10/15/14
Outline Presentasi Kajian Ketangguhan Aceh Pasca 10 Tahun Tsunami
(Kerjasama Badan Penanggulangan Bencana Aceh/BPBA dan TDMRC Unsyiah) Syamsidik Tsunami and Disaster Mi�ga�on Research Center (TDMRC) Universitas Syiah Kuala Email:
[email protected]
Dampak Tsunami Terhadap Masyarakat Aceh ) Gempa dengan kekuatan 9.15Mw yang berpusat di sekitar pantai Barat Aceh dan Barat laut Pulau Simeulue mengakibatkan 230.000 jiwa meninggal dunia dan 20 Negara di sekitar Samudera Hindia terkena dampak. Aceh merupakan wilayah yang terdampak paling parah dari peris�wa tersebut. ) Seper�ga dari korban adalah anak-‐anak. ) Terjadi ke�dakefek�fan roda pemerintahan dan pelayanan terhadap masyarakat pasca tsunami. Kondisi tersebut berlangsung antara 1-‐ 3 bulan setelah tsunami. ) Diperkirakan kerugian yang �mbul akibat bencana ini adalah sekitar Rp450 Trilliun.
) Dampak tsunami terhadap masyarakat Aceh ) Proses Rehabilitasi dan Rekonstruksi ) Pembangunan Transformasi Ins�tusional Penanggulangan Bencana di Aceh ) Kajian persepsi kesiapan Pemerintah Aceh terhadap Bencana Gempabumi dan Tsunami
Proses Rehabilitasi dan Rekonstruksi ) Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh Nias dibentuk pada April 2015 yang secara spesifik ditugaskan untuk melakukan dan mengkoordinir proses rehab-‐rekon di Aceh dan Nias pasca tsunami. ) Ada 652 lembaga donor dan 564 lembaga pelaksana yang terlibat. ) Ada sekitar 20.000 jenis proyek Rehab Rekon di Aceh dan Nias dengan berbagai skala dan �pe kegiatan diselenggarakan dalam kurun waktu 2005 – 2010.
1
10/15/14
Pertanyaan-‐Pertanyaan Kunci ) Apakah setelah 10 tahun tsunami Aceh menjadi lebih baik dari aspek kesiapsiagaan? ) Bagaimana integrasi program Peningkatan Kesiapsiagaan dan Kapasitas terhadap Gempabumi dan Tsunami di Aceh? ) Apakah persepsi terhadap risiko tsunami telah berubah? ) Apakah tataruang di Aceh telah mengintegrasikan upaya mi�gasi bencana tsunami?
Rangkuman Hasil Kajian Peris�wa Gempabumi 11 April 2012 Aspek Masyarakat
Aspek Pemerintah Aceh
) Respons masyarakat pada situasi darurat rela�f baik, jika dibandingkan dg tahun 2004. Kepanikan tetap terlihat di beberapa kawasan. ) Evakuasi penduduk berjalan meskipun beberapa tempat terjadi kemacetan. ) Tidak ada korban jiwa langsung dari peris�wa tersebut
) Pemerintah segera melakukan pengaturan evakuasi penduduk. ) Ak�vasi tower sirene secara keseluruhan masih gagal. ) Koordinasi di �ngkat pemerintah berlangsung dengan baik dan rela�f cepat.
Peris�wa Gempa 12 April 2012
) Gempa kembar, 8.6 dan 8.2Mw yang terjadi pada tanggal 12 April 2012 terjadi di sekitar barat dari Pulau Simeulue. ) Gempabumi ini menciptakan suasana panik dan memicu arahan evakuasi kepada penduduk yang �nggal di kawasan pantai. ) Secara magnitud gempa, Gempabumi ini adalah gempa yang dapat menyebabkan tsunami. Namun, jika di�lik dari mekanisme fokal dan lokasi peris�wanya, gempa tersebut �dak lazim menghasilkan tsunami besar. ) Gempabumi ini adalah uji terhadap beberapa sistem kedaruratan yang selama ini dibangun sejak tahun 2005.
