Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institute Teknologi Sepuluh Nopember
MAKALAH TUGAS AKHIR
ANALISA KONTRAK DAN NILAI KLAIM PADA PROYEK PEMBANGUNAN THE PETRA SQUARE APARTMENTS AND SHOPPING ARCADE PROJECT Yohana Natalia 12 Christiono Utomo, ST, MT, PhD. 3
ABSTRAK Ketidakseimbangan antara terbatasnya pekerjaan Konstruksi/Proyek dan banyaknya Penyedia Jasa mengakibatkan posisi tawar Penyedia Jasa sangat lemah. Dengan banyaknya jumlah Penyedia Jasa maka Pengguna Jasa leluasa melakukan pilihan. Adanya kekhawatiran tidak mendapatkan pekerjaan yang ditenderkan Pengguna jasa/Pemilik Proyek menyebabkan Penyedia Jasa “rela” menerima Kontrak Konstruksi yang dibuat Pengguna Jasa. Bahkan sewaktu proses tender biasanya Penyedia Jasa enggan bertanya hal-hal yang sensitive namun penting seperti ketersediaan dana, isi kontrak dan kelancaran pembayaran.Oleh karena itu, pada saat proyek berlangsung klaim sering terjadi. Demikian juga pada Proyek Pembangunan The Petra Square Apartements and Shopping Arcade, perubahan-perubahan dalam kontrak baik dari segi waktu penyelesaian dan volume pada proyek menyebabkan kerugian pada kontraktor. Penelitian kali ini bertujuan untuk mengetahui proses klaim yang berjalan di lapangan dengan menggunakan dua standart acuan yaitu Kontrak Lokal dan Kontrak FIDIC IV 1987. Setelah itu dianalisa nilai klaim yang ada, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Hasil penilitian ini menghasilkan 6 pasal dalam kontrak lokal dan 22 pasal dalam kontrak FIDIC IV 1987 yang menjadi standart pelaksanaan klaim. Terdapat 7 (tujuh) pekerjaan yang mempengaruhi terjadinya klaim. Pekerjaan yang mempengaruhi terjadinya klaim tersebut paling dominan diakibatkan oleh keterlambatan owner dalam pengimriman besi untuk tulangan. Kata Kunci :
Analisis, FIDIC IV 1987, Klaim, Kontrak Lokal.
Surabaya, 2 Januari 2012
1 2
Mahasiswa Teknik Sipil-FTSP-ITS Dosen Pembimbing
1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Ketidakseimbangan antara terbatasnya pekerjaan Konstruksi/Proyek dan banyaknya Penyedia Jasa mengakibatkan posisi tawar Penyedia Jasa sangat lemah. Dengan banyaknya jumlah Penyedia Jasa maka Pengguna Jasa leluasa melakukan pilihan. Adanya kekhawatiran tidak mendapatkan pekerjaan yang ditenderkan Pengguna jasa/Pemilik Proyek menyebabkan Penyedia Jasa “rela” menerima Kontrak Konstruksi yang dibuat Pengguna Jasa. Bahkan sewaktu proses tender biasanya Penyedia Jasa enggan bertanya hal-hal yang sensitive namun penting seperti ketersediaan dana, isi kontrak dan kelancaran pembayaran.Oleh karena itu, pada saat proyek berlangsung klaim sering terjadi. Demikian juga pada Proyek Pembangunan The Petra Square Apartements and Shopping Arcade, perubahan-perubahan dalam kontrak baik dari segi waktu penyelesaian dan volume pada proyek menyebabkan kerugian pada kontraktor. Sehingga perlu dilakukan analisa untuk mengetahui proses klaim yang berjalan di lapangan dengan menggunakan dua standart acuan yaitu Kontrak Lokal dan Kontrak FIDIC IV 1987. 1.2. Tujuan penelitian Dalam melaksanakan penelitian ini penulis ingin mengetahui pasal-pasal yang menjadi dasar
pengajuan klaim bagi PT. PP baik dari segi kontrak lokal dan kontrak FIDIC IV 1987, Mengetahui pekerjaan-pekerjaan yang mempengaruhi terjadinya klaim oleh PT. PP pada Proyek Pembangunan The Petra Square Apartements and Shopping Arcade, dan Mengetahui pelaksanaan klaim menurut Kontrak Lokal dan kontak FIDIC IV 1987 pada Proyek Pembangunan The Petra Square Apartements and Shopping Arcade. 2. Tinjauan Pustaka 2.1. Faktor-faktor Penyebab klaim
Secara garis besarnya, klaim dari kontraktor kepada pemilik bangunan dapat disebabkan oleh beberapa faktor sebagai berikut : 1. Keterlambatan yan diakibatkan oleh owner Mayoritas klaim terjadi akibat keterlambatan (delay). Kebanyakan kontraktor kuran menyadari seringnya terjadi klaim akibat keterlambatan ini sampai mereka tela berkonsultasi dengan orang yang ahlli klam.
Padahal mereka dapat mengurangi kerufiannya jika menyadari hal ini. Dalam hal ini, keterlambatan yang disebabkan oleh owner disebut compensable delay. Conpesable delay terjadi karena alasan keterlambatan tidak tertulis dalam kontrak, sehingga owner harus memberikan tambahan waktu dan tambahan biaya kepada kontraktor. (Fisk, 1999) 2. Perubahan jadwal oleh owner Perubahan jadwal konstruksi akan berpengaruh pada pelaksanaan proyek, terhadap biaya proyek dan keuntungan yang dapat diperoleh kontraktor. Ketika perubahan tersebut dilakukan oleh owner, maka kontraktor dapat mengajukan klaim. Salah satu penyebab perubahan jadwal misalnya, adanya perintah untuk mempercepat pekerjaan (Chandra, 2005) 3. Perubahan-perubahan konstruktif yang merugikan kontraktor Perubahan konstruktif adalah suatu tindakan informal untuk memodifikasi isi kontrak, yang dilakukan oleh owner dan engineer. Tindakan ini dapat mengakibatkan peningkatan biaya atau waktu bagi kontraktor, dan dianggap sebagai perubahan perintah. hal ini harus diklaim secara tertulis oleh kontraktor pada waktu yang ditentukan dalam dokumen kontrak, Jika tidak kontraktor akan kehilangan haknya untuk melakukan klaim. (Chandra, 2005) Perubahan-perubahan tidak resmi adalah sebagai berikut: a. Kelambatan atau cacat informasi dari pengguna jasa biasanya dalam bentuk gambar-gambar atau b. spesifikasi teknis. c. Kelambatan atau cacat informasi dari bahan-bahan atau peralatan yang diserahkan pengguna jasa. d. Perubahan-perubahan permintaan, gambar-gambar atau spesifikasi. e. Perubahan-perubahan kondisi lapangan atau kondisi lapangan yang tidak diketahui. f. Pengaruh reaksi dari pekerjaan yang tidak bersamaan. g. Larangan-larangan metode kerja tertentu termasuk kelambatan atau percepatan pelaksanaan pekerjaan penyedia jasa. h. Kontrak yang memiliki arti mendua atau perbedaan penafsiran.
