AGRITECH : Vol. XVI No. 1 Juni 2014 : 47 – 59
ISSN : 1411-1063
POLA TATANIAGA SAYURAN DATARAN RENDAH BERBASIS STRUCTURE CONDUCT PERFORMANCE (SCP) Pujiharto Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Purwokerto Masuk : 20 Mei 2014 ; Diterima : 1 Juni 2014 ABSTRACT The purpose of this study is to develop a concept of pattern lowland vegetable based trading system structure, conduct, performance (SCP) to function optimally, increasing the income of farmers and sustainable. While the specific targets to be achieved in this study are: 1). to descript pattern trading system lowland vegetables at the study site; 2). to concept of trading system pattern lowland vegetable based structure, conduct, performance (SCP). This research is descriptive-quantitative research. The location chosen purposively research in lowland vegetable production center subdistrict and market. Data were collected through surveys and observation. The unit of analysis is the farmers, traders and trading system actors lowland vegetables. Data analysis was performed by descriptive-quantitative, while the market at the lowland vegetable trading system is analyzed with the approach of structure conduct performance (SCP). The results showed there are four channel pattern trading system lowland vegetables. Lowland vegetable market structure is strongly oligopsonist market structure. Market behavior that occurs as the farm level producers, middlemen, traders, wholesalers and retailers largely indicate a bond provision and capital gains purposes. Farmers obtain the lowest and the highest profit margins are retailers. Value R/C of 1.25 and farmer B/C ratio of 0.25, while the value of R/C ratio of 1.51 the highest on middlemen and B/C wholesaler with the highest value 3.61. Farmer's share of 18.52 %. Elasticity of the price transmission lowland vegetables efficiently due to changes in the consumer price level perfectly transmitted to farmers as producers. Keywords : trading system pattern, lowland vegetables, structure conduct performance (SCP)
tinggi. Hal ini karena sayuran dataran
PENDAHULUAN
rendah merupakan komoditi alternatif yang
Komoditi sayuran dataran rendah tanaman
ditanam petani setelah tanaman utama
hortikultura, tergolong bahan makanan
seperti padi, jagung, kedelai, kacang tanah
yang kaya nutrisi bagi pemenuhan gizi
dll tidak diuasahakan.
merupakan
bagian
dari
masyarakat dan hanya bisa diproduksi di
Permasalahan utama yang dihadapi
dataran rendah. Kebutuhan sayuran dataran
dalam pengembangan agribisnis sayuran
rendah tidak sebanyak sayuran dataran
daratan rendah adalah tataniaga. Hal ini
tinggi,
karena
demikian
juga
luas
areal
dilakukan
usahataninya tidak seluas sayuran dataran 47
proses
tataniaga
menurut
umumnya
kebiasaan
dan
Pujiharto : Pola Tataniaga Sayuran ...
berlangsung secara turun temurun sehingga
dataran rendah berbasis structure, conduct,
belum memenuhi standar tataniaga yang
performance (SCP).
dibutuhkan saat ini. Harga yang tinggi pada produk sayuran dataran rendah
METODE PENELITIAN
ditingkat
proses
Metode Dasar
tataniaga berjalan tidak efisien yaitu rantai
Metode
konsumen
karena
dasar
penelitian
yang
ini
digunakan
tataniaga yang panjang, biaya angkut dan
dalam
adalah
metode
bongkar muat tinggi.
deskriptif analisis, yaitu suatu metode pola
penelitian yang memusatkan perhatian
tataniaga sayuran dataran rendah berbasis
pada suatu permasalahan masa sekarang
structure conduct performnacxe (SCP).
dengan
Structure menggambarkan ukuran pangsa
menyusun dan menganalisisnya. Penelitian
pasar (market share) dan konsentrasi pasar
deskriptif
bertujuan
untuk
membuat
(market
gambaran
hubungan
antar
fenomena,
Penelitian
ini
mengkaji
concentration).
