AGRITECH : Vol. XVI No. 1 Juni 2014 : 38 – 46
ISSN : 1411-1063
KERAGAAN PROGRAM RASKIN DI KABUPATEN BANYUMAS Hari Prasetyawadi Akademi Pertanian HKTI Banyumas Jl. Raya Purwokerto – Banyumas Km 12 Kalibagor 53191 Masuk : 20 Februari 2014; Diterima : 15 Mei 2014 ABTRACT This study aims to determine the number of poor rice distributed by the government and the success rate Raskin program in Banyumas. The research was conducted with a sample survey method with 97 respondents (heads of households) drawn at random by using a multistages cluster rqndom sampling method. The data obtained were analyzed with descriptive analysis method. The results showed that the amount disbursed Raskin government from April 2012 increased from 2,117,565 kg to 2,233,605 kg or an increase of 116 040 kg, and the government has been quite successfully implement the program because it can reach three Raskin right, namely the right quality, on time, and the exact price of the target five right, while the right target and the right amount can not be done well.
Kelompok sasaran dalam program
PENDAHULUAN Program beras untuk rakyat miskin
raskin adalah rumah tangga sangat miskin,
(raskin) merupakan salah satu bentuk
miskin dan hampir miskin atau Rumah
Program Bantuan dan Perlindungan Sosial
Tangga Miskin (RTM). Badan Pusat
yang bertujuan untuk memenuhi sebagian
Statistik (2010) membuat 16 kriteria
hak dan kebutuhan pangan (beras) bagi
kemiskinan, jika memenuhi salah satu
masyarakat miskin atau Rumah Tangga
kriteria
Miskin (RTM)) agar dapat mengurangi
Tangga Miskin (RTM), yaitu :
beban pengeluaran RTM dan sebagai
1. Hidup dalam rumah dengan ukuran
pendukung
program
lainnya.
dikategorikan
sebagai
Rumah
lebih kecil dari 8 m2 per orang.
Arah
2. Hidup dalam rumah dengan lantai
kebijakan raskin adalah meningkatkan terhadap
tanah atau lantai kayu bermutu rendah.
konsumsi bahan pangan pokok atau beras
3. Hidup dalam rumah dengan dinding
melalui kebijakan subsidi dan stabilisasi
terbuat dari kayu bermutu rendah.
akses
masyarakat
miskin
4. Hidup
harga bahan pangan pokok atau beras untuk
menjamin
dalam
rumah
yang
tidak
dilengkapi dengan WC.
peningkatan
kesejahteraan masyarakat miskin dan
5. Hidup dalam rumah tanpa listrik.
kontinuitas
6. Tidak mendapatkan fasilitas air bersih.
produksi
beras
untuk
konsumsi dalam negeri. 38
Hari Prasetyawadi : Keragaan Program Raskin ... 7. Menggunakan kayu bakar, arang atau
Harga raskin per kilogram pada
minyak tanah untuk memasak. 8. Mengkonsumsi
daging
atau
saat ini sebesar Rp 1.600,-, sedangkan susu
harga beras di pasaran sekitar Rp 8.500,-.
seminggu sekali.
Meskipun harga raskin lebih murah
9. Belanja satu set pakaian baru setahun
dibandingkan harga beras di pasaran,
sekali.
namun pada kenyataannya penyaluran
10. Makan hanya sekali atau dua kali
raskin di Kabupaten Banyumas tidak
sehari. 11. Tidak
begitu lancar dan terkadang masih ada mampu
membayar
biaya
penumpukan beras miskin di beberapa
kesehatan pada Puskesmas terdekat.
tempat,
12. Pendapatan keluarga kurang dari Rp.
artinya
beras
tersebut
tidak
terserap oleh masyarakat miskin secara
600.000,- per bulan.
cepat, sehingga pada saat penyaluran
13. Pendidikan Kepala Keluarga hanya
beras miskin periode berikutnya masih
setingkat Sekolah Dasar.
terdapat sisa beras miskin yang cukup
14. Memilik tabungan kurang dari Rp.
banyak
500.000,-
di
beberapa
titik
distribusi,
misalnya di tingkat kelurahan atau desa,
15. Mempekerjakan anak di bawah umur.
RW, dan RT. Beberapa kemungkinan
16. Tidak mampu membiayai anak untuk
penyebabnya adalah sasaran penerima,
sekolah.
jumlah, mutu,
Kabupaten Banyumas merupakan
waktu, dan harga beras
miskin yang tidak sesuai dengan kondisi
salah satu kabupaten di wilayah Propinsi
masyarakat.