4. Perbedaan kondisi lapangan Perbedaan kondisi lapangan biasanya disebabkan karena kondisi yang berubah dan tidak diramalkan terjadi. Peristiwa ini paling sering menjadi penyebab kontraktor yang mengklaim tambahan waktu dan perubahan perintah. (Nazarkhan, 2004) 5. Kondisi cuaca yang tidak biasanya Hujan atau cuaca lainnya yan serupa yang membuat pekerjaan tidak dapat diselesaikan, atau mengakibatka keterlambatan proyek. Owner atau engineer harus mendokumentasikan keterlambatanketerlambatan akibat cuaca yang terjaadi. Penentuan kompensasi dibuat kemudian. (Nazarkhan, 2004) 6. Gagal membuat kesepatan harga charge order Penyebab terjadinya klaim dari kontraktor ke owner lainnya yaitu adanya kegagaan dalam membuat kesepakatan harga charge order. Seringkali, charge order yan dilakukan owner berisi surat pernyataan yang membuat kontraktor harus menjamin bahwa harga dan waktu yang dicatat pada setiap charge order mewakili biaya total untuk kemudian diserahkan kepada owner untuk perubahan. dan kontraktor tidak berhak menuntut biaya apapun akibat charge order tersebut. Hal ini yan mengakibatkan kontraktor hanya punya satu jalan yaitu melalui proses klaim. (Fisk, 1999) 7. Konflik dalam rancangan dan spesifikasi Dalam klaim kontraktor, klam akibat konflikkonflik yang terjadi karena gambar rancangan dan spesifikasi pada umumnya dapat diatasi dengan membatasi perbedaan biaya yang terjadi pada rancangan dan spesifikasi yaitu antara biaya proyek yan diinterprestasikan oleh owner dan engineer denga kontraktor. (Fisk, 1999) 8. Penyebab-penyebab lainnya yang dapat merugikan kontraktor Masalah-masalah lain yang timbul selain halhal yag telah disebutkan di atas, yang menjadi penyebab timbulnya klaim dari kontraktor ke owner. (Fisk, 1999) Kebanyakan sengketa/ketidaksepakatan dibidang jasa konstruksi pada umumnya dapat diselesaikan melalui negosiasi/mediasi diluar pengadilan karena kontruksi merupakan kegiatan yang berkelanjutan dari
awal sampai akhir. Melempar masalah kepengadilan berarti menghentikan pembangunan untuk jangka waktu yang tidak bisa diperhitungkan. Tapi negosiasi atau mediasi pun dapat tidak berfungsi/gagal. 2.2. Kontrak Lokal
Kontrak kerja konstruksi adalah suatu perbuatan hukum antara pihak pengguna jasa dengan pihak penyedia jasa konstruksi dalam melaksanakan pekerjaan jasa konstruksi dimana dalam hubungan hukum tersebut diatur mengenai hak dan kewajiban para pihak (Undang Undang Jasa Konstruksi No 18, 1999). 2.2. Kontrak FIDIC IV 1987
FIDIC atau Federation International Des Ingenieurs Councels adalah slah satu jenis standart kontrak Internasional yang salah satunya dikhusukan untuk pekerjaan sipil. Form standart FIDIC adalah dokumen syaratsyarat perjanjian untuk Pekerjaan Engineering Sipil yang dibuat dan diterbitkan oleh FIDIC yaitu Federasi Internasional dari Engineer Konsultan Mancanegara yang berkantor pusat di Lausanne, Swiss. Dokumen tersebut dinamakan Condition of Contract for Works of Civil Engineering Construction. FIDIC digunakan lebih dari 50 negar-negara di dunia termasuk Indonesia. Form Standart FIDIC yang pertama (edisi 1) diterbitkan pada tahun 1956. Dokumen ini digunakan dengan mengacu kepada dokumen standart I.C.E (Istitute of Civil Engineers) disertai dengan perubahan sana-sini. Dokumen ini dikenal dengan sebutan “The Red Book” (Buku Merah) karena sampulnya merah. FIDIC juga menerbitkan dokumendokumen standart lainnya. Perbedaan satu sama lainnya dengan pemberian warna sampul yang berbeda 3. Metode Penelitian
Berikut adalah tahapan-tahapan penelitian dari Tugas Akhir ini : 1. Merumuskan latar belakang dari penelitian Tugas Akhir ini. a. Perlunya mengetahui pasal-pasal apa saja yang menjadi dasar pengajuan klaim bagi PT. PP baik dari segi kontrak lokal dan kontrak FIDIC IV 1987. b. Mengetahui pekerjaan apa saja yang mempengaruhi terjadinya klaim pada
Proyek Pembangunan The Petra Square Apartements and Shopping Arcade. c. Mengetahui pelaksanaan klaim menurut Kontrak Lokal dan Kontrak FIDIC IV 1987. 2. Pengumpulan variabe klaim dibagi menjadi dua sumber, yaitu melalui studi literature dan dokumen-dokumen kontrak yang ada pada proyek. Selain studi literature pada penelitian kali ini juga menggunakan FIDIC IV 1987 sebagai acuan dasar dan pembanding dengan kontrak lokal yang digunakan pada Proyek Proyek Pembangunan The Petra Square Apartements and Shopping Arcade. 3. Rancangan tabulasi data dilakukan dengan cara menabelkan katagori-kategori terjadinya klaim agar mempermudah proses pengumpulan data selanjutnya. Sehingga, pada proses pengumpulan data melalui pengamatan dokumen-dokumen proyek dan pengamatan lapangan, penulis lebih mudah untuk memasukkan katagori klaim yang terjadi sesuai dengan tabel pada rancangan data. 4. Pengumpulan data selanjutnya adalah kejadian-kejadian klaim yang ada di lapangan dan pasal-pasal yang terkait dengan klaim baik dari kontrak lokal maupun FIDIC IV 1987. Setelah itu dikelompokkan berdasarkan variabe dan pasal yang ada untuk mempermudah analisa klaim baik dari uang maupun waktu 5. Menganalisa terjadinya klaim berdasarkan pasal-pasal yang ada dalam dokumen kontrak dan FIDIC IV 1987. Pada tahapan analisa ini, pasal-pasal mengenai klaim diteliti sesuai dengan bukti-bukti atau penerapan di lapangan dan dapat. Kejadian-kejadian tersebut dapat ditinjau melalui ”S”curve dan R.A.B. Setelah itu, dilakukan perbandingan setiap kejadian klaim dengan kontrak lokal dan FIDIC IV 1987. Setelah dilakukan perbandingan tiap pasal, pasal-pasal yang ada kemudian diuraikan bagaimana kelebihan dan kelemahan tiap pasal. Setelah menganalisa pasal-pasal yang ada, maka dapat diketahui perbedaan penerapan klaim menurut Kontrak Lokal dan Kontrak FIDIC IV 1987
