PENERA APAN MEDIA WAY YANG KAR RTUN DEN NGAN M MENGGUN NAKAN ST TRATEGI TALKING PUPPETS S DALAM MENIN NGKATKA AN KETER RAMPILA AN BERBIC CARA SISW WA KELA AS V SD D N BUNG GASREJO
Disusunn sebagai saalah satu syyarat menyelesaikan Proogram studii Strata I paada Jurusan Pendidikan P G Guru Sekolaah Dasar Faakultas Kegguruan dan IIlmu Pendid dikan
Oleh: N NINIK SUN NARLIN A510130 0305
PR ROGRAM STUDI S PENDIDIKAN N GURU SEKOLAH S H DASAR FAKULT TAS KEGU URUAN DA AN ILMU PENDIDIK KAN UNIVER RSITAS MUHAMMA M ADIYAH SURAKAR S RTA 2017 7
PENERAPAN MEDIA WAYANG KARTUN DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI TALKING PUPPETS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V SD N BUNGASREJO.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) keterampilan berbicara siswa kelas V SDN Bungasrejo, 2) Langkah-langkah pembelajaran dengan menerapkan media wayang kartun untuk melatih keterampilan berbicara siswa kelas V SDN Bungasrejo, 3) Strategi talking puppets untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas V SDN Bungasrejo. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dalam pembahasannya menggunakan deskriptif kuantitatif. Narasumber dari penelitian ini adalah wali kelas V dan siswa kelas V SDN Bungasrejo. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan observasi, wawancara dan tes. Pengujian keabsahan data yang di peroleh menggunakan triangulasi sumber dan teknik. Tahapan penelitian ini menggunakan PTK Kurt Lewin yang berupa Perencanaan (Planning), Pelaksanaan (Action), Pengamatan (Observing), Refleksi (Reflecting). Hasil penelitian ini merupakan peningkatan dari hasil belajar pada pembelajaran bahasa Indonesia pada aspek keterampilan berbicara. Terdapat 2 siklus dalam penelitian ini yaitu siklus I dan siklus II. Pada prasiklus prosentase ketuntasan hanya 60% dengan rata-rata kelas 75,5, kemudian pada siklus I terjadi peningkatan dengan prosentase ketuntasan 70% dengan rata-rata kelas 76,6 dan terakhir pada siklus II terjadi peningkatan yang signifikan yaitu dengan prosentase ketuntasan mencapai 95% dengan ratarata kelas 81,35. Dalam penelitian ini terbukti dengan menerapkan media wayang kartun dan strategi talking puppets hasil belajar siswa kelas V pada pelajaran Bahasa Indonesia dalam aspek berbicara meningkat. Kata Kunci : berbicara, talking puppets, media, strategi, wayang kartun
ABSTRACT The research aims to describe: 1) students 'speaking skills class V SDN Bungasrejo, 2) measures of learning by implementing a media puppet cartoons to train students' speaking skills class V SDN Bungasrejo, 3) Strategy of talking puppets to improve students' speaking skills class V SDN Bungasrejo. This type of research is the Classroom Action Research (CAR) in the discussion using quantitative descriptive. Resource persons from this study is the guardian class V and V grade students of SDN Bungasrejo. Data collection techniques in this study using observation, interview and test. Testing the validity of the data obtained using the triangulation of sources and techniques. Stages of this research using 1
PTK Kurt Lewin in the form of Planning (Planning), Execution (Action), observation (Observing), Reflections (Reflecting). The study results represent an increase of learning outcomes in learning Indonesian on aspects of speaking skills. There are two cycles in this study is the first cycle and the second cycle. In prasiklus completeness percentage is only 60% with an average grade 75.5, then the first cycle an increase in the percentage of completeness 70% with an average of 76.6 and the last class in the second cycle is a significant increase in the percentage of completeness reaches 95 % with an average grade 81.35. In this study proved by applying the puppet media cartoons and puppets talking strategy class V student learning outcomes in learning Indonesian in the aspect of talking increases. Keywords: talk, talking puppets, media, strategy, puppet cartoon 1. PENDAHULUAN Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah, cepat, dan mudah dari berbagai sumber dan tempat di dunia. Dengan demikian siswa perlu memiliki kemampuan memperoleh, memilih dan mengelola informasi untuk bertahan pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif. Oleh sebab itu, pendidikan harus dapat mengembangkan potensi dasar siswa agar berani menghadapi berbagai problema tanpa rasa tertekan, mau, mampu, dan senang meningkatkan fitrahnya sebagai khalifah di bumi. Perkembangan canggih menuntut
ilmu
pengetahuan
keterampilan
yang
dan
teknologi
kita
miliki
yang
untuk
semakin mengikuti
perkembangan zaman. Perkembangan yang semakin canggih ini mau tidak mau juga menuntut manusia harus berpikir kritis dan inovatif. Dalam berpikir diperlukan
dan
berinovasi
untuk
manusia membutuhkan
mengikuti
keterampilan
perkembangan yang
ada.
