Analisis Selisih Biaya Produksi sebagai Alat Pengendalian Biaya Pada Usaha Rumahan Kerupuk Barokah
Penulis NPM Pembimbing
: Eka Safitri : 22211357 : Ani Hidayati, SE. MMSI.
PENDAHULUAN Latar Belakang
• Perkembangan UMKM di Indonesia yang semakin pesat. • Masalah yang dihadapi perusahaan. • Pengendalian biaya produksi. • Penelitian sejenis yang dilakukan peneliti sebelumnya.
PENDAHULUAN Rumusan Masalah
Tujuan Penulisan
1. Bagaimana menganalisis selisih antara biaya standar dengan biaya yang sesungguhnya terjadi?
1. Untuk menganalisis selisih antara biaya standar dengan biaya yang sesungguhnya terjadi.
2. Bagaimana hasil analisis selisih antara biaya standar dengan biaya yang sesungguhnya terjadi?
2. Untuk mengetahui hasil analisis selisih antara biaya standar dengan biaya yang sesungguhnya terjadi.
Batasan Masalah Untuk analisis biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, menggunakan metode 2 selisih dan untuk analisis selisih biaya overhead pabrik menggunakan metode 3 selisih. Data yang digunakan adalah data produksi bulan Maret 2014.
Metode Penelitian Objek Penelitian Usaha Rumahan Kerupuk Barokah Metode Pengumpulan Data 1. Studi Pustaka 2. Studi Lapangan Jenis Data 1. Data Primer 2. Data Cross Section Teknik Analisis Data 1. Analisis Selisih BBB
= Metode 2 Selisih
2. Analisis Selisih BTKL
= Metode 2 Selisih
3. Analisis Selisih BOP
= Metode 3 Selisih
PEMBAHASAN Tabel 1 Perhitungan Selisih Harga dan Kuantitas BBB Bulan Maret 2014
SH = (HSt – HS) x KS SK = (KSt – KS) x HSt
Harga Jenis Bahan Baku
Harga
Kuantitas
Kuantitas
Selisih Selisih Harga
Standar
Sesungguhnya
Standar
Sesungguhnya
(1)
(2)
(3)
(4)
40.000
40.000
48 bal
48 bal
45.000
45.000
48 bal
44 bal
-
180.000 (L)
47.000
50.000
48 bal
45 bal
135.000 (R)
141.000 (L)
Kerupuk mentah rambak
40.000
40.000
48 bal
48 bal
-
-
Kerupuk mentah slondoh
48.000
50.000
48 bal
45 bal
Kerupuk mentah poco-
[(1) - (2)]*(4) -
Kuantitas [(3) - (4)]*(1) -
poco Kerupuk mentah polong putih Kerupuk mentah polong pelangi
Selisih Total Selisih
90.000 (R)
144.000 (L)
225.000 (R) 465.000 (L) 240.000 (L)
PEMBAHASAN Tabel 2 Data Biaya Tenaga Kerja Langsung Bulan Maret 2014 JKSt
JKS
Jam kerja / hari
8 jam
8 jam
Hari kerja / bulan
26 hari
25 hari
Jumlah tenaga kerja
6 orang
6 orang
Total jam kerja
1.248 jam
1.200 jam
Tarif upah/ jam
3.125
3.125
3.900.000
3.750.000
(JKSt – JKS) x TUSt (TUSt – TUS) x JKS
Tarif upah selama 1 bulan
Perhitungan Selisih BTKL * Tarif upah per hari Rp 25.000,00 Selisih Efisiensi
= (1.248 jam – 1.200 jam) x Rp 3.125 = Rp 150.000,00 (L)
Selisih Tarif Upah = (Rp 3.125 – Rp 3.125) x 1.200 jam = 0 Total Selisih BTKL = Rp 150.000,00 (L)
PEMBAHASAN Perhitungan Tarif BOP Tarif BOP Variabel Standar
Tarif BOP Tetap Standar
Tarif BOP Variabel
Tarif BOP Tetap
= Jumlah BOP Variabel Jam Kerja Standar
= Jumlah BOP Tetap Jam Kerja Standar
= Rp 8.257.500 1.248 jam
= Rp 308.283 1.248 jam
= Rp 6.616,6 / jam
= Rp 247 / jam
Tarif BOP Total Standar Tarif BOP Total
= Jumlah BOP Total Jam Kerja Standar = Rp 8.565.783 1.248 jam = Rp 6.863,6 /jam
PEMBAHASAN Tabel 3 Data Biaya Overhead Pabrik Bulan Maret 2014 BOP Variabel
BOP Variabel
Standar
Sesungguhnya
(Rp)
(Rp)
Pelastik Pembungkus
1.176.000
1.120.000
Minyak Goreng
5.520.000
5.520.000
Gas Tabung 3kg
1.224.000
1.173.000
337.500
295.300
Jenis Biaya
Tabel 4 Data Perolehan Aktiva Tetap
BOP Variabel :
Biaya Listrik Total BOP Variabel
