RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR OHOI LEROHOILIM, KECAMATAN KEI BESAR, KABUPATEN MALUKU TENGGARA
DOKUMEN PERENCANAAN OHOI LEROHOILIM Kecamatan Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku
Dokumen Perencanaan Ohoi Lerohoilim Kecamatan Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku
Daftar Isi
I. II. III. IV. V.
Cover Daftar Isi Pengantar Pendahuluan Rona Wilayah Pesisir Perencanaan Pengelolaan Matriks Rencana Aksi Penutup
Hal 1 2 3 5 13 23 31 38
2
Dokumen Perencanaan Ohoi Lerohoilim Kecamatan Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku
Pengantar Perencanaan adalah tahapan penyusunan visi, tujuan, strategi dan kegiatankegiatan yang akan dilakukan untuk menjawab dan mengatasi isu-isu dalam
pengelolaan sumberdaya pesisir dan pembangunan Ohoi/Kampung secara terpadu. Dokumen perencanaan ini disusun setelah isu-isu dan potensi sumberdaya Ohoi, khususnya Ohoi Lerohoilim, teridentifikasi dan diprioritaskan. Dinamakan berbasiskan masyarakat, maka sudah barang tentu keterlibatan dan
partisipasi aktif masyarakat ataupun perwakilan masyarakat Ohoi Lerohoilim menjadi penting untuk dapat memberikan pemikiran, aspirasi maupun informasi yang relevan dengan perkembangan Ohoi Lerohoilim saat ini.
Rencana pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir berbasis masyarakat bagi Ohoi Lerohoilim, secara umum memiliki tujuan sebagai berikut:
a. Sebagai pedoman bagi pemerintah Ohoi Lerohoilim, masyarakat dan pihak terkait atau pemangku kepentingan lainnya dalam upaya penyelesaian dan penanganan isu/masalah yang diprioritaskan melalui rencana kegiatan pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir terpadu;
b. Memperjelas tanggung jawab dan peran masyarakat, pemerintah dan
pihak terkait lainnya dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan yang ada dalam rencana pengelolaan;
c. Sebagai pedoman dalam menetapkan aturan-aturan dari masyarakat dan pemerintah sehunbungan dengan penanganan isu dan penyelesaian masalah;
d. Status formal dari dokumen rencana pengelolaan ini akan mendorong dukungan dari masyarakat dalam pelaksanaan kegiatan yang diusulkan
dalam dokumen perencanaan terutama yang menyangkut pengelolaan ekosistem dan sumberdaya terumbu karang, mangrove, lamun, hutan, sungai dan satwa yang dilindungi sebagai satu kawasan ekosistem.
3
Dokumen Perencanaan Ohoi Lerohoilim Kecamatan Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku
Sasaran yang ingin dicapai dalam proses penyusunan rencana pembangunan dan
pengelolaan sumberdaya pesisir berbasis masyarakat adalah untuk melibatkan masyarakat dalam keseluruhan proses pembangunan dan pengelolaan mulai
dari persiapan, perencanaan, pelaksanaan dan monitoring dan evaluasi serta pelaporan. Dalam penyusunan rencana pembangunan dan pengelolaan masyarakat diajak untuk mengetahui permasalahan dan kebutuhan mereka serta siapa saja yang terlibat dalam pengelolaan, sesuai dengan kondisi dan
kemampuan masyarakat. Dokumen Perencanaan Pembangunan dan Pengelolaan
Sumberdaya Pesisir Berbasis Masyarakat Ohoi Lerohoilim ini disusun sebagai acuan pelaksanaan pembangunan jangka menengah Ohoi/Kampung.
Kepala Ohoi Lerohoilim
4
Dokumen Perencanaan Ohoi Lerohoilim Kecamatan Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku
I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Wilayah pesisir merupakan aset pembangunan yang penting bagi Republik Indonesia, karena menyediakan dua komponen utama sebagai tulang punggung
pembangunan. Pertama, komponen biofisik, wilayah pesisir Indonesia yang
memiliki panjang garis pantai ± 81.000 km, ± 17.508 pulau dan seluas ± 5,8 juta
km2 masuk ke dalam wilayah Zone Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI), memiliki potensi dan keanekaragaman hayati yang melimpah. Kedua, komponen sosial
ekonomi, sebagian besar penduduk Indonesia (sekitar 60%) tinggal di wilayah pesisir dengan pertumbuhan rata-rata 2% per tahun. Hal ini menyebabkan sumber
daya
pesisir
menjadi
rawan
terhadap
pengeksploitasian yang berlebihan atau merusak.
pemanfaatan
dan
Namun, terjadi ironi pembangunan di wilayah pesisir dimana kekayaan sumber daya pesisir justru tidak dibarengi dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat pesisir. Padahal tujuan utama pembangunan adalah untuk menjamin kesejahteraan masyarakat secara adil dan merata. Pembangunan tersebut tetap
harus dibarengi dengan pelestarian lingkungan untuk menjamin keberlanjutan program pembangunan tersebut.
Proyek pembangunan masyarakat pesisir (CCD IFAD) yang didanai dari APBN
dan IFAD merupakan salah satu program pemerintah Republik Indonesia yang
bertujuan untuk mengentaskan kemiskinan masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil yang secara aktif berusaha untuk keluar dari jeratan kemiskinan. Kegiatan program CCD IFAD terpusat di wilayah pesisir dengan memanfaatkan sumber
daya pesisir dan lautan sehingga diperlukan perencanaan pengelolaan pesisir yang baik demi menjaga keberhasilan dan keberlanjutan program.
Pengelolaan wilayah pesisir adalah pengelolaan yang bersifat komprehensif,
sehingga paling tidak menuntut 3 (tiga) pendekatan: (1) perhatian yang lebih
mendalam dan menyeluruh mengenai sumberdaya alam yang unik; (2)
5
Dokumen Perencanaan Ohoi Lerohoilim Kecamatan Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku
optimalisasi pemanfaatan serbaneka dari ekosistem pesisir serta seluruh sumberdaya alam di dalamnya dengan mengintegrasikan segenap informasi
ekologi, sosial-budaya dan ekonomi; dan (3) peningkatan pendekatan interdisipliner dan koordinasi antar sektor dan antar pemangku kepentingan
(stakeholders) dirancang (1) kelengkapan data dan informasi (dokumentasi proses), (2) evaluasi relevansi program dengan kondisi suatu wilayah, (3)
evaluasi dampak program terhadap lingkungan dan masyarakat, (4) keterlibatan
stakeholder/komunitas dalam perencanaan, dan (5) strategi penyebarluasan informasi. Dengan demikian maka penyusunan perencanaan pengelolaan pesisir
ini mutlak diperlukan demi terwujudnya keberhasilan dan keberlanjutan program pembangunan masyarakat pesisir (CCDP-IFAD).
Tiga belas kabupaten/kota dari 10 provinsi di Indonesia telah terpilih untuk
menjadi lokasi proyek Community Coastal Development Project (CCDP) atau Proyek Pengembangan Masyarakat Pesisir (Proyek PMP). Daerah tujuan proyek
CCDP dipilih berdasarkan keberhasilan daerah dalam berpartisipasi melakukan
kegiatan-kegiatan kelautan dan perikanan sebelumnya. Hal ini termasuk
komitmen dan dukungan keuangan pemerintah kabupaten/kota tersebut untuk meningkatkan
pendapatan
masyarakat
pesisir
dan
pulau-pulau
kecil
berdasarkan potensinya dalam meningkatkan nilai tambah dari hasil produk kelautan dan perikanan lainnya, dan meningkatkan kegiatan dari proyek
tersebut untuk dideseminasi ke kabupaten/kota lainnya. Kabupaten/kota yang terpilih
menjadi
lokasi
Proyek
PMP
mewakili
berbagai
karakteristik
kabupaten/kota dari Indonesia bagian timur, dimasa yang akan datang kabupaten/kota tersebut diharapkan menjadi contoh atau tempat pembelajaran
dalam memprakarsai sejenis proyek pembangunan masyarakat pesisir lainnya. Pemanfaatan
beragam
sumber
daya
pesisir
dan
pulau-pulau
kecil
memungkinkan proyek ini untuk memperkenalkan proses yang berbeda-beda terhadap pengelolaan sumber daya, yang dikombinasikan dengan pembangunan
ekonomi yang berkesinambungan untuk budidaya ikan, penangkapan ikan, pengolahan, pemasaran dan kegiatan kelautan dan perikanan lainnya.
