JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6
1
PENERAPAN REKAYASA NILAI PADA PROYEK PEMBANGUNAN ASRAMA “X” PROVINSI BALI Tatia Ardilla, Cahyono Bintang Nurcahyo Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Email :
[email protected] Abstrak— Pembangunan asrama “X” Provinsi Bali ini terdiri dari 4 lantai dengan luas bangunan sekitar 1245 m² dan menghabiskan biaya sekitar 12,1 milyar rupiah. Dibandingkan dengan pembangunan asrama mahasiswa UI pada tahun 2012 yang menghabiskan biaya sekitar 7,45 juta rupiah per m², pembangunan asrama “X” ini menghabiskan lebih banyak biaya yaitu sekitar 9,7 juta per m². Sedangkan asrama ini sama-sama dibangun untuk kelas mahasiswa. Meskipun pada asrama “X” ini terdapat keunikan yaitu adanya ornamen-ornamen Bali yang harus ada, tetapi biaya pengeluaran pembangunan asrama “X” ini tetap terlalu mahal. Selain itu pendanaan yang berasal dari APBD Provinsi Bali membuat bangunan ini harus dibangun dengan biaya seminimal mungkin. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu metode yang dapat meminimalkan biaya pembangunan tetapi tetap dalam batasan fungsi yaitu metode Rekayasa Nilai (Value Engineering). Dalam penerapan rekayasa nilai pada proyek ini digunakan metode atau teknik Rencana Kerja Rekayasa Nilai (Job Plan) berdasarkan teori DOD (Departement of Defense – Amerika Serikat) yang tercantum dalam buku Manajemen Proyek (Soeharto, 2001),yaitu rencana kerja rekayasa nilai yang terdiri dari 5 tahap, yaitu tahap Informasi, tahap Spekulasi, tahap Analisis, tahap Pengembangan, dan tahap Penyajian dan Tindak Lanjut. Dari hasil penerapan rekayasa nilai pada proyek pembangunan asrama “X” Provinsi Bali, didapat item pekerjaan berbiaya tinggi yaitu struktur pelat, pekerjaan listplank atap, pekerjaan penutup atap (genteng), dan pekerjaan pasangan bata, plesteran, dan acian. Penghematan yang didapatkan sebesar pekerjaan struktur pelat Rp 120.029.466,57 (6,846%), pekerjaan atap-listplank Rp 25.186.468,07 (45,210%), pekerjaan atap-penutup atap (genteng) Rp 408.640.032,48 (44,381%), pekerjaan pasangan bata, plesteran, dan acian sebesar Rp 79.296.760,10 (9,258%). Jadi total penghematan yang dilakukan adalah sebesar Rp 633.152.727,23.
menghabiskan biaya hampir 12,1 milyar rupiah. Dibandingkan dengan pembangunan asrama mahasiswa UI pada tahun 2012 yang menghabiskan biaya sekitar 7,3 juta rupiah per m² atau sekitar 7,45 juta per m² bila dikonversikan dengan indeks harga di Bali, pembangunan asrama “X” ini menghabiskan lebih banyak biaya yaitu sekitar 9,7 juta per m². Sedangkan asrama ini sama-sama dibangun untuk kelas mahasiswa. Meskipun pada asrama “X” ini terdapat keunikan yaitu adanya ornamen-ornamen Bali yang harus ada, tetapi biaya pengeluaran pembangunan asrama “X” ini tetap terlalu mahal. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu metode yang dapat meminimalkan biaya pembangunan tetapi tetap dalam batasan fungsi yaitu metode Rekayasa Nilai (Value Engineering). Dalam melaksanakan studi ini, penulis berusaha menjelaskan item pekerjaan apa saja yang termasuk item pekerjaan berbiaya tinggi dalam pembangunan asrama “X”, selain itu penulis juga memberikan alternatif terbaik pengganti item berbiaya tinggi. Serta penulis juga menghitung besarnya penghemaan biaya yang dihasilkan setelah penerapan rekayasa nilai pada proyek tersebut. II. METODE Metode yang digunakan dalam penerapan proses rekayasa nilai digambarkan pada flowchartGambar 2.1 Latar Belakang
Perumusan Masalah
Studi Literatur
Pembatasan Masalah
Kata kunci : Gedung Asrama, Rekayasa Nilai Tahap Informasi
