MAKALAH TUGAS AKHIR
ANALISA PERSEDIAAN MATERIAL PROYEK APARTEMEN HIGH POINT SURABAYA
FREDY YULIANSYAH NRP 3108 100 652
Dosen Pembimbing : Ir. RETNO INDRYANI, MS
JURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2011 S 13
1
PERENCANAAN PERSEDIAAN MATERIAL PADA PROYEK PEMBANGUNAN TRILLIUM OFFICE & RESIDENCE SURABAYA Nama Mahasiswa NRP Jurusan Dosen Pembimbing
: : : :
Fredy Yuliansyah 3108 100 652 Teknik Sipil FTSP-ITS Ir. Retno Indryani, MS
Abstrak Perencanaan persediaan material merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu proyek konstruksi. Hal ini dikarenakan kebutuhan material menyerap hampir sebagian besar total biaya proyek. Keterlambatan dan kehabisan persediaan material karena perencanaan yang kurang baik mengakibatkan pekerjaan akan tertunda sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi waktu pelaksanaan dan biaya proyek. Dalam tugas akhir ini, persediaan material pada proyek Apartemen High Point dianalisa menggunaan metode Material Requirement Planning (MRP). Data berupa kebutuhan material, biaya pesan, biaya simpan dan lead time dianalisa melalui beberapa tahapan antara lain perhitungan kebutuhan bersih (netting), perhitungan jumlah pemesanan (lotting) serta penentuan waktu pemesanan (offsetting) guna mendapatkan total pesanan yang paling optimum dan biaya persediaan yang paling minimum.. Teknik lot size yang digunakan dalam tahapan lotting adalah Lot for Lot, Economic Order Quantity, Period Order Quantity, Fixed period Requirement dan Part Period Balancing. Hasil proses analisa dengan metode Material Requirement Planning menunjukkan bahwa pada material multyplek 12 mm, teknik lot sizing Period Order Quantity dan Fixed period Requirement menghasilkan biaya persediaan minimum, sedangkan untuk besi beton D19 dapat menggunakan teknik Period Order Quantity dan Part Period Balancing. Untuk material kayu meranti 5/7 dan besi beton Ø13, teknik Period Order Quantity menghasilkan total biaya persediaan minimum. Teknik lot sizing dengan biaya minimum untuk material besi beton Ø8, Ø10 dan Ø12 adalah teknik Part Period Balancing. Sedangkan untuk material besi beton D22 dan besi beton D25, biaya persediaan minimum diperoleh dengan menggunakan teknik Lot for Lot. Apabila dibandingkan total biaya persediaan material sebesar Rp.1.795.961.375,00 dan total biaya persediaan material dengan menggunakan teknik Lot for Lot yang biasa dipakai dalam memenuhi kebutuhan material pada kebanyakan proyek konstruksi termasuk dalam proyek ini yaitu Rp. 1.796.221.950,00, maka biaya persediaan material memiliki selisih Rp. 260.575,00. Kata kunci : Apartemen, Planing, Persediaan, lot sizing
Material
Requirement
BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang Persedaiaan menjadi salah satu faktor produksi yang harus dikelola dengan benar, karena merupakan asset yang sangat berpengaruh terhadap suatu proses produksi. Selain itu perencanaan persediaan material merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu proyek konstruksi. Hal ini dikarenakan kebutuhan material menyerap hampir sebagian besar total biaya proyek, sehingga jika persediaan material tidak diatur dengan sistem yang baik akan mengakibatkan kehabisan persediaan material yang berdampak pada tertundanya pekerjaan. Secara tidak langsung sistim persediaan material akan berpengaruh terhadap waktu pelaksanaan proyek dan biaya total proyek. Oleh karena itu, dengan perencanaan
pengendalian persediaan yang baik dapat mengurangi biaya dan memperlancar pelaksanaan proyek. Proyek Pembangunan Apartemen High Point merupakan investasi hunian oleh PT. Sambadha Wahana Development untuk memenuhi kebutuhan hunian yang moderen dan nyaman untuk warga kota Surabaya. Proyek ini terdiri dari 13 lantai dan dibangun di atas lahan yang sempit dengan luas 3.758,52 m², sehingga material tidak dapat disimpan dalam waktu yang lama dan jumlah yang besar. Waktu pelaksanaan proyek ini dimulai pada bulan Maret 2009 dan dijadwalkan selesai pada bulan Maret 2010 untuk tahap konstruksi. Maka dengan keterbatasan waktu, dan area proyek serta kebutuhan sumber daya material yang tidak sedikit, maka perlu adanya perencanaan persediaan material yang tepat agar proyek dapat berjalan dengan lancar dan selesai sesuai waktu yang dijadwalkan. Pada proyek pembangunan Apartemen High Point ini materialnya bersifat saling bergantung (dependent deman) yang memiliki hubungan langsung antara suatu item dengan item-item yang lain. Kebutuhan ini terjadi karena item-item tersebut digunakan dalam memproduksi item yang lain. Berdasarkan latar belakang diatas, maka perlu dilakukan analisa persediaan material untuk menjamin kelancaran mekanisme pemenuhan material. Secara kronologis metode pengendalian persediaan dapat diklasifikasikan menjadi metode persediaan tradisional, metode perencanaan kebutuhan material (MRP), dan metode Just in time (JIT /Kanban). Metode pengendalian tradisional digunakan pada persediaan yang bersifat tidak bergantung (independent), kontinu dan perubahan ukuran pemesanan tidak terlampau drastis. Jumlah pesanan dihitung atas dasar peramalan kebutuhan dengan pendekatan matematis selama waktu ancang, dan dilakukan jika waktu pemesanan telah tiba. Namun salah satu kesulitan dari metode persediaan ini adalah menentukan tingkat persediaan optimal untuk item yang mempunyai sifat bergantung (dependent). Jika metode ini diterapkan, maka akan terjadi penumpukan material yang berlebih. Metode MRP digunakan pada kebutuhan yang bergantung (dependent), serta dapat digunakan pada kebutuhan yang bersifat deterministik. Metode ini dipakai untuk mengetahui ukuran pemesanan dan waktu kapan kebutuhan harus terpenuhi. Perhitungan jumlah pesanan dengan cara mengalokasikan harga-harga persediaan terhadap kebutuhan bersih yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pada satu atau beberapa perioda berdasarkan jadwal induk produksi, struktur produk dan status persediaan. Kekurangan dari metode ini adalah pemrosesan data yang terlalu sering sehingga biayanya akan lebih mahal, namun cocok untuk situasi yang tidak menentu. Konsep dasar sistem JIT sangat mirip dengan ide dasar dari MRP yaitu item-item akan diproduksi pertamakali hanya ketika dibutuhkan. Namun pada metode ini jumlah pemesanan hanya dalam ukuran kecil dan mereduksi lead time, sehingga membuat perencanaan menjadi lebih mudah dan meminimasi jumlah perubahan dalam sistem persediaan. Karena jumlah pemesanan yang kecil maka pengiriman bahan menjadi lebih sering, bahkan pengiriman bisa terjadi lebih dari sekali dalam sehari. Oleh karena itu lokasi dengan akses yang sulit menjadi masalah utama dalam metode JIT. Dari ketiga metode persediaan diatas, metode Material Requirement Planning (MRP) merupakan metode yang paling tepat diterapkan dalam proyek Apartement High Point yang memiliki akses proyek yang sulit, area proyek yang sempit, waktu yang terbatas serta kebutuhan material dependent yang tidak sedikit. 1.2.
Perumusan Masalah Dalam menganalisa persedian material dengan metode Material Requirement Planning (MRP) yang perlu diperhatikan adalah bagaimana menentukan jumlah pesanan
2
yang optimum pada material yang bersifat saling bergantung (Dependent) dengan biaya total persediaan yang paling minimum. 1.3.
Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan analisa persediaan material ini adalah untuk mendapatkan jumlah pemesanan yang paling optimum dengan biaya total persediaan yang paling minimum. Ruang lingkup dan Batasan Masalah Untuk menghindari meluasnya topik pembahasan, maka permasalahn dibatasi sebagai berikut: 1. Teknik lot sizing yang digunakan dalam penentuan jumlah pesanan optimum adalah Lot for Lot, Economic Order Quantity, Period Order Quantity, Fixed period Requirement dan Part Period Balancing. 2. Jadwal proyek dianggap tidak mengalami perubahan 3. Material yang dihitung meliputi material pada pekerjaan struktur saja. 4. Harga material berdasarkan pada harga tahun 2009 dan hanya dilakukan pada material utama antara lain multipleks, kayu, besi tulangan dan beton 5. Proyek dianggap tidak memiliki persedian awal. 6. Lingkup perencanaan persediaan material adalah perencanaan jumlah dan waktu pemesanan yang dilakukan untuk item pekerjaan struktur atas pada lantai dasar yang meliputi pekerjaan bekisting, pembesian dan pengecoran. 7. Perencanaan persediaan pada item pekerjaan struktur lantai dasar tidak berkaitan dengan item pekerjaan struktur lain. 8. Diasumsikan supplier dapat memenuhi setiap jumlah pesanan material dengan waktu ancang untuk setiap item telah diketahui.
Dengan melakukan analisa persediaan material ini diharapkan dapat merencanakan persediaan material yang baik dengan metode perencanaan material (MRP), sehingga aliran persediaan material dapat berjalan lancar, dan proyek bisa selesai tepat pada waktu yang telah dijadwalkan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
1.4.
1.5.
Manfaat Prasetyawan, 2008).
Permasalahan Persediaan Dua masalah yang umum yang dihadapi suatu sistem di dalam mengolah porsedian adalah sebagai berikut 1. Masalah Kuantitatif yaitu berbagai hal yang berkaitan dengan penentuan kebijakan persediaan. 2. Masalah Kualitatif yaitu semua hal yang berkaitan dengan sistem pengoperasian persediaan yang akan menjamin kelancaran, pengelolaan sistem persediaan. Permasalahan utama dari persediaan material adalah menentukan jumlah pemesanan ekonomis (Economic Order Quantity) yang akan menjawab persoalan berapa jumlah material dan kapan material tersebut dipesan sehingga dapat meminimasi biaya pemesanan (ordering cost) dan biaya penyimpanan (holding cost) (Nasution & Prasetyawan, 2008: 118). 2.4. Jenis Persediaan Assauri (1993) membedakan jenis-jenis persediaan menurut fungsinya menjadi 3 (tiga) yang terdiri atas : 1. Batch Stock atau Lot Size inventory adalah persediaan yang diadakan karena membeli atau membuat bahanbahan/barang-barang dalam jumlah yang lebih besar dari jumlah yang dibutuhkan pada saat itu 2. Fluctuation Stock adalah persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diramalkan. 3. Anticipation Stock adalah persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi permintaan yang dapat diramalkan, berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam satu tahun untuk menghadapi penggunaan atau permintaan yang meningkat. Dilihat dari jenisnya fungsinya, ada 4 macam persediaan secara umum yaitu : 1. Bahan baku (raw materials) adalah barang-barang yang
2.1.
Definisi Persediaan Persediaan merupakan bahan yang disimpan untuk tujuan tertentu, antara lain untuk proses produksi, jika berupa bahan mentah maka akan diproses lebih lanjut, jika berupa komponen (spare part) maka akan dijual kembali menjadi barang dagangan (Siagian, 2005 : 161) Sedangkan menurut Nasution & Prasetyawan (2008), persediaan adalah : Sumber daya menganggur (idle resources ) yang menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud dengan proses lebih lanjut tersebut adalah berupa kegiatan produksi pada sistem manufaktur, kegiatan pemasaran pada sistem distribusi ataupun kegiatan konsumsi pangan pada sistem rumah tangga.
2.2.
Fungsi Persediaan Fungsi dasar persediaaan sebenarnya sangat sederhana, yaitu meningkatkan profitability perusahaan. Selain fungsi dasar persediaan, ada beberapa fungsi persediaan yang lainnya, yakni fungsi wilayah, fungsi decoupling, fungsi penyeimbang dengan permintaan dan funsi penyangga (buffer stock) (Siagian, 2005). Fungsi utama persediaan adalah menjamin kelancaran mekanisme pemenuhan permintaan barang sesuai dengan kebutuhan konsumen sehingga sistem yang dikelola dapat mencapai kinerja (performance) yang optimal (Nasution &
2.3.
2.
3.
4.
dibeli dari pemasok (supplier) dan akan digunakan atau diolah menjadi produk jadi yang akan dihasilkan oleh perusahaan. Bahan setengah jadi (work in-process) adalah bahan baku yang sudah diolah atau dirakit menjadi komponen namun masih membutuhkan langkah-langkah lanjutan agar menjadi produk jadi. Barang jadi (finished goods) adalah barang jadi yang telah selesai diproses, siap untuk disimpan di gudang barang jadi, dijual, atau didistribusikm ke lokasi-lokasi pemasaran. Bahan pembantu atau penolong (supplies) adalah barang-barang yang dibutuhkan untuk menunjang produksi, namum tidak akan menjadi bagian pada produk akhir yang dihasilkan perusahaan. (Nasution & Prasetyawan, 2008 : 114).
2.5.
Biaya Persediaan Menurut Imam (2007) ada beberapa biaya – biaya yang sering digunakan dalam manajemen persediaan yaitu : 1. Ordering cost adalah biaya yang ditimbulkan oleh adanya kegiatan pemesanan persediaan, misalnya : formulir supplies, proses pemesanan, administrasi dan lain-lain selama bahan/barang belum tersedia untuk diproses lebih lanjut. 2. Setup cost adalah biaya yang timbul dalam mempersiapkan proses produksi untuk membuat suatu barang, atau biaya-biaya yang dibutuhkan untuk melalukan penyesuian pada saat bahan/barang diproses. Secara prinsip, setup cost adalah order cost pada saat bahan telah/sedang diproses 3. Holding cost adalah biaya yang ditimbulkan oleh penyimpanan persediaan dalam gudang termasuk di dalamnya biaya asuransi, kerusakan, penyusutan, administrasi dan lain- lainnya.
3
4.
Biaya pembelian adalah biaya yang harus dikeluarkan untuk pembelian barang berdasarkan harga per unit.
Dari gambar di atas menunjukkan struktur produk yang artinya bahwa setiap besi tulangan kolom type K5 terbentuk dari 9 besi beton D22 dan 5 besi beton Ø12 2.7.
2.6.
Model Persediaan Tujuan dari setiap model persediaan adalah keputusan mengenai berapa banyak produk yang harus dipesan dan kapan sebaiknya pesanan dilakukan. Bila ditinjau dari sifat kejadiannya, permintaan diklasifikasikan menjadi deterministik dan probabilistik. 1. Permintaan Deterministik Permintaan yang bersifat statis, dalam arti bahwa laju pemakaian tetap sepanjang waktu atau dinamis. 2. Permintaan probabilistik Permintaan ini memiliki dua klasifikasi serupa : kasus stasioner, dimana fungsi kepadatan probabilitas permintaan tetap tidak berubah sepanjang waktu, dan kasus nonstasioner dimana fungsi kepadatan bervariasi dari waktu ke waktu. 2.6.1
Permintaan Independent Kebutuhan Independent yaitu kebutuhan untuk suatu item yang tidak ada hubungannya dengan item yang lain (Nasution & Prasetyawan, 2008). Metode ini berusaha mencari jawaban optimal dalam menentukan : 1. Jumlah ukuran pemesanan ekonomis (EOQ) 2. Titik pemesanan kembali (Reorder point) 3. Jumlah cadangan pengaman (Safety stock) Meskipun item-item yang bersifat independent dibutuhkan secara kontinyu, itemitem tersebut akan lebih ekonomis bila diproduksi secara lot.
2.6.2
Permintaan Dependent Kebutuhan dependent yaitu kebutuhan yang memiliki hubungan langsung antara suatu item dengan item-item yang lain pada level yang lebih tinggi. Kebutuhan item-item yang bersifat dependent merupakan hasil dari kebutuhan yang disebabkan oleh penggunaan item-item tersebut dalam memproduksi item yang lain. Kebutuhan dependent tidak terjadi secara acak, tetapi terjadi secara lumpy yang berasal dari penerapan jadwal produksi yang berdasarkan lot-lot. (Nasution & Prasetyawan, 2008). Misalnya saja pada besi tulangan kolom K5 berikut :
Gambar 2.1. Tulangan Kolom Permintaan untuk besi beton ulir D25 dan besi polos Ø12 adalah tergantung pada permintaan untuk besi tulangan kolom type K5. Hubungan ini dapat digambarkan seperti pada gambar 2.2. Besi Tulangan Kolom K5
Besi Beton D22 (9)
Besi Beton Ø12 (5)
Gambar 2.2. Struktur Produk Tulangan Kolom K5
Metode Pengendalian Persediaan Dalam mencari jawaban atas permasalahan dalam pengendalian persediaan seperti yang telah diuraikan diatas, secara kronologis metode pengendalian persediaan yang ada dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Metode pengendalian tradisional. 2. Metode perencanaan kebutuhan material (MRP) 3. Metode JIT/kanban 2.7.1.
Metode Pengendalian Persediaan Tradisional Metode ini menggunakan matematika dan statistik sebagai alat bantu utama dalam memecahakan masalah kuantitatif dalam sistem persediaan. Menurut Siagian (2005) dalam pengendalian tradisional (Basic Economic Order) memiliki beberapa syarat yaitu: 1. Permintaan (demand) diketahui, konstan, dan bersifat bebas (independent). 2. Waktu tunggu (lead time) diketahui dan konstan. 3. Penerimaan barang (seketika dan lengkap) pada satu waktu tertentu. 4. Tidak berlaku potongan harga artinya berapapun jumlah barang yang dibeli, harga beli sama. 5. Biaya variable terdiri dari biaya pesan (ordering cost), atau biaya penyiapan (setup cost) dan biaya simpan (holding cost). 6. Kehabisan barang (stockouts/shortages) dapat dihindari jika pemesanan dilakukan pada waktu yang tepat.
2.7.2.
Metoda Perencanaan Kebutuhan Material (MRP) Ide dasar dari Metode MRP adalah membuat item-item tersedia ketika sejumlah item-item tersebut dibutuhkan (Nasution & Prasetyawan, 2008: 309). Metode ini bersifat komputer oriented, yang terdiri dari sekumpulan prosedur, aturan-aturan keputusan dan seperangkat mekanisme pencatatan yang dirancang untuk menjabarkan Jadual Induk Produksi (MPS).
Gambar 2.3. Components of MRP (Pheng & Dung, 2007 : 21) 2.7.3.
Metode JIT JIT merupakan suatu filosofi yang tujuannya adalah mengeliminasi segala sumber-sumber yang tidak produktif seperti persediaan yang tidak perlu dan skrap dalam proses produksi (Nasution & Prasetyawan, 2009: 307) Tujuan metode ini adalah memberi suatu tanda terhadap kebutuhan komponen yang lebih banyak dan menjamin bahwa komponen-komponen tersebut diproduksi tepat pada waktunya sehingga
4
mendukung berikutnya.
kegiatan
perakitan
pada
tahap
Material Requirement Planning (MRP) Material Requirement Planning dapat didefinisikan sebagai suatu teknik atau set prosedur yang sistematis dalam penentuan kuantitas serta waktu dalam proses pengendalian kebutuhan bahan terhadap komponen-komponen permintaan yang saling bergantung (Dependent demand item). Menurut Nasutio & Prasetyawan (2008) MRP adalah prosedur logis, aturan keputusan dengan teknik pencatatan terkomputerisasi yang dirancang untuk menterjemahkan "Jadwal Induk Produksi" atau MPS (Master Production Schedulling) menjadi "kebutuhan bersih" atau NR (Net Requirement) untuk semua item. Sistem MRP juga dikenal sebagai perencanan kebutuhan berdasarkan tahapan waktu (time-phases requirements planning). Dasar-dasar penyusunan MRP yaitu : 1. MRP menurunkan permintaan terikat untuk bahan-bahan baku, bahan-bahan pembantu, dan barang-barang setengah jadi berdasarkan jadwal pengolahan barang jadi. 2. MRP menetapkan jadwal pengadaan (seperti jadwal pengolahan atau pembelian) tidak jauh menyimpang dari jadwal penggunaannya. Tujuan dari MRP dari sudut pandang logistik adalah untuk menghindari sebanyak mungkin membawa barangbarang dalam persediaan (Siagian, 2005: 194).
