ANALISA ULANG PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG POLDA SUMBAR PADANG Hasudungan1), Nasfryzal Carlo2), dan Indra Farni3) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta Padang E-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstrak Seiring dengan semakin tingginya kebutuhan akan gedung bertingkat, semakin banyak diperlukan tenaga-tenaga terampil yang menguasai konsep dasar perencanaan guna mendapatkan hasil pekerjaan struktur yang cepat, kuat, aman dan ekonomis dari sebuah bangunan. Gedung Polda Sumbar telah direncanakan oleh PT. Perentjana Djaja. Mengingat Sumbar adalah daerah rawan bencana maka penulis menghitung ulang struktur bangunan polda tersebut sesuai dengan kaidah yaitu Peraturan perencanaan pembebanan untuk rumah dan gedung, Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung (SNI 03 – 2847 – 2002), dan Tata cara perencanaan ketahanan gempa untuk bangunan gedung (SNI 03 – 1726 – 2002). Perhitungan struktur gedung meliputi pelat, balok, kolom dan pondasi. Perhitungan struktur gedung kantor ini menggunakan konstruksi beton bertulang, dengan mutu beton fc’ = 35 Mpa dan mutu baja fy = 240 Mpa BJTP untuk tulangan diameter 10 mm, fy = 400 Mpa BJTD untuk tulangan dengan diameter 12 mm keatas. Perhitungan gaya-gaya dalam struktur menggunakan aplikasi SAP 2000 V-11 dengan nilai tebal pelat lantai 120 mm, dimensi balok 250x500 mm, dimensi kolom 700x700 mm. Tulangan utama untuk balok dan kolom 19 mm dan tulangan sengkang 10 mm. Pondasi yang digunakan pada perhitungan ini adalah pondasi tiang pancang dengan diameter 600 mm pada kedalaman 25 m. Terdapat perbedaan hasil penulis dengan konsultan perencana yaitu tulangan balok yang didapat penulis 8 D19 sedangkan tulangan yang didapat konsultan perencana 7 D19, tulangan kolom yang didapat penulis 14 D19 sedangkan tulangan yang didapat konsultan perencana 16 D19. Kata kunci: Konstruksi beton bertulang, kombinasi maksimum, SAP 2000-V11.
Abstract Together with more highly multistoried building needed, many skilled people have ability basic design are much needed, to abtion task result the structure of building with fast, strong, safe and economic. The west sumatera police building was planned by PT. Perentjana Djaja. Because of west sumatera is disaster – prone areas. The authors plan to recalculate the regional police structure in accordance with the ISO rules for the imposition of planning regulation and building (PPRUG) 1987. The calculation procedure of concrete structure for building (SNI 03-2847-2002), and planning procedures for building earthquake resistant building (SNI 13-1726-2002). The structure building design is slab, beam, coloum, and foundation structure. The structure building used reinforced concrete. It used flexural of concrete fc’= 35 Mpa and flexural of yeild fy= 240 Mpa for plain bars which diameter 10 mm. Fy = 400 Mpa BJTD for deformed bars which diameter bars which diameter > 12 mm. Aplication SAP2000 V-11 is used to calculate internal forces, with the slab floor is 120 mm, beam dimension 250x500 mm, coloum dimension 700x700 mm. Diameter of plain bars 10 mm, 19 mm diameter of deformed bars used for beam and coloum and the 10 mm diameter of deformed bars used for sengkang. The foundation of structure building used pier foundation with diameter 600 mm in depth well 25 m.There are differences between the calculation result sebtained by author calculation sebtained planning. Consultant sebtained there in forcement beam 8D19 authors gained while reinforcing consultant planner 7D19 coloum reinforcement obtained 14D19 outhors sained while reinforcing consultant planner 16D19. Keywords: reinforced concreteconstruction, the maximumcombination, SAP2000-V11.
struktur
1. PENDAHULUAN Dikarenakan
Indonesia
adalah
yang
berpedoman
aman pada
dengan
buku-buku
Negara yang rawan akan gempa, maka
referensi, peraturan dan standar-
bangunan-bangunan di Indonesia terutama
standar
bangunan infrastruktur, bangunan Rumah
(SNI).
