Akuntansi Manajerial Agribisnis [AMA]
Instruktur: Djoni Tanopruwito
Copy right R DT’04
PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI SISTEM PERIODIK : Perhitungan harga pokok dilakukan setiap akhir periode akuntansi Didasarkan kepaa nilai persediaan akhir yang tersisa di akhir periode Perhitungan (inventarisasi) fisik menjadi sangat dominan didalam perhitungan SISTEM PERPETUAL : Perhitungan dilakukan setiap saat (setiap kali terjadi mutasi) Nilai perhitungan selalu bersifat Up-todate Inventarisasi fisik pada akhir periode hanya merupakan alat uji ketepatan hitung.
1. Back flush costing
4. Job Order Costing
2. Process Costing
5. Joint Costing
3. Preditermined Costing
6. Standard Costing
Copy right R DT’04
1
PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI
1. Perhitungan Harga pokok system Job Order 2. Teknik pembebanan Biaya overhead pabrik 3. Perhitungan harga pokok “Produk Bersama” (joint Cost)
Copy right R DT’04
PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI SISTEM JOB ORDER (PESANAN) Definisi : Job Order system adalah sebuah sistem penghitungan harga pokok produksi yang di lakukan perusahaan dengan cara ‘mengumpulkan biaya-biaya’ menurut kelompok Kelompok pekerjaan yang disebut Job (=pesanan) Biaya-biaya yang terkait dengan sebuah pekerjaan akan dicatat dan dikumpulkan didalam sebuah formulir atau kartu yang disebut Kartu pesanan (Job Cost Card) Sistem Job Order biasa dipergunakan didalam perusahaan manufaktur yang memproduksi beraneka ragam barang dan tidak dilakukan secara kontinyu. Dapat pula diterapkan diperusahaan yang memproduksi berdasarkan pesanan dari para pelanggannya.
Biaya Bahan
JOB COST CARD Upah
B.O.P
Copy right R DT’04
2
Kartu pesanan dan pengisiannya KARTU PESANAN Nomor pesanan :
K.1oo5
Mulai dikerjakan Tgl :
Nama barang
:
Kursi/meja kuliah
Selesai tanggal
Kuantitas
:
:
9 Juni 2004 23 Juni 2004
25 Unit
BAHAN BAKU
UPAH LANGSUNG
BUKTI NO.
JUMLAH Rp.
TIKET
BIAYA OVERHEAD
JAM
JUMLAH RP.
Jml jam
jumlat rp
001
1.200.000
01
45
450.000
45
225.000
009
1.200.000
11
60
600.000
60
300.000
019
400.000
22
30
300.000
30
REKAPITULASI BIAYA
150.000
PENGIRIMAN BARANG
Bahan Baku
2.800.000
Tanggal
Upah langsung
1.350.000
26 /06
B.Overhead
Unit
25 unit
Sisa
0
675.000
Total Biaya Produksi
4.825.000
H.pokok per unit
193.000
Copy right R DT’04
KETERKAITAN KARTU PESANAN DENGAN SISTEM AKUNTANSI Persediaan BAHAN Beli. 80.000
Selesai Bhn L 65.000 173.750
Dipakai 75.000
Biaya Overhead Pabr. Bhn TL 10.000 Uph TL 20.000 Depresiasi
Upah langsung Bayar 100.000
173.750
Uph L 80.000 BOP 85.000
Alokasi 85.000
Supplies
Alokasi100.000
rupa2
Job. No. 1 Bahan : Upah : BOP
Barang Jadi
Brg dlm proses
:
Total :
Job. No. 2
30.000 40.000
Bahan : Upah :
42.500
112.500
SELESAI
BOP
:
Total :
Job. No. 3 20.000 20.000
Bahan : Upah :
21.250
61.250
SELESAI
BOP
:
Total :
15.000 20.000 21.250
56.250
Belum selesai
Copy right R DT’04
3
MEMBEBANKAN BIAYA OVERHEAD KEDALAM PRODUK
Buget Biaya overhead TARIF B.OVERHEAD =
Kapasitas normal
Budget BOP
Kapasitas normal
Tarif
Rp. 300.000.000
10.000 jam kerja
Rp. 30.000 / jam kerja
Rp. 360.000.000
20.000 jam mesin
Rp. 18.000/ jam mesin
Rp. 300.000.000
80.000 unit prod
Rp. 3.750 / unit prod
B. OVERHEAD YANG DIBEBANKAN =
Kapasitas terpakai X Tarif
Copy right R DT’04
CONTOH PERHITUNGAN (1) Data tarip: Tarip BOP = Rp 30.000 per jam kerja Tarip Upah = Rp. 35.000 per jam kerja
Perhitungan harga pokok produksi Pekerjaan No. 2 Data konsumsi pekerjaan No. 2
Bahan
Bahan baku = Rp. 900.000,
Upah 45 X 35.000
Rp.1.575.000
Tenaga kerja = 45 jam KERJA.