I. PENDAHULUAN Pembangunan asrama “X” di Provinsi Bali bertujuan sebagai tempat tinggal sementara bagi sekelompok orang karena adanya aktivitas yang berlangsung secara terusmenerus dalam jangka waktu lama. Pembangunan asrama “X” ini penting sehingga pemerintah Provinsi Bali harus membangun asrama “X” ini dengan pembiayaan dari APBD Provinsi Bali. Karena keterbatasan APBD ini, maka penting sekali untuk meminimalkan pengeluaran APBD akibat dari pembangunan asrama “X” ini. Terdiri dari 4 lantai dengan luas bangunan sekitar 1245 m², pembangunan asrama “X” Provinsi Bali ini
Tahap Spekulasi
Tahap Analisa: 1. Keuntungan-Kerugian 2. Analisa Struktur
Tahap Pengembangan 1. Life Cycle Cost 2. AHP
Tahap Penyajian dan Tindak Lanjut
Kesimpulan
Gambar 2.1 Diagram Alir Metode Penelitian
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 Pada tahap pertama adalah tahap informasi. Pada proses ini dilakukan 4 analisa yaitu Cost Model, Cost Breakdown, Analisa Grafik Pareto, dan analisa fungsi (Dell’Isolla, 1975). Tahap selanjutnya adalah tahap spekulasi. Pada tahap ini analisa dilakukan dengan menanyakan apakah ada alternatif lain yang dapat memenuhi fungsi atau kegunaan yang sama. Alternatif yang diusulkan dapat berupa pengurangan komponen, penyederhanaan, ataupun modifikasi dengan tetap mempertahankan fungsi utama dari objek. Pada tahap ini dibutuhkan kreatifitas. Tahap ketiga adalah tahap analisa. Pada tahap ini, alternatif-alternatif yang telah didapat dari tahap spekulasi sebelumnya dianalisa agar dapat memberikan alternatif yang terbaik yang sesuai dengan fungsinya serta memiliki kualitas yang baik. Ada 2 analisa yang dilakukan yaitu analisa keuntungan dan kerugian dan analisa struktur. Tahap berikutnya adalah tahap pengembangan. Pada tahap ini alternatif-alternatif yang terpilih dikembangkan sehingga bisa menjadi usulan yang lengkap. Analisa yang akan dilakukan analisa Life Cycle Cost dan AHP (Analytical Hierarchy Process) Menurut AIA, Coffee, dan Morgan (1999), Life Cycle Cost atau yang bisa disebut dengan biaya siklus hidup adalah suatu teknik evaluasi ekonomi yang menentukan total biaya dari kepemilikan dan pengoperasian sebuah fasilitas pada suatu kurun waktu. Macam-macam life cycle cost adalah : 1. Initial Cost (biaya awal) 2. Replacement cost (biaya penggantian) 3. Salvage cost atau residual value (nilai sisa) 4. Operational cost (biaya operasional) 5. Maintenance cost (biaya perawatan/pemeliharaan) AHP (Analytical Hierarchy Process) adalah sebuah hierarki fungsional dengan input utamanya persepsi manusia. (Kusrini, 2007). Ada 4 prinsip dasar AHP,yaitu : 1. Membuat hierarki 2. Penilaian kriteria dan alternatif 3. Synthetic of priority (menentukan prioritas) 4. Logical consistency (konsistensi logis) Tahap terakhir adalah tahap penyajian dan tindak lanjut. Pada tahapan ini dilakukan pengambilan kesimpulan tentang alternatif yang digunakan. Diberikan juga data penghematan biaya didapat bila menggunakan alternatif tersebut. Lalu data-data itu disajikan melalui presentasi yang baik. III. HASIL PEMBAHASAN 3.1. Tahap Informasi Pada proses awal penerapan rekayasa nilai, dibutuhkan informasi sebanyak mungkin. Berikut adalah data umum proyek yang digunakan : a. Nama Proyek : Proyek Pembangunan Asrama “X” b. Lokasi Proyek : Provinsi Bali c. Pemilik : Pemerintah Provinsi Bali d. Fungsi gedung: Asrama e. Luas gedung : ± 1245 m2 f. Jumlah lantai :4 g. Biaya : Rp.12.120.923.724,44 Setelah mendapatkan data-data proyek tersebut, data tersebut diolah menggunakan Cost Model, Breakdown Cost Model, Analisa Pareto, dan Analisa Fungsi.