Jawa Tengah yang ikut melaksanakan
Pemerintah
menekankan
bahwa
program raskin. Sampai akhir tahun 2010,
pelaksanaan
jumlah
mencapai ketepatan program dalam arti
warga
miskin
di
Banyumas
program
raskin
harus
mencapai 20,20% dari total penduduk
mencapai
Banyumas yang jumlahnya 1,5 juta jiwa
efisiensi dan efektifitas program yang
atau sekitar 300 ribu jiwa dengan jumlah
optimal, dan adanya transparansi dalam
rumah tangga miskin sebesar 141.171 unit
penentuan harga dan subsidi.
RTM,
perkataan lain,
sehingga
jumlah
raskin
yang
kelompok
sasaran,
adanya
Dengan
tingkat keberhasilan
disalurkan sebesar 2.117,565 ton per bulan
Program Raskin di Kabupaten Banyumas
atau sebesar 15 kilogram per RTM per
dapat diketahui melalui pencapaian target
bulan (Humas Kabupaten Banyumas,
5 Tepat, yang meliputi : tepat sasaran
2011).
manfaat, tepat jumlah, tepat mutu, tepat waktu, dan tepat harga. Tujuan penelitian 39
Hari Prasetyawadi : Keragaan Program Raskin ... Prosedur pelaksanaan penarikan
ini adalah untuk : 1). Untuk mengetahui oleh
sampel berkelompok banyak tahap (multi
pemerintah di Kabupaten Banyumas, 2).
stages cluster sampling) dilakukan sebagai
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan
berikut :
program raskin di Kabupaten Banyumas.
(1) Tahap
jumlah
raskin
yang
disalurkan
pertama
memilih
satu
kecamatan perkotaan (dari empat METODE PENELITIAN Penelitian
ini
dilaksanakan
di
kecamatan
perkotaan)
dan
kecamatan
perdesaan
(dari
satu 23
Kabupaten Banyumas. Alasannya adalah
kecamatan perdesaan) yang ada di
Kabupaten Banyumas pada tahun 1999
Kabupaten Banyumas secara acak.
menduduki rangking ketiga terbanyak
Kecamatan Purwokerto Timur terpilih
dalam jumlah RTM dari 35 kabupaten/kota
sebagai sampel kecamatan perkotaan,
yang ada di Propinsi Jawa Tengah, dengan
sedangkan Kecamatan Kedungbanteng
jumlah
terpilih sebagai sampel kecamatan
penduduk
miskin
44,1%
perdesaan.
(Mubyarto, 2002), sedangkan pada tahun 2010 turun menjadi 20,20% (Humas Bms,
(2) Tahap kedua memilih satu kelurahan
2011) atau terjadi penurunan yang sangat
dan satu desa dari kecamatan terpilih
drastis,sekitar 54%,sehinggamenarik untuk
(Kecamatan Purwokerto Timur dan
diteliti. Waktu penelitian selama 8 bulan
Kecamatan Kedungbanteng) secara
mulai Januari s.d. Agustus 2012. Metode
acak. Kelurahan Sokanegara terpilih
penelitian
survai,
sebagai sampel kelurahan dari enam
dengan teknik pengambilan sampel Multi
kelurahan di Kecamatan Purwokerto
Stages Cluster Sampling Methode (metode
Timur, sedangkan desa Beji terpilih
pengambilan sampel acak berkelompok
sebagai sample desa dari 14 desa di
banyak tahap). Metode ini dipilih dengan
Kecamatan Kedungbanteng.
