A NA L ISIS MA NA J E ME N BANDWIDTH DI ST A SIUN K E R T A PA T I PA L E MBA NG E dy Noviansa 1, W ydyanto 2, Hutrianto 3 Mahasiswa Universitas Bina Darma 1, Dosen Universitas Bina Darma 2,3 J alan J enderal A hmad Y ani No.03 Palembang E –Mail :
[email protected] 1 ,
[email protected] 2 ,
[email protected] 3 Abstract: One parameter in the QoS that is bandwidth. Bandwidth is strongly influenced by the number of users, if the number of users a lot of bandwidth capacity obtained tend to be smaller. Mikrotik method of sharing bandwidth on the method simple queue for simple network and queue trees for networks with more complex arrangement. With bayanknya number of existing clients, and is likely to grow the tree which method use you queue queuing peer connection. The study was conducted using the method NDLC. F or the measurement of QoS parameters using iperf application and obtained nettolls axence station network still is not maximized due to the dominance of network usage on a few clients that causes slow network. After implementation of bandwidth management seen any significant difference. Each computer using an average bandwidth of 136 Kbps. And the lost packet parameters, delay, jitter, and throughput for the better. Clearly visible difference in the percentage of throughput, previously only 9% to 53%, which means the amount of data sent can be much larger. Keywords: QoS, Queue, Simple Queue, Queue T ree, Peer Connection Queuing Abstrak: Salah satu parameter dalam QoS yaitu Bandwidth. Bandwidth sangat dipengaruhi oleh jumlah pengguna, jika jumlah pengguna banyak kapasitas bandwidth yang didapat pun semakin kecil. Metode pembagian bandwidth pada mikrotik yaitu metode simple queue untuk jaringan yang sederhana dan queue tree untuk jaringan dengan susunan yang lebih rumit. Dengan bayanknya jumlah client yang ada, dan kemungkinan akan bertambah maka metode queue tree yang mengguna peer connection queuing. Penelitian dilakukan menggunakan metode NDLC Untuk pengukuran parameter QoS menggunakan aplikasi iperf dan axence nettolls didapat jaringan stasiun belum maksimal dikarenakan masih adanya dominasi penggunaan jaringan pada beberapa client yang menyebabkan jaringan lelet. Setelah dilakukan implementasi manajemen bandwidth terlihat adanya perbedaan secara signifikan. Setiap komputer rata-rata menggunakan bandwidth 136 K bps. Dan parameter packet lost, delay, jitter, dan throughput menjadi lebih baik. T erlihat jelas perbedaan pada persentase troughput, sebelumnya hanya 9% menjadi 53 % yang berarti jumlah data yang dikirim dapat lebih besar. Kata kunci: QoS, Queue, Simple Queue, Queue Tree, Peer Connection Queuing
1.
agar tercapainya efektifitas dan efisiensi
PE NDA HUL UA N
kerja.
1.1. L atar Belakang sistem
Stasiun K ertapati merupakan bagian
informasi dan jaringan komputer saat ini
dari struktur organisasi Sub Divisi Regional
berkembang
III.1 K ertapati PT. K ereta A pi Indonesia
Perkembangan pesat.
teknologi Penerapan
sistem
informasi pun sudah menjadi kebutuhan bagi
(persero).
Stasiun
kertapati
mempunyai
perusahaan baik negeri dan swasta untuk
jaringan VPN yang disediakan oleh PT.
membantu dalam mejalankan proses bisnis
Telkom Indonesia yang menghubungkan dengan jaringan di lokasi lain. Untuk internet
A nalisis Manajemen Bandwidth Di Stasiun K ertapati Palembang |Edy Noviansa J urnal Informatika, Universitas Bina Darma Palembang Maret 2016 |1
dan semua akses melalui jaringan kantor
Dengan uraian latar belakang diatas, maka
pusat K A I di Bandung yang merupakan pusat
penulis melakukan penelitian dengan judul
lokasi server dan proxy internet.
