PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA ONLINE (INTRANET) TERHADAP PENGETAHUAN KARYAWAN DIBAGIAN MARKETING PR PT.COCA-COLA DISTRIBUTION INDONESIA MODERN CHANNEL HORECA JAKARTA BARAT
Skripsi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Jenjang Pendidikan Strata Satu (S-1) Program Studi Public Relations
Disusun Oleh : ASIAH 44205010080
FAKULTAS KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2009
FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA 2009 ASIAH
Pengaruh Penggunaan Media Online (Intranet) terhadap Pengetahuan Karyawan dibagian Marketing Public Relations PT Coca-Cola Distribution Indonesia Modern Channel Horeca Jakarta Barat. xiii + 99 Halaman + 12 Lampiran + 26 Tabel ABSTRAKSI Perkembangan teknologi komunikasi yang ada saat ini memungkinkan proses transfer informasi tidak lagi mengenal batasan waktu dan tempat sehingga teknologi komunikasi dijadikan media komunikasi yang berperan untuk menunjang kelancaran aktivitas dalam organisasi. Intranet adalah salah satu bentuk dari perkembangan teknologi komunikasi yang digunakan sebagai suatu media yang dapat mempermudah dan menunjang aktivitas khalayak internal khususnya karyawan dibagian marketing public relations. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada atau tidak Pengaruh Penggunaan Media online (Intranet) terhadap Pengetahuan Karyawan dibagian Marketing Public Relations PT Coca-Cola Distribution Indonesia Modern Channel Horeca Jakarta Barat. Media online (intranet) adalah teknologi komunikasi yang digunakan oleh organisasi atau perusahaan untuk menunjang aktivitas karyawan khususnya karyawan dibagian marketing public relations dan membatasi jangkauan hanya pada lingkup internal. Ada banyak keuntungan dari penggunaan intranet termasuk akses informasi yang mudah, pengelolaan informasi yang efektif dan peningkatan produktivitas. Tinjauan pustaka yang digunakan adalah komunikasi, komunikasi organisasi, public relations, media public relations dan pengetahuan karyawan. Tipe dari penelitian ini adalah eksplanatif dengan pendekatan kuantitatif yaitu dengan menyebarkan kuesioner kepada karyawan PT Coca-Cola Distribution Indonesia Modern Channel Horeca Jakarta Barat dengan menggunakan metode survey, yang memiliki populasi 56 orang karyawan. Hasil penelitian diperoleh 58,9% responden yang menyatakan bahwa intranet menjadi sarana yang efektif dalam meningkatkan pengetahuan karyawan dibagian marketing public relations PT Coca-Cola Distributions Indonesia Modern Channel Horeca Jakarta Barat. Saran penelitian lebih lanjut mengenai faktor – faktor lain yang dapat memenuhi kebutuhan dalam upaya meningkatkan hubungan dan kinerja yang baik didalam perusahaan. Kemudian intranet di PT Coca-Cola Distributions Indonesia Modern Channel Horeca Jakarta Barat harus terus ditingkatkan kualitasnya dalam memberikan informasi baik informasi bersifat formal maupun informal untuk mencapai pemenuhan kebutuhan khalayak internal dan kualitas kerja maksimal.
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi robbil’alamin. Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berkat dan rahmatNya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini, peneliti menyadari bahwa untuk menyelesaikan dengan sebaik-baiknya, skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Media Online (intranet) terhadap Pengetahuan Karyawan dibagian Marketing Public Relations PT Coca-Cola Distribution Modern Channel Horeca Jakarta Barat”, masih banyak kekurangan baik mengenai isi maupun penyajiannya. Untuk itu peneliti mengharapkan saran, kritik serta masukan demi perbaikan pemikiran dan penyusunan yang lebih baik lagi. Skiripsi ini tidak mungkin dapat disusun tanpa bantuan dari berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Untuk itu dengan segala ketulusan hati, pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, semangat dan bimbingan serta petunjuk dalam penelitian skripsi ini khususnya kepada : 1. Bpk Heri Budianto. S.Sos.,Msi. Sebagai dosen pembimbing yang telah banyak membantu dalam memberikan pengarahan, bimbingan serta
v
saran yang sangat berguna sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini . 2. Ibu Dra. Diah Wardhani, Msi selaku Dekan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana 3. Ibu Marhaeni F.K, S.Sos.,Msi, selaku Ketua Jurusan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Mercu Buana dan sebagai pembimbing akademik peneliti yang telah banyak mengarahkan peneliti. 4. Bpk Juwono Tri Atmodjo, S.Sos.,Msi, sebagai dosen mata kuliah Seminar yang telah banyak membantu dalam memberikan pengarahan dan saran yang sangat berguna sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini. 5. Pa Ery dan Pa Rio Afianto, selaku Area Sales Manager PT Coca-Cola Distribution Indonesia Modern Channel Horeca Jakarta Barat. 6. Pa Timbul, Pa parman, Pa dedy dan teman-teman, sebagai bagian dalam Modern Channel Horeca Jakarta Barat, thanks for informations about Coca-Cola. 7. (Alm) Bpk H.Nasun dan Ibu Hj.Kartini sebagai Kedua orang tua peneliti serta kakak-kakak ku yang tercinta, yang telah memberikan banyak doa serta dukungan, baik moril maupun materiil, juga bantuan dan pengorbanan yang tak terhingga tentunya sangat berarti bagi peneliti. I Proud to be your child’
vi
8. Seluruh Dosen dan staf pengajar FIKOM Universitas Mercu Buana yang telah memberikan pengetahuan kepada peneliti sehingga dapat mengaplikasikannya didalam penelitian skripsi ini. 9. seluruh Staff Perpustakaan Universitas Mercu Buana yang telah banyak membantu dalam memperoleh referensi dalam skripsi ini 10. Teman-temanku Pita Novrida, Desy Achrisya dan Yuda Amardika thanks buat waktu dan perhatian kalian. 11. Tarto Judianto and
family thanks for the time, attention and your
support for me. 12. serta teman-teman angkatan 2005 yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu, thanks for all the support. Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada semua pihak yang telah membantu peneliti dalam membuat skripsi ini. Besar harapan peneliti agar skripsi ini dapat diterima dan bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi peneliti dan pembacanya.
Jakarta, Mei 2009
ASIAH
vii
DAFTAR ISI
Lembar Persetujuan Skripsi…………………………………………......
i
Lembar Tanda Lulus Sidang Skripsi.........................................................
ii
Lembar Pengesahan Revisi Skripsi...........................................................
iii
Abstraksi...................................................................................................
iv
Kata Pengantar..........................................................................................
v
Daftar Isi...................................................................................................
viii
Daftar Lampiran........................................................................................
xiii
Daftar Tabel...............................................................................................
xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Masalah.....................................................
1
1.2
Perumusan Masalah............................................................
8
1.3
Tujuan Penelitian................................................................
8
1.4
Signifikansi Penelitian........................................................
9
1.4.1 Signifikansi Akademis...............................................
9
1.4.2 Signifikansi Praktis....................................................
9
viii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Komunikasi............................................................
10
2.2 Komunikasi Organisasi............................................................
11
2.2.1 Pesan Verbal dan Pesan Non Verbal............................
12
2.2.2 Komunikasi ke Bawah.................................................
14
2.2.3 Komunikasi ke Atas.....................................................
16
2.2.4 Komunikasi Horizontal.................................................
17
2.2.5 Komunikasi Tatap Muka & Komunikasi Melalui Media
18
2.3 Public Relations........................................................................
19
2.4 Media Public Relations.............................................................
21
A. Internet...............................................................................
21
B. Intranet…………………………………………...............
22
C. Bulletin Board Elektronik …………………………….....
24
D. Press Release Online …………………………………….
24
E. Mailing List (Milis)………………………………………
25
F. Elektronic Magazine (Ezine)……………………………..
27
G. E-mail ……………………………………………………
29
H. Autoresponder……………………………………………
30
2.5 Pengetahuan Karyawan.............................................................
31
2.6 Hipotesis....................................................................................
34
ix
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1
Tipe / Sifat Penelitian……………………………………....
35
3.2
Metode Penelitian..................................................................
36
3.3
Populasi dan Teknik Penarikan Sampel.................................
36
3.3.1 Populasi.........................................................................
36
3.3.2 Teknik Penarikan Sampel.............................................
37
Operasionalisasi Konsep dan Variabel.....................................
38
3.4.1 Definisi Konsep.............................................................
38
1. Media On Line(intranet)........................................
38
2. Pengetahuan Karyawan (MPR).............................
38
3. Operasionalisasi Variabel.......................................
39
Validitas dan Reliabilitas.........................................................
41
1. Validitas..................................................................
41
2. Reliabilitas..............................................................
43
Teknik Pengumpulan Data.......................................................
44
3.6.1 Teknik Pengumpulan Data Primer………………………
45
3.6.2 Teknik Pengumpulan Data Sekunder……………………
45
Teknik Analisa Data................................................................
46
a. Korelasi Spearman Brown..................................................
46
b. Uji t-hitung ............................................................................
47
3.4
3.5
3.6
3.7
x
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian……………………………......
48
4.1.1 Sejarah dan Perkembangan The Coca-Cola Company.........
48
4.1.2 Visi dan Misi The Coca-Cola Company……………………
51
4.1.3 Inovasi The Coca-Cola Company..........................................
52
4.1.4 Jangkauan The Coca-Cola Company……………………….
54
4.1.5 Tugas dan Fungsi Marketing PR PT Coca-Cola Distribution Indonesia Modern Channel Horeca Jak-bar……………… 4.1.6 Kegiatan Marketing PR The Coca-Cola Company…………
57 59
4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan………………………………….
67
4.2.1 Identitas Responden..............................................................
67
4.2.2 Analisa Korelasi....................................................................
86
4.2.2.1 Perhitungan Korelasi ”Spearman Brown”....................
86
4.2.2.1 Uji t-hitung ......................................................................
87
4.3 Pembahasan…………………………………....................................
87
xi
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan……………………………..............................................
97
5.2 Saran…………………………………………………………………. 98
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN BIODATA
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Surat permohonan pengumpulan data skripsi
Lampiran 2
: Surat keterangan penelitian di PT Coca-Cola Distribution Indonesia Modern Channel Horeca Jakarta Barat
Lampiran 3
: Instrumen kuesioner
Lampiran 4
: Tabel Distribusi t
Lampiran 5
: Tabel perhitungan korelasi ”Spearman Brown”
Lampiran 6
: Tabel perhitungan validitas
Lampiran 7
: Tabel perhitungan reliabilitas
Lampiran 8
: Struktur organisasi PT Coca-Cola Distribution Indonesia Modern Channel Horeca Jakarta Barat
Lampiran 9
:Informasi lowongan PT Coca-Cola
Lampiran 10 : Program penjualan PT Coca-Cola Lampiran 11 : Promosi produk PT Coca-Cola Lampiran 12 : Penyelenggaraan event PT Coca-Cola
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Operasionalisasi Konsep..........................................................................
41
Tabel 2 Usia Responden.......................................................................................
67
Tabel 3 Jenis Kelamin Responden......................................................................
68
Tabel 4 Status Perkawinan Responden................................................................
68
Tabel 5 Tingkat Pendidikan Terakhir Responden................................................
69
Tabel 6 Lama Bekerja Responden........................................................................
69
Tabel 7 Apakah media internal yang dibuat perusahaan untuk menyebarkan informasi berjalan dengan efektif..........................................................
70
Tabel 8 Efektifkah keberadaan intranet dalam menunjang aktivitas karyawan..... 71 Tabel 9 Efektifkah teknik penyampaian informasi yang dilakukan oleh perusahaan72 Tabel 10 Apakah interaksi yang dilakukan perusahaan kepada anda efektif........... 73 Tabel 11 Efektifkah fasilitas email dalam penyampaian laporan kerja.................... 73 Tabel 12 Efektifkah penyampaian kebijakan-kebijakan baru yang dibuat oleh perusahaan dan disampaikan melalui media internal................................ 74 Tabel 13 Apakah efektif jika perusahaan menginformasikan promosi produk baru dan penyelenggaraan event melalui email / intranet........................................ 75 Tabel 14 Perlukah anda mengecek email setiap hari................................................ 76 Tabel 15 Apakah pemberian informasi melalui media elektronik diperlukan.......... 76
xiv
Tabel 16 Apakah keberadaan media elektronik seperti intranet sangat diperlukan oleh karyawan................................................................................................... 77 Tabel 17 Perlukah informasi lowongan kenaikan jabatan didalam media elektronik (intranet).................................................................................................... 78 Tabel 18 Perlukah perusahaan menginformasikan kepada karyawan mengenai kenaikan harga produk melalui email........................................................ 78 Tabel 19 Apakah media online(intranet) perlu memperbaharui informasi setiap hari79 Tabel 20 Apakah anda perlu melakukan perubahan sikap setelah anda menerima informasi yang diberikan perusahaan....................................................... 80 Tabel 21 Setelah adanya media elektronik, apakah mading (majalah dinding) masih diperlukan oleh anda................................................................................ 81 Tabel 22 Perlukah perusahaan menginformasikan target penjualan untuk meningkatkan prestasi penjualan anda melalui media elektronik............ 81 Tabel 23 Perlukah perusahaan melakukan evaluasi untuk mengetahui tingkat pengetahuan anda tentang informasi yang diberikan ............................... 82 Tabel 24 Efektifkah informasi yang diberikan melalui media elektronik bagi pengetahuan .............................................................................................. 83 Tabel 25 Apakah intranet menjadi sarana yang efektif untuk meningkatkan pengetahuan anda tentang perusahaan ...................................................... 83 Tabel 26 Apakah efektif jika perusahaan memberikan informasi program penjualan melalui media elektronik........................................................................... 84
xv
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Era globalisasi ini perkembangan teknologi komunikasi yang ada saat ini memungkinkan proses transfer informasi tidak lagi mengenal batasan waktu dan tempat sehingga teknologi komunikasi dijadikan media komunikasi yang berperan untuk menunjang kelancaran aktivitas dalam organisasi. Dampak dari perkembangan ini memaksa masyarakat dunia untuk terus memanfaatkan teknologi yang semakin canggih agar tidak ketinggalan zaman dan dapat bersaing dalam berbagai bidang kehidupan. Perkembangan
media
merupakan
salah
satu
dampak
dari
perkembangan teknologi. Media mengalami perkembangan yang sangat pesat mulai dari penggunaan telepon, pager, dari kedua jenis tersebut dicombain kedalam satu teknologi yaitu telepon genggam (handphone). Dan pengiriman pesan pun mengalami pertambahan fasilitas yang kian canggih dimulai dari pos surat, fax, email (internet) dan untuk lingkup internal yang ada didalam sebuah organisasi telah ada intranet. Semua teknologi tersebut digunakan sebagai media penyampaian pesan. Karena manusia membutuhkan interaksi dengan manusia lain.