3.
2.8.
2.8.1
2.8.2
Manfaat Sistem MRP Manfaat penggunaan sistem MRP antara lain adalah : 1. Penurunan jumlah persediaan yang dibutuhkan. MRP menentukan jumlah bahan atau bagian barang yang benar-benar dibutuhkan untuk setiap satuan waktu sesuai dengan rencana produksi induk (MPS), sehingga tingkat persediaan yang berlebihan dapat dihindari. 2. Pengurangan masa tunggu pembuatan dan pemesanan. MRP menunjukkaan jumlah, dan ketersediaan bahan atau bagian barang, serta tindakan pengadaan yang dibutuhkan untuk memenuhi waktu penyerahan sehingga dapat menghindari penundaan kegiatan pengolahan. 3. Penentuan jadwal yang lebih tepat. Dengan MRP, pesanan-pesanan yang baru diterima dapat langsung ditambahkan ke dalam perencanaan, dan jadwal pengolahan baru, setelah masuknya pesanan baru, dapat ditangani dengan mempertimbangkan daya hasil yang dimilki. 4. Peningkatan kehematan. MRP mensyaratkan kerjasama dan penyelarasan antar berbagai pusat kerja pada saat bahan-bahan mengalir diantara pusat-pusat kerja tersebut (Pardede, 2005: 477). Kemampuan Sistem MRP MRP memiliki 4 kemampuan yang menjadi ciri utamanya (Nasution & Prasetyawan, 2008: 248), yaitu: 1. Mampu menentukan kebutuhan pada saat yang tepat, maksudnya adalah menentukan secara, tepat kapan suatu pekerjaan harus diselesaikan atau kapan material harus tersedia untuk memenuhi suatu pekerjaan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. 2. Membentuk kebutuhan minimal untuk setiap item, dengan diketahuinya bahan baku dalam suatu pekerjaan, MRP dapat menentukan secara tepat sistem penjadwalan (berdasarkan
4.
2.8.3
prioritas) untuk memenuhi semua kebutuhan minimal setiap item komponen. Menentukan pelaksanaan rencana pemesanan, maksudnya adalah memberikan indikasi kapan pemesanan atau pembatalan terhadap pesanan harus dilakukan. Menentukan penjadwalan ulang atau pembatalan atas suatu jadwal yang sudah direncanakan.
Input Sistem MRP Berbagai data dan keterangan yang diperlukan sebagai Input di dalam MRP adalah: 1. Master Product Schedule (MPS) yaitu jadwal induk produksi yang dibuat dengan tujuan mengetahui jenis produksi yang akan dibuat / digunakan dan waktu pembuatan / pemakaian produk (Zulfikarijah, 2005: 166).
Gambar 2.4. Jadwal Produksi (Siagian, 2005 : 198) 2.
Bill of Material (BOM) yaitu daftar material dan komponen secara lengkap, baik jenis dan jumlah setiap item untuk membuat satu unit produk. BOM merupakan daftar komponen, deskripsi komponen dan jumlah setiap yang diperlukan untuk membuat satu unit produk. Salah satu cara untuk menentukan BOM produk adalah dengan menyusun struktur produk. Struktur Produk ini dibutuhkan dalam menentukan kebutuhan kotor dan kebutuhan bersih suatu komponen. Selain itu, Stuktur Produk juga berisi informasi tentang “jumlah kebutuhan komponen" dan “jumlah produk akhir" yang harus dibuat (Nasution & Prasetyawan, 2008: 252).
Gambar 2.5. Struktur Produk (Siagian, 2005 : 197) 3.
Inventory availability yaitu Catatan Keadaan Persediaan yang menggambarkan status semua item yang ada dalam persediaan. Catatan Keadaan Persediaan terdiri dari data-data setiap jenis barang persediaan, dimana setiap jenis barang persediaan tersebut nantinya dibutuhkan untuk menentukan jumlah kebutuhan bersih. Catatan Keadaan Persediaan ini juga berisikan tentang faktor perencanaan yang digunakan untuk menetapkan jumlah waktu untuk merencanakan pemesanan, diantaranya adalah lead time (waktu pengadaan). Lead time yaitu waktu yang
5
dibutuhkan dari saat pemesanan sampai dengan barang diterima (Siagian, 2005 : 195). 2.8.4
Tahapan Proses Pengelolaan MRP Menurut Nasution & Prasetyawan (2008), proses pengolahan MRP dapat dilakukan dengan tahapan sebagai berikut 1. Netting Proses netting adalah proses perhitungan untuk menetapkan jumlah kebutuhan bersih. Data yang diperlukan dalam perhitungan kebutuhan bersih ini adalah : a. Kebutuhan kotor untuk setiap periode. b. Persediaan yang dipunyai pada awal perencanaan. c. Rencana penerimaan untuk setiap periode perencanaan. 2. Lotting Proses lotting adalah suatu proses untuk menentukan besarnya pesanan yang optimal untuk masing-masing item produk berdasarkan pada hasil perhitungan kebutuhan bersih
2.8.5
Output Sistem MRP Menurut Nasution & Prasetyawan (2008) secara umum output dari sistem Material Requirement Planning (MRP) terdiri dari laporan mengenai : 1. Memberikan catatan tentang jadwal pemesanan material yang harus dilakukan atau harus direncanakan baik dari pabrik maupun dari supplier. 2. Memberikan indikasi bila perlu penjadwalan ulang. 3. Memberikan indikasi untuk pembatalan atas pesanan. 4. Memberikan indikasi untuk keadaan parsediaan.
2.8.6
Asumsi-asumsi Sistem MRP Asumsi-asumsi dari sistem MRP yang standard menurut Nasution & Prasetyawan (2008) adalah sebagai berikut : 1. Adanya data file yang terintegrasi. 2. Waktu ancang untuk samua item diketahui. 3. Setiap item persediaan selalu ada dalam pengendalian. 4. Semua komponen untuk suatu perakitan dapat disediakan pada saat perakitan akan dilakukan. 5. Pengadaan dan pemakaian komponen bersifat diskrit. 6. Proses pembuatan sesuatu item tidak bergantung terhadap proses pembuatan item lainnya.
2.8.7
Teknik Penentuan Ukuran Lot Ukuran lot (lot size) adalah menyatakan jumlah bahan baku yang harus dipesan untuk suatu periode. Teknik penentuan ukuran lot sangat tergantung pada beberapa hal, antara lain: a. Variasi dari kebutuhan, baik dari segi jumlah maupun periodenya. b. Rentang waktu perencanaan. c. Ukuran periodenya (hari, minggu, bulan dan sebagainya). d. Perbandingan biaya pesan dan biaya simpan. Adapun untuk menentukan salah satu yang terbaik adalah cara menggunakan perbandingan total biaya yang telah dikeluarkan oleh perusahaan. Biaya-biaya yang digunakan adalah biaya pemesanan, biaya pembelian, dan biaya penyimpanan (Nasution, 2008). Berikut metode yang akan digunakan dalam penentuan ukuran pemesanan diantaranya sebagai berikut :
3. Offsetting Proses ini bertujuan untuk menentukan saat yang tepat untuk melakukan pemesanan dalam rangka memenuhi kebutuhan bersih. Rencana pemesanan diperioleh dengan mengurangkan saat awal tersedianya ukuran lot yang diinginkan dengan basarnya "lead time”. 4. Eksplosion Proses eksplosion adalah proses perhitungan kebutuhan kotor item yang berada di tingkat komponen yang lebih bawah, didasarkan atas rencana pemesanan yang telah disusun pada proses offsetting. Dalam proses eksplosion ini data struktur produk (bill of material) memegang peranan penting, karena atas dasar struktur produk. Agar dapat memahami proses pengolahan MRP dengan lebih jelas, maka dibawah ini akan dijelaskan langkah-langkah dasar mengenai sistem MRP. Tabel 2.1 Kebutuhan dan Rencana Penerimaan Material
Tabel 2.2 Contoh Proses Perhitungan MRP
6
a)
b)
Lot for Lot (L4L) Teknik penetapan ukuran lot dengan ini dilakukan atas dasar pesanan diskrit. Penggunaan teknik ini bertujuan untuk meminimumkan ongkos simpanan, sehingga dengan teknik ini ongkos simpan menjadi nol (Nasution,2008: 271). Economic Order Quantity (EOQ) Dalam teknik ini besarnya ukuran lot adalah tetap. Namun perhitungannya sudah mencakup biaya pesan serta biaya simpan.. EOQ =
2 Dk h
Dimana : D = Demand/ kebutuhan rata-rata k = Order cost/ biaya pesan per pemesanan h = Holding cost/ biaya simpan per periode c) Period Order Quantity (POQ) Satu aturan penentuan jumlah pesanan secara dinamis adalah jumlah pesanan berkala (Periodic Order Quantity = POQ). POQ adalah jumlah yang sama dengan jumlah yang dibutuhkan selama beberapa minggu sejak bahan yang dipesan diterima, ditambah dangan jumlah persediaan pengaman dan dikurangi dengan jumlah persediaan awal atau persediaan ditangan (Pardede, 2005 : 496). Interval pesanan ekonomi (EOI) diperoleh dari persamaan berikut: EOI = EOI =
EOQ = R
Program POM-QM for windows Program POM-QM for Windows adalah versi baru dari perangkat lunak windows yang merupakan gabungan dari POM for Windows dan QM for Windows. Perangkat lunak ini merupakan produk yang fleksibel dan paling banyak digunakan dibidang manajemen operasi. Program POM-QM merupakan sebuah program bantu komputer yang memiliki beberapa metode untuk memecahkan permasalahan–permasalahan yang berkaitan dengan manajemen operasi dan riset operasi. Dalam penelitian ini, program POM-QM digunakan dalam proses lotting yaitu menentukan ukuran pemesanan. BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
3.2
Metode Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data-data yang yang digunakan dalam menentukan tingkat persediaan material yang optimal dalam penelitian ini diperoleh secara langsung dari hasil tanya jawab dari pihak yang bersangkutan dalam proyek tersebut dan data-data yang bersumber dari dokumen proyek, antara lain : 1. Data umum proyek Data yang menggambarkan kondisi umum proyek meliputi nama proyek, spesifikasi proyek, owner, perencana, kontraktor, waktu pelaksanaan dan biaya proyek. 2. Data material a. Analisa bahan Berisikan informasi jenis-jenis material yang digunakan dalam suatu item pekerjaan b. Lokasi Pengambilan Material Berisikan informasi lead time yang dibutuhkan dalam pemesanan material. c. Harga material Memberikan informasi biaya pembelian material. 3. Data teknis proyek Data teknis adalah data-data yang digunakan dalam pelaksanaan pembangunan proyek, yaitu : a. Gambar perencanaan Digunakan untuk menghitung volume material dari pekerjaan yang ditinjau sehingga dapat diketahui volume kebutuhan material yang harus dipesan. b. Schedule proyek Berisikan waktu rencana penyelesaian item pekerjaan yang nantinya digunakan untuk menentukan waktu pemesanaan material yang dibutuhkan.
3.3
Identifikasi Objek Penelitian Pelaksanaan pembangunan apartemen High Point Surabaya secara umum dilaksanakan secara bertahap per lantai dengan beberapa item pekerjaan utama seperti pekerjaan persiapan, pekerjaan semi basement, pekerjaan sub struktur dan pekerjaan struktur atas. Berdasarkan time schedule proyek, brake down pekerjaan struktur apartemen dapat dilihat pada gambar 3.1. Dari Gambar tersebut memberikan gambaran bahwa pekerjaan struktur atas pada apartement High Point terdiri dari pekerjaan struktur pada lantai Lt. Dasar, Lt. 1, Lt. 1A (Mezzanine), Lt. 2, dan seterusnya sampai lantai 15 (penamaan Lt.4, Lt. 13 & Lt 14 tidak digunakan). Untuk pelaksanaanya pada setiap lantai terdiri dari pekerjaan plat lantai, balok, kolom, tangga & ramp. Sedangkan pada pekerjaan semi basement terdiri dari Galian tanah, potong kepala pancang, pile cap, tie beam, plat lantai, kolom & shear wall, basement wall, tangga & ramp. Salah satu struktur produk dalam pekerjaan struktur plat lantai terlihat pada gambar 3.2.
2 RC RPh
Dimana : C = Biaya pemesanan pada tiap pemesanan. P = Harga pembelian per Unit h = Holding cost/ biaya simpan per periode R = Rata-rata permintaan pada tiap periode d) Fixed Period Requirement (FPR) Dalam metoda ini penentuan ukuran lot berdasarkan pada periode tertentu saja. Besarnya jumlah kebutuhan tidak berdasarkan ramalan, tetapi dengan cara menjumlahkan kebutuhan bersih pada periode yang akan datang. Pada metode ini selang waktu antar pemesanan dibuat tetap dengan ukuran lot sesuai pada kebutuhan bersih. e) Part Period Balancing (PPB) Part Period Balancing (PPB) merupakan pendekatatan yang cukup dinamis dengan menyeimbangkan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Dalam PPB ini terdapat EPP (Economic Part Period) yang berisi resiko biaya pemesanan dan biaya penyimpanan (Zulfikarijah, 2005 : 191). 2.8.8
High Point Surabaya. Analisa persediaan material yang dilakukan dalam penelitian ini berdasarkan pada jumlah pemesanan (lot size) dan waktu pemesanan material dengan menggunakan Material Requirement Planning (MRP) sebagai metode dalam pengendalain material. Penentuan lot size pada penelitian ini menggunakan lima macam teknik, yaitu Lot for Lot, Economic Order Quantity, Period Order Quantity, Fixed Period Requirement dan Part Period Balancing. Dengan membandingkan hasil analisa dengan teknik-teknik tersebut dibandingkan untuk dipilih teknik mana yang menimbulkan biaya persediaan yang ekonomis.
Gambaran Umum Penelitian Penelitian ini membahas mengenai analisa persediaan material struktur atas pada proyek pembangunan apartemen
7
STRUCTURE OF HIGH POINT APARTMENT
Pek. Persiapan
Pek. Struktur Atas
Pek. Semi Basement
Pek. Non Struktur Lt. 2, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, & 15
Pembuatan Keet, Bedeng, Pagar proyek dll
Galian Tanah
Pek. Pengukuran
Potong Kepala Pancang
Beam & Slab
Beam & Slab
Beam & Slab
Beam & Slab
Beam & Slab (+45,00)
Pengiriman
Pile Cap
Column
Column
Column
Column
Column
Instal Tower Crane
Tie Beam
Stair Lt Dasar - Lt 1 & Ramp
Stair Lt. 1 - Lt. 1A & Ramp
Stair Lt. 1A - Lt. 2 & Ramp
Stair & Ramp
Roof Floor (+48,50)
LANTAI DASAR
LANTAI 1A (MEZZANINE)
Lt. 1
Pek. Atap Gedung
Pasang Tower Crane
Pek. Pagar
Pek. Pembersihan
Retaining Wall
Slab
Column & Shear Wall
Basement Wall
Gambar 3.1. Break Down Apartement High Point
Stair Basement Lt. Dasar & Ramp
Struktur Balok
Bekisting
Multiplek 12 mm
Kayu Meranti 6/12
Kayu Meranti 5/7
Besi tulangan
Beton Ready Mix K. 300 Kayu Glugu 5/7
Besi Beton Ø12
Besi Beton D22
Besi Beton Ø 13
Besi Beton Ø Besi Beton Ø 10 8
Gambar 3.2. Struktur Produk Material Struktur Balok 3.4
Metode Analisa 3.4.1.
3.4.2.
3.5.
Penentuan Jumlah Pesanan Kebutuhan Material Proses ini merupakan perhitungan jumlah total Lotting (penentuan jumlah pemesanan) Proses ini bertujuan untuk menentukan besarnya pemesanan (lot size) yang optimum berdasarkan pada hasil perhitungan kebutuhan bersih. Dalam proses ini data yang diperlukan antara lain kebutuhan bersih, besarnya biaya pesan dan biaya simpan material. Teknik penentuan lot size yang digunakan yaitu Lot for Lot (L4L), Economic Order Quantity (EOQ), Period Order Quantity (POQ), Fixed period Requirement (FPR), Part Period Balancing (PPB). Dalam penentuan jumlah pemesanan ini dipertimbangkan pengaruh frekuensi pemesanan dengan biaya pemesanan serta besarnya biaya simpan yang dikeluarkan. Dalam proses ini dilakukan dengan bantuan program komputer POM-QM Penentuan Biaya Total Persediaan Biaya total persediaan diperoleh dari seluruh biaya yang dikeluarkan akibat adanya proses persediaan. Dari kelima teknik penentuan jumlah pemesanan dipilih biaya yang dihasilkan yang paling minimal
Langkah-langkah Penelitian Langkah-langkah dalam pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menentukan latar belakang penelitian dari wacana mengenai proyek konstruksi serta permasalahanpermasalahan yang sering dihadapi. 2. Menentukan permasalahan pengadaan persediaan material dalam proyek pembangunan apartemen High
3.
4.
5.
6.
7. 8.
9.
10. 11. 12. 13.
Point sesuai latar belakang dalam penelitian. Studi literatur mengenai perencanaan persediaan material yang dapat dipergunakan dalam menunjang penyusunan penelitian. Pengumpulan data-data yang berkaitan dengan tugas akhir, yaitu : a. Gambar- gambar perencanaan proyek b. Schedule proyek c. Data kebutuhan material (BOQ) d. Data analisa material e. Melakukan tannya jawab dengan pihak yang bersangkutan Membuat break down pekerjaan sebagai hasil identifikasi pada obyek penelitian. Dalam hal ini obyek penelitian adalah pekerjaan struktur atas proyek pembangunan apartemen High Point. Membuat struktur produk (Bill of Material) tiap item induk produksi dari hasil break down pelaksanaan pekerjaan struktur bangunan atas dan menentukan material penyusun yang akan dianalisa kebutuhannya. Menyusun jadwal induk produksi. Menghitung kebutuhan bersih material (netting) dari material-material penyusun yang telah ditentukan pada struktur produk. Menentukan ukuran pemesanan (lotting) pada material yang telah dihitung kebutuhan bersihnya menggunakan teknik lot size yang telah ditentukan menggunakan bantuan shoftware POM-QM. Mengitung biaya total pengadaan tiap material dari semua teknik lot size yang dilakukan. Menentukan waktu pemesanan (offsetting) berdasar lead time yang dibutuhkan material. Menghitung biaya total yang diakibatkan dari pengadaan material. Menarik kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan.
