DISKUSI DRAFT LAPORAN AKHIR SID SITU PATOK DI KABUPATEN CIREBON
PENDAHULUAN
USULAN/REKOMENDASI REHABILITASI BENDUNGAN SITU PATOK
Unused Section Space 1
KONDISI UMUM LOKASI PEKERJAAN
HASIL SURVEY DAN ANALISA
Rencana Operasi dan Pemeliharaan
RENCANA ANGGARAN BIAYA
Unused Section Space 2
Unused Section Space 3
PENDAHULUAN
pptPlex Section Divider The slides after this divider will be grouped into a section and given the label you type above. Feel free to move this slide to any position in the deck.
LATAR BELAKANG Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Cimanuk–Cisanggarung memiliki tugas pokok dan kewenangan sebagai institusi pengelolaan Sumber Daya Air di Wilayah Sungai CimanukCisanggarung dalam meningkatkan pelestarian dan pemanfaatan potensi sumber air. Untuk mencapai tujuan tersebut, perlu dilakukan identifikasi beberapa lokasi Situ yang memerlukan perbaikan dan peningkatan fungsi (rehabilitasi) sehingga mampu memberikan layanan manfaat secara ekonomi bagi masyarakat melalui penyediaan air baku, selain itu Situ memiliki fungsi konservasi air dan pengendalian banjir.
Salah satu Situ yang memerlukan rehabilitasi adalah Situ Patok yang tepatnya berada di Desa Setupatok, Kecamatan Mundu, Kabupaten Cirebon dengan luas total 175 Ha. Masyarakat sekitar Situ memiliki ketergantungan terhadap keberadaan Situ Patok ini, sehingga penurunan layanan manfaat dari Situ tersebut, memberikan dampak negatif bagi kehidupan masyarakat sekitar. BBWS Cimanuk-Cisanggarung berencana untuk melaksanakan kegiatan fisik rehabilitasi Situ Patok sesuai dengan harapan masyarakat.
MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN PEKERJAAN Maksud Melakukan kajian teknis terhadap kondisi bangunan utama dan pelengkapnya, daerah tampungan air, dan melakukan desain rehabilitasi keseluruhan bangunan termasuk estimasi biayanya untuk mengembalikan/meningkatkan kondisi dan fungsi Situ Patok tersebut. Tujuan Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengembalikan/ meningkatkan kondisi dan fungsi Embung/Situ dan terlaksananya Program Rehabilitasi Embung/Lumbung Air Desa TA. 2010 - 2013.
Sasaran Pekerjaan Dengan dilaksanakannya pekerjaan SID Situ Patok akan menjadi panduan dalam pelaksanaan kegiatan fisik rehabilitasi Embung/Lumbung Air Desa di Kabupaten Cirebon yang rencananya akan dilaksanakan dari tahun 2010 s.d 2013.
LOKASI PEKERJAAN
LOKASI PEKERJAAN
LOKASI SITU PATOK
LOKASI PEKERJAAN
INFORMASI PEKERJAAN Nama Pekerjaan No Kontrak Tanggal Kontrak Lokasi Kegiatan Waktu Pelaksanaan Pembiayaan
Nama Pengguna Jasa Alamat Nama Penyedia Jasa
: SID SITU PATOK : KU.08.08/At-I/03/02-05/2011 : 10 Mei 2011 : Situ Patok terletak di Desa Setupatok Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon : Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan adalah selama 150 (seratus lima puluh) hari kalender terhitung sejak tanggal diterbitkannya Surat Perintah Mulai Kerja : Untuk pelaksanaan kegiatan ini diperlukan biaya Rp, 464.000.000,00 (Empat Ratus Enam Puluh Empat Juta Rupiah) DIPA BBWS Cimanuk-Cisanggarung Tahun Anggaran 2011. : PPK-03 Perencanaan dan Program, Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum. : Jalan Pemuda No. 40 Cirebon – 45132. Telp. (0231) 205876 Fax (0231) 205875. : PT. GEODINAMIK KONSULTAN JO PT. MERIDIAN KREATAMA MANDIRI
LINGKUP PEKERJAAN 1. Tahap Persiapan a. Pengumpulan Data Teknis 1) Pengumpulan data sekunder, antara lain data dan gambar perencanaan serta as built drawing bangunan. 2) Pengumpulan data-data penunjang lainnya yang menyangkut daerah areal studi seperti daerah administrasi, peta topografi, DAS, data iklim, hujan dan sebagainya. b. Penyusunan Rencana Kerja Rencana kerja ini diperlukan sebagai panduan dalam pelaksanaan teknis di lapangan maupun dalam pembiayaan. Dalam rencana kerja perlu dituangkan secara cermat, mengenai macam dan volume kegiatan, serta waktu yang diperlukan, sejak awal sampai akhir pelaksanaannya, metodologi dan sebagainya.
1.Tahap Pelaksanaan •Kegiatan Survei dan Investigasi Situ Kegiatan survei yang diperlukan untuk pekerjaan desain rehabilitasi adalah sebagai berikut: 1) Survei Topografi dan Pemetaan 2) Survei Hidrologi dan Hidrometri 3) Investigasi Situ •Penelusuran Sarana dan Prasarana Fisik •Analisis Hidrologi untuk keperluan desain rehabilitasi, meliputi analisis debit andalan dan analisis lainnya yang menunjang keperluan desain rehabilitasi Bendungan/Situ. •Perancangan dan penggambaran desain rehabilitasi Bendungan/Situ •Penyusunan pedoman O & P Bendungan/Situ •Estimasi biaya rehabilitasi Bendungan/Situ, penyiapan Dokumen Tender dan Spesifikasi Teknik.
KONDISI UMUM LOKASI PEKERJAAN pptPlex Section Divider The slides after this divider will be grouped into a section and given the label you type above. Feel free to move this slide to any position in the deck.