1
2
Salah satu kebutuhan dasar manusia yaitu memperoleh informasi dan untuk mendapatkan sebuah informasi dibutuhkan suatu proses komunikasi antara komunikator dengan komunikan. Komunikasi sangat penting bagi manusia karena komunikasi merupakan bagian dari kehidupan mereka untuk menyampaikan segala informasi yang bersifat formal maupun informal dalam menjalankan aktivitasnya. Dengan berkomunikasi manusia dapat saling berinteraksi satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari dilingkungan masyarakat, ditempat kerja atau dimana saja manusia itu berada. Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku baik langsung secara lisan maupun tak langsung melalui media.1 Seiring dengan perkembangan teknologi maka perkembangan media pun terus terjadi dan dengan perkembangan peradaban manusia, kebutuhan akan komunikasi semakin mendesak dengan jarak antara sumber informasi dengan penerima mencapai antar kota, antar pulau, antar Negara, bahkan antar benua. Oleh karena itu, para ahli terdorong untuk mengembangkan teknik komunikasi jarak jauh yang lebih efisien yaitu dengan suatu metode telekomunikasi dengan memanfaatkan teknologi elektronika yang dikenal dengan istilah teknik komunikasi data. Istilah komunikasi data, berhubungan erat dengan pengiriman data menggunakan sistem transmisi elektronik dari satu komputer ke komputer lain 1
Alo Liliweri, Komunikasi Antar Pribadi. Citra Aditya Bakti, Bandung,1991.hal 52
3
atau dari suatu komputer ke terminal tertentu. Data yang dimaksud disini adalah sinyal-sinyal elektromagnetik yang dibangkitkan oleh sumber data yang dapat ditangkap dan dikirimkan kepada terminal-terminal penerima. Terdapat beberapa alasan tentang dibutuhkannya suatu teknik komunikasi data yang menghubungkan komputer yang satu dengan komputer lain, yakni : 1) Perbedaan lokasi antara lokasi transmisi dengan lokasi pengolah data atau lokasi dimana data tersebut akan digunakan, sehingga data perlu dikirim ke lokasi pengolahan data dan di kirim lagi ke lokasi yang membutuhkan informasi dari data tersebut. 2) Dari sisi waktu lebih efisien dan dari sisi biaya lebih murah mengirim data lewat jalur komunikasi, lebih-lebih bila data telah diorganisasikan melalui komputer, dibandingkan dengan cara pengiriman biasa. 3) Suatu organisasi yang mempunyai beberapa lokasi pengolahan data, data dari suatu lokasi pengolahan yang sibuk dapat membagi tugasnya dengan mengirimkan data ke lokasi pengolahan lain yang kurang atau tidak sibuk. 4) Memungkinkan pengembangan system computer secara relative lebih mudah dan menyebabkan system menjadi lebih fleksibel.2 Media yang digunakan sebagai alat yang dapat membantu keseharian manusia sehingga dapat menyelesaikan segala aktivitasnya dengan cepat, tepat dan efisien. Penemuan dalam bidang teknologi komunikasi tersebut mempunyai
2
Teguh Wahyono, prinsip dasar dan teknologi komunikasi data. Graha ilmu, Yogyakarta,2003. hal 3-5
4
pengaruh yang besar terhadap arus informasi yang masuk ataupun keluar.contohnya internet. Internet memungkinkan suatu jaringan komunikasi global yang tidak hanya menghubungkan para mitra dagang tetapi juga mencakup para pelanggan. Sebagian
besar
kebangkitan
perdagangan
melalui
jaringan
elektronik
diharapkan berasal dari perusahaan – perusahaan yang akan mempromosikan produk mereka melalui internet.3 PT Coca-Cola Distributions Indonesia merupakan salah satu perusahaan swasta terbesar di Negara Indonesia. Coca-Cola telah beroperasi di Indonesia sejak tahun 1935. Sebagai salah satu produsen dan distributor terdepan minuman non-alkohol siap konsumsi yang bekerjasama dengan The Coca-Cola Company, yang berperan sebagai katalisator dalam pengembangan dan penerapan sistem bisnis, teknologi, dan praktek-praktek terbaik dalam industri minuman. Perkembangan perusahaan yang kian meningkat dan ditengah persaingan bisnis perindustrian yang semakin pesat maka PT Coca-Cola Distribution Indonesia terus mengikuti perkembangan zaman yang ada yakni dengan menggunakan perkembangan teknologi guna menunjang kinerja karyawan khususnya marketing public relations. Marketing public relations merupakan suatu proses perencanaan, pelaksanaan dan pengevaluasian program-program yang dapat merangsang 3
Raymond McLeod, George Schell , Sistem Informasi Manajemen.PT Indeks, Jakarta, 2004. hal 58
5
pembelian dan kepuasan konsumen melalui pengkomunikasian informasi yang dapat dipercaya dan melalui kesan-kesan positif yang ditimbulkan dan berkaitan dengan identitas perusahaan atau produknya sesuai dengan kebutuhan, keinginan, perhatian dan kepentingan bagi para konsumennya.4 Aktivitas karyawan dibagian marketing public relations sangat banyak yang salah satunya adalah selalu menjalin komunikasi dengan semua karyawan. Karena PT Coca-Cola Distribution Indonesia adalah perusahaan besar yang memiliki jangkauan wilayah hampir diseluruh Indonesia dan untuk hal itu intranet digunakan untuk menunjang aktivitas karyawan, karyawan dapat mengirim dan menerima pesan tanpa harus mencetaknya dari PT CCDI (jakarta) ke PT CCDI (luar jakarta). Ini merupakan alasan PT Coca-Cola Distributions Indonesia menggunakan intranet sebagai penunjang aktivitas karyawan. Dengan menggunakan intranet organisasi dapat membatasi akses ke jaringan mereka hanya bagi anggota organisasinya dengan menggunakan intranet. Intranet menggunakan protokol jaringan yang sama dengan internet tetapi membatasi akses ke sumber daya komputer hanya bagi sekelompok orang pilihan didalam organisasi.5 Intranet ini bersifat formal di antara Direksi, kepala bagian, karyawan dan lain sebagainya , yang mencakup seluruh wilayah operasional PT Coca-Cola Distribution Indonesia. Adapun sistem kerja Intranet ini sama dengan 4
Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi,PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2005, hal 239 5 Raymond McLeod, George Schell , Opcit. hal 222
6
penggunaan Internet seperti pada umumnya, dimana untuk dapat mengaksesnya adalah dengan melakukan Log-in ke sistem. Masukan User Profile
dan
menggunakan password (user ID) yang telah diberikan kepada setiap karyawan dan bersifat rahasia agar tidak disalahgunakan dalam pemakaiannya. Adanya intranet sebagai media komunikasi formal,membuat aktifitas karyawan menjadi lebih efektif dan efisien karena dengan intranet setiap informasi atau data yang ingin disampaikan kepada setiap bagian baik yang berada di kantor pusat ataupun yang berada di cabang Coca-Cola (seluruh wilayah indonesia) dapat menerima informasi tersebut langsung kepada orang yang dituju dengan hanya hitungan menit. Selain itu biaya yang dikeluarkan juga lebih murah. Informasi dan koordinasi yang diberikan oleh perusahaan atau organisasi dapat dilakukan melalui media online yaitu seperti melalui intranet, mailing list, email dan lain sebagainya. Karena media tersebut dapat memberikan efek atau dampak yaitu aspek kognitif. Para karyawan juga menyadari bahwa dengan hadirnya intranet ini dirasakan dapat membantu proses kerja yang memang membutuhkan informasi dan koordinasi. Berdasarkan fenomena tersebutlah intranet diterapkan agar dapat mengefektifkan proses penyampaian informasi serta meminimalisasi hambatanhambatan tersebut sehingga dapat meningkatkan kinerja para karyawan. Seperti yang dikatakan oleh Wayne Pace dan Don F. Faules dalam buku Komunikasi Organisasi (Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan) yang diterjemahkan oleh Deddy Mulyana,bahwa :
7
”Kegiatan yang paling lazim dinilai dalam suatu organisasi adalah kinerja pegawai yaitu bagaimana ia melakukan segala sesuatu yang berhubungan dengan suatu pekerjaan, jabatan, atau peranan dalam organisasi”6 Berdasarkan penjelasan diatas penggunaan intranet ini menarik perhatian peneliti untuk diteliti, karena peneliti ingin mengetahui Bagaimana Pengaruh Penggunaan Media Online (Intranet) terhadap Pengetahuan Karyawan dibagian Marketing Public Relations khususnya di modern channel Horeca Jakarta Barat PT.Coca-Cola Distribution Indonesia. Peneliti memilih judul ” Pengaruh Penggunaan Media Online (Intranet) terhadap Pengetahuan Karyawan dibagian Marketing Public Relations PT.CocaCola Distribution Indonesia modern channel Horeca Jakarta Barat” karena, PT. Coca-Cola adalah perusahaan yang besar dan menjangkau pasar internasional. sedangkan marketing public relations adalah bagian yang sangat penting dalam perkembangan dan kemajuan perusahaan khususnya di negara Indonesia dan disertai dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat dan canggih sehingga membuat peneliti ingin mengetahui bagaimana komunikasi yang dilakukan oleh Marketing PR terutama dalam menjalankan tugasnya, melakukan koordinasi antar bagian dan antar cabang. dan saat ini Intranet adalah media online yang sangat penting bagi Marketing PR. Alasan peneliti memilih PT Coca-Cola karena, PT Coca-Cola adalah perusahaan besar yang sudah memiliki tempat di tengah masyarakat dan memiliki brand image yang positif bukan hanya di Indonesia. Peneliti memilih bagian 6
Wayne Pace,Don F. Faules,op.cit, hal 134
8
marketing public relations PT Coca-Cola Distribution Indonesia (CCDI) modern channel Horeca karena marketing public relations PT CCDI memiliki hubungan yang kokoh bukan hanya antar jabatan melainkan hubungan yang sangat dijaga dengan konsumen dan modern channel Horeca memiliki program-program yang bukan hanya memikirkan nilai penjualan namun memikirkan reputasi PT CocaCola Distribution Indonesia dimata konsumennya.
1.2
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah : Bagaimana pengaruh Penggunaan Media Online (Intranet) terhadap Pengetahuan Karyawan dibagian Marketing Public Relations PT.CocaCola Distribution Indonesia Modern Channel Horeca Jakarta Barat?
1.3
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian riset ini adalah untuk mengetahui apakah ada
atau tidak Pengaruh Penggunaan Media Online (Intranet) terhadap Pengetahuan Karyawan (Marketing Public Relations) PT.Coca-Cola Distribution Indonesia di Modern Channel Horeca Jakarta Barat
9
1.4
Signifikansi Penelitian
Dari penelitian ini peneliti ingin memberikan manfaat, antara lain : 1.4.1 Signifikansi Akademis Dengan dilakukan penelitian dapat memberikan masukan dan informasi baru bagi pengembangan ilmu komunikasi mengenai pengaruh Penggunaan Media Online (Intranet) terhadap Pengetahuan Karyawan dibagian Marketing Public Relations di dalam aktivitas akademis 1.4.2 Signifikansi Praktis 1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi PT Coca-Cola Distribution Indonesia dalam pengaruh Penggunaan Media Online (Intranet) terhadap Pengetahuan Karyawan dibagian Marketing Public Relations PT Coca-Cola Distribution Indonesia di Modern Channel Horeca. 2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi peneliti berikutnya 3. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang bermanfaat bagi Praktisi Humas.
10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Komunikasi Kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti “sama”,
1
communico,
2
communicatio, 3 atau communicare 4 yang berarti “ membuat sama “ (to make common). Istilah pertama (communis) adalah istilah yang paling sering disebut sebagai asal-usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama. Akan
tetapi
definisi-definisi
kontemporer
menyarankan
bahwa
komunikasi merujuk pada cara berbagi hal-hal tersebut, seperti dalam kalimat “Kita berbagi pikiran” , “Kita mendiskusikan makna” , dan “Kita mengirimkan pesan”. 5 Beberapa tentang definisi mungkin terlalu sempit, misalnya “Komunikasi adalah penyampaian pesan melalui media elektronik “, atau terlalu luas, misalnya “Komunikasi adalah interaksi antara dua makhluk hidup atau lebih” , sehingga para peserta komunikasi ini mungkin termasuk hewan, tanaman, dan bahkan jin. 7
7
Deddy Mulyana, .ilmu komunikasi suatu pengantar, Bandung, 2005, hal 41, 42
10
11
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan yang dilakukan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan media kemudian terjadi efek / feed back, terdapat gangguan atau noise dalam proses penyampaian pesan tersebut.
2.2 Pengertian Komunikasi Organisasi Komunikasi
organisasi
dapat
didefinisikan
sebagai
pertunjukkan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan-hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan.8 Komunikasi organisasi, dipandang dari suatu perspektif interpretif (subjektif) adalah proses penciptaan makna atas interaksi yang merupakan organisasi. Komunikasi organisasi adalah perilaku pengorganisasian yang terjadi dan bagaimana mereka yang terlibat dalam proses itu bertransaksi dan memberi makna atas apa yang sedang terjadi. Komunikasi organisasi lebih dari pada sekadar apa yang dilakukan orang-orang.9
8
Deddy Mulyana. Komunikasi Organisasi : Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Bandung, PT Remaja Rosdakarya. 2005, hal 44 9 Ibid. hal 33
12
Organisasi tidak mungkin berada tanpa komunikasi. Apabila tidak ada komunikasi, para pegawai tidak dapat mengetahui apa yang dilakukan rekan sekerjanya, pimpinan tidak dapat menerima masukan informasi, dan tidak dapat memberikan instruksi. Koordinasi kerja tidak mungkin dilakukan, dan organisasi akan runtuh karena ketiadaan komunikasi. Kerja sama juga menjadi sesuatu yang mustahil, karena orang-orang tidak dapat mengkomunikasikan kebutuhan dan perasaan mereka kepada yang lain. Jadi, peran komunikasi dalam organisasi merupakan hal yang penting untuk mencapai tujuan organisasi. Komunikasi
organisasi
dapat
didefinisikan
sebagai
pertunjukkan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu, sedangkan menurut Uday
Pareek
komunikasi
organisasi
merupakan
proses
aliran
(pengiriman dan penerimaan) pesan-pesan yang berorientasi diantara sumber-sumber komunikasi dalam suatu pola dan melalui suatu medium atau media.
2.2.1 Pesan Verbal dan Pesan Non Verbal Simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih10 Bahasa dapat didefinisikan sebagai 10
Deddy Mulyana, ibid. Hal 237
seperangkat
simbol,
dengan
aturan
untuk
13
mengkombinasikan
simbol-simbol
tersebut,
digunakan
dan
dipahami suatu komunitas. Bahasa verbal adalah sarana utama untuk
menyatakan
pikiran
dan
perasaan.
Bahasa
verbal
menggunakan kata-kata yang merepresentasikan berbagai aspek realitas individual. Fungsi bahasa yang mendasar adalah untuk menamai atau menjuluki orang, objek, dan peristiwa. Menurut Larry L. Barker, bahasa memiliki tiga fungsi yaitu : penamaan (naming atau labeling), interaksi dan transmisi informasi. Penamaan atau penjulukan merujuk pada usaha mengidentifikasi objek, tindakan atau orang dengan menyebut namanya sehingga dapat dirujuk dalam komunikasi. Fungsi interaksi menekankan berbagi gagasan dan emosi, yang dapat mengundang simpati dan pengertian atau kemarahan dan kebingungan. Melalui bahasa informasi dapat disampaikan kepada orang lain. Dan dapat menerima informasi setiap hari, sejak bangun tidur hingga tidur kembali dari orang lain, baik secara langsung atau tidak (melalui media massa) dan fungsi inilah yang disebut dengan fungsi transmisi.11 Sedangkan pesan non verbal secara sederhana, adalah semua isyarat yang bukan kata-kata.12 Menurut Larry A. Samovar
11 12
ibid. Hal 243 ibid. Hal 308
14
dan Richard E. Porter, komunikasi non verbal mencakup semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima; jadi definisi ini mencakup perilaku yang disengaja juga tidak disengaja sebagai bagian dari peristiwa komunikasi secara keseluruhan; dengan mengirim banyak pesan non verbal tanpa menyadari bahwa pesan-pesan tersebut bermakna bagi orang lain.13 Pesan-pesan non verbal sangat berpengaruh dalam komunikasi. Pesan non verbal dapat dilakukan tanpa bahasa verbal (kata-kata) tetapi dengan menggunakan simbol seperti bahasa tubuh dan lain sebagainya.
2.2.2 Komunikasi ke Bawah Komunikasi ke bawah dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi mengalir dari jabatan berotoritas lebih tinggi kepada mereka yang berotoritas lebih rendah. Ada lima jenis informasi yang biasa dikomunikasikan dari atasan kepada bawahan (katz & kahn. 1996) :
13
ibid. Hal 308
15
1) informasi mengenai bagaimana melakukan pekerjaan, 2) informasi mengenai dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan, 3) informasi mengenai kebijakan dan praktik – praktik organisasi, 4) informasi mengenai kinerja pegawai, dan 5) informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas (sense of mission)14 Para pegawai diseluruh tingkat dalam organisasi merasa perlu diberi informasi. Manajemen puncak hidup dalam dunia informasi. Kualitas dan kuantitas informasi harus tinggi agar dapat membuat keputusan yang bermanfaat dan cermat. Manajemen puncak harus memiliki informasi dari semua unit dalam organisasi, dan harus memperoleh informasi untuk semua unit. Aliran informasi dari manajemen puncak yang turun ke tingkat operatif merupakan aktivitas yang berkesimanbungan dan sulit. Pemilihan cara menyediakan informasi mencakup tidak hanya pengeluaran sumber daya langsung moneter tetapi juga sumber daya psikis dan emosional.
14
R. Wayne Pace.& Don F. Faules Opcit Hal 184 -185
16
2.2.3 Komunikasi ke Atas Komunikasi ke atas dalam sebuah organisasi berarti bahwa informasi mengalir dari tingkat yang lebih rendah (bawahan) ke tingkat yang lebih tinggi (penyelia). Semua pegawai dalam sebuah organisasi, kecuali mereka yang mungkin menduduki posisi puncak, mungkin berkomunikasi ke atas yaitu, setiap bawahan dapat mempunyai alasan yang baik atau meminta informasi dari atau memberi informasi kepada seseorang yang otoritasnya lebih tinggi. Melakukan komunikasi ke atas penting karena beberapa alasan : 1) aliran informasi ke atas memberi informasi berharga untuk pembuatan keputusan oleh mereka yang mengarahkan organisasi dan mengawasi kegiatan orang-orang lainnya (Sharma, 1979) 2) komunikasi ke atas menumbuhkan apresiasi dan loyalitas kepada organisasi dengan memberi kesempatan kepada pegawai untuk mengajukan pertanyaan dan menyumbang gagasan serta saran-saran mengenai operasi organisasi (Platy & Machaver, 1952) 3) komunikasi ke atas membantu pegawai mengatasi masalah pekerjaan mereka dan memperkuat keterlibatan mereka
17
dengan pekerjaan mereka dan dengan organisasi tersebut (Harriman, 1974)15
2.2.4 Komunikasi Horizontal Komunikasi horizontal ialah komunikasi secara mendatar, antara anggota staff dengan anggota staff, karyawan sesama karyawan, dan sebagainya. Berbeda dengan komunikasi vertical yang
sifatnya
formal,
komunikasi
horizontal
seringkali
berlangsung tidak formal. Mereka berkomunikasi satu dengan yang lainnya bukan pada waktu mereka sedang bekerja, melainkan pada saat istirahat dan pada saat pulang kerja16 Tujuan
dari
komunikasi
horizontal
adalah
untuk
mengkoordinasikan penugasan kerja, berbagi informasi mengenai rencana dan kegiatan, untuk memecahkan masalah, untuk memperoleh
pemahaman
bersama,
untuk
mendamaikan
,
berunding, dan menengahi perbedaan serta untuk menumbuhkan dukungan antarpesona.17
15
Ibid, hal 189 - 190 Onong Uchjana Effendy, ilmu komunikasi dan praktek, CV Remaja Karya. Bandung,1990. hal 122 17 R. Wayne Pace.& Don F. Faules. Opcit Hal 196 16
18
2.2.5 Komunikasi Tatap Muka & Komunikasi Melalui Media Komunikasi antar pribadi (antar persona) dapat dilakukan dengan tatap muka (face to face communication) maupun menggunakan media komunikasi seperti telepon, HT, surat, dan lain sebagainya. Ciri dari bentuk komunikasi antar pribadi adalah arus pesan dapat mengalir secara dua arah (two way) dengan saling bergantian posisi antara komunikator-komunikan, maka respon terhadap stimuli / pesan baik verbal maupun non verbal dapat terjadi pada saat itu juga, sehingga bentuk komunikasi inilah yang paling efektif. Menurut Hovland (dalam Blake dan Haroldsen, 1979 : 26) komunikasi antar persona adalah : sebagai suatu situasi interaksi, yaitu individu mengirimkan pesan (stimuli) dalam hal ini berupa simbol verbal untuk merubah perilaku individu lain di dalam situasi tatap muka (interpersonal communication transmit stimuli (usually) verbal symbol to modify the behavior of other individuals (communications) in face to face setting). Komunikasi dapat dilakukan dengan tatap muka (face to face) dan dengan menggunakan medium atau media. Salah satu media yang digunakan adalah media online, seperti internet, email, intranet dan lain sebagainya.
