ARTIKEL ILMIAH
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI SDN NO. 95/1 OLAK
OLEH DANIEL TRI PRASETYO NIM : A1D110157
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI DESEMBER, 2014
FKIP UNIVERSITAS JAMBI
Page | 1
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VI SDN NO. 95/1 OLAK OLEH DANIEL TRI PRASETYO NIM : A1D110157 PGSD FKIP UNIVERSITAS JAMBI
ABSTRAK Prasetyo, Daniel Tri. 2014. “Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SDN No. 95/I Olak”. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, FKIP Universitas Jambi, Pembimbing I Drs. Nelyahardi Gutji, M.Pd, Pembimbing II Drs. H. Admizal M.Pd. Kata Kunci : Pola asuh orang tua, hasil belajar Pola asuh orang tua adalah pola prilaku yang diterapkan pada anak dan bersifat relatif konsisten dari waktu ke waktu , pola perilaku ini dapat dirasakan anak dari segi negatif maupun positif, sedangkan hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya. Masalah yang ada dalam penelitian ini adalah masih banyaknya siswa yang memiliki nilai rendah yang nilainya jauh dari nilai KKM. Bahkan pada saat mid semester, lebih dari 50% siswa yang nilai rata-rata mid semesternya dibawah nilai KKM yang ditentukan oleh sekolah tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pola asuh orang tua dengan hasil belajar siswa kelas VI SDN No. 95/I Olak. Populasi dan sampel penelitian kelas VI SDN No. 95/I Olak sebanyak 24 orang tua siswa. Penelitian ini dilaksanankan di SDN No. 95/I Olak selama 2 minggu pada semester ganjil tahun ajaran 2014-2015. Instrumen penelitian ini mengunakan instrumen angket dokumentasi, dan observasi. Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik. Teknis analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif. Untuk pengumpulan data dilakukan pembagian angket untuk mengetahui pola asuh orang tua dan dokumentasi terhadap hasil belajarnya. Kemudian data dikorelasikan dengan rumus Korelasi Pearson Product Moment dengan taraf kepercayaan α =5%. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai hubungan pola asuh orang tua dengan hasil belajar siswa kelas VI SDN No. 95/I Olak dapat disimpulkan sebagai berikut : Terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan hasil belajar siswa kelas VI SDN No. 95/I Olak ini dibuktikan dengan hasil dari pengolahan data dengan menggunakan rumus korelasi pearson product moment yaitu menghasilkan rhitung > rtabel (0,603 > 0,404). Sehingga memiliki kategori hubungan yang kuat dan Ha diterima. Dengan menggunakan uji signifikan diperoleh thitung = 3.55 FKIP UNIVERSITAS JAMBI
Page | 2
sedangkan untuk ttabel = 2,064 pada taraf signifikan α= 5% dengan derajat kebebasan dk = n-2. Jadi bila dibandingkan thitung dengan ttabel (3.55 > 2,064) sehingga Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan hasil belajar siswa kelas VI SDN No. 95/I Olak. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mengasuh anak merupakan cara yang kompleks. Dalam mengasuh anak membutuhkan beberapa macam kemampuan yang harus dilakukan diantaranya adalah kemampuan orangtua dalam memberikan kasih sayang, penanaman rasa disiplin, pemberian hukuman dan hadiah, pemberian teladan, penanaman sikap dan moral, perlakuan yang adil, pembuatan peraturan serta kecakapan mengatur anak. Kehadiran keluarga sangatlah besar artinya bagi perkembangan kepribadian anak. Keluarga merupakan lingkungan paling pertama dan utama yang nantinya akan memberikan pengaruh terhadap beberapa aspek perkembangan anak, termasuk diantaranya adalah perkembangan sosial. Pola asuh anak dalam