Pengembangan Sistem Pusat Repositori PDII Untuk Meningkatkan Diseminasi Konten Perpustakaan Digital Lembaga Penelitian di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Slamet Riyanto*1, Al Hafiz Akbar Maulana Siagian*2, dan Budi Nugroho*3 Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia*
[email protected],
[email protected],
[email protected]
Abstrak Makalah ini menguraikan mengenai pengembangan sistem pusat repositori di Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah – LIPI (PDII LIPI). Sistem ini menggunakan teknologi web Open Archives Initiative Protocol Metadata Harvesting (OAIPMH) sebagai protokol pertukaran data dan Open Harvester Systems (OHS) dari Public Knowledge Project (PKP) sebagai antar muka. Tahapan pengembangan pusat repositori PDII LIPI terdiri atas analisis sistem aplikasi pertukaran data, penentuan format standar metadata dan format file serta penyusunan sistem manajemen konten. Penelitian ini telah menghasilkan
prototipe
sistem
pusat
repositori
PDII
LIPI
yang
dapat
diakses
di
alamat
URL
http://www.pdii.lipi.go.id/repository. Saat ini yang sudah terhubung yaitu LARAS UPT BPPTK-LIPI (Yogyakarta), LARAS-ELIB PDII-LIPI (Jakarta), ISJD PDII-LIPI (Jakarta), SENAYAN-Bioteklib Library Management System (Cibinong), e-journal of LIPI (Jakarta), LARAS Pustaka SMTP-LIPI (Serpong), dan E-Book PDII LIPI (Jakarta), juga Perpustakaan Puslit Geoteknologi (Bandung) dan Perpustakaan Kebun Raya Bogor (Bogor). Dengan sistem ini diharapkan metadata literature ilmiah dapat dikumpulkan, saling terhubung dan terjalin interoperabilitas sehingga meningkatkan dan memudahkan diseminasi untuk mewujudkan gerakan Open Access.
Kata Kunci :Repository, Interoperabilitas, Open Access, Perpustakaan Digital, Harvester. I.
PENDAHULUAN
PDII LIPI memiliki visi “Menjadi repositori nasional untuk literatur sains dan teknologi serta penyedia informasi sains dan teknologi terdepan di Indonesia dalam rangka mendukung LIPI menjadi lembaga ilmu pengetahuan yang berada dalam peringkat kelompok terbaik dunia yang menghasilkan Iptek guna meningkatkan kualitas SDM dan memperkuat daya saing nasional”. Salah satu upaya yang dilakukan untuk
mencapai visi tersebut adalah dikembangkannya SISTEM PUSAT REPOSITORY PDII UNTUK MENDUKUNG KONTEN PERPUSTAKAAN DIGITAL LEMBAGA PENELITIAN DI LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA. Melalui sistem pusat repositori ini sistem aplikasi digital library diharapkan dapat saling interoperabilitas sehingga digital library di lingkungan LIPI dapat diintegrasikan
e-Indonesia Initiatives (eII-Forum) 2013, Institut Teknologi Bandung ICT For Smart Society | Think Ecosystem Act Convergence
secara real time. Sistem ini merupakan titik akses terhadap karya ilmiah Indonesia, berupa artikel makalah seminar ilmiah (prosiding), laporan penelitian, buku, tesis/ disertasi yang dihasilkan oleh peneliti maupun mahasiswa di Indonesia.
Di lembaga penelitian, semisal Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pun masih kurang maksimal dalam mengelola konten. Masing-masing satuan kerja memiliki sistem perpustakaan digital dengan sistem yang berbeda-beda.
