ABSTRAK Sulaiman, Nim 911 409 024 “Pengaruh pemanfaatan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar terhadap pencapaian tujuan pembelajaran IPS Ekonomi di SMA Negeri 2 Gorontalo”. Program Studi Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo dibawah bimbingan Hais Dama, SE, M.Si dan Herwin Mopangga, SE, M.Si. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar terhadap pencapaian tujuan pembelajaran IPS Ekonomi di SMA Negeri 2 Gorontalo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS Ekonomi dengan jumlah sampel sebanyak 30 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan cara menyebarkan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya korelasi yang positif dan signifikan antara pemanfaatan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar dengan pencapaian tujuan pembelajaran IPS Ekonomi di SMA Negeri 2 Gorontalo dengan nilai korelasi sebesar 0,61 Kata Kunci : Perpustakaan, Tujuan Pembelajaran.
PENGARUH PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR TERHADAP PENCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN IPS EKONOMI DI SMA NEGERI 2 GORONTALO Sulaiman, Hais Dama, Herwin Mopangga Jurusan pendidikan ekonomi Abstrak Sulaiman “Pengaruh pemanfaatan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar terhadap pencapaian tujuan pembelajaran IPS Ekonomi di SMA Negeri 2 Gorontalo”. Program Studi Pendidikan Ekonomi, Jurusan Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Negeri Gorontalo dibawah bimbingan Hais Dama, SE, M.Si dan Herwin Mopangga, SE, M.Si. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar terhadap pencapaian tujuan pembelajaran IPS Ekonomi di SMA Negeri 2 Gorontalo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS Ekonomi dengan jumlah sampel sebanyak 30 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan cara menyebarkan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya korelasi yang positif dan signifikan antara pemanfaatan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar dengan pencapaian tujuan pembelajaran IPS Ekonomi di SMA Negeri 2 Gorontalo dengan nilai koefisisen korelasi sebesar 0,61
Kata Kunci : Perpustakaan, Tujuan Pembelajaran.
Pendahuluan Informasi sering dianggap sebagai angin lalu saja tanpa ada nilai didalamnya. Informasi juga sering disikapi sebagai wacana saja yang hanya menggema tanpa ada hakikat yang dimilikinya. Era globalisasi menjawab urgensi informasi karena era ini adalah masa lalu lintas informasi begitu padatnya. Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, hanya dalam hitungan menit bahkan detik, kini informasi dapat diakses dengan mudah, bahkan tidak mengenal batas ruang maupun waktu. Suatu pepatah mengatakan “barangsiapa menguasai informasi, ia adalah sebenarnya merajai dunia”.
Dalam UUD 1945 disebutkan bahwa negara kita ingin mewujudkan masyarakat yang cerdas. Untuk mencapai bangsa yang cerdas, harus terbentuk masyarakat belajar. Masyarakat belajar dapat terbentuk jika memiliki kemampuan dan keterampilan mendengar dan minat baca yang besar. Apabila membaca sudah merupakan kebiasaan dan membudaya dalam masyarakat, maka jelas buku tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari dan merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi. Selanjutnya, Pasal 45 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa “Setiap satuan pendidikan formal dan non-formal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional dan kejiwaan peserta didik. Salah satu sarana sebagai sumber pembelajaran yang dapat menjadi sebuah kekuatan untuk mencerdaskan siswa maupun guru adalah perpustakaan. Perpustakaan mempunyai peranan penting sebagai jembatan menuju penguasaan ilmu pengetahuan sekaligus menjadi tempat rekreasi yang menyenangkan dan menyegarkan bagi para penggunanya. Perpustakaan memberi kontribusi penting bagi