2 3.1.1 Cost Model Bagan Cost Model pada proyek ini dapat dilihat pada Gambar 3.1. Pembangunan Asrama Pendidikan RSJ Bali Rp. 10.554.607.605,49
Pek. Atap Rp. 2.069.099.375,07
Pek. Struktur Atas Rp. 3.690.263.025,53
Pek. Pasangan Bata Rp. 691.767.132,35
Pek. Plester dan Acian Rp. 159.297.799,77
Pek. Metal Rp. 1.365.470.756,12
Pek. Kolom Rp. 735,561.321,77
Pek. Rangka Metal Hollow Rp. 177.850.056,12
Pek. Balok dan Ring Balk Rp. 1.101.376.445,82
Pek. Pintu Rp. 779.890.840,00
Pek. Pelat Rp. 1.753.380.674,93
Pek. Jendela Rp. 407.729.860,00
Pek. Kayu Rp. 195.208.612,62
Pek. Pelapis Dinding dan Keramik Rp. 1.081.262.813,25
Pek. Pengecatan Rp. 395.573.342,77
Pek. Sanitary dan Fixture Rp. 555.297.200,00
Pek. Facade Rp. 449.163.119,08
Pek. Tangga Rp. 99.944.583,01
Gambar 3.1 Grafik Cost Model 3.1.2 Breakdown Cost Model Breakdown Cost Model dalam proyek asrama “X” dapat dilihat pada tabel 3.1. Tabel 3.1 Breakdown Cost Model No
Item Pekerjaan
Biaya (Rp)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Pek. Struktur Pek. Atap Pek. Pelapis dinding dan lantai Pek. Pas. Bata, plester, dan acian Pek. Pintu Pek. Sanitary dan fixture Pek. Facade Pek. Jendela Pek. Pengecatan Pek. Kayu Pek. Rangka metal hollow Total Biaya
Rp 3.690.263.025,53 Rp 2.069.099.375,07 Rp 978.040.303,52 Rp 856.491.870,79 Rp 779.890.840,00 Rp 555.297.200,00 Rp 449.163.119,08 Rp 407.729.860,00 Rp 395.573.342,77 Rp 195.208.612,62 Rp 177.850.056,12 Rp 10.554.607.605,49
Biaya Biaya Item Kumulatif (%) Kumulatif (%) (%) 34,964 34,964 9,091 19,604 54,567 18,182 9,266 63,834 27,273 8,115 71,949 36,364 7,389 79,338 45,455 5,261 84,599 54,545 4,256 88,855 63,636 3,863 92,718 72,727 3,748 96,465 81,818 1,850 98,315 90,909 1,685 100,000 100,000
3.1.3 Analisa Grafik Pareto
Gambar 3.2 Grafik Pareto vs Grafik Proyek “X” Dilihat dari Gambar 3.2, dapat disimpulkan bahwa Grafik Proyek “X” tidak sesuai dengan Garfik Pareto, sehingga perlu dikalkulasikan menggunakan batas biaya tinggi sebagai berikut : Batas biaya tinggi : Jika ΔC < ΔP maka 20% + ΔC = ... item pekerjaan Jika ΔC > ΔP maka 20% + ΔP = ... item pekerjaan Jika x = 20% maka y = 58,5 % Jika y = 80% maka x = 45,5 % Sehingga didapatkan ΔC = 21,5% sedangkan ΔP = 25,5 % Karena ΔC < ΔP maka 20% + 21,5% = 41,5% = 5 item pekerjaan
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 3.1.4 Analisa Fungsi Setelah mendapatkan item apa saja yang berbiaya tinggi, dilakukan analisa fungsi untuk mengetahui seberapa besar fungsi komponen-komponen dalam item kerja tersebut. Tabel 3.2 Cost/Worth Item Pekerjaan Berbiaya Tinggi No
Item Pekerjaan
1 Pek. Struktur Pek. Pelat Pek. Balok dan Ring Balk Pek. Kolom Pek. Tangga 2 Pek. Atap 3 Pek. Pelapis dinding dan lantai Pek. Pelapis Dinding Keramik Lokal 20x25 cm Pek. Pelapis Dinding Granit Pek. Pelapis Dinding Keramik Lokal 20x20 cm Pek. Pelapis Lantai Skirting Granit Pek. Pelapis Lantai Waterproofing 4 Pek. Pas. Bata, plester, dan acian
C/W 3,88 3,96 4,69 3,84 3,01 2,45 1,31 1,05 1,40 1,82 1,11 1,16 1,93
Dari 4 item pekerjaan yang dianalisa fungsi, diambil 3 item pekerjaan dengan nilai C/W tertinggi yaitu pekerjaan struktur, pekerjaan atap, dan pekerjaan pasangan bata, plesteran, dan acian. 3.2. Tahap Spekulasi Pada tahap ini analisa dilakukan dengan mencari alternatif-alternatif dari item-item berbiaya tinggi yang dapat dilakukan rekayasa nilai. Alternatif-alternatif ini didapatkan dari mencari banyak-banyak informasi material yang sekarang banyak beredar di pasaran. Informasi bisa didapatkan dari bertanya kepada orang-orang yang berpengalaman maupun dari informasi di internet. Tabel 3.3 Alternatif Pekerjaan Pelat Tahap Kreatif PENGUMPULAN ALTERNATIF Proyek : Pembangunan Asrama "X" Lokasi : Provinsi Bali Item : Pekerjaan Pelat Fungsi : mendistribusikan beban ke balok No. Alternatif Desain original : pelat konvensional menggunakan beton bertulang pelat lantai metal komposit / floor deck 1 2 pelat lantai ceiling brick (Dak Keraton)