19
2.3 Public Relations Public affairs atau lebih lazim dikenal dengan sebutan public relations atau hubungan masyarakat merupakan suatu yang harus ada dalam sebuah organisasi. Ini berkaitan dengan fungsi dari hubungan masyarakat. Secara sederhana hubungan masyarakat adalah suatu komunikasi yang direncanakan dan dirancang untuk meyakinkan dan mempengaruhi public yang signifikan. Signifikan di sini berarti bahwa public yang menjadi tujuan dari komunikasi adalah public yang memiliki kaitan dengan organisasi. Public dalam sebuah kegiatan humas adalah stakeholder dari organisasi penyelenggara kegiatan kehumasan. Muara akhir dari kegiatan humas yang dilakukan sebuah organisasi tersebut adalah berubahnya image, hubungan dan reputasi organisasi menuju kearah yang positif. Apabila kegiatan kehumasan yang dilakukan tidak dapat menaikkan image dan reputasi organisasi atau justru malah menurunkannya, kegiatan kehumasan yang di lakukan tersebut akan dipertanyakan efektifitas dan keberhasilannya. Ruang lingkup kegiatan public affair sebuah organisasi biasanya meliputi kegiatan government relations seperti dukungan terhadap dan dari pemerintah, lobby, masalah perizinan, melakukan upaya analisa regulasi dan kebijkan pemerintah terutama yang berkaitan dengan iklim berusaha.
20
Kegiatan public affairs yang lain adalah kegiatan community relations, media relations, internal communications dan community development. 18 Fungsi dari Public Relations dalam kegiatan promosi yaitu untuk mempromosikan produk, tempat, ide, aktivitas dan orang-orang yang terlibat dalam aktivitas perusahaan dan pembentukan citra. Public Relations merupakan sarana promosi massal yang dilakukan dengan menjalin hubungan dengan berbagai konsumen perusahaan dan masyarakat umum dengan tujuan untuk membangun citra perusahaan yang positif agar mendapat publisitas yang luas, dan mengatasi kabar angin, laporan, dan kejadian-kejadian yang tidak sesuai dengan kenyataan. Public Relations is the management function that establisher and maintains mutually beneficial relationship between an organization and the publics on whom its success or failure depends. Artinya, public relations
merupakan
fungsi
manajemen
yang
membentuk
dan
memelihara hubungan yang saling menguntungkan antara organisasi dan masyarakat, yang menjadi sandaran keberhasilan atau kegagalannya.19
18
Muslim Basya,Perhumas Dalam Warna ,.Menyusun starategi, membangun korporasi dan menjaga reputasi , Jakarta, 2004 hal 27, 28 19 Prentice Hall International,Inc. Effective Public Relations. Printed in the United States of America. 2000. hal 6
21
Fungsi Public Relations dalam promosi lebih dikenal oleh kalangan perusahaan
dengan sebutan
MPR
(Marketing Public
Relations). Marketing public Relations yaitu kegiatan public relations yang mendukung strategi pemasaran dan bertujuan meningkatkan penjualan/sales. Fungsi marketing public relations berkoordinasi erat dengan bagian lain seperti pemasaran, keuangan, produksi dan unit kerja internal lain.20
2.4 Media Public Relations A. Internet Internet atau Interconnecting Networking dapat diartikan sebagai mega jaringan berbagai computer di dunia yang saling terhubung satu sama lain. Jaringan internet di Indonesia sendiri baru mulai berkembang pada tahun 90-an. Jaringan internet pada saat itu lebih dikenal dengan nama paguyuban Network. Pengembangan jaringan internet sendiri di indonesia telah dimulai sekitar tahun 1986 yang dimotori oleh Amatir Radio Club (ARC) ITB. Tokohnya yang saat ini cukup menonjol adalah Onno W. Purbo. Orang mungkin lebih mengenalnya sebagai tokoh praktisi IT (Information Technology). Peran internet dalam bidang kehumasan, yaitu sebagai berikut : 1. Resources data; dengan cara searching, surfing dan download 20
Ima Hardiman. Karier Public Relations. Jakarta : Gagasan Ulung Publisher. 2007.hal 199
22
2. Komunikasi efektif dengan mitra dalam dan luar negeri dengan e-mail 3.Diskusi efektif dengan mitra dalam dan luar negeri dengan cara bergabung dengan mailing list 4. pengembangan PR institusi/personal didunia Internet dengan website dan weblog
B. Intranet Intranet (internal network) mulai didengung-dengungkan pada pertengahan tahun 1995 oleh beberapa penjual produk jaringan yang mengacu pada kebutuhan informasi dalam bentuk web dalam perusahaan. Intranet adalah jaringan komputer dalam perusahaan yang menggunakan komunikasi data standar seperti dalam internet.21 Intranet dapat memenuhi banyak kebutuhan pengelolaan informasi, yang utama sebagai berikut : 1. kolaborasi
dokumen,
seperti
papan
pengumuman
digital
termasuk fungsi pengarahan dan persetujuan. 2. sambungan ke sistem perusahaan, menyediakan akses lebih mudah ke sistem tertutup seperti informasi penjualan. 3. sambungan ke informasi perusahaan, seperti buku penuntun sumber daya manusia, formulir dan direktori telepon.
21
Khoe Yao Tung, Teknologi Jaringan Intranet, Penerbit Andi, Yogyakarta, 1997, hal 4
23
4. mendukung pekerja ’mobile’ (bergerak) dan menciptakan lingkungan untuk telecommuning di masa mendatang. Intranet secara literal adalah suatu jaringan dalam sebuah perusahaan yang dapat digunakan untuk mengelola informasi termasuk membuat isi, mengarahkan dan menyetujui, menerbitkan, memakai dan mengarsip informasi. Tetapi intranet memiliki banyak fungsi lain. Cara-cara penggunaan intranet berkembang sama cepatnya sesuai dengan peningkatan peranti tersebut dalam kemampuan dan kemudahan cara pakai. Pertimbangkan intranet untuk tugas-tugas dibawah ini : a. mengurangi waktu proses b. mengurangi biaya kertas untuk mengedarkan informasi c. meningkatkan komunikasi antarstaf d. mengurangi kebingungan versi lama dan baru dari kebijakan, penduan,standar perusahaan dan informasi lain yang terus menerus berubah.22 Ada banyak keuntungan dari intranet termasuk akses informasi yang mudah, pengelolaan informasi yang efektif dan peningkatan produktifitas.
22
Suzanne Van Cleve dan Mike Britton. Memahami Intranet, PT elex media komputerindo, Jakarta. 1999. hal 10
24
Intranet menawarkan peningkatan produktifitas yang penting jika diterapkan secara sinkron dengan kebutuhan bisnis. Pengukuran peningkatan ini tidak selalu dengan cara kuantitatif, sehingga dapat mempertimbangkan keuntungan potensial secara kualitatif, misalnya peningkatan pengambilan keputusan.23
C. Bulletin Board Elektronik Posting intranet adalah untuk penggunaan internal, karena hanya karyawan yang bisa mengakses sistem intranet. Intranet dapat terdiri dari sistem e-mail, publikasi pedoman kebijakan elektronik untuk karyawan, bulletin board elektronik, dan berbagai sumber informasi. Dengan menyediakan informasi dalam bentuk dokumen elektronik, maka karyawan dapat mencari dokumen dengan menggunakan kata kunci tertentu.24
D. Press Release Online Press Release Online adalah press release yang memiliki format standart seperti press release biasanya, namun press release online memiliki sifat interaktif dan memiliki link ke berbagai informasi yang menarik yang dapat dijadikan sebagai landasan untuk mendukung
23 24
Ibid, hal 15 Ibid, hal 277
25
suatu pesan. Berikut adalah beberapa link yang disertakan dalam press release online : a. Link ke alamat email b. Link ke alamat URL situs web perusahaan c. Link ke artikel yang selama ini telah ditulis sejauh hal itu menyangkut perusahaan dan hal-hal lain yang berkaitan, baik yang ada di web korporat maupun di situs web lain. d. Link ke gambar dan table e. Link ke beberapa orang penting yang ada diperusahaan disertai biografi, foto, uraian, serta deskripsi mereka.25
E. Mailing List (Milis) Mailing list adalah beberapa alamat e-mail yang tergabung membentuk satu kelompok diskusi. Saat seseorang mengirim pesan ke alamat mailing list tersebut, maka seluruh anggota mailing list akan menerima pesan tersebut. Analogi untuk menggambarkan teknologi ini adalah komunikasi dengan menggunakan Handy Talky (HT) tetapi ini dilakukan secara text digital.Dengan memiliki milis akan mempercepat pengiriman suatu informasi ke sekumpulan orang banyak. Namun, tidak semua milis publik bisa mempersonalisasi masing-masing resipien pemilik email. Di dunia maya, terdapat ribuan milis publik. Perusahaan 25
Bob Julius Onggo, The Smart side of Internet Public Relations, Examedia.Bandung. 2008, hal 64
26
dapat memanfaatkannya serta membuat milis publik menjadi milis perusahaan sehingga dapat memberitahukan informasi kepada media, mitra kerja, karyawan , prospek dan pelanggan. Milis pada hakikatnya terdiri atas milis publik dan milis privat atau korporat. Perbedaan antara milis dan komunitas online adalah bahwa anggota komunitas online harus masuk ke situs web yang menyediakan newsgroup, seperti yahoogroups.com (walaupun beberapa web penyedia milis sudah mengintegrasikannya antara milis dan newsgroup sehingga tidak perlu membaca lewat web, namun cukup lewat email) dan kemudian membaca salah satu atau semua pesan email yang dikirim oleh anggota yang lain.Tidak demikian halnya dengan milis. Semua pesan email yang dikirimkan oleh anggota yang lain langsung dikirimkan ke inbox sehingga tidak perlu lagi masuk ke situs web yang bertindak sebagai host
dalam
menyediakan
fasilitas
newsgroup
walaupun
yahoogroups.com adalah perpaduan dari newsgroup dan milis yang keduanya juga disebut sebagai discussion list. Namun, kedua jenis ini mengharuskan untuk menjadi anggota terlebih dahulu. Terdapat dua jenis milis publik, yaitu : 1. Milis yang moderated Jenis milis ini ada penjaganya yang bertindak untuk menyaring pesan-pesan yang masuk sebelum diteruskan kepada anggotanya.
27
2. Milis yang tidak moderated Jenis milis ini, walaupun ada penjaganya, semua email anggota yang masuk langsung secara otomatis diteruskan ke anggota-anggota yang lain. Biasanya, jenis milis ini adalah milis yang berbau iklan, promosi, seks, atau obrolan muda-mudi dan sarat akan email dengan isi yang sangat bervariasi.26
F. Elektronic Magazine (Ezine) Public Relations
dalam
menjalankan
aktivitasnya
juga
membutuhkan ezine atau elektronik magazine,adalah versi online dari suatu majalah. Hal tersebut berguna untuk menjadi sarana promosi dan lain sebagainya. Ezine sarat akan informasi artikel dan solusi. Beberapa jenis ezine menurut Bob Julius Onggo dalam The Smart side of Internet Public Relations : 1. Ezine berbasis web Inilah situs web
yang berfungsi seperti majalah, namun
memberikan akses informasi online kepada para pembacanya. Ezine berbasis web ini mengharuskan para pembaca untuk datang ke situs web tersebut sehingga bisa membaca berita dan info yang aktual dari halaman web ke halaman web yang lain.
26
Bob Julius Onggo. Ibid , hal 188-191
28
Biasanya, ezine memiliki format dan kesan seperti halnya majalah tradisional. Ezine berbasis web ini biasa berisi iklan, sponsor, dan berbagai macam gambar serta isi yang menarik. Namun, ezine berbasis web yang memiliki versi artikel yang lebih lengkap adalah yang berisi info atau artikel mengenai solusi di bidang tertentu, misalnya bisnis dan teknologi. 2. Ezine berbasis email Majalah elektronik berbasis email ini memudahkan para pembaca untuk langsung membacanya di inbox email tanpa harus pergi ke situs web pemilik majalah elektronik berbasis email. Dalam dunia ezine, tipe jenis ini lebih efektif karena tipenya yang push dan selalu langsung dikirim ke inbox para pelanggan. Ezine jenis ini memiliki dua jenis format, yaitu format .txt dan format .html. Jelas format .html lebih cantik karena bergambar dan berwarna sama seperti halnya format situs web. Namun, format .txt lebih kompatibel dibandingkan dengan format .html karena tidak semua program pembaca email support ke format .html. Apalagi jika terget publik bisnis adalah publik Amerika, Kanada, Jepang, dan Australia, mereka lebih suka format .txt dibandingkan format .html. Ezine berbasis email umumnya lebih content-oriented dan pembacanya lebih targeted. Halamannya juga tidak banyak, yaitu sekitar dua atau tiga halaman saja dan 80% berisi artikel atau ulasan
29
informasi yang bermutu dan 20% berisi sponsor atau iklan untuk membidik pembaca yang targeted. 3. Ezine adalah Sarana Publisitas di Dunia Maya Publikasi online adalah salah satu strategi PR yang dapat dimanfaatkan dengan berbagai cara sekaligus untuk meningkatkan traffic ke situs web korporat. Jadi, dengan menjalankan PR, dapat : a. langsung memasang iklan di ezine tertentu b. menjadi sponsor suatu ezine untuk membidik calon pasar c. menulis artikel advertorial d. mengirimkan press release, dan e. membangun dan mengembangkan ezine korporat.27
G. E-mail Elektronic Mail atau yang lebih dikenal dengan nama E-mail adalah cara penyampaian pesan/surat secara digital melalui internet. Dewasa ini e-mail sudah lazim digunakan untuk saling berkirim file digital dalam berbagai format. Fungsi dari e-mail yaitu untuk melakukan korespondensi antar personal dalam lingkup kota, negara, bahkan lingkup dunia.28 Kelebihan dari e-mail yaitu e-mail memiliki jangkauan
27 28
Bob Julius Onggo Ibid. Hal 196-202 Bob Julius Onggo Ibid. Hal 219
30
wilayah hampir tidak terbatas, saat dikirimkan saat itu juga diterima (kecepatan). Email tidak dapat lepas dari dunia bisnis ataupun gaya hidup, apalagi dalam konteks PR mengingat email juga adalah sarana yang efektif untuk membangun dan meruntuhkan reputasi, bisa dikatakan bahwa hampir semua perusahaan yang ingin menekan biaya komunikasi pasti akan menggunakan email sebagai alat komunikasi, membangun komunitas online, menjual produk, dan menyediakan customer service yang baik. Praktisi PR harus memiliki email, email PR sangat bermanfaat bagi perusahaan karena, email tersebut sebagai sarana yang sangat efektif bagi PR untuk membangun reputasi dari perusahaan tersebut. Maka PR harus dapat membuat pesan-pesan email yang efektif.
H. Autoresponder Reputasi akan semakin bagus jika semakin cepat menjawab email dari mereka yang bertanya kepada perusahaan. Namun, PR tidak harus selalu ada didepan komputer. Oleh karena itu email dalam perusahaan atau email PR harus menggunakan sekretaris pribadi dalam hal menjawab email yang mekanis dan rutin. Sekretaris yang dimaksud adalah program aplikasi yang bernama Autoresponder.
31
Sekretaris pribadi yang dimaksud adalah suatu program penjawab email secara otomatis dan cepat. Program ini terletak di mail server yang akan mengirimkan jawaban yang sudah diprogram untuk menjawab pertanyaan dari resipien yang mengirimkannya. Jawabannya berupa satu pesan tunggal atau serangkaian pesan follow-up.29 Autoresponder akan meringankan pekerjaan PR dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berulang-ulang tanpa ia sendiri harus berada didepan komputernya. Program ini akan bertindak seperti sekretaris pribadinya selama 24 jam sehari, 7 hari seminggu, dan 365 hari per tahun sehingga akan memberikan kesan bahwa perusahaan memiliki
customer
service
yang
baik.Menariknya,
program
autoresponder ini mampu mengirimkan serangkaian pesan follow-up yang dapat dikirimkan sesuai dengan jadwal yang diinginkan.30
2.5 Pengetahuan Karyawan Pengetahuan adalah dampak dari sebuah informasi. Dalam sebuah organisasi atau perusahaan informasi adalah suatu hal yang penting dan dibutuhkan oleh karyawan. Karena karyawan adalah anggota organisasi atau perusahaan yang berjumlah besar dan berjalannya kegiatan organisasi karena adanya karyawan yang bekerja secara aktif. Untuk melakukan
29 30
Ibid. Hal 235 Ibid, hal 235-237
32
pekerjaan yang baik dan aktif maka karyawan membutuhkan koordinasi maupun informasi mengenai perusahaan baik kegiatan yang telah dilakukan atau rencana kegiatan yang akan dilakukan. Informasi yang diberikan oleh perusahaan atau organisasi dapat dilakukan melalui media yaitu seperti melalui intranet, email dan lain sebagainya. Karena media tersebut dapat memberikan efek atau dampak yaitu meliputi aspek kognitif, afektif dan behavioral. Dan yang memberikan dampak pengetahuan adalah efek kognitif, terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, difahami, atau dipersepsi khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan atau informasi.31 efek kognitif komunikasi massa menurut Wilbur Schramm (1977:13) mendefinisikan informasi sebagai segala sesuatu ”yang mengurangi ketidakpastian atau mengurangi jumlah kemungkinan altarnatif dalam situasi”. Informasi yang diperoleh dapat terstruktur atau mengorganisasi realitas. Realitas tampak sebagai gambaran yang mempunyai makna. Gambaran tersebut lazim disebut citra (image), yang menurut Roberts (1977) ”representing the totality of all information about the world any individual has processed , organized, and stored” (menunjukkan keseluruhan informasi tentang dunia ini yang telah diolah, diorganisasikan, dan disimpan individu).
