18
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pemeriksaan atas laporan keuangan oleh pihak luar diperlukan, khususnya untuk perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas yang dikelola oleh manajemen profesional yang ditunjuk oleh para pemegang saham. Biasanya satu tahun sekali dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), para pemegang saham akan meminta pertanggung jawaban perusahaan dalam bentuk laporan keuangan perusahaan. Agar laporan keuangan yang diserahkan kepada para pemegang saham tersebut tidak terdapat kekeliruan dan disajikan secara wajar maka diperlukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan tersebut. Oleh karena itu dibutuhkan jasa profesi yang memiliki profesionalisme untuk melakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan tersebut agar menjadi bersih, sehat, serta bertanggungjawab. Salah satu profesi yang membutuhkan profesionalisme tersebut adalah auditor eksternal. Profesionalisme telah menjadi isu yang kritis untuk profesi auditor eksternal karena dapat menggambarkan kinerja auditor eksternal tersebut. Gambaran terhadap profesionalisme dalam profesi auditor eksternal seperti yang dikemukakan oleh Hastuti et al. (2003) dicerminkan melalui lima dimensi, yaitu pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian, keyakinan terhadap profesi dan hubungan dengan rekan seprofesi. Auditor eksternal yang memiliki pandangan profesionalisme yang tinggi akan memberikan kontribusi yang dapat dipercaya oleh para pengambil keputusan. Bagi auditor eksternal, penting untuk meyakinkan klien dan pemakai
ANALISIS PENGARUH PROFESIONALISME TERHADAP KEPUTUSAN PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PROSES PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN DENGAN PERILAKU ETIS PROFESI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING, Yudi Setio Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Fakultas Ekonomi-Universitas Trisakti, 2012. 021-5663232 ext.8335
19
laporan keuangan akan kualitas audit dan jasa lainnya. Oleh karenanya, ada dorongan kuat bagi KAP untuk bertindak dengan profesionalisme yang tinggi. Kepercayaan pemerintah dan masyarakat terhadap dunia usaha atas jasa yang diberikan para pelaksana bisnis, khususnya auditor menuntut atas etika yang bersangkutan yang dikemukakan oleh Henry (2006). Selain itu, Henry (2006) juga menegaskan bahwa profesionalisme sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan etika profesi. Perilaku etis profesi merupakan suatu bentuk pelaksanaan etika yang menjadi keharusan bagi seorang auditor dalam bekerja. Dalam hal etika, sebuah profesi harus memiliki komitmen moral yang tinggi yang dituangkan dalam bentuk aturan khusus. Aturan ini merupakan aturan main dalam menjalankan atau mengemban profesi tersebut, yang biasa disebut sebagai kode etik. Kode etik harus dipenuhi dan ditaati oleh setiap profesi yang memberikan jasa pelayanan kepada masyarakat dan merupakan alat kepercayaan bagi masyarakat luas yang dikemukakan oleh Herawaty dan Susanto (2009). Seorang auditor dalam membuat keputusan pasti menggunakan lebih dari satu pertimbangan rasional, yang didasarkan etika yang berlaku yang dipahaminya dan membuat suatu keputusan yang adil. Keputusan auditor dilakukan melalui bentuk pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan, oleh karena itu auditor eksternal memanfaatkan laporan audit atau produk auditing ini untuk mengkomunikasikan
opininya
terhadap
kewajaran
laporan
keuangan
yang
diperiksanya. Seorang auditor yang tidak memiliki perilaku etis dalam menentukan keputusan akan berakibat buruk terhadap kepercayaan yang diberikan oleh klien dan sangat berpengaruh buruk terhadap pengambil keputusan atas laporan keuangan auditan tersebut. Keputusan yang diambil haruslah tidak berdasarkan kepentingan
ANALISIS PENGARUH PROFESIONALISME TERHADAP KEPUTUSAN PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PROSES PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN DENGAN PERILAKU ETIS PROFESI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING, Yudi Setio Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Fakultas Ekonomi-Universitas Trisakti, 2012. 021-5663232 ext.8335
20
