ANALISIS BUDGET MAPPING PENDIDIKAN di KABUPATEN BANDUNG
LAPORAN AKHIR
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BANDUNG BADAN PERENCANA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2008
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
PENGANTAR
Bismillaahirrohmaanirrohiim..., kami memulai pekerjaan analisis BUDGET MAPPING PENDIDIKAN DI PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG ini, dengan harapan semoga Allah SWT memberikan kemudahan dan kelancaran dalam setiap proses yang dilakukan. Studi tentang Analisis Budget Mapping ini dilatarbelakangi oleh fakta penyelenggaraan pendidikan di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung yang begitu memilukan, baik dari aspek substansi, proses, dan konteks penyelengaraan maupun keterlibatan unsur pemerintah dan masyarakat dalam pembiayaannya. Sudah tentu, kedua aspek tersebut begitu berpengaruh terhadap mutu pendidikan yang dihasilkan sekolah. Keterlibatan pemerintah dalam pembiayaan pendidikan di sekolah, berkaitan dengan realisasi pelaksanaan kehendak perundang-undangan pendidikan sering dituding masih relatif kecil. Padahal dilihat dari aspek fungsi, tugas dan peranan kelembagaan satuan pendidikan sekolah memikul tanggung jawab yang sama dengan satuan pendidikan lainnya. Salah satu kelemahan mendasar dalam sistem pembiayaan pendidikan di sekolah ialah alokasi biaya penyelenggaraan tidak didasarkan pada analisis komponen-komponen dan aktifitas-aktifitas manajemen yang harus dibiayai secara riil. Dan ketika menghitung kebutuhan biaya per siswa masih didasarkan pada asumsi-asumsi yang dianggap keliru. Sehingga, pada saat menentukan besaran anggaran untuk satu satuan pendidikan pun kurang dapat dipertanggungjawabkan secara riil. Studi tentang ini lahir sebagai hasil pemikiran tentang perlunya ditemukan besaran biaya penyelenggaraan pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan, dengan harapan bahwa siapa pun atau pihak mana pun yang akan menyelenggarakan pendidikan, baik pemerintah maupun masyarakat mempunyai formula-formula pembiayaan yang sama. Dokumen ini merupakan gambaran keseluruhan rencana studi yang akan dilakukan, yang dibagi ke dalam tiga bab, yaitu: (1) pendahuluan, (2) kajian akademik, dan (3) metodologi studi, termasuk lampiran tentang instrumen studi. Dengan segala kerendahan hati, kami akan melaksanakan studi ini dengan sebaik mungkin sesuai dengan kapasitas maing-masing dan semoga memperoleh hasil sesuai dengan harapan kita bersama.
Bandung, Oktober 2008 TIM PELAKSANA STUDI
i
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
DAFTAR ISI PENGANTAR .............................................................................................
i
DAFTAR ISI.................................................................................................
ii
BAB
PENDAHULUAN ....................................................................
1
A. Latar Belakang .................................................................
1
B. Fokus Kajian dan Pertanyaan Studi ...................................
9
1. Fokus Kajian ................................................................
9
2. Pertanyaan Studi...........................................................
10
C. Kerangka Analisis ..............................................................
10
D. Tujuan dan Produk Studi....................................................
14
1. Tujuan Studi .................................................................
14
2. Produk Studi.................................................................
15
II. KAJIAN AKADEMIK ............................................................
16
A. Teori Pembiayaan Pendidikan............................................
16
1. Konsep, Jenis dan Tingkatan Biaya Pendidikan ..........
16
2. Komponen Biaya Satuan Pendidikan di Sekolah.........
22
3. Aktivitas Biaya Satuan Pendidikan di Sekolah............
23
4. Model Perhitungan Biaya Satuan Pendidikan..............
24
B. Operasional Variabel Studi ...............................................
26
METODOLOGI STUDI ..........................................................
53
A. Ruang Lingkup dan Sampel ...............................................
53
1. Ruang Lingkup Studi ....................................................
53
2. Analisis Sampel.............................................................
53
B. Metode dan Teknik Pengumpulan Data.............................
58
1. Tahap-tahap kegiatan ...................................................
58
2. Waktu dan Tempat Studi...............................................
58
3. Metode ..........................................................................
58
4. Teknik Pengumpulan Data............................................
59
C. Alat Pengumpul Data .........................................................
59
D. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ...............................
60
BAB
BAB
I.
III.
ii
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
E. Tahapan Pelaksanaan Studi................................................
65
PROFIL SATUAN BIAYA PENDIDIKAN .............................
68
A.
Komponen-Komponen yang Harus Dibiayai..................
68
B.
Aktivitas-Aktivitas yang Harus Dibiayai ........................
68
C.
Satuan Biaya Pendidikan Pra Sekolah ............................
70
1. Pendidikan Formal ........................................................
70
2. Pendidikan Non Formal ................................................
73
Satuan Biaya Pendidikan Dasar ......................................
77
1. Pendidikan Formal .......................................................
77
2. Pendidikan Non Formal ................................................
86
Satuan Biaya Pendidikan Menengah...............................
91
1. Pendidikan Formal .......................................................
91
2. Pendidikan Non Formal ...............................................
95
Satuan Biaya Pendidikan Luar Biasa ..............................
104
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ..................................
107
A. Kesimpulan ..........................................................................
107
B. Rekomendasi ........................................................................
114
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................
113
LAMPIRAN-LAMPIRAN…………………………………………………
115
BAB IV
D.
E.
F. BAB V
iii
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Upaya menanggulangi beban pendidikan dalam konteks desentralisasi manajemen pendidikan, akan senantiasa berkaitan dengan memadai-tidaknya sistem pembiayaan pembangunan. Akan tetapi, dengan reformasi manajemen pembangunan pendidikan tersebut belum menjamin didukung oleh sarana dan prasarana serta pembiayaan yang cukup memadai. Sekalipun sudah ada UU.No.25/1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah, melalui dana perimbangan, alokasi umum, dan alokasi khusus, masih tetap memerlukan komitmen politik dan komitmen moral, baik pada tingkat pemerintah pusat maupun tingkat pemerintah daerah. Komitmen politik dari elit-elit politik dan jajaran birokrat pada tingkat pusat maupun daerah menjadi sangat krusial karena sudah menjadi rahasia umum, bahwa program-program yang berupa fisik lebih menguntungkan dan dapat cepat dilihat hasilnya. Dalam aspek ini, khususnya yang berkaitan dengan anggaran pembiayaan pendidikan,
wakil-wakil rakyat kita di Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)
"berani" menetapkan 20 persen dari APBN dan APBD masing-masing untuk anggaran sektor pendidikan. Keberanian
ini merupakan keputusan politik yang sangat
monumental, dan diharapkan dapat mengubah nasib bangsa ini di masa depan ke arah yang lebih baik. Keputusan politik tersebut didasarkan pada kenyataan bahwa, selama ini anggaran dana pemerintah untuk sektor pendidikan relatif masih kecil, termasuk terkecil di antara berbagai negara di dunia, baik sebagai persentasenya dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) secara keseluruhan yang berkisar antara 6% sampai 8% maupun dari produk domestik bruto (PDB) yang berkisar antara 1,2% sampai 1,4%. Di pihak lain kemampuan masyarakat untuk membiayai pendidikan bagi anak-anaknya juga masih rendah karena tingkat pendapatan mereka masih rendah. Dengan terjadinya krisis ekonomi sejak tahun 1998 yang berkepanjangan hingga sekarang, kemampuan ekonomi baik pemerintah maupun masyarakat menurun, dan kemampuan pemerintah dan masyarakat untuk membiayai pendidikan juga menurun 1
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
akibat setiap tahun tingkat Inflasi yang selalu berfluktuasi. Seiring dengan itu, mutu pendidikan disinyalir lebih menurun dan menjadi lebih rendah dari negara-negara lain pada umumnya. Mutu pendidikan memang dipengaruhi, salah satunya, oleh ketersediaan dana karena penyelenggaran pendidikan membutuhkan dana. Di samping itu, sejak Indonesia ditimpa krisis ekonomi tahun 1998 hingga sekarang, kemampuan pemerintah dan masyarakat dalam membiayai pendidikan menurun. Studi yang dilakukan oleh kalangan akademisi menunjukkan hal itu. Pemerintah terpaksa harus mengurangi porsi dana rutin dan pembangunan, termasuk bidang pendidikan dari APBN karena harus dialihkan untuk membayar hutang baik dalam maupun luar negeri. Kemampuan masyarakat untuk membiayai pendidikan pun berkurang karena daya beli mereka menurun. Keputusan politik tersebut, memiliki orientasi yang sangat jelas, yaitu kemandirian dalam penyediaan SDM. Namun, keputusan politik ini tidak serta-merta berwujud realitas karena sebagian besar komponen dana dalam struktur APBN tidak dapat dialokasikan (unallocated), yaitu 34 persen untuk pembayaran utang dan 25 persen untuk dana perimbangan. Di samping itu, keputusan politik tersebut masih mendapat keberatan-keberatan dari departemen lainnya yang merasa dikurangi “jatah” dalam APBN dengan alasan pada ekonomi Indonesia yang masih "morat-marit" belum memerlukan prioritas pada sektor pendidikan, tetapi pada sektor-sektor ekonomi untuk dapat memacu produktivitas dunia usaha. Anggapan tersebut sangat beralasan karena sampai saat ini pendidikan dituding belum dapat menghasilkan pelaku ekonomi atau pengusaha yang jangankan memiliki kemampuan bersaing di era global, untuk survive saja mereka amat boros subsidi bantuan likuiditas Bank Indonesia yang nyaris meluluhlantahkan ekonomi sejak masa krisis sampai sekarang. Penangguhan realisasi keputusan politik tersebut mendapat tanggapan dari MK, yang mengabulkan judicial review terhadap pasal 49 UU.No.20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengenai penganggaran pendidikan yang dilakukan secara bertahap, melalui putusan perkara No.011/PUU-II/2005 tanggal 5 Oktober 2005 yang menegaskan bahwa “pada hakekatnya pelaksanaan konstitusi tidak boleh ditundatunda”. Dengan demikian, pasal 49 UU.No.20/2003 yang menyatakan “dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20 persen 2
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
dari APBN pada sektor pendidikan dan minimal 20 persen dari APBD”, harus segera direalisasikan. Melalui putusan perkara tersebut, sekali lagi MK mengabulkan judicial review atas UU.No.13/2006 tentang pemenuhan 20 persen Biaya Pendidikan pada APBN dan APBD. Akan
tetapi,
sebagaimana
diketahui,
sekarang
ini
penyelenggaraan
pemerintahan, termasuk di dalamnya bidang pendidikan, telah didesentralisasikan ke tingkat kabupaten/kota. Dalam pelaksanaannya, desentralisasi mempengaruhi pola pembiayaan pendidikan. Sejak otonomi daerah dilaksanakan, terdapat tiga model penyaluran dana, yaitu dana dekonsentrasi, dana yang langsung ke kabupaten/kota, dan dana yang langsung ke sekolah. Dana dekonsentrasi diberikan oleh pemerintah pusat kepada gubernur sebagai wakil pemerintah pusat. Dana yang langsung ke kabupaten/kota disebut Dana Alokasi Umum (DAU), meskipun demikian ada pula DAU yang diberikan ke provinsi. DAU merupakan transfer yang bersifat umum (block grant) untuk mengatasi masalah ketimpangan horizontal (antar daerah) dengan tujuan utama pemerataan kemampuan keuangan antar daerah. Proses penyaluran bantuan pembiayaan tersebut, melalui tiga model penyaluran dana, yaitu: (1) dana dekonsentrasi, (2) dana yang langsung ke kabupaten/kota, dan (3) dana yang langsung ke sekolah. Dana dekonsentrasi diberikan oleh pemerintah pusat kepada gubernur sebagai wakil pemerintah pusat. Dana yang langsung ke kabupaten/kota disebut Dana Alokasi Umum (DAU), meskipun demikian ada pula DAU yang diberikan ke provinsi. DAU merupakan transfer yang bersifat umum (block grant) untuk mengatasi masalah ketimpangan horizontal (antar daerah) dengan tujuan utama pemerataan kemampuan keuangan antar daerah. Model pendanaan seperti BlockGrant lebih mendewasakan daerah kabupaten/kota ditingkatkan diimbangi dengan kualitas pengawasan, dan Model Imbal Swadaya menjadi alternatif pilihan karena mendorong lembaga-lembaga satuan pendidikan untuk mandiri. Tugas pemerintah pusat adalah penyusunan kebijakan dan standar pendidikan, penyelenggaraan pendidikan karakter bangsa, serta pengendalian mutu pendidikan. Program-program peningkatan mutu pendidikan, masih harus tetap dikendali pemerintah. Pemerintah bertugas melakukan pengembangan kemampuan daerah-daerah dalam upaya peningkatan mutu pendidikan di daerahnya. Karena itu, "Tugas 3
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Pembantuan" akan menjadi komponen anggaran yang sangat penting untuk membiayai program-program untuk memacu peningkatan mutu pendidikan. Pemerintah juga bertugas untuk meningkatkan kemampuan daerah baik dalam melaksanakan analisis, inovasi, maupun penyusunan program pembangunan pendidikan sesuai keadaan serta permasalahan daerahnya masing-masing. Berbagai studi yang berkaitan dengan pembiayaan pendidikan telah banyak dilakukan, baik oleh para akademisi maupun oleh kalangan instansi teknis sendiri. Dan studi-studi tersebut biasanya menghitung biaya satuan. Namun, studi yang mengkaji pembiayaan pendidikan secara komprehensif masih belum ditemukan. Sebagai contoh, terdapat studi pembiayaan pendidikan yang hanya menghitung biaya PBM. Contoh lain lagi, terdapat analisis biaya pendidikan yang hanya mengkaji pembiayaan pendidikan yang dikeluarkan oleh orang tua saja. Berbagai studi tentang pembiayaan pendidikan sudah
dilakukan,
studi-studi
pembiayaan
pendidikan
menyampaikan
temuan
pembiayaan pendidikan dan sumber pendanaannya dengan pendekatan dan fokus yang berbeda-beda, tergantung dari tujuan masing-masing studi tersebut. Berikut ini disampaikan temuan berbagai studi tersebut. Studi yang dilakukan oleh Nanang Fattah (2002:115-125) memberikan temuan tentang korelasi dan kontribusi biaya pendidikan terhadap mutu pendidikan di tingkat kecamatan secara keseluruhan dan di tingkat kecamatan yang dikategorikan ke dalam wilayah perkotaan dan wilayah pedesaan. Temuan-temuan tersebut adalah sebagai berikut. Pertama, korelasi dan kontribusi biaya pendidikan terhadap mutu PBM. Secara umum rata-rata mutu proses belajar mengajar (PBM) tergolong rendah, yaitu 2,69. Hasil uji signifikansi dengan teknik regresi ganda (multiple regression) memperlihatkan bahwa setiap komponen biaya berpengaruh secara signifikan terhadap mutu PBM. Dengan demikian, rendahnya mutu PBM tersebut disebabkan, terutama, oleh: (1) ketersediaan dana yang ada masih jauh dari memadai, (2) pemanfaatan dana yang tidak efisien, (3) pemanfaatan sumber-sumber belajar yang belum optimal, (4) kemampuan profesional guru yang masih rendah, (5) sikap dan harapan guru terhadap kemajuan siswa yang belum menggembirakan, dan (6) kepemimpinan dan manajemen kepala sekolah yang belum terfokus pada PBM. Selain itu, komponen biaya pengelolaan 4
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
sekolah, gaji/kesejahteraan pegawai dan pengadaan bahan pelajaran merupakan biaya yang mempunyai kontribusi sangat signifikan dibandingkan dengan komponen lainnya. Artinya, besarnya biaya pendidikan yang dipergunakan untuk kedua komponen tersebut memiliki tingkat efektivitas yang cukup tinggi terhadap peningkatan mutu PBM di sebagian besar kecamatan. Kedua, korelasi dan kontribusi biaya terhadap mutu hasil belajar. Secara umum, rata-rata nilai hasil belajar mencapai 6,34. Hasil penelitian memperlihatkan tidak setiap komponen biaya memberikan dampak signifikan terhadap hasil belajar siswa. Lebih lanjut, hal-hal yang menyebabkan rendahnya nilai hasil belajar tersebut, terutama, adalah: (1) motivasi belajar siswa masih rendah, terutama motif berprestasi; (2) kondisi ekonomi keluarga siswa yang belum menunjang terhadap penciptaan iklim belajar yang lebih baik, sehingga ketidakhadiran siswa masih tinggi; (3) fasilitas belajar yang ada di sekolah belum dimanfaatkan secara optimal oleh siswa untuk meningkatkan prestasi belajar. Rendahnya mutu hasil belajar siswa dipengaruhi oleh ketidaktepatan dalam mengalokasikan anggaran pendidikan dengan tidak memberikan prioritas terhadap faktor-faktor yang benar-benar dapat memacu peningkatan prestasi belajar. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata besarnya alokasi biaya untuk pengadaan bahan pelajaran, pengadaan sarana tingkat, dan pembinaan siswa kecenderungan umum menunjukkan alokasi yang sangat rendah. Komponen biaya yang paling signifikan berkontribusi terhadap mutu hasil belajar adalah gaji/kesejahteraan pegawai dan pembinaan guru, di sebagian besar kecamatan. Besarnya biaya untuk kedua komponen tersebut
telah
memberikan tingkat efektivitas yang cukup tinggi terhadap pencapaian mutu hasil belajar. Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa komponen biaya yang dominan memberikan efek positif dan signifikan terhadap mutu proses dan hasil belajar siswa adalah (1) gaji/kesejahteraan pegawai, (2) pembinaan guru, (3) pengelolaan sekolah, dan (4) pengadaan bahan pelajaran. Komponen biaya lainnya tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap mutu proses dan hasil belajar siswa. Hasil analisis juga menunjukkan bahwa secara umum biaya pendidikan berkontribusi signifikan pada kecamatan-kecamatan yang memperoleh biaya pendidikan tergolong cukup besar dari pemerintah.
5
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Ketiga, korelasi dan kontribusi biaya pendidikan terhadap mutu pendidikan di wilayah perkotaan. (1) Deskripsi Penerimaan dan Pengeluaran Biaya Pendidikan. Alokasi pengeluaran biaya pendidikan di SD tetap didominasi oleh gaji pegawai (guru dan non guru), yaitu 81,46%nya. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar dana yang dialokasikan bersumber dari pemerintah pusat yang sebagian besarnya digunakan untuk gaji guru dan tenaga kependidikan serta tunjangan lainnya. Besarnya biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan pendidikan di SD wilayah perkotaan adalah Rp45.438.440 per sekolah per tahun dan rata-rata gaji guru adalah Rp431.878 per bulan; (2) Korelasi dan Kontribusi Biaya Pendidikan terhadap Mutu Pendidikan dan Mutu PBM. Rata-rata tingkat mutu PBM di wilayah perkotaan adalah 3,27, yang tergolong tinggi. Komponen biaya yang memberikan kontribusi secara signifikan, meskipun kecil tingkat signifikansinya, adalah: (a) gaji/kesejahteraan pegawai, (b) pembinaan guru, (c) pengadaan alat pelajaran, (d) pengelolaan sekolah. Komponen biaya lainnya tidak memberikan kontribusi yang signifikan; (3) Korelasi dan Kontribusi Biaya terhadap Mutu Hasil Belajar. Rata-rata nilai hasil belajar siswa di wilayah perkotaan adalah 6,86, yang tergolong tinggi sekali. Komponen-komponen biaya satuan yang mempunyai kontribusi yang signifikan terhadap nilai hasil belajar siswa adalah gaji/kesejahteraan pegawai, pembinaan pegawai, sarana sekolah, pengadaan alat pelajaran, pengadaan buku pelajaran, dan perawatan ruang belajar. Sedangkan, komponen-komponen biaya satuan lainnya yaitu pengadaan buku dan perawatan ruangan, pembinaan siswa, dan pengelolaan sekolah tidak mempunyai dampak yang signifikan. Studi ini menemukan bahwa kondisi alat pelajaran, buku pelajaran, sarana tingkat, dan ruang belajar yang ada masih jauh dari memenuhi kebutuhan, baik dalam jumlah atau rasio alat pelajaran dan buku pelajaran dengan jumlah siswa, kualitas, dan kelengkapan alat. Selain itu, alat-alat pelajaran juga belum dimanfaatkan secara optimal dalam pelaksanaan PBM di tingkat sehingga keberadaannya tidak memberikan dampak yang signifikan terhadap mutu PBM. Hal ini menunjukkan bahwa biaya pendidikan yang dipergunakan untuk pengadaan fasilitas belajar belum efektif dalam meningkatkan mutu PBM SD di perkotaan. Keempat, korelasi dan kontribusi biaya pendidikan terhadap mutu pendidikan di wilayah pedesaan: (1) Deskripsi Penerimaan dan Pengeluaran Pendidikan. Rata-rata 6
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
besarnya dana yang diterima untuk biaya personel pendidikan (di luar gaji guru) adalah Rp20.131.395 dan dari BP3 adalah sebesar Rp1.071.376. Besarnya biaya satuan per sekolah adalah Rp21.996.501 per tahun, rata-rata gaji guru adalah Rp261.506 per guru per bulan. Rata-rata besarnya iuran BP3 per murid adalah Rp892 per bulan. Kecukupan jumlah iuran BP3 di SD pedesaan, jumlah murid, dan kemampuan ekonomi orang tua murid adalah rendah; (2) Korelasi dan Kontribusi Biaya Pendidikan terhadap Mutu PBM. Rata-rata tingkat mutu PBM di wilayah pedesaan adalah 2,25, yang artinya tergolong rendah sekali. Komponen biaya satuan yang memiliki kontribusi secara signifikan terhadap mutu PBM, meskipun tingkat signifikansinya adalah sangat rendah, adalah: (1) gaji/kesejahteraan pegawai, (2) pembinaan guru, (3) pengadaan alat pengajaran, (4) pengadaan buku pelajaran, (5) pengadaan sarana sekolah, dan (6) pengelolaan sekolah. Komponen biaya yang tidak mempunyai kontribusi secara signifikan adalah: (1) perawatan ruang belajar, (2) pengadaan sarana sekolah, dan (3) pembinaan kesiswaan. Hal ini berarti bahwa biaya operasional pendidikan SD di pedesaan yang dipergunakan untuk ketiga komponen tersebut jauh tidak memadai dibandingkan dengan kebutuhan. Biaya satuan pendidikan per komponen/ siswa SD di pedesaan adalah relatif sangat kecil sehingga tidak memberikan dampak terhadap PBM. Komponen-komponen biaya tersebut beserta besarannya adalah: (1) pembinaan guru sebesar Rp68.074, (2) pengadaan alat pelajaran sebesar Rp3.351, (3) pengadaan buku pelajaran/buku ajar sebesar Rp3.847, (4) perawatan ruang belajar sebesar Rp3.482, (5) pengadaan sarana tingkat sebesar Rp3.564, (6) pengadaan sarana sekolah, (7) pembinaan kesiswaan sebesar Rp2.099, dan (8) pengelolaan sekolah sebesar Rp2.138. Kelima, faktor lain yang menyebabkan rendahnya biaya satuan pendidikan adalah kecilnya dukungan dana yang bersumber dari BP3. Sumbangan BP3 dalam penyelenggaraan pendidikan di SD pedesaan relatif sangat kecil, yaitu Rp 891 per murid per bulan. Dana yang bersumber dari pemerintah pusat juga untuk seluruh komponen biaya adalah rata-rata Rp485 per murid per bulan; (3) Korelasi dan Kontribusi Biaya Pendidikan terhadap Mutu Hasil Belajar. Rata-rata prestasi belajar siswa di pedesaan adalah 5,95, yang artinya tergolong rendah. Keenam, komponen biaya satuan yang tidak memberikan kontribusi terhadap prestasi belajar siswa adalah: (1) perawatan ruang belajar, (2) pengadaan sarana tingkat, 7
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
dan (3) pembinaan kesiswaan. Komponen biaya satuan yang memberikan kontribusi yang sangat signifikan adalah kesejahteraan pegawai/gaji. Ada kemungkinan gaji/ kesejahteraan pegawai tidak terlalu besar, namun dirasakan manfaatnya oleh guru SD di pedesaan dalam memenuhi tuntutan pekerjaan. Pencapaian prestasi belajar siswa SD pedesaan secara signifikan dipengaruhi oleh mutu PBM. Kontribusi PBM terhadap prestasi belajar siswa pada taraf yang sedang, artinya terdapat faktor lain di samping PBM yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa. Selain gaji, komponen biaya untuk pengelolaan sekolah di pedesaan ternyata memberi pengaruh yang sangat signifikan terhadap pencapaian prestasi belajar. Hal ini menunjukkan biaya untuk pengelolaan sekolah telah cukup efektif dimanfaatkan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Biaya pembinaan guru meskipun relatif kecil tetapi memberikan kontribusi yang berarti terhadap pencapaian prestasi belajar siswa. Hal ini mengandung makna bahwa biaya pembinaan guru cukup efektif untuk meningkatkan mutu pendidikan. Secara keseluruhan biaya memberi pengaruh yang berarti terhadap hasil belajar. Hasil-hasil studi sebagaimana dipaparkan di atas memperlihatkan bahwa ada korelasi antara biaya yang dikeluarkan dengan mutu pendidikan. Menghitung biaya satuan di lingkungan persekolahan erat kaitannya dengan alokasi dana yang tersedia. Namun, untuk dapat mengalokasikan biaya untuk setiap satuan tersebut memerlukan rumus-rumus tertentu, baik untuk satuan aktivitas biaya maupun untuk satuan komponen biaya. Di samping itu, diperlukan pula rumus-rumus untuk setiap jenjang pendidikan pada sekolah. Rumus-rumus tersebut harus dapat menghitung kebutuhan biaya keseluruhan, yang berguna bagi perencanaan pembangunan persekolahan. Dengan demikian, kesulitan-kesulitan berkenaan informasi mengenai jumlah biaya keseluruhan dalam perencanaan pendirian persekolahan dapat diatasi dengan hasil studi ini. Berdasarkan pemikiran tersebut, maka studi tentang analisis kebutuhan biaya satuan bagi penyelenggaraan pendidikan yang dapat meningkatkan mutu pendidikan sekolah sangat diperlukan.
8
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
B. FOKUS KAJIAN DAN PERTANYAAN STUDI 1. Fokus Kajian Sebagaimana diketahui, bahwa biaya pendidikan sangat berbeda antar jenjang, jenis, dan jalur pendidikan yang dikelola oleh Pemerintah dan Masyarakat (Swasta). Idealnya, perhitungan biaya satuan pendidikan tersebut harus pula berdasarkan pada kualifikasi, tingkat penghasilan orangtua, lokasi (perkotaan, semi perkotaan, dan pedesaan), wilayah topografi (pegunungan, pantai, dan dataran rendah bukan pantai), kabupaten/kota, dan provinsi, maka biaya satuan pendidikan sebetulnya perlu dihitung menurut jenjang pendidikan, jenis pendidikan, mutu sekolah, tingkat penghasilan orangtua, lokasi sekolah, kabupaten/kota, dan provinsi. Demikian pula, seyogyanya perlu pula dihitung biaya satuan pendidikan menurut jenis klasifikasi: jenis input (biaya satuan operasional dan biaya satuan modal), sifat penggunaan (biaya satuan langsung dan biaya satuan tidak langsung), jenis penggunaan (biaya satuan personel dan biaya satuan bukan personel), pihak yang menanggung (biaya satuan pribadi, biaya satuan publik, dan biaya satuan sosial), dan tempat penggunaan (orangtua/siswa, sekolah, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, dan pusat). Akan tetapi, persoalan yang paling krusial ialah perhitungan biaya pendidikan yang sesungguhnya mengenai besaran jumlah biaya yang diperlukan untuk penyelenggaraan satuan pendidikan di sekolah yang memiliki kualitas dan daya saing dengan jenis-jenis pendidikan persekolahan lainnya. Karena itu fokus kajian studi ini dirumuskan: Berapa kebutuhan biaya pendidikan per siswa di tingkat sekolah yang faktual berdasarkan Jalur, Jenjang dan Jenis
pendidikan sekolah berdasarkan
komponen masukan (biaya satuan operasional dan investasi), sifat penggunaan biaya (biaya satuan langsung dan tidak langsung) dan jenis penggunaannya (biaya satuan personel dan biaya satuan bukan personel), dan Berapa besar kontribusi dana pendidikan yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah Pusat atau Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung?
9
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
2. Pertanyaan Studi Perumusan masalah tersebut di atas dapat dirinci ke dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut. a. Komponen-komponen apa yang seharusnya dibiayai dalam penyelenggaraan satuan pendidikan di masing-masing jalur, jenjang dan jenis pendidikan agar memiliki kualitas dan daya saing ? b. Aktivitas-aktivitas apa dari setiap komponen tersebut yang seharusnya dibiayai dalam penyelenggaraan satuan pendidikan di masing-masing jalur, jenjang, dan jenis pendidikan agar memiliki kualitas dan daya saing ? c. Berapa biaya satuan pendidikan berdasarkan Jalur, Jenjang dan Jenis pendidikan yang faktual (yang selama ini terjadi) menurut jenis biaya (operasional dan investasi) sifat penggunaan biaya (biaya satuan langsung dan tidak langsung) dan jenis penggunaannya (biaya satuan personel dan biaya satuan bukan personel)?