Conduct
jalan
mengumpulkan
data,
proses
membuat prediksi serta implikasi suatu
penjualan dan pembelian, pembentukan
masalah yang ingin dipecahkan (Gulo,
harga equilibrium,
2002); (Nasir, 1988).
menggambarkan
perilaku
pada
sistem pembayaran
(tunai, kredit), kerjasama dengan lembaga
Lokasi dan Waktu Penelitian
tataniaga lainnya. Sedangkan performance
Lokasi penelitian ditentukan secara
menunjukkan kinerja yaitu tingkat efisiensi
purposive di sentra produksi sayuran
tataniaga sayuran dataran rendah.
dataran rendah yaitu Wilayah Kecamatan Sumbang dipusatkan di Desa Limpakuwus
Subyek penelitian ini adalah pelaku tataniaga
meliputi
tengkulak,
pedagang
pengumpul,
petani besar,
pedagang
produsen,
dan Kecamatan Kembaran dipusatkan di
pedagang
Desa Linggasari. Kedua desa tersebut
eceran
merupakan sentra produksi sayuran dataran
dan
konsumen. Lokasi penelitian di wilayah
rendah
Kecamatan
tataniaga sayuran dataran rendah dari dua
Sumbang
dan
Kecamatan
dan
Kembaran serta Pasar Larangan, Pasar
wilayah
Arca, Pasar Mersi dan Pasar Wage. Hasil
Kecamatan
penelitian
Kembaran
ini
diharapkan
dapat
sekaligus
kecamatan
penyangga
Sumbang (Dinas
dan
Pertanian
pusat
yaitu
Kecamatan Tanaman
mendeskripsikan pola tataniaga sayuran
Pangan
dataran
Waktu penelitian bulan dimulai bulan
rendah
di
mendeskripsikan pola
lokasi
penelitan,
tataniaga sayuran 48
Kabupaten
sebagai
Banyumas,
2012).
Pujiharto : Pola Tataniaga Sayuran ...
Oktober 2013 sampai dengan bulan Mei
Jika nilai H = 1 maka struktur pasar
2014.
monopsoni (hanya ada satu pembeli). jika nilai H mendekati 0 maka struktur
Metode Analisis Data
pasar mengarah pada pasar persaingan
Data penelitian yang diperoleh dianalisis
secara
Analisis
deskriptif
sempurna
deskriptif-kuantitatif. untuk
sehingga
analisis kuantitatif. pasar
dengan
menjual produk sayuran dataran rendah.
mendukung
Langkah
selanjutnya
menghitung
konsentrasi pasar dari empat pembeli
structure
terbesar (CR4)
conduct performance (SCP) dianalisis
4
dengan cara:
CR4
a).
structure pasar digunakan ukuran pangsa
Dimana: CR4 =
pasar (market share) dan konsentrasi pasar
Sij
=
∑ Sij 1
Structure, untuk mendeskripsikan
rasio konsentrasi 4 pedagang terbesar = pangsa pasar 4 pedagang sayuran dataran rendah terbesar.
(CR4) (Tomeck et. al., 1990); (Martin, 1993).
Jika nilai CR4 ≤ 33% (competitive market
Market share (MSi) =
Si x 100% Stotal
structure); 33-50% (weak oligopsonist market
Dimana: MSi = pangsa pasar tataniaga ke-i (%) Si = penjualan ke-i (Rp) Stotal = total seluruh penjualan yang diteliti (Rp) Konsentrasi pasar dideteksi dengan Indek
structure);
>
50%
(strongly
oligopsonist market structure).
b). Conduct, dianalisis secara deskriptif meliputi: proses penjualan dan pembelian,
Herfindahl : H
pada
petani lebih rendah sebagai produsen yang
Sedangkan analisis
pendekatan
competition)
kondisi ini posisi tawar (bargaining power)
memperoleh
gambaran yang luas mengenai berbagai aspek tataniaga,
(perfect
pembentukan harga equilibrium, pembayaran (tunai,
= (D1)2 + (D2)2 +...... (Dn)2
kredit),
sistem
kerjasama
Dimana: H =
dengan lembaga tataniaga lainnya.
Di
efisiensi tataniaga sayuran dataran rendah.
n
indek Herfindahl (Nilai H berkisar 0-1) = pangsa pembelian sayuran dataran rendah ke-i (%) = jumlah pembeli yang ada di pasar
c).
Performance,
menunjukkan tingkat
Analisis yang dilakukan adalah: margin tataniaga, tingkat harga yang diterima petani
(farmer’s
share),
elastisitas
transmisi harga (Et), jika Et rendah maka 49
Pujiharto : Pola Tataniaga Sayuran ...
pasar sayuran dataran rendah efisien
tingkat konsumen, hal ini karena dengan
karena
ditingkat
panjangnya alur tata niaga, harga akan
pedagang ditransmisikan sempurna ke
terus meningkat seiring banyaknya pihak
petani sebagai produsen.