3 Tabel 3.5 Alternatif Pekerjaan Atap-Penutup Atap (genteng) Tahap Kreatif PENGUMPULAN ALTERNATIF Proyek : Pembangunan Asrama "X" Lokasi : Provinsi Bali Item : Pekerjaan Atap - Penutup Atap Fungsi : menutupi atap No. Alternatif Desain original : Penutup Atap Genteng Keramik 1 Genteng Metal Berpasir 2 Genteng Tanah Liat (Plentong Pejaten)
Tabel 3.6 Alternatif Pekerjaan Pasangan Bata, Plesteran, dan Acian Tahap Kreatif PENGUMPULAN ALTERNATIF Proyek : Pembangunan Asrama "X" Lokasi : Provinsi Bali Item : Pasangan Bata + Plesteran dan Acian Fungsi : pemisah antar ruangan No. Alternatif Desain original : bata ringan ex. Hebel 1 batako pres 2 batu bata merah panel styrofoam 3
3.3. Tahap Analisa Pada tahap ini, masing-masing alternatif akan dianalisa. Analisa yang dilakukan ada 2 yaitu analisa keuntungan kerugian dan analisa struktur. Analisa keuntungan kerugian dilakukan untuk mendapatkan seluruh keterangan mengenai alternatif yang dapat membantu untuk pemilihan alternatif. Analisa struktur diperlukan juga untuk mengetahui apakah setiap alternatif aman untuk digunakan. 3.3.1 Analisa Keuntungan dan Kerugian Pada tahap analisa keuntungan dan kerugian ini, semua informasi mengenai keuntungan dan kerugian penggunaan alternatif ditabelkan untuk mempermudah perbandingan antar alternatifnya. Contoh dari analisa keuntungan dan kerugian dapat dilihat pada Tabel 3.7. Tabel 3.7 Analisa Keuntungan dan Kerugian Pekerjaan Atap-Listplank Analisa Keuntungan dan Kerugian Proyek : Pembangunan Asrama "X" Lokasi : Provinsi Bali Item
: Pekerjaan Atap - List Plank
Fungsi : menutup atap No Alternatif 1 kayu kamper
Tabel 3.4 Alternatif Pekerjaan Atap-Listplank Tahap Kreatif PENGUMPULAN ALTERNATIF Proyek : Pembangunan Asrama "X" Lokasi : Provinsi Bali Item : Pekerjaan Atap - List Plank Fungsi : menutup atap No. Alternatif Desain original : list plank kayu kamper dengan lebar 30 cm 1 List plank kayu kruing 2 List plank kayu meranti 3 List plank kalsiplank
Keuntungan
Kerugian
harga terjangkau
mudah berubah bentuk
serat kayu halus dan indah
tidak setahan kayu jati dan tidak sekeras bangkirai
tidak terlalu kuat dan keras
harga lebih mahal dari kayu meranti
Kelas awet II,III Kelas kuat II,I 2 kayu kruing
ringan (BJ 0,51) sampai berat sekali (BJ 1,01) agak keras-keras kuat (kelas kuat I-II)
jika tidak diawetkan, kurang tahan untuk pemakaian yang berhubungan dengan tanah sulit dikeringkan dan susah digergaji bila tidak kering
cukup awet (kelas awet III) mudah menyerap zat pengawet bila diawetkan tahan 20 thn 3 kayu meranti
kayu keras
tekstur tidak terlalu halus
kelas awet III,IV
tidak tahan terhadap cuaca
kelas kuat II,IV harga tidak terlalu mahal mudah diawetkan 4 kalsiplank
tidak lapuk tidak dimakan rayap memiliki tekstur kayu jati tahan air tidak mudah terbakar tidak merambatkan api
mudah patah saat distribusi dan pemasangan
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6
4
3.3.2 Analisa Struktur Analisa struktur dilakukan terhadap setiap alternatif menggunakan software SAP2000. Analisa dilakukan dengan memasukkan setiap beban mati dari setiap alternatif dan beban hidup yang terdapat pada bangunan (asrama). Dari hasil SAP 2000 dapat dilihat bahwa setiap alternatif aman digunakan untuk menggantikan desain original dari bangunan asrama tersebut. Sehingga setiap alternatif dapat dilanjutkan menuju tahapan selanjutnya yaitu tahap pengembangan dan tahap penyajian dan tindak lanjut. 