KONDISI UMUM LOKASI PEKERJAAN GEOGRAFIS Secara Geografis Kecamatan Mundu berada pada 108o34’58.44” Bujur Timur dan 6o46’16.32” Lintang Selatan, Sedangkan Secara administratif Situ Patok terletak di Desa Setupatok Kecamatan Mundu Kabupaten Cirebon, Propinsi Jawa Barat dengan luas ± 178 Ha (hasil pengukuran topografi). BATAS WILAYAH KECAMATAN MUNDU: Sebelah Barat : Kecamatan Harjamukti ( Kota Cirebon ) Sebelah Utara : Kecamatan Lemahwungkuk ( Kota Cirebon ) Sebelah Timur : Kecamatan Astanajapura Sebelah Selatan : Kecamatan Beber LUAS WILAYAH KEC. MUNDU JUMLAH PENDUDUK DI KEC. MUNDU LUAS WILAYAH DESA SETUPATOK JUMLAH PENDUDUK DI DS. SETUPATOK
: : : :
31,90 KM2 (kecamatan dlm angka 2010) 71.164 Jiwa (data kecamatan Mundu 2010) 5,49 KM2 (kecamatan dlm angka 2010) 9.547Jiwa (data kecamatan Mundu 2010 )
Banyaknya Penduduk, Luas Wilayah, Jumlah Rumah Tangga Serta Sex Ratio Di Kecamatan Mundu D es a
Luas
Jumlah
Wilayah
Rumah
(km2)
Sex
Banyaknya
Penduduk
Tangga
Lk
Pr
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
SETUPATOK
5,49
2.462
4.298
4.400
97,68
PENPEN
3,10
4.141
4.906
4.680
104,83
MUNDU MESIGIT
2,50
1.149
2.151
2.000
107,55
LUWUNG
2,94
1.347
2.372
2.285
103,81
WARUDUWUR
2,09
821
1.678
1.655
101,39
CITEMU
5,08
1.040
1.878
1.807
103,93
BANDENGAN
0,67
1.084
1.678
2.005
83,69
MUNDU PESISIR
1,55
1.294
2.869
2.878
99,69
SUCI
0,91
942
1.578
1.435
109,97
BANJARWANGUNAN
3,01
3.032
5.052
4.945
102,16
PAMENGKANG
2,49
2.745
4.900
5.061
96,82
SINARRANCANG
2,07
760
1.420
1.332
106,61
[1]
Sumber : Kecamatan Mundu Dalam Angka 2010
Ratio
Luas Tanah Sawah (Ha) Menurut Penggunaanya dirinci per Desa di Kecamatan Mundu Tanah Sawah
Tanah Kering
Jumlah
(ha)
(ha)
(ha)
[2]
[3]
[4]
SETUPATOK
75
382,450
452,450
PENPEN
60
249,000
310,000
MUNDU MESIGIT
160
72,966
176,966
LUWUNG
208
361,019
507,019
WARUDUWUR
17
186,560
208,560
CITEMU
55
30,450
60,450
BANDENGAN
22
42,600
68,600
MUNDU PESISIR
49
115,216
155,216
SUCI
44
31,620
76,620
BANJARWANGUNAN
180
195,306
301,306
PAMENGKANG
52
175,688
248,688
SINARRANCANG
97
110,186
207,186
922
1.953,061
2.773,061
D e s a [1]
Kecamatan
Sumber : Kecamatan Mundu Dalam Angka 2010
HASIL SURVEY DAN ANALISA
pptPlex Section Divider The slides after this divider will be grouped into a section and given the label you type above. Feel free to move this slide to any position in the deck.
HASIL SURVEY DAN ANALISA TOPOGRAFI No
TABEL KOORDINAT BM DAN CP HASIL PENGUKURAN TPOGRAFI Lokasi
BM
X
Y
Z
I
Titik Referensi dilapangan
1
Desa Situ Patok
BM.SP.1
231396.000
9249644.000
34.953
Desa Situ Patok
CP.SP.1
231431.000
9249634.000
35.519
2
Desa Situ Patok
BM.SP.2
231492.542
924593.895
34.872
3
Desa Situ Patok
BM.SP.3
231660.833
9249272.898
34.763
4
Desa Situ Patok
BM.SP.4
231683.986
9249022.020
35.358
II
BM dan CP Baru
5
Desa Sinarrancang
BM.SP.5
230767.023
9248679.621
33.292
Desa Sinarrancang
CP.SP.5
230729.434
9248674.048
33.035
Desa Sinarrancang
BM.SP.6
230035.089
9249026.181
34.218
Desa Sinarrancang
CP.SP.6
230000.602
9249051.731
32.911
6
Skema Pengukuran Poligon
• Hitungan Ketelitian Relatif Jumlah koreksi Absis (ƒdx) Jumlah Koreksi Ordinat (ƒdy) Jumlah Jarak (ΣD) Ketelitian Linier Toleransi Jumlah Sudut Jumlah Titik (93+2+180o) Koreksi Sudut Ketelitian Sudut Ukuran Toleransi
Poligon : : : : : : : : :
: -0.158
+0.211 5.882.700 1.811.175 1.10.000 17099o 58' 40" 17100o 00' 00"0000o 01' 20" 9308.3" = 00o 01' 20" 9310" = 00o 01' 36.44"
Maka berdasarkan perhitungan ketelitian relatif poligon bahwa hasil dari pengukuran Poligon sudah memenuhi syarat toleransi.
Skema Pengukuran Pengikatan Sifat Datar
•Analisis Ketelitian Pengukuran Pengikatan Sifat Datar Jumlah Beda Tinggi : + 0.006 Jumlah Jarak : 7.265 Ketelitian Ukuran : 7.265 0.0025 = 0.006 Toleransi Ukuran : 7.265 0.010 = 0.026 Maka berdasarkan perhitungan ketelitian pengikatan sifat datar, bahwa hasil dari pengukuran Pengikatan Sifat datar sudah memenuhi syarat toleransi.
Skema Pengukuran Water Pass
• Analisis Ketelitian Pengukuran Waterpass Jumlah Beda Tinggi : + 0.007 Jumlah Jarak : 5.882.700 Ketelitian Ukuran : 75.882.7000.0025 Toleransi Ukuran : 5.882.7000.010
= 0.007 = 0.024
Maka berdasarkan perhitungan ketelitian pengukuran waterpass, bahwa hasil dari pengukuran pengukuran waterpass sudah memenuhi syarat toleransi.
GAMBAR SITUASI SITU PATOK
GAMBAR MELINTANG SITU PATOK
DOKUMENTASI
HASIL SURVEY DAN ANALISA HIDROLOGI CURAH HUJAN BULANAN STASIUN SITU PATOK TAHUN 2001-2010 Nama Stasiun No Stasiun No In Database Lintang Selatan Bujur Timur
Setupatok / Crb 64 C
Elevasi Tipe alat Pemilik Operator
6o 46' 53"' 108o 34' 08"
+ 17 m DPL Manual Icih Salsih
Tahunan Tahun
Jan
Peb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nop
Des
2010
19
15
12
10
18
7
6
5
9
6
10
16
-
0
2009
191
355
80
0
172
65
0
0
0
0
0
155
1018
-
2008
473
191
347
235
0
0
0
0
0
17
154
0
1417
-
2007
87
246
299
150
123
61
30
0
0
16
0
262
1274
-
2006
632
621
313
223
169
66
0
0
0
0
109
209
2342
83
2005
432
320
393
315
110
136
104
144
27
50
57
449
2537
116
2004
453
616
342
218
60
56
57
0
0
0
94
0
1896
-
2003 2002
299 512
434 249
243 633
215 347
136 89
35 40
0 0
0 0
6 0
18 104
167 314
333 174
1886 2462
93 89
549 985.0 391.7 0.0
249 621.0 274.4 0.0
633 633.0 275.5 0.0
347 347.0 180.5 0.0
89 172.0 85.9 0.0
40 250.0 58.2 0.0
0 27.0 3.5 0.0
104 159.0 36.5 0.0
314 523.0 149.8 0.0
174 497.0 209.9 0.0
2499 2986.0 1833.7 702.0
87
2001 Max Rerata Min
0 104.0 16.7 0.0
0 144.0 20.5 0.0
Total (mm/thn)
R24 (mm)
Curah Hujan Bulanan Rata-rata Stasiun SetupatokCirebon Tahun 2001-2010
450
Curah Hujan (mm )
400
391.7
350 300
274.4 275.5
250
209.9
180.5
200
149.8
150 85.9
100 50
58.2 16.7
20.5
0 Jan
Peb
Mar
Apr
Mei
Jun Jul Bulan
Ags
36.5 3.5 Sep
Okt
Nop
Des
DATA KLIMATOLOGI STASIUN BMG JATIWANGI
Stasiun Garis Lintang Garis Bujur Tinggi DPL No.