Pengelolaan literatur ilmiah yang terpusat di PDII-LIPI berfungsi untuk memantau setiap data yang masuk, sehingga dapat dilaksanakan validasi terlebih dulu sebelum dikonsumsi masyarakat.Mekanisme pertukaran data antar institusi penyedia repositori dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi web service. Teknologi web service memungkinkan penyedia data dan informasi dari beragam peralatan dan arsitektur dapat berkomunikasi. Sistem Pusat Repositori PDII LIPI secara khusus memanfaatkan framework Open Archive Initiative (OAI) sebagai protokol pertukaran data. Portal ini sudah bisa diakses di URL http://www.pdii.lipi.go.id/repository. Sarana ini merupakan kumpulan data dari berbagai macam format katalog atau database perpustakaan. Metadata dikumpulkan dengan menggunakan metode interoperabilitas yang dikembangkan dan dimodifikasi dari harvester yang dibuat oleh Public Knowledge Project (http://pkp.sfu.ca/ohs-languages/indonesian). Dengan adanya Pusat Repositori ini, maka diharapkan seluruh data literatur ilmiah yang ada di LIPI dapat saling terhubung dan terjalin interoperabilitas.
Tahapan penelitian yang dilakukan terdiri atas:
II. METODOLOGI Dalam mengembangkan sistem repositori, dibutuhkan beberapa referensi dan menganalisa beberapa web services protocol yang mendukung pertukaran metadata terutama untuk arsip (repositori institusi) yang mengandung konten digital. Interoperabilitas sangat diperlukan untuk menyatukan sistem yang heterogen dari berbagai institusi, sehingga memudahkan pengguna dalam mencari literatur hanya melaluisatu sistem. Banyak institusi dari lembaga penelitian maupun perguruan tinggi yang menyediakan literatur dalam bentuk digital, sehingga memudahkan pengguna dalam mencari informasi yang diperlukan. Namun hal tersebut kurang termanfaatkan karena belum banyak masyarakat mengetahui, karena minimnya promosi.
1. 2.
3. 4.
Penyusunan sistem manajemen konten dan skema pertukaran data dengan protokol OAI Analisis sistem-sistem aplikasi perpustakaan digital yang dapat digunakan untuk pertukaran data. Analisis dan penentuan standar metadata dan format file yang mendukung pertukaran data. Pengembangan Prototipe Sistem Repositori PDII LIPI
III. DISKUSI DAN PEMBAHASAN
III.1 Sistem Manajemen Konten Satuan kerja di bawah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memiliki sistem pengelolaan perpustakaan digital yang berbeda-beda. Ada yang mengembangkan sendiri dan ada pula yang menggunakan sistem berbasis open source. Sistem-sistem pengelolaan perpustakaan digital karya dalam negeri antara lain Ganesha Digital Library (GDL), Lontar, Senayan Library Management System (SLiMS), dan Library Archives and Analysis System (LARAS). Sedangkan sistem aplikasi perpustakan digital yang dikembangkan oleh negara lain antara lain Fedora, Dspace, Greenstone, Eprints, CDS Invenio, dan DILLEO. Dari beberapa aplikasi yang tersedia, tidak semua sistem mendukung pertukaran data secara interoperabilitas. Hal tersebut dikarenakan tidak tersedianya protokol OAI yang merupakan salah satu syarat utama untuk pertukaran data berbasis repositori institusi. III.2 Format Standar Metadata Metadata merupakan informasi terstruktur yang mendeskripsikan, menjelaskan, menemukan, atau setidaknya membuat menjadikan suatu informasi mudah untuk ditemukan kembali, digunakan, atau dikelola.
e-Indonesia Initiatives (eII-Forum) 2013, Institut Teknologi Bandung ICT For Smart Society | Think Ecosystem Act Convergence
Oleh karena tiap satuan kerja di bawah LIPI memiliki sistem yang berbeda, tentunya informasi yang disajikan pun berbeda-beda bergantung pada standar metadata yang digunakan. Fungsi standar metadata adalah untuk memastikanpenggunaan yang benar dan tepat dan interpretasi data oleh pemiliknya maupun pengguna. Sampai saat ini sudah berkembang beberapa standar metadata yang berfokus pada bidang perpustakaan, diantaranya: MAchine Readable Cataloging (MARC), Metadata Encoding and Transmission Standard (METS), Metadata Object Description Schema (MODS), XML Organic Bibliographic Information Schema (XOBIS), Dublin Core, Digital Object Identifier (DOI), dan lain-lain.
merupakan pihak penyedia menyediakan protokol OAI.
data,
dengan
catatan
Sedangkan PDII merupakan satuan kerja di bawah LIPI yang bertugas mengumpulkan sumber daya informasi dari seluruh satuan kerja di bawah LIPI karena sudah menerapkan sistem “harverster”. Dengan adanya “harvester” secara otomatis sistem tersebut dapat mengumpulkan metadata secara berkala sehingga akan tercipta sistem repositori informasi yang dapat digunakan untuk mencari literatur secara mudah.