“A nalisis
Bandwidth yang disediakan oleh PT. Telkom Indonesia 1 mbps. A wal mula jaringan tersebut hanya digunakan oleh unit loket untuk transaksi penjualan tiket kereta api, namun sekarang harus melayani unit-unit komersial, pelayanan, administrasi K epala Stasiun, J unior Supervisor Pendapatan untuk penggunaan
aplikasi-aplikasi
pendukung
proses bisnis seperti SA P, Sistem A ngkutan Barang, lainnya yang berpusat pada server di Bandung. Dengan bertambahnya penggunaan jaringan tersebut, maka terkadang dalam transaksi penjualan tiket terasa sedikit lambat. Penyebab kelambatan tersebut dapat terjadi karena bandwidth untuk setiap client belum merata, sehingga diperlukan sebuah manajemen bandwidth yang dapat mengatur pembagian bandwidth namun prioritas pada
digunakan untuk mengatur bandwidth yaitu metode Queue.
tree. Simple queue untuk memanajemen bandwidth sederhana
dengan dan
tipe
jaringan
yang
queue
tree
untuk
memanajemen bandwidth tipe jaringan yang rumit dan kompleks.
Di
1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah
uraikan
permasalahan
sebelumnya,
maka
diangkat
adalah
yang
“Bagaimana mengimplementasi bandwidth manajemen Network
pada
jaringan
menggunakan
Local
mikrotik
Area router
dengan metode Queue Tree Di Stasiun K ertapati Palembang?” 1.3. Batasan Masalah Melihat ruang lingkup masalah yang luas, maka perlu diadakan batasan masalah agar
penelitian
lebih
terarah.
Dengan
demikian permasalahan ini dibatasi pada: a.
Melakukan pengukuran paramaeter QoS pada jaringan yang sedang berjalan pada Stasiun K ertapati.
b.
Melakukan
konfigurasi
mikrotik
routerboard tidak sebagai router tetapi
Metode Queue terbagi
menjadi dua yaitu simple queue dan queue
Bandwidth
Stasiun K ertapati Palembang”.
pelayanan transaksi penjualan tiket oleh loket. Pada mikrotik metode yang bisa
Manajemen
sebagai bridge. c.
Melakukan
konfigurasi
manajemen
bandwidth menggunakan Queue Tree pada mikrotik routerboard. d.
Melakukan pengukuran parameter QoS pada jaringan yang telah dilakukan manajemen bandwidth.
A nalisis Manajemen Bandwidth Di Stasiun K ertapati Palembang |Edy Noviansa J urnal Informatika, Universitas Bina Darma Palembang Maret 2016 |2
TCP/ IP internet atau intranet. Terdapat 3
1.4. T ujuan dan Manfaat Penelitian
tingkat QoS yang umum dipakai, yaitu best-
A dapun tujuan dan manfaat dari pengelitian ini adalah:
effort
a.
Bertujuan agar bandwidth yang ada dapat
differentiated service (Gunawan, 2008).
digunakan dengan maksimal dan sesuai
a.
a.
service,
integrated
service
dan
Best-Effort service digunakan untuk
dengan kebutuhan dan khusunya untuk
melakukan semua usaha agar dapat
penjualan tiket dapat bertransaksi dengan
mengirimkan sebuah paket ke suatu
maksimal.
tujuan. Penggunaan best-effort service
Dapat bermanfaat bagi stasiun kertapati
tidak akan memberikan jaminan agar
dapat menggunakan jaringan dengan
paket data sampai ke tujuan yang
lancar dan stabil untuk mendukung
dikehendaki.
proses bisnis perusahaan serta bandwidth
mengirimkan data dengan besar yang
dan jaringan dapat terkontrol dengan
bebas kapan saja tanpa harus meminta
baik.
ijin atau mengirimkan pemberitahuan ke
Sebuah
aplikasi
dapat
jaringan. 2.
T INJ A UA N PUST A K A
b.
2.1. A nalisis
Model Integrated service menyediakan aplikasi dengan tingkat jaminan layanan
A nalisis merupakan proses mengurai
melalui negosiasi parameter-parameter
sesuatu hal menjadi berbagai unsur yang
jaringan secara end-to-end. A plikasi-
terpisah untuk memahami sifat, hubungan dan
aplikasi akan meminta tingkat layanan
peranan masing-masing unsur. A nalisis secara
yang dibutuhkan untuk dapat beroperasi
umum sering juga disebut dengan pembagian.
dan bergantung pada mekanisme QoS
Dalam logika, analisis atau pembagian berarti
untuk menyediakan sumber daya jaringan
pemecah belahan atau penguraian secara jelas
yang dimulai sejak permulaan transmisi
berbeda
suatu
dari aplikasi-aplikasi tersebut. A plikasi
keseluruhan. Bagian dan keseluruhan selalu
tidak akan mengirimkan trafik, sebelum
berhubungan.