yang mengambil keuntungan dari tahapan
perubahan
harga
rantai tata niaga tersebut. Untuk itu maka HASIL DAN PEMBAHASAN
perlu pemangkasan rantai tataniaga yang
Pola Tataniaga Sayuran Dataran
terlalu panjang sehingga selisih harga
Rendah di Daerah Penelitian
ditingkat petani dan konsumen tidak terlalu
Rantai tataniaga pertanian yang
besar.
panjang merupakan salah satu penyebab
Hasil
harga komoditi pertanian menjadi tinggi.
bahwa
Pada kasus tataniaga sayuran dataran rendah maka rantai tata niaga pertanian yang seperti ini sangat mempengaruhi
rantai
penelitian atau
menunjukkan
saluran
komoditi
sayuran
dataran
wilayah
Kecamatan
Sumbang
kemungkinan sebagai berikut:
Petani Produsen
Tengkulak b)
d) Pedagang Besar
rendah
di dan
Kecamatan Kembaran mempunyai empat
harga sayuran dataran rendah sampai
a)
tataniaga
Pedagang Pengumpul
Pedagang Eceran
Konsumen c) Gambar 1. Saluran Tataniaga Sayuran Dataran Rendah di Wilayah Kecamatan Sumbang dan Kecamatan Kembaran
50
AGRITECH : Vol. XVI No. 1 Juni 2014 : 47 – 59
Empat
kemungkinan
rantai
ISSN : 1411-1063
Analisis Tataniaga Sayuran Dataran Rendah berbasis structure, conduct, performance (SCP)
tataniaga sayuran dataran rendah di lokasi penelitian adalah:
Structure (Struktur pasar)
Petani produsen pedagang eceran
a.
Pembahasan mengenai struktur pasar
(di pasar) konsumen b.
komoditi sayuran dataran rendah meliputi
Petani produsen tengkulak pedagang
eceran
(di
pasar)
pangsa
pasar
(market
share),
indek
herfindahl dan konsentrasi pasar (CR4).
konsumen
Hasil penelitian disajikan pada tabel
c. Petani produsen tengkulak
dibawah ini.
pedagang besar pedagang eceran konsumen d. Petani produsen tengkulak pedagang pengumpul pedagang eceran konsumen.
Tabel 1. Pangsa Pasar (Market share) Beberapa Komoditi Sayuran Dataran Rendah di Wilayah Kecamatan Sumbang dan Kembaran, Kabupaten Banyumas. Komoditi Sayuran Dataran Rendah Kacang panjang Buncis Terong Kara Cabai Welok Putren Timun Kangkung Daun singkong
Bulan I (Nop ’13) 13,59 19,75 14,74 21,52 17,08 30,54 26,32 3,52 32,28 33,33
Bulan II (Des ’13) 11,43 20,58 13,46 18,39 33,68 23,90 37,89 45,19 16,23 16,67
Bulan III (Jan ’14) 33,98 23,87 21,15 41,26 11,86 32,54 12,63 46,12 14,68 10,00
Bulan IV (Peb ’14) 23,82 20,99 35,26 18,83 25,30 10,62 15,79 1,70 13,14 18,33
Rata-rata 20,71 21,30 21,15 25,00 21,98 24,40 23,16 24,63 21,83 19,58
Sumber: Data Primer Diolah, 2014
Analisis
pangsa
pasar
(market
dengan penjualan total). Jenis sayuran
selama
empat
bulan
dimulai
seperti cabai, putren dan timun mengalami
Nopember 2013 (bulan I), Desember 2013
peningkatan market share pada bulan
(bulan II), Januari 2014 (bulan III) dan
Desember 2013 karena ada peningkatan
Pebruari 2014 (bulan IV). Beberapa jenis
kebutuhan di masyarakat. Peningkatan
sayuran
dataran
mengalami
pangsa pasar yang tertinggi terjadi pada
fluktuasi
penjualan
penjualan
timun dari bulan Nopember ke bulan
share)
rendah (rasio
51
Pujiharto : Pola Tataniaga Sayuran ...
banyak
mengalami penurunan pangsa pasar secara
dibutuhkan pada acara khajatan seperti
drastis dari 46,12 menjadi 1,70. Hal ini
khitanan, nikahan, dan selamatan yang
disamping ketersediaan jenis sayuran ini
banyak dilakukan pada bulan Desember.
berkurang jumlah panen juga menurunnya
Sedangkan kacang panjang, terong, kara,
kebutuhan di masyarakat. Jenis sayuran
welok, kangkung dan daun singkong
dataran
mengalami penurunan pangsa pasar dari
fluktuasi pangsa pasar relatif rendah karena
bulan Nopember ke bulan Desember. Hal
pasokan
ini
konsumen yang relatif tetap.
