AGILITAS ORGANISASI-ORGANISASI ENTREPRENEURIAL Margo Purnomo1 ABSTRACT There are three main problems facing entrepreneurial organization today, i.e. customers, competition, and changes. In order to deal with three issues, in the old economic era, organizations are generally adapted by restructuring and reengineering in response to business environments changes. While in the new economic era, marked by the global business environment, crisis, and interconnectivity, entrepreneurial organization can survive by building organizational agility. Organizational agility is a new way for entrepreneurial organizations to deal with the changing business environment that is very fast and turbulent. This article aims to provide new insights in the field of entrepreneurship studies on the factors that can increase the agility of entrepreneurial organization. The discussion presented in three parts, namely history, definitions, and enabler of organizational agility. This article also proposes organizational agility model in perspective Dynamic Capabilities and Knowledge Based View. Keywords: knowledge management capability, agility enabler, entrepreneurial organizations
[24]
Margo Purnomo
Agilitas Organisasi-organisasi Entrepreneurial
ABSTRAK Ada tiga permasalah utama yang dihadapi organisasi entrepreneurial saat ini, yaitu pelanggan, kompetisi, dan perubahan. Dalam rangka menghadapi tiga masalah tersebut, pada masa ekonomi lama, umumnya organisasi beradaptasi dengan cara melakukan restrukturisasi dan reengineering dalam merespon perubahan linkungan bisnis. Sedangkan pada masa ekonomi baru yang ditandai dengan lingkungan bisnis global, krisis, dan inter-connectivity, organisasi entrepreneurial dapat bertahan dengan cara membangun agilitas organisasi. Agilitas organisasi merupakan cara baru bagi organisasi entrepreneurial untuk menghadapi perubahan lingkungan bisnis yang sangat cepat dan turbulen. Artikel ini bertujuan untuk memberikan wawasan baru dalam bidang studi kewirausahaan tentang faktor-faktor apa saja yang dapat meningkatkan agilitas organisasi entrepreneurial. Pembahasan dipaparkan dalam tiga bagian, yaitu sejarah, definisi, dan enabler agilitas organisasi. Artikel ini juga mengusulkan tentang model agilitas organisasi dalam persfektif kapabilitas dinamik dan knowledge based view. Kata kunci: kapabilitas manajemen pengetahuan, enabler agilitas, organisasi entrepreneurial
1
Jurusan Ilmu Administrasi Bisnis. FISIP Universitas Padjadjaran. Jl. Raya Bandung-Sumedang
KM 21, Kec. Jatinangor, Kab. Sumedang, Prop. Jawa Barat, Telp: 022-7798418 Fax: 022-7796974 Yayasan Rumah Kewirausahaan dan Pengembangan Diri (RKPD). Kampung Kaum RT 01 RW 10 Kec. Dayeuhkolot, Kab. Bandung, Prop. Jawa Barat, Telp/Fax: 022-5230699. Email:
[email protected]
JURNAL APLIKASI BISNIS, Vol. 5 No. 1, Oktober 2014
[25]
perubahan
PENDAHULUAN Karakteristik lingkungan yang dinamis
diindikasikan
linkungan
bisnis
(Yaghoubi & Dahmardeh, 2010).
dengan
Sedangkan pada masa ekonomi baru,
persaingan dalam lingkungan bisnis
yang ditandai dengan globalisasi,
yang
krisis,
tidak
pasti,
tidak
bisa
dan
inter-connectivity,
diprediksi, dan agresif (Abrishamkar
organisasi dapat bertahan dalam
et al, 2013). Kondisi tersebut dipicu
lingkungan yang dinamis dengan
oleh
teknologi
cara membangun agilitas. Agilitas
komunikasi dan informasi, serta
merupakan cara baru bagi organisasi
perubahan
pelanggan.
untuk mengembangkan fleksibilitas
Dalam lingkungan yang dinamis, ada
dan daya respon organisasi sehingga
tiga permasalah utama yang dihadapi
mampu
pelaku
pesatnya
inovasi
permintaan
menghadapi
perubahan
kewirausahaan
yaitu
lingkungan bisnis yang sangat cepat,
kompetisi,
dan
dinamis, dan turbulen (Sharifi &
perubahan. Situasi semakin kritis
Zhang, 1999; Sambamurthy et al,
karena siklus hidup perusahaan juga
2003; Lin et al, 2006; Sambamuthy,
semakin pendek dalam lingkungan
2007;
bisnis yang dinamis. Pada keadaan
2010; Chen, 2012).
pelanggan,
tersebut organisasi perlu melakukan
Yaghoubi
Artikel
ini
&
Dahmardeh,
bertujuan
aksi entrepreneurial (Sambamurthy
menjelaskan
et al, 2003; Teece, 2012).
dalam kewirausahaan pada tataran
Keadaan di atas berdampak pada adanya organisasi
desakan
pada
yang
melakukan
entrepreneurial
untuk
setiap aksi
merevisi
pentingnya
untuk
organisasi
agilitas
sebagaimana
dikemukakan oleh Sherehiy et al (2007)
dan
Macheridis
(2009).
Domain kewirausahaan disini bukan
prioritas dan visi dalam berbisnis
pada
pada masa ekonomi baru ini. Pada
organisasi.
masa
berwirausaha
atau
organisasi
organisasi beradaptasi dengan cara
entrepreneurial
adalah
organisasi
melakukan
yang
ekonomi
reengineering
lama,
umumnya
restrukturisasi agar
dan
organisasinya
ramping sehingga leluasa merespon
[26]
Margo Purnomo
domain
individu Perusahaan
menempatkan
peluang
sebagai
tetapi yang
inovasi
jantung
dan dalam
menghasilkan nilai ekonomi maupun
Agilitas Organisasi-organisasi Entrepreneurial
sosial (Meta, 2013). Setidaknya ada
keadaan tersebut, organisasi yang
empat
berusaha
alasan
mengapa
agilitas
membangun
agilitas
beralih
menjadi
penting dalam kewirausahaan pada
cenderung
tataran organisasi. Pertama, mengacu
customized
pada pendapat Yusuf et al (1999)
1995);
yang menyatakan bahwa agilitas itu
volume (Yusuf et al, 2003); dan
kontekstual. Hal tersebut disebabkan
inovatif, proaktif, menjaga kualitas,
oleh perubahan pasar dan kemajuan
serta menjaga keuntungan (Yusuf et
teknologi saat ini yang begitu cepat
al, 1999).
sehingga
menuntut
organisasi
manufacturing
melakukan
Ketiga,
(Kidd,
fleksibilitas
agilitas
menyaratkan
memiliki agilitas dalam melakukan
organisasi mampu cepat dan adaptif
aktivitas kewirausahaannya. Selain
dengan perubahan, ketidakpastian,
itu, volatilitas pasar membutuhkan
dan lingkungan yang sulit diprediksi
fleksibilitas dan integrasi. Agilitas
(Zhang & Sharifi, 2007). Agilitas
dalam arti fleksibel diperlukan oleh
sendiri
wirausahawan manakala lingkungan
karena itu membutuhkan integrasi
sulit untuk diprediksi. Kemajuan
dengan pelanggan agar kebutuhan
teknologi saat ini memungkinkan
dan
organisasi untuk lebih fleksibel dan
teridentifikasi dengan baik (Sharp et
terintegrasi.