Sakit, gedung pemerintah dan bangunan penting
lainnya
perencanaan
dituntut dan
perencanaan
gedung
2. Melakukan perhitungan kembali
memiliki
Struktur
Atas
Gedung
pengawasan
Sumbar
Padang
polDa
berdasarkan
pembangunan yang sesuai dengan syarat-
peraturan-peraturan yang ada di
syarat bangunan tahan gempa.
SNI.
Dengan melatar belakangi uraian tersebut
diatas
melakukan
penulis
perhitungan
mencoba
hasil
yang
diinginkan
penulis dalam pembuatan tugas akhir ini
suatu
berjalan dengan baik sesuai dengan yang
struktur gedung yang mana datanya
dinginkan, maka penulis memberikan
diambil dari gedung yang sudah ada (data-
batasan
masalah
data dari lapangan) yaitu Gedung Kantor
Analisa
Tugas
Polda Sumbar, sehingga tugas akhir ini
memfokuskan terhadap Penulangan Pelat,
Penulis beri judul ” ANALISA ULANG
Balok dan Kolom, beserta Pondasi.
PERENCANAAN
pada
Agar
Kuat
STRUKTUR
yaitu
Perhitungan
Akhir
ini
rencana
Lebih
merupakan
SUMBAR
besarnya kuat nominal dikalikan dengan
PADANG” (Studi kasus : Kantor
faktor reduksi kekuatan (ø) yang lebih
Gedung Polda Sumbar Padang).
kecil dari 1.
GEDUNG
POLDA
Adapun maksud dan tujuan dari pemilihan tugas akhir ini adalah: 1. Memahami
Kuat
struktur
:
merupakan
kekuatan maksimum teoritis bahan.
perencanaan
perhitungan
nominal
bangunan
Kuat perlu merupakan kekuatan suatu
komponen
yang
menahan
beban
bertingkat yang tahan gempa,
diperlukan
sehingga
terfaktor dengan berbagai kombinasi
tercapai
perencanaan
dan pelaksanaan yang memenuhi ketentuan mendapatkan
yang hasil
ada,
serta
pekerjaan
efek beban.
untuk
struktur
kuat rencana
≥
kuat perlu
……
Komponen struktur lainnya = 0,6
struktur kuat (aman)
3. Geser dan torsi
ø (kuat nominal) ≥ kuat perlu
4. Tumpuan pada beton = 0,65
Beban-beban
5. Beton polos struktural = 0,55
yang
diperhitungkan
terdiri dari :
Pada
= 0,75
daerah
yang
rawan
1.
Dead Load
gempa,
2.
Live Load
harus diambil sesuai ketentuan di
3. Earthquake Load Berdasarkan
faktor
reduksi
kekuatan
atas. Kecuali keadaan berikut :
beban-beban
1. Bila kuat geser nominal yang
diatas, maka kombinasi pembebanan
ada pada setiap struktur kurang
yang digunakan pada tugas akhir ini
dari geser yang berhubungan
adalah : ( Berdasarkan SNI 03-2847-
dengan
2002)
lentur nominal untuk kombinasi
pengembangan
kuat
a. 1,4 D
beban
b.
1,2 D + 1,6 L
pengaruh gempa, maka faktor
c.
0,9 D + 1,0 E
reduksi kuat geser harus di ambil
d.
1,2 D + 1,0 L + 1,0 E
sebesar
e. 1,2 D + 1,0 L - 1,0 E Faktor reduksi kekuatan
terfaktor
0.5
menentukan
ø
ditentukan sebagai berikut:
termasuk
kecuali
untuk
kekuatan
joint
dimana faktor reduksi kekuatan harus di ambil sebesar 0.6
1. Lentur, tanpa beban aksial = 0,80
2. Faktor reduksi kekuatan geser
2. Beban aksial, dan beban aksial
tekan axial dan lentur harus di
dengan lentur. (a) Aksial tarik dan aksial tarik dengan lentur = 0,80 (b) Aksial tekan dan aksial tekan dengan lentur : Komponen struktur dengan tulangan spiral = 0,70
ambil sebesar 0,5 untuk semua komponen rangka dengan gaya tekan axial terfaktor melebihi 0,10 fc’ Ag
beban
Beban geser dasar akibat gempa
akibat beban tetap (beban vertikal)
(V) harus dibagikan sepanjang tinggi
yang ditinjau hanya beban mati dan
gedung
Dalam
beban
hidup
perhitungan
saja
guna
untuk
mengetahui besarnya gaya dalam yang
menjadi
beton
perhitungan
bertulang
masing tingkat lantai menurut rumus :
sementara,
pada
Fi
struktur
akibat
beban
umumnya
yang
diperhitungkan adalah beban gempa.