keluarga tampaknya mencakup ranah yang sangat luas. Karena sebenarnya bersifat menyeluruh dari aspek asupan gizi, interaksi sosial, bermain, beragama, dan lain sebagaimya. Namun intensitas anak mendapatkan aspekaspek tersebut itu sangat bervariasi. Ada yang kuat dan adapula yang tidak begitu kuat. Mengacu pada psikologi keluarga, bahwasannya pola asuh dalam keluarga tersebar dalam rentang tipe pemberian kebebasan yang sebebas-bebasnya hingga pengekangan yang sepatuh-patuhnya (otoriter). Diantara dua tipe tersebut terdapat tipe antara pola pendidikan dalam keluarga yaitu pola demokratis. Seperti yang kita ketahui bahwa tiaptiap anak dibentuk dari variasi yang besar antara pengaruh hereditas dan lingkungannya. Oleh karena itu, dalam tiap-tiap fase perkembangan manusia relatif amat sukar untuk melihat adanya perbedaan yang tegas antara hal-hal yang tidak dipelajari dan yang dipelajari. Sampai saat ini pendidikan keluarga belum mendapatkan banyak pola asuh yang baik dari para pendidik formal ataupun informal dalam kaitannya dengan perkembangan anak secara keseluruhan. Perhatian yang diberikan baru sebatas peranan pengasuhan keluarga terhadap perkembangan fisik anak. Padahal pendidikan keluarga memiliki peranan yang sangat penting terhadap perkembangan kognitif, sosial, emosional maupun spiritual anak. II. KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pola Asuh Orang Tua 2.1.1 Pengertian Pola Asuh Menurut Shochib (2011:6) “Pola asuh merupakan gaya pendidikan dan metode disiplin yang ditetapkan orag tua dalam berinteraksi dengan anak-anaknya dalam kehidupan”. Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pola asuh orang tua adalah sebuah cara perlakuan ayah atau ibu ataupun orang tua yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga dalam mendidik anak mereka. Keluarga memberikan hubungan sosial dan lingkungan yang penting pada proses pembelajaran mengenai manusia, situasi, dan keterampilan. Pembelajaran yang pertama ini ssangat berpengaruh. Dalam keluarga, yang memegang peranan penting adalah orang tua. Pengasuhan orangtualah yang mempengaruhi pembelajaran tersebut. Proses menjadi orang tua meliputi melahirkan anak, memberi perlindungan, perawatan, dan memberi petunjuk pada anak. Mengasuh anak dikenal sebagai hal penting yang FKIP UNIVERSITAS JAMBI
Page | 3
mempengaruhi pengalaman manusia dan dapat mengubah manusia secara emosional, sosial, dan intelektual. Mengasuh anak merupakan sebuah proses menunjukkan bahwa hal ini merupakan suatu interaksi antara orang tua dan anak yang berkelanjutan dan proses suatu perubahan, baik pada orang tua maupun pada anak. Pada dasarnya, ada tiga tujuan orangtua dalam mengasuh anak. Yang pertama, orang tua ingin anaknya mampu bertahan dan sehat secara jasmani. Kedua, mereka berharap anak-anaknya dapat mengembangkan kemampuan yang mereka miliki agar nantinya dapat mandiri secara finansial. Ketiga, berkaitan dengan cita-cita, kepercayan religious, dan kepuasan pribadi. Pada dasarnya, alasan untuk memiliki anak antara lain adalah memenuhi bantuan kebutuhan ekonomi, kasih sayang, kesenangan, status kedewasaan, dan identitas sosial. 2.1.2 Pengertian Orang Tua Berbicara mengenai orang tua pastilah tidak terlepas dari yang namanya keluarga. Menurut Shochib (2010:7), “ditinjau dari dimensi hubungan darah, keluarga dibedakan menjadi keluarga besar dan keluarga kecil”, sedangkan dalam dimensi hubungan sosial keluarga yaitu keluarga psikologis. Sedangkan Soelaiman (dalam Shochib, 2010:7) mengatakan bahwa “dalam pengertian psikologis, keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup dalam tempat tinggal bersama dan masing-masing anggota merasakan adanya pertautan batin sehingga terjadi saling mempengaruhi, saling memperhatikan, dan saling menyerahkan diri”. 