6. Menyimpulkan dan menyarankan hasil dari penelitian Tugas Akhir ini kepada pihakpihak yang terkait 4. Hasil Analisa Data
Pada analisa klaim, dilakukan penelitian terhadap proses klaim sesuai dengan kejadian di lapangan. Mulai dari terjadinya adanya suatu perubahan; kemudian surat-menyurat antara kontraktor, konsultan, dan owner; kemudian pelaksanaan di lapangan sesuai dengan perubahan yang disepakati; dianalisa apakah terjadi klaim atau tidak; dan kemudian ditinjau apakah klaim tesebut dibayar atau tidak. Proses tersebut dapat dilihat dalam gambar 4.1. sebagai berikut : Gambar 4.1. Proses Analisa Klaim 1 Perubahan
Proses Analisa Klaim Lankah-Langkah 3
2 >Dokumen Perubahan
Dikerjakan
4
5
Klaim Dibayar Tidak Ada Klaim Tidak
Tidak Dikerjakan >dll
Perubahan dalam suatu kontrak, harus didasari dengan pasal-pasal yang ada sesuai dengan dokumen kontrak yang telah disepakati. Perubahan yang terjadi pada Proyek The Petra Square Apartements and Shopping Arcade adalah adanya pekerjaan tambah kurang. Proses perubahan pekerjaan tersebut diatur dalam pasal 18 pada Master Kontrak Pekerjaan Struktur. Pada proyek The Petra Square Apartements and Shopping Arcade, ada beberapa pekerjaan tambah kurang. Pekerjaan tambah kurang tersebut adalah sebagai berikut : No
Klaim
Penyebab
A. Master Kontrak 1. Terlambatnya penyediaan besi mengakibatkan Pengiriman besi yang terhambatnya pekerjaan disediakan tidak tepat waktu sehingga menghambat target Dokumen pendukung : pekerjaan - Pasal 11.8. Master Kontrak - Notulen Rapat No. 002/TGU-PTS/V/2010 tanggal 25 Mei 2010 Owner terlambat 2 Terhambatnya beberapa pekerjaan akibat tiang listrik yang seharusnya menjadi taggung meindahkan tiang jawab owner terlambat dipindahkan listrik yang berada di di area proyek Dokumen pendukung : - Pasal 2 Master Kontrak - Notulen Rapat No. 002/TGU-PTS/V/2010 tanggal 25 Mei 2010
No
Klaim
B. Amandemen I 1. Tambahan Biaya dan waktu akibat tambahan pekerjaan galian basement 1 s/d roof akibat perluasan lahan
Penyebab
Terjadi tambahan pekerjaan akibat perluasan lahan
Dokumen pendukung : - Pasal 18 Master Kontrak - Notulen Rapat No. 002/TGU-PTS/V/2010 tanggal 15 Juni 2010 2. Pengajuan pekerjaaan tambah akibat kondisi sheet pile yang tidak sesuai spesifikasi
Sheet pile tidak rata, miring, dan tidak konsisten
Dokumen pendukung : - Pasal 18 Master Kontrak - Notulen Rapat No. 002/TGU-PTS/V/2010 tanggal 15 Juni 2010 3. Adanya Tambahan pekerjaan floor hardener dan penambahan tinggi kolom dan dinding Dokumen pendukung : - Pasal 18 Master Kontrak - Surat dari PT. TGU No. 027/TGUPTS/XII/2010 tanggal 18 Agustus 2010 4. Terlambatnya pembayaran ke-6, pada bulan Septeber Dokumen pendukung : - Pasal 10 Master Kontrak - Notulen Rapat No. 011/TGU-PTS/X/2010 tanggal 26 September 2010
Pekerjaan tambah mengakibatkan pertambahan biaya dan waktu
Owner terlambat melakukan pembayaran kepada kontraktor
C. Amandemen II 1. PT. PP sudah mengorder besi dari owner, Pengiriman besi yang namun sisa besi yang di suply telambat disediakan tidak tepat sehiungga menghambat pekerjaan peninggian waktu sehingga kolom dan dinding menghambat target Dokumen pendukung : pekerjaan - Pasal 11.8. Master Kontrak
2.
3.
D. 1.
- Notulen Rapat No. 015/TGU-PTS/X/2010 tanggal 5 Oktober 2010 Tambahan waktu pengecoran lantai 6 hujan, TC rusak 2 Dokumen pendukung : hari. Dan adanya libur - Pasal 21.4. Master Kontrak Idhul Adha - Notulen Rapat No. 018/TGU-PTS/XI/2010 tanggal 9 Nopember 2010 Tambahan Biaya dan waktu akibat tambahan Tambahan bpekerjaan pekerjaan GWT dan tangga F akibat adanya perluasan lahan dan Dokumen pendukung : perubahan desain - Pasal 11.8. Master Kontrak tangga - Notulen Rapat No. 27/TGU-PTS/XV/2010 tanggal 23 Nopember 2010 Amandemen III Pada amandemn III, waktu proyek (300 hari) 15 Februari 2011, dan bertahap dengan pekerjaan arsitektur Setelah Amandemen 3, tidak ada pengajuan klaim struktural karena sisa waktu proyek tinggal 18 hari (klaim sudah tidak memungkinkan)
4.1. Klaim berdasarkan Kontrak Lokal Klaim yang terjadi pada pekerjaan struktur proyek The Petra Square Apartements and Shopping Arcade terjadi 7 kali pengajuan klaim, dan pengajuan klaim yang disetujui hanya 3 klaim yang disetujui untuk penambahan biaya
dan waktu dan 4 klaim yang tidak dapat diterima. Berikut pembahasan klaim tersebut. A.1. Terlambatnya penyediaan besi oleh owner Pengajuan klaim ini didasarkan pada pasal 11.8 pada master kontrak yang menyatakan bahwa, “Dalam hal besi beton yang akan disupply oleh PIHAK PERTAMA terjadi keterlambatan pendatangan, maka hal tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab PIHAK PERTAMA”. Menurut pasal tersebut seharusnya kontraktor mendapatkan tambahan waktu sesuai dengan waktu keterlambatan penyediaan besi oleh owner . Karena menurut pasal tersebut, keterlambatan sepenuhnya oleh owner. Kesimpulan, pasal tidak dijalankan. B.1. Tambahan Biaya dan waktu akibat tambahan pekerjaan galian basement 1 s/d roof akibat perluasan lahan Proses Klaim ini diawali dengan dikeluarnya surat tambahan pekerjaan pada tanggal 29 Mei 2010 oleh TGU dengan no surat. 