3.4. Tahap Pengembangan Tahap pengembangan merupakan suatu tahapan yang mengembangkan hasil analisa pada tahap sebelumnya. Pada tahapan ini setiap item pekerjaan dan alternatif dianalisa secara detail sehingga menjadi usulan yang lengkap. Terdapat 2 metode analisa yang digunakan pada tahap ini yaitu LCC (Life Cycle Cost) dan AHP (Analytical Hierarchy Process). 3.4.1 LCC (Life Cycle Cost) Analisa Life Cycle Cost bertujuan untuk menganalisa setiap alternatif berdasarkan seluruh biaya yang terjadi selama masa umur bangunan. Data umum untuk menghitung life cycle cost yaitu : 1. Umur bangunan 20 tahun (berdasarkan PPRI no.36 tahun 2005 pasal 5 ayat 3 tentang bangunan permanen). 2. i = 9,8 3. Inflasi diabaikan 4. Seluruh biaya dihitung berdasarkan nilai Present Value Pada tahap ini terdapat banyak biaya yang harus ditinjau. Yang pertama adalah biaya awal (initial cost). Berikut adalah contoh analisa harga satuan pekerjaan atap - listplank. Tabel 3.8 Analisa Harga Satuan Listplank Kayu Jati (desain original) Uraian
Harga Satuan
Harga Bahan
Harga Upah
Harga Jumlah
m1
Pemasangan Listplank Kayu Jati 3/30 Upah Mandor Kepala Tukang Kayu Tukang Kayu Pembantu Tukang
0,0050 0,0200 0,2000 0,1000
OH OH OH OH
70.000,00 65.000,00 55.000,00 40.000,00
Bahan Kayu Jati Papan Klas 2/20,4/10 Paku Reng Cat Kayu Emco
0,0110 m3 0,0500 kg 0,1170 kg
15.500.000,00 18.110,00 46.580,00
350,00 1.300,00 11.000,00 4.000,00
170.500,00 905,50 5.449,86
350,00 1.300,00 11.000,00 4.000,00
170.500,00 905,50 5.449,86 193.505,36
Tabel 3.9 Analisa Harga Satuan Listplank Kayu Kamper (alternatif 1) Uraian Pemasangan Listplank Kayu Kamper 3/30 Upah Mandor Kepala Tukang Kayu Tukang Kayu Pembantu Tukang
0,0050 0,0200 0,2000 0,1000
OH OH OH OH
70.000,00 65.000,00 55.000,00 40.000,00
Bahan Kayu Kamper (papan 2/20) Paku Reng Cat Kayu Emco
0,0110 m3 0,0500 kg 0,1170 kg
7.100.000,00 18.110,00 46.580,00
Harga Satuan
Harga Bahan
Harga Upah
Harga Jumlah
m1 350,00 1.300,00 11.000,00 4.000,00
78.100,00 905,50 5.449,86
350,00 1.300,00 11.000,00 4.000,00
78.100,00 905,50 5.449,86 101.105,36
Tabel 3.10 Analisa Harga Satuan Listplank Kayu Kruing (alternatif 2) Uraian Pemasangan Listplank Kayu Kruing 3/30 Upah Mandor Kepala Tukang Kayu Tukang Kayu Pembantu Tukang
0,0050 0,0200 0,2000 0,1000
OH OH OH OH
70.000,00 65.000,00 55.000,00 40.000,00
Bahan Kayu Kruing Papan Paku Reng Cat Kayu Emco
0,0110 m3 0,0500 kg 0,1170 kg
5.700.000,00 18.110,00 46.580,00
Harga Satuan
Harga Bahan
Harga Upah
Harga Jumlah
m1 350,00 1.300,00 11.000,00 4.000,00
62.700,00 905,50 5.449,86
350,00 1.300,00 11.000,00 4.000,00
62.700,00 905,50 5.449,86 85.705,36
Tabel 3.11 Analisa Harga Satuan Listplank Kalsiplank Uraian Pemasangan Listplank Kalsiplank Upah Mandor Kepala Tukang Kayu Tukang Kayu Pembantu Tukang
0,0050 0,0200 0,2000 0,1000
OH OH OH OH
70.000,00 65.000,00 55.000,00 40.000,00
Bahan kalsiplank 12x300x3000 mm sekrup kalsiplank Cat Tembok Dulux Watershield
0,3500 m 6,0000 bh 0,1170 kg
85.500,00 100,00 67.280,00
Harga Satuan
Harga Bahan
Harga Upah
Harga Jumlah
m1 350,00 1.300,00 11.000,00 4.000,00
29.925,00 600,00 7.871,76
350,00 1.300,00 11.000,00 4.000,00
29.925,00 600,00 7.871,76 55.046,76
Selain biaya konstruksi, terdapat juga biaya redesain. Biaya redesain diasumsikan 2,75% dari biaya konstruksi total awal (desain original). Sehingga didapat biaya redesain : Biaya redesain = 2.75% x Rp 32.566.952,09 = Rp 895.591,18 Selain initial cost, ada juga biaya perawatan (maintenance cost). Berikut ini adalah contoh perhitungan biaya perawatan untuk pekerjaan atap – listplank : (1 + i)n − 1 (1 + 0,098)20 − 1 P = = i(1 + i)n 0,098(1 + 0,098)20 A Faktor P/A = 8,631 Biaya maintenance = Biaya Perawatan x Faktor P/A Faktor