Desember.
Jenis
karena
sayuran
kebutuhan
ini
konsumen
rendah
yang
lainnya
stabil
mengalami
dan
permintaan
ada
Konsentrasi (struktur) pasar yang
kecenderungan membeli jenis sayuran
terjadi pada tataniaga sayuran dataran
yang lain. Pada awal tahun 2014 (Januari-
rendah dapa dianalisis dengan indeks
Pebruari) terjadi fluktuasi pangsa pasar
herfindalh. Hasil analisis indeks herfindalh
yang cukup besar pada cabai (meningkat
disajikan pada Tabel 2.
mengalami
penurunan
dan
dari 11,86 menjadi 25,30) sedangkan timun Tabel 2. Indek Herfindahl untuk Mendeteksi Konsentrasi Pasar Komoditi Sayuran Dataran Market Rendah share I Kacang panjang 0,1359 Buncis 0,1975 Terong 0,1474 Kara 0,2152 Cabai 0,1708 Welok 0,3054 Putren 0,3789 Timun 0,3520 Kangkung 0,3228 Daun singkong 0,3333 Sumber: Data Primer Diolah, 2014
Market share II 0,1143 0,2058 0,1346 0,1839 0,3368 0,2390 0,2632 0,4519 0,1623 0,1667
Hasil analisis untuk semua jenis sayuran
dataran
rendah
yang
Market share III 0,3398 0,2387 0,2115 0,4126 0,1186 0,3254 0,1263 0,4612 0,1468 0,1000
Market share IV 0,2382 0,2099 0,3526 0,1883 0,2530 0,1062 0,1579 0,1700 0,1314 0,1833
Indek Herfindahl 0,2038 0,1824 0,2089 0,2858 0,2206 0,2676 0,2537 0,4373 0,2524 0,1825
rendah dibanding pelaku tataniaga lainnya
diteliti
(tengkulak, pedagang besar, pedagang
menunjukkan nilai indek herfindahl kurang
pengumpul
dari 0,5 atau mendekati nilai 0, hal ini
Petani diposisikan sebagai pihak yang
berarti struktur pasar mengarah pada pasar
lemah dalam menentukan harga (price
persaingan sempurna (perfect competition).
taker)
Pada kondisi ini posisi tawar (bargaining
posisi yang kuat dalam menentukan harga
power) petani sebagai produsen lebih
(price maker). Sifat komoditi sayuran 52
atau
sedangkan
pedagang
tengkulak
pengecer).
memiliki
Pujiharto : Pola Tataniaga Sayuran ...
dataran rendah yang tidak tahan lama
analisis konsentrasi pasar untuk melihat
menjadi penyebab utama petani harus
struktur pasar dilihat dari sisi pembeli.
menjual dengan harga yang cenderung
Hasil analisis konsentrasi pasar (CR4) pada
ditentukan oleh pelaku tataniaga lainnya.
empat tengkulak terbesar ditampilkan pada
Setelah dilakukan
analisis
maka
struktur
dilanjutkan
pasar
Tabel 3.
dengan
Tabel 3. Konsentrasi Pasar (CR4) pada Empat Tengkulak Terbesar. Komoditi Sayuran Tengkulak Tengkulak Tengkulak Tengkulak I II III IV Dataran Rendah Kacang panjang 13,59 11,43 33,98 23,82 Buncis 14,81 0,00 20,58 23,87 Terong 14,74 10,26 21,15 35,26 Kara 21,52 18,39 41,26 18,83 Cabai 17,08 33,68 25,30 8,14 Welok 30,54 23,90 32,54 10,62 Putren 37,89 26,32 12,63 15,79 Timun 1,47 3,52 45,19 48,12 Kangkung 43,28 16,23 14,68 13,14 Daun singkong 33,33 16,67 10,00 18,33 Sumber: Data Primer Diolah, 2014
CR4 82,82 59,26 81,41 100,00 84,19 97,61 100,00 98,30 87,33 100,00
Perhitungan CR4 (rasio konsentrasi 4
mempunyai nilai CR4 lebih dari 50,
tengkulak terbesar) akan menggambarkan
demikian juga dengan hasil analisis CR4
struktur pasar dilihat dari sisi pembeli
kumulatif pada masing-masing lembaga
dalam hal ini tengkulak.
tataniaga seperti tersaji pada Tabel 4.
sayuran
dataran
rendah
Semua jenis yang
diteliti
Tabel 4. Konsentrasi Pasar (CR4) Kumulatif pada Lembaga Tataniaga. Lembaga Tataniaga CR4 Kumulatif (%) Tengkulak 89,02 Pedagang Pengumpul 82,10 Pedagang Besar 80,00 Pedagang Pengecer 83,15 Sumber: Data Primer Diolah, 2014.
