111. METODE PENELITIAN
3.1.
Lokasi dan Waktu Kajian Fenelitian ini untuk menggali partisipasi masyarakat dalam usaha
peningkatan mutu pendidikan dilakukan di Kabupaten Lampung Barat. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (jurposive) dengan pertimbangan, lokasi yang ditentukan dapat mewakili kondisi pendidikan yang ada di Kabupaten Lampung Barat. Kajian partisipasi masyarakat dalam peningkatan mutu pendidikan di
SMAN 1 Liwa dilakukan dalam empat tahap, yaitu: 1. Tahap pertama atau penelitian I, dengan melakukan penelitian terhadap data sekunder yang ada di SMAN 1 Liwa dan di Dinas Pendidikan Kabupaten Lampung Barat. Penelitian ini dilakukan pada minggu pertama bulan November 2008.
2. Tahap kedua atau penelitian 11, yang dilaksanakan pada minggu pertama bulan November 2008, dengan fokus evaluasi pelaksanaan peranan Komite Sekolah di SMAN 1 Liwa.
3. Tahap ketiga atau penelitian 111, kajian partisipasi masyarakat dalam bentuk pengumpulan data primer dan sekunder, dilakukan minggu kedua bulan November 2008,
4. Pembuatan Laporan hingga selesai, dilakukan sampai minggu ke empat bulan Desember 2008. 3.2.
Prosedur Pengambilan Sampel Penelitan ini termasuk metode survei adalah penelitian yang datanya
mengambil sampel dan satu populasi serta menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok, dikurnpulkan untuk mewakili seluruh populasi (Singarimbun dan Effendi, 1989). Teknik
pengambilan
sampel
adalah
mengambil
secara
acak
masing-masing stakeholders, yaitu guru sebanyak 45 orang, orang tua sebanyak
50 orang dan pengurus Komite Sekolah sebanyak lima orang.
3.3.
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dilakukan terbagi dua, yaitu:
a. Data Sekunder Data sekunder dikumpulkan dari data statistik instansillembaga yang ada yaitu SMAN 1 Liwa, Dinas Pendidkan Kabupaten Lampung Barat dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Larnpung Barat,
b. Data Primer Fengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara dengan responden. Wawancara dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan didukung oleh observasi, yaitu melakukan pengamatan secara Iangsung pada objek kajian di lapangan. Penggunaan kuesioner mengarahkan penulis pada informasi yang relevan dengan tujuan yang ingin dicapai dalam kajian partisipasi, Kuesioner kajian partisipasi terdii dan tiga bagian, yaitu partisipasi responden dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawassui kegiatan penyelenggaraan dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. 3.4.
Tsknik Pengolahan dan Analisis Data Fengolahan d m analisis data dengan menggunakan data lamtitatif
disajikan dengan menggunakan tabulasi silang. Analisis data kualitatif disajikan secara deskriptif untuk memperkuat argumentasi analisis kuantitatif dan menjelaskan fenomena sosial yang terkait dengan partisipasi dan kinej a peran serta h g s i komite sekolah; 3.5
Metode Analisis Masalah dan Analisis Proritas Permusan d m pemecahan masalah kajian partisipasi masyarakat dalam
peningkatan mutu pendidikan di SMAN 1 Liwa, mengunakan metode partisipatif @articipatoryl, yaitu Focus Group Disczission (FGD), FGD adalah wawancara
kelompok dari sejumlah individu dengan status sosial yang relatif sama, yang memfokuskan interaksi dalam kelompok berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan oleh penulis yang berperan sebagai moderator dalam kelompok diskusi (Morgan dalam Tonny, 2002).
3.6.
Metode Pcnyusunan Program Metode penyusunan program meningkatan partisipasi masyarakat ( o m g
tua siswa) dalam kegiatan pendidikan di S M A N 1 Liwa dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut:
1. Identifikasi potensi, masalah dan kebutuhan partisipasi masyarakat (orang tua siswa) dalam kegiatan pendidikan di SMAN 1 Liwa, sebagai upaya meningkatkan mutu pendidikan, melalui kondisi sosial yang mendukung penyelenggaraan pendidikan di SMAN 1 Liwa, selanjutnya melakukan observasi lapangan untuk memperoleh data partisipasi masyarakat (orang tua siswa) yang dibandingkan dengan partisipasi guru, clan pengurus komite sekolah di SMAN 1 Liwa.
