PERENCANAAN ULANG STRUKTUR GEDUNG KELAS BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN ILMU PELAYARAN PADANG PARIAMAN
Refita Mahendry, Taufik, Rini Mulyani Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Universitas Bung Hatta, Padang E-mail :
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Meningkatnya jumlah populasi manusia mengakibatkan meningkatnya kebutuhan akan sarana dan prasarana penunjang seperti gedung. Daerah Sumatera Barat memiliki kondisi geografis yang dikelilingi lautan, sehingga perlu dibangun suatu gedung Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran sebagai sarana penunjang kegiatan pelayaran. Gedung Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran telah dibangun di daerah Padang Pariaman dengan menggunakan konstruksi beton bertulang. Tugas akhir ini bertujuan merencanakan ulang bangunan tersebut dengan mengadopsi standar-standar perencanaan terbaru seperti SNI 031726-2012 yang merupakan standar perencanaan gempa untuk struktur gedung. Penerapan standar terbaru di dalam perencanaan gedung sangatlah penting, apalagi mengingat wilayah Sumatera Barat yang memiliki kerentanan tinggi terhadap bahaya gempa bumi. Hasil perencanaan diperoleh dimensi balok, kolom, pelat, pondasi tiang pancang, tie beam, dan pembesian tulangan balok, kolom, pelat, pondasi tiang pancang dan tie beam. Kata kunci: gedung, beton bertulang, pelat, balok, kolom
Pembimbing I
Ir. Taufik, M.T
Pembimbing II
Dr. Rini Mulyani, S.T, M.Sc(Eng)
RE DESIGN OF THE BUILDING STRUCTURE CLASS EDUCATION AND SEAMANSHIP TRAINING CENTER PADANG PARIAMAN
Refita Mahendry, Taufik, Rini Mulyani Department of Civil Engineering, Faculty of Civil Engineering and Planning, Bung Hatta University, Padang E-mail :
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstract Human populations tend to grow continually, which result in increase facilities and infrastructure including buildings. West Sumatera region is geographically surrounded by ocean, so it is necessary to build an Education and Seamanship Training Center as a means of supporting seamanship activities. The Building Structure Class Education and Seamanship Training Center was built in Padang Pariaman’s region using reinforced concrete construction. This study aims to redesign building by adopting the latest Indonesian earthquake standard design (SNI 03-1726-2012). The SNI 03-1726-2012 is the standard for the seismic design of structural and non structural constructions. The application of the latest standards in building design is very important, especially to West Sumatera’s region that have high vulnerability to earthquake hazard . The main results from this study are the dimension of slab, beam, coloumn, pile foundation and tie beam, and their reinforcements. Keywords : building, concrete, slab, beams, columns
1.
PENDAHULUAN
Beban mati
Prasarana penunjang yang paling
Bersadasrkan (PPPURG) 1987 sebagai
banyak digunakan yaitu gedung. Karena
berikut :
kebutuhan akan gedung yang semakin
Beton bertulang
meningkat sedangkan ketersedian lahan
Berat GRC tebal 4mm = 4 kg/m2
yang semakin berkurang, maka dari itu
Berat penggantung
= 2,5 kg/m2
dibangunlah
Berat keramik
= 24 kg/m2
gedung
bertingkat
yang
berdasarkan standar.
= 2400 kg/m3
Beban hidup
Metoda-metoda
pembangunan
Berdasarkan
(PPPURG)
1987
gedung harus sesuai dengan standar yang
sebagai berikut :
berlaku, seperti SNI Perhitungan Struktur
Sekolah, ruang kuliah, kantor, toko,
Beton dan SNI Ketahanan Gempa, yang
toserba, restoran, hotel, asrama, rumah
mana standar yang diterapkan haruslah
sakit
sesuai dengan kondisi wilayah. Maksud
Kategori Resiko Bangunan
penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk
Berdasarkan
= 250 kg/m2
SNI 03-1726-2012
mengetahui dan memahami perencanaan
tabel 1 kategori resiko bangunan gedung
struktur gedung yang aman dan efisien,
dan struktur lainnya untuk beban gempa
dan merencanakan
yang
Struktur Gedung
jenis
pemanfaatannya
sebagai
Balai Pendidikan Dan Pelatihan Ilmu
fasilitas gedung sekolah dan fasilitas
Pelayaran (BP2IP) yang sesuai dengan
pendidikan termasuk kedalam kategori
peraturan yang berlaku.
resiko IV.