Selain biaya perawatan, terdapat juga biaya penggantian (replacement cost). Biaya ini biasanya dikeluarkan karena adanya kerusakan material sejalan dengan berjalannya waktu. Seperti pada pekerjaan listplank ini, ada biaya penggantian setiap 10 tahun yang besarnya setiap item pekerjaan berbeda-beda. Contoh perhitungan biaya penggantian (replacement cost) : Faktor
P = (1 + i)n F
Umur bangunan adalah 20 tahun, apabila setiap 10 tahun dilakukan penggantian maka terjadi 2 kali penggantian pada tahun ke-10 dan tahun ke-20. Jadi terdapat 2 nilai faktor P/F untuk tahun ke-10 dan tahun ke-20. P (n = 10) = (1 + 0,098)10 = 2,547 F P Faktor (n = 20) = (1 + 0,098)20 = 6,487 F Replacement Cost = biaya penggantian x Faktor P/F Faktor
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6
5
Dapat disimpulkan life cycle cost dari beberapa alternatif dari item pekerjaan yang direkayasa nilai adalah sebagai berikut :
Tabel 3.15 Life Cycle Cost Pekerjaan Pasangan Bata, Plesteran, dan Acian Tahap Analisa ANALISA DAUR HIDUP PROYEK
Tabel 3.12 Life Cycle Cost Pekerjaan Pelat
Proyek : Pembangunan Asrama "X" Lokasi : Provinsi Bali Item : Pekerjaan Pasangan Bata, Plesteran, dan Acian
Tahap Analisa ANALISA DAUR HIDUP PROYEK Proyek : Pembangunan Asrama "X" Lokasi : Provinsi Bali Item : Pekerjaan Struktur Pelat Alternatif Alternatif Original Present Value 1 2 biaya konstruksi Rp1.753.380.674,93 Rp1.878.187.801,00 Rp1.585.133.239,80 Initial Cost biaya redesain Rp48.217.968,56 Rp48.217.968,56 total initial cost Rp1.753.380.674,93 Rp1.926.405.769,56 Rp1.633.351.208,36 seluruh alternatif tidak memerlukan Replacement penggantian Cost selama usia bangunan seluruh alternatif Salvage Cost tidak memberikan nilai sisa seluruh alternatif tidak Operational membutuhkan Cost biaya operasional seluruh alternatif Maintenance tidak memerlukan Cost biaya perawatan Total Cost Rp1.753.380.674,93 Rp1.926.405.769,56 Rp1.633.351.208,36
Tabel 3.13 Life Cycle Cost Pekerjaan Atap-Listplank Tahap Analisa ANALISA DAUR HIDUP PROYEK
Rp856.491.870,79 Rp856.491.870,79
Alternatif 1 Rp652.018.768,44 Rp23.553.526,45 Rp675.572.294,89
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Rp856.491.870,79
Rp675.572.294,89
Present Value Initial Cost
Replacement Cost
Salvage Cost
Operational Cost Maintenance Cost
Original
biaya konstruksi biaya redesain total initial cost seluruh alternatif tidak memerlukan penggantian selama usia bangunan seluruh alternatif tidak memberikan nilai sisa seluruh alternatif tidak membutuhkan biaya operasional seluruh alternatif tidak memerlukan biaya perawatan
Total Cost
Initial Cost
Replacement Cost
Salvage Cost Operational Cost Maintenance Cost Total Cost
Pemilihan Alternatif Pekerjaan Struktur Pelat
Alternatif Alternatif Alternatif 1 2 3 Rp32.566.952,09 Rp17.016.032,09 Rp14.424.212,09 Rp9.264.369,71 Rp895.591,18 Rp895.591,18 Rp895.591,18 Rp32.566.952,09 Rp17.911.623,27 Rp15.319.803,27 Rp10.159.960,89 Original
biaya konstruksi biaya redesain total initial cost setiap alternatif membutuhkan Rp14.710.509,96 Rp12.297.841,51 penggantian setiap 10 tahun seluruh alternatif tidak memberikan nilai sisa seluruh alternatif tidak Biaya perawatan dikeluarkan setiap tahun
Rp9.121.594,22
Pelat konvensional beton bertulang (desain original)
-
-
-
-
-
-
-
Rp8.432.646,32
Rp8.812.011,64
Rp8.714.764,49 Rp11.994.237,74
Rp55.710.108,37 Rp39.021.476,42 Rp33.156.161,98 Rp30.523.640,29
Tahap Analisa ANALISA DAUR HIDUP PROYEK Proyek : Pembangunan Asrama "X" Lokasi : Provinsi Bali Item : Pekerjaan Atap - Penutup Atap (Genteng) Alternatif Alternatif Present Value Original 1 2 biaya konstruksi Rp844.459.680,87 Rp560.249.234,71 Rp336.767.516,36 Initial Cost biaya redesain - Rp23.222.641,22 Rp23.222.641,22 total initial cost Rp844.459.680,87 Rp583.471.875,93 Rp359.990.157,58 setiap alternatif Replacement membutuhkan Rp76.288.579,36 Rp151.838.930,28 Rp152.118.070,16 penggantian setiap Cost 10 tahun
