1. PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Pertamina sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan visi menjadi
perusahaan energi berkelas dunia yang berbentuk Perseroan, yang mengikuti Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1998. BUMN merupakan salah satu pelaku kegiatan ekonomi yang penting di dalam perekonomian nasional, yang bersamasama dengan pelaku ekonomi lain yaitu swasta (besar-kecil, domestik-asing) dan koperasi menjalankan roda perekonomian Indonesia secara bertahap dan berkelanjutan. Sebagai salah satu pelaku kegiatan ekonomi, keberadaan BUMN memiliki peran yang tidak kecil guna ikut mewujudkan kesejahteraan masyarakat sebagaimana diamanatkan oleh UUD 1945. Pertamina senantiasa berusaha untuk memberikan kontribusi yang terbaik dengan memanfaatkan potensi yang dimilikinya. Pertamina bergerak maju untuk mewujudkan visi perusahaan, tuntutan dari visi tersebut adalah meningkatnya pendapatan dan laba bersih setiap tahun, dengan pertumbuhan minimal 14% per tahun. Selanjutnya Misi dari perusahaan adalah menjalankan usaha minyak, gas serta energi baru dan terbarukan secara terintegrasi, berdasarkan prinsip-prinsip komersial yang kuat. Untuk mewujudkan misi tersebut, perusahaan dapat melaksanakan usaha utama, sebagai berikut : 1. Melaksanakan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi 2. Melaksanakan kegiatan di bidang energi listrik. 3. Melaksanakan kegiatan pengolahan yang menghasilkan bahan bakar minyak, petrokimia, bahan bakar gas dan produk lainnya.
1
4. Melaksanakan kegiatan penyediaan, pengangkutan, penyimpanan dan niaga terkait minyak, gas, termasuk energi listrik. 5. Melaksanakan kegiatan pengembangan, eksplorasi, produksi, dan niaga energi baru dan terbarukan. Untuk mendukung visi dan misi tersebut, Pertamina menetapkan strategi jangka panjang perusahaan, yaitu: aggressive upstream, profitable downstream, dimana perusahaan berupaya untuk melakukan ekspansi bisnis hulu dan menjadikan bisnis sektor hilir migas lebih efisien dan menguntungkan. Penerapan strategi jangka panjang akan diturunkan menjadi tataran pelaksanaan untuk mencapai visi dan misi perusahaan dimana salah satunya adalah dengan meningkatkan pendapatan usaha dan peningkatan laba bersih perusahaan. Peningkatan yang dimaksud tersebut dapat direalisasikan dengan adanya tambahan investasi yang secara langsung memberikan peningkatan nilai perusahaan. Kebijakan yang diambil perusahaan secara korporasi menekankan pada investasi yang memberikan tingkat pengembalian setara atau diatas tingkat pertumbuhan yang diinginkan. Pertamina sebagai perusahaan energi memiliki bisnis yang terintegrasi dari hulu hingga hilir, hal ini menyebabkan adanya prioritasprioritas dari pilihan investasi yang diambil.
Prioritas yang diambil adalah
mengutamakan tingkat pengembalian yang tinggi, jika memperhatikan faktor ini maka sektor hulu mendapatkan porsi yang besar. Berdasarkan data yang ada maka kontribusi laba usaha dari sektor hulu dan hilir dibandingkan dengan laba usaha konsolidasi berdasarkan laporan keuangan segmentasi untuk tahun 2011-2014 dapat dilihat sebagai berikut :
2
Tabel 1-1. Kontribusi laba Usaha Per Segmen Usaha Segmentasi % terhadap % terhadap % terhadap % terhadap Laba Usaha Laba Usaha Laba Usaha Laba Usaha Konsolidasian Konsolidasian Konsolidasian Konsolidasian tahun 2014 tahun 2013 tahun 2012 tahun 2011 93,01% 89,85% 93,60% 86,68% Hulu 3,93% 2,15% 1,38% 15,38% Hilir Sumber : Diolah dari Laporan Keuangan Konsolidasian PT.Pertamina(Persero) 2014,2013, 2012 dan 2011