8
Langkah-langkah pengerjaan penelitian tersebut dapat dilihat pada gambar 3.3. Latar Belakang Perumusan Permasalahan Studi Literatur Pengumpulan data-data : Data umum, material, teknis Pembuatan Break Down Input MRP Membuat Struktur Produk (BOM)
Menyusun Jadwal Induk Produksi
Menghitung Kebutuhan Bersih ( Netting ) LOTTING pada level material (Penentuan Jumlah Pesanan) dengan teknik : a. Lot for Lot d. Part Period Balancing b. Economic Order Quantity e. Fixed period Requirement c. Periodic Order Quantity
Menentukan Waktu Pemesanan ( Offsetting )
Lead Time
Biaya Pesan dan simpan
Menghitung Kebutuhan level di bawahnya ( Explosion ) Biaya Total Persediaan Kesimpulan Gambar 3.3. Bagan Alur Penelitian BAB IV ANALISA DATA 4.1. Gambaran Umum Proyek Proyek Apartement High Point yang berlokasi berdekatan dengan salah satu Universitas Swasta terkemuka di Surabaya, merupakan sebuah hunian yang memiliki konsep Luxury Student Apartment yang dirancang dengan sistem hemat energi. Dilengkapi dengan fasilitas bintang lima, area parkir pribadi serta menggunakan spesifikasi bahan yang berkualitas menjadikan apartement ini sebagai student apartment yang menyediakan privasi dan kenyamanan bagi para penghuninya. Selain sebagai sebuah investasi hunian, apartemen High Point juga membuka kesempatan bagi para pengusaha yang ingin membuka tempat usaha di apartement ini. Proyek ini terdiri dari 13 lantai yang dibangun diatas lahan seluas 3.758,52 m². Pelaksanaan pembangunan struktur atas proyek ini dibagi menjadi 3 zona pekerjaan tiap lantainya. Pada pekerjaan struktur balok lt. 5 - lt. 15 merupakan pekerjaan typical, sedangkan pekerjaan struktur kolom yang typical pada lt. 5 – lt. 9 dan lt. 10 – lt. 15. Gambaran umum mengenai proyek Apartement High Point dilihat sebagai berikut : 4.1.1.
Data Proyek
Nama Proyek Jenis Proyek
: High Point. : Student Apartement.
Lokasi Proyek
: Jl. Siwalankerto No.185 Wonocolo, Surabaya. Nilai Kontrak : Rp. 34.650.000.000,(Untuk Pekerjaan Struktur Atas) Tipe Kontrak : Lump Sump Fix Price. Pemilik Proyek : PT. Sambadha Wahana Development. Konsultan Arsitektur : PT. Archi Metric. Kontraktor Pelaksana: PT. Nusa Raya Cipta. Luas Area : 3.758,52 m². Luas Bangunan : Basement = 2695,96 m². Lt. Dasar – lt. 3 = 1.659,41 m². Lt. 5 – lt. 15 = 1.568 m². Jumlah 15 lantai : Basement = 1 lantai. Retail Shop = 2 lantai. Unit apartement = 12 lantai. Struktur Bangunan : Pondasi = Tiang Pancang = Beton Bertulang Str. Atas Atap = Plat Beton 4.1.2.
Data Item Pekerjaan Pelaksanaan pembangunan apartemen High Point Surabaya secara umum dilaksanakan secara bertahap per lantai dengan beberapa item pekerjaan utama seperti pekerjaan persiapan, pekerjaan semi basement, pekerjaan sub struktur dan pekerjaan struktur atas. Pembangunan struktur atas proyek ini dibagi menjadi 3 zona
8
pekerjaan tiap lantainya pada pekerjaan balok dan plat. Dari masing-masing item pekerjaan tersebut terdiri dari beberapa sub item pekerjaan dan memiliki rangkaian aktivitas. Sedangkan item pekerjaan yang akan direncanakan persediaan materialnya adalah item pekerjaan pada struktur lantai dasar yang dijelaskan pada tabel 4.1.
waktu penyelesaian pekerjaan struktur atas adalah 12 bulan. Sedangkan pada pekerjaan struktur lantai dasar dimulai pada tanggal 4 Mei 2009 sampai tanggal 25 Mei 2009. 4.2. Struktur Produk Struktur Produk berisi tentang informasi yang mengidentifikasikan semua kebutuhan komponen dan sub komponen yang akan dipergunakan untuk menghasilkan Tabel 4.1. Data Item Pekerjaan Struktur Lantai Dasar produk akhir dari suatu pekerjaan. Untuk menyusun struktur produk ini berdasar pada break down struktur pekerjaan yang Durasi Item Pekerjaan No. Uraian Pekerjaan dapat dilihat pada time schedule proyek dan BOQ proyek. Hari Material yang akan dianalisa persediaannya adalah 4 LANTAI DASAR 56 Pekerjaan beton bertulang pada balok & plat, pekerjaan material utama yang diperlukan pada pekerjaan bekisting, BALOK & PLAT 14 kolom, pekerjaan tangga lantai dasar - lantai 1 dinding geser pembesian dan pengecoran pada struktur bangunan atas KOLOM & DINDING GESER 7 untuk lift. diantaranya adalah multipleks, balok kayu, besi tulangan dan TANGGA Lt. DASAR - Lt. 1 14 beton readymix. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Pekerjaan struktur lantai dasar yang akan struktur produk lantai dasar pada gambar 4.1 analisa merupakan pekerjaan struktur beton Pada gambar struktur produk lantai dasar tersebut terdiri bertulang yaitu balok, plat, kolom dan dinding dari 4 level, antara lain level 0 yang paling atas merupakan geser dimana pada masing-masing komponen produk akhir dari analisa yang dilakukan yaitu Struktur Lantai struktur tersebut meliputi pekerjaan bekisting, Dasar. Sedangkan pada level dibawahnya yaitu 1, 2, dan 3 pembesian dan pengecoran. Pekerjaan tangga secara berurutan merupakan komponen, sub komponen tidak dianlisa karena bukan merupakan penyusun dan material-material yang dibutuhkan. Pada struktur utama yang pelaksanaannya tidak Struktur produk tersebut juga menunjukkan adanya hubungan bergantung pada pekerjaan struktur yang lain. antara setiap item pekerjaan dengan material yang dibutuhkan. Hubungan tersebut merupakan kebutuhan antara material pada 4.1.3. Jadwal Pelaksanaan Proyek level paling bawah terhadap item pekerjaan pada level Pelaksanaan pembangunan Proyek diatasnya. Misalnya kebutuhan akan material multipleks dan Apartement High Point dimulai pada Agustus balok kayu tergantung pada kebutuhan akan bekisting. 2008 dan direncanakan selesai pada Nopember Sedangkan kebutuhan akan bekisting tergantung akan 2010, sehingga pada awal tahun 2011 komponen-komponen yang akan dikerjakan, dalam hal ini bangunan apartement high point dapat diserah adalah kolom, balok , plat, dan dinding geser. terimakan kepada investor. Pelaksanaan Dari struktur produk yang dibuat diperoleh Bill of pekerjaan struktur atas proyek apartement ini Material untuk pekerjaan struktur lantai dasar yang akan dimulai pada tanggal 10 Maret 2009 sampai dihitung yang dijelaskan pada tabel 4.2. dengan tanggal 9 Maret 2010, sehingga lama Level 0
Struktur Lt. Dasar
Plat
Balok
Bekisting
Besi Tul
D22
Ø13
Ø12
Ø8
Ø10
Mltp 12
K Gl 5/7
K Mr 5/7
K Mr 6/12
Bekisting
Besi Tul
Beton K.300
Ø10
Ø8
Kolom
Mltp 12
K Gl 5/7
K Mr 6/12
Beton K.300
PP HB Ø1,5"
Ø D
= Diameter besi beton polos = Diameter besi beton ulir
Ø19
Ø13
Ø12
Bekisting
Besi Tulangan
Material
Volume
Sat
Beton 3 Kolom Bekisting
Kayu Glugu 5/7 per-4 meter Kayu Meranti 5/7 per-4 meter
Besi tulangan Ø-13 Besi tulangan Ø-12
1782.07
m
2
Besi Tulangan
Beton 4 Dinding Geser
86826.42
Kg
Besi tulangan Ø-8 Besi tulangan Ø-10 Beton K.300
Mltp 12
Level 3
K Mr K Mr 6/12 5/7
Material Multypleks 1220x2440 mm2 (12mm) Kayu Glugu 5/7 per-4 meter Kayu Meranti 6/12 per-4 meter
Volume
Sat
2098.49
m
21328.32
Kg
281.56
m3
2
Besi tulangan Ø-10 Beton K.300 Multypleks 1220x2440 mm2 (12mm)
683.30
m2
37706.79
Kg
209.96
m3
Kayu Glugu 5/7 per-4 meter
Besi tulangan D-22
Beton
Ø13
K Gl 5/7
Level 2
Besi tulangan Ø-8
Kayu Meranti 6/12 per-4 meter
Besi Tulangan
Mltp 12
Beton K.300
Pipa Ø 1,5"
Multypleks 1220x2440 mm2 (12mm) Bekisting
Ø10
Bekisting
Besi Tul
Hory beam
Tabel 4.2. Bill of Material Lantai Dasar N0. Pekerjaan 1 Balok
D25
Beton K.300
N0. Pekerjaan 2 Plat
Gambar 4.1. Struktur Produk Struktur Lantai Dasar Keterangan : Mltp. 12 = Multipleks 12 mm K.Mr = Kayu Meranti K.Gl = Kayu Glugu PP = Pipa HB = Horry Beam
Bekisting
Besi Tul
Level 1
Dinding Geser
223.46
m3
Besi tulangan D-25 Besi tulangan D-19 Besi tulangan Ø-13 Besi tulangan Ø-12 Besi tulangan Ø-10 Beton K.300
Bekisting
Multypleks 1220x2440 mm2 (12mm) Kayu Meranti 5/7 per-4 meter Kayu Meranti 6/12 per-4 meter
236.52
Besi Tulangan
Besi tulangan Ø-13
4507.49
Kg
Beton
Beton K.300
34.90
m3
m2
9
4.3. Jadwal Induk Produksi Jadwal induk produksi merupakan proses alokasi untuk membuat sejumlah produk dalam suatu periode waktu dengan memperhatikan kapasitas yang dimiliki. Untuk menyusun
jadwal induk produksi diperlukan data jadwal pelaksanaan pekerjaan yang menunjukkan hubungan antar aktivitas pekerjaan. Jadwal pelaksanaan pekerjaan dapat dilihat pada gambar 4.2.
Gambar 4.2. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan rinci hubungan aktivitas pekerjaan lantai dasar dijelaskan sebagai berikut: a. Pekerjaan pembesian balok dikerjakan setelah bekisting balok terpasang dilapangan. b. Pekerjaan bekisting plat dikerjakan bersamaan dengan pekerjaan bekisting balok. c. Pekerjaan bekisting balok dan plat harus telah selesai sehari sebelum pekerjaan pembesian balok dan plat selesai. d. Pekerjaan pengecoran pada balok dan plat dimulai setelah seluruh pekerjaan bekisting dan pekerjaan pembesian telah selesai dikerjakan. e. Pekerjaan struktur kolom dimulai 1 hari setelah pekerjaan balok dan plat selesai dikerjakan (adanya proses curring pada beton). f. Pekerjaan bekisting kolom dan dimulai setelah pekerjaan pembesian kolom terpasang di lapangan. g. Pekerjaan dinding geser dilakukan bersamaan dengan pekerjaan kolom.
4.3.1. Zona Pekerjaan Dalam pelaksanaan pekerjaan pada proyek dengan denah tidak simetris serta memiliki keterbatasan waktu pelaksanaan dan bobot pekerjaan yang cukup besar, maka untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan di lapangan perlu dilakukan pembagian zona pekerjaan. Dengan membagi kedalam beberapa zona pekerjaan diharapkan pelaksanaan pekerjaan dapat tersusun dan termonitoring dengan baik. Pembagian zona pekerjaan tersebut dibagi menjadi 3 zona antara lain zona 1 (as 1 - 5’ dengan as A’ - F’), zona 2 (as 5’ - 10 dengan as A’ - F’), dan zona 3 (as 5’+0,428 – 10 dengan as F’ – M), selengkapnya dapat dilihat seperti yang terlihat pada gambar 4.3. berikut ini.
Gambar 4.3. Pembagian Zona Pekerjaan 4.3.2. Hubungan antar aktivitas pada pekerjaan struktur lantai dasar Langkah awal dalam menyusun Jadwal induk Produksi adalah perlu diketahuinya hubungan antar aktivitas guna mengetahui urutan pelaksanaan pekerjaan di lapangan. Berdasarkan ketergantungan antar aktivitas maka dapat disusun secara tepat kapan pekerjaan harus selesai atau material harus tersedia di lapangan. Untuk jadwal pekerjaan struktur lantai dasar lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.4. berikut ini. Pada jadwal perencanaan pekerjaan di atas dapat dilihat bahwa untuk menyelesaikan pekerjaan struktur Lantai dasar diperlukan waktu selama 3,2 minggu dengan rincian 2 minggu untuk pekerjaan balok dan plat, 1 minggu untuk pekerjaan kolom dan dinding geser lift. Secara
4.3.3. Durasi pekerjaan Sebelum melakukan penyusunan jadwal induk produksi, perlu diketahui durasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu item pekerjaan. Secara teori durasi pekerjaan untuk tiap item pekerjaan diperoleh dengan membagi volume pekerjaan dengan kuantitas yang dapat diselesaikan dalam sehari. Durasi pekerjaan balok dan plat Lt. dasar adalah 11 hari dengan rincian 1 hari untuk pekerjaan pengecoran, pekerjaan bekisting harus selesai 1 hari sebelum pekerjaan pembesian selesai dikerjakan dan pekerjaan pembesian dimulai 1 hari setelah pekerjaan bekisting mulai dikerjakan. Sehingga, durasi untuk pekerjaan bekisting dan pembesian adalah 9 hari. Berdasarkan volume pekerjaan seperti tabel 4.2, dapat diketahui kuantitas pekerjaan per hari pekerjaan bekisting dan pembesian balok dan plat yang dijelaskan pada tabel 4.3. Data kuantitas tersebut digunakan untuk menghitung durasi per zona seperti tabel 4.4. Tabel 4.3. Kuantitas Bekisting dan Pembesian Per Hari No a
Pekerjaan b
Sat
Volume d
c
Durasi Total
Kuantitas Per hari
e
f = d/e
1
Bekisting Balok
m
2
1782.07
9
198.01
2 3 4
Bekisting Plat Pembesian Balok Pembesian Plat
m2 Kg Kg
2098.49 86826.42 21328.32
9 9 9
233.17 9647.38 2369.81
10
Selengkapnya durasi pekerjaan dijelaskan pada tabel 4.4. berikut:
dapat
4.3.4. Jadwal Induk Produksi Tiap Zona Dengan mengetahui durasi dari masingmasing item pekerjaan dan hubungan antar aktivitasnya, maka jadwal induk produksi tiap zona dapat disusun dengan memasukkan data kuantitas pekerjaan tiap durasinya ke dalam jadwal pekerjaan. Perhitungan kuantitas pada tiap satuan waktu pekerjaan diperoleh dari hasil pembagian volume dengan durasi yang telah direncanakan pada jadwal pekerjaan. Kuantitas tiap periode selengkapnya dijelaskan pada tabel 4.5.
Tabel 4.4. Durasi Pekerjaan Balok dan Plat per Zona No
Pekerjaan
Volume
Sat
Kuantitas per hari
Durasi hr
Bekisting Balok Zona 1
661.72
m
2
198.01
3.342 dipakai
3
Zona 2
530.63
m2
198.01
2.680 dipakai
3
Zona 3
589.73
m2
198.01
2.978 dipakai
3
Zona 1
781.25
2
m
233.17
3.351 dipakai
3
Zona 2
612.45
m
2
233.17
2.627 dipakai
3
Zona 3 Pembesian
704.80
m2
233.17
3.023 dipakai
3
Zona 1 Zona 2 Zona 3
30321.77 27040.12 29464.53
3.143 dipakai 2.803 dipakai 3.054 dipakai
3 3 3
Zona 1 Zona 2 Zona 3
7548.22 6458.04 7322.06
3.185 dipakai 2.725 dipakai 3.090 dipakai
3 3 3
1
Plat
2
Balok Kg 9647.38 Kg 9647.38 Kg 9647.38 Plat Kg 2369.81 Kg 2369.81 Kg 2369.81
Tabel 4.5. Kuantitas Balok dan Plat Tiap Durasi Pekerjaan Kuantitas
Durasi No
Pekerjaan
Volume
Minggu ke- 18 3 4
Sat 1
hr
2
5
6
1
Minggu ke- 19 3
2
4
5
Bekisting Balok Zona 1
661.72
m2
3
Zona 2 Zona 3 Pembesian Balok Zona 1 2 Zona 2 Zona 3 Bekisting Plat
530.63
m2
3
589.73
m2
3
30321.77 27040.12 29464.53
Kg Kg Kg
3 3 3
Zona 1
781.25
m2
3
Zona 2
612.45
m2
3
Zona 3 704.80 Pembesian Plat Zona 1 7548.22 4 Zona 2 6458.04 Zona 3 7322.06 Pengecoran Balok dan Plat 5 Zona 1, 2 dan 3 505.02
m2
3
Kg Kg Kg
3 3 3
m3
1
1
3
220.57
220.57
220.57 176.88
176.88
176.88 196.58
196.58
196.58
9821.51
9821.51
234.93
234.93
2440.69
2440.69
10107.26 10107.26 10107.26 9013.37
260.42
260.42
9013.37
9013.37
204.15
204.15
204.15 234.93
2516.07
9821.51
260.42
2516.07
2516.07 2152.68
2152.68
2152.68 2440.69 505.02
Jumlah Kuantitas Bekisting Jumlah Kuantitas Pembesian Jumlah Kuantitas Pengecoran
480.99
480.99 480.99 381.02 381.02 381.02 431.51 431.51 431.51 12623.33 12623.33 12623.33 11166.05 11166.05 11166.05 12262.20 12262.20 12262.20 505.02
Jadwal Induk Produksi tiap zona pekerjaan untuk selengkapnya disajikan dalam bentuk tabel seperti yang ditunjukkan pada tabel 4.6. Tabel 4.6. Jadwal Induk Produksi Tiap Zona Pekerjaan Pekerjaan
Durasi
Volume
Sat
661.72 30321.77
m2 Kg 3 m
3 3
m Kg m3
2
3 3
2
m Kg 3 m
3 3
m Kg m3
2
3 3
m2 Kg m3
3 3
m Kg m3
2
3 3
2
4 5
209.96
m Kg m3
236.52 4507.49
m2 Kg
2 2
34.90
3
1
1
2
Hari
3
4
5
6
1
Minggu ke-18
2
3
4
5
Minggu ke-19
6
1
2
3
4
5
6
Minggu ke-20
Balok Zona 1 Bekisting Pembesian Pengecoran Zona 2
K.300
Bekisting Pembesian Pengecoran Zona 3
K.300
Bekisting Pembesian Pengecoran Plat Zona 1
68.78 589.73 29464.53
K.300
Bekisting Pembesian Pengecoran
79.81 530.63 27040.12
74.88
781.25 7548.22 K.300
99.87
220.57
220.57 220.57 10107.26 10107.26 10107.26
1
79.81 176.88
176.88 176.88 9013.37 9013.37 9013.37
1
68.78 196.58
196.58 196.58 9821.51 9821.51 9821.51
1
74.88
260.42
260.42 2516.07
260.42 2516.07
2516.07
1
99.87
Zona 2 Bekisting Pembesian Pengecoran
612.45 6458.04 K.300
83.96
204.15
204.15 204.15 2152.68 2152.68 2152.68
1
83.96
Zona 3 Bekisting Pembesian Pengecoran Kolom Bekisting Pembesian Pengecoran
704.80 7322.06 K.300
97.74 683.30 37706.79
1
234.93
234.93 234.93 2440.69 2440.69 2440.69 97.74 227.77 113.88 113.88 227.77 8379.29 8379.29 6284.46 6284.46 8379.29
1
209.96
Dinding Geser Bekisting Pembesian Pengecoran
m
118.26 118.26 2253.75 2253.75 34.90
11
melalui fax dan setiap kali pemesanan diperkirakan sebanyak 2 lembar. Biaya fax dapat dilihat pada tabel 4.9.