Uraian
: BMG Jatiwangi : 06o05" S : 108o16" E : 50 m Notasi
Satuan
ta RH n u
o
Jan
Peb 1
1 2 3 4
Suhu Udara Kelembaban Lama Penyinaran Kecepatan Angin
C % jam m/det
26.40 86.60 3.70 3.45
Mar
1.5 27.10 85.60 4.90 2.99
Apr 2
27.20 85.30 5.30 3.09
Mei
2.5 28.00 83.80 5.50 3.14
Juni 3
27.90 83.70 6.00 3.50
3.5
Juli
Agt 4
4.5
Sep
Okt 5
5.5
Nop
Des 6
6.5
27.50 27.20 27.80 27.50 27.70 27.40 26.60 82.70 80.00 77.50 80.70 78.80 82.20 84.50 5.70 5.40 6.10 4.30 4.50 4.10 3.70 2.68 2.78 3.96 3.29 3.09 2.63 1.96
PETA DAS SITU PATOK
ANALISA CURAH HUJAN RANCANGAN REKAPITULASI CURAH HUJAN RANCANGAN TIAP METODE Distribusi Gumbel
Distribusi Log
Distribusi Frechet
Tipe I
Pearson Tipe III
(Gumbel Tipe II)
(tahun)
(mm)
(mm)
(mm)
1
2
121.66
121.39
114.89
2
5
172.24
160.74
154.91
3
10
205.74
185.98
187.95
4
20
237.86
206.21
226.85
5
25
248.05
217.14
249.22
6
50
279.45
239.90
289.24
7
100
310.61
262.29
347.29
8
1000
413.58
336.67
633.39
No.
Kala Ulang
REKAPITULASI UJI CHI KUADRAT No
Metode
Nilai X2 Hitung
Nilai X2 Kritis
Keterangan
1
Log Pearson Type III
1.00
5.99
Diterima
2
Gumbel
24.00
5.99
Tidak Diterima
3
Frechet
2.00
5.99
Diterima
REKAPITULASI UJI SMIRNOF-KOLMOGOROF No
Metode
Nilai D2 Hitung
Nilai D2 Kritis
Keterangan
1
Log Pearson Type III
0.10
0.41
Diterima
2
Gumbel
0.17
0.41
Diterima
3
Frechet
0.84
0.41
Diterima
Berdasarkan hasil uji dari beberapa metode, maka Metode Log Pearson Tipe III dipilih karena hasil ujinya dapat diterima dan menggunakan parameter yang cukup banyak.
ANALISA DEBIT BANJIR RANCANGAN REKAPITULASI DEBIT BANJIR RANCANGAN TIAP METODE Kala Ulang
Debit Banjir Rancangan (m3/detik) dengan Metode
No. T (Tahun)
Haspers
Rational Mononobe
Der Weduwen
HSS Nakayasu
1
2
111.86
74.16
71.99
28.23
2
5
148.12
98.20
102.66
37.38
3
10
171.38
113.62
123.03
43.25
4
25
200.10
132.66
148.74
50.50
5
50
221.07
146.57
167.82
55.79
6
100
241.70
160.24
186.80
61.00
7
1000
310.24
205.69
251.04
78.29
Berdasarkan hasil analisa debit banjir rancangan dengan beberapa metoda maka dipilih debit banjir rancangan metoda HSS Nakayasu karena dianggap lebih sesuai dengan karakter alam di Indonesia.
Debit Banjir (m3/detik)
Grafik Debit Banjir Rancangan dengan Beberapa Metode pada DAS Situ Patok 300 275 250 225 200 175 150 125 100 75 50 25
HASPERS RATIONAL MONONOBE DER WEDUWEN HSS NAKAYASU
2 111.86
5 148.12
10 171.38
25 200.10
50 221.07
100 241.70
1000 310.24
74.16
98.20
113.62
132.66
146.57
160.24
205.69
71.99 28.23
102.66 37.38
123.03 43.25
148.74 50.50
167.82 55.79
186.80 61.00
251.04 78.29
Kala Ulang (Tahun)
ANALISA DEBIT ANDALAN PERHITUNGAN DEBIT ANDALAN MENGGUNAKAN METODE F.J. MOCK Bulan
Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nop Des
Debit (m3/dt)
Periode
Rerata Bulanan
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II
1.57 1.19 0.83 1.21 1.48 1.52 1.53 0.99 0.61 0.56 0.41 0.26 0.19 0.12 0.09 0.06 0.04 0.03 0.27 0.09 0.39 0.68
0.86 1.21 0.72 1.12 1.42 1.49 1.50 0.97 0.60 0.55 0.40 0.26 0.18 0.12 0.09 0.06 0.04 0.03 0.27 0.09 0.39 0.68
0.60 0.72 1.22 1.10 1.08 0.55 0.66 0.63 0.50 0.40 0.24 0.20 0.13 0.08 0.06 0.04 0.03 0.02 0.02 0.01 0.01 0.42
1.07 0.99 1.71 1.53 0.93 1.24 0.73 0.93 0.50 0.34 0.32 0.19 0.22 0.11 0.08 0.06 0.04 0.03 0.02 0.01 0.01 0.22
0.54 0.88 1.11 0.77 1.09 0.87 1.17 0.73 0.63 0.37 0.32 0.45 0.36 0.22 0.54 0.21 0.16 0.11 0.08 0.10 0.06 0.14
1.08 1.62 1.90 1.87 1.41 1.00 0.97 0.78 0.81 0.45 0.46 0.27 0.19 0.12 0.09 0.06 0.05 0.03 0.02 0.01 0.01 0.25
0.28 0.20 0.44 0.65 0.60 0.71 0.47 0.49 0.42 0.31 0.19 0.26 0.13 0.10 0.07 0.05 0.03 0.02 0.02 0.01 0.01 0.01
0.59 1.17 0.70 0.76 0.72 0.95 1.02 0.55 0.36 0.24 0.18 0.13 0.09 0.06 0.04 0.03 0.02 0.01 0.01 0.01 0.25 0.17
0.12 0.42 0.58 1.01 0.55 0.30 0.22 0.15 0.31 0.33 0.27 0.15 0.10 0.07 0.05 0.03 0.02 0.02 0.01 0.01 0.01 0.00
0.71 1.34 1.22 1.00 0.79 0.49 0.77 0.79 1.39 1.06 0.66 0.48 0.35 0.31 0.19 0.32 0.41 0.24 0.34 0.15 0.72 0.52
0.74 0.97 1.04 1.10 1.01 0.91 0.90 0.70 0.61 0.46 0.35 0.26 0.19 0.13 0.13 0.09 0.09 0.05 0.11 0.05 0.18 0.31
I
0.33
0.33
0.35
0.07
0.54
0.25
0.36
0.08
0.15
0.81
0.33
II
0.54
0.54
0.83
0.05
0.97
0.45
0.44
0.05
0.25
0.62
0.47
0.62
0.58
0.41
0.48
0.52
0.59
0.26
0.34
0.21
0.65
0.47
Rerata tahunan
Berdasarkan hasil perhitungan debit andalan menggunakan metode F.J. Mock dapat terlihat pada tabel bulan basah yang terjadi antara Januari – Juli memiliki debit bulanan rata-rata 1.71 m3/det – 0.22 m3/det sedangkan pada bulan Kering antara Agustus – Nopember memiliki debit bulanan rata-rata 0.22 m3/det – 0.80 m3/det.