004/TGUPTS/V/2010. Setelah dilakukan perhitungan oleh PT. PP, maka diajukan klaim tambahan biaya waktu pada Rp. 28,325,465.00 (dapat dilihat pada lampiran 1, Rencana Anggaran Biaya Pekerjaan Tambah-Amandemen II Pekerjaan Struktur) dengan rincian terlampir. Setelah dilakukan analisa terhadap biaya tambahan pekerjaan, PT. PP mengajukan klaim pada tanggal 15 Juni 2010, sesuai dengan notulen rapat dengan PT.TGU dengan Notulen Rapat No. 002/TGU-PTS/V/2010. Maka proses pengajuan klaim adalah 18 hari, Maka sesuai dengan proses pemberituan klaim sesuai dengan Kontrak Lokal Pasal 18.6., maka proses pengajuan tersebut sesuai dengan prosedur yang ada dalam kontrak, yaitu kurang dari 30 hari. Pada proses rincian terhitung 107 hari sejak tanggal pengajuan klaim, hingga dikeluarkannya surat perubahan yang syah yaitu dikeluarkannya amandemen kontrak perubahan yang baru sesuai dengan Surat dari PT. PP (Persero) No.077/PETRASQUARE/ix/2010 pada tanggal 30 September 2011. Prosedur ini sesuai dengan prosedur yang ada, karena dalam kontrak lokal tidak dibahas secara detail mengenai proses rincian terhadap perubahan/klaim. Setelah surat perjanjian perubahan biaya dan waktu dikeluarkan, proses pembayaran berlangsung pada tanggal 14 OKtober 2010, dan sesuai sesuai dengan prosedur pada pasal 24.5
Master Kontrak –Pekerjaan Sruktur yaitu dengan selisih 12 hari (kurang dari 14 hari). B.2.Pengajuan pekerjaaan tambah akibat kondisi sheet pile yang tidak sesuai spesifikasi Pengajuan klaim ini didasarkan pada pasal 4.3.(b) yang menyatakan bahwa, ”Jika keterlambatan penyelesaian Pekerjaan diakibatkan oleh satu atau lebih di antara sebab-sebab berikut ini :(b) Kelalaian PIHAK PERTAMA / Konsultan Pengawas / Manajemen Konstruksi dalam menyampaikan instruksi atau memberikan informasi / persetujuan yang diperlukan oleh PIHAK KEDUA tepat pada waktunya; maka : PIHAK KEDUA berhak memperoleh perpanjangan waktu pelaksanaan yang wajar dan tambahan biaya yang wajar akibat dari perpanjangan waktu tersebut. Dalam hal perpanjangan waktu bukan karena hal tersebut di atas, maka PIHAK KEDUA tidak berhak atas tambahan biaya. Perhitungan pengajuan biaya disampaikan secara tertulis oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA untuk mendapatkan persetujuan” Menurut pasal tersebut, seharunya kontraktor mendapatkan tambahan waktu penyelesaian karena kelalaian desai oleh konsultan perencana. Namun, pada pelaksanaannya dilakukan evaluasi desain dan tidak dianggap pekerjaan tambah. Kesimpulan, pasal tidak dijalankan. B.3. Adanya Tambahan pekerjaan floor hardener dan penambahan tinggi kolom dan dinding Proses Klaim ini diawali dengan dikeluarnya surat tambahan pekerjaan pada tanggal 20 Juni 2010 oleh TGU dengan no surat.. No. 008/TGUPTS/V/2010. Setelah dilakukan perhitungan oleh PT. PP, maka diajukan klaim tambahan biaya waktu pada Rp. 173,194,840.45 (dapat dilihat pada lampiran 1, Rencana Anggaran Biaya Pekerjaan Tambah-Amandemen II Pekerjaan Struktur) dengan rincian terlampir. Setelah dilakukan analisa terhadap biaya tambahan pekerjaan, PT. PP mengajukan klaim pada tanggal 18 Agustus 2010, sesuai dengan notulen rapat dengan PT.TGU dengan no surat 027/TGU-PTS/XII/2010. Maka proses pengajuan klaim adalah 29 hari, Maka sesuai dengan proses pemberituan klaim sesuai dengan Kontrak Lokal Pasal 18.6., maka proses pengajuan tersebut sesuai dengan prosedur yang ada dalam kontrak, yaitu kurang dari 30 hari. Pada proses rincian terhitung 33 hari sejak
tanggal pengajuan klaim, hingga dikeluarkannya surat perubahan yang syah yaitu dikeluarkannya amandemen kontrak perubahan yang baru sesuai dengan Surat dari PT. PP (Persero) No.077/PETRASQUARE/IX/2010 pada tanggal 30 September 2011. Prosedur ini sesuai dengan prosedur yang ada, karena dalam kontrak lokal tidak dibahas secara detail mengenai proses rincian terhadap perubahan/klaim. Setelah surat perjanjian perubahan biaya dan waktu dikeluarkan, proses pembayaran berlangsung pada tanggal 7 OKtober 2010, dan sesuai sesuai dengan prosedur pada pasal 24.5 Master Kontrak –Pekerjaan Sruktur yaitu dengan selisih 7 hari (kurang dari 14 hari). C.1. Terlambatanya pekerjaan peninggian kolom dan dinding akibat supply besi dari owner terlambat Pengajuan klaim ini didasarkan pada pasal 11.8 pada master kontrak yang menyatakan bahwa, “Dalam hal besi beton yang akan disupply oleh PIHAK PERTAMA terjadi keterlambatan pendatangan, maka hal tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab PIHAK PERTAMA”. Menurut pasal tersebut seharusnya kontraktor mendapatkan tambahan waktu sesuai dengan waktu keterlambatan penyediaan besi oleh owner . Karena menurut pasal tersebut, keterlambatan sepenuhnya oleh owner. Realisasinya owner baru mengirim suppkly besi pada tahap klaim masih akan diajukan. Sehingga tidak terjadi klaim pada kasus ini, meskipun sudah terjadi keterlambatan pada proses perakitan besi kolom. Hal ini dikarenakan owner menganggap keterlambatan yang terjadi belum terlalu signifikan sehingga masih dapat diatasi. Kesimpulan, pasal tidak dijalankan. C.2.Tambahan Waktu pengecoran pada lantai 6 Struktur Pengajuan klaim ini didasarkan pada pasal 4.3.(f). pada master kontrak yang menyatakan bahwa, “Adanya perintah tertulis dari PIHAK PERTAMA untuk menunda sementara waktu pelaksanaan pekerjaan;maka : (i) PIHAK KEDUA berhak memperoleh perpanjangan waktu pelaksanaan yang wajar dan tambahan biaya yang wajar akibat dari perpanjangan waktu tersebut. Dalam hal perpanjangan waktu bukan karena hal tersebut di atas, maka PIHAK KEDUA tidak berhak atas tambahan biaya.