Klasifikasi strongly oligopsonist market structure strongly oligopsonist market structure strongly oligopsonist market structure strongly oligopsonist market structure (strongly oligopsonist market structure).
Hasil analisis Tabel 3 dan Tabel 4 mengindikasikan
secara
kuat
Hal ini sesuai dengan kondisi riil di lokasi
bahwa
penelitian bahwa rantai tataniaga sayuran
struktur pasar terdapat beberapa pembeli
dataran rendah sebagian besar dipasarkan 53
Pujiharto : Pola Tataniaga Sayuran ...
melalui beberapa tengkulak, dalam hal ini tengkulak
sebagai
pembeli
Hambatan
keluar
masuk
pasar
untuk
dialami oleh spekulan-spekulan baru yang
selanjutnya dijual ke pedagang besar (jika
ingin memasuki tataniaga sayuran dataran
kapasitas
produksi
ke
rendah. Hambatan tersebut berupa sulitnya
beberapa
pedagang
dan
menembus jaringan pemasaran produk
banyak)
atau
pengumpul
akhirnya ke pedagang pengecer di pasar. Tabel
bahwa
pelaku tataniaga lama. Jaringan pemasaran
struktur pasar pada tingkat tengkulak,
lama ini menguasai hampir sebagian besar
pedagang pengumpul, pedagang besar dan
pembelian sayuran dataran rendah di lokasi
pedagang
pengecer
sebagai
penelitian. Keadaan ini membuat harga
oligopsoni
konsentrasi
kuat
oligopsonist
4.
menguraikan
sayuran dataran rendah yang dibentuk oleh
market
pasar (strongly
structure)
senantiasa
ditentukan
oleh
tengkulak,
artinya
pedagang besar dan pedagang pengumpul
jumlah pelaku tataniaga tersebut lebih
sedangkan petani sebagai penerima harga
banyak dibanding lembaga tataniaga pada
(price taker) pada kondisi bargaining
tingkatan diatasnya, sehingga pembelian
position yang lemah.
produk sayuran dataran rendah pada petani Conduct (Perilaku pasar)
kepada tengkulak lebih terkonsentrasi.
Analisis Perilaku Pasar
Pedagang pengumpul, pedagang besar
dan
pedagang
pengecer
Perilaku pasar yang berhubungan
tidak
dengan lembaga tataniaga yang ada yaitu
melakukan perubahan bentuk yang dapat
petani
menciptakan nilai tambah (form utility).
pedagang
hanya melakukan grading/sortasi untuk
dan
pada jenis yang sama atau melakukan
pengecer
meliputi
kolusi/kerjasama
pemasaran.
fungsi pengangkutan untuk menciptakan
perilaku
antar
Penentuan
lembaga
harga
dari
pemasaran sayuran dataran rendah ini tidak
nilai tambah tempat (place utility). Produk
ada
sayuran dataran rendah yang dibeli oleh
kebijakan
pemerintah.
tengkulak dari petani dan dijual ke
harga
standar
dari
Penentuan harga di tingkat
petani/produsen
pedagang pengumpul maupun ke pedagang dahulu
tengkulak,
dalam sistem pembentukkan harga, kontrak
membedakan harga sayuran dataran rendah
terlebih
produsen,
pedagang besar, pedagang pengumpul dan
Pedagang pengumpul dan pedagan besar
besar
sebagai
lebih
dikuasai
oleh
tengkulak yang berhubungan langsung
dilakukan
dengan
grading/sortasi.
petani.
Sementara
pedagang
pengumpul mendominasi pembelian dari tengkulak, jika produksi banyak dominasi 54
Pujiharto : Pola Tataniaga Sayuran ...
pedagang besar akan lebih kuat karena
yang terlibat dalam sistem tataniaga ini.
membeli produk sayuran dataran rendah
Margin tataniaga terdiri dari biaya dan
dari
keuntungan dari setiap tingkat lembaga
tengkulak.
Praktek
kerjasama/persekongkolan
antara
tataniaga.