31
Jalaluddin Rachmat. Psikologi Komunikasi edisi revisi. PT Remaja Rosdakarya. Bandung. 2004. hal 219
33
a. pembentukkan dan perubahan citra citra adalah gambaran tentang realitas dan tidak harus selalu sesuai dengan realitas.32 Realitas yang ditampilkan media adalah realitas yang sudah diseleksi – realitas tangan kedua (second hand reality). Maka akhirnya manusia membentuk citra tentang lingkungan sosial berdasarkan realitas kedua yang ditampilkan media massa. Karena media massa melaporkan dunia nyata secara selektif, sudah tentu media massa mempengaruhi pembentukkan citra tentang lingkungan sosial yang timpang, bias, dan tidak cermat. b. agenda setting teori agenda setting dimulai dengan suatu asumsi bahwa media massa menyaring berita, artikel atau tulisan yang akan disiarkannya.33 Karena pembaca, pemirsa, dan pendengar memperoleh kebanyakan informasi melalui media massa, maka agenda media tentu berkaitan dengan agenda masyarakat (public agenda). Agenda masyarakat diketahui dengan menanyakan kepada anggota-anggota masyarakat apa yang mereka pikirkan, apa yang mereka bicarakan dengan orang lain, atau apa yang
32 33
Ibid, hal 223 Ibid, hal 229
34
mereka anggap sebagai masalah yang tengah menarik perhatian masyarakat (community salience) c. efek prososial kognitif efek prososial kognitif adalah bagaimana media massa memberikan manfaat yang dikehendaki oleh masyarakat.34
2.6 Hipotesis Hipotesis Statistik yang dipakai untuk menguji Hipotesa pada penelitian ini adalah : Ho = 0 tidak ada pengaruh antara Media Online (intranet) (variabelX) dengan Pengetahuan Karyawan dibagian Marketing Public Relations (variabel Y) H1 = 0 terdapat pengaruh antara Media Online (intranet) (variabelX) dengan Pengetahuan Karyawan dibagian Marketing Public Relations (variabel Y)
34
Ibid, hal 230
35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tipe / sifat Penelitian Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Tipe Eksplanatif, dikarenakan penelitian ini mencoba untuk meneliti pengaruh diantara dua variable. Tipe penelitian eksplanatif masuk ke dalam kuantitatif, kuantitatif adalah riset yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang dihasilkan dapat di generalisasikan. Dengan demikian tidak terlalu mementingkan kedalaman data atau analisis. Peneliti lebih mementingkan aspek keluasan data sehingga data atau hasil riset dianggap merupakan representasi dari populasi.35 Tipe eksplanatif yaitu menjelaskan hubungan diantara variable, dan menguji hipotesis.36 Tipe eksplanatif bertujuan meneliti sejauhmana variasi pada satu faktor berkaitan dengan variasi pada faktor lain. Tipe penelitian eksplanatif digunakan dalam penelitian ini untuk meneliti Pengaruh Penggunaan Media Online (Intranet) terhadap Pengetahuan Karyawan (Marketing Public Relations) PT Coca-Cola Distribution Indonesia Modern Channel Horeca Jakarta Barat.
35
Rachmat kriyantono.teknik praktis riset komunikasi. Kencana prenada media group. Jakarta. 2006. hal 57 36 Jalaludin Rakhmad. Metode penelitian komunikasi. Rosdakarya, Bandung. Hal 22
35
36
3.2 Metode Penelitian Metode pada penelitian ini menggunakan metode survey. Metode survey adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data pokok.37 Format eksplanasi survey terdiri dari dua, yang pertama untuk mengetahui ada tidaknya hubungan atau korelasional dan yang kedua untuk menguji pengaruh antara antar dua atau lebih variable. Menurut Isaac dan Michael : metode survey ini bertujuan melukiskan secara sistematis, fakta atau karakteristik populasi tertentu secara factual dan cermat. 38 Pada umumnya merupakan unit analisa dalam penelitian survey adalah individu.
3.3 Populasi dan Teknik Penarikan Sampel. 3.3.1 Populasi Populasi adalah jumlah total manusia yang dijadikan responden atau yang cukup relevan dengan suatu penelitian.39 Populasi yang akan diteliti yaitu seluruh karyawan di PT Coca-Cola Distribution Indonesia yaitu sebanyak 56 orang karyawan.40 dan mereka adalah karyawan dari divisi marketing public relations modern channel Horeca jakarta barat saja.
37
Masri Singarimbun, Sofian Effendi. Metode Penelitian Survey, LP3ES. Jakarta. 1995. hal 3 ibid, hal 22 39 ibid, hal 3 40 Data HRD PT Coca-Cola Distribution Indonesia Jakarta Barat 38
37
3.3.2 Teknik Penarikan Sampel Sampel didefinisikan sebagai sebagian / wakil populasi yang diteliti.41 Penarikan sampel dilakukan jika populasi berjumlah besar dan tidak mungkin untuk diteliti seluruhnya. Sedangkan pada penelitian ini, peneliti tidak melakukan penarikan sampel melainkan menggunakan total sampling dikarenakan jumlah populasi yang akan diteliti tidak besar yaitu berjumlah 56 orang karyawan. Total sampling yaitu meneliti seluruh elemen-elemen populasi. Alasan menggunakan total sampling dikarenakan jumlah populasi yang akan diteliti tidak besar. Hal ini tidak memungkinkan bagi peneliti untuk melakukan penarikan sampel. Maka dengan demikian seluruh karyawan yang berada didalam PT Coca-Cola Distribution Indonesia Modern Channel Horeca jakarta barat dibagian marketing public relations sebanyak 56 orang, maka itulah yang akan diteliti seluruhnya oleh peneliti pada penelitian ini. Terdiri dari : - Area Sales Manager (ASM)
: 2 orang
- Key Account Manager(KAM)
: 8 orang
- Bussiness Development Representatif : 32 orang
41
- Adm Collector
: 6 orang
- Staf Administrasi
: 5 orang
- Delivery Supervisor
: 3 orang42
Suharsimi Arikunto, prosedur penelitian suatu pendekatan praktek, Ringka Cipta, Jakarta, 1996, hal 117 42 Data HRD PT Coca-Cola Distribution Indonesia Jakarta Barat
38
3.4 Operasionalisasi Konsep dan Variabel 3.4.1 Definisi Konsep 1 Media Online adalah perangkat dan sistem hasil rekayasa manusia yang digunakan sebagai media transmisi untuk menyampaikan ide, pesan, atau gagasan kepada orang lain. Dimana intranet tersebut digunakan sebagai alat bantu untuk menunjang aktivitas marketing public relations,Hal ini dapat mempermudah dan membantu karyawan untuk memenuhi kebutuhan akan informasi mengenai perusahaan. Media online yang digunakan oleh Marketing Public Relations PT. CocaCola Distributions Indonesia adalah intranet yang meliputi email, surat internal, dan bulletin board electronic. Maka peneliti mengambil bulletin board electronic, email dan surat internal sebagai dimensi dalam operasionalisasi konsep.
2. Pengetahuan Karyawan (Marketing Public Relations) Marketing Public Relations merupakan suatu proses perencanaan, pelaksanaan dan pengevaluasian program-program yang dapat merangsang pembelian dan kepuasan konsumen melalui pengkomunikasian informasi yang dapat dipercaya dan melalui kesan-kesan positif yang ditimbulkan dan berkaitan dengan identitas perusahaan atau produknya sesuai dengan kebutuhan, keinginan, perhatian dan kepentingan bagi para konsumennya.
39
Pengetahuan karyawan dibagian Marketing PR merupakan bagian dari efek media yang digunakan dalam hal ini menggunakan media online yaitu aspek kognitif. Efek kognitif terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, difahami, atau dipersepsi khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan atau informasi.
3. Operasionalisasi Variabel Tabel 1 Variable Media Online Intranet (X)
Dimensi
Indicator
X1.Bulletin
- Lowongan
board
jabatan
electronic
Skala kenaikan
a. Sangat perlu b. perlu
- Program penjualan
c. Biasa saja
- Struktur organisasi
d. Tidak perlu e. Sangat
tidak
perlu
X2. Email
- Laporan kerja harian
a. Sangat efektif
- Hasil
b. Efektif
penjualan
produk
c. Biasa saja
- Perencanaan program penjualan
d. Tidak efektif e. Sangat
tidak
efektif
X3.Surat internal
- Informasi harga produk
kenaikan
a. sangat perlu b. perlu
40
- Promosi produk baru
c. biasa saja
- Penyelenggaraan event
d. tidak perlu e. sangat
tidak
perlu
Pengetahuan
Y1.
Informasi
Karyawan(y)
produk
-
Launching produk baru
a.sangat perlu b. perlu c. biasa saja
-
Promosi produk baru
-
Harga produk
d. tidak perlu e.sangat
tidak
perlu
Y2.
Kebijakan
-
Pengajuan program
a. sangat perlu b. perlu
karyawan penjualan -
Peningkatan Jabatan dalam perusahaan
c. biasa saja d. tidak perlu e. sangat
tidak
perlu -
Pencapaian target penjualan
Y3.
Kebijakan
pemasaran
-
Program penjualan
-
Media promosi
-
Segmentasi
a. sangat perlu b. perlu c. biasa saja
konsumen
d. tidak perlu e. sangat tidak perlu
41
3.5 Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas Setiap alat ukur (kuesioner) senantiasa berhadapan dengan sejauhmana alat ukur tersebut mengukur apa yang diukur (validitas) dan konsistensi alat ukur (reliabilitas) tersebut bila digunakan dapat dipercaya. Validitas berasal dari validity, yang mempunyai arti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsinya.43 Selanjutnya, dikemukakan walaupun reliabilitas mempunyai berbagai nama lain seperti : keterpercayaan, keterandalan keajekan, konsistensi, dsb, ide pokok yang terkandung dalam konsep reliabilitas adalah sejauhmana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Mengemukakan instrumen-instrumen dalam bidang sosial walaupun telah teruji validitas analisis reliabilitasnya, tetapi bila digunakan untuk tempat tertentu belum tentu tepat dan mungkin valid dan reliabel. Hal ini perlu dimaklumi karena gejala/fenomena sosial itu cepat berubah dan sulit dicari kesamaannya.44 Uji validitas dilakukan dengan menghitung korelasi antara masingmasing pernyataan dengan skor total dengan menggunakan rumus teknik korelasi ” product moment” yang rumusnya sebagai berikut : r=
43 44
N ( XY) – ( X Y) . . √ (N X2 – ( X)2 ) (N Y2 – (Y)2 )
Saifudin Azwar, Reliabilitas dan Validitas, Pustaka Pelajar, Yogyakarta. 1997. hal 4-5 Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, Cv Akfabeta, Bandung 2003, hal 115
42
Keterangan : r = korelasi X = skor setiap item Y = skor total item X N = jumlah responden .df= n - 245 Maka hasil dari
perhitungan Validitas dengan korelasi ”Product
Moment” adalah sebagai berikut : r=
=
N ( XY) – ( X Y) . . √ (N X2 – ( X)2 ) (N Y2 – (Y)2 )
56 (85978) – (2184 x 2183) . . √ (56 x (86716) – (2184)2 ) (56 x 86213) – (2183)2 )
= 4814768 – 4767672 = 47096 . = 0,642 √86244 x 62439 73382,485
2.
Reliabilitas Reliabilitas instrumen penelitian dapat menggunakan teknik ”belah dua/split” dengan langkah sebagai berikut : a. Membagi item yang valid ke dalam dua belahan yaitu item ganjil dalam belahan pertama dan item genap dalam belahan kedua
45
Singarimbun, Masri, , Metode Penelitian Survai, LP3ES, Jakarta, 1989 hal 138
43
b. Menjumlahkan
masing-masing
skor
dalam
belahan,
sehingga
diperoleh skor total masing-masing belahan c. Skor total ganjil dan genap di korelasikan dengan korelasi product moment. Mencari reliabilitas semua item yang valid dengan cara menguji angka reliabilitas metode Belah Dua – Spearman Brown (Ancok, dalam Singaribun dan Effendi, 1989 : 144) yang diperoleh dengan rumus : r. tot = 2 ( r.tt ) 1 + r.tt Keterangan : r. tot = angka reliabilitas item r.tt = angka korelasi belahan pertama dengan belahan kedua.46 Hasil dari perhitungan Reliabilitas dengan korelasi ”Product Moment” adalah dengan membagi dua item yaitu item genap dan ganjil (variabel genap dan ganjil) dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
a. Variabel Genap r= N ( XY) – ( X Y) . . √ (N X2 – ( X)2 ) (N Y2 – (Y)2 )
= 56 (23098) – (1118 x 1146) . . √ (56 x (22768) – (1118)2 ) (56 x 23744) – (1146)2 )
46
Singarimbun, Masri, ibid hal 144
44
= 1293488 – 1281228 = √25084 x 16348
12260 . = 0,605 20250,265
b. Variabel Ganjil r= N ( XY) – ( X Y) . . 2 2 2 2 √ (N X – ( X) ) (N Y – (Y) ) = 56 (19967) – (1066 x 1037) . . √ (56 x (20732) – (1066)2 ) (56 x 19563) – (1037)2 )
= 1118152 – 1105442 = √24636 x 20159
12710 . = 0,570 22285,357
Maka reliabilitas dari kedua korelasi belahan (genap dan ganjil) adalah sbb : r. tot = 2 ( r.tt ) = 2 ( 1,175 ) = 2,35 = 1,080 1 + r.tt 1 + 1,175 2,175
3.6 Teknik Pengumpulan Data. Teknik pengumpulan data dan informasi dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dua cara, yaitu : 3.6.1
Teknik Pengumpulan Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian perorangan, kelompok dan organisasi. Data primer pada penelitian ini diperoleh dari Kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan data dengan mengajukan daftar pertanyaan kepada pihak-pihak yang berhubungan langsung dengan masalah yang akan diteliti dan diisi oleh responden sendiri
45
serta bertujuan untuk memperoleh data jawaban – jawaban dari karyawan dimana pertanyaan – pertanyaan yang diberikan adalah mengenai Pengaruh Penggunaan Media Online (Intranet) terhadap Pengetahuan
Karyawan
dibagian Marketing Public Relations
3.6.2
Teknik Pengumpulan Data Sekunder
Merupakan data yang diperoleh dari dalam bentuk yang sudah jadi (tersedia) melalui publikasi dan informasi yang terdapat di lapangan. Pengumpulan data sekunder dilakukan melalui Dokumentasi. Dokumentasi adalah Penelitian yang dilakukan dengan cara mencari data atau informasi riset melalui mengumpulkan data atau informasi yang berhubungan dengan masalah yang sedang diteliti baik secara langsung maupun tidak langsung.
3.7 Teknik Analisa Data Secara operasional teknologi komunikasi diukur dengan memakai skala ordinal, dimana dari konsep Media Online tersebut dibuat beberapa pertanyaan.
Kemudian
pengukuran
Pengetahuan
karyawan
dibagian
marketing public relations, dimana dari konsep Pengetahuan karyawan dibagian marketing public relations dibuat beberapa pertanyaan. Dan kemudian untuk mengetahui pengaruh Media Online (intranet) terhadap Pengetahuan karyawan dibagian marketing public relations
maka
46
dilakukanlah pengujian terhadap hipotesa yang ada. Pengujian hipotesa ini dilakukan dengan menggunakan Korelasi Spearman Brown dan Uji t-hitung Sebagai berikut :
a. Korelasi Spearman Brown Korelasi ini digunakan untuk mencari hubungan antara variabel dengan skala ordinal dengan ordinal.47 Karena korelasi Spearman Brown bekerja dengan data ordinal, maka data tersebut terlebih dahulu diubah menjadi data ordinal dalam bentuk ranking. Ordinal digunakan untuk mengurutkan objek dari yang paling rendah sampai yang paling tinggi atau sebaliknya. Ukuran ini tidak memberikan nilai absolut terhadap objek, tetapi hanya memberikan peringkat saja. Sedangkan interval adalah pemberian angka kepada set lain dari objek yang mempunyai sifat-sifat ukuran ordinal dan ditambah satu sifat lain, yakni jarak yang sama pada pengukuran.48 Rumus Korelasi Spearman Brown sebagai berikut : p (rho) = 1 – (6 d2 ) dalam Dajan (1995:350-351) n3–n
47
Iqbal Hasan, Analisis data penelitian dengan statistik, PT Bumi aksara, Jakarta, 2004, hal 87 Suharto. (2008, 24 Desember) Variabel nominal, ordinal, interval dan ratio. Geeogle 2008-24 [online]. Diakses pada tanggal 05 Mei 2009 dari http://www.geeogle.com
48
47
b. Uji t-hitung Uji t-hitung digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas signifikan atau tidak terhadap variabel terikat secara individual untuk setiap variabel49. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah jawaban responden sesuai dengan pertanyaan sebelumnya. Rumus yang digunakan untuk mengetahui nilai Uji t-hitung (> 30 responden) dalam Dajan (1995:353) adalah sebagai berikut :
t-hitung = p√ n – 2 √1 – p2
Dimana :
p = Nilai korelasi Rank Spearman n = Banyaknya responden
49
Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, Cv Akfabeta, Bandung 2003, hal 215
48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1 Sejarah dan Perkembangan The Coca-Cola Company.