terbukanya informasi tentang ilmu pengetahuan. Perpustakaan merupakan jantung bagi kehidupan aktifitas akademik, karena dengan adanya perpustakaan dapat diperoleh data atau informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengembangan ilmu pengetahuan. Untuk memperbaiki kondisi tersebut, perpustakaan harus menjadi sarana aktif/interaktif dan menjadi tempat dihasilkannya berbagai hal baru. Dengan adanya perpustakaan diharapkan siswa dapat mengembangkan wawasan keterampilan untuk mencari informasi bagi keperluan mereka secara mandiri. Hal ini tentunya dengan cara memanfaatkan perpustakaan semaksimal mungkin, dengan cara membaca dan memahami buku-buku yang tersedia di perpustakaan. Dalam Pasal 42 Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dijelaskan pada ayat 1 bahwa “setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Pada ayat 2 dijelaskan bahwa “setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas, ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium, ruang
bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain, tempat berkreasi, dan ruang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Perpustakaan
sekolah
sebagai
sarana
pendidikan
yang
amat
penting
harus
diselenggarakan secara efektif dan efisien. Melihat perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi sekarang ini sedemikian pesatnya, maka peranan perpustakaan sebagai sumber informasi sangat kuat dan mutlak diperlukan di sekolah-sekolah. Perpustakaan sebagai lembaga penyedia ilmu pengetahuan dan informasi mempunyai peranan yang signifikan terhadap lembaga pendidikan serta masyarakat penggunanya. Demikian halnya di dalam lingkungan pendidikan seperti sekolah. Perpustakaan sekolah merupakan pusat sumber ilmu pengetahuan dan informasi yang berada di sekolah, baik tingkat dasar sampai dengan tingkat menengah. Perpustakaan sekolah harus dapat memainkan peran, khususnya dalam membantu siswa untuk mencapai tujuan pendidikan di sekolah. Untuk tujuan tersebut, perpustakaan sekolah perlu merealisasikan misi dan kebijakannya dalam memajukan masyarakat sekolah dengan mempersiapkan tenaga pustakawan yang memadai, koleksi yang berkualitas serta serangkaian aktifitas layanan yang mendukung suasana pembelajaran yang menarik. Dengan memaksimalkan perannnya, diharapkan perpustakaan sekolah bisa mencetak siswa untuk senantiasa terbiasa dengan aktifitas membaca, memahami pelajaran, mengerti maksud dari sebuah informasi dan ilmu pengetahuan, serta menghasilkan nilai-nilai bermutu. Sehingga pada akhirnya prestasi pun relatif mudah untuk diraih. Dalam membantu siswa untuk menghasilkan nilai yang bagus terhadap siswa, maka perpustakaan tidak bisa bekerja sendiri. Dukungan sekolah, terutama melalui kebijakan pimpinan (kepala sekolah), guru, maupun seluruh pihak yang terlibat sehingga akan memperlancar tugas/kebijakan yang akan dijalankan oleh pengelola perpustakaan sekolah. Setiap mata pelajaran yang diajarkan di sekolah/digariskan dalam kurikulum harus di back-up dengan baik oleh perpustakaan. Siswa yang menerima pelajaran di kelas, harus terus dimotivasi untuk terus belajar mengembangkan ilmunya melalui proses membaca di perpustakaan. Misalnya dengan memberi tugas membaca di perpustakaan, menceritakan kembali serta membuat laporan. Dengan menyediakan fasilitas belajar yang menyenangkan, dan kedekatan pustakawan dengan siswa akan membantu proses kenyamanan belajar di