6
Dokumen Perencanaan Ohoi Lerohoilim Kecamatan Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku
Kabupaten Maluku Tenggara masuk dalam 13 Kabupaten/Kota sasaran proyek
CCDP-IFAD. Pada tahun 2015 ini tercatat sembilan ohoi yang menjadi sasaran proyek CCDP-IFAD yang tersebar di tiga kecamatan. Ohoi sasaran tersebut adalah Ohoi Letvuan, Ohoi Namar dan Ohoi Ohoidertawun (Ohoidertawun Atas
dan Dunwahan) dari Kecamatan Kei Kecil; Ohoi Ur Pulau, Ohoi Ohoidertutu dan
Ohoi Ohoira dari Kecamatan Kei Kecil Barat; Ohoi Weer, Ohoi Elat dan Ohoi Lerohoilim dari Kecamatan Kei Besar.
Gambar 1. Peta Lokasi CCDP-IFAD di Indonesia, Tahun 2015 Semua program pembangunan di Kabupaten Maluku Tenggara, termasuk
Program CCDP-IFAD tentunya harus bertolak dari visi dan misi Bupati dan Wakil
Bupati Kabupaten Maluku Tenggara periode 2013-2018. Visi Bupati/Wakil Bupati Kabupaten Maluku Tenggara periode 2013-2018 mempunyai keterkaitan dengan visi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten
Maluku Tenggara 2005-2025 yaitu “Terwujudnya Maluku Tenggara yang Maju, Adil dan Demokratis dalam Masyarakat yang Religius Kultural”.
Visi
pembangunan Kabupaten Maluku Tenggara tahun 2013-2018 yang merupakan tahap
ketiga
RPJP
dirumuskan
dengan
mempertimbangkan
tahapan 7
Dokumen Perencanaan Ohoi Lerohoilim Kecamatan Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku
pembangunan jangka panjang daerah, potensi, permasalahan pembangunan yang dihadapi serta isu strategis. Visi pembangunan jangka menengah
Kabupaten Maluku Tenggara tahun 2013-2018 adalah: “Terwujudnya Maluku Tenggara Sejahtera“.
Terwujudnya masyarakat Maluku Tenggara sejahtera merupakan kondisi yang ingin dicapai dalam kurun waktu 5 tahun ke depan melalui pembangunan ekonomi yang berlandaskan pada keunggulan daya saing, pengelolaan sumber
daya alam, peningkatan sumber daya manusia, penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pelaksanaan nilai-nilai budaya lokal. Dengan demikian diharapkan seluruh pemangku kepentingan di Kabupaten Maluku Tenggara
secara bahu membahu mengoptimalkan seluruh kapasitas yang dimilikinya untuk mewujudkan kesejahteraan bagi masyarakat Maluku Tenggara. Visi terwujudnya Maluku Tenggara sejahtera mengandung arti: 1. Masyarakat
pembangunan
Maluku
berkurangnya
Tenggara
ekonomi
secara
kemiskinan
dan
dapat
menikmati
berkelanjutan
pengangguran,
yang
pencapaian ditandai
meningkatnya
hasil
dengan
upah,
pendapatan per kapita dan daya beli masyarakat, serta meningkatnya pendapatan daerah dan berkembangnya investasi;
2. Masyarakat Maluku Tenggara dapat menikmati tatanan kehidupan yang aman,
damai,
dan
harmonis
sehingga
tenaga
kerja
meningkat
produktivitasnya yang ditandai dengan terpenuhinya kebutuhan pangan dan gizi, meningkatnya kapasitas infrastruktur, serta meningkatnya kualitas pendidikan dan derajat kesehatan, sehingga semakin terpenuhinya standar hidup masyarakat yang layak sesuai harkat dan martabat kemanusiaan.
8
Dokumen Perencanaan Ohoi Lerohoilim Kecamatan Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku
1.2 Ruang Lingkup
Sebagaimana telah disebutkan di atas, Kabupaten Maluku Tenggara masuk dalam 13 Kabupaten/Kota sasaran proyek CCDP-IFAD. Pada tahun 2015 ini tercatat sembilan ohoi yang menjadi sasaran proyek CCDP-IFAD yang tersebar di tiga kecamatan. Ohoi, merupakan sebutan lain Desa di Kabupaten Maluku
Tenggara, adalah kesatuan masyarakat hukum (baik adat maupun hukum
positif), yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dokumen Perencanaan Ohoi Lerohoilim merupakan sebuah dokumen akademik yang dilahirkan agar dapat menjadi pedoman penyelenggaraan pembangunan
Ohoi Lerohoilim secara aktual dan teknis di lapangan. Karena merupakan sebuah dokumen perencanaan pembangunan Ohoi maka penyusunan dokumen ini
melibatkan peran serta aktif dari lapisan masyarakat Ohoi Lerohoilim. Mengingat adanya dokumen perencanaan Ohoi lainnya maka dalam perjalanan
penyusunan dokumen ini juga disinkronkan dengan dokumen perencanaan Ohoi
Lerohoilim lainnya sehingga meminimalisir terjadinya tumpang tindih perencanaan.
Selain itu, karena merupakan dokumen ilmiah maka penyusunan Dokumen
Perencanaan Ohoi Lerohoilim juga memperhatikan kaidah-kaidah ilmiah dan disusun dengan menggunakan data empiris dengan teknik pengembilan dan
analisis data yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Adapun Sistematika Dokumen Perencanaan Ohoi Lerohoilim terdiri dari lima bab yaitu: 1. Bab I. Pendahuluan;
2. Bab II. Rona Wilayah Pesisir;
3. Bab III. Perencanaan Pengelolaan; 4. Bab IV. Matriks Rencana Aksi; 5. Bab V. Penutup.
9
1.3 Tujuan
Dokumen Perencanaan Ohoi Lerohoilim Kecamatan Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku
CCDP-IFAD di Kabupaten Maluku Tenggara bertolak dari tujuan utama yang telah dicanangkan yaitu untuk pengurangan kemiskinan dan peningkatan
pertumbuhan ekonomi masyarakat miskin pesisir dan pulau-pulau kecil. Tujuan proyek akan dicapai melalui peningkatan pendapatan rumah tangga bagi keluarga yang terlibat dalam kegiatan perikanan dan kelautan di masyarakat
miskin pesisir dan pulau-pulau kecil, yang merupakan tujuan pembangunan.
Untuk mendukung tujuan pembangunan, proyek ini akan memiliki tiga outcome, masing-masing terkait dengan salah satu dari komponen investasi proyek: a.
b. c.
rumah tangga sasaran dapat menerapkan kegiatan ekonomi berbasis
kelautan yang menguntungkan tanpa menimbulkan efek merugikan pada sumber daya laut;
perluasan peluang ekonomi di kabupaten proyek untuk keberkelanjutan, berbasis pasar, usaha perikanan/kelautan skala kecil; dan
proyek dikelola secara efisien dan transparan untuk kepentingan rumah tangga sasaran proyek dan masyarakat.
Tujuan penyusunan Dokumen Rencana Pembangunan dan Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir Ohoi Lerohoilim yaitu: a.
b. c.
Mengidentifikasi realitas rona wilayah pesisir Ohoi Lerohoilim;
Menganalisis isu prioritas dan strategi pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir Ohoi Lerohoilim;
Menyusun Rencana Aksi dan Rencana Monitoring dan Evaluasi pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir Ohoi Lerohoilim.
Dokumen Rencana Pembangunan dan Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir Ohoi
Lerohoilim,
Kecamatan
Kei
Besar, Kabupaten Maluku Tenggara
mempublikasikan perencanaan detail ohoi untuk selanjutnya dapat dipakai
sebagai dokumen untuk pengembangan dan pembangunan ohoi secara berkelanjutan dan tepat guna berdasarkan kebutuhan dan kondisi masyarakat setempat.
10
Dokumen Perencanaan Ohoi Lerohoilim Kecamatan Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku
1.4 Proses Penyusunan
Penyusunan rencana yang dimaksudkan adalah proses yang dimulai dengan analisis masalah-masalah yang terjadi di wilayah pesisir sampai dengan pengelompokan isu dan perumusan strategi, aspek kelembagaan serta pembuatan matriks perencanaan dan mekanisme monitoring dan evaluasi.