2.1.3 Pengertian Pola Asuh Orang Tua Menurut Rusdijana (dalam Shochib, 2010:9), “Pola asuh orang tua adalah pola prilaku yang diterapkan pada anak dan bersifat relatif konsisten dari waktu ke waktu, pola perilaku ini dapat dirasakan anak dari segi negatif maupun positif”. Pola asuh orang tua merupakan interaksi antara anak dan orang tau mendidik, membimbing, dan mendisiplinkan serta melindungi anak untuk mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam masyarakat. Di dalam kehidupan mayarakat, keluarga merupakan unit terkecil yang memiliki peranan besar bagi keluarganya hidup bermasyarakat. Keluarga memiliki fungsi penting yang berkaitan dengan peranya sebagai media sosialisasi. 2.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Pola Asuh Menurut Edward (dalam Shochib, 2010:10), ada beberapa faktor yang mempengaruhi pola asuh yaitu : a. Pendidikan orang tua Pendidikan dan pengalaman orang tua dalam perawatan anak akan mempengaruhi persiapan mereka menjalankan pengasuhan. Orang tua yang sudah mempunyai pengalaman sebelumnya dalam mengasuh anak akan lebih siap menjalankan peran asuh. Selain itu orang tua akan lebih mampu mengamati pertumbuhan dan perkembangan yang normal. b. Lingkungan Lingkungan banyak mempengaruhi perkembangan anak, maka tidak mustahil jika lingkungan juga ikut serta mewarnai pola-pola pengasuhan yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya. c. Budaya Sering sekali orang tua mengikuti cara-cara yang dilakukan oleh masyarakat dalam mengasuh anak. Karena pola-pola tersebut dianggap berhasil dalam mendidik anak kearah kematangan.
2.2 Kerangka Berfikir
POLA ASUH ORANG TUA FKIP UNIVERSITAS JAMBI
HASIL BELAJAR SISWA
Page | 4
Gambar 2.1 Kerangka berfikir
Menjadi orang tua tidak berarti menjadi arif, serba tahu dan serba benar. Mencasri dan menyayangi anak adalah suatu naluri tetapi bagaimana menyatakan rasa sayang dan cinta adalah suatu ketrampilan yang bisa dipelajari dan dilatih. Orang tua yang memutuskan untuk bersama-sama berkarir, perlu saling memberi dukungan psikologis satu sama lain sehingga memperkuat, melengkapi dan menunjang karir masing-masing, tetapi kualitas hubungan dengan anak perlu dijaga dengan cara meningkatkan kepedulian terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Empati perlu dipertajam sehingga orang tua bisa menempatkan pikiran dan perasaannya ke dalam pikiran dan perasaan anak dalam kondisi khusus misalnya si anak sedang belajar maka dibutuhkan lebih banyak perhataian dari orang tua. Pola hidup sibuk dapat menjadi model bagi anak untuk mengembangkan sikap dan perilaku produktif, motivasi tinggi untuk berprestasi, bertanggung jawab dan mandiri. 2.3 Hipotesis Penelitian Menurut Purwanto (2011:141) menyebutkan bahwa “Hipotesis penelitian adalah hipotesis yang digunakan dalam satuan penelitian”. Berdasarkan uraian teoritik di atas, maka hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : “Terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan hasil belajar“. III. METODE/METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah Deskriptif kuantitatif. Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif korelasional. Penjabaran mengenai metode penelitian kuantitatif salah satunya dijabarkan oleh Sugiyono (2009:14) yaitu : “Metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan”.