ini
adalah
metode
(3) Tahap ketiga memilih secara acak
pertimbangan : (1) tidak lengkapnya data kerangka
sampling
masyarakat
masing-masing
pada
satu
RW
dari
simple
random
kelurahan Sokanegara dan satu RW
stratified
random
dari Desa Beji. RW 05 terpilih sebagai
sampling, (2) metode multistage cluster
sampel RW dari 12 RW di Kelurahan
sampling lebih hemat waktu, tenaga, dan
Sokanegara,
dana
terpilih sebagai sample RW dari 8 RW
penggunaan sampling
metode ataupun
penelitian,
dan
(3)
populasi
di Desa Beji.
masyarakat dapat dikelompokkan dalam cluster-cluster (Parel, R. P., 1973). 40
sedangkan
RW
06
Hari Prasetyawadi : Keragaan Program Raskin ... (4) Dari RW terpilih diketahui bahwa
HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah raskin yang disalurkan oleh
jumlah Kepala Keluarga (KK) yang ada di masing-masing RW terpilih (28
pemerintah
Kabupaten
KK di RW 05 Kelurahan Sokanegara
Maretl 2012 didasarkan pada jumlah
dan 69 KK di RW 06 Desa Beji),
rumahtangga
sehingga ukuran sampel keseluruhan
Program
adalah 97 orang KK..
tahun 2008, sedangkan jumlah raskin yang
sasaran
Perlindungan
Banyumas
hasil
s.d
Pendataan
Sosial
(PPLS)
Metode analisis yang digunakan
disalurkan oleh pemerintah Kabupaten
dalam penelitian ini adalah analisis
Banyumas sejak April 2012 didasarkan
dekriptif.
pada jumlah rumahtangga sasaran hasil Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) tahun 2011 yang tertera pada Tabel 1.
Tabel 1. Jumlah Rumah Tangga Sasaran Kabupaten Banyumas Hasil PPLS 2008 dan PPLS Tahun 2011 No
Wilayah
PPLS 2008 PPLS 2010 (RTS) (RTS) 1 Kec. Kedungbanteng 5.145 6.071 2 Kec. Purwokerto Timur 2.534 1.519 3 Kab. Banyumas 141.171 148.907 Sumber : Bagian Perekonomian Kabupaten Banyumas Tahun 2012
Selisih (4-3) RTS % 926 18,00 -1.015 -40,06 7.736 5,48
22.785 kg atau berkurang sebesar
Berdasarkan data pada Tabel 1,
15.225 kg.
maka untuk tingkat kabupaten jumlah
c. Kabupaten Banyumas yang semula
RTM bertambah. Selanjutnya apabila tiaptiap RTM memperoleh jatah raskin sebesar
2.117.565
15 kilogram per RTM per bulan, maka
2.233.605 kg atau bertambah sebesar
mulai bulan April 2012 jumlah raskin
116.040 kg.
perbulan untuk : a. Kecamatan
Tingkat Kedungbanteng
kg,
meningkat
keberhasilan
menjadi
Program
yang
Raskin di Kabupaten Banyumas dapat
semula 77.175 kg, meningkat menjadi
diketahui dari pencapaian target 5 Tepat,
91.065 kg atau bertambah sebesar
yang meliputi : tepat sasaran, tepat jumlah,
13.890 kg.
tepat mutu, tepat waktu, dan tepat harga.
b. Kecamatan Purwokerto Timur yang
Tepat sasaran disajikan pada Tabel 2,
semula 38.010 kg, menurun menjadi
sedangkan tepat jumlah, tepat mutu, tepat 41
Hari Prasetyawadi : Keragaan Program Raskin ... waktu, dan tepat harga disajikan pada
dikeluarkan oleh Badan Pusat Statitik
Tabel 3. Dari hasil survai terhadap 97
(2010), yaitu : untuk perdesaan di
orang responden di Kabupaten Banyumas,
wilayah Jawa Tengah, batas garis
dapat
kemiskinan
diketahui
bahwa
tingkat
tersebut
adalah
Rp
keberhasilan pelaksanaan program raskin
179.982,- per orang, perkotaan Rp
sebagai berikut :
205.606 per orang, dan gabungan desa
a. Tepat Sasaran
kota Rp 192,435,- per orang, sehingga
Ketepatan sasaran dalam pelaksanaan
bagi
program raskin dapat dilihat dengan
pendapatan kurang dari nilai tersebut
membandingkan
data
dikategorikan miskin. Hal tersebut
Rumah
Sasaran
Tangga
pendapatan Penerima
RTS-PM
yang
mempunyai
tertera pada Tabel 2.
