.960.890,1.982.297.595 619.461.456 24.778.719.941,2.477.871.994 27.256.591.935,-
Pembayaran atas kontrak kerja sebesar Rp 26.166.240.000,-, adapun rincian pembayaran adalah sebagai berikut : Angsuran
Keterangan
Sub Total
Jumlah
Uang Muka
20% x 27.256.500.000,-
-
Termin I
25% x 27.256.500.000,Dikurangi retensi : 5% x 6.814.125.000 Total Angsuran I
6.814.125.000
20% x 27.256.500.000,Dikurangi retensi : 5% x 5.451.300.000 Total Angsuran IV
5.451.300.000
15% x 27.256.500.000,Dikurangi retensi : 5% x 4.088.475.000 Total Angsuran IV
4.088.475.000
15% x 27.256.500.000,Dikurangi retensi : 5% x 4.088.475.000 Total Angsuran IV
4.088.475.000
Termin II
Termin III
Termin IV
5.451.300.000
340.706.250 6.473.418.750
272.565.000 5.178.735.000
204.423.750 3.884.051.250
204.423.750
5% x 27.256.500.000,1.362.825.000 Dikurangi retensi : 5% x 1.362.825.000 68.141.250 Total Angsuran V Total Pembayaran Kontrak dikurangi retensi
3.884.051.250
Termin V
1.294.683.750 26.166.240.000,-
Ada pembayaran retensi sebesar 5% setiap pembayaran yaitu jaminan yang dipotong tiap termin dan akan dibayar kembali pada saat selesainya masa pemeliharaan selama 6 (enam) bulan, atau sebagai jaminan pekerjaan dari owner jika pekerjaan telah 100% rampung yang sebelumnya terlebih dahulu dibuatkan surat jaminan bank jika nanti terdapat masalah oleh pihak kontraktor. Realisasi Anggaran Operasional Pada Proyek Pembangunan gedung kantor Kejati Sulsel oleh PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah V Makassar.
Rencana anggaran biaya pembangunan Kantor Kejati Makassar sebesar Rp 27.256.500.000,-. Setelah pekerjaan selesai maka dapat diketahui realisasi anggaran yang dicapai.Berikut tabel realisasi anggaran yang memperlihatkan selisih anggaran yang terjadi dimulai dari rencana anggaran sampai realisasinya adalah sebagai berikut : Tabel 2 Realisasi Anggaran Proyek Pembangunan Kantor Kejati Makassar Uraian Kode Akun 71100 BIAYA BAHAN 7111 Biaya Bahan 7112 Biaya Angkut 7113 Biaya Lainnya (Asuransi, L/C, Dll) Total 71200 BIAYA UPAH 7120 Biaya Jasa Pemborong 7122 Biaya Upah Harian 7123 Biaya Upah, Operator, Driver, Mekanik 7124 Biaya Pegawai Kontrak Total 71300 BIAYA PERALATAN 7130 Biaya Mobilisasi/Dermobilisasi 7131 Biaya Pajak Kendaraan 7132 Biaya Bahan Bakar & Pelumas 7133 Biaya Filter, Gemuk, Ban 7134 Biaya Sewa Alat Ekstern 7136 Biaya Peny. & Amortisasi Konsumabel 7138 Biaya Suku Cadang 7139 Biaya Upah Kerja Ekstern Total 71400 BIAYA SUBKONTRAKTOR 7141 Biaya Subkontraktor Total 71500 BIAYA UMUM LAPANGAN 7151 Biaya Pegawai 7152 Biaya Umum 7153 Biaya Pemasaran 7154 Jamuan Relasi 7155 Biaya Laboratorium 7156 Biaya Mobilisasi/Dermobilisasi 7157 Biaya Kendaraan 7158 Biaya Perijinan/Persiapan 7159 Biaya Asuransi, Retribusi Total 71800 Biaya Penyusutan / Fiskal Biaya Bunga Operasional 7161 Biaya Bunga Bank 7162 Biaya bunga kredit non bank 7171 Biaya Provisi & material
Total Rencana Anggaran (Rp)
Realisasi Anggaran (Rp)
Selisih Anggaran (Rp)
Tingkat Realisasi (%) (Rp)
3.127.295.022 206.376.450 3.423.671.472,-
3.377.527.728 251.177.710 7.354.585 3.636.060.023,-
(212.388.551)
(1,07 %)
519.467.314 253.066.900 772.534.214,-
478.837.856 122.695.000 16.245.245 286.158.084 903.936.194,-
(131.401.980)
(1.17 %)