1.4.1 Analisis Masalah, Analisis Tujuan dan Pelingkupan Isu-Isu Strategis Pendekatan ini dilakukan untuk menentukan masalah yang terjadi atau dihadapi
di wilayah pesisir, menentukan tujuan yang hendak dicapai dalam pembangunan
dan pengelolaan wilayah pesisir berbasis desa, dan perumusan isu-isu strategis sesuai dengan konteks masalah dan tujuan. Tiga tahapan analisis yang dilakukan meliputi:
a. Analisis masalah untuk menentukan akar permasalahan dari setiap masalah yang teridentifikasi;
b. Analisis tujuan untuk menentukan tujuan yang penting dicapai dalam mereduksi masalah-masalah yang ada;
c. Analisis pelingkungan isu-isu strategis yang didasarkan pada penting pentingnya masalah yang harus direduksi untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
1.4.2 Rujukan Visi Rujukan visi yang dimaksudkan adalah Visi Pembangunan Kabupaten Maluku
Tenggara. Semua program pembangunan di Kabupaten Maluku Tenggara,
termasuk Program CCDP-IFAD tentunya harus bertolak dari visi dan misi Bupati
dan Wakil Bupati Kabupaten Maluku Tenggara periode 2013-2018. Visi Bupati/Wakil Bupati
Kabupaten
Maluku Tenggara
periode
2013-2018
mempunyai keterkaitan dengan visi Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah (RPJPD) Kabupaten Maluku Tenggara 2005-2025. Visi pembangunan Kabupaten Maluku Tenggara tahun 2013-2018 yang merupakan tahap ketiga RPJP dirumuskan dengan mempertimbangkan tahapan pembangunan jangka panjang daerah, potensi, permasalahan pembangunan serta isu strategis.
11
Dokumen Perencanaan Ohoi Lerohoilim Kecamatan Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku
1.4.3 Perumusan Tujuan Pengelolaan, Strategi dan Kegiatan
Pendekatan ini dilakukan untuk menentukan masalah yang terjadi atau dihadapi di wilayah pesisir, menentukan tujuan yang hendak dicapai dalam pembangunan
dan pengelolaan wilayah pesisir berbasis desa, dan perumusan isu-isu strategis sesuai dengan konteks masalah dan tujuan. 1.4.4
Penyusunan Matriks Rencana Aksi Pembangunan dan Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir
Matriks Rencana Aksi Pembangunan dan Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir disusun berdasarkan rumusan tujuan dan strategi yang dilakukan
sebelumnya. Komponen-komponen penting dalam matriks rencana aksi meliputi: isu strategis, sasaran, strategi, rencana aksi atau kegiatan, lembaga pelaksana, waktu pelaksanaan, dan sumber pendanaan. 1.4.5
Penyusunan Lembaga Pelaksana Pengelolaan Sumber Daya Wilayah Pesisir
Prosesnya dilakukan melalui pendekatan identifikasi potensi kelembagaan dan penyusunan strutur pengelola di tingkat Ohoi. Di samping itu, dalam struktur
tersebut diberikan garis integrasi dengan kelembagaan lain di luar.
Penentuannya disepakati oleh setiap personal yang mewakili berbagai unsur dalam masyarakat.
12
Dokumen Perencanaan Ohoi Lerohoilim Kecamatan Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku
II. Rona Wilayah Pesisir 2.1 Geo-Administrasi Secara teritorial, desa ini berbatasan dengan Ohoi Ohoinangan di sebelah Utara; Ohoi Waur di sebelah Timur; Ohoi Werka di sebelah Selatan dan Selat Nerong di
sebelah Barat. Secara administratif, Ohoi Lerohoilim termasuk ke dalam wilayah
pemerintahan Kecamatan Kei Besar. Luas wilayah ohoi ini yaitu 678 hektar. Terletak di sebelah Barat Kota Kecamatan dengan jarak sekitar 7 km.
Secara topografi, Ohoi Lerohoilim yang merupakan bagian dari Kecamatan Kei
Besar merupakan wilayah dengan topografi berupa daerah berbukit-bukit. Letak pada ketinggian ohoi-ohoi pada kecamatan ini mulai dari 0-801 meter di atas permukaan laut. Secara geologi, pulau/kepulauan di Kabupaten Maluku Tenggara terbentuk/tersusun dari tanah dan batuan yang tercatat sebanyak 3 jenis tanah dan 5 jenis batuan. 2.2 Kondisi Sosial-Budaya Tipe Pemerintahan. Lerohoilim juga memiliki sistem petuanan yang meliputi
empat dusun (Ohoi Soa) dan satu desa induk (Ohoi Orang Kai). Ohoi Soa tersebut adalah Ohoi Soa Karkarit, Ohoi Soa Daftel, Ohoi Soa Udar dan Ohoi Soa Harangur. Menurut cerita dari masyarakat hal inilah yang menyebabkan kampung mereka
disebut Lerohoilim atau matahari lima desa. Di bagian pesisir, petuanan ini
berbatasan dengan Ohoi Werka di Tanjung Batu Putih, dan berbatasan dengan Ohoi Elat di Pulau Kelapa.
Ohoi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu kampung atas dan kampung bawah. Disebut demikian karena lokasi kampung atas berada di dataran yang lebih
tinggi dibandingkan kampung bawah. Kampung atas terdiri atas Karkarit, Daftel dan Lerohoilim sedangkan kampung bawah terdiri atas Udar dan Harangur.
Penduduk kampung atas mayoritas beragama Kristen sedangkan kampung
13
Dokumen Perencanaan Ohoi Lerohoilim Kecamatan Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku
bawah mayoritas beragama Islam. Meskipun memiliki perbedaan keyakinan,
pada saat kegiatan kampung kedua komunitas ini selalu berbaur tidak terlihat ada kecanggungan.
Status ohoi ini menurut tingkat perkembangan desa di Kabupaten Maluku Tenggara adalah termasuk kedalam Klasifikasi Desa Swakarya. Di Kecamatan Kei
Besar sendiri tercatat sebanyak delapan ohoi yang masih masuk kedalam klasifikasi Desa Swakarya. Sementara Tipe LKMD-nya masuk ke dalam Tipe II.
Kependudukan. Jumlah penduduk Desa Ler Ohoilim mencapai 674 jiwa yang
terdiri dari 340 jiwa laki-laki dan 334 jiwa perempuan. Jumlah KK-nya mencapai 173 KK. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1. Jumlah Penduduk Desa Lerohoilim menurut Umur dan Jenis Kelamin No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Kelompok Umur 0-4 5-9 10-14 15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 55-59 60-64 65 ke atas Jumlah
L
P
Jumlah
37 60 45 26 32 22 26 16 21 12 18 6 11 8 340
50 41 38 17 24 31 39 20 22 14 21 4 5 8 334
87 101 83 43 56 53 65 36 43 26 39 10 16 16 674
Data dalam tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah laki-laki di desa ini lebih banyak dari jumlah penduduk perempuannya. Namun jumlah perbandingannya
tidak terlalu signifikan karena nilai Sex Ratio (SR) yaitu 1,02 yang berarti perbandingan penduduk perempuan dan laki-laki Desa Ler Ohoilim sangat seimbang secara gender. Jumlah penduduk usia produktif mencapai 387 jiwa
14
Dokumen Perencanaan Ohoi Lerohoilim Kecamatan Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku
(57%) sementara sebaliknya penduduk usia non produktif 287 jiwa (43%).
Angka ini melahirkan Rasio Ketergantungan/DF (Dependence Ratio) mencapai 74, ini berarti bahwa setiap 100 orang yang produktif di desa ini, harus menanggung 74 orang yang tidak produktif.
Kepadatan penduduk Ohoi Lerohoilim yaitu 86 orang/km2. Nilai kepadatan ini
masih lebih tinggi di atas kepadatan penduduk Kecamatan Kei Besar yang mencapai 82 orang/km2. Ohoi dengan nilai kepadatan penduduk tertinggi di
kecamatan ini yaitu Ohoi Depur dengan kepadatan penduduk mencapai 1.844
orang/km2. Sementara yang terendah berada di Ohoi Reyamru dengan nilai kedapatan penduduk hanya mencapai 19 orang/km2.