2.
Koefisien Modifikasi Respon
METODOLOGI
Analisa Pembebanan Struktur
Faktor koefisien modifikasi respon (R) untuk rangka beton bertulang pemikul momen khusus adalah 8.
Koefisien Respons Seismik
bangunan yaitu nilai minimum periode
Koefisien respons seismic berdasarkan
bangunan (Taminimum) dan nilai maksimum
SNI 03-1726-2012 adalah:
periode bangunan (Tamaksimum). Kolom
Cs =
ØPn (maks) Yang mana nilai Cs harus :
= 0,8Ø [(0,85.fc’.(Ag As)+fy.As]
Lebih kecil dari nilai
Keterangan :
Lebih besar dari nilai 0,044 Sds I ≥ 0,01
ØPn (maks)
= Beban aksial maksimum
Ag
= Luas penampang kolom
As
= 2 %. Ag
Kekuatan lentur kolom harus memenuhi ΣMnc ≥ 1,2 ΣMnb
Sebagai tambahan untuk struktur yang S1 sama dengan atau lebih besar 0,6 g maka
ΣMnc = Jumlah kekuatan minimal kolom
Cs lebih dari nilai
ΣMnb = Jumlah kekuatan minimal balok Balok Tebal minimum balok untuk dua tumpuan
Sds
= parameter percepatan spectrum
sederhana
R
= modifikasi respons
Pelat
Sd1
= parameter percepatan spectrum
Pelat satu arah, distribusi gaya gaya dalam
respon pada periode detik S1
= parameter percepatan spectrum respon yang dipetakan
Periode Alami Struktur Berdasarkan
SNI
= l/16
pelat satu arah (menahan dalam satu arah). Pelat dua arah, pelat dua arah ditumpu pada keempat tepinya Daya Dukung Tanah
03-1726-2012
terdapat dua nilai batas untuk periode
Daya dukung ijin tiang berdasarkan data N SPT oleh Mayerhof
Pa
=
+
∑
BebanMati Berat sendiri pelat
Dimana : Pa
= Daya dukung ijin tiang
qc
= 40 N untuk pasir
N Ap
Plafond + penggantung= 6,5 kg/m2
= Nilai N SPT = Luas penampang tiang
Ast
= Keliling penampang tiang
Li
= Panjang segmen tiang yang
Plesteran (3cm)
= 63 kg/m2
ME + plumbing
= 20 kg/m2
Keramik
= 24 kg/m2
BebanHidup Beban hidup lantai atap= 100 kg/m2
= N/5 maksimum 10 ton/m2 untuk
Beban air hujan (5 cm) = 50 kg/m2
+
= 150 kg/m2
( LL )
pasir
Pembebanan Pada Pelat Lantai 3 dan 2
FK1,FK2= Faktor keamanan 3 dan 5 3.