2, Menyusun program kerja meningkatkan partisipasi masyarakat (orang tua siswa) dalam kegiatan di SMAN 1 Liwa, dengan melibatkan partisipasi semua pihak yang terkait (stakeholders), aitara lain: kepala sekolah, guru, masyarakat (orang tua siswa), pengurus komite sekolah dan himpunan alumni SMAN 1 Liwa. Penyusunan program mengutamakan partisipasi semua
stakeholders untuk mewujudkan m a memiliki dan tanggungjawab dalam kegiatan di SMAN 1 Liwa, sehingga akhirnya mampu meningkatkan mutu pendidikan SMAN 1 Liwa. 3. Evaluasi penerapan program partisipasi masyarakat dalam meningkatkan mutu
pendidikan di SMAN 1 Liwa, dengan menentukan indikator-indikator evaluasi, waktu pelaksanaan monitoring d m evaluasi serta penetapan pelaksana evaluasi. Partisipasi masyarakat dalam penyusunan program, diharapkan mampu menghasilkan program yang sesuai dengan keinginan masyxakat, dan sekaligus melakukan pengawasan terhadap jalannya proses pendidikaa yang bermutu baik. 3.7.
Kerangka Pemikiran Salah satu masalah mendasar dalam bidang pendidikan di Indonesia adalah
rendahnya mutu pendidikan pada setiapjenjang dan satuan pendidikan, khususnya pendidikan dasar dan menengah (Departemen pendidikan Nasional, 2002). Usaha
untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui partisipasi dari masyarakat dan seluruh stakeholders pendidikan di sekolah. Menurut Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (2002) sebagai
konsekuensi
perluasan
makna
partisipasi
masyarakat
dalam
penyelenggaraan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, maka perlu dibentuk satu wadah untuk menampung dan menyalurkannya yang di sebut Komite Sekolah. Komite Sekolah adalah suatu badan mandiri yang mewadahi peranserta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik pada pendidikan pra sekolah,
jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan luar sekolah (Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, 2002). Pelaksanaan Komite Sekolah sebagai gambaran realitas peran dan fungsi ddam kegiatan pendidikan di sekolah yang pada a
y
a dapat meningkatkan
mutu pendidikan, Selain itu penyelenggaraan kegiatan pendidikan di sekolah membutuhkan partisipbi masyarakat (dalam ha1 ini adalah orang tua siswa) dan dibandingkan dengan h g k a t partisipasi guru d m anggota Komite Sekolah baik partisipasi dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan kegiatan pendidikan di sekolah. Komite Sekolah merupakan wadah penghirnpun aspirasi dan memberikan pertimbangan kebijakan kepada sekolah dalam penyelenggraan pendidikan. Pengurus Komite Sekolah terdiri atas gury orang tua siswa, dan tokoh masyarakat, pakar pendidikan dan siswa. Pelaksanaan peranan Komite Sekolah serta partisipasi masyarakat (orang
tua siswa), masih perlu di analisis yaitu mengenai peningkatan partisipasi masyarakat (orang tua siswa) dalam kegiatan pendidikan di sekolah. Pada bahasan akhir akan dikaji mengenai strategi dan program kerja untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan sehingga mampu untuk memberikan kontribusi dalam peningkatkan mutu pendidikan di sekolah. Kerangka pemikiran kajian ini disajikan dalam Gambm 1.
Partisipasi Masyarakat: Dalam Perencanaan, Pelaksanaan, Pengawasan
Saranadan
Keterangan :
--------, : Mempengaruhi, dan dikaji dalam penelitian ----------- : Mempengaruhi tetapi tidak dikaji dalarn penelitian Gambar 1. Kerangka Pemikiran Kajian 3.8.
