ANALISIS EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BANK SUMUT KANTOR CABANG SIDIKALANG
Peneliti: Hendrik Elisa Sutejo Samosir, SE.Ak, M.Ak,CA
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDAN 2016
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan karunia-Nya, serta doa dan dorongan semangat penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan judul
yang dibawakan peneliti adalah
“ANALISIS EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN
PEMBERIAN
KREDIT PADA PT. BANK SUMUT KANTOR CABANG SIDIKALANG”. Dengan menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan penelitian ini masih banyak kekurangan dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan penulis, untuk itu penulis mengharapkan saran serta kritik yang sifatnya membangun untuk lebih menyempurnakan skripsi ini. Penulis berharap agar penelitian ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak. Selama menyelesaikan penelitian ini, penulis telah banyak mendapat bantuan moril maupun materil, serta memperoleh masukan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang sangat membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada :
1. Bapak Drs. Jusmer Sihotang, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas HKBP Nommensen Medan 2. Bapak Drs. Victor H. Sianipar, MSAc,Ak selaku Ketua Jurusan Program Studi Akuntansi di Universitas HKBP Nommensen Medan
i
3. Ibu Audrey M. Siahaan, SE, M.Si, Akt, selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi di Universitas HKBP Nommensen Medan 4. Bapak Armin Syahdin Kaban selaku Pimpinan cabang pada PT, Bank SUMUT Cabang Sidikalang, Bapak Robet Siburian selaku seksi adm & Penyelamat kredit pemasaran atas kesediaannya dan keramahannya menerima penulis riset diperusahaan tersebut dan telah banyak meluangkan waktu untuk memberikan data yang diperlukan penulis Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi pengumpulan data, penggunaan kata-kata maupun dari segi penulisan. Maka dengan ini penulis berharap semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengucap terima kasih dan salam kasih.
Medan, Juni 2016
ii
ANALISIS EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERN PEMBERIAN KREDIT PADA PT. BANK SUMUT CABANG SIDIKALANG Oleh : Hendrik Elisa Sutejo, SE.Ak,M.Ak,CA
PT. Bank Sumut Cabang Sidikalang, sebagai salah satu bank swasta yang menyalurkan dananya terbesar ke sektor kredit mikro khususnya para pedagang di kawasan khususnya daerah Sidikalang. Pemberian kredit kepada masyarakat menjadi kegiatan yang mendominasi pengalokasian dana bank peningkatan pemberian kredit oleh bank akan dapat meningkatkan pendapatan namun disamping itu, peningkatan pemberian kredit juga akan di ikuti oleh tingginya tingkat resiko bagi bank. Resiko tersebut adalah tidak tertagihnya kredit nasabah. Permasalahan ini bisa dihindari dengan adanya suatu pengendalian intern yang memadai dalam bidang perkreditan. Dengan kata lain di perlukan suatu pengendalian intern yang dapat menunjang efektivitas sistem pemberian kredit. Adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah Pengendalian Intern dalam Pemberian Kredit pada PT. Bank SUMUT Cabang Sidikalang telah diterapkan secara Efektif. Dari hasil penelitian yang telah dianalisis, maka dapat dibuat kesimpulan: (1) Telah ada pemisahan fungsi antara pejabat yang terkait yaitu bagian pemasaran, bagian operasional, pimpinan cabang, wakil pimpinan, APK, dan Verifikator, sehingga pelaksanaan fungsi-fungsi pemberian kredit di Bank SUMUT Cabang Sidikalang telah efektif. (2) Fungsi yang terkait dalam pemberian kredit pada Bank SUMUT Cabang Sidikalang telah melaksanakan kebijakan atau peraturan yang telah ditetapkan. (3) Review terhadap pelaksanaan kredit pada Bank SUMUT Cabang Sidikalang telah diberikan secara terus menerus. (4) Pejabat yang terkait dalam pemberian kredit pada Bank SUMUT Cabang Sidikang telah sesuai dengan keahliannya atau kompeten di bidangnya. (5) Pengendalian intern pemberian kredit pada Bank SUMUT Cabang Sidikalang sudah sangat efektif. (6) Terjadinya kredit macet pada Bank SUMUT Cabang Sidikalang disebabkan oleh faktor eksternal (pihak nasabah). Adapun yang menjadi saran dalam penelitian ini adalah: (1) Dalam pemberian kredit kepada nasabah, sebaiknya pihak yang mentaksasi agunan dan analisis permohonan kredit dilakukan oleh bagian pemasaran. (2) Sebaiknya pihak Bank SUMUT Cabang Sidikalang melakukan investigasi kepada nasabah untuk melihat pinjaman tersebut digunakan sesuai dengan tujuan yang tercantum dalam permohonan kredit. Kata Kunci: Pengendalian Intern, dan Pemberian Kredit
vi
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ....................................................................................
i
ABSTRAK SKRIPSI .....................................................................................
iv
DAFTAR ISI ...................................................................................................
v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
ix
BAB I : PENDALHULUAN ..........................................................................
1
1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................
5
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................
6
1.4 Manfaat Penelitian ...........................................................................
6
BAB II :Landasanteori ..................................................................................
7
2.1Bank ................................................................................................
7
2.1.1Pengertian Bank .................................................................
7
2.1.2 Sumber Dana Bank..........................................................
8
2.2Kredit ..............................................................................................
8
2.2.1 PengertianKredit .............................................................
8
2.2.2 FungsiKredit.................................................................... 10 2.2.3 TujuanKredit ................................................................... 11 2.2.4 Jenis-jenisKredit.............................................................. 12 2.2.5 ProsedurPemberianKredit ............................................... 13 2.2.6 Prinsip-prinsipPemberianKredit...................................... 17 2.3 SistemPengendalian Internal .......................................................... 20 2.3.1 PengertianSistemPengendalian Internal .......................... 20 2.3.2 TujuanSistemPengendalianInrenal .................................. 22
iv
2.3.3 PengertianEektivitas........................................................ 22 2.3.4 Aspek-aspekEfektivitas ................................................... 23 2.4 KomponenPengendalian Internal ................................................... 24 2.4.1 Unsur-unsurPengendalian Internal .................................. 26 2.4.2 Pengendalian Internal PemberianKredit ......................... 28 2.4.3 TujuanPengendalian Internal Kredit ............................... 28 2.4.4 KriteriaPengendalian Internal Kredit .............................. 29 2.5 TinjauanPenelitianTerdahulu ......................................................... 30
BABIII:METODE PENELITIAN ............................................................... 31 3.1 ObjekPenelitian .............................................................................. 31 3.2 JenisPenelitian ................................................................................ 31 3.3 Populasi dan Sampel ...................................................................... 32 3.3.1 Populasi ........................................................................... 32 3.3.2 Sampel ............................................................................. 32 3.3.3 Jenis dan Sumber Penelitian ........................................... 32 3.4 TeknikPengumpulan Data .............................................................. 33 3.5 MetodeAnalisis .............................................................................. 34 BAB IV : ANALISIS HASIL PENELITIAN .............................................. 36 4.1 Sejarah Umum Perusahaan .............................................................. 37 4.2 Struktur Organisasi .......................................................................... 39 4.3 Job Deskripsi ................................................................................... 40 4.4 Fungsi-Fungsi yang Terkait Dalam Prosedur Pemberian Kredit..... 44 4.5 Dokumen-Dokumen yang Digunakan Dalam Pemberian Kredit .... 46 4.6 Analisis Data.................................................................................... 48
v
4.6.1 Pemisahan Fungsi Antara Pejabat yang Terkait..................... 48 4.6.2 Kebijakan atau Peraturan yang Ketat Terhadap Pemberian Kredit ................................................................... 50 4.6.3 Pejabat yang Kompeten Dibidangnya .................................... 52 4.6.4 Review Terhadap Pelaksanaan Kredit yang Telah Diberikan Secara Terus Menerus ................................. 53 4.6.5 Hasil Penelitian ...................................................................... 54 BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................... 55 5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 56 5.2 Saran ................................................................................................ 56 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
1.1.
Jumlah Pemberian Kredit modal kerja PT. Bank Sumut Sidikalang tahun 2013-2014................................................................
4
2.1.
Tinjauan Penelitian Terdahulu ............................................................. 30
4.1.
Hasil Kuesioner Pemisahan Fungsi Pejabat yang Terkait .................... 49
4.2.
Hasil Kuesioner Kebijakan atau Peraturan yang Ketat Terhadap Pemberian Kredit ................................................................. 50
4.3.
Pejabat yang Kompeten Dibidangnya .................................................. 52
4.4.
Hasil Kuesioner Review Terhadap Pelaksanaan Kredit yang Telah Diberikan Secara Terus Menerus ............................................... 53
vii
DAFTAR GAMBAR
4.1.
Struktur Organisasi Bank SUMUT Kantor Cabang Sidikalang ........... 39
viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Dalam sistem perekonomian suatu negara,industri perbankan merupakan
salah satu sektor yang penting sebagai penunjang perekonomian.Di Indonesia sendiri lembaga perbankan merupakan mitra usaha yang sangat penting bagi perusahaan industri,perusahaan dagang,maupun perusahaan jasa. Perusahaanperusahaan tersebut membutuhkan dana yang cukup besar dalam upaya membiayai kegiatan usahanya. Kemudahan dalam penyediaan dana untuk koperasi perusahaan tersebut dapat diperoleh dari fasilitas–fasilitas yang diberikan oleh perbankan. Oleh karena itu, perbankan merupakan lembaga keuangan yang memegang peranan penting dalam kehidupan perekonomian. Peranan industri perbankan dalam rangka penunjang perekonomian dapat dilakukan dengan cara menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyarakat dengan sumber perolehan dana bank berasal dari simpanan atau tabungan masyarakat yang dimaksukkan dalam bank berupa giro, deposito,tabungan, dan sebagainya yang kemudian akan di salurkan kembali kepada masyarakat yang membutuhkan dana terutama pada dunia usaha dalam bentuk pinjaman atau kredit kepada nasabahnya. Perkreditan merupakan penyediaan uang atau tagihan berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya pada jangka waktu
1
2
tertentu dengan jumlah bunga imbalan yang telah ditentukan. Kredit yang ditawarkan oleh bank
juga terdiri atas beberapa jenis yang didasarkan pada
berbagai unsur ekonomi yang mempengaruhi bidang usaha para nasabahnya. Pengelolaan kredit yang dilakukan oleh bank adalah suatu hal yang penting dilakukan agar kredit dapat berjalan dengan baik dan meminimalkan halhal yang mungkin terjadi diluar perhitungan.Melakukan pengolahan kredit berarti melaksanakan fungsi-fungsi manajemen,dimana dalam mengelola dan mengatur kredit perlu dilakukan perencanaan yang matang.Kemudian setelah direncanakan maka diorganisasikan, agar perencanaan tersebut lebih terarah.Organisasi sangat penting karena merukapan tempat bagi suatu bank dalam mencapai tujuannya. Pelaksanaan pengelolaan kredit dapat meningkatkan keuntungan bagi sebuah bank.Memperoleh keuntungan merupakan tujuan utama bagi suatu perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.kunci dari keberhasilan manajemen
bank
adalah
bagaimana
bank
tersebut
bisa
merebuthati
masyarakat.Dalam memberikan kredit, kepada pihak nasabah disuatu bank harus memiliki sistem pengendalian intern harus dilaksanakan sebaik-baiknya, dimana sistem pengendalian intern yang baik akan sangat membantu organisasi dalam menghindari atau kecurangan–kecurangan yang akan merugikan nasabah serta bank (organisasi) itu sendiri. Dengan terselenggaranya pengendalian intern yang memadai dalam bidang perkreditan, berarti menujukkan sikap kehati-hatian dalam pemberian kredit tersebut.Pengendalian internal yang memadai pada dasarnya bertujuan untuk melindungi harta milik organisasi dengan meminimalkan kemungkinan terjadinya penyelewengan, pemborosan,kredit macet,serta meningkatkan efisiensi
3
dan efektivitas kerja. Pengendalian internal yang memadai diharapkan dapat menjamin proses pemberian kredit tersebut dan terhindar dari kesalahankesalahan atau penyelewengan-penyelewengan. Pemberian kredit kepada masyarakat menjadi kegiatan yang mendominasi pengalokasian dana bank peningkatan pemberian kredit oleh bank akan dapat meningkatkan pendapatan,yaitu berupa bunga atas kredit yang diberikan. Namun disamping itu, peningkatan pemberian kredit juga akan di ikuti oleh tingginya tingkat resiko bagi bank. Resiko tersebut adalah tidak tertagihnya kredit nasabah. Permasalahan ini bisa dihindari dengan adanya suatu pengendalian intern yang memadai dalam bidang perkreditanDengan kata lain di perlukan suatu pengendalian intern yang dapat menunjang efektivitas sistem pemberian kredit. PT. Bank Sumut Cabang Sidikalang, sebagai salah satu bank swasta yang menyalurkan dananya terbesar ke sektor kredit mikro khususnya para pengusaha di kawasan daerah Sidikalang. PT. Bank Sumut Cabang Sidikalang menerapakan prosedur dan kebijakan dengan baik dalam pemberian kredit, namun disisi lain terdapat masalah yang dialami Bank Sumut yaitu kredit macet.Semakin banyak jumlah kredit yang disalurkan kepada masyarakat maka resiko yang akan terjadi juga semakin besar.Namun di sisi lain terdapat masalah yang dialami bank sumut cabang sidikalang yaitu kredit macet dimana kredit bermasalah ini digolongkan menjadi tiga yaitu kredit kurang lancar, kredit diragukan, dan kredit macet inilah yang sangat dikhawatirkan oleh setiap bank, karena akan mengganggu kondisi keuangan bank, bahkan dapat mengakibatkan berhentinya kegiatan usaha bank.