(ii) Perhitungan pengajuan biaya disampaikan secara tertulis oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA untuk mendapatkan persetujuan.”. Menurut pasal tersebut seharusnya kontraktor mendapatkan tambahan waktu dikarenakan keterlambatan bukan dari kesalahan kontraktor. Akan tetapi sapabila meninjau pasal 21. Tentang Keanaan Memaksa (Force Mejeure). Maka hal ini tidak digolongkan sebagai hal penyebab keterlambatan yang dapat diajukan klaim. Kesimpulan, tidak ada pasal yang sesuai. C.3. Tambahan Biaya dan waktu akibat tambahan pekerjaan GWT dan tangga F Proses Klaim ini diawali dengan dikeluarnya surat tambahan pekerjaan pada tanggal 5 Nopember 2010 oleh TGU dengan no surat.. No. 014/TGU-PTS/V/2010. Setelah dilakukan perhitungan oleh PT. PP, maka diajukan klaim tambahan biaya waktu pada Rp. 1,670,064,113.00 (dapat dilihat pada lampiran 2, Rencana Anggaran Biaya Pekerjaan Tambah-Amandemen III Pekerjaan Struktur) dengan rincian terlampir. Setelah dilakukan analisa terhadap biaya tambahan pekerjaan, PT. PP mengajukan klaim pada tanggal 23 Nopember 2010, sesuai dengan notulen rapat dengan PT.TGU dengan no surat Notulen Rapat No. 27/TGU-PTS/XV/2010. Maka proses pengajuan klaim adalah 18 hari, Maka sesuai dengan proses pemberituan klaim sesuai dengan Kontrak Lokal Pasal 18.6., maka proses pengajuan tersebut sesuai dengan prosedur yang ada dalam kontrak, yaitu kurang dari 30 hari. Pada proses rincian terhitung 63 hari sejak tanggal pengajuan klaim, hingga dikeluarkannya surat perubahan yang syah yaitu dikeluarkannya amandemen kontrak perubahan yang baru sesuai dengan Surat Surat dari PT. TGU No. 109/TGU-PTS/I/2011 pada tanggal 25 Januari 2011. Prosedur ini sesuai dengan prosedur yang ada, karena dalam kontrak lokal tidak dibahas secara detail mengenai proses rincian terhadap perubahan/klaim. Setelah surat perjanjian perubahan biaya dan waktu dikeluarkan, proses pembayaran berlangsung pada tanggal 26 Januari 2011, dan sesuai dengan prosedur pada pasal 24.5 Master Kontrak –Pekerjaan Sruktur yaitu dengan selisih 1 hari (kurang dari 14 hari). 4.1. Klaim berdasarkan Kontrak FIDIC IV 1987
Klaim yang terjadi pada pekerjaan struktur proyek The Petra Square Apartements and Shopping Arcade terjadi 7 kali pengajuan klaim, dan pengajuan klaim yang disetujui hanya 3 klaim yang disetujui untuk penambahan biaya dan waktu dan 4 klaim yang tidak dapat diterima. Berikut pembahasan klaim tersebut. A.1. Terlambatnya penyediaan besi oleh owner Pengajuan klaim ini didasarkan pada pasal 44.1 pada Kontrak FIDIC IV 1987 yang menyatakan bahwa, “Apabila kontraktor mengalami keterlambatan dan atau mengeluarkan biayabiaya yang disebabkan gagalnya Pemberi Pekerjaan untuk memberi hak penggunaan sesuai dengan syarat-syarat sub pasal 42.1 (hak penggunaan lokasi pekerjaan dan aksesnya), maka setelah berkonsultasi sebagaimana mestinya dengan Pemberi Pekerjaan dan kontraktor, Pengawas Pekerjaan harus memutuskan : (a) Suatu perpanjangan yang menjadi hak kontraktor menurut Pasal 44, dan (b) Besarnya biaya-biaya yang harus ditambahkan pada harga kontrak, dan harus memberitahukannya pada kontraktor dan mengirim salinannya kepada Pemberi Pekerjaan.”. Menurut pasal tersebut seharusnya kontraktor mendapatkan tambahan waktu sesuai dengan waktu keterlambatan penyediaan besi oleh owner . Karena menurut pasal tersebut, keterlambatan yang disebabkan oleh pemberi pekerjaan (owner), maka kontraktor berhak mendapatkan perpanjangan waktu. Kesimpulan, pasal tidak dijalankan. A.2. Terhambatnya beberapa pekerjaan akibat tiang listrik yang seharusnya menjadi taggung jawab owner terlambat dipindahkan Pengajuan klaim ini didasarkan pada pasal 20.3 tentang Kerugian atau Kerusakan karena Risiko-Risiko Pemberi Pekerjaan,“Bila kerugian atau kerusakan karena risiko-risiko terjadi sebagai akibat dari risiko-risiko yang dirumuskan pada sub pasal 20.4 (Risiko-risiko dan Pemberi Pekerjaan), atau tergabung dengan risiko-risiko lain, Kontraktor harus, bila dan sejauh mana diminta oleh Pemberi Pekerjaan mengganti kehilangan atau kerusakan itu dan Pemberi Pekerjaan harus memutuskan sesuatu tambahan pada harga kontrak sesuai dengan pasal 52 dan harus memberitahukannya kepada kontraktor dengan tembusan kepada Pemberi Pekerjaan. Dalam hal gabungan berbagai risiko yang
menyebabkan kerugian dan kerusakan, keputusan itu harus mempertimbangkan tanggung jawab proporsional antara kontraktor dan Pemberi Pekerjaan”. Menurut kesepakatan yang tertuang dalam kontrak, pemindahan tiang listrik merupakan taggung jawab owner dan bukan menjadi tanggung jawab kontraktor melainkan owner. Akan tetapi owner tidak memberikan tambahan waktu atas pekerjaanpekerjaan yang terhambat oleh adanya tiang listrik tersebut, karena dianggap bukn merupakan faktor kesengajaan owner melainkan faktor perijinan yang membutuhkan waktu cukup lama. Sesuai dengan pasal 20.3, apabila kerugian disebqabkan oleh owner, Kontraktor berhak mendapatkan tambahan pada harga kontrak atas pekerjaan-pekerjaan yang terhambat akibat kondisi tersebut. Kesimpulan, pasal tidak dijalankan. B.1. Tambahan Biaya dan waktu akibat tambahan pekerjaan galian basement 1 s/d roof akibat perluasan lahan Proses Klaim ini diawali dengan dikeluarnya surat tambahan pekerjaan pada tanggal 29 Mei 2010 oleh TGU dengan no surat. 