4.4. Biaya Persediaan Biaya persediaan adalah semua pengeluaran dan kerugian yang timbul sebagai akibat dari adanya persediaan. Biaya persediaan yang dihitung dalam tugas akhir ini meliputi biaya pembelian, biaya pemesanan, dan biaya penyimpanan pada pekerjaan struktur lantai dasar. Adapun asumsi yang digunakan adalah sebagai berikut : a. Harga material tidak terpengaruh oleh ukuran pembelian, sehingga berapapun jumlah pembelian harga material tetap. b. Lead time tetap setiap kali pemesanan material. c. Biaya Pesan konstan untuk setiap kali pemesanan.
Tabel 4.9. Biaya Fax No. Lokasi Pengiriman Jml Lembar
Tabel 4.7. Daftar Harga Material Jenis Material
1 2 3 4 5 6 7 8
Multypleks 12mm Kayu Glugu 5/7 Kayu Meranti 5/7 Kayu Meranti 6/12 Besi tulangan Ø-8 Besi tulangan Ø-10 Besi tulangan Ø-12 Besi tulangan Ø-13 Besi tulangan D-16 9 Besi tulangan D-19 10 Besi tulangan D-22 11 Besi tulangan D-25 12 Beton K. 300
Satuan Harga Material Pembelian Per Satuan Pembelian Lembar Batang Batang Batang Lonjor Lonjor Lonjor Lonjor Lonjor Lonjor Lonjor Lonjor m
3
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Sumber data : Jurnal Harga Material
137,000 23,000 33,500 55,000 39,875 68,200 82,500 105,295 159,500 224,920 289,300 374,000 465,000
08.00-18.00 18.00-08.00 > 20 08.00-18.00 18.00-08.00 Sumber data: PT. Telkom
b.
1
Sidoarjo
2
Rp.
2,175.00
Rp. 4,350.00
2
Surabaya
2
Rp.
1,375.00
Rp. 2,750.00
Total biaya pemesanan material untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.10.
SURABAYA
Tabel 4.10. Biaya Pesan No. SIDOARJO
SURABAYA
Tabel 4.8. Biaya Telepon 0-20
f=d*e
d
Sumber data: PT. Telkom c. Biaya Administrasi adalah semua biaya yang dikeluarkan dalam pembuatan purchase order yang akan dikirim ke supplier dan digunakan dalam back up tagihan, serta data arsip pendataan saat kedatangan material (2 lembar rangkap 3). Biaya Administrasi yang dihitung pada proyek ini meliputi biaya pencetakan sebesar Rp 250,-/lembar. Sehingga biaya administrasi setiap kali pemesanan adalah 6 x Rp 250,-
Alamat Supplier
4.4.2. Biaya Pemesanan Material Biaya pemesanan adalah semua biaya pengeluaran yang timbul dari usaha mendatangkan material dari luar. Biaya pemesanan ini tergantung pada frekuensi pemesanan yang meliputi biaya telekomunikasi, pengiriman purchase order dan biaya administrasi dalam melakukan pemesanan terhadap supplier. a. Biaya telekomunikasi yang dikeluarkan merupakan biaya untuk melakukan pemesanan material pada supplier dengan menggunakan media telepon. Biaya telekomunikasi ini dipengaruhi oleh faktor durasi percakapan serta lokasi supplier material dimana diasumsikan terjadi percakapan selama 10 menit setiap kali pemesanan material. Karena lokasi supplier berada di Surabaya dan Sidoaarjo, maka untuk biaya telepon menggunakan tarif lokal. Tarif telepon tersebut dapat dilihat pada tabel 4.8. Dari data tersebut, tarif telepon lokal yang digunakan sebesar Rp 122,-. Jarak (Km) Time Band
Total Biaya
e
c
a
4.4.1. Biaya Pembelian Material Biaya pembelian material adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli material. Besarnya biaya pembelian ini tergantung pada jumlah material yang dibeli dan harga satuan material. Data umum mengenai harga material ditunjukkan pada tabel 4.7. dibawah ini :
No.
Biaya Fax / Dokumen Teks
Tari Telpon (Rp.) 122 83 163 122
Biaya pengiriman dokumen pesanan tergantung pada jumlah dan lokasi supplier. Lembar purchase order dikirim
a
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Jenis Material
Biaya Telepon 10 mnt
b
Multypleks 12mm Kayu Glugu 5/7 Kayu Meranti 5/7 Kayu Meranti 6/12 Besi tulangan Ø-8 Besi tulangan Ø-10 Besi tulangan Ø-12 Besi tulangan Ø-13 Besi tulangan D-16 Besi tulangan D-19 Besi tulangan D-22 Besi tulangan D-25
Biaya Fax 2 lembar
c
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
1,220.00 1,220.00 1,220.00 1,220.00 1,220.00 1,220.00 1,220.00 1,220.00 1,220.00 1,220.00 1,220.00 1,220.00
Biaya Cetak 6 lembar
d
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
2,750.00 2,750.00 2,750.00 2,750.00 4,350.00 4,350.00 4,350.00 4,350.00 4,350.00 4,350.00 4,350.00 4,350.00
Total Biaya
e
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
1,500.00 1,500.00 1,500.00 1,500.00 1,500.00 1,500.00 1,500.00 1,500.00 1,500.00 1,500.00 1,500.00 1,500.00
f = c+d+e
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
5,470.00 5,470.00 5,470.00 5,470.00 7,070.00 7,070.00 7,070.00 7,070.00 7,070.00 7,070.00 7,070.00 7,070.00
4.4.3. Biaya Penyimpanan Biaya penyimpanan adalah semua pengeluaran yang timbul akibat menyimpan barang. Dalam tugas akhir ini biaya penyimpanan yang diperhitungkan adalah biaya modal dan biaya kerusakan atau penyusutan. a. Biaya modal merupakan biaya yang ditimbulkan karena memiliki persediaan yang harus diperhitungkan dalam system persediaan. Biaya ini diukur sebagai persentase nilai persediaan pada periode waktu tertentu, yang dapat diukur dengan suku bunga bank. Besarnya suku bunga adalah 6,5% per hari berdasarkan suku bunga Bank Indonesia tahun 2010, sehingga biaya modal adalah 6,5% x harga material per unit. b. Biaya penyusutan atau kerusakan merupakan biaya yang ditimbulkan karena barang yang disimpan mengalami kerusakan dan penyusutan karena jumlahnya berkurang atau hilang. Biaya penyusutan atau kerusakan selama penyimpanan yang diasumsikan sebesar 2% per hari untuk jenis material kayu dan 0,5% per hari untuk jenis material besi tulangan.
12
Apabila diasumsikan dalam 1 tahun ada 365 hari, maka perhitungan biaya penyimpanan material/unit per hari untuk masing-masing material dapat dijelaskan dalam tabel 4.11. berikut :
4.5. Analisa Kebutuhan Material Analisa kebutuhan material adalah besarnya jumlah material yang dibutuhkan untuk menyelesaikan bagian pekerjaan dalam satu satuan pekerjaan. Dalam kaitannya dengan proses tahapan MRP, analisa kebutuhan material merupakan suatu proses awal sebelum memasuki proses tahapan MRP yang meliputi jadwal induk produksi dan kebutuhan material per periode. Hasil dari analisa kebutuhan material tersebut untuk selanjutnya akan dipergunakan dalam proses tahapan MRP, yaitu : a. Penentuan kebutuhan bersih b. Penentuan ukuran pemesanan Dalam proses tahapan MRP, selain hasil analisa kebutuhan material juga diperlukan informasi mengenai biayabiaya persediaan dan waktu tunggu kedatangan material. Informasi ini yang nantinya akan digunakan dalam tahapan penentuan ukuran pemesanan (lotting). Kebutuhan material per periode dapat dihitung dari analisa bahan atau material untuk masing-masing item pekerjaan berdasarkan jadwal induk produksi tiap zona. Kuantitas pekerjaan tiap periode yang awalnya terbagi kedalam zona pekerjaan dijumlahkan sesuai dengan periodenya, sedangkan pada pekerjaan pembesian lebih didetailkan sesuai dengan kebutuhan jenis tulangan yang dibutuhkan. Kebutuhan material per periode dihitung dengan memasukkan data koefisien atau indeks (angka) analisa bahan pada jadwal induk produksi. Setiap item pekerjaan memiliki koefisien kebutuhan material yang berbeda-beda. Apabila satuan dalam analisa bahan berbeda dengan satuan unit dalam pembelian material, maka jumlah kebutuhan material dikonversikan ke dalam satuan pembelian. Analisa kebutuhan material untuk minggu ke-18 disajikan dalam tabel 4.13. Rekapitulasi kebutuhan material untuk masing-masing item pekerjaan per periode berdasar hasil analisa kebutuhan material dapat dilihat pada tabel 4.14.
Tabel 4.11. Biaya Penyimpanan No.
Jenis Material
a
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Persentase Persentase Harga Material Biaya kerusakan /Unit Biaya Modal /penyusutan
b
c
Multypleks 12mm Kayu Glugu 5/7 Kayu Meranti 5/7 Kayu Meranti 6/12 Besi tulangan Ø-8 Besi tulangan Ø-10 Besi tulangan Ø-12 Besi tulangan Ø-13 Besi tulangan D-16 Besi tulangan D-19 Besi tulangan D-22 Besi tulangan D-25
4.7.1.
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
137,000 23,000 33,500 55,000 39,875 68,200 82,500 105,295 159,500 224,920 289,300 374,000
d
e
6.5% 6.5% 6.5% 6.5% 6.5% 6.5% 6.5% 6.5% 6.5% 6.5% 6.5% 6.5%
2% 2% 2% 2% 0.5% 0.5% 0.5% 0.5% 0.5% 0.5% 0.5% 0.5%
Biaya Simpan /unit /hari f = ((d+e)/365)*c
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
31.90 5.36 7.80 12.81 7.65 13.08 15.82 20.19 30.59 43.14 55.48 71.73
Biaya Persediaan Material Biaya persediaan material adalah biaya yang terdiri dari biaya pembelian, biaya pemesanan dan juga biaya penyimpanan material. Dari hasil perhitungan masing–masing biaya diatas, maka biaya persediaan material dapat dilihat pada tabel 4.12. berikut ini : Tabel 4.12. Biaya Persediaan Material
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Jenis Material Multypleks 12mm Kayu Glugu 5/7 Kayu Meranti 5/7 Kayu Meranti 6/12 Besi tulangan Ø-8 Besi tulangan Ø-10 Besi tulangan Ø-12 Besi tulangan Ø-13 Besi tulangan D-16 Besi tulangan D-19 Besi tulangan D-22 Besi tulangan D-25
Satuan /Unit
Biaya pembelian Biaya pemesanan /Unit /Pesan
Lembar Batang Batang Batang Lonjor Lonjor Lonjor Lonjor Lonjor Lonjor Lonjor Lonjor
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
137,000.00 23,000.00 33,500.00 55,000.00 39,875.00 68,200.00 82,500.00 105,295.00 159,500.00 224,920.00 289,300.00 374,000.00
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
5,470.00 5,470.00 5,470.00 5,470.00 7,070.00 7,070.00 7,070.00 7,070.00 7,070.00 7,070.00 7,070.00 7,070.00
Biaya penyimpan /unit /hari Rp 31.90 Rp 5.36 Rp 7.80 Rp 12.81 Rp 7.65 Rp 13.08 Rp 15.82 Rp 20.19 Rp 30.59 Rp 43.14 Rp 55.48 Rp 71.73
Tabel 4.13. Kebutuhan Material Minggu Ke-18 Durasi Pekerjaan
Volume
1
2
Sat Hari
3 4 Minggu ke-18 a
5
6
7
Koef material b
Konversi Satuan c
1
2
3 4 Minggu ke-18 (a x b) / c
5
6
7 Sat
Balok Bekisting Multypleks 1220x2440 mm2 (12mm)
1782.07
m2
9
220.57
220.57
220.57
176.88
176.88
176.88
1
74.10
74.10
74.10
59.42
59.42
59.42
lembar
3
1 btg = 0.014 m³
484.29
484.29
484.29
388.35
388.35
388.35
batang
3
1 btg = 0.014 m³
109.55
109.55
109.55
87.84
87.84
87.84
batang
3 0.0155 m 1 btg = 0.029 m³
118.35
118.35
118.35
94.90
94.90
94.90
batang
213.37 14.65 60.56 141.26 76.40
213.37 14.65 60.56 141.26 76.40
213.37 14.65 60.56 141.26 76.40
196.69 14.43 23.32 151.74 45.46
196.69 14.43 23.32 151.74 45.46
lonjor lonjor lonjor lonjor lonjor
lembar
0.3359 lbr
Kayu Glugu 5/7 per-4 meter
0.0307 m
Kayu Meranti 5/7 per-4 meter
0.0070 m
Kayu Meranti 6/12 per-4 meter Pembesian D- 22 Ø- 8 Ø- 10 Ø- 12 Ø- 13 Pengecoran K.300 Plat Bekisting Multypleks 1220x2440 mm2 (12mm)
63898.55 513.57 2370.58 14022.63 6021.09
Kg Kg Kg Kg Kg
9 9 9 9 9
223.46
m
3
1
2098.49
m2
9
7272.90 7272.90 7272.90 6704.29 6704.29 66.03 66.03 66.03 65.04 65.04 426.47 426.47 426.47 164.20 164.20 1432.53 1432.53 1432.53 1538.82 1538.82 909.32 909.32 909.32 541.02 541.02
260.42
260.42
260.42
204.15
204.15
1.05 1.05 1.05 1.05 1.05
kg kg kg kg kg
1 lonjor = 35.79 kg 1 lonjor = 4.73 kg 1 lonjor = 7.39 kg 1 lonjor = 10.65 kg 1 lonjor = 12.50 kg
204.15
1
87.48
87.48
87.48
68.58
68.58
68.58
Kayu Glugu 5/7 per-4 meter
0.0094 m
1 btg = 0.014 m³
174.14
174.14
174.14
136.51
136.51
136.51
batang
Kayu Meranti 6/12 per-4 meter
3 0.0097 m 1 btg = 0.029 m³
87.47
87.47
87.47
68.57
68.57
68.57
batang
43.67 21.67
43.67 21.67
43.67 21.67
316.50 63.69
316.50 63.69
Pipa Ø 1,5" Hory beam Pembesian Ø- 10 Ø- 8 Pengecoran K.300
0.3359 lbr 3
131.00 65.00
bh bh
18987.21 2341.10
Kg Kg
9 9
281.56
3
1
m
43.67 21.67
43.67 21.67
43.67 21.67
2229.00 2229.00 2229.00 1920.29 1920.29 287.07 287.07 287.07 232.40 232.40
1 1 1.05 kg 1 lonjor = 7.39 kg 1.05 kg 1 lonjor = 4.73 kg
buah buah 316.50 63.69
272.67 51.56
272.67 51.56
lonjor lonjor
13
14
3
3
272.67 51.56
68.57
136.51
68.58
196.69 14.43 23.32 151.74 45.46
94.90
87.84
66.04
66.04
28.33 167.91 46.77
23.32 151.74 45.46
309.52 57.88
51.56
78.91
157.10
272.67
78.91
157.10
78.92
8.90
78.92
214.82
14.43
105.47
97.63
431.60
196.69
105.47
97.63
431.60
57.88
309.52
78.91
157.10
78.92
46.77
167.91
28.33
8.90
214.82
105.47
97.63
431.60
66.04
57.88
309.52
46.77
167.91
28.33
8.90
214.82
3 4 Minggu ke-19
288.60
229.05
5
6
125.57 21.71 167.78 22.49 10.68
21.71 167.78 22.49 10.68
190.26
76.51
2
125.57
1
Pengecoran
34.90
m
3
1
48.00
39.73
8.01
16.87
125.84
16.28
94.18
95.13
38.26
189.36
34.20
48.00
39.73
8.01
16.87
125.84
16.28
94.18
95.13
38.26
3 4 Minggu ke-20
189.36
272.67 51.56
68.57
136.51
68.58
196.69 14.43 23.32 151.74 45.46
94.90
87.84
59.42 388.35
2
4507.49 lonjor
316.50 63.69
68.57
136.51
68.58
213.37 14.65 60.56 141.26 76.40
94.90
87.84
59.42 388.35
1
34.20
316.50 63.69
43.67 21.67
87.47
174.14
87.48
213.37 14.65 60.56 141.26 76.40
118.35
109.55
59.42 388.35
6
batang 2
2
1
5 5 5 5 5
4
1
316.50 63.69
74.10 484.29
5
Tabel 4.14. Rekapitulasi Kebutuhan Material Per Periode 3 4 Minggu ke-18
Kayu Meranti 6/12 per-4 meter Pembesian Ø- 13
lembar
m
lonjor lonjor lonjor lonjor lonjor
batang
lembar
m
9 9
43.67 21.67
87.47
174.14
87.48
213.37 14.65 60.56 141.26 76.40
118.35
109.55
484.29
74.10
2
batang
236.52
209.96
24872.05 2483.75 8986.17 1026.39 338.44
683.30
281.56
18987.21 lonjor 2341.10 lonjor
43.67 21.67
87.47
174.14
87.48
118.35
109.55
484.29
74.10
1
Kayu Meranti 5/7 per-4 meter
Dinding Geser Bekisting Multypleks 1220x2440 mm2 (12mm)
Pengecoran
Kayu Glugu 5/7 per-4 meter Pembesian D- 25 D- 19 Ø- 13 Ø- 12 Ø- 10
Pengecoran K.300 Kolom Bekisting Multypleks 1220x2440 mm2 (12mm)
Ø- 10 Ø- 8
batang
131.00 buah 65.00 buah
Kayu Meranti 6/12 per-4 meter
Pipa Ø 1,5" Hory beam Pembesian
batang
9
2098.49
lembar
1
9 9 9 9 9
9
223.46
Kayu Glugu 5/7 per-4 meter
Pengecoran K.300 Plat Bekisting Multypleks 1220x2440 mm2 (12mm)
lonjor lonjor lonjor lonjor lonjor
batang
Kayu Meranti 6/12 per-4 meter Pembesian D- 22 Ø- 8 Ø- 10 Ø- 12 Ø- 13
63898.55 513.57 2370.58 14022.63 6021.09
batang
Kayu Meranti 5/7 per-4 meter
lembar
Sat
batang
1782.07
Volume
Kayu Glugu 5/7 per-4 meter
Balok Bekisting Multypleks 1220x2440 mm2 (12mm)
Pekerjaan
Durasi Hari
10.68
22.49
167.78
21.71
125.57
190.26
76.51
5
35.78
215.21
6
Data yang diperlukan dalam proses ini adalah data kebutuhan kotor setiap periodenya dan data persediaan yang dimiliki di awal perencanaan. Karena diasumsikan bahwa tidak ada persediaan di awal perencanaan dalam penulisan tugas akhir ini, maka kebutuhan bersihnya adalah sama dengan kebutuhan kotor. Kebutuhan bersih untuk setiap item pekerjaan struktur lantai dasar dijelaskan pada tabel 4.15.