Sistem Repositori yang dikembangkan di PDII menggunakan standar metadata Dublin Core. Alasan memilih standar metadata tersebut adalah: mendukung sistem pengelolaan perpustakaan digital, sintaks mudah dipahami dan diimplementasikan, metadata sesuai dengan kondisi metadata pada sistem yang digunakan oleh satuan kerja di bawah LIPI. Standar metadata Dublin Core sederhana terdiri dari 15 elemen yaitu: Title, Creator, Subject, Description, Publisher, Contributor, Date, Type, Format, Identifier, Source, Language, Relation, Coverage, Rights.
Gambar 1.Contoh penerapan metadata Dublin Core pada sistem LARAS
Gambar 2.Skema pertukaran metadata di LIPI III.4. Prototipe Sistem Repositori PDII LIPI Koleksi digital informasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Indonesia dirasakan masih sangat kurang, sementara saat ini sudah banyak kegiatan penelitian dihasilkan, seperti LIPI, Lembaga Penelitian Perguruan Tinggi; dan Lembaga Penelitian lainnya di Indonesia. Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan sistem yang dapat menyajikan karya ilmiah berupa literatur kelabu. Oleh karena itu, PDII LIPI, mempunyai kebijakan untuk dapat mengembangkan dan meningkatkan penyajian data dan informasi iptek secara berkelanjutan, melalui Sistem Pusat Repositori PDII LIPI (htpp://www.pdii.lipi.go.id/repository).
III.3 Skema Pertukaran Metadata Pengembangan repository akan berhasil jika tercipta hubungan antara penyedia data (provider) dengan pengumpul data (harvester). Satuan kerja di bawah LIPI yang memiliki sistem pengelolaan perpustakaan digital
e-Indonesia Initiatives (eII-Forum) 2013, Institut Teknologi Bandung ICT For Smart Society | Think Ecosystem Act Convergence
Gambar 3. Tampilan awal sistem repositori Karya ilmiah yang terhimpun dalam sistem ini merupakan koleksi karya ilmiah yang terdapat di pustaka elektronik di LIPI. Karya ilmiah tersebut berupa jurnal, tesis, disertasi, paten, buku, makalah, prosiding, dan lain sebagainya. Proses integrasi koleksi karya ilmiah tersebut memanfaatkan proses harvesting (pemanenan) metadata menggunakan protokol pertukaran data. Menu-menu yang ditampilkan terdiri atas: 1. Home Gambar 4. Tampilan Browse Menu Home adalah akses untuk masuk ke halaman awal atau utama dari sistem. Pada halaman ini terdapat fitur pencarian singkat dan pengantar deskripsi. 2. About Menu About adalah akses untuk masuk ke halaman yang menampilkan informasi mengenai pemerkasa dan pengembang atau pengelola sistem beserta informasi mengenai kontak yang bertanggung jawab untuk korespodensi.
4. Search Menu Search adalah akses untuk masuk ke halaman yang menyediakan fitur pencarian canggih. Fitur ini memfasilitasi pencarian berdasarkan informasi detail dari karya ilmiah yang terdaftar (terhimpun) di sistem.
3. Browse Menu Browse adalah akses untuk masuk ke halaman yang menampilkan daftar dari koleksi karya ilmiah yang terhimpun dalam sistem yang ditampilkan pada menu ini berupa nama dan jumlah record yang dapat terhimpun dari karya ilmiah elektronik tersebut.
Gambar 5. Tampilan Search e-Indonesia Initiatives (eII-Forum) 2013, Institut Teknologi Bandung ICT For Smart Society | Think Ecosystem Act Convergence
5. Administrasi Situs Sistem ini dilengkapi dengan administrasi situs yang memungkinkan pengelola memodifikasi tampilan dan menambahkan arsip provider data yang telah siap untuk bergabung secara interoperabilitas. Syarat utama agar pengelola dapat menambahka provider data, sebagaimana digambarkan dalam skema pertukaran data adalah kesamaan format standar metadata dan protokol yang digunakan, masing-masing yaitu dublin core dan protokol OAI.