Keuntungan yang diterima
tengkulak dengan pedagang pengumpul,
petani
antara tengkulak dengan pedagang besar
keuntungan yang diperoleh tengkulak dan
khususnya dalam pemberian modal atau
pedagang perantara. Besarnya keuntungan
kredit dari lembaga lebih tinggi terhadap
tersebut dipengaruhi oleh besarnya biaya
lembaga
produksi,
yang
lebih
rendah
banyak
berbeda
biaya
besarnya
dengan
transportasi,
dan
ditemukan dalam sistem tataniaga sayuran
penerimaan/harga jual yang diperoleh tiap
dataran rendah tersebut.
tingkat lembaga tataniaga.
Distribusi
margin tataniaga sayuran dataran rendah
Performance (Kinerja pasar)
pada setiap lembaga tataniaga ditunjukkan
Margin Tataniaga
pada Tabel 5.
Analisis margin tataniaga dapat digunakan untuk mengetahui distribusi margin pada tiap tingkat lembaga tataniaga
Tabel 5. Distribusi Marjin Tataniaga Sayuran Dataran Rendah di Wilayah Kecamatan Sumbang dan Kecamatan Kembaran Lembaga Tataniaga
Profit Marjin (%)
R/C
B/C
13,95 17,49 20,29 23,46 24,81
1,25 1,51 1,35 1,23 1,28
0,25 1,10 3,23 3,61 2,87
Petani Tengkulak Pedagang Pengumpul Pedagang Besar Pedagang Pengecer Sumber: Data Primer Diolah, 2014 Tabel 5 menunjukkan bahwa tingkat
sebesar 17,49 %, keuntungan pedagang
keuntungan yang diperoleh oleh lembaga-
pengumpul sebesar 20,29 % keuntungan
lembaga tataniaga yang terlibat dalam
pedagang besar sebanyak 23,64 %
pemasaran
rendah
keuntungan pedagang pengecer sebesar
memiliki kecenderungan meningkat sejalan
24,81% dari harga penjualan. Ini berarti
dengan
Petani
terjadi distribusi keuntungan yang tidak
memiliki keuntungan yang terkecil hanya
seimbang dengan kontribusi/korbanan dari
sebesar 13,95 % kemudian berturut-turut
setiap lembaga tataniaga yang terlibat
diikuti keuntungan pada tingkat tengkulak
(biaya yang ditanggung lembaga tataniaga
sayuran
aliran
dataran
tataniaganya.
55
dan
Pujiharto : Pola Tataniaga Sayuran ...
semakin kecil pada tingkatan yang lebih
mengeluarkan biaya pemasaran seperti
tinggi).
biaya angkut, bongkar muat, grading dan
R/C
Bila kita perhatikan sebaran nilai
sortasi diluar biaya pembelian. Pedagang
tiap
besar
lembaga
tataniaga
tampak
juga
mempunyai
pos-pos
memiliki nilai hampir merata. Nilai R/C
pembiayaan yang hampir sama dengan
tertinggi dimiliki oleh tengkulak dan nilai
pos-pos pembiayaan pedagang pengumpul.
R/C terendah diperoleh pedagang besar.
Bila
Namun bila kita perhatikan sebaran nilai
pemasaran
B/C rasionya, nampak bahwa pedagang
pedagang pengumpul, pedagang besar
besar merupakan lembaga tataniaga yang
mengeluarkan biaya yang relatif lebih
paling diuntungkan dalam sistem tataniaga
sedikit. Hal ini diduga karena pengaruh
sayuran
skala usaha pedagang besar yang relatif
dataran
rendah
ini
karena
dibandingkan yang
besar
dengan
biaya
dikeluarkan
oleh
mempunyai nilai B/C rasio terbesar yaitu
lebih
sehingga
pembiayaannya
3,61 dan diikuti nilai B/C rasio pedagang
menjadi lebih efisien (biaya rata-rata
pengumpul sebesar 3,23.
Sementara itu
pemasaran menjadi lebih kecil). Pos-pos
petani sebagai produsen hanya memiliki
yang tidak ada dalam struktur biaya dan
nilai B/C rasio sebesar 0,25 walaupun
penerimaan di pedagang pengumpul adalah
dengan penyerapan korbanan yang paling
pos bunga bank karena modal dari
besar (30,66 % dari harga jual tingkatan
pedagang besar diperoleh dari pinjaman
lembaga tataniaga). Hal ini menunjukkan
pihak bank.
adanya inefisiensi dalam sistem tataniaga
Tingkat keuntungan yang diperoleh
sayuran dataran rendah yang berstruktur
pedagang pengecer (24,81%) paling besar
pasar
dibanding lembaga tataniaga yang lain. Hal
oligopsoni
kuat
(strongly
ini
oligopsonist market structure).
karena
pedagang
pengecer
tidak
dibebeni biaya pemasaran lainnya kecuali
Tengkulak dalam sistem tataniaga biasanya
hanya biaya pembelian. Sedangkan tingkat
beroperasi langsung ke daerah sentra
keuntungan terendah diperoleh pada petani
produksi.