perpustakaan. Hasilnya siswa diharapkan bisa menguasai sekaligus mengembangkan mata pelajaran yang diterimanya di kelas. Pihak manajemen sekolah perlu mendukung kebijakan untuk cinta kepada perpustakaan sekolah, serta menghimbau kepada guru untuk memotivasi siswa dalam melengkapi informasi dan pengetahuannya demi menunjang proses pendidikan serta daya serap terhadap mata pelajaran. Oleh karena itu baik secara struktural maupun operasional perpustakaan di sekolah perlu penanganan lebih serius, dan yang lebih penting adalah bagaimana agar siswa-siswa memiliki minat dan motivasi membaca dan mampu memanfaatkannya secara optimal perpustakaan. Menurut Trimo (dalam Sinaga 2011:220) “Perpustakaan adalah sekumpulan bahan pustaka, baik yang tercetak maupun rekaman yang lainnya, pada suatu tempat tertentu yang telah diatur sedemikian rupa untuk mempermudah pemustaka mencari informasi yang diperlukannya dan yang tujuannya utamanya adalah untuk melayani kebutuhan informasi masyarakat yang dilayaninnya dan bukan untuk diperdagangkan”. Menurut Mudyana dan Royani (dalam Sinaga 2011:16) “Perpustakaan sekolah adalah sarana penunjang pendidikan di satu pihak sebagai pelestari ilmu pengetahuan, dan di lain pihak sebagai sumber bahan pendidikan yang akan diwariskan kepada generasi yang lebih muda. Secara nyata perpustakaan sekolah merupakan sarana untuk proses belajar dan mengajar bagi guru maupun bagi murid”. Sesuai dengan namanya, perpustakaan sekolah tentu berada di sekolah, dikelola oleh sekolah dan berfungsi untuk sarana belajar-mengajar, penelitian sederhana, menyediakan bahan bacaan guna menambah ilmu pengetahuan sekaligus tempat berekreasi yang sehat disela-sela kegiatan rutin belajar. Perpustakaan diharapkan dapat memainkan fungsinya sebagai wahana pendidikan, penelitian pelestarian, informasi, dan rekreasi untuk meningkatkan kecerdasan bangsa. Perpustakaan merupakan hal yang vital di sekolah karena perpustakaan menunjang sarana belajar-mengajar siswa. Oleh karena itu, perpustakaan sekolah merupakan bagian penting dari program penyelenggaraan pendidikan tingkat sekolah yang memiliki fungsi dan manfaat untuk mendukung pelyelenggaraan perpustakaan sekolah. Perpustakaan sekolah merupakan subsistem program pendidikan sehingga berpengaruh terhadap program pendidikan secara keseluruhan. Sehingga dengan demikian perpustakaan sekolah dijadikan komponen yang tidak terpisahkan dari keseluruahn komponon pendidikan.
Perpustakaan sekolah harus berfungsi sebagai sarana yang turut menentukan proses belajar-mengajar yang baik dan mampu memberikan warna dalam proses interaktif edukatif yang lebih efektif dan efisien sesuai dengan misi dan visi yang diemban perpustakaan sekolah. Fungsi perpustakaan sekolah juga dikemukakan oleh Manil Silva (dalam Sinaga 2011:25) “The main Function of public library, school and other libraries is to provide reading facilities for education, recreation, and research” Fungsi perpustakaan sekolah lebih ditekankan kepada fungsi edukatif dan fungsi rekreatif. Fungsi lain dari perpustakaan sekolah menurut Bafadal (dalam Prastowo 2012:54-57) :
a. Fungsi Pendidikan Segala fasilitas dan sarana perpustakaan sekolah terutama koleksi yang dikelolanya banyak membantu para siswa untuk belajar dan memperoleh kemampuan dasar dalam menstranfer konsep-konsep pengetahuan. Selain itu, perpustakaan sekolah diharapkan dapat membiasakan siswa belajar secara mandiri. b. Fungsi Rekreasi Perpustakaan sekolah berfungsi sebagai sarana yang menyediakan pustaka yang mengandung unsur hiburan yang sehat. Dengan tersedianya bahan bacaan yang bersifat rekreaitf tersebut, diharapkan akan timbul ide-ide baru yang sangat bermanfaat bagi pengembangan daya kreasi para pemakai perpustakaan sekolah. c. Fungsi Penelitian Koleksi perpustakaan dijadikan bahan untuk membantu dilakukannya kegiatan penelitian sederhana. Dengan kata lain, dengan adanya pustaka yang lengkap fasilitasnya, siswa dan guru dapat melakukan riset kepustakaan (library research) yaitu mengumpulkan data atau keteranganketerangan yang dibutuhkan. d. Fungsi Informatif Fungsi ini berkaitan dengan mengupayakan penyediaan koleksi perpustakaan yang bersifat memberitahu akan hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan para guru dan siswa.