yang
Lembaga
pendidikan harus mampu mengantisipasi perkembangan tersebut dengan terus mengupayakan suatu program yang sesuai dengan perkembangan anak, perkembangan zaman, situasi, kondisi, dan kebutuhan peserta didik (Udin Syaefudin Sa’ud, 2010: 2). Salah satu keterampilan yang dibutuhkan peserta didik yakni keterampilan berbicara. Dalam kenyataan di lapangan 4 aspek yang ada dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia belum semuanya terpenuhi, 4 aspek tersebut antara lain 2
berbicara, menyimak, menulis , dan membaca. Ke empat aspek tersebut belum sepenuhnya dikuasai oleh siswa. Pada siswa kelas 5 di SD N Bungasrejo mengalami kesulitan untuk mempraktikkan aspek berbicara. Keterampilan anak dalam berbicara sangat terbatas. Bahkan anak tidak menjawab saat ditanya oleh guru. Hal ini disebabkan karena kurang menariknya penyajian pembelajaran yang membuat siswa terdorong untuk mau dan ingin berbicara terutama berbicara di depan kelas. Ditinjau dari pembelajaran yang diterapkan oleh guru kelas pada pelajaran Bahasa Indonesia umumnya hanya bersifat konvensional saja yaitu hanya meminta siswa untuk mendengarkan guru berdialog sendiri tanpa menggunakan alat peraga dan media. Dalam pembelajaran guru juga tidak menggunakan metode dan strategi yang menarik
dan tepat untuk anak.
Disinilah sesign pembelajaran diperlukan sehingga pembelajaran yang dilakukan menjadi efektif dan efisien. 2. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang dilakukan yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Peneliti menggunakan metode PTK deskriptif kuantitatif, dimana peneliti menjelaskan hasil penelitian berdasarkan tabel,grafik dan bagan yang telah didapatkan dari hasil penelitian. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa
sebuah
tindakan,
yang
sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama (Arikunto, Suharsimi dkk. 2009: 3). Sedangkan, Mulyasa (2012: 11) mendefinisikan penelitian tindakan kelas merupakan upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan (treatment) yang sengaja dimunculkan. Tindakan tersebut dilakukan oleh guru, oleh guru bersama-sama peserta didik atau peserta didik di bawah bimbingan dan arahan guru, dengan maksud untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pendidikan. Senada dengan pendapat Kusumah & Dwitagama (2012: 1) yang mengungkapkan bahwa penelitian tindakan kelas merupaka penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara (1) merencanakan,
3
(2) melaksanaka m an, dan (3) merefleksiikan tindakkan secaraa kolaboratiif dan partisipatif denggan tujuan memperbaiiki kinerjannya sebagaii guru, sehingga b sisw wa dapat meeningkat. hasil belajar L Langkah-lan ngkah PTK K menurut model m Kurtt Lewin daalam Amiru uddin (20122:17-18) yaaitu perenccanaan (pla anning), akksi atau tinndakan (accting), pengaamatan (obbserving), dan d reflekssi (reflectinng). Proseddur PTK dapat divisuualisasikan pada p gambaar 2.
