SURAT KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 248/Kpts/KB.360/5/92 TENTANG PETUNJUK DIVERSIFIKASI DAN KONSERVASI TANAMAN CENGKEH MENTERI PERTANIAN, Menimbang
: bahwa sebagai tindak lanjut Pasal 3 ayat (3) Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1992 tentang Tata Niaga Cengkeh Produksi Dalam Negeri dipandang perlu menetapkan petunjuk penyusunan program diversifikasi dan konservasi tanaman cengkeh;
Mengingat
: 1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1974; 2. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 198 jo Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1990; 3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 64/M Tahun 1988; 4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1992; 5. Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 560/Kpts/OT.210/8/1990; MEMUTUSKAN:
Menetapkan : Pertama : Petunjuk kepada Pemerintah Daerah Tingkat I dalam menyusun program diversifikasi dan konservasi tanaman cengkeh seperti tercantum dalam lampiran Surat Keputusan ini. Kedua
: Petunjuk teknis diversifikasi dan konservasi sebagaimana dimaksud dalam dictum Pertama ditetapkan oleh: a. Direktur Jenderal Perkebunan sepanjang tanaman penggantinya jenis tanaman perkebunan; b. Direktur Jenderal Pertanian Tanaman Pangan sepanjang tanaman penggantinya jenis tanaman pangan.
Ketiga
: Surat Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 12 Mei 1992 Menteri Pertanian, ttd Ir. Wardoyo Salinan Surat Keputusan ini disampaikan kepada Yth.: 1. Menteri Koordinator Bidang Ekonomi, Keuangan, Industri dan Pengawasan Pembangunan; 2. Menteri Dalam Negeri; 3. Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan; 4. Direktur Jenderal Perkebunan; 5. Direktur Jenderal Pertanian Tanaman Pangan; 6. Gubernur Kepala Daerah Tingkat I seluruh Indonesia; 7. Kepala Kantor Wilayah Departemen Pertanian Propinsi seluruh Indonesia; 8. Kepala Dinas Perkebunan Propinsi Daerah Tingkat I seluruh Indonesia; 9. Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi Daerah Tingkat I seluruh Indonesia.
Lampiran Nomor Tanggal
: Surat Keputusan Menteri Pertanian : 248/Kpts/KB.360/5/92 : 12 Mei 1992 TENTANG PETUNJUK DIVERSIFIKASI DAN KONSERVASI TANAMAN CENGKEH
I.
PENDAHULUAN Pengembangan cengkeh yang dilaksanakan sejak tahun 1970 telah berhasil meningkatkan areal dan produksi cengkeh sehingga sejak tahun 1983 Indonesia sudah dapat berswasembada cengkeh. Walaupun sejak tahun 1983 program intensifikasi cengkeh telah dihentikan dan sejak tahun 1988 program perluasan tanaman cengkeh juga menyusul dihentikan namun karena besarnya swadaya petani, maka luas areal dan produksi berkembang terus. Luas areal cengkeh pada tahun 1991 mencapai 726.390 Ha diantaranya 33,5% berupa Tanaman Belum menghasilkan (TBM). Untuk tahun-tahun selanjutnya walaupun luas areal tida bertambah tetapi produksi cenderung meningkat lebih tinggi karena bertambahnya tanaman Menghasilkan ™, diperkirakan pertumbuhan produksi akan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan konsumsi. Apabila tidak dilakukan pengendalian maka setiap tahun akan terjadi kelebihan produksi. Dampak dari kelebihan produksi ini akan mengakibatkan makin rendahnya tingkat harga yang diterima petani serta makin rendahnya pendapatan petani. Sehubungan dengan keadaan seperti tersebut diatas maka perlu diadakan pengendalian produksi cengkeh selain melalui penghentian areal tetapi juga melalui diversifikasi dan konservasi tanaman cengkeh.
II.
PENGERTIAN UMUM 1. Diversifikasi tanaman cengkeh yang selanjutnya disebut diversifikasi adalah usaha penganekaragaman tanaman pada suatu bidang areal pertanian cengkeh. 2. Konservasi tanaman cengkeh yang selanjutnya disebut konservasi adalah usaha mengganti tanaman cengkeh dengan tanaman lain. 3. Pengembangan perkebunan wilayah khusus yang selanjutnya disebut P2WK adalah pola pengembangan perkebunan di daerah miskin pada luasan yang memenuhi minimum luas usaha tani, dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat petani. Bantuan kepada petani berupa kegiatan kunci dengan memberikan bibit bantuan penanaman dan sarana produksi pada tahun pertama secara Cuma-Cuma. Pemeliharaan tanaman pada tahun kedua dan seterusnya termasuk pengadaan sarana produksi, pengolahan dan pemasaran hasil produksi petani dibantu oleh perusahaan inti.
4. Luas areal minimum usaha tani adalah luas minimum areal pertanian dimana produksi dari areal tersebut merupakan jumlah minimum bahan baku untuk satu unit pengolahan yang sekaligus dapat merangsang tumbuhnya satu pusat kegiatan ekonomi (satu unit agribisnis). Luasdari areal minimum usaha tani untuk masingmasing komoditi adalah berbeda-beda. III. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dikeluarkannya petunjuk ini adalah untuk pedoman bagi Gubernur Kepala Daerah Tingkat I dalam penyusunan dan pelaksanaan program diversifikasi dan konservasi tanaman cengkeh didaerahnya masing-masing. Tujuannya: 1. Membatasi areal tanaman cengkeh dalam rangka menyeimbangkan produksi dan konsumsi. 2. Mempertahankan kesinambungan dan meningkatkan pendapatan petani. IV.