BOP
Rp. 1.350.000
Pemakaian mesin = 80 jam mesin
Rp. 900.000 45 X 30.000
Total Biaya
Rp. 3.825.000
Copy right R DT’04
4
CONTOH PERHITUNGAN (2) Data tarip: Tarip BOP = Rp. 18.000 per jam mesin Tarip Upah = Rp. 35.000 per jam kerja
Perhitungan harga pokok produksi Pekerjaan No. 2 Data konsumsi pekerjaan No. 2
Bahan
Rp. 900.000
Bahan baku = Rp. 900.000,
Upah 45 X 35.000
Rp.1.575.000
Tenaga kerja = 45 jam KERJA.
BOP
Rp. 1.440.000
Pemak. Mesin = 80 jam mesin
80 X 18.000
Total Biaya
Rp. 3.915.000
Mengapa hasil perhitungan (1) dan (2) Berbeda ?? Perhitungan mana yang benar ?? Copy right R DT’04
Yang menyebabkan perbedaan adalah beban BOP yang diperhitungkan kedalam harga pokok tsb. Oleh karena itu pembebanan BOP kedalam harga pokok produk menjadi penting didalam bisnis, sebab kekeliruan perhitungan akan mempengaruhi keputusan Ada tiga macam teknik penetapan tarif: 1. Plant Wide rate : satu tarif untuk seluruh kegiatan pabrik 2. Multiple rate, dibuat tarif berbeda untuk unit kerja yang berbeda 3. Activity based.rate, disediakan tarif untuk setiap macam aktivitas Copy right R DT’04
5
Single Rate vs Multi Rate Perencanaan B.O.P
Pelaksanaan (Riel) yang terjadi:
DEP. A Budget B.O.P Rp.120 jt Kapasitas
DEP.B Rp.80 jt
20.000 JKL 10.000 JM
Single Rate:
5.000 JKL
DEP. A
DEP.B
Total B.O.P
Rp.123 jt
Rp.78 jt
Kapasitas
20.700 JKL
40.000 JM
4.950 JKL
10.000 JM
(jam kerja langsung)
40.000 JM
( 20.700+4.950 ) X 8.000
Tarip BOP = (120 jt + 80 jt )/ (20.000+5.000)= = 8.000 / Jam Kerja
Aplikasi DEP. A + DEP.B B.O.P yg dibebankan BOP Aktual
Total Rp.205,2 jt
Rp. 123,0 jt + Rp.78,0 jt Rp.201,0 jt
Selisih pembebanan BOP
Rp. 4.2 jt
BOP dibebankan terlalu tinggi (OVER APPLIED) Harga Pokok Produksi terlalu tinggi.
Copy right R DT’04
Single Rate vs Multi Rate Perencanaan B.O.P DEP. A Budget B.O.P Rp.120 jt Kapasitas
20.000 JKL 10.000 JM
Multi rate:
Pelaksanaan (Riel) yang terjadi: DEP.B Rp.80 jt 5.000 JKL
DEP. A
DEP.B
Total B.O.P
Rp.123 jt
Rp.78 jt
Kapasitas
20.700 JKL
4.950 JKL
10300 JM
39.500 JM
40.000 JM
(Dep A = JKL dan Dep B = JM )
20.700 X 6.000
39.500 X 2.000
Tarip B.O.P Dep A: 120 jt / 20.000 JKL = Rp. 6.000 / JKL
Aplikasi DEP. A
DEP.B
B.O.P yg dibebankan
Rp. 124.2 jt
Rp.79.0 jt
Rp.203.2 jt
BOP Aktual
Rp. 123,0 jt
Rp.78,0 jt
Rp.201,0 jt
Rp. 1,0 jt
Rp. 2,2 jt
Tarip B.O.P Dep B : Rp. 80 jt/ 40.000 JM = Rp. 2.000 / JM
Selisih pembebanan BOP Rp.