+
= 401,5 kg/m2
( DL )
ditinjau Fi
= 288 kg/m2
Beban Mati
HASIL
Berat sendiri pelat
Pembebanan Pada Pelat Atap
= 288 kg/m2
Plafond + penggantung= 6,5 kg/m2
Beban Mati Berat sendiri pelat
= 288 kg/m
2
Plesteran (3 cm)
= 63 kg/m2
2
ME + plumbing
= 20 kg/m2
Keramik
= 24 kg/m2
Plafond + penggantung = 6,5 kg/m
Plesteran (3cm) = 3 . 21= 63 kg/m2
( DL ) = 401,5 kg/m2
= 20 kg/m2 +
ME + plumbing ( DL )
+
= 377,5 kg/m2 Beban Hidup
Beban Hidup
Beban hidup lantai
Beban hidup lantai dak = 100 kg/m2 Beban air hujan (5 cm) = 50 kg/m2
( LL ) = 250 kg/m2
+
( LL ) = 150 kg/m2 Pembebanan Pada Pelat Lantai Atap
= 250 kg/m2
Balok Induk Arah A1 Tinggi Balok
+
h
=
L=
x 450 = 28, 125 cm
H awal rencananya adalah 50 cm
= h
=23,06 Ag
Ag
= 0,0434 Pn (maks)
Dimensi kolom lantai atap
Lebar Balok b
Pn (maks)
= x 50 = 25 cm
W = 57194,1 kg Ag
= 0,0434 Pn (maks)
Ag
= 0,0434. 57194,1= 2482,2240 cm2
B awal rencanya adalah 30 cm Balok Induk Arah A2 Diambil lebar kolom (b) yaitu 50 cm, Tinggi Balok h
=
L=
= Ag/b = 2482,2240/50
h
= 49,6445 cm = 50 cm
x 900 = 56, 25 cm
H awal rencananya adalah 70 cm Lebar Balok b
h
Maka kolom lantai tipikal 50 x 50 cm Perhitungan Dimensi Awal Plat
= h = x 60 = 30 cm
Ln Y = 3500-(300/2)-(200/2) = 3250 mm
B awal rencanya adalah 35 cm
Ln X = 4500-(350/2)-(350/2) = 4150 mm
Balok Anak
Nilai banding panjang terhadap lebar
h
=
L=
x 450 = 28, 125 cm
bentang bersih (β) β =
H awal rencananya adalah 40 cm b. Lebar Balok b
=
= 1,28
Untuk tebal plat
= h = x 40 = 20 cm H min
=
=
B awal rencanya adalah 20 cm Perhitungan kolom ØPn (maks)
= 11,1749 mm
= 0,8Ø [(0,85.fc’.(Ag Diambil tebal plat = 120 mm = 12 cm As)+fy.As] Parameter Percepatan Spektra Desain
As
= 2 %. Ag
Pn (maks)
= 0,8 [21,25 Ag-0,425 Ag+8Ag]
SMS
= Fa.Ss = 0,9.1,387
SDS
= SMS = . 1,2483
= 1,2483 SM1
Ts
= Fv.S1
= 0,8322 SD1
=
= SM1
= 0,2099
= 2,4.0,600
= .1,4400
Cs minimum
= 1,4400
= 0,9600
Cs minimum
= 0,044 Sds I ≥ 0,01
= 0,2.
Cs minimum
= (0,044)(0,8322)(1,5)
=
To
= 0,0549 =
= 0,2. Cs tambahan
= 1,1536
= 0,2307 Cstambahan
=
Perioda Alami Struktur (Taminimum)
= Cr.hni
=
= 0,0466.17,50,9
= 0,0563
= 0,6125 (Tamaksimum)
= Cu.(Taminimum) = 1,4. 0,6125 = 0.8575
Koefisien Respons Seismik Cs hitungan
Csminimum=
Cshitungan=0,1
0,0549
560
Cs maksimum=
Cstambahan=
0,2099
0,0563
Jadi nilai Cs yang digunakan adalah Csminimum=0,1560
Csmaksimum
=
V
= 0,1560. 720152,55 = 112343,7978 kg
= = 0,1560 Cs maksimum Cshitungan
= =
= Cs.Wt
Perhitungan Gaya Gempa Cv
=
F
= Cv.V
Tabel Perhitungan Gempa
Perencanaan Tulangan Lapangan (MIx)
W V (kg) (kg) 19768 11234 Atap 2,15 3,79 26049 11234 3 9 6 3,79 26197 11234 2 4,5 4,4 3,79 72015 Total 2,55 Penulangan Plat Atap Lantai
Wu
H (m) 13, 5
Cv
F (kg)
0,27 45 0,36 17 0,36 38 1,00 00
30.83 8,42 40.63 7,38 40.86 8,01 112.3 43,80
d
= h-p- 1/2Øtul = 120-20-5= 95 mm
Mu/bd2 = 350,8313 x104 /1000.952 = 0,3887 N/mm2 ρb
= 0,85.β.