Definisi Operasional Penelitim ini menggunakan berbagai variabel dan konsep untuk dapat
menjawab permasalahan penelitian. Pada bagian di bawah ini secara ringkas dijelaskan definisi oprasional dari variabel atau konsep yang di maksud. 1. Mutu pendidikan adalah input, proses dan output penyelengaraan pendidikan di SMAN 1 Liwa.
2. Pelaksanaan peranan Komite Sekolah adalah pelaksanaan peranan Komite Sekolah SMAN 1 Liwa sebagai salah satu upaya meningkatkan mutu pendidikan. 3, Partisipmi orang tua siswa (masyarakat) adalah keterlibatan orang tua siswa dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan progmdkegiatan dalam rangka meningkatkan mutu di SMAN 1 Liwa.
4. Partisipasi dalam perencanam adalah partisipasi guru, pengurus Komite Sekolah dan orang tua dalam perencanaan kegiatan sekolah ddam bentuk menghadiri pertemuan dengan komite, terlibat dalam menyusun rencana
kegiatan sekolah dan menyampaikan usul dalam rapat rencana kegiatan sekolah. Pengukuran partisipasi responden dalam perencanaan dibagi ke dalam empat kategori, dengan membagi 0%-100% kedalam empat bagian yang sama, yaitu: a. Tinggi, apabila total skor jawaban partisipasi responden 275 %. b. Sedang apabia total skor jawaban partisipasi responden 50%-75%. c. Rendah apabila total skor jawaban partisipasi responden 25%-49 %. d. Sangat rendah apabila total skor jawaban partisipasi responden < 25% 5. Partisipasi dalam pelaksanaan adalah pengukuran partisipasi responden dalam pelaksanaan kegiatan di SMAN 1 Liwa, Indikator partisipasi stakeholders SMAN 1 Liwa (guru, pengurus Komite Sekolah dan orang tua) dalam pelaksanaan, yaitu: (1) Terlibat dalam pelaksanaan kegiatan sekolah; (2)
Memberikan
(3) Memberikan ban-
sumbangan
uang
dalam
kegiatan
sekolah,
dan
tenaga dalam kegiatan sekolah, (4) Mendorong siswa
dalam pembimbingan belajar, (5) Mendorong siswa untuk aktif dalam kegiatan sekolah, pengukuran partisipasi responden dalam perencanaan dibagi ke dalam empat kategori, dengan membagi 0%-100% ke dalam empat bagian yang sama, yaitu: a. Tinggi, apabila total skor jawaban partisipasi responden >75 %.
b. Sedang apabia total skor jawaban partisipasi responden 50%-75%. c. Rendah apabila total skor jawaban partisipasi responden 25%-49 %. d. Sangat rendah apabila total skor jawaban partisipasi responden < 25% 6. Partisipasi dalam pengawasan adalah partisipasi m u r SMAN 1 Liwa (guru, orang tua dan pengurus komite sekolah) dalam pengawasan terdiiri atas dua indiikator, yaitu (1) ikut serta dalam pengawasan kegiatan sekolah,(2) menegur apabila ada yang menyimpang dalam kegiatan sekolah. Pengukuran partisipasi responden dalam perencanaan dibagi ke dalam empat kategori, dengan membagi 0%-100% kedalam empat bagian yang sama, yaitu: a. Tinggi, apabila total skor jawaban partisipasi responden 275 %.
" 75%. b. Sedang apabia total skor jawaban partisipasi responden 50mc. Rendah apabila total skor jawaban partisipasi responden 25%-49 %. d. Sangat rendah apabila total skor jawaban partisipasi responden < 25%
7. Indentifikasi Masalah adalah upaya analisis permasalahan yang terkait
partisipasi masyarakat (orang tua) dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan, serta menyangkut kinerja peran dan fungsi komite sekolah dalam kegiatan di sekolah. Program kej a adalah rangkaian programlkegiatan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat (orang tua) dan kinej a komite sekolah dalam peningkatan
mutu pendidiian di SMAN 1 Liwa.