Dimana :
(arah
vertikal
dan
arah
Wi . Zi
V
=
Berat
Lantai
Tingkat ke-1, termasuk beban hidup yang sesuai Zi = ketinggian lantai tingkat ke-I diukur dari taraf penjepitan lateral n = nomor lantai tingkat paling
dalam tanah secara acak dari berbagai arah
Wi . Zi n
i 1
Wi
Pada saat gempa terjadi, bangunan menerima getaran akibat gempa dari
horizontal
terpusat yang bekerja pada masing-
bekerja pada struktur tersebut. Dalam
beban
atas W5
horizontal). prinsip
F5
utama
dalam
W4
F5
W3
F5 + F 4
F4
F3
perancangan tahan gempa (earthquake-
W2
F5 + F 4 + F 3
F2
resistant design) ialah meningkatkan
W1 F1
F 5 +F 4 +F 3 +F 2
kekuatan struktur terhadap gaya lateral
F 5 +F 4+F 3 +F 2 +F 1 DIAGRAM GESER
(kesamping) yang umumnya tidak memadai. proporsi yang dihitung dalam menentukan berat masing-masing lantai dapat divisulisasikan sebagai berikut:
Gambar 1 : Proporsi Gaya Gempa
Gambar 2 : Pembeban dan gaya geser pada masing-masing lantai 2.4 Teori Analisa Pelat 1) Pelat Satu Arah (One Way Slab) ly/lx > 2,0
Gambar 3 : Pelat Satu Arah
2) Pelat Dua Arah (Two Way Slab) 1,0 ≤ ly/lx ≤ 2,0
Pada keruntuhan ini, lelehnya baja
tulangan
dengan
tarik
runtuhnya
bersamaan
beton
bagian
tekan. Kondisi keruntuhan seimbang (balanced)
tercapai
apabila
baja
tulangan tarik mengalami regangan leleh (εs= εy), dan pada saat itu pula
Gambar 4 : Pelat Dua Arah
Kolom
merupakan
elemen
struktur vertikal yang menerima beban aksial tekan atau kombinasi aksial tekan dan lentur, yang meneruskan beban-beban dari balok dan lantai dari lantai paling atas sampai lantai paling bawah
sampai
ke
tanah
melalui
Berdasarkan
besarnya
regangan pada baja tulangan tarik, keruntuhan penampang kolom dapat
3.
Keruntuhan Tekan : Pada waktu runtuhnya kolom,
beton pada bagian tekan runtuh terlebih tulangan
dahulu, tarik
sedangkan belum
baja leleh.
eksentrisitas pada kondisi seimbang (balanced), e < eb atau Pn > Pnb dan tegangan pada tulangan tariknya lebih kecil daripada tegangan leleh
dibedakan atas :
(fs < fy).
1. Keruntuhan Tarik : kolom
diawali
dengan lelehnya baja tulangan tarik. Eksentritas yang terjadi adalah : e > eb atau Pn (beban aksial nominal) < Pnb (beban aksial nominal pada kondisi seimbang). 2. Keruntuhan seimbang (Balanced) :
εcu = 0,003.
Eksentrisitas e lebih kecil daripada
pondasi.
Keruntuhan
beton mengalami regangan batasnya,
Pondasi
berfungsi
untuk
meneruskan beban-beban dari kolom dan atau dinding maupun beban-beban lateral penahan tanah, ke tanah tanpa terjadinya
penurunan
tak
sama
(differential settlement) pada sistem strukturnya,
juga
tanpa
terjadinya
keruntuhan pada tanah. Disain pondasi
meliputi : studi tentang perilaku tanah,
Dimana :
untuk menentukan tipe pondasi yang
Qp
paling cocok, dan disain struktur,
tiang
untuk
Ap
menentukan
dimensi
dari
elemen pondasi.