Memperhatikan kontribusi laba usaha sektor hulu menunjukkan bahwa tingkat pengembalian dan pertumbuhan yang lebih besar dibandingkan dengan sektor hilir dan lainnya. Hal ini jelas memberikan dasar kepada manajemen perusahaan untuk memberikan porsi yang lebih besar kepada sektor hulu untuk dikembangkan. Memperhatikan sektor hilir yang terdapat usaha bisnis pengolahan dan pemasaran, dan dikaitkan dengan strategi jangka panjang perusahaan dan usaha utama perusahaan membuat kebijakan perusahaan akan portofolio investasi terhadap seluruh sektor usaha bisnis yang ada haruslah tepat. Penentuan arah dari pengembangan perusahaan sektor usaha bisnis yang saat ini terjadi adalah besarnya porsi investasi untuk sektor hulu. Perusahaan bergerak di bidang energi dan terintegrasi dari hulu hingga hilir dimana sektor hilir terdiri dari unit bisnis pengolahan serta pemasaran dan niaga dimana bisnis pengolahan berada di bawah kendali Direktorat Pengolahan. Sektor usaha pengolahan masih mengalami kendala kekurangan kapasitas antara jumlah produksi dibandingkan dengan kebutuhan nasional. Total kebutuhan Bahan Bakar Minyak(BBM) nasional sekitar 1,3 juta barel per hari sedangkan total kapasitas terpasang kilang pengolahan milik PT Pertamina (Persero) dan milik swasta (minor)
3
sekitar lebih kurang 1,1 Juta barel per hari. Kebutuhan BBM pada tahun mendatang diperkirakan akan mengalami peningkatan hingga 3% per tahun (berdasarkan sumber Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral) sehingga apabila tidak ada peningkatan kapasitas kilang maka terjadi selisih yang semakin lebar antara kebutuhan dan produksi. Tingkat pengembalian investasi untuk sektor hilir ini khususnya di unit bisnis pengolahan cukup rendah. Pertamina sebagai BUMN yang berbentuk Perseroan terbatas selain harus memperhatikan pertumbuhan perusahaan juga mengemban tugas memenuhi kebutuhan akan minyak dan gas sesuai tugas yang diberikan oleh Pemerintah. Tugas itu adalah memenuhi kebutuhan nasional akan bahan bakar minyak yang disebut sebagai Public Service Obligation (PSO). Adanya selisih antara produksi yang dihasilkan oleh kilang pengolahan dan kebutuhan akan bahan bakar minyak menyebabkan perusahaan harus melakukan pengembangan pada sektor pengolahan untuk meningkatkan kapasitas produksi kilang. Pertimbangan perusahaan dalam melakukan investasi selain tingkat pertumbuhan dan pengembalian investasi juga adanya kewajiban memberikan dividen kepada pemerintah, sehingga investasi yang memberikan tingkat pengembalian yang tinggi untuk perusahaan akan menjadi prioritas. Tingkat pengembalian tersebut juga harus memperhitungkan arus kas bersih yang dihasilkan oleh investasi tersebut, karena aliran kas bersih yang diterima oleh perusahaan akan membuat investasi tersebut dapat memberikan kontribusi yang besar untuk ketersediaan dana perusahaan. Oleh karena itu pertimbangan lainnya adalah perihal
4
ketersediaan anggaran atau dana menjadi salah satu faktor penentu apakah investasi tersebut terpilih untuk dijalankan atau tidak. Proses pengusulan pengembangan bisnis yang diajukan kepada manajemen berasal dari usulan-usulan masing-masing direktorat, keputusan proyek investasi mana yang disetujui harus melalui proses pengujian dan verifikasi yang dikaitkan dengan strategi dan kebijakan perusahaan serta dana yang teralokasi untuk investasi tersebut. Ahmad (2010), ada 3 elemen yang membuat suatu organisasi mampu dan menaruh harapan pada penerapan visinya yaitu: kompetensi inti, pembelajaran organisasi dan kekuatan administrasi, ketiga aspek ini akan memberikan kemampuan perusahaan dalam menghadapi perubahan-perubahan dalam lingkungan bisnis. Pertimbangan lain adalah bagaimana perusahaan melakukan perubahan manajemen portofolio seperti karakteristik kompetisi dan perubahan sektor pelanggan sehingga menjadi efisien dan efektif. Kendala lain adalah kebutuhan anggaran yang dikaitkan dengan ketersediaan dana. Korporat harus mempersiapkan dan mewujudkan strategi yang memberikan nilai tambah pada unit bisnis dengan cara menetapkan visi bisnis yang lebih spesifik agar sinergi antara tujuan korporat dan unit bisnisnya, dan menciptakan roadmap pengembangan untuk menciptakan keuntungan kompetitif dam meningkatkan posisi pasar, pendapatan dan penciptaan nilai-nilai potensial (Doz and Prahalad, 1984).