al, 1999). Organisasi yang mampu
merupakan
aksi
permintaan
proaktif
pelanggan
Kedua, Pandangan bahwa agilitas
beradaptasi akan memiliki peluang
itu kontektual mengarahkan pada
yang lebih besar untuk meraih
outcome dari agilitas. Kitzmiller et al
keunggulan kompetitif dan mencapai
(2006) menyatakan bahwa tujuan
tujuan-tujuan strategis (Macheridis,
utama
2009).
agilitas
organisasi
adalah
memberikan nilai yang memuaskan
Alasan
keempat,
agilitas
pada pelanggan dengan cepat dan
merupakan indikasi bahwa organisasi
berkelanjutan. Hal ini diperlukan
entrepreneurial yang dibangun telah
agar
meraih kapabilitas. Pencapaian ini
keunggulan
perusahaan
tetap
kompetitif terjaga
dalam
sebagai indikasi bahwa organisasi
persaingan yang berorientasi pasar
telah berhasil melakukan inter relasi
dan lingkungan yang berubah. Dalam
antara
JURNAL APLIKASI BISNIS, Vol. 5 No. 1, Oktober 2014
kapabilitas
untuk
[27]
meningkatkan
diversitas
kapabilitas
dalam
pengetahuan kapabilitas perubahan
pasar,
mengelola
organisasi, untuk
dan
bertahan
lingkungan
pada bisnis.
Pada
tahun
mengumpulkan
1991,
Amerika
para
spesialis
industri yang dikelola oleh Iacocca Research
Institute
di
Lehigh
University. Dalam laporannya yang “The
Berdasarkan alasan-alasan tersebut
berjudul
agilitas organisasi penting untuk
manufacturing firms in 21St century:
dilibatkan
the
dalam
studi
tentang
kewirausahaan.
viewpoint
strategy
of
of
industrial
specialists”, para spesialis industri melaporkan bahwa perubahan dalam
SEJARAH Paradigma yang mendominasi
lingkungan bisnis sangat cepat diluar kemampuan beradaptasi perusahaan-
manajemen operasi pada era sebelum
perusahaan
tahun 1980 adalah lean production.
pada
Konsep ini awal dikembangkan di
menjalankan
perusahaan Toyota, Jepang. Pada
tradisional. Dalam laporan tersebut,
masa sekitar awal 1990-an, terjadi
kata
perubahan arah kebijakan ekonomi
diperkenalkan dalam dunia bisnis.
dan politik dunia sehingga
Berdasarkan
meningkatkan dinamika lingkungan
Kongres
bisnis. Perubahan lingkungan bisnis
menugaskan Departemen Pertahanan
tersebut berdampak pada anjloknya
untuk membuat satuan gugus tugas
market share bisnis manufaktur
khusus
Amerika karena munculnya pesaing
meningkatkan keunggulan kompetitif
baru khususnya dari negara-negara di
perusahaan-perusahaan
Asia dan Eropa. Menanggapi kondisi
di Amerika (Sena et al, 2009;
tersebut, mendorong studi dalam
Yaghoubi & Dahmardeh, 2010).
manajemen strategis untuk
manufaktur
saat
itu
Amerika
yang
masih
manajemen
operasi
agilitas
pertama
laporan Amerika
yang
kali
tersebut, selanjutnya
bertugas
untuk
manufaktur
Konsep agilitas sendiri asalnya
mengidentifikasi faktor-faktor
merupakan konsep yang dikenal
kesuksesan berbisnis dalam sistem
dalam bidang studi sistem informasi
ekonomi dunia baru.
(Borjesson et al, 2006). Sedangkan dalam manajemen strategis, Drucker
[28]
Margo Purnomo
Agilitas Organisasi-organisasi Entrepreneurial
mengkonsepsikan menjelaskan
agilitas
tentang
meningkatkan
untuk
PENDEFINISIAN AGILITAS
pentingnya
fleksibilitas
dan
Perkembangan definisi agilitas organisasi
terus
responsibilitas organisasi (Yaghoubi
Berawal
&
Tahapan
pengambilan
Iacocca
Research
menjadi fleksibilitas, lalu berubah
melakukan
penelitian
lagi menjadi fleksibiltas strategis,
Dahmardeh,
selanjutnya, Institute
2010).
dari
berkembang.
kecepatan keputusan
terhadap 13 perusahaan manufaktur
dan
di Amerika, seperti General Motors,
(Schnackenberg
General Electric, Goodyear Tire &
Perkembangan
Rubber,
organisasi
dan
IBM.
Pertanyaan
penelitiannya
adalah,
characteristics
will
“What the
21st
century’s successful organizations Penelitian
akhirnya
agilitas et
dalam berubah
organisasi al,
2011).
definisi
agilitas
seiring
perkembangan organisasi.
dengan
dimensi
agilitas
Penjelasan
agilitas
organisasi menurut Iacocca Institute
selanjutnya
of Lehigh University (Iacocca, 1991,
melibatkan ratusan perusahaan dan
dalam Dove, 1992) adalah sebagai
hasilnya diterbitkan oleh Goldman et
berikut: A manufacturing system with
al (1995). Sejak saat itu, studi
capabilities
terhadap agilitas organisasi dalam
technologies,
manajemen
educated
have?”.
dilakukan Fliedner
strategis seperti
(1998),
banyak
Vokurka
&
Gunasekaran
(hard
and
human
soft
resources,
management,
and
information) to meet the rapidly changing
needs
of
the
market
(1998), dan Sharifi et al (2001).
place (speed, flexibility, customers,
Dalam studi kewirausahaan, agilitas
competitors,
organisasi itu sendiri merupakan
infrastructure, and responsiveness).
salah
In the other words,
satu
entrepreneurial
bentuk
dari
suppliers,
a system
action
which faces rapidly to change and
(Sambamurthy et al, 2003; Teece,
reaction to these changes is through
2012; Margo, 2014).
variety in product models or midline change
(flexibility)
and
ideally,
immediate response to customer demands.