Melalui membaca berbagai media bahan bacaan yang disediakan oleh perpustakaan sekolah sehingga para guru dan siswa akan banyak tahu tentang segala hal yang terjadi didunia. e. Fungsi Tanggung Jawab Administratif Fungsi ini tampak dalam kegiatan sehari-hari di perpustakaan sekolah. Setiap ada peminjaman dan pengembalian buku selalu dicatat oleh guru pustakawan. Kemudian penerapan sanksi terhadap siswa yang terlambat mengembalikan buku dan menghilangkannya. Manfaat Perpustakaan Sekolah Kelengkapan sarana dan prasarana akan membantu guru dalam penyelenggaraan proses pembelajaran. Salah satu sarana dan prasarana yang dapat menunjang proses pembelajaran yaitu perpustakaan. Pemanfaatan jasa perpustakaan sekolah menjadi keharusan dalam proses belajar sehingga menuntut guru dan siswa sama-sama aktif mencari informasi-informasi baru dari berbagai sumber informasi. Pemanfaatan perpustakaan sekolah dapat diartikan sebagai usaha lebih meningkatkan kemampuan perpustakaan yang diselenggarakan oleh sekolah. Kemampuan yang dimaksud adalah fungsi yang melekat pada perpustakaan sekolah, yaitu fungsi pendidikan, rekreasi, penelitian, informatif, dan tanggung jawab administratif. Menurut Yusuf dan Suhendar (dalam Prastowo 2012:49) mengungkapkan bahwa penyelenggaraan perpustakaan sekolah bertujuan memenuhi kebutuhan informasi bagi masyarakat di lingkungan sekolah yang bersangkutan, khususnya guru dan siswa. Perpustakaan sekolah berperan sebagai media dan sarana untuk menunjang kegiatan proses pembelajaran di sekolah. Selain itu, perpustakaan sekolah sebagai bagian integral dari sekolah, komponen utama pendidikan di sekolah diharapkan mampu menunjang terhadap pencapaian tujuan pembelajaran di sekolah. Sementara itu keberadaan dalam memanfaatkan perpustakaan akan memberikan tujuan penggunaan perpustakaan merupakan bagian yang tak terpisahkan yang dapat mendukung bagi proses belajar mengajar. Keberadaan perpustakaan yang representatif dalam jangka panjang dimaksudkan untuk: a) Menumbuhkembangkan minat baca tulis guru dan siswa. Para siswa dan guru dapat memanfaatkan waktu untuk mendapat informasi di perpustakaan. Kebiasaan ini mampu meningkatkan minat baca mereka. Kemudian dari banyak membaca dan kualitas bacaan yang pada akhirnya dapat menimbulkan minat tulis.