4
Tabel 1.1 Jumlah Pemberian Kredit Modal Kerja PT. Bank Sumut Kantor Cabang Sidikalang Tahun 2014 dan 2015 Keterangan
Kredit Lancar
Jumlah Kredit yang
Jumlah Kredit yang
diberikan
diberikan
(dalam rupiah)
(dalam rupiah)
2014
2015
348.783.000.000
325.747.000.000
1.790.000.000
1.150.000.000
Kredit Kurang Lancar
172.000.000
136.000.000
Kredit Diragukan
249.000.000
336.000.000
2.594.000.000
4.352.000.000
353.588.000.000
331.721.000.000
Kredit DPK
Kredit Macet Total Kredit
Sumber: Bank Sumut Cabang Sidikalang Dari tabel 1.1 dapat diketahui pada tahun 2014 total kredit yang diberikan kepada masyarakat sebesar Rp353.588.000.000dari jumlah pemberian kredit terdapat kreditmacet sebesar Rp2.594.000.000rasio kredit bermasalah sebesar 0,85%dari jumlahkredit yang diberikan, sedangkan pada tahun 2015 total kredit yang diberikansebesar
Rp331.721.000.000dan
jumlah
kreditmacet
sebesar
Rp4.352.000.000denganrasio1,45%dari kredit bermasalah sebesar dari jumlah kredit yang diberikan. Dari uraian diatas dapat dilihat jumlah kredit macet pada tahun 2014 mengalami peningkatan dari tahun 2015. Dari keterangan diatas penulis tertarik untuk menganalisis efektivitas sistem pengendalian internal pemberian kredit pada Bank Sumut Kantor Cabang Sidikalang untuk mengetahui bagaimana tingkat keefektifan sistem pengendalian internal pemberian kredit pada Bank Sumut Kantor Cabang Sidikalang tersebut dalam menyalurkan kreditnya sehingga pemberian kredit yang disalurkan di Bank dapat dikatakan efektif dan Lancar. Hal ini membuat penulis tertarik untuk
5
membahas Analisis efektivitaspengendalian internal pemberian kredit dengan judul: “Analisis Efektivitas Pengendalian Intern Pemberian Kredit Pada PT. Bank SumutKantor Cabang Sidikalang”.
1.2
Perumusan masalah Perkembangan dunia gerak dan ukuran usaha yang begitu kompleks dan
meluas yang mengharuskan manajemen juga harus mampu mengawasi jalannya suatu operasi perusahaan secara efektif.Situasi seperti ini sangat dirasakan terutama dikalanganperbankan.Permasalahan merupakan faktor yang menghambat atau yang menghalangi kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya.Oleh karena itu, sebelum penelitian dilakukan lebih lanjut, terlebih dahulu perlu diketahui perumusan masalah agar penulis lebih terarah dan sistematis. Menurut Moh. Nazir: Masalah timbul karena adanya tantangan, adanya kesanksian, ataupun kebingungan kita terhadap suatu hal atau fenomena, adanya kemenduaan arti (ambiguity), adanya halangan dan rintangan, adanya celah (gap) baik antar kegiatan atau antar fenomena, baik yang telah ada ataupun yang akan ada.1 Berdasarkan latar belakang yang telah diuraiakan diatas,dan telah memperlihatkan pentingnya pemberian kredit kepada masyarakat maka dapat dirumuskan permasalahan yang perlu diketahui
jawabannya,yaitu
Apakah
pengendalian intern dalam pemberian kredit pada PT.Bank SumutCabang Sidikalang telah diterapkan secara efektif?
1
Moh. Nazir, Metodologi Penelitian, Cetakan Ketujuh: Ghalia Indonesia, Bogor, 2011,
Hal. 111
6
1.3
Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui dan
menganalisis tingkat keefektifan pengendalian intern dalam pemberian kredit pada PT. Bank Sumut Cabang Sidikalang.
1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian yang dilakukan yaitu: 1. Bagi penulis Adapun manfaat penelitian bagi penulis ialah untuk melatih
dan
mengembangkan kemampuan berpikir ilmiah khususnya mengenai penerapan pengendalian intern pemberian kredit di bank. 2. Bagi perusahaan Adapun manfaat penelitian bagi perusahaan ialah dapat menjadi bahan evaluasi bagi perusahaan tentang penerapan sistem pengendalian intern yang efektif dalam meningkatkan kualitas kredit dan penagihan sehingga dapat dihasilkan kredit yang berkualitas. 3. Bagi peneliti selanjutnya Adapun manfaat penelitian bagi peneliti selanjutnya adalah dapat menjadi bahan perbandingan bagi peneliti yang ingin meneliti terhadap permasalaha yang sejenis dan mengkaji lebih dalam.
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bank 2.1.1 Pengertian Bank Bank merupakan usaha di bidang keuangan yang menarik dan mengeluarkan uang di masyarakat,terutama memberikan kredit dan jasa di lalulintas pembayaran dan peredaran uang. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.7 Tahun 1992 yang telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 tahun 1998 Tentang Perbankan, bank diartikan sebagai : Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainya dalam rangka menimgkatkan taraf hidup rakyat banyak .2 Sedangkan menurut Kasmir bank diartikan sebagai “lembaga keuangan yangkegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasajasa bank lainya.”3 Berdasarkan pengertian–pengertian diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat kemudian menyalurkan kembali kepada masyarakat.
2
Malayu S.P. Hasibuan.Dasar-dasar Perbankan , Bumi Aksara, Jakarta, 2011, hal. 1 Kasmir.Lembaga Keuangan Bank, Cetakan Kedua Belas:Rajagrafindo Persada Jakarta,2018,hal.25 3
7
8
2.1.2 Sumber Dana Bank Sumber dana bank adalah suatu usaha yang dilakukan oleh bank untuk mencari atau menghimpun dana untuk digunakan segai biaya operasi dan pengelolaan bank. Dana yang dihimpun bersal dari dalam perusahaan maupun lembaga lain diluar perusahaan dan juga dapat diperoleh dari masyarakat. Pemilihan sumber dana akan menentukan besar kecilnya biaya yang ditanggung.Oleh karena itu pemilihan sumber dana harus dilakukan secara tepat. adapun sumber-sumber penghimpunan dana bank tersebut adalah sebagai berikut: a. Dana pihak pertama yang bersumber dari bank itu sendiri : modal sendiri, yaitu setoran modal dari para pemilik atau bank mengeluarkan atau menjual saham baru kepada pemilik baru atau cadangan-cadangan laba yang belum digunakan b. Dana pihak kedua atau yang bersumber dari lembaga lain : Kredit likuiditas dari Bank Indonesia, Pinjaman antar bank, Pinjaman dari luar-luar negeri, Surat Berharga Pasar Uang ( SBPU ) . c. Dana Pihak ketiga atau yang berasal dari masyarakat luas:Simpanan Tabungan, rekening giro, deposito.
2.2 Kredit 2.2.1 Pengertian Kredit Dalam
meningkatkan
kegiatan
usahanya
sehari-hari,bank
harus
mempunyai dana agar dapat memberikan kredit kepada masyarakat, dalam memberikan kredit,bank dituntut agar mendapat keuntungan yang besar sehingga
9
cukup untuk menutupi seluruh biaya overhead dan biaya operasional lainnya. Pendapatan dana yang menguntungkan adalah dalam bentuk kredit, namun demikian dengan resiko yang dihadapi oleh bank dalam penempatan dana juga besar oleh karena itu bank harus berhati-hati dalam penempatan dana dalam bentuk kredit. Istilah
kredit
sangat
berhubungan
dengan
kegitan
usaha
perbankan.Pengertian kredit mempunyai dimensi yang beraneka ragam,dimulai kata kredit yang berasal dari bahasa Yunani “credere” yang berarti kepercayaan.Maksudnya adalah apabila seseorang memperoleh kredit,berarti mereka memperoleh kepercayaan. Sementara itu,bagi sipemberi kredit artinya memberikan kepercayaan kepada seseorang bahwa uang yang dipinjamkan pasti kembali. Kedalam arti yang lebih luas pegertian kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pemberian atau mengadakan suatu pinjaman dengan suatu janji pembayarannya akan dilakukan pada jangka waktu yang disepakati. Pengertian kredit menurut UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan UU No. 7 Tahun 1992 yaitu : Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat di persamakan dengan itu,berdasarkan persetujuan atau kesepakan pinjam–meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.4
4
Undang-Undang No.10 tahun 1998 tentang perubahan atas UU No.7 Tahun 1992 Tentang Perbankan pasal 1 ayat 7
10
2.2.2 Fungsi kredit Manusia memerlukan kredit karena manusia adalah homo economicus dan setiap manusia selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhannya.Kebutuhan manusia beraneka ragam sesuai dengan harkatnya yang selalu meningkat, Sedangkan kemampuannya untuk mencapai sesuatu yang diinginkan terbatas. Menurut Ismail Manfaat pemberian kredit sebagai berikut: 1. Manfaat Kredit Bagi Bank a. Kredit yang diberikan bank kepada nasabah akan mendapatkan balas jasa berupa bunga. b. Pendapatan bunga bank berpengaruh pada peningkatan profitabilitas bank. c. Pemberian kredit kepada nasabah secara sinergi akan memasarkan produk lain seperti produk dana dan jasa. d. Kegiatan kredit dapat mendorong peningkatan kemampuan pegawai untuk lebih memahami secara terperinci aktivitas usaha para debitur diberbagai sektor usaha. 2. Manfaat Kredit Bagi Debitur a. Meningkatkan usaha nasabah. Kredit yang diberikan oleh bank untuk memperluas volume usaha, misalnya kredit untuk membeli bahan baku, pengadaan mesin dan peralatan, dapat membantu nasabah untuk meningkatkan volume produksi dan penjualan. b. Biaya Kredit Bank (provinsi dan administrasi) pada umumnya murah. c. Bank menawarkan berbagai jenis kredit sehingga debitur dapat memilih jenis kredit sesuai dengan tujuan penggunaanya. d. Bank juga memberikan fasilitas lainnya kepada debitur, sehinnga debitur dapat menikmati fasilitas lainnya yang ditawarkan oleh bank. e. Jangka waktu kredit disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan debitur dalam membayar kembali kredit tersebut. 3. Manfaat Kredit Bagi Pemerintah a. Kredit dapat digunakan sebagai alat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. b. Kredit bank dapat digunakan sebagai alat pengendali moneter. c. Kredit bank dapat menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan masyarakat.
