PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAHSAKIT TELUK BAYUR KOTA PADANG Reza Caesario, Suhendrik Hanwar, Khadavi Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Bung Hatta, Padang E-mail :
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Sejalan dengan berkembangnya pelabuhan Teluk Bayur, perekonomian masyarakat dan populasi penduduk di sekitar pelabuhan juga mengalami peningkatan, seiring dengan peningkatan tersebut, harus diiringi oleh sarana dan prasarana pendukung, yakni rumahsakit. Perencanaan ini dibuat agar didapatkan struktur yang memenuhi kriteria disain aman gempa, sesuai SNI 28472013 dan SNI 1726-2012. Perencanaan struktur gedung rumahsakit Teluk Bayur yang terletak di zona gempa 5 ini menggunakan beton bertulang, memakai mutu beton f’c 25 MPa untuk setiap elemen struktur kecuali kolom f’c 30 MPa dengan sistem rangka pemikul momen khusus (SRPMK). Hasil perhitungan adalah sbb: pelat lantai dengan sistem two way slab tebal 15 centimeter dan 10 centimeter untuk lantai atap, balok 40x50 centimeter dengan tulangan tarik dan tekan pada daerah tumpuan, 7D19 dan 5D19 sedangkan pada daerah lapangan didapat 2D19 untuk tulangan tekan dan 4D19 untuk tulangan tarik, kolom 70x70 centimeter dengan tulangan 24D25, sloof 30x50 centimeter dengan tulangan 6D19, pile cap 310x310 centimeter dan fondasi sumuran diameter 3 meter dengan kedalaman 12 meter. Kata kunci: beton bertulang, rumahsakit, struktur rangka pemikul momen khusus
Pembimbing I
Ir. Suhendrik Hanwar, MT
Pembimbing II
Khadavi, ST.,M
BUILDING STRUCTURE DESIGN HOSPITAL PORT TELUK BAYUR PADANG CITY Reza Caesario, Suhendrik Hanwar, Khadavi Department of Civil Engineering, Faculty of Civil Engineering and Planning Bung Hatta University, Padang E-mail :
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstract In line with expansion of the harbor Teluk Bayur, economy and population around the harbor also increased, along with the increase, must be accompanied by supporting facilities and infrastructure, namely the hospital. This plan was made to have a structure which satisfies the design criteria for earthquake-safe, appropriate code SNI 2847-2013 and SNI 1726-2012. Planning Teluk Bayur hospital building structure located in an earthquake zone 5 using reinforced concrete, wearing the quality of concrete f'c 25 MPa for each element of the structure except column f’c 30 MPa with a special moment frame system (SRPMK). The result of the calculation is: slab with two way slab system thickness 15 centimeters and 10 centimeters for flat roof, beams 40x50 centimeters with tensile reinforcement and compressive in the joint, 7D19 and 5D19 while in the field area get compressive reinforcement 2D19 and 4D19 for tensile reinforcement, columns 70x70 centimeters with longitudinal reinforcement 24D25, tie beam 30x50 centimeters with reinforcement 6D19, pile cap 310x310 centimeters and caisson diameter of 3 meters with a depth of 12 meters. Keywords: reinforced concrete, hospitals, special moment frame system
Supervisor I
Supervisor II
PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG RUMAHSAKIT TELUK BAYUR KOTA PADANG Reza Caesario, Suhendrik Hanwar, Khadavi Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Bung Hatta, Padang E-mail :
[email protected],
[email protected],