JURNAL APLIKASI BISNIS, Vol. 5 No. 1, Oktober 2014
[29]
Penjelasan
Iacocca
Institute
low
cost
production
tersebut selanjutnya menjadi rujukan
quickly
para ahli dalam mendalami agilitas
resources”. Hayes & Pisano (1994)
organisasi. Salah satu dimensi awal
berargumen bahwa ketika organisasi
agilitas organisasi ditemukan dalam
bergerak dari lingkungan organisasi
disiplin ilmu manajemen strategis
yang stabil menuju lingkungan yang
yang dikemukakan oleh Judge &
turbulen
maka
tujuan-tujuan
Miller
kecepatan
organisasi
berubah
dari
pengambilan keputusan. Dimensi ini
kompetitif
berdasarkan
pada
konsep
strategis.
pengambilan
keputusan
strategis
konstruk fleksibilitas dan fleksibilitas
dalam lingkungan yang sangat cepat
strategis secara implisit melekat
berubah
elemen
(1991)
dari
yaitu
Eisenhardt
(1989).
and
relatively
with
menjadi Karena
kecepatan
minimal
strategi
fleksibilitas
itu,
di
walaupun
dalamnya
Dimensi lain yang muncul setelah itu
namum fokusnya cenderung pada
adalah fleksibilitas. Bahrami (1992)
kemudahan
mendefinisikan fleksibilitas sebagai
kecepatan berubah.
berikut:
“the
rapidly
to
ability
change
advantage
Kemudahan
berubah
organisasi
dan
untuk
of
berubah dan kecepatan organisasi
emergent opportunities and/or side-
berubah akhir-akhir ini menunjukkan
step threats”. Selanjutnya Bahrami
adanya pergeseran dari fleksibilitas
(1992)
bahwa
strategis ke agilitas. Definisi agilitas
fleksibilitas memiliki karakteristik
umumnya dikarakteristikkan dengan
offensive dari agilitas dan versatilitas
dimensi
sebagai karateristik defensive dari
lingkungan dan perubahan
kekuatan dan kekenyalan. Hayes &
adaptif. Salah satu peneliti yang
Pisano (1994) memperluas konsep
mengawali untuk melakukan transisi
ini dalam disiplin ilmu manajemen
dari fleksibilitas strategis menjadi
operasi dengan sebutan fleksibilitas
agilitas adalah Sambamurthy et al
strategis. Hayes & Pisano (1994)
(2003).
mendefinisikan fleksibilitas strategis
Sambamurthy et al (2003) adalah
adalah “the ability to switch gears
“the ability to detect opportunities
from rapid product development to
for
[30]
take
to
untuk
menyarankan
Margo Purnomo
ketanggapan
pada yang
Definisi agilitas menurut
innovation
and seize
those
Agilitas Organisasi-organisasi Entrepreneurial
competitive market opportunities by
berfokus pada aspek merasakan dan
assembling
merespon, Tallon & Pinsonneault
requisite
assets,
knowledge, and relationships with
(2011)
speed and surprise”. Berdasarkan
kemudahan dalam merasakan dan
definisi
kemudahan
tersebut,
menurut
menekannkan
pentingnya
dalam
merespon.
Sambamurthy et al (2003) ada tiga
Kemampuan keduanya diperlukan
dimensi yang terlibat dalam konstruk
untuk
agilitas, yaitu agilitas pelanggan
ekspoitasi dan eksplorasi. Karena itu,
(customer agility), agilitas kemitraan
Tallon
(partnering
agility),
agilitas
mendefinisikan agilitas adalah “the
opersional
(operational
agility).
ability to detect and respond to
(2009)
opportunities and threats in the
mendefinisikan agilitas secara praktis
environment with ease, speed and
yaitu “the capacity to identify,
dexterity”. Definisi ini serupa dengan
capture, and exploit opportunities
definisi
yang
more
do”.
Overby
et
yang
menekankan pada dimensi kelayakan
dikemukakan Sambamurthy et al.
merespon (appropriateness of the
(2003) yang memandang agilitas
response), yaitu selarasnya respon
sebagai
kapabilitas
dengan tujuan organisasi. Walaupun
definisi
Sull
Selanjutnya
Sull
quickly
Berbeda
dan
than
dengan
menjelaskan kapasitas
rivals
definisi
organisasi,
(2009) agilitas
organisasi.
berimplikasi
sebagai Hal
dimensi
ini
definisi
&Pinsonneault
disampaikan al
agilitas
(2006)
organisasi
aspek
(2011)
oleh yang
terus
berkembang, namun bukan berarti tanpa
kritik.
Salah
satu
kritisi
yang
dikemukakan oleh Overby et al
yaitu
(2006) yang menyatakan bahwa:
jangkauan untuk merasakan (range
“…an analogy is the squirrel in the
of sense) dan jangkauan untuk
road. The pending environmental
merespon (range of response), bukan
change that the squirrel senses is
skala untuk merasakan dan merespon
that there’s a car coming down the
seperti pada definisi awal.
road. The squirrel responds by
terlibat
pada
lebih
menyeimbangkan
didalammnya,
Berkenaan
dengan
konstruk
running back and forth, but its
agilitas sebagai mekanisme yang
JURNAL APLIKASI BISNIS, Vol. 5 No. 1, Oktober 2014
[31]
response is not appropriate because
sensing/responding)
it gets run over.”
melibatkan
Berdasarkan berbagai pandangan
dimensi
tetapi
juga
ketangkasan
(dexterity). Dimensi ini diperlukan
di atas, maka definisi Tallon &
organisasi
Pinsonneault
rangka meraih keseimbangan dalam
sebagai
(2011)
definisi
dipandang
yang
dapat
entrepreneurial
dalam
bersaing. Tabel 1 berikut ini adalah
menggambarkan konstruk agilitas
perkembangan
organisasi.
&
organisasi yang dikemukakan oleh
Pissonneault (2011) tidak hanya
para ahli dalam selang waktu 10
menekankan pada tiga karakteristik
tahun terakhir:
Definisi
Tallon
definisi
agilitas
(speed of change, ease of change and
Tabel 1. Perkembangan Definisi Agilitas Organisasi Definisi Agilitas Penulis organizational capability of rapid response in order to Prince & Kay meet diverse clients' needs, in some instances, such as (2003) price, quantity, quality, and delivery time 2 The continual readiness of an entity to rapidly or Conboy & inherently, proactively or reactively , embrace change, Fitzgerald through high quality , simplistic, economical (2004) components and relationships with its environment. 3 the response to imposed challenges by business Zain et al (2005) environment which is surrounded by uncertainty. 4 an organization’ s capability to cope with external and van Oosterhout et internal changes that are unpredictable and uncertain al (2006) 5 the capacity to identify, capture, and exploit Sull (2009) opportunities more quickly than rivals do 6 the dynamics capability of organization designing Worley & Lawler which can diagnose needs to change from internal (2010) and external sources, do them and control performance stable 7 a response to the challenges posed by a business Yaghoubi & environment dominated by change and uncertainty Dahmardeh (2010) 8 the ability to detect and respond to opportunities and Tallon & threats in the environment with ease, speed and Pinsonneault dexterity (2011) 9 an organization’s ability to sense/detect (alertness) Chen (2012) and act/respond (responsiveness) to changes with speed. 10 The ability to respond quickly to market changes Landaran et al (2014) Sumber: Margo, 2014. No 1
[32]
Margo Purnomo
Agilitas Organisasi-organisasi Entrepreneurial
ENABLER AGILITAS ORGANISASI
Content dan Structural Enabler Agilitas Organisasi Membangun agilitas organisasi
setiap jenjang dan setiap tahapan
menuntut pendekatan yang holistik
dalam sistem horisontal (Yusuf et al,
(Yusuf et al, 1999), strategis dan
1999).