Operational Cost Maintenance Cost Total Cost
Kekuatan dan Keawetan (C)
Kemudahan Pemasangan (D)
Berat (E)
Rp8.369.441,66
-
seluruh alternatif tidak memberikan nilai sisa seluruh alternatif tidak seluruh alternatif tidak memerlukan biaya perawatan
Ketersediaan Barang (B)
Harga Material (A)
Setelah menentukan tujuan, kriteria, dan alternatif, kita membuat tabel perbandingan kriteria dan tabel normalisasi criteria Tabel 3.16 Perbandingan Kriteria
-
-
-
-
-
-
-
-
Rp920.748.260,23 Rp735.310.806,21 Rp512.108.227,75
A B C D E
Kriteria
Kriteria A B C 1 3 4 0.333333 1 2 0.25 0.5 1 0.2 0.333333 0.5 0.166667 0.25 0.333333
D 5 3 2 1 0.5
E 6 4 3 2 1
Tabel 3.17 Normalisasi Kriteria
Kriteria -
Pelat Lantai Ceiling Brick (Dak Keraton) (alternatif 2)
Pelat Lantai Metal Komposit (Floor Deck) (alternatif 1)
Gambar 3.3 Hierarki Keputusan Pekerjaan Struktur Pelat
Tabel 3.14 Life Cycle Cost Pekerjaan Atap-Penutup Atap (Genteng)
Salvage Cost
Rp777.195.110,69 Rp1.413.362.276,45
3.4.2 AHP (Analytical Hierarchy Process) Dalam metode ini kita akan memberikan bobot setiap kriteria dan setiap alternatif. Sehingga kita bisa mendapatkan kesimpulan alternatif terbaik untuk setiap item pekerjaan. Berikut ini adalah contoh analisa AHP untuk pekerjaan atap Tahap awal proses AHP adalah menentukan tujuan, kriteria, dan alternatif.
Proyek : Pembangunan Asrama "X" Lokasi : Provinsi Bali Item : Pekerjaan Atap - List Plank Present Value
Alternatif Alternatif 2 3 Rp753.641.584,24 Rp1.389.808.750,00 Rp23.553.526,45 Rp23.553.526,45 Rp777.195.110,69 Rp1.413.362.276,45
A B C D E
A 0.513 0.171 0.128 0.103 0.085
B 0.590 0.197 0.098 0.066 0.049
Kriteria C 0.511 0.255 0.128 0.064 0.043
D 0.435 0.261 0.174 0.087 0.043
E 0.375 0.250 0.188 0.125 0.063
Jumlah
Bobot
2.423 1.134 0.716 0.444 0.283
0.485 0.227 0.143 0.089 0.057
Setelah itu, kita mengukur konsistensinya. Pengukuran ini untuk mengetahui apakah kita sudah konsisten dalam menganalisa setiap kriteria.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6
{
1 3 4 0,333333 1 2 0,25 0,5 1 0,2 0,333333 0,5 0,166667 0,25 0,333333
5 3 2 1 0,5
6 4 3 2 1
}{ }{ } 0,484681 0,22677 0,143128 0,088785 0,056636
X
=
{ }{ }{ } 2,521244 1,167486 0,725162 0,446148 0,286211
0,484681 0,22677 0,143128 0,088785 0,056636
:
2,521244 1,167486 0,725162 0,446148 0,286211
5,201863 5,148325 5,066538 5,025043 5,053479
=
λ maks = (5,202+5,148+5,067+5,025+5,053):5 = 5,099 CI = (5,099-5)/5 = 0,0198 CR = 0,0198/1,12 = 0,0177 = 1,77 % Karena CR < 10 % maka penilaian data benar / konsisten. Tabel 3.18 Sintesa Penilaian Pekerjaan Struktur Pelat Kriteria Bobot A B C D E
0,485 0,227 0,143 0,089 0,057 Jumlah Ranking
Original 0,24 0,63 0,61 0,11 0,09 0,361 2
Alternatif Bobot 1 0,14 0,26 0,27 0,26 0,22 0,200 3
Tabel 3.22 Rekomendasi Pekerjaan Atap – Penutup Atap (Genteng) Tahap Rekomendasi Item : Pekerjaan Atap - Penutup Atap (Genteng) Fungsi : menutupi atap Genteng Keramik 1 Rencana awal 2 Usulan Genteng Tanah Liat (Plentong Pejaten) 3 Dasar pertimbangan - berdasarkan analisa rekayasa nilai - tidak melanggar batasan rencana dan aman secara struktur Rp408.640.032,48 4 Penghematan biaya
Tahap Rekomendasi Item : Pekerjaan Pas. Bata, Plesteran, dan Acian Fungsi : pemisah antar ruang Bata Ringan ex. Hebel 1 Rencana awal 2 Usulan Batu Bata Merah 3 Dasar pertimbangan - berdasarkan analisa rekayasa nilai - tidak melanggar batasan rencana dan aman secara struktur Rp79,296,760.10 4 Penghematan biaya 9.258%
0,62 0,11 0,12 0,63 0,69 0,438 1
Total penghematan biaya yang didapat adalah sebesar Rp 633.152.727,23. IV. KESIMPULAN 1.