acting
planing
obsserving
refleccting Gambar 2. 2 Siklus PT TK Model Kurt Lewiin P Peneliti mennggunakan triangulasi t mengemban ngkan untuk menjjamin dan m validiitas data. Addapun trianggulasi yang g digunakann dalam penelitian ini adalah a trianggulasi teknikk, dan trianggulasi sumb ber (data). M Menurut Suugiyono (22011: 274),, triangulassi sumber untuk meenguji krediaabilitas dataa dilakukkaan denga carra mengeceek data yangg telah dipeeroleh melalui beberappa sumber. Dalam penelitian p i ini, penelitti menggun nakan trianggulasi sumbber kepada guru dan siswa s dengaan teknik yyang sama yaitu observvasi, dan dookumentasi.. M Menurut Suugiyono (22011: 274)), triangulaasi teknik untuk meenguji krediaabilitas dataa dilakukkann dengan caara mengeceek data kepaada sumberr yang sama dengan teknik yaang berbed da. Dalam m penelitiann ini, peeneliti menggunakan trriangulasi teknik yaitu u menggunakan teknikk observasii dan
4
dokumentasi kepada hanya satu guru kelas saja. Dan teknik observasi, dokumentasi dan tes untuk siswa. 3. HASIL PEMBAHASAN Berdasarkan data-data yang diperoleh setelah dilakukan tindakan kelas sebanyak dua siklus. Dapat ditunjukan adanya perubahan pada keterampilan berbicara siswa. Adapun perubahannya sebagai berikut: Tabel 4.2 Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar Bahasa Indonesia pada Prasiklus Nilai
65
Jumlah 1 Siswa Prosentase 5
jumlah 100 nilai
70
72
75
80
82
85
90
95
4
3
5
3
2
2
0
0
0
20
15
25
15
10
10
0
0
0
1510
Nilai ratarata
Ketunta san
75.5 60
Pada tabel 4.2 di atas dapat dilihat siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM sebanyak 8 anak sedangkan yang hanya memenuhi KKM ada 5 anak, dibandingkan dengan siswa yang mencapai nilai tertinggi 85 hanya 2 anak. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perlu diadakan perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas dengan penerapan media wayang kartun dengan menggunakan strategi talking puppets pada siswa kelas V SDN Bungasrejo Kecamatan Jakenan Kabupaten Pati tahun pelajaran 2014/2015, melalui siklus I dan siklus II. Tabel 4.4 Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar pada Siklus I Nilai Jumlah Siswa Prosentas
65
70
72
75
80
82
85
90
95
100
jumlah nilai
1
1
4
6
1
5
2
0
0
0
1533
5
5
20
30
5
25
10
0
0
0
Nilai ratarata 76.6
Ketunt asan
70
e
Pada penelitian tindakan kelas siklus I ini, peneliti menerapkan media wayang kartun dan strategi talking puppets dengan tujuan untuk
5
meningkatkan hasil belajar siswa terutama pada aspek keterampilan berbicara. Tetapi pada siklus I ini peneliti menyediakan semua perlengkapan pembelajaran, guru dan siswa hanya tinggal menjalankan sesuai RPP. Siswa belajar tentang materi memerankan drama urut mulai dari pengertian, ciri-ciri dan pembahasan yang ada pada memerankan drama sampai memerankan drama itu sendiri dengan menggunakan media wayang dan strategi talking puppets. Hal ini terbukti dari hasil evaluasi pembelajaran menunjukan nilai rata-rata 76,6 yang meningkat dari nilai rata-rata sebelumnya yaitu 75,5. Dari peningkatan ini terlihat ada gambaran yang jelas bahwa dengan menerapkan media wayang kartun dan strategi talking puppets peneliti dapat meningkatkan hasil belajar siswa terutama dalam aspek keterampilan berbicara. Namun pada siklus I ini hanya mencapai 70% ketuntasan yang belum memenuhi target ketuntasan yang ditargetkan oleh peneliti yaitu 85% ketuntasan.