[email protected] Abstrak Sejalan dengan berkembangnya pelabuhan Teluk Bayur, perekonomian masyarakat dan populasi penduduk di sekitar pelabuhan juga mengalami peningkatan, seiring dengan peningkatan tersebut, harus diiringi oleh sarana dan prasarana pendukung, yakni rumahsakit. Perencanaan ini dibuat agar didapatkan struktur yang memenuhi kriteria disain aman gempa, sesuai SNI 28472013 dan SNI 1726-2012. Perencanaan struktur gedung rumahsakit Teluk Bayur yang terletak di zona gempa 5 ini menggunakan beton bertulang, memakai mutu beton f’c 25 MPa untuk setiap elemen struktur kecuali kolom f’c 30 MPa dengan sistem rangka pemikul momen khusus (SRPMK). Hasil perhitungan adalah sbb: pelat lantai dengan sistem two way slab tebal 15 centimeter dan 10 centimeter untuk lantai atap, balok 40x50 centimeter dengan tulangan tarik dan tekan pada daerah tumpuan, 7D19 dan 5D19 sedangkan pada daerah lapangan didapat 2D19 untuk tulangan tekan dan 4D19 untuk tulangan tarik, kolom 70x70 centimeter dengan tulangan 24D25, sloof 30x50 centimeter dengan tulangan 6D19, pile cap 310x310 centimeter dan fondasi sumuran diameter 3 meter dengan kedalaman 12 meter. Kata kunci: beton bertulang, rumahsakit, struktur rangka pemikul momen khusus
Proyek
PENDAHULUAN Sejalan pelabuhan
dengan
Teluk
Bayur,
Perencanaan
Struktur
Gedung
berkembangnya
Rumah Sakit Teluk Bayur ini mencoba
perekonomian
memenuhi kebutuhan tersebut. Salah satu
masyarakat dan populasi penduduknya juga
faktor
mengalami peningkatan. Ini juga harus
struktur,
diiringi
kaitannya dengan keamanan dan ketahanan
dengan
sarana
dan
pendukung.
Salah
satu
dibutuhkan
adalah
adanya
sebagai
sarana
publik
prasarana
sarana
yang
yang
rumahsakit memadai.
yang
penting
dimana
hal
adalah ini
kekuatan
sangat
erat
bangunan dalam menahan beban-beban yang bekerja bangunan
pada
struktur.
berpedoman
Perencanaan pada
Standar
Perencanaan Ketahanan Tahan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung (SNI 17262012) dan Tata Cara Perhitungan Struktur Beton (SNI 2847-2013).
meninjau
literatur, data-data, ditambah dengan masukan dari dosen pembimbing.
dalam Tugas Akhir ini adalah: analisa
biaya,
manajemen proyek dan arsitektural. 2. Perhitungan tidak meninjau struktur
2 . Sebagai tahapan awal (preliminary design), penentuan dimensi elemenelemen struktur dilakukan dengan cara coba-coba (trial error).
sekunder seperti tangga.
3 . Selanjutnya dilakukan perhitungan
3. Analisa struktur: a. Model struktur dilakukan secara Dimensi,
dilakukan
akhir ini, yaitu:
metode studi pustaka atau studi
Secara garis besar batasan masalah
3
Metodologi pembahasan dalam tugas
1 . Pengumpulan data dilakukan dengan
BATASAN MASALAH
1. Tidak
METODOLOGI PEMBAHASAN
secara
pembebanan dua
arah.
beban-beban struktur (beban gravitasi dan horizontal). 4 . Untuk mempermudah
perhitungan
Beban vertikal dihitung dengan
analisa struktur, dilakukan dengan
metode
beban
bantuan program k o m p u t e r .Lalu
dengan
didapat gaya maksimum yang terjadi,
horizontal
amplop
dan
(gempa)
analisa statik ekuivalen. b. Perhitungan mekanika struktur menggunakan bantuan program komputer.
dilakukan analisa kembali terhadap profil yang dipilih. PERMODELAN STRUKTUR Struktur bangunan dengan panjang arah X 25 m dan panjang arah Y 15 m.
Kolom dan balok didisain sebagai sebagai elemen frame. Permodelan struktur dalam 3D dapat dilihat pada Gambar 1 berikut: 500
500
500
375
625
500
500
Tampak samping gedung
500
500
Perencanaan Dimensi Balok 500
500
a. Tinggi balok (h)
Gambar 1. Gambar denah gedung
h h
=
=
L fy . 0,4 + 21 700
5000 250 . 0,4 + 21 700
= 214,29 mm
Maka digunakan h balok 500 mm. b. Lebar balok (b) b
RUMAHSAKIT
2 2 = . h = . 500 = 330,33 cm 3 3
Maka digunakan b balok 400 mm.