1.2 jt
Total
BOP dibebankan terlalu tinggi (OVER APPLIED) Harga Pokok Produksi terlalu tinggi.
Dengan multi rate selisih (kekeliruan) pembebanan menjadi relatif lebih kecil !
Copy right R DT’04
6
LATIHAN : [ 1]
Perusahaan telah menetapkan Budget Biaya Overhead Rp. 72.000.000 per tahun dengan target kapasitas sebesar 12.000 jam kerja . Tarip Upah langsung ditetapkan Rp. 8.000 per jam. Bulan April telah dikerjakan 3 buah pekerjaan (Job) dengan konsumsi bahan dan tenaga kerja sbb: Job No. Konsumsi Bahan Tenaga kerja 001 Rp. 1.250.000 240 jam 002 Rp. 3.000.000 410 jam 003 Rp. 2.100.000 215 jam Hitunglah : a. Harga pokok Job No. 1 , 2 dan 3
JOB No. 001
JOB No. 002
Bahan
:
Bahan
:
Upah
:
Upah
:
BOP
:
BOP
:
Total
Total
JOB No. 003 Bahan
:
Upah
:
BOP
:
Total
Copy right R DT’04
Latihan [2] PT AA melakukan proses preoduksi melalui dua tahapan produksi (Departemen). Perusahaan telah menetapkan budget Biaya Overhead sbb: Departemen A Budget Biaya overhead Kapasitas normal yang ditetapkan
Data konsumsi Bahan Departemen A Bahan Departemen B
Rp. 25.000.000.-
Departemen B Rp. 50.000.000,--
5.000 JKL
Job No.1
4.000 Jam Mesin
Job No.2
Rp. 3.000.000
Rp. 2.300.000
4.500.000
6.000.000
Jam kerja Departemen A
200 JKL
40 JKL
Jam Kerja Departemen B
35 JKL
40 JKL
Jam Mesin Departemen A
80 JM
30 JM
JamMesin Departemen B
60 JM
140 JM
Tarip Upah langsung dikedua departemen adalah Rp. 8.000 per jam. Diminta: Hitunglah Harga pokok Job 1 dab Job 2 Copy right R DT’04
7
Tarip BOP Dep. A = Rp.
/
Jkl = Rp
/JKL
Tarip BOP Dep . B = Rp.
/
JM = Rp.
/ JM
Harga pokok Job No. 1
Harga pokok Job No. 1
Bahan Dep A
Bahan Dep A
Bahan Dep B
Bahan Dep B
Upah Dep A
Upah Dep A
Upah Dep B
Upah Dep B
BOP Dep A
BOP Dep A
BOP Dep B
BOP Dep B
Total Biaya
Total Biaya
Copy right R DT’04
LATIHAN KE 3 Perusahaan AA melakukan peroses peroduksi melalui dua tahapan yang disebut dengan Departemen A (persiapan) dan Departemen B (penyelesaian). Biaya Overhead Dep. A dibebankan atas dasar jam kerja langsung sedangkan di Dep. B dengan dasar Jam mesin BUDGET BOP:
Departemen A
Departemen B
Budget Biaya overhead Kapasitas normal
Rp.120.000.000 120.000 Jam kerja 30.000 jam mesin
Rp.140.000.000 40.000 Jam kerja 80.000 Jam mesin
Laporan atas kondisi aktual selama Bulan berjalan Biaya overhead terjadi jumlah jam kerja aktual jumlah jam mesin aktual
Departemen A Rp.118.925.000 116.000 JKL 26.000 JM
Departemen B Rp.141.250.000 40.500 JKL 83.100 JM
a.Berdasarkan data diatas, hitunglah Under/Over applied atas BOP selama bulan berjalan b.Bagaimana kondisinya jika perusahaan menerapkan ‘PLAN WIDE RATE’ – jam kerja langsung