= Kapasitas daya dukung ujung
= Luas penampang tiang
c
Persamaan
untuk
= Kohesi dari tanah yang
menghitung
kapasitas daya dukung aksial total
terdapat pada ujung tiang. Nc’ = Faktor daya dukung yang telah
adalah :
disesuaikan
(untuk
tanah
Untuk C- Ø soils, dan C – soils
berbutir halus Nc’= 9)
Qug = Qult . n . Eg
Terzaghi berpendapat bahwa
Dimana :
untuk tanah yang berbutir halus, maka
Eg = efisiensi group tiang
kapasitas daya dukung ujung dapat di
Harga Eg bervariasi dari 0,7 sampai 1
tentukan sebagai berikut:
(pada jarak S ≥8D)
Qp
=
Untuk Ø – soils :
qult
= 1,3.c.Nc + q.Nq
Qug = Qult . n . Fg
Sehingga :
Berdasarkan data laboratorium
Qp
= Ap (1,3.c.Nc + q.Nq)
kapasitas daya dukung dapat dihitung
Dimana :
menurut beberapa peneliti antara lain :
Qp
= Kapasitas daya dukung ujung
1.
Mayerhoff
tiang
2.
Terzaghi
Ap
3.
Tomlinson
c
Menurut daya
dukung
Mayerhoff, ujung
kapasitas
untuk
tanah
berbutir halus adalah sebagai berikut: Qp = Ap.c.Nc’
Ap.qult
= Luas penampang tiang = Kohesi dari tanah yang terdapat pada ujung tiang
Nc = Faktor daya dukung untuk tanah di bawah ujung tiang Nq = Faktor daya dukung,untuk θ = 0 maka Nq = 1
q = Eficienci overburden pressure
bo = keliling penampang tegangan
∑ ( γ.hi)
geser
Kapasitas daya dukung dapat ditentukan
menurut
rumus
Check tegangan geser pons
yang
Vn < 1/3
diturunkan oleh Tomlinson sebagai
Penulangan pile cap
berikut :
Luas tulangan tarik permeter lebar
Qp = Nc.c.Ap
As = ρ. b. d
Dimana :
As’ = 0,5 . As
Qp = Kapasitas daya dukung ujung
Penulangan tiang pancang dihitung
tiang
berdasarkan kebutuhan pada waktu
Ap = Luas penampang tiang Nc = Faktor daya dukung di bawah
pengangkatan yaitu -
ujung tiang c
Kondisi 1 (berdasarkan 1 titik pengangkatan )
= Kohesi dari tanah yang terdapat
pada ujung tiang Perhitungan pile cap H=d+p
-
Kondisi 2 (berdasarkan 2 titik pengangkatan )
tulangan
Dimana :
2. METODOLOGI PENULISAN Metodologi
h = tebal pile cap d = tebal efektif pile cap
penulisan
yang
dilakukan penulis yaitu : 1. Studi Literatur Dalam studi literatur didapatkan
Vc Dimana : Vc = kuat geser beton βc = perbandingan antara sisi kolom
teori-teori yang diperoleh melalui buku guna untuk perhitungan tugas akhir ini 2. Pengumpulan data
terpanjang dengan sisi kolom
Data yang dibutuhkan adalah
terpendek
gambar gedung polda yang terdiri
d = tebal efektif pile cap
dari gambar denah pembalokan, potongan
melintang
dan
memanjang gedung tersebut, serta
envelope
dimensi yang digunakan
kedalam
3. Analisa dan perhitungan
tersebut
a. Analisa
struktur
akibat
tadi
dimasukkan
program
SAP sehingga
memudahkan penulis untuk
pembebanan vertical
menentukan nilai iterasi yaitu
Pembebanan dilakukan pada
momen, lintang, dan normal.
masing-masing pelat yang ada
Selanjutnya
pada gedung.
digunakan untuk mendesain
b. Analisa pembebanan dengan
nilai
tersebut
tulang utama dan tulangan
metode envelope
geser pada gedung.
Analisa ini dilakukan dengan meninjau 2 portal gedung
3.HASIL DAN PEMBAHASAN
yaitu portal arah melintang
Studi kasus menggunakan gedung
dan portal arah memanjang
polda sumbar padang, yang dimodelkan
yang kemudian dari masing-
sebagai suatu sistem struktur rangka
masing portal as tersebut bisa
dengan system struktur balok dan kolom.
menghasilkan
Gedung mempunyai jumlah lantai 6,
nilai
iterasi
maksimum.
dengan
c. Perhitungan horizontal
fungsi
bangunan
untuk
gaya
geser
perkantoran, maka digunakan nilai factor
akibat
beban
keutamaan (I) sebesar 1,0 (SNI,2002b).