adalah
menerima tanda bahwa jaringan mampu
terdiri atas bagian-bagian. Oleh karena itu,
menerima beban yang akan dikirimkan
dapat diuraikan (Sofa, 2008).
aplikasi dan juga mampu menyediakan
ke
bagian-bagian Suatu
dari
keseluruhan
2.2. K ualitas L ayanan (Quality of Service) Quality of Service digunakan untuk mengukur tingkat kualitas koneksi jaringan
QoS yang diminta secara end-to-end. Untuk
itulah
suatu
jaringan
akan
melakukan suatu proses yang disebut
A nalisis Manajemen Bandwidth Di Stasiun K ertapati Palembang |Edy Noviansa J urnal Informatika, Universitas Bina Darma Palembang Maret 2016 |3
admission control. Admissios control
menurut B. Y . J iang, C. Tham dan C. K o
adalah suatu mekanisme yang mencegah
(2000, dalam Y oanes dkk 2006) yaitu:
jaringan mengalami over-loaded. J ika
a.
QoS yang diminta tidak dapat disediakan,
Bandwidth merupakan suatu ukuran dari
maka jaringan tidak akan mengirimkan
banyaknya
tanda ke aplikasi agar dapat memulai
mengalir dari suatu tempat ke tempat lain
mengirimkan data. J ika aplikasi telah
dalam suatu waktu tertentu. Bandwidth
memulai pengiriman data, maka sumber
dapat dipakaikan untuk mengukur aliran
daya pada jaringan yang sudah dipesan
data analog maupun aliran data digital.
aplikasi tersebut akan terus dikelolah
Satuan yang dipakai untuk bandwidth
secara
adalah bits per second (bps). (E. Setio
end-to-end
sampai
aplikasi
informasi
yang
dapat
Dewo (2013:1)).
tersebut selesai. c.
Bandwidth
Model terakhir dari QoS adalah model
b.
Packet Loss
Differentiated
Packet loss didefinisan sebagai suatu
service menyediakan suatu set perangkat
bagian paket data yang hilang dari
klasifikasi
antrian
keseluruhan paket data yang dikirim
terhadap protokol-protokol atau aplikasi-
selama proses pengiriman dari client
aplikasi dengan prioritas tertentu di atas
menuju ke server dan kembali lagi ke
jaringan yang berbeda. Differentiated
client selama rentang waktu tertentu.
service bergantung pada kemampuan
Packet
edge router untuk memberikan klasifikasi
persentase dari semua paket data yang
dari paket-paket yang berbeda tipenya
dikirim selama rentang waktu tersebut.
yang melewati jaringan. Trafik jaringan
Rasio paket data yang hilang sangat
dapat diklasifikasikan berdasarkan alamat
bervariasi mulai dari 0% (tidak terjadi
jaringan, protocol dan port, ingress
kongesti) hingga 5 sampai 10 % (terjadi
interface atau klasifikasi lainnya selama
kongesti).
masih didukung oleh standard atau
jaringan nilai packet loss diharapkan
extended access.
mempunyai nilai yang minimum.
differentiated
service.
dan
mekanisme
loss
Di
diekspresikan
dalam
sebagai
implementasi
2.3. Parameter K ualitas L ayanan Untuk
suatu
parameter
kualitas
layanan jaringan terbagi menjadi 5 bagian
A nalisis Manajemen Bandwidth Di Stasiun K ertapati Palembang |Edy Noviansa J urnal Informatika, Universitas Bina Darma Palembang Maret 2016 |4
Tabel
2.1
Performansi
antrian pada router dan switch dapat
J aringan
menyebabkan jitter.
berdasarkan Packet Lost K ategori L atency Sangat Bagus Bagus Sedang J elek
Tabel 2.3 Performansi
Besar Packet L ost 0% 3% 15 % 25%
berdasarkan J itter K ategori L atency Sangat Bagus Bagus Sedang J elek
Sumber: TIPHON
c.
Delay proses yang dibutuhkan oleh komponen dalam sistem untuk menunggu proses lain dalam waktu yang sama. Contohnya jika kita mengirimkan data sebesar 3 Mb pada saat jaringan sepi waktunya 5 menit tetapi pada saat ramai 15 menit, hal ini di sebut delay. Delay pada saat jaringan sibuk berkisar 50 – 70 msec. Secara bersamaan, delay dan bandwith akan menunjukan kapasitas dan kecepatan suatu jaringan (khamarullah, 2009). 2.2
Performansi
J aringan
berdasarkan Delay K ategori L atency Sangat Bagus Bagus Sedang J elek
Besar Delay < 150 ms 150 s/d 300 ms 300 s/d 450 ms > 450 ms
Sumber: TIPHON
d.