entrepreneurial (Sambamurthy et al,
dibangun sebagai pondasi organisasi
2003; Margo, 2014). Pendekatan
(Sharp et al, 1999) dan diposisikan
holistik terhadap agilitas menurut
secara strategis (Zhang & Sharifi,
Yusuf et al (1999) memiliki dua
2007; Margo, 2014).
dimensi, yaitu dimensi vertikal dan
membutuhkan agilitas untuk survive
horisontal.
dan berkembang dalam lingkungan
berarti
Dimensi
bahwa
horizontal
adalah
agilitas
Organisasi
dapat
bisnis saat ini yang dinamis dan tidak
diekspresikan sebagai sistem yang
pasti. Karena itu perlu ditelusuri
melibatkan input, operasionalisasi,
faktor-faktor
dan
menunjang
output.
agilitas
Intinya
Christopher
(2000)
apa
saja
organisasi
yang
mencapai
menambahkan bahwa dalam dimensi
agilitas yang tinggi atau enabler
horisontal juga melibatkan integrasi
agilitas
proses
enabler
dengan
Berdasarkan tersebut
stakeholder.
kedua
secara
pandangan
strategis
dapat
organisasi.
Keberadaan
diperlukan
berhubungan
langsung
kemampuan
organisasi
sebab dengan untuk
dikatakan bahwa dimensi horisontal
merespon dengan cepat dan efektif
agilitas merupakan integrasi input,
lingkungan bisnis yang dinamis.
process, output, dan feedback untuk
Tabel 2 adalah pendapat para ahli
memuaskan
(Margo,
tentang faktor penunjang agilitas
stakeholder
2014).
Dimensi
vertikal
berarti
organisasi dengan pengelompokan
agilitas
dapat
dicapai
secara
berdasarkan pendapat Yaghoubi &
berjenjang, baik itu ditataran antar
Dahmardeh (2010) yang menyatakan
organisasi, inter organisasi, individu,
bahwa enabler agilitas organisasi
maupun sumber daya. Agilitas pada
dapat diklasifikasikan ke dalam dua
jenjang yang tinggi akan tercapai
kelompok
apabila terdapat keselarasan pada
enabler dan structural enabler.
JURNAL APLIKASI BISNIS, Vol. 5 No. 1, Oktober 2014
besar,
yaitu
content
[33]
Tabel 2. Content dan Structural Enabler Agilitas Organisasi No Content Enabler 1
Partnership
2
Teknologi Informasi
3
Manajemen Hubungan Pelanggan Budaya Organisasi
4
5
6
7
Keterampilan menghadapi perubahan Kepemimpinan
Sherehiy et al (2007) Lin et al (2006) Zain et al (2005) Ramesh & Devadasan (2007) Zain et al (2005) Bottani (2009) Narasimhan et al (2006) Kettunen (2009) Kettunen (2009) Sherehiy et al (2007) Zain et al (2005) Crocitto & Youssef (2003)
Lin et al (2006)
Kettunen (2009)
Narasimhan et al (2006) 8 Kettunen (2009) Crocitto&Youssef (2003) 9 Innovativeness Kettunen (2009) 10 Pengambilan risk Kettunen (2009) 11 Dukungan Zain et al (2005) manajemen puncak 12 Manajemen Crocitto & Youssef Sumber Daya (2003) manusia 13 Manajemen Kettunen (2009) Kompetensi Inti 14 Peningkatan daya Lin et al (2006) manfaat sumber Zain et al (2005) daya perusahaan Kettunen (2009) Sumber: Margo (2014)
[34]
Pembelajaran berkelanjutan Tenaga kerja
Referensi
Margo Purnomo
Structural Enabler Penciptaan perusahaan virtual
Referensi Kettunen (2009)
Kerjasama Tim
Narasimhan et al (2006) Bottani (2009)
Penciptaan organisasi pembelajaran Penciptaan perusahaan berbasis pengetahuan Struktur organisasi
Kettunen (2009)
Kapabilitas melakukan rekonfigurasi
Kettunen (2009) Sherehiy et al (2007) Zain et al (2005) Kettunen (2009)
Integrasi
Kettunen (2009)
Kettunen (2009)
Agilitas Organisasi-organisasi Entrepreneurial
terbatas,
Kapabilitas Manajemen
mudah
ditiru
atau
Pengetahuan dan Orientasi
disubstitusi, sumber daya non fisik
Kewirausahaan sebagai Enabler
seperti
Agilitas Organisasi
sebaliknya. Pengetahuan saat ini
Berdasarkan Tabel 2 diketahui penciptaan
perusahaan
pengetahuan
justru
telah menjadi sumber daya strategis
berbasis
untuk mengembangkan kapabilitas
2009);
organisasi. Karena itu, membangun
Penciptaan organisasi pembelajaran
kapabilitas manajemen pengetahuan
(Kettunen, 2009); dan Pembelajaran
sebagai anteseden agilitas organisasi
berkelanjutan (Narasimhan et al,
selaras dengan Sambamurthy et al
2006) merupakan beberapa enabler
(2003), Narasimhan et al (2006),
agilitas organisasi yang berhubungan
Kettunen (2009) dan Landaran et al
erat
(2014).
pengetahuan
(Kettunen,
dengan
pengetahuan. juga
manajemen
Pandangan
berkaitan
tersebut
dengan
Sambamurthy
et
al
(2003)
pendapat
berdasarkan pendekatan kapabilitas
Kuratko (2005) yang menyatakan
dinamik mengidentifikasi bahwa ada
bahwa
organisasi
dua
organisasi
mengantisipasi
indikasi
entrepreneurial
adalah
yang melakukan pembelajaran.
proses
penting
dalam
lingkungan
bisnis
yang tidak pasti yaitu capability-
Peran pengetahuan saat ini telah
building process dan entreprneurial
menjadi sumber daya organisasi
action process. Pendapat ini sesuai
yang sangat penting. Hal tersebut
dengan
dikarenakan
menyatakan bahwa dalam kondisi
oleh
cepatnya
Teece
perkembangan teknologi informasi
lingkungan
serta perubahan lingkungan yang
organisasi
semakin
entrepreneurial
terhubung
kompetitif sehingga
dan
saling
mengubah
sekedar
(2012)
bisnis
yang
perlu
dinamis
membangun
action,
membangun
yang
bukan rutinitas.
orientasi strategis organisasi dari
Sambamurthy et al (2003) juga
pemanfaatan sumber daya fisik ke
menyatakan
sumber daya non fisik. Berbeda
organisasi merupakan representasi
dengan sumber daya fisik yang
dari aksi entrepreneurial. Secara
semakin
konsep, Sambamurthy et al (2003)
tidak
populer
karena
JURNAL APLIKASI BISNIS, Vol. 5 No. 1, Oktober 2014
bahwa
agilitas
[35]
merancang
model
konseptual
seperti pada Gambar 1.