b) Mengenal teknologi informasi Perkembangan teknologi informasi harus terus diikuti oleh guru dan siswa. Untuk itu, perlu proses pengenalan dan penerapan teknologi informasi dan perpustakaan. Sudah saatnya sekolah-sekolah menyediakan fasilitas internet dengan bimbingan dan pengawasan yang proposional. c) Membiasakan akses informasi secara mandiri Para siswa perlu didorong dan diarahkan untuk memiliki rasa percaya diri dan mandiri untuk mengakses informasi. Hanya orang yang percaya diri dan mandirilah yang mampu mencapai kemajuan. d) Memupuk bakat dan minat Bacaan, tayangan gambar,
di perpustakaan mampu menumbuhkan bakat dan minat
seseorang. Bakat anak dapat berkembang pesat meskipun nilai pelajarannya tidak bagus. Dengan memanfaatkan perpustakaan dapat meningkatkan bakat dan minat siswa terhadap pelajaran yang diberikan oleh guru. penyelenggaraan perpustakaan sekolah bukan hanya untuk mengumpulkan dan menyimpan bahan-bahan pustaka. Tetapi, dengan adanya perpustakaan sekolah diharapkan dapat membantu siswa dan guru meyelesaikan tugas-tugas dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, segala bahan pustaka yang dimililki perpustakaan sekolah harus dapat menunjang proses belajar mengajar dengan mempertimbangkan kurikulum sekolah serta selera para pembaca dalam hal ini siswa-siswa. Perpustakaan sekolah tampak bermanfaat jika benar-benar mampu memperlancar pencapaian tujuan proses pembelajaran di sekolah. Sebagai indikasi manfaat tersebut tidak hanya dari tingginya prestasi siswa, tetapi lebih jauh lagi siswa-siswa mampu mencari, menemukan, menyaring, dan menilai informasi. Menurut Bafadal (dalam Prastowo, 2012:51) ada beberapa manfaat perpustakaan sekolah yaitu sebagai berikut: a. Menimbulkan kecintaan peserta didik terhadap membaca. b. Memperkaya pengalaman belajar peserta didik. c. Menananmkan kebiasaan belajar mandiri. d. Mempercepat proses penguasaan teknik membaca.
e. Membantu perkembangan kecakapan bahasa. f. Melatih siswa kearah tanggung jawab. g. Memperlancar peserta didik dalam meyelesaikan tugas-tugas sekolah. h. Membantu guru menemukan sumber-sumber pengajaran. i.
Membantu siswa, guru, serta anggota staf sekolah dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Menurut Slameto (2010:20) belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. adapun pengertian belajar menurut Sahakian (dalam Bafadal 2011:137) merupakan perubahan yang relative tetap pada diri seseorang, baik pengetahuannya, sikapnya, kesenangannya, motivasinya, tingakah lakunya, pengalamannya, dan semacamnya yang merefleksi pada penampilannya. Menurut Djamarah dan Zain (2010:10) belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi. Kegiatan belajar mengajar seperti mengorganisasi pengalaman belajar, mengolah kegiatan belajar mengajar, menilai proses, dan hasil belajar, kesemuanya termasuk dalam cakupan tangggung jawab guru. Jadi, hakikat belajar adalah perubahan. Kata “Pembelajaran” lebih menekankan pada kegiatan belajar peserta didik secara sunggung-sungguh yang melibatkan aspek intelektual, emosional, dan sosial, sedangkan kata “pengajaran” lebih cenderung pada kegiatan mengajar guru di kelas. Dalam arti luas pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan sistemik, yang bersifat interaktif dan komunikatif antara guru dengan siswa, sumber belajar, dan lingkungan untuk menciptakan suatu kondisi yang memungkinkan terjadinya tindakan belajar siswa baik di kelas maupun di luar kelas, dihadiri guru secara fisik atau tidak untuk menguasai kompetensi yang telah ditentukan. Mengajar
adalah kemampuan mengkondisikan situasi yang dapat dijadikan proses
belajar bagi siswa. Oleh sebab itu mengajar tidah harus terikat ruang/tempat atau waktu. Inti mengajar adalah kemampuan guru mendesain situasi dan kondisi yang dapat mendukung praktek belajar siswa secara utuh, tepat dan baik.