Sebelum menjual sayurannya
sebagai produsen sebesar 13,95%. Petani
kepada pedagang besar atau pedagang
masih harus menanggung biaya produksi
pengumpul,
masih
yang relatif lebih besar sedangkan pelaku
pemasaran diluar
tataniaga lainnya tidak dibebani dengan
sayuran
dataran
rendah
tengkulak
mengeluarkan biaya biaya pembelian. pedagang
ini
biaya produksi.
Demikian juga untuk
pengumpul
masih
harus 56
Pujiharto : Pola Tataniaga Sayuran ...
Bagian Harga yang Diperoleh Petani
rendah merupakan wujud pencerminan dari
(Farmer’s Share)
biaya produksi dan besarnya keuntungan
Besarnya
bagian
harga
yang
yang diperoleh petani.
Uraian tentang
diterima petani (farmer’s share) dari
besarnya bagian harga yang diterima petani
keseluruhan
(farmer’s share) disajikan pada tabel 6.
harga
jual
pada
tingkat
konsumen dalam tataniaga sayuran dataran Tabel 6. Nilai Farmer’s Share Petani Produsen Sayuran Dataran Rendah Lembaga Tataniaga Petani Sumber: Data Primer Diolah, 2014.
Share (%) 18,52
Tabel 6. merujuk pada kecilnya bagian
harga
yang
diperoleh
Elastisitas Transmisi Harga (Et)
petani
Analisis elastisitas transmisi harga
(18,52%) dalam sistem tataniaga sayuran
digunakan untuk mengetahui proporsi
dataran rendah karena petani murni hanya
perubahan harga di tingkat produsen akibat
sebagai produsen. Jika petani merangkap
proporsi perubahan harga pada tingkat
menjadi pelaku tataniaga lainnya maka
konsumen.
farmer’s share dapat meningkat. Farmer’s share
dalam
dipengaruhi
penelitian
oleh
panjang
ini
Uraian hasil analisis regresi
pada tingkat petani dan tingkat konsumen
tidak
yang
pendeknya
digunakan
untuk
menjelaskan
elastisitas transmisi harga ditampilkan
saluran tataniaga karena variasi harga jual
pada tabel 7.
pada setiap saluran dinyatakan sama dan lebih ditentukan oleh kualitas kualitas dan kontinuitas produk sayuran dataran rendah yang dijual oleh setiap petani.
Tabel 7. Hasil Analisis Regresi Elatisitas Transmisi Harga Uraian Harga di tingkat konsumen
Koefisien 1,0993** (0,37142) -1,1331 (0,3665) 0,9480 0,9737 29,597** 875,97** 2,3875
Konstanta R2 R t hitung F hitung DW Keterangan : ** nyata pada α = 0,05 57
t tabel 2,660
AGRITECH : Vol. XVI No. 1 Juni 2014 : 47 – 59
Tabel
7
menunjukkan
ISSN : 1411-1063
penelitian
bahwa
ini
dapat
ditarik
beberapa
koefisien regresi (b1) sebesar 1,0993
kesimpulan sebagai berikut:
adalah sebagai nilai elastisitas transmisi
1. Terdapat empat pola saluran tataniaga
Nilai elastisitas transmisi harga
sayuran dataran rendah yaitu: a) petani
lebih besar dari satu (Et > 1) memiliki arti
pedagang pengecer konsumen;
bahwa perubahan harga sebesar 1 % pada
b) petani tengkulak pedagang
tingkat
pengecer konsumen; c) petani
harga.
konsumen
akan
menyebabkan
tengkulak
tingkat
dapat
pedagang pengecer konsumen; d)
diartikan juga bahwa perubahan harga di
petani tengkulak pedagang
tingkat
pengumpul pedagang pengecer
petani/produsen
petani
atau
sebesar
109,93
%
pedagang
besar
perubahan harga sebesar 1,0993 % pada
konsumen.
dipengaruhi oleh perubahan harga tingkat
2. Stakeholder
konsumen sebesar 100 %.