Debit Andalan 80% Metode F.J. Mock Bulan
Grafik Debit Periode 15 Harian Metode F.J. MOCK
Periode
Jumlah Hari
2.5
Jan
2.0
Debit (m3/dtk)
0.5
0.0 2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
Periode ke-
2008
2009
2010
(ltr/dt)
(m3)
15 16 15 13
1,565.77 1,185.43 833.37 1,210.93
2,029,242.62 1,638,744.91 1,080,048.10 1,360,112.92
I II April I II Mei I II Juni I II Juli I II Agust I II Sept I II Okt I II Nop I II Des I II Total tahunan Rerata
15 16 15 15 15 16 15 15 15 16 15 16 15 15 15 16 15 15 15 16
1,480.50 1,523.88 1,526.99 991.46 609.65 562.41 410.28 264.91 185.43 121.69 90.86 59.63 44.52 31.17 266.57 85.96 385.96 681.23 331.65 539.00 14,989.26 624.55
1,918,732.09 2,106,606.59 1,978,981.01 1,284,936.51 790,111.53 777,469.74 531,722.52 343,316.95 240,321.87 168,225.31 117,757.72 82,430.40 57,701.28 40,390.90 345,480.78 118,837.85 500,198.38 882,871.31 429,818.17 745,115.02 19,569,174.48 815,382.27
Maret
1.0
Volume
I II I II
Feb 1.5
Debit
Debit Andalan 80 % Metode F.J. MOCK 1,800 1,600 1,400 1,200
Debit (lt/dt)
1,000 800 600 400 200 0 I
II Jan
I
II Feb
I
II
Maret
I
II April
I
II Mei
I
II
I
Juni
Bulan
II Juli
I
II
Agust
I
II Sept
I
II Okt
I
II Nop
I
II Des
ANALISA KEBUTUHAN AIR 1. KEBUTUHAN AIR IRIGASI Kebutuhan irigasi untuk DI. itu Patok yaitu 2,001 lt/dt/ha dengan pola tanam Padi-Padi-Palawija. Kebutuhan Air Irigasi (lt/det/ha)
2.500
2.000
1.500
1.000
0.500
0.000
Periode
2. KEBUTUHAN AIR BAKU Proyeksi Penduduk di Kecamatan Mundu (tidak termasuk Desa Sinarrancang) untuk tahun 2030 yaitu 96.942 orang, maka dapat dihitung kebutuhan air baku rata-rata pada tahun 2030 yaitu 58.378 lt/det. Kebutuhan Air Baku Kecamatan Mundu Kebutunan Air Baku (lt/dt)
100 90 80
84.450 77.830 71.210
70 60
52.495
62.255
57.375
50 40
91.069
45.648
30 2015 Kebutuhan Air Rata-Rata
54.134
49.891
2020
Tahun
2025
Kebutuhan Harian Maksimum
67.134
58.378
2030 Kebutuhan Jam Puncak
ANALISA TAMPUNGAN DAN SIMULASI WADUK Lengkung Kapasitas Bendungan Situ Patok Luas Genangan , Juta (m2) 2.2 2.1 2.0 1.9 1.8 1.7 1.6 1.5 1.4 1.3 1.2 1.1 1.0 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0.0 34.0 32.5
Elevasi (+ m)
31.0 29.5 Volume Tampungan
28.0
Luas Genangan
26.5 25.0 23.5 22.0 20.5 0.00
1.50
3.00
4.50
6.00
7.50
9.00
Volume Tampungan, Juta (m3)
10.50
12.00
13.50
Simulasi Tampungan Bendungan Situ Patok Tahun 2001-2010
Diagram Perilaku M.A Waduk Waduk Penuh
28.00
23.00
Waduk Kosong Waktu (t, bulan)
2010
2009
2008
2007
2006
2005
2004
2003
2002
18.00 2001
Elevasi M.A Waduk
33.00
Berdasarkan hasil simulasi dapat disimpulkan bahwa Bendungan Situ Patok mampu mengairi luas areal sawah sebesar 1.408 ha (luas areal yang terlayani saat ini) dengan Pola Tanam Padi-Padi-Palawija dan dapat memenuhi kebutuhan air baku untuk kecamatan Mundu.