004/TGUPTS/V/2010. Setelah dilakukan perhitungan oleh PT. PP, maka diajukan klaim tambahan biaya waktu pada Rp. 28,325,465.00 (dapat dilihat pada lampiran 5, Rencana Anggaran Biaya Pekerjaan Tambah-Amandemen II Pekerjaan Struktur) dengan rincian terlampir. Setelah dilakukan analisa terhadap biaya tambahan pekerjaan, PT. PP mengajukan klaim pada tanggal 15 Juni 2010, sesuai dengan notulen rapat dengan PT.TGU dengan Notulen Rapat No. 002/TGU-PTS/V/2010. Maka proses pengajuan klaim adalah 18 hari, Maka sesuai dengan proses pemberituan klaim sesuai dengan Kontrak Lokal Pasal 53.1, maka proses pengajuan tersebut sesuai dengan prosedur yang ada dalam kontrak, yaitu kurang dari 28 hari. Pada proses rincian terhitung 107 hari sejak tanggal pengajuan klaim, hingga dikeluarkannya surat perubahan yang syah yaitu dikeluarkannya amandemen kontrak perubahan yang baru sesuai dengan Surat dari PT. PP (Persero) No.077/PETRASQUARE/ix/2010 pada tanggal 30 September 2011. Prosedur ini tidak sesuai dengan prosedur yang ada, karena dalam berbeda dengan Kontrak Lokal yang digunakan, Kontrak FIDIC IV 1987 lebih akurat dalam proses perincian klaim, yaitu proses rincian dibagi menjadi 2 tahap yaitu tahap rincian oleh kontraktor dan tahap rincian atau
pemeriksaan dan persetujuan oleh owner. Sehingga prosedur yang ada tidak sesuai dengan FIDIC IV 1987. Setelah surat perjanjian perubahan biaya dan waktu dikeluarkan, proses pembayaran berlangsung pada tanggal 14 OKtober 2010, dan sesuai sesuai dengan prosedur pada Kontrak FIDIC IV 1987 pasal 60.10 yaitu dengan selisih 12 hari (kurang dari 28 hari). B.2.Pengajuan pekerjaaan tambah akibat kondisi sheet pile yang tidak sesuai spesifikasi Pengajuan klaim ini didasarkan pada pasal 20.3. yang menyatakan bahwa, ” Bila kerugian atau kerusakan karena risiko-risiko terjadi sebagai akibat dari risiko-risiko yang dirumuskan pada sub pasal 20.4 (Risiko-risiko dan Pemberi Pekerjaan), atau tergabung dengan risiko-risiko lain, Kontraktor harus, bila dan sejauh mana diminta oleh Pemberi Pekerjaan mengganti kehilangan atau kerusakan itu dan Pemberi Pekerjaan harus memutuskan sesuatu tambahan pada harga kontrak sesuai dengan pasal 52 dan harus memberitahukannya kepada kontraktor dengan tembusan kepada Pemberi Pekerjaan. Dalam hal gabungan berbagai risiko yang menyebabkan kerugian dan kerusakan, keputusan itu harus mempertimbangkan tanggung jawab proporsional antara kontraktor dan Pemberi Pekerjaan” Menurut pasal tersebut, seharunya kontraktor mendapatkan tambahan waktu penyelesaian karena kelalaian desain oleh konsultan perencana. Namun, pada pelaksanaannya dilakukan evaluasi desain dan tidak dianggap pekerjaan tambah. Kesimpulan, pasal tidak dijalankan. B.3. Adanya Tambahan pekerjaan floor hardener dan penambahan tinggi kolom dan dinding Proses Klaim ini diawali dengan dikeluarnya surat tambahan pekerjaan pada tanggal 20 Juni 2010 oleh TGU dengan no surat.. No. 008/TGUPTS/V/2010. Setelah dilakukan perhitungan oleh PT. PP, maka diajukan klaim tambahan biaya waktu pada Rp. 173,194,840.45 (rincian dapat dilihat pada lampiran 6, Rencana Anggaran Biaya Pekerjaan TambahAmandemen III Pekerjaan Struktur) dengan rincian terlampir. Setelah dilakukan analisa terhadap biaya tambahan pekerjaan, PT. PP mengajukan klaim pada tanggal 18 Agustus 2010, sesuai dengan notulen rapat dengan PT.TGU dengan no surat
027/TGU-PTS/XII/2010. Maka proses pengajuan klaim adalah 29 hari, Maka sesuai dengan proses pemberituan klaim sesuai dengan Kontrak Lokal Pasal 53.1, maka proses pengajuan tersebut tidak sesuai dengan prosedur yang ada dalam kontrak, yaitu lebih dari dari 28 hari. Pada proses rincian terhitung 33 hari sejak tanggal pengajuan klaim, hingga dikeluarkannya surat perubahan yang syah yaitu dikeluarkannya amandemen kontrak perubahan yang baru sesuai dengan Surat dari PT. PP (Persero) No.077/PETRASQUARE/IX/2010 pada tanggal 30 September 2011. Menurut Kontrak FIDIC IV 1987 lebih akurat dalam proses perincian klaim, yaitu proses rincian dibagi menjadi 2 tahap yaitu tahap rincian oleh kontraktor dan tahap rincian atau pemeriksaan dan persetujuan oleh owner. Sehingga prosedur yang ada tidak sesuai dengan FIDIC IV 1987. Setelah surat perjanjian perubahan biaya dan waktu dikeluarkan, proses pembayaran berlangsung pada tanggal 7 OKtober 2010, dan sesuai sesuai dengan prosedur pada pasal 60.10 pada Kontrak FIDIC IV 1987 yaitu dengan selisih 7 hari (kurang dari 28 hari). B.4.Terlambatnya pembayaran ke – 6 pada bulan September Pengajuan klaim ini didasarkan pada pasal 60.10 pada Kontrak FIDIC IV 1987 yang menyatakan bahwa, “Jumlah yang harus dibayarkan kepada kontraktor berdasarkan suatu sertifikat pembayaran sementara yang diterbitkan oleh pengawas ahli menurut pasal ini, atau sesuai suatu syarat lain dari kontrak harus, tergantung kepada pasal 47 dibayarkan oleh pemberi tugas kepada kontraktor dalam 28 hari setelah sertifikat pembayaran smentara tersebut dikirim kepada pemberi tugas atau dalam hal sertifikat pembayaran terakhir sertifikat kepadaayat 60.8 dalam waktu 58 hari, setelah sertifikat pembayaran terakhir diserahkan kepada pemberi tugas. Bila pemberi tugas tidak melaksanakan pembayaran dalam waktu yang sudah ditetapkan, pemberi tugas harus membayar bunga kepada kontraktor yang besarnya sesuai dengan yang tercantum dalam lampiran lelang untk semua jumlah yang belum terbayar dari tanggal pembayaran itu harus dibayar. Ketentuan – ketentuan ayat ini adalah tanpa merugikan hak kontraktor menurut pasal 69 atau menurut lain.” Menurut pasal tersebut seharusnya kontraktor berhak mendapatkan pembayaran sesuai waktu yang ditentukan dan owner harus membayar denda kepada
kontraktor atas keterlambatan. Akan tetapi karena pada bulan tersebut terdapat 1 (satu) minggu libur untuk puasa dan Hari Raya Idul Fitri, owner meminta kontraktor unuk memaklumi hal tersebut, dan owner melakukan pembayaran pada tanggal 28 September 2010, dua hari setelah kontraktor ingin mengajukan klaim. Namun, owner tidak perlu membayar denda. Kesimpulan, pasal tidak dijalankan.