Rata-rata anggota rumah tangga Ohoi Lerohoilim yaitu mencapai 5,32 orang/KK.
Nilai ini juga masih di atas rata-rata anggota rumah tangga di Kecamatan Kei Besar yang mencapai 5,30 orang/KK. Nilai rata-rata anggota rumah tangga Ohoi
Lerohoilim ini berada pada peringkat kedua terbanyak setelah rata-rata anggota rumah tangga Ohoi Werka yang mencapai 5,33 orang/KK.
Agama. Penduduk Ohoi Lerohoilim memeluk Agama Islam dan Kristen Protestan
dengan jumlah Mesjid yang biasa dimanfaatkan masyarakat menunaikan kewajiban beribadahnya sebanyak empat buah dan Gereja sebanyak dua buah. Masyarakat Desa Ler Ohoilim terdiri dari penduduk yang berasal etnis Kei.
Pendidikan. Secara umum, tingkat pendidikan masyarakat masih belum dapat dikatakan memadai. Ini terlihat dari data pendidikan terakhir warga yang sebagian besar didominasi oleh lulusan SD. Paling tinggi tingkat pendidikan masyarakat hanya sampai bangku SMP dan SMA. Infrastruktur sekolah sebagai
sarana mutlak bagi pengembangan pendidikan, khususnya bagi pendidikan dasar. Infrastruktur di desa ini juga belum memadai. Tercatat sebanyak satu Pendidikan Anak Usi Dini (PAUD), satu Sekolah Dasar (SD), dan satu Sekolah Menengah Pertama (SMP).
15
Dokumen Perencanaan Ohoi Lerohoilim Kecamatan Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku
Kesehatan. Masalah kesehatan sudah menjadi salah satu isu utama
pengembangan desa. Dari hasil observasi maupun wawancara yang dilakukan, terungkap bahwa dalam sejarah ohoi, belum pernah terjadi suatu aktivitas penyakit yang luar biasa dan mewabah menjangkiti seluruh atau setidaknya
mayoritas penduduk desa. Jenis penyakit dengan frekuensi kejadian paling sering terjadi di desa ini yaitu penyakit malaria. Tercatat dalam satu tahun
terakhir kejadian ini sudah sampai menjadi wabah. Fasilitas kesehatan yang terdapat
di
desa
ini
antara
lain
Pusat
Kesehatan
Masyarakat
(Puskesmas)/Puskesmas Pembantu (PUSTU), dengan tenaga kesehatan yaitu tenaga perawat yang diperbantukan dari kecamatan. Tenaga kesehatan lain yang juga ada di desa ini yaitu seorang bidan dan seorang dukun bayi.
Budaya. Secara umum masyarakat adat Kei memandang laut sebagai satu kesatuan dengan daratan (nuhu-met), dan merupakan wilayah yang menjadi milik bersama (communal property resources), sehingga dalam pengelolaan dan pemanfaatannya senantiasa berdasarkan pada tata aturan, tata nilai yang
mengatur tentang posisi, fungsi dan peran setiap anggota masyarakat sesuai
kesepakatan-kesepakatan yang telah dibuat oleh masyarakat adat Kei yang mendiami
wilayah-wilayah
tersebut.
Misalnya
dalam
hal
pemanfaatan
sumberdaya laut pada suatu wilayah tertentu, maka tidak hanya dimanfaatkan
oleh kelompok masyarakat yang mendiami wilayah tersebut (kelompok pemilik
yang memegang hak kuas), tetapi juga melibatkan kelompok masyarakat tertentu di luar wilayah teritorial tersebut dalam mengambil atau memanen
hasil. Keterlibatan masyarakat lain dalam hak memanen (hak makan) ini berdasarkan adanya hubungan kekerabatan (hubungan darah), atau alasan sejarah tertentu, misalnya karena kelompok masyarakat dari wilayah tersebut
pernah dibantu ketika mereka mengalami musibah, atau ikatan tea bel. Jadi, bila hak kuas menjadi hak pemilik, hak makan dapat di-share kepada kelompokkelompok lain menjadi hak makan bersama. Di samping kedua hak ini, terdapat
pula hak jaga yang diberikan kepada marga-marga tertentu di dalam ohoi untuk menjalankan peran sebagai penjaga batas atau penjaga petuanan, termasuk
16
Dokumen Perencanaan Ohoi Lerohoilim Kecamatan Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku
ketika sasi untuk sumberdaya tertentu diberlakukan. Peran penjaga dan pengawas petuanan ini disebut wak-wak.
Masyarakat juga mengakui kepemilikan suatu ohoi atas satu wilayah di laut
berdasarkan sejarah, walaupun wilayah itu berada di luar lokasi petuanan ohoi yang bersangkutan. Misalnya, tiv Ohoiluk yang lokasinya berada di antara ohoi Debut dan Lairngangas (ohoi soa dari Namar) diperuntukkan bagi warga Ohoiluk yang merupakan salah satu pemukiman awal di wilayah sekitar yang tidak berlokasi di pesisir pantai.
Selain hak kuas dan hak makan di atas, maka akses hak untuk mengambil hasil laut di petuanan suatu ohoi, ditentukan juga berdasarkan karakteristik
sumberdaya yang diambil. Umumnya ohoi-ohoi dalam satu ratschap atau satu kelompok adat, termasuk ohoi-ohoi bertetangga yang berbeda ratschap, dapat saling mencari ikan di dalam petuanan laut satu sama lain tanpa harus meminta
ijin. Mereka saling mengenal, sehingga mengetahui dari mana asal masingmasing. Hal ini didasarkan pemahaman bahwa ikan merupakan sumberdaya
yang bersifat mobile (mobile resources) yang bebas bergerak dan berpindah dari satu wilayah ke wilayah tetangga, sehingga tidak bisa diklaim kepemilikannya
oleh ohoi tertentu (Soselisa, 2004). Namun tidak demikian dengan sumberdaya
yang dikategorikan sebagai sumberdaya yang tidak bergerak (immobile resources), termasuk sumberdaya yang bergerak lambat, seperti teripang, lola, batulaga, abalone, dan jenis-jenis siput lainnya. Untuk jenis sumberdaya ini
harus seijin Pemerintah ohoi. Hal ini ditunjang juga dengan status beberapa jenis immobile resources sebagai komoditi pasar yang memiliki harga yang cukup tinggi.
2.3 Aktivitas Ekonomi Masyarakat Mayoritas penduduk Ohoi Lerohoilim melakukan aktivitas yang berhubungan
atau memanfaatkan kekayaan alam darat dan lautnya sebagai aktivitas utama mata pencaharian mereka. Namun ada juga beberapa aktivitas lainnya yang
17
Dokumen Perencanaan Ohoi Lerohoilim Kecamatan Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku
dimanfaatkan oleh minoritas masyarakat untuk mencari nafkah yaitu budidaya rumput laut, wisata pesisir dan laut serta ada tiga orang yang menjadi guru.
Dalam mengerjakan mata pencaharian utamanya, ada sejumlah sumberdaya alam terbaharukan yang dieksploitasi. Sumberdaya alam yang dieksploitasi umumnya berasal dari komoditi darat dan komoditi perikanan. Untuk komoditi
darat antara lain umbi-umbian dan lain-lain. Sementara untuk komoditi perikanan, sumberdaya yang dieksploitasi antara lain ikan pelagis kecil, ikan demersal, bivalvia, dan lain-lain.
2.4 Potensi Sumberdaya Alam dan Jasa Lingkungan Vegetasi Pantai. Tutupan lahan pantai di Ohoi Lerohoilim terdiri dari hutan sekunder, semak belukar dan alang-alang, ladang/tegalan, kebun campuran, tanah kosong/tanah tandus dan pemukiman. Tipe vegetasi pantai tersebar di
sepanjang garis pantai dalam kelompok hutan yang sempit, umumnya
menempati daerah sekitar teluk yang bertopografi datar. Formasi vegetasi hutan
pantai terdiri dari 2 tipe utama yaitu formasi ubi pantai (Ipomea pescaprae), dan formasi Barringtonia (25 - 50 m) pada daerah pantai yang landai dan akan
berkurang luasnya jika pantainya terjal dan berbatu. Formasi Pescaprae terdiri dari tumbuhan yang tumbuh rendah dan kebanyakan terdiri dari jenis herba,
sebagian tumbuh menjalar. Jenis yang paling banyak adalah ubi pantai (Ipomoea pescaprae) dan rumput lari (Spinifex squarosus). Formasi Baringtonia terdiri dari
keben (Baringtonia asiatica), nyamplung (Calophyllum inophyllum), ketapang (Terminalia catappa), pandan (Pandanus tectorius), kelapa (Cocos nucifera) dan lain-lain.