5
1.2
Rumusan Masalah Perusahaan agar dapat bertahan dan berkembang pada industri pengolahan
minyak mentah dan gas bumi, harus memperhatikan strategi yang dilaksanakan. Kebijakan korporat terhadap investasi perusahaan apakah telah sesuai dengan teori, pedoman, visi, misi dan strategi perusahaan sehingga portofolio perusahaan terhadap pengembangan dan tingkat investasi yang dilakukan akan dapat memenuhi kebutuhan korporat dan sesuai dengan unit bisnis khususnya pada direktorat pengolahan. Pertamina yang merupakan perusahaan energi nasional terintegrasi dari sektor upstream hingga downstream membutuhkan suatu strategi yang sejalan dengan strategi direktorat sehingga apa yang dilakukan oleh perusahaan akan menjadi sinergi dengan situasi dan kondisi yang dihadapi oleh perusahaan saat ini. Kebijakan strategi yang dilakukan oleh perusahaan mempertimbangkan faktorfaktor seperti penugasan yang diberikan Pemerintah, tujuan perusahaan sebagai badan usaha yang ingin terus maju dan berkembang dengan keterbatasan sumber daya yang dimilik. Keterbatasan yang ada seperti pendanaan, ketersedian jenis crude yang bisa diolah di kilang, keterbatasan teknologi kilang saat ini, permintaan produk kilang yang tinggi diatas dari kemampuan produksinya. Dengan memperhatikan hal ini maka perlu dikaji apakah strategi yang diterapkan perushaan terhadap direktorat pengolahan dengan tingkat pengembalian lebih rendah dibanding sektor bisnis lainnya tepat dan menjadikan direktorat pengolahan dapat bertahan dengan strategi yang diterapkannya dengan memperhatikan segala keterbatasan yang ada.
6
1.3
Pertanyaan Penelitian Pertanyaan yang muncul dalam kajian ini berdasarkan latar belakang dan
permasalahan diatas adalah : 1. Apakah strategi penentuan pengembangan bisnis direktorat pengolahan sudah tepat dikaitkan dengan visi, misi dan strategi perusahaan? 2. Apakah strategi pengembangan bisnis di direktorat pengolahan telah berjalan sesuai dengan situasi dan kondisi perusahaan?
1.4
Tujuan Penelitian Penulisan ini bertujuan untuk memberikan analisis dan evaluasi terhadap : 1. Strategi kebijakan penentuan pengembangan bisnis direktorat pengolahan dibandingkan dengan visi, misi dan strategi bisnis perusahaan 2. Pengembangan bisnis perusahan khususnya di direktorat pengolahan dikaitkan dengan situasi dan kondisi perusahaan.
1.5
Manfaat Penelitian Berdasarkan penjelasan diatas, dapat dijelaskan bahwa manfaat penelitian bagi
perusahaan akan memiliki referensi ilmiah untuk memutuskan apakah proses penentuan pengembangan bisnis secara korporat dan di direktorat pengolahan telah sesuai dengan visi dan misi serta strategi perusahaan dan kondisi perusahaan dikaitkan dengan kerangka konseptual.
7
1.6
Ruang Lingkup atau Batasan Penelitian Batasan penelitian yang akan dilakukan adalah strategi yang saat ini digunakan
dan dipersiapkan oleh Perusahaan dalam melakukan strategi pengembangan bisnis pada direktorat pengolahan telah sesuai dengan visi dan misi perusahaan dengan memperhatikan situasi dan kondisi perusahaan.
1.7
Sistematika Penulisan Sistematika penulisan tesis ini adalah sebagai berikut :
1.7.1 Bab I Pendahuluan Bab ini membahas mengenai latar belakang penelitian, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian serta sistematika penulisan tesis. 1.7.2 Bab II Landasan Teori Bab ini membahas tentang teori-teori yang digunakan sebagai dasar penelitian. 1.7.3 Bab III Metode Penelitian Bab ini memberikan penjelasan mengenai metode penelitian dan metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini. Pada bab ini juga akan dibahas profil perusahaan yang akan dianalisis. 1.7.4 Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini menjelaskan proses penelitian yang dilakukan dan pembahasan atas hasil penelitian.
8