Disebut korelasional, karena penelitian ini berusaha menghubungkan suatu variabel dengan variabel yang lain untuk memahami fenomena tingkat hubungan dari variabel-variabel tersebut. Menurut Taniredja (2011:95) menyebutkan bahwa “Teknik analisis korelasi ialah teknik analisis statistik mengenai hubungan antardua variabel atau lebih.” 3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 29 Oktober s/d 12 November 2014. Penelitian ini dilakukan di SDN No. 95/I Olak, yang berlokasi di Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batang Hari. Pemilihan lokasi penelitian karena lokasi ini pernah digunakan sebagai tempat Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) oleh peneliti, dan di lokasi ini orang tua bersifat majemuk dari segi suku bangsa dan juga pekerjaannya. 3.4 Sumber Data Dalam penelitian kuantitatif sumber data utama dalam penelitian ini adalah katakata dan angka-angka yang diperoleh dari angket dan nilai mid semester. FKIP UNIVERSITAS JAMBI
Page | 5
3.5 Variabel Penelitian Variabel adalah data yang diamati dari objek penelitian. Berdasarkan judul “Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SDN No. 95/I Olak” : 1. Variabel bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pola asuh orang tua, variabel ini dilambangkan dengan X. 2. Variabel terikat Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa kelas VI SDN No. 95/I Olak, variabel ini dilambangkan dengan Y. 3.6 Teknik Pengumpulan Data Nasir (dalam Riduwan, 2010:96) mengatakan bahwa “teknik pengumpulan data merupakan alat-alat ukur yang diperlukan dalam pelaksanaan suatu penelitian”. Dalam melaksanakan penelitian, data yang akan dikumpulkan dapat berupa angka-angka, keterangan tertulis, informasi lisan, dan beragam fakta yang berhubungan dengan fokus penelitian yang akan diteliti. Sehubungan dengan pengertian teknik pengumpulan data yang akan dikumpulkan. Maka dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik studi dokumentasi, angket, dan observasi. 3.7 Instrument penelitian. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah angket yang disebarkan keorang tua siswa yang bertujuan mengambil data pola asuh orang tua, dengan menggunakan studi dokumentasi untuk mendapatkan hasil belajar dari nilai mid semester, dan observasi untuk mendapatkan data tentang pola pengasuhan. 3.9 Teknik Analisis Data 1. Analisis pendahuluan Dimana pertama-tama kita menganalisa hasil jawaban dari 25 item pernyataan yang diberiakan. Satu item didalam angket diberi 5 alternatif jawaban. Untuk memudahkan penggolongan statistiknya dari ke-lima alternatif jawaban diberi skor sebagai berikut : Untuk pernytaan yang bernilai positif : a) Untuk alternatif jawaban SS diberi skor 5 b) Untuk alternatif jawaban S diberi skor 4 c) Untuk alternatif jawaban KS diberi skor 3 d) Untuk alternatif jawaban TS diberi skor 2 e) Untuk alternatif jaawaban STS diberi skor 1 Untuk pernyataan yang bernilai negative : a) Untuk alternatif jawaban SS diberi skor 1 b) Untuk alternatif jawaban S diberi skor 2 c) Untuk alternatif jawaban KS diberi skor 3 d) Untuk alternatif jawaban TS diberi skor 4 e) Untuk alternatif jaawaban STS diberi skor 5 2. Analisis Statistik Langkah- langkah ini yaitu: 1) Membuat Ha dan Ho dalam bentuk kalimat: Ha : Terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan hasil belajar siswa Ho : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan hasil belajar siswa FKIP UNIVERSITAS JAMBI
Page | 6