atau intervensi klien, pribadi, atau pihak lainnya, melainkan berdasarkan fakta dan bukti yang berhasil dikumpulkan selama penugasan. Contoh kasus nyata yang terjadi adalah seperti yang terjadi pada PT Kimia Farma pada tahun 2002, milik pemerintah di Indonesia. Pada audit tanggal 31 Desember 2001, manajemen Kimia Farma melaporkan adanya laba bersih sebesar Rp 132 milyar yang diaudit oleh Hans Tuanakotta & Mu’stofa (HTM). Akan tetapi, kementerian BUMN dan Bapepam menilai bahwa laba bersih tersebut begitu besar dan mengandung unsur rekayasa. Setelah diaudit ulang, pada 3 Oktober 2002 laporan keuangan Kimia Farma tahun 2001 disajikan kembali (restated), karena telah ditemukan kesalahan yang cukup mendasar. Pada laporan keuangan yang baru, laba bersih hanya disajikan sebesar Rp 99.56 milyar atau lebih rendah sebesar Rp 32.6 milyar atau 24.7 % dari laba awal yang dilaporkan. Kesalahan itu timbul pada unit Industri Bahan Baku yaitu kesalahan berupa overstated penjualan sebesar Rp 2,7 miliar, pada unit Logistik Sentral berupa overstated persediaan barang sebesar Rp 23,9 miliar, pada unit Pedagang Besar Farmasi berupa overstated persediaan sebesar Rp 8,1 miliar dan overstated penjualan sebesar Rp 10,7 miliar. Jadi, pada kasus ini PT. Kimia Farma menyalahi etika dalam pelaporan laporan keuangan karena telah melakukan fraud , sedangkan auditornya (HTM) kurang profesional karena tidak dapat mendeteksi adanya fraud yang dilakukan kliennya sehingga tidak berhasil mengatasi resiko audit dalam mendeteksi adanya penggelembungan laba oleh PT. Kimia Farma. Keputusan auditor tersebut berhubungan dengan pertimbangan tingkat materialitas dalam suatu laporan keuangan. Materialitas ini dimaksudkan sebagai
ANALISIS PENGARUH PROFESIONALISME TERHADAP KEPUTUSAN PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PROSES PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN DENGAN PERILAKU ETIS PROFESI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING, Yudi Setio Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Fakultas Ekonomi-Universitas Trisakti, 2012. 021-5663232 ext.8335
21
besarnya penghilangan atau salah saji informasi akuntansi yang dilihat dari keadaan yang melingkupinya, yang dapat mempengaruhi pertimbangan pihak yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi tersebut (Mulyadi 2002:158 dalam Herawaty dan Susanto 2009). Dalam melaksanakan audit atas laporan keuangan, auditor tidak dapat memberikan jaminan bahwa laporan keuangan yang diaudit adalah akurat karena auditor tidak memeriksa semua transaksi yang terjadi pada tahun yang diaudit dan tidak dapat menentukan bahwa semua transaksi yang terjadi telah dicatat, diringkas, digolongkan dan dikompilasi secara semestinya kedalam laporan keuangan. Auditor kemudian menggunakan konsep materialitas untuk memperkuat keyakinannya dalam memberikan pendapat. Peran konsep materialitas itu adalah untuk mempengaruhi kualitas dan kuantitas informasi akuntansi yang diperlukan oleh auditor dalam membuat keputusan yang berkaitan dengan bukti (Hastuti et al. 2003). Sebelumnya telah diteliti oleh Henry (2006) bahwa profesionalime memilki pengaruh terhadap pelaksanaan etika profesi serta telah memahaminya, kemudian untuk pelaksanaaan etika profesi juga berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Herawaty dan Susanto (2009) juga mengemukakan bahwa etika profesi berpengaruh secara positif terhadap pertimbangan tingkat materialitas dalam proses audit laporan keuangan. Berbeda halnya dengan Nuryatno dan Dewi (2001) menyatakan bahwa auditor pada umumnya kurang memahami nilai-nilai etika yang menjadi pedoman bagi para auditor dalam melaksanakan pemeriksaan laporan keuangan dan semakin auditor memahami kode etik maka keputusan yang diambil akan semakin mendekati kewajaran, adil, dan bermoral.
ANALISIS PENGARUH PROFESIONALISME TERHADAP KEPUTUSAN PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PROSES PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN DENGAN PERILAKU ETIS PROFESI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING, Yudi Setio Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Fakultas Ekonomi-Universitas Trisakti, 2012. 021-5663232 ext.8335
22
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Henry (2006) serta Herawaty dan Susanto (2009). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah bahwa penulis meneliti dengan menggunakan responden dan periode waktu yang berbeda dan baru yaitu pada tahun 2011 serta dengan menggunakan 32 Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terdaftar di IAPI yang berada di DKI Jakarta dengan 194 responden, sedangkan Henry (2006) menggunakan 85 responden serta Herawaty dan Susanto (2009) memakai objek penelitian Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terdaftar di IAPI 2008. Penelitian ini juga menjadikan perilaku etis profesi sebagai variabel intervening. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik dan termotivasi untuk melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Profesionalisme Terhadap Keputusan Pertimbangan Tingkat Materialitas Dalam Proses Pemeriksaan Laporan Keuangan Dengan Perilaku Etis Profesi Sebagai Variabel Intervening.” 1.2 Perumusan Masalah 1.