Besar J itter 0 ms 0 s/d 75 ms 75 s/d 125 ms 125 s/d 225 ms
Sumber: TIPHON
Delay secara umum adalah periode waktu
Tabel
J aringan
e.
Troughput Menurut Brownlee & L oosley (2001) Throughput adalah laju data yang dikirim melalui jaringan, biasanya diekpresikan dalam satuan bits per second (bps) atau byte
per
J itter lazimnya disebut variasi delay, berhubungan erat dengan latency, yang menunjukkan banyaknya variasi delay pada taransmisi data di jaringan. Delay
(bps).
Througput
merujuk pada besar data yang dibawa oleh trafik jaringan. Througput diukur dengan cara menghitung bytes yang dikirim selama rentang waktu tertentu. Besarnya selang waktu pengukuran dapat mempengaruhi hasil gambaran perilaku jaringan. Selang waktu yang terlalu besar dapat berakibat menghilangkan gambaran perilaku jaringan yang terjadi, sedangkan selang waktu pengukuran yang terlalu kecil memberikan koleksi kelajuan data yang lebih banyak dan dapat mengubah gambaran
J itter
second
perilaku
jaringan
yang
sebenarnya. Selang waktu pengukuran yang terbaik adalah satu hingga lima menit
untuk
menghasilkan
grafik
throughput harian atau mingguan.
A nalisis Manajemen Bandwidth Di Stasiun K ertapati Palembang |Edy Noviansa J urnal Informatika, Universitas Bina Darma Palembang Maret 2016 |5
Tabel 2.4 Performansi
waktu respond dan packet loss (untuk
J aringan
berdasarkan Throughput K ategori L atency Sangat Bagus Bagus Sedang J elek
memantau ketersediaan host). Hal ini juga terdiri dari komponen-komponen
Besar Throughput 100 % 75 % 50 % < 25%
lainnya seperti
trace,
lookup,
port
scanner, network scanner dan browser SNMP.
Sumber: TIPHON
2.5. Manajemen Bandwidth 2.4. A plikasi Monitoring
Manajemen
bandwidth
adalah
Dalam melakukan analisis QoS,
penalokasian yang tepat dari suatu bandwidth
dibantu oleh aplikasi jaringan yang berfungsi
untuk mendukung kebutuhan atau keperluan
mengambil informasi lalu lintas paket data.
aplikasi atau suatu layanan jaringan. (Hendry
A dapun aplikasi
Saptono (2009)).
yang diguanakn untuk
monitoring informasi lalu lintas paket data 2.6. Mikrotik
untuk parament QoS yaitu: a.
Iperf
yaitu
alat
Mikrotik
mengukur
dibuat oleh Mikrotikls
TCP,
sebuah perusahaan di kota Riga L atvia.
berbagai
Mikrotik adalah sistem operasi dan perangkat
UDP.
lunak yang dapat digunakan menjadi router
L aporan iperf berupa bandwidth, delay,
network yang handal, mencakup berbagai
jitter dan datagram loss. Fitur iperf
fitur. (A rse Irawhan A rdhitya (2013:2)).
meliputi:
A dapun jenis-jenis Mikrotik yaitu:
1. TCP
a.
bandwidth
maksimum
memungkinkan parameter
b.
untuk
dan
tuning karakteristik
Routerboard adalah perangkat router
2. UDP
dimana
Axence NetTools merupakan software
system operasi mikrotik. Routerboard
untuk mengukur performa jaringan dan
ada
dapat dengan cepat mendiagnosa masalah
perangkat wireless, router dan switch
yang ada pada jaringan. Axence NetTools
manageable.
– solusi yang baik untuk mengukur
(2013:158)).
performa jaringan dan dapat dengan cepat
b.
didalamnya
beberapa
sudah
macam (Suryadi
terdapat
mulai
dari
Syamsu
DOM adalah perangkat router bautan
mendiagnosa masalah yang ada pada
mikrotik yang banya berupa storage
jaringan. K omponen yang paling kuat
seperti
adalah NetWatch garfish dengan riwayat
terdapat sistem operasi mikrotik. Selain
harddisk
tetapi
didalamnya
A nalisis Manajemen Bandwidth Di Stasiun K ertapati Palembang |Edy Noviansa J urnal Informatika, Universitas Bina Darma Palembang Maret 2016 |6
itu ukurannya lebih kecil dan memiliki
dengan menggunakan fitur mangle pada
interface ATA atau SATA. (Suryadi
firewall.