hubungan kedua proses tersebut
Capability Building Process
Entrepreneurial Action Process
Gambar 1. Model Kapabilitas Dinamik Sumber: Sambamurthy et al (2003)
Berdasarkan pada Gambar 1, bila
memperoleh,
menyebarkan,
dan
agilitas organisasi merupakan bentuk
mengaplikasikan pengetahuan pada
dari aksi entrepreneurial maka yang
pelanggan, pegawai, dan rekan kerja
dimaksud dengan proses membangun
(Chen & Huang, 2009).
kapabilitas
dalam
knowledge
based
persfektif
Agar
adalah
berjalan
view
proses
tersebut
dapat
baik
maka
dengan
kapabilitas manajemen pengetahuan.
diperlukan kapabilitas infrastruktur
Karena itu, pembahasan selanjutnya
manajemen pengetahuan. Hubungan
berfokus pada agilitas organisasi
antara
dalam
persfektif
manajemen
pengetahuan
Dinamik
dan
kapabilitas
proses
Kapabilitas
Knowledge
Based
View.
kapabilitas
pengetahuan
infrastruktur dengan
manajemen
secara
teoritis
berdasarkan pada teori sosial capital Proses Membangun Kapabilitas
dan teori
knowledge-based view
Manajemen Pengetahuan
(Lopez 2005). Berdasarkan teori
Gold et al (2001) berdasarkan
sosial capital, infrastruktur dapat
pendekatan knowledge-based view
meningkatkan modal sosial dengan
menegaskan
cara
bahwa
kapabilitas
menyediakan
sebuah
manajemen pengetahuan dibangun
mekanisme interaksi sosial antar
oleh dua variabel, yaitu kapabilitas
individu sebagai dasar bagi proses
infrastruktur
manajemen
manajemen pengetahuan. Sedangkan
pengetahuan dan kapabilitas proses
berdasarkan teori knowledge-based
manajemen pengetahuan. Kapabilitas
view diketahui bahwa elemen-elemen
proses
infrastruktur
manajemen
pengetahuan
berarti kemampuan organisasi untuk
[36]
Margo Purnomo
memungkinkan
organisasi perusahaan
dapat untuk
Agilitas Organisasi-organisasi Entrepreneurial
mengelola pengetahuannya secara
pengetahuan organisasi tidak hanya
efektif
pengkoordinasian
tersimpan dalam budaya, teknologi,
aktivitas-aktivias individu di dalam
dan individu, tetapi juga dalam
perusahaan
lingkungan
melalui
dan
pengintegrasian
pengetahuan individu. Berdasarkan
fisik
Berdasarkan
temuan
Wong
maka
organisasi.
pemaparan
kapabilitas
tersebut
infrastruktur
(2005), Wong & Aspinwall (2004;
manajemen
2005),
(2009),
dikatakan
Nguyen
memori organisasi untuk menyimpan
Migdadi
Valmohammadi
(2010),
pengatahuan sebagai
(2010), Soon & Zainol (2011) dan
pengetahuan
Emadzade et al (2012) diketahui
berdiri.
dapat
kemampuan
selama
organisasi
bahwa infrastruktur pada perusahaan entrepreneurial infrastruktur Hasil
berbeda non
dengan
entrepreneurial.
penelitian
menunjukkan
mereka
bahwa
infrastruktur
ada
tiga
penting
yang
Proses Aksi Entrepreneurial Secara
teoritis,
Shepherd
Wiklund
(2003)
& telah
memproposisikan bahwa perusahaan dengan
sumber
daya
berbasis
menduduki rangking tertinggi untuk
pengetahuan akan memiliki kinerja
menciptakan
pada
yang baik jika memiliki orientasi
yaitu
kewirausahaan. Hal ini sesuai dengan
organisasi
kapabilitas entrepreneurial,
infrastruktur budaya, teknologi, dan
saran
individu. Selanjutnya, Singh et al
menyarankan
(2006)
dinamik saat ini perlu dipandang
menambahkan
infrastruktur organisasi
evolusi,
lingkungan dalam
pengetahuan.
fisik
manajemen
Berdasarkan
Singh
memandang
pentingnya
et
bahwa
Teece
(2012) agar
yang
kapabilitas
sebagai entrepreneurial action bukan sebagai
penciptaaan
rutinitas
teori
organisasi. Dalam persfektif teori
(2006)
kapabilitas dinamik, Acikdilli &
infrastruktur
Ayhan (2013) menemukan bahwa
al
manajemen pengetahuan merupakan
sumber
artefak-artefak
pengetahuan
berhubungan positif dengan orientasi
organisasi yang berfungsi sebagai
kewirausahaan. Penelusuran terhadap
memori
penelitian
organisasi.
Karena
itu,
JURNAL APLIKASI BISNIS, Vol. 5 No. 1, Oktober 2014
daya
tentang
pengetahuan
orientasi
[37]
kewirausahaan menunjukkan
sebelumnya bahwa
orientasi
pada
tingkat
kewirausahaan
Secara
spesifik
hubungan
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
Pertama,
innovativeness
perusahaan dipengaruhi oleh faktor
akan mempermudah organisasi untuk
internal
organisasi
melakukan eksplorasi dan ekspoitasi
dengan
infrastruktur
yang
serupa
manajemen
ide-ide
baru
dan
membantu
pengetahuan seperti individu (Zainol
menyesuaikan diri dengan perubahan
& Ayadurai, 2011), teknologi (Heger
(Lumpkin & Dess, 1996; Ahuja &
et al, 2013), budaya (Yao et al, 2009)
Lampert, 2001; Rauch et al, 2009).
dan
Kedua, Proactiveness memberikan
artefak
lingkungan
fisik
organisasi (Majchrzak et al, 2004). Berdasarkan persfektif resourceadvantage
theory,
orientasi
arahan ke masa depan dan pencarian peluang (Rauch et al, 2009). Hal ini merefleksikan
sikap
untuk
kewirausahaan dipandang sebagai
melakukan antisipasi dan beraksi
sumber daya yang memfasilitasi
mewaspadai perubahan pasar (Baker
sebuah perusahaan untuk melampaui
& Sinkula, 2009), serta menjadi
pesaing (Hunt & Morgan, 1997).
pionir dalam menggunakan metode,
Guna merespon lingkungan yang
teknik, dan produk baru (Lee et al,
kompetitif dan dinamis perusahaan
2001; Li et al, 2010). Terakhir aspek
perlu secara konsisten mentransfer
risk
orientasi
kedalam
merepresentasikan kemauan untuk
aktivitas-aktivitas strategis, seperti
mengeluarkan sumber daya dalam
agilitas organisasi, yaitu kecepatan
rangka
aksi dan reaksi untuk beradaptasi
diyakini walaupun hasilnya tidak
dalam
menghadapi
pasti (Lumpkin & Dess, 1996; Ahuja
persaingan serta lingkungan bisnis
& Lampert, 2001; Baker & Sinkula,
yang tidak pasti. Karena itu dalam
2009; Li et al, 2010). Agilitas sendiri
kewirausahaan,
orientasi
menurut Sharifi & Zhang (1999)
kewirausahaan menciptakan keadaan
adalah kemampuan organisasi untuk
yang baik bagi organisasi untuk
memandang
perubahan
mencapai agilitas.
peluang.