Copy right R DT’04
8
Yang menyebabkan perbedaan adalah beban BOP yang diperhitungkan kedalam harga pokok tsb. Oleh karena itu pembebanan BOP kedalam harga pokok produk menjadi penting didalam bisnis, sebab kekeliruan perhitungan akan mempengaruhi keputusan Ada tiga macam teknik penetapan tarif: 1. Plant Wide rate : satu tarif untuk seluruh kegiatan pabrik 2. Multiple rate, dibuat tarif berbeda untuk unit kerja yang berbeda 3. Activity based.rate, disediakan tarif untuk setiap macam aktivitas Copy right R DT’04
Single Rate vs Multi Rate Perencanaan B.O.P
Pelaksanaan (Riel) yang terjadi:
DEP. A Budget B.O.P Rp.120 jt Kapasitas
DEP.B Rp.80 jt
20.000 JKL 10.000 JM
Single Rate:
5.000 JKL
DEP. A
DEP.B
Total B.O.P
Rp.123 jt
Rp.78 jt
Kapasitas
20.700 JKL
40.000 JM
10.000 JM
(jam kerja langsung)
4.950 JKL 40.000 JM
( 20.700+4.950 ) X 8.000
Tarip BOP = (120 jt + 80 jt )/ (20.000+5.000)= = 8.000 / Jam Kerja
Aplikasi DEP. A + DEP.B B.O.P yg dibebankan BOP Aktual
Total Rp.205,2 jt
Rp. 123,0 jt + Rp.78,0 jt Rp.201,0 jt
Selisih pembebanan BOP
Rp. 4.2 jt
BOP dibebankan terlalu tinggi (OVER APPLIED) Harga Pokok Produksi terlalu tinggi.
Copy right R DT’04
9
LATIHAN : [ 1]
Perusahaan telah menetapkan Budget Biaya Overhead Rp. 72.000.000 per tahun dengan target kapasitas sebesar 12.000 jam kerja . Tarip Upah langsung ditetapkan Rp. 8.000 per jam. Bulan April telah dikerjakan 3 buah pekerjaan (Job) dengan konsumsi bahan dan tenaga kerja sbb: Job No. Konsumsi Bahan Tenaga kerja 001 Rp. 1.250.000 240 jam 002 Rp. 3.000.000 410 jam 003 Rp. 2.100.000 215 jam Hitunglah : a. Harga pokok Job No. 1 , 2 dan 3
JOB No. 001
JOB No. 002
Bahan
:
Bahan
:
Upah
:
Upah
:
BOP
:
BOP
:
Total
Total
JOB No. 003 Bahan
:
Upah
:
BOP
:
Total
Copy right R DT’04
Latihan [2] PT AA melakukan proses preoduksi melalui dua tahapan produksi (Departemen). Perusahaan telah menetapkan budget Biaya Overhead sbb: Departemen A Budget Biaya overhead Kapasitas normal yang ditetapkan
Data konsumsi Bahan Departemen A Bahan Departemen B
Rp. 25.000.000.-
Departemen B Rp. 50.000.000,--
5.000 JKL
Job No.1
4.000 Jam Mesin
Job No.2
Rp. 3.000.000
Rp. 2.300.000
4.500.000
6.000.000
Jam kerja Departemen A
200 JKL
40 JKL
Jam Kerja Departemen B
35 JKL
40 JKL
Jam Mesin Departemen A
80 JM
30 JM
JamMesin Departemen B
60 JM
140 JM
Tarip Upah langsung dikedua departemen adalah Rp. 8.000 per jam. Diminta: Hitunglah Harga pokok Job 1 dab Job 2 Copy right R DT’04
10
Tarip BOP Dep. A = Rp.
/
Jkl = Rp
/JKL
Tarip BOP Dep . B = Rp.
/
JM = Rp.