Mangrove. Mangrove (secara lokal dikenal dengan nama wakat) di pesisir Ohoi
Lerohoilim tumbuh berkembang dengan baik. Letak habitat yang agak terlindung (di dalam teluk) menyediakan lingkungan yang baik bagi pertumbuhan
komunitas ini. Berdasarkan hasil identifikasi dan interpretasi data citra serta hasil groundcheck di lapangan menunjukkan luasan mangrove Ohoi Lerohoilim mencapai 2,25 hektar. Hasil wawancara dengan beberapa informan kunci
18
Dokumen Perencanaan Ohoi Lerohoilim Kecamatan Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku
mereka mengatakan bahwa habitat bakau (wakat) adalah merupakan habitat
yang paling penting sebab selain tempat hidup berbagai jenis biota laut (tempat
bertelur ikan), juga berfungsi sebagai penahan ombak/mencegah abrasi, terutama pada musim Barat (Desember- Februari).
Tahun 2012 ada program penanaman bakau oleh Dinas Kehutanan Kabupaten Maluku Tenggara tetapi proyek ini belum berhasil karena ombak yang besar saat
periode musim barat tersebut, mengakibatkan anakan bakau tidak dapat bertumbuh. Dari hasil wawancara dan observasi di lokasi penelitian ternyata
ekosistem bakau ditemukan hanya di Ohoi Udar (salah satu dusun dari Ohoi Lerohoilim), Karena letak geografis dari perairan dusun ini yang memungkinkan, yakni agak tertutup (berbentuk teluk) sehingga mengurangi dampak dari terjangan ombak.
Lamun. Lamun (secara lokal dikenal dengan nama ubun) di pesisir Ohoi Lerohoilim tumbuh berkembang dengan baik. Komunitas ini tumbuh dan
berkembang secara massif di sepanjang perairan pantai Ohoi Lerohoilim.
Berdasarkan hasil identifikasi dan interpretasi data citra serta hasil groundcheck di lapangan menunjukkan luasan lamun Ohoi Lerohoilim mencapai 36,54 hektar.
Luasan lamun yang cukup besar ini menyediakan habitat bagi berbagai biota
perairan asosiatif serta turut berkontribusi terhadap kestabilan pantai Ohoi Lerohoilim.
Terumbu karang. Terumbu karang (secara lokal dikenal dengan nama hangar) di pesisir Ohoi Lerohoilim awalnya tumbuh berkembang dengan baik. Komunitas ini tumbuh dan berkembang secara massif di sepanjang perairan pantai Ohoi
Lerohoilim. Berdasarkan hasil identifikasi dan interpretasi data citra serta hasil groundcheck di lapangan menunjukkan luasan terumbu karang Ohoi Lerohoilim mencapai 77,04 hektar. Luasan terumbu yang cukup besar ini menyediakan habitat bagi berbagai biota perairan asosiatif serta turut berkontribusi terhadap kestabilan pantai Ohoi Lerohoilim.
19
Dokumen Perencanaan Ohoi Lerohoilim Kecamatan Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku
Kondisi terumbu karang yang ada di Ohio Lerohoilim telah mengalami banyak kerusakan akibat penggunaan “elan” (tuba) oleh masyarakat Ohoi Lerohoilim maupun masyarakat yang bertetangga dengan Ohoi Lerohoilim. Sementara habitat lamun bertambah banyak di depan ohoi, bakau semakin berkurang, bahkan di pantai di depan Ohoi Lerohoilim sudah tidak ditemukan lagi. Kondisi
hilangnya ekosistem bakau tersebut disebakan oleh peristiwa alam yakni
gelombang laut yang cukup besar yang biasanya terjadi pada periode musim Barat yang berlangsung pada bulan Desember sampai Februari.
Sumberdaya Pesisir dan Laut Lainnya. Berdasarkan hasil FGD dan wawancara dengan informan kunci ditemukan bahwa semua sumberdaya laut dianggap
penting. Spesies laut dimaksud adalah berbagai jenis ikan (terbang, momar,
kawalinya, komu, cakalang, sikuda, ikan merah (hatmeor), udang, lola, batulaga, cumi, gurita, teripang, berbagai jenis bia, penyu, serta sumberdaya laut lainnya
yang bisa dikonsumsi maupun dijual. Tetapi Sumberdaya laut yang dianggap sangat penting oleh masyarakt di Ohoi Lerohoilim adalah komoditas teripang.
Menurut masyarakat komoditas teripang memiliki harga pasar yang baik. Kondisi dari komoditas teripang saat ini semakin sedikit dan semakin sulit
diperoleh di perairan laut Ohoi Lerohoilim, jika dibandingkan dengan kondisi dulu, dimana teripang banyak ditemui di perairan ohoi.
Pemetaan partisipatif terhadap species laut yang dianggap penting oleh
masyarakat Lerohoilim dan ada di perairan laut Ohoi Lerohoilim yakni peta sebaran potensi perikanan antara lain sebaran bivalvia: “bia kian, bia kambi’I”,
ikan batu-batu (ikan demersal), potensi di mangrove (“siksavat, iv, waa, baa, kut,
tiram, ngatun, dan udang”), potensi di wilayah meti (teripang, lola, gurita, bia), jenis ikan di kulit air (ikan pelagis) komo, momar, cakalang.
Wisata. Aktivitas wisata adalah perjalanan yang dilakukan oleh seseorang
maupun sekelompok orang dari tempat dimana ia tinggal menetap atau biasa
bekerja dengan tujuan untuk menikmati dan mengagumi keindahan dan daya
tarik yang dimiliki oleh obyek wisata di tempat tujuan atau selama perjalanan
20
Dokumen Perencanaan Ohoi Lerohoilim Kecamatan Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku
wisata itu dilakukan. Ohoi-ohoi di Kabupaten Maluku Tenggara, termasuk di
dalam Ohoi Lerohoilim memiliki sejumlah potensi bagi pengembangan kegiatan wisata. Potensi yang dimaksud yaitu potensi sumberdaya alam pesisir seperti
keindahan alam bawah air, keindahan pantainya serta potensi keunikan budaya dan adat istiadat ohoi yang dapat dikembangkan menjadi kegiatan ekowisata.
Aktivitas Bameti (Shell Collecting). Sumberdaya laut yang dicari atau dikumpulkan di daerah met terdiri dari berbagai jenis kutya (bia/siput), seperti
ngen (bia berjari), hanoat (kima), sav (bia mancadu), ikan-ikan karang seperti fo
(Lethrinus sp.), hatmor (Lutjanus sp.), nyis (ikan bibi) dan samandar (Siganus sp.). Selain itu juga mereka mengambil karit (gurita), yaran (belut), tir (Tripneustes gratilla) dan ravravut (Diadema setosum), serta berbagai jenis sik (kepiting). Komoditi yang dicari di daerah met untuk tujuan pasar luar adalah eb
(teripang), khususnya teripang gosok, yang banyak ditemukan di daerah ubun (lamun).
Perikanan Budidaya. Hampir semua ohoi di wilayah Kabupaten Maluku Tenggara saat ini melakukan budidaya rumput laut, yang dimulai sekitar tahun 2009. Budidaya rumput laut dirasakan sangat membantu masyarakat dalam
pemenuhan ekonomi keluarga. Selain masa tanam dengan usia panen yang relatif singkat antara 35 – 40 hari, juga proses pemeliharaannya tidak terlalu rumit. Rumput laut juga memiliki nilai jual yang cukup baik dengan harga sekitar
Rp. 6.000/kg, bahkan pada tahun 2010 harganya mencapai Rp. 16.000/kg, sehingga usaha ini merupakan jalan untuk mendapatkan uang tunai dalam waktu yang relatif pendek. Panen dari satu jalur tali sepanjang 50 meter dapat
menghasilkan 15-20 kg kering rumput laut (satu keluarga rata-rata memiliki beberapa tali). Pasar untuk komoditi ini juga tersedia dan jelas, sehingga masyarakat tidak khawatir untuk mengusahakannya. Produsen dapat langsung menjualnya di pembeli yang ada di atau datang ke desa, ataupun dapat
menjualnya ke Elat atau bahkan ke Kota Langgur dan Tual. Karena keuntungan yang ditawarkan oleh komoditi ini, maka banyak nelayan yang berkonsentrasi pada usaha budidaya rumput laut sebagai pilihan utama sumber pendapatan.