Menurut Nasution (dalam Muchith 2008:96) mengajar merupakan suatu aktivitas mengorganisasi atau mengatur lingkunagan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak, sehingga terjadi belajar mengajar. Menurut Gagne & Brig (dalam Muchith 2008:96) mengemukakan bahwa pengajaran bukanlah sesuatu yang terjadi secara kebetulan, melainkan adanya kemampuan guru yang dimiliki tentang dasar-dasar mengajar yang baik. Menurut Uzer (dalam Muchith 2008:96) mengajar adalah suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbale balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa mengajar pada hakekatnya adalah juga bagian dari belajar, tetapi mengajar lebih pada upaya untuk menyediakan berbagai fasilitas baik yang bersifat software (perangkat lunak) maupun hardware (perangkat keras) agar tercipta situasi yang mempercepat untuk memahami dan mengidentifikasi persoalan manusia dan lingkungannya. Kata “prestasi” berasal dari bahasa belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam sejarah kehidupan umat manusia, karena sepanjang rentang kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masingmasing. Prestasi belajar (achievement) mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain: a. Prestasi belajar sebagi indicator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik. b. Prestasi sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Asumsinya dalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi siswa dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan sebagai umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan. d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) siswa. Dalam proses pembelajaran, siswa menjadi fokus utama yang harus diperhatikan, karena siswalah yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran. Prestasi belajar adalah hasil dari pengukuran dan penilaian usaha belajar. Dengan mengetahui prestasi belajar, dapat diketahui kedudukan anak di dalam kelas. Menurut sudjana
hasil belajar kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu faktor internal yaitu faktor yang datang dari dalam diri siswa sendiri yang mempengaruhi kegiatan belajarnya, meliputi faktor biologis (usia, kematangan,dan kesehatan) dan faktor psikologis (kelelahan, suasana hati, motivasi, minat, dan kebiasaan belajar) sedangkan faktor eksternal seperti keluarga, sekolah dan masyarakat. Penyelenggaraan perpustakaan sekolah bukan hanya untuk mengumpulkan dan menyimpan bahan-bahan pustaka, tetapi dengan adanya perpustakaan sekolah diharapkan dapat membantu siswa-siswa dan guru menyelesaikan tugas-tugas dalam proses belajar mengajar. Perpustakaan dapat dilihat sebagai pusat sumber daya inforamasi artinya perpustakaan tidak hanya sebagai penyedia informasi bagi pemustaka, tetapi pemustaka yang memanfaatkan perpustakaan atau mengakses informasi di perpustakaan diharapkan mampu menghasilkan informs atau pengetahuan baru yang didapatkannya dari perpustakaan. Keberadaan perpustakaan sekolah sarana yang diperuntukkan agar proses belajar lebih aktif dan dinamis. Secara lebih luas, perpustakaan sekolah berguna menunjang tercapainya target kurikulum atau tujuan pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu, perpustakaan sekolah merupakan bagian yang vital dan sarana yang multikompleks dalam sistem pendidikan. Untuk memperlancar penggunaan perpustakaan sekolah oleh siswa maupun guru segala bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan sekolah harus dapat menunjang proses belajar mengajar hendaknya mempertimbangkan kurikulum sekolah, serta selera para pembaca dalam hal ini siswa-siswa. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif. Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Gorontalo sebanyak 120 orang yang tersebar di empat kelas dan penetapan sampel berjumlah 30 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan cara observasi, wawancara, angket. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mencari persamaan regresi, melakukan uji linearitas dan uji keberartian dan Pengujian koefisien korelasi.