= 0,85.0,85.
= 1,2 DL + 1,6 LL
+
.* .*
+
= 0,0538
= 1,2 . 377,5 + 1,6 . 150 ρmin = . = 693 kg/m Ly/Lx = 4,5/4,5
ρinterpolasi
= 0,001.Wu.Lx2.x dimana x = 25 = 0,001.693.4,52.25
0,0058<0,002<0,04035 jadi ρ yang dipakai adalah 0,0058 Luas tulangan tarik (As)
= 350,8313 kgm = 0,001.Wu.Lx2.x dimana x = 25
As
Dipakai tulangan Ø10-125 As = 628 mm2
= 350,8313 kgm = -0,001.Wu.Lx2.x dimana x = 51 = -0,001.693.4,52.51
=
-0,001.Wu.Lx2.x 2
dimana x = 51
= -0,001.693.4,5 .51 = -715,6958 kgm
Perencanaan Tulangan Lapangan (MIy) d
= h-p-Øtulx-Øtuly = 120-20-10-5 = 85 mm
= -715,6958 kgm Mty
= ρ.b.d = 0,0058.1000.95 = 551 mm2
= 0,001.693.4,52.25
Mtx
= 0,002
ρmin < ρ < ρmaks
terjepit penuh :
Mly
= 0,0058
ρmaks = 0,75.ρb = 0,75. 0,0538 = 0,04035
=1
Perhitungan momen design pelat dianggap
Mlx
=
2
Mu/bd2= 350,8313 x104 /1000.852 = 0,4858 N/mm2 ρinterpolasi
= 0,0025
ρmin < ρ < ρmaks
(As) = 3 D 19
0,0058<0,0025<0,04035
As’
= ½.As
jadi ρ yang dipakai adalah 0,0058
= ½.843,9175
Luas tulangan tarik (As)
= 421,9587 mm2
As
= ρ.b.d
n
= 0,0058.1000.85 = 493 mm2 Dipakai tulangan Ø10-150 As = 524 mm
=
=
= 1,4889
≈ 2 D 19 2
(As’) = 3 D 19
Penulangan Balok Analisis Balok Mu Mu/bd
= 112, 5962 kNm 2
fs=fy dan fs’=ɛs’.Es
= 112, 5962 /0,35.0,4405 = 1657,9211 kN/m
2
0,85.fc’.b.a+As’.fs’
= As.fy
2
0,85.25.a.350+850,155.0,003.
ρ
= 0,0055
β
= 0,85 untuk fc’≤ 30 Mpa
000
ρb
= 0,0271
7437,5a+510093.
.200
=850,155.400 = 340062
ρmaks = 0,0203 7437,5a+(510093-
) = 340062
ρmin = 0,0035 7347,5a2+ 170031 a- 25720791,1= 0
ρmin < ρ < ρmaks
a
= 48,4769
a
= -71,3382
c
=
= ρ.b.d
(ɛs)
= ɛc.
= 0,0055.350. 440,5
(fs)
= ɛs.Es = 4034,27 Mpa > 400 Mpa
= 843,9175 mm2
→ Baja tarik sudah leleh
0,0035>0,0055<0,0203 Jadi ρ yang dipakai adalah 0,0055 Luas tulangan tarik (As) As
n
= ≈ 3 D 19
=
= 2,9779
=
= 57,0316 mm = 0,0202
regangan baja tekan (ɛs’) 0,003.