11
d. Secara tidak langsung kredit bank dapat meningkatkan pendapatan negara, yaitu pendapatan pajak. i. Pajak pendapatan dari bank yang memberikan kredit karena terdapat kenaikan laba yang berasal dari bunga kredit. ii. Pajak pendapatan dari debitur. iii. Kredit bank dapat memperluas pasar, yaitu dengan semakin luasnya volume produksi dan konsumsi masyarakat. 4. Manfaat Kredit Bagi Masyarakat Luas a. Mengurangi tingkat pengangguran. b. Melibatkan masyarakat yang memiliki profesi tertentu, misalnya akuntan, notaris, dan asuransi. c. Penyimpanan dana akan mendapat bunga lebih tinggi dari bank apabila bank dapat meningkatkan keuntungannya. d. Memberi rasa aman bagi masyarakat yang menggunakan pelayanan jasa perbankan.5
2.2.3 Tujuan Kredit Disamping memiliki manfaat, pemberian kredit juga memiliki fungsi kredit.Adapun fungsi kredit tersebut yaitu Menurut Ismail bahwa fungsi kredit adalah sebagai berikut : 1. Kredit dapat meningkatkan arus tukar menukar barang danjasa. 2. Kredit merupakan alat yang dipakai untuk memanfaatkan idle fund. 3. Kredit dapat menciptakan alat pembayaran yang baru. 4. Kredit sebagai alat pengendali harga. 5. Kredit dapat menaktifkan dan meningkatkan manfaat ekonomi yang ada.6 Dari beberapa fungsi kredit di atas dapat disimpulkan bahwa bantuan kredit mempunyai peranan yang penting dalam mendorong para pegawai atau nasabah dalam pengembangan usaha atau untuk memproduksi dan memenuhi
5
Ismail, Manajemen Perbankan: Dari Teori Menuju Aplikasi, Edisi Satu: Kencana, Jakarta, 2010,hal.97 6 Ibid, hal. 96
12
kebutuhan pokok utama nasabah, sehingga potensi-potensi ekonomi yang didapat dimanfaatkan semaksimal mungkin dengan dana yang didapatkan dari kredit. 2.2.4Jenis-jenis Kredit Beragamnya jenis usaha, menyebabkan beragam pula kebutuhan akan dana. Kebutuhan dana yang beragam menyebabakan jenis kredit juga beragam. Hal ini disesuaikan dengan kebutuhan dana yang diinginkan nasabah. Dalam praktiknyakredit yang diberikan bank umum dan bank perkreditan rakyatuntuk masyrakat terdiri dari berbagai jenis.Menurut Kasmir jenis kredit antara lain: 1. Dilihat Dari segi Kegunaan a. Kredit investasi b. Kredit modal kerja Kredit modal kerja,kredit yang digunakan untuk keperluan menigkatkan produksi dalam operasinya. 2. Dilihat Dari Tujuan Kredit a. Kredit produktif, kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang dan jasa. b. Kredit konsumtif, kredit yang digunakan untuk konsumsi secara pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh sesesorang atau badan usaha. c. Kredit perdagangan, kredit yang digunakan untuk perdangangan biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayaranya diharapkan dari hasil penjualan barang dangangan tersebut. 3. Dilihat Dari Segi Jangka Waktu a. Kredit jangka pendek merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari satu tahun atau paling lama satu tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja. b. Kredit jangka menengah, kredit yang jangka waktu kreditnya berkisar antara satu tahun sampai dengan 3 tahun,biasanya untuk investasi. c. Kredit jangka panjang, kredit yang masa pengembaliannya palingpanjang. kredit jangka panjang waktu pengembaliannya diatas tiga tahun atau lima tahun.
13
4. Dilihat Dari Segi Jaminan a. Kredit dengan jaminan, yaitu kredit yang diberikan dengan suatu jaminan, jaminan tersebut dapat berupa berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud. b. Kredit tanpa jaminan, yaitu kredit yang diberikan dengan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit Jenis diberikan dengan melihat prospek usaha dan karakter serta loyalitas atau nama baik si calon debitur selama ini. 5. Dilihat Dari Segi Sektor Usaha a. Kredit Pertanian, yaitu kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian rakyat b. Kredit Peternakan, dalam hal ini untuk jangka pendek misalnya peternakan ayam dan untuk jangka panjang misalnya sapi atau kambing c. Kredit Industri, yaitu kredit membiayai industri kecil,menengah atau besar. d. Kredit Pertambangan, jenis usaha tambang yang dibiayainya biansa dalam jangka panjang, seperti tambang emas, minyak atau tanah. e. Kredit Pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana pendidikan. f. Kredit Profesi, diberikan kepada para profesional seperti dosen, dokter, atau pengacara. g. Kredit Perumahan,yaitukredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian perumahan.7 2.2.5 Prosedur Pemberian Kredit Prosedur
pemberian
sebelumsuatukredit
kredit
merupakan
diputuskan
untuk
tahap-tahap
yang
diberikan.Tujuanya
harus
dilalui
adalah
untuk
mempermudah bank dalam menilai kelayakan suatu permohonan kredit.
Menurut Mulyadi menyatakan defenisi prosedur sebagai berikut : Prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk
7
Kasmir. Dasar-Dasar Perbankan, Cetakan Kesembilan: RajaGrafido Persada Jakarta, 2011, hal. 109
14
menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahan yang terjadi berulang-ulang.8 Prosedur pemberian kredit oleh dunia perbankan antara bank yang satu dengan bank yang lain tidak jauh berbeda. Yang menjadi perbedaan mungkin hanya terletak dari bagaimana cara-cara bank tersebut menilai serta persyaratan yang ditetapkannya dengan pertimbangan masing-masing bank. Menurut Kasmir,secara umum akan dijelaskan prosedur pemberian kredit sebagai berikut: 1. Pengajuan proposal Untuk memperoleh fasilitas kredit dari bank maka tahap yang pertama pemohon kreditmengajukan permohonan kredit secara tertulis dalam suatu prosposal.Proposal kredit harus dilampiri dengan dokumen–dokumen lainnya yang dipersayaratkan. Yang perlu diperhatikan dalam setiap pengajuan proposal suatu kredit hendaknya yang berisi keterangan tentang: - Riwayat perusahaan, seperti riwayat hidup perusahaan, jenis bidang usaha,nama pengurus berikut latar belakang pendidikannya, perkembangan perusahaan,serta wilayah pemasaran - Maksud dan tujuan Apakah untuk memperbesar omset penjualan atau meningkatkan kapasitas produksi atau mendirikan pabrik baru (perluasan serta tujuan lainnya) - Besarnya Kredit dan jangka waktu Dalam hal ini pemohon menentukan besarnya jumlah kredit yang ingin diperoleh dan jangka waktunya dapat kita lihat dari cash flow serta laporan keuangan (neraca dan laporan laba-rugi) tiga tahun terakhir - Cara pemohon mengembalikan kredit, dijelaskan secara rinci cara-cara nasabah dalam mengembalikan kredit - Jaminan kredit,Selanjutnya proposal dilampiri dengan berkas – berkas yang telah di persyaratkan seperti: a. Akte notaris Dipergunakan untuk perusahaan yang berbentuk PT (perseroan terbatas)atau yayasan. b. TDP(Tanda Daftar Perusahaan) 8
Mulyadi, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Kempat: Salemba Empat, Jakarta,2008. hal 5
15
Merupakan tanda daftar perusahaan yang dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian dan Perdangangan dan biasanya berlaku lima tahun, jika habis dapat diperpanjang kembali.
c. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak ) Nomor pokok wajib pajak,dimana sekarang ini setiap pemberian kredit terus dipantau oleh Bank Indonesia adalah NPWP-nya d. Necara dan laporan rugi laba tiga tahun terakhir e. Bukti diri dari pimpinan perusahaan f. Foto kopi sertifikat jaminan 2. Penyelidikan berkas pinjaman Tahapan selanjutnya adalah penyelidikan dokumen-dokumen yang dianjukan pemohon kredit.Tujuannya adalah mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah lengkap sesuai persyaratan yang telah ditetapkan.Dalam penyelidikan berkas hal-hal yang perlu diperhatikan adalah membuktikan kebenaran dan keaslian dari berkas-berkas yang ada, seperti kebenaran dan keaslian akta Notaris, Tanda Daftar Perusahaan, Kartu Tanda Penduduk,dan surat- surat jaminan seperti sertifikat tanah. 3. Penilaian kelayakan kredit Dalam penilaian layak atau tidak suatu kredit disalurkan, maka perlu dilakukan suatu penilaian kredit. Apabila salah satu aspek tidak memenuhi syarat maka perlu dilakukan pertimbangan untuk mengambil keputusan.Adapun aspek-aspek yang perlu dinilai dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah: a. Aspek hukum Tujuannya untuk menilai keaslian dan keabsahan dokumendokumen yang diajukan oleh pemohon kredit.Penilaian aspek hukum meliputi: - Akta notaris - Kartu Tanda penduduk(KTP) - Tanda Daftar Perusahaan (TDP) - Izin usaha - Izin Mendirikan Bangunan (IMB) - Nomor Pokok Wajib Pajak(NPWP) -Sertifikat–sertifikat yang dimiliki -Bukti Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) b. Aspek Pasar dan Pemasaran Merupakan aspek untuk apakah kredit yang dibiayai akan laku di pasar dan bagaimana strategi pemasaran yang dilakukan. c. Aspek Keuangan
16
Untuk menilai keuangan perusahaan yang dilihat dari laporan keuangan yaitu neraca,laporan laba rugi, tiga tahun terakhir. d. Aspek teknis /operasi Dalam aspek ini yang dinilai adalah masalah lokasi usaha,kemudian kelengkapan sarana dan prasarana yang dimiliki, termasuk layout gedung ruangan.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
e. Aspek manajemen Untuk menilai pengalaman peminjam dalam mengelola usahanya. f. Aspek ekonomi sosial Untuk menilai dampak usaha yang diberikan terutama bagi masyarakat luas, baik ekonomi maupun sosial. g. Aspek AMDAL Aspek ini sangat penting dalam rangka apakah usaha yang dibuat sudah memenuhi kriteria analisis dampak lingkungan terhadap darat, air dan udara sekitarnya. Wawancara Pertama Tahap ini merukan penyelidikan kepada calon peminjam dengan cara berhadapan langsung dengan calon peminjam. Tujuannya adalah untuk mendapatkan keyakinan apakah berkas-berkas tersebut sesuai dan lengakap seperti yang bank inginkan. Peninjauan Ke Lokasi (on the spot) Tujuan peninjauan ke lapangan adalah untuk memastikan bahwa objek yang akan dibiayai benar-benar ada dan sesuai dengan apa yang tertulis dalam proposal. Wawancara Kedua Wawancara kedua ini merupakan kegiatan perbaikan kertas, jika mungkin ada kekurangan-kekurangan pada saat setelah dilakukan on the spot dilapangan. Keputusan Kredit Adalah menentukan apakah kredit layak untuk diberikan atau ditolak,jika layak, maka dipersiapkan administrasinya, biasanya keputusan kredit akan mencakup: - akad kredit yang akan ditandatangani - jumlah uang yang diterima - jangka waktu kredit - biaya-biaya yang harus dibayar Penandatanganan Akad Kredit / Perjanjian Lainnya kegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit. Penandatanganan dilaksanakan: - antara bank dengan debitur secara langsung - melalui notaris. Realisasi kredit Realisasi kredit diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang diperlukan denganmembukarekening giro atau tabungan di bank
17
yang bersangkutan,pencairan danakredit tergantung kesepakantan kedua belah pihak dan dapat dilakukan: - Sekaligus - Atau Secara bertahap 9 2.2.6 Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit
dari
Sebelumsuatu fasilitas kredit diberikan, maka bank harus merasa yakin bahwakredit yang diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Kriteriapenilaian kredit yang harus dilakukan oleh bank dengan analisis 5C dan 7P (Kasmir) Penilaian kredit dengan metode analisis 5C,yaitu : 1. Character Adalah sifat atau watak seseorang dalam hal ini calon debitur yang bertujuan untuk memberikan keyakinan kepada bank bahwa sifat atau watak dari orang yang akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya yang tercermin dari latar belakang di nasabah baik bersifat pihak yang akan menjadi ukuran untuk menilai kemauan nasabah untuk membayar kredit dengan berbagai cara. 2. Capacity Digunakan untuk melihat kemampuan calon nasabah dalam membayar kredit yang dihubungkan dengan kemampuan mengelola bisnis serta kemampuan mencari laba. Sehingga pada akhirnya akan terlihat kemampuan dalam mengembalikan kredit yang diberikan. Semakin banyak sumber pendapatan seseorang maka semakin besar kemampuan untuk membayar kredit. 9
Kasmir. Dasar-dasar Perbankan, Cetakan Keduabelas:RajaGrafindo Persada Jakarta ,2014 hal. 136
18
3. Capital Digunakan bank untuk melihat modal calon nasabah, biasanya bank tidak akan bersedia untuk membiayai suatu usaha 100%, artinya setiap nasabah yang mengajukan permohonan kredit harus pula menyediakan dari sumber lainnya atau modal sendiri dengan kata lain capital adalah untuk mengetahui sumbersumber pembiayaan yang dimiliki terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank. 4. Collateral Merupakan penilaian jaminan yang diberikan calon debitur yang baik bersifat fisik maupun non fisik.Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan dan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan dapat dipergunakan secepat mungkin.Fungsi jaminan adalah sebagai pelindung bank dari resiko kerugian. 5. Condition Digunakan dalam menilai kredit, hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi sekarang dan untuk di masa yang akan datang sesuai sektor masing-masing. Dalam kondisi perekonomian yang kurang stabil sebaiknya pemberian kredit untuk sektor tertentu jangan diberikan terlebih dahulu dan walaupun diberikan sebaiknya juga melihat prospek usaha tersebut di masa yang akan datang. Penilaian kredit dengan metode analisis 7P sebagai berikut: 1. Personality Yaitu sifat dan perilaku yang dimiliki calon debitur yang mengajukan permohonan kredit bersangkutan,dipergunakan sebagai bahan pertimbangan
19
pemberian
kredit.Jika
kepribadianya
baik
maka
kredit
dapat
diberikan.Sebaliknya apabila kepribadiannya jelek maka kredit tidak dapat diberikan.