Jadi dimensi balok adalah 400x500 mm. Tampak depan gedung
Perencanaan Dimensi Kolom Perhitungan dimensi direncanakan dengan asumsi sebagai beikut: a. Pembebanan
diambil
dari
setengah
bentang yang bersebelahan dalam arah x dan arah y.
b. Ujung-ujung kolom diangap terjepit.
Jadi digunakan tebal pelat atap adalah 120
c. Beban yang bekerja hanya beban grafitasi
mm dan pelat lantai adalah 150 mm.
Perencanaan dimensi kolom dihitung dengan
PEMBEBANAN STRUKTUR
rumus:
Analisa Jadi
kolom
(interior
dan
dimensi
eksterior)
adalah
Pembebanan
Akibat
Gaya
Vertikal Analisa
akibat
pembebanan
ini
menggunakan metode amplop. Jadi gaya
700x700 mm.
yang terjadi pada pelat disalurkan ke balok. Perencanaan Dimensi Pelat Berdasarkan perletakan
pelat
Analisa
SNI terjepit
2847-2013, penuh,
Pembebanan
Akibat
Gaya
Horizontal
maka
ketebalan pelat minimum:
Perhitungan
analisa
pembebanan
akibat gaya horizontal digunakan Metode fy ln 0.8 1400 1) tmin1 ≥ . 36 9 2) tmin2 ≥ 90 mm. Ln = bentang terpanjang dikurangi lebar
Analisa Statik Ekuivalen. a. Menghitung periode fundamental (T) Ta = Ct hnx = 0,0466 x 200,9 = 0,691 detik.
balok. Fy = tegangan leleh baja. ß
= perbandingan antara bentang bersih yang terpanjang dengan bentang bersih terpendek.
400 4600 0.8 1400 = 110,22 mm. tmin1 ≥ 36 91
Keterangan: Hn : Ketinggian struktur. Koefisien Ct dan x ditentukan dari Tabel 15. b. Menghitung gaya geser dasar nominal statik ekivalen.
Tabel distribusi gaya gempa Tinggi Berat Lantai V Fx Vx Wihi1 hi Wi (ton) (ton) (ton) (ton-m) (m) (ton) Dasar 0 (atap) 20 232 4640 193,05 46,16 46,16 4 15 490 7350 193,05 73,12 119,28 3 10 490 4900 193,05 48,75 168,03 2 5 503 2515 193,05 25,02 193,05 1375 19405 193,05
Lantai
c. Distribusi vertikal gaya gempa. Fx = Cvx V Cvx =
Wx hx
k
n
W h i 1
Analisa
Struktur
Dengan
Program
k
i i
Komputer Setelah
Keterangan:
preliminary
design
dan
Cvx
= faktor distribusi vertikal.
beban-beban struktur diketahui, selanjutnya
V
= gaya lateral desain total
dilakukan analisa struktur dengan SAP
atau geser di dasar struktur
secara 3D. Adapun tahapan-tahapan nya
Wi dan Wx
= bagian berat seismik efektif total struktur (W) pada
=
eksponen
yang
terkait
dengan perioda struktur sebagai berikut = 1 d. Distribusi horizontal gaya gempa. n
Vx =
Fi i x
1. Pendisainan bentuk struktur sesuai yang direncanakan.
tingkat I atau x. k
adalah sebagai berikut:
2. Mendefinisikan karakteristik material. 3. Mendefinisikan dimensi elemen seperti balok dan kolom. 4. Penempatan elemen pada sistem struktur. 5. Mendefinisikan jenis tumpuan. 6. Mendefinisikan beban (Load Case) dan kombinasi beban (Load Combination). 7. Mendefinisikan beban pada struktur. 8. Melakukan analisis (Run Analisys).