4.6. Perhitungan Kebutuhan Bersih Material (Netting) Perhitungan kebutuhan bersih adalah proses perhitungan untuk menetapkan jumlah kebutuhan bersih, yang besarnya merupakan selisih antara kebutuhan kotor dengan keadaan persediaan yang dimiliki pada awal perencanaan. Secara teoritis kebutuhan bersih dapat dirumuskan : Kebutuhan bersih = kebutuhan kotor – persediaan di tangan
Tabel 4.15. Kebutuhan Bersih Material No.
Periode Materaial
Sat
1 Multypleks (12mm) Balok Plat Kolom Dinding geser Kebutuhan Bersih (dibulatkan)
Lbr
2 Kayu Glugu 5/7 (4 m) Balok Plat Kolom Kebutuhan Bersih (dibulatkan)
Btg
3 Kayu Meranti 5/7 (4 m) Balok Dinding geser Kebutuhan Bersih (dibulatkan)
Btg
4 Kayu Meranti 6/12 (4 m) Balok Plat Dinding geser Kebutuhan Bersih (dibulatkan)
Btg
5 Pipa Ø 1,5" Plat Kebutuhan Bersih (dibulatkan)
Bh
6 Hory beam Plat Kebutuhan Bersih (dibulatkan)
Bh
7 Ø-8 Balok Plat Kebutuhan Bersih (dibulatkan)
Ljr
8 Ø-10 Balok Plat Kolom Kebutuhan Bersih (dibulatkan)
Ljr
9 Ø-12 Balok Kolom Kebutuhan Bersih (dibulatkan)
Ljr
10 Ø-13 Balok Kolom Dinding geser Kebutuhan Bersih (dibulatkan)
Ljr
11 D-19 Kolom Kebutuhan Bersih (dibulatkan)
Ljr
12 D-22 Balok Kebutuhan Bersih (dibulatkan)
Ljr
13 D-25 Kolom Kebutuhan Bersih (dibulatkan)
Ljr
14 BetonK.300 Balok Plat Kolom Dinding geser Kebutuhan Bersih (dibulatkan)
m3
1
2
3 4 Minggu ke-18
74.10 87.48
74.10 87.48
74.10 87.48
162
162
162
5
6
59.42 68.58
59.42 68.58
59.42 68.58
128
128
128
1
2
3 4 Minggu ke-19
66.04 78.92
66.04 78.92
66.04 78.92
145
145
145
5
6
1
2
76.51 77
3 4 Minggu ke-20
5
6
38.26 38.26 76.51 39.73 39.73 78 78 77
484.29 484.29 484.29 388.35 388.35 388.35 431.60 431.60 431.60 174.14 174.14 174.14 136.51 136.51 136.51 157.10 157.10 157.10 659
659
659
109.55 109.55 109.55 110
110
110
118.35 118.35 118.35 87.47 87.47 87.47 206
206
206
43.67 44
43.67 44
43.67 44
21.67 22
21.67 22
21.67 22
14.65 63.69 79
14.65 63.69 79
525
525
525
589
589
589
87.84
87.84
87.84
97.63
97.63
97.63
88
88
88
98
98
98
94.90 68.57
94.90 68.57
94.90 68.57
164
164
164
185
14.65 63.69 79
14.43 51.56 66
14.43 51.56 66
14.43 8.90 51.56 57.88 66 67
190.26 191
95.13 96
95.13 190.26 96 191
48.00 48
48.00 48
34.20 35
34.20 35
10.68 10.68 11 11
8.01 9
8.01 9
10.68 11
22.49 22.49 23 23
16.87 17
16.87 17
22.49 23
105.47 105.47 105.47 78.91 78.91 78.91 185
185
8.90 57.88 67
8.90 57.88 67
60.56 60.56 60.56 23.32 23.32 23.32 28.33 28.33 28.33 316.50 316.50 316.50 272.67 272.67 272.67 309.52 309.52 309.52 378
378
378
296
296
296
338
338
338
141.26 141.26 141.26 151.74 151.74 151.74 167.91 167.91 167.91 142
142
142
152
152
152
168
76.40
76.40
76.40
45.46
45.46
45.46 46.77
77
77
77
46
46
46
47
168 46.77
47
168 46.77
167.78 167.78 125.84 125.84 167.78 189.36 189.36 168 168 316 316 168
47
21.71 21.71 22 22
16.28 17
16.28 17
21.71 22
125.57 125.57 126 126
94.18 95
94.18 125.57 95 126
213.37 213.37 213.37 196.69 196.69 196.69 214.82 214.82 214.82 214 214 214 197 197 197 215 215 215
4.7. Penentuan ukuran Pemesanan (Lotting) Proses lotting bertujuan untuk menentukan besarnya jumlah pesanan yang optimal berdasarkan hasil dari perhitungan kebutuhan bersih. Proses lotting ini digunakan untuk level paling bawah dari proses explosion yaitu material multyplek, kayu, dan besi beton dalam memenuhi kebutuhan material pada komponen balok dengan plat lantai, kolom dengan dinding geser. Teknik penentuan ukuran lot yang digunakan adalah : a. Teknik Lot for Lot (L4L) b. Teknik Economic Order Quantity (EOQ) c. Teknik Period Order Quantity (POQ) d. Teknik Fixed period Requirement (FPR) e. Teknik Part Period Balancing (PPB)
229.05 288.60
518
215.21 35.78 251
Untuk melakukan perhitungan penentuan ukuran pemesanan dengan kelima teknik tersebut pengerjaannya dilakukan dengan menggunakan program bantu Production and Operation Management - Quantitative Method V. 3.0 (POM - QM V. 3.0.). Data-data yang diperlukan sebagai input dalam penentuan lot size menggunakan program bantu Production and Operation Management - Quantitative Method V. 3.0 (POM QM V. 3.0.) antara lain : a. Kebutuhan bersih material per-periode pada tabel 4.13. b. Biaya simpan dan biaya pemesanan material pada tabel 4.12. c. Lead Time (lead time yang digunakan adalah 1 hari).
15
4.7.1.
Tabel 4.16. Output Lotsizing Lot For Lot
Teknik Lot for Lot (L-4-L) Penetapan ukuran lot dengan teknik lot for lot adalah dengan menentukan jumlah material yang dipesan sama dengan jumlah material yang dibutuhkan sehingga tidak akan menghasilkan sisa jumlah material. Dengan menggunakan teknik ini mengakibatkan biaya simpan material menjadi nol. Sebagai contoh Output Program POM-QM V.3 Lotsizing Lot For Lot ditampilkan hasil untuk material multypleks 12 mm pada tabel 4.16. Untuk memudahkan dalam pembacaan output program POM-QM, hasil output teknik Lot For Lot ditabelkan pada tabel 4.17.
Multypleks 12mm Solution Demand (lembar)
Period
Order receipt (lembar)
Order release (lembar)
Inventory (lembar)
Initial Inventory
Holding Cost Rp 31,90
Setup Cost Rp 5470,00
0
1
0
162
0
2
162
162
162
0
0
5470
3
162
162
162
0
0
5470
4
162
162
128
0
0
5470
5
128
128
128
0
0
5470
6
128
128
128
0
0
5470
7
128
128
145
0
0
5470
8
145
145
145
0
0
5470
9
145
145
145
0
0
5470
10
145
145
0
0
5470
11
0
0
0
0
12
0
0
0
0
13
0
0
0
0
14
0
77
0
0
0
15
77
77
78
0
0
5470
16
78
78
78
0
0
5470
17
78
78
77
0
0
5470
18
77
77
0
0
5470
19
0
0
0
0
0
0
71110
1615
Totals
1615
1615
85
Average demand
71110
Total cost =
Tabel 4.17. Hasil Output Program POM-QM V.3 Teknik Lot For Lot Minggu
Item
Multypleks 12mm
Kayu Glugu 5x7
Kayu Meranti 5x7
Kayu Meranti 6x12
Lembar
Batang
Batang
Batang
Besi Beton Ø-8
Lonjor
Besi Beton Ø-10
Lonjor
Besi Beton Ø-12
Besi Beton Ø-13
Besi Beton D-19
Lonjor
Lonjor
Lonjor
Besi Beton D-22
Lonjor
Besi Beton D-25
Lonjor
4.7.2.
7 periode 1
Satuan
Demand Inventory Order receipt Order release Demand Inventory Order receipt Order release Demand Inventory Order receipt Order release Demand Inventory Order receipt Order release Demand Inventory Order receipt Order release Demand Inventory Order receipt Order release Demand Inventory Order receipt Order release Demand Inventory Order receipt Order release
Minggu ke-18
Minggu ke-19
1 periode 2
2 periode 3
3 periode 4
4 periode 5
5 periode 6
6 periode 7
1 periode 8
2 periode 9
3 periode 10
162 0 162 162
162 0 162 162
162 0 162 128
128 0 128 128
128 0 128 128
128 0 128 145
145 0 145 145
145 0 145 145
145 0 145
659 0 659 659
659 0 659 659
659 0 659 525
525 0 525 525
525 0 525 525
525 0 525 589
589 0 589 589
589 0 589 589
589 0 589
110 0 110 110
110 0 110 110
110 0 110 88
88 0 88 88
88 0 88 88
88 0 88 98
98 0 98 98
98 0 98 98
98 0 98
206 0 206 206
206 0 206 206
206 0 206 164
164 0 164 164
164 0 164 164
164 0 164 185
185 0 185 185
185 0 185 185
185 0 185
0
0 0 79
79 0 79 79
79 0 79 79
79 0 79 66
66 0 66 66
66 0 66 66
66 0 66 67
67 0 67 67
67 0 67 67
0
0 0 378
378 0 378 378
378 0 378 378
378 0 378 296
296 0 296 296
296 0 296 296
296 0 296 338
338 0 338 338
0 0 142
142 0 142 142
142 0 142 142
142 0 142 152
152 0 152 152
152 0 152 152
152 0 152 168
0 0 77
77 0 77 77
77 0 77 77
77 0 77 46
46 0 46 46
46 0 46 46
46 0 46 47
0 162
0 659
0 110
0 206
0
0
4 periode 11
0
Minggu ke-20 5 periode 12
0
Demand Inventory Order receipt Order release
0
0 0 214
214 0 214 214
0
0
0
0
0
0
0
0
0 191
2 periode 15
3 periode 16
4 periode 17
5 periode 18
6 periode 19
77 0 77 78
78 0 78 78
78 0 78 77
77 0 77
0
191 0 191 96
96 0 96 96
96 0 96 191
191 0 191
0
0
0
0
0 0 48
48 0 48 48
48 0 48
0 0
0
0
0
0
0 0 35
35 0 35 35
35 0 35
0 0
0
67 0 67
0
0
0
0
0
0
0
0
338 0 338 338
338 0 338
0
0
11 0 11 11
11 0 11 9
9 0 9 9
9 0 9 11
11 0 11
0
168 0 168 168
168 0 168 168
168 0 168
23 0 23 23
23 0 23 17
17 0 17 17
17 0 17 23
23 0 23
0
47 0 47 47
47 0 47 47
47 0 47
168 0 168 316
316 0 316 316
316 0 316 168
168 0 168
0
168
168 0 168 168
22 0 22 17
17 0 17 17
17 0 17 22
22 0 22
0
22
22 0 22 22
0
0
0
0
0
0
126 0 126 126
126 0 126 95
95 0 95 95
95 0 95 126
126 0 126
0
0
11
0
0 23
0
0
214 0 214 214
214 0 214 197
197 0 197 197
197 0 197 197
197 0 197 215
215 0 215 215
215 0 215 215
215 0 215
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
Teknik Economic Order Quantity (EOQ) Dalam teknik ini besarnya ukuran lot adalah tetap. Penetapan ukuran lot dengan teknik ini dilakukan dengan perhitungan yang telah mencakup biaya pesan dan biaya simpan berdasarkan rata-rata permintaan. Sebagai contoh Output Program POM-QM V.3 Economic Order Quantity ditampilkan hasil untuk material multypleks 12 mm pada
1 periode 14
77
Demand Inventory Order receipt Order release Demand Inventory Order receipt Order release
6 periode 13
126
Total
1615 0 1615 1615 5893 0 5893 5893 984 0 984 984 1735 0 1735 1735 636 0 636 636 3087 0 3087 3087 1489 0 1489 1489 1646 0 1646 1646 100 0 100 100 1878 0 1878 1878 568 0 568 568
tabel 4.18. Untuk memudahkan dalam pembacaan output program POM-QM, hasil output teknik Economic Order Quantity ditabelkan pada tabel 4.19.
16
Tabel 4.18. Output Lotsizing Economic Order Quantity Multypleks 12mm Solution Demand (lembar)
Period
Order receipt Order release (lembar) (lembar)
Inventory (lembar)
Initial Inventory
Holding Cost Setup Cost Rp 31,90 Rp 5470,00 0
1
0
171
0
2
162
171
171
9
287.10
5470
3
162
171
171
18
574.20
5470
4
162
171
171
27
861.30
5470
5
128
171
171
70
2233.00
5470
6
128
171
171
113
3604.70
5470
7
128
171
156
4976.40
5470
8
145
171
11
350.90
0
9
145
171
171
37
1180.30
5470
10
145
171
63
2009.70
5470
11
0
63
2009.70
0
12
0
63
2009.70
0
13
0
63
2009.70
0
14
0
63
2009.70
0
15
77
157
5008.30
5470
16
78
79
2520.10
0
17
78
1
31.90
0
18
77
95
3030.50
5470
171 171
171 171
95
3030.50
0
1183
37737.70
54700
0
19
1615
Totals
85
Average demand Total cost =
1710
1710 EOQ =
171
92437.70
Tabel 4.19. Hasil Output Program POM-QM V.3 Teknik Economic Order Quantity Minggu
Item
Multypleks 12mm
Kayu Glugu 5x7
Kayu Meranti 5x7
Kayu Meranti 6x12
Besi Beton Ø-8
Lembar
Batang
Batang
Batang
Lonjor
Besi Beton Ø-10
Besi Beton Ø-12
Besi Beton Ø-13
Besi Beton D-19
Besi Beton D-22
Besi Beton D-25
4.7.3.
7 periode 1
Satuan
Lonjor
Lonjor
Lonjor
Lonjor
Lonjor
Lonjor
Demand Inventory Order receipt Order release Demand Inventory Order receipt Order release Demand Inventory Order receipt Order release Demand Inventory Order receipt Order release Demand Inventory Order receipt Order release Demand Inventory Order receipt Order release Demand Inventory Order receipt Order release Demand Inventory Order receipt Order release Demand Inventory Order receipt Order release Demand Inventory Order receipt Order release Demand Inventory Order receipt Order release
0 171
0 796 0
2 periode 3
3 periode 4
4 periode 5
5 periode 6
6 periode 7
1 periode 8
2 periode 9
3 periode 10
162 9 171 171
162 18 171 171
162 27 171 171
128 70 171 171
128 113 171 171
128 156 171
145 11
145 37 171 171
145 63 171
659 137 796 796
659 274 796 796
659 411 796 796
525 682 796
525 157
525 428 796 796
589 635 796
589 46
589 253 796
110 160 270
110 50
110 210 270
88 122
88 34
88 216 270
98 118
98 20
206 73 279 279
206 146 279 279
206 219 279
164 55
164 170 279
164 6
185 194 279
0
79 170 249
79 91
378 41 419 419
378 82 419 419
142 123 265 265
142 246 265
77 169 246
77 92
270
0 279
0
0 419
0
0 265
0
0
0
0
0
171
279 66 195 249
66 129
66 63
378 123 419 419
296 246 419 419
296 369 419
296 73
142 104
152 217 265
152 65
152 178 265
79 12 249
63
6 periode 13
63
3 periode 15
4 periode 16
5 periode 17
6 periode 18
7 periode 19
63
77 157 171
78 79
78 1
77 95 171
95
191 62
96 762 796
96 666
191 475
475
48 144
48 96
96
96
35 253 279
35 218
218
218
171
253
253
253
253
171
796 98 192 270
192
192
192
192
192
185 9
9
9
9
9
9
67 245 249
67 178
67 111
338 154 419 419
338 235 419 419
168 10
279
111
111
111
111
111
111
111
111
338 316 419
316
316
11 305
11 294
9 285
9 276
11 265
265
419
168 204 265
204
204
23 181
23 158
17 141
17 124
23 101
101
265
168 107 265 265
265 46 215 246
46 169
46 123
47 76
47 29
47 228 246
228
228
168 60
168 138 246 246
316 68 246 492
316 244 492
168 76
76
22 40 42
17 23
17 6
22 26 42
26
42
22 20 42 42
30
30
30
30
30
30
126 28 154 154
126 56 154 77
95 38 77 77
95 20 77 154
126 48 154
48
246
246
246
0
0
0
0
0
0
0
0
0
214 49 159 318
214 153 318 159
197 115 159 159
197 77 159 159
197 39 159 318
215 142 318 159
215 86 159 159
215 30 159
30
30
318
214 104 318 159
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2 periode 14
249
265 77 15
63
Minggu ke-20 5 periode 12
270 185 100 279 279
279
4 periode 11
796
270
246 0
796
270
249 0
Minggu ke-19
Minggu ke-18 1 periode 2
Teknik Period Order Quantity (POQ) Teknik ini menterjemahkan jumlah pemesanan ekonomis EOQ ke dalam satuan waktu (beberapa periode). POQ merupakan pembulatan lama periode suatu pesanan ekonomi yang dilakukan. Sehingga jumlah pesanan berkala (POQ) merupakan jumlah yang sama dengan jumlah yang dibutuhkan selama
0
0
154
42
Total
1615 1183 1710 1710 5893 6475 6368 6368 984 2514 1080 1080 1735 1924 1953 1953 636 2082 747 747 3087 3961 3352 3352 1489 2468 1590 1590 1646 2234 1722 1722 100 141 126 126 1878 1035 1908 1908 568 238 616 616
beberapa periode suatu pesanan ekonomis sejak bahan yang dipesan diterima. Sebagai contoh Output Program POM-QM V.3 Period Order Quantity ditampilkan hasil untuk material multypleks 12 mm pada tabel 4.20. Untuk memudahkan dalam pembacaan output program POM-QM, hasil output teknik Period Order Quantity ditabelkan pada tabel 4.21.
17
Tabel 4.20. Output Lotsizing Period Order Quantity Multypleks 12mm Solution Demand (lembar)
Period
Order receipt (lembar)
Order release (lembar)
Inventory (lembar)
Holding Cost Rp 31,90
Setup Cost Rp 5470,00
0
Initial Inventory 1
0
2
162
3
162
4
162
5
128
6
128
7
128
8
145
9
145 145
0
324 324
162
5167.80
0
0
0
128
4083.20
5470
290 290
0
0
0
128
4083.20
5470
256 256
0
0
0
145
4625.50
5470
0
0
0
0
0
5470
290 290
5470
145 145
11
0
0
0
0
12
0
0
0
0
13
0
0
0
0
14
0
0
0
0
15
77
78
2488.20
5470
16
78
17
78
18 19
0
0
0
2456.30
5470
77
0
0
0
0
0
0
0
718
22904.20
38290
155 155
1615
1615
85
EOQ =
171
61194.20
POQ =
3
Average demand Total cost =
155
77
1615
Totals
155
Tabel 4.21. Hasil Output Program POM-QM V.3 Teknik Period Order Quantity Minggu
Item
Satuan
Multypleks 12mm
Kayu Glugu 5x7
Kayu Meranti 5x7
Kayu Meranti 6x12
Besi Beton Ø-8
Besi Beton Ø-10
Besi Beton Ø-12
Besi Beton Ø-13
Besi Beton D-19
Besi Beton D-22
Besi Beton D-25
4.7.4.
