PENGEMBANGAN MATERI AJAR UNTUK PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DENGAN MENGGUNAKAN KARYA-KARYA SASTRA Endang Eko Djati Setiawati Universitas Widya Dharma Klaten
[email protected] Abstrak Para pengajar Bahasa Inggris sebagai bahasa asing kurang berminat terhadap karyakarya sastra dalam pembelajaran Bahasa Inggris di kelas. Suatu pemahaman yang biasa terjadi di kalangan mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Inggris bahwa sastra adalah materi perkuliahan yang sulit. Kesulitan tidak terletak pada karya sastra itu sendiri yang memiliki ekpresi-ekpresi Bahasa yang tidak popular tetapi juga bagaimana pembelajaran sastra itu disuguhkan di perkuliahan. Dalam tulisan ini dibahas bagaimana karya-karya sastra dapat digunakan sebagai materi ajar dalam pembelajaran Bahasa Inggris. Sastra terbukti memiliki nilai-nilai yang lebih yang menyangkut adanya nilai menghibur, mendukung terhadap penguasaan Bahasa Inggris itu sendiri , sebagai emosional relief, dan sebagai kontrol sosial. Kata Kunci: Pembelajaran, Bahasa Inggris, Karya Sastra A. PENDAHULUAN Suatu pemahaman yang biasa terjadi di kalangan mahasiswa jurusan Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) bahwa sastra adalah materi perkuliahan yang sulit. Kesulitan tidak terletak pada karya sastra itu sendiri yang memiliki ekpresi ekpresi bahasa yang tidak populer tetapi juga bagaimana pembelajaran sastra itu disuguhkan di perkuliahan. Tidak mencengangkan kalau para pengajar bahasa inggris sebagai bahasa asing kurang berminat terhadap karya karya sastradalam pembelajaran Bahasa Inggris di kelas. Dalam makalah ini di bahas bagaimana karya karya sastra dapat digunakan sebagai materi ajar dalampembelajaran Bahasa Inggris. Sebagai pengajar kita dituntut untuk kreatif didalam pengembangan materi ajar dalam pembelajarandi kelas. Memilih karya sastra sebagai materi ajar merupakan solusi yang menarik. Tentu saja dengan memilih materi ajar berupa karya sastra dibutuhkan pertimbangan yang bijak. Karya sastra yang bagaimana yang tepat untuk materi pembelajaran ketrampilan menulis, membaca, berbicara dan menyimak, seorang pengajar dituntut
1
2
bijak untuk menentukannya. Karya sastra yang bagaimana yang tepat untuk tingkat tertentu juga butuh pertimbangan.
B. LANDASAN TEORI DAN METODE 1. LANDASAN TEORI a. Bahan ajar atau materi pembelajaran Bahan ajar atau materi pembelajaran adalah pengetahuan , ketrampilan dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Prinsip prinsip dalam memilih bahan ajar meliputi prinsip relevansi, konsistensi dan kecukupan. Prinsip relevansi artinya materi pembelajaran hendaknya relevan memiliki keterkaitan dengan pencapaian standard kompetensi dan kompetensi dasar. Prinsip konsestensi artinya adanya keajegan antara bahan ajar dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan juga harus memadai dalam membantu siswa menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi hendaknya tidak boleh terlalu sedikit dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai standad kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya jika terlalu banyak akan membuang buang waktu dan tenaga yang tidak perlu untuk mempelajarinya. b. Karya sastra dalam pembelajaran Bahasa Inggris Menggunakan
karya
sastra
dalam
pembelajaran
khususnya
pembelajaran bahasa Inggris di kelas merupakan satu cara untuk menambah dimensi pada pembelajaran Bahasa Inggris. Ada beberapa alasan dengan menggunakan karya sastra dalam pembelajaran Bahasa inggris. Menurut Geoff Hall karya sastra memiliki nilai argumentasi yang efektif seperti pleauserable, motivating dan personalising. Bahwa nilai argumen yang disampaikan mengandung sesuatu yang menyenangkan, memberi motivasi pada siswa sekaligus mengeksplorasi sesuatu yang bersifat personal. Lebih jauh Hall menjelaskan bahwa sastra memiliki nilai cultural arguments yang
3
didalamnya terdapat pengetuan tentang budaya (cultural knowledge) serta pengalaman yang melibatkan antar budaya (intercultural experience). Pengetahuan ini dibutuhkan bagi pembelajar / siswa yang sedang mempelajari bahasa asing, bahasa inggris. Hall juga menjelaskan bahwa penggunaan karya sastra juga memiliki psycholinguistic arguments yang menyangkut tentang focus on form, discourse processing skills, inferencing, processing of non literallanguage, tolerance of ambiguity dan lain lain. (Hall,Geoff, 2005, 48 , 66). Hall juga menjelaskan bahwa sastra dalam pembelajaran Bahasa Inggris juga membawa nilai tambahan seperti 1) Expands vocabulary 2) Aids language acquisition in specified but general ways 3) Gives a feel for the language 4) Develops more fluent reading skills 5) Contribute to cultural and intercultural understanding 6) Literary texts are supposedly particularly, linguistically memorable ( some poetry perhaps qualifies) 7) Above all , literature is claimed to be pleasurable Jadi jelaslah bahwa karya karya sastra memiliki keuntungan atau kelebihan seperti yang dijelaskan Hall dalam
bukunya yang berjudul
Literature in Language Education , 2005. Bahwa karya sastra memberikan dampak meningkatkan kosa kata pada para siswa. Karya sastra juga sebagai alat memperoleh penguasaan bahasa inggris. Keuntungan yang lain , mengembangkan kemahiran membaca untuk semakin lancar. Kelebihan lain, karya sastra pada PBI juga memberikan kepekaan pada para siswa bagaimana bahasa inggris digunakan dalam kehidupan yang nyata sebagaimana penutur asli menggunakan bahasa tersebut. Secara ketatabahasaan , pola kalimat, kata akan mudah diingat karena indah dan mengandung pesan yang sngat bagus. Lebih dari yang dipaparkan diatas bahwa karya sasta memberikan hiburan, kesenangan bagi si pembaca.