Hasil dan Pembahasan Koleksi perpustakaan merupakan sekumpulan sumber informasi dalam berbagai bentuk yang telah dipilih sesuai dengan tujuan program sekolah yang bersangkutan, mencakup dan menunjang semua bidang studi, memberikan pengetahuan umum yang sesuai dengan tingkat kecerdasan, kemampuan baca, serta perkembangan jiwa murid dan tuntutan profesi guru. Yusuf dan Suhendar (dalam Prastowo 2012:116) mengemukakan bahwa koleksi perpustakaan merupakan sejumlah bahan atau sumber-sumber informasi, baik berupa buku ataupun bahan bukan buku yang dikelola untuk kepentingan proses belajar dan mengajar di sekolah yang bersangkutan. Dari tabel diatas menunjukan bahwa sebanyak 43,33% (13 orang) menjwab sangat setuju penempatan posisi meja dan kursi baca memberi kenyamanan membaca, sebanyak 36,67% (11 orang) menjawab setuju, dan sebanyak 20% (6 orang) menjawab ragu-ragu terhadap penempatan posisi meja dan kursi baca memberi kenyamanan membaca. Cahaya/penerangan dalam ruangan perpustakaan mempengaruhi kosentrasi membaca. Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa sebanyak 33,33% (10 orang) responden menjawab ragu-ragu cahaya/penerangan dalam ruangan perpustakaan mempengaruhi kosentrasi membca, sebanyak 30% (9 orang) menjawab tidak setuju, 20% (6 orang) menjawab setuju, dan sebanyak 16,67% (5 orang) menjawab sangat setuju cahaya/penerangan dalam ruangan perpustakaan mempenagruhi kosentrasi membaca. Kelengkapan sarana pendukung di ruang baca seperti kipas angin mendukung kenyamanan membaca. Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa sebanyak 33,33% (10 orang) responden menjawab tidak setuju kelengkapan sarana pendukung di ruang baca seperti kipas angin mendukung kenyamanan membaca, sebanyak 30% (9 orang) menjawab ragu-ragu, 20% (6 orang) menjawab setuju,dan sebanyak 16,67% (5 orang) menjawab sangat setuju. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh antara variabel X dan variabel Y. digunakan persamaan berikut
=
+
sehingga dari hasil perhitungan diperoleh persamaan regresi sebagai
= 44,35 + 0,35 , hal ini bahwa setiap terjadi perubahan sebesar satu unit pada
variabel X maka diikuti oleh perubahan-perubahan rata-rata variabel Y sebesar 0,35 unit. Menghitung Koefisien Korelasi dan Determinasi
Menghitung Koefisien Korelasi Untuk menghitung besarnya keeratan pengaruh pemanfaatan perpustakaan (X) terhadap pencapaian tujuan pembelajaran IPS Ekonomi (Y) digunakan rumus koefisien korelasi Pearson sebagai berikut : =
Ʃ { Ʃ
− (Ʃ )(Ʃ )
− (Ʃ ) }{ Ʃ
− (Ʃ ) }
Dari tingkat perhitungan korelasi diperoleh nilai koefisien korelasi Pearson sebesar 0,61. Ini menunjukkan bahwa tidak berpengaruh yang sangat kuat antara pemanfaatan perpustakaan (X) terhadap pencapaian tujuan pembelajaran (Y) di SMA Negeri 2 Kota Gorontalo. Menghitung Koefisien Determinasi ( ) Koefisien determinasi mencerminkan besarnya pengaruh perubahan variabel independent dalam menjalankan perubahan pada variabel dependent secara bersama-sama, dengan tujuan untuk mengukur kebenaran dan kebaikan hubungan antar variabel dalam model yang digunakan. Besarnya
berkisar antara 0 ≤
≤ 1.Jika
semakin mendekati satu maka model yang
diusulkan dikatakan baik karena semakin tinggi variasi variabel dependent yang dapat dijelaskan oleh variabel independent. Dari tabel diatas diperoleh nilai R-Square 0,3721. Nilai ini berarti bahwa variabilitas sebesar 37,21% dari variabel pencapaian tujuan pembelajaran dapat dijelaskan oleh pemanfaatan perpustakaan, sedangkan sisanya 62,79% diterangkan oleh faktor lain seperti motivasi, kesehatan, dan lingkungan sekolah, kinerja guru dan lain-lain. Dalam penelitian ini sebelum dilakukan analisis dengan menggunakan regresi linier sederhana, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas data, pengujian ini dilakukan tehadap skor variable X (pemanfaatan perpustakaan) maupun variable Y (pencapaian tujuan pembelajaran ), yang diambil dari nilai rapor kemudian disimpulkan bahwa data hasil penelitian untuk variable X dan variable Y berdistribusi normal. Selanjutnya berdasarkan hasil analisis regresi sederhana diperoleh nilai a = 44,35 dan b = 0,35 yang berarti bahwa koefisien regresi keterampian mengadakan variasi bernilai positif. Hal ini menunjukkan bahwa setiap terjadi perubahan satu unit pada variable X, maka akan berpengaruh terhadap perubahan rata-rata variable Y sebesar 0,35 unit. Selanjutnya berdasarkan hasil perhitungan korelasi (r) diperoleh niai r = 0,61. Hal ini menunjukkan bahwa tidak berpengaruh yang sangat rendah variable X terhadap variabel Y.