Syamsu (2013:158)). c.
CD Software adalah CD yang didalmnya sudah terdapat ssstem operasi mikrotik dan siap diinstal ke PC. (Suryadi Syamsu (2013:158)).
Rendra Towidjojo (2014: 170-171) Pada jaringan yang membutuhkan manajemen bandwidth
yang
kompleks
dan
rumit,
menggunakan metode Queue Tree merupakan
2.7. Manajemen
Bandwidth
dengan
cara yang paling tepat. Berbeda dengan Simple Queue, Queue Tree adalah konfigurasi
Mikrotik Rendra Towidjojo (2014: 24-25) Mikrotik
2.8. Queue Tree
RouterOS
merupakan
system
queue yang bersifat one way (satu arah). J ika konfigurasi Queue Tree ditujukan untuk
operasi yang digunakan oleh router mikrotik
melakukan
sudah dilengkapi dengan fitur-fitur untuk
download, maka konfigurasi tersebut tidak
menjalankan Quality of Service, atau yang
akan melakukan queue terhadap bandwidth
lebih sering dikenal dengan manajemen
upload. Sehingga untuk melakukan queue
bandwidth.
terhadap trafik upload dan download sebuah
Untuk bandwidth
melakukan di
manajemen
mikrotik
routerOS
menggunakan metode Queue terhadap paket
komputer
queue
client,
terhadap
harus
bandwidth
membuat
dua
konfigurasi queue. a.
Queue Tree F lat, Rendra Towidjojo
yang diterima. Metode queue tersebut terbagi
(2014: 173) Manajemen bandwidth flat
menjadi dua, yaitu:
adalah
a.
Simple
Queue,
digunakan
untuk
menerapkan manajemen bandwidth yang
menerapkan
bandwidth langsung
manajemen dibagi
menjadi
banyaknya jumlah client.
sederhana, seperti membatasi upload dan download dari client ataupun membatasi traffic dari aplikasi Peer to Peer (P2P) b.
Queue Tree, digunakan untuk melakukan manajemen bandwidth dengan susunan
Gambar 2.1 Queue Trree F lat
yang lebih rumit, seperti melakukan skala prioritas. Untuk nggunakan Queue Tree
Dari
harus
melakukan
bandwidth 1 Mbps dibagi dengan jumlah
classification packet dan marking packet
client. K ekurangannya adalah masing-
terlebih
dahulu
gambar diatas
terlihat bahwa
A nalisis Manajemen Bandwidth Di Stasiun K ertapati Palembang |Edy Noviansa J urnal Informatika, Universitas Bina Darma Palembang Maret 2016 |7
masing client hanya bisa menggunakan alokasi bandwidth yang disediakan, jika salah satu client sedang tidak digunakan. Sisa bandwidth yang ada tidak bisa digunakan oleh client lain, sehingga ada bandwidth yang terbuang. b.
Gambar 2.3 Queue Tree Hirarki Prioritas
Queue Tree Hirarki, Rendra Towidjojo (2014:
176)
bandwidth
J ika pada manajemen
flat,
client
tidak
dapat
memanfaatkan bandwidth yang tidak digunakan oleh client lain. Namun pada manajemen bandwidth hirarki, client akan
bisa
menggunakan
seluruh
bandwidth jika memang sedang tidak digunakan oleh komputer lain. K arena berbentuk
hirarki
maka
aka
Gambar 2.4 Queue Tree Hirarki Prioritas
nada
Dua Inner Queue
konfigurasi inner queue yang berfungsi
Pada Gambar 2.3 jika salah satu client
sebagai parent.
sedang tidak menggunakan bandwidth yang telah dialokasikan, maka bandwidth yang tidak
terpakai
akan dialihkan
kepada client yang mempunyai prioritas tertinggi. Dan Pada Gambar 4 jika client 1 mati maka client lain tidak dapat
Gambar 2.2 Queue Tree Hirarki c.
menggunakan
bandwidth
yang
Queue Tree Hirarki Prioritas, Rendra
dialokasikan pada client 1 dikarenakan
Towidjojo (2014: 179) Fungsi parameter
sudah berbeda inner queue. J ika client 3
prioritas pada queue tree memberikan
mati maka client 2 yang mempunya
prioritas yang berbeda-beda diantara
prioritas tertinggi akan mendapatkan
konfigurasi-konfigurasi queue yang ada.
alokasi bandwidth yang tidak digunakan oleh client 3. d.