2) Membuat Ha dan Ho dalam bentuk statistik: Ha : r=0 Ho : r=0 3. Analisis Hipotesis Dimana analisis hipotesis digunakan untuk menguji kebenaran hipotesis yang diajukan yaitu, terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan hasil belajar siswa. Pengolahan data dalam penelitian ini terlebih dahulu diadakan langkah-langkah statistik dimana sebelum data dikorelasikan harus di uji normalitas dan uji linearitas. Uji normalitas untuk mendapat kepastian apakah data mempersyaratkan distribusi normal. Sedangkan uji linearitas dapat memperoleh kapasitas untuk mempertanggungjawabkan asumsi-asumsi penelitian ini mendapatkan persamaan regresi linear. Untuk menguji analisis ini menggunakan rumus statistik Korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Person. Alasan peneliti menggunakan rumus korelasi ini karena “teknik Korelasi Product Moment ini digunakan untuk mencari hubungan dan membuktikan hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau ratio, dan sumber data dari dua variabel atau lebih tersebut adalah sama” (Sugiyono, 2012:228). Rumus Korelasi Product Moment:
(Riduwan dan Sunarto 2011:80) Keterangan : rxy = koefesien korelasi antara x dan y ∑X = jumlah skor item ∑Y = jumlah skor total n = jumlah responden Setelah peneliti mengetahui nilai r, maka peneliti harus menganalisis nilai r tersebut. Yang berfungsi untuk menentukan adakah hubungan diantara variabel X (pola asuh orang tua) dengan variabel Y (hasil belajar siswa). Dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1 < r < +1). Apabila nilai r = -1 artinya korelasi negatif sempurna; r = 0 artinya tidak ada korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Setelah itu barulah diketahui apakah Ha (Hipotesis alternatif/hipotesis kerja) yang diterima atau Ho (Hipotesis nol) yang diterima. Didalam menafsirkan nilai r tersebut menggunakan alat bantu tabel koefisien korelasi nilai r. Sedangkan kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) sebagai berikut: Tabel 3.4 Interprestasi Koofesien Korelasi nilai r
Interval Koofesien
Tingkat Hubungan
0,800 - 1,000 0,600 - 0,799 0,400 – 0,599 0,200 – 0,399 0,000 – 0,199
Sangat Kuat Kuat Cukup Kuat Rendah Sangat Rendah (Riduwan dan Sunarto, 2011:81)
4. Mencari kontribusi variabel X terhadap Y
FKIP UNIVERSITAS JAMBI
Page | 7
Untuk menyatakan besar kecilnya kontribusi/sumbangan variabel X (pola asuh orang tua) dengan Y (hasil belajar siswa), dapat ditentukan dengan rumus koefisien determinan sebagai berikut: KP = 𝒓𝟐 x100%
Keterangan: KP r
(Riduwan dan Sunarto 2011:81)
= Nilai Koefisien Diterminan = Nilai Koefisien Korelasi
5. Uji Normalitas Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data dari masing-masing kelompok berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data akan diuji dengan uji Liliefors. Langkah-langkah melakukan uji normalitas dengan uji Liliefors pada Ms Excel sebagai berikut : 1. Pilih nilai signifikansi alpha biasanya 5% (=0,05). 2. Data diurutkan dari yang terkecil hingga yang terbesar. 3. Cari rata-rata, simpangan baku (standar deviasi) dari sampel data. 4. Tentukan nilai Z (angka baku)
5. Tentukan peluang dari F(Zi) = P(Zi) 6 Hitung proporsi yang lebih kecil atau sama dengan Zi yaitu S(Zi) 7. Hitung selisih mutlak dari nomor 5 dan 6 yaitu |F(Zi) - S(Zi)| 8. Statistik ujinya adalah nilai terbesar dari |F(Zi) - S(Zi)| 9. Berdasarkan nilai alpha 5% yang dipilih, tentukan titik kritis L 6. Uji linieritas Menurut Riduwan (2012: 148-154) langkah- langkah dalam melakukan uji linieritas sebagai berikut : 1. Memasukkan angka-angka statistik dari tabel penolong dengan rumus: 𝑛 . ∑𝑋𝑌 − ∑𝑋 (∑𝑌) Keterangan: b= 2 𝑛 .∑𝑋 2 − (∑ 𝑋) b = nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukkan nilai peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) variable y n = jumlah siswa Ʃ X = total nilai variable X Ʃ Y = total nilai variable Y Ʃ XY= total perkalian variable X dan Y
2.
Mencari jumlah kuadrat Regresi (JKreg [a] dengan rumus : (∑𝑌)2 Keterangan: JKreg (a) = 𝑛
FKIP UNIVERSITAS JAMBI
Page | 8
3.