= -0,0001
= ɛc.
=
tegangan baja tekan (fs’)
= ɛs’.Es= -
0,0001.200000 = -25,9688 < 400 Mpa
= 119,4323 kNm Ve
Mn = Cc.(d-a/2)+Cs.(d-d’)
= =
= 0,85.fc’.b.a. (d-a/2)+ As’.fs’.(d-d’) = 53,0810 kN = 141,6705 kNm Total reaksi di ujung kiri balok
Mn ≥ Mu/ɸ
= 4,92 kN - 53,0810 kN = 48,161 kN
141,6705 kNm ≥ 112, 5962 kNm /0,8
Total reaksi di ujung kanan balok 141,6705kNm≥140,7453 kNm .............OK Kontrol terhadap nilai ρmin dan ρmaks
= 93,55 kN + 53,0810 kN = 146,631 kN 0,5 Vu = 0,5. 93,472 kN
ρ
=
=
= 46,736 kN
= 0,0055 Karena Ve > 0,5 Vu maka mengasumsikan
ρmin < ρ < ρmaks
Vc=0 (SNI 2847;2013 pasal 21.5.4.2)
0,0035<0,0055<0,0203....... OK
Kapasitas geser tulangan (Vs)
Penulangan Geser Balok
Vu ≤ ΦVn
Vu pada jarak d=
Vn
= Vc+Vs
Vu
≤Φ(Vc+Vs)
Vs
= 146,631/0,75 - 0
= 75,1723 kN Kapasitas geser beton (Vc) Vc
Vs maks
= 1/6.√
.b.d
= 1/6. √
.350. 440,5
= 0,75. 128,479 kN
a
=
= 2/3.b.d. √
= 2/3.350.440.5. √ = 513,916 kN
= 128,479 kN ΦVc
= 195,508kN
= 96,3593kN
Vs maks > Vs perlu .............. OK Spasi tulangan geser (S maks)
=
d/4
= 38,1022 mm
= 440,5/4
= 110,125 mm
Enam kali diameter tulangan terkecil Mpr1 =
As.1,25fy.(d- ) lentur utama = 6.19
=566,77.1,25.400.(440,5-
)
150 mm
=114 mm
Jadi diambil jarak antar tulangan geser 100 mm
=
= 0,3326 >
0,1
Smaks =
=
= 322,9714 mm
=
= 0,9793
>100 mm .... OK . = 0,3326. 0,9793 = 0,3257 Gunakan tulangan Φ10 mm r Av=
=
= 157 mm
= 0,3 < r min
2
fc’ = 25 Mpa, maka β = 1,0
Jadi sengkang yang dipakai untuk daerah
Rasio tulangan (As)
plastis adalah Φ10-100mm, dan untuk
ρ
daerah di luar sendi plastis adalah Φ10-
= r. β = 0,03.1
200mm
= 0,03 0,35
As = ρ.Agr = 0,03.250000 = 7500 mm2 3 D 19
Maka dipakai tulangan 16 D 25=7850mm2 0,5
D 10
Analisa Kolom
3 D 19
Kontrol Kapasitas Beban Aksial 0,35
= 0,8Ø [(0,85.fc’.(Ag
ØPn (maks) Gambar detail penulangan pada balok Penulangan Kolom Persegi d’
= 40 + 10 +1/2 (25)
As)+fy.As] = 0,8.0,7.[0,85.25.(250000
= 62,5 mm
7850)+400.7850]
ex
=
=
= 0,3014
= 4639985 N
ey
=
=
= 0,3859
= 4639,985 kN>1236,8760 kN......OK Kontrol Kapasitas Momen Nominal
√
= 0,489 m = 489 mm a =
=
=
= 0,125 = 188,2353 mm Mn
= As.fy.(
)
= 7850.400.(439-
Vu ≤ ΦVn
)
= 787,4011 kNm Kontrol
= Vc+Vs
Vs
= 182,457 kN /0,75-0 =
243,276 kN
ØMn ≥ Mu
panjang lo tidak boleh melebihi :
0,7. 787,4011 kNm ≥ 477,327 kN 551,1808 kNm > 477,327 kN.......... OK
Lo = h = 650 mm 1/6 bentang bersih komponen struktur
6/5.Mn kol ≥ Mn balok Tabel Persyaratan desain kolom kuat balok
= 1/6.4500= 750 mm 450 mm
lemah Kolom ΣMkol lantai 799, 3 751351 1729, 2 79083 2131, 1 02022