Queue Tree Per Connection Queuing, Rendra Towidjojo (2014:210)
untuk
A nalisis Manajemen Bandwidth Di Stasiun K ertapati Palembang |Edy Noviansa J urnal Informatika, Universitas Bina Darma Palembang Maret 2016 |8
jaringan yang mempunyai client yang
J aringan MPLS Wilayah Subdivre III.1
banyak
K ertapati.
maka
konfigurasinya.
sangat
panjang
Maka
dapat
disederhanakan dengan menggunakan per connection
queuing.
K onsep
per
connection queuing biasanya digunakan pada jaringan dengan jumlah client yang banyak, atau jaringan dengan client yang sulit
diperkirakan
jumlahnya
dan
kemungkinan akan bertambah.
Gambar 3.1 J aringan MPL S Wilayah
Cara kerjanya yaitu membagi
rata
Subdivre III.1 K ertapati
bandwidth dengan jumlah client yang ada. J ika bandwidth yang tersedia 1 Mbps dengan jumlah client 4, maka bandwidth akan otomatis terbagi menjadi 4 dengan masing-masing client mendapatkan 256 kbps. Namun jika client yang ada bertambah menjadi 10, maka bandwidth akan
terbagi
lagi
secara
merata
menjadikan setiap client mendapatkan
Gambar 3.2 Topologi J aringan Stasiun K ertapati
102,4 kbps.
Topologi jaringan yang digunakan 3.
adalah topologi star dimana setiap komputer
A NA L ISA DA N PE MBA HA SA N
terkoneksi
3.1. Profil J aringan Stasiun K ertapati
ke jaringan melewati
switch
Palembang
dengan besar bandwidth yang disediakan
memiliki jaringan Multi Protocol Label
adalah 1 Mbps. A walnya penjualan tiket oleh
Switching (MPLS) atau provider menyebut
unit loket, namun sekarang jaringan tersebut
dengan jaringan VPN. J aringan disediakan
melayani unit-unit yang ada di lingkungan
oleh
untuk
stasiun yaitu L oket, Cetak Tiket Mandiri
menghubungkan dengan jaringan yang ada di
(CTM), Customer Service (CS), K omersial,
lokasi lain seperti pada Gambar 3.1 K oneksi
Pelayanan Pengatur Perjalanan K ereta A pi
Stasiun
PT.
K ertapati
Telkom
Indonesia
(PPK A ),
Urusan
K ereta,
A dministrasi
A nalisis Manajemen Bandwidth Di Stasiun K ertapati Palembang |Edy Noviansa J urnal Informatika, Universitas Bina Darma Palembang Maret 2016 |9
Stasiun, Polisi K husus K ereta A pi (Polsuska),
yang bertanggung jawab atas jaringan di
Telegram.
stasiun kertapati mengenaik permasalah, dan kendala yang ada.
3.2. Metode Penelitian Metode peneltian
ini
yang adalah
digunakan metode
dalam Network
Development Life Cycle (NDLC). Network Development Life Cyce (NDLC) merupakan sebuah metode yang bergantung
pada
proses
sebelumnya seperti
pembangunan
perencanaan strategi
bisnis, daur hidup pengembangan aplikasi, dan analisis pendistribusian data. Dalam membangun sebuah jaringan komputer yang mencakup beberapa proses tahapan, yaitu analysis,
design,
implementation,
simulation/prototyping,
monitoring,
management.
(Y oga Prihastomo (2011: 22))
b.
Observasi, Pada tahap ini dilakukan pengukuran QoS pada jaringan sebelum dilakukan
implementasi
bandwidth.