JKreg(a)= jumlah kuadrat regresi koefisien a (∑𝑌)2 = total jumlah nilai variabel Y dikuadratkan n = jumlah siswa Mencari jumlah kuadrat Regresi ( JKreg [b│a] ) dengan rumus: ∑𝑋 . (∑𝑌)
JKreg (b│a) = b. ∑𝑋𝑌 − 𝑛 Keterangan : JKreg (b│a) = jumlah kuadrat regresi (b│a) ∑XY = total perkalian variable X dan Y ∑X = total nilai variable X ∑Y = total nilai variable Y b = nilai arah atau koefisien Regresi n = jumlah siswa 4. Mencari jumlah kuadrat residu (JKres) dengan rumus: 𝐽𝐾𝑅𝑒𝑠 = ∑𝑌 2 - JKreg (b│a) - JKreg (a) Keterangan : 𝐽𝐾𝑅𝑒𝑠 = jumlah kuadrat residu ∑𝑌 2 = jumlah variable Y dikuadratkan
5.
Mencari jumlah kuadrat error (𝐽𝐾 𝐸 ) dengan rumus: (∑𝑌 2 )
JKE = ∑𝐾 ∑𝑌 2 − 𝑛 Keterangan : 𝐽𝐾𝐸 = jumlah kuadrat error 2 ∑𝑌 = jumlah variable Y dikuadratkan n = jumlah kelompok yang sama 6. Mencari jumlah kuadrat tuna cocok 𝐽𝐾 𝑇𝐶 dengan rumus: JKTC = JKRES + JKE 7. Mencari rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKTC) dengan rumus : 𝐽𝐾 𝑇𝐶 RJKTC = 𝐾−2 Keterangan : K= jumlah kelompok 8. Mencari rata-rata jumlah kuadrat tuna cocok (RJKE) dengan rumus 𝐽𝐾 RJKE = 𝑛−𝑘𝐸 9. Mencari nilai Fhitung dengan rumus: 𝑅𝐽𝐾 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑅𝐽𝐾𝑇𝐶 𝐸
Kaidah pengujian linieritas: Jika 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≤ 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka tolak Ho artinya data berpola linier 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka terima Ho artinya data berpola tidak linier Dengan taraf signifikan: 𝛼 = 0,01 atau 𝛼 = 0,05 Carilah nilai 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 menggunakan Tabel F dengan rumus: F tabel = F{ 1−𝛼 dk TC , dk E } (Riduwan, 2012:148-154) FKIP UNIVERSITAS JAMBI
Page | 9
6. Menguji Signifikasi atau uji tingkat kebermaknaan hubungan Tahapan terakhir dari penelitian ini adalah dengan melakukan uji signifikasi yang berfungsi untuk mencari makna hubungan variabel X (Pola Asuh Orang Tua) dengan Y (Hasil Belajar Siswa). Signifikasi memberikan gambaran mengenai hasil penelitian yang baik dan benar. Hal ini dikarenakan pada hipotesis disebut terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan hasil belajar siswa, maka hasil korelasi Pearson Product Moment kembali diuji dengan menggunakan rumus uji signifikasi yang sering disebut dengan rumus t hitung. Rumus
t hitung
t hitung =
:
𝑟 𝑛−2 1−𝑟 2 ( Riduwan dan Sunarto, 2011: 81)
dimana t hitung = Nilai t r = nilai koefisien korelasi n = jumlah sampel Didalam menguji tingkat signifikasi ini, peneliti harus memperhatikan kaidah pengujian hipotesis. Kaidah pengujian ini berfungsi untuk menentukan hipotesis manakah yang akan diambil dalam pengambilan kesimpulan. Kaidah pengujian tingkat signifikasi dengan rumus t hitung : Jika thitung > t tabel maka Ha akan diterima yang artinya signifikan Jika thitung < ttabel maka yang diterima adalah Ho yang artinya tidak signifikan 7. Membuat kesimpulan
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil yang didapat dari penyebaran angket pada tanggal 29 Oktober s/d 12 November 2014 terdapat 24 orang tua siswa kelas VI SDN No 95/I Olak tahun ajaran 2014/2015 di dapat nilai tertinggi sebesar 71 dan nilai terendah sebesar 56. Dari hasil penjumlahan nilai masing-masing responden yaitu 24 orang didapat keseluruhan yaitu 1545 dan didapat rata-rata nilai angket responden adalah 64. Maka berdasarkan penjelasan diatas didapat:
∑x ∑n X
= 1545 = 24 ∑x 1545 = = ∑n 24 = 64
Maka X pola asuh orang tua kelas VI adalah 64. 4.2 Pembahasan Hasil Penelitian Penelitian dilakukan dengan observasi kepada orang tua siswa dimana hasil dari observasi tersebut membuktikan bahwa pola pengasuhan yang banyak diterapkan orang tua kepada anaknya adalah pola asuh demokratis. Selanjutnya menyebarkan angket kepada 24 orang tua siswa dengan 16 deskriptor dengan 18 item pertanyaan, rata-rata FKIP UNIVERSITAS JAMBI
Page | 10
hasil analisis keseluruhan indikator pola asuh orang tua 64 dengan 78% persentase dengan kategori baik. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh secara umum tingkat pola asuh orang tua siswa kelas VI SDN No. 95/I Olak termasuk kedalam kategori kuat, karena frekuensi pola asuh orang tua terdapat pada skor >75% terdapat 4 orang. Sedangkan frekuensi untuk pola asuh orang tua terdapat pada skor 65%-75% terdapat 14 orang siswa yang memiliki pola asuh orang tua cukup baik, dan untuk pola asuh orang tua kategori kurang terdapat pada skor >65% tidak ada siswa yang memiliki pola asuh orang tua kurang. Dari hasil belajar siswa kelas VI SDN No. 95/I Olak diperoleh bahwa 24 orang siswa terdapat 4 orang siswa atau 16% yang memperoleh hasil belajar yang sangat baik, 2 orang atau 8% memperoleh hasil belajar baik, 12 orang atau 50% memperoleh hasil belajar cukup baik, dan 6 orang atau 25% memperoleh hasil belajar kurang baik. Perhitungan statistik dengan menggunakan rumus korelasi product moment, yaitu : N = 24 ∑𝑥 = 1545 ∑𝑦 = 1566 2 ∑𝑥 = 99981 ∑𝑦 2 = 104334 ∑ 𝑥 𝑦 = 101451 rxy
=
=
n(∑ XY )− (∑ X) .( ∑ Y)
n. ∑X 2 – ( ∑ X)2 . n. ∑Y 2 − ( ∑Y)2 24 101451 − 1545 (1566 ) 24 . 99981 – ( 1545 )2 . 24 . 104334 − ( 1566 )2 2434824 −2419470
=
2399544 – 2387025 . 2504016 − 2452356
= = =
15354 12519 . 51660 15354 646731540 15354 25430 .91701
rxy = 0,603 Jadi hasil yang didapat yaitu rhitung > rtabel (0,603 > 0,404). Perhitungan Koefisien Determinan : KP
= r²x 100%
= (0,603)²x 100% = 36% Jadi variabel X menyumbangkan 36% terhadap hasil dari variaabel Y. Perhitungan uji signifikan dengan rumus t hitung :
t hitung
= = =
𝑟 𝑛−2 1−𝑟 2 0,603 24−2
1−0,603 2 0,603 22 1−0.36
FKIP UNIVERSITAS JAMBI
Page | 11
=
0,603 . 4.69
0.635 2.831
= 0.797 = 3.55 α= 5% dk = 24-2 adalah 2.064 Jadi thitung dengan ttabel (3.55 > 2,064) Perhitungan statistik menunjukkan koefisien korelasi antara variabel pola asuh orang tua (X) dengan hasil belajar (Y) kelas VI SDN No. 95/I Olak adalah sebesar 0,603 dengan kategori kuat. Nilai rhitung 0,603 pada n= 24 dan α = 5% dengan rtabel = 0,404 . Hal ini rhitung > rtabel = 0,603 > 0,404 . Untuk mengetahui sumbangan X terhadap Y maka dilakukan perhitungan koefisien determinan dimana variabel X menyumbangkan 36% terhadap variabel Y. Selanjutnya untuk mengetahui terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan hasil belajar siswa digunakan rumus thitung, dan dari perhitungan diperoleh hasil thitung > ttabel = 3.55 > 2,064 berarti menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara pola asuh orang tua dengan hasil belajar siswa kelas VI SDN No. 95/I Olak. Tabel 4.5 Hasil Analisis Korelasi Data Angket
Korelasi
N
𝑟𝑥𝑦
24
Nilai Korelasi 0.603
Tingkat Hubungan