Mengapa Perlu Kesiapsiagaan Psikologis? ) Membantu memunculkan persepsi risiko (risk-perception) yang tepat, sehingga tidak mengalami false-perception ) Meningkatkan self-protection mechanism/ protective behavior ) Membantu meningkatkan kemampuan pengambilan keputusan (decision making) yang tepat dan tidak emosional
Perlu kesiapsiagaan psikologis
2
10/15/14
Dampak dari Ketidaksiapsiagaan Psikologis ) Munculnya false perception, yaitu kesalahan persepsi terhadap situasi bahaya ) Munculnya sense of safety, yaitu merasa berada dalam situasi aman, padahal sebetulnya dalam bahaya ) Munculnya delayed response, yaitu respon yang terlambat pada saat situasi bahaya
BELAJAR DARI ACEH (Hasil FGD Kajian Pemulihan pasca 10 tahun Tsunami – TDMRC Unsyiah – Kobe University) Awareness Kesadaran ttg bencana, bhw bencana dapat terjadi kapan saja
Risk Knowledge Masyarakat mulai terbuka wawasan mengenai lingkungan tempat tinggalnya, kondisi geografis Aceh, pengalaman2 kegempaan & tsunami yang pernah terjadi, serta bahaya dan risiko tinggal di wilayah yg dekat pantai
Physical Preparedness Berdirinya bangunanbangunan penyelamatan (escape building), jalur-jalur evakuasi, drill dan latihan ttg gempa & tsunami, Sekolah Seiaga Bencana (SSB)
Psychological Preparedness Masyarakat pada umumnya masih mudah merasa takut bahkan panik manakala gempa terjadi. Jadi, belum ada program psychological preparedness yang dirasakan oleh masyarakat.
Pentingnya menyisipkan isuisu ttg kebencanaan dlm sendi-sendi kehidupan seharihari, eg. “Kami menyisipkan edukasi-edukasi kebencanaan pada saat ceramah keagamaan.” Pentingnya pengetahuan ttg kebencanaan Pentingnya kekompakan dan kebersamaan masyarakat dalam menghadapi bencana
Pemulihan Fisik Kawasan Pantai
2005
2010
2009
2011
3
10/15/14
Persepsi Aparatur Pemerintah Aceh (1)
SPDT dan Tataruang
(perbandingan sebelum 2004 dan 2014)
Very Good
5
5 4.5
4.5
Before 2004
Present
4
Good
4
3.5 3
3.5
2.5
Fair
3
Before tsunami Present
2 1.5
2.5
1
Bad
2
0.5
1.5
0
Very Bad
1
Tsunami EWS
Tsunami Mi�ga�on Based Spa�al Planning
0.5 0
Quality and Disaster Data Accessibility
Disaster Informa�on Openness
The use of risk Map
Tsunami risk understanding
Integrasi ke dalam kebijakan dan kerjasama antar lembaga
Persepsi terhadap Evaluasi Pencapaian HFA
Prioritas 5: Memperkuat kesiapsiagaan terhadap bencana demi respon yang efektif di semua tingkat
1. Keberadaan Lembaga Khusus PB 80
Analisa Data hasil kuesioner yang disebarkan kepada 52 responden yang terdiri dari unsur pemerintah, LSM dan Media
60 40
Very Good
5 4.5 3.5
Sangat Setuju Setuju Ragu-‐ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju Tidak Menjawab
Bad
2 1.5
All DRR efforts by Districts, Provincial and Na�onal levels
Overall Local Government Readiness towards EQ and Tsunami
Ins�tu�onal Readiness for Emergency
Ins�tu�onal Preparedness towards EQ and Tsunami
Integra�on of DRR into government Program
Inter-‐Ins�tu�onal Coordina�on on DM
Very Bad
1 0.5
2. Kapasitas teknis personil lembaga PB meningkat
0
INDIKATOR I:
Fair
3 2.5
0
4. Lembaga pemerintah didukung oleh relawan dalam praktek PB
Good
4
20
3. Pemangku kebijakan paham metode dan pengetahuan PRB
52% menjawab “Ragu-‐ Ragu” bahwa pemangku kebijakan paham metode dan pengetahuan PRB
1. Rencana kon�jensi untuk 2 potensi bencana di �ngkat daerah 80 60
Tersedianya kebijakan, kapasitas teknis dan kelembagaan serta mekanisme penanggulangan risiko bencana yang kuat dengan perspektif pengurangan risiko bencana.
40 4. La�han-‐la�han evakuasi / simulasi bencana telah dilakukan
20 0
3. Prosedur tetap telah disusun sebagai turunan dari Rencana kon�jensi
2. Upaya penangan darurat dilaksanakan berdasarkan rencana kon�jensi dan rencana pemulihan bencana
INDIKATOR II:
Tersedianya rencana kesiapsiagaan bencana dan rencana antisipasi yang siap di semua jenjang
4
10/15/14
1. Anggaran darurat telah dikembangkan demi menjamin keberlanjutan kehidupan korban bencana 60
INDIKATOR III:
Tersedianya cadangan �inansial dan logistik serta mekanisme antisipasi yang siap untuk mendukung upaya penanganan darurat yang efektif dan pemulihan pasca bencana.