Manfaat raskin (RTS-PM) dengan kriteria rumah tangga miskin yang Tabel 2. Kriteria Miskin dan Pendapatan RTS-PM per orang di Kabupaten Banyumas Tahun Tahun 2012 Pendapatan RTS-PM per kapita*) Miskin < 192,435,Tidak Miskin ≥ 192,435,Total Sumber : *) BPS Tahun 2010 **)Hasil Analisis Data Primer Kriteria
Frekuensi**) 82 15 97
Persen 84,5 15,5 100,0
Tabel 2 menggambarkan bahwa dari hasil
responden, diketahui bahwa jumlah
survai pada 97 responden terdapat 15
raskin yang diterima minimal 3 kg per
RTS-PM yang pendapatan perkapitanya
RTS-PM, dan maksimal 12 kg per
lebih besar dari Rp 192,435,-, atau di atas
RTS-PM dengan rata-rata 6,89 kg per
batas garis kemiskinan di Jawa Tengah
RTS-PM, padahal jatah raskin yang
(BPS, 2010).
ditetapkan pemerintah per RTS-PM
b. Tepat Jumlah
sebesar 15 kg per bulan. Dengan
Jumlah raskin yang diterima oleh
demikian maka jumlah raskin yang
masyarakat di Kabupaten Banyumas
diterima per RTS-PM tidak seusai
berbeda-beda
dengan ketentuan pemerintah.
sesuai
dengan
hasil
kesepakatan warga di tingkat RT. Hasil
observasi
pada
97
orang 42
AGRITECH : Vol. XVI No. 1 Juni 2014 : 38 – 46
ISSN : 1411-1063
Tabel 3. Respon Masyarakat Terhadap Program Raskin di Kabupaten Banyumas Tahun 2011. Tepat Jumlah Respon Frekuensi (Orang) Tidak 92
Tepat Mutu
Tepat Waktu
%
Frekuensi (Orang)
%
Frekuensi (Orang)
94,4
22
22,5
3
Ya 5 5,6 77 Jumlah 97 100,0 97 Sumber : Hasil Analisis Data Primer
77,5 100,0
94 97
Tepat Harga Frekuensi (Orang)
%
3,1
25
25,4
96,9 100,0
72 97
74,6 100,0
%
Tabel 3 memperlihatkan bahwa sebagian
maka beras tersebut dikategorikan tepat
besar
persen)
mutu (baik), sedangkan apabila kurang
menyatakan bahwa jumlah
dari 3 maka dikategorikan tidak tepat mutu
(92
responden raskin
orang
yang
atau
diterima
94,4
tidak
cukup,
(jelek).
Berdasarkan Tabel 3 diketahui
sedangkan sisanya (5 orang responden atau
bahwa 77 orang responden atau 77,5
5,6
cukup.
persen menyatakan bahwa mutu raskin
Masyarakat menyatakan cukup karena
yang diterima adalah bagus, sedangkan
jumlah anggota keluarga mereka berkisar
sisanya yaitu 22 orang responden atau 22,5
antara 1-2 orang, sedangkan masyarakat
persen menyatakan bahwa mutu yang
yang menyatakan tidak cukup karena
diterima adalah jelek atau tidak bagus.
jumlah anggota keluarga mereka berkisar
Sebagian besar masyarakat menyatakan
antara 3-9 orang. Dengan demikian dapat
bagus, karena 3 bulan terakhir raskin yang
diartikan bahwa program tepat jumlah
diterima rasanya enak, bersih, tidak berbau
belum terlaksana dengan baik.
apek dan tidak berkutu dibandingkan
persen)
menyatakan
dengan periode sebelumnya. c. Tepat Mutu Mutu
raskin
yang
disalurkan
d. Tepat Waktu
oleh
pemerintah adalah beras bermutu medium.