Lembar
Batang
Batang
Batang
Lonjor
Lonjor
Lonjor
Lonjor
Lonjor
Lonjor
Lonjor
Demand Inventory Order receipt Order release Demand Inventory Order receipt Order release Demand Inventory Order receipt Order release Demand Inventory Order receipt Order release Demand Inventory Order receipt Order release Demand Inventory Order receipt Order release Demand Inventory Order receipt Order release Demand Inventory Order receipt Order release Demand Inventory Order receipt Order release Demand Inventory Order receipt Order release Demand Inventory Order receipt Order release
Minggu ke-18
Minggu ke-19
1 periode 2
2 periode 3
3 periode 4
4 periode 5
5 periode 6
6 periode 7
1 periode 8
2 periode 9
3 periode 10
0
162 162 324
162 0
162 128 290
128 0
128 128 256
128 0
145 145 290
145 0
145 0 145
525 1050 1575
525 525
525 0
589 1178 1767
589 589
589 0
88 294 382
98 196
98 98
98 0
164 0
185 370 555
185 185
185 0
67 0
67 67 134
67 0
0
0
0
338 676 1014
338 338
338 0
0
0
168 336 504
168 168
168 0
47 94 141
47 47
47 0
324
0
290 659 0
110 396 506
110 286
110 176
88 88
88 0
206 412 618
206 206
206 0
164 328 492
164 164
1575
492
4 periode 16
5 periode 17
6 periode 18
7 periode 19
0
77 78 155
78 0
78 77 155
77 0
0
96 0
191 0 191
0
155
0
0
0
0
0
0
0
0
155 191 192 383
96 96
0
0
0
191 48 48 96
48 0
0
0
35 35 70
35 0
0
0
0
0
0
0
0
11 20 31
11 9
9 0
9 11 20
11 0
0
23 40 63
23 17
17 0
17 23 40
23 0
0
168 484 652
168 316
316 0
316 168 484
168 0
0
22 78 100
22 56
17 39
17 22
22 0
0
0
0
0
0
0
555
0
0 70
79 265
66 199
66 133
66 67
378 756 1134
378 378
378 0
296 592 888
296 296
296 0
142 284 426
142 142
142 0
152 304 456
152 152
77 154 231
77 77
46 92 138
46 46
134
888
1014
456
231
0
3 periode 15
96
79 344
426
0
2 periode 14
383
79 423 502
1134
0
0
145
502 0
0
6 periode 13
382
618
0
0
5 periode 12
1767
506
0
290
659 659
1977 0
256
659 1318 1977
4 periode 11
Minggu ke-20
7 periode 1
77 0
152 0
31
0
504
138
46 0
0
20
63
0
141
0
40
652
0
0
484
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
214 214 428
214 0
214 197 411
197 0
197 197 394
197 0
215 215 430
215 0
215 0 215
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
126 221 347
126 95
95 0
95 126 221
126 0
0
100
0
428
0
0
411
0
0
394
0
0
Teknik Fixed period Requirement (FPR) Teknik penetapan ukuran lot dengan teknik ini membuat pesanan berdasarkan periode waktu tertentu saja. Besarnya jumlah kebutuhan tidak berdasarkan ramalan, tetapi dengan cara menjumlahkan kebutuhan bersih pada periode yang akan datang. Pada metode ini selang waktu antar pemesanan dibuat tetap
430
0
0
215
0
0
347
221
Total
1615 718 1615 1615 5893 5607 5893 5893 984 1582 984 984 1735 1700 1735 1735 636 1498 636 636 3087 3076 3087 3087 1489 1466 1489 1489 1646 1478 1646 1646 100 195 100 100 1878 823 1878 1878 568 442 568 568
dengan ukuran lot sesuai pada kebutuhan bersih. Sebagai contoh Output Program POM-QM V.3 Fixed period Requirement ditampilkan hasil untuk material multypleks 12 mm pada tabel 4.22. Untuk memudahkan dalam pembacaan output program POM-QM, hasil output teknik Fixed period Requirement ditabelkan pada tabel 4.23.
18
Tabel 4.22. Output Lotsizing Fixed period Requirement Multypleks 12mm Solution Period
Demand (lembar)
Order receipt (lembar)
Order release (lembar)
Inventory (lembar)
Holding Cost Rp 31,90
Setup Cost Rp 5470,00
0
Initial Inventory 1
0
2
162
3
162
4
162
5
128
6
128
7
128
8
145
9
145
10
145
11 12
0
324 324
162.000
5167.80
0
0
0
128.000
4083.20
5470
290 290
0
0
0
128.000
4083.20
5470
256 256
5470
0
0
0
145
4625.50
5470
0
0
0
0
0
5470
0
0
0
0
0
0
0
0
13
0
0
0
0
14
0
0
0
0
15
77
78.000
2488.20
5470
16
78
17
78
18
77
0
0
0
19
0
0
0
0
718
22904.20
38290
1615
Totals
145 145
155 155
0
0
0
77.000
2456.30
5470
155 155
1615
1615
85
Average demand Total cost =
290 290
61194.20
Tabel 4.23. Hasil Output Program POM-QM V.3 Teknik Fixed period Requirement Minggu
Item
Satuan
Multypleks 12mm
Kayu Glugu 5x7
Kayu Meranti 5x7
Kayu Meranti 6x12
Besi Beton Ø-8
Besi Beton Ø-10
Besi Beton Ø-12
Besi Beton Ø-13
Besi Beton D-19
Besi Beton D-22
Besi Beton D-25
4.7.5.
Lembar
Batang
Batang
Batang
Lonjor
Lonjor
Lonjor
Lonjor
Lonjor
Lonjor
Lonjor
Demand Inventory Order receipt Order release Demand Inventory Order receipt Order release Demand Inventory Order receipt Order release Demand Inventory Order receipt Order release Demand Inventory Order receipt Order release Demand Inventory Order receipt Order release Demand Inventory Order receipt Order release Demand Inventory Order receipt Order release Demand Inventory Order receipt Order release Demand Inventory Order receipt Order release Demand Inventory Order receipt Order release
Minggu ke-18
Minggu ke-19
7 periode 1
1 periode 2
2 periode 3
3 periode 4
4 periode 5
5 periode 6
6 periode 7
1 periode 8
2 periode 9
3 periode 10
0
162 162 324
162 0
162 128 290
128 0
128 128 256
128 0
145 145 290
145 0
145 0 145
525 525 1050
525 0
589 589 1178
589 0
324
0
290 659 659 1318
1318
0
110 0
206 0 370
0
79 79 158
0 158 0
0
0 154
0
164 0
88 0
164 164 328
164 0
79 66 145
378 0
142 0
77 0
296 0
142 152 294
152 0
185 0
46 0
296 0
152 152 304
152 0
5 periode 17
6 periode 18
7 periode 19
0
77 78 155
78 0
78 77 155
77 0
0
0
0
0
96 191 287
191 0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
48 48 96
48 0
0
0
0
35 35 70
35 0
0
0
70
338 0
168 168 336
168 0
0
0
0
0
0
0
0
0
338 0 338
0
0
11 11 22
11 0
9 9 18
9 0
11 0 11
0
23 23 46
23 0
17 17 34
17 0
23 0 23
0
168 168 336
168 0
316 316 632
316 0
168 0 168
0
22 0 22
0
67
338
22 168 0 168
0
168 47 47 94
94
47 0
0
18
46 47 0 47
0
47
0
34
336
0
0
11
23
632 22 22 44
22 0
168 17 17 34
17 0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
214 214 428
214 0
214 197 411
197 0
197 197 394
197 0
215 215 430
215 0
215 0 215
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
126 126 252
126 0
95 95 190
95 0
126 0 126
0
428
0
287
67 0 67
44
0
96 0
96 185 0 185
338 338 676
336 46 0
155 191 96 287
287 98 0 98
67 0
676
92
4 periode 16
155 589 0 589
67 67 134
134
46 46 92
3 periode 15
185
296 296 592
304
0
2 periode 14
98
66 0
592
123
185 185 370
66 66 132
132
77 46 123
98 0
370
378 296 674
0
6 periode 13
589 98 98 196
196
66 0
0
Minggu ke-20 5 periode 12
145
1178 88 88 176
328 79 0
294 77 77 154
290
176 206 164 370
674 142 142 284
284
0
88 0
145 378 378 756
756
0
525 0 1050
110 88 198
198 206 206 412
412
0
256 659 525 1184
1184 110 110 220
220
0
659 0
4 periode 11
0
411
0
0
394
0
0
Teknik Part Period Balancing (PPB) Part Period Balancing merupakan pendekatan yang cukup dinamis dengan menyeimbangkan biaya pemesanan dan biaya penyimpanan. Dalam PPB digunakan informasi tambahan dengan merubah lot size untuk menggambarkan kebutuhan ukuran lot berikutnya di masa datang.
430
0
0
34
22
215
0
0
252
190
126
Total
1615 718 1615 1615 5893 2585 5893 5893 984 432 984 984 1735 754 1735 1735 636 278 636 636 3087 1328 3087 3087 1489 654 1489 1489 1646 700 1646 1646 100 39 100 100 1878 823 1878 1878 568 221 568 568
Sebagai contoh Output Program POM-QM V.3 Part Period Balancing ditampilkan hasil untuk material multypleks 12 mm pada tabel 4.24. Untuk memudahkan dalam pembacaan output program POM-QM, hasil output teknik Part Period Balancing ditabelkan pada tabel 4.25.
19
Tabel 4.24. Output Lotsizing Part Period Balancing Multypleks 12mm Solution Demand (lembar)
Period
Order receipt Order release (lembar) (lembar)
Inventory (lembar)
Holding Cost Setup Cost Rp 31,90 Rp 5470,00 0
Initial Inventory 1
0
2
162
3
162
4
162
5
128
6
128
7
128
8
145
9
145
10
145
11 12
0
324 324
162
5167.80
0
0
0
128
4083.20
5470
290 290
0
0
0
128
4083.20
5470
256 256
5470
0
0
0
145
4625.50
5470
0
0
0
0
0
5470
0
0
0
0
0
0
0
0
13
0
0
0
0
14
0
0
0
0
15
77
156
4976.40
5470
17
78
0
0
0
18
77
0
0
5470
290 290 145 145
233 233
77 77
0
0
0
797
25424.30
38290
0
19
1615
Totals
1615
85
Average demand Total cost =
1615
63714.30
Tabel 4.25. Hasil Output Program POM-QM V.3 Teknik Part Period Balancing Minggu
Item
Multypleks 12mm
Kayu Glugu 5x7
Kayu Meranti 5x7
Kayu Meranti 6x12
Besi Beton Ø-8
Besi Beton Ø-10
Besi Beton Ø-12
Besi Beton Ø-13
Besi Beton D-19
Besi Beton D-22
Besi Beton D-25
Satuan
Lembar
Batang
Batang
Batang
Lonjor
Lonjor
Lonjor
Lonjor
Lonjor
Lonjor
Lonjor
Demand Inventory Order receipt Order release Demand Inventory Order receipt Order release Demand Inventory Order receipt Order release Demand Inventory Order receipt Order release Demand Inventory Order receipt Order release Demand Inventory Order receipt Order release Demand Inventory Order receipt Order release Demand Inventory Order receipt Order release Demand Inventory Order receipt Order release Demand Inventory Order receipt Order release Demand Inventory Order receipt Order release
Minggu ke-18
Minggu ke-19
7 periode 1
1 periode 2
2 periode 3
3 periode 4
4 periode 5
5 periode 6
6 periode 7
1 periode 8
2 periode 9
3 periode 10
0
162 162 324
162 0
162 128 290
128 0
128 128 256
128 0
145 145 290
145 0
145 0 145
525 525 1050
525 0
589 589 1178
589 0
324
0
290 659 659 1318
1318
0
659 0
256 659 525 1184
1184 110 198
110 88
88 0
206 412 618
206 206
206 0
1178 88 196
98 98
98 0
164 328 492
164 164
164 0
185 370 555
185 185
0
0
66 0
0
79 198
66 132
66 66
378 378 756
378 0
378 296 674
296 0
296 296 592
5 periode 17
6 periode 18
7 periode 19
0
77 156 233
78 78
78 0
77 0 77
0
191 0
96 287 383
96 191
191 0
0
48 48
48 0
0
0
35 35 70
35 0
0
0
233 589 191 780
191
191
191
191
77
383 98 96 194
96
96
96
96
96
185 0
0
0
0
0
0
67 134 201
67 67
67 0
296 0
338 338 676
338 0
338 51 389
152 304 456
152 152
152 0
168 336 504
168 168
168 0
46 0
46 140 186
47 47
47 0
47 168 215
0
0
0
0
0
0
0
0
51
51
11 40
11 29
9 20
9 11
11 0
0
0
0
23 80 103
23 57
17 40
17 23
23 0
0
168 0
168 316 484
316 0
316 168 484
168 0
0
201
674 142 284 426
142 142
77 200 277
77 123
592 142 0
676
456 77 46
277
0
4 periode 16
70
79 277
426
0
3 periode 15
555
79 356 435
756
0
0
2 periode 14
194
435 0
0
6 periode 13
780
88 284 372
492
0
0
Minggu ke-20 5 periode 12
145
372
618
0
290
1050
110 308 418
418
0
525 0
4 periode 11
389
504 46 94
103
186
168
168
215
484 22 78 100
22 56
17 39
17 22
22 0
0
0
0
484
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
214 214 428
214 0
214 197 411
197 0
197 197 394
197 0
215 215 430
215 0
215 0 215
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
126 126 252
126 0
95 95 190
95 0
126 0 126
0
100
0
428
0
0
411
0
0
394
0
0
4.8. Proses Offsetting Proses offsetting bertujuan untuk menentukan saat yang tepat untuk melakukan rencana pemesanan dalam rangka memenuhi kebutuhan bersih. Pada tugas akhir ini proses offsetting untuk level 0 sampai dengan level 2 hanya memberikan informasi kapan suatu pekerjaan telah mulai untuk dikerjakan atau dirakit, karena pada proses tersebut tidak terjadi proses lotting (ukuran pemesanan) sehingga besarnya volume berdasarkan jadwal induk produksi. Dalam
430
0
0
215
0
0
252
190
126
Total
1615 797 1615 1615 5893 3731 5893 5893 984 1796 984 984 1735 1700 1735 1735 636 1230 636 636 3087 1561 3087 3087 1489 1586 1489 1489 1646 1638 1646 1646 100 195 100 100 1878 823 1878 1878 568 221 568 568
penyusunan proses offsetting terlebih dahulu dilakukan dengan membuat tabel yang menunjukkan ketergantungan tiap level. Data-data yang digunakan untuk menyusun tabel proses offsetting ini meliputi gambar Struktur Produk pekerjaan struktur lantai dasar, Bill of Material, serta jadwal induk produksi. Berikut ini ditampilkan level pekerjaan / material beserta volumenya pada tabel 4.26.
20
Tabel 4.26. Lanjutan Level Pekerjaan / Material Level 0 1a 1b 1c 1d 2a 2b 2c 2d 2e 2f 2g 2h 2i 2j 2k 2l 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Level Diatasnya
Periode
Struktur Lt.dsr 0 Balok 0 Plat lantai dasar 0 Kolom 0 Dinding Gsr 1a Bekisting balok 1a Besi tulangan balok 1a Beton K.300 (balok) 1a Bekisting plat lantai 1b Besi tulangan plat lantai 1b Beton K.300 (plat lantai) 1c Bekisting kolom 1c Besi tulangan kolom 1c Beton K.300 (kolom) 1d Bekisting dinding geser 1d Besi tulangan dinding geser 1d Beton K.300 (dinding geser) 2a, 2d, 2g, 2j Multypleks (12mm) 2a, 2d, 2g Kayu Glugu 5/7 2a, 2j Kayu Meranti 5/7 2a, 2d, 2j Kayu Meranti 6/12 2b Pipa Ø 1,5" 2b Hory beam 2b, 2e Besi tulangan Ø-8 2b, 2e, 2h Besi tulangan Ø-10 2b, 2h Besi tulangan Ø-12 2b, 2h, 2k Besi tulangan Ø-13 2h Besi tulangan D-19 2b Besi tulangan D-22 2h Besi tulangan D-25
Sat m3 m3 3 m 3 m 2 m Kg m3 m2 Kg m3 m2 Kg 3 m m2 Kg 3 m Lembar Batang Batang Batang Buah Buah Lonjor Lonjor Lonjor Lonjor Lonjor Lonjor Lonjor
Volume 769.00 230.00 289.00 216.00 36.00 1782.07 86826.42 230.00 2098.49 21328.32 289.00 683.30 37706.79 216.00 236.52 4507.49 36.00 1615 5893 984 1735 132 66 636 3087 1489 1646 100 1878 568
Rencana pemesanan diperoleh dengan cara mengurangkan saat awal tersedianya ukuran lot yang diinginkan dengan besarnya lead time. Selain itu data yang dibutuhkan dalam proses offsetting ini adalah jadwal induk produksi untuk mengetahui waktu rencana pelaksanaan pekerjaan. Lead time adalah waktu menunggu sejak memesan sampai pesanan tersebut diterima. Lead time dalam proses ini adalah waktu tunggu dalam beberapa aktivitas yang meliputi waktu tunggu perakitan dan waktu tunggu kedatangan material dari supplier. Sebelum melakukan proses offsetting pada tugas akhir ini perlu diketahui ada beberapa ketentuan yang perlu diperhatikan diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Pada level 0 yaitu struktur lantai dasar merupakan produk akhir dari perencanaan persediaan ini, sedangkan produk yang berada pada level dibawahnya merupakan komponen penyusunnya. 2. Berdasarkan pada jadwal pelaksanaan pekerjaan proyek, pekerjaan untuk pengecoran balok dan plat lantai dasar dilakukan bersamaan yaitu pada period 5 minggu ke-19 dengan durasi pengecoran adalah 1 hari karena menggunakan beton ready mix, sehingga untuk perakitan struktur balok dan plat adalah sama dengan waktu pengecoran. Begitu juga pada pekerjaan struktur kolom dan dinding geser perakitannya yaitu pada periode ke-6 pada minggu ke-20. Dari uraian tersebut menunjukan bahwa proses perakitan pada produk akhir yaitu struktur lantai dasar terjadi dalam 2 tahap. 3. Lokasi Supplier material yang digunakan pada tugas akhir ini berada di kota Surabaya dan Sidoarjo, maka untuk lead time yang digunakan adalah 1 hari setelah ukuran lot material pada level 3 dilakukan. 4. Waktu perakitan bekisting dan penulangan sesuai dengan jadwal pekerjaan struktur lantai dasar. Dengan menggunakan informasi di atas, maka hasil tabel proses offsetting untuk struktur lantai dasar level 0 sampai dengan level 3 sebagai contoh ditunjukkan pada tabel 4.27. dan dapat dijelaskan seperti berikut.