Rasa menyegarkan Coca-Cola pertama kali diperkenalkan pada tanggal 8 Mei 1886 oleh John Styth Pemberton, seorang ahli farmasi dari Atlanta, Georgia, Amerika Serikat. Dialah yang pertama kali mencampur sirup karamel yang kemudian dikenal sebagai Coca-Cola. Frank M. Robinson, sahabat sekaligus akuntan John, menyarankan nama Coca-Cola karena berpendapat bahwa dua huruf C akan tampak menonjol untuk periklanan. Kemudian, ia menciptakan nama dengan huruf-huruf miring mengalir, Spencer, dan lahirlah logo paling terkenal di dunia.
Dr. Pemberton menjual ciptaannya dengan harga 5 sen per gelas di apotiknya dan mempromosikan produknya dengan membagi ribuan kupon yang dapat ditukarkan untuk mencicipi satu minuman cuma-cuma. Pada tahun tersebut ia menghabiskan US$46 untuk biaya periklanan. Pada tahun 1892, Pemberton menjual hak cipta Coca-Cola ke Asa G. Chandler yang kemudian mendirikan perusahaan Coca-Cola pada 1892.
48
49
Chandler piawai dalam menciptakan perhatian konsumen dengan cara membuat berbagai macam benda-benda cinderamata berlogo Coca-Cola. Benda-benda tersebut kemudian dibagi-bagi di lokasi-lokasi penjualan penting yang berkesinambungan. Gaya periklanan yang inovatif, seperti desain warnawarni untuk bus, lampu gantung hias dari kaca, serta serangkaian cinderamata seperti kipas, tanggalan dan jam dipakai untuk memasyarakatan nama CocaCola dan mendorong penjualan.
Upaya mengiklankan merek Coca-Cola ini pada mulanya tidak mendorong penggunaan kata Coke, bahkan konsumen dianjurkan untuk membeli Coca-Cola dengan kata-kata berikut: "Mintalah Coca-Cola sesuai namanya secara lengkap; nama sebutan hanya akan mendorong penggantian produk dengan kata lain". Tetapi konsumen tetap saja menghendaki Coke, dan akhirnya pada tahun 1941, perusahaan mengikuti selera popular pasar. Tahun itu juga, nama dagang Coke memperoleh pengakuan periklanan yang sama dengan Coca-Cola, dan pada tahun 1945, Coke resmi menjadi merek dagang terdaftar.
Coca-Cola telah beroperasi di Indonesia sejak tahun 1935. Sebagai salah satu produsen dan distributor terdepan minuman non-alkohol siap konsumsi yang bekerjasama dengan The Coca-Cola Company, The Coca-Cola Company
50
telah berperan sebagai katalisator dalam pengembangan dan penerapan sistem bisnis, teknologi, dan praktek-praktek terbaik dalam industri minuman. The Coca-Cola Company membagi perusahaannya menjadi dua di dua Negara yakni sbb : 1. Coca-Cola Indonesia (CCI) sebagai Brand Holder. Dan memiliki aktifitas seperti Membuat Iklan, Image Brand (terdapat ketentuanketentuan dalam membuat periklanan seperti tidak bergabung dengan perusahaan rokok,dll) dan PR (media,TVC,Ormas) 2. Coca-Cola Amatil (CCA) merupakan group managemen dari Negara Australia. Coca-Cola Amatil (CCA) dibagi menjadi dua perusahaan yaitu : a) Coca-Cola Bottling Indonesia (CCBI), perusahaan ini memiliki tugas untuk memproduksi dan pengadaan tools seperti krat, crown (tutup botol), bottle (liter,medium,small) bahkan produk Can (250 x 330), Pet (1liter, 1,5liter, 500ml) b) Coca-Cola Distribution Indonesia (CCDI) sebagai perusahaan yang menjalankan distribusi dari Coca-Cola Bottling Indonesia (CCBI), dan CCDI memiliki tugas seperti menjalankan Marketing, Sales Distribution, Finance, HRD dan Business Service.
51
-Modern Channel Horeca-
Horeca bekerjasama dengan berbagai Hotel, Restaurant, dan Café ternama. Market Horeca Meliputi :
1) Accomodation : Hotel bintang 1 s/d 6, Penginapan, Apartment Service, Motel. 2) Lisenced : Tempat-tempat yang membutuhkan perizinan seperti Club, Night Pup, Lounge, Karaoke. 3) Modern Food Service : Food Court, Café Resto, Cathering, Fast Food. 4) Recreation : Ancol, TMII, Water Boom, Taman Safari. 5) Game & Net : Warnet, Time Zone, Fun City 6) Cinema : 21, XXI, Blitz Mega Plex. 7) Transportation : Bandara, Stasiun. 8) Health & Well Being : Klinik, Apotek Besar, Spa, Sport & Health Facility (spt Fitnes, Futsal, GOR,dll).
4.1.2 Visi dan Misi The Coca-Cola Company
Visi dari The Coca-Cola Company : Menjadi perusahaan produsen minuman terbaik di Asia Tenggara. Misi dari The Coca-Cola Company : Memberikan kesegaran kepada pelanggan dan konsumen dengan rasa bangga dan semangat sepanjang hari setiap hari.
52
4.1.3 Inovasi The Coca-Cola Company
Inovasi adalah salah satu kunci keberhasilan yang menjadikan CocaCola Indonesia semakin besar, dikenal luas, serta memberikan kontribusi bagi masyarakat dan bangsa Indonesia. Melalui riset dan pengembangan (Research & Development), Coca-Cola terus berinovasi untuk menciptakan produk, kemasan, strategi pemasaran, serta perlengkapan penjualan baru yang lebih berkualitas, kreatif, serta mempunyai ciri khas tersendiri.
Dengan memahami kebutuhan dan perilaku konsumen, serta potensi kekayaan alam Indonesia, Coca-Cola berinovasi dengan menciptakan produkproduk baru yang menjadikan produk minuman cepat saji, Coca-Cola mempunyai rasa dan pilihan yang beragam. Untuk memenuhi kebutuhan konsumen secara lebih spesifik, pada tahun 2002 Coca-Cola meluncurkan AQUARIUS, minuman isotonik yang diperuntukkan bagi mereka yang aktif dan gemar berolahraga. Pada tahun yang sama, Coca-Cola Indonesia meluncurkan Frestea, teh dalam kemasan botol dengan aroma bunga melati yang khas. Pada tahun 2003, Fanta menghadirkan campuran dua rasa buah, orange dan mango, yang disebut "Fanta Oranggo", setelah pada tahun sebelumnya sukses meluncurkan Fanta Nanas. Pada tahun ini pula, Coca-Cola Indonesia meluncurkan Sunfill - produk minuman Sirup dan Serbuk instan rasa buah. Dengan inovasi, Coca-Cola yakin bahwa
53
produk-produk yang ditawarkan akan mampu memenuhi kebutuhan pasar di Indonesia.
Selain berinovasi pada produk-produk baru, Coca-Cola juga mencoba mengembangkan desain kemasan minuman, serta meningkatkan kualitasnya. Setelah meluncurkan Frestea dalam kemasan botol, pada akhir tahun 2002, CocaCola Indonesia meluncurkan Frestea dalam kemasan Tetra Wedge yang lebih mudah dan praktis untuk dibawa. Pada akhir 2003, Coca-Cola, Sprite, dan Fanta hadir dalam kemasan kaleng ramping baru yang unik. Pada tahun 2004 ini, CocaCola hadir dengan inovasi terbaru yaitu botol gelas berbobot lebih ringan 30 % dengan desain mungil, imut, tapi kuat. Inovasi kemasan produk akan terus dikembangkan sesuai dengan perkembangan teknologi terbaru.
Strategi pemasaran Coca-Cola mempunyai ciri khas tersendiri, yang unik dan kreatif. Berbagai program promosi diadakan sesuai dengan event yang sedang berlangsung, baik melalui konser musik, pameran, promo penukaran tutup botol, hadiah kejutan, maupun iklan TV. Pada tahun 2004 ini, iklan Coca-Cola versi Kabayan dinobatkan sebagai iklan paling efektif dalam bulan Pebruari dan Maret versi survey TV Ad Monitor MRI. Promo Coca-Cola juga memanfaatkan momentum tertentu, misalnya: Demam Piala EURO 2004. Dengan memanfaatkan event berskala nasional maupun internasional, Coca-Cola mencoba tampil dengan strategi pemasaran baru yang menarik masyarakat.
54
Selain berinovasi dalam produk, kemasan, dan strategi pemasaran; perlengkapan penjualan baru juga dikembangkan ke arah yang lebih baik. Berkaitan dengan inovasi ini, Coca-Cola Indonesia menciptakan jenis krat baru yang lebih ringan, dibuat dari bahan yang ramah lingkungan.
Kunci sukses inovasi tersebut adalah kolaborasi yang baik antara Coca-Cola Bottling Indonesia dan Coca-Cola Company, pengembangan varian minuman cepat saji dengan rasa baru, serta keinginan untuk menjadikan CocaCola Indonesia sebagai perusahaan minuman cepat saji yang lengkap.
4.1.4 Jangkauan The Coca-Cola Company Jakarta:Kantor Pusat: Jl. Teuku Umar Km 46, Cibitung Bekasi 17520 Phone : (021) 8832 2222 Fax
: (021) 8833 0171
Plant :Jl. Teuku Umar Km 46, Cibitung Bekasi 17520 1.Sales Centre Jakarta Pusat Kawasan Industri Pulo Gadung Jl. Rawa Bulak I Blok 3T/11, Jakarta Timur 13920 Phone : (021) 4603124 Fax
: (021) 4605560
55
2.Sales Centre Jakarta Utara Jl. Indokarya II No.3-4 Blok G, Kawasan Pergudangan Sunter Jakarta Utara 14340 Phone : (021) 6504467, 6502634 Fax
: (021) 680633
3.Sales Centre Jakarta Timur Jl. Tanah Merdeka 16/4 ,Susukan, Ciracas, Jakarta Timur - 13750 Phone : (021) 8400172 Fax
: (021) 8412656
4.Sales Centre Pondok Ungu Jl. Raya Bekasi Km 25 RTt 004/05, Kel. Ujung Menteng, Kec. Cakung, JakTim Phone : (021) 4601821 Fax
: (021) 4601820
5.Sales Centre Jakarta Barat Jl. Daan Mogot Km 3, Kedoya Utara, Kebon Jeruk, Jakarta Barat 11520 Phone : (021) 5672357, 5673625 Fax
: (021) 5642474
6.Sales Centre Jakarta Selatan Jl. Warung Buncit Raya 21 - D3, RT/RW 02/07, Pejaten Barat Jak - Sel 12510 Phone : (021) 7989992, 7944382 Fax
: (021) 7987588
7.Sales Centre Bogor Jl. Raya Tajur No.153R Tajur - Ciawi Bogor 16720 Phone : (0251) 324267 Fax
: (0251) 384661
56
8.Sales Centre Cikarang Jl. Gardu Sawah Km. 39, Rt 03/01, Ds. Kalijaya, Cikarang 17520 Phone : (021) 89106386, 8900589 Fax
: (021) 8900589
9.Sales Centre Cibinong Jl. Raya Bogor Km. 39 No. 25, Cibinong, Bogor 16916 Phone : (021) 8762660 Fax : (021) 8762958 10. Sales Centre Serang Jl. Jend. Sudirman 49, Serang 42118 Phone : (0254) 200859 Fax : (0254) 200859 11. Sales Centre Tangerang Jl. Imam Bonjol No. 1, Karawaci - Tangerang 15115 Phone : (021) 5520437, 5513303 Fax
: (021) 5520437
12. Sales Centre Ciputat Jl. R.E Martadinata km5 No.48RT/RW:01/05 Cipayung – Ciputat Tangerang 15411 Phone : (021) 7442303 Fax
: (021) 7402587
13. Sales Centre Cikampek Jl. Achmad Yani No. 85, DawuanCikampek - Jawa Barat Phone : (0264) 313580 Fax
: (0264) 313580
14. Sales Centre Cikupa Jl. Raya Serang Km. 30, Balaraja, Tangerang Phone : (021) 5963350, 5963352 Fax
:-
57
15. Sales Centre Darmaga Jl. Raya Cinangneng KM 15 No. 100 Phone : (0251) 620817, 620818 Fax
:-
16. Sales Centre Rangkasbitung Jl. Raya Cipanas KM.31, Lebak Rangkasbitung, Banten 42315 Phone : (0252) 5501115 Fax
:-
4.1.5 Tugas dan fungsi Marketing Public Relations PT Coca-Cola Distribution Indonesia Modern Channel Horeca Jakarta Barat.
Marketing public relations merupakan suatu proses perencanaan, pelaksanaan dan pengevaluasian program-program yang dapat merangsang pembelian dan kepuasan konsumen melalui pengkomunikasian informasi yang dapat dipercaya dan melalui kesan-kesan positif yang ditimbulkan dan berkaitan dengan identitas perusahaan atau produknya sesuai dengan kebutuhan, keinginan, perhatian dan kepentingan bagi para konsumennya.
Seorang marketing public relations tidak hanya mempromosikan produknya saja tetapi juga harus melakukan riset secara berkesimbungan, apa saja yang sudah dilakukan selama promosi dan sampai sejauhmana keberhasilan yang didapat dari promosi tersebut. Mengevaluasi kekurangan dan kelebihan dari
58
program promosi tersebut dan mengetahui sejauhmana respon dari konsumen setelah melihat atau mendengar program promosi produk tersebut.
Maka tugas dan fungsi marketing public relations di PT Coca-Cola Distribution Indonesia adalah membuat suatu keseimbangan antara perusahaan, khalayak internal seperti karyawan dan khalayak eksternal seperti konsumen. Halhal yang dilakukan seperti membuat program-program penjualan yang bertujuan untuk meningkatkan penjualan karena profit (keuntungan) tersebut adalah salah satu tujuan dari PT Coca-Cola.
Marketing public relations juga menciptakan citra perusahaan menjadi lebih baik dengan program CSR, membuat promosi produk dengan iklan diberbagai media agar PT Coca-Cola semakin dikenal dengan masyarakat dari generasi ke generasi dan memberi program pelatihan bagi karyawan untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dan lain sebagainya. dalam melakukan tugas dan fungsinya marketing public relations juga membutuhkan media pendukung yaitu media elektronik seperti intranet dan handphone. Hal tersebut karena marketing public relations memiliki aktivitas yang mobile. Mereka membutuhkan email sebagai media untuk mengirimkan laporan kerja, mengirim gambar atau foto dari produk, dan marketing public relations adalah tim yang
sangat
berperan
didalam
mengembangkan perusahaan.
perusahaan
untuk
meningkatkan
atau
59
Program-program penjualan yang telah dibuat dan dilakukan oleh marketing public relations adalah seperti program poin ceria, paket ramadhan dengan melakukan kerjasama dengan berbagai outlet dan memberikan hadiah kepada konsumen, paket produk, program undian hadiah,
memberikan
perlengkapan pendukung kepada outlet seperti pendingin, seragam karyawan outlet yang terdapat logo Coca-Cola dan lain sebagainya hal tersebut dilakukan untuk memelihara hubungan yang baik dengan konsumen, sebagai ajang iklan kepada masyarakat dsb.
Tugas dan fungsi dari marketing public relations salah satunya adalah mempertahankan dan meningkatkan perusahaan ditengah persaingan bisnis yang sangat kuat. Terlebih Horeca adalah bagian dari Coca-Cola Company dan berada di lingkup Coca-Cola Distribution Indonesia yang sangat berpengaruh akan keberadaan PT Coca-Cola sendiri karena Horeca melakukan kerjasama dengan hotel, restaurant dan cafe yang sangat luas lingkupnya.
4.1.6 Kegiatan Marketing Public Relations The Coca-Cola Company
Marketing public relations merupakan salah satu bagian terpenting bagi PT Coca-Cola Company karena, PT Coca-Cola adalah salah satu perusahaan perindustrian terbesar dibidang minuman dan oleh sebab itu keberadaan marketing public relations sangat dibutuhkan. Hal ini guna menciptakan hubungan yang seimbang antara perusahaan, khalayak internal dan khalayak
60
eksternal. Maka kegiatan marketing public relations adalah kegiatan yang telah ditentukan oleh The Coca-Cola Company. Kegiatan marketing public relations The Coca-Cola Company adalah sebagai berikut :
a)
Hubungan Masyarakat PT Coca-Cola Company
Adalah filosofi dan komitmen kami untuk menjadi bagian integral di setiap kelompok masyarakat di mana kami melaksanakan kegiatan usaha. Kami aktif memberikan kontribusi kepada masyarakat baik melalui aktifitas bisnis kami sehari-hari, maupun melalui berbagai kegiatan hubungan masyarakat yang bermanfaat dan memberikan dampak langsung bagi kehidupan masyarakat. Kegiatan perusahaan kami di seluruh Indonesia berdampak langsung pada kehidupan dan kesejahteraan ribuan pemasok lokal, pelanggan dan karyawan yang berasal dari masyarakat sekitar. Setiap tahun kami melaksanakan program bantuan kemasyarakatan untuk masyarakat setempat dalam bidang pendidikan, kesehatan, pembangunan prasarana, serta menyalurkan bantuan dalam berbagai bentuk
kepada
kemampuan kami.
kelompok-kelompok
masyarakat
membutuhkan
sesuai
61
b) Coca-Cola Foundation Indonesia (CCFI)
Bantuan tersebut antara lain berbentuk pembagian produk-produk kami kepada berbagai organisasi, pemberian beasiswa bagi anak-anak kurang mampu dan akses kepada masyarakat sekitar untuk menggunakan poliklinik kami.
Pada bulan Agustus 2000, Coca-Cola Bottling Indonesia dan CocaCola Indonesia memprakarsai berdirinya yayasan sosial bernama Coca-Cola Foundation Indonesia (CCFI). Misi utama yayasan ini adalah membantu penyediaan kesempatan belajar bagi anak-anak dan remaja Indonesia agar dapat menjadi warga negara yang produktif serta berwawasan luas.