PETA JARINGAN IRIGASI SITU PATOK
SI. ARGASUNYA 1117 Ha
SI. LUWUNG 1034 Ha
ANALISA PENELUSURAN BANJIR Penelusuran Banjir Lewat Pelimpah dengan Q1000 t
I
(I1+I2)/2
y
j
Q
H
Elv. M.A
1 0 1 2 3 4 5 5.1 5.2 5.3 5.4 5.5 5.6 5.7 5.8 5.9 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
2 0.00 78.29 50.30 36.74 20.46 11.71 11.32 10.93 10.53 10.14 9.75 9.36 8.97 8.58 8.19 7.80 4.82 3.06 2.06 1.24 0.74 0.45 0.27 0.16 0.10
3 0 39.146 64.297 43.520 28.598 16.082 11.512 11.121 10.730 10.338 9.947 9.556 9.165 8.774 8.382 7.991 6.307 3.941 2.562 1.648 0.990 0.595 0.358 0.215 0.129
4
5
0.000 38.191 97.841 133.825 153.230 159.513 161.075 162.143 162.760 162.966 162.798 162.287 161.464 160.358 158.991 157.389 154.391 149.500 143.724 137.535 131.201 124.975 118.995 113.331
39.146 102.488 141.361 162.422 169.311 171.024 172.196 172.872 173.098 172.913 172.353 171.452 170.238 168.740 166.983 163.696 158.333 152.062 145.372 138.525 131.796 125.333 119.210 113.460
6 0.00 0.955 4.647 7.537 9.193 9.799 9.950 10.053 10.112 10.132 10.116 10.067 9.987 9.880 9.749 9.594 9.305 8.833 8.337 7.837 7.324 6.821 6.337 5.879 5.449
7 0.000 0.069 0.198 0.273 0.312 0.326 0.329 0.331 0.333 0.333 0.333 0.332 0.330 0.328 0.325 0.321 0.315 0.304 0.293 0.281 0.268 0.256 0.244 0.232 0.220
8 32.400 32.469 32.598 32.673 32.712 32.726 32.729 32.731 32.733 32.733 32.733 32.732 32.730 32.728 32.725 32.721 32.715 32.704 32.693 32.681 32.668 32.656 32.644 32.632 32.620
Berdasarkan hasil penelusuran banjir dengan Q1000, dapat dilihat bahwa elevasi banjir berada pada elevasi +32.78 dengan H = 0.38, sedangkan mercu spillway berada pada elevasi +34.50 dengan H = 1.90. Maka tidak diperlukan penambahan elevasi mercu spillway karena dianggap masih aman.
Grafik Penelusuran Banjir dengan Q1000 70.00
60.00
Debit, Q (m3/dt)
50.00
40.00
30.00
Inflow 20.00
Outflow 10.00
0.00 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Periode (Jam)
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
Penelusuran Banjir Lewat Pelimpah dengan QPMF t
I
1 0 1 2 3 4 5 6 6.1 6.2 6.3 6.4 6.5 6.6 6.7 6.8 6.9 7 8 9 10 11 12 13 14 15
2 0.99 251.32 299.95 201.51 179.53 149.85 122.10 118.53 114.97 111.40 107.83 104.26 100.69 97.12 93.56 89.99 86.42 51.88 34.10 21.30 13.35 8.85 5.47 3.43 2.32
(I1+I2)/2
y
j
3 4 5 0 126.157 0.000 126.157 275.637 119.775 395.412 250.728 361.531 612.259 190.516 548.176 738.692 164.689 654.570 819.259 135.978 721.545 857.524 120.319 753.123 873.442 116.751 766.260 883.010 113.182 774.156 887.338 109.614 777.728 887.341 106.045 777.730 883.776 102.477 774.788 877.264 98.908 769.414 868.323 95.340 762.035 857.375 91.771 753.000 844.772 88.203 742.600 830.803 69.149 731.071 800.220 42.989 705.833 748.822 27.698 663.039 690.737 17.326 614.425 631.751 11.104 564.698 575.803 7.163 517.197 524.360 4.452 473.236 477.688 2.877 433.087 435.964
Q
H
Elv. M.A
6 0.99 6.382 33.881 64.083 84.121 97.714 104.401 107.182 108.854 109.611 109.611 108.988 107.850 106.288 104.375 102.172 99.731 94.387 85.783 76.312 67.053 58.606 51.124 44.601 39.050
7 0.071 0.245 0.746 1.141 1.368 1.512 1.580 1.608 1.625 1.632 1.632 1.626 1.615 1.599 1.580 1.558 1.533 1.477 1.386 1.282 1.176 1.075 0.982 0.896 0.820
8 32.471 32.645 33.146 33.541 33.768 33.912 33.980 34.008 34.025 34.032 34.032 34.026 34.015 33.999 33.980 33.958 33.933 33.877 33.786 33.682 33.576 33.475 33.382 33.296 33.220
Berdasarkan hasil penelusuran banjir dengan QPMF, dapat dilihat bahwa elevasi banjir berada pada elevasi +34.032 dengan H = 1.632, sedangkan mercu spillway berada pada elevasi +34.50 dengan H = 1.90. Maka tidak diperlukan penambahan elevasi mercu spillway karena dianggap masih aman.
Grafik Penelusuran Banjir dengan QPMF 350.00
300.00
78.29
Debit, Q (m3/dt)
250.00
200.00
Inflow Inflow outflow
150.00
109.611
Outflow
100.00
50.00
0.00 0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
Periode (Jam)
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
ANALISA EROSI DAN SEDIMENTASI Erosi adalah suatu peristiwa hilang atau terkikisnya tanah atau bagian tanah dari suatu tempat yang terangkut ke tempat lain, baik disebabkan oleh pergerakan air suatu tempat yang terangkut ke tempat lain, ataupun angin (Arsyad, 1983). Bulan
R mm
E
I30
ton. M/ha. Cm
EI30 ton cm/ha. Jam
Januari
392
8,810.36
0.83
72.99
Februari
274
6,009.17
0.77
46.54
Maret
275
6,034.53
0.78
46.77
April
180
3,829.93
0.70
26.64
Mei
86
1,724.83
0.52
9.04
Juni
58
1,133.70
0.43
4.85
Juli
17
296.33
0.18
0.53
Agustus
20
368.84
0.21
0.77
September
3
54.61
0.04
0.02
Oktober
36
686.36
0.32
2.20
Nopember
150
3,134.42
0.66
20.55
Desember
210
4,506.01
0.73
32.71
141.90
3,049.09
0.51
21.97
1,702.85
36,589.09
6.16
263.60
Rerata Total tahunan
Nilai Indeks Erosivitas Bendungan Situ Patok
LAJU EROSI Curah Hujan Bulanan ( R ) Asumsi Indeks Erodibilitas Tanah (K) Berat Jenis Tanah Koefisien Kekasaran Manning (n) Asumsi Faktor Indeks Pengolahan Tanaman (CP) Indeks Erosivitas Hujan (EI 30)
: : : : : :
Slope Rerata
Panjang Rerata
Luas
Kelas
(S)
Lereng (L)
A
(%) (1)
(%) (3)
(m) (4)
(Km2) (5)
0-3
1.79
3,089.00
3-8
3.36
8 - 15