2. Party Yaitu mengkalsifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas, serta karakternya sehingga nasabah dapat digolongkan ke golongan tertentu dan mendapatkan fasilitas yang berbeda dari lembaga pembiayaan kredit atau bank. 3. Purpose Yaitu mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah.Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam, misalnya apakah untuk modal kerja atau investasi, konsumtif atau produktif dan lain sebagainya. 4. Prospect Yaitu menilai usaha nasabah di masa yang akan datang apakah menguntungkan atau tidak, dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank yang akan rugi akan tetapi juga nasabah. 5. Paymnet Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit yang
20
diperoleh. Semakin banyak sumber penghasilan debitur maka akan semakin baik, sehingga jika salah satu usaha merugi akan dapat ditutupi oleh sektor lainnya.
6. Profitability Yaitu menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba.Profitability diukur dari periode-periode apakah akan tetap sama atau semakin meningkat apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya dari bank. 7. Protection Tujuannya adalah bagaimana menjaga kredit agar usaha dan jaminan mendapatkan melalui suatu perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang, orang atau jaminan asurasi.
2.3 Sistem Pengendalian Internal 2.3.1 Pengertian Sistem Pengendalian Internal Suatu perusahaan menyusun sistem pengendalian internal dalam rangka untuk membantu dalam proses pencapaian tujuannya. Manajemen dalam menjalankan fungsinya membutuhkan sistem pengendalian yang dapat mengamankan harta perusahaan, memberikan keyakinan bahwa apa yang dilaporkan adalah benarbenar dapat dipercaya dan dapat mendorong adanya efisiensi usaha serta dapat terus-menerus memantau bahwa kebijaksanaan yang telah ditetapkan memang
21
dijadikan sesuai dengan apa yang diharapkan. Pengertian atas sistem pengendalian internal menurut Marshall B. Romney dan Paul John Steinbartadalah : Pengendalian Internal (internal control) adalah rencana organisasi dan metode bisnis yang dipergunakan untuk menjaga aset, memberikan informasi yang akurat dan andal, mendorong dan memperbaiki efesiensi jalannya organisasi, serta mendorong kesesuaian dengan kebijakan yang telah ditetapkan.10 Dalam laporan Committe of Sponsoring Organizations (COSO) yang dikutip oleh Pirma Sibarani dan Sihar Simamora mendefinisikan bahwa : Pengendalian Internal sebagai proses yang diimplementasikan oleh dewan komisaris, pihak manajemen, dan mereka yang berada di bawah arahan keduanya, untuk memberikan jaminan yang wajar bahwa tujuan pengendalian dicapai dengan pertimbangan hal-hal berikut : 1. Efektivitas dan efisiensi operasional dan organisasi. 2. Keandalan pelaporan keuangan. 3. Kesesuaian dengan hukum dan peraturan yang berlaku11 Pengendalian internal memberikan jaminan yang wajar, bukan yang absolut, karena kemungkinan kesalahan manusia, kolusi, dan penolakan manajemen atas pengendalian, membuat proses menjadi tidak sempurna. COSO menyajikan langkah yang signifikan atas definisi pengendalian internal yang dahulu terbatas pada pengendalian akuntansi, menjadi pengendalian yang menangani tujuan yang luas dari para dewan komisaris dan pihak manajemen. Peranan pengendalian internal dalam perusahaan sangat penting, untuk menilai aktivitas perusahaan apakah berjalan dengan semestinya.Defenisi yang diberikan American Institute of Certified Public Accountants (AICPA)
10
Marshall B. Romney dan Paul Jhon Steinbart, Accounting Information Systems, 9 Edition, Alih Bahasa: Dewi Fitriasari, dan Deny Arnos kwary, Buku Satu, Edisi Sembilan: Salemba Empat, Jakarta, 2004, hal. 229 11 Pirma Sibarani dan Sihar Simamora, Sistem Informasi dan Pengendalian Internal, Edisi Kesatu : Brama Ardian, Medan, 2015, hal. 131 th
22
mengartikan bahwa: Pengendalian Internal meliputi koordinasi struktur organisasi dan semua cara serta alat yang digunakan dalam perusahaan dengan tujuan untuk: (1) Mengamankan harta perusahaan (2) Meningkatkan ketelitian dan dapat dipercayai data akuntansi (3) Meningkatkan efesiensi operasi (4) Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan Definisi sistem pendalian internal tersebut menekan tujuan yang hendak dicapai, dan bukan pada unsur-unsur yang membentuk sistem tersebut.Dengan demikian, pengertian pengendalian internal di atas berlaku baik dalam perusahaan yang mengolah informasinya secara manual, dengan mesin pembukuan maupun dengan komputerisasi. 2.3.2 Tujuan Sistem Pengendalian Intern Perusahaan
harus
dapat
memahami
pengertian
atas
systempengendalian internal sehingga perusahaan dapat mengetahui tujuan dari penerapan sistem pengendalian internal tersebut. Adapun tujuan-tujuan dari sistem pengendalian internal menurut Wing Wahyu Winarno terdapat ada empat yaitu: 1. Melindungi harta kekayaan perusahaan. Kekayaan dapat berupa kekayaan berwujud maupun kekayaan yang tidak berwujud. 2. Meningkatkan akurasi informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi yang dijalankan oleh perusahaan. Informasi menjadi dasar pembuatan keputusan. 3. Meningkatkan efisiensi kinerja perusahaan, sehingga dalam berbagai kegiatan dapat dilakukan penghematan. Efisiensi merupakan suatu perbandingan antara besarnya pengorbanan yang diperoleh dan hasil yang diperoleh. 4. Meningkatkan kepatuhan terhadap kebijakan manajemen. Secara berkala, manajemen telah menetapkan tujuan yang akan
23
dicapai oleh perusahaan dan tujuan tersebut hanya dapat dicapai bila semua pihak dalam perusahaan bekerja sama dengan baik.12
2.3.3 Pengertian Efektivitas Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti berhasil. Menurut Komarudin (dalam skripsi Amira Ahmad) effektivitas adalah: Suatu keadaan yang menunjukkan tingkat keberhasilan (atau kegagalan) kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan lebih dahulu. Sedangkan menurut Prasetyo Budi Saksono, efektivitas adalah: Seberapa besar tingkat kelekatan hasil yang dicapai dengan hasil yang diharapankan dari sejumlah pekerjaan.13 Dari pengertian diatas maka efektivitas dapat diartikan sebagai suatu gambaran yang menunjukkan keberhasilan dari suatu pekerjaan dalam mencapai tujuan yang diharapkan. 2.3.4 Aspek –aspek Efektivitas Aspek–aspek efektivitas berdasarkan pendapat Muasaoh, efektivitas dapat dijelaskan bahwa efektivitas suatu program dapat dilihat dari aspek-aspek antara lain : a. Aspek tugas dan fungsi, yaitu lembaga dikatakan efektivitas jika melaksanakan tugas atau funsinya, begitu juga suatu program pembelajaran akan efektif jika tugas dan fungsinya dapat melaksanakan dengan baik dan peserta didik belajar dengan baik b. Aspek rencana suatu program, yang dimaksud dengan rencana atau program disini adalah rencana pembelajaran yang terprogram, jika 12
Wing Wahyu Winarno, Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Kedua: UPP STIM YKPN, Yogyakarta, 2006, Hal. 11.6 13 Pengertian Efektivitas Menurut para ahli adalah:http://dilihatya.com/2624/pengerianefektivitas-menurut-para- ahli-adalah
24
seluruh rencana dapat dilaksanakan maka rencana atau program dikatakan efektif c. Aspek ketentuan dan peraturan, efektivitas suatu program juga dapat dilihat dari berfungsi atau tidak nyaaturan yang telah dibuat dalam rangka menjaga berlangsungnya proses kegiatanya. Aspek ini mencakup aturan-aturan baik yang berhubungan dengan perserta didik, jika aturan ini dilaksanakan dengan baik berarti ketentuan atau aturan telah berlaku secara efektif d. Aspek tujuan atau kondisi ideal, suatu program kegiatan dikatakan efektif dari suatu hasil jika tujuan atau kondisi ideal program tersebut dapat dicapai.penilaian aspek ini dapat dilihat dari prestasi yang dicapai oleh peserta didik.14
2.4. Komponen Pengendalian Intern Pengendalian internal memiliki 5(lima) komponen pengendalian internal yang saling berkaitan. Komponen-komponen pengendalian internal ini merupakan suatu proses pencapaian yang akan dilakukan oleh pihak organisasi dan manajemen untuk mencapai tujuan keandalan pelaporan keuangan, efektivitas dan efisiensi operasi dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Adapun komponen-komponen yang saling terkait IAPI dalam Sukrisno Agoes sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5.
Lingkungan Pengendalian Penaksiran Risiko Aktivitas Pengendalian Informasi dan Komunikasi Pemantauan15
Penjelasan atas komponen-komponen pengendalian intern : 1. Lingkungan Pengendalian Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi dan mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan 14
Aspek-aspek Efektivitas, http :// literraturbook.blogspot.com /2016/6/ pengertianefetivitas-dan-landasan.html 15 Sukrisno Agoes, Auditing, Edisi Keempat :Salemba Empat, Jakarta, 2012, hal. 100
25
pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian intern yang lain, menyediakan disiplin dan struktur. Lingkungan pengendalian mencakup hal-hal berikut ini : a. Integritas dan nilai etika b. Komitmen terhadap kompetensi c. Partisipasi dewan komisaris atau komite audit d. Struktur Organisasi. e. Pemberian wewenang dan tanggung jawab f. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia 2. Penaksiran Risiko Risiko yang relevan dengan pelaporan keuangan mencakup peristiwa dan keadaan intern maupun ekstern yang dapat terjadi dan secara negatif mempengaruhi kemampuan entitas untuk mencatat mengolah meringkas dan melaporkan data keuangan konsisten dengan asersi manajemen dalam laporan keuangan. 3. Aktivitas Pengendalian Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu memastikan bahwa arahan manajemen dilaksanakan.Aktivitas tersebut membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan untuk menanggulangi risiko dalam pencapaian tujuan entitas, sudah dilaksanakan. 4. Informasi dan Komunikasi Kualitas informasi yang dihasilkan dari sistem informasi berdampak terhadap semestinya
kemampuan dalam
manajemen mengendalikan
untuk
membuat
aktivitas
keputusan
entitas
dan
26
menyiapkanlaporan keuangan yang andal.Komunikasi mencakup penyediaan suatu pemahaman tentang peran dan tanggung jawab individu berkaitan dengan pengendalian intern terhadap pelaporan keuangan.