Jadwal penyaluran raskin untuk masing-
Untuk mengetahui mutu raskin yang
masing wilayah kecamatan tidak sama
diterima RTS-PM diajukan pertanyaan
setiap bulannya, namun berdasarkan siklus
yang berkaitan dengan mutu beras, yaitu :
(awal bulan – pertengahan bulan – akhir
rasa, warna, aroma, kotoran, dan kutu
bulan) selama satu tahun.
beras. Apabila responden menjawab positif
wilayah kecamatan yang pada bulan ini
minimal 3 dari 5 pertanyaan tentang rasa,
menerima raskin pada awal bulan, maka
warna, aroma, kotoran, dan kutu beras,
bulan berikutnya akan menerima raskin 43
Artinya bagi
Hari Prasetyawadi : Keragaan Program Raskin ... bulan
transport ditanggung oleh masing-masing
berikutnya lagi akan menerima raskin pada
RTS-PM. Berdasarkan Tabel 3 diketahui
akhir
bahwa
pada
pertengahan
bulan
bulan,
demikian
dan
seterusnya,
masyarakat
yang
menyatakan
sedangkan bagi kecamatan yang bulan ini
bahwa harga raskin tersebut tepat sebesar
menerima raskin pada pertengahan bulan,
72 orang responden atau 74,6 persen,
maka
sedangkan 25 orang responden atau 25,4
pada
bulan
berikutnya
akan
merasa tidak tepat.
menerima raskin pada akhir bulan, dan pada bulan berikutnya lagi akan menerima raskin
pada
awal
bulan
Berdasarkan data di atas maka
demikian
seterusnya. Untuk mengetahui ketepatan
dapat
waktu dalam penyaluran raskin yang
raskin di Kabupaten Banyumas telah dapat
diterima RTS-PM diajukan pertanyaan
mencapai 3 tepat, yaitu tepat mutu, tepat
yang berkaitan dengan penyaluran raskin
waktu, tepat harga.. Ini berarti bahwa
tiap bulannya.
penyaluran
Berdasarkan Tabel 3
disimpulkan
raskin
bahwa
penyaluran
di
Kabupaten
diketahui bahwa hampir semua masyarakat
Banyumas, cukup berhasil karena target 5
yaitu 94 orang responden atau 97,2 persen
Tepat telah dapat dicapai sebanyak 3
merasa sudah tepat waktu, sedangkan
Tepat. sedangkan 2 Tepat lainnya yaitu
sisanya yaitu 3 orang responden atau 2,8
tepat sasaran manfaat dan tepat jumlah
persen merasa tidak tepat waktu.
belum dapat terlaksana dengan baik, sehingga program raskin layak dilanjutkan
e. Tepat Harga
sesuai dengan ketentuan yang berlaku..
Harga raskin di titik distribusi (tingkat
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Ade
RW) telah ditetapkan sebesar Rp 1600 per
Zul Affandi (2011) yang menyatakan
kilogram.
bahwa
Untuk biaya transportasi dari
masyarakat
berharap
Program
desa ke RW dan dari RW ke RT
Raskin tetap dilanjutkan dan mutu beras
ditentukan berdasarkan kesepakatan warga
dapat ditingkatkan menjadi lebih baik lagi.
RT atau RW masing-masing, sehingga
Hasil
harga raskin di tingkat RTS-PM berbeda-
menyimpulkan
beda, minimal Rp 1600,- per kilogram dan
program raskin dalam meningkatkan taraf
maksimal Rp 2000,- per kilogram. Untuk
kesejahteraan
harga minimal Rp 1600,- berarti uang
disesuaikan dengan petunjuk teknis yang
transport diambikan dari kas RT/PKK,
sudah ada sehingga dalam pendistribusian
sedangkan untuk harga yang lebih besar
beras untuk rakyat miskin tersebut dapat
dari Rp 1600,- per kilogram berarti uang
berjalan 44
penelitian
dengan
Antoni bahwa
(2006)
pelaksanaan
masyarakat
baik
juga
dan
perlu
tidak
Hari Prasetyawadi : Keragaan Program Raskin ... menimbulkan gejolak pada masyarakat,
agar 5 Tepat (tepat
sasaran, tepat
dan yang paling penting adalah harus
jumlah, tepat mutu, tepat waktu, dan
diadakan pendataan terlebih dahulu agar
tepat harga).dapat terwujud.
diketahui jumlah warga yang menerima raskin tersebut.