Demi membantu dunia pendidikan, CCFI melaksanakan serangkaian kegiatan untuk memfasilitasi sarana belajar alternatif guna mengakomodasi kebutuhan pendidikan bagi para siswa maupun anak putus sekolah. Tiga program besar yang telah dicetuskan adalah: Program Community Learning Center, Program Lokakarya Penelitian Cerita Anak dan Program Pelatihan yang berkelanjutan.
Program Community Learning Center (Rumah Belajar Masyarakat) merupakan salah satu wujud nyata upaya CCFI dalam mengembangkan perpustakaan umum agar dapat menjadi sarana alternatif tempat belajar bagi masyarakat. Hal tersebut dicapai melalui beberapa cara yaitu: mendidik para staf
62
perpustakaan agar mereka lebih berorientasi pada pembaca, peremajaan sarana perpustakaan agar lebih menarik dan menyelenggarakan program-program edukatif di perpustakaan untuk menarik minat pengunjung.
Selain itu, tiga program besar lain telah dicanangkan untuk memberdayakan Learning Center binaan CCFI.
Pertama, Program Digital Divide. Melalui program ini, CCFI melengkapi fasilitas Learning Centernya dengan perangkat komputer modern. Selain itu, para pengelola Learning Center dibina menjadi tenaga handal yang dapat mengajarkan manfaat belajar komputer dengan cara yang menyenangkan bagi anak dan remaja yang datang ke Learning Center.
Kedua, Program Lingkungan Hidup. Bekerja sama dengan organisasi
lingkungan,
CCFI
mengembangkan
seri
buku
pendidikan
Keanekaragaman Hayati Indonesia, yang disebarluaskan di setiap Learning Center dan perpustakaan sekolah.
Ketiga, Program HIV/AIDS. CCFI memasukkan program pendidikan tentang HIV/AIDS di Learning Center binaannya di empat kota, yaitu: Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Surabaya. Kegiatan diawali dengan pelatihan para mentor yang terdiri dari pengelola Learning Center dan beberapa aktifis
63
HIV/AIDS, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan komunikasi bagi remaja di sekitar Learning Center.
c) Pengembangan usaha kecil
Adanya keterbatasan kemampuan pengusaha di sektor informal (pengusaha mikro) dalam mengelola usahanya mendorong Coca-Cola Bottling Indonesia mewujudkan kepedulian sosialnya dengan memprakarsai program ekonomi kemasyarakatan berbentuk program pengembangan usaha mikro (CocaCola Micro Enterprise Development Program).
Program pendampingan dan pendidikan bagi kelompok usaha ekonomi lemah ini diluncurkan pada Juli 2003 lalu dan memiliki dua elemen pokok bantuan.
Pertama, bantuan teknis (technical assistance) pengembangan dan pendampingan usaha mikro yang didukung sepenuhnya oleh Coca-Cola selama satu tahun. Pendampingan ini dimaksudkan untuk memberdayakan anggota kelompok, meningkatkan jumlah tabungan atas kesadaran sendiri, serta mengembangkan kegiatan usaha produktif anggota dan pengembangan jaringan usaha.
Kedua, akses terhadap modal kerja yang diberikan oleh lembaga pembiayaan independen atau bank (diluar Coca-Cola). Pelayanan keuangan mikro
64
seperti ini diberikan hanya bagi mereka yang memenuhi kriteria ketat, antara lain: secara rutin memiliki kesadaran berkelompok dan berkembang dalam kelompok, secara rutin dan tepat waktu menabung, serta berdomisili tetap. Dalam melaksanakan dua pelayanan tersebut, Coca-Cola bekerjasama dengan Lembaga Swadaya
Masyarakat
"Bina
Swadaya",
sebuah
lembaga
nirlaba
yang
berpengalaman dalam mengelola program sejenis di berbagai daerah di Indonesia.
Program ini telah berhasil dikembangkan di Kecamatan Cikarang Barat, Kabupaten Bekasi, Propinsi Jawa Barat, dan kini telah melayani lebih dari 320 orang pengusaha mikro. Menurut rencana, program serupa akan dikembangkan tahun ini di Propinsi Jawa Timur.
d) Program untuk mendukung penjualan dan pemasaran produk
Kami memiliki beberapa program untuk mendukung penjualan dan pemasaran produk-produk kami. Program tersebut bertujuan untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen, yaitu: 1) Program promosi Kami mempunyai program promosi yang beragam, yang tidak hanya untuk meningkatkan penjualan dan pemasaran, tetapi juga meningkatkan loyalitas konsumen terhadap produk kami.
65
2) Layanan konsumen Di Coca-Cola, Customer Service System (CSS), sistem pelayanan pelanggan kami, didesain untuk meningkatkan kepuasan dan loyalitas konsumen secara terus-menerus terhadap produk-produk Coca-Cola dengan menyediakan pelayanan yang optimal kepada seluruh pelanggan berdasarkan kebutuhan mereka masing-masing. 3) Area sales marketing contractor Terbatasnya sumberdaya dan kemampuan untuk melakukan pengembangan daerah tertentu, sekaligus komitmen untuk menciptakan peluang kerja yang luas di sektor informal, mendorong Coca-Cola untuk secara serius dan berkesinambungan mengembangkan jaringan Distribusi Tak Langsung (Indirect Distribution) berbasis Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Indonesia. Sistem Distribusi ini mengandalkan dua kelompok usaha kecil dan menengah yang terbagi dalam dua kelompok besar: Area Marketing Contractor (AMC) dan Street Vending. 4) Layanan pendingin produk Riset membuktikan bahwa 90% konsumen kami lebih menyukai membeli produk-produk Coca-Cola dalam keadaan dingin. Hal ini menunjukkan bahwa peranan Cold Drink Equipment (peralatan pendingin) sangat penting dalam meningkatkan pertumbuhan penjualan dan mendorong tingkat keuntungan para pelanggan kami.
66
e) Graduete trainee program (GTP)
Coca-Cola Bottling Indonesia menyadari bahwa kompetisi dan tantangan bisnis ke depan akan bertambah kompleks, sehingga diperlukan strategi untuk memperkuat organisasi bisnis. Salah satu tantangan tersebut adalah untuk mempersiapkan
para
pemimpin
masa
depan
dalam
perusahaan.
Oleh karena itu CCBI membuat suatu program yang dinamakan Graduate Trainee Program (GTP), yang merupakan bagian dari pengembangan SDM. GTP merupakan pelatihan terstruktur selama satu tahun bagi professional muda/lulusan baru untuk membentuk pemimpin masa depan yang dinamis, berdedikasi tinggi dan tanggap. Para lulusan GTP diyakini akan bisa menempati posisi manajerial tingkat menengah melalui pengembangan terarah dan dalam waktu lebih cepat. Sejak tahun 1995 program ini telah menghasilkan tujuh grup, yang sebagian dari mereka telah menduduki posisi kepemimpinan di dalam perusahaan. Kami mengajak kandidat muda yang bersemangat dan berinovasi untuk bergabung dengan Program ini melalui area pilihan sebagai berikut:
Sales & Marketing Technical Operations & Logistics Finance Human resources Business Services
67
GTP akan menjalani program pengembangan selama 12 bulan yang akan membekali anda dengan kemampuan kepemimpinan dan professional yang dibutuhkan
dalam
mencapai
keberhasilan
di
perusahaan
multinasional.
Dibutuhkan komitmen yang kuat untuk menghadapi tantangan ini sebagai kesempatan untuk berkembang. Jika anda bisa melalui seluruh proses development ini, anda akan menjalani peran sebagai pemimpin dan dapat menikmati remunerasi yang menarik.
4.2 Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini merupakan hasil penelitian dan pembahasan dengan pendekatan kuantitatif, data yang diperoleh dengan cara penyebaran kuesioner, dengan sampel karyawan PT Coca-Cola Distribution Indonesia Modern Channel Horeca Jakarta Barat sebanyak 56 Orang.
Dalam analisa ini peneliti menggunakan tabel dan dianalisa secara Eksplanatif secara berurutan akan dibahas mengenai pengaruh penggunaan media online (intranet) terhadap pengetahuan karyawan dibagian marketing public relations PT Coca-Cola Distribution Indonesia Modern Channel Horeca Jakarta Barat.
68
4.2.1 Identitas Responden Berdasarkan identitas responden dapat dijelaskan dalam beberapa kriteria yaitu dapat dilihat dari usia, jenis kelamin, status perkawinan, tingkat pendidikan terakhir, dan lama bekerja.
No 1 2 3 4
Tabel 2 Usia Responden N=56 Usia F 20-29 Tahun 34 30-39 Tahun 18 40-49 Tahun 4 > 50 Tahun 0 Jumlah 56
% 60,7 32,2 7,1 0 100
Sumber : kuesioner no.1
Bila dilihat dari usia responden dalam tabel 2, jumlah usia responden 2029 tahun adalah yang terbanyak, ini disebabkan karena pada usia ini responden masih sangat produktif, responden yang berusia 20-29 tahun berjumlah 34 orang dengan persentase 60,7%, sedangkan yang berusia 30-39 tahun berjumlah 18 orang dengan persentase 32,2%, yang berusia 40-49 tahun berjumlah 4 orang dengan persentase 7,1% dan yang berusia lebih dari 50 tahun tidak ada didalam perusahaan, hal ini disebabkan pada usia lebih dari 50 tahun merupakan usia yang sudah tidak produktif.
69
No 1 2
Tabel 3 Jenis Kelamin Responden N=56 Jenis Kelamin F % Laki-laki 37 66,1 Perempuan 19 33,9 Jumlah 56 100 Sumber : kuesioner no.2
Berdasarkan tabel 3, menunjukkan bahwa jumlah responden berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dari pada responden yang berjenis kelamin perempuan. Dimana dapat dilihat pada tabel 3 jumlah responden laki-laki berjumlah 37 orang dengan jumlah persentase 66,1% sedangkan responden perempuan berjumlah 19 orang dengan jumlah persentase 33,9%. Hal ini dapat dilihat bahwa mayoritas responden yang mengisi kuesioner adalah laki-laki.
No 1 2
Tabel 4 Status Perkawinan Responden N=56 Status Perkawinan F % Belum Menikah 35 62,5 Menikah 21 37,5 Jumlah 56 100 Sumber : kuesioner no.3
Berdasarkan tabel 4 menunjukkan bahwa jumlah responden yang belum menikah sebanyak 35 orang dengan persentase 62,5% sedangkan responden yang sudah menikah sebanyak 21 orang dengan jumlah persentase 37,5%.
70
Tabel 5 Tingkat Pendidikan Terakhir Responden N=56 No Tingkat Pendidikan F % 1 SMU 15 26,8 2 Diploma 19 33,9 3 S1 21 37,5 4 S2 1 1,8 5 S3 0 0 Jumlah 56 100 Sumber : kuesioner no.4
Menurut tabel 5 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berpendidikan strata satu (S1), yaitu sebanyak 21 responden dengan persentase 37,5% kemudian disusul oleh responden yang berpendidikan Diploma yaitu sebanyak 19 orang dengan persentase 33,9%, 15 responden dengan persentase 26,8% berpendidikan SMU, 1 responden dengan persentase 1,8% berpendidikan strata dua (S2) sedangkan strata tiga (S3) tidak terdapat dari 56 responden. Berdasarkan data dari tabel 5 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki jenjang pendidikan S1. Hal ini sangat penting, karena jenjang pendidikan sangat menunjang dalam melakukan kegiatan di PT Coca-Cola Distribution Indonesia Modern Channel Horeca Jakarta Barat. Tabel 6 Lama Bekerja Responden N=56 No 1 2 3 4
Lama Bekerja < 1 Tahun 1 – 5 Tahun 6 – 10 Tahun > 10 Tahun Jumlah
F 24 20 10 2 56
Sumber : kuesioner no.5
% 42,9 35,7 17,8 3,6 100
71
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa responden terbanyak adalah yang bekerja selama kurang 1 tahun, yaitu dengan jumlah responden sebanyak 24 dengan persentase 42,9% kemudian responden dengan lama bekerja 1 – 5 tahun berjumlah 20 dengan jumlah persentase 35,7%. Responden dengan lama bekerja 6 – 10 tahun berjumlah 10 dengan persentase 17,8% dan 2 orang responden dengan lama bekerja selama lebih dari 10 tahun dengan jumlah persentase 3,6%. Hal ini dapat diartikan bahwa sebagian besar responden bekerja kurang dari 1 tahun dikarenakan PT Coca-Cola Distribution Indonesia Modern Channel Horeca Jakarta Barat sangat membuka peluang dan membutuhkan pegawai fresh graduate. Tabel 7 Apakah media internal yang dibuat perusahaan untuk menyebarkan informasi berjalan dengan efektif. N=56 No 1 2 3 4 5
Kategori Jawaban Sangat Efektif Efektif Cukup Efektif Tidak Efektif Sangat Tidak Efektif Jumlah
F 21 25 10 0 0 56
% 37,5 44,6 17,9 0 0 100
Sumber : kuesioner no.6
Dari data yang disajikan oleh tabel 7 diperoleh keterangan bahwa dari 56 responden dipersentase tertinggi sebesar 44,6% menyatakan efektif terhadap pertanyaan apakah media internal yang dibuat perusahaan untuk menyebarkan informasi berjalan dengan efektif, 37,5% responden menjawab sangat efektif,
72
17,9% responden menjawab cukup efektif. Dari tabel ini juga di dapat keterangan bahwa tidak ada responden yang menjawab tidak efektif dan sangat tidak efektif. Hal ini menyatakan bahwa media internal yang dibuat perusahaan untuk menyebarkan informasi berjalan dengan efektif. Sehingga semua informasi yang diberikan oleh perusahaan kepada semua karyawan melalui media internal dapat diterima dengan baik.
Tabel 8 Efektifkah keberadaan intranet dalam menunjang aktivitas karyawan N=56 No 1 2 3 4 5
Kategori Jawaban Sangat Efektif Efektif Cukup Efektif Tidak Efektif Sangat Tidak Efektif Jumlah
F 22 25 9 0 0 56
% 39,3 44,6 16,1 0 0 100
Sumber : kuesioner no.7
Menurut tabel 8 diperoleh keterangan bahwa dari 56 responden terdapat 44,6% responden menjawab efektif, 39,3% responden menjawab sangat efektif sedangkan jawaban cukup efektif dengan persentase terendah yaitu 16,1%. Dan terdapat keterangan dari tabel ini bahwa tidak ada responden yang menjawab tidak efektif dan sangat tidak efektif. Hal ini menyatakan bahwa keberadaan intranet dapat menunjang aktivitas karyawan khususnya karyawan dibagian marketing public relations.
73
Tabel 9 Efektifkah teknik penyampaian informasi yang dilakukan oleh perusahaan N=56 No Kategori Jawaban F % 1 Sangat Efektif 16 28,6 2 Efektif 20 35,7 3 Cukup Efektif 19 33,9 4 Tidak Efektif 1 1,8 5 Sangat Tidak Efektif 0 0 Jumlah 56 100 Sumber : kuesioner no.8
Dari tabel 8 diatas terdapat persentase terbesar yaitu 35,7% yang menyatakan efektif terhadap pertanyaan efektifkah teknik penyampaian informasi yang dilakukan oleh perusahaan dan 19 responden menjawab cukup efektif dengan persentase 33,9% dan jawaban sangat efektif dengan persentase 28,6% sedangkan 1,8% adalah jawaban terendah dengan kategori jawaban tidak efektif. Dan dari tabel ini terdapat responden yang tidak menjawab sangat tidak efektif . Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa teknik penyampaian informasi yang dilakukan oleh PT Coca-Cola Distributions Indonesia Modern Channel Horeca Jakarta Barat berjalan dengan efektif yang salah satunya adalah melalui media elektronik seperti intranet. Tabel 10 Apakah interaksi yang dilakukan perusahaan kepada anda efektif N=56 No Kategori Jawaban F % 1 Sangat Efektif 16 28,6 2 Efektif 21 37,5 3 Cukup Efektif 16 28,6 4 Tidak Efektif 3 5,3 5 Sangat Tidak Efektif 0 0 Jumlah 56 100 Sumber : kuesioner no.9
74
Berdasarkan tabel 9 diatas terdapat jawaban dengan persentase tertinggi yaitu 37,5% dengan kategori jawaban efektif dan diperoleh juga persentase jawaban yang sama yaitu dengan kategori jawaban sangat efektif dan cukup efektif di persentase 28,6% sedangkan 5,3% berada dipersentase terendah dengan kategori jawaban tidak efektif. Dalam tabel ini pun terdapat responden yang tidak menjawab sangat tidak efektif . hal ini dapat menyatakan bahwa interaksi yang dilakukan oleh PT Coca-Cola Distributions Indonesia Modern Channel Horeca Jakarta Barat efektif.
Tabel 11 Efektifkah fasilitas email dalam penyampaian laporan kerja N=56 No 1 2 3 4 5
Kategori Jawaban Sangat Efektif Efektif Cukup Efektif Tidak Efektif Sangat Tidak Efektif Jumlah
F 6 14 26 8 2 56
% 10,7 25 46,6 14,3 3,6 100
Sumber : kuesioner no.10
Dari data yang disajikan oleh tabel 11 diperoleh keterangan dari 56 responden dan persentase tertinggi yaitu sebesar 46,6% dengan kategori jawaban cukup efektif , 14 responden menjawab efektif dengan persentase 25% dan 14,3% dari 8 responden yang menjawab tidak efektif , 6 responden menjawab sangat efektif dengan persentase 10,7% sedangkan 3,6% adalah persentase terendah dengan kategori jawaban sangat tidak efektif. Sehingga dapat diperoleh
75
pernyataan bahwa email yang berada didalam intranet dapat memfasilitasi karyawan terutama dalam penyampaian laporan kerja dan dapat menunjang aktivitas karyawan di PT Coca-Cola Distributions Indonesia Modern Channel Horeca Jakarta Barat.