5. Pemantauan Pemantauan adalah proses penentuan kualitas kinerja pengendalian internal sepanjang waktu. Pemantauan ini mencakup penentuan desain dan operasi pengendalian tepat waktu dan pengambilan koreksi tindakan koreksi. Proses ini dilaksanakan melalui kegiatan yang berlangsung secara terus menerus, evaluasi secara terpisah, atau dengan berbagai kombinasi dari keduanya. Aktivitas pemantauan dapat mencakup penggunaan informasi dari komunikasi dengan pihak luar seperti keluhan customers dan komentar dari badan pengatur yang dapat memberikan petunjuk tentang masalah atau bidang yang memerlukan perbaikan. 2.4.1 Unsur- unsur Pengendalian Intern Committe of Sponsoring Organizations(COSO) menyajikan langkah yang signifikan atas defenisi pengendalian internalal yang dahulu terbatas pada pengendalian akuntansi ,menjadi pengendalian yang menangani tujuan yang luas dari pada dewan komisaris dan pihak manajemen. ada 5 Unsur unsur pengendalian intern adalah: 1. Lingkungan Pengendalian Inti dari bisnis apapun adalah orang-orangnya perorangan, termasuk integritas, nilai–nilai etika dan kompetensi serta lingkungan tempat beroperasi. Mereka adalah mesin yang mengemudikan organisasi dan dasar tempat segala hal terletak.
27
2. Aktivitas Pengendalian Aktivitas Pengendalian, yaitu kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk memberikan keyakinan bahwa petunjuk yang dibuat oleh manajemen dilaksanakan. Aktivitas pengendalian membantu meyakinkan bahwa tindakan yang diperlukan telah diambil dalam menghadapi resiko sehingga tujuan entitas dapat tercapai.
3. Penilaian Resiko Penilain resikoadalah proses mengidentifikasi dan menganalisis resiko-resiko yang relevan dalam pencapaian tujuan, membentuk sebuah basis untuk menentukan bagaimana resiko dapat diatur. Karena kondisi ekonomi, industri, regulasi, dan operasi selalu berubah, maka diperlukan mekanisme untuk mengidentifikasi dan menghadapi resiko-resiko spesial terkait dengan perubahan tersebut 4. Informasi dan Komunikasi Informasi dan Komunikasi yaitu sistem akuntansi yang diciptakan untuk mengidentifikasi, merakit, menggolongkan, menganalisis, mencatat, dan melaporkan transaksi suatu entitas, serta menyelenggarakan pertanggungjawaban kekayaan dan utang entitas tersebut. Informasi yang bersangkutan harus diidentifikasi, tergambar dan terkomunikasi dalam sebuah form dan timeframe yang memungkinkan orang-orang menjalankan tanggung jawabnya. Sistem informasi menghasilkan laporan, yang berisi informasi operasional, finansial, dan terpenuhinya keperluan sistem, yang membuatnya mungkin untuk menjalankan dan mengendalikan bisnis. 5. Pengawasan Pengawasan, yaitu seluruh proses harus diawasi,dan perubhan dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Melalui cara ini,sistem dapat beraksi secara dinamis,berupa sesuai tuntutan keadaan.16 2.4.2 Pengendalian intern pemberian kredit Bank harus memiliki struktur pengendalian intern yang memadai dalam pemberian kredit kepada debitur hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya penyalahgunaan wewenang yang nantinya akan mengakibatkan penurunan profitabilitas. Kredit merupakan pendapatan utama dari suatu bank. Jika 16
Pirma Sibarani dan Sihar Simamora, Op.Cit hal 231
28
pemberian kredit tidak dilakukan secara tidak hati-hati maka akan terjadi kredit macet berarti akan menjadi kerugian bagi suatu bank. Salah satu cara untuk menghindari kredit macet adalah dengan adanya pengendalian intern pemberian kredit pada bank tersebut. Tujuan dari sistem pengendalian internal mempunyai pengaruh yang signifikan dalam kelangsungan hidup perusahaan.Semakin baik perusahaan dalam menerapkan pengendalian internal maka perusahaan tersebut semakin berkualitas dan dapat menjaga kekayaan perusahaannya tersebut. 2.4.3Tujuan pengendalian intern kredit Menurut Anderson Marbun yang menjadi tujuan pengendalian intern kredit yaitu pengendalian intern kredit: 1. Penjagaan dan pengawasan terhadap kekayaan koperasi, khususnya di bidang perkreditan dapat berjalan dengan baik untuk menghindari penyelewengan baik dari intern maupun ekstern. 2. Kebenaran data administrasi di bidang perkreditan serta penyusunan dokumen-dokumen perkreditan yang baik. 3. Peningkatan efisiensi di dalam pengelolaan operasional sesuai rencana. 4. Menjaga dan memastikan pelaksanaan peraturan dan perundangan serta kebijakan yang telah ditetapkam dalam buku pedoman, atau surat edaran telah dilaksanakan dengan baik.17 2.4.4 Kriteria Pengendalian Intern Pemberian Kredit Yang Efektif Setiap bank harus memiliki struktur pengendalian intern yang memadai dalam pemberian kredit kepada debitur. Hal ini dilakukan untuk mencegah
terjadinya
penyalahgunaan
wewenang
yang
nantinya
akan
mengakibatkan penurunan profitabilitas. 17
Andeson Marbun, Skripsi: Peranan Pengendalian Intern Dalam Menunjang Efektivitas Sistem Pemberian Kredit Usaha Kecil dan Menengah (Studi Ksus pada Koperasi Simpan Pinjam Artha Jaya Sentosa Jakarta), Universitas Widyatama, Bandung, 2006, hal. 39.
29
Beberapa pokok utama dalam pengendalian intern kredit menurut Tjukria P. Tawaf ( dalam skripsi Anderson Marbun) adalah: 1. Harus ada sistem pengendalian intern yang baik dalam arti ada pemisahan fungsi antara pejabat yang menyetujui kredit, yang melakukan pembayaran kepada debitur, penagihan, analisis, administrasi kredit, dan taksasi agunan. 2. Harus ada kebijakan perkreditan tertulis yang telah disetujui direksi. Kebijakan tertulis mengenai kredit paling tidak harus memuat ketentuan mengenai limit cabang dan limit pemberi persetujuan; ketentuan mengenai jenis kredit yang dilarang; ketentuan mengenai jangka waktu kredit (maksimum dan minimum); ketentuan mengenai tingkat bunga dan provisi; ketentuan mengenai perbandingan antara kredit dengan jaminan; informasi keuangan yang harus diperoleh dari debitur; konsentrasi kredit; dan pengertian kredit bermasalah dan penangannya. 3. Harus ada aparat yang kompeten yang akan memproses kredit. Artinya para pengelola kredit di koperasi harus mempunyai pengetahuan yang cukup serta keterampilan yang memadai dalam menangani permasalahan kreditnya. 4. Harus ada fungsi review terhadap kredit yang telah diberikan dan manajemen harus selalu memantau pelaksanaan review serta pemantauan tindak lanjut atas masalah yang ada harus dilakukan secara terus menerus dan dibangun dengan sistem yang terorganisir sehingga mampu melakukan deteksi dini atas permasalahan yang ada berikut penanganan tindak lanjutnya. 18
Dari uraian diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa pengendalian intern yang efektif dalam pemberian kredit adalah: 1.
Adanya pemisahan fungsi antara pejabat yang terkait
2.
Adanya kebijakan atau peraturan yang ketat terhadap pemberian kredit
3.
Adanya pejabat yang kompeten dibidangnya
4.
Adanya review terhadap pelaksanaan kredit yang telah diberikan secara terus menerus.
18
Ibid hal. 39.
30
2.5Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu dapat dilihat pada table 2.1. Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Nama Peneliti Terdahulu Amira Ahmad
Anderson Marbun (2006)
Munawaroh
Judul
Hasil Penelitian Tinjauan Efektifitas Sistem pemberian kredit yang Penerapan Sistem dilaksanakan oleh PT. Bank Pengendalian Internal Mega Cabang Makassar Pemberian Kredit Pada tersebut telah didukung oleh PT. Bank Mega Cabang penerapan sistem Makassar. pengendalian internal yang sangat efektif. Peranan Pengendalian Pengendalian internal yang Internal Dalam Menunjang diterapkan pada Koperasi Efektivitas Sistem Simpan Pinjam Artha Jaya Pemberian Kredit Usaha Sentosa dan sistem pemberian Kecil dan Menengah kredit tersebut telah efektif. (Studi Kasus pada Koperasi Simpan Pinjam Artha Jaya Sentosa Jakarta) Peranan Pengendalian Pengendalian internal Internal dlam Menunjang pemberian kredit yang Efektifitas Sistem terapkan pada Koperasi Pemberian Kredit Usaha Pegawai Bank Rakyat Kecil dan Menengah Indonesia (KOPEBRI) telah efektif dan Sistem Pemberian kredit yang diterapkan kredit yang terapkan pada Koperasi Pegawai Bank Rakyat Indonesia (KOPEBRI) telah efektif,
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah strategi umum yang dianut dalam pengumpulan dan analisis data yang diperlukan, untuk menjawab persoalan yang dihadapi.Ini adalah rencana pemecahan bagi persoalan yang diselidiki.
3.1 Objek Penelitian Objek penelitian adalah variabel yang menjadi perhatian suatu penelitian dan yang menjadi pusat perhatian dan sasaran penelitian. Sehingga yang menjadi objek penelitian adalah Efektifitas Pengendalian Intern Pemberian Kredit pada PT. Bank Sumut Cabang Sidikalang, yang beralamat di Jalan Sisingamangaraja No.172Sidikalang.
3.2 Jenis Penelitian Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan metode deskriptif, yaitu metode yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan perusahaan berdasarkan kenyataan yang sesungguhnya terjadi di suatu peusahaan.Kemudian menganalisis dan menginterprestasikan data dan fakta yang diperoleh untuk menarik kesimpulan secara umum mengenai perusahaan yang bersangkutan.
31
32
3.3Populasi dan Sampel 3.3.1Populasi Menurut Sugiyono“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentuyang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan yang kemudian ditarik kesimpulannya.”19 Sesuai dengan pendapat tersebut, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai atau karyawan Bank Sumut Cabang Sidikalang.Sehingga jumlah populasi sebanyak 25 orang. 3.3.2Sampel Menurut
Sugiyono
“Sampel
adalah
bagian
dari
jumlah
dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”20 Maka yang menjadi sampel dari penelitian ini adalah karyawan atau pegawai bagian kredit pada Bank Sumut Cabang Sidikalang Sehingga jumlah sampel yang dapat dihimpun sebanyak 12 orang. 3.3.3 Jenis dan Sumber data Penelitian Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif yaitu data yang terdiri dari non angka atau yang bersifat deskriptif berupa kata-kata atau kalimat. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
19
Sugiyono.Metode Penelitian Bisnis ( Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Cetakan Keduapuluhsatu, Alfabeta, Bandung, 2012, hal. 215. 20 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Cetakan Kedua puluh satu , Alfabeta, Bandung, 2015, hal. 118..
33
1. Data Primer, adalah data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian. Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan yang berhubungan dengan penelitian ini yaitu pihak-pihak yang terkait dalam pemberian kredit pada Bank Sumut Cabang Sidikalang. 2. Data Sekunder, adalah data yang diperoleh secara langsung dari perusahaan berupa data dan dokumen pendukung yang ada dalam pemberian kredit pada Bank Sumut Cabang Sidikalang.
3.4Teknik Pengumpulan Data Dalam
mencari
dan
mengumpulkan data
yang diperlukan untuk
melaksanakan penelitian pada PT. Bank SUMUT, penulis melakukan penelitian sebagai berikut: 1.