PENULANGAN STRUKTUR
Mty = -0.001 . qu . Lx2 . X = -0.001 x 563,2
Penulangan Pelat
x 5,002 x 54,25 = -763,84 kgm(+)
Beban Mati (DL)
Berat sendiri = 0,12 m x 2400 kg/m3 =
Mtx 919 .10 4 11487500Nmm . Mn = 0,8
288 kg/m2 Plafon + penggantung = (11 + 7) kg/m2 = 18 kg/m2 Plumbing dan sanitasi = (10+20) kg/m2 = 30 kg/m2 DLtot = 336 kg/m2 Beban Hidup (LL) = 100 kg/m2 Kombinasi Pembebanan qu1 = 1,4 DL = 1,4 x 336 = 470,4 kg/m2. qu2 =1,2 DL + 1,6 LL = (1,2 x 336) + 2
(1,6 x 100) = 563,2 kg/m (menentukan).
Tumpuan dan lapangan arah x
Rn =
11487500 Mn = = 1,273 N/mm2. 2 2 1000 x 95 b.d
perlu =
1 2.Rn.m = x1 1 m fy
2 x 1,273 x18,82 1 = 0,00328 1 1 18,82 400 Syarat : min perlu max 0,0031≤0,00328≤0,0203 .... ( MEMENUHI) As perlu = ρ x b x d = 0,00328 x 1000 x 95 = 311,6 mm2.
Ln 555 1,29 2 (pelat dua arah). Sn 430
Mlx = 0.001 . qu . Lx2 . X = 0.001 x 563,2 x 5,002 x 36 = 506,88 kgm Mtx = -0.001 . qu . Lx2 . X = -0.001 x 563,2 x 5,002 x 65,25 = -918,72 kgm (+) Mly = 0.001 . qu . Lx2 . X = 0.001 x 563,2 x 5,002 x 19 = 267,52 kgm
Tabel penulangan pelat Pelat Lantai Atap Lantai
Lx Ly Lx Ly
Tulangan Tumpuan Lapangan D10-200 D10-200 D10-200 D10-200 D10-200 D10-200 D10-200 D10-200
500
500
500
375
ρ
625
β 500
= 0,0112 = 0,85 untuk fc’ ≤ 30 Mpa
500
Ø10- 200
Ø10-200
500
= 0,027
500 Ø10-200
500
ρmaks = 0,75 x ρb = 0,75 x 0,027
500
= 0,020 Denah penulangan pelat atap
= 0,0035 Syarat : ρmin ≤ ρ ≤ ρmaks 0,0035 < 0,0112 ≤ 0,020 Maka gunakan ρ = 0,0112 Luas tulangan tarik (As): As Denah penulangan pelat lantai
Penulangan Balok
= ρ. b. d = 0,0112 x 400 x 440,5 = 1973,44 mm2
Mutumpuan = 241,33 kNm.
= 3109,28 kN/m2 Dari Buku Grafik Dan Tabel Perencanaan Beton Bertulang, Tabel. 5.1.c.
= 6,96 ≈ 7
Maka digunakan tulangan tarik (As) = 7D19
Luas tulangan tekan (As’): As’
Syarat : ρmin ≤ ρ ≤ ρmaks
= ½ As
0,0035 < 0,0042 < 0,020
= ½ x 1973,44
Maka gunakan ρ = 0,0047
= 986,72 mm2
Luas tulangan tarik (As): As
= ρ. b. d = 0,0042 x 400 x 440,5 = 740,04 mm2
= 3,48 ≈ 5
Maka digunakan tulangan tekan (As) 5D19. Mulapangan
: 97 kN.m.
Mu = 97 kN.m
Maka digunakan tulangan tarik (As) = 4D19 Luas tulangan tekan (As’): As’
= ½ As = ½ x 740,04 = 370,02 mm2
ρ
= 0,0042
β
= 0,85 untuk fc’ ≤ 30 Mpa
Maka digunakan tulangan tekan (As’) 2D19. Penulangan geser tumpuan = 0,027 ρmaks = 0,75 x ρb
Vn ≥ Vu Vn = Vc + Vs Vn = 0 + Vs Vn = Vs
= 0,75 x 0,027 = 0,020 Kuat kontrol geser tidak boleh lebih dari Vs = 0,0035
max.
Vsmax =
2 2 .bw.d . fc ' .400.437,5. 25 3 3
Vulap = 139,55 kN (pada jarak 1000 mm).