Tabel 12 Efektifkah penyampaian kebijakan-kebijakan baru yang dibuat oleh perusahaan dan disampaikan melalui media internal N=56 No 1 2 3 4 5
Kategori Jawaban Sangat Efektif Efektif Cukup Efektif Tidak Efektif Sangat Tidak Efektif Jumlah
F 17 20 14 4 1 56
% 30,4 35,7 25 7,1 1,8 100
Sumber : kuesioner no 11
Dalam tabel 12 telah diperoleh keterangan bahwa dari 56 responden, terdapat 35,7% responden menjawab efektif, 30,4% responden menjawab sangat efektif , 25% responden menjawab cukup efektif dan kategori jawaban tidak efektif dengan persentase 7,1% sedangkan sangat tidak efektif dengan 1,8% merupakan persentase terendah dari pertanyaan Efektifkah penyampaian kebijakan-kebijakan baru yang dibuat oleh perusahaan dan disampaikan melalui media internal. Dan dapat dinyatakan bahwa kebijakan-kebijakan baru yang dibuat oleh perusahaan dan disampaikan melalui media internal berjalan dengan efektif dan media internal seperti intranet merupakan sarana yang tepat untuk
76
menyampaikan informasi termasuk kebijakan-kebijakan baru yang dibuat oleh PT Coca-Cola Distributions Indonesia Modern Channel Horeca Jakarta Barat.
Tabel 13 Apakah efektif jika perusahaan menginformasikan promosi produk baru dan penyelenggaraan event melalui email / intranet N=56 No Kategori Jawaban F % 1 Sangat Efektif 7 12,5 2 Efektif 19 33,9 3 Cukup Efektif 17 30,4 4 Tidak Efektif 12 21,4 5 Sangat Tidak Efektif 1 1,8 Jumlah 56 100 Sumber : kuesioner no 12
Menurut tabel 13 diperoleh jawaban dari 56 responden yang menjawab pertanyaan apakah efektif jika perusahaan menginformasikan promosi produk baru dan penyelenggaraan event melalui email / intranet dengan persentase tertinggi 33,9% dengan kategori jawaban efektif, 30,4% responden menjawab cukup efektif, 21,4% responden menjawab tidak efektif, jawaban sangat efektif dengan persentase 12,5% dan persentase terendah terdapat dijawaban sangat tidak efektif. Maka dapat disimpulkan bahwa email/intranet menjadi sarana yang efektif bagi perusahaan dalam menginformasikan promosi produk baru dan penyelenggaraan event
77
Tabel 14 Perlukah anda mengecek email setiap hari N=56 No Kategori Jawaban F % 1 Sangat Perlu 12 21,4 2 Perlu 24 42,9 3 Cukup Perlu 11 19,6 4 Tidak Perlu 9 16,1 5 Sangat Tidak Perlu 0 0 Jumlah 56 100 Sumber : kuesioner no 13
Berdasarklan tabel 14 dapat diperoleh jawaban 42,9% sebagai persentase tertinggi dengan kategori jawaban perlu, 21,4% responden menjawab sangat perlu, 19,6% responden menjawab cukup perlu dan 9 responden dengan persentase 16,1% sebagai persentase terendah dari jawaban tidak perlu. Dari tabel ini terdapat responden yag tidak menjawab sangat tidak perlu. Sehingga dapat dinyatakan bahwa mengecek email adalah salah satu kegiatan yang perlu dilakukan oleh karyawan PT Coca-Cola Distributions Indonesia Modern Channel Horeca Jakarta Barat. Khususnya karyawan dibagian marketing public relations.
Tabel 15 Apakah pemberian informasi melalui media elektronik diperlukan N=56 No Kategori Jawaban F % 1 Sangat Perlu 23 41,1 2 Perlu 30 53,5 3 Cukup Perlu 2 3,6 4 Tidak Perlu 1 1,8 5 Sangat Tidak Perlu 0 0 Jumlah 56 100 Sumber : kuesioner no 14
78
Dari tabel 15 diatas diperoleh jawaban tertinggi dengan persentase 53,5% dari jawaban perlu, 41,1% responden dengan jawaban sangat perlu, 3,6% responden yang menjawab cukup perlu dan 1,8% merupakan persentase terendah responden dengan jawaban tidak perlu. Dan dari tabel 15 terdapat responden yang tidak menjawab sangat tidak perlu. Hal ini menyatakan bahwa pemberian informasi melalui media elektronik diperlukan oleh karyawan, karena media elektronik adalah media yang sangat efektif dalam penyampaian informasi.
Tabel 16 Apakah keberadaan media elektronik seperti intranet sangat diperlukan oleh karyawan N=56 No 1 2 3 4 5
Kategori Jawaban Sangat Perlu Perlu Cukup Perlu Tidak Perlu Sangat Tidak Perlu Jumlah
F 22 28 6 0 0 56
% 39,3 50 10,7 0 0 100
Sumber : kuesioner no 15
Dari data yang disajikan oleh tabel 16 diperoleh jawaban perlu dari 50% responden, 39,3% responden menjawab sangat perlu dan 10,7% responden yang menjawab cukup perlu dan ini adalah persentase terendah dari pertanyaan apakah pemberian informasi melalui media elektronik diperlukan? Dan terdapat juga dalam tabel ini responden yang tidak menjawab tidak perlu dan sangat tidak perlu. Sehingga dapat dinyatakan bahwa perusahaan sangat memerlukan keberadaan
79
media elektronik, karena media elektronik dapat menunjang dan membantu aktivitas karyawan dalam bekerja.
Tabel 17 Perlukah informasi lowongan kenaikan jabatan didalam media elektronik (intranet) N=56 No Kategori Jawaban F % 1 Sangat Perlu 6 10,7 2 Perlu 21 37,5 3 Cukup Perlu 11 19,6 4 Tidak Perlu 16 28,6 5 Sangat Tidak Perlu 2 3,6 Jumlah 56 100 Sumber : kuesioner no 16
Dalam data diatas telah diperoleh jawaban tertinggi dengan persentase 37,5% responden yang menjawab perlu, 28,6% responden menjawab tidak perlu, 19,6% responden dengan jawaban cukup perlu, 10,7% responden menjawab sangat perlu dan 3,6% responden dengan jawaban sangat tidak perlu sebagai jawaban terendah dari pertanyaan tabel 17. sehingga dapat disimpulkan bahwa didalam media elektronik (intranet) diperlukan informasi lowongan kenaikan jabatan bagi karyawan, karena setiap karyawan pasti mengiginkan kemajuan dalam karir termasuk jabatan yang didapat dalam perusahaan maka informasi lowongan kenaikan jabatan tersebut diperlukan oleh seluruh karyawan
80
Tabel 18 Perlukah perusahaan menginformasikan kepada karyawan mengenai kenaikan harga produk melalui email N=56 No Kategori Jawaban F % 1 Sangat Perlu 23 41,1 2 Perlu 28 50 3 Cukup Perlu 4 7,1 4 Tidak Perlu 1 1,8 5 Sangat Tidak Perlu 0 0 Jumlah 56 100 Sumber : kuesioner no 17
Dari data yang tertera di tabel 18 terdapat 56 responden yang menjawab pertanyaan Perlukah perusahaan menginformasikan kepada karyawan mengenai kenaikan harga produk melalui email,50% responden menjawab perlu, 41,1% responden yang menjawab sangat perlu, kategori jawaban cukup perlu dengan persentase 7,1% responden, sedangkan jawaban tidak perlu dijawab oleh responden dengan persentase terendah yaitu 1,8%. Dan dari tabel diatas terdapat responden yang tidak menjawab sangat tidak perlu. Maka dapat dinyatakan bahwa perusahaan perlu menginformasikan mengenai kenaikan harga produk kepada karyawan melalui media elektronik yaitu email, karena mengecek email adalah salah satu kegiatan yang dilakukan oleh karyawan PT Coca-Cola Distributions Indonesia Modern Channel Horeca Jakarta Barat.
81
Tabel 19 Apakah media online (intranet) perlu memperbaharui informasi setiap hari N=56 No 1 2 3 4 5
Kategori Jawaban Sangat Perlu Perlu Cukup Perlu Tidak Perlu Sangat Tidak Perlu Jumlah
F 12 25 12 7 0 56
% 21,4 44,7 21,4 12,5 0 100
Sumber : kuesioner no 18
Menurut tabel 19 diatas dapat diperoleh persentase tertinggi yaitu 44,7% dengan jawaban perlu, dan terdapat dua kategori jawaban yang memiliki persentase yang sama yaitu 21,4% dengan jawaban sangat perlu dan tidak perlu. Persentase terendah adalah 12,5% dari jawaban responden tidak perlu. Dari tabel diatas juga terdapat responden yang tidak menjawab sangat tidak perlu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perusahaan perlu memperbaharui informasi didalam intranet setiap hari, karena informasi mengenai perusahaan sangat diperlukan oleh karyawan.
Tabel 20 Apakah anda perlu melakukan perubahan sikap setelah anda menerima informasi yang diberikan perusahaan N=56 No Kategori Jawaban F % 1 Sangat Perlu 16 28,6 2 Perlu 25 44,6 3 Cukup Perlu 13 23,2 4 Tidak Perlu 2 3,6 5 Sangat Tidak Perlu 0 0 Jumlah 56 100 Sumber : kuesioner no 19
82
Berdasarkan data dari tabel 20 diatas diperoleh 44,6% responden dengan jawaban perlu, 28,6% responden yang menjawab sangat perlu, 23,2% responden dengan memilih jawaban cukup perlu dan 3,6% responden memilih jawaban tidak perlu sebagai persentase terendah dari pertanyaan diatas. Dan terdapat responden yang tidak menjawab sangat tidak perlu. Keterangan diatas menyatakan bahwa karyawan perlu melakukan perubahan sikap setelah perusahaan memberikan informasi. Karena hal tersebut dapat menjadikan perusahaan lebih maju & berkembang.
Tabel 21 Setelah adanya media elektronik, apakah mading (majalah dinding) masih diperlukan oleh anda N=56 No Kategori Jawaban F % 1 Sangat Perlu 8 14,3 2 Perlu 19 33,9 3 Cukup Perlu 16 28,6 4 Tidak Perlu 13 23,2 5 Sangat Tidak Perlu 0 0 Jumlah 56 100 Sumber : kuesioner no 20
Dari data yang disajikan oleh tabel 21diperoleh keterangan bahwa dari 56 responden diperoleh persentase tertinggi sebesar 33,9% responden menjawab perlu terhadap pertanyaan Setelah adanya media elektronik, apakah mading (majalah dinding) masih diperlukan oleh anda, maka 28,6% responden menjawab cukup perlu, 23,2% responden menjawab tidak perlu dan 14,3% responden menjawab sangat perlu. Dari tabel ini juga didapat keterangan bahwa tidak ada
83
responden yang menjawab sangat tidak perlu. Hal ini menyimpulkan bahwa mading (majalah dinding) masih diperlukan oleh karyawan dalam memenuhi kebutuhan informasi karyawan.
Tabel 22 Perlukah perusahaan menginformasikan target penjualan untuk meningkatkan prestasi penjualan anda melalui media elektronik N=56 No Kategori Jawaban F % 1 Sangat Perlu 21 37,5 2 Perlu 25 44,6 3 Cukup Perlu 9 16,1 4 Tidak Perlu 0 0 5 Sangat Tidak Perlu 1 1,8 Jumlah 56 100 Sumber : kuesioner no 21
Dari data yang disampaikan oleh tabel 22, diketahui bahwa 44,6% responden menjawab perlu, 37,5% responden menjawab sangat perlu, 16,1% responden yang menjawab cukup perlu sedangkan 1,8% responden dengan jawaban sangat tidak perlu. Dari tabel diatas juga tidak terdapat responden yang menjawab tidak perlu. Maka dapat dinyatakan bahwa informasi target penjualan perlu dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan prestasi penjualan karyawan melalui media elektronik seperti intranet, karena target penjualan adalah hal penting bagi perusahaan terlebih PT Coca-Cola adalah salah satu perusahaan distribusi terbesar di indonesia.
84
Tabel 23 Perlukah perusahaan melakukan evaluasi untuk mengetahui tingkat pengetahuan anda tentang informasi yang diberikan N=56 No 1 2 3 4 5
Kategori Jawaban Sangat Perlu Perlu Cukup Perlu Tidak Perlu Sangat Tidak Perlu Jumlah
F 12 39 3 2 0 56
% 21,5 69,6 5,3 3,6 0 100
Sumber : kuesioner no 22
Dari data yang berada didalam tabel 23 diperoleh nilai tertinggi yaitu 69,6% responden menjawab perlu, 21,5% responden yang memilih jawaban sangat perlu, 5,3% responden menjawab cukup perlu, 3,6% responden yang menjawab tidak perlu. Dan dari tabel diatas tidak terdapat responden yang menjawab sangat tidak perlu. Sehingga dapat dinyatakan bahwa perusahaan perlu melakukan evaluasi untuk mengetahui tingkat pengetahuan karyawan tentang perusahaan terlebih mengenai informasi yang telah diberikan kepada karyawan.
Tabel 24 Efektifkah informasi yang diberikan melalui media elektronik bagi pengetahuan N=56 No 1 2 3 4 5
Kategori Jawaban Sangat efektif efektif Cukup efektif Tidak efektif Sangat Tidak efektif Jumlah
F 16 32 8 0 0 56
Sumber : kuesioner no 23
% 28,6 57,1 14,3 0 0 100
85
Menurut data yang berada di tabel 24 didapatkan 57,1% responden menjawab efektif, 28,6% responden menjawab sangat efektif 14,3% responden memilih jawaban cukup efektif. Dari data diatas tidak terdapat responden yang menjawab kategori jawaban tidak efektif dan sangat tidak efektif. Hal ini menyatakan bahwa informasi yang diberikan melalui media elektronik untuk meningkatkan pengetahuan karyawan berjalan efektif. Tabel 25 Apakah intranet menjadi sarana yang efektif untuk meningkatkan pengetahuan anda tentang perusahaan N=56 No 1 2 3 4 5
Kategori Jawaban Sangat efektif efektif Cukup efektif Tidak efektif Sangat Tidak efektif Jumlah
F 13 33 10 0 0 56
% 23,2 58,9 17,9 0 0 100
Sumber : kuesioner no 24
Berdasarkan data dari tabel 25 didapatkan 58,9% responden menjawab efektif,23,2% responden yang menjawab sangat efektif dan 17,9% responden memilih jawaban cukup efektif. Dari tabel diatas tidak terdapat responden menjawab tidak efektif dan sangat tidak efektif. Sehingga dapat dinyatakan bahwa intranet dapat menjadi sarana yang efektif untuk meningkatkan pengetahuan karyawan tentang PT Coca-Cola Distributions Indonesia terutama Modern Channel Horeca Jakarta Barat.
86
Tabel 26 Apakah efektif jika perusahaan memberikan informasi program penjualan melalui media elektronik N=56 No 1 2 3 4 5
Kategori Jawaban Sangat efektif efektif Cukup efektif Tidak efektif Sangat Tidak efektif Jumlah
F 12 27 15 2 0 56
% 21,4 48,2 26,8 3,6 0 100
Sumber : kuesioner no 25
Dari data yang disajikan oleh tabel 26 diperoleh keterangan bahwa dari 56 responden diperoleh persentase tertinggi sebesar 48,2% responden menjawab efektif terhadap pertanyaan apakah efektif jika perusahaan memberikan informasi program penjualan melalui media elektronik. 26,8% responden menjawab cukup efektif, 21,4% responden menjawab sangat efektif dan 3,6% responden menjawab tidak efektif. Dari tabel ini juga didapat keterangan bahwa tidak ada responden yang menjawab sangat tidak efektif. Keterangan diatas menyatakan efektif akan informasi yang diberikan oleh perusahaan tentang program penjualan , hal ini untuk meningkatkan kemajuan perusahaan.
87
4.2.2 Analisa Korelasi 4.2.2.1 Perhitungan Korelasi Spearman Brown p (rho) = 1 – (6 d2 ) sehingga 1 – (6 . 12682) n3–n (56) 3 – 56
1 – ( 76092 ) 175616 – 56 1 – 76092 = 1 – 0,4334 = 0,566 = 0,57 175560 Kriteria Guilford ( Guilford’s empirical rule ) yang dimaksud yaitu : < 0,20 0,20 - < 0,40 0,40 - < 0,70 0,70 - < 0,90 0,90 - < 1,00 1,00
= tidak ada korelasi = korelasi rendah = korelasi sedang = korelasi tinggi = korelasi tinggi sekali = korelasi sempurna
Sehingga dari hasil (diatas) analisis tersebut memberi informasi bahwa ada korelasi positif dan berdasarkan kriteria Guilford korelasi 0,57 tergolong ”korelasi sedang”
4.2.2.2 Uji t hitung Korelasi n > 30 ( 56 responden ) Uji t = p√ n – 2 sehingga t = 0,57√ 56 – 2 √1 – p2 √1 – (0,57) 2
t = 0,57 √ 54 . √1 – 0,3249
.
88
t = 0,57 7,3484692 = 5,0978574 0,82164469 Sehingga t
hitung =
5,098
.df = (n-2) = (56-2) = 54, dengan = 5% dua sisi berarti /2 = 0,025 maka daerah kritis t > t (0,025,54) dan t < -t (0,025,54) , sehingga ttabel = 2,006 Karena t
hitung >
ttabel , maka kesimpulannya Ho ditolak, sehingga H1 diterima.
4.3 Pembahasan
Marketing public relations merupakan suatu proses perencanaan, pelaksanaan dan pengevaluasian program-program yang dapat merangsang pembelian dan kepuasan konsumen melalui pengkomunikasian informasi yang dapat dipercaya dan melalui kesan-kesan positif yang ditimbulkan dan berkaitan dengan identitas perusahaan atau produknya sesuai dengan kebutuhan, keinginan, perhatian dan kepentingan bagi para konsumennya.