Jadi,
kewirausahaan
rangka
taking.
mengejar
kewirausahaan
[38]
Margo Purnomo
Aspek
ini
peluang
pada
yang
sebagai orientasi tataran
Agilitas Organisasi-organisasi Entrepreneurial
organisasi merupakan sumber daya
antara
untuk
pengetahuan
meningkatkan
aspek
kapabilitas dengan
perseptual organisasi sehingga dapat
organisasi.
memandang perubahan lingkungan
desain
sebagai peluang.
entrepreneurial
Berdasarkan pemaparan di atas,
manajemen
Diharapkan tersebut,
tujuan
agilitas
yang
dengan organisasi
mampu
mencapai
diharapkan,
unggul
agilitas organisasi dalam persfektif
dalam bersaing, dan survive dalam
knowledge based view merupakan
lingkungan bisnis yang tidak pasti,
output dari kapabilitas manajemen
tidak bisa diprediksi, dan agresif.
pengetahuan.
Secara
Pada
organisasi
ringkas,
hubungan
antar
perusahaan entrepreneurial seperti
konsep agilitas organisasi dalam
usaha kecil dan menengah, orientasi
persfektif kapabilitas dinamik dan
kewirausahaan
knowledge-based view di tampilkan
organisasi
pada
tataran
merupakan
mediator
dalam Gambar 2.
Capability Building Process
Infrastruktur Manajemen Pengetahuan
Proses Manajemen Pengetahuan
Entrepreneurial Action Process
Orientasi Kewirausahaan
Agilitas Organisasi
Gambar 2. Model Agilitas Organisasi Pada Perusahaan Entrepreneurial
KESIMPULAN Agilitas organisasi pada awalnya dipandang
serupa
dengan
lean
production.
terhadap
Fokus
agilitas
studi
selanjutnya
fleksibilitas,
yaitu
kemampuan
berkembang lebih spesifik, misalnya
perusahaan
untuk
menghadapi
sebagai
perubahan
dan
beradaptasi.
pembelajaran organisasi, mekanisme
Selanjutnya
agilitas
berkembang
pembelajaran
pemaknaannya
sebagai
properti
alternatif dalam manajemen operasi
manajemen
kapabilitas
dalam
organisasi,
organisasi,
pengetahuan,
entrepreneurial,
serta
aksi sebagai
yang berkenaan dengan mass and
JURNAL APLIKASI BISNIS, Vol. 5 No. 1, Oktober 2014
[39]
paradigma dalam pengorganisasian
sebagai
dan desain organisasi.
perusahaan dengan sumber daya
Berdasarkan penelusuran enabler agilitas
organisasi,
baik
content
peluang.
Sementara
berbasis pengetahuan akan memiliki kinerja yang baik jika memiliki
enabler maupun structural enabler,
orientasi
diketahui bahwa beberapa enabler
orientasi kewirausahaan pada tataran
agilitas organisasi berhubungan erat
organisasi merupakan sumber daya
dengan
untuk
manajemen
pengetahuan.
kewirausahaan.
Jadi,
meningkatkan
aspek
Pandangan tersebut juga berkaitan
perseptual organisasi sehingga dapat
dengan
organisasi
memandang perubahan lingkungan
entrepreneurial yaitu organisasi yang
sebagai peluang. Diharapkan dengan
melakukan pembelajaran. Karena itu,
desain
artikel ini juga mengusulkan tentang
entrepreneurial
model
tujuan
indikasi
agilitas
organisasi
dalam
tersebut,
yang
organisasi
mampu
mencapai
diharapkan,
unggul
persfektif Kapabilitas Dinamik dan
dalam bersaing, dan survive dalam
Knowledge
lingkungan bisnis yang tidak pasti,
dalam
Based
View.
persfektif
Model
Kapabilitas
tidak bisa diprediksi, dan agresif.
Dinamik dibangun dua bagian besar yaitu capability building process dan
DAFTAR PUSTAKA
entrepreneurial
process.
Abrishamkar, MM., Allameh, SM.,
Sementara agilitas organisasi dalam
Mehrabi, S., & Rashid, SB.
persfektif knowledge based view
(2013).
merupakan output dari kapabilitas
influence
manajemen
agility
dalam adanya
action
pengetahuan.
artikel
ini
mengusulkan
variabel
kewirausahaan
Model
pada
orientasi tataran
Investigating of on
the
organizational value
creation
competency through knowledge share
process
telecommunication
In
Irancell company.
organisasi sebagai mediator antara
Journal of American Science,
kapabilitas manajemen pengetahuan
Vol. 7 No. 9, pp. 150-160.
dengan agilitas organisasi. Agilitas
Acikdilli, G. & Ayhan, DY. (2013)
sendiri adalah kemampuan organisasi
Dynamic
untuk
Entrepreneurial Orientation in the
[40]
memandang
Margo Purnomo
perubahan
Capabilities
&
Agilitas Organisasi-organisasi Entrepreneurial
New
Product
Development.
International
journal
of
International Journal of Business
Production Economics, Vol.119,
& Social Science, Vol. 4 No. 11,
pp.380-391.
pp. 141-121.
Chen, X. (2012). Impact of Business
Ahuja, G. & Lampert, CM. (2001).
Intelligence & IT Infrastructure
Entrepreneurship in the large
Flexibility
corporation: A longitudinal study
Advantage: An Organizational
of how established firms create
Agility Perspective. Dissertations
breakthrough
& Theses from the College of
inventions.
on
Competitive
Strategic Management Journal,
Business
Vol. 22, pp. 521–543
University of Nebraska-Lincoln,
Bahrami, H. (1992). The Emerging Flexible
Organization:
Perspectives
From
Administration.
Paper 32. Chen, CJ. & Huang, JW. (2009).
Silicon
Strategic
Valley. California Management
practices
Review, Vol. 34 No. 4, pp. 33-52.
performance: The mediating role
Baker, WE. & Sinkula, JM. (2009).
of
human &
resource innovation
knowledge
management
The complementary effects of
capacity. Journal of Business.
market
&
Research, Vol 62, pp. 104-114
on
Christopher, M. (2000). The agile
orientation
entrepreneurial
orientation
profitability in small businesses,
supply
Journal
volatile
of
Small
Business
chain:
competing
markets,
in
Industrial
Management, Vol. 47 No. 4, pp.
Marketing Management, Vol. 29
443-64.
No. 1, pp. 37-44
Borjesson, A., Martinsson, F., &
Conboy, KB.
& Fitzgerald,
B.
Timmeras, M. (2006). Agile
(2004). Towards a conceptual
improvement
in
framework of agile methods: A
software organizations. European
study of agility in different
Journal of Information Systems,
disciplines. WISER „04, ACM,
Vol. 15, pp. 169-182
New York.
practices
Bottani, E. (2009). A fuzzy QFD approach
to
achieve
agility,
Crocitto, M. & Youssef, M. (2003) The
JURNAL APLIKASI BISNIS, Vol. 5 No. 1, Oktober 2014
human
side
of
[41]
organizational agility, Industrial
International Thomas Publishing,
Management & Data Systems,
London.