219.000.000 54.350.000 456.000 839.248.000 43.856.000 1.156.919.000,-
7.700.000 500.000 116.211.500 7.500.000 1.192.080.000 93.300.650 4.000.000 62.750.000 1.484.042.150,-
(327.123.150)
(1.29 %)
15.894.381.958 15.894.381.958,-
15.433.474.408 15.433.474.408,-
460.907.550
1.03 %
214.989.817 245.000.000 123.894.635 27.500.000 22.500.000 25.000.000 99.075.000 10.000.000 42.839.850 810.799.302,6.960.000
252.022.175 200.507.685 10.900.000 2.725.050 48.168.500 30.205.450 26.648.637 571.177.497,-
239.621.805 6.960.000
1.42 %
63.171.941
-
7172 Biaya transfer & administrasi Jumlah Biaya Bunga Bank & Dana Lainnya 71700 BIAYA PROFESI DAN JAMINAN 7273 Biaya Jaminan Pelaksanaan 7175 Biaya Jaminan Lainnya Total Total Rencana Biaya Pelaksanaan (RBP)
48.523.003 111.694.000
67.800.137 67.800.137,-
43.893.263
1.65 %
22.176.960.890,-
50.274.500 25.511.636 75.786.136,22.172.276.545,-
75.786.136 4.684.345
1.00%
1. Biaya bahan yang dianggarkan sebesar Rp 3.423.671.472,- pada realisasi sebsar Rp 3.636.060.023, atau meningkat 1,07% dari yang dianggarkan. 2. Biaya upah yang dianggarkan sebesar Rp 772.534.214,- mencapai tingkat realisasi sebesar 1.17% atau sebesar Rp 903.936.194, lebih besar dari yang dianggarkan. 3. Biaya peralatan operasional dianggarkan sebesar Rp 1.156.919.000, meningkat sebesar Rp 1.484.042.150 atau 1,29% dari yang dianggarkan. 4. Biaya subkontraktor dianggarkan sebesar Rp 15.894.381.958,- hanya membutuhkan biaya sebesar Rp 15.433.474.408 dengan tingkat realisasi sebesar 1.03% dari yang dianggarkan 5. Biaya umum lapangan dianggarkan sebesar Rp 810.799.302,- hanya membutuhkan biaya sebesar Rp 571.177.497,- tingkat realisasi sebesar 1.42% dari yang dianggarkan. Dari anggaran harga borongan sebesar Rp 22.176.960.890,- pada realisasinya hanya membutuhkan biaya sebesar Rp 22.172.276.545,- memiliki tingkat realisasi anggaran hanya 1,00% dari Rp 22.176.960.890,-. Hanya memberikan efisiensi 1,00% atau sebesar Rp 4.684.345,-. Realisasi Rencana Jaringan Kerja Pelaksanaan Proyek Pembangunan gedung kantor Kejati Sulsel oleh PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah V Makassar. Rencana jaringan kerja yang dibuat untuk pelaksanaan proyek pembangunan gedung kantor Kejati Sulsel memiliki jangka waktu pelaksanaan selama160 (seratus enam puluh) hari kalender. Dan pelaksanaan pekerjaan memakan waktu sesuai dengan yang direncanakan dalam Pengesahan Anggaran Rencana Pelaksanaan (ARP) Tabel 3 Realisasi Rencana Jaringan Kerja Proyek Pembangunan Kantor Kejati Makassar No 1. 2 3 4 5 6
Jenis Pekerjaan Pagar pengaman proyek Papan nama proyek Gudang bahan dan alat Kontraktor & Direksi keet + fasilitas Bedeng tukang + KM/WC Pengukuran & pemasangan bouwplank
Jumlah Hari Kerja 4 5 5 10 7 6
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
Laporan dan fotografi Pengadaan Air Kerja Penerangan Proyek/Listrik kerja Shop drawing&Asbuil Drawing Fery Form Works – Kolom Fery Form Works – Balok Fery Form Works - Plat (smartdek) Fery Form Works – Tangga Pembersihan Lokasi Testing Material P3K Test PDA Perapian Bongkaran Bangunan lama Buang bekas bongkaran keluar area pek pengadaan tiang pancang pemancangan all in (mob demob,handling) Bongkar & turunkan tiang pancang Potong/ bobok tiang pancang Sondir test Bobok angkur TC Pembuatan Pos Jaga