Level 0 : Struktur lantai dasar merupakan produk akhir dalam struktur produk, dan diselesaikan dalam 2 tahap yaitu hari ke-5 minggu ke-19 dan hari ke-6 minggu ke-20. Waktu pengecoran produk akhir ini adalah sama dengan waktu perakitan komponen struktur balok, plat lantai, kolom, dan dinding geser yang berada pada level 1, sehingga waktu perakitannya adalah sesuai dengan jadwal induk produksi. Level 1 : Waktu pengecoran balok, plat lantai, kolom, dan dinding geser lift, adalah sama dengan waktu perakitan. Berdasarkan jadwal induk produksi struktur lantai dasar, perakitan balok dan plat lantai adalah bersamaan yaitu pada hari ke-5 minggu ke19, perakitan kolom dan dinding geser lift juga dilakukan bersamaan hari ke-6 minggu ke-20. Level 2 : Waktu perakitan untuk bekisting dan pembesian adalah sesuai dengan jadwal induk produksi struktur lantai dasar pada lampiran 5. Level 3 : Waktu pemesanan material adalah 1 hari (lead time = 1 hari) sebelum waktu perakitan pekerjaan bekisting dan pembesian yang berada pada level 2 berdasarkan jadwal induk produksi lantai dasar. Sebagai contoh untuk proses offsetting pada level 3 minggu ke-18 terlihat pada tabel 4.26. Tabel 4.28. Proses Offsetting Teknik Period Order Quantity Minggu ke-18 Minggu Item
1 periode 2
2 periode 3
3 periode 4
4 periode 5
5 periode 6
6 periode 7
0
162 162 324
162 0
162 128 290
128 0
128 128 256
128 0
659 1318 1977
659 659
659 0
525 1050 1575
525 525
525 0
110 396 506
110 286
110 176
88 88
88 0
88 294 382
206 412 618
206 206
206 0
164 328 492
164 164
164 0
Demand Multypleks 12mm
Inventory Order receipt Order release
324
Demand Kayu Glugu Inventory 5x7 Order receipt
Order release
0
Order release
0
Order release
1575
0
382
618
492
Demand Besi Beton Ø- Inventory 8 Order receipt
0
0
Demand
0
0
Demand
0
0
Demand
0
0
Demand
Order release
66 199
66 133
378 756 1134
378 378
378 0
296 592 888
296 296
142 284 426
142 142
142 0
152 304 456
152 152
77 154 231
77 77
77 0
46 92 138
46 46
214 214 428
214 0
214 197 411
197 0
197 197 394
888
456
231
Order release
Besi Beton D- Inventory 22 Order receipt
79 265
426
Order release
Besi Beton Ø- Inventory 13 Order receipt
79 344
1134
Order release
Besi Beton Ø- Inventory 12 Order receipt
79 423 502
502
Order release
Besi Beton Ø- Inventory 10 Order receipt
256
506
Demand Inventory Kayu Meranti 6x12 Order receipt
290
1977
Demand Inventory Kayu Meranti 5x7 Order receipt
Minggu ke-18
7 periode 1
0
0 428
138
411
394
Dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa waktu pemesanan pada material dilakukan sehari setelah jumlah pesanan didapat dari masing-masing teknik lot size. Sebagai contoh pada teknik Period Order Quantity, jumlah pesanan multypleks salah satunya terjadi pada periode 2 minggu ke-18 sebesar 324 lembar. Karena lead time yang dibutuhkan 1 hari, maka pemesanan multypleks sebesar 324 lembar harus dilakukan pada periode 1 minggu ke-18 untuk memenuhi jumlah pesanan multypleks pada periode 2 minggu ke-18.
21
Tabel 4.27. Proses Offsetting Teknik Period Order Quantity
22
4.9. Analisa Total Biaya Persediaan Material Berdasarkan hasil output program POM-QM V.3.0 dilakukan perhitungan biaya total persediaan untuk masingmasing material dari setiap teknik lot sizing. Biaya total persediaan didapatkan dari hasil penjumlahan biaya pembelian material, biaya pemesanan (setup cost) dan biaya penyimpanan (holding cost). 4.9.1. Biaya Pembelian Material Pada perhitungan total biaya pembelian, jumlah total pemesanan untuk masing-masing material adalah berdasarkan hasil output program POM-QM V.3.0. Dalam hal ini tidak ada pengaruh faktor diskon pada biaya pembelian sehingga total biaya pembeliannya adalah sesuai dengan jumlah total pemesanan material. Hasil perhitungan biaya pembelian material dituliskan dalam bentuk tabel yaitu pada tabel 4.27 sampai dengan tabel 4.28. Berdasarkan hasil output program POM-QM V.3.0 menunjukkan bahwa jumlah order untuk teknik Lot for Lot, Period Order Quantity, Fixed period Requirement dan Part Period Balancing adalah sama, sehingga total biaya pembelian untuk ketiga teknik inipun sama. Tabel 4.29. Total Biaya Pembelian Material Teknik Lot for Lot, Period Order Quantity, Fixed period Requirement dan Part Period Balancing No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Jenis Materal a Multypleks 12mm Kayu Glugu 5/7 Kayu Meranti 5/7 Kayu Meranti 6/12 Besi Beton Ø-8 Besi Beton Ø-10 Besi Beton Ø-12 Besi Beton Ø-13 Besi Beton D-19 Besi Beton D-22 Besi Beton D-25
Satuan b Lembar Batang Batang Batang Lonjor Lonjor Lonjor Lonjor Lonjor Lonjor Lonjor
Total Order c 1615 5893 984 1735 636 3087 1489 1646 100 1878 568
Biaya Pembelian /Unit d Rp 137,000.00 Rp 23,000.00 Rp 33,500.00 Rp 55,000.00 Rp 39,875.00 Rp 68,200.00 Rp 82,500.00 Rp 105,295.00 Rp 224,920.00 Rp 289,300.00 Rp 374,000.00
Total Biaya Pembelian e=cxd Rp 221,255,000.00 Rp 135,539,000.00 Rp 32,964,000.00 Rp 95,425,000.00 Rp 25,360,500.00 Rp 210,533,400.00 Rp 122,842,500.00 Rp 173,315,570.00 Rp 22,492,000.00 Rp 543,305,400.00 Rp 212,432,000.00
Tabel 4.30. Total Biaya Pembelian Material Teknik Economic Order Quantity No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Jenis Materal a Multypleks 12mm Kayu Glugu 5/7 Kayu Meranti 5/7 Kayu Meranti 6/12 Besi Beton Ø-8 Besi Beton Ø-10 Besi Beton Ø-12 Besi Beton Ø-13 Besi Beton D-19 Besi Beton D-22 Besi Beton D-25
Satuan b Lembar Batang Batang Batang Lonjor Lonjor Lonjor Lonjor Lonjor Lonjor Lonjor
Total Order c 1710 6368 1080 1953 747 3352 1590 1722 126 1908 616
Biaya Pembelian /Unit d Rp 137,000.00 Rp 23,000.00 Rp 33,500.00 Rp 55,000.00 Rp 39,875.00 Rp 68,200.00 Rp 82,500.00 Rp 105,295.00 Rp 224,920.00 Rp 289,300.00 Rp 374,000.00
Total Biaya Pembelian e=cxd Rp 234,270,000.00 Rp 146,464,000.00 Rp 36,180,000.00 Rp 107,415,000.00 Rp 29,786,625.00 Rp 228,606,400.00 Rp 131,175,000.00 Rp 181,317,990.00 Rp 28,339,920.00 Rp 551,984,400.00 Rp 230,384,000.00
4.9.2. Biaya Pesan dan Simpan Material Biaya pesan dan biaya simpan pada masingmasing material dari hasil output program POM-QM V.3.0. dijelaskan dalam bentuk tabel pada tabel 4.31. sampai dengan tabel 4.35. Tabel 4.31. Total Biaya Simpan dan Biaya Pesan Teknik Lot for Lot No. 1 2 3 4 5
Jenis Frek. Biaya Pesan Biaya Simpan Satuan Inventori Pesan Materal /pesan /unit /hari a b c d e f Multypleks 12mm Lembar 13 0 5470 31.9 Kayu Glugu 5/7 Batang 13 0 5470 5.36 Kayu Meranti 5/7 Batang 11 0 5470 7.80 Kayu Meranti 6/12 Batang 11 0 5470 12.81 Besi Beton Ø-8 Lonjor 9 0 7070 7.65
Total Biaya Pesan g=cxe Rp 71,110.00 Rp 71,110.00 Rp 60,170.00 Rp 60,170.00 Rp 63,630.00
Total Biaya Simpan h=dxf Rp Rp Rp Rp Rp -
Tabel 4.31. Lanjutan Total Biaya Simpan dan Biaya Pesan Teknik Lot for Lot Jenis Materal a Besi Beton Ø-10 Besi Beton Ø-12 Besi Beton Ø-13 Besi Beton D-19 Besi Beton D-22 Besi Beton D-25
No. 6 7 8 9 10 11
Frek. Biaya Pesan Biaya Simpan Satuan Inventori Pesan /pesan /unit /hari b c d e f Lonjor 14 0 7070 13.08 Lonjor 14 0 7070 15.82 Lonjor 14 0 7070 20.19 Lonjor 5 0 7070 43.14 Lonjor 9 0 7070 55.48 Lonjor 5 0 7070 71.73
Total Biaya Pesan g=cxe Rp 98,980.00 Rp 98,980.00 Rp 98,980.00 Rp 35,350.00 Rp 63,630.00 Rp 35,350.00
Total Biaya Simpan h=dxf Rp Rp Rp Rp Rp Rp -
Tabel 4.32. Total Biaya Simpan dan Biaya Pesan Teknik Economic Order Quantity No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Jenis Frek. Biaya Pesan Biaya Simpan Satuan Inventori Pesan Materal /pesan /unit /hari a b c d e f Multypleks 12mm Lembar 10 1183 5470 31.9 Kayu Glugu 5/7 Batang 8 6475 5470 5.36 Kayu Meranti 5/7 Batang 4 2514 5470 7.80 Kayu Meranti 6/12 Batang 7 1924 5470 12.81 Besi Beton Ø-8 Lonjor 3 2082 7070 7.65 Besi Beton Ø-10 Lonjor 8 3961 7070 13.08 Besi Beton Ø-12 Lonjor 6 2468 7070 15.82 Besi Beton Ø-13 Lonjor 6 2234 7070 20.19 Besi Beton D-19 Lonjor 3 141 7070 43.14 Besi Beton D-22 Lonjor 9 1035 7070 55.48 Besi Beton D-25 Lonjor 5 238 7070 71.73
Total Biaya Pesan g=cxe Rp 54,700.00 Rp 43,760.00 Rp 21,880.00 Rp 38,290.00 Rp 21,210.00 Rp 56,560.00 Rp 42,420.00 Rp 42,420.00 Rp 21,210.00 Rp 63,630.00 Rp 35,350.00
Total Biaya Simpan h=dxf Rp 37,737.70 Rp 34,706.00 Rp 19,609.20 Rp 24,646.44 Rp 15,927.30 Rp 51,809.88 Rp 39,043.76 Rp 45,104.46 Rp 6,082.74 Rp 57,421.80 Rp 17,071.74
Tabel 4.33. Total Biaya Simpan dan Biaya Pesan Teknik Period Order Quantity No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Jenis Frek. Biaya Pesan Biaya Simpan Satuan Inventori Pesan Materal /pesan /unit /hari a b c d e f Multypleks 12mm Lembar 7 718 5470 31.9 Kayu Glugu 5/7 Batang 5 5607 5470 5.36 Kayu Meranti 5/7 Batang 3 1582 5470 7.80 Kayu Meranti 6/12 Batang 4 1700 5470 12.81 Besi Beton Ø-8 Lonjor 2 1498 7070 7.65 Besi Beton Ø-10 Lonjor 5 3076 7070 13.08 Besi Beton Ø-12 Lonjor 5 1466 7070 15.82 Besi Beton Ø-13 Lonjor 5 1478 7070 20.19 Besi Beton D-19 Lonjor 1 195 7070 43.14 Besi Beton D-22 Lonjor 5 823 7070 55.48 Besi Beton D-25 Lonjor 2 442 7070 71.73
Total Biaya Pesan g=cxe Rp 38,290.00 Rp 27,350.00 Rp 16,410.00 Rp 21,880.00 Rp 14,140.00 Rp 35,350.00 Rp 35,350.00 Rp 35,350.00 Rp 7,070.00 Rp 35,350.00 Rp 14,140.00
Total Biaya Simpan h=dxf Rp 22,904.20 Rp 30,053.52 Rp 12,339.60 Rp 21,777.00 Rp 11,459.70 Rp 40,234.08 Rp 23,192.12 Rp 29,840.82 Rp 8,412.30 Rp 45,660.04 Rp 31,704.66
Tabel 4.34. Total Biaya Simpan dan Biaya Pesan Teknik Fixed Period Requirement No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Jenis Frek. Biaya Pesan Biaya Simpan Satuan Inventori Pesan Materal /pesan /unit /hari a b c d e f Multypleks 12mm Lembar 7 718 5470 31.9 Kayu Glugu 5/7 Batang 7 2585 5470 5.36 Kayu Meranti 5/7 Batang 6 432 5470 7.80 Kayu Meranti 6/12 Batang 6 754 5470 12.81 Besi Beton Ø-8 Lonjor 5 278 7070 7.65 Besi Beton Ø-10 Lonjor 8 1328 7070 13.08 Besi Beton Ø-12 Lonjor 8 654 7070 15.82 Besi Beton Ø-13 Lonjor 8 700 7070 20.19 Besi Beton D-19 Lonjor 3 39 7070 43.14 Besi Beton D-22 Lonjor 5 823 7070 55.48 Besi Beton D-25 Lonjor 3 221 7070 71.73
Total Biaya Pesan g=cxe Rp 38,290.00 Rp 38,290.00 Rp 32,820.00 Rp 32,820.00 Rp 35,350.00 Rp 56,560.00 Rp 56,560.00 Rp 56,560.00 Rp 21,210.00 Rp 35,350.00 Rp 21,210.00
Total Biaya Simpan h=dxf Rp 22,904.20 Rp 13,855.60 Rp 3,369.60 Rp 9,658.74 Rp 2,126.70 Rp 17,370.24 Rp 10,346.28 Rp 14,133.00 Rp 1,682.46 Rp 45,660.04 Rp 15,852.33
Tabel 4.35. Total Biaya Simpan dan Biaya Pesan Teknik Part Period Balancing No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Jenis Frek. Biaya Pesan Biaya Simpan Satuan Inventori Pesan Materal /pesan /unit /hari a b c d e f Multypleks 12mm Lembar 7 797 5470 31.9 Kayu Glugu 5/7 Batang 6 3731 5470 5.36 Kayu Meranti 5/7 Batang 3 1796 5470 7.80 Kayu Meranti 6/12 Batang 4 1700 5470 12.81 Besi Beton Ø-8 Lonjor 2 1230 7070 7.65 Besi Beton Ø-10 Lonjor 5 1561 7070 13.08 Besi Beton Ø-12 Lonjor 4 1586 7070 15.82 Besi Beton Ø-13 Lonjor 5 1638 7070 20.19 Besi Beton D-19 Lonjor 1 195 7070 43.14 Besi Beton D-22 Lonjor 5 823 7070 55.48 Besi Beton D-25 Lonjor 3 221 7070 71.73
Total Biaya Pesan g=cxe Rp 38,290.00 Rp 32,820.00 Rp 16,410.00 Rp 21,880.00 Rp 14,140.00 Rp 35,350.00 Rp 28,280.00 Rp 35,350.00 Rp 7,070.00 Rp 35,350.00 Rp 21,210.00
Total Biaya Simpan h=dxf Rp 25,424.30 Rp 19,998.16 Rp 14,008.80 Rp 21,777.00 Rp 9,409.50 Rp 20,417.88 Rp 25,090.52 Rp 33,071.22 Rp 8,412.30 Rp 45,660.04 Rp 15,852.33
23
4.9.3. Biaya Total Persediaan Material Setelah dilakukan perhitungan terhadap total biaya pembelian, total biaya pemesanan dan total biaya penyimpanan, untuk selanjutnya dilakukan perhitungan total biaya persediaan dengan menjumlahkan ketiga biaya-biaya tersebut. Tabel 4.36 sampai dengan tabel 4.40. berikut ini merupakan hasil perhitungan biaya total persediaan material dengan ke lima teknik lot sizing. Jenis Materal 1 Multypleks 12mm 2 Kayu Glugu 5/7 3 Kayu Meranti 5/7 4 Kayu Meranti 6/12 5 Besi Beton Ø-8 6 Besi Beton Ø-10 7 Besi Beton Ø-12 8 Besi Beton Ø-13 9 Besi Beton D-19 10 Besi Beton D-22 11 Besi Beton D-25
No.
Jenis Materal 1 Multypleks 12mm 2 Kayu Glugu 5/7 3 Kayu Meranti 5/7 4 Kayu Meranti 6/12 5 Besi Beton Ø-8 6 Besi Beton Ø-10 7 Besi Beton Ø-12 8 Besi Beton Ø-13 9 Besi Beton D-19 10 Besi Beton D-22 11 Besi Beton D-25
No.
Tabel 4.36. Total Biaya Persediaan Material Teknik Lot for Lot Total Total Total Satuan
Lembar Batang Batang Batang Lonjor Lonjor Lonjor Lonjor Lonjor Lonjor Lonjor
Biaya Pembelian Rp 221,255,000.00 Rp 135,539,000.00 Rp 32,964,000.00 Rp 95,425,000.00 Rp 25,360,500.00 Rp 210,533,400.00 Rp 122,842,500.00 Rp 173,315,570.00 Rp 22,492,000.00 Rp 543,305,400.00 Rp 212,432,000.00
Biaya Pesan Rp 71,110.00 Rp 71,110.00 Rp 60,170.00 Rp 60,170.00 Rp 63,630.00 Rp 98,980.00 Rp 98,980.00 Rp 98,980.00 Rp 35,350.00 Rp 63,630.00 Rp 35,350.00
Biaya Simpan Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp -
Total Biaya Persediaan Rp 221,326,110.00 Rp 135,610,110.00 Rp 33,024,170.00 Rp 95,485,170.00 Rp 25,424,130.00 Rp 210,632,380.00 Rp 122,941,480.00 Rp 173,414,550.00 Rp 22,527,350.00 Rp 543,369,030.00 Rp 212,467,350.00
Jenis Materal 1 Multypleks 12mm 2 Kayu Glugu 5/7 3 Kayu Meranti 5/7 4 Kayu Meranti 6/12 5 Besi Beton Ø-8 6 Besi Beton Ø-10 7 Besi Beton Ø-12 8 Besi Beton Ø-13 9 Besi Beton D-19 10 Besi Beton D-22 11 Besi Beton D-25
Satuan
Lembar Batang Batang Batang Lonjor Lonjor Lonjor Lonjor Lonjor Lonjor Lonjor
Biaya Pembelian Rp 234,270,000.00 Rp 146,464,000.00 Rp 36,180,000.00 Rp 107,415,000.00 Rp 29,786,625.00 Rp 228,606,400.00 Rp 131,175,000.00 Rp 181,317,990.00 Rp 28,339,920.00 Rp 551,984,400.00 Rp 230,384,000.00
Biaya Pesan Rp 54,700.00 Rp 43,760.00 Rp 21,880.00 Rp 38,290.00 Rp 21,210.00 Rp 56,560.00 Rp 42,420.00 Rp 42,420.00 Rp 21,210.00 Rp 63,630.00 Rp 35,350.00
Biaya Simpan Rp 37,737.70 Rp 34,706.00 Rp 19,609.20 Rp 24,646.44 Rp 15,927.30 Rp 51,809.88 Rp 39,043.76 Rp 45,104.46 Rp 6,082.74 Rp 57,421.80 Rp 17,071.74
Total Biaya Persediaan Rp 234,362,437.70 Rp 146,542,466.00 Rp 36,221,489.20 Rp 107,477,936.44 Rp 29,823,762.30 Rp 228,714,769.88 Rp 131,256,463.76 Rp 181,405,514.46 Rp 28,367,212.74 Rp 552,105,451.80 Rp 230,436,421.74
Satuan Lembar Batang Batang Batang Lonjor Lonjor Lonjor Lonjor Lonjor Lonjor Lonjor
Total Biaya Pembelian Rp 221,255,000.00 Rp 135,539,000.00 Rp 32,964,000.00 Rp 95,425,000.00 Rp 25,360,500.00 Rp 210,533,400.00 Rp 122,842,500.00 Rp 173,315,570.00 Rp 22,492,000.00 Rp 543,305,400.00 Rp 212,432,000.00
Total Biaya Pesan Rp 38,290.00 Rp 27,350.00 Rp 16,410.00 Rp 21,880.00 Rp 14,140.00 Rp 35,350.00 Rp 35,350.00 Rp 35,350.00 Rp 7,070.00 Rp 35,350.00 Rp 14,140.00
Total Biaya Simpan Rp 22,904.20 Rp 30,053.52 Rp 12,339.60 Rp 21,777.00 Rp 11,459.70 Rp 40,234.08 Rp 23,192.12 Rp 29,840.82 Rp 8,412.30 Rp 45,660.04 Rp 31,704.66
Total Biaya Persediaan Rp 221,316,194.20 Rp 135,596,403.52 Rp 32,992,749.60 Rp 95,468,657.00 Rp 25,386,099.70 Rp 210,608,984.08 Rp 122,901,042.12 Rp 173,380,760.82 Rp 22,507,482.30 Rp 543,386,410.04 Rp 212,477,844.66
Tabel 4.39. Total Biaya Persediaan Material Teknik Fixed period Requirement Jenis Materal 1 Multypleks 12mm 2 Kayu Glugu 5/7 3 Kayu Meranti 5/7 4 Kayu Meranti 6/12 5 Besi Beton Ø-8 6 Besi Beton Ø-10 7 Besi Beton Ø-12 8 Besi Beton Ø-13 9 Besi Beton D-19 10 Besi Beton D-22 11 Besi Beton D-25
No.