141.90 mm 0.31 2.60 ton/m3 0.02 0.12 263.60 ton cm/ha.Jam 2.64 ton m/ha.Jam Erosi
Erosi
Sedimentasi
LS
Potensial
Aktual
(Ha) (6)
(7)
(ton/thn) (8)
83.28
8327.85
20.14
13,704,510.02
1,518.78
38.33
3832.97
3.19
997,829.55
0.00
0
0
0
0
-
-
0
-
15 - 30
0.00
0
0
0
0
-
-
0
-
30 - 45 > 45
0.00 0.00
0 0
0 0
0 0
0 0
-
-
0 0
-
SDR
Potensial
(10)
(ton/thn) (11)
1,661,671.84
0.29
481654.53
120,986.83
0.34
40948.91
(9)
Jumlah Sedimentasi Potensial
(ton/thn) (ton/ha/thn) 3
2
Luas Total Lahan tererosi (Km )
(m /ha/thn) 3
(m /thn)
121.61 Laju sedimen potensial
(mm/thn)
522,603.44 42.97 16.53 201,001.32 1.65
HASIL SURVEY DAN ANALISA GEOLOGI PENYELIDIKAN GEOTEKNIK Berdasarkan hasil pemboran inti yang dilaksanakan di tanggul Situ Patok sebanyak 2 (dua) titik, maka diperoleh hasil sebagai berikut : Bor Mesin •Titik BH-1 (Situ Patok) Interval 0,0 – 0,8 meter berupa Lempung berwarna coklat, konsistensi firm, plastisitas rendah, mengandung sisa akar tanaman. Interval 0,8 – 8,0 meter berupa Lempung pasiran berwarna abu – abu kecoklatan, plastisitas rendah. Tebal 7,2 meter. Mempunyai nilai SPT pada kedalaman : 3 m , N =35 6 m, N = 46 9 m, N > 50 •Titik BH-2 (Situ Patok) Interval 0,0 – 1,0 meter berupa Lempung berwarna coklat dengan sejumlah cobble, konsistensi firm, plastisitas rendah, mengandung sisa akar tanaman. Interval 1,0 – 8,0 meter berupa Lempung pasiran berwarna coklat keabuan, konsistensi very stiff, plastisitas rendah. Tebal 7,0 meter. Mempunyai nilai SPT pada kedalaman : 3 m , N = 43 6 m, N > 50 9 m, N > 50
LOKASI PENYELIDIKAN GEOTEKNIK
HASIL UJI LABORATORIUM Parameter Tanah Dry Unit C Weight gram/cm3 gr/cm2 0.590 0.397 0.590 0.397
Titik BH-1 Titik BH-2
% 24.400 24.400
% 29.490 29.490
Wet Unit Weight gram/cm3 0.770 0.770
Titik TP-1 Titik TP-2 Titik TP-3 Titik TP-4 Titik TP-5 Titik TP-6 Titik TP-7 Titik TP-8 Titik TP-9
24.400 24.400 24.400 24.400 24.400 24.400 24.400 24.400 24.400
29.490 29.490 29.490 29.490 29.490 29.490 29.490 29.490 29.490
0.770 0.770 0.770 0.770 0.770 0.770 0.770 0.770 0.770
0.590 0.590 0.590 0.590 0.590 0.590 0.590 0.590 0.590
Titik TP-10
24.400
29.490
0.770
0.590
No.
Liquid Limit Water Content
Φ o
Teg. Air Pori Max Rembesan
25.860 25.860
kg/cm2 0.580 0.580
cm/dtk 6,73 x 10-3 6,73 x 10-3
0.397 0.397 0.397 0.397 0.397 0.397 0.397 0.397 0.397
25.860 25.860 25.860 25.860 25.860 25.860 25.860 25.860 25.860
0.580 0.580 0.580 0.580 0.580 0.580 0.580 0.580 0.580
6,73 x 10-3 6,73 x 10-3 6,73 x 10-3 6,73 x 10-3 6,73 x 10-3 6,73 x 10-3 6,73 x 10-3 6,73 x 10-3 6,73 x 10-3
0.397
25.860
0.580
6,73 x 10-3
PETA GEOLOGI LEMBAR CIREBON
LOKASI SITU PATOK
Berdasarkan hasil penyelidikan lapangan dan uji laboratorium serta evaluasi geoteknik pada Daerah Situ Patok Cirebon, maka diperoleh beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut : • Secara topografi daerah penyelidikan tediri dari : Morfologi perbukitan landai dan pedataran. • Stratigrafi daerah situ terdiri dari : Pelapukan Batuan Lempung, dan Lempung Pasiran. • Gejala adanya struktur geologi berupa sesar tidak dijumpai, yang ada berupa jatuhan tanah di beberapa lokasi dinding tanggul yang ada. • Berdasarkan penampang dan korelasi data pemboran inti menunjukkan bahwa : Lapisan teratas berupa lapisan lempung, kedua berupa lempung pasiran dengan ketebalan 7,5 - 8,5 meter dan lapisan terbawah diduga berupa Batu Lanau dengan ketebalan > 5 meter. Berdasarkan kalkulasi daya dukung yang diizinkan (qa) pada tanggul Situ Patok diperoleh sebagai berikut : • Pada lokasi BH-1 daya dukung tanahnya mempunyai nilai yang sama dan cukup besar yaitu 8,0 kg/cm2 pada kedalaman 6 meter dan 9 meter dari permukaan tanah setempat. • Berdasarkan uji rembesan menunjukkan bahwa lapisan daerah Situ Patok terdapat lapisan lempung pasiran mempunyai koefisien rembesan berkisar 10-3 hingga 10-4 cm/dt termasuk lapisan sedang lulus air.
DOKUMENTASI
USULAN/REKOMENDASI REHABILITASI BENDUNGAN SITU PATOK pptPlex Section Divider The slides after this divider will be grouped into a section and given the label you type above. Feel free to move this slide to any position in the deck.
USULAN/REKOMENDASI REHABILITASI BENDUNGAN SITU PATOK USULAN/REKOMENDASI TEKNIS 1. Puncak dan Bahu Bendungan Berdasarkan hasil inspeksi lapangan kondisi puncak bendungan baik, namun terjadi retakan memanjang pada puncak bendungan dari BM02 sampai lokasi Piezometer 3 dengan jarak ±270 m dengan rata-rata kedalaman ±80 cm. Aspal jalan di puncak bendungan sudah rusak dan sering dijadikan jalur lalu lintas kendaraan bermotor roda dua, selain itu pula terdapat bangunan permanen dan semi permanen di bagian kiri tubuh bendungan. Sedangkan untuk bahu bendungan bagian lingkaran tengah sampai dengan pertemuan tubuh bendungan dengan Abutmen kiri maupun kanan, kondisinya baik dan secara visual masih lurus.
Untuk mengatasi retakan pada tanggul maka retakan tersebut harus diisi dengan tanah, dan ditusuk-tusk dengan tongkat agar rongga retakan terisi penuh tanah dan cukup padat. Permukaan retakan juga harus ditimbun tanah supaya lebih tinggi dari permukaan disekelilingnya, sehingga air tidak dapat menggenang atau meresap ke dalam celah retakan.