Tabel 3.19 Hasil Analisa AHP Alternatif Pelat Lantai Ceiling Brick (Dak Keraton) (alternatif 2) Pelat Konvensional Beton Bertulang (original) Pelat Lantai Metal Komposit / Floor Deck (alternatif 1) Listplank Kalsiplank (alternatif 3) Listplank Kayu Kruing (alternatif 2) Listplank Kayu Kamper (alternatif 1) Listplank Kayu Jati (original) Genteng Tanah Liat (Plentong Pejaten) (alternatif 2) Genteng Keramik (original) Genteng Metal (alternatif 1)
Batu Bata Merah (alternatif 2) Batako Press (alternatif 1) Bata Ringan Hebel (original) Panel Styrofoam (alternatif 4)
3.5. Tahap Penyajian dan Tindak Lanjut Pada tahap ini disajikan hasil analisa dari rekayasa nilai yang telah dilakukan. Tabel 3.20 Rekomendasi Pekerjaan Struktur Pelat Tahap Rekomendasi Item : Pekerjaan Struktur Pelat Fungsi : mendistribusikan beban ke balok 1 Rencana awal pelat konvensional beton bertulang 2 Usulan pelat lantai ceiling brick (dak keraton) 3 Dasar pertimbangan - berdasarkan analisa rekayasa nilai - tidak melanggar batasan rencana dan aman secara struktur Rp120,029,466.57 4 Penghematan biaya 6.846%
Tabel 3.21Rekomendasi Pekerjaan Atap – Listplank Tahap Rekomendasi Item : Pekerjaan Atap - Listplank Fungsi : menutup atap Listplank Kayu Jati 1 Rencana awal Listplank Kalsiplank 2 Usulan 3 Dasar pertimbangan - berdasarkan analisa rekayasa nilai - tidak melanggar batasan rencana dan aman secara struktur Rp25.186.468,07 4 Penghematan biaya
44,381%
Tabel 3.23 Rekomendasi Pekerjaan Pasangan Bata, Plesteran, dan Acian
2
Hasil analisa AHP untuk pekerjaan Pelat adalah : Ranking 1 : Pelat Lantai Ceiling Brick (Dak Keraton) Ranking 2 : Pelat Lantai Konvensional Beton Bertulang Ranking 3 : Pelat Lantai Metal Komposit (Floor Deck) No Item Pekerjaan 1 Pekerjaan Struktur Pelat Ranking 1 : Ranking 2 : Ranking 3 : 2 Pekerjaan Atap - Listplank Ranking 1 : Ranking 2 : Ranking 3 : Ranking 4 : Pekerjaan Atap - Genteng Ranking 1 : Ranking 2 : Ranking 3 : 3 Pekerjaan Pasangan Bata, Plesteran, dan Acian Ranking 1 : Ranking 2 : Ranking 3 : Ranking 4 :
6
45,210%
Item berbiaya tinggi pada Proyek Pembangunan Asrama “X” Provinsi Bali adalah pekerjaan struktur, pekerjaan atap, dan pekerjaan pasangan bata, plesteran, dan acian. 2. Alternatif terbaik untuk pekerjaan struktur pelat konvensional beton bertulang adalah penggunaan pelat lantai ceiling brick (dak keraton). Untuk pekerjaan atap bagian listplank yang terbuat dari kayu jati diganti menggunakan kalsiplank. Untuk itu genteng keramik digantikan dengan genteng tanah liat (plentong pejaten). Untuk pekerjaan pasangan bata, plesteran, dan acian yang menggunakan bata ringan hebel dengan plesteran dan acian dengan spesi instan dari mortar utama digantikan dengan batu bata merah dengan plesteran 1PC : 4 PS dan acian menggunakan semen portland. 3. Penghematan yang didapat dari rekayasa nilai pekerjaan struktur sebesar Rp 120.029.466,57 (6,846%), pekerjaan atap-listplank sebesar Rp 25.186.468,07 (45,210%), pekerjaan atap-penutup atap (genteng) sebesar Rp 408.640.032,48 (44,381%), pekerjaan pasangan bata, plesteran, dan acian sebesar Rp 79.296.760,10 (9,258%). Total penghematan sebesar Rp 633.152.727,23.
DAFTAR PUSTAKA [1] AIA, Coffee, dan Morgan. 1999. Life Cycle Cost Analysis Handbook. Department of Education & Early Development . Juneau, Alaska [2] Dell’Isola, Alphonse. 1975. Value engineering in the Construction Industry. Penerbit Van Nostrand Company. New York [3] Kusrini. 2007. Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Penerbit CV Andi OFFSET. Jogjakarta