Melalui halaman administrasi situs ini pengelola dapat melakukan pengaturan situs, tata letak, bahasa dan seterusnya. Namun yang terpenting adalah pengelola dapat menambahkan dan mengelola lebih lanjut daftar penyedia data.
Penelitian ini telah menghasilkan prototipe sistem pusat repositori PDII LIPI yang dapat diakses di alamat URL http://www.pdii.lipi.go.id/repository. Saat ini yang sudah terhubung yaitu LARAS UPT BPPTK-LIPI (Yogyakarta), LARAS-ELIB PDII-LIPI (Jakarta), ISJD PDII-LIPI (Jakarta), SENAYAN-Bioteklib Library Management System (Cibinong), e-journal of LIPI (Jakarta), LARAS Pustaka SMTP-LIPI (Serpong), dan EBook PDII LIPI (Jakarta), juga Perpustakaan Puslit Geoteknologi (Bandung) dan Perpustakaan Kebun Raya Bogor (Bogor).
Gambar 7. Tampilan untuk menambahkan penyedia data Pengelola wajib mengetahui alamat OAI dari penyedia, pada contoh di atas http://pustaka.smtp.lipi.go.id.oai2/oai2.php. Setelah seluruh data terisi dengan lengkap dan tersimpan, maka penyedia data akan tampil di halaman Browse dengan jumlah record yang telah tergabung ke dalam sistem secara interoperabilitas. IV. KESIMPULAN
Gambar 6. Tampilan halaman administrasi situs
Telah berhasil dikembangankan sistem pusat repositori di Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah – LIPI (PDII LIPI). Sistem ini menggunakan teknologi web Open Archives Initiative Protocol Metadata Harvesting (OAIPMH) sebagai protokol pertukaran data dan Open Harvester Systems (OHS) dari Public Knowledge Project (PKP) sebagai antar muka. Penelitian ini telah menghasilkan prototipe sistem pusat repositori PDII LIPI yang dapat diakses di alamat URL http://www.pdii.lipi.go.id/repository. Saat ini yang sudah terhubung yaitu LARAS UPT BPPTK-LIPI (Yogyakarta), LARAS-ELIB PDII-LIPI (Jakarta), ISJD
e-Indonesia Initiatives (eII-Forum) 2013, Institut Teknologi Bandung ICT For Smart Society | Think Ecosystem Act Convergence
PDII-LIPI (Jakarta), SENAYAN-Bioteklib Library Management System (Cibinong), e-journal of LIPI (Jakarta), LARAS Pustaka SMTP-LIPI (Serpong), dan EBook PDII LIPI (Jakarta), juga Perpustakaan Puslit Geoteknologi (Bandung) dan Perpustakaan Kebun Raya Bogor (Bogor)
DAFTAR PUSTAKA [1] Ekawati Marlina, Sjaeful Affandi, dan Lukman.2011. Pengembangan Sistem Pengelolaan Perpustakaan dan Arsip Terintegrasi. e-Indonesia Initiative 2011 (eII2011). Konferensi Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Indonesia.1415 Juni 2011, Bandung.ITB. [2]Ian H. Witten, David Bainbridge, David M. Nichols. 2009. How to Build a Digital Library, 2nd Edition. Morgan Kaufmann. [3]Fulvio Barbarito, Francesco Pinciroli, John Mason, et all. 2012. Implementing standards for the interoperability among healthcare providers in the public regionalized Healthcare Information System of the Lombardy Region. Journal of Biomedical informatics 45.p736-745. [4] Ming Che Lee, Kun Hua Tsai, Tung Cheng Hsieh. 2011. A Multi-strategi Knowledge Interoperability Framework for Heterogeneous Learning Object. Elsevier.
e-Indonesia Initiatives (eII-Forum) 2013, Institut Teknologi Bandung ICT For Smart Society | Think Ecosystem Act Convergence