Vn
6/5 ΣM ΣM bal bal 507, 608, 1433062 571967 726, 871, 1000267 320032 1368, 1642, 908824 69059
Maka lo adalah 750 mm Kontrol
spasi OK OK
tulangan
transversal
sepanjang
panjang lo tidak boleh melebihi = ¼.500
= 125 mm
OK
Penulangan Geser Kolom Persegi
= 6.22 = 132 mm ) dimana h =
Diameter efektif kolom (d)
S0
= D-p-Øtul sengkang-1/2Øtul utama
2/3.(500-2(40+11)) = 265,3333 mm maka
= 500-40-10-22 = 428 mm
So =100 +(
Vc
) = 128,2222 mm,
= 1/6.√
.b.d
Maka diambil jarak sengkang 100 mm
= 1/6. √
.500.439
Berdasarkan SNI 3847;2013 pasal 21.6.4.4
= 182,91667 kN ΦVc
= 100 +(
luas penampang total tulangan sengkang
= 0,75. 182,91667 kN
persegi tidak boleh kurang dari
= 137,1875kN
Ash
= 0,3.
Ash
= 0,09.
Bc
= b-2(40+1/2db)
1/2 ΦVc
.*(
= 68,5938 kN
Vu > ΦVc maka diperlukan tulangan sengkang
)+
Ach
= 500-2(40+5) = 410 mm
Li
=2m
= (bw-2(40)).(h-2(40)) = (500-
qc
= 40 N
Ast
= 4.0,3 = 1,2 m
fi
= N/5
Pa
=
80).(500-80) = 176400 mm2 = 0,3.
)+
.*(
= 4,4905 mm2/mm = 3,2289 mm2/mm
= 0,09. A
Np
Gunakan tulangan sengkang D 10 =
= 77,76 ton
= 1236,8760 kN + pile cap (5% Pu) = 129,8719 ton
=179,62 mm2
Av
∑
Jumlah tiang yang diperlukan P
= 4,4905 mm2/mm . 40 mm
+
d2
= =
= ¼.3,14.102
= 1,67 ≈ 2 tiang
= 78,5 mm2
Efisiensi kelompok tiang
179,62 mm2/78,5 mm2
= 2,28 ≈ 3
Jumlah tiang
= 4 buah
buah sengkang
Ukuran tiang
= 30.30 cm
Maka dipasang sengkang D10-100 mm
Gaya aksial P
= 129,8719 ton
sepanjang 750 mm dari muka kolom
Jarak antar tiang s adalah 3 D
D10-150 mm diluar sendi plastis
s
= 2,5.30 sampai 3 D
s
= 90 cm
q
= arctg
Ɵ
= arc tan (30/90)
0,5
0,5
16 D 25
D10-100
= 18,44° Eg Gambar detail penulangan pada kolom Penentuan Daya Dukung Pondasi Ap = 0,3.0,3 = 0,09 m2
= 1-18,44 = 1- 0,2049 = 0,7951
Daya dukung vertikal kelompok tiang
7 d2 + 3500 d – 1409508= 0
= Eg.jumlah pile.daya dukung tiang
d
= 0,7951.4.77,76
Tebal pile cap = d+p+1/2.D tul utama
= 263,6714 mm
= 247,3114ton >129,8719 ton...... OK
= 263,6714 + 50 + ½.19 = 323,1714 mm < 500 mm .... OK
Beban Maksimum Tiang ΣX2
= 2.2.0,3752
= 0,5625 m2
Dipakai ukuran pile cap 150.150 cm
ΣY2
= 2.2. 0,3752
= 0,5625 m2
dengan tebal 50 cm
±
Penurunan Pondasi
P maks = =
± ±
Pu maks
= 129,8719 ton
B
= 30 cm
μ
= 0,3
Es
= 20 Mpa
±
= 60,7651 ton < Daya dukung ijin tekan tiang = 77,76 ton ....... OK 5.8. Perhitungan Dimensi Pile Cap Mutu beton
= 25 Mpa
Mutu besi
= 400 Mpa
Penurunan elastisitas tiang e
=
= 18,5531 mm
Ukuran pile cap Jarak tiang pancang
= 3 D= 3.30= 90 cm
Jarak tiang ke tepi pile cap= 2 D= 60 cm Total = 150 cm Vc
=
√
=(
).