C.1. Terlambatanya pekerjaan peninggian kolom dan dinding akibat supply besi dari owner terlambat Pengajuan klaim ini didasarkan pada pasal 44.1 pada Kontrak FIDIC IV 1987 yang menyatakan bahwa, “Apabila kontraktor mengalami keterlambatan dan atau mengeluarkan biayabiaya yang disebabkan gagalnya Pemberi Pekerjaan untuk memberi hak penggunaan sesuai dengan syarat-syarat sub pasal 42.1 (hak penggunaan lokasi pekerjaan dan aksesnya), maka setelah berkonsultasi sebagaimana mestinya dengan Pemberi Pekerjaan dan kontraktor, Pengawas Pekerjaan harus memutuskan : (a) Suatu perpanjangan yang menjadi hak kontraktor menurut Pasal 44, dan (b) Besarnya biaya-biaya yang harus ditambahkan pada harga kontrak, dan harus memberitahukannya pada kontraktor dan mengirim salinannya kepada Pemberi Pekerjaan.”. Menurut pasal tersebut seharusnya kontraktor mendapatkan tambahan waktu sesuai dengan waktu keterlambatan penyediaan besi oleh owner . Karena menurut pasal tersebut, keterlambatan yang disebabkan oleh pemberi pekerjaan (owner), maka kontraktor berhak mendapatkan perpanjangan waktu. Kesimpulan, pasal tidak dijalankan. C.2.Tambahan Waktu pengecoran pada lantai 6 Struktur Pengajuan klaim ini didasarkan pada pasal 44.1. pada Kontrak FIDIC IV 1987 yang menyatakan bahwa, “Apabila (a) Banyaknya atau sifat dari pekerjaan tambahan, atau (b) Sebab-sebab keterlambatan yang dirujuk dalam syarat-syarat ini, atau(c) Keadaan iklim yang kelewat merugikan (d) Suatu keterlambatan, halangan
atau pencegahan oleh Pemberi Pekerjaan, atau keadaan khusus lain yang dapat terjadi selain daripada kegagalan atau pelanggaran kontrak oleh Kontraktor atau yang merupakan tanggung jawab Kontraktor. Adalah sedimikian yang menyebabkan Kontraktor berhak atas perpanjangan waktu untuk menyelesaikan pekerjaan, atau salah satu seksi atau sebagainya, maka setelah persetujuan Pemberi Pekerjaan, Pengawas Pekerjaan Harus memutuskan perpanjangan tersebut dan memberitahukannya kepada kontraktor dan mengirim salinannya kepada Pemberi Pekerjaan”. Menurut pasal tersebut seharusnya kontraktor mendapatkan tambahan waktu dikarenakan keterlambatan bukan dari kesalahan kontraktor. Kesimpulan, Pasal tidak dijalankan. C.3. Tambahan Biaya dan waktu akibat tambahan pekerjaan GWT dan tangga F Proses Klaim ini diawali dengan dikeluarnya surat tambahan pekerjaan pada tanggal 5 Nopember 2010 oleh TGU dengan no surat.. No. 014/TGU-PTS/V/2010. Setelah dilakukan perhitungan oleh PT. PP, maka diajukan klaim tambahan biaya waktu pada Rp. 1,670,064,113.00 (rincian dapat dilihat pada lampiran 6, Rencana Anggaran Biaya Pekerjaan Tambah-Amandemen III Pekerjaan Struktur) dengan rincian terlampir. Setelah dilakukan analisa terhadap biaya tambahan pekerjaan, PT. PP mengajukan klaim pada tanggal 23 Nopember 2010, sesuai dengan notulen rapat dengan PT.TGU dengan no surat Notulen Rapat No. 27/TGU-PTS/XV/2010. Maka proses pengajuan klaim adalah 18 hari, Maka sesuai dengan proses pemberituan klaim sesuai dengan Kontrak FIDIC IV 1987 Pasal 53.1, maka proses pengajuan tersebut sesuai dengan prosedur yang ada dalam kontrak, yaitu kurang dari 30 hari. Pada proses rincian terhitung 28 hari sejak tanggal pengajuan klaim, hingga dikeluarkannya surat perubahan yang syah yaitu dikeluarkannya amandemen kontrak perubahan yang baru sesuai dengan Surat Surat dari PT. TGU No. 109/TGU-PTS/I/2011 pada tanggal 25 Januari 2011. Proses rincian yang dijelaskan pada Kontrak FIDIC IV 1987 lebih akurat, yaitu proses rincian dibagi menjadi 2 tahap yaitu tahap rincian oleh kontraktor dan tahap rincian atau pemeriksaan dan persetujuan
oleh owner. Sehingga prosedur yang ada tidak sesuai dengan FIDIC IV 1987. Setelah surat perjanjian perubahan biaya dan waktu dikeluarkan, proses pembayaran berlangsung pada tanggal 26 Januari 2011, dan sesuai dengan prosedur pada pasal 60.10 pada Kontrak FIDIC IV 1987 yaitu dengan selisih 1 hari (kurang dari 28 hari). 5. Kesimpulan
Setelah dilakukan analisa klaim pada proyek The Petra Square Apartements and Shopping Arcade, maka disimpulkan Bahwa : 1. Pasal-pasal yang menjadi dasar pengajuan klaim adalah sebagai berikut : a. Kontrak Lokal : 1. Pasal 4.3. tentang Jangka Waktu Pelaksanaan Proyek 2. Pasal 10 (1-8) tentang Cara Pembayaran 3. Pasal 11.8 tentang Supply Beton 4. Pasal 18 (1-8) tentang Pekerjaan Tambah Kurang 5. Pasal 21 (2-4) tentang Keadaan Memaksa 6. Pasal 22.4. tentag Risiko Kemacetan b. Kontrak FIDIC IV 1987 : 1. Pasal 6.4. tentang Keterlambatan dan Biaya Keterlambatan GambarGambar 2. Pasal 12.2. tentang Halangan Fisik atau Kondisi Yang Tidak Terduga 3. Pasal 17.1. tentang Penataan Pekerjaan 4. Pasal 20.3. tentang Kerugian atau Kerusakan yang Disebabkan resikoresiko Pemberi Pekerjaan 5. Pasal 20.4. tentang Resiko-Resiko Pemberi Pekerjaan (Pasal Diubah) 6. Pasal 27.1. tentang Fosil-fosil 7. Pasal 36.5. tentang Keputusan Pengawasan Ahli Untuk Pengujian Yang Tidak Ditentukan 8. Pasal 38.2. tentang Perubahan desain 9. Pasal 40.2. tentang Keputusan Pengawas Ahli menyusul penundaan 10. Pasal 42.2. tentang Penangguhan penambahan waktu 11. Pasal 44.3. tentang Keputusan sementara perpanjangan waktu 12. Pasal 44.1. tentang Perpanjangan Waktu Untuk Penyelesaian