gempa statis
Model gedung tanpa basement, sehingga
Analisa ini dilakukan dengan
taraf penjepitan lateral pada lantai dasar
melakukan perhitungan pada
dapat dimodelkan dengan idealisasi model
berat total bangunan pada
tumpuan jepit. Model gedung termasuk
masing-masing As.
kedalam
d. Perhitungan
nilai
klasifikasi
beraturan
sesuai
iterasi
peraturan gempa Indonesia (SNI,2002b),
dilakukan
dengan
dengan jumlah arah bentang x pada As C
menggunakan
bantuan
9 buah serta jumlah bentang arah x untuk
program SAP 2000 V-11
portal As 3 3 buah, selanjutnya tinggi
Nilai pembebanan yang telah
lantai 1 sebesar 5,08 m, serta untuk tinggi
didapatkan
dengan
metode
lantai 2-3-4-atap sama yaitu 4 meter dan untuk tinggi lantai heliped sebesar 3,07 m.
Data
dimensi
dan
ukuran
penampang selengkapnya sebagai berikut: 1. Kolom, lantai 1-2-3-4 dimensi
Gambar 5 : Portal Melintang As C
700x700 mm2 2. Kolom lantai atap dan heliped dimensi 600x600 mm2 3. Balok induk untuk As C dimensi 250x500 mm2 4. Balok induk untuk As 3 dimensi 300x550 mm2 Pemodelan, analisis, dan desain dilakukan dengan menggunakan perangkat
Gambar 6 : Portal Melintang As 3
lunak SAP 2000 V-11. Dimana dengan menggunakan bantuan perangkat lunak tersebut
dapat
membantu
dalam
menentukan nilai iterasi yang nilai iterasi tersebut
berguna
untuk
mendesain
penulangan Kolom dan Balok. Hasil yang didapat dalam tugas Data material, yaitu mutu beton yang digunakan adalah fc’ = 35 Mpa,
akhir ini adalah sebagai berikut:
Tabel 1 : Penulangan Balok Portal
mutu baja tulangan longitudinal fy = 400
AS-3
MPa, mutu baja tulangan untuk sengkang
Penulis Sengkang Batang Lantai Daerah Tulangan Utama AS AS' 1/4 L 1/2 L Tumpuan 8 D 19 5 D 19 1 D10 -100 D10 -150 Lapangan 5 D 19 2 D 19 Tumpuan 8 D 19 5 D 19 2 D10 -100 D10 -150 Lapangan 5 D 19 2 D 19 Tumpuan 8 D 19 5 D 19 3 D10 -100 D10 -150 Lapangan 5 D 19 2 D 19 6M Tumpuan 8 D 19 5 D 19 4 D10 -100 D10 -150 Lapangan 5 D 19 2 D 19 Tumpuan 8 D 19 5 D 19 Atap D10 -100 D10 -150 Lapangan 5 D 19 2 D 19 Tumpuan 6 D 19 3 D 19 Heliped D10 -100 D10 -150 Lapangan 3 D 19 2 D 19
fys = 240 Mpa (untuk balok) dan fys = 400
Mpa
(untuk
kolom).
Pelat
menggunakan tebal 120mm, dengan beban mati untuk pelat (lantai, atap, dan heliped) sebesar 140 kg/m2, beban hidup pelat lantai sebesar 250 kg/m2, serta beban hidup untuk pelat atap sebesar 100 kg/m2.