6 Besi Beton Ø-10 7 Besi Beton Ø-12 8 Besi Beton Ø-13 9 Besi Beton D-19 10 Besi Beton D-22 11 Besi Beton D-25
Satuan Lembar Batang Batang Batang Lonjor Lonjor Lonjor Lonjor Lonjor Lonjor Lonjor
Total Biaya Pembelian Rp 221,255,000.00 Rp 135,539,000.00 Rp 32,964,000.00 Rp 95,425,000.00 Rp 25,360,500.00 Rp 210,533,400.00 Rp 122,842,500.00 Rp 173,315,570.00 Rp 22,492,000.00 Rp 543,305,400.00 Rp 212,432,000.00
Total Biaya Pesan Rp 38,290.00 Rp 38,290.00 Rp 32,820.00 Rp 32,820.00 Rp 35,350.00 Rp 56,560.00 Rp 56,560.00 Rp 56,560.00 Rp 21,210.00 Rp 35,350.00 Rp 21,210.00
Total Biaya Simpan Rp 22,904.20 Rp 13,855.60 Rp 3,369.60 Rp 9,658.74 Rp 2,126.70 Rp 17,370.24 Rp 10,346.28 Rp 14,133.00 Rp 1,682.46 Rp 45,660.04 Rp 15,852.33
Total Biaya Persediaan Rp 221,316,194.20 Rp 135,591,145.60 Rp 33,000,189.60 Rp 95,467,478.74 Rp 25,397,976.70 Rp 210,607,330.24 Rp 122,909,406.28 Rp 173,386,263.00 Rp 22,514,892.46 Rp 543,386,410.04 Rp 212,469,062.33
Lonjor Lonjor Lonjor Lonjor Lonjor Lonjor
Rp Rp Rp Rp Rp Rp
210,533,400.00 122,842,500.00 173,315,570.00 22,492,000.00 543,305,400.00 212,432,000.00
Rp 35,350.00 Rp 28,280.00 Rp 35,350.00 Rp 7,070.00 Rp 35,350.00 Rp 21,210.00
Rp 20,417.88 Rp 25,090.52 Rp 33,071.22 Rp 8,412.30 Rp 45,660.04 Rp 15,852.33
Total Biaya Persediaan Rp 221,318,714.30 Rp 135,591,818.16 Rp 32,994,418.80 Rp 95,468,657.00 Rp 25,384,049.50 Rp 210,589,167.88 Rp 122,895,870.52 Rp 173,383,991.22 Rp 22,507,482.30 Rp 543,386,410.04 Rp 212,469,062.33
Hasil perhitungan dari total biaya persediaan material dengan kelima teknik lot size tersebut diatas menunjukkan hasil yang berbeda untuk setiap teknik. Untuk lebih memudahkan dalam mengetahui perbedaan hasil perhitungan tersebut, maka dibuatkan sebuah tabel yang dapat menunjukkan perbandingan total biaya setiap material di setiap teknik lot size yang digunakan. Tabel tersebut seperti yang dapat dilihat pada tabel 4.39.
Tabel 4.37. Total Biaya Persediaan Material TeknikTotal Economic Order Quantity Total Total
Tabel 4.38. Total Biaya Persediaan Material Teknik Period Order Quantity No.
Tabel 4.40. Total Biaya Persediaan Material Teknik Part Period Balancing Jenis Total Total Total No. Satuan Materal Biaya Pembelian Biaya Pesan Biaya Simpan 1 Multypleks 12mm Lembar Rp 221,255,000.00 Rp 38,290.00 Rp 25,424.30 2 Kayu Glugu 5/7 Batang Rp 135,539,000.00 Rp 32,820.00 Rp 19,998.16 3 Kayu Meranti 5/7 Batang Rp 32,964,000.00 Rp 16,410.00 Rp 14,008.80 4 Kayu Meranti 6/12 Batang Rp 95,425,000.00 Rp 21,880.00 Rp 21,777.00 5 Besi Beton Ø-8 Lonjor Rp 25,360,500.00 Rp 14,140.00 Rp 9,409.50
Tabel 4.41. Rekapitulasi Total Biaya Persediaa Material Item
Teknik Lot Size
Lot for Lot Economic Order Quantity Multypleks Period Order Quantity 12mm Fixed period Requirement Part Period Balancing Lot for Lot Economic Order Quantity Kayu Period Order Quantity Glugu 5/7 Fixed period Requirement Part Period Balancing Lot for Lot Kayu Economic Order Quantity Meranti Period Order Quantity 5/7 Fixed period Requirement Part Period Balancing Lot for Lot Kayu Economic Order Quantity Meranti Period Order Quantity 6/12 Fixed period Requirement Part Period Balancing Lot for Lot Economic Order Quantity Besi Beton Period Order Quantity Ø-8 Fixed period Requirement Part Period Balancing Lot for Lot Economic Order Quantity Besi Beton Period Order Quantity Ø-10 Fixed period Requirement Part Period Balancing Lot for Lot Economic Order Quantity Besi Beton Period Order Quantity Ø-12 Fixed period Requirement Part Period Balancing Lot for Lot Economic Order Quantity Besi Beton Period Order Quantity Ø-13 Fixed period Requirement Part Period Balancing
Total Biaya Pembelian Rp 221,255,000.00 Rp 234,270,000.00 Rp 221,255,000.00 Rp 221,255,000.00 Rp 221,255,000.00 Rp 135,539,000.00 Rp 146,464,000.00 Rp 135,539,000.00 Rp 135,539,000.00 Rp 135,539,000.00 Rp 32,964,000.00 Rp 36,180,000.00 Rp 32,964,000.00 Rp 32,964,000.00 Rp 32,964,000.00 Rp 95,425,000.00 Rp 107,415,000.00 Rp 95,425,000.00 Rp 95,425,000.00 Rp 95,425,000.00 Rp 25,360,500.00 Rp 29,786,625.00 Rp 25,360,500.00 Rp 25,360,500.00 Rp 25,360,500.00 Rp 210,533,400.00 Rp 228,606,400.00 Rp 210,533,400.00 Rp 210,533,400.00 Rp 210,533,400.00 Rp 122,842,500.00 Rp 131,175,000.00 Rp 122,842,500.00 Rp 122,842,500.00 Rp 122,842,500.00 Rp 173,315,570.00 Rp 181,317,990.00 Rp 173,315,570.00 Rp 173,315,570.00 Rp 173,315,570.00
Total Biaya Pesan Rp 71,110.00 Rp 54,700.00 Rp 38,290.00 Rp 38,290.00 Rp 38,290.00 Rp 71,110.00 Rp 43,760.00 Rp 27,350.00 Rp 38,290.00 Rp 32,820.00 Rp 60,170.00 Rp 21,880.00 Rp 16,410.00 Rp 32,820.00 Rp 16,410.00 Rp 60,170.00 Rp 38,290.00 Rp 21,880.00 Rp 32,820.00 Rp 21,880.00 Rp 63,630.00 Rp 21,210.00 Rp 14,140.00 Rp 35,350.00 Rp 14,140.00 Rp 98,980.00 Rp 56,560.00 Rp 35,350.00 Rp 56,560.00 Rp 35,350.00 Rp 98,980.00 Rp 42,420.00 Rp 35,350.00 Rp 56,560.00 Rp 28,280.00 Rp 98,980.00 Rp 42,420.00 Rp 35,350.00 Rp 56,560.00 Rp 35,350.00
Total Biaya Simpan Rp Rp 37,737.70 Rp 22,904.20 Rp 22,904.20 Rp 25,424.30 Rp Rp 34,706.00 Rp 30,053.52 Rp 13,855.60 Rp 19,998.16 Rp Rp 19,609.20 Rp 12,339.60 Rp 3,369.60 Rp 14,008.80 Rp Rp 24,646.44 Rp 21,777.00 Rp 9,658.74 Rp 21,777.00 Rp Rp 15,927.30 Rp 11,459.70 Rp 2,126.70 Rp 9,409.50 Rp Rp 51,809.88 Rp 40,234.08 Rp 17,370.24 Rp 20,417.88 Rp Rp 39,043.76 Rp 23,192.12 Rp 10,346.28 Rp 25,090.52 Rp Rp 45,104.46 Rp 29,840.82 Rp 14,133.00 Rp 33,071.22
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Total Biaya Persediaan 221,326,110.00 234,362,437.70 221,316,194.20 221,316,194.20 221,318,714.30 135,610,110.00 146,542,466.00 135,596,403.52 135,591,145.60 135,591,818.16 33,024,170.00 36,221,489.20 32,992,749.60 33,000,189.60 32,994,418.80 95,485,170.00 107,477,936.44 95,468,657.00 95,467,478.74 95,468,657.00 25,424,130.00 29,823,762.30 25,386,099.70 25,397,976.70 25,384,049.50 210,632,380.00 228,714,769.88 210,608,984.08 210,607,330.24 210,589,167.88 122,941,480.00 131,256,463.76 122,901,042.12 122,909,406.28 122,895,870.52 173,414,550.00 181,405,514.46 173,380,760.82 173,386,263.00 173,383,991.22
Pembulatan Biaya Persediaan Rp 221,326,125.00 Rp 234,362,450.00 Rp 221,316,200.00 Rp 221,316,200.00 Rp 221,318,725.00 Rp 135,610,125.00 Rp 146,542,475.00 Rp 135,596,425.00 Rp 135,591,150.00 Rp 135,591,825.00 Rp 33,024,175.00 Rp 36,221,500.00 Rp 32,992,750.00 Rp 33,000,200.00 Rp 32,994,425.00 Rp 95,485,175.00 Rp 107,477,950.00 Rp 95,468,675.00 Rp 95,467,500.00 Rp 95,468,675.00 Rp 25,424,150.00 Rp 29,823,775.00 Rp 25,386,100.00 Rp 25,398,000.00 Rp 25,384,050.00 Rp 210,632,400.00 Rp 228,714,775.00 Rp 210,609,000.00 Rp 210,607,350.00 Rp 210,589,175.00 Rp 122,941,500.00 Rp 131,256,475.00 Rp 122,901,050.00 Rp 122,909,425.00 Rp 122,895,875.00 Rp 173,414,550.00 Rp 181,405,525.00 Rp 173,380,775.00 Rp 173,386,275.00 Rp24 173,384,000.00
pada proyek Apartement High Point Surabaya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Teknik lot size yang menghasilkan jumlah pemesanan yang optimal dengan biaya persediaan minimal untuk setiap jenis material adalah : a. Untuk material multyplek 12 mm, pemesanan optimal dapat menggunakan teknik Period Order Quantity dengan Fixed period Requirement dan untuk besi beton D19 dengan menggunakan teknik Period Order Quantity dengan Part Period Balancing. b. Untuk kayu meranti 5/7 dan besi beton Ø13 dapat menggunakan teknik Period Order Quantity. c. Untuk material besi beton Ø8, besi beton Ø10 dan besi beton Ø12, pemesanan optimal diperoleh dengan menggunakan teknik Part Period Balancing. d. Untuk material besi beton D22 dan besi beton D25 dapat menggunakan teknik Lot for Lot. 2. Total biaya persediaan minimum untuk setiap material yang diperoleh dari teknil lot size adalah seperti berikut: a. Multipleks 12 mm : Rp. 221.316.200,00 b. Kayu glugu 5/7 : Rp. 135.591.150,00 c. Kayu meranti 5/7 : Rp. 32.992.750,00 d. Kayu meranti 6/12 : Rp. 95.467.500,00 e. Besi beton Ø8 : Rp. 25.384.050,00 f. Besi beton Ø10 : Rp. 210.589.175,00 g. Besi beton Ø12 : Rp. 122.895.875,00 h. Besi beton Ø13 : Rp. 173.380.775,00 i. Besi beton D19 : Rp. 22.507.500,00 j. Besi beton D22 : Rp. 543.369.050,00 : Rp. 212.467.350,00 + k. Besi beton D25 JUMLAH : Rp.1.795.961.375,00
Tabel 4.41. Lanjutan Rekapitulasi Total Biaya Persediaa Material Item
Teknik Lot Size
Lot for Lot Economic Order Quantity Besi Beton Period Order Quantity D-19 Fixed period Requirement Part Period Balancing Lot for Lot Economic Order Quantity Besi Beton Period Order Quantity D-22 Fixed period Requirement Part Period Balancing Lot for Lot Economic Order Quantity Besi Beton Period Order Quantity D-25 Fixed period Requirement Part Period Balancing
Total Biaya Pembelian Rp 22,492,000.00 Rp 28,339,920.00 Rp 22,492,000.00 Rp 22,492,000.00 Rp 22,492,000.00 Rp 543,305,400.00 Rp 551,984,400.00 Rp 543,305,400.00 Rp 543,305,400.00 Rp 543,305,400.00 Rp 212,432,000.00 Rp 230,384,000.00 Rp 212,432,000.00 Rp 212,432,000.00 Rp 212,432,000.00
Total Biaya Pesan Rp 35,350.00 Rp 21,210.00 Rp 7,070.00 Rp 21,210.00 Rp 7,070.00 Rp 63,630.00 Rp 63,630.00 Rp 35,350.00 Rp 35,350.00 Rp 35,350.00 Rp 35,350.00 Rp 35,350.00 Rp 14,140.00 Rp 21,210.00 Rp 21,210.00
Total Biaya Simpan Rp Rp 6,082.74 Rp 8,412.30 Rp 1,682.46 Rp 8,412.30 Rp Rp 57,421.80 Rp 45,660.04 Rp 45,660.04 Rp 45,660.04 Rp Rp 17,071.74 Rp 31,704.66 Rp 15,852.33 Rp 15,852.33
Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp
Total Biaya Persediaan 22,527,350.00 28,367,212.74 22,507,482.30 22,514,892.46 22,507,482.30 543,369,030.00 552,105,451.80 543,386,410.04 543,386,410.04 543,386,410.04 212,467,350.00 230,436,421.74 212,477,844.66 212,469,062.33 212,469,062.33
Pembulatan Biaya Persediaan Rp 22,527,350.00 Rp 28,367,225.00 Rp 22,507,500.00 Rp 22,514,900.00 Rp 22,507,500.00 Rp 543,369,050.00 Rp 552,105,475.00 Rp 543,386,425.00 Rp 543,386,425.00 Rp 543,386,425.00 Rp 212,467,350.00 Rp 230,436,425.00 Rp 212,477,850.00 Rp 212,469,075.00 Rp 212,469,075.00
4.9.4. Biaya Total Persediaan Minimum Dari tabel 4.41. dibuat tabel per material untuk lebih memudahkan dalam mengetahui total biaya persediaan minimum berdasarkan teknik lotsize pembentuknya. Tabel 4.42. Total Biaya Persediaa Minimum Item
Teknik Lot Size
Multypleks 12mm Kayu Glugu 5/7 Kayu Meranti 5/7 Kayu Meranti 6/12 Besi Beton Ø-8 Besi Beton Ø-10 Besi Beton Ø-12 Besi Beton Ø-13 Besi Beton D-19 Besi Beton D-22 Besi Beton D-25
Period Order Quantity /Fixed period Requirement Fixed period Requirement Period Order Quantity Fixed period Requirement Part Period Balancing Part Period Balancing Part Period Balancing Period Order Quantity Period Order Quantity /Part Period Balancing Lot for Lot Lot for Lot Jumlah
Total Biaya Persediaan Rp 221,316,200.00 Rp 135,591,150.00 Rp 32,992,750.00 Rp 95,467,500.00 Rp 25,384,050.00 Rp 210,589,175.00 Rp 122,895,875.00 Rp 173,380,775.00 Rp 22,507,500.00 Rp 543,369,050.00 Rp 212,467,350.00 Rp 1,795,961,375.00
Berdasarkan tabel 4.42. menunjukkan bahwa teknik Lot for Lot menghasilkan total biaya persediaan minimum pada material besi beton D22 dan besi beton D25. Pada teknik Period Order Quantity menghasilkan biaya persediaan minimum pada material kayu meranti 5/7 dan besi beton Ø-13, sedangkan besi beton Ø-8, Ø-10, dan Ø-12 biaya persediaan minimum diperoleh dengan menggunakan teknik Part Period Balancing. Pada material kayu glugu 5/7 dan meranti 6/12 diperoleh biaya persediaan minimum dengan menggunakan teknik Fixed period Requirement. Namun untuk material Multypleks 12 mm dan besi beton D19, beberapa teknik lotsize menghasilkan total biaya persediaan minimum yang sama yaitu untuk antara teknik Period Order Quantity dengan Fixed period Requirement dan Period Order Quantity dengan Part Period Balancing.
5.2.
Saran Adapun saran yang dapat disampaikan dari hasil analisa dalam tugas akhir ini yaitu : 1. Adanya kelemahan untuk perhitungan biaya simpan dalam perencanaan persediaan material ini dimana banyak digunakan asumsi-asumsi. 2. Perencanaan persediaan material ini sangat diperlukan terutama untuk proyek yang membutuhkan komponen khusus yang dalam pemenuhan kebutuhannya memerlukan waktu produksi sehingga memperhitungkan lintasan kritis dimana saat paling awal dan saat paling lambat suatu komponen harus telah tersedia.
BAB V KESIMPULAN dan SARAN 5.1.
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisa metode MRP dengan perhitungan lot sizing menggunakan teknik Lot for Lot, Economic Order Quantity, Period Order Quantity, Fixed period Requirement dan Part Period Balancing
25