40
Upaya meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap bencana telah dilakukan 48% menjawab “Ragu-‐ Ragu” bahwa Anggaran Darurat untuk menjamin keberlanjutan hidup korban
12%
20 0
3. Rencana untuk pelaksanaan pemulihan wilayah setelah terjadi bencana telah disusun
2. Anggaran khusus untuk pemulihan pasca bencana terhadap aset vital telah dialokasikan
INDIKATOR IV:
1. Kebijakan mengenai prosedur pertukaran informasi saat darurat bencana telah disusun 80 60 4. Adanya kelompok komunitas yang berpar�sipasi dalam memberikan informasi kepada masyarakat saat terjadi bencana
0% 2% 19%
40 20 0
3. Penyampianan informasi darurat kepada masyarakat secara cepat dan akurat telah dilakukan
Tersedianya prosedur-‐prosedur yang siap untuk melakukan pertukaran informasi yang relevan selama penanganan darurat serta untuk melakukan tinjauan-‐tinjauan pasca bencana. 2. Prosedur informasi dan komunikasi darurat saat penanganan bencana telah terdokumentasikan dengan baik
67%
Sangat Setuju Setuju Ragu-‐ragu Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
Pemerintah dan LSM saling berkoordinasi dan bekerja sama dalam upaya meningkatkan kesiapsiagaan 2% 2%
Menanamkan kesadaran pada semua elemen untuk senan�asa siaga bencana.
5 Prioritas
Upaya Meningkatkan Kesiapsiagaan Masyarakat
Par�sipasi publik yang mampu mengevaluasi kinerja upaya PB.
Pengadaan pengujian sistem peringatan dini yang terpadu dan masif.
13%
10%
42% menjawab “Ragu-‐Ragu” bahwa informasi darurat ke masyarakat dilakukan secara cepat dan akurat
Transfer pengetahuan tentang bencana yang berkelanjutan antar generasi.
Pemberdayaan kelompok masyarakat yang ada agar terlibat ak�f dalam PRB.
Hasil FGD, 26 Agustus 2014 dihadiri oleh unsur BPBD, BMKG, Dinas Sosial/ Tagana, PMI, Media (Serambi Indonesia, Dja� FM), RAPI, Forum PRB Aceh, Yayasan Kesejahteraan Ummat, Balai Syura Inong Aceh , Solidaritas Perempuan Aceh 73%
Dukungan kelembagaan
Kesimpulan dan rekomendasi
) Seluruh Daerah TK II telah memiliki BPBD, sebagian besar telah memiliki RPB dan Peta Risiko Bencana. ) Secara akademik, di seluruh strata S1, khususnya di Universitas Syiah Kuala telah diajarkan matakuliah khusus mi�gasi bencana dan Pembangunan Berkelanjutan. ) Telah adanya program Magister Ilmu Kebencanaan di Universitas Syiah Kuala sebagai persiapan tenaga ahli madya di bidang PB. ) Adanya Peta Risiko Bencana yang dapat diakses secara online.
) Aceh telah tumbuh dan berkembang sebagai suatu wilayah dengan perspek�f dan cara penanggulangan bencana yang lebih baik. ) Integrasi PB tsunami dan gempabumi telah berjalan baik, namun perlu terus konsisten memperkuat �ngkat keberlanjutannya. ) Aspek psikologis perlu mendapat perha�an untuk menumbuhkan respon masyarakat yang benar dalam menghadapi situasi darurat. ) Ujicoba terhadap sistem evakuasi penduduk dan sistem peringatan dini harus senan�asa dilakukan dalam kurun waktu tertentu. ) Meskipun belum sempurna, integrasi upaya mi�gasi bencana gempabumi dan tsunami di Aceh telah cukup baik. ) Kerjasama antar lembaga pemerintah di Aceh dalam rangka PB perlu mendapat perha�an untuk meningkatkan efek�fitas fungsi pemerintah dalam upaya PB.
5
10/15/14
Rencana kegiatan-‐kegiatan terdekat: ) FGD kajian pemulihan 10 tahun pasca tsunami dari Private Sector (25 Oktober 2014) ) Annual Interna�onal Workshop and Expo on Sumatra Tsunami Disaster Recovery (AIWEST-‐DR 2014) 22-‐24 Oktober 2014. ) Film Dokumenter pemulihan 10 Tahun Tsunami. ) Kerjasama uji coba sirene tsunami
Terimakasih
[email protected]
6