Lapangan Tulangan Utama Sengkang AS AS' 1/4 L 1/2 L 7 D 19 3 D 19 D10 -100 D10 -150 5 D 19 3 D 19 7 D 19 3 D 19 D10 -100 D10 -150 5 D 19 3 D 19 7 D 19 3 D 19 D10 -100 D10 -150 5 D 19 3 D 19 7 D 19 3 D 19 D10 -100 D10 -150 5 D 19 3 D 19 7 D 19 3 D 19 D10 -100 D10 -150 5 D 19 3 D 19 6 D 19 2 D 19 D10 -100 D10 -150 6 D 19 4 D 19
Tabel 2 : Penulangan Balok Portal
pancang. Untuk adalah
AS-C Penulis Batang Lantai Daerah Tulangan Utama Sengkang AS AS' 1/4 L 1/2 L Tumpuan 5 D 19 3 D 19 1 D10 -100 D10 -150 Lapangan 4 D 19 2 D 19 Tumpuan 5 D 19 3 D 19 2 D10 -100 D10 -150 Lapangan 4 D 19 2 D 19 Tumpuan 5 D 19 3 D 19 3 D10 -100 D10 -150 Lapangan 4 D 19 2 D 19 6M Tumpuan 5 D 19 3 D 19 4 D10 -100 D10 -150 Lapangan 4 D 19 2 D 19 Tumpuan 5 D 19 3 D 19 Atap D10 -100 D10 -150 Lapangan 4 D 19 2 D 19 Tumpuan 6 D 19 3 D 19 Heliped D10 -100 D10 -150 Lapangan 5 D 19 2 D 19
Lapangan Tulangan Utama Sengkang AS AS' 1/4 L 1/2 L 5 D 19 2 D 19 D10 -100 D10 -150 3 D 19 3 D 19 5 D 19 2 D 19 D10 -100 D10 -150 3 D 19 3 D 19 5 D 19 2 D 19 D10 -100 D10 -150 3 D 19 3 D 19 5 D 19 2 D 19 D10 -100 D10 -150 3 D 19 3 D 19 5 D 19 2 D 19 D10 -100 D10 -150 3 D 19 3 D 19 6 D 19 2 D 19 D10 -100 D10 -150 6 D 19 4 D 19
700
pile cap, tebalnya mm
dan
untuk
penulangannya, untuk tulangan tarik menggunakan 24 D19 dan untuk tulangan tekan menggunakan 12 D19. 5.KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan: 1. Terdapat perbedaan hasil yang didapat
oleh
penulis
dengan
konsultan perencana 2. Dengan
perencanaan
struktur
tahan gempa maka kemampuan struktur dalam menahan beban
Tabel 3 : Perhitungan Penulangan Kolom
Penulis Kolom Lantai 70/70 70/70 70/70 70/70 60/60 60/60
1 2 3 4 Atap Heliped
Lapangan
Sengkang Sengkang Tulangan Utama Tulangan Utama 1/4 L 1/2 L 1/4 L 1/2 L 14 D 19 D10 - 100 D15 - 100 16 D 19 D10 - 100 D15 - 100 14 D 19 D10 - 100 D15 - 100 16 D 19 D10 - 100 D15 - 100 14 D 19 D10 - 100 D15 - 100 16 D 19 D10 - 100 D15 - 100 14 D 19 D10 - 100 D15 - 100 16 D 19 D10 - 100 D15 - 100 10 D 19 D10 - 100 D15 - 100 12 D 19 D10 - 100 D15 - 100 10 D 19 D10 - 100 D15 - 100 12 D 19 D10 - 100 D15 - 100
gempa
lebih
baik
dibandingkan
dengan
yang
memperhitungkan
tanpa
Dari
hasil
disimpulkan digunakan
perhitungan bahwa adalah
dapat
pondasi
yang
pondasi
tiang
struktur
aspek gempa tersebut. 3. Dengan
memperhatikan
faktor
gempa terhadap struktur akan menjadikan bangunan lebih kuat dan kokoh, sehingga mengurangi resiko yang tidak diinginkan. 4. Faktor lokasi dan kondisi tanah berpengaruh sekali dalam analisa struktur dengan gempa.
Perhitungan Pondasi
jika
Saran:
Wahyudi L, A. Rahim Syahril, Struktur
1. Dalam menghitung suatu struktur
Beton Bertulang Standar Baru SKSNI
bangunan
gedung
diperlukan
ketelitian agar hasil perhitungan akurat. 2. Dalam
masalah
pembebanan
struktur harus mengacu kepada peraturan yang berlaku.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pekerjaan Umum, Peraturan Perencanaan Tahan Gempa Indonesia untuk Gedung 1981, Ditjen Cipta Karya, Bandung
Departemen Pekerjaan Umum, Pedoman Perencanaan
Pembebanan
untuk
Rumah dan gedung, Yayasan Badan Penerbit PU, Jakarta 1987
Departemen Pekerjaan Umum, Tata Cara Penghitungan Struktur Beton Untuk Bangunan
Gedung/SKSNI-T-15-1991-
03, Yayasan LPMB, Bandung
Dipohusodo, Istimawan, Struktur Beton Bertulang
Berdasarkan SKSNI-T-15-
1991-03, Departemen Pekerjaan Umum RI, Gramedia, 1996
T-15-1991-03. Gramedia, Jakarta 1999.