DAFTAR PUSTAKA Ade
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Atas dasar hasil penelitian dan pembahasan,
maka
dapat
diambil
kesimpulan sebagai berikut : 1. Jumlah raskin yang disalurkan oleh
Zul Affandi, 2011. Respon Masyarakat Terhadap Program Beras Untuk Keluarga Miskin Di Desa Sei Semayang Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. Universitas Sumatera Utara, Medan. (On-Line). http://www.researchgate.net/publ ication/50207130 diakses 27 April 2012.
pemerintah di Kabupaten Banyumas Kabupaten
Banyumas sejak
Al Rasyid, H. 1994. Teknik Penarikan Sampel dan Penyusunan Skala. Program Pascasarjana Universitas Padjadjaran, Bandung. Tidak dipublikasikan.
bulan
April 2012 meningkat dari 2.117.565 kg,
menjadi
2.233.605
kg
atau
bertambah sebesar 116.040 kg. 2. Program
raskin
di
Antoni. 2006. Studi tentang Bantuan Sosial Melalui Program Beras Miskin di Desa Karangsuko Pagelaran Kabupaten Malang di Era 1999-2005. Undergraduate thesis, University of Muhammadiyah Malang. (OnLine). http://www.researchgate.net/publ ication/50431970 diakses 27 April 2012.
Kabupaten
Banyumas cukup berhasil karena dapat mencapai tiga tepat, yaitu tepat mutu, tepat waktu, dan tepat harga dari target lima tepat, sedangkan tepat sasaran dan tepat
jumlah
belum
berhasil
dlaksanakan dengan baik.
Saran
Badan
Pusat Statistik, 2010. Laju Pertumbuhan Penduduk Indonesia. (On-Line). http://jateng.bps.go.id/ diakses 17 November 2011.
Badan
Pusat Statistik, 2010. Garis Kemiskinan di Jawa Tengah. (OnLine).http://jateng.bps.go.id/offre l/offrele_poverty.htm diakses 27 April 2012.
Atas dasar simpulan di atas maka dapat disarankan sebagai berikut : 1. Sasaran program raskin (RTS-PM) perlu dievalusi secara kontinyu agar jumlah raskin yang diterima RTSPM sesuai dengan ketentuan. 2. Kinerja para pihak yang terkait program raskin perlu ditingkatkan 45
Hari Prasetyawadi : Keragaan Program Raskin ... Humas Bms, 2011.Pemkab Banyumas Intensif Lakukan Penanganan Pengentasan Kemiskinan. (OnLine). http://www.banyumaskab.go.id/b erita/index.php? jns =1&bg=107& id_berita=2091) diakses 17 November 2011.
Mudrajad, K. 2009. Kemiskinan di Indonesia : Indikator, Trend, dan Strategi.(On-Line). http://www.google.com/url?sa=t &source=web&cd=38&ved=0C DY QFjAHOB4&url=http%3A%2F %2Fmudrajad.com%2Fupload% 2Fkemiskinan_di_IndonesiaMudrajad_18juli2009.doc diakses 17 November 2011.
Kementrian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Republik Indonesia, 2010. Sosialisasi Program Raskin 2010. (OnLine). http://oldkesra.menkokesra .go.id/pdf/deputi2/raskin2010/SO SIALISASI_RASKIN2010_MA KASSAR_130110-1.pdf diakses 17 November 2011.
Parel, R. P. 1973. Sampling Design and Procedures. The ADC, New York. Sarwono, S. W. 1991. Psikologi Sosial. Gadjah Mada University Press, Yogayakarta.
Mubyarto, 2002. Penanggulangan Kemiskinan di Jawa Tengah dalam Era Otonomi Daerah. OnLine). http:www.ekonomi rakyat.org/edisi_9/artikel_2.htm) diakses 17 November 2011
46