Tabel 4.7 Rekapitulasi Nilai Hasil Belajar pada Siklus II Nilai Jumlah Siswa Prosentase
65
70
72
75
80
82
85
90
95
100
jumlah nilai
1
0
0
1
10
1
5
2
0
0
1627
5
0
0
5
50
5
25
10
0
0
Nilai ratarata 81,35
Ketunt asan
95
Pada siklus II ini merupakan perbaikan pembelajaran pada siklus I. Pada siklus ini terjadi peningkatan yang signifikan terhadap nilai rata-rata dan prosentase ketuntasan. Nilai rata-rata meningkat menjadi 81,35 dari 76,6 pada siklus I. Dengan prosentase ketuntasan dari 70% pada siklus I menjadi 95% pada siklus II. Hal ini juga melampaui target awal yaitu 85% ketuntasan, sehingga dapat dikategorikan sudah berhasil atau tidak perlu dilaksanakan siklus berikutnya. Masih ada 1 anak yang belum mencapai ketuntasan, hal tersebut mungkin dikarenakan anak tersebut mempunyai tipe belajar yang lambat (slow learner) jadi kemampuan untuk merespon perintah dan masukan
6
guru tergolong lambat dibandingkan dengan teman-temannya yang sudah mencapai ketuntasan. Dengan menerapkan media wayang kartun dan strategi talking puppets pembelajaran berlangsung lebih menyenangkan. Siswa membuat teks drama sendiri menurut tema dan kemampuan siswa sendiri. Jadi siswa dapat mengeksplor kemampuan masing-masing anak dan seberapa bisa dalam keterampilan berbicaranya. Siswa lebih memahami teks drama yang telah dibuat sendiri secara berkelompok, hal ini memudahkan siswa untuk lebih lancar dan lebih hafal drama yang akan diperankan. Dan terbukti dari 6 indikator yang telah ditentukan peneliti, siswa mampu menunjukan pertunjukan drama dengan media wayang kartun dengan tak menjumpai kendala apapun.
Dari ketiga tabel di atas berikut ini adalah rekapitulasi dari peningkatan hasil belajar siswa pada keterampilan berbicara: Tabel Hasil Belajar Siswa pada Keterampilan Berbicara Tindakan
Rata-rata kelas
Prosentase Ketuntasan
Pra siklus
75,5
60%
Siklus I
76,6
70%
Siklus II
81,35
95%
Grafik peningkatan hasil belajar keterampilan berbicara dalam pelajaran Bahasa Indonesia dari sebelum tindakan sampai tindakan kelas siklus II dapat digambarkan sebagai berikut :
Prosentase
Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa Keterampilan Berbicara 100% 80% 60% 40% 20% 0%
95% 70%
60%
pembelajaran awal
siklus I
7
siklus II
Dengan demikian dari melihat hasil dari meningkatnya keterampilan berbicara siswa dari setiap tidakan dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan media wayang kartun dan strategi talking puppets sebagai usaha untuk meningkatkan keterampilan berbicara berhasil karena dalam setiap siklus mengalami peningkatan prosentase hasil belajar. Peningkatan ini terjadi karena peneliti telah melakukan perbaikan pada setiap siklusnya dengan menerapkan media wayang kartun dan strategi talking puppets pada pembelajaran bahasa Indonesia materi memerankan tokoh drama dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas V SDN Bungasrejo, sehingga penelitian tindakan kelas ini dapat dikatakan berhasil. 4. PENUTUP Pada penelitian tindakan kelas yang berjudul “Penerapan Media Wayang Kartun dan Strategi Talking Puppets untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN Bungasrejo” dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Keterampilan berbicara siswa kelas V SDN Bungasrejo prasiklus rendah. 2. Hasil belajar Bahasa Indonesia pada aspek keterampilan berbicara pada kelas V SDN Bungasrejo setelah dilakukan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan media wayang kartun dan strategi talking puppets mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari nilai rata-rata awal 75,5 menjadi 81,35 dan peningkatan prosentase ketuntasan dari 60% menjadi 95% pada siklus II. 3. Penerapan media wayang kartun dan strategi talking puppets berhasil meningkatkan keterampilan berbicara siswa kelas V SDN Bungasrejo.