C. KERANGKA ANALISIS Studi ini beranjak dari permasalahan, karakteristik kelembagaan sekolah, karakteristik murid, infrastruktur dan kekuatan/kelemahan serta tantangan pendidikan yang dihadapi sekolah. Kemudian berlanjut pada analisis faktor-faktor dan aktivitas yang secara faktual memicu biaya dalam penyelenggaraan satuan pendidikan di sekolah, yang mencakup satuan pendidikan TK, RA, PAUD, SD, MI, SMP, MTs, SMA, MA, SMK, TKLB, SDLB, SMPLB, SMALB, Pendidikan Berkelanjutan, Pendidikan Kepemudaan, Pengarusutamaan Gender (PUG) dan Pemberdayaan Perempuan, dan Keaksaraan Fungsional. Merujuk pada gambaran tersebut, proses analisis selanjutnya difokuskan pada disain model ideal tentang biaya penyelenggaraan satuan pendidikan di sekolah.
10
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Mutu pendidikan merupakan sebuah acuan yang senantiasa harus dapat memuaskan tuntutan masyarakat. Dengan demikian mutu pendidikan dituntut pula untuk memberikan peningkatan mutu yang berarti bagi perkembangan dunia pendidikan. Untuk meningkatkan mutu pendidikan diperlukan biaya pendidikan sebagai faktor penting yang ikut menentukan keberhasilan dan meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan juga dipengaruhi oleh banyak faktor lain, diantaranya seperti; kurikulum, ketenagaan, sarana, infrastruktur dan sosial ekonomi masyarakat. Karakteristik kelembagaan sekolah sangat beraneka ragam. Pada dasarnya keanekargaman tersebut lebih banyak diakibatkan oleh faktor perbedaan kebutuhan penyelenggaraan pendidikan di sekolah, kejelian pihak penyelenggara dalam mengusahakan dana, potensi sosial ekonomi masyarakat, letak geografis sekolah serta jumlah bantuan pemerintah yang diterima pihak sekolah. Sekolah yang berada di lingkungan masyarakat yang berkemampuan ekonomi tinggi cenderung memiliki biaya yang tinggi dibandingkan dengan sekolah yang terletak di lingkungan masyarakat ekonomi lemah. Demikian pula secara geografis, dengan cakupan wilayah indonesia yang sangat luas, akan berimbas pada karakteristik sekolah dari tiap-tiap daerah. Secara umum karakteristik kelembagaan sekolah lebih menitikberatkan pada kurikulum sekolah yang menggunakan mata pelajaran unggulan sebagai ciri khas. Setelah mengetahui karakteristik serta kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung, sebagai acuan standarisasi sekolah, maka penelitian ini mencoba menganalisis biaya satuan pendidikan sekolah dengan menggunakan analisis SWOT. Dilihat dari kekuatannya (Strength) sekolah memiliki kekuatan spiritual yang kuat terutama dari nilai-nilai religius yang telah mengakar sebagai kekuatan ideologi bangsa. Sisi kelemahan (Weakness) sekolah yaitu terletak pada sistem manajemen pendidikan sekolah yang masih sentralistik dan pengaturan biaya yang belum maksimal dan merata pada setiap Jalur, Jenjang dan Jenis Pendidikan. Persaingan dengan sekolah umum plus merupakan tantangan nyata bagi sekolah untuk menghadapi kemajuan sekolah umum, dengan demikian fenomena tersebut menjadi tantangan (Treath) bagi sekolah agar mampu bersaing kompetitif dalam meraih minat masyarakat.
Dalam posisi politis
sekolah merupakan salah satu bagian dari sistem pendidikan nasional, yang dalam
11
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
penyelenggaraannya mengacu kepada kurikulum nasional. Dengan demikian sekolah memiliki peluang (Opportunities) politis yang kuat. Setelah diketahui dan dianalisis dengan analisis SWOT, kemudian hasil analisis tersebut didiskusikan dengan para ahli untuk mendengarkan dan meminta masukan yang sesuai dengan analisa keilmuan, sehingga diharapkan hasil temuan penelitian dapat sesuai dengan prosedur penelitian. Dalam diskusi dengan para ahli diberikan alasan-alasan dan argumentasi mengenai data kelembagaan persekolahan secara komprehensif dan mencari jalan keluar (problem solving) dari permasalahan yang timbul dari diskusi tersebut. Perbedaan biaya pendidikan yang signifikan antara sekolah yang terletak di kota dengan sekolah yang terletak di desa menimbulkan perbandingan kira-kira 2:1 yang artinya, biaya yang dikeluarkan oleh sekolah di kota besarnya dua kali lebih mahal dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan oleh sekolah di pedesaan. Komponenkomponen pembiayaan yang dirancang dalam RAPBS (Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah) hampir sama dengan sekolah-sekolah swasta yang unggul. Yang menarik untuk diungkap dalam penelitian ini bukan jenis komponennya melainkan besaran dan proporsi biaya dari setiap komponen pembiayaan yang berlaku di sekolah. Untuk memperjelas jumlah dan proporsi pembiayaan sekolah yang diperlukan suatu pengkajian secara rinci dan seksama tentang setiap komponen pembiayaan yang dilibatkan. Dengan demikian, maka dalam penelitian ini digunakanlah analisis faktual yang merupakan faktor pemicu kebutuhan biaya penyelenggaraan pendidikan sekolah yang secara nyata berjalan dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Faktor pemicu tersebut diantaranya seperti; komponen satuan biaya sekolah, aktivitas yang harus dibiayai dan satuan biaya modal dan penunjang. Setelah ditemukan biaya satuan pendidikan sekolah yang faktual, kemudian menganalisis biaya satuan pendidikan (BSP) yang seharusnya, baik TK, RA, PAUD, SD, MI, SMP, MTs, SMA, MA, SMK, TKLB, SDLB, SMPLB, SMALB, Pendidikan Berkelanjutan, Pendidikan Kepemudaan,
Pengarusutamaan Gender (PUG) dan
Pemberdayaan Perempuan, dan Keaksaraan Fungsional. Sehingga, implikasinya dapat membuat rekomendasi bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung apakah akan 12
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
menggunakan standarisasi Biaya Satuan Pendidikan (BSP) faktual atau Biaya Satuan Pendidikan (BSP) yang seharusnya dikeluarkan. Sehingga rekomendasi ini seyogyanya akan diarahkan pada model Biaya Satuan Pendidikan Keseluruhan (BSPK) sekolah. Bagan 1 pada halaman berikut memperlihatkan bahwa proses analisis menggunakan pendekatan CIPP (Context, Input, Proses & Product), dengan tiga jenis produk yang diharapkan, yaitu: (1) Potret faktual tipologi biaya satuan pendidikan pada masing-masing Jalur, Jenjang dan Jenis pendidikan; (2) Komponen-komponen dan aktivitas-aktivitas biaya satuan pendidikan yang seyogyanya dibiayai dalam penyelenggaraan masing-masing Jalur, Jenjang, dan Jenis pendidikan; dan (3) Model alokasi biaya satuan pendidikan untuk masing-masing Jalur, Jenjang, dan Jenis pendidikan yang patut direkomendasikan sebagai bahan masukan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung dalam perencanaan pembiayaan pada Jalur, Jenjang, dan Jenis pendidikan. Rekomendasi tentang model ini sebetulnya, bisa cukup dengan hanya beranjak dari tipologi ideal (yang seharusnya) mengenai biaya satuan pendidikan pada masing-masing jalur, jenjang dan jenis pendidikan, atau bisa juga tipologi ideal (yang seharusnya) ini dijadikan standarisasi biaya satuan pendidikan untuk masing-masing jalur, jenjang dan jenis satuan pendidikan sekolah.
13
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Bagan 1 KERANGKA ANALISIS Tuntutan Peningkatan Mutu Pendidikan Kurikulum, Ketenagaan, Sarana
Infrastruktur sosek Masyarakat
Karakteristik Kelembagan Sekolah
Kebijakan Diknas: Standarisasi, Spesifikasi, Model / SPM
FGD (Forum Group Diskussion)
Masalah, kekuatan, kelemahan, tantangan dan peluang yang dihadapi Sekolah
Potret Tipologi Kelembagaan Sekolah (Faktual)
Analisis Faktual: Faktor pemicu kebutuhan biaya penyelenggaraan berdasarkan Jalur, Jenjang dan Jenis pendidikan Komponen Satuan Biaya Sekolah
Analisis dan Strategi Peningkatan Biaya Satuan Pendidikan Ideal (yang seharusnya)
Rekomendasi Model Ideal (yang seharusnya) Biaya Satuan Pendidikan per siswa Di Sekolah
Aktivitas yang Harus Dibiayai
Aspek Legal Formal Manajemen Sistem Satuan Pendidikan
CONTECT
Satuan Biaya Modal, Operasional & Penunjang
INPUT
PROCESS
Standarisasi Biaya Satuan Pendidikan (BSP) Ideal (yang seharusnya)
PRODUCT
D. TUJUAN DAN PRODUK STUDI 1. Tujuan Studi Sesuai dengan perumusan masalah tersebut di atas, studi ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang pembiayaan pendidikan yang telah dikeluarkan Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung dan Masyarakat dengan cara menghitung biaya satuan pendidikan pada masing-masing jalur, jenjang dan jenis pendidikan. Berdasarkan tujuan umum tersebut, maka tujuan khusus studi ini ialah untuk mendapatkan informasi tentang: 14
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
a. Komponen-komponen yang harus dibiayai dalam penyelenggaraan satuan pendidikan pada masing-masing jalur, jenjang dan jenis pendidikan yang dibiayai oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung b. Besaran jumlah biaya satuan pendidikan pada masing-masing jalur, jenjang dan jenis pendidikan yang faktual (yang selama ini terjadi) menurut jenis biaya (operasional dan investasi) sifat penggunaan biaya (biaya satuan langsung dan tidak langsung) dan jenis penggunaannya (biaya satuan personel dan biaya satuan bukan personel); c. Besaran jumlah biaya satuan pendidikan pada masing-masing jalur, jenjang dan jenis pendidikan yang seharusnya agar dapat menyelenggarakan pendidikan yang memiliki kualitas dan daya saing dengan jenis pendidikan persekolahan lainnya menurut jenis biaya (operasional dan investasi) sifat penggunaan biaya (biaya satuan langsung dan tidak langsung) dan jenis penggunaannya (biaya satuan personel dan biaya satuan bukan personel); 2. Produk Studi Produk yang diharapkan diperoleh dari studi ini ialah: a. Rumusan
tentang
komponen-komponen
yang
seharusnya
dibiayai
dalam
penyelenggaraan pendidikan pada masing-masing jalur, jenjang dan jenis pendidikan. b. Gambaran hitungan biaya faktual dan biaya yang seharusnya yang berkenaan dengan pembiayaan untuk satuan penyelenggaraan pendidikan pada masing-masing jalur, jenjang dan jenis pendidikan yang di berikan dana oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung. c. Model atau strategi alokasi biaya satuan pendidikan untuk masing-masing jenjang pendidikan sekolah yang patut direkomendasikan sebagai bahan masukan bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung dalam perencanaan pengalokasian pembiayaan pada setiap jalur, jenjang dan jenis pendidikan.
15
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
BAB II KAJIAN AKADEMIK
A. TEORI PEMBIAYAAN PENDIDIKAN 1. Konsep, Jenis dan Tingkatan Biaya Pendidikan Salah satu persoalan dalam menerapkan pendekatan ekonomi dalam pendidikan adalah apakah investasi yang dilakukan dalam bidang tersebut memberikan keuntungan ekonomi? Dalam menjawab pertanyaan ini telah terjadi silang pendapat yang dinyatakan dalam beberapa pendekatan perencanaan pendidikan seperti pendekatan investasi sumber daya manusia, pendekatan social demand dan pendekatan rate of return. Walaupun demikian, tidak bisa dipungkiri bahwa pendidikan disamping mempunyai manfaat ekonomi juga mempunyai manfaat sosial-psikologis yang sulit dianalisis secara ekonomi. Namun pendekatan ekonomi dalam menganalisis pendidikan memberikan konstribusi sekurang-kurangnya terhadap dua hal yaitu (1) Analisis efektivitas dalam arti analisis penggunaan biaya yang dimanfaatkan untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan; (2) Analisis efesiensi penyelenggaraan pendidikan dalam arti perbandingan hasil dengan sejumlah pengorbanan yang diberikan. Manfaat biaya pendidikan oleh para ahli pendidikan sering disebut dengan Cost Benefit Analysis, yaitu rasio antara keuntungan financial sebagai hasil pendidikan (biasanya diukur dengan penghasilan) dengan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk pendidikan. Mark Blaugh (1970:121) mengemukakan bahwa: “Cost benefit analysis as a technique for evaluating public investment projects that compete actually or potentially with similar projects in the private sector: that is, the market mechandism generates prices for the activity in question which can be used to translate the benefits of the public project into term directly comparable to its costs”.
16
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Senada dengan Blaugh, Psacharopoulos (1987:397) menyebutkan bahwa “Cost benefit analysis is to compare the opportunity cost of a project with the expected benefit, measured in the terms of the additions to income that will accrue in the future as a result of the investment”. Sebetulnya, dalam mengukur manfaat biaya pendidikan sering didasarkan kepada konsep biaya pendidikan yang sifatnya lebih kompleks dari keuntungan, karena komponen-komponen biaya terdiri dari lembaga jenis dan sifatnya. Biaya pendidikan bukan hanya berbentuk uang atau rupiah, tetapi juga dalam bentuk biaya kesempatan. Biaya kesempatan (income forgone) yaitu potensi pendapatan bagi seorang siswa selama ia mengikuti pelajaran atau menyelesaikan studi. Dengan demikian, biaya keseluruhan (C) selama di tingkat persekolahan terdiri dari biaya langsung (L) dan biaya tidak langsung (K). Dalam rumusannya digambarkan: C = L + K. Biaya pendidikan merupakan dasar empiris untuk memberikan gambaran karakteristik keuangan sekolah. Nanang Fattah (2002:28) mengemukakan bahwa keuntungan pendidikan tidak selalu dapat diukur dengan standar nilai ekonomi dan uang. Hal ini disebabkan manfaat pendidikan, di samping memiliki nilai ekonomi, juga memiliki nilai sosial. Dalam pengukuran dampak pendidikan terhadap keuntungan ekonomi atau pendapatan seseorang dari produktivitas yang dimilikinya, memerlukan asumsi-asumsi. Asumsi bahwa produktivitas seseorang dianggap merupakan fungsi dari keahlian dan keterampilan yang diperoleh dari pendidikan. Ada empat kategori yang dapat dijadikan indikator dalam menentukan tingkat keberhasilan pendidikan yaitu: (1) Dapat tidaknya seorang lulusan melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi. (2) Dapat tidaknya seseorang memperoleh pekerjaan. (3) Besarnya penghasilan/gaji yang diterima. (4) Sikap perilaku dalam konteks sosial, budaya dan politik. Sedangkan menurut Cohn (1979:36), dalam mengukur manfaat dari pendidikan terdiri dari 3 (tiga) pendekatan, yaitu: 1) The simple corelation approach, 2) The residual approach, and 3). The returns to education approach. Dalam aspek efisiensi, istilah efisiensi pendidikan menggambarkan hubungan antara input (masukan) dan output (keluaran) dari suatu pelaksanaan proses pendidikan. Coombs dan Hallak (1972:255), berpendapat bahwa : 17
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
“cost effectiveness as the relationship between the inputs and corresponding immediate educational outputs of any educational process. It is to measure of internal efisiensi”. Efisiensi pendidikan menurut Nanang Fattah (2002:35) artinya memiliki kaitan antara pendayagunaan sumber-sumber pendidikan yang terbatas sehingga mencapai optimalisasi yang tinggi. Dalam biaya pendidikan, efesiensi hanya akan ditentukan oleh ketepatan di dalam mendayagunakan anggaran pendidikan dengan memberikan prioritas pada faktor-faktor input pendidikan yang dapat memacu prestasi belajar siswa. Untuk mengetahui efesiensi biaya pendidikan biasanya digunakan metode analisis keefektifan biaya (cost effectiveness analysis) yang memperhitungkan besarnya kontribusi setiap masukan pendidikan terhadap efektivitas pencapaian tujuan pendidikan atau prestasi belajar. Upaya efisiensi dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu efisiensi internal dan efisiensi eksternal. Kedua konsep tersebut satu sama lain erat kaitannya. Efisiensi internal dapat dinilai melalui suatu sistem pendidikan yang menghasilkan output yang diharapkan dengan biaya minimum. Dapat pula dinyatakan bahwa dengan input yang tertentu dapat memaksimalkan output yang diharapkan. Output acapkali diukur dengan indikator-indikator seperti angka kohort, yaitu proporsi siswa yang dapat bertahan sampai akhir putaran pendidikan, pengetahuan keilmuan, keterampilan, ketaatan kepada norma-norma perilaku sosial. Karena dengan alasan inilah persoalan-persoalan mutu pendidikan biasanya dibahas dengan memperhatikan efisiensi internal dari sistem pendidikan. Untuk menilai efisiensi internal dapat dilakukan dengan cara membandingkan antara seleksi di dalam putaran-putaran pendidikan dan seleksi diantara putaran pendidikan. Tingginya angka retensi di dalam putaran-putaran pendidikan merupakan indikator yang diperlukan untuk mengetahui efisiensi internal. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengukur efisiensi internal adalah sebagai berikut: (1) Rata-rata lama belajar (Average study time). Metode ini digunakan untuk mengetahui berapa lama seorang lulusan menggunakan waktu belajarnya dengan cara menggunakan statistik kohort (kelompok belajar). Cara penghitungannya adalah 18
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
jumlah waktu yang dihabiskan lulusan dalam suatu kohort dibagi dengan jumlah lulusan dalam kohort tersebut. (2)
Rasio Input – Output (Input-Output Ratio (IOR)).
Merupakan perbandingan antara jumlah murid yang lulus dengan murid yang masuk awal dengan memperhatikan waktu yang seharusnya ditentukan untuk lulus. Artinya, membandingkan antara tingkat masukan dengan tingkat keluaran. Sedangkan efesiensi eksternal, sering dihubungkan dengan metode cost benefit analysis. Efisiensi eksternal dihubungkan dengan situasi makro yaitu pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial sebagai dampak dari hasil pendidikan. Pada tingkat makro bahwa individu yang berpendidikan cenderung lebih baik memperoleh pendapatan yang lebih tinggi dan kesehatan yang baik. Analisis efisiensi eksternal berguna untuk menentukan kebijakan dalam pengalokasian biaya atau distribusi anggaran kepada seluruh
sub-sub sektor pendidikan. Efisiensi eksternal juga
merupakan pengakuan sosial terhadap lulusan atau hasil pendidikan. Dalam menganalisis efisiensi eksternal, dalam bidang pendidikan dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu: (1) Keuntungan perorangan (private rate of return), yaitu perbandingan keuntungan pendidikan kepada individu dengan biaya pendidikan dari individu yang bersangkutan; (2) Keuntungan masyarakat (social rate of return), yaitu perbandingan keuntungan pendidikan kepada masyarakat dengan biaya pendidikan masyarakat. Jadi, efisiensi eksternal pendidikan meliputi tingkat balik ekonomi dan investasi pendidikan pada umumnya, alokasi pembiayaan bagi jenis dan jenjang pendidikan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa efisiensi internal dan efisiensi eksternal mempunyai kaitan yang sangat erat. Kedua aspek tersebut saling melengkapi satu sama lain dalam menentukan efisiensi system pendidikan secara keseluruhan. Dengan demikian, secara konseptual efisiensi pendidikan meliputi costefectiveness dan cost benefit. Cost effectiveness dikaitkan dengan perbandingan biaya input pendidikan dan efektivitasnya dalam mendukung hasil-hasil belajar. Efisiensi internal atau cost effectiveness sangat bergantung pada dua faktor utama yaitu: (1) Faktor institusional, (2) Faktor manajerial. Sedangkan cost benefit dikaitkan dengan analisis keuntungan atas investasi pendidikan dari pembentukan kemampuan, sikap, keterampilan. Terdapat dua hal penting dalam hal investasi tersebut, yaitu: (1) Investasi 19
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
hendaknya menghasilkan kemampuan yang memiliki nilai ekonomi di luar intrinsiknya; (2) Nilai guna dari kemampuan. Setiap lembaga pendidikan perlu diberi peluang dan kemampuan untuk mengelola anggaran penerimaan dan pengeluaran biaya pendidikan di lingkungan sistemnya masing-masing. Dengan asumsi bahwa upaya dan hasil pemerataan pendidikan adalah merupakan hak dan kewajiban bersama, partisipasi masyarakat, pemerintah, orang tua dan dunia usaha dalam pembiayaan pendidikan harus dipandang sebagai asset yang harus digali, sehingga tidak sepenuhnya menjadi beban pemerintah. Upaya-upaya dalam meningkatkan efisiensi pembiayaan pendidikan perlu diarahkan pada hal-hal pokok berikut ini: (1) Pemerataan kesempatan memasuki sekolah (equality of access); (2) Pemerataan untuk bertahan di sekolah (equality of survival); (3) Pemerataan kesempatan untuk memperoleh keberhasilan dalam belajar (equality of output); (4) Pemerataan kesempatan menikmati manfaat pendidikan dalam kehidupan masyarakat
(equality of outcome). Konsep peningkatan efisiensi pembiayaan
pendidikan akan mempunyai makna jika dihubungkan dengan konsep efisiensi, baik secara internal maupun secara eksternal. Berkenaan dengan jenis dan tingkatan biaya pendidikan, Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan (2000:4-7) memberi kategori terhadap biaya pendidikan ke dalam enam kategori, yaitu biaya langsung (direct cost), biaya tidak langsung (indirect cost), biaya pribadi (private cost), biaya sosial (social cost), biaya moneter (monetary cost), dan biaya bukan moneter (non monetary cost). Biaya langsung adalah biaya yang langsung menyentuh aspek dan proses pendidikan, misalnya gaji guru dan pegawai, pengadaan fasilitas belajar (ruang tingkat, kantor, WC, sarana ibadah, gudang, laboratorium), ATK, buku rujukan guru dan buku pegangan siswa. Biaya tidak langsung adalah biaya yang dikeluarkan oleh siswa, orangtua atau masyarakat untuk menunjang keperluan yang tidak langsung, seperti: biaya hidup, pakaian, kesehatan, gizi, transportasi, pemondokan, dan biaya kesempatan yang hilang selama pendidikan. Biaya tidak langsung ini memiliki sifat kepentingan dan tempat pengeluaran yang berbeda serta dikeluarkan dalam waktu yang tidak terbatas dan jenis pengeluaran yang tidak pasti, seperti hilangnya pendapatan peserta didik karena sedang mengikuti pendidikan
20
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
atau forgone earning. Di samping itu, biaya tidak langsung dapat pula tercermin dari bebasnya pajak bagi sekolah karena sifat sekolah yang tidak mencari laba. Biaya pribadi adalah biaya yang dikeluarkan oleh keluarga untuk membiayai sekolah anaknya, di dalamnya termasuk biaya kesempatan yang hilang (forgone opportunities). Biaya ini meliputi: uang sekolah, ongkos, dan pengeluaran lainnya yang dibayar secara pribadi. Biaya sosial adalah biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat untuk membiayai sekolah, termasuk di dalamnya biaya yang dikeluarkan oleh keluarga secara perorangan (biaya pribadi). Namun, tidak semua biaya sosial dapat dimasukkan ke dalam biaya pribadi. Menurut Jones, biaya sosial dapat dikatakan sebagai biaya publik, yaitu sejumlah biaya sekolah yang ditanggung masyarakat. Sejalan dengan hal tersebut, Cohn dan Geske (1990:71) mengelompokkan biaya pendidikan sebagai, (1) biaya langsung (direct cost) yaitu biaya yang dikeluarkan oleh sekolah, siswa dan keluarga siswa, (2) biaya tidak langsung (indirect cost) seperti forgone earning. Pengertian lain biaya pendidikan meliputi biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost). (Cohn, 1979; Jones, 1985; Thomas, 1976). Selain itu, Hallak (1999:25-27) mengelompokkan biaya berdasarkan, (1) jenis pendidikan (umum dan swasta), dalam hal ini pengeluaran dibandingkan dengan jumlah pendaftaran, (2) tingkat pendidikan dan jurusan, (3) tujuan yaitu biaya langsung (pengeluaran berulang untuk gaji dan bahan) dan biaya tak langsung (untuk manajemen umum) serta biaya untuk menganjurkan kehadiran di sekolah (biaya intervensi; menjelaskan perbedaan antara biaya rata-rata antar negara/tingkat pendidikan), biaya sosial serta biaya pemindahan atau transfer cost (kantin, asrama, transpor dan beasiswa), dan (4) sifat pengeluaran (penggajian). Berkenaan dengan tingkatannya, pembiayaan pendidikan terjadi di beberapa tempat atau tingkatan, yang meliputi lembaga satuan pendidikan yaitu sekolah, pengguna jasa pendidikan yaitu orangtua atau siswa, dan administratur pendidikan dari tingkat kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, sampai tingkat pusat. Selain itu di masingmasing tingkatan, biaya pendidikan mencakup bebeberapa atau banyak komponen biaya.