Penelitian Lapangan Penelitian langsung pada perusahaan yang bersangkutan, sehingga diperoleh
data dan informasi yang diperlukan. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi: a. Metode Kuesioner, yaitu mengajukan sejumlah pertanyaan yang tertulis kepada pegawai untuk mengetahui informasi khusus yang berkaitan dengan pengendalian intern dalam pemberian kredit. Penulis akan menyebarkan kuesioner kepada seluruh bagian kredit pada PT. Bank SUMUT Cabang Sidikalang. b. Dokumentasi, yaitu mengumpulkan data berdasarkan dokumen-dokumen dan laporan tertulis lainnya yang terkait langsung dengan penelitian ini.
34
2.
Penelitian Kepustakaan Mengumpulkan bahan-bahan dengan cara membaca buku serta referensi
lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Penelitian ini diperlukan sebagai bahan panduan untuk melakukan penelitian dilapangan, sebagai pedoman yang dapat dipertanggung jawabkan dalam pembahasan masalah sebagai dasar perbandingan prektek di lapangan.
3.5Metode Analisis Metode analisis yang digunakan oleh penulis adalah metode Champion. Penggunaan metode champion ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Amira Ahmad dengan judul penelitian Tinjauan Efektifitas Penerapan Sistem Pengendalian Internal Pemberian Kredit Pada PT. Bank Mega Cabang Makassar, Anderson Marbun dengan judul penelitian Peranan Pengendalian Internal Dalam Menunjang Efektivitas Sistem Pemberian Kredit Usaha Kecil dan Menengah (Studi Kasus pada Koperasi Simpan Pinjam Artha Jaya Sentosa Jakarta), dan Munawaroh dengan judul penelitian Peranan Pengendalian Internal dalam Menunjang Efektifitas Sistem Pemberian Kredit Usaha Kecil dan Menengah. Alternatif jawaban dari kuesioner yang dibuat oleh penulis ada dua yaitu “Ya” dan “Tidak”. Setelah kuesioner yang telah disebarkan kepada bagian kredit telah dijawab semua, maka hasil jawaban kuesioner tersebut akan dihitung dengan menggunakan skala penilaian berdasarkan rumusan Champion yang dukutip dari bukunya (dalam skripsi Amira Ahmad)
35
Persentase =
×
%
Persentase penelitian berdasarkan rumusan champion: 1. 2. 3. 4.
0,00 – 0,25 = No association or low association (weak association) 0,26 – 0,50 = Moderately low association (moderation association) 0,51 − 0,75 = Moderately high association (moderation strong association) 0,76 − 1,00 = High association (strong association up to perfectassociation)21 Berdasarkan klasifikasi diatas, maka dapat diuraikan sebagai berikut:
1.
0,00 – 0,25 = Pengendalian intern dalam pemberian kredit tidak efektif
2.
0,26 – 0,50 = Pengendalian intern dalam pemberian kredit kurang efektif
3.
0,51 – 0,75 = Pengendalian intern dalam pemberian kredit cukup efektif
4.
0,76 – 1,00 = Pengendalian intern dalam pemberian kredit sangat efektif.
21
Amira Rahmad, Skripsi: Tinjauan Efektivitas Penerapan Sistem Pengendalian Internal Pemberian Kredit Pada PT BANK MEGA CABANG MAKASSAR, Universitas Hasanuddin, Makassar, hal. 52.
BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN
4.1. Sejarah Umum Perusahaan Terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1955 merupakan awal berdirinya Bank Pembangunan Daerah (BPD) di seluruh Indonesia, dimana dinyatakan bahwa di daerah-daerah provinsi dapat didirikan Bank Pembangunan Daerah. Pada tanggal 4 November 1961 hadir 3 orang warga Sumatera Utara menghadap Notaris Roesli di Medan, yaitu Adnan Nur, James Warren Harahap dan H. Abubakar Hasibuan yang membawa Surat Kuasa Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sumatera Utara Radja Djundjungnan Lubis. Secara yuridis dengan Akte Notaris Roesli Nomor 22 tanggal 4 November 1961 perihal Perseroan Terbatas Bank Pembangunan Daerah Sumaera Utara (PT BPDSU) yang merupakan joint Pemerintah Daerah dengan swasta. Selama masa pra operasi seluruh kegiatan PT BPDSU dipusatkan di Hotel Melati Kamar 27-28 di Jalan Amaliun Medan. Tanggal 28 Februari 1962 diterbitkan Surat Izin Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor BUM 9-1-25/II tentang Izin Usaha PT BPDSU. Terhitung mulai 15 Maret 1962 PT BPDSU mulai menjalankan kegiatan usahanya dengan menyewa satu lantai dari rumah toko gedung tua milik Sutan Naga di Jalan Palang Merah No. 62 dengan tulisan huruf besar “SUTAN NAGA” dimana lantai II masih dipergunakan oleh pemilik sebagai kantornya. Papan merek yang menunjukkan BPDSU berkantor di ruko tersebut hanya berupa papan
36
37
tulis yang ditulis dengan kapur. Pada pertengahan tahun 1967 setelah BPDSU berlaba gedung yang disewa tersebut dibeli dan beberapa waktu kemudian dikembangkan lagi ke nomor 64 dan 66.
Pada tahun 1975 Kantor BPDSU
dipindahkan ke gedung baru di Jalan Imam Bonjol No. 7 dan pada April 1989 pindah lagi ke Jalan Imam Bonjol No. 18 yang diresmikan oleh Rudini, Menteri Dalam Negeri pada waktu itu. Sejalan dengan Undang-Undang Nomor 13 tahun 1962 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Bank Pembangunan Daerah, berdasarkan Keputusan DPRD-GR Tingkat I Sumatera Utara Nomor 21/K/1965 ditetapkan Perda Nomor 5 Tahun 1965, dimana status PT BPDSU diubah dan dilebur menjadi Perusahaan Daerah Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara dengan Modal Dasar sebesar Rp 100 juta uang lama dan saham dimiliki oleh Pemda Tingkat I Sumatera Utara dan Pemda Tingkat II se-Sumatera Utara. Sejalan dengan perjalanan waktu Modal Dasar Bank terus bertambah yang sebagian diperoleh dari 5% hasil Pajak Bumi dan Bangunan serta 50% dari Jasa Giro yang diperoleh Pemerintah Daerah Sumatera Utara. Pada tanggal 16 April 1999, berdasarkan Peraturan Daerah Tingkat I Sumatera Utara Nomor 2 Tahun 1999 bentuk Perusahaan Daerah BPDSU diubah menjadi Perseroan Terbatas, dengan sebutan PT Bank SUMUT.
Perubahan
tersebut dituangkan dalam Akte Pendirian Perseroan Terbatas Nomor 38 Tahun 1999 Notaris Alina Hanum Nasution, S.H., dan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Nomor C-8224 HT.01.01TH 00,
38
serta di umumkan dalam berita Negara Republik Indonesia Nomor 54 Tanggal 6 Juli 1999. Pada tanggal 7 Mei 1999 dalam rangka program rekapitalisasi perbankan, maka ditandatangani Perjanjian Rekapitalisasi antara Pemerintah Republik Indonesia yang diwakili oleh Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia dengan Komisaris dan Direksi PT Bank SUMUT. Dengan inti perjanjian Pemerintah Daerah Tingkat I Sumatera Utara menambah modal sebesar Rp 76 milyar dan Departemen Keuangan turut menyertakan modal sebesar Rp 303 milyar.
Karena pertimbangan kebutuhan proyeksi pertumbuhan bank, maka
tanggal 15 Desember 1999 melalui Akte Nomor 31, modal dasar ditingkatkan menjadi Rp 500 milyar. Modal pemerintah pusat ini akan dikembalikan atau dibeli kembali oleh Pemda Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Sumatera Utara. Teknologi Pembukuan dan Informasi juga terus berkembang, dimana pada awalnya seluruh administrasi masih dilakukan dengan sistem manual. Baru pada tahun 1971 diterapkan sistem RUF. Pengembangan selanjutnya dengan menggunakan mesin Auditronic 730 dimulai sistem yang berbasis Komputer, yang dilanjutkan dengan Mikro Komputer merek Monroe, Mini Komputer Wang. Sejalan berjalannya waktu PT. Bank Sumut mengalami perluasan pada kantor cabang yang ada diberbagai daerah khususnya di Sumatera Utara. Kantor cabang yang sudah didirikan oleh PT. Bank Sumut sebanyak 18 kantor cabang termasuk kantor cabang yang ada di Sidikalang di jalan Sisingamangaraja No.172 Sidikalang.Pada gambar 4.1
39
40
4.2Job Deskripsi 1. Tugas Pemimpin Cabang adalah : a. Mengarahkan dan mengontrol terlaksananya fungsi otoritas aktivitas finansial dan non finansial sesuai ketentuan yang berlaku b. Mengarahkan dan mengontrol sistem operasional kantor agar berjalan dengan efektif dan sesuai ketentuan c. Mengarahkan dan mengontrol sistem pelayanan nasabah sesuai regulasi d. Memonitor dan mengevaluasi kinerja kantor cabang binaan unit pemasaransesuai kewenangannya dalam rangka memaksimalkan kinerja kantor cabang binaan unit pemasaran e. Memonitor dan mengevaluasi pengelolaan dana promosi dalam rangka mengoptimalkan kegiatan penjualan f. dalam rangka memastikan ketersediaan peta potensi bisnis yang akurat g. Merencanakan dan mengontrol pengelolaan program pemasaran dan penjualan produk dana dan jasa serta pembiayaan agar tercapainya target bisnis h. Mengarahkan strategi bisnis dan pemberiaan pembiayaan sesuai dengan kebijakan kepada unit kerja dalam rangka terciptanya kualitas dana dan jasa serta pembiayaan yang sehat
41
2. Tugas Wakil Pemimpin Cabang adalah : a. Memonitor sistem pendataan nasabah agar memenuhi aspek kehati-hatian dan regulasi b. Memonitor
sistem/proses
pelayanan
nasabah
untuk
meningkatkan
kepuasaan nasabah c. Mengkoordinasikan pemenuhan saldo kas dalam rangka memenuhi kewajiban likuiditas bank d. Memonitor dan mengevaluasi aktifitas transaksi keuangan sesuai ketentuan berlaku e. Memonitor sistem APU-PPT dan anti fraud agar sesuai regulasi eksternal dan internal f. Memonitor kelancaran sistem Manajemen Teknologi Sistem Informasi untuk mendukung kelancaran operasional g. Memoniotor
dan
meningkatkan
tata
kelola
operasional
(logistik,
kepegawaian, pemenuhan & pengamanan fasilitas, dll) dan rekanan/vendor dalam rangka terciptanya kegiatan operasional yang efektif dan efisien h. Memonitor dan mengevaluasi kinerja operasional unit kantor dibawahnya sesuai kewenangannya dalam rangka memaksimalkan kinerja operasional i. Mendukung
kegiatan
pemutusan
permohonan
pembiayaan
mempertahankan kualitas portofolio pembiayaan yang sehat
untuk
42
1. Tugas Pemimpin Seksi Operasional Kantor Cabang adalah : a. Mengkoordinasikan pengelolaan infrastruktur untuk mendukung operasional kantor b. Mengkoordinasikan pengadaan fasilitas kerja untuk mendukung operasional bank c. Mengkoordinasikan proses pengamanan kantor sesuai regulasi bank d. Mengkoordinasikan pengamanan distribusi uang untuk memastikan keamanan e. Mengkoordinasikan
administrasi
kepegawaian
untuk
mendukungoperasional f. Mengatur rotasi tenaga alih daya/tenaga honor untuk memenuhi kebutuhan SDM bank g. Me-review sistem jaringan informasi agar berfungsi secara optimal h. Mengkoordinasikan administrasi surat-menyurat i. Mengkoordinasikan pengelolaan kebutuhan operasional (ATK, BBC) unit kerja untuk mendukung operasional j. Mengkoordinasikan
kerjasama
dengan
rekanan/mitra
kerja
untuk
mendukung operasional bank
2. Tugas Pemimpin Seksi Pemasaran Kantor Cabang adalah : a. Mengkoordinasikan proses pemeliharaan nasabah existing dalam rangka peningkatan kepuasan nasabah b. Merekomendasikan pemetaan potensi bisnis hasil analisa informasi market intellegence terkait produk dana dan jasa serta pembiayaan agar terciptanya terget produk dana dan jasa serta pembiayaan
43
c. Mengkoordinasikan program pemasaran produk dana, jasa dan pembiayaan agar tercapainya target bisnis d. Melakukan dan mendistribusikan tugas terkait kegiatan monitoring dan supervise pembiayaan sandi 1-2 sesuai ketentuan yang berlaku e. Mengkoordinasikan dan memonitor proses penilaian pembiayaan dan keabsahan legalitas dokumen pembiayaan untuk menjaga kualitas pembiayaan yang diberikan pada calon debitur 3. Tugas Pemimpin Seksi Administrasi dan Penyelamatan Kredit Kantor Cabang adalah : a. Mengkoordinasi dan memonitor sistem prosedur pemberian kredit kepada nasabah b. Mengkoordinasi dan memonitor prosespemberian kredit
dalam rangka
mendukung tersedianya legalitas dokumen permohonan pemberian kredit yang lengkap dan sah c. Mengkoordinasi pemberian kredit kepada debitur barang agunan (jaminan pemberian kredit). d. Mengkoordinasi dan menindaklanjuti proses permohonan kredit dan mengelola kredit agar terciptanya pembayaran kredit yang lancar 4. Tugas Pemimpin Seksi Pelayanan Nasabah Kantor Cabang adalah : a. Mengkoordinasi rekapitulasi kebutuhan/kelebihan uang tunai kantor dibawah kantor cabang kelas I agar sesuai dengan kebutuhan dan regulasi b. Mengkoordinasi distribusi uang internal sesuai kebutuhan dan regulasi c. Mengkoordinasi perhitungan posisi keuangan agar sesuai dengan target
44
d. Mengkoordinasi pengisian uang tunai di mesin ATM untuk meningkatkan pelayanan nasabah e. Mengkoordinasi keamanan brankas bersama wapim cabang untuk menigkatkan keamanan isi brankas f. Mengkoordinasi otorisasi tunai dan non tunai agar sesuai dengan ketentuan (Teller, Teller non tunai) 5. Tugas Head Teller Kantor Cabang adalah : a. Menerima dan menghitung fisik uang tunai untuk memastikan keakuratan transaksi b. Memeriksa saldo mesin ATM agar sesuai ketentuan c. Melakukan pengawasan pengembalian dan pengisian uang tunai ke mesin ATM untuk meningkatkan pelayanan nasabah d. Melakukan approval atas transaksi tunai dan overbooking pada teller tunai sesuai ketentuan e. Memeriksa kelengkapan dan kebenaran nota untuk memastikan keakuratan transaksi f. Melakukan rekapitulasi harian pemindahan uang tunai untuk memastikan keakuratan transaksi. 4.3.Fungsi – Fungsi yang Terkait Dalam Prosedur Pemberian Kredit Adapun fungsi-fungsi yang terkait dalam pemberian kredit sebagai berikut:
45
1.