Vol.103 No.6, pp. 388-397.
Gunasekaran,
Dove, R. (1992) What is all this talk
A.,
implementation
manufacturing
International
strategy.
Japan
Management
Association Research. Prevision. Agility Forum.
framework, Journal
of
Production Research, Vol. 36 No. 5, pp. 1223-1247. Hayes, RH. & Pisano, GP. (1994).
Eisenhardt, KM. (1989). Making fast strategic
Agile
manufacturing: enablers & an
about agility-The 21st century enterprise
(1998).
decisions
in
Beyond world-class: The new
high-
manufacturing strategy. (cover
velocity environments. Academy
story). Harvard business review,
of Management Journal, pp: 543
Vol. 72 No. 1, pp: 77-87.
Emadzade, MK., Mashayekhi, B., &
Heger, D., Rinawi, M., & Veith, T.
Abdar, E. (2012). Knowledge
(2011). The Effect of Broadband
management
Infrastructure
capabilities
and
organizational
performance.
Entrepreneurial Activities: The
Interdisciplinary
Journal
Of
Case
Research
In
Discussion Paper No. 11-081,
Contemporary
Business, Vol 3, No 11, pp. 781790.
of
Germany.
ZEW
Mannheim. Hunt, SD., & Morgan, RM. (1997).
Gold, AH., Malhotra, A., & Segars, AH.
(2001).
Resource-advantage theory: A
Knowledge
snake swallowing its tail or a
management: an organizational
general theory of competition.
capabilities perspective. Journal
Journal of Marketing, Vol. 61
of
No. 3, pp. 74−82.
Management
Information
Systems, Vol. 18, No. 1, pp. 185214.
(1995)
Judge, WQ. & Miller, A. (1991). Antecedents
Goldman, S., Nagel, R., & Preiss, K.,
[42]
on
Agile
competitors
decision
&
speed
outcomes in
of
different
&
environmental context. Academy
virtual organizations, Kenneth:
of Management Journal, Vol. 34
Van
No. 2, pp. 449-463
Nostrand
Margo Purnomo
Reinhold,
Agilitas Organisasi-organisasi Entrepreneurial
Kettunen, P. (2009) Adopting key lessons
from
agile
manufacturing to agile software product
–
development
comparative
A
study,
Isfahan. Journal of social issues & humanities, Vol. 2, Issue , pp: 146-151. Lee, C., Lee, K. & Pennings, JM. (2001).
Internal
Technovation, Vol. 29, pp. 408-
external
422.
performance:
Kidd,
PT.
(1995).
Agile
capabilities,
networks,
technology
A
and
study
bases
of
ventures.
manufacturing: a strategy for the
Strategic Management Journal,
21st
Vol. 22 No. 6-7, pp. 615-640
century.
Agile
Manufacturing, IEE Colloquium, 1996, pages 1-6 Kitzmiller,
R.,
Strategic orientations, knowledge Hunt
Breckenridge Adopting
Li, Y., Wei, Z. & Liu, Y. (2010).
E.,
S. Best
&
acquisition, & firm performance:
(2006).
The perspective of the vendor in
Practices:
cross-border
outsourcing.
“Agility” Moves From Software
Journal of Management Studies,
Development
Vol. 47 No. 8, pp. 1457-1482
to
Healthcare
Project Management. Computers,
Lin, C., Chiu, H. & Tseng, Y.
informatics, nursing, Vol. 24,
(2006). Agility evaluation using
issue 2, pp. 75-82.
fuzzy
Kuratko, DF (2005) The emergence of entrepreneurship education: developments, challenges.
trends,
&
Entrepreneurship
logic,
Journal
International of
Production
Economics, Vol.101, pp.353-368. Lopez, SV. (2005). Competitive advantage
&
strategy
theory and practice, Vol 29, no.
formulation: the key role of
5, pp. 577-598.
dynamic
Landaran,
S.,
Forghani,
MH.,
Hamidi, V. & Dehaghi, MR. (2014) Studying the relationship
capabilities.
Management Decision, Vol. 43, No. 5/6, pp. 661-669. Lumpkin, GT. & Dess, GG. (1996).
between organizational learning
Clarifying
& dimension of organizational
orientation construct & linking it
agility: a case studi-university of
to
JURNAL APLIKASI BISNIS, Vol. 5 No. 1, Oktober 2014
the
performance.
entrepreneurial
Academy of
[43]
Management Review, Vol. 21,
Systems, Vol. 109 No. 6, pp. 840-
No. 1, pp 135-172.
858.
Macheridis, N. (2009). Agility in
Narasimhan, R., Swink, M. & Kim,
entrepreneurial projects. Lund
S. (2006) Disentangling leanness
Institute of Economic Research,
&
Working Paper Series.
investigation,
Majchrzak, A., Cooper, LP. & Neece, OE. (2004). Knowledge reuse
for
innovation.
An
empirical
Journal
of
Operations Management, Vol.24, pp. 440-457. Nguyen,
2010.
Knowledge
Management Science, Vol. 50
management
capability
and
No. 2, pp. 174-189.
competitive
advantage:
an
Margo,
P.
(2014).
kapabilitas pengetahuan
Pengaruh
empirical study of Vietnamese
manajemen
enterprises, PhD thesis, Southern
pada
orientasi
Cross
agilitas
NSW.
kewirausahaan,
organisasi, aksi kompetitif & keunggulan
kompetitif.
Draft
Overby,
University
E.,
,
Lismore,
Bharadwaj,
Sambamurthy,
V.
A.
&
(2006).
Komisi Hasil Disertasi. Program
Enterprise agility & the enabling
studi ilmu administrasi bisnis,
role of information technology.
Universitas Brawijaya, Malang,
European Journal of Information
Jawa Timur.
Systems, Vol. 15 No. 2, pp. 120-
Meta (2013) The Entrepreneurial Organization: what it is & why it matters.
Available
at:
131. Prince, J. & Kay, JM. (2003) Combining
lean
&
agile
www.metaprofiling.com/docs/Th
characteristics: creation of virtual
e-Entrepreneurial-
groups by enhanced production
Organization.pdf
flow
Migdadi, M. (2008). Knowledge Management
Enablers
of
International Production
Economics, Vol. 85, pp. 305-318.
&
Ramesh, G., & Devadasan, S.R.
Enterprises.
(2007) Literature review on the
Outcomes
In The Small
Medium
Sized
Margo Purnomo
Journal
analysis.
&
Industrial Management & Data
[44]
agility:
agile
manufacturing
criteria,
Agilitas Organisasi-organisasi Entrepreneurial
Journal
of
Manufacturing
of
organizational
agility:
Technology Management, Vol.18
paradox
framework.
No.2, pp. 182-201.
presented
at
Rauch, A., Wiklund, J., Lumpkin, GT.