4
Pengembangan karya sastra dalam pembelajaran bahasa inggris (PBI) juga harus mengingat konsep pengembangan materi ajar yaitu aspek prosedural dan aspek hierarchical. 2. METODE Menurut penjelasan Jeremy Harmer, a method is the practical realisation of an approach. The originators of a method have arrived at decisions about types of activities, roles of teachers and learner, the kinds of material which will be helpful and some model of syllabus organization. (Harmer, Jeremy, 2007, 62). Berdasarkan penjelasan diatas maka PBI dengan menggunakan karya karya sastra disesuaikan dengan ketrampilan yang akan dipelajari, reading, writing, listening atau speaking kah? Penggunaan karya sastra pada PBI juga disesuaikan pada level apa karya sastra tersebut akan digunakan. Pemilihan karya sastra tentu akan menentukan keberhasilan pembelajaran dengan menggunakan karya sastra. Pada pembelajaran secara kooperatif perlu diperhatikan hal hal berikut. a) Siswa bekerja dalam team or group untuk mencapai academic goal atau Academic achievement. b) Team or group terdiri dari siswa yang secara akademik memiliki tingkat tinggi, sedang dan kurang, jika mungkin keragaman juga diujudkan dalam keanekaragaman ras atau suku, budaya, jenis kelamin dll. c) Sistem pemberian score beorientsi pada kesuksesan group/team dan bukan secar individu. Pada pembelajaran secara kooperatif peran pengajar sebagai fasilitator. Pengajar memberikan penjelasan dan pengenalan tentang konsep konsep dsar dan ketrampilan dan target pembelajarn yang akan dicapai pada seluruh team dan group. Dimulai dengan pembetukan group, memberikan penjelasan bagaimana bekerja dalam team termasuk memonitor siswa dan memastikan bahwa seluruh siswa belajar.
5
d)
Pada pembelajaran secara koopertif peran siswa juga berubah. Dalam pembelajaran siswa dituntut aktif dan responsif. Pembelajaran ini juga mengajak siswa belajar untuk menerangkan atau bertoleransi dan bernegosiasi sehingga interaksi menjelaskan antar siswa terbangun.
C. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bagian ini penulis akan membahas bagaimana karya sastra diaplikasikan pada pembelajaran reading, speaking, writing dan listening. 1. Pembelajaran Reading dengan menggunakan karya sastra/ cerita pendek Menggunakan
hand
pick stories,
pengajar
sebagai
fasilitator
akan
memberikan bermacam-macam pilihan kepada siswa. Untuk melanjutkan aktivitas setelah membac cerita pendek, hal ini dilakukan setelah proses membaca melalui 3 tahapan dilalui, 3 tahapan tersebut adalah Before Reading, During reading dan After reading. Aktivitas setelah reading yang bisa dipilih siswa adalah sebagai berikut: a. Siswa diminta untuk merespon isi bacaan melalui membuat poster, gambar atau proyek proyek seni lainnya b. Siswa diminta untuk menceritakan kembali isi teks dengan kata kata atau kalimat sendiri. c. Mendramakan isi cerita dengan memerankan tokoh tokoh yang ada dalam cerita dengan dialog yang ada dalam cerita atau membua improvisasi dri cerita tersebut. d. Mendramakan isi cerita dengan menggunakan alat bantu boneka. e. Membuat komik pendek tentang cerita yang ada di cerita. f. Membuat 3 atau 4 pertanyaan yang mendorong siswa merespon seolah olah mereka adalah dalam cerita itu. Hal ini mendorong siswa untuk berpikir ulang dengan apa yang telah bibaca dab apa maksud sebenarnya dengan apa yang telah ditulis dalam cerita tersebut, menirukan sikap dan perasaan para tokoh tokoh dengan begitu siswa akan membuat kesimpulan (drawing inferences) dan menggunakan imaginasinya.