21
Dokumen Perencanaan Ohoi Lerohoilim Kecamatan Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku
Konsekuensinya adalah perhatian terhadap sumberdaya laut lainnya menurun,
dan ini memberikan peluang kepada nelayan luar mengeksploitasi laut di sekitar, khususnya untuk komoditi pasar, baik secara legal maupun illegal, termasuk memakai alat tangkap yang detruktif seperti bom.
Aktivitas budidaya rumput laut dapat dilakukan oleh laki-laki maupun perempuan. Biasanya unit produksi untuk usaha ini adalah keluarga. Hasil dari
budidaya rumput laut selain untuk pemenuhan ekonomi keluarga, juga untuk biaya pendidikan anak dan membangun rumah.
22
Dokumen Perencanaan Ohoi Lerohoilim Kecamatan Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku
III. Perencanaan Pengelolaan 3.1 Isu Pengelolaan: Peningkatan Kesadaran Masyarakat akan Kelestarian Sumberdaya Pesisir a)
Gambaran Isu
Kurangnya informasi dan pengetahuan masyarakat tentang kepentingan
dan ancaman akan kelestarian alam menyebabkan kurangnya kesadaran
masyarakat untuk menjaga dan melestarikan sumberdaya wilayah pesisir.
Pendidikan lingkungan hidup masih perlu digalakan baik di sekolahsekolah dan kegiatan masyarakat umumnya. Masyarakat masih sering membuang sampah di pantai/laut. Selain itu, potensi terjadinya abrasi pantai dan laut di kawasan Ohoi Lerohoilim cukup tinggi yang dikuatirkan akan berdampak pada pemukiman masyarakat.
b) Tujuan pengelolaan
Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pelestarian lingkungan hidup dan pengelolaan sumberdaya alam secara berkelanjutan.
c)
Strategi dan Kegiatan
Strategi 1. Pengembangan Pendidikan Lingkungan Hidup secara formal di sekolah.
Tujuan strategi ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan guru yang bertugas di SD di Ohoi Lerohoilim. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan: 1. 2.
Musyawarah dengan kepala sekolah dan guru-guru;
Memasukkan materi pendidikan lingkungan hidup ke dalam materi
pelajaran muatan lokal, sesuai dengan kurikulum yang ada. Kegiatan ini dilaksanakan oleh sekolah/guru-guru dibantu oleh dinas terkait;
23
Dokumen Perencanaan Ohoi Lerohoilim Kecamatan Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku
3.
Pelatihan bagi guru-guru SD maupun tenaga pendidik sukarela yang ada di Ohoi Lerohoilim.
Strategi 2. Pengembangan pendidikan lingkungan hidup secara informal.
Tujuan strategi ini adalah untuk meningkatkan kesadaran masayarakat mengenai
kepentingan
dan
ancaman
akan
kelestarian
berbagai
sumberdaya alam di daerah pesisir, antara lain ekosistem terumbu karang, ekosistem hutan bakau, erosi pantai dan kebersihan lingkungan pemukiman dan pesisir.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan: 1.
Peningkatan peran Pondok Informasi sebagai pusat informasi
2.
Penyuluhan
3.
pendidikan lingkungan hidup; lingkungan
hidup
melalui
pertemuan-pertemuan
informal masyarakat seperti pada kegiatan pertemuan kelompok PKK, Pokmas CCD-IFAD, pemuda dan sembahyang;
Pengadaan papan informasi pada tempat-tempat strategis, bahanbahan bacaan dan poster-poster di pondok informasi.
Strategi 3. Upaya penyadaran masyarakat tentang satwa yang dilindungi
Kegiatan ini berkaitan dengan kegiatan perlindungan satwa-satwa yang telah dilindungi yang masih sering dijumpai di perairan sekitar Ohoi Lerohoilim.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan: 1.
Konsultasi untuk kampanye satwa yang dilindungi;
3.
Sosialisasi kepada masyarakat tentang jenis-jenis satwa yang
2. 4. 5.
Pendidikan lingkungan hidup secara informal maupun formal; dilindungi dan UU Konservasi;
Pemutaran film tentang kehidupan satwa-satwa laut;
Pengadaan poster, kalender dan brosur tentang satwa yang dilindungi.
24
Dokumen Perencanaan Ohoi Lerohoilim Kecamatan Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku
Strategi 4. Upaya rehabilitasi dan replantasi ekosistem pesisir yang mengalami kerusakan
Kegiatan ini berkaitan dengan upaya perlindungan dan rehabilitasi ekosistem pesisir (mangrove, lamun dan terumbu karang) serta wilayah
pantai dan laut yang mengalami degradasi/kerusakan. Tujuannya adalah sedapat mungkin mengembalikan fungsi ekosistem atau kawasan pantai Ohoi Lerohoilim seperti sebagaimana mestinya. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan: 1.
Rehabilitasi dan replantasi mangrove, lemun dan terumbu karang
2.
Pembangunan pemecah gelombang/penahan gelombang pada titik-
d)
Hasil yang Diharapkan
Anak-anak mendapat kesempatan belajar sekolah ke tingkat yang
2.
Masyarakat Ohoi Lerohoilim semakin memahami akan pentingnya
4. 5. a)
titik dengan potensi abrasi yang tinggi.
1.
3.
3.2
yang telah mengalami degradasi/kerusakan;
lebih tinggi;
kelestarian sumberdaya alam pesisir dan pengelolaan berkelanjutan;
Kesadaran masyarakat makin tinggi akan bahaya dan ancaman
kerusakan alam dan lingkungan penunjang kehidupan pesisir, antara lain terumbu karang, bakau, lamun dan pesisir pantai;
Masyarakat berpartisipasi aktif melaksanakan penyuluhan dan
pendidikan lingkungan hidup dalam kegiatan kelompok-kelompok informal;
Berkurangnya perburuan satwa yang dilindungi.
Isu Pengelolaan: Pengelolaan Penangkapan Ikan yang Merusak Gambaran Isu
Keinginan masyarakat untuk melakukan kegiatan usaha penangkapan ikan merupakan hal positif yang harus dihargai. Saat ini masalah yang dihadapi masyarakat dalam kegiatan usaha penangkapan adalah kegiatan
penangkapan yang merusak antara lain adalah konflik penggunaan lahan
25
Dokumen Perencanaan Ohoi Lerohoilim Kecamatan Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku
dan kerusakan terumbu karang akibat penggunaan Bom, Potasium, Akar
Tuba. Untuk menghindari dampak negatif dari usaha penangkapan maka perlu
dilakukan
penangkapan ikan. b)
pengaturan
khususnya
untuk
mengatur
areal
Tujuan Pengelolaan 1.
Penyelesaian konflik antara penguna areal laut, serta mencegah
2.
Meningkatkan kerjasama antara penguna areal laut.
3.
kerusakan terumbu karang.
Agar ketersedian sumberdaya terutama ikan tetap tersedia, terjaga dan lestari.
c) Strategi dan Kegiatan Strategi 1.
Mencegah konflik antar masyarakat dan menurunkan kerusakan terumbu karang
Tujuan dari strategi ini adalah untuk menghindari terjadinya konflik antara pengguna areal laut antar nelayan. Juga untuk menghindari
kerusakan terumbu karang yang disebabkan oleh bom, potassium dan akar tuba. Pengaturan areal penangkapan sebaiknya diatur dan ditentukan oleh masyarakat sendiri dalam peraturan Ohoi bekerjasama dengan pemerintah Ohoi.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan: 1. 2. 3.
Mengadakan
musyawarah
antar
pengguna
areal
laut
untuk
membicarakan areal pemanfaatan, dan juga mensosialisasikan penggunaan alat-alat tangkap yang tidak merusak terumbu karang; Membuat aturan-aturan yang disusun dan disepakati bersama;
Membuat peta pemanfaatan lokasi areal laut sesuai kesepakatan bersama.
d) Hasil yang diharapkan 1.