Dengan demikian, analisis biaya pendidikan akan lebih bermanfaat bila
menggunakan pendekatan tingkatan dan komponen biaya pendidikan. Oleh karena itu kajian teoritik perlu membahas mengenai tingkatan dan komponen biaya pendidikan. 21
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
2. Komponen Biaya Satuan Pendidikan di Sekolah Dalam menganalisis penyelenggaraan biaya satuan pendidikan diperlukan suatu konsep analisis biaya. Untuk keperluan itu dikaji pertanyaan yang berkaitan dengan: (1) Faktor-faktor apa saja yang memicu biaya; (2) Apakah faktor tersebut dapat ditelusuri dari sejak awal hingga menghasilkan suatu output? (3) Apakah dengan mengetahui pembebanan biaya dalam penyelenggaraan satuan program pendidikan dapat menjamin sekurang-kurangnya efektivitas internal suatu penyelenggaraan pendidikan? Di dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan pendidikan, pada umumnya sekolah menyusun rencana pendapatan dan belanja sekolah untuk jangka waktu satu tahun. Dalam rencana pendapatan terdapat komponen sumber dana (pemerintah, orangtua siswa, dan masyarakat). Sedangkan dalam rencana belanja secara garis besar dibagi ke dalam komponen gaji dan non gaji. Komponen gaji digunakan untuk membayar gaji dan kesejahteraan guru. Komponen ini merupakan komponen yang paling dominan dalam pengeluaran biaya pendidikan sekolah. Sedangkan komponen non gaji meliputi: sub komponen pengadaan alat pelajaran, bahan pelajaran, perawatan, sarana tingkat, sarana sekolah , pembinaan siswa, dan pengelolaan sekolah. Komponen biaya non gaji yang tidak terdapat dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) meliputi: pembelian buku, alat tulis, tas, sepatu, pakaian seragam, biaya kursus, karyawisata, sumbangan insidental, dan uang jajan yang langsung dikeluarkan oleh orangtua siswa tanpa melalui sekolah, serta biaya pembangunan fisik, perlengkapan alat belajar, beasiswa, dan lainnya yang tidak tercatat dalam RAPBS. Komponen-komponen tersebut akan dikaji melalui konsep Cost Driver. Cost Driver merupakan faktor-faktor yang mempunyai efek terhadap perubahan level biaya total untuk suatu obyek biaya (cost object). Perubahan-perubahan biaya tersebut sering disebut
cost pool. Karena itu, cost driver sebenarnya merupakan cost pool dan cost
object. Cost object adalah jasa tempat biaya dibebankan untuk mencapai tujuan-tujuan penyelenggaraan program. Sedangkan cost pool merupakan pengelompokan biaya-biaya individual ke dalam kelompok tertentu (Blocher et.al., 1999:123). Karena itu, dapat dikemukakan bahwa semua kegiatan yang berkaitan dengan upaya penyelenggaraan satuan program Pendidikan di madrasah merupakan cost driver. 22
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Berdasarkan uraian di atas maka tujuan mendasar dari cost driver dalam penyelenggaraan satuan pendidikan adalah untuk meningkatkan efektivitas manajemen pendidikan secara ekonomik. Atas dasar tujuan tersebut maka konsep ini bermanfaat dalam mengembangkan sistem manajemen pendidikan berbasis informasi biaya yang lebih akurat dan relevan untuk pengambilan keputusan dan sebagai sistem informasi strategic yang dibangun secara build-in dan integral dari suatu sistem penyelenggaraan pendidikan. Dengan demikian pengetahuan mengenai informasi biaya tidak lagi berfungsi hanya sebagai sistem pelaporan internal maupun eksternal suatu manajemen pendidikan. Karena itu, cost driver merupakan suatu pendekatan dalam menganalisis biaya penyelenggaran pendidikan sehingga memberikan informasi mengenai tingkat efektivitas yang berguna untuk pengambilan keputusan dalam mengembangkan modelmodel pendidikan. 3. Aktivitas Biaya Satuan Pendidikan di Sekolah Penyelenggaraan satuan pendidikan merupakan upaya-upaya yang dilakukan dalam pembelajaran sumber daya manusia untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Ditinjau dari pandangan proses, ini merupakan serangkaian kegiatan yang satu sama lain saling berkaitan sehingga membentuk keterpaduan (wholeness). Dalam proses tersebut ada serangkaian aktivitas yang dapat memicu timbulnya biaya. Aktivitas tersebut dikelompokkan dalam suatu kategori (pool) yang sering disebut sebagai “unit”. Atas dasar unit tersebut muncul analisis satuan biaya (unit cost analysis), sehingga muncul istilah yang sering dikenal dalam pendidikan yaitu unit cost siswa (warga belajar). Unit cost tersebut
merupakan
kumpulan dari aktivitas yang memicu
timbulnya biaya. Unit cost tersebut sering dijadikan bahan komparasi baik secara eksternal (dengan unit cost institusi lain) dan internal (dalam institusi itu sendiri) untuk memberikan pertimbangan mengenai tingkat efektivitas atau efesiensi suatu penyelenggaraan pendidikan. Thomas (1988:48), memberikan katagori unit-unit tersebut diatas menjadi beberapa hal, seperti: (1) Gaji Guru, (2) Gaji Pesonil Lainnya, (3) Tempat Belajar, (4) Perlengkapan (equipment), dan (5) Material (alat belajar). Berdasarkan unit-unit cost tersebut maka diperoleh unit cost per siswa. Kategorisasi tersebut bukanlah hal yang mutlak, boleh jadi dalam penyelenggaraan pendidikan berbeda dengan pendidikan persekolah seperti di atas. 23
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Analisis cost driver akan memberikan gambaran faktor-faktor pemicu biaya terkait dengan jasa suatu penyelenggaraan pendidikan. Untuk keperluan tersebut maka perlu didisain keterkaitan antara biaya, cost pool dan cost object. Model analisis ini dapat mengidentifikasi proses pembebanan biaya ke dalam cost pool atau dari cost pool ke cost object. Terdapat dua kategori biaya yang perlu dicermati dalam melakukan perhitungan biaya yaitu biaya langsung dan tak langsung. Biaya langsung dapat ditelusuri secara langsung ke cost pool atau ke cost object. Secara mudah dan dapat dengan segera dihubungan secara ekonomi. Misalnya biaya alat belajar dapat dengan mudah ditentukan secara ekonomi. Demikian pula dengan biaya perlengkapan. Sebaliknya dalam biaya tak langsung, tidak dapat ditelusuri secara mudah, misalnya biaya supervisi terhadap kegiatan perencanaan KBM. Hal ini disebabkan karena biasanya biaya tak langsung merupakan gabungan dari beberapa aktivitas yang terdapat dalam beberapa cost pool atau cost object. Jika biaya tak langsung sulit ditelusuri maka harus dilakukan “dasar alokasi” sebagai cara pembebanannya, misalnya biaya guru dalam merencanakan KBM dengan dasar alokasi berapa kali kegiatan perencanaan tersebut dilakukan sehingga dapat diihitung berapa kali perencanaan perlu dirupiahkan. Cara pembebanan biaya seperti itu pembebanan dana dengan cost driver. 4. Model Perhitungan Biaya Satuan Pendidikan Analisis efisiensi keuangan sekolah dalam pemanfaatan sumber-sumber keuangan sekolah dan hasil sekolah dapat dilakukan dengan cara menganalisis biaya satuan per siswa. Biaya satuan per siswa adalah biaya rata-rata per siswa yang dihitung dari total pengeluaran sekolah dibagi seluruh siswa yang ada di sekolah dalam kurun waktu tertentu. Dengan mengetahui besarnya biaya satuan per siswa menurut jenjang dan jenis pendidikan berguna untuk menilai berbagai alternatif kebijakan dalam upaya peningkatan mutu pendidikan. Sedangkan untuk menghitung biaya per siswa, menurut Bowen (1981:12), menyatakan bahwa: “The cost per student unit results from three societal decisions that reflect the combined influence of the many persons and public authorities who control the flow of funds to higher education. These theree decisionspertain to: the total amount
24
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
to be spent on higher education, the number of units of service to be provided, and the level of quality”. Dalam menentukan biaya satuan, menurut Nanang Fattah (2002:26) terdapat dua pendekatan, yaitu pendekatan makro dan pendekatan mikro. Pendekatan makro mendasarkan perhitungan pada keseluruhan jumlah pengeluaran pendidikan yang diterima dari berbagai sumber dana kemudian dibagi jumlah murid. Pendekatan mikro mendasarkan perhitungan biaya berdasarkan alokasi pengeluaran per komponen pendidikan yang digunakan oleh murid atau menganalisis biaya pendidikan berdasarkan pengeluaran total (total cost) dan jumlah biaya satuan (unit cost) menurut jenis dan tingkat pendidikannya. Dalam
pendekatan
makro,
terdapat
karakteristik
pendidikan
yang
mempengaruhi biaya, yaitu: (1) Skala gaji guru dan jam terbang mengajar; (2) Penataran dan latihan pra jabatan; (3) Pengelompokan siswa di sekolah dan di dalam kelas; (4) Sistem evaluasi; (5) Supervisi pendidikan. Dalam pendekatan mikro, perhitungan satuan biaya pendidikan menurut Nanang Fattah (2002:28) dapat menggunakan formula sebagai berikut: Sb (s,t) =f [K (s,t) dibagi M (s,t)] Dimana : Sb
: Satuan biaya per murid per tahun
K
: Jumlah seluruh pengeluaran
M
: Jumlah murid
s
: Sekolah tertentu
t
: Tahun tertentu
Puslitbang Pendidikan Agama dan Keagamaan (2002:47-48) menghitung biaya satuan pendidikan di madrasah. Penghitungan dilakukan dengan menjumlahkan komponen-komponen pengeluaran dalam anggaran pendapatan dan belanja madrasah (APBM) dan di luar APBM. Komponen-komponen pengeluaran dalam APBM meliputi gaji dan bukan gaji. Komponen bukan gaji mencakup pengeluaran untuk pemeliharaan, pengadaan, dan sarana penunjang belajar. Pengeluaran yang berasal dari bukan APBM
25
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
terutama digunakan untuk pembangunan fisik madrasah. Seluruh pengeluaran di madrasah ini kemudian dibagi jumlah siswa dalam madrasah tersebut. Studi yang dilakukan IPB dan Dikdasmen (2002:45-80) menghitung biaya satuan dengan pendekatan kategori kebutuhan, yaitu: (1) kebutuhan biaya pendidikan tingkat sekolah (per tingkat); (2) kebutuhan biaya pendidikan untuk jenjang pendidikan (SD, SMP, SMA, dan SMK), dan (3) kebutuhan biaya per siswa. Biaya penyelenggaraan pendidikan pada tingkat sekolah, secara umum dibedakan menjadi: (a) biaya yang terkait langsung dengan kegiatan belajar mengajar (KBM) dan, (b) biaya yang tidak terkait langsung dengan KBM. Biaya yang terkait langsung dengan KBM untuk SD sampai SMA terdiri dari tiga komponen utama, yaitu: (i) persiapan guru, (ii) penyelenggaran teori di tingkat, dan (iii) praktek. KBM di SD dilakukan untuk 10 mata pelajaran, di SMP 16 mata pelajaran, dan di SMA 20 mata pelajaran. Biaya yang terkait langsung dengan KBM di SMK terdiri dari biaya teori dan praktek. Biaya yang terkait tidak langsung dengan KBM terdiri dari biaya rumah tangga dan biaya ATK. Penghitungan
biaya
satuan
tersebut
menunjukkan
secara
rinci
biaya
penyelenggaraan pendidikan riil dan biaya penyelenggaraan pendidikan ideal di SD, SMP, SMA dan SMK baik per mata pelajaran maupun untuk seluruh mata pelajaran dalam satu tahun baik per sekolah, jenjang pendidikan maupun per siswa. Penetapan biaya ideal didasarkan pada asumsi jumlah rombongan belajar yang ideal, yaitu satu tingkat hanya dipakai oleh satu rombongan belajar yang terdiri dari 35-40 murid/tingkat dan jumlah tingkat minimum mengacu pada ketetapan dan peraturan pemerintah yang berlaku. B. OPERASIONAL VARIABEL STUDI Biaya Pendidikan diartikan sebagai nilai rupiah dari seluruh sumber daya (input) baik dalam bentuk natura (barang), pengorbanan peluang, maupun uang, yang dikeluarkan untuk seluruh kegiatan pendidikan. Biaya pendidikan dalam penelitian ini meliputi biaya pendidikan pada jenjang madrasah ibtidaiyah (MI), madrasah tsanawiyah (MTs), dan madrasah aliyah (MA). Biaya pendidikan yang akan dianalisis adalah biaya pendidikan keseluruhan, yang meliputi biaya-biaya yang dikeluarkan pada semua tingkat dari tingkat orangtua/siswa, madrasah, dan semua pengelola pendidikan dari 26
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
tingkat kecamatan sampai tingkat pusat, yang menangani pendidikan pada jenjang MI, MTs, dan MA. Untuk kepentingan analisis, biaya pendidikan diukur sebagai biaya satuan (unit cost), yaitu biaya pendidikan per tahun per siswa dan biaya siklus (cycle cost), yaitu biaya yang dibutuhkan oleh setiap siswa untuk menyelesaikan suatu jenjang pendidikan. Cycle cost adalah unit cost dikalikan dengan waktu (dalam tahun) yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu jenjang pendidikan. Selain itu, biaya satuan pendidikan perlu pula diklasifikasikan berdasarkan: (1) jenis input, (2) sifat penggunaan, (3) jenis penggunaan, dan (4) pihak yang menanggung, serta (5) sifat keberadaannya.
Berdasarkan
jenis
inputnya,
biaya
satuan
pendidikan
dapat
diklasifikasikan ke dalam biaya satuan pendidikan operasional/lancar (operational /recurrent costs) dan biaya satuan pendidikan investasi/modal/ pembangunan (investment/ capital/ development costs). Untuk kepentingan studi, beberapa batasan perlu ditegaskan seperti di bawah ini. 1.
Biaya satuan pendidikan operasional. Biaya satuan pendidikan operasional adalah biaya input pendidikan yang habis pakai dalam satu tahun atau kurang, atau biaya yang dikeluarkan berulang-ulang setiap tahunnya per siswa per tahun. Biaya satuan pendidikan operasional ini mencakup, antara lain, pengeluaran-pengeluaran untuk: gaji dan tunjangan, buku-buku wajib, barang-barang yang harus sering diganti dengan yang baru, beasiswa, pelayanan kesejahteraan, seperti kantin, transport, penginapan dan olahraga, pemeliharaan gedung dan peralatan, serta pengoperasian gedung, seperti listrik, air, dan telepon.
2.
Biaya satuan pendidikan investasi. Biaya satuan pendidikan investasi adalah biaya input pendidikan yang penggunaannya lebih dari satu tahun per siswa per tahun. Biaya satuan pendidikan investasi ini meliputi, antara lain, pengeluaranpengeluaran untuk: pembelian tanah, pengembangan gedung madrasah, kelas, laboratorium, peralatan tetap, perlengkapan pelajaran lain yang tahan lama, tempat tinggal dan sebagainya. Berdasarkan sifat penggunaannya, biaya satuan pendidikan dapat dibedakan antara biaya satuan pendidikan langsung (direct costs) dan biaya satuan pendidikan tidak langsung (indirect costs).
27
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
3.
Biaya satuan pendidikan langsung. Biaya satuan pendidikan langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk kebutuhan input yang langsung terkait dengan proses belajar mengajar. Biaya satuan pendidikan langsung ini mencakup pengeluaranpengeluaran, antara lain untuk: gaji guru dan tenaga kependidikan lainnya; pembelian bahan, peralatan dan perlengkapan belajar; dan pembangunan gedung untuk belajar.
4.
Biaya satuan pendidikan tidak langsung. Biaya satuan pendidikan tidak langsung adalah biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan-kegiatan yang tidak berkaitan langsung dengan proses belajar mengajar tetapi menunjang proses belajar mengajar tersebut. Biaya satuan pendidikan tidak langsung ini, antara lain adalah: overhead madrasah, pemerintah pusat, provinsi, kabupaten, kecamatan, dan pendapatan yang tidak jadi diterima oleh siswa karena bermasalah dan tidak bekerja (forgone earning). Biaya tidak langsung selain yang ditanggung oleh orangtua/siswa dapat disebut juga biaya overhead atau institusional (overhead/institutional costs). Berdasarkan jenis penggunaannya, khususnya di madrasah, biaya satuan pendidikan operasional dapat dikelompokkan ke dalam biaya satuan pendidikan operasional personel dan biaya satuan pendidikan operasional bukan personel.
5.
Biaya satuan pendidikan operasional personel. Biaya satuan pendidikan operasional personel adalah biaya yang dikeluarkan untuk kesejahteraan dan pengembangan personel.
Personel di madrasah meliputi guru dan tenaga
kependidikan lain (laboran, pustakawan, dan lainnya), administrator (kepala madrasah dan pegawai administrasi lain), dan pegawai lain (seperti penjaga madrasah, tukang kebun, dan lainnya) yang melaksanakan atau menunjang PBM. 6.
Biaya satuan pendidikan operasional bukan personel. Biaya satuan pendidikan operasional bukan personel adalah biaya yang dikeluarkan untuk menyediakan segala bahan, peralatan, perlengkapan, serta sarana dan prasarana yang digunakan untuk proses pembelajaran, seperti buku, alat tulis madrasah, gedung, daya dan jasa, dan lainnya. Menurut sifat keberadaannya biaya satuan pendidikan ini dapat dibedakan ke dalam biaya satuan pendidikan faktual dan biaya satuan pendidikan ideal. 28
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
7.
Biaya satuan pendidikan faktual. Biaya satuan pendidikan faktual adalah biayabiaya yang senyatanya dikeluarkan dalam penyelenggaraan pendidikan.
8.
Biaya satuan pendidikan ideal. Biaya satuan pendidikan ideal adalah biaya-biaya satuan pendidikan yang semestinya dikeluarkan agar penyelenggaraan pendidikan dapat menghasilkan mutu pendidikan yang diinginkan. Antar keempat klasifikasi biaya yang pertama tersebut dapat terjadi tumpang
tindih. Contohnya adalah tumpang tindih antara klasifikasi biaya menurut jenis input dan sifat penggunaan. Menurut jenis input, biaya dibedakan antara biaya satuan pendidikan operasional dan biaya satuan pendidikan investasi; sedangkan, berdasarkan sifat penggunaannya, biaya satuan pendidikan dikelompokkan menjadi biaya satuan pendidikan langsung dan biaya satuan pendidikan tidak langsung. Tumpang tindihnya adalah bahwa dalam biaya satuan pendidikan operasional ada biaya satuan pendidikan langsung dan ada pula biaya satuan pendidikan tidak langsung.
Biaya gaji guru,
misalnya, yang adalah biaya operasional, juga merupakan biaya langsung, karena gaji guru dikeluarkan setiap tahun atau kurang, guru juga merupakan input yang digunakan langsung untuk proses pembelajaran; sedangkan biaya gaji pegawai administrasi, misalnya, yang adalah juga biaya operasional, tapi tidak termasuk dalam biaya langsung, melainkan biaya tidak langsung, karena sementara gaji pegawai administrasi dibayarkan setiap bulan, pegawai administrasi tidak secara langsung berkaitan dengan kegiatan belajar mengajar, melainkan kaitannya tidak langsung atau sebagai pendukung. Namun demikian, untuk kepentingan studi ini, variabel-variabel yang dikaji dapat dilihat pada tabel berikut.
29
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Tabel 1 OPERASIONAL VARIABEL STUDI Jenjang Pendidikan TK/RA/TKLB Dan TPA
No 1
Komponen Operasional/Lancar Personel A. Kesejahteraan
B. Pengembangan
2
3
4
Bukan Personel
Investasi/Modal
Biaya Penunjang Kebutuhan Siswa/Orang Tua Siswa
Aktivitas
Kepala Sekolah/madrasah Wakil kepala sekolah/madrasah Guru: (GT/GTT) Staf tata usaha Pesuruh sekolah/madrasah Satpam Pengurus komite sekolah/ madrasah Kepala Sekolah/madrasah Wakil kepala sekolah/madrasah Guru: (GT/GTT) Staf tata usaha Pesuruh sekolah/madrasah Satpam Pengurus komite sekolah/madrasah ATK/ATM Daya dan jasa Perbaikan/pemeliharaan Pembinaan siswa Rapat-rapat pengurus sekolah/madrasah Kegiatan Komite Sekolah/Madrasah Tanah Bangunan Peralatan dan Perlengkapan Perabot dan mebeler Buku teks, sumber, dan bacaan Jaringan listrik, telepon, air, dan gas Taman Fasilitas Ibadah Fasilitas olah raga Lain-lain Buku dan ATK/ATM
Pakaian dan perlengkapan sek Akomodasi Transportasi Konsumsi Kesehatan Karyawisata Uang saku Kursus/les Iuran sekolah /madrasah
Sifat Penggunaan
(TL) (TL) (L) (TL) (TL) (TL) (TL) (TL) (TL) (L) (TL) (TL) (TL) (TL) (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (TL) (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (L dan TL) (TL) (L) (L) (L dan TL) (L)
(L) (L) (L) (L) (L) (L) (TL) (L) (L dan TL)
30
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Jenjang Pendidikan
No
Komponen Pengawasan dan Pembinaan
SD/MI/SDLB dan MDA
1
Operasional/Lancar Personel A. Kesejahteraan
B. Pengembangan
2
3
Bukan Personel
Investasi/Modal
Aktivitas Jamuan Pembinaan sekolah/madrasah oleh Kandiknas/Kandepag tingkat Kecamatan Jamuan Pembinaan sekolah/madrasah oleh Kandiknas/Kandepag Tingkat Kabupaten/Kota Jamuan Pembinaan sekolah/madrasah oleh kanwil Diknas/Depag Tingkat Provinsi Jamuan Pembinaan Sekolah/ Madrasah oleh Diknas/Depag Pusat Jamuan tamu lainnya, seperti wartawan, LSM, dll. Laporan-laporan.. Lainnya...
Kepala Sekolah/madrasah Wakil kepala sekolah/madrasah Guru: (GT/GTT) Staf tata usaha Pesuruh sekolah/madrasah Satpam Pegawai perpustakaan Pengurus komite sekolah/ madrasah Kepala Sekolah/madrasah Wakil kepala sekolah/madrasah Guru: (GT/GTT) Staf tata usaha Pesuruh sekolah/madrasah Satpam Pegawai perpustakaan Pengurus komite sekolah/madrasah Peningkatan Mutu Pendidikan ATK/ATM Daya dan jasa Perbaikan/pemeliharaan Pembinaan siswa Rapat-rapat pengurus sekolah/madrasah Kegiatan Komite Sekolah/Madrasah Tanah Bangunan Peralatan dan Perlengkapan Perabot dan mebeler Buku teks, sumber, dan bacaan Jaringan listrik, telepon, air, dan gas
Sifat Penggunaan (L dan TL)
(L dan TL)
(L dan TL)
(L dan TL) (L dan TL) (L )
(TL) (TL) (L) (TL) (TL) (TL) (L) (TL) (TL) (TL) (L) (TL) (TL) (TL) (L) (TL) (L) (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (TL) (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (L dan TL)
31
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Jenjang Pendidikan
No
Komponen
Aktivitas Taman Fasilitas Ibadah Fasilitas olah raga Lain-lain
4
Biaya Penunjang Kebutuhan Siswa/Orang Tua Siswa
Pengawasan dan Pembinaan
SMP/MTs/ SMPLB dan MDU
1
Operasional/Lancar Personel A. Kesejahteraan
B. Pengembangan
Buku dan ATK/ATM
Sifat Penggunaan (TL) (L) (L) (L dan TL) (L)
Pakaian dan perlengkapan sek Akomodasi Transportasi Konsumsi Kesehatan Karyawisata Uang saku Kursus/les Iuran sekolah /madrasah Jamuan Pembinaan sekolah/madrasah oleh Kandiknas/Kandepag tingkat Kecamatan Jamuan Pembinaan sekolah/madrasah oleh Kandiknas/Kandepag Tingkat Kabupaten/Kota Jamuan Pembinaan sekolah/madrasah oleh kanwil Diknas/Depag Tingkat Provinsi Jamuan Pembinaan Sekolah/ Madrasah oleh Diknas/Depag Pusat Jamuan tamu lainnya, seperti wartawan, LSM, dll. Laporan-laporan.. Lainnya...
(L) (L) (L) (L) (L) (L) (TL) (L) (L dan TL) (L dan TL)
Kepala sekolah/madrasah Wakil kepala sekolah/madrasah Guru: (GT/GTT) Staf tata usaha Pesuruh sekolah/madrasah Satpam Tenaga Laboratorium Pegawai perpustakaan Pengurus komite sekolah/madrasah Kepala sekolah/madrasah Wakil kepala sekolah/madrasah Guru: (GT/GTT) Staf tata usaha Pesuruh sekolah/madrasah Satpam
(TL) (TL) (L) (TL) (TL) (TL) (TL) (TL) (TL) (TL) (TL) (L) (TL) (TL) (TL)
(L dan TL)
(L dan TL)
(L dan TL) (L dan TL) (L )
32
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Jenjang Pendidikan
No
3
4
5
Komponen
Bukan Personel
Investasi/Modal
Biaya Penunjang Kebutuhan Siswa/Orang Tua Siswa
Pengawasan dan Pembinaan
Aktivitas Tenaga Laboratorium Pegawai perpustakaan Pengurus komite sekolah/madrasah Peningkatan Mutu Pendidikan ATK/ATM Daya dan jasa Perbaikan/pemeliharaan Pembinaan siswa Rapat-rapat pengurus sekolah/madrasah Kegiatan Komite Sekolah/Madrasah Tanah Bangunan Peralatan dan Perlengkapan Perabot dan mebeler Buku teks, sumber, dan bacaan Jaringan listrik, telepon, air, dan gas Taman Fasilitas Ibadah Fasilitas olah raga Lain-lain
Sifat Penggunaan (TL) (L) (TL) (L) (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (TL) (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (L dan TL) (TL) (L) (L) (L dan TL)
Buku dan ATK/ATM
(L)
Pakaian dan perlengkapan sekolah/madrasah Akomodasi Transportasi Konsumsi Kesehatan Karyawisata Uang saku Kursus Iuran sekolah/madrasah Jamuan Pembinaan sekolah/madrasah oleh Kandiknas/Kandepag tingkat Kecamatan Jamuan Pembinaan sekolah/madrasah oleh Kandiknas/Kandepag Tingkat Kabupaten/Kota Jamuan Pembinaan sekolah/madrasah oleh kanwil Diknas/Depag Tingkat Provinsi Jamuan Pembinaan Sekolah/Madrasah oleh Diknas/Depag Pusat Jamuan tamu lainnya, seperti wartawan, LSM, dll.
(L) (L) (L) (L) (L) (L) (TL) (L) (L dan TL) (L dan TL)
(L dan TL)
(L dan TL)
(L dan TL)
(L dan TL)
33
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Jenjang Pendidikan
No
Komponen
Aktivitas Laporan-laporan.. Lainnya...
SMA/SMK/ MA/SMALB dan MDW
1
Operasional/Lancar Personel A. Kesejahteraan
B. Pengembangan
3
4
5
Bukan Personel
Investasi/Modal
Biaya Penunjang Kebutuhan Siswa/Orang Tua Siswa
Kepala Sekolah/madrasah Wakil kepala sekolah/madrasah Guru: (GT/GTT) Staf tata usaha Pesuruh sekolah/madrasah Satpam Tenaga Laboratorium Tenaga Kesehatan Pegawai perpustakaan Pengurus komite sekolah/madrasah Kepala Sekolah/madrasah Wakil kepala sekolah/madrasah Guru: (GT/GTT) Staf tata usaha Pesuruh sekolah/madrasah Satpam Tenaga Laboratorium Tenaga Kesehatan Pegawai perpustakaan Pengurus komite sekolah/madrasah Peningkatan Mutu Pendidikan ATK/ATM Daya dan jasa Perbaikan/pemeliharaan Pembinaan siswa Rapat-rapat pengurus sekolah/madrasah Kegiatan Komite Sekolah/Madrasah Tanah Bangunan Peralatan dan Perlengkapan Perabot dan mebeler Buku teks, sumber, dan bacaan Jaringan listrik, telepon, air, dan gas Taman Fasilitas Ibadah Fasilitas olah raga Lain-lain
Sifat Penggunaan (L)
(TL) (TL) (L) (TL) (TL) (TL) (TL) (TL) (L) (TL) (TL) (TL) (L) (TL) (TL) (TL) (TL) (TL) (L) (TL) (L) (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (TL) (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (L dan TL) (TL) (L) (L) (L dan TL)
Buku dan ATK/ATM
(L)
Pakaian dan perlengkapan sek Akomodasi Transportasi
(L) (L) (L)
34
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Jenjang Pendidikan
No
Komponen
Pengawasan dan Pembinaan
PAUD
1
3
Operasional/Lancar Personel A. Kesejahteraan
Aktivitas Konsumsi Kesehatan Karyawisata Uang saku Kursus Iuran sekolah/madrasah Jamuan Pembinaan sekolah/madrasah oleh Kandiknas/Kandepag tingkat Kecamatan Jamuan Pembinaan sekolah/madrasah oleh Kandiknas/Kandepag Tingkat Kabupaten/Kota Jamuan Pembinaan sekolah/madrasah oleh kanwil Diknas/Depag Tingkat Provinsi Jamuan Pembinaan Sekolah/ Madrasah oleh Diknas/Depag Pusat Jamuan tamu lainnya, seperti wartawan, LSM, dll. Laporan-laporan.. Lainnya...
Sifat Penggunaan (L) (L) (L) (TL) (L) (L dan TL) (L dan TL)
(L dan TL)
(L dan TL)
(L dan TL) (L dan TL) (L)
Ketua Program Wakil Ketua Program Fasilitator/Tutor Narasumber Teknis Staf Tata Usaha Satpam Pengurus Yayasan/Organisasi
(TL) (TL) (L) (L) (TL) (TL) (TL)
B. Pengembangan
Ketua Program Wakil Ketua Program Fasilitator/Tutor Narasumber Teknis Staf Tata Usaha Satpam Pengurus Yayasan/Organisasi
(TL) (TL) (L) (L) (TL) (TL) (TL)
Bukan Personel
Alat Tulis Daya dan Jasa Perbaikan Ringan dan Pemeliharaan Biaya Pembinaan Siswa Rapat-rapat
(TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (TL)
35
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Jenjang Pendidikan
No
4
5
Komponen
Investasi/Modal
Biaya Penunjang Kebutuhan Siswa/Orang Tua Siswa
Pengawasan dan Pembinaan
Bimbingan Belajar (Bimbel)
1
Operasional/Lancar Personel A. Kesejahteraan
Aktivitas Biaya Operasional Yayasan/Organisasi Tanah Bangunan Peralatan dan Perlengkapan Perabot dan mebeler Buku teks, sumber, dan bacaan Jaringan listrik, telepon, air, dan gas Taman Fasilitas Ibadah Fasilitas olah raga Lain-lain Buku dan ATK
Pakaian dan perlengkapan Akomodasi Transportasi Konsumsi Kesehatan Karyawisata Uang saku Kursus Iuran Jamuan Pembinaan program oleh tingkat Kecamatan Jamuan Pembinaan program oleh Kabupaten/Kota Jamuan Pembinaan program oleh Tingkat Provinsi Jamuan Pembinaan program oleh Pusat Jamuan tamu lainnya, seperti wartawan, LSM, dll. Laporan-laporan.. Lainnya...
Ketua/Direktur Wakil Ketua.Direktur Tenaga Pengajar Tetap Tenaga Pengajar Honorer Guru Diperbantukan (DPK) Staf Tata Usaha Pesuruh Satpam Tenaga Laboratorium Pegawai Perpustakaan Pengurus Yayasan
Sifat Penggunaan (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (L dan TL) (TL) (L) (L) (L dan TL) (L)
(L) (L) (L) (L) (L) (L) (TL) (L) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L)
(TL) (TL) (L) (TL) (TL) (TL) (TL) (TL) (L) (TL) (TL)
36
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Jenjang Pendidikan
No
Komponen B. Pengembangan
3
Bukan Personel
4
Investasi/Modal
5
Biaya Penunjang Kebutuhan Siswa/Orang Tua Siswa
Aktivitas Ketua/Direktur Wakil Ketua.Direktur Tenaga Pengajar Tetap Tenaga Pengajar Honorer Guru Diperbantukan (DPK) Staf Tata Usaha Pesuruh Satpam Tenaga Laboratorium Pegawai Perpustakaan Pengurus Yayasan ATK/ATM Daya dan jasa Perbaikan/pemeliharaan Pembinaan siswa Rapat-rapat pengurus Yayasan Kegiatan Yayasan Tanah Bangunan Peralatan dan Perlengkapan Perabot dan mebeler Buku teks, sumber, dan bacaan Jaringan listrik, telepon, air, dan gas Taman Fasilitas Ibadah Fasilitas olah raga Lain-lain Buku dan ATK
Pakaian dan perlengkapan Akomodasi Transportasi Konsumsi Kesehatan Karyawisata
Pengawasan dan Pembinaan
Iuran Jamuan Pembinaan Jamuan tamu lainnya, seperti wartawan, LSM, dll. Laporan-laporan.. Lainnya...