&
Frese,
Entrepreneurial Business
M.
(2009).
Orientation &
Performance:
An
Management
(AOM)
(2009). Designing for Agility as
Capability:Learning
Entrepreneurship
Theory
&
Annual
Sena, J., Coget, J. & Shani, AB.
Suggestions
Future.
of
Meeting, San Antonio, TX
an
the
Paper
Academy
Assessment of Past Research & for
A
Organizational from
a
Software Development Firm. The
Practice, Vol. 33 No. 3, pp. 761–
International
787
Knowledge, Culture, & Change
Sambamurthy, V. (2007). Enterprise Agility
&
Information
Technology Michigan
Management. State
University
available
at:
Journal
of
Management, Vol. 9 No. 5, pp. 17-36. Sharifi, H. & Zhang, Z. (1999). A methodology agility
for
in
achieving
manufacturing
http://misrc.umn.edu/seminars/sli
organizations: an introduction.
des/2007/MISRC%20Presentatio
International
n%20November%202007BW.pd
Production Economics, Vol 62,
f
pp. 7-22.
Sambamurthy, V., Bharadwaj, A. & Grover,
V.
(2003).
Shaping
Journal
of
Sharifi,H. & Zang, Z. (2001). Agile manufacturing
in
practice:
agility through digital options:
Application of a methodology.
Reconceptualizing the role of
International
information
Operations
contemporary
technology
in firms.
Management Information System Quarterly, Vol 27, No. 2, pp. 237-263. Schnackenberg, A., Singh, J. & Hill, J. (2011). Theorizing capabilities
Journal and
of
Production
Management, Vol. 21 No. 56, pp. 772-794. Sharp, JM., Irani, Z. & Desai, S. (1999) Working towards agile manufacturing
in
the
UK
industry, International Journal of
JURNAL APLIKASI BISNIS, Vol. 5 No. 1, Oktober 2014
[45]
Production Economics, Vol. 62,
on the link between strategic
pp. 155-169.
information
Sherehiy, B., Karwowski, W. &
alignment
&
organizational
Layer, JKA. (2007). Review of
agility: Insights from a mediation
enterprise
agility:
Concepts,
model. MIS Quarterly,Vol. 35
and
attributes.
No. 2, pp: 463-486.
frameworks, International
Journal
of
Teece,
DJ.
(2012).
Dynamic
Industrial Ergonomics, Vol 37,
Capabilities:
Issue 5, pages 445-460.
Entrepreneurial Action. Journal
Singh, S., Chan, Y.E. & McKeen, J.D.
(2006).
Management
Knowledge
Capability
and
Routines
versus
of Management Studies. Vol. 49, Issue 8, pp. 1395–140. Valmohammadi,
C.
(2010).
Organizational Performance: A
Identification and prioritization
Theoretical
of critical success factors of
Submitted
Foundation. to
OLKC
2006
knowledge
management
in
Conference at the University of
Iranian SMEs: An experts‟ view.
Warwick, Coventry on 20th –
African
22nd March 2006.
Management, Vol. 4 No 6, pp.
Soon, TT. & Zainol, FA. (2011). Knowledge
Management
Enablers,
Process
Organizational Evidence
&
Performance:
from
Journal
of
Business
915-924. Van Oosterhout, M. (2010). Business Agility
and
Technology
Information in
Service
Malaysian
Organizations. ERIM PhD Series
Social
in Research in Management, 198
Science, Vol. 7, No. 8, pp 186-
Reference number ERIM: EPS-
203.
2010-198-LIS. Erasmus Research
Enterprises.
Asian
Sull, D. (2009). How To Thrive In Turbulent
Markets.
Harvard
Institute
of
Rotterdam
Management, School
Business Review, Vol 87 No. 2,
Management,
pp. 78-88.
University Rotterdam
Tallon, PP. & Pinsonneault, A. (2011). Competing perspectives
[46]
technology
Margo Purnomo
of Erasmus
Vokurka, RJ. & Fliedner, G. (1998). The
journey
toward
agility,
Agilitas Organisasi-organisasi Entrepreneurial
Industrial Management & Data
A
Systems, Vol.98 No.4, pp.165-
Organizational Dynamic, Vol. 39
171.
No. 2, pp. 194-204.
Wiklund, J. & Shepherd, D. (2003). Knowledge–Based
Resources,
diagnostic
framework.
Yaghoubi, NM. & Dahmardeh, MR. (2010). Analytical approach to
Entrepreneurial orientation & the
effective
performance
organizational agility. Journal of
medium
of
–
Small
sized
and
businesses.
Basic
&
factors
Applied
on
Scientific
Strategic Management Journal,
Research. Vol. 1, No. 1, pp. 76-
Vol. 24, pp. 1307-1314
87.
Wong, KY. (2005). Critical success factors
for
Yao, X., Wen, W. & Ren, Z. (2009).
implementing
Corporate entrepreneurship in the
knowledge management in small
clusters environment-influence of
& medium enterprise, Industrial
network
Management+Data
entrepreneurial
Systems.
Vol. 105, No. ¾.
and
orientation
on
firm performance. Journal of
Wong, KY. & Aspinwall, E. (2004). Characterising management
resource
knowledge in
the
small
business environment. Journal of
Frontiers of Business Research in China. Vol. 3 No. 4, page 566582 Yusuf,
YY.,
Adeleye,
EO.
Knowledge Management, Vol. 8
Sivayoganathan,
No. 4
Volume Flexibility: the agile
Wong, KY. & Aspinwall, E. (2005). An
empirical
importants
study factors
of
K.
&
manufacturing
(2003)
conundrum.
the
Management Decision, Vol. 41
for
issue 7, pp. 613-624.
knowledge-management
Yusuf,
YY.,
Sarhadi,
M. &
adoption in the SME sector.
Gunasekaran, A. (1999). Agile
Journal
manufacturing:
of
Knowledge
Management, Vol. 9 No.3, pp.
concepts
64-82
International
Worley, CG. & Lawler, EE. (2010) Agility and organization design:
The &
drivers, attributes,
Journal
of
Production Economics, Vol. 62, pp. 33-43.
JURNAL APLIKASI BISNIS, Vol. 5 No. 1, Oktober 2014
[47]
Zain, M., Rose, RC., Abdullah, I, Masromd,
M.
(2005).
The
relationship between information technology
acceptance
organizational Malaysia.
&
agility Information
in &
Management, No. 42, pp. 829– 839. Zainol, FA. & Ayadurai, S. (2011). Entrepreneurial Orientation & Firm Performance: The Role of Personality Family
Traits
Firms
in
in
Malay
Malaysia.
International Journal of Business and Social Science. Vol. 2 No. 1, pp. 59-71. Zhang, Z. & Sharifi, H. (2007). Towards Theory Building in Agile Manufacturing Strategy – A Taxonomical Approach. IEEE Transactions
on
Engineering
Management, Vol. 54, issue 2, pp. 351-370.
[48]
Margo Purnomo
Agilitas Organisasi-organisasi Entrepreneurial