Jalan inspeksi pada puncak bendungan sudah mengalami kerusakan maka dari itu diperlukan perbaikan dengan cara pengaspalan. Untuk mengatasi bangunan liar, maka harus dilakukan relokasi bangunan liar tersebut.
2. Lereng Hulu, Abutmen Kiri dan Kanan secara umum kondisi lereng hulu cukup baik, blok beton masih tertata dengan baik, namun terdapat gejala penurunan dan kerusakan pada beberapa blok beton kira-kira ±10 m sebelah kanan menara intake dan Peilschaal di bawah menara intake.
Untuk mengatasi kerusakan/penurunan blok beton pada lereng hulu maka dapat dilakukan penanggulangan dengan cara membongkar semua blok beton yang rusak kemudian pada lokasi yang mengalami penurunan harus diisi tanah kemudian dipadatkan, setelah itu dipasang blok-blok beton yang baru.
Kerusakan Pada Blok Beton di Lereng Hulu
Kerusakan Pada Tangga Pielschaal di Lereng Hulu
3. Lereng Hilir, Abutmen Kiri dan Kanan Secara umum kondisinya masih baik, namun terjadi retakan lingkar tengah bendungan sepanjang ±72 m dengan rata-rata kedalaman ±1.80 m, dan pada beberapa lokasi di lengkung luar sebelah kanan bendungan dijadikan jalur lalu lintas (tercatat ± 7 lokasi) kendaraan bermotor sehingga mengakibatkan penggundulan gebalan rumput dan berpotensi merusak tanggul utama. Selain adanya jalur kendaraan bermotor, di kaki lereng hilir juga terdapat bangunanbangunan semi permanen berupa warung yang jumlahnya cukup banyak (tercatat ± 15 warung) yang berpotensi dapat merusak lereng hilir tanggul utama dan ditambah pula terjadi kerusakan pada rip-rap di kaki tanggul utama.
Untuk mengatasi retakan yang terjadi di lereng hilir sepanjang 72 meter dengan ratarata kedalaman 1.3 m, maka harus harus diisi dengan tanah, dan ditusuk-tusk dengan tongkat agar rongga retakan terisi penuh tanah dan cukup padat. Kemudian untuk mengantisipasi terjadinya longsoran maka permukaan lereng hilir harus dilakukan penimbunan tanah dan pemadatan.
Retakan di Lereng Hilir
Perapihan Pada Rip-Rap di Kaki Lereng Hilir
4. Menara dan Terowongan Pengeluaran Secara umum kondisinya berfungsi dengan baik namun terjadi kerusakan pada dinding luar menara intake, kemudian terjadi kerusakan pada satu buah pintu trashrek disebabkan karena sudah tua dan baja pengangkatnya sudah aus. Pada terowongan pengeluaran, permukaannya menjadi jalur lalu lintas kendaraan, sehingga diperlukan perkuatan lapisan permukaan untuk mengantisipasi beban yang berlebihan akibat lalulintas kendaraan.
Untuk mengatasi kerusakan pada dinding menara intake dapat dilakukan dengan melakukan pelapisan kembali.
Untuk memperkuat lapisan permukaan outlet terowongan pengeluaran maka diusulkan pembuatan jembatan di atas terowongan pengeluaran tersebut.
Jembatan di atas Terowongan Pengeluaran
5. Pelimpah Kondisi Pelimpah secara umum cukup baik, tidak terdapat gejala kerusakan struktur. Namun pada saluran pengarah terlihat banyak ditumbuhi rerumputan dan sedimentasi, kemudian saluran pengarah ini juga dijadikan tempat untuk mencuci kendaran bermotor dan pembuatan bata dengan bahan dasar dari tanah sedimentasi yang menumpuk di saluran pengarah. Pada spillway terjadi kebocoran tepat dibawah jembatan, ada 2 lubang bocoran di sebelah kanan dan kiri saluran peluncur, menurut pengamat bendungan bocoran berasal dari waduk sehingga pada saat volume tertentu bocoran tidak terjadi.
• Pada saluran pengarah di bagian tengah harus dibuatkan lantai dengan pasangan batu kali. Saluran pengarah yang akan diperbaiki memiliki dimensi panjang 26 m dan lebar 32 m. • Terjadi retakan di sayap kanan pelimpah dan dapat diperbaiki dengan menutup retakan grouting. • Pada mercu pelimpah terdapat retakan di sebelah kiri sepanjang 5 m, maka untuk itu harus diperbaiki dengan menambal retakan itu dengan plesteran. • Kebocoran yang terdapat di saluran peluncur ada 2 buah lubang. Untuk memperbaikinya menurut ahli geologi sebaiknya digali terlebih dahulu kemudian dicor menggunakan campuran beton.
Potongan A-A Kerusakan pada Saluran Pengarah dan Sayap Kanan dan Kiri
Bocoran pada Saluran Peluncur
6. Instrument Bendungan Instrument yang terpasang pada bendungan Situ Patok ada 2 jenis instrument, yaitu piezometer pipa tegak dan alat ukur rembesan V-notch yang terpasang pada fondasi dan tubuh bendungan. Piezometer yang terpasang ada 12 buah dengan kondisi 6 buah berfungsi dan 6 buah tidak berfungsi (rusak) sedangkan alat ukur V-notch terpasang 1 buah dengan kondisi tidak dapat berfungsi.
Grafik Hasil Pembacaan Instrumen V-Notch Grafik Curah Hujan dan Bocoran pada Gorong-gorong
Berdasarkan grafik hubungan antara waktu dan curah hujan dan grafik hubungan antara waktu dengan rembesan/bocoran dan RWL. Pada umumnya rembesan/bocoran mempunyai kecenderungan meningkat dengan peningkatan muka air waduk RWL, dan menurun bila muka air waduk turun.
Grafik RWL dan Bocoran pada Gorong-gorong
Dari bar Chart grafik hubungan antara waktu dengan besarnya rembesan/bocoran pada saat RWL berada pada elevasi +32.00 m terlihat bahwa rembesan/bocoran mempunyai kecenderungan naik setiap tahunnya.
Grafik Hasil Pembacaan Instrumen Piezometer DIAGRAM HISTERIS PIEZOMETER P2.1 34.00
30.00
32.00 Elevasi Piezometer (m)
Elevasi Piezometer (m)
DIAGRAM HISTERIS PIEZOMETER P1.1 32.00
28.00 26.00 24.00 22.00 20.00 0.00 2010
5.00
10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00
2009
2008
RWL (m)
DIAGRAM HISTERIS PIEZOMETER P3.3
Elevasi Piezometer (m)
26.00 24.00 22.00 20.00
2010
10.00 2009
2008
20.00 RWL (m)
28.00 26.00 24.00 22.00 20.00 0.00 2010
28.00
18.00 0.00
30.00
30.00
40.00
10.00 2009
2008
20.00
30.00
40.00
RWL (m)
Dari Diagram Histeris Piezometer bahwa elevasi muka air piezometer pada hampir semua piezometer mempunyai kecenderungan naik setiap tahunnya yang bervariasi antara 1.0 m - 2.0 m. perubahan ini relatif masih kecil dan dapat dikatankan tidak terjadi perubahan koefisien permeabilitas, sehingga masih aman terhadap erosi buluh.