KBU
1
Operasional/Lancar Personel A. Kesejahteraan
Ketua Program Wakil Ketua Program
Sifat Penggunaan (TL) (TL) (L) (TL) (TL) (TL) (TL) (TL) (L) (TL) (TL) (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (TL) (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (L dan TL) (TL) (L) (L) (L dan TL) (L)
(L) (L) (L) (L) (L) (L) (TL) (L) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L)
(TL) (TL)
37
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Jenjang Pendidikan
No
Komponen
B. Pengembangan
3
4
5
Bukan Personel
Investasi/Modal
Biaya Penunjang Kebutuhan Siswa/Orang Tua Siswa
Pengawasan dan Pembinaan
Aktivitas Fasilitator/Tutor Narasumber Teknis Staf Tata Usaha Satpam Pengurus Yayasan/Organisasi Ketua Program Wakil Ketua Program Fasilitator/Tutor Narasumber Teknis Staf Tata Usaha Satpam Pengurus Yayasan/Organisasi Alat Tulis Daya dan Jasa Perbaikan Ringan dan Pemeliharaan Biaya Pembinaan Siswa Rapat-rapat Biaya Operasional Yayasan/Organisasi Tanah Bangunan Peralatan dan Perlengkapan Perabot dan mebeler Buku teks, sumber, dan bacaan Jaringan listrik, telepon, air, dan gas Taman Fasilitas Ibadah Fasilitas olah raga Lain-lain Buku dan ATK
Pakaian dan perlengkapan Akomodasi Transportasi Konsumsi Kesehatan Karyawisata Uang saku Kursus Iuran Jamuan Pembinaan program oleh tingkat Kecamatan Jamuan Pembinaan program oleh Kabupaten/Kota Jamuan Pembinaan program oleh Tingkat Provinsi Jamuan Pembinaan program oleh Pusat
Sifat Penggunaan (L) (L) (TL) (TL) (TL) (TL) (TL) (L) (L) (TL) (TL) (TL) (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (TL) (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (L dan TL) (TL) (L) (L) (L dan TL) (L)
(L) (L) (L) (L) (L) (L) (TL) (L) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL)
38
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Jenjang Pendidikan
No
Komponen
Aktivitas Jamuan tamu lainnya, seperti wartawan, LSM, dll. Laporan-laporan.. Lainnya...
KEAKSARAAN FUNGSIONAL
1
B. Pengembangan
4
5
(L)
Operasional/Lancar Personel A. Kesejahteraan
3
Sifat Penggunaan (L dan TL)
Bukan Personel
Investasi/Modal
Biaya Penunjang Kebutuhan Siswa/Orang Tua Siswa
Ketua Program Wakil Ketua Program Fasilitator/Tutor Narasumber Teknis Staf Tata Usaha Satpam Pengurus Yayasan/Organisasi Ketua Program Wakil Ketua Program Fasilitator/Tutor Narasumber Teknis Staf Tata Usaha Satpam Pengurus Yayasan/Organisasi Alat Tulis Daya dan Jasa Perbaikan Ringan dan Pemeliharaan Biaya Pembinaan Siswa Rapat-rapat Biaya Operasional Yayasan/Organisasi Tanah Bangunan Peralatan dan Perlengkapan Perabot dan mebeler Buku teks, sumber, dan bacaan Jaringan listrik, telepon, air, dan gas Taman Fasilitas Ibadah Fasilitas olah raga Lain-lain Buku dan ATK
Pakaian dan perlengkapan Akomodasi Transportasi Konsumsi Kesehatan Karyawisata Uang saku
(TL) (TL) (L) (L) (TL) (TL) (TL) (TL) (TL) (L) (L) (TL) (TL) (TL) (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (TL) (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (L dan TL) (TL) (L) (L) (L dan TL) (L)
(L) (L) (L) (L) (L) (L) (TL)
39
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Jenjang Pendidikan
No
Komponen
Pengawasan dan Pembinaan
KEPEMUDAAN
1
Operasional/Lancar Personel A. Kesejahteraan
B. Pengembangan
3
4
5
Bukan Personel
Investasi/Modal
Biaya Penunjang Kebutuhan
Aktivitas Kursus Iuran Jamuan Pembinaan program oleh tingkat Kecamatan Jamuan Pembinaan program oleh Kabupaten/Kota Jamuan Pembinaan program oleh Tingkat Provinsi Jamuan Pembinaan program oleh Pusat Jamuan tamu lainnya, seperti wartawan, LSM, dll. Laporan-laporan.. Lainnya...
Ketua Program Wakil Ketua Program Fasilitator/Tutor Narasumber Teknis Staf Tata Usaha Satpam Pengurus Yayasan/Organisasi Ketua Program Wakil Ketua Program Fasilitator/Tutor Narasumber Teknis Staf Tata Usaha Satpam Pengurus Yayasan/Organisasi Alat Tulis Daya dan Jasa Perbaikan Ringan dan Pemeliharaan Biaya Pembinaan Siswa Rapat-rapat Biaya Operasional Yayasan/Organisasi Tanah Bangunan Peralatan dan Perlengkapan Perabot dan mebeler Buku teks, sumber, dan bacaan Jaringan listrik, telepon, air, dan gas Taman Fasilitas Ibadah Fasilitas olah raga Lain-lain Buku dan ATK
Sifat Penggunaan (L) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L)
(TL) (TL) (L) (L) (TL) (TL) (TL) (TL) (TL) (L) (L) (TL) (TL) (TL) (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (TL) (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (L dan TL) (TL) (L) (L) (L dan TL) (L)
40
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Jenjang Pendidikan
No
Komponen
Aktivitas
Sifat Penggunaan
Siswa/Orang Tua Siswa
Pengawasan dan Pembinaan
KEWANITAAN
1
Operasional/Lancar Personel A. Kesejahteraan
B. Pengembangan
3
4
Bukan Personel
Investasi/Modal
Pakaian dan perlengkapan Akomodasi Transportasi Konsumsi Kesehatan Karyawisata Uang saku Kursus Iuran Jamuan Pembinaan program oleh tingkat Kecamatan Jamuan Pembinaan program oleh Kabupaten/Kota Jamuan Pembinaan program oleh Tingkat Provinsi Jamuan Pembinaan program oleh Pusat Jamuan tamu lainnya, seperti wartawan, LSM, dll. Laporan-laporan.. Lainnya...
(L) (L) (L) (L) (L) (L) (TL) (L) (L dan TL) (L dan TL)
Ketua Program Wakil Ketua Program Fasilitator/Tutor Narasumber Teknis Staf Tata Usaha Satpam Pengurus Yayasan/Organisasi Ketua Program Wakil Ketua Program Fasilitator/Tutor Narasumber Teknis Staf Tata Usaha Satpam Pengurus Yayasan/Organisasi Alat Tulis Daya dan Jasa Perbaikan Ringan dan Pemeliharaan Biaya Pembinaan Siswa Rapat-rapat Biaya Operasional Yayasan/Organisasi Tanah Bangunan Peralatan dan Perlengkapan Perabot dan mebeler
(TL) (TL) (L) (L) (TL) (TL) (TL) (TL) (TL) (L) (L) (TL) (TL) (TL) (TL) (L dan TL) (L dan TL)
(L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L)
(L) (TL) (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL)
41
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Jenjang Pendidikan
No
Komponen
Aktivitas Buku teks, sumber, dan bacaan Jaringan listrik, telepon, air, dan gas Taman Fasilitas Ibadah Fasilitas olah raga Lain-lain
5
Biaya Penunjang Kebutuhan Siswa/Orang Tua Siswa
Pengawasan dan Pembinaan
Pengawasan dan Pembinaan
KELOMPOK BERMAIN
1
Buku dan ATK
Pakaian dan perlengkapan Akomodasi Transportasi Konsumsi Kesehatan Karyawisata Uang saku Kursus Iuran Jamuan Pembinaan program oleh tingkat Kecamatan Jamuan Pembinaan program oleh Kabupaten/Kota Jamuan Pembinaan program oleh Tingkat Provinsi Jamuan Pembinaan program oleh Pusat Jamuan tamu lainnya, seperti wartawan, LSM, dll. Laporan-laporan.. Lainnya... Jamuan Pembinaan sekolah oleh Kandiknas tingkat Kecamatan Jamuan Pembinaan sekolah oleh Kandiknas Tingkat Kabupaten/Kota Jamuan Pembinaan sekolah oleh kanwil Diknas Tingkat Provinsi Jamuan Pembinaan Sekolah oleh Diknas Pusat Jamuan tamu lainnya, seperti wartawan, LSM, dll. Laporan-laporan.. Lainnya...
Sifat Penggunaan (L) (L dan TL) (TL) (L) (L) (L dan TL) (L)
(L) (L) (L) (L) (L) (L) (TL) (L) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (L dan TL) (L dan TL)
(L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L)
Operasional/Lancar Personel A. Kesejahteraan
Ketua Program Wakil Ketua Program Fasilitator/Tutor Narasumber Teknis
(TL) (TL) (L) (L)
42
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Jenjang Pendidikan
No
Komponen
B. Pengembangan
3
4
5
Bukan Personel
Investasi/Modal
Biaya Penunjang Kebutuhan Siswa/Orang Tua Siswa
Pengawasan dan Pembinaan
Aktivitas Staf Tata Usaha Satpam Pengurus Yayasan/Organisasi Ketua Program Wakil Ketua Program Fasilitator/Tutor Narasumber Teknis Staf Tata Usaha Satpam Pengurus Yayasan/Organisasi Alat Tulis Daya dan Jasa Perbaikan Ringan dan Pemeliharaan Biaya Pembinaan Siswa Rapat-rapat Biaya Operasional Yayasan/Organisasi Tanah Bangunan Peralatan dan Perlengkapan Perabot dan mebeler Buku teks, sumber, dan bacaan Jaringan listrik, telepon, air, dan gas Taman Fasilitas Ibadah Fasilitas olah raga Lain-lain Buku dan ATK
Pakaian dan perlengkapan Akomodasi Transportasi Konsumsi Kesehatan Karyawisata Uang saku Kursus Iuran Jamuan Pembinaan program oleh tingkat Kecamatan Jamuan Pembinaan program oleh Kabupaten/Kota Jamuan Pembinaan program oleh Tingkat Provinsi Jamuan Pembinaan program oleh Pusat Jamuan tamu lainnya, seperti wartawan, LSM, dll.
Sifat Penggunaan (TL) (TL) (TL) (TL) (TL) (L) (L) (TL) (TL) (TL) (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (TL) (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (L dan TL) (TL) (L) (L) (L dan TL) (L)
(L) (L) (L) (L) (L) (L) (TL) (L) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL)
43
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Jenjang Pendidikan
No
Komponen
Aktivitas Laporan-laporan.. Lainnya...
KURSUS
1
Operasional/Lancar Personel A. Kesejahteraan
B. Pengembangan
3
4
5
Bukan Personel
Investasi/Modal
Biaya Penunjang Kebutuhan Siswa/Orang Tua Siswa
Pengawasan dan
Ketua Program Wakil Ketua Program Fasilitator/Tutor Narasumber Teknis Staf Tata Usaha Satpam Pengurus Yayasan/Organisasi Ketua Program Wakil Ketua Program Fasilitator/Tutor Narasumber Teknis Staf Tata Usaha Satpam Pengurus Yayasan/Organisasi Alat Tulis Daya dan Jasa Perbaikan Ringan dan Pemeliharaan Biaya Pembinaan Siswa Rapat-rapat Biaya Operasional Yayasan/Organisasi Tanah Bangunan Peralatan dan Perlengkapan Perabot dan mebeler Buku teks, sumber, dan bacaan Jaringan listrik, telepon, air, dan gas Taman Fasilitas Ibadah Fasilitas olah raga Lain-lain Buku dan ATK
Pakaian dan perlengkapan Akomodasi Transportasi Konsumsi Kesehatan Karyawisata Uang saku Kursus Iuran Jamuan Pembinaan program oleh
Sifat Penggunaan (L)
(TL) (TL) (L) (L) (TL) (TL) (TL) (TL) (TL) (L) (L) (TL) (TL) (TL) (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (TL) (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (L dan TL) (TL) (L) (L) (L dan TL) (L)
(L) (L) (L) (L) (L) (L) (TL) (L) (L dan TL) (L dan TL)
44
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Jenjang Pendidikan
No
Komponen Pembinaan
KUP
1
Operasional/Lancar Personel A. Kesejahteraan
B. Pengembangan
3
4
5
Bukan Personel
Investasi/Modal
Biaya Penunjang Kebutuhan Siswa/Orang Tua Siswa
Aktivitas tingkat Kecamatan Jamuan Pembinaan program oleh Kabupaten/Kota Jamuan Pembinaan program oleh Tingkat Provinsi Jamuan Pembinaan program oleh Pusat Jamuan tamu lainnya, seperti wartawan, LSM, dll. Laporan-laporan.. Lainnya...
Ketua Program Wakil Ketua Program Fasilitator/Tutor Narasumber Teknis Staf Tata Usaha Satpam Pengurus Yayasan/Organisasi Ketua Program Wakil Ketua Program Fasilitator/Tutor Narasumber Teknis Staf Tata Usaha Satpam Pengurus Yayasan/Organisasi Alat Tulis Daya dan Jasa Perbaikan Ringan dan Pemeliharaan Biaya Pembinaan Siswa Rapat-rapat Biaya Operasional Yayasan/Organisasi Tanah Bangunan Peralatan dan Perlengkapan Perabot dan mebeler Buku teks, sumber, dan bacaan Jaringan listrik, telepon, air, dan gas Taman Fasilitas Ibadah Fasilitas olah raga Lain-lain
Sifat Penggunaan (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L)
(TL) (TL) (L) (L) (TL) (TL) (TL) (TL) (TL) (L) (L) (TL) (TL) (TL) (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (TL) (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (L dan TL) (TL) (L) (L) (L dan TL)
Buku dan ATK
(L)
Pakaian dan perlengkapan
(L)
45
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Jenjang Pendidikan
No
Komponen
Pengawasan dan Pembinaan
MAGANG
1
Operasional/Lancar Personel A. Kesejahteraan
B. Pengembangan
3
4
Bukan Personel
Investasi/Modal
Aktivitas Akomodasi Transportasi Konsumsi Kesehatan Karyawisata Uang saku Kursus Iuran Jamuan Pembinaan program oleh tingkat Kecamatan Jamuan Pembinaan program oleh Kabupaten/Kota Jamuan Pembinaan program oleh Tingkat Provinsi Jamuan Pembinaan program oleh Pusat Jamuan tamu lainnya, seperti wartawan, LSM, dll. Laporan-laporan.. Lainnya...
Ketua Program Wakil Ketua Program Fasilitator/Tutor Narasumber Teknis Staf Tata Usaha Satpam Pengurus Yayasan/Organisasi Ketua Program Wakil Ketua Program Fasilitator/Tutor Narasumber Teknis Staf Tata Usaha Satpam Pengurus Yayasan/Organisasi Alat Tulis Daya dan Jasa Perbaikan Ringan dan Pemeliharaan Biaya Pembinaan Siswa Rapat-rapat Biaya Operasional Yayasan/Organisasi Tanah Bangunan Peralatan dan Perlengkapan Perabot dan mebeler Buku teks, sumber, dan bacaan Jaringan listrik, telepon, air, dan gas
Sifat Penggunaan (L) (L) (L) (L) (L) (TL) (L) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L)
(TL) (TL) (L) (L) (TL) (TL) (TL) (TL) (TL) (L) (L) (TL) (TL) (TL) (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (TL) (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (L dan TL)
46
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Jenjang Pendidikan
No
Komponen
Aktivitas Taman Fasilitas Ibadah Fasilitas olah raga Lain-lain
5
Biaya Penunjang Kebutuhan Siswa/Orang Tua Siswa
Pengawasan dan Pembinaan
PAKET A
1
Operasional/Lancar Personel A. Kesejahteraan
B. Pengembangan
3
Bukan Personel
Buku dan ATK
Sifat Penggunaan (TL) (L) (L) (L dan TL) (L)
Pakaian dan perlengkapan Akomodasi Transportasi Konsumsi Kesehatan Karyawisata Uang saku Kursus Iuran Jamuan Pembinaan program oleh tingkat Kecamatan Jamuan Pembinaan program oleh Kabupaten/Kota Jamuan Pembinaan program oleh Tingkat Provinsi Jamuan Pembinaan program oleh Pusat Jamuan tamu lainnya, seperti wartawan, LSM, dll. Laporan-laporan.. Lainnya...
(L) (L) (L) (L) (L) (L) (TL) (L) (L dan TL) (L dan TL)
Ketua Program Wakil Ketua Program Fasilitator/Tutor Narasumber Teknis Staf Tata Usaha Satpam Pengurus Yayasan/Organisasi Ketua Program Wakil Ketua Program Fasilitator/Tutor Narasumber Teknis Staf Tata Usaha Satpam Pengurus Yayasan/Organisasi Alat Tulis Daya dan Jasa Perbaikan Ringan dan Pemeliharaan Biaya Pembinaan Siswa Rapat-rapat
(TL) (TL) (L) (L) (TL) (TL) (TL) (TL) (TL) (L) (L) (TL) (TL) (TL) (TL) (L dan TL) (L dan TL)
(L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L)
(L) (TL)
47
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Jenjang Pendidikan
No
4
5
Komponen
Investasi/Modal
Biaya Penunjang Kebutuhan Siswa/Orang Tua Siswa
Pengawasan dan Pembinaan
PAKET B
1
Operasional/Lancar Personel A. Kesejahteraan
B. Pengembangan
Aktivitas Biaya Operasional Yayasan/Organisasi Tanah Bangunan Peralatan dan Perlengkapan Perabot dan mebeler Buku teks, sumber, dan bacaan Jaringan listrik, telepon, air, dan gas Taman Fasilitas Ibadah Fasilitas olah raga Lain-lain Buku dan ATK
Pakaian dan perlengkapan Akomodasi Transportasi Konsumsi Kesehatan Karyawisata Uang saku Kursus Iuran Jamuan Pembinaan program oleh tingkat Kecamatan Jamuan Pembinaan program oleh Kabupaten/Kota Jamuan Pembinaan program oleh Tingkat Provinsi Jamuan Pembinaan program oleh Pusat Jamuan tamu lainnya, seperti wartawan, LSM, dll. Laporan-laporan.. Lainnya...
Ketua Program Wakil Ketua Program Fasilitator/Tutor Narasumber Teknis Staf Tata Usaha Satpam Pengurus Yayasan/Organisasi Ketua Program Wakil Ketua Program Fasilitator/Tutor Narasumber Teknis
Sifat Penggunaan (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (L dan TL) (TL) (L) (L) (L dan TL) (L)
(L) (L) (L) (L) (L) (L) (TL) (L) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L)
(TL) (TL) (L) (L) (TL) (TL) (TL) (TL) (TL) (L) (L)
48
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Jenjang Pendidikan
No
3
4
5
Komponen
Bukan Personel
Investasi/Modal
Biaya Penunjang Kebutuhan Siswa/Orang Tua Siswa
Pengawasan dan Pembinaan
PAKET C
1
Operasional/Lancar Personel A. Kesejahteraan
Aktivitas Staf Tata Usaha Satpam Pengurus Yayasan/Organisasi Alat Tulis Daya dan Jasa Perbaikan Ringan dan Pemeliharaan Biaya Pembinaan Siswa Rapat-rapat Biaya Operasional Yayasan/Organisasi Tanah Bangunan Peralatan dan Perlengkapan Perabot dan mebeler Buku teks, sumber, dan bacaan Jaringan listrik, telepon, air, dan gas Taman Fasilitas Ibadah Fasilitas olah raga Lain-lain Buku dan ATK
Pakaian dan perlengkapan Akomodasi Transportasi Konsumsi Kesehatan Karyawisata Uang saku Kursus Iuran Jamuan Pembinaan program oleh tingkat Kecamatan Jamuan Pembinaan program oleh Kabupaten/Kota Jamuan Pembinaan program oleh Tingkat Provinsi Jamuan Pembinaan program oleh Pusat Jamuan tamu lainnya, seperti wartawan, LSM, dll. Laporan-laporan.. Lainnya...
Ketua Program Wakil Ketua Program
Sifat Penggunaan (TL) (TL) (TL) (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (TL) (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (L dan TL) (TL) (L) (L) (L dan TL) (L)
(L) (L) (L) (L) (L) (L) (TL) (L) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L)
(TL) (TL)
49
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Jenjang Pendidikan
No
Komponen
B. Pengembangan
3
4
5
Bukan Personel
Investasi/Modal
Biaya Penunjang Kebutuhan Siswa/Orang Tua Siswa
Pengawasan dan Pembinaan
Aktivitas Fasilitator/Tutor Narasumber Teknis Staf Tata Usaha Satpam Pengurus Yayasan/Organisasi Ketua Program Wakil Ketua Program Fasilitator/Tutor Narasumber Teknis Staf Tata Usaha Satpam Pengurus Yayasan/Organisasi Alat Tulis Daya dan Jasa Perbaikan Ringan dan Pemeliharaan Biaya Pembinaan Siswa Rapat-rapat Biaya Operasional Yayasan/Organisasi Tanah Bangunan Peralatan dan Perlengkapan Perabot dan mebeler Buku teks, sumber, dan bacaan Jaringan listrik, telepon, air, dan gas Taman Fasilitas Ibadah Fasilitas olah raga Lain-lain Buku dan ATK
Pakaian dan perlengkapan Akomodasi Transportasi Konsumsi Kesehatan Karyawisata Uang saku Kursus Iuran Jamuan Pembinaan program oleh tingkat Kecamatan Jamuan Pembinaan program oleh Kabupaten/Kota Jamuan Pembinaan program oleh Tingkat Provinsi Jamuan Pembinaan program oleh Pusat
Sifat Penggunaan (L) (L) (TL) (TL) (TL) (TL) (TL) (L) (L) (TL) (TL) (TL) (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (TL) (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (L dan TL) (TL) (L) (L) (L dan TL) (L)
(L) (L) (L) (L) (L) (L) (TL) (L) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL)
50
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Jenjang Pendidikan
No
Komponen
Aktivitas Jamuan tamu lainnya, seperti wartawan, LSM, dll. Laporan-laporan.. Lainnya...
PUG
1
Operasional/Lancar Personel A. Kesejahteraan
B. Pengembangan
3
4
5
Bukan Personel
Investasi/Modal
Biaya Penunjang Kebutuhan Siswa/Orang Tua Siswa
Ketua Program Wakil Ketua Program Fasilitator/Tutor Narasumber Teknis Staf Tata Usaha Satpam Pengurus Yayasan/Organisasi Ketua Program Wakil Ketua Program Fasilitator/Tutor Narasumber Teknis Staf Tata Usaha Satpam Pengurus Yayasan/Organisasi Alat Tulis Daya dan Jasa Perbaikan Ringan dan Pemeliharaan Biaya Pembinaan Siswa Rapat-rapat Biaya Operasional Yayasan/Organisasi Tanah Bangunan Peralatan dan Perlengkapan Perabot dan mebeler Buku teks, sumber, dan bacaan Jaringan listrik, telepon, air, dan gas Taman Fasilitas Ibadah Fasilitas olah raga Lain-lain Buku dan ATK
Pakaian dan perlengkapan Akomodasi Transportasi Konsumsi Kesehatan Karyawisata Uang saku Kursus
Sifat Penggunaan (L dan TL) (L)
(TL) (TL) (L) (L) (TL) (TL) (TL) (TL) (TL) (L) (L) (TL) (TL) (TL) (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (TL) (TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L) (L dan TL) (TL) (L) (L) (L dan TL) (L)
(L) (L) (L) (L) (L) (L) (TL) (L)
51
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Jenjang Pendidikan
No
Komponen
Pengawasan dan Pembinaan
Aktivitas Iuran Jamuan Pembinaan program oleh tingkat Kecamatan Jamuan Pembinaan program oleh Kabupaten/Kota Jamuan Pembinaan program oleh Tingkat Provinsi Jamuan Pembinaan program oleh Pusat Jamuan tamu lainnya, seperti wartawan, LSM, dll. Laporan-laporan.. Lainnya...
Sifat Penggunaan (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L dan TL) (L)
Dalam kolom (1) terdapat tanda huruf L dan TL dalam kurung, (L) = biaya langsung (TL) = biaya tidak langsung
52
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
BAB III METODOLOGI STUDI
A. RUANG LINGKUP DAN SAMPEL 1. Ruang Lingkup Studi Sebagaimana dijelaskan pada bab ke-2 di muka, komponen-komponen dan aktivitas yang harus dibiayai, dikelompokkan dalam suatu kategori (pool) yang sering disebut sebagai “unit”. Atas dasar analisis satuan biaya (unit cost analysis), maka analisis satuan biaya sekolah dapat dikategorisasikan ke dalam beberapa unit analisis. Objeknya adalah komponen-komponen yang seyogyanya tertuang dalam rencana anggaran belanja. Secara garis besar rencana belanja dibagi ke dalam komponen gaji dan non gaji. Komponen gaji digunakan untuk membayar kesejahteraan dan pengembangan kemampuan profesional guru. Komponen ini merupakan komponen yang paling dominan dalam pengeluaran biaya pendidikan sekolah. Sedangkan komponen non gaji kadang-kadang tidak terdapat dalam RAPBS meliputi: pembelian buku, alat tulis, tas, sepatu, pakaian seragam, biaya kursus, karyawisata, sumbangan insidental, dan uang jajan yang langsung dikeluarkan oleh orangtua siswa tanpa melalui sekolah, serta biaya pembangunan fisik, perlengkapan alat belajar, beasiswa, dan lainnya yang tidak tercatat dalam RAPBS. Ruang lingkup studi ini adalah pembiayaan pendidikan sekolah di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung, pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan yang dikelola pemerintah dan masyarakat (negeri dan swasta atau lembaga lain) di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 2. Analisis Sampel Objek yang akan dianalisis meliputi TK, RA, PAUD, SD, MI, SMP, MTs, SMA, MA, SMK, TKLB, SDLB, SMPLB, SMALB, Pendidikan Berkelanjutan, Pendidikan Kepemudaan, Pengarusutamaan Gender (PUG) dan Pemberdayaan Perempuan, dan Keaksaraan Fungsional, yang tersebar di wilayah Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung dengan jumlah dan sebaran sekolah tergambar sebagai berikut: 53
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
1. Pendidikan Pra Sekolah : a.
Jumlah TK di Kabupaten Bandung adalah 391 (negeri : 1; swasta :390)
b.
Jumlah RA di Kabupaten Bandung adalah 327 (Swasta)
c.
Jumlah Lembaga PAUD di Kabupaten Bandung adalah 427 (Kober :305; TPA:5; PAUD Posyandu:55; SPS:62)
2. Pendidikan Dasar a.
Jumlah Sekolah Dasar di Kabupaten Bandung adalah 2174 (negeri:2132; swasta:42)
b.
Jumlah MI di Kabupaten Bandung adalah 259 (negri:3; swasta: 256)
c.
Jumlah Lembaga Paket A di Kabupaten Bandung ada 7 kecamatan
d.
Jumlah Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Bandung adalah 311 (negeri:84; swasta:227)
e.
Jumlah MTs di Kabupaten Bandung adalah 186 (negri:8 ; swasta:178)
f.
Jumlah Lembaga Paket B di Kabupaten Bandung adalah 38 (negeri:3 ; swasta:28; lain-lain:7)
3. Sekolah Menengah a.
Jumlah Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Bandung adalah 139 (negeri:32 ; swasta:107)
b.
Jumlah Sekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten Bandung adalah 66 (negeri:7; swasta: 59)
c.
Jumlah MA di Kabupaten Bandung adalah 85 (negeri:3; swasta:82)
d.
Jumlah Lembaga Paket C di Kabupaten Bandung adalah 13 (negeri:1 ; swasta:10; lain-lain:2)
4. Sekolah Luar Biasa Pada jenis sekolah ini, di wilayah Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung terdapat sejumlah 41, diantaranya 2 yang dikelola pemerintah/negeri dan 39 yang dikelola oleh swasta.
54
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
5. Pendidikan Berkelanjutan a.
Jumlah Kelompok belajar usaha di Kabupaten Bandung adalah 7 (swasta:3 ; lainlain:4)
b.
Jumlah kelompok magang tidak ada
c.
Jumlah Lembaga Kursus di Kabupaten Bandung sebanyak 24 (swasta:18 ; lainlain:6)
d.
Jumlah Lembaga Bimbel di Kabupaten Bandung adalah 5 (swasta)
6. Pendidikan Kepemudaan a.
Jumlah Lembaga Kelompok Pemuda Usaha Produktif di Kabupaten Bandung adalah 2 (swasta)
b.