Hasil
manajemen
analisis
ini
akan
menjadi acuan pembanding sebelum dan setelah penelitian dilakukan. Parameter QoS yang diukur adalah Bandwidth, Packet Loss, Delay, J itter, Througput pada unit L oket, Cetak Tiket Mandiri (CTM),
Customer
K omersial,
Service
Pelayanan
(CS), Pengatur
Perjalanan K ereta A pi (PPK A ), Urusan K ereta,
A dministrasi
Stasiun,
Polisi
K husus K ereta A pi (Polsuska), Terminal Petikemas, Pendapatan, dan Telegram seperti
pada
gambar
3.2
Topologi
J aringan Stasiun K ertapati. Pengukuran Parameter QoS dilakukan dengan Gambar 3.3 Siklus NDLC
cara
pemantauan
langsung
jaringan yang berjalan pada hari senin 11 J anuari 2016 pada pukul 07:00 s.d 12:00 dengan menggunakan aplikasi
3.3. A nalisis (Analysis)
Iperf
Metode analisis ini adalah langkah
untuk pengukuran Bandwidth dan J itter,
yang penulis lakukan untuk memperoleh data
sedangkan untuk pengukuran Packet
awal pada penelitian ini. A dapun analisis
Lost, Delay, Throughput menggunakan
yang digunakan yaitu dengan melakukan
Axence
wawancara, observasi, dan studi pustaka.
Packet Lost, Delay, dan Throughput
a.
dilakukan pengiriman Packet sebesar 200
Wawancara, melakukan tanya jawab
Nettolls.
Untuk
pengukuran
dengan pegawai unit system informasi
A nalisis Manajemen Bandwidth Di Stasiun K ertapati Palembang |Edy Noviansa J urnal Informatika, Universitas Bina Darma Palembang Maret 2016 |10
Tabel 3.1 Perbandingan Parameter QoS
guna melihat berapa persentase packet yang terkirim dan gagal terkirim.
Gambar 3.4 Bandwidth L oket
Tabel 3.2 Indeks Hasil Pengukuran QoS
c. Gambar 3.5 Packet L oss dan Delay CTM
Studi Pustaka Pengumpulan
data
yang
dilakukan
berdasarkan pengetahuan teoritis yang telah diterima penulis selama masa perkuliahan,
serta
membaca
dan
mempelajari buku dan jurnal yang ada hubungannya Gambar 3.6 J itter CS
dengan
penyusunan
proposal penelitian dan masalah yang akan dibahas. 3.4. Desain (Design) Pada Tahap dilakukan perancangan topologi
jaringan
komputer
dengan
ketersediaan teknologi yang ada dengan Gambar 3.7 Throughput K omersial
tujuan
untuk
mangatur
penggunaan
bandwidth. Desain yang direncanakan berupa desain topologi, desain alur proses, desain tata perkabelan,
dan sebagainya yang
akan
memberikan gambaran tentang penelitian yang
akan
dibagun.
Serta
pengaturan
A nalisis Manajemen Bandwidth Di Stasiun K ertapati Palembang |Edy Noviansa J urnal Informatika, Universitas Bina Darma Palembang Maret 2016 |11
bandwidth menggunakan Queue Tree Per
Tabel 3.3 Daftar IP Per Grup
Connection Queuing. a.
Desain Topologi yang akan dibagun pada jaringan
Stasiun
K ertapati
tetap
menggunakan topologi star seperti yang telah ada, namun ditambahkan Mikrotik Routerboard antara router dan switch eksisting. K arena pada jaringan eksisting telah
ada
router,
maka
Mikrotik
Routerboard dikonfigurasi sebagai bridge seperti pada Gambar Desain Topologi J aringan Stasiun K ertapati.
Tabel
3.4
Rancangan
Pembagian
Bandwidth
Gambar 3.8 Desain Topologi b.
Desain Pembagian Bandwidth, sebelum
Tabel 3.5 Bandwidth Maksimum PCQ
melakukan manajemen bandwidth, perlu ditentukan pembagian besar bandwidth untuk masing-masing client yang ada di jaringan Stasiun K ertapati Palembang sesuai dengan besar kapasitas bandwidth yang tersedia yaitu sebesar 1 Mbps. Pembagian tersebut dilakukan dengan Queue Tree Per Connection Queing yang dibagi menjadi dua grup yaitu grup A
Gambar 3.9 Desain Pembagian
untuk penjualan tiket dan grup B untuk
Bandwidth Download
unit lain, dengan tujuan agar pembagian bandwidth dapat optimal. A nalisis Manajemen Bandwidth Di Stasiun K ertapati Palembang |Edy Noviansa J urnal Informatika, Universitas Bina Darma Palembang Maret 2016 |12
Gambar 3.10 Desain Pembagian Bandwidth Upload
Gambar 3.11 Instalasi Mikrotik Pada J aringan
3.5. Simulasi (Simulation) Dalam tahap simulasi ini bertujuan untuk melihat kinerja awal dari jaringan yang akan
dibangun
dan
sebagai
bahan
pertimbangan sebelum jaringan benar-benar akan
diterapkan.
menggambarkan
Biasanya secara
tahap
simulasi
ini atau
dilakukan uji coba penerapan jaringan.