=(
√
).
.bo.d
Perpindahan titik tiang N
=
=
= 0,0125
Dengan nilai N, M= Z/D dengan μ = 0,3 maka diperoleh Kz
=
= 1,3754
σ
=
=
= 0,0028
ΔH
=
=
= 4,9620mm
. (2000+4d).d 2
= 2,5(2000d+4d ) = 5000 d + 10 d2 Vu < ØVc
Total penurunan
1409508 < 0,7. 5000 d + 10 d2
ΔH total= e + ΔH
= 18,5531 mm + 4,9620 mm
dilakukan
= 23,5151 mm = 2,3515 cm
menghasilkan perencanaan yang aman.
Penurunan
maksimum
yang
diijinkan
dengan
ketelitian
agar
DAFTAR PUSTAKA Bowles, J.E. 1999, Analisa dan Desain Pondasi
adalah 10 cm
Jilid II, Erlangga, Jakarta.
ΔH total < ΔH maksimal
Budiono, B dan Supriatna L. 2011,
Studi
2,3515 cm < 10 cm ........ OK Komparasi
4. KESIMPULAN Tebal pada
Gempa,
pelat didapatkan penulis
adalah 120 mm dengan menggunakan
Untuk balok dengan bentang 4,5 m
Institut
Bangunan Teknologi
Bandung,
Nasution, A. 2009, Analisis dan Desain Struktur Bertulang,
Institut
Teknologi
Bandung, Bandung. Pamungkas, A dan Harianti, E. 2013,
penulis menggunakan dimensi 350.500 mm dan bentang 9 m menggunakan
Desain
Pondasi Tahan Gempa, Andi, Yogyakarta. Panitia Teknik Konstruksi dan Bangunan. 2013, Tata Cara Perencanaan Struktur Beton
350.700 mm Untuk
Tahan
Bandung.
Beton
tulangan Ø10-125 dan Ø10-150
Desain
kolom
penulis
merencanakan
Untuk
Bangunan
03:2847:2013),
Gedung
Badan
(SNI
Standarisasi
tulangan terbanyak 16 D 25 Nasional, Jakarta.
Untuk pondasi penulis menggunakan
Panitia Teknik Konstruksi dan Bangunan. 2012,
gaya terbesar dan didapatkan 4 buah
Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa
tiang pancang
Untuk
Bangunan
03:1726:2012),
Saran
Gedung
Badan
(SNI
Standarisasi
Nasional, Jakarta.
Dalam
melakukan
struktur
beton
perencanaan
ulang
bertulang
harus
menggunakan standar yang berlaku yang disyaratkan
sekarang
dan
haruslah
Vis, W.C dan Kusuma G. 1993, Dasar-dasar Perencanaan Beton Bertulang, Erlangga, Jakarta. Vis, W.C dan Kusuma G. 1993, Grafik dan Tbael Perhitungan Beton Bertulang, Erlangga, Jakarta.