Jumlah Lembaga Kelompok Pemuda Sebaya, SP3 dan Pertukaran Pemuda di Kabupaten Bandung tidak ada.
7. Jumlah Lembaga Pengarusutamaan Gender (PUG) dan Pemberdayaan Perempuan di Kabupaten Bandung adalah 1 (swasta) 8. Jumlah Lembaga Keaksaraan Fungsional di Kabupaten Bandung adalah 14 (negeri:1; swasta:7; lain-lain:7) Pada umumnya, pemilihan sampel menggunakan metode gugus bertahap (multistage sampling) dengan mencari keterwakilan dari setiap kelompok wilayah. Dasar pengelompokan bervariasi tergantung pada tujuan studi. Ditjen Dikdasmen dan IPB mengelompokkan sampel berdasarkan tingkat kemajuan wilayah, angka partisipasi kasar, dan indeks kemiskinan. (Ditjen Dikdasmen dan IPB, 2002: 24). Biro Keuangan menentukan sampel sekolah berdasarkan tingkat status sosial ekonomi masyarakat di sekitar lokasi sekolah. (Biro Keuangan, 2001:17). Standarisasi pembiayaan sekolah memilih sampel dari status sosial ekonomi (SSE) masyarakat sekitarnya yang terdiri atas SSE tinggi, sedang, dan rendah yang mendapat bantuan dana dari Pemerintah Kota Bandung. Studi McMahon mengambil sampel dengan menggunakan stratified random cluster sampling. Cluster dimaksud adalah MBS dan Non MBS. (McMahon, 2002: 20). Pemilihan sampel dalam studi ini, digunakan metode pengambilan sampel “Purposive Multy Stages Sampling” yang diambil berdasarkan kriteria: 1) Lokasi meliputi sekolah yang berada di perkotaan atau di pedesaan; 2) Status meliputi sekolah 55
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
negeri atau swasta; Dan 3) Tipe meliputi sekolah tipe A, B, atau C. Selanjutnya, prosedur pemilihan sampel dapat dijelaskan sebagai berikut: a.
Menentukan area sampel yang akan dijadikan kasus, ke dalam wilayah Kabutapen Bandung. Pembagian ini didasarkan pada sampel kriteria (purposif sampling) dan konfirmasi dari BAPPEDA Kabupaten Bandung.
b.
Menganalisis karakteristik kota sampai ke tingkat kecamatan berdasarkan kriteria sebagaimana disebutkan, yakni: lokasi, status dan tipe sekolah, maka ditentukan alternatif jumlah sampel setiap kota. 1) Sampel ideal, yakni berdasarkan status (negeri dan swasta), lokasi (perkotaan), tipe sekolah (Tipe A, B dan C). Namun demikian, untuk studi menghitung biaya satuan, kriteria status sekolah negeri dan swasta tidak bisa dijadikan kriteria, karena kebutuhan biaya untuk setiap komponen manajemen tidak berbeda; Hanya faktor penanggung biaya saja yang membedakannya. Untuk kriteria tipe sekolah, secara teoritis memang ada tiga tipe, yaitu tipe A, B dan C. Tetapi, pada kenyataannya di lapangan hanya dapat dibedakan dengan dua tipe, yaitu sekolah yang sudah memenuhi standar dan ada sekolah yang masih di bawah standar. Karena itu, kriteria sampel dalam studi ini, cukup dengan kriteria sekolah tipe A dan C yang ada di wilayah perkotaan. Dengan demikian, untuk setiap perkotaan dibutuhkan jumlah sampel sebanyak 80 lembaga pendidikan Formal dan Non Formal, yang terdiri dari: (1) 3 sekolah untuk jenjang TK; (2) 2 sekolah untuk jenjang RA; (3) 4 sekolah untuk jenjang TKLB; (4) 4 sekolah untuk jenjang SD; (5) 4 sekolah untuk jenjang MI; (6) 4 sekolah untuk jenjang SDLB; (7) 4 sekolah untuk jenjang SMP; (8) 4 sekolah untuk jenjang MTs; (9) 4 sekolah untuk jenjang SMPLB; (10) 4 sekolah untuk jenjang SMA; (11) 4 sekolah untuk jenjang SMK; (12) 4 sekolah untuk jenjang MA; (13) 4 sekolah untuk jenjang SMALB; (14) 4 lembaga pendidikan PAUD; (15) 4 lembaga pendidikan PAKET A; (16) 4 lembaga pendidikan PAKET B; (17) 4 lembaga pendidikan PAKET C; (18) 4 lembaga pendidikan KBU; (19) 0 lembaga pendidikan MAGANG; (20) 2 lembaga pendidikan KURSUS; (21) 2 lembaga pendidikan BIMBEL; (22) 2 lembaga 56
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
pendidikan KPUP; (23) 0 lembaga pendidikan KPS,SP3,PP; (23) 2 lembaga PUD; dan (24) 3 lembaga keaksaraan fungsional.
Tabel 2 SAMPEL IDEAL BERDASARKAN KRITERIA STATUS, LOKASI DAN TIPE SEKOLAH NEGERI SWASTA LAIN-LAIN JALUR, JENJANG, JENISPEND. A C A C A C TK 1 1 1 RA 1 1 PRA SEKOLAH TKLB 1 1 1 1 PAUD 1 1 1 1
PENDIDIKAN DASAR
PENDIDIKAN MENENGAH
PENDIDIKAN BEREKELANJUTAN
PENDIDIKAN KEPEMUDAAN
SD MI SDLB SMP MTs SMPLB PAKET A PAKET B
1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1
1
1
SMA SMK MA SMALB PAKET C
1 1 1 1 1
1 1 1 1
JUMLAH 3 2 4 4
1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
1 1 1 1 1
1
KBU MAGANG KURSUS BIMBEL
1
1
1
1 1
1
KPUP KPS,SP3,PP
1
1
2 0
1
1
2
PUG KEAKSARAAN FUNGSIONAL
1
TOTAL SAMPEL
15
23
1
4 4 4 4 4 1
1
1 12
1
1 21
6
4 4 4 4 4 4 4 4
4 0 2 2
3 3
80
57
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
B. METODE DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA Prosedur mencakup berbagai kegiatan yang dijalankan dalam studi ini termasuk waktu dan tempat penelitian. 1. Tahap-tahap Kegiatan Kegiatan pengumpulan data dilakukan melalui empat tahap, yaitu tahap perumusan, eksplorasi dan konfirmasi, pengolahan dan analisis data, serta pelaporan. Tahap Perumusan, dilakukan untuk mengenal sosialisasi permasalahan, fokus studi, penentuan karakteristik sumber data (kasus), dan
validasi instrumen pendukungj.
Tahap eksplorasi dan Konfirmasi, merupakan tahap proses pengumpulan data di lapangan dengan menggunakan keseluruhan alat pengumpul data yang langsung dikonfirmasikan ke sumber datanya. Tahap Pengolahan dan Analisis Data, merupakan proses mereduksi, mengelompokkan, menganalisis dan menafsirkan setiap perolehan data baik melalui hasil wawancara maupun hasil pengamatan.
Tahap Pelaporan,
merupakan proses penyusunan hasil-hasil penelitian yang dikemas ke dalam format yang sesuai dengan kehendak pihak-pihak terkait, dan menginformasikannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan. 2. Waktu dan Tempat Studi Studi ini direncanakan dalam kurun waktu 4 (empat) bulan, mulai bulan Juni sampai dengan Oktober 2008. Dengan tempat yang dijadikan objek studi berada di lingkungan Pemerintahan Daerah Kabupaten Bandung. 3. Metode Tujuan utama penelitian ini ialah untuk mendeskripsikan objek yang diteliti melalui proses pengekplorasian fakta dan objek di lapangan sebagaimana adanya. Karena masalah penganggaran untuk biaya satuan pendidikan merupakan realitas sosial yang bersifat kontekstual, maka pendekatan yang paling dianggap relevan dengan konteks studi ini menggunakan metode penelitian deskriptif-kualitatif, dengan teknik studi kasus.
58
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
4. Teknik Pengumpulan Data Sesuai tujuan dan metode penelitian yang dipilih, maka teknik pengumpul data difokuskan pada telaah dokumen, observasi partisipasi aktif, dan wawancara langsung secara terbuka. a. Telaah Dokumen. Teknik ini digunakan untuk memperoleh sejumlah informasi berkenaan rumusan kebijakan tentang penyelenggaraan sekolah, alasan-alasan dokumen dibuat, dan bagaimana peran dokumen itu di lapangan. b. Teknik Observasi. Teknik ini digunakan untuk memperoleh sejumlah data tentang konteks nyata proses pelaksanaan sekolah. c. Teknik Wawancara Terbuka. Teknik Wawancara Terbuka menggunakan sejumlah daftar pertanyaan/isian yang perlu dijawab secara tertulis maupun lisan. Teknik ini untuk memperoleh sejumlah informasi dari pikiran, perasaan, pengetahuan dari setiap orang yang berkaitan dengan penyelenggaraan dan pengelolaan sekolah.
C. ALAT PENGUMPUL DATA Alat pengumpul data, ditentukan berdasarkan data yang diperlukan dari sejumlah sumber data dan teknik-teknik yang digunakan. Untuk melengkapi teknik yang dipilih, perlu disiapkan format-format pelengkap pengumpul data, antara lain: (1) Pedoman Observasi dan Studi Dokumen; (2) Pedoman Wawancara dan Daftar Isian; (3) Format Analisis Data; dan (4) Lembar Rangkuman Data. Merujuk fokus studi dan kerangka pikir di muka, studi ini diarahkan pada penjaringan data untuk menggambarkan profil kebutuhan biaya satuan pendidikan secara komprehensif. Penjaringan data tersebut, dikembangkan berdasarkan model analisis biaya langsung dan tidak langsung yang memerlukan pembiayaan dalam penyelenggaraan program pendidikan. Kemudian dikembangkan ke dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan studi yang lebih spesifik seperti tertuang dalam lampiran disain ini. Validasinya dibahas melalui Focus Group Discussion (FGD) dengan Tim Ahli.
59
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
D. TEKNIK PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA Pada sub ke-2 di atas dijelaskan bahwa untuk kepentingan analisis, biaya pendidikan diukur sebagai biaya satuan, yang kemudian dapat dikembangkan menjadi biaya siklus. Selanjutnya, untuk mempermudah perhitungan dan juga untuk kepentingan analisis, perhitungan biaya ini difokuskan pada perhitungan tingkat sekolah. Namun demikian, untuk kepentingan analisis, dihitung pula keterkaitan dengan biaya-biaya yang terkait dengan kebutuhan biaya sebagai pendukung komponen dan aktivitas penyelenggaraan satuan pendidikan sekolah. Rincian aktivitas biaya biaya satuan pada masing-masing komponen biaya tingkat penggunaan dapat dilihat pada Tabel 1 pada Bab II di muka. Dengan demikian, dapat dikembangkan menjadi biaya siklus dengan mengalikan biaya satuan tersebut dengan waktu (dalam tahun) yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu jenjang pendidikan. Kemudian dihitung biaya satuan pendidikan menurut jenis klasifikasi: jenis input (biaya satuan pendidikan operasional dan biaya satuan pendidikan investasi); sifat penggunaan (biaya satuan pendidikan langsung dan biaya satuan pendidikan tidak langsung); jenis penggunaan (biaya satuan pendidikan operasional personel dan biaya satuan pendidikan operasional bukan personel). Berikut ini akan disampaikan cara perhitungan biaya satuan pendidikan menurut komponen dan aktivitasnya. 1. Menghitung Biaya Satuan Operasional Personel Perhitungan biaya personel mencakup perhitungan biaya kesejahteraan personel dan biaya pengembangan personel. Metode perhitungan masing-masing biaya tersebut dijelaskan sebagai berikut. Biaya satuan personel dihitung dengan cara menjumlahkan seluruh biaya pendidikan yang dikeluarkan untuk keperluan personel dalam setahun. Caranya adalah dengan merinci ke dalam sub-sub komponen dari personel. Satuan waktu biaya atau pengeluaran untuk setiap sub komponen atau aktivitas dapat berbeda, mungkin per hari, per minggu, per bulan, per semester, atau per tahun.
Demikian juga, frekuensi
pengeluaran biaya itu dapat berbeda, mungkin satu kali, dua kali, dua belas kali atau 60
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
lebih dalam satu tahun. Penghitungan biaya personel per tahun untuk masing-masing sub komponen atau aktivitas dilakukan dengan mengalikan nilai satuan rupiah dengan frekuensi. Kemudian, biaya masing-masing sub komponen dalam satu tahun itu dijumlahkan menjadi total faktual biaya personel dalam satu tahun. Lalu, catatkan angka tersebut ke dalam sel total faktual biaya per tahun untuk biaya masing-masing personel.
Penghitungan total ideal untuk masing-masing personel dapat dilakukan
dengan memperkirakan biaya yang seharusnya dikeluarkan sesuai kebutuhan untuk PBM yang bermutu. 2.
Menghitung Biaya Satuan Operasional Bukan Personel Penghitungan biaya satuan pendidikan operasional bukan personel dilakukan
dengan cara menjumlahkan seluruh pengeluaran operasional sekolah, selain yang dimanfaatkan untuk keperluan kesejahteran dan pengembangan personel sekolah, yang meliputi alat tulis sekolah, daya dan jasa (langganan telepon, listrik, air, dan gas), perbaikan ringan dan pemeliharaan, biaya pembinaan siswa, praktek pendidikan (vocasional), pembinaan, pemantauan, pengawasan, dan pelaporan, rapat, biaya operasional komite sekolah, dan lainnya. Caranya dapat dilakukan dengan merinci per komponen menjadi sub-sub komponen atau aktivitas terlebih dahulu, misalnya komponen alat tulis sekolah dirinci menjadi sub komponen pensil, pulpen, tinta, tinta stensil, tinta stempel, penghapus pensil, penghapus tinta, buku tulis, buku administrasi (seperti buku induk guru, buku induk siswa, buku inventaris, buku rapor, kartu iuran bulanan sekolah), kertas HVS, kertas stensil, kertas karbon, penggaris, amplop, stepler, buku satuan pelajaran, buku rencana pembelajaran, buku absen, buku nilai, buku gambar, kertas manila, kapur tulis, spidol, tinta spidol, penghapus papan tulis, dan penggaris papan tulis dan lainnya. Cara menghitung biaya masing-masing sub komponen tersebut per tahun adalah sama dengan cara perhitungan sebelumnya. Setelah semua sub komponen dihitung, jumlahkan seluruh biaya total faktual maupun total ideal per tahun. Selanjutnya, pindahkan nilai jumlah total faktual atau ideal per tahun. Untuk menghitung sub komponen berikutnya, yaitu: daya dan jasa (langganan telepon, listrik, air, dan gas), perbaikan ringan dan pemeliharaan, biaya pembinaan siswa, pendidikan sistem ganda, 61
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
pembinaan, pemantauan, pengawasan, dan pelaporan, rapat, serta biaya operasional komite sekolah, caranya sama dengan menghitung alat tulis sekolah. 3.
Menghitung Biaya Satuan Investasi Biaya satuan pendidikan operasional investasi adalah biaya yang ditimbulkan
dari pengadaan barang dan jasa yang diperlukan untuk penyelenggaraan pendidikan yang dimanfaatkan dalam waktu lebih dari satu tahun per siswa per tahun. Biaya bangunan dihitung dengan menaksir nilai total depresiasi tahunan atau biaya pengembalian modal yang dirumuskan dengan: P–S D = N Dimana: D = depresiasi tahunan; P = nilai investasi (biaya pembangunan); S = nilai sisa pada akhir umur pakai bangunan; N = umur pakai bangunan. Jika diasumsikan bahwa umur pakai bangunan akan mencapai 30 tahun, dan nilai sisa pada saat itu tinggal 10 % saja (10% P) maka rumusan depresiasi tahunan menjadi: (P – 0,1 P) D =
0,9 P =
30
= 0,03 P 30
Dimana: nilai P adalah luas lantai bangunan dikalikan dengan standar harga bangunan. Total biaya bangunan per tahun ini kemudian dibagi jumlah siswa, sehingga dihasilkan biaya bangunan per siswa per tahun. Biaya taman dihitung seperti menghitung biaya bangunan tersebut diatas, yaitu dengan rumus: (P – 0,1 P) D =
0,9 P =
30
= 0,03 P 30
Dimana: P adalah nilai total yang dikeluarkan untuk membangun taman. 62
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Biaya fasilitas olahraga (lapangan sepak bola, lapangan voli, lapangan basket, lapangan badminton, dan lainnya) dihitung seperti menghitung biaya bangunan yaitu: (P – 0,1 P) D =
0,9 P =
= 0,03 P
30
30
Dimana: P adalah nilai total yang dikeluarkan untuk membangun fasilitas olahraga. Biaya pagar dihitung seperti menghitung biaya bangunan tersebut diatas, yaitu: (P – 0,1 P) D =
0,9 P =
30
= 0,03 P 30
dimana P adalah nilai total yang dikeluarkan untuk membangun pagar. Biaya peralatan/perlengkapan, biaya perabot dan mebeler, serta biaya buku dihitung dengan menaksir biaya depresiasi berdasarkan metoda garis lurus atau straight line depreciation method, dimana umur pakai alat adalah 7 tahun dengan nilai sisa 20 % (20% P). Sehingga dapat dirumuskan : P–S D =
(P – 0,2 P) =
N
Dimana:
P
adalah
0,8 P =
7
nilai
= 0,114 P 7
total
yang
dikeluarkan
untuk
menyediakan
peralatan/perlengkapan atau perabot/mebeler atau buku. 4. Menghitung Biaya Satuan Penunjang Biaya satuan penunjang berkaitan dengan: (1) Biaya satuan pendidikan yang dikeluarkan orangtua untuk keperluan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, dan (2) Biaya yang terkait dengan pembinaan dan pengawasan dari pihak pemerintah atau lembaga lain baik individu maupun kelompok.
63
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Biaya satuan pendidikan penunjang ini dihitung dengan cara menjumlahkan seluruh biaya untuk keperluan satuan kebutuhan dalam setahun. Caranya dengan menghitung biaya kebutuhan per tahun ialah dengan merinci per komponen menjadi sub-sub komponen atau aktivitas terlebih dahulu. Kemudian menjumlahkan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk keperluan masing-masing sub-sub komponen tersebut selama setahun. Satuan waktu biaya/pengeluaran untuk setiap sub komponen bisa berbeda, mungkin per hari, per minggu, per bulan, per semester, atau per tahun. Demikian pula, frekuensi pengeluaran biaya dapat berbeda, mungkin satu kali, dua kali, tiga kali, empat kali, atau dua belas kali dalam setahun. Dengan demikian, perhitungan biaya faktual per tahun untuk masing-masing sub komponen dapat dilakukan dengan mengalikan nilai rupiah dengan frekuensinya. Sedangkan, untuk menghitung biaya ideal dilakukan dengan memperkirakan biaya yang yang seharusnya dikeluarkan untuk keperluan masing-masing sub komponen. 5.
Menghitung Biaya Satuan Per Siswa Untuk sampai pada analisis biaya satuan per siswa, kemudian dikembangkan
peta satuan-satuan analisis. Atas dasar kelengkapan peta satuan-satuan analisis tersebut maka dapat ditentukan unit cost per siswa untuk penyelenggaraan satuan pendidikan. Bahwa setiap pekerjaan senantiasa menpunyai batas waktu penyelesaian tertentu, anggaran tertentu dan tujuan tertentu. Anggaran biayanya ditentukan berdasarkan kesepakatan tertentu. Waktu penyelesaian biasanya ditentukan berdasarkan analisisis kebutuhan yang dilakukan sebelumnya. Penting digarisbawahi bahwa waktu penyelesaian merupakan variabel lain yang sangat mempengaruhi analisis biaya. Dengan demikian, satuan biaya per siswa dapat dihitung dengan formula: UNIT COST PER SISWA =
x 1 + x 2 + x 3 + ... + n n
Dimana: x = jumlah biaya setiap komponen biaya, kali batas waktu penyelenggaraan program pendidikan, kali jumlah siswa; n = jumlah keseluruhan siswa.
64
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
E. TAHAPAN PELAKSANAAN STUDI Pelaksanaan studi akan dilakukan secara sistematis, dengan target memperoleh data dan hasil yang maksimal. Tim Teknis mengelompokan pekerjaan ini menjadi 4 (empat) tahap kegiatan, untuk lebih jelasnya dapat lihat pada Bagan 2. Secara rinci uraian mengenai tahapan pelaksanaan kegiatan adalah sebagai berikut: 1. Tahap Pendahuluan a. Persiapan dan mobilisasi Tenaga Ahli, kegiatan ini meliputi: (1) Pengurusan administrasi dan persiapan surat-surat ijin survey; (2) Koordinasi antar pihak Tenaga Ahli dan Kontributor dalam rangka menyamakan persepsi tentang substansi pekerjaan ini; (3) Identifikasi alat dan bahan studi serta rancangan instrumen penelitian; (4) Penyusunan jadwal kerja secara efektif. b. Pengumpulan Data Sekunder, meliputi: data kebijakan, hasil studi/penelitian yang berkaitan dengan sekolah, statistik persekolahan, jenis, status dan tipologi sekolah, standar pelayanan minimal (SPM). c. Penyusunan Laporan Kemajuan Tahap I. Berisi tentang: (1) Latar belakang permasalahan, fokus kajian dan pertanyaan studi, kerangka analisis, tujuan dan produk yang dihasilkan; (2) Kajian akademik, berupa konsep dan teori biaya pendidikan, operasional variabel studi, dan litelatur rujukan; (3) Metodologi studi; (4) Tim pelaksana dan jadwal pelaksanaan studi selama 3 (tiga) bulan; (5) Lampiran-lampiran seperti: Pedoman observasi dan studi dokumentasi, pedoman wawancara, format analisis data, lembar rangkuman, lembar konfirmasi data. 2. Tahap Survey Lapangan Pada tahap survey lapangan akan dilakukan kegiatan-kegiatan yang merupakan substansi kegiatan studi. Kegiatan yang akan dilakukan pada tahap ini ialah: (1) Survey dilakukan oleh tim lengkap di lokasi berdasarkan objek studi, yaitu MI, M.Ts dan MA; (2) Tim survey yang terdiri dari Ketua Tim dan anggotanya akan bekerja profesional dalam pengumpulan data, pengamatan lapangan dan wawancara di lokasi kajian.
65
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
3. Tahap Analisa dan Evaluasi Pada tahap ini dilakukan kegiatan analisa dan evaluasi data primer dan data sekunder, yang terdiri dari: (1) Kompilasi dan komputasi data. Semua data dan informasi yang didapat, disusun dan dianalisis oleh Ketua Tim yang dibantu oleh tenaga ahli, dengan mempertimbangkan masukan-masukan dari para kontributor; (2) Penyusunan model faktual dan model ideal; (3) Penyusunan rekomendasi. 4. Tahap Penyusunan laporan Penyususnan laporan akan dilakukan sesuai dengan kemajuan pekerjaan studi yang dilaksanakan. Laporan yang akan disusun adalah sebagai berikut: (a) Laporan Kemajuan Tahap I: Laporan kemajuan tahap I dibuat sebanyak 10 (sepuluh) buku/copy, yang berisi rencana kerja secara rinci dibuat dalam bahasa Indonesia. Laporan ini diserahkan paling lambat 14 (empat belas) hari kalender setelah ditetapkannya jadwal pelaksanaan pekerjaan. (b) Laporan Kemajuan Tahap II: Laporan kemajuan tahap II dibuat sebanyak 10 (sepuluh) copy, yang berisi hasil analisis lapangan, dibuat dalam bahasa Indonesia. Laporan ini diserahkan paling lambat pada hari ke-45. (c) Laporan Kemajuan Tahap III/Seminar Terbatas: Laporan kemajuan tahap III dibuat sebanyak 10 (sepuluh) copy, yang berisi konsep awal laporan akhir studi, dibuat dalam bahasa Indonesia. Laporan ini diserahkan paling lambat hari ke-75. (d) Laporan Akhir: Laporan Akhir dibuat sebanyak 10 (duapuluh) copy, yang berisi hasil rekomendasi dan model biaya pengembangan sekolah, dibuat dalam Bahasa Indonesia dan yang dilengkapi dengan Ringkasan Eksekutif. Laporan ini diserahkan paling lambat hari ke-95.
66
2008 Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Bagan 2 TAHAPAN PELAKSANAAN STUDI WAKTU
TAHAPAN PELAKSANAAN STUDI
OUTPUT
Penetapan Jadwal MOBILISASI TIM STUDI PUSTAKA/ DATA SEKUNDER
PENYUSUNAN PRA DISAIN DISKUSI DISAIN TEKNIS
Mg Ke-2
FINALISASI DISAIN TEKNIS
LAPORAN TAHAP I
PENGUMPULAN DATA/ SURVEY LAPANGAN
DATA PRIMER : WAWANCARA/OBSERVASI
Mg Ke-6
DATA SEKUNDER : Bappeda dan Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung
KONFIRMASI, VALIDASI DAN KLARIFIKASI DATA
LAPORAN TAHAP II
PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA
Mg Ke- 8 Bulan
INTERPRETASI DATA
LAPORAN TAHAP III
SEMINAR TERBATAS LINGKUP PEMKAB BANDUNG
PENYUSUNAN MODEL DAN REKOMENDASI STUDI
Mg Ke-12 Bulan
SEMINAR DI LINGKUNGAN PEMKAB & REVISI LAPORAN AKHIR
LAPORAN AHIR
67
Laopran Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
BAB IV PROFIL SATUAN BIAYA PENDIDIKAN
A. Komponen-Komponen yang Harus Dibiayai Komponen-komponen yang perlu dibiayai dalam penyelenggaraan pendidikan mengacu kepada peraturan-peraturan pemerintah berkenaan standarisasi pengelolaan yang tertuang dalam PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan PP No. 48 tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan, dimana komponen-komponen tersebut terdiri dari : 1. Biaya Investasi : a. Investasi Lahan Pendidikan b. Investasi Non Lahan Pendidikan 2. Biaya Operasional a. Biaya Personalia b. Biaya Non Personal Tak Langsung 3. Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik) a. Biaya Langsung PBM b. Biaya Tidak Langsung Terhadap PBM
B. Aktivitas-Aktivitas yang Harus Dibiayai Selain komponen-komponen biaya yang perlu dibiayai, di dalam komponen tersebut pada kajian
ini, aktivitas-aktivitas
yang perlu di biayai dalam
penyelenggaraan pendidikan di Wilayah Pemerintahan Kabupaten Bandung terdiri dari : Biaya Investasi terdiri dari komponen Investasi Lahan Pendidikan dimana aktivitas yang harus dibiayai adalah Sarana dan Prasarana (Bukan Personel); Sedangkan Komponen Investasi Non Lahan Pendidikan dimana aktivitas yang harus dibiayai adalah : 1) Pengembangan SDM (Pengembangan Personel); 2) Modal Kerja
68
2008
Laopran Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Tetap (Pembinaan Siswa, Rapat Dinas Pengawas, Operasional Komite Sekolah, Biaya Peningkatan Mutu, Biaya PKL). Biaya Operasional, terdiri dari Komponen Biaya Personalia dan Biaya Non Personal Pendidikan Tak Langsung, dimana aktivitas yang dibiayainya adalah : 1) Bahan atau Peralatan Habis Pakai (ATK/Biaya ATS); 2) Daya (listrik); 3) Air; 4) Jasa Telekomunikasi (daya dan Jasa); 5) Pemeliharaan Sarana dan Prasarana (Perbaikan ringan dan pemeliharaan); 6) Uang Lembur; 7) Transportasi; 8) Konsumsi; 9) Pajak; dan 10) Asuransi Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik), terdiri dari Komponen Biaya Langsung PBM , dimana Aktivitas yang dibiayainya adalah 1) Iuran rutin (SPP); 2) Iuran Pembangunan (DSP); 3) Iuran Daftar Ulang (siswa lama); 4) Iuran Praktikum (laboratorium, bengkel/wokshop); 5) Iuran Perpustakaan; 6) Iuran Kegiatan Ekstra Kurikuler; 7) Iuran Karya Wisata / Studi Tour; 8) Iuran Tes/Ulangan; 9) Iuran Kas Kelas; 10) Iuran OSIS; 11) Iuran Kegiatan Olahraga (Renang);12) Pembelian Buku Pelajaran / Bahan Ajar; 13) Pembelian LKS; 14) Pembelian Buku Tulis; 15) Pembelian Alat Tulis; 16) Foto Copy Bahan pelajaran / tugas-tugas; 17) Pembelian bahan praktik laboratorium/keterampilan/kesenian/olahraga; 18) Pembelian Pakaian Seragam Sekolah; 19) Pembelian Pakaian Olahraga; 20) Kursus/les di sekolah oleh guru; dan Biaya Tidak Langsung Terhadap PBM dengan Aktivitas yang dibiayainya meliputi : 1) Sepatu Sekolah; 2) Sepatu Olahraga; 3) Tas Sekolah; 4) Transportasi ke sekolah (Umum /Jemputan); 5) Uang saku /jajan siswa; 6) Uang makan siang (bagi yang full day); 7) Kursus / les di luar sekolah; 8) Try out di luar sekolah; 9) Rental / Pembelian Komputer,
69
2008
Laopran Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
C. Satuan Biaya Pendidikan Pra Sekolah 1. Pendidikan Formal a. Taman Kanak-Kanak Perolehan hasil pengolahan data untuk jalur pendidikan formal, di tabel pendidikan Taman Kanak-kanak diketahui bahwa pada jenjang ini, Biaya Investasi terdiri dari Komponen dan Aktivitas yang harus dibiayai. Komponen terdiri dari Investasi Lahan Pendidikan dimana aktivitas yang harus dibiayai adalah Sarana dan Prasarana (Bukan Personel); Sedangkan Komponen Investasi Non Lahan Pendidikan dimana aktivitas yang harus dibiayai adalah : 1) Pengembangan SDM (Pengembangan Personel); 2) Modal Kerja Tetap (Pembinaan Siswa, Rapat Dinas Pengawas, Operasional Komite Sekolah, Biaya Peningkatan Mutu, Biaya PKL), dengan jumlah keseluruhan untuk Biaya Investasi faktual per tahun yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 152,635,550,- dengan rata-rata Rp. 44,108,888,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 368,911,100,- dengan rata-rata Rp. 47,546,893,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Investasi yang harus dikeluarkan untuk pendidikan TK berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 260,773,325,- atau rata-rata per TK sebesar Rp. 45,827,890,Pada Biaya Operasional, terdiri dari Komponen Biaya Personalia dan Biaya Non Personal Pendidikan Tak Langsung, dimana aktivitas yang dibiayainya adalah : 1) Bahan atau Peralatan Habis Pakai (ATK/Biaya ATS); 2) Daya (listrik); 3) Air; 4) Jasa Telekomunikasi (daya dan Jasa); 5) Pemeliharaan Sarana dan Prasarana (Perbaikan ringan dan pemeliharaan); 6) Uang Lembur; 7) Transportasi; 8) Konsumsi; 9) Pajak; dan 10) Asuransi, dengan jumlah keseluruhan Biaya Operasional Faktual yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 77,274,400,- dengan rata-rata Rp. 25,808,600,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 144,562,900,-, dengan rata-rata Rp. 21,861,988,-.