Bagian Pemasaran Kegiatan yang dilakukan bagian pemasaran adalah sebagai berikut: a. Menerima permohonan kredit dari nasabah dan meneruskannya ke bagian operasional, wakil pimpinan, dan pimpinan cabang (PC) b. Melakukan taksasi dan analisa (cek kelapangan, menilai agunan dan usaha).
2.
Bagian Operasional Kegiatan yang dilakukan bagian operasional adalah sebagi berikut: Menerima dokumen permohonan kredit dari bagian pemasaran dan mengagendakannya.
3.
Pimpinan Cabang a. Menerima dokumen permohonan kredit dari bagian pemasaran dan mengagendakannya. b. Membuat surat tugas taksasi untuk melakukan survey ke lapangan, menilai agunan dan usaha serta penilaian debitur, Kemudian menandatangani surat tugas tersebut. c. Menyetujui/menolak permohonan kredit.
4.
Wakil Pimpinan a. Menerima dokumen permohonan kredit dari bagian pemasaran dan mengagendakannya. b. Menandatangani Surat tugas taksasi.
46
5.
APK a. Apabila permohonan kredit di setujui maka APK mempersiapkan berkas pencarian dan menghubungi notaris untuk melakukan penandatanganan beserta dengan Pinsi APK, PC, dan Nasabah (suami istri). b. Nota dibukukan untuk membuka nomor rekening dan kredit di sistem. c. Nota diberikan pada Over Booking (OB) untuk dibukukan. d. Melakukan pencairan kredit di buku tabungan.
6.
Verifikator Meng-verifikasi nota pencairan kredit.
4.4. Dokumen-Dokumen yang Digunakan Dalam Pemberian Kredit Dokumen
merupakan
salah
satu
bukti
fisik
atas
terjadinya
suatu
transaksi.Dokumen dijadikan sebagai dasar dalam pencatatan. Berbagai dokumen yang digunakan dalam prosedur pemberian kredit , meliputi : 1.
Proposal Kredit Dalam Dokumen ini terkait dengan data-data dan informasi keterangan
sidebitur dan berikut usahanya,yakni: a. Hal permohonan Kredit b. Kartu Tanda Penduduk Dan Kartu Keluarga c. NPWP (Nomor pokok Wajib Pajak) d. Tanda Daftar Usaha e. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) f. Diwajibkan Membuka Rekening Tabungan di Bank Sumut
47
g. Foto Agunan Dan tempat Usaha yang Akan dikembangkan Dengan diberinya kredit. 2.
Dokumen Informasi Debitur BerisikanData–datadebitur
yang
terkait
dengan
kegiatan
keuangannya,dan data apakah debitur memiliki kredit atau pun pinjaman pada instansi lain. 3.
Penilaian Agunan/ Kelengkapan Dalam Dokumen ini yaitu pemeriksaan kembali atau peninjauan
langsung oleh petugas bagian kredit untuk menilai agunan dan kelengkapan dari data ataupun berkas dan menilai apakah usaha dan debitur yang ingin meminjam layak atau tidak diberikan kredit. 4.
Analisa Kredit Dan Persetujuan Kredit Yakni Meninjau Kembali kredit yang telah disetujui dan syarat-syarat
yang harus dipenuhi baik debitur dan bank sumut harus mematuhi peraturan yang ada, dan dalam tahap ini dilampirkan surat pemberitahuan persetujuan kredit yang sebagai dasar terealisasinya kredit bagi debitur, dan dalam lampiran ini,dilampirkan berupa surat kuasa Debet dan blokir tabungan dimana bank diberikan kuasa untuk memotong setiap bulannya angsuran dari buku tabungan demi mempermudah debitur dalam membayar angsuran kredit, debitur tidak perlu datang
kekantor
membayar
angsuran,namun
hanya
menyetorkannya
ke
tabungan,nanti Bank Sumut sendiri akan memotongnya dari nominal tabungan yang dimiliki.
48
5.
Nota Pencairan Dalam dokumen ini terlampir Nota taupun faktur pancairan danakredit
yang diberikan kepada Debitur.
4.5. Analisis Data Untuk mengetahui efektivitas pengendalin intern pemberian kredit padaBank SUMUT Cabang Sidikalang, penulis menyebarkan kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan masalah yang penulis bahas kepada 12 (dua belas) responden, yang kemudian penulismelakukan analisis berdasarkan kuesioner yang disebarkan.Dalam pembuatan kuesioner penulis menggunakan 4 kriteria sebagai landasan pembuatan kuesioner tersebut.Keempat kriteria tersebut adalah adanya pemisahan fungsi antara pejabat yang terkait, adanya kebijakan atau peraturan yang ketat terhadap pemberian kredit, adanya review terhadap pelaksanaa kredit yang telah diberikan secara terus menerus, dan adanya pejabat yang kompeten dibidangnya. 4.5.1. Pemisahan Fungsi Antara Pejabat yang Terkait. Pemisahan fungsi antara pejabat yang terkait perlu dilakukan, hal ini dikarenakan dengan adanya pemisahan fungsi maka kecurangan-kecurangan yang tidak diharapkan dapat dihindari. Hasil kuesioner dapat dilhat pada tabel 4.1:
49
Tabel 4.1 Hasil kuesioner Pemisahan Fungsi Pejabat Yang Terkait Item Pertanyaan
Ya
Tidak
Total Jawaban
1. Apakah dalam perusahaan memiliki struktur organisasi yang jelas menerangkan pembagian
12
0
12
12
0
12
12
0
12
12
0
12
12
0
12
12
0
12
72
0
72
tugas, wewenang, dan tanggung jawab? 2. Apakah terdapat deskripsi tugas pegawai dan kebijakan terkait dalam hubungannya dengan pelimpahan wewenang dan tanggung jawab? 3. Apakah pekerjaan penyidik dan analisis dilakukan oleh petugas atau pejabat yang berbeda? 4. Apakah pekerjaan pemberian kredit dan penagihan kredit dilakukan oleh orang/karyawan yang berbeda? 5.
Apakah
yang
menyetujui
kredit
dan
mentaksasi nilai agunan dilakukan oleh orang yang berbeda? 6. Apakah bukti pemberian kredit masuk terdiri dari beberapan rangkapan dan didistribusikan kepada bagian yang berbeda guna kepentingan pengawasan internal? JUMLAH Sumber: Bank sumut cabang Sidikalang
Hasil perhitungan menggunakan rumus champion: Persentase =
X 100%
= 100%
50
Berdasarkan hasil kuesioner jumlah jawaban Ya sebanyak 72 dengan hasil persentase sebesar 100%. Dari hasil persentase tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Bank SUMUT Cabang Sidikalang telah melakukan pemisahan fungsi yang terkait dalam pemberian kredit yaitu bagian pemasaran, bagian operasional, pimpinan cabang, wakil pimpinan, APK, dan Verifikator. 4.5.2. Kebijakan atau Peraturan Yang Ketat Terhadap Pemberian Kredit Peraturan dalam pemberian kredit harus dibuat agar dalam pelaksanaan pemberian kredit, bagian kredit dapat mengetahui aturan –aturan yang harus dilaksanakan dalam pemberian kredit. Hasil kuesioner dapat dilihat pada tabel 4.2: Tabel 4.2 Hasil Kuesioner Kebijakan atau Peraturan Yang Ketat Terhadap Pemberian Kredit Item Pertanyaan Ya Tidak
Total Jawaban
1.Apakah dalam persetujuan kredit ditegaskan syarat-syarat fasilitas kredit dan prosedur yang
12
0
12
12
0
12
12
0
12
12
0
12
12
0
12
12
0
12
harus ditempuh oleh debitur atau nasabah? 2.Apakah ada batasan bagi pejabat yang berwenang dalammengambil keputusan kredit? 3.Apakah pengikatan jaminan secara sempurna dan penandatanganan
warkat-warkat
harus
mutlak
terlebih dahulu dilaksanakan sebelum pencairan kredit? 4Apakah dalam analisa kredit melakukan analisis laporan keuangan dan non keuangan? 5. Apakah dokumen pemberian kredit telah bernomor urut Tercetak?
6.Apakah
saldo
kredit
dijaminperlindungannya
yang dari
ada
dapat
kemungkinan
51
besarpenipuan? 7.Apakah pencatatan dalam jurnal pemberiankredit didasarkan pada bukti kredit masuk yangtelah diotorisasi
oleh
pejabat
yang
berwenangdan
12
0
12
12
0
12
12
0
12
12
0
12
12
0
12
132
0
132
dilampiri oleh dokumen lengkap? 8.Apakah
kredit
yang
sedang
dalam
proses,mendapatkan perlindungan asuransi? 9.Apakah fungsi pemberian kredit dilengkapi olehsyarat-syarat yang diterapakan dapat mencegah tindakan penipuanterhadap aktivitas kredit yang dilaksanakan? 10. Apakah manajemen memiliki filosofi dan gayaoperasi
tertentu
yang
cukup
menunjukkantindakan-tindakan kreatif? 11.