3.7. Mengamati (Monitoring) Pada tahap ini
akan dilakukan
monitoring atau pengawasan terhadap system yang
dibangun,
dengan
melakukan
pengukuran QoS kembali setelah dilakukan manajemen bandwidth yang bertujuan untuk melihat apakah penelitian dapat mencapai hasil sesuai dengan yang diharapkan.
3.6. Implementasi (Implementation) Pada tahap ini penerapan direncanakan
dari dan
akan dilakukan
semua
yang
didesain
telah
sebelumnya.
Beberapa tahapan implementasi yang akan dilakukan diantaranya: a.
Gambar 3.12 Bandwidth L oket
K onfigurasi dasar mikrotik router yang meliputi
pemberian
IP,
pengaturan
sebagai bridge dan lain sebagainya. b.
K onfigurasi
manajemen
bandwidth
dengan menggunakan metode Queue tree dengan konsep per Connection Queuing agar dapat secara otomatis membagi
Gambar 3.13 Packet Loss dan Delay CTM
bandwidth sesuai dengan jumlah client yang ada.
A nalisis Manajemen Bandwidth Di Stasiun K ertapati Palembang |Edy Noviansa J urnal Informatika, Universitas Bina Darma Palembang Maret 2016 |13
c.
Tabel 3.6 Perbandingan Parameter QoS
Metode
Queue
Tree
dengan
Per
Connection Queuing dalam melakukan manajemen bandwidth berjalan dengan baik
sesuai
dengan
desian
yang
diterapkan. Setiap client hanya dapat menggunakan maksimal bandwidth yang telah ditentukan masing-masing grup.
DA F T A R PUST A K A
Tabel 3.7 Indeks Hasil Pengukuran QoS
A rdhitya, A rse Irawhan. Ebook Pengertian dan
Penjelasan
Mikrotik.
Ilmukomputer.com. 2013. 3.8. Manajemen (Management) Membuat
suatu
Dewo, E. Setio. Ebook Bandwidth dan
kebijakan
agar
system yang telah dibangun dapat berjalan
Throughput. IlmuK omputer.com. 2013. Prihastomo, Y oga. Ebook K omunikasi Data
dengan baik dan dapat berlangsung lama yang
&
meliputi
Development Life Cycle. Universitas
perawatan
dan
pemeliharaan
meliputi mepemberian password serta backup.
J aringan
K omputer
Network
Budi L uhur. 2011. Gunawan, A rif Hamdani 2008, Quality of
4.
K E SIMPUL A N Setelah
Service dalam Data Komunikasi,, 8 Mei
dilakukan
implementasi
2008, Diakses 28 Desember 2015,
manajemen bandwidth pada jaringan Stasiun
(http://telecommunicationforall
K ertapati, maka dapat disimpulkan sebagai
.blogspot.co.id/2008/05/quality-
berikut:
service.html)
a.
Dengan
dilakukannya
manajemen
Sofa, Pakde 2008, Logika, Penalaran dan
bandwidth dapat memberikan efisiensi
Analisis Definisi, 31 J anuari 2008.
dalam
Diakses 28 Desember 2015,
pemakaian
bandwidth
oleh
masing-masing client. b.
Meminimalisir
dari
(http://masoffa.wordpress.com/
hilangnya paket
saat
pengiriman yang dapat dilihat pada
2008/01/31/logika-penalaran-dananalisis-definisi/)
persentase Packet Lost.
A nalisis Manajemen Bandwidth Di Stasiun K ertapati Palembang |Edy Noviansa J urnal Informatika, Universitas Bina Darma Palembang Maret 2016 |14
Syamsu, Suryadi. Ebook J aringan K omputer. STMIK A K BA . 2013. Towidjojo, Hendra. Mikrotik K ungfu K itab 3 “K itab
Manajemen
Bandwidth”.
Penerbit J asakom, Palu, 2014.
A nalisis Manajemen Bandwidth Di Stasiun K ertapati Palembang |Edy Noviansa J urnal Informatika, Universitas Bina Darma Palembang Maret 2016 |15