Menurunnya intensitas konflik antar masyarakat; 26
Dokumen Perencanaan Ohoi Lerohoilim Kecamatan Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku
2.
Menurunnya aktivitas penangkapan ikan yang merusak terumbu
3.
Adanya peraturan yang mengatur tata guna areal laut;
4.
karang;
Terjalinnya kerjasama dengan antar nelayan.
3.3 Isu Pengelolaan: Pengelolaan Areal Pengembangan Ekowisata a) Gambaran Isu Wilayah
pantai
Ohoi
Lerohoilim
dapat
dikembangkan
untuk
pengembangan wisata terutama wisata bahari, dimana kondisi topografi
pantai yang landai, pasir yang putih dan halus serta pemandangan yang khas. Saat ini masalah yang dihadapi adalah belum dimanfaatkan secara maksimal oleh pemerintah daerah, pemerintah Ohoi dan masyarakat. b) Tujuan Pengelolaan 1. 2.
Mendorong usaha pelestarian dan pembangunan berkelanjutan;
Membangun kesadaran dan penghargaan atas lingkungan dan budaya
di
daerah
Ohoi Lerohoilim, baik bagi diri wisatawan,
masyarakat setempat maupun para penentu kebijakan di bidang 3. 4. 5.
kebudayaan dan kepariwisataan setempat;
Mengurangi dampak negatif berupa kerusakan atau pencemaran lingkungan dan budaya lokal akibat kegiatan wisata;
Memberikan keuntungan ekonomi secara langsung bagi konservasi melalui kontribusi atau pengeluaran ekstra wisatawan; Mengembangkan
ekonomi
masyarakat
dan
pemberdayaan
masyarakat setempat dengan menciptakan produk wisata alternatif yang mengedepankan nilai-nilai dan keunikan lokal.
c) Strategi dan Kegiatan Strategi 1. Membangun pendekatan perencanaan kawasan ekowisata
Tujuan dari strategi ini dimaksudkan untuk menjawab beberapa pertanyaan terhadap unsur-unsur perencanaan
yang menjadi daya
dukung pengembangan dan pembinaan kawasan ekowisata, meliputi: 27
Dokumen Perencanaan Ohoi Lerohoilim Kecamatan Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku
Apakah tersedia potensi ekowisata dan memadai untuk dikembangkan; Apakah
potensi
pembangunan
ekowisata
kepariwisataan
pasar untuk ekowisata;
dimaksud
dapat
berkelanjutan;
Apakah
menurut
mendukung
Apakah
bagi
ada segmen
perhitungan besaran
investasi lebih tinggi daripada kerugian yang diperoleh dan Apakah
masyarakat setempat dapat turut berpartisipasi dalam penyusunan perencanaan. Beberapa pertanyaan tersebut dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan perencanaan.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan: 1.
Pengembangan lokasi wisata alam dan pembekalan ketrampilan
2.
Membuat Zonasi antara lain Zona Inti, Zona Antara, Zona Pelayanan
3.
masyarakat;
dan Zona Pengembangan;
Membuat peta pemanfaatan zona lokasi sesuai kesepakatan bersama.
d) Hasil yang Diharapkan 1.
Mendidik masyarakat dan wisatawan tentang fungsi dan manfaat
2.
Meningkatkan kesadaran dan penghargaan akan lingkungan dan
3. 4. 5.
lingkungan, alam dan budaya;
budaya sambil memperkecil dampak kegiatan manusia terhadap lingkungan tersebut;
Bermanfaat secara ekologi, sosial, ekonomi bagi masyarakat setempat;
Menyumbang
langsung
pada
pelestarian
dan
manajemen lingkungan alam dan budaya yang terkait;
berkelanjutan
Memberikan berbagai alternatif pemikiran bagi penentu kebijakan
dalam menyusun kebijakan, program pengembangan ekowisata di Kabupaten Maluku Tenggara.
28
Dokumen Perencanaan Ohoi Lerohoilim Kecamatan Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku
3.4 Isu Pengelolaan: Pengembangan Ekonomi Nelayan a) Gambaran Isu
Wilayah pesisir dan laut Ohoi Lerohoilim memiliki potensi untuk dikembangkan dan dikelola dengan baik. Pengembangan dan pengelolaan
wilayah dan sumberdaya pesisir dan laut Ohoi Lerohoilim diharapkan
memberikan dampak yang sinkron dengan peningkatan perekonomian
nelayan Ohoi Lerohoilim. Maslaha yang dihadapi nelayan ohoi ini sekarang yaitu masih lemahnya akses distribusi hasil perikanan serta
masih kurangnya inisiatif pengembangan ekonomi alternatif di saat musim panceklik tiba.
b) Tujuan Pengelolaan 1. 2.
Mendorong pengelolaan potensi sumberdaya pesisir dan laut Ohoi Lerohoilim dilakukan untuk memberikan manfaat ekologis, dan ekonomis;
Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas nelayan Ohoi Lerohoilim
dalam mengelola sumberdaya pesisir dan laut Ohoi Lerohoilim
secara berkelanjutan (tangkap, budidaya dan pengolahan hasil 3. 4.
perikanan);
Mengidentifikasi dan membuka jalur-jalur pemasaran baru dalam mendistribusikan hasil perikanan; Mengembangkan
ekonomi
masyarakat
dan
pemberdayaan
masyarakat setempat dengan mengidentifikasi dan menciptakan peluang pengemabngan ekonomi alternatif yang mengedepankan
5.
nilai-nilai dan potensi lokal;
Memberikan keuntungan ekonomi secara langsung bagi nelayan Ohoi Lerohoilim secara finansial maupun wawasan.
29
Dokumen Perencanaan Ohoi Lerohoilim Kecamatan Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku
c) Strategi dan Kegiatan Strategi 1.
Membangun kapasitas dan kapabilitas nelayan dalam mengelola potensi perikanan
Tujuan dari strategi ini dimaksudkan untuk menghilangkan pernyataan mendasar yang dipersepsikan bahwa nelayan itu dekat dengan kemiskinan. Yang harus ditekankan kepada masyarakat nelayan adalah
kemiskinan itu dekat dengan ketidaktahuan dan kelalaian. Oleh karenanya kegiatan-kegiatan yang berimplikasi kepada peningkatan wawasan, ketrampilan, karakter, perilaku, kemauan dan semangat berusaha nelayan perlu terus dilakukan sehingga dapat memberikan kontribusi positif bagi kesejahteraan nelayan Ohoi Lerohoilim. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan: 1.
Kajian pengembangan ekonomi alternatif nelayan saat musim
2.
Kegiatan ceramah dan lokakarya pengembangan kapasitas dan
3.
panceklik;
kapabilitas nelayan Ohoi Lerohoilim;
Membuka jalur-jalur pemasaran baru bagi pemasaran hasil perikanan Ohoi Lerohoilim dengan mendatangkan pembeli dari luar maupun ohoi sekitar.
d) Hasil yang Diharapkan 1.
Mendidik masyarakat dalam mengelola potensi sumberdaya
2.
Kapasitas
3. 4.
perikanan dan kelautan yang dimiliki; dan
kapabilitas
nelayan
meningkat
mengelola potensi perikanan dan kelautan;
dalam
Jalur pasar distribusi hasil perikanan baru terbuka;
Adanya mata pencaharian alternative saat panceklik tiba.
30
IV. Matriks Rencana Aksi Isu Pengelolaan: Peningkatan Kesadaran Masyarakat akan Kelestarian Sumberdaya Pesisir Tujuan Pengelolaan - Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pelestarian lingkungan hidup dan pengelolaan sumberdaya alam secara berkelanjutan. Strategi 1. Pengembangan pendidikan lingkungan hidup secara formal di sekolah.