70
2008
Laopran Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Operasional yang harus dikeluarkan untuk jumlah TK berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 110,918,650,- atau rata-rata per TK sebesar Rp. 23,835,294,Pada Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik), terdiri dari Komponen Biaya Langsung PBM , dimana Aktivitas yang dibiayainya adalah 1) Iuran rutin (SPP); 2) Iuran Pembangunan (DSP); 3) Iuran Daftar Ulang (siswa lama); 4) Iuran Praktikum (laboratorium, bengkel/wokshop); 5) Iuran Perpustakaan; 6) Iuran Kegiatan Ekstra Kurikuler; 7) Iuran Karya Wisata / Studi Tour; 8) Iuran Tes/Ulangan; 9) Iuran Kas Kelas; 10) Iuran OSIS; 11) Iuran Kegiatan Olahraga (Renang);12) Pembelian Buku Pelajaran / Bahan Ajar; 13) Pembelian LKS; 14) Pembelian Buku Tulis; 15) Pembelian Alat Tulis; 16) Foto Copy Bahan pelajaran / tugas-tugas; 17) Pembelian bahan
praktik
laboratorium/keterampilan/kesenian/olahraga;
18)
Pembelian
Pakaian Seragam Sekolah; 19) Pembelian Pakaian Olahraga; 20) Kursus/les di sekolah oleh guru; dan Biaya Tidak Langsung Terhadap PBM dengan Aktivitas yang dibiayainya meliputi : 1) Sepatu Sekolah; 2) Sepatu Olahraga; 3) Tas Sekolah; 4) Transportasi ke sekolah (Umum /Jemputan); 5) Uang saku /jajan siswa; 6) Uang makan siang (bagi yang full day); 7) Kursus / les di luar sekolah; 8) Try out di luar sekolah; 9) Rental / Pembelian Komputer, dengan jumlah keseluruhan Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik) yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 555,686,000,- dengan rata-rata Rp. 233,644,667,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 782,087,500,-, dengan rata-rata Rp. 137,672,750,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik) yang harus dikeluarkan untuk jumlah TK berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 668,886,750,- atau rata-rata per TK sebesar Rp. 185,658,708,Total pembiayaan
yang harus dikeluarkan untuk menyelenggarakan
pendidikan pada tingkat TK (Biaya Investasi + Biaya Operasional + Biaya Personal/Pribadi Peserta Didik) , adalah : 71
2008
Laopran Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
-
Biaya total Faktual berdasarkan sampel sebesar Rp. 785,595,950
-
Biaya total Seharusnya berdasarkan sampel sebesar Rp. 1,295,561,500
-
Biaya total Rata-rata Faktual berdasarkan sampel sebesar Rp. 303,562,154
-
Biaya total Rata-rata Seharusnya berdasarkan sampel sebesar
Rp.
207,081,631 -
Rentang Pembiayaan untuk TK secara Keseluruhan (Biaya Faktual dan Biaya Seharusnya) sebesar Rp. 1,040,578,725
-
Rentang Pembiayaan rata-rata per TK sebesar Rp. 255,321,893
b. Raudathul Athfal Pada jenjang pendidikan RA , Jenis, Komponen dan Aktivitas yang dibiayai di asumsikan sama dengan TK, oleh karena itu dapat diketahui bahwa Biaya Investasi faktual per tahun yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 170,688,500,- dengan rata-rata Rp. 34,329,367,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 205,390,500,- dengan rata-rata Rp. 48,991,500,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Investasi yang harus dikeluarkan untuk jumlah RA berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 188,039,500,- atau rata-rata per RA sebesar Rp. 41,660,433,Pada Biaya Operasional, jumlah keseluruhan Biaya Operasional Faktual yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 44,745,500,- dengan rata-rata Rp. 7,457,583,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 58,121,500,-, dengan rata-rata Rp. 11,035,083,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Operasional yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 51,433,500,- atau rata-rata per RA sebesar Rp. 9,246,333,Pada Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik), dengan jumlah keseluruhan Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik) yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 122,495,000,- dengan rata-rata Rp. 20,684,200,-; sedangkan 72
2008
Laopran Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 152,525,500,-, dengan rata-rata Rp. 27,815,350,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik) yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 137,510,250,- atau rata-rata per RA sebesar Rp. 24,249,775,Total pembiayaan
yang harus dikeluarkan untuk menyelenggarakan
pendidikan pada tingkat RA (Biaya Investasi + Biaya Operasional + Biaya Personal/Pribadi Peserta Didik) , adalah : - Biaya total Faktual berdasarkan sampel sebesar Rp. 337,929,000 - Biaya total Seharusnya berdasarkan sampel sebesar Rp. 416,037,500 - Biaya total Rata-rata Faktual berdasarkan sampel sebesar Rp. 62,471,150 - Biaya total Rata-rata Seharusnya berdasarkan sampel sebesar Rp. 87,841,933 - Rentang Pembiayaan untuk RA secara Keseluruhan (Biaya Faktual dan Biaya Seharusnya) sebesar Rp. 376,983,250 - Rentang Pembiayaan rata-rata per RA sebesar Rp. 75,156,542
2. Pendidikan Non Formal a. TPA Pada jenjang pendidikan TPA, Jenis, Komponen dan Aktivitas yang dibiayai dapat diketahui bahwa Biaya Investasi faktual per tahun yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 27,160,000,- dengan rata-rata Rp. 16,133,333,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 13,040,000,- dengan rata-rata Rp. 6,706,667,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Investasi yang harus dikeluarkan untuk jumlah TPA berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 20,100,000,- atau rata-rata per TPA sebesar Rp. 11,420,000,Pada Biaya Operasional, jumlah keseluruhan Biaya Operasional Faktual yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 20,138,000,- dengan
73
2008
Laopran Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
rata-rata Rp. 8,312,667,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 51,610,000,-, dengan rata-rata Rp. 9,903,333,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Operasional yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 35,874,000,- atau rata-rata per RA sebesar Rp. 9,108,000,Pada Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik), dengan jumlah keseluruhan Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik) yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 11,545,000,- dengan rata-rata Rp. 5,920,000,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 12,190,000,-, dengan rata-rata Rp. 6,115,000,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik) yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 11,867,500,- atau rata-rata per TPA sebesar Rp. 6,017,500,Total pembiayaan
yang harus dikeluarkan untuk menyelenggarakan
pendidikan pada tingkat TPA (Biaya Investasi + Biaya Operasional + Biaya Personal/Pribadi Peserta Didik) , adalah : - Biaya total Faktual berdasarkan sampel sebesar Rp. 58,843,000 - Biaya total Seharusnya berdasarkan sampel sebesar Rp. 76,840,000 - Biaya total Rata-rata Faktual berdasarkan sampel sebesar Rp. 30,366,000 - Biaya total Rata-rata Seharusnya berdasarkan sampel sebesar Rp. 22,725,000 - Rentang Pembiayaan untuk TPA secara Keseluruhan (Biaya Faktual dan Biaya Seharusnya) sebesar Rp. 67,841,500 - Rentang Pembiayaan rata-rata per TPA sebesar Rp. 26,545,500
74
2008
Laopran Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
b. KOBER Pada jenjang pendidikan KOBER, Jenis, Komponen dan Aktivitas yang dibiayai, oleh karena itu dapat diketahui bahwa Biaya Investasi faktual per tahun yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 18,135,000,dengan rata-rata Rp. 11,767,500,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 21,005,000,- dengan rata-rata Rp. 10,502,500,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Investasi yang harus dikeluarkan untuk jumlah KOBER berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 19,570,000,- atau rata-rata per KOBER sebesar Rp. 11,135,000,Pada Biaya Operasional, jumlah keseluruhan Biaya Operasional Faktual yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 36,622,500,- dengan rata-rata Rp. 15,107,500,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 17,900,000,-, dengan rata-rata Rp. 8,950,000,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Operasional yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 27,261,250,- atau rata-rata per KOBER sebesar Rp. 12,028,750,Pada Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik), dengan jumlah keseluruhan Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik) yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 7,025,000,- dengan rata-rata Rp. 3,962,500,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 3,700,000,-, dengan rata-rata Rp. 1,233,333,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik) yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 5,362,500,- atau rata-rata per KOBER sebesar Rp. 2,597,917,Total pembiayaan
yang harus dikeluarkan untuk menyelenggarakan
pendidikan pada tingkat KOBER (Biaya Investasi + Biaya Operasional + Biaya Personal/Pribadi Peserta Didik) , adalah : - Biaya total Faktual berdasarkan sampel sebesar Rp. 61,782,500 - Biaya total Seharusnya berdasarkan sampel sebesar Rp. 42,605,000 75
2008
Laopran Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
- Biaya total Rata-rata Faktual berdasarkan sampel sebesar Rp. 30,837,500 - Biaya total Rata-rata Seharusnya berdasarkan sampel sebesar Rp. 20,685,833 - Rentang Pembiayaan untuk KOBER secara Keseluruhan (Biaya Faktual dan Biaya Seharusnya) sebesar Rp. 52,193,750 - Rentang Pembiayaan rata-rata per KOBER sebesar Rp. 25,761,667
c. POS PAUD Pada jenjang pendidikan POS PAUD, Jenis, Komponen dan Aktivitas yang dibiayai dapat diketahui bahwa Biaya Investasi faktual per tahun yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 87,135,000,- dengan rata-rata Rp. 10,200,033,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 197,585,000,- dengan rata-rata Rp. 25,038,958,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Investasi yang harus dikeluarkan untuk jumlah POS PAUD berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 142,360,000,- atau rata-rata per POS PAUD sebesar Rp. 17,619,496,Pada Biaya Operasional, jumlah keseluruhan Biaya Operasional Faktual yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 82,441,200,- dengan rata-rata Rp. 6,808,362,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 97,853,900,-, dengan rata-rata Rp. 7,995,332,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Operasional yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 90,147,550,- atau rata-rata per POS PAUD sebesar Rp. 7,401,847,Pada Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik), dengan jumlah keseluruhan Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik) yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 155,182,000,- dengan rata-rata Rp. 19,237,667,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 156,407,000,-, dengan rata-rata Rp. 14,346,091,-.
76
2008
Laopran Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik) yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 155,794,500,- atau rata-rata per POS PAUD sebesar Rp. 16,791,879,Total pembiayaan
yang harus dikeluarkan untuk menyelenggarakan
pendidikan pada tingkat PAUD (Biaya Investasi + Biaya Operasional + Biaya Personal/Pribadi Peserta Didik) , adalah : - Biaya total Faktual berdasarkan sampel sebesar Rp. 324,758,200 - Biaya total Seharusnya berdasarkan sampel sebesar Rp. 451,845,900 - Biaya total Rata-rata Faktual berdasarkan sampel sebesar Rp. 36,246,062 - Biaya total Rata-rata Seharusnya berdasarkan sampel sebesar Rp. 47,380,381 - Rentang Pembiayaan untuk POS PAUD secara Keseluruhan (Biaya Faktual dan Biaya Seharusnya) sebesar Rp. 388,302,050 - Rentang Pembiayaan rata-rata per POS PAUD sebesar Rp. 41,813,221
D. Satuan Biaya Pendidikan Dasar 1. Pendidikan Formal a. Sekolah Dasar (SD) Perolehan hasil pengolahan data untuk jalur pendidikan formal, di tabel pendidikan SD diketahui bahwa pada jenjang ini, Biaya Investasi terdiri dari Komponen dan Aktivitas yang harus dibiayai. Komponen terdiri dari Investasi Lahan Pendidikan dimana aktivitas yang harus dibiayai adalah Sarana dan Prasarana (Bukan Personel); Sedangkan Komponen Investasi Non Lahan Pendidikan dimana aktivitas yang harus dibiayai adalah : 1) Pengembangan SDM (Pengembangan Personel); 2) Modal Kerja Tetap (Pembinaan Siswa, Rapat Dinas Pengawas, Operasional Komite Sekolah, Biaya Peningkatan Mutu, Biaya PKL), dengan jumlah keseluruhan untuk Biaya Investasi faktual per tahun yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 894.343.200,- dengan rata-rata Rp.
77
2008
Laopran Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
213.238.210; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 990.703.800,- dengan rata-rata Rp. 145.700.626,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Investasi yang harus dikeluarkan untuk jumlah SD berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 942.523.500, atau rata-rata per SD sebesar Rp. 179.469.418,Pada Biaya Operasional, terdiri dari Komponen Biaya Personalia dan Biaya Non Personal Pendidikan Tak Langsung, dimana aktivitas yang dibiayainya adalah : 1) Bahan atau Peralatan Habis Pakai (ATK/Biaya ATS); 2) Daya (listrik); 3) Air; 4) Jasa Telekomunikasi (daya dan Jasa); 5) Pemeliharaan Sarana dan Prasarana (Perbaikan ringan dan pemeliharaan); 6) Uang Lembur; 7) Transportasi; 8) Konsumsi; 9) Pajak; dan 10) Asuransi, dengan jumlah keseluruhan Biaya Operasional Faktual yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 217.750.500,- dengan rata-rata Rp. 72,583,500 -; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 538.873.700,-, dengan rata-rata Rp. 76.981.957,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Operasional yang harus dikeluarkan untuk jumlah SD berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 378.312.100,- atau rata-rata per SD sebesar Rp. 74.782.729,Pada Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik), terdiri dari Komponen Biaya Langsung PBM , dimana Aktivitas yang dibiayainya adalah 1) Iuran rutin (SPP); 2) Iuran Pembangunan (DSP); 3) Iuran Daftar Ulang (siswa lama); 4) Iuran Praktikum (laboratorium, bengkel/wokshop); 5) Iuran Perpustakaan; 6) Iuran Kegiatan Ekstra Kurikuler; 7) Iuran Karya Wisata / Studi Tour; 8) Iuran Tes/Ulangan; 9) Iuran Kas Kelas; 10) Iuran OSIS; 11) Iuran Kegiatan Olahraga (Renang);12) Pembelian Buku Pelajaran / Bahan Ajar; 13) Pembelian LKS; 14) Pembelian Buku Tulis; 15) Pembelian Alat Tulis; 16) Foto Copy Bahan pelajaran / tugas-tugas; 17) Pembelian bahan
praktik
laboratorium/keterampilan/kesenian/olahraga;
18)
Pembelian
Pakaian Seragam Sekolah; 19) Pembelian Pakaian Olahraga; 20) Kursus/les di sekolah oleh guru; dan Biaya Tidak Langsung Terhadap PBM dengan Aktivitas yang 78
2008
Laopran Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
dibiayainya meliputi : 1) Sepatu Sekolah; 2) Sepatu Olahraga; 3) Tas Sekolah; 4) Transportasi ke sekolah (Umum /Jemputan); 5) Uang saku /jajan siswa; 6) Uang makan siang (bagi yang full day); 7) Kursus / les di luar sekolah; 8) Try out di luar sekolah; 9) Rental / Pembelian Komputer, dengan jumlah keseluruhan Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik) yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp.3.983.595.930,- dengan rata-rata Rp.570.637.361,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 5.105.586.895,-, dengan rata-rata Rp. 747.969.292,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik) yang harus dikeluarkan untuk jumlah SD berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 327.534.500,- atau rata-rata per SD sebesar Rp. 219.491.500,Total pembiayaan
yang harus dikeluarkan untuk menyelenggarakan
pendidikan pada tingkat SD (Biaya Investasi + Biaya Operasional + Biaya Personal/Pribadi Peserta Didik) , adalah : - Biaya total Faktual berdasarkan sampel sebesar Rp. 1,439,628,200 - Biaya total Seharusnya berdasarkan sampel sebesar Rp. 3,141,148,200 - Biaya total Rata-rata Faktual berdasarkan sampel sebesar Rp. 505,313,210 - Biaya total Rata-rata Seharusnya berdasarkan sampel sebesar Rp. 748,657,858 - Rentang Pembiayaan untuk SD secara Keseluruhan (Biaya Faktual dan Biaya Seharusnya) sebesar Rp. 2,290,388,200 - Rentang Pembiayaan rata-rata per SD sebesar Rp. 626,985,534 b. Madrasah Ibtidaiyah (MI) Pada jenjang pendidikan MI , Jenis, Komponen dan Aktivitas yang dibiayai dapat diketahui bahwa Biaya Investasi faktual per tahun yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 341.357.500,- dengan rata-rata Rp. 104.938.125,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 705.206.500 - dengan rata-rata Rp. 180.127.875,-. 79
2008
Laopran Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Investasi yang harus dikeluarkan untuk jumlah MI berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 523.282.000,- atau rata-rata per MI sebesar Rp. 142,533,000,Pada Biaya Operasional, jumlah keseluruhan Biaya Operasional Faktual yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 156,627,100,- dengan rata-rata Rp. 52,717,867,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 183,662,600,-, dengan rata-rata Rp. 45,915,650,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Operasional yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 170,144,850,- atau rata-rata per MI sebesar Rp. 49,316,758,Pada Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik), dengan jumlah keseluruhan Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik) yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 60,187,500,- dengan rata-rata Rp. 24,807,500,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 89,657,500,-, dengan rata-rata Rp. 23,089,375,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik) yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 74,922,500,- atau rata-rata per MI sebesar Rp. 23,948,438,Total pembiayaan
yang harus dikeluarkan untuk menyelenggarakan
pendidikan pada tingkat MI (Biaya Investasi + Biaya Operasional + Biaya Personal/Pribadi Peserta Didik) , adalah : - Biaya total Faktual berdasarkan sampel sebesar Rp. 558,172,100 - Biaya total Seharusnya berdasarkan sampel sebesar Rp. 978,526,600 - Biaya total Rata-rata Faktual berdasarkan sampel sebesar Rp. 182,463,492 - Biaya total Rata-rata Seharusnya berdasarkan sampel sebesar Rp. 2,086,212,372 - Rentang Pembiayaan untuk MI secara Keseluruhan (Biaya Faktual dan Biaya Seharusnya) sebesar Rp. 768.349.,350 - Rentang Pembiayaan rata-rata per MI sebesar Rp. 215.798.196
80
2008
Laopran Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
c. Sekolah Menengah Pertama (SMP) Pada jenjang pendidikan SMP, Jenis, Komponen dan Aktivitas yang dibiayai dapat diketahui bahwa Biaya Investasi faktual per tahun yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 10,388,624,430,- dengan rata-rata Rp. 879,334,129,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 12,894,902,820,- dengan rata-rata Rp. 1,245,425,031,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Investasi yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 11,641,763,625,- atau rata-rata per SMP sebesar Rp. 1,062,379,580,Pada Biaya Operasional, jumlah keseluruhan Biaya Operasional Faktual yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 1,476,334,270,dengan rata-rata Rp. 136,085,849,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 2,014,897,820,-, dengan rata-rata Rp. 181,953,162,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Operasional yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 1,745,616,045,- atau rata-rata per SMP sebesar Rp. 159,019,505,Pada Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik), dengan jumlah keseluruhan Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik) yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 3,904,903,239,- dengan rata-rata Rp. 361,570,056,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 5,011,449,460,-, dengan rata-rata Rp. 543,857,761,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik) yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 4,458,176,350,- atau rata-rata per SMP sebesar Rp. 452,713,909,Total pembiayaan
yang harus dikeluarkan untuk menyelenggarakan
pendidikan pada tingkat SMP (Biaya Investasi + Biaya Operasional + Biaya Personal/Pribadi Peserta Didik) , adalah : - Biaya total Faktual berdasarkan sampel sebesar Rp. 15,769,861,939,- Biaya total Seharusnya berdasarkan sampel sebesar Rp. 19,921,250,100,- Biaya total Rata-rata Faktual berdasarkan sampel sebesar Rp. 1,376,990,034,81
2008
Laopran Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
- Biaya total Rata-rata Seharusnya berdasarkan sampel sebesar Rp. 1,971,235,954,- Rentang Pembiayaan untuk SMP secara Keseluruhan (Biaya Faktual dan Biaya Seharusnya) sebesar Rp. 17,845,556,020,- Rentang Pembiayaan rata-rata per SMP sebesar Rp. 1,674,112,994,d. SMP TERBUKA (SMPT) Pada jenjang pendidikan SMP TERBUKA, Jenis, Komponen dan Aktivitas yang dibiayai dapat diketahui bahwa Biaya Investasi faktual per tahun yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 1,051,974,548,- dengan ratarata Rp. 194,724,082,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 1,003,806,548,- dengan rata-rata Rp. 149,677,245,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Investasi yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 1,027,890,548,- atau rata-rata per SMPT sebesar Rp. 172,200,663,Pada Biaya Operasional, jumlah keseluruhan Biaya Operasional Faktual yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 1,476,334,270,dengan rata-rata Rp. 51,361,500,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 400,195,000,-, dengan rata-rata Rp. 47,759,444,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Operasional yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 341,552,250,- atau rata-rata per SMPT sebesar Rp. 49,560,472,Pada Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik), dengan jumlah keseluruhan Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik) yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 3,109,027,500,- dengan rata-rata Rp. 777,901,875,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 3,548,452,500,-, dengan rata-rata Rp. 491,366,875,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik) yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 3,328,740,000,- atau rata-rata per SMPT sebesar Rp. 634,634,375,-
82
2008
Laopran Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Total pembiayaan
yang harus dikeluarkan untuk menyelenggarakan
pendidikan pada tingkat SMPT (Biaya Investasi + Biaya Operasional + Biaya Personal/Pribadi Peserta Didik) , adalah : - Biaya total Faktual berdasarkan sampel sebesar Rp. 4,443,911,548,- Biaya total Seharusnya berdasarkan sampel sebesar Rp. 4,952,454,048,- Biaya total Rata-rata Faktual berdasarkan sampel sebesar Rp. 1,023,987,457,- Biaya total Rata-rata Seharusnya berdasarkan sampel sebesar Rp. 688,803,564,- Rentang Pembiayaan untuk SMPT secara Keseluruhan (Biaya Faktual dan Biaya Seharusnya) sebesar Rp. 4,698,182,798,- Rentang Pembiayaan rata-rata per SMPT sebesar Rp. 856,395,511 e. SMP SATU ATAP (SMPSA) Pada jenjang pendidikan SMP SATU ATAP, Jenis, Komponen dan Aktivitas yang dibiayai dapat diketahui bahwa Biaya Investasi faktual per tahun yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 362,849,012,- dengan rata-rata Rp. 120,949,671,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 672,304,000,- dengan rata-rata Rp. 224,101,333,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Investasi yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 517,576,506,- atau rata-rata per SMPSA sebesar Rp. 172,525,502,Pada Biaya Operasional, jumlah keseluruhan Biaya Operasional Faktual yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 43,973,600,- dengan rata-rata Rp. 18,028,800,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 63,408,600,-, dengan rata-rata Rp. 26,787,133,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Operasional yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 53,691,100,- atau rata-rata per SMPSA sebesar Rp. 22,407,967,Pada Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik), dengan jumlah keseluruhan Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik) yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 97,848,800,- dengan rata-rata Rp. 48,924,400,-; sedangkan biaya 83
2008
Laopran Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 99,924,800,-, dengan rata-rata Rp. 38,283,067,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik) yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 98,886,800,- atau rata-rata per SMPSA sebesar Rp. 43,603,733,Total pembiayaan
yang harus dikeluarkan untuk menyelenggarakan
pendidikan pada tingkat SMPSA (Biaya Investasi + Biaya Operasional + Biaya Personal/Pribadi Peserta Didik) , adalah : - Biaya total Faktual berdasarkan sampel sebesar Rp. 504,671,412,- Biaya total Seharusnya berdasarkan sampel sebesar Rp. 835,637,400,- Biaya total Rata-rata Faktual berdasarkan sampel sebesar Rp. 187,902,871,- Biaya total Rata-rata Seharusnya berdasarkan sampel sebesar Rp. 289,171,533,- Rentang Pembiayaan untuk SMPSA secara Keseluruhan (Biaya Faktual dan Biaya Seharusnya) sebesar Rp. 670,154,406,- Rentang Pembiayaan rata-rata per SMP sebesar Rp. 238,537,202 f. Madrasah Tsanawiyah (MTs) Pada jenjang pendidikan MTs, Jenis, Komponen dan Aktivitas yang dibiayai dapat diketahui bahwa Biaya Investasi faktual per tahun yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 850,152,032,- dengan rata-rata Rp. 213,625,511,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 26,201,422,000,- dengan rata-rata Rp. 6,551,605,500,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Investasi yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 13,525,787,016,- atau rata-rata per MTs sebesar Rp. 3,382,615,505,Pada Biaya Operasional, jumlah keseluruhan Biaya Operasional Faktual yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 321,872,000,- dengan rata-rata Rp. 80,468,000,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 409,767,500,-, dengan rata-rata Rp. 102,441,875,-.
84
2008
Laopran Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Operasional yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 365,819,750,- atau rata-rata per MTs sebesar Rp. 91,454,938,Pada Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik), dengan jumlah keseluruhan Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik) yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 84,459,200,- dengan rata-rata Rp. 25,139,567,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 109,965,000,-, dengan rata-rata Rp. 32,063,000,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik) yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 97,212,100,- atau rata-rata per MTs sebesar Rp. 28,601,283,Total pembiayaan
yang harus dikeluarkan untuk menyelenggarakan
pendidikan pada tingkat MTs (Biaya Investasi + Biaya Operasional + Biaya Personal/Pribadi Peserta Didik) , adalah : - Biaya total Faktual berdasarkan sampel sebesar Rp. 1,256,483,232,- Biaya total Seharusnya berdasarkan sampel sebesar Rp. 26,721,154,500,- Biaya total Rata-rata Faktual berdasarkan sampel sebesar Rp. 319,233,077,- Biaya total Rata-rata Seharusnya berdasarkan sampel sebesar Rp. 6,686,110,375,- Rentang Pembiayaan untuk MTs secara Keseluruhan (Biaya Faktual dan Biaya Seharusnya) sebesar Rp. 13,988,818,866,- Rentang Pembiayaan rata-rata per MTs sebesar Rp. 3,502,671,726
85
2008
Laopran Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
2. Pendidikan Non Formal a. Kelompok Belajar (Kejar) Paket A Pada jenjang pendidikan Paket A, Jenis, Komponen dan Aktivitas yang dibiayai dapat diketahui bahwa Biaya Investasi faktual per tahun yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 102,200,000,- dengan rata-rata Rp. 34,066,667,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 119,400,000,- dengan rata-rata Rp. 35,785,833,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Investasi yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 110,800,000,- atau rata-rata per Kejar Paket A sebesar Rp. 34,926,250,Pada Biaya Operasional, jumlah keseluruhan Biaya Operasional Faktual yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 22,130,000,- dengan rata-rata Rp. 7,936,667,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 39,050,000,-, dengan rata-rata Rp. 10,242,500,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Operasional yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 30,590,000,- atau rata-rata per Kejar Paket A sebesar Rp. 9,089,583,Pada Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik), dengan jumlah keseluruhan Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik) yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 18,000,000,- dengan rata-rata Rp. 18,000,000,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 19,000,000,-, dengan rata-rata Rp. 19,000,000,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik) yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 18,500,000,- atau rata-rata per Kejar Paket A sebesar Rp. 18,500,000,Total pembiayaan
yang harus dikeluarkan untuk menyelenggarakan
pendidikan pada tingkat Kejar Paket A (Biaya Investasi + Biaya Operasional + Biaya Personal/Pribadi Peserta Didik) , adalah : - Biaya total Faktual berdasarkan sampel sebesar Rp. 142,330,000,-
86
2008
Laopran Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
- Biaya total Seharusnya berdasarkan sampel sebesar Rp. 177,450,000,- Biaya total Rata-rata Faktual berdasarkan sampel sebesar Rp. 60,003,333,- Biaya total Rata-rata Seharusnya berdasarkan sampel sebesar Rp. 65,028,333,- Rentang Pembiayaan untuk Kejar Paket A secara Keseluruhan (Biaya Faktual dan Biaya Seharusnya) sebesar Rp. 159,890,000,- Rentang Pembiayaan rata-rata per Kejar Paket A sebesar Rp. 62,515,833,-
b. Kelompok Belajar (Kejar) Paket B Pada jenjang Kejar PAKET B, Jenis, Komponen dan Aktivitas yang dibiayai dapat diketahui bahwa Biaya Investasi faktual per tahun yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 292,177,400,- dengan rata-rata Rp. 50,006,419,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 277,955,000,- dengan rata-rata Rp. 63,472,417,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Investasi yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 285,066,200,- atau rata-rata per Kejar PAKET B sebesar Rp. 56,739,418,Pada Biaya Operasional, jumlah keseluruhan Biaya Operasional Faktual yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 110,636,000,- dengan rata-rata Rp. 14,833,429,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 115,326,250,-, dengan rata-rata Rp. 15,497,835,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Operasional yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 71,986,250,- atau rata-rata per PAKET B sebesar Rp. 12,178,512,Pada Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik), dengan jumlah keseluruhan Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik) yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 81,281,800,- dengan rata-rata Rp. 12,487,543,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 82,303,000,-, dengan rata-rata Rp. 11,757,571,-.