13. Pasal 44.3. tentang Keputusan Sementara Perpanjangan Waktu 14. Pasal 49.3. tentang Biaya Perbaikan Kerusakan-Kerusakan 15. Pasal 50.1. tentang Kontraktor harus Menelusuri 16. Pasal 58.2. tentang Penggunaan Dana Cadangan 17. Pasal 60.4. tentang Pembetulan Sertifikat 18. Pasal 60.10. tentang Waktu Pembayaran (Pasal Diubah) 19. Pasal 65.3. tentang Kerusakan Pada Pekerjaan Karena Resiko Khusus 20. Pasal 65.5. tentang Peningkatan Biaya Disebabkan oleh Resiko Khusus 21. Pasal 65.8. tentang Pembayaran bila Kontrak Dihentikan 22. Pasal 69.3. tentang Pembayaran pada Pemutusan Hubungan Kerja 2. Terdapat 9 (sembilan) pekerjaan yang mempengaruhi terjadinya klaim, yaitu tambahan biaya dan waktu akibat tambahan pekerjaan galian basement 1s/d roof akibat perluasan lahan, adanya tambahan pekerjaan floor hardener dan penambahan tinggi kolom dan dinding, Terlambatnya proses pemindahan tiang listrik oleh owner, Tambahan biaya dan waktu akibat pekerjaan GWT, tangga F, terlambatnya penyediaan besi oleh kontraktor yang menghamba pekerjaan,Keterlambatan pembayaran ke-6 oleh owner, pekerjaan tambah akibat kondisi sheet pile yang tidak sesuai spesifikasi, supply besi untuk pekerjaan peninggian kolom yang terlambat, tambahan waktu pengecoran lantai 6 akibat faktor eksternal. 3. Pada pelaksanaan klaim, yang diajukan kepada owner, Kontraktor hanya berhak mendapatkan 3 (tiga) klaim saja. Sedangkan 6 (enam) yang lain tidak disetujui untuk diajukan sebagai klaim. Tiga klaim yang dilaksanakan di lapangan, yaitu klaim tambahan biaya dan waktu akibat tambahan pekerjaan galian basement 1s/d roof akibat perluasan lahan, adanya tambahan pekerjaan floor hardener dan penambahan tinggi kolom dan dinding, dan Tambahan biaya dan waktu akibat pekerjaan GWT dan tangga F. Klaim tersebut sudah sesuai dengan Standart Kontrak Lokal maupun Standart Kontrak FIDIC IV 1987.
Sedangkan enam klaim yang tidak disetujui oleh owner, yaitu klaim atas terlambatnya penyediaan besi oleh kontraktor yang menghamba pekerjaan, terlambatnya pemindahan tiang listrik oleh owner, pekerjaan tambah akibat kondisi sheet pile yang tidak sesuai spesifikasi, supply besi untuk pekerjaan peninggian kolom yang terlambat, keterlambatan pembayaran oleh owner, tambahan waktu pengecoran lantai 6 akibat factor eksternal. Klaim tersebut tidak disepakati oleh owner, karena dinilai tidak diperlukannya tambahan biaya dan waktu. Akan tetapi menurut Standart Kontrak Lokal dan Standart Kontrak FIDIC IV 1987, ke empat hal tersebut merupakan klaim yang seharusnya disepakati. 6. Saran Dalam penelitian ini penulis menyarankan dilakukan
Dalam penelitian ini sebaiknya dilakukan tidak hanya berdasakan dua standart kontrak saja, supaya dapat lebih memahami dan mengetahui klaim dari sudut pandang beberapa macam kontrak Sebagai suatu kajian yang bersifat akademis, penelitian ini dapat dilanjutkan ke tingkat yang lebih detail lagi dengan merinci bagian-bagian pada fase proyek, agar mampu menjadi wacana pembelajaran yang baik. 7. Refrensi
Abdurrasyid. 2005. Arbitasi dan Alternatif Penyelesaian Sengketa Suatu Pengantar. Jakarta. Chandra. 2005. Studi Pengajuan Klaim Konstruksi dari Kontraktor ke Pemilik Bangunan. UK. Petra, Surabaya. Federation International Des Ingenieurs Councels (FIDIC), 4th edition. 1987.USA Fisk, R. 1999. Construction Project Administrattion. 5th edition. New Jersey, Prentice Hall Inc. Harahap. 1986. Hukum Perdata :Ruang Lingkup Permasalahan Eksekusi. PT Sinar Grafika. Jakarta. Hollands. 2002. Making Successful Claims .[http://homepage.ihug.co.nz/deh/index.html] Malak et al. 2002. Process Model for Administrating Construction Claims. Journal Construction Engineering
Mertokusumo. 1987. Mengenal Hukum : Suatu Pengantar. Universitas Atma Jaya, Yogyakarta. Nazarkhan. 2004. Mengenal Klaim Konstruksi & Penyelesaian Sengketa Konstruksi. PT.Gramedia Pustaka Utama,Jakarta. Petra Town Square, PT. 2010. Surat Perjanjian Pemborongan Pembangunan The Petra Square Apartements and Shopping Arcade Pekerjaan Struktur No. 01/PTS-PP/2010 Petra Town Square, PT. 2010. Amandemen I Perjanjian Pemborongan Pembangunan The Petra Square Apartements and Shopping Arcade Pekerjaan Struktur No. 01A/PTS-PP/2010 Petra Town Square, PT. 2010. Amandemen II Perjanjian Pemborongan Pembangunan The Petra Square Apartements and Shopping Arcade Pekerjaan Struktur No. 01B/PTS-PP/2010 Petra Town Square, PT. 2011. Amandemen III Perjanjian Pemborongan Pembangunan The Petra Square Apartements and Shopping Arcade Pekerjaan Struktur No. 01C/PTS-PP/2011 Undang-Undang No. 18/1999, tentang Jasa Konstruksi. Wiyanto. 2001.Tinjauan Administrasi Klaim Berdasarkan Standart Kontrak Lokal dan FIDIC IV 1987 pada Proyek Pemasangan Pipa Distribusi Primer Paket 6.2E-1 PT. Hutama Karya. Teknik Sipil ITS, Surabaya