PERENCANAAN Agar diversifikasi dan konservasi mencapai sasaran yang diharapkan, maka perlu adanya perencanaan yang baik berdasarkan data yang mantap melalui: 1. Inventarisasi pertanaman cengkeh per wilayah pertanaman mencakup luas areal, komposisi umur, serangan hama penyakit, kondisi tanaman, produksi, pemilikan dll. 2. Penggantian jenis tanaman pengganti baik dari aspek agroklimat, pasar dan social ekonomi. 3. Berdasarkan hasil inventarisasi dan pengkajian pada butir 1 dan 2 diatas disusun program diversifikasi dan konversi. 4. Penyusunan diversifikasi dan konservasi dilakukan oleh Pemerintah Daerah bersama Kantor Wilayah Departemen Pertanian.
V.
POLA PENGEMBANGAN Diversifikasi dan konservasi dilaksanakan dengan pola pengembangan perkebunan wilayah khusus (P2WK) dan pola swadaya. 1. Pengembangan perkebunan di wilayah khusus. a. Luar areal diversifikasi dan atau konservasi harus mencapai luas minimum usaha tani sesuai dengan jenis komoditi pengganti yang diusahakan . b. Penyediaan bibit tanaman pengganti, bimbingan penanaman dan pengadaan sarana produksi pada tahun pertama menjadi tugas Pemerintah Daerah.
c. Pemeliharaan pada tahun kedua dan seterusnya diarahkan dibantu oleh perusahaan perkebunan/pertanian baik BUMN atau milik Swasta yang bertindak sebagai perusahaan inti. 2. Pola swadaya a. Bagi lahan-lahan yang tidak memenuhi ketentuan pada butir V.i diatas diversifikasi dan konservasi dilakukan melalui pola swadaya. b. Penyediaan bibit tanaman pengganti, bimbingan penanaman dan pengadaan sarana produksi pada tahun pertama menjadi tugas Pemerintah Daerah. c. Pemeliharaan tahun kedua dan selanjutnya dilaksanakan petani secara swadaya. VI.
PELAKSANAAN DIVERSIFIKASI DAN KONSERVASI 1. Ketentuan tanaman yang akan diversifikasi dan konservasi. a. Tanaman terkena serangan penyakit Bakteri Pembuluh Kayu Cengkeh (BPKC), Cacar Daun Cengkeh (CDC) dan Gugur Daun Cengkeh (GDC). b. Tanaman yang tidak produkstif, karena tidak sesuai dengan kultur teknis, seperti tipe yang tidak dianjurkan, tanaman pada ketinggian 700 m diatas permukaan laut dan curah hujan yang tidak memenuhi syarat. c. Tanaman yang masih terlalu muda (2 tahun). 2. Tanaman pengganti. Tanaman pengganti cengkeh, adalah tanaman yang mempunyai nilai ekonomi tinggi dan prodpek pasar yang baik, serta sesuai dengan sifat agroklimat setempat. Tanaman pengganti dapat berupa tanaman perkebunan, hortikultura maupun tanaman palawijan. 3. Khusus untuk pertanaman cengkeh yang terkena serangan Bakteri Pembuluh Kayu Cengkeh (BPKC) kegiatannya harus dengan konservasi dengan didahului eradikasi. 4. Pelaksana diversifikasi dan konservasi adalah petani dan perusahaan (pemilik pertanaman cengkeh) atas bimbingan Pemerintah dan perusahaan inti yang ditunjuk.
VII. PENGELOLAAN 1. Pengelolaan dana SDTC dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah dalam rangka diversifikasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2. Kegiatan perencanaan diversifikasi dan konservasi dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah bersama Kantor wilayah Departemen Pertanian. 3. Pelaksanaan kegiatan diversifikasi dan konservasi dilakukan petani dan perusahaan perkebunan besar cengkeh. 4. Pengawasan dan pengendalian diversifikasi dan konservasi dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah dibantu Kantor wilayah Departemen Pertanian .. 5. Pemerintah Daerah wajib menyampaikan laporan perencanaan dan pelaksanaan diversifikasi dan konservasi kepada Menteri Pertanian. VIII. PEMBIAYAAN Untuk membiayai kegiatan diversifikasi dan konservasi digunakan dana sumbangan diversifikasi tanaman cengkeh (SDTC) dan sumber dana lain sebagai pendukung. 1. Dana SDTC digunakan sepenuhnya untuk membiayai kegiatan diversifikasi dan konservasi, baik untuk kegiatan persiapan, pelaksanaan maupun pengendaliannya. a. Kegiatan persiapan yang dibiayai SDTC antara lain inventarisasi pertanaman cengkeh, inventarisasi dan penetapan calon lahan dan calon petani peserta diversifikasi dan konservasi. b. Kegiatan pelaksanaan diversifikasi dan konservasi yang dibiayai oleh SDTC hanya pada pertanaman cengkeh petani antara lain pengadaan bibit tanaman pengganti, bantuan penanaman dan sarana produksi untuk tahun pertama, sedangkan kegiatan pelaksanaan diversifikasi dan konversi pada Perkebunan Besar dibiayai oleh perusahan yang bersangkutan. c. Kegiatan pengendalian yang dibiayai SDTC antara lain bimbingan/penyuluhan, latihan petani dan lain-lain. 2. Untuk mendukung dana SDTC dalam pelaksanaan diversifikasi dan konversi dapat digali dari berbagai sumber dana seperti: a. Dana perbankan terutama untuk pemeliharaan tanaman tahun kedua dan seterusnya, dimana untuk pola P2WK dibantu oleh perusahaan inti sedangkan untuk pola swadaya dilakukan petani atas bimbingan Pemerintah. b. Anggaran Pemerintah (APBD/APBN). c. Swadaya petani. MENTERI PERTANIAN, ttd. IR. WARDOJO