Apakah profesionalisme dengan lima dimensinya (pengabdian pada profesi, kewajiban sosial, kemandirian, kepercayaan pada profesi, dan hubungan dengan sesama profesi) memiliki pengaruh terhadap perilaku etis profesi ?
2.
Apakah perilaku etis profesi memiliki pengaruh terhadap pengambilan keputusan pertimbangan tingkat materialitas dalam pemeriksaan proses laporan keuangan ?
ANALISIS PENGARUH PROFESIONALISME TERHADAP KEPUTUSAN PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PROSES PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN DENGAN PERILAKU ETIS PROFESI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING, Yudi Setio Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Fakultas Ekonomi-Universitas Trisakti, 2012. 021-5663232 ext.8335
23
1.3 Tujuan Penelitian 1.
Untuk memberikan bukti empiris pengaruh profesionalisme dengan lima dimensinya
(pengabdian
pada
profesi,
kewajiban
sosial,
kemandirian,
kepercayaan pada profesi, dan hubungan dengan sesama profesi)
terhadap
perilaku etis profesi. 2.
Untuk memberikan bukti empiris bahwa perilaku etis profesi berpengaruh terhadap pengambilan keputusan tingkat materialitas dalam proses pemeriksaan laporan keuangan.
1.4 Manfaat Penelitian 1.
Bagi auditor eksternal, diharapkan dapat membantu dalam perencanaan audit atas laporan keuangan dengan berlandaskan sikap profesionalisme dan mampu untuk berperilaku etis profesi yang tinggi sehingga mampu menjadi profesi yang bertanggung jawab dan mempunyai kredibilitas yang tinggi dari masyarakat dan khususnya dari klien yang memakai jasa audit tersebut.
2.
Bagi Kantor Akuntan Publik (KAP), diharapkan mampu untuk membantu dalam evaluasi citra dari KAP serta sebagai masukan untuk meningkatkan citra KAP sehingga KAP mampu bertindak dengan profesionalisme tinggi yang didasarkan etika untuk tetap mendapat kepercayaan di dunia bisnis serta mampu menjadi KAP yang terbaik diantara KAP yang lain.
3.
Bagi pengambil keputusan dan pemakai keputusan agar tetap memberikan kepercayaannya pada auditor eksternal dalam memakai jasa auditnya.
4.
Bagi peneliti berikutnya, dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan pertimbangan dalam melakukan penelitian yang sejenis serta untuk mengetahui
ANALISIS PENGARUH PROFESIONALISME TERHADAP KEPUTUSAN PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PROSES PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN DENGAN PERILAKU ETIS PROFESI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING, Yudi Setio Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Fakultas Ekonomi-Universitas Trisakti, 2012. 021-5663232 ext.8335
24
pengaruh profesionalisme terhadap pengambilan keputusan pertimbangan tingkat materialitas dengan menggunakan variabel intervening perilaku etis profesi. 1.5 Sistematika Pembahasan BAB I
PENDAHULUAN Bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan.
BAB II
KERANGKA TEORITIS Bab ini membahas tentang teori-teori yang berkaitan dengan masalah penelitian, kerangka pemikiran, dan hipotesis yang diajukan oleh penulis.
BAB III
METODE PENELITIAN Bab ini mengemukakan tentang rancangan penelitian, variabel dan pengukurannya, definisi operasional variabel, teknik pengumpulan data, populasi dan sampel serta metode analisis data yang dipakai penulis dalam menyusun skripsi ini.
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan mengenai deskripsi objek penelitian, deskripsi variabel teori, uji kualitas data, uji hipotesis, dan pembahasan.
BAB V
KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN Bab ini mencakup tentang kesimpulan dari hasil analisis pengujian hipotesis, implikasi manajerial, keterbatasan penelitian serta saran-saran untuk penelitian selanjutnya.
ANALISIS PENGARUH PROFESIONALISME TERHADAP KEPUTUSAN PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PROSES PEMERIKSAAN LAPORAN KEUANGAN DENGAN PERILAKU ETIS PROFESI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING, Yudi Setio Artikel ini di-digitalisasi oleh Perpustakaan Fakultas Ekonomi-Universitas Trisakti, 2012. 021-5663232 ext.8335