Signifikan
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔
Kuat
0,05
3.55
V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai hubungan pola asuh orang tua dengan hasil belajar siswa kelas VI SDN No. 95/I Olak dapat disimpulkan sebagai berikut : Terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan hasil belajar siswa kelas VI SDN No. 95/I Olak ini dibuktikan dengan hasil dari pengolahan data dengan menggunakan rumus korelasi pearson product moment yaitu menghasilkan rhitung > rtabel (0,603 > 0,404). Sehingga memiliki kategori hubungan yang kuat dan Ha diterima. Dengan menggunakan uji signifikan diperoleh thitung = 3,55 sedangkan untuk ttabel = 2,064 pada taraf signifikan α= 5% dengan derajat kebebasan dk = n-2. Jadi bila dibandingkan thitung dengan ttabel (3,55 > 2,064) sehinga Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pola asuh orang tua dengan hasil belajar siswa kelas VI SDN No. 95/I Olak. 5.2 Saran Sehubungan dengan hasil penelitian ini, maka peneliti menyarankan: 1. Kepada orang tua siswa untuk lebih memberikan pola asuh yang baik kepada anaknya, mulai dari bentuk yang kecil ataupun yang besar. Kepada pihak guru untuk lebih memberikan pola asuh yang baik kepada anak didiknya supaya jika terjadi masalah pada siswa dapat berkoordinasi dengan orang tua siswa. 2. Kepada peneliti lain yang akan meneliti mengenai pola asuh orang tua dapat menggunakan skripsi ini sebagai bahan rujukan.
FKIP UNIVERSITAS JAMBI
Page | 12
DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, Abu dan Joko Prasetyo. 2005. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Rineka Putra. Arikunto, Suharsimin. 2010. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta: Rineka Cipta. . 2006. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. B. Hurlock, Elizabeth. 2002. Perkembangan Anak Jilid 2. Jakarta: Erlangg a. Budiningsih, C. Asri. 2005.Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djaali. 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara. Dimyati, Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran.Jakarta: Rineka Cipta. Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif. Malang: Penerbit Bumi Akasara. Ilahi. Muhammad Takdir. 2012. Quantum Parenting Kiat Sukses Mengasuh Anak Secara Efektif dan Cerdas. Yogyakarta: Kata Hati. Purwanto. 2008. Evaluasi Hasil Belajar. Surakarta: Pustaka Belajar. Riduwan. 2009. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta. . 2010. Metode & Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung: Alfabeta R. Semiawan. 1999. Perkembangan dan Belajar Peserta Didik. Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Riduwan, Sunarto.2011. Pengantar Statistika. Bandung: Alfabeta. Shochib, Muhammad. 2010. Pola Asuh Orang Tua Dalam Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri Sebagai Pribadi Yang Berkualitas. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. . 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. . 2014. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D.Bandung: Alfabeta. Tanireja, Tukiran. 2012. Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta. Tim Penyusun. 2008. Pedoman Penulisan Skripsi. Penerbit. Universitas Jambi. . 2011. Panduan Penulisan Skripsi. Penerbit. Universitas Jambi.
FKIP UNIVERSITAS JAMBI
Page | 13