DAFTAR PUSTAKA Alfred, John dan James Julian M. 2008. Belajar Kepribadian The Accelerated Learning for Personality. Yogyakarta : BACA!. Arsjad, Maidar G dan Mukti U.S. 1987. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta : Erlangga.
8
Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada. Darmadi, Hamid. 2014. Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung : Alfabeta. Hatibe, Amiruddin. 2012. Metodologi Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: SUKA-Press UIN Sunan Kalijaga. Heba Awadh Alharbi. 2015. Improving Students' English Speaking Proficiency in Saudi Public Schools. International Journal of Intruction. Vol. 8 No.1 : 106-113. Isnaini, 2013. “Peningkatan Keterampilan Berbicara melalui Metode Bermain Peran pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 2 Wates”. Skripsi, Program Studi PGSD Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta. Kusumah, Wijaya dan Dedi Dwitagama. 2012. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Indeks. Maryam Bahadorfar and Reza Omidvar.2014. Technology In Teaching Speaking Skill. Acme International Journal of Multidiciplinary Reasearch. Vol. 2 No. 4 : 9-13. McEwen, Elaine K. 2014. 10 Karakter yang Harus Dimiliki Guru yang Sangat Efektif. Jakarta : Indeks. Mulyasa. 2009. Praktik Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Nasucha, Yakub. 2016. Modul Keterampilan Berbicara Pembelajaran Teori dan Praktik. Surakarta: Yuma Pustaka. Ningsih. 2013. Peningkatan Kemampuan Keterampilan Berbicara Siswa Kelas V SDN Sampaka Kec. Bualemo Kab. Banggai Melalui Metode Diskusi Kelompok. Jurnal Pendidikan. Volume 5 No.1 : 201-210.
9
Persis Dineen Rodrigues and Malachi Edwin Vethamani. 2015. The Impact of Online Learning in the Development of Speaking Skills. Journal Of Interdisciplinary Reseach in Education. Vol 5 No. 1 : 43-67. Samino dan Saring Marsudi. 2015. Layanan Bimbingan Belajar. Surakarta: Fairuz Media. Shofi Mila Faila dan Suparno. 2013. Peningkatan Keterampilan Berbicara Anak Usia Dini Melalui Permainan Sandiwara Boneka. Jurnal Pendidikan dan Pemberdayaan Masyarakat. Vol 1 No. 2 : 210223. Sri Setyarini. 2010. Puppets Show. Jurnal Pendidikan. Vol 11 No.1: 1-6. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suharyati. 2011. Pengantar Dasar Keterampilan Berbicara. Surakarta : Yuma Pustaka Syukur, Freddy Faldi. 2011. Menjadi Guru Dahsyat Guru yang Memikat. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Sundayana, Rostiana. 2013. Media Pembelajaran Matematika. Bandung : Alfabeta Tabelessy, Novita. 2015. Meningkatkan Keterampilan berbicara melalui pendekatan Pragmatik. Jurnal Pendidikan “Jendela Pengetahuan”. Vol 8 No. 18 : 48-55. Tarigan, Henry Guntur. 2008. Berbicara. Bandung : Percetakan Angkasa. Yaumi, Muhammad. 2013. Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta : Kencana.
10