atau
pelaku
tataniaga
sayuran dataran rendah adalah petani,
Elastisitas transmisi harga sebesar 1,0993 diuji dengan uji t signifikan pada
tengkulak,
pedagang
pengumpul,
tingkat kepercayaan 95 %, t hitung lebih
pedagang, besar, pedagang pengecer
besar dari t tabel. Dengan demikian bila
dan konsumen.
tingkat
3. Struktur pasar sayuran dataran rendah
konsumen sebesar 1% maka harga produk
di wilayah Kecamatan Sumbang dan
sayuran dataran rendah di tingkat petani
Kecamatan Kembaran adalah struktur
berubah lebih besar dari 1%.
pasar
terjadi
perubahan
harga
di
Elastistas
oligopsoni
kuat
(strongly
oligopsonist market structure).
transmisi harga sayuran dataran rendah efisien karena perubahan harga ditingkat
4. Perilaku pasar yang terjadi ditingkat
konsumen ditransmisikan sempurna ke
petani selaku produsen, tengkulak,
petani sebagai produsen. Hal ini sesuai
pedagang pengumpul, pedagang besar
dengan struktur pasar yang terbentuk yaitu
dan pedagang pengecer sebagian besar
struktur pasar oligopsoni kuat (strongly
menunjukkan adanya ikatan pemberian
oligopsonist market structure).
modal
dan
tujuan
memperoleh
keuntungan. 5. Kinerja pasar dari sisi profit marjin,
KESIMPULAN DAN SARAN
petani memperoleh
Kesimpulan Berdasarkan hasil
dan
uraian-uraian
pembahasan,
maka
profit margin
pada
terendah sebesar 13,95% sedangkan
dalam
tertinggi adalah pedagang pengecer 58
Pujiharto : Pola Tataniaga Sayuran ...
sebesar 24,81%. Nilai R/C petani
DAFTAR PUSTAKA
sebesar 1,25 dan B/C rasio sebesar 0,25,
sedangkan
nilai
R/C
Charles D., Delome Jr, David R. Kamerschen, Peter G. Klein and Lisa Foerd Voeks. 2002. Structure conduct and performance: A simultaneous approach. Applied Economics 2002, 34: 2135-2141. ISSN 0003-6846 print ISSN 14664283 online, 2002 Taylor& Franci Ltd. http://www.tandf.co.uk/journals
rasio
tertinggi pada tengkulak sebesar 1,51 dan B/C tertinggi pada pedagang besar dengan nilai 3,61. Farmer’s share sebesar 18,52% 6. Elastistas dataran
transmisi rendah
harga
sayuran
efisien
karena Dahl D. C. and Hammond. 1977. Market and Price Analysis The Agricultural Industries. Mc Graw Hill Company, New York.
perubahan harga ditingkat konsumen ditransmisikan sempurna ke petani sebagai produsen
Dinas
Saran 1.
Untuk meningkatkan kekuatan posisi tawar petani produsen sayuran dataran rendah perlu dilakukan kebijakan-
Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Banyumas. 2012. Data Wilayah Potensial Produsen Komoditas Sayuran Dataran Rendah. Banyumas. Pemda Kab. Banyumas.
kebijakan reorientasi pada komoditas komersial
lainnya,
mengaktifkan
kembali
peranan
kelembagaan
pemasaran,
Gulo, W. H. 2010. Metodologi Penelitian. Penerbit PT. Gramedia, Jakarta Marion. , B.W. 1976. Application of The Structure Conduct Performance Paradigm to Sub Sector Analysis. Paper was presented at a meeting of the NC 117 Beef Task Force, March, 11-12, 1976
pola kemitraan yang
harmonis antara petani produsen dan pelaku tataniaga. 2.
Untuk mengurangi kekuatan pasar dari sisi konsumen dapat dilakukan melalui penetapah
Martin S., 1993. Industrial Economic: Economic Analysis and Public Policy. Prentice Hall, Englewood Cliffs, New Jersey.
kebijakan-kebijakan standar
harga
produk,
sistem pemasaran yang transparan, Nasir, M. 1988. Metode Ilmiah. Penerbit Ghalia. Jakarta.
membentuk suatu kelembagaan yang membantu meningkatkan pelayanan informasi
pasar,
Tomeck, W. G. and Kenneth L. Robinson. 1990. Agricultural Product Prices. Cornell University Press. Ithaca and London. Third Edition.
memfasilitasi
kebutuhan permodalan usahatani.
59