Untuk koefisien determinasi ( ) adalah 0,3721 dan mendekati angka 1, dengan demikian berarti kontribusi variabel pemanfaatan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar menerangkan variabilitas sebesar
dapat
37,21% dari variabel pencapaian tujuan pembelajaran,
sedangkan sisanya 62,79% diterangkan oleh variabel
lain seperti motivasi, kesehatan,
lingkungan sekolah, kinerja guru dan lai-lain. Selanjutnya berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 2 Gorontalo bahwa pemanfaatan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar mempengaruhi pencapaian tujuan pembelajaran siswa. Simpulan Berdasarkan uraian Bab sebelumnya dari hasil penelitian yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan bahwa dari perhitungan koefisien regresi dengan menggunakan uji t t = 4,09 sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis terima H jika
˂t (
= 0,05 dk = n-2, t
= 1,701 dengan demikian t
≥t
)
˂
dengan α (
)
(4,09 ≥ 1,701) telah berada dalam
daerah penerimaan H , atau menolak H dan menerima H . Sehingga dapat disimpulkan bahwa koefisien regresi berpengaruh positif.sehingga dapat disimpulkan H0 ditolak dan H1 diterima. Sehingga hasil penelitian ini terdapat pengaruh pemanfaatan perpustakaan terhadap pencapaian tujuan pembelajaran di SMA Negeri 2 Gorontalo. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, berikut ini akan diuraikan beberapa saran yang dianggap relevan dengan penelitian. Saran tersebut antara lain sebagai berikut: a. bagi pemimpin SMA Negeri 2 Gorontalo, staf pendidik dan kepala perpustakaan agar dapat menjadikan perpustakaan sebagai media atau alat yang dapat mendukung proses kegiatan pembelajaran di sekolah. Oleh karena itu, keberadaan perpustakaan untuk dilibatkan kepada siswa dalam memanfaatkan perpustakaan dalam setiap diberikan tugas sekolah maupun tugas yang dikerjakan dirumah. b. Bagi peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian diharapkan dapat menambah variabel lain yang dapat mempengaruhi pencapaian tujuan pembelajaran, sehingga dapat menambah wawasan lebih luas. c. Bagi siswa, proses pembelajaran di sekolah tidak hanya berpusat pada guru dalam memperoleh pengetahuan, namun keberadaan perpustakaan sekolah sebagai pusat sumber
belajar dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk memperoleh ilmu dan pengetahuan dan menambah wawasan berpikir. Daftar Pustaka Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Bafadal, Ibrahim. 2011. Pengelolaan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Edisi Revisi Muchith, Saekhan M. 2008. Pembelajaran Kontekstual. Semarang: RaSAIL Media Group Prastowo, Andi. 2012. Manajemen perpustakaan sekolah profesional. Yogyakarta: DIVA Press Sinaga, Dian. 2011. Mengelola Perpustakaan Sekolah. Bandung: Bejana. Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT. Rineka Cipta Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D). Bandung: Alfabeta Suwarno, Wiji. 2011. Perpustakaan & Buku: Wacana Penulisan & Penerbitan. Yogyakarta: ArRuzz Media Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2002. Kamus Umum Bahasa Indonesia, edisi 3, Jakarta: Balai Pustaka. Tim Redaksi Fokusmedia, 2003. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (nomor 20 tahun 2003), Bandung: Fokusmedia. Tim Redaksi Fokusmedia, 2005. Undang-Undang Standar Nasional Pendidikan (nomor 19 tahun 2005), Bandung: Fokusmedia. Yusuf, Pawit M. dan Yaya Suhendar. 2010. Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah. Jakarta: Kencana.