583.333,7 N = 583,333 kN Vs max > Vs 583,333 KN > 204,093 kN Dengan memakai tulangan geser 2 kaki Ø 10 mm (Av= 157,08 mm2) diperoleh s
Vs =
sebesar: Av. fy .d 157 ,08 .400 .437 ,5 s 135,84 mm Vs 204093
smax = sepanjang sendi plastis dijung balok
Vu
fc .bw .d = 186,07–145,83 = 6
40,24 kN. s
Av. fy.d 157 ,08 .400 .437 ,5 =68,71 mm Vs 402400
2h = 2x500 = 1000 mm.
Sehingga dalam pemasangannya di pasang
Syarat jarak sengkang sesuai dengan syarat:
sengkang dengan D10 dengan jarak 437,5 /
s = d/4 = 437,5/4 = 109,375 mm s = 6. dl = 6 . 25 = 150 mm
2 = 218,75 mm dipasang jarak 150 mm.
LANTAI
B1 ( BALOK ) TUMP. KIRI
LAPANGAN
TUMP. KANAN
2,3 & 4 400
2x500 = 1000 mm dari muka kolom, dimana
DIMENSI
muka kolom. Penulangan geser lapangan Untuk pemasangan tulangan geser di luar sendi plastis (di luar 2h= 2 x 500= 1000 mm).
400
400
400 X 500 0
BENTANG
tulangan geser pertama dipasang 50 mm dari
500
500
Jadi dipasang Ø10 – 100 mm sepanjang 2h=
500
s = 150 mm
JUMLAH BALOK TUL. ATAS
9 D 19
2 D 19
9 D 19
TUL. BAWAH
5 D 19
4 D 19
5 D 19
Ø 10 - 100
Ø 10 - 150
Ø 10 - 100
TUL. SAMPING TUL. SENGKANG
ρ
= r.β = 0,02 x 1,2 = 0,024
1,744
202,717
ø 10- 100
ø 10- 150
As = ρ. Agr = 0.024 x 490000 = 9800 mm2. 5000
Penulangan balok
Penulangan Kolom Gaya normal kolom ( Pu ) : 1369,20 kN.
Maka dipakai tulangan 20D25 = 9812 mm2. Penulangan geser Vu = 282,117 kN f 'c b .d = φVc =0,6 6 w 0,6 x
e ex 2 ey 2 1,075m 1075,04mm
d ' 62,5 0,08 0,1 h 700
30 x700 x637,5 = 407.368,652 N. 6
0,5 φVc = 0,5x407.368,652 = 203,684 kN. Vu>φVc = 282,117>203,684kN (diperlukan tulang sengkang). Dengan s memenuhi ketentuan berikut: - ¼xh
= ¼ x 700 = 175 mm
- 6 x Dutama
= 6 x 25 = 150 mm
- 100 mm Sehingga diambil s = 100 mm (tumpuan).
Sisa panjang kolom tetap harus dipasang r =0,01 fc’ = 30 Mpa, Maka β = 1,2
tulangan transversal dengan: - S ≤ 6db = 150mm atau - ≤ 150 mm
Sehingga diambil s = 150 mm (lapangan). K ( KOLOM )
DIMENSI
700 X 700
4500 mm
TINGGI KOLOM
22 BUAH
JUMLAH KOLOM
TUMPUAN
700
= 137000 – ½ (3720)(1,22)
20 D 25
TUL. UTAMA
TUL. SENGKANG
Mu = Pu – ½ q’B’2
Ø 10 - 100
LAPANGAN
Ø 10 - 150
700
= 1343 kNm Bila dipakai tulangan dengan D25-150 (terpasang 22 tulangan). As = 0,25 x 3,14 x 252 x 22 = 10794 mm2
ø 10 - 150
φMn = φAs . fy (d-1/2 a) > Mu. Untuk tulangan tekan atas, bisa diberikan
156,339
ø 10 - 100
sebesar 20% tulangan utama = D19-350.