6
Kegiatan tersebut diatas dapat dibagi menjadi 4 kategori sebagai berikut: KINESTHETIC Demostration Game
ORAL Interview Newscast
VISUAL Drawing story mp
Role Play Dances Puppet show
power Point Reading to The class Audio Recording
collage Venn diagram
WRITTEN poem Letter to character Diary A new ending
a
2. Pembelajaran Menulis ( Writing) dengan menggunakan karya sastra Pada pembelajaran writing/menulis , aktivitas yang dilakukan siswa hampir mirip pada pembelajaran reading. Gwyn E Lightsey dkk mengatakan Keep in mind that reading and writing are reciprocal processes. (Lightsey, 2006). Oleh karena itu aktivitas yang dilakukan oleh siswa bisa juga merujuk pada aktivitas yang ada pada pembelajaran reading. 3. Pembelajaran berbicara (speaking) dengan menggunakan karya sastra Pada pembelajaran berbicara jenis karya sasta drama dapat menjadi alternatf aktivitas. Yanti Wirza pada makalahnya yan berjudul from text to stage mengatakan , educational drama can be one of the fun and engaging ways of teching and learning English. (Wirza yanti, 2005). Drama didefinisikan sebagai aktivitas yang mengajak para partisipannya/siswa untukmenirukan seseorang dalam sebuah situsi yang imaginatif.
Dengan
drama siswa dapat mengekpresikan dirinya sendiri melalui verbal expression, gesture (bahasa tubuh) dengan menggunakan imaginasi dan daya ingatnya. Dengan menggunakan naskah drama dan melakonkan maka kemahiran berbicara para siswa meningkat. Meningkatnya kemahiran berbicra di dukung dengan adanya keebihan atau manfaat karya drama dalam PBI. Menurut Chauhan (2004) di http://iteslj.org/Technique/Chauhan - Drama. html, dengan menggunakan drama dalam PBI akan memberikan efek bahasa sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam komunikasi nyata ( in real communication) yang melibatkan isi pikiran (gagasan), emosi, mengungkap
7
perasaan dengan tepat, hal ini tidak didapatkan pada PBI di kelas yang konvensional. Kemahiran berbicara berbicara dapat di tingkatkan karena siswa memiliki kesempatan yang besar untuk berbicara dalam bahasa target ( Bahasa Inggris) karena drama merupakan suatu alat yang unik, penting dalam pengembangan bahasa yang ingin dikuasai para siswa. Ballantyne , Bain & Packer mengatakan bahwa by practicing drama, students appear to have more fun while they are studying. And where there is fun, there is learning. Kendala belajar berbicara dalam bahasa Inggris dapat diatsi, yang sering terjadi kelas berbicara selalu diwarnai ketidak percayaan diri para siswa untuk berbicara karena merasa malu kalau membuat kesalahan dn teman teman mentertawakan. Kesalahan ditanggung secara individu sehingga mereka tidak berani mengambil resiko rasa malu didepan teman teman karena membuat kesalahan pengucapan, diksi, tata bahasa dll. Menggunakan karya sastra drama dalam PBI hal tersebut diatas dapat diatasi. 4. Pembelajaran Mendengarkan Dengan Menggunakan Karya Sastra Pada pembelajaran ketrampilan mendengarkan dengan menggunakan karya sastra pengajar dapat memilihkan karya sastra yang sudah difilmkan. Pembelajaran mendengarkan menjadi sngat menarik karena siswa tidak saja mendengarkan saja yang terasa menjemukan tetapi dengan media audio-visual sisw lebih berminat karena perckapan yang di dengarkan dibantu dengan mimic, gesture dan penampilan si tokoh dalam cerita . Sehingga siswa memiliki pengalaman bagaimana ekpresi tertentu diucapkan pada situasi tertentu dengan pengucapan yang akurat.
D. SIMPULAN DAN SARAN Memilih karya sastra dalam PBI sebagai pengembangan materi ajar merupakan solusi yang menarik dan menambah dimensi pada PBI. Terbukti karya sastra memiliki kelebihan yang dapat mengisi kekosongan materi ajar lain. Oleh karena itu pengajar perlu mempertimbangkan dan menggunakan dalam PBI.
8
DAFTAR PUSTAKA Ballantyne, Bain& Packer. London: Macmillan. Chauhan, Vani. 2009. Drama Techniques for Teaching Englih. http://iteslj. Org/Techniques/chauhan- Drama .html. Dougill, John (1987) . Drama Activities for Language Lerning. London: Macmillan
Gwyn. E.Lighteey. 2010. Using Crossover Picture Books with Adollescent Learners. TESOL, International conference . Columbus Hall, Geoff. 2005. Literature in Language Education. London. Macmillan Harmer, Jeremy. 2007. The Practice of English Language Teaching. London. Pearson Education Limited. Kral, Thomas, 1994. Teaching Development: Making the right Moves. Washington. DC: United States Information Agency. Richards. Jack.C, David Nunan. 1990. Second Language Teacher Education. New York: Cambridge. University Press. Tomlinson, Brian. 1998. Materials Development in Language Teaching. Cambridge University Press Wirza, Yanti. 2005. From text to Stage. The 53rd International Teflin conference. UAD.