87
2008
Laopran Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik) yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 81,792,400,- atau rata-rata per Kejar PAKET B sebesar Rp. 12,122,557,Total pembiayaan
yang harus dikeluarkan untuk menyelenggarakan
pendidikan pada tingkat Paket B (Biaya Investasi + Biaya Operasional + Biaya Personal/Pribadi Peserta Didik) , adalah : - Biaya total Faktual berdasarkan sampel sebesar Rp. 484,095,200,- Biaya total Seharusnya berdasarkan sampel sebesar Rp. 480,274,500,- Biaya total Rata-rata Faktual berdasarkan sampel sebesar Rp. 77,327,390,- Biaya total Rata-rata Seharusnya berdasarkan sampel sebesar Rp. 91,392,229,- Rentang Pembiayaan untuk Kejar PAKET B secara Keseluruhan (Biaya Faktual dan Biaya Seharusnya) sebesar Rp. 482,184,850,- Rentang Pembiayaan rata-rata per Kejar PAKET B sebesar Rp. 84,359,810,c. Madrasah Diniyah Awwaliyah/Ula (MDA) Pada jenjang pendidikan MDA, Jenis, Komponen dan Aktivitas yang dibiayai dapat diketahui bahwa Biaya Investasi faktual per tahun yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 151,073,700,- dengan rata-rata Rp. 34,162,487,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 197,712,000,- dengan rata-rata Rp. 65,832,917,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Investasi yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 174,392,850,- atau rata-rata per MDA sebesar Rp. 49,997,702,Pada Biaya Operasional, jumlah keseluruhan Biaya Operasional Faktual yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 38,999,500,- dengan rata-rata Rp. 5,341,152,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 65,381,000,-, dengan rata-rata Rp. 9,482,905,-.
88
2008
Laopran Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Operasional yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 52,190,250,- atau rata-rata per MDA sebesar Rp. 7,412,028,Pada Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik), dengan jumlah keseluruhan Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik) yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 81,496,000,- dengan rata-rata Rp. 14,412,333,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 128,982,000,-, dengan rata-rata Rp. 24,102,417,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik) yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 105,239,000,- atau rata-rata per MDA sebesar Rp. 19,257,375,Total pembiayaan
yang harus dikeluarkan untuk menyelenggarakan
pendidikan pada tingkat Keaksaraan Fungsional (Biaya Investasi + Biaya Operasional + Biaya Personal/Pribadi Peserta Didik) , adalah : - Biaya total Faktual berdasarkan sampel sebesar Rp. 271,569,200,- Biaya total Seharusnya berdasarkan sampel sebesar Rp. 392,075,000,- Biaya total Rata-rata Faktual berdasarkan sampel sebesar Rp. 53,915,972,- Biaya total Rata-rata Seharusnya berdasarkan sampel sebesar Rp. 99,418,238,- Rentang Pembiayaan untuk MDA secara Keseluruhan (Biaya Faktual dan Biaya Seharusnya) sebesar Rp. 331,822,100,- Rentang Pembiayaan rata-rata per MDA sebesar Rp. 76,667,105,-
d. Madrasah Diniyah Wustho (MDW) Pada jenjang pendidikan MDW, Jenis, Komponen dan Aktivitas yang dibiayai dapat diketahui bahwa Biaya Investasi faktual per tahun yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 5,583,500,- dengan rata-rata Rp. 5,583,500,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 24,712,000,- dengan rata-rata Rp. 24,712,000,-.
89
2008
Laopran Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Investasi yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 15,147,750,- atau rata-rata per MDW sebesar Rp. 15,147,750,Pada Biaya Operasional, jumlah keseluruhan Biaya Operasional Faktual yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 3,228,500,- dengan rata-rata Rp. 3,228,500,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 16,212,000,-, dengan rata-rata Rp. 15,972,000,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Operasional yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 9,720,250,- atau rata-rata per MDW sebesar Rp. 9,600,250,Pada Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik), dengan jumlah keseluruhan Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik) yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 114,000,- dengan rata-rata Rp. 114,000,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 410,000,-, dengan rata-rata Rp. 410,000,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik) yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 262,000,- atau rata-rata per MDW sebesar Rp. 262,000,Total pembiayaan
yang harus dikeluarkan untuk menyelenggarakan
pendidikan pada tingkat Keaksaraan Fungsional (Biaya Investasi + Biaya Operasional + Biaya Personal/Pribadi Peserta Didik) , adalah : - Biaya total Faktual berdasarkan sampel sebesar Rp. 8,926,000,- Biaya total Seharusnya berdasarkan sampel sebesar Rp. 41,334,000,- Biaya total Rata-rata Faktual berdasarkan sampel sebesar Rp. 8,926,000,- Biaya total Rata-rata Seharusnya berdasarkan sampel sebesar Rp. 41,094,000,- Rentang Pembiayaan untuk MDW secara Keseluruhan (Biaya Faktual dan Biaya Seharusnya) sebesar Rp. 25,130,000,- Rentang Pembiayaan rata-rata per MDW sebesar Rp. 25,010,000,-
90
2008
Laopran Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
C. Satuan Biaya Pendidikan Menengah 1. Pendidikan Formal a. Sekolah Menengah Atas (SMA) Perolehan hasil pengolahan data untuk jalur pendidikan formal, di tabel pendidikan SMA diketahui bahwa pada jenjang ini, Biaya Investasi terdiri dari Komponen dan Aktivitas yang harus dibiayai. Komponen terdiri dari Investasi Lahan Pendidikan dimana aktivitas yang harus dibiayai adalah Sarana dan Prasarana (Bukan Personel); Sedangkan Komponen Investasi Non Lahan Pendidikan dimana aktivitas yang harus dibiayai adalah : 1) Pengembangan SDM (Pengembangan Personel); 2) Modal Kerja Tetap (Pembinaan Siswa, Rapat Dinas Pengawas, Operasional Komite Sekolah, Biaya Peningkatan Mutu, Biaya PKL), dengan jumlah keseluruhan untuk Biaya Investasi faktual per tahun yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 7.828.339.737,- dengan rata-rata Rp. 1.192.971.104; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 10.646.565.864,- dengan rata-rata Rp. 1.642.968.852,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Investasi yang harus dikeluarkan untuk jumlah SMA berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 9.237.452.801, atau rata-rata per SMA sebesar Rp. 1.417.969.978,Pada Biaya Operasional, terdiri dari Komponen Biaya Personalia dan Biaya Non Personal Pendidikan Tak Langsung, dimana aktivitas yang dibiayainya adalah : 1) Bahan atau Peralatan Habis Pakai (ATK/Biaya ATS); 2) Daya (listrik); 3) Air; 4) Jasa Telekomunikasi (daya dan Jasa); 5) Pemeliharaan Sarana dan Prasarana (Perbaikan ringan dan pemeliharaan); 6) Uang Lembur; 7) Transportasi; 8) Konsumsi; 9) Pajak; dan 10) Asuransi, dengan jumlah keseluruhan Biaya Operasional Faktual yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 840.585.230,- dengan rata-rata Rp. 136.575.119,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 1.194.054.295,-, dengan ratarata Rp.175.776.804,-.
91
2008
Laopran Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Operasional yang harus dikeluarkan untuk jumlah SMA berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 1.017.319.763,- atau rata-rata per SMA sebesar Rp. 156.175.963,Pada Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik), terdiri dari Komponen Biaya Langsung PBM , dimana Aktivitas yang dibiayainya adalah 1) Iuran rutin (SPP); 2) Iuran Pembangunan (DSP); 3) Iuran Daftar Ulang (siswa lama); 4) Iuran Praktikum (laboratorium, bengkel/wokshop); 5) Iuran Perpustakaan; 6) Iuran Kegiatan Ekstra Kurikuler; 7) Iuran Karya Wisata / Studi Tour; 8) Iuran Tes/Ulangan; 9) Iuran Kas Kelas; 10) Iuran OSIS; 11) Iuran Kegiatan Olahraga (Renang);12) Pembelian Buku Pelajaran / Bahan Ajar; 13) Pembelian LKS; 14) Pembelian Buku Tulis; 15) Pembelian Alat Tulis; 16) Foto Copy Bahan pelajaran / tugas-tugas; 17) Pembelian bahan
praktik
laboratorium/keterampilan/kesenian/olahraga;
18)
Pembelian
Pakaian Seragam Sekolah; 19) Pembelian Pakaian Olahraga; 20) Kursus/les di sekolah oleh guru; dan Biaya Tidak Langsung Terhadap PBM dengan Aktivitas yang dibiayainya meliputi : 1) Sepatu Sekolah; 2) Sepatu Olahraga; 3) Tas Sekolah; 4) Transportasi ke sekolah (Umum /Jemputan); 5) Uang saku /jajan siswa; 6) Uang makan siang (bagi yang full day); 7) Kursus / les di luar sekolah; 8) Try out di luar sekolah; 9) Rental / Pembelian Komputer, dengan jumlah keseluruhan Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik) yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp.3.983.595.930,- dengan rata-rata Rp.570.637.361,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 5.105.586.895,-, dengan rata-rata Rp. 747.969.292,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik) yang harus dikeluarkan untuk jumlah SMA berdasarkan sampel adalah sebesar Rp.4.544.591.413,- atau rata-rata per SMA sebesar Rp. 659.303.327,Total pembiayaan
yang harus dikeluarkan untuk menyelenggarakan
pendidikan pada tingkat SMA (Biaya Investasi + Biaya Operasional + Biaya Personal/Pribadi Peserta Didik) , adalah : 92
2008
Laopran Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
- Biaya total Faktual berdasarkan sampel sebesar Rp. 12,652,520,897 - Biaya total Seharusnya berdasarkan sampel sebesar Rp. 16,946,207,054 - Biaya total Rata-rata Faktual berdasarkan sampel sebesar Rp. 1,900,183,584 - Biaya total Rata-rata Seharusnya berdasarkan sampel sebesar Rp. 2,566,714,948 - Rentang Pembiayaan untuk SMA secara Keseluruhan (Biaya Faktual dan Biaya Seharusnya) sebesar Rp. 14,799,363,976 - Rentang Pembiayaan rata-rata per SMA sebesar Rp. 2,233,449,266
b.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Pada jenjang pendidikan SMK , Jenis, Komponen dan Aktivitas yang dibiayai dapat diketahui bahwa Biaya Investasi faktual per tahun yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 8,406,516,074,- dengan rata-rata Rp. 1,344,793,758,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 14,546,216,325,- dengan rata-rata Rp. 1,344,793,758,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Investasi yang harus dikeluarkan untuk jumlah SMK berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 11,476,366,200 ,- atau rata-rata per SMK sebesar Rp. 1,711,412,331,Pada Biaya Operasional, jumlah keseluruhan Biaya Operasional Faktual yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 658,645,000,- dengan ratarata Rp. 106,756,771,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 1,364,963,000,-, dengan rata-rata Rp. 194,994,714,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Operasional yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 1,011,804,000,- atau rata-rata per SMK sebesar Rp. 150,875,743,Pada Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik), dengan jumlah keseluruhan Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik) yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 1,937,089,800,- dengan rata-rata Rp. 375,152,560,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 2,401,096,750,-, dengan rata-rata Rp. 400,182,792,-. 93
2008
Laopran Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik) yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 2,169,093,275,- atau rata-rata per SMK sebesar Rp. 387,667,676,Total pembiayaan
yang harus dikeluarkan untuk menyelenggarakan
pendidikan pada tingkat SMK (Biaya Investasi + Biaya Operasional + Biaya Personal/Pribadi Peserta Didik) , adalah : - Biaya total Faktual berdasarkan sampel sebesar Rp. 11,002,250,874 - Biaya total Seharusnya berdasarkan sampel sebesar Rp. 18,312,276,075 - Biaya total Rata-rata Faktual berdasarkan sampel sebesar Rp. 1,826,703,089 - Biaya total Rata-rata Seharusnya berdasarkan sampel sebesar Rp. 2,673,208,410 - Rentang Pembiayaan untuk SMK secara Keseluruhan (Biaya Faktual dan Biaya Seharusnya) sebesar Rp. 14,657,263,475 - Rentang Pembiayaan rata-rata per SMK sebesar Rp. 2,249,955,749
c. Madrasah Aliyah (MA) Pada jenjang pendidikan MA , Jenis, Komponen dan Aktivitas yang dibiayai dapat diketahui bahwa Biaya Investasi faktual per tahun yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 78,900,000,- dengan rata-rata Rp. 24,900,000,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 95,300,000,- dengan rata-rata Rp. 33,666,667 ,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Investasi yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 87,100,000,- atau rata-rata per MA sebesar Rp. 29,283,333,Pada Biaya Operasional, jumlah keseluruhan Biaya Operasional Faktual yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 6,480,000,- dengan ratarata Rp. 1,620,000,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 9,580,000,-, dengan rata-rata Rp. 2,395,000,-. 94
2008
Laopran Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Operasional yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 8,030,000,- atau rata-rata per MA sebesar Rp. 2,007,500,Pada Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik), dengan jumlah keseluruhan Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik) yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 1,650,000,- dengan rata-rata Rp. 431,667,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 37,350,000,-, dengan rata-rata Rp. 9,375,000,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik) yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 19,500,000,- atau rata-rata per MA sebesar Rp. 4,903,333,Total pembiayaan
yang harus dikeluarkan untuk menyelenggarakan
pendidikan pada tingkat MA (Biaya Investasi + Biaya Operasional + Biaya Personal/Pribadi Peserta Didik) , adalah : - Biaya total Faktual berdasarkan sampel sebesar Rp. 87,030,000,- Biaya total Seharusnya berdasarkan sampel sebesar Rp. 142,230,000,- Biaya total Rata-rata Faktual berdasarkan sampel sebesar Rp. 26,951,667,- Biaya total Rata-rata Seharusnya berdasarkan sampel sebesar Rp. 45,436,667,- Rentang Pembiayaan untuk MA secara Keseluruhan (Biaya Faktual dan Biaya Seharusnya) sebesar Rp. 114,630,000,- Rentang Pembiayaan rata-rata per MA sebesar Rp. 36,194,167,-
2. Pendidikan Non Formal a. Pendidikan MDU Pada jenjang pendidikan MDU , Jenis, Komponen dan Aktivitas yang dibiayai dapat diketahui bahwa Biaya Investasi faktual per tahun yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 27,221,000,- dengan rata-rata Rp. 27,221,000,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 45,727,500,- dengan rata-rata Rp. 45,727,500 ,-. 95
2008
Laopran Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Investasi yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 36,474,250 ,- atau rata-rata per MDU sebesar Rp. 36,474,250,Pada Biaya Operasional, jumlah keseluruhan Biaya Operasional Faktual yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 7,431,000,- dengan rata-rata Rp. 7,431,000,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 10,972,500,-, dengan rata-rata Rp. 10,972,500,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Operasional yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 9,201,750,- atau rata-rata per MDUsebesar Rp. 9,201,750,Pada Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik), dengan jumlah keseluruhan Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik) yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 20,925,000,- dengan rata-rata Rp. 20,925,000,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 40,750,000,-, dengan rata-rata Rp. 40,750,000,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik) yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 30,837,500,- atau rata-rata per MDU sebesar Rp. 30,837,500,Total pembiayaan
yang harus dikeluarkan untuk menyelenggarakan
pendidikan pada tingkat MDU (Biaya Investasi + Biaya Operasional + Biaya Personal/Pribadi Peserta Didik) , adalah : - Biaya total Faktual berdasarkan sampel sebesar Rp. 55,577,000,- Biaya total Seharusnya berdasarkan sampel sebesar Rp. 97,450,000,- Biaya total Rata-rata Faktual berdasarkan sampel sebesar Rp. 55,577,000,- Biaya total Rata-rata Seharusnya berdasarkan sampel sebesar Rp. 97,450,000,- Rentang Pembiayaan untuk MDU secara Keseluruhan (Biaya Faktual dan Biaya Seharusnya) sebesar Rp. 76,513,500,- Rentang Pembiayaan rata-rata per MDU sebesar Rp. 76,513,500,-
96
2008
Laopran Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
b. Kelompok Belajar (Kejar) Paket C Pada jenjang pendidikan PAKET C , Jenis, Komponen dan Aktivitas yang dibiayai dapat diketahui bahwa Biaya Investasi faktual per tahun yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 235,038,000,- dengan rata-rata Rp. 54,832,476,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 294,148,000,- dengan rata-rata Rp. 74,859,500,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Investasi yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 264,593,000,- atau rata-rata per PAKET C sebesar Rp. 64,845,988,Pada Biaya Operasional, jumlah keseluruhan Biaya Operasional Faktual yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 67,576,000,- dengan rata-rata Rp. 11,346,095,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 76,396,500,-, dengan rata-rata Rp. 13,010,929,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Operasional yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 71,986,250,- atau rata-rata per PAKET C sebesar Rp. 12,178,512,Pada Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik), dengan jumlah keseluruhan Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik) yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 46,371,800,- dengan rata-rata Rp. 9,276,280,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 50,421,000,-, dengan rata-rata Rp. 10,086,600,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik) yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 48,396,400,- atau rata-rata per PAKET C sebesar Rp. 9,681,440,Total pembiayaan
yang harus dikeluarkan untuk menyelenggarakan
pendidikan pada tingkat Paket C (Biaya Investasi + Biaya Operasional + Biaya Personal/Pribadi Peserta Didik) , adalah : - Biaya total Faktual berdasarkan sampel sebesar Rp. 348,985,800,- Biaya total Seharusnya berdasarkan sampel sebesar Rp. 420,965,500,97
2008
Laopran Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
- Biaya total Rata-rata Faktual berdasarkan sampel sebesar Rp. 75,454,851,- Biaya total Rata-rata Seharusnya berdasarkan sampel sebesar Rp. 97,957,029,- Rentang Pembiayaan untuk PAKET C secara Keseluruhan (Biaya Faktual dan Biaya Seharusnya) sebesar Rp. 384,975,650,- Rentang Pembiayaan rata-rata per PAKET C sebesar Rp. 86,705,940,-
c. Pendidikan Keaksaraan Fungsional Pada jenjang pendidikan Keaksaraan Fungsional, Jenis, Komponen dan Aktivitas yang dibiayai dapat diketahui bahwa Biaya Investasi faktual per tahun yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 76,436,000,dengan rata-rata Rp. 27,178,667,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 130,500,000,- dengan rata-rata Rp. 39,125,000,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Investasi yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 103,468,000,- atau rata-rata per Keaksaraan Fungsional sebesar Rp. 33,151,833,Pada Biaya Operasional, jumlah keseluruhan Biaya Operasional Faktual yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 11,269,500,- dengan rata-rata Rp. 6,416,500,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 45,748,000,-, dengan rata-rata Rp. 13,884,500,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Operasional yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 28,508,750,- atau rata-rata per Keaksaraan Fungsional sebesar Rp. 10,150,500,Pada Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik), dengan jumlah keseluruhan Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik) yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 13,395,000,- dengan rata-rata Rp. 5,176,667,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 20,155,000,-, dengan rata-rata Rp. 6,126,250,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik) yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah 98
2008
Laopran Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
sebesar Rp. 16,775,000,- atau rata-rata per Keaksaraan Fungsional sebesar Rp. 5,651,458,Total pembiayaan
yang harus dikeluarkan untuk menyelenggarakan
pendidikan pada tingkat Keaksaraan Fungsional (Biaya Investasi + Biaya Operasional + Biaya Personal/Pribadi Peserta Didik) , adalah : - Biaya total Faktual berdasarkan sampel sebesar Rp. 101,100,500,- Biaya total Seharusnya berdasarkan sampel sebesar Rp. 196,403,000,- Biaya total Rata-rata Faktual berdasarkan sampel sebesar Rp. 38,771,833,- Biaya total Rata-rata Seharusnya berdasarkan sampel sebesar Rp. 59,135,750,- Rentang Pembiayaan untuk Keaksaraan Fungsional secara Keseluruhan (Biaya Faktual dan Biaya Seharusnya) sebesar Rp. 148,751,750,- Rentang Pembiayaan rata-rata per Keaksaraan Fungsional sebesar Rp. 48,953,792,-
d. Pendidikan Kewanitaan Pada jenjang pendidikan Pendidikan Kewanitaan, Jenis, Komponen dan Aktivitas yang dibiayai dapat diketahui bahwa Biaya Investasi faktual per tahun yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 155,327,750,dengan rata-rata Rp. 26,623,550,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 169,701,850,- dengan rata-rata Rp. 29,241,370,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Investasi yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 162,514,800,- atau rata-rata per Lembaga Kewanitaan sebesar Rp. 27,932,460,Pada Biaya Operasional, jumlah keseluruhan Biaya Operasional Faktual yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 55,031,000,- dengan rata-rata Rp. 15,157,000,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 59,941,000,-, dengan rata-rata Rp. 16,347,000,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Operasional yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 57,486,000,- atau rata-rata per Lembaga Kewanitaan sebesar Rp. 15,752,000,99
2008
Laopran Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Pada Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik), dengan jumlah keseluruhan Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik) yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 25,321,000,- dengan rata-rata Rp. 6,383,500,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 26,689,000,-, dengan rata-rata Rp. 6,776,500,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik) yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 26,005,000,- atau rata-rata per Lembaga Kewanitaan sebesar Rp. 6,580,000,Total pembiayaan
yang harus dikeluarkan untuk menyelenggarakan
pendidikan pada Lembaga Kewanitaan (Biaya Investasi + Biaya Operasional + Biaya Personal/Pribadi Peserta Didik), adalah : - Biaya total Faktual berdasarkan sampel sebesar Rp. 235,679,750,- Biaya total Seharusnya berdasarkan sampel sebesar Rp. 256,331,850,- Biaya total Rata-rata Faktual berdasarkan sampel sebesar Rp. 48,164,050 ,- Biaya total Rata-rata Seharusnya berdasarkan sampel sebesar Rp. 52,364,870,- Rentang Pembiayaan untuk Pendidikan Kewanitaan secara Keseluruhan (Biaya Faktual dan Biaya Seharusnya) sebesar Rp. 246,005,800,- Rentang Pembiayaan rata-rata per Pendidikan Kewanitaan sebesar Rp. 50,264,460,-
e. Taman Bacaan Masyarakat Pada jenjang pendidikan Taman Bacaan Masyarakat, Jenis, Komponen dan Aktivitas yang dibiayai dapat diketahui bahwa Biaya Investasi faktual per tahun yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 135,127,000,dengan rata-rata Rp. 35,802,905,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 252,452,000,- dengan rata-rata Rp. 55,941,714,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Investasi yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 193,789,500,- atau rata-rata per TBM sebesar Rp. 45,872,310,100
2008
Laopran Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Pada Biaya Operasional, jumlah keseluruhan Biaya Operasional Faktual yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 39,928,500,- dengan rata-rata Rp. 6,662,518,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 42,572,500,-, dengan rata-rata Rp. 7,050,304,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Operasional yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 41,250,500,- atau rata-rata per TBM sebesar Rp. 6,856,411,Pada Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik), dengan jumlah keseluruhan Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik) yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 12,010,000,- dengan rata-rata Rp. 6,250,000,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 12,170,000,-, dengan rata-rata Rp. 6,085,000,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik) yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 12,090,000,- atau rata-rata per TBM sebesar Rp. 6,167,500,Total pembiayaan
yang harus dikeluarkan untuk menyelenggarakan
pendidikan pada Lembaga TBM (Biaya Investasi + Biaya Operasional + Biaya Personal/Pribadi Peserta Didik) , adalah : - Biaya total Faktual berdasarkan sampel sebesar Rp. 187,065,500,- Biaya total Seharusnya berdasarkan sampel sebesar Rp. 307,194,500,- Biaya total Rata-rata Faktual berdasarkan sampel sebesar Rp. 48,715,423,- Biaya total Rata-rata Seharusnya berdasarkan sampel sebesar Rp. 69,077,018,- Rentang Pembiayaan untuk TBM secara Keseluruhan (Biaya Faktual dan Biaya Seharusnya) sebesar Rp. 247,130,000,- Rentang Pembiayaan rata-rata per TBM sebesar Rp. 58,896,220,-
101
2008
Laopran Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
f. Magang Pada jenjang pendidikan Magang, Jenis, Komponen dan Aktivitas yang dibiayai di dapat diketahui bahwa Biaya Investasi faktual per tahun yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 245,295,000,- dengan rata-rata Rp. 107,065,000,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 382,695,000,- dengan rata-rata Rp. 161,031,667,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Investasi yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 313,995,000,- atau rata-rata per Lemabag Magang sebesar Rp. 134,048,333,Pada Biaya Operasional, jumlah keseluruhan Biaya Operasional Faktual yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 88,602,000,- dengan rata-rata Rp. 44,301,000,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 184,657,000,-, dengan rata-rata Rp. 61,552,333,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Operasional yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 136,629,500,- atau rata-rata per Lemabag Magang sebesar Rp. 52,926,667,Pada Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik), dengan jumlah keseluruhan Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik) yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 49,200,000,- dengan rata-rata Rp. 49,200,000,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 101,620,000,-, dengan rata-rata Rp. 68,620,000,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik) yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 75,410,000,- atau rata-rata per Lemabaga Magang sebesar Rp. 58,910,000,Total pembiayaan
yang harus dikeluarkan untuk menyelenggarakan
pendidikan pada Pendidikan Magang (Biaya Investasi + Biaya Operasional + Biaya Personal/Pribadi Peserta Didik) , adalah :
102
2008
Laopran Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
- Biaya total Faktual berdasarkan sampel sebesar Rp. 383,097,000,- Biaya total Seharusnya berdasarkan sampel sebesar Rp. 668,972,000,- Biaya total Rata-rata Faktual berdasarkan sampel sebesar Rp. 200,566,000,- Biaya total Rata-rata Seharusnya berdasarkan sampel sebesar Rp. 291,204,000,- Rentang Pembiayaan untuk Magang secara Keseluruhan (Biaya Faktual dan Biaya Seharusnya) sebesar Rp. 526,034,500,- Rentang Pembiayaan rata-rata per Magang sebesar Rp. 245,885,000,-
g. Kursus Pada pendidikan Kursus, Jenis, Komponen dan Aktivitas yang dibiayai dapat diketahui bahwa Biaya Investasi faktual per tahun yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 485,336,000,- dengan rata-rata Rp. 147,178,500,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 549,986,000,- dengan rata-rata Rp. 175,868,500,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Investasi yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 517,661,000,- atau rata-rata per Pendidikan Kursus sebesar Rp. 161,523,500,Pada Biaya Operasional, jumlah keseluruhan Biaya Operasional Faktual yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 110,567,500,- dengan rata-rata Rp. 22,113,500,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 135,489,000,-, dengan rata-rata Rp. 23,661,700,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Operasional yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 123,028,250,- atau rata-rata per pendidikan Kursus sebesar Rp. 22,887,600,Pada Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik), dengan jumlah keseluruhan Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik) yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 53,330,000,- dengan rata-rata Rp. 11,139,250,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 59,930,000,-, dengan rata-rata Rp. 12,758,000,-. 103
2008
Laopran Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik) yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 56,630,000,- atau rata-rata per pendidikan Kursus sebesar Rp. 11,948,625,Total pembiayaan
yang harus dikeluarkan untuk menyelenggarakan
pendidikan pada Pendidikan Kursus (Biaya Investasi + Biaya Operasional + Biaya Personal/Pribadi Peserta Didik) , adalah : - Biaya total Faktual berdasarkan sampel sebesar Rp. 649,233,500,- Biaya total Seharusnya berdasarkan sampel sebesar Rp. 745,405,000,- Biaya total Rata-rata Faktual berdasarkan sampel sebesar Rp. 180,431,250,- Biaya total Rata-rata Seharusnya berdasarkan sampel sebesar Rp. 212,288,200,- Rentang Pembiayaan untuk pendidikan Kursus secara Keseluruhan (Biaya Faktual dan Biaya Seharusnya) sebesar Rp. 697,319,250,- Rentang Pembiayaan rata-rata per pendidikan Kursus sebesar Rp. 196,359,725,-
D. Satuan Biaya Pada Pendidikan Luar Biasa Berdasarkan hasil pengumpulan data, untuk pembiayaan pada jalur pendidikan luar biasa ini, hanya diperoleh Jenis Biaya Investasi saja yang terisi, sementara jenis biaya lainnya seperti Biaya Operasional dan Biaya Personal (Pribadi Peserta Didik), tidak diperoleh angka-angkanya (Kosong). Jadi, penganalisisannya hanya berkenaan dengan komponen biaya investasi saja.