Penulangan kolom
500
D 1 9-3 10
1 D 13
1D 13 D 25 -90
Penulangan Pile Cap Pu = 137 ton. Lebar penampang kritis B’: B’ = lebar pile cap/2 – lebar kolom/2 = 3100/2 – 700/2 = 1200 mm Berat pile cap pada penampang kritis q’: q’ = 2400 kg/m3 x 3,1 m x 0,5 m = 3720 kg/m’
3 100
Penulangan pile cap
Penulangan Fondasi Fondasi
direncanakan
dengan
menggunakan sumuran diameter 3 meter. Daya dukung tanah Kapasitas dukung ultimit: Qu=Qb+Qs–Ws Qut = qu Ab + (1/F) (Qs – Ws) > Pu
Penulangan q = γ Ha Ka
Mu = 1/8 q l2
Dinding sumuran dianggap sebagai plat beton dengan arah tulangan x dan y yang direncanakan menggunakan tulangan D19. d = h – p – 1/2D = 200 – 20 ½.19 = 170,5 mm
Penulangan sumuran
Dari buku Grafik dan Tabel Perhitungan Beton Bertulang diperoleh ρ = 0,0303. As = ρ b d 10 = 0,0303x1x0,17x106 = 5151
KESIMPULAN Sesuai dengan tujuan penulisan tugas
digunakan 19D19–105.
akhir ini, maka berdasarkan keseluruhan
Tulangan cincin sumuran digunakan 19D19-
hasil analisa yang telah dilakukan dalam
105.
penyusunan tugas akhir ini dapat diambil
Gaya tarik melingkar (T) = ½ γ h2 D Ka =
kesimpulan sebagai berikut:
½x1,8x132x3x0,27 = 123,201 t. Luas tulangan geser (A) =
= 123201/1600
= 77 cm2 = 7700 mm2 Tulangan spiral digunakan tulangan
a. Perencanaan struktur yang berada di daerah dengan intensitas gempa yang tinggi harus memperhitungkan beban gempa sesuai yang diatur SNI 17262012.
27ø19-74.
b. Dari hasil analisa struktur dan
Departemen
Pekerjaan
Umum,
2002.
perhitungan penulangan struktur,
Persyaratan
elemen struktur diperoleh data
Untuk Bangunan Gedung (SNI -
sebagai berikut:
2847
Elemen Struktur Pelat Atap Pelat Lantai Balok Kolom
Struktur
direncanakan
2013.
Memahami
Angkasa
Bandung,
Christady, Hary, 2008. Teknik Fondasi II,
Masalah
Bangunan,
Beton
Bertulang,
Gramedia,
Jakarta.
Pekerjaan
Pedoman
Umum,
2002.
Perencanaan
Ketahanan Gempa Untuk Rumah dan Gedung (SNI - 1726 .2012), Badan
Penerbit
Bertulang
Jilid
1,
Erlangga,
Jakarta.
Beta Offset, Yogyakarta.
Jakarta.
Penyelidikan
McCormac, Jack, 2004. Desain Beton
Bandung.
Yayasan
T-15-1991-03), Yayasan Lembaga
Dipohusodo, Istimawan, 1999. Struktur
DAFTAR PUSTAKA
Departemen
Untuk Bangunan Gedung (SKSNI
Bandung.
diminsi sloof direncanakan 30x50 cm
Fondasi,
Badan
Cara Perhitungan Struktur Beton
cm dengan fondasi sumuran. Sedangkan
Lucio,
Yayasan
Departemen Pekerjaan Umum, 1991. Tata
menggunakan pile cap dengan kedalaman 50
Canonica,
.2013),
Struktural
Penerbit PU. Jakarta.
Dimensi 12 15 40x50 70x70
bawah
Beton
PU.
Pamungkas Anugrah, Harianti Erny, 2013. Disain Pondasi Tahan Gempa, Andi, Yogyakarta. Purwono, Rachmat dkk, 2007. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-
2002) Dilengkapi Penjelasan (S2002) ,ITS Press, Surabaya. W. C. Vis dan Kusuma, Gideon, 1993. Dasar-dasar Perencanaan Beton Bertulang Berdasarkan SK SNI – T15-1991-03
Seri
Beton
I,
Erlangga, Jakarta. W. C. Vis dan Kusuma, Gideon, 1993. Grafik dan Tabel Perhitungan Beton Bertulang Berdasarkan SK SNI – T15-1991-03 Seri Beton 4, Erlangga, Jakarta.