8.257.500
8.108.300
Aktiva Tetap Gedung Oven Pengering
Harga
Jumlah
Umur
Perolehan
Unit
Ekonomis
56.000.000
1
20
6.000.000
1
10
184.000
3
5
BOP Tetap :
Mesin Press
Gedung
233.333
233.333
Plastik
Oven Pengering
50.000
50.000
Kompor Gas
135.000
3
5
Mesin Press Plastik
9.200
9.200
Kuali Besar
180.000
3
5
Kompor Gas
6.750
6.750
Kuali Besar
9.000
9.000
308.283
308.283
8.565.783
8.416.583
Total BOP Tetap Total BOP
PEMBAHASAN Tabel 5 Perhitungan Selisih Biaya Overhead Pabrik Bulan Maret 2014 Selisih Pengeluaran
Selisih Efisiensi
BOP Sesungguhnya
Rp 8.108.300,00
BOP Tetap pada kapasitas normal (1.560 jam x Rp 247)
Rp 385.320,00
BOP Variabel Sesungguhnya
Rp 7.722.980,00
-
Rp 7.939.920,00
Selisih Pengeluaran
Rp 216.940,00 (L)
-
Selisih Kapasitas Kapasitas normal
1.560 jam
Kapasitas sesungguhnya
1.200 jam
Kapasitas tak terpakai
-
360 jam
Tarif BOP tetap
Rp
Selisih Kapasitas
Rp 88.920,00
1.248 jam
Jam sesungguhnya
1.200 jam -
Selisih efisiensi
BOP Variabel yang dianggarkan pada jam yang sesungguhnya dicapai (1.200 jam x Rp 6.616,6)
Jam standar
247,00 / jam x (R)
48 jam
Tarif BOP
Rp
6.863,60 / jam x
Selisih Efisiensi
Rp 329.452,80 (L)
KESIMPULAN Selisih Harga pada analisis BBB mengalami kerugian (R) karena kanaikan harga bahan baku yang fluktuasinya tidak dapat dipastikan. Karena kenaikan harga tersebut, perusahaan mengurangi kuantitsas bahan baku sehingga mengalami selisih yang menguntungkan (L) karena biaya yang dikeluarkan menjadi berkurang.
Analisis Selisih
Jumlah Selisih
Keterangan
-
Selisih Harga
Rp 225.000,00
R
-
Selisih Kuantitas
Rp 465.000,00
L
Total Selisih BBB
Rp 240.000,00
L
Rp 150.000,00
L
-
-
Total Selisih BTKL
Rp 150.000,00
L
-
Selisih Pengeluaran
Rp 216.940,00
L
-
Selisih Kapasitas
Rp 88.920,00
R
-
Selisih Efisiensi
Rp 329.452,80
L
Rp 457.472,80
L
BBB
BTKL
Selisih efisiensi pada analisis BTKL mengalami keuntungan (L) karena jam kerja yang dicapai selama bulan maret hanya 25 hari kerja lebih kecil dibandingkan dengan yang distandarkan. selisih pengeluaran pada analisis BOP mengalami selisih yang menguntungkan (L) disebabkan karena berkurangnya biaya penggunaan bahan penolong. selisih kapasitas mengalami selisih yang merugikan (R) dikarenakan terdapat kapasitas jam produksi yang tak terpakai dan selisih efisiensi mengalami selisih yang menguntungkan (L) dikarenakan jam kerja yang sesungguhnya dicapai lebih kecil dibandingkan jam kerja yang distandarkan.
-
Selisih Efisiensi
-
Selisih Tarif Upah
BOP
Total Selisih BOP
SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, kegiatan produksi pada usaha kerupuk Barokah sudah berjalan secara efisien. Sebagai bahan pertimbangan untuk perusahaan, penulis menyarankan :
1. Karena selisih harga pada analisis selisih biaya bahan baku mengalami selisih yang merugikan, penulis menyarankan perusahaan untuk mempertimbangkan melakukan pembaruan terhadap standar yang ditetapkan karena fluktuasi harga di pasar yang tidak pasti. Pembaruan standar harus sering dilakukan untuk menghindari terjadinya selisih karena pada dasarnya kegiatan produksi selalu mengalami perubahan. 2. Kemudian untuk selisih kapasitas yang merugikan pada analisis selisih biaya overhead pabrik, penulis menyarankan perusahaan untuk mempertimbangkan menerima pesanan khusus untuk mengisi kapasitas produksi yang tak terpakai. Sehingga produksi perusahaan tetap berjalan secara maksimal.