/ JM
Harga pokok Job No. 1
Harga pokok Job No. 1
Bahan Dep A
Bahan Dep A
Bahan Dep B
Bahan Dep B
Upah Dep A
Upah Dep A
Upah Dep B
Upah Dep B
BOP Dep A
BOP Dep A
BOP Dep B
BOP Dep B
Total Biaya
Total Biaya
Copy right R DT’04
LATIHAN KE 3 Perusahaan AA melakukan peroses peroduksi melalui dua tahapan yang disebut dengan Departemen A (persiapan) dan Departemen B (penyelesaian). Biaya Overhead Dep. A dibebankan atas dasar jam kerja langsung sedangkan di Dep. B dengan dasar Jam mesin BUDGET BOP:
Departemen A
Departemen B
Budget Biaya overhead Kapasitas normal
Rp.120.000.000 120.000 Jam kerja 30.000 jam mesin
Rp.140.000.000 40.000 Jam kerja 80.000 Jam mesin
Laporan atas kondisi aktual selama Bulan berjalan Biaya overhead terjadi jumlah jam kerja aktual jumlah jam mesin aktual
Departemen A Rp.118.925.000 116.000 JKL 26.000 JM
Departemen B Rp.141.250.000 40.500 JKL 83.100 JM
a.Berdasarkan data diatas, hitunglah Under/Over applied atas BOP selama bulan berjalan b.Bagaimana kondisinya jika perusahaan menerapkan ‘PLAN WIDE RATE’ – jam kerja langsung
Copy right R DT’04
11
JAWAB LATIHAN [1]
TARIP B.O.P = Rp. 72.000.000 / 12.000 jam kerja = Rp. 6.000/ Jam kerja langsung
JOB No. 001 Bahan
:
Upah
:
BOP
:
JOB No. 002 1.250.000
Bahan
:
240 x 8.000
1.920.000
Upah
:
410 x 8.000
3.280.000
240 x 6.000
1.440.000
BOP
:
410 x 6.000
2.460.000
4.610.000
Total
Total
3.000.000
8.740.000
JOB No. 003 Bahan
:
Upah
:
215 x 8.000
2.100.000 1.720.000
BOP
:
215 x 6.000
1.290.000
Total
5.110.000
Copy right R DT’04
Jawab latihan [2] Tarip BOP Dep. A = Rp. 25.000.000 / 5000 JKL = Rp. 5.000 / JKL Tarip BOP Dep . B = Rp. 50.000.000 / 4.000 JM = Rp. 12.500 / JM
Harga pokok Job No. 1
Harga pokok Job No. 1
Bahan Dep A
Rp. 3.000.000
Bahan Dep A
Bahan Dep B
4.500.000
Bahan Dep B
1.600.000
Upah Dep A
40 X
8.000
280.000
Upah Dep B
40 X
8.000
320.000
1.000.000
BOP Dep A
40 X
5.000
200.000
750.000
BOP Dep B
140 X 12.500
1.750.000
11.130.000
Total Biaya
Upah Dep A Upah Dep B BOP Dep A BOP Dep B
Total Biaya
200 X 8.000 35 X 8.000 200 X 5.000 60 X 12.500
Rp. 2.300.000 6.000.000 320.000
Rp. 10.890.000
Copy right R DT’04
12
Jawab latihan [3]
ASUMSI :
DEPARTEMEN A MENGGUNAKAN JKL DEPARTEMEN B MENGGUNAKAN JM
TARIF MASING2 DEPARTEMEN DEPARTEMEN A BUDGET BOP KDT TARIR
BOP AKTUAL BOP YG DIBEBANKAN KE DLM HPP
DEPARTEMEN B
120.000.000
140.000.000
120.000
80.000
1.000
1.750
118.925.000
141.250.000
116,000X1,000
83,100 X 1,750
116.000.000
162.925.000
2.925.000
(21.675.000)
UNDER APPLIED
ASUMSI
OVER APPLIED
PERUSAHAAN MENERAPKAN PLAN WIDE RATE [ SINGLE RATE JKL]
TARIF BUDGET BOP
260.000.000
KAPASITAS DASAR TARIF (KDT)
160.000 JKL
TARIF
BOP AKTUAL BOP YG DIBEBANKAN KE HPP
1.625/JKL
260.175.000 156,500 X 1,625
254.312.500 5.862.500 UNDER APPLIED
13