7 7 10 7 5 9 6 8 10 7 5 7 5 10 6 4 2 2 3 3 160
Dapat dilihat bahwa rencana anggaran jaringan kerja pelaksanaan proyek pembangunan kantor Kejati Sulsel yang realisasinya tepat 160 hari, hal ini menyebabkan tidak adanya hal-hal yang non teknis yang menyebabkan pelaksanaan kerja terhambat. Sehingga pekerjaan pembangunan kantor Kejati diserah terimakan pada tanggal 18 Desember 2012. PENUTUP KESIMPULAN 1. Pembangunan kantor Kejati Sulsel yang merupakan sarana kejaksaan tinggi hukum pemerintah yang dibuat pemerintah memiliki anggaran yang dikuasakan kepada kuasa pengguna anggaran. Anggaran yang diberikan sebesar Rp 27.256.500.000,- (harga borongan Rp 22.176.960.890,-). Dalam realisasinya hanya memerlukan anggaran sebesar Rp 22.172.276.545 atau tingkat realisasi tidak tinggi hanya sebesar 1,00% dengan efisiensi hanya sebesar Rp 4.684.345,2. Rencana jaringan kerja yang diberikan sebesar 160 hari kalender, dalam realisasinya PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah V menyelesaikannya tepat 160 hari kalender sesuai dengan berita acara serah terima tanggal 18 Desember 2012 karena tidak adanya hal-hal non teknis yang bisa menyebabkan pekerjaan terhambat. SARAN
1. Dalam perencanaan anggaran sampai realisasinya harus lebih perhatikan hargaharga satuan, biaya-biaya produksi, penggunaan alat-alat mobilisasi, sehingga dalam pemakaian dana dapat lebih tepat anggaran dan lebih efisien. 2. Harus ada pihak yang mengoreksi rencana anggaran biaya sebelum ditawarkan kepada pihak pertama. 3. Menetapkan system yang baik dan teratur baik antara pelaksanaan lapangan baik staf kantor didalam penerapan rencana anggaran biaya dan rencana jaringan kerja. Sehingga pekerjaan dapat selesai tepat waktu dan anggaran dapat efisien. DAFTAR PUSTAKA Christina, Ellen, Sugiarto, Fuad, Sukarno, Edi. 2001. Anggaran Perusahaan Suatu Pendekatan Praktis, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Dipohusodo, 2006, Struktur Beton Betulang, Erlangga, Jakarta. Djumanto, 2001.Mengenal Beberapa Uji Statistik dalam Penelitian, Liberty, Jogjakarta. Evi Maria, 2007, Akuntansi Untuk Perusahaan Jasa, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Gava Media, Yogyakarta. Horngren, C.T., S.M. Datar, G. Foster 2008, Akuntansi Biaya dengan Penekanan Manajerial, Alih Bahasa P.A. Lestari, Erlangga, Jakarta. Ilyas, Muh. Personal Interview in PT. Hutama Karya (Persero) Wilayah V, Proyek Pembangunan Gedung Kantor Kejati, Sulsel, tanggal 1 Maret 2013. Iman Soeharto, 2002, Manajemen Proyek: dari Konseptual Sampai Operasional Cetakan Keempat, Erlangga, Jakarta. Ismail H., D. Prawironegoro. 2009, Sistem Pengendalian Manajemen Konsep dan Aplikasi, Mitra Wacana Media, Jakarta. Jonathan Sarwono, 2006, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Graha Ilmu. Jakarta. Jusuf, Haryono. 2005. Dasar-dasar akuntansi, buku 2. Penerbit Stie, Yogyakarta Nafarin, M. 2007. Penggangaran Perusahaan. Edisi Ketiga, Cetakan Kedua, Buku 1, Salemba Empat, Jakarta. Prawironegoro, D. A. Purwanto. 2008. Penganggaran Perusahaan. Mitra Wacana Media, Jakarta Rudianto, 2009, Penganggaran, Erlangga, Jakarta. Sasongko, C., S.R. Parulian. 2010. Anggaran. Salemba Empat, Jakarta. Soekirno, 2005, Rencana Anggaran Biaya Proyek. Cetakan Ketiga. Erlangga, Jakarta.