Apakah
terdapat
kebijakan
prosedurkepegawaian
dalam
mendapatkanSDM
jujur
yang
dan
upayanya dan
kompeten
terhadap tugasnya? JUMLAH Sumber:Bank Sumut Cabang Sidikalang Hasil perhitungan menggunakan rumus champion: Persentase =
X 100%
= 100% Berdasarkan hasil kuesioner jumlah jawaban Ya sebanyak 132 dengan hasil persentase sebesar 100%. Dari hasil persentase tersebut maka dapat disimpulkan bahwa fungsi yang terkait dalam pemberian kredit pada Bank
52
SUMUT Cabang Sidikalang telah melaksanakan kebijakan atau peraturan yang telah ditetapkan. 4.5.3. Pejabat Yang Kompeten Dibidangnya Dengan adanya pejabat yang kompeten dibidangnya dalam pemberian kredit pada perusahaan maka resiko dalam kesalahan dan terjadinya kredit macet akan semakin berkurang. Hasil kuesioner dapat dilihat pada Tabel 4.3 : Tabel 4.3 Pejabat Yang Kompeten Dibidangnya Item Pertanyaan Ya Tidak
Total Jawaban
1. Apakah kebijakan dan prosedur pemberian kredit yang telah ditetapkan, dilaksanakan oleh orang-
12
0
12
12
0
12
orang yang kompeten? JUMLAH Sumber: Bank Sumut Cabang Sidikalang Hasil perhitungan menggunakan rumus champion: Persentase =
X 100%
= 100% Berdasarkan hasil kuesioner jumlah jawaban Ya sebanyak 12 dengan hasil persentase sebesar 100%. Dari hasil persentase tersebut maka dapat disimpulkan bahwa pihak yang terkait dalam pemberian kredit pada Bank SUMUT Cabang Sidikalang telah sesuai dengan keahlian yang dimiliki atau kompeten di bidangnya.
53
4.5.4. Review Terhadap Pelaksanaa Kredit Yang Telah Diberikan Secara Terus Menerus Adanya review terhadap pelaksanaan kredit harus dilaksanakan secara terus menerus, karena dengan adanya review maka kesalahan – kesalahan yang mungkin terjadi pada saat itu dapat diperbaiki untuk yang akan datang. Hasil kuesioner dapat dilihat pada tabel 4.4: Tabel 4.4 Hasil Kuesioner Review Terhadap Pelaksanaa Kredit Yang Telah Diberikan Secara Terus Menerus Item Pertanyaan
Ya
Tidak
Total Jawaban
1. Apakah dilakukan pengawasan pada jumlah plafond kredit? 2. Apakah dilakukan pengawasan terhadap jaminan?
12
0
12
12
0
12
12
0
12
12
0
12
12
0
12
60
0
60
3. Apakah ada tindakan manajemen yang dilaksanakan secara intensif untuk mengurangi tindakan pegawai yang berbuat tidak jujur? 4. Apakah perusahaan memiliki satuan komite audit? 5. Apakah manajemen melakukan aktivitas pemantauan untuk menilai efektivitas rancangan dan operasi pengendalian internal pemberian kredit? JUMLAH Sumber: Bank Sumut Cabang Sidikalang Hasil perhitungan menggunakan rumus champion: Persentase =
X 100%
54
= 100% Berdasarkan hasil kuesioner jumlah jawaban Ya sebanyak 60 dengan hasil persentase sebesar 100%. Dari hasil persentase tersebut maka dapat disimpulkan bahwa Bank SUMUT Cabang Sidikalang telah melakukan review terhadap pelaksanaa kredit yang telah diberikan secara terus menerus
4.5.5. Hasil Penelitian Karakteristik Pertanyaan
Ya
Tidak
Total Jawaban
1.pemisahan fungsi antara pejabat yang terkait, 2. Kebijakan atau peraturan yang ketat terhadap pemberian kredit
72
0
72
132
0
132
12
0
12
60
0
60
276
0
276
3. Review terhadap pelaksanaa kredit yang telah diberikan secara terus menerus 4. Adanya pejabat yang kompeten dibidangnya JUMLAH Sumber :Bank Sumut Cabang Sidikalang
Hasil perhitungan menggunakan rumus champion: Persentase =
X 100%
= 100% Dari hasil penelitian yang diperoleh, bahwa hasil kuesioner yang telah dijumlahkan secara keseluruhan, maka responden yang menjawab Ya sebanyak 276 dengan total jawaban 276, dan hasil persentase sebesar 100% maka dapat
55
disimpulkan bahwa pengendalian intern pemberian kredit pada Bank Sumut Cabang Sidikalang sangat efektif.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektivitas pengendalian intern pemberian kredit pada PT. Bank Sumut Cabang Sidikalang. Pengendalian intern pemberian kredit dibagi menjadi empat kriteria yang digunakan sebagai landasan dalam pembuatan kuesioner, adapun hasil penelitian dari keempat kriteria tersebut adalah: 1.
Telah ada pemisahan fungsi antara pejabat yang terkait yaitu bagian pemasaran, bagian operasional, pimpinan cabang, wakil pimpinan, APK, dan Verifikator pada Bank SUMUT Cabang Sidikalang sehingga pelaksanaan fungsi-fungsi yang terkait dalam pemberian kreditsudah sangat efektif,
2.
Fungsi yang terkait dalam pemberian kredit pada Bank SUMUT Cabang Sidikalang telah melaksanakan kebijakan atau peraturan yang telah ditetapkan,
3.
Review terhadap pelaksanaa kredit pada Bank SUMUT Cabang Sidikalang telah diberikan secara terus menerus,
4.
Pejabat yang terkait dalam pemberian kredit pada Bank SUMUT Cabang Sidikalang telah sesuai dengan keahliannya atau kompeten di bidangnya,
56
57
5.
Pengendalian intern pemberian kredit pada Bank SUMUT Cabang Sidikalang sudah sangat efektif.
6.
Terjadinya kredit macet pada Bank SUMUT Cabang Sidikalang disebabkan oleh faktor eksternal (pihak nasabah).
5.2. Saran Adapun yang menjadi saran dalam penelitian ini adalah : 1.
Dalam pemberian kredit kepada nasabah, sebaiknya pihak yang mentaksasi agunan dan analisis kredit dilakukan oleh bagian pemasaran.
2.
Sebaiknya pihak Bank SUMUT Cabang Sidikalang melakukan investigasi kepada nasabah untuk melihat pinjaman tersebut digunakan sesuai dengan tujuan yang tercantum dalam permohonan kredit.
DAFTAR PUSTAKA Agoes Sukrisno, Auditing, Edisi Keempat : Salemba Empat, Jakarta, 2012 Hasibuan Malayu S.P.Dasar-dasar Perbankan : Bumi Aksara, Jakarta, 2011 Hutabarat Yunita Kantrin, Skripsi: Pengendalian Internal atas Pemberian Pembiayaan Modal Kerja PT. Bank Sumut Syariah Cabang S.Parman Medan: Universitas HKBP Nommensen, Medan, 2016. Ismail. Manajemen Perbankan, Cetakan kesatu : Kencana, Jakarta,2010 Kasmir. Lembaga Keuangan, Cetakan Keduabelas : RajaGrafindo Persada Jakarta, 2008. ______.Dasar-dasar Perbankan, Cetakan Kesembilan : RajaGrafindo Persada Jakarta, 2011 Marbun, Anderson. Peranan Pengendalian Internal Dalam Menunjang Efektivitas Sistem Pemberian Kredit Usaha Kecil dan Menengah (Studi Ksus pada Koperasi Simpan Pinjam Artha Jaya Sentosa Jakarta), Universitas Widyatama, Bandung, 2006. Mulyadi. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Keempat: Salemba Empat, Jakarta , 2008. Nazir, Moh Metodologi Penelitian, Cetakan Ketujuh: Ghalia Indonesia, Bogor 2011. Niswonger. Unsur – Unsur Pengendalian Intern: http://kuliahgratis.net/unsurunsur-pengendalian-intern/ Pengertian
Efektivitas Menurut Para Ahli Adalah: http://dilihatya. com/2664/pengertian-efektivitas-menurut-para-ahli-adalah.
Romney, Marshal B., and Paul Jhon Steinbart, Accounting Information Systems, 9thEdition, Alih Bahasa: Dewi Fitriasari, dan Deny Arnos kwary, Buku Satu, Edisi Kesembilan: Salemba Empat, Jakarta, 2004 Rahmad, Amira. Tinjauan Efektivitas Penerapan Sistem Pengendalian Internal Pemberian Kredit Pada PT. Bank Mega Cabang Makassar: Universitas Hasanuddin, Makassar, 2013 Sibarani Pirma dan Simamora Sihar, Sistem Informasi dan Pengendalian Internal, Edisi Kesatu : Brama Ardian Medan, 2015.
Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Cetakan Keenam Duapuluhsatu, Alfabeta, Bandung, 2015. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Cetakan Kesepuluh, Alfabeta, Bandung, 2012. Winarno, Wing Wahyu. Sistem Informasi Akuntansi: UPP STIM YKPN, Yogyakarta, 2006.
KUESIONER Petunjuk Pengisian Kuesioner 1. Mohon diisi sesuai dengan pertanyaan yang tersedia (Untuk Identitas Responden). 2. Mohon diberi tanda (√) pada pilihan tanggapan yang paling tepat menurut Bapak atau Ibu. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Nama Responden Umur/Jenis Kelamin Masa Kerja Jabatan Status Kepegawaian Pendidikan Terahir
Bagian I
: : Tahun/Laki-laki/Perempuan* : Tahun : : : a. Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) b. Diploma c. Sarjana (S1) d. Magister (S2) e. Lain-lain BAGIAN II
No 1 2 3 4 5 6
Item Pertanyaan Apakah dalam perusahaan memiliki struktur organisasi yang jelas menerangkan pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab? Apakah terdapat deskripsi tugas pegawai dan kebijakan terkait dalam hubungannya dengan pelimpahan wewenang dan tanggung jawab? Apakah pekerjaan penyidik dan analisis dilakukan oleh petugas atau pejabat yang berbeda? Apakah pekerjaan pemberian kredit dan penagihan kredit dilakukan oleh orang / karyawan yang berbeda? Apakah yang menyetujui kredit dan mentaksasi nilai agunan dilakukan oleh orang yang berbeda? Apakah dalam persetujuan kredit ditegaskan syarat-syarat fasilitas kredit dan prosedur yang
YA
TIDAK
7 8
9 10 11 12 13
14 15
16 17 18 19 20 21 22
harus ditempuh oleh debitur atau nasabah? Apakah ada batasan bagi pejabat yang berwenang dalam mengam ambil keputusan kredit? Apakah pengikatan jaminan secara sempurna dan penandatanganan warkat-warkat harus mutlak terlebih dahulu dilaksanakan sebelum pencairan kredit? Apakah dilakukan pengawasan pada jumlah plafond kredit? Apakah dilakukan pengawasan terhadap jaminan? Apakah dalam analisa kredit melakukan analisis laporan keuangan dan non keuangan? Apakah dokumen pemberian kredit telah bernomor urut Tercetak? Apakah bukti pemberian kredit masuk terdiri dari beberapan rangkapan dan didistribusikan kepada bagian yang berbeda guna kepentingan pengawasan internal? Apakah saldo kredit yang ada dapat dijamin perlindungannya dari kemungkinan besar penipuan? Apakah pencatatan dalam jurnal pemberian kredit didasarkan pada bukti kredit masuk yang telah diotorisasi oleh pejabat yang berwenang dan dilampiri oleh dokumen lengkap? Apakah kredit yang sedang dalam proses, mendapatkan perlindungan asuransi? Apakah fungsi pemberian kredit dilengkapi oleh alat-alat yang dapat mencegah tindakan penipuan terhadap aktivitas kredit yang dilaksanakan? Apakah kebijakan dan prosedur pemberian kredit yang telah ditetapkan, dilaksanakan oleh orangorang yang kompeten? Apakah ada tindakan manajemen yang dilaksanakan secara intensif untuk mengurangi tindakan pegawai yang berbuat tidak jujur? Apakah manajemen memiliki filosofi dan gaya operasi tertentu yang cukup menunjukkan tindakan-tindakan kreatif? Apakah perusahaan memiliki satuan komite audit? Apakah terdapat kebijakan dan prosedur
23
24
kepegawaian dalam upayanya mendapatkan SDM yang jujur dan kompeten terhadap tugasnya? Apakah terdapat flowchart prosedur pemberian kredit dan dipahamikah flowchart tersebut?
Apakah manajemen melakukan aktivitas pemantauan untuk menilai efektivitas rancangan dan operasi pengendalian internal pemberian kredit? Sumber: Hutabarat Yunita Kantrin, Skripsi: Pengendalian Internal atas Pemberian Pembiayaan Modal Kerja PT. Bank Sumut Syariah Cabang S.Parman Medan