2. Pengembangan
Kegiatan Musyawarah dengan kepala sekolah dan guru-guru; Memasukkan materi pendidikan lingkungan hidup ke dalam materi pelajaran muatan lokal, sesuai dengan kurikulum yang ada. Kegiatan ini dilaksanakan oleh sekolah/guru-guru dibantu oleh dinas terkait; Pelatihan bagi guru-guru SD maupun tenaga pendidik sukarela yang ada di Ohoi Lerohoilim. Peningkatan peran Pondok
Lembaga Pelaksana
- Pemerintah Desa, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, LSM, Perguruan Tinggi
- Pemerintah
Sumber Anggaran
Tahun Pelaksanaan
2016
2017
2018
2019
2020
✔
✔
✔
✔
✔
✔
✔
✔
✔
✔
✔
APBN, APBD, Donatur
✔
APBN, APBD,
pendidikan lingkungan hidup secara informal
3. Upaya penyadaran masyarakat tentang satwa yang dilindungi
Informasi sebagai pusat informasi pendidikan lingkungan hidup; Penyuluhan lingkungan hidup melalui pertemuanpertemuan informal masyarakat seperti pada kegiatan pertemuan kelompok PKK, Pokmas CCDIFAD, pemuda dan sembahyang; Pengadaan papan informasi pada tempat-tempat strategis, bahan-bahan bacaan dan poster-poster di pondok informasi. Konsultasi untuk kampanye satwa yang dilindungi; Pendidikan LH secara informal/formal; Sosialisasi kepada masyarakat tentang jenisjenis satwa yang dilindungi; Pemutaran film tentang kehidupan satwa-satwa laut; Pengadaan poster, kalender dan brosur tentang satwa yang dilindungi.
Desa, DKP, Perguruan Tinggi
✔
✔
✔
✔
- Pemerintah Desa, BKSDA, Perguruan Tinggi, LIPI, DKP, LSM
✔
✔ ✔
Donatur, Swadaya Masyarakat
✔
✔
✔
✔
✔ ✔
✔
✔
✔
✔
APBN, APBD, Donatur, Swadaya Masyarakat
3. Upaya rehailitasi dan replantasi ekosistem pesisir yang mengalami kerusakan
Rehabilitasi dan replantasi mangrove, lemun dan terumbu karang yang telah mengalami degradasi/kerusakan; Pembangunan pemecah gelombang/penahan gelombang pada titik-titik dengan potensi abrasi yang tinggi.
- Pemerintah Desa, BKSDA, Perguruan Tinggi, DKP, LSM
✔
✔
✔
✔
APBN, APBD, Donatur, Swadaya Masyarakat
Isu Pengelolaan: Pengelolaan Penangkapan Ikan yang Merusak Tujuan Pengelolaan - Penyelesaian konflik antara penguna areal laut, serta mencegah kerusakan terumbu karang; - Meningkatkan kerjasama antara penguna areal laut; - Agar ketersedian Sumberdaya terutama Ikan tetap tersedia, terjaga dan lestari. Strategi 1. Mencegah konflik antar masyarakat dan menurunkan kerusakan terumbu karang
Kegiatan Mengadakan musyawarah antar pengguna areal laut untuk membicarakan areal pemanfaatan, dan juga mensosialisasikan penggunaan alat-alat tangkap yang tidak merusak terumbu karang; Membuat aturan-aturan yang disusun dan disepakati bersama; Membuat peta pemanfaatan lokasi areal laut sesuai kesepakatan bersama.
Lembaga Pelaksana
- Pemerintah Desa, Pemerintah Kecamatan, DKP, Perguruan Tinggi
Sumber Anggaran
Tahun Pelaksanaan
2016
2017 ✔
2018
2019
2020 ✔
✔
✔
✔
✔
APBN, APBD, Donatur
Isu Pengelolaan: Pengelolaan Areal Pengembangan Ekowisata Tujuan Pengelolaan - Mendorong usaha pelestarian dan pembangunan berkelanjutan; - Membangun kesadaran dan penghargaan atas lingkungan dan budaya di daerah Ohoi Lerohoilim, baik bagi diri wisatawan, masyarakat setempat maupun para penentu kebijakan di bidang kebudayaan dan kepariwisataan setempat; - Mengurangi dampak negatif berupa kerusakan atau pencemaran lingkungan dan budaya lokal akibat kegiatan wisata; - Memberikan keuntungan ekonomi secara langsung bagi konservasi melalui kontribusi atau pengeluaran ekstra wisatawan; - Mengembangkan ekonomi masyarakat dan pemberdayaan masyarakat setempat dengan menciptakan produk wisata alternatif yang mengedepankan nilai-nilai dan keunikan lokal. Strategi 1. Mencegah konflik antar masyarakat dan menurunkan kerusakan terumbu karang
Kegiatan Pengembangan lokasi wisata alam dan pembekalan ketrampilan masyarakat; Membuat zonasi antara lain Zona Inti, Zona Antara, Zona Pelayanan dan Zona Pengembangan; Membuat peta pemanfaatan zona lokasi sesuai kesepakatan bersama.
Lembaga Pelaksana
- Pemerintah Desa, Pemerintah Kecamatan, DKP, Perguruan Tinggi
Sumber Anggaran
Tahun Pelaksanaan
2016 ✔
2017
2018 ✔
✔
✔
2019
2020 ✔
APBN, APBD, Donatur
Isu Pengelolaan: Pengembangan Ekonomi Nelayan Tujuan Pengelolaan - Mendorong pengelolaan potensi sumberdaya pesisir dan laut Ohoi Lerohoilim dilakukan untuk memberikan mnafaat ekologis dan ekonomis; - Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas nelayan Ohoi Lerohoilim dalam mengelola sumberdaya pesisir dan laut Ohoi Lerohoilim secara berkelanjutan (tangkap, budidaya dan pengolahan hasil perikanan); - Mengidentifikasi dan membuka jalur-jalur pemasaran baru dalam mendistribusikan hasil perikanan; - Mengembangkan ekonomi masyarakat dan pemberdayaan masyarakat setempat dengan mengidentifikasi dan menciptakan peluang pengemabngan ekonomi alternatif yang mengedepankan nilai-nilai dan potensi lokal; - Memberikan keuntungan ekonomi secara langsung bagi nelayan Ohoi Lerohoilim secara finansial maupun wawasan. Sumber Lembaga Tahun Pelaksanaan Anggaran Strategi Kegiatan Pelaksana 2016 2017 2018 2019 2020 ✔ 1. Membangun kapasitas Kajian pengembangan - Pemerintah APBN, APBD, dan kapabilitas Desa, Donatur ekonomi alternatif nelayan dalam Pemerintah nelayan saat musim mengelola potensi Kecamatan, panceklik; ✔ ✔ perikanan DKP, Kegiatan ceramah dan Perguruan lokakarya pengembangan Tinggi kapasitas dan kapabilitas nelayan Ohoi Lerohoilim; ✔ ✔ ✔ ✔ ✔ Membuka jalur-jalur pemasaran baru bagi pemasaran hasil perikanan Ohoi Lerohoilim dengan mendatangkan pembeli
dari luar maupun ohoi sekitar.
Dokumen Perencanaan Ohoi Lerohoilim Kecamatan Kei Besar, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku
V. Penutup Perencanaan pengelolaan dan pembangunan sumberdaya wilayah pesisir di
Ohoi Lerohoilim adalah merupakan salah satu instrumen penting dalam mencapai tujuan pengelolaan yaitu keberlanjutan dan kelestarian sumberdaya
pesisir serta kesejahteraan masyarakat pesisir. Namun sebagai bagian dari
instrumen pengelolaan, perencanaan tentunya tidak berdiri sendiri. Masih ada instrumen lanjutan sehingga perencanaan ini tidak terkesan hanya menjadi
dokumen administratif dan teoritis tetapi dapat menjadi aksi nyata sehingga
pengelolaan pesisir dan laut menjadi dinamis dan menjawab permasalahan yang
dihadapi oleh Ohoi Lerohoilim. Instrumen lanjutan yang dimaksudkan yaitu pengorganisasian aparatur dan kelembagaan pengelola, implementasi setiap tahapan dan butir perencanaan yang telah disepakati dan bergeraknya roda monitoring
dan
evaluasi
sebagaimana mestinya. Dokumen
Perencanaan
sehingga
Ohoi
siklus
Lerohoilim
pengelolaan
menjadi
dapat
penting
berjalan
dari
aspek
perencanaan pengelolaan dan pembangunan sumberdaya wilayah pesisir di Ohoi
Lerohoilim. Hal ini dikarenakan di dalamnya berisikan data, fakta dan informasi yang akan menjadi acuan, pedoman dan referensi pengambil kebijakan dalam mendaratkan program dan kegiatan.
38