Fungsi utama marketing public relations adalah menumbuhkan dan mengembangkan hubungan baik antara lembaga atau organisasi dengan public internal dan eksternal, dalam rangka menciptakan komunikasi yang baik antara satu dengan yang lain tanpa meninggalkan tugasnya untuk mempertahankan dan meningkatkan keuntungan (profit) bagi perusahaan. Untuk menciptakan komunikasi dan meningkatkan pengetahuan karyawan maka media elektronik
89
seperti intranet sangat dibutuhkan didalam perusahaan guna menunjang aktivitas dan efisiensi waktu karyawan.
The Coca-Cola Company memberikan berbagai fasilitas untuk mendukung aktivitas karyawan dalam melakukan dan menyelesaikan pekerjaan salah satunya yaitu dengan membuat media internal untuk menyebarkan informasi kepada khalayak internal seperti karyawan dari berbagai jabatan termasuk marketing public relations. Hal tersebut guna meningkatkan pengetahuan karyawan mengenai perusahaan.
Untuk megetahui seberapa besar pengaruh media online (intranet) bagi karyawan PT Coca-Cola Distribution Indonesia Modern Channel Horeca Jakarta Barat dalam pengaruh penggunaan media online (intranet) terhadap pengetahuan karyawan dibagian marketing public relations PT Coca-Cola Distribution Indonesia Modern Channel Horeca Jakarta Barat.
Dari hasil yang diperoleh, berdasarkan identitas responden sebanyak 60,7% menyatakan bahwa mayoritas responden adalah berusia 20-29 tahun, mengenai jenis kelamin responden dan status perkawinan responden, hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki dengan persentase 66,1%, dengan status perkawinan belum menikah. Hal ini mencerminkan bahwa usia responden adalah usia yang relatif matang dan responden yang belum menikah memiliki kualitas bekerja sangat tinggi, karena
90
mereka lebih fokus dan tekun dalam menjalankan pekerjaanya. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa jenjang pendidikan dan lama bekerja responden, hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden memiliki jenjang pendidikan strata satu (S1) dengan lama bekerja kurang dari satu tahun. Hal ini menunjukkan bahwa jenjang pendidikan sangat penting dalam melakukan kegiatan-kegiatan di PT Coca-Cola Distribution Indonesia Jakarta Barat dan perusahaan memberikan kesempatan bagi lulusan-lulusan baru universitas untuk bergabung bersama PT Coca-Cola tanpa mengedepankan pengalaman.
Untuk dapat menyelesaikan seluruh kegiatan, perusahaan membuat media internal seperti intranet.untuk melihat seberapa efektifkah intranet dalam menyebarkan informasi kepada karyawan dapat dilihat dari mayoritas jawaban 44,6% responden menyatakan efektif bahwa media internal yang dibuat perusahaan untuk menyebarkan informasi berjalan dengan efektif. Sedangkan teknik penyampaian informasi perusahaan dinilai efektif dengan persentase 35,7% responden yang menjawab dan 37,5% responden berpendapat bahwa interaksi yang dilakukan oleh perusahaan terhadap karyawan berjalan efektif, dari kedua hal tersebut dapat disimpulkan bahwa informasi dan interaksi yang dilakukan oleh PT Coca-Cola Distribution Indonesia dapat diterima dengan baik oleh karyawan dan dengan demikian media yang disediakan oleh perusahaan sangat membantu dalam penyampaian dan penyebaran informasi yang up to date (terbaru) dari perusahaan.
91
Kemudian didalam media online intranet terdapat fasilitas email khusus bagi khalayak internal yang dapat digunakan untuk menyampaikan laporan kerja setiap harinya, sebanyak 46,6% responden menyatakan keberadaan email sebagai media pendukung dalam penyampaian laporan kerja cukup efektif. Selain itu media internal juga digunakan untuk penyampaian kebijakan-kebijakan baru yang dibuat oleh perusahaan, sebesar 35,7% responden menyatakan media internal efektif dalam menyampaikan kebijakan-kebijakan baru yang dibuat oleh perusahaan, hal ini karena karyawan PT Coca-Cola dalam setiap harinya selalu menyempatkan diri untuk membuka dan membaca media internal yang telah disediakan oleh perusahaan.
Media internal PT Coca-Cola Distribution Indonesia juga digunakan untuk memberikan informasi kepada seluruh karyawan dalam mempromosikan produk baru dan penyelenggaraan event melalui email yang terdapat didalam intranet, sebesar 33,9% responden menjawab efektif terhadap pertanyaan tersebut. Dan sebesar 42,9% responden menyatakan perlu untuk mengecek email setiap harinya. Maka dapat dikatakan bahwa keberadaan intranet yang dilengkapi dengan fasilitas email yang hanya dapat diakses oleh karyawan sangat membantu mereka dalam menjalankan aktivitasnya, dengan mengecek atau membuka email setiap hari karyawan dapat mengetahui berbagai informasi baru seperti informasi keberadaan produk baru yang harus dipromosikan dan penyelenggaraan event yang akan dilakukan oleh perusahaan dapat diketahui dengan cepat. Dan
92
berkaitan dengan hal tersebut pemberian informasi melalui media elektronik dinilai perlu oleh 53,5% responden serta 50% responden menyatakan perlu akan keberadaan media elektronik seperti intranet untuk karyawan. Pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa seluruh karyawan khususnya karyawan dibagian marketing public relations sangat membutuhkan informasi terbaru mengenai perusahaan walaupun disampaikannya hanya melalui intranet, karena mereka sadar akan aktivitas mereka yang mobile dan tidak hanya diam disatu tempat maka mereka harus dapat mengefisienkan waktu dengan menggunakan media online intranet untuk berinteraksi baik dengan atasan maupun karyawan lainnya.
Informasi lowongan kenaikan jabatan juga berada didalam media elektronik intranet, sebesar 37,5% responden menjawab perlu dan 50% responden menyatakan perlu terhadap informasi yang dilakukan oleh perusahaan mengenai kenaikan harga produk melalui email, kedua informasi tersebut sangat penting bagi seluruh karyawan, karena setiap karyawan pasti ingin memiliki kemajuan dalam karir termasuk kenaikan jabatan dan PT Coca-Cola memberikan peluang bagi seluruh karyawan untuk meningkatkan karir didalam perusahaan dan informasi lowongan kenaikan jabatan ini hanya terdapat didalam media elektronik intranet yang tidak dapat diakses oleh khalayak eksternal. Selain itu informasi mengenai kenaikan harga produk yang diberikan dan disebarkan melalui email juga diperlukan oleh karyawan karena informasi tersebut harus dengan cepat
93
diketahui oleh seluruh karyawan sehingga media elektronik adalah media yang tepat untuk menyampaikan informasi kenaikan harga produk.
Media online intranet sangat diperlukan oleh seluruh karyawan dan 44,7% responden menyatakan perlu akan intranet untuk memperbaharui informasi setiap hari, karena intranet adalah salah satu media internal yang digunakan setiap hari oleh karyawan maka perlu bagi perusahaan untuk selalu memperbaharui informasi-informasi yang berada didalam intranet mulai dari kenaikan harga produk, penyelenggaraan event, lowongan kenaikan jabatan, rencana-rencana perusahaan mengenai program penjualan dan lain sebagainya. dan berdasarkan informasi-informasi yang telah disampaikan oleh perusahaan kepada karyawan maka 44,6% responden menyatakan perlu untuk melakukan perubahan sikap setelah menerima informasi yang diberikan oleh perusahaan, karena perubahan sikap dapat dinilai bahwa informasi yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh karyawan.
PT Coca-Cola membuat beberapa media internal baik media cetak maupun media elektronik, media cetak yang dibuat oleh perusahaan salah satunya adalah mading (majalah dinding) dan 33,9% responden menyatakan perlu akan kehadiran mading tersebut walaupun karyawan telah menerima informasi melalui media elektronik, hal ini guna untuk mengingatkan atau mempermudah karyawan yang belum sempat membuka intranet. Kemudian informasi mengenai target
94
penjualan untuk meningkatkan prestasi penjualan bagi seluruh karyawan khususnya marketing dinyatakan perlu dengan persentase sebesar 44,6%. Tujuan utama yang ingin dicapai PT Coca-Cola selain citra yang positif dan dikenal masyarakat adalah nilai penjualan yang terus meningkat sehingga perusahaan mendapatkan profit atau keuntungan yang terus meningkat karena hal tersebut adalah menjadi salah satu bukti nyata perkembangan perusahaan.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat dikatakan bahwa sebesar 69,6% responden menyatakan perlu terhadap perusahaan melakukan evaluasi untuk mengetahui tingkat pengetahuan karyawan mengenai informasi yang diberikan oleh perusahaan, evaluasi adalah salah satu tindakan yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk mengetahui pengetahuan karyawan terhadap informasi yang telah diberikan, dan sebagai ajang penilaian karyawan yang selalu mendengarkan informasi atau selalu membuka intranet untuk mencari informasi terbaru perusahaan, guna menambah pengetahuan mengenai PT Coca-Cola. Dalam meningkatkan pengetahuan karyawan, perusahaan selalu memberikan informasi dan 57,1% responden menyatakan efektif terhadap informasi yang diberikan melalui media elektronik bagi pengetahuan karyawan maka 58,9% responden menyatakan efektif terhadap pertanyaan intranet menjadi sarana yang efektif untuk meningkatkan pengetahuan karyawan tentang perusahaan. Hal tersebut karena didalam media online intranet terdapat berbagai macam informasi mengenai perusahaan dari yang tidak penting sampai dengan yang sangat penting.
95
Dan
48,2%
responden
menyatakan
efektif
jika
perusahaan
memberikan informasi program penjualan melalui media elektronik, pernyataan tersebut dapat menjelaskan bahwa apapun informasi yang disampaikan melalui media elektronik terlebih mengenai program penjualan adalah penting dan berjalan dengan efektif hingga saat ini. Program penjualan adalah cara perusahaan untuk menembus pasar yang juga menjadi ajang persaingan dengan perusahaan lain, maka program penjualan sangat dibutuhkan oleh perusahaan dan bersifat rahasia agar menjadi berbeda dengan pesaing.
Penelitian ini juga menggunakan perhitungan korelasi spearman brown dan uji t
hitung
, kedua perhitungan tersebut digunakan bertujuan untuk
mencari hubungan antara variabel dengan skala ordinal dengan ordinal.(korelasi spearman brown)50 sedangkan uji t-hitung digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas signifikan atau tidak terhadap variabel terikat secara individual untuk setiap variabel51. Maka hasil dari penelitian yang telah dihitung menggunakan korelasi spearman brown adalah 0,57 dan masuk dalam korelasi sedang berdasarkan kriteria Guilford ( Guilford’s empirical rule ), karena 0,57 termasuk ke dalam 0,40 - < 0,70 yang menyatakan bahwa 0,57 tergolong dalam ”korelasi sedang”. Dan hasil dari uji t-hitung dalam penelitian ini adalah sebesar 5,098, untuk mengetahui apakah media online (intranet) berpengaruh terhadap pengetahuan karyawan maka t-hitung harus lebih besar dari ttabel , berdasarkan 50 51
Iqbal Hasan, Analisis data penelitian dengan statistik, PT Bumi aksara, Jakarta, 2004, hal 87 Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, Cv Akfabeta, Bandung 2003, hal 215
96
penelitian ini ttabel menghasilkan nilai 2,006 maka
t
hitung
> ttabel , dan kesimpulannya
adalah Ho ditolak, sehingga H1 diterima. Maka dapat dikatakan bahwa terdapat
pengaruh antara media online (intranet) (variabelX) dengan pengetahuan karyawan dibagian marketing public relations (variabel Y).
Berdasarkan penjelasan diatas, maka secara keseluruhan media online (intranet) di PT Coca-Cola Distribution Indonesia Modern Channel Horeca Jakarta Barat berfungsi dengan baik karena, keberadaan intranet di PT Coca-Cola Distribution Indonesia Modern Channel Horeca Jakarta Barat selain sebagai media penyebar informasi tetapi juga dapat berfungsi untuk menjembatani komunikasi antar sesama karyawan dalam melakukan pekerjaan serta dapat mengefisienkan waktu karyawan tanpa harus membuang biaya yang besar dalam bekerja, maka jika komunikasi khalayak internal berjalan dengan lancar akan menghasilkan pekerjaan yang berkualitas. Oleh karena itu, media online (intranet) ini berpengaruh terhadap pengetahuan karyawan khususnya karyawan dibagian marketing public relations PT Coca-Cola Distribution Indonesia Modern Channel Horeca Jakarta Barat.
97
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dilapangan mengenai pengaruh penggunaan media online (intranet) terhadap pengetahuan karyawan dibagian marketing public relations PT Coca-Cola Distributions Indonesia Modern Channel Horeca Jakarta Barat, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Hasil dari penelitian yang telah dilakukan di PT Coca-Cola Distributions Indonesia Modern Channel Horeca Jakarta Barat menyatakan bahwa, media online (intranet) berpengaruh terhadap pengetahuan karyawan dibagian marketing public relations. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil penelitian yaitu sebesar 58,9% responden dari 56 orang karyawan yang menyatakan bahwa intranet menjadi sarana yang efektif dalam meningkatkan pengetahuan karyawan dibagian marketing public relations PT Coca-Cola Distributions Indonesia Modern Channel Horeca Jakarta Barat 2. Penelitian ini juga menggunakan perhitungan korelsi spearman brown dan uji t
hitung
, maka hasil dari penelitian yang telah dihitung menggunakan
korelasi spearman brown adalah 0,57 dan masuk dalam korelasi sedang berdasarkan kriteria Guilford ( Guilford’s empirical rule ). Didalam
97
98
kriteria Guilford menyatakan bahwa 0,57 tergolong dalam ”korelasi sedang”. Sedangkan hasil dari uji t-hitung dalam penelitian ini adalah sebesar 5,098 dan ttabel dengan nilai 2,006, karena dalam penelitian ini menghasilkan thitung > ttabel , dan kesimpulannya adalah Ho ditolak, sehingga H1 diterima. Maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara media online (intranet) dengan pengetahuan karyawan dibagian marketing public relations.
5.2 Saran
Setelah menganalisa dan menyimpulkan, maka dapat dikemukakan saran – saran yang sekiranya dapat bermanfaat bagi peningkatan kinerja karyawan dibagian marketing public relations PT Coca-Cola Distributions Indonesia Modern Channel Horeca Jakarta Barat, khususnya dalam kelancaran arus informasi yang dapat meningkatkan pengetahuan karyawan pada masa yang akan datang. Adapun saran – saran tersebut sebagai berikut :
a. Saran Praktis
1. Informasi – informasi yang terdapat didalam intranet harus lebih bervariasi dari yang sudah ada, sehingga menjadi lebih menarik untuk dibaca.
99
2. Komputer sebagai medium yang dilengkapi dengan intranet ditambah jumlahnya agar karyawan lebih nyaman menggunakan tanpa harus terburu-buru.
b. Saran Akademis
Penelitian ini hanya mengungkapkan Pengaruh penggunaan media online (intranet) terhadap pengetahuan karyawan dibagian marketing public relations PT Coca-Cola Distributions Indonesia Modern Channel Horeca Jakarta Barat, dimana yang menjadi fokusnya adalah media online (intranet). Tantangan selanjutnya adalah meneliti tentang isi dari intranet, yang menjadi tolok ukur dari keefektifan intranet, apakah sudah sesuai dengan keinginan dan kebutuhan karyawan. Peneliti menyarankan adanya penelitian lebih lanjut mengenai faktor – faktor lain yang dapat memenuhi kebutuhan dalam upaya meningkatkan hubungan dan kinerja yang baik didalam perusahaan. Kemudian intranet di PT Coca-Cola Distributions Indonesia Modern Channel Horeca Jakarta Barat harus terus ditingkatkan kualitasnya dalam memberikan informasi baik informasi bersifat formal maupun informal untuk mencapai pemenuhan kebutuhan khalayak internal dan kualitas kerja maksimal.
100
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, prosedur penelitian suatu pendekatan praktek, Ringka Cipta, Jakarta, 1996 Azwar, Saifudin, Reliabilitas dan validitas, Pustaka pelajar, Yogyakarta, 1997 Basya, Muslim, Menyusun starategi, membangun korporasi dan menjaga reputasi , Perhumas Dalam Warna .Jakarta, 2004 Effendy, Onong Uchjana, ilmu komunikasi dan praktek, CV Remaja Karya. Bandung,1990 Hasan, Iqbal, Analisis data penelitian dengan statistik, PT Bumi aksara, Jakarta, 2004 Hardiman, Ima. Karier Public Relations. Jakarta : Gagasan Ulung Publisher. 2007 Kriyantono, Rachmat ,teknik praktis riset komunikasi. Kencana prenada media group. Jakarta. 2006 Kasali, Rhenald Manajemen Public Relation. Jakarta. 1994 Liliweri, Alo, Komunikasi Antar Pribadi. Citra Aditya Bakti, Bandung,1991 Mulyana, Deddy .ilmu komunikasi suatu pengantar, Bandung, 2005 Onggo, Julius Bob, The Smart side of
Internet Public Relations,
Examedia.Bandung. 2008 Prentice Hall International,Inc. Effective Public Relations. Printed in the United States of America. 2000
101
Rakhmat, Jalaluddin, Metode Penelitian Komunikasi PT Rosdakarya. Bandung. 2000 Ruslan, Rosady. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, Jakarta, 2005 Singarimbun, Masri ,Sofian Effendi. Metode Penelitian Survey, LP3ES. Jakarta. 1995 Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, Cv Akfabeta, Bandung, 2003 Tung, Yao Khoe, Teknologi Jaringan Intranet, Penerbit Andi, Yogyakarta, 1997 Wahyono, Teguh .prinsip dasar dan teknologi komunikasi data. Graha ilmu, Yogyakarta,2003 Wayne Pace,Don F. Faules, Komunikasi Organisasi Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005
Suharto. (2008, 24 Desember) Variabel nominal, ordinal, interval dan ratio. Geeogle 2008-24 [online]. Diakses pada tanggal 05 Mei 2009 dari http://www.geeogle.com
Data HRD PT Coca-Cola Distribution Indonesia Jakarta Barat