7. Rumah Jaga Bendungan Perbaikan pada rumah jaga bendungan meliputi : penggantian kaca jendela, genteng, plafond, kursi dan meja dan perbaikan dinding tembok serta penyedian sarana penunjang lainnya.
Kantor Bendungan Situ Patok
Rumah Jaga Bendungan Situ Patok
8. Konservasi Lahan di Wilayah Green Belt Bendungan Situ Patok
Selain rehabilitasi secara teknis maka diperlukan juga rehab secara non teknis yaitu dengan Konservasi tanah dan konservasi air. Konservasi tanah diartikan sebagai penempatan setiap bidang tanah pada cara penggunaan yang sesuai dengan kemampuan tanah tersebut dan memperlakukannya sesuai dengan syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan tanah. Konservasi air pada prinsipnya adalah penggunaan air yang jatuh ke tanah untuk pertanian seefisien mungkin, dan pengarturan waktu aliran sehingga tidak terjadi banjir yang merusak dan terdapat cukup air pada waktu musim kemarau. Setiap perlakuan yang diberikan pada sebidang tanah akan mempengaruhi tata air pada tempat tersebut dan tempat-tempat di sebelah hilirnya. Berdasarkan PP No. 38 Tahun 2011 Tentang Sungai, Pada Pasal 14 bahwa “Garis sempadan danau paparan banjir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 ayat (2) huruf f ditentukan mengelilingi danau paparan banjir paling sedikit berjarak 50 m (lima puluh meter) dari tepi muka air tertinggi yang pernah terjadi”.
Dari Peta Situ Patok Yang diambil dari Google Earth terlihat bahwa wilayah Green Belt di sekeliling situ patok sudah mengalami kerusakan lahan hijau, maka dari itu diperlukan konservasi lahan berupa Konservasi Vegetatif Reboisasi dengan penanaman pohon kormis dan mahoni.
Rencana Wilayah Green Belt di Sekeliling Bendungan Situ Patok (100 m dari El. 34.50)
Jarak tanam penanaman jenis baik Kormis dan Mahaoni adalah 3 x 3 m, sehingga bibit tanaman masing-masing jenis tanaman untuk reboisasi yang diperlukan kurang lebih sebesar 1100 batang/ha.
3m
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X 3m
X
X
X
X
Sketsa Jarak Tanam
X
[Rencana Operasi dan Pemeliharaan] pptPlex Section Divider The slides after this divider will be grouped into a section and given the label you type above. Feel free to move this slide to any position in the deck.
RENCANA OPERASI & PEMELIHARAAN PERSIAPAN OPERASI Persiapan dalam kegiatan operasional bendungan merupakan salah satu kegiatan penting yang harus dilakukan untuk mendukung kelancaran suatu proses kegiatan. Proses persiapan Operasi merupakan kumpulan dari 6 (enam) proses yaitu : 1. Proses penyusunan Rencana Umum, berupa strategi Persiapan O&P. 2. Proses penyusunan manual O&P terdiri dari: 3. Proses pengadaan Personil dan Perlengkapan. 4. Proses pengadaan dan pemasangan peralatan O&P Peralatan O&P terdiri dari peralatan Hidrologi seperti AWLR, Penakar curah hujan, papan duga, piezomoter dan lainnya seperti theodolit, waterpass, salinometer, chain saw, meetband serta peralatan pemeliharaan dan peralatan kantor. 5. Proses Penyuluhan Personil Mengingat tenaga personil terutama Pengamat dan Juru adalah personil yang dialih tugaskan dari pelaksanaan lapangan, seperti mekanik, operator alat berat, pengawas dan lain lain, maka untuk kesatuan dan kesamaan bahasa dalam melaksanakan tugas O&P perlu adanya penyuluhan khusus dibidang O&P pengelolaan bendungan. 6. Proses Peragaan di Lapangan Proses ini merupakan "tes" terakhir bagi keterampilan personil O&P melaksanakan O&P. Jika kumpulan dari ke 6 (enam) proses tersebut diatas dapat dilaksanakan secara sistematis, maka diharapkan dapat terwujudnya keluaran berupa Perangkat yang siap melaksanakan O&P.
PERSIAPAN PEMELIHARAAN Proses persiapan pemeiiharaan merupakan kumpulan 6 (enam) proses utama yaitu: 1. Proses pembuatan rencana umum perbaikan dan penyempurnaan bangunan pengairan. 2. Proses Pembinaan Teknologi Proses ini harus mampu memberi kemudahan dan kelancaran terhadap ketiga proses lainnya. 3. Proses Perhitungan Volume 4. Proses Pembuatan Program Pelaksanaan Perbaikan dan Penyempurnaan 5. Proses Kegiatan Pembinaan Peralatan 6. Proses Pelaksanaan Perbaikan dan Penyempurnaan
STRUKTUR ORGANISASI PSDA
CABANG DINAS
SEKSI
PENGAMAT
JURU
JURU - 1 (Saluran)
JURU - 2 (Saluran)
JURU - 3 (Bangunan)
JURU - 4 (Bangunan)
RENCANA ANGGARAN BIAYA pptPlex Section Divider The slides after this divider will be grouped into a section and given the label you type above. Feel free to move this slide to any position in the deck.
RENCANA ANGGARAN BIAYA PELAKSANAAN REKAPITULASI RENCANA ANGGARAN BIAYA PEKERJAAN
: SID SITU PATOK
PROPINSI
: JAWA BARAT
TAHUN ANGGARAN : 2011 NO
JUMLAH RP
URAIAN PEKERJAAN
1
PERBAIKAN DI PUNCAK BENDUNGAN
12,432,811,200.00
2
PERBAIKAN DI LERENG HULU
3
PERBAIKAN DI SPILLWAY
417,852,400.00
4
PEMBUATAN JEMBATAN
331,180,400.00
5
RENOVASI KANTOR
6
RENOVASI RUMAH JAGA
7
KONSERVASI VEGETATIF REBOISASI
31,211,600.00
24,624,000.00 9,537,900.00 172,832,000.00 JUMLAH TOTAL DIBULATKAN
TERBILANG : Tiga Belas Milyar Empat Ratus Dua Puluh Juta Empat Puluh Sembilan Ribu Lima Ratus Rupiah
13,420,049,500.00 13,420,049,500.00
Terima kasih ©2011