1. SLB A Pada Jalur pendidikan Luar Biasa dengan Tipe A, Jenis, Komponen dan Aktivitas yang dibiayai dapat diketahui bahwa Biaya Investasi faktual per tahun yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 11,902,619,dengan rata-rata Rp. 3,967,540,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 0,- dengan rata-rata Rp. 0,-. 104
2008
Laopran Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Investasi yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 5,951,309,atau rata-rata per SLB A sebesar Rp. 1,983,770,-
2. SLB B Pada Jalur pendidikan Luar Biasa dengan Tipe B, Jenis, Komponen dan Aktivitas yang dibiayai dapat diketahui bahwa Biaya Investasi faktual per tahun yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 18,161,833,dengan rata-rata Rp. 6,053,944,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 0,- dengan rata-rata Rp. 0,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Investasi yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 9,080,917,atau rata-rata per SLB B sebesar Rp. 3,026,972,-
3. SLB C Pada Jalur pendidikan Luar Biasa dengan Tipe C, Jenis, Komponen dan Aktivitas yang dibiayai dapat diketahui bahwa Biaya Investasi faktual per tahun yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 5,607,500,- dengan rata-rata Rp. 1,869,167,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 0,- dengan rata-rata Rp. 0,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Investasi yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 2,803,750,atau rata-rata per SLB C sebesar Rp. 934,583,-
105
2008
Laopran Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
4. SLB G Pada Jalur pendidikan Luar Biasa dengan Tipe G, Jenis, Komponen dan Aktivitas yang dibiayai dapat diketahui bahwa Biaya Investasi faktual per tahun yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 37,625,000,dengan rata-rata Rp. 12,541,667,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 0,- dengan rata-rata Rp. 0,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Investasi yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 18,812,500,- atau rata-rata per SLB G sebesar Rp. 6,270,833,-
5. AUTIS Pada Jalur pendidikan Luar Biasa dengan Tipe Autis, Jenis, Komponen dan Aktivitas yang dibiayai dapat diketahui bahwa Biaya Investasi faktual per tahun yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 477,100,970,dengan rata-rata Rp. 159,033,657,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 0,- dengan rata-rata Rp. 0,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Investasi yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 238,550,485,- atau rata-rata per Autis sebesar Rp. 79,516,828,-
6. INKLUSIF Pada Jalur pendidikan Luar Biasa dengan Tipe Inklusif, Jenis, Komponen dan Aktivitas yang dibiayai dapat diketahui bahwa Biaya Investasi faktual per tahun yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 262,790,488,dengan rata-rata Rp. 87,596,829,-; sedangkan biaya yang seharusnya dikeluarkan per tahun adalah sebesar Rp. 0,- dengan rata-rata Rp. 0,-. Berdasarkan hal tersebut, dapat diketahui rentang biaya per tahun untuk Biaya Investasi yang harus dikeluarkan berdasarkan sampel adalah sebesar Rp. 131,395,244,- atau rata-rata per Inklusif sebesar Rp. 43,798,415,106
2008
Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Dalam menyelenggarakan pendidikan perlu ada kejelesan yang berkenaan dengan Pembiayaan. Dimana besarnya biaya pendidikan perlu ditetapkan terlebih dahulu dalam Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah dengan maksud agar proses pendidikan dapat berjalan sesuai yang diharapkan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan. Tetapi kendala akan muncul ketika jumlah anggaran yang telah ditetapkan sebelumnya terjadi perbedaan dalam jumlah yang dapat direalisasikan oleh pemerintah relative rendah dari yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah. Agar hal tersebut dapat diminimalisir, maka diperlukan pemetaan anggaran yang dapat membantu penentuan jumlah berapa besarnya dana yang perlu dialokasikan untuk menjalankan proses pendidikan pada setiap jenjang, jenis dan jalur pendidikan. Analisis kajian ini penetapan biaya untuk penyelenggaraan pendidikan berdasarkan pada pembagian Jenis Biaya, Komponen-komponen Biaya, dan Aktivitas yang perlu dibiayai, pembagiannya mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan Bab IX, Pasal 62 (PP No. 19 Tahun 2005) tentang Standar Pembiayaan dan Peraturan Pemerintah No. 48 Tahun 2008, tentang Pendanaan Pendidikan. Hal ini perlu dilakukan untuk dijadikan arah pendanaan yang mampu mengakomodasi berbagai jenis kebutuhan yang sesuai dengan keadaan di lapangan yang sebenarnya. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat diketahui berapa kebutuhan dana untuk masing-masing Jenjang, Jenis dan Jalur Pendidikan baik yang faktual maupun yang seharusnya dikeluarkan oleh setiap satuan pendidikan, sehingga diperoleh rentang atau rata-rata biaya minimal yang harus disediakan dalam penyelenggaraan pendidikan (seperti yang telah diolah pada Bab IV) agar proses dan hasilnya dapat bermutu sesuai dengan harapan.
107
2008
Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Dibawah ini gambaran secara keseluruhan biaya dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan jenis, jenjang dan jalur pendidikan yang berkenaan dengan perolehan hasil pengumpulan data, yaitu : 1. Satuan Biaya Pendidikan Formal
1
TK
BIAYA INVESTASI BIAYA OPERASIONAL BIAYA PERSONAL (BIAYA PRIBADI PESERTA DIDIK)
JUMLAH TOTAL BIAYA % FAKTUAL IDEAL FAKTUAL IDEAL FAKTUAL IDEAL 152,635,550 368,911,100 19.43 28.47 77,274,400 144,562,900 785,595,950 1,295,561,500 9.84 11.16 555,686,000 782,087,500 70.73 60.37
2
RA
BIAYA INVESTASI BIAYA OPERASIONAL BIAYA PERSONAL (BIAYA PRIBADI PESERTA DIDIK)
170,688,500 44,745,500 122,495,000
416,037,500
50.51 13.24 36.25
49.37 13.97 36.66
3
SD
BIAYA INVESTASI BIAYA OPERASIONAL BIAYA PERSONAL (BIAYA PRIBADI PESERTA DIDIK)
769,817,600 453,767,500 217,750,500 538,873,700 1,439,628,200 3,141,148,200 7,880,000 1,084,422,700
53.47 15.13 0.55
14.45 17.16 34.52
4
MI
BIAYA INVESTASI BIAYA OPERASIONAL BIAYA PERSONAL (BIAYA PRIBADI PESERTA DIDIK)
183,670,000 156,627,100 26,250,000
32.91 28.06 4.70
51.48 18.77 5.31
5
SMP
BIAYA INVESTASI BIAYA OPERASIONAL BIAYA PERSONAL (BIAYA PRIBADI PESERTA DIDIK)
4,960,566,080 7,330,578,840 1,476,334,270 2,014,897,820 15,769,861,939 19,921,250,100 419,823,500 624,038,950
31.46 9.36 2.66
36.80 10.11 3.13
SMP TERBUKA
BIAYA INVESTASI BIAYA OPERASIONAL BIAYA PERSONAL (BIAYA PRIBADI PESERTA DIDIK)
716,551,548 769,380,548 282,909,500 400,195,000 4,443,911,548 4,952,454,048 2,577,894,000 2,920,795,000
16.12 6.37 58.01
15.54 8.08 58.98
7
SMP SATU ATAP
BIAYA INVESTASI BIAYA OPERASIONAL BIAYA PERSONAL (BIAYA PRIBADI PESERTA DIDIK)
37.21 8.71 13.47
36.05 7.59 8.39
8
MTs
9
SMA
10
SMK
NO JALURPENDIDIKAN
6
11
FORMAL
JENJANG/JENISPENDIDIKAN
TOTAL BIAYA
187,809,012 43,973,600 68,000,000
503,785,000 183,662,600 558,172,100 51,920,000
301,216,000 63,408,600 504,671,412 70,076,000
978,526,600
835,637,400
BIAYA INVESTASI BIAYA OPERASIONAL BIAYA PERSONAL (BIAYA PRIBADI PESERTA DIDIK) BIAYA INVESTASI BIAYA OPERASIONAL BIAYA PERSONAL (BIAYA PRIBADI PESERTA DIDIK)
344,640,032 646,050,000 321,872,000 409,767,500 1,256,483,232 26,721,154,500 36,162,000 55,104,000 7,828,339,737 10,646,565,864 840,585,230 1,194,054,295 12,652,520,897 16,946,207,054 3,983,595,930 5,105,586,895
27.43 25.62 2.88 61.87 6.64 31.48
2.42 1.53 0.21 62.83 7.05 30.13
BIAYA INVESTASI BIAYA OPERASIONAL BIAYA PERSONAL (BIAYA PRIBADI PESERTA DIDIK)
8,406,516,074 14,546,216,325 658,645,000 1,364,963,000 11,002,250,874 18,312,276,075 1,937,089,800 2,401,096,750
76.41 5.99 17.61
79.43 7.45 13.11
90.66 7.45 1.90
67.00 6.74 26.26
BIAYA INVESTASI 78,900,000 BIAYA OPERASIONAL 6,480,000 BIAYA PERSONAL (BIAYA PRIBADI PESERTA DIDIK) 1,650,000 TOTAL BIAYA YANG HARUSDIKELUARKAN UNTUK JALURPENDIDIKAN FORMAL PERTAHUN BERDASARSAMPEL MA
205,390,500 58,121,500 337,929,000 152,525,500
95,300,000 9,580,000 87,030,000 142,230,000 37,350,000 48,838,055,152 93,662,482,977
Berdasarkan hasil pengolahan data, maka kebutuhan biaya per tahun untuk jalur pendidikan Formal (Berdasarkan Sampel) dibutuhkan biaya faktual sebesar Rp. 48,838,055,152,- Sedangkan biaya yang seharusnya disediakan adalah sebesar Rp. 93,662,482,977,-
108
2008
Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
2008
2. Satuan Biaya Pendidikan Non Formal
NO JALUR PENDIDIKAN 1
TABEL REKAPITULASI JUMLAH BIAYA BERDASARKAN JENIS, KOMPONEN DAN AKTIVITAS PADA SETIAP JENJANG, JALUR DAN JENISPENDIDIKAN JALUR PENDIDIKAN NON FORMAL JUMLAH JENJANG/JENISPENDIDIKAN TOTAL BIAYA FAKTUAL IDEAL BIAYA INVESTASI 27,160,000 13,040,000 TPA BIAYA OPERASIONAL 20,138,000 51,610,000 BIAYA PERSONAL (BIAYA PRIBADI PESERTA DIDIK) 11,545,000 12,190,000
% FAKTUAL IDEAL 46.16 16.97 34.22 67.17 19.62 15.86
58,843,000
76,840,000
21,005,000 17,900,000 3,700,000
61,782,500
42,605,000
29.35 59.28 11.37
49.30 42.01 8.68
2
KOBER
BIAYA INVESTASI BIAYA OPERASIONAL BIAYA PERSONAL (BIAYA PRIBADI PESERTA DIDIK)
3
POSPAUD/PAUD
BIAYA INVESTASI BIAYA OPERASIONAL BIAYA PERSONAL (BIAYA PRIBADI PESERTA DIDIK)
87,135,000 197,585,000 82,441,200 97,853,900 155,182,000 156,407,000
324,758,200
451,845,900
26.83 25.39 47.78
43.73 21.66 34.62
4
PAKET A
BIAYA INVESTASI BIAYA OPERASIONAL BIAYA PERSONAL (BIAYA PRIBADI PESERTA DIDIK)
102,200,000 119,400,000 22,130,000 39,050,000 18,000,000 19,000,000
142,330,000
177,450,000
71.80 15.55 12.65
67.29 22.01 10.71
5
PAKET B
BIAYA INVESTASI BIAYA OPERASIONAL BIAYA PERSONAL (BIAYA PRIBADI PESERTA DIDIK)
292,177,400 277,955,000 110,636,000 120,016,500 81,281,800 82,303,000
484,095,200
480,274,500
60.36 22.85 16.79
57.87 24.99 17.14
6
MDA
BIAYA INVESTASI BIAYA OPERASIONAL BIAYA PERSONAL (BIAYA PRIBADI PESERTA DIDIK)
151,073,700 197,712,000 38,999,500 65,381,000 81,496,000 128,982,000
271,569,200
392,075,000
55.63 14.36 30.01
50.43 16.68 32.90
7
MDW
BIAYA INVESTASI BIAYA OPERASIONAL BIAYA PERSONAL (BIAYA PRIBADI PESERTA DIDIK)
5,583,500 3,228,500 114,000
24,712,000 16,212,000 410,000
8,926,000
41,334,000
62.55 36.17 1.28
59.79 39.22 0.99
8
MDU
BIAYA INVESTASI BIAYA OPERASIONAL BIAYA PERSONAL (BIAYA PRIBADI PESERTA DIDIK)
27,221,000 7,431,000 20,925,000
45,727,500 10,972,500 40,750,000
55,577,000
97,450,000
48.98 13.37 37.65
46.92 11.26 41.82
9
PAKET C
BIAYA INVESTASI BIAYA OPERASIONAL BIAYA PERSONAL (BIAYA PRIBADI PESERTA DIDIK)
235,038,000 294,148,000 67,576,000 76,396,500 46,371,800 50,421,000
348,985,800
420,965,500
67.35 19.36 13.29
69.87 18.15 11.98
10
BIAYA INVESTASI KEAKSARAAN FUNGSIONAL BIAYA OPERASIONAL BIAYA PERSONAL (BIAYA PRIBADI PESERTA DIDIK)
76,436,000 130,500,000 11,269,500 45,748,000 13,395,000 20,155,000
101,100,500
196,403,000
75.60 11.15 13.25
66.45 23.29 10.26
11
BIAYA INVESTASI PENDIDIKAN KEWANITAAN BIAYA OPERASIONAL BIAYA PERSONAL (BIAYA PRIBADI PESERTA DIDIK)
155,327,750 169,701,850 55,031,000 59,941,000 25,321,000 26,689,000
235,679,750
256,331,850
65.91 23.35 10.74
66.20 23.38 10.41
NON FORMAL
18,135,000 36,622,500 7,025,000
TOTAL BIAYA FAKTUAL IDEAL
12
TBM
BIAYA INVESTASI BIAYA OPERASIONAL BIAYA PERSONAL (BIAYA PRIBADI PESERTA DIDIK)
135,127,000 252,452,000 39,928,500 42,572,500 12,010,000 12,170,000
187,065,500
307,194,500
72.24 21.34 6.42
82.18 13.86 3.96
13
MAGANG
BIAYA INVESTASI BIAYA OPERASIONAL BIAYA PERSONAL (BIAYA PRIBADI PESERTA DIDIK)
245,295,000 382,695,000 88,602,000 184,657,000 49,200,000 101,620,000
383,097,000
668,972,000
64.03 23.13 12.84
57.21 27.60 15.19
649,233,500
745,405,000
74.76 17.03 8.21
73.78 18.18 8.04
14
BIAYA INVESTASI 485,336,000 549,986,000 BIAYA OPERASIONAL 110,567,500 135,489,000 BIAYA PERSONAL (BIAYA PRIBADI PESERTA DIDIK) 53,330,000 59,930,000 TOTAL BIAYA YANG HARUSDIKELUARKAN UNTUK JALUR PENDIDIKAN NON FORMAL PER TAHUN BERDASAR SAMPEL KURSUS
2,867,659,450 3,783,855,350
Berdasarkan hasil pengolahan data, maka kebutuhan biaya per tahun untuk jalur pendidikan Non Formal (berdasarkan sampel) dibutuhkan biaya faktual sebesar Rp. 2,867,659,450,- Sedangkan biaya yang seharusnya disediakan adalah sebesar Rp. 3,783,855,350,Catatan : Jumlah angka yang diwarnai merah, artinya jumlah sampel yang mengisi biaya seharusnya, lebih kecil dibandingkan sampel yang mengisi biaya factual (Ada yang tidak mengisi biaya seharusnya). 109
Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
2008
3. Satuan Biaya Pendidikan Khusus
NO JALURPENDIDIKAN 1
TABEL REKAPITULASI JUMLAH BIAYA BERDASARKAN JENIS, KOMPONEN DAN AKTIVITAS PADA SETIAP JENJANG, JALURDAN JENISPENDIDIKAN JALUR PENDIDIKAN KHUSUS JUMLAH TOTAL BIAYA % JENJANG/JENISPENDIDIKAN TOTAL BIAYA FAKTUAL IDEAL FAKTUAL IDEAL FAKTUAL IDEAL BIAYA INVESTASI 11,902,619 0 100.00 0.00 PLB A 0 BIAYA OPERASIONAL 0 0 11,902,619 0.00 0.00 BIAYA PERSONAL (BIAYA PRIBADI PESERTA DIDIK) 0 0 0.00 0.00
2
PLB B
BIAYA INVESTASI BIAYA OPERASIONAL BIAYA PERSONAL (BIAYA PRIBADI PESERTA DIDIK)
18,161,833 0 0
0 0 18,161,833 0
0
100.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00
3
PLB C
BIAYA INVESTASI BIAYA OPERASIONAL BIAYA PERSONAL (BIAYA PRIBADI PESERTA DIDIK)
5,607,500 0 0
0 0 5,607,500 0
0
100.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00
4
PLB G
BIAYA INVESTASI BIAYA OPERASIONAL BIAYA PERSONAL (BIAYA PRIBADI PESERTA DIDIK)
37,625,000 0 0
0 0 37,625,000 0
0
100.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00
5
AUTIS
BIAYA INVESTASI BIAYA OPERASIONAL BIAYA PERSONAL (BIAYA PRIBADI PESERTA DIDIK)
477,100,970 0 0
0 0 477,100,970 0
0
100.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00
BIAYA INVESTASI 262,790,488 BIAYA OPERASIONAL 0 BIAYA PERSONAL (BIAYA PRIBADI PESERTA DIDIK) 0 TOTAL BIAYA YANG HARUSDIKELUARKAN UNTUK JALURPENDIDIKAN KHUSUSPERTAHUN BERDASAR SAMPEL
0 0 262,790,488 0 813,188,410
0
100.00 0.00 0.00
0.00 0.00 0.00
KHUSUS
6
INKLUSIF
0
Berdasarkan hasil pengolahan data, maka kebutuhan biaya per tahun untuk jalur pendidikan Khusus (berdasarkan sampel) dibutuhkan biaya faktual sebesar Rp. 813,188,410,- Sedangkan biaya yang seharusnya tidak ada sampel yang mengisi pada komponen ini.
110
2008
Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
4. Satuan Biaya Pendidikan Pra Sekolah TABEL REKAPITULASI JUMLAH BIAYA BERDASARKAN JENIS, KOMPONEN DAN AKTIVITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN PRA SEKOLAH JALUR PENDIDIKAN FORMAL DAN NON FORMAL JUMLAH TOTAL BIAYA % NO JALUR PENDIDIKAN JENJANG/JENISPENDIDIKAN TOTAL BIAYA FAKTUAL IDEAL FAKTUAL IDEAL FAKTUAL BIAYA INVESTASI 152,635,550 368,911,100 19.43 1 TK BIAYA OPERASIONAL 77,274,400 144,562,900 785,595,950 1,295,561,500 9.84 BIAYA PERSONAL (BIAYA PRIBADI PESERTA DIDIK) 555,686,000 782,087,500 70.73 FORMAL BIAYA INVESTASI 170,688,500 205,390,500 50.51 2 RA BIAYA OPERASIONAL 44,745,500 58,121,500 337,929,000 416,037,500 13.24 BIAYA PERSONAL (BIAYA PRIBADI PESERTA DIDIK) 122,495,000 152,525,500 36.25 JUMLAH BIAYA PENDIDIKAN PRA SEKOLAH FORMAL BIAYA INVESTASI TPA BIAYA OPERASIONAL BIAYA PERSONAL (BIAYA PRIBADI PESERTA DIDIK) BIAYA INVESTASI KOBER BIAYA OPERASIONAL BIAYA PERSONAL (BIAYA PRIBADI PESERTA DIDIK)
3
4
5
NON FORMAL
BIAYA INVESTASI BIAYA OPERASIONAL BIAYA PERSONAL (BIAYA PRIBADI PESERTA DIDIK) JUMLAH BIAYA PENDIDIKAN PRA SEKOLAH NON FORMAL TOTAL BIAYA PENDIDIKAN PRA SEKOLAH JALUR FORMAL DAN NON FORMAL
POSPAUD/PAUD
27,160,000 20,138,000 11,545,000 18,135,000 36,622,500 7,025,000 87,135,000 82,441,200 155,182,000
1,123,524,950 1,711,599,000 13,040,000 76,840,000 51,610,000 58,843,000 12,190,000 21,005,000 42,605,000 17,900,000 61,782,500 3,700,000 197,585,000 97,853,900 324,758,200 451,845,900 156,407,000 445,383,700 571,290,900 1,568,908,650 2,282,889,900
16.97 67.17 15.86 49.30 42.01 8.68
26.83 25.39 47.78
43.73 21.66 34.62
dikeluarkan untuk jenjang pendidikan Pra Sekolah (berdasarkan sampel) pada jalur formal diperlukan biaya factual sejumlah Rp. 1,123,524,950,- dan untuk Pendidikan Non Formal sebesar Rp. 445,383,700. Sedangkan Biaya yang seharusnya dikeluarkan pada jenjang ini untuk pendidikan formal sebesar Rp. 1,711,599,000,- dan untuk Pendidikan Non Formal sebesar Rp. 571,290,900,-. Berdasarkan hal tersebut, maka total biaya untuk membiayai jenjang pendidikan Pra Sekolah ini diperlukan biaya factual sebesar Rp. 1,568,908,650,- dan biaya Seharusnya yang dikeluarkan sebesar Rp.
111
49.37 13.97 36.66
46.16 34.22 19.62 29.35 59.28 11.37
Dari tabel tersebut di atas, dapat kita ketahui bahwa biaya yang harus
2,282,889,900.-
IDEAL 28.47 11.16 60.37
2008
Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
5. Satuan Biaya Pendidikan Dasar
NO JALUR PENDIDIKAN 1
TABEL REKAPITULASI JUMLAH BIAYA BERDASARKAN JENIS, KOMPONEN DAN AKTIVITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR JALUR PENDIDIKAN FORMAL DAN NON FORMAL JUMLAH JENJANG/JENISPENDIDIKAN TOTAL BIAYA FAKTUAL IDEAL BIAYA INVESTASI 769,817,600 453,767,500 SD BIAYA OPERASIONAL 217,750,500 538,873,700 BIAYA PERSONAL (BIAYA PRIBADI PESERTA DIDIK) 7,880,000 1,084,422,700
327,534,500
2
MI
BIAYA INVESTASI BIAYA OPERASIONAL BIAYA PERSONAL (BIAYA PRIBADI PESERTA DIDIK)
183,670,000 156,627,100 26,250,000
3
SMP
BIAYA INVESTASI BIAYA OPERASIONAL BIAYA PERSONAL (BIAYA PRIBADI PESERTA DIDIK)
4,960,566,080 1,476,334,270 419,823,500
4
SMP TERBUKA
BIAYA INVESTASI BIAYA OPERASIONAL BIAYA PERSONAL (BIAYA PRIBADI PESERTA DIDIK)
716,551,548 282,909,500 2,577,894,000
5
SMP SATU ATAP
BIAYA INVESTASI BIAYA OPERASIONAL BIAYA PERSONAL (BIAYA PRIBADI PESERTA DIDIK)
187,809,012 43,973,600 68,000,000
301,216,000 63,408,600 70,076,000
6
MTs
BIAYA INVESTASI BIAYA OPERASIONAL BIAYA PERSONAL (BIAYA PRIBADI PESERTA DIDIK) JUMLAH BIAYA PENDIDIKAN DASAR FORMAL BIAYA INVESTASI BIAYA OPERASIONAL BIAYA PERSONAL (BIAYA PRIBADI PESERTA DIDIK)
344,640,032 321,872,000 36,162,000
646,050,000 409,767,500 55,104,000
89,430,000 22,130,000 17,000,000
92,230,000 39,050,000 17,000,000
18,000,000
FORMAL
503,785,000 183,662,600 51,920,000
TOTAL BIAYA FAKTUAL IDEAL
% FAKTUAL IDEAL 235.03 28.16 1,611,570,700 66.48 33.44 2.41 67.29 89,657,500
305.16 260.23 43.61
561.90 204.85 57.91
7,330,578,840 2,014,897,820 3,904,903,239 624,038,950
5,011,449,460
127.03 37.81 10.75
146.28 40.21 12.45
769,380,548 400,195,000 3,109,027,500 2,920,795,000
3,548,452,500
23.05 9.10 82.92
21.68 11.28 82.31
97,848,800
99,924,800
191.94 44.94 69.49
301.44 63.46 70.13
84,459,200
109,965,000
408.06 381.10 42.82
587.51 372.63 50.11
19,000,000
496.83 122.94 94.44
485.42 205.53 89.47
60,187,500
7,583,960,739 10,471,019,960
7
PAKET A
8
PAKET B
BIAYA INVESTASI BIAYA OPERASIONAL BIAYA PERSONAL (BIAYA PRIBADI PESERTA DIDIK)
164,249,400 110,636,000 51,310,000
277,955,000 120,016,500 54,035,000
81,281,800
82,303,000
202.07 136.11 63.13
337.72 145.82 65.65
9
MDA
BIAYA INVESTASI BIAYA OPERASIONAL BIAYA PERSONAL (BIAYA PRIBADI PESERTA DIDIK)
78,865,000 38,999,500 16,044,000
112,400,000 65,381,000 20,229,000
81,496,000
128,982,000
96.77 47.85 19.69
87.14 50.69 15.68
10
MDW
BIAYA INVESTASI BIAYA OPERASIONAL BIAYA PERSONAL (BIAYA PRIBADI PESERTA DIDIK) JUMLAH BIAYA PENDIDIKAN DASAR NON FORMAL TOTAL BIAYA PENDIDIKAN DASAR FORMAL DAN NON FORMAL
930,000 3,228,500 0
5,100,000 16,212,000 0
114,000
410,000
NON FORMAL
815.79 1243.90 2832.02 3954.15 0.00 0.00
180,891,800 230,695,000 7,764,852,539 10,701,714,960
Dari tabel tersebut di atas, dapat kita ketahui bahwa biaya yang harus dikeluarkan untuk jenjang pendidikan Dasar (berdasarkan sampel) pada jalur formal diperlukan biaya factual sejumlah Rp. 7,583,960,739,- dan untuk Pendidikan Non Formal sebesar Rp. 180,891,800 ,Sedangkan Biaya yang seharusnya dikeluarkan pada jenjang ini untuk pendidikan formal sebesar Rp. 10,471,019,960,- dan untuk Pendidikan Non Formal sebesar Rp. 230,695,000,-. Berdasarkan hal tersebut, maka total biaya untuk membiayai jenjang pendidikan Dasar ini diperlukan biaya factual sebesar Rp. 7,764,852,539,- dan biaya Seharusnya yang dikeluarkan sebesar Rp. 10,701,714,960.-
112
Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
6. Satuan Biaya Pendidikan Menengah NO JALURPENDIDIKAN JENJANG/JENISPENDIDIKAN 1
2
FORMAL
3
5
NON FORMAL
TOTAL BIAYA FAKTUAL IDEAL
%
SMA
FAKTUAL IDEAL FAKTUAL IDEAL 7,828,339,737 10,646,565,864 61.87 62.83 840,585,230 1,194,054,295 12,652,520,897 16,946,207,054 6.64 7.05 3,983,595,930 5,105,586,895 31.48 30.13
SMK
BIAYA INVESTASI BIAYA OPERASIONAL BIAYA PERSONAL (BIAYA PRIBADI PESERTA DIDIK)
8,406,516,074 14,546,216,325 658,645,000 1,364,963,000 11,002,250,874 18,312,276,075 1,937,089,800 2,401,096,750
76.41 5.99 17.61
79.43 7.45 13.11
90.66 7.45 1.90
67.00 6.74 26.26
48.98 13.37 37.65
46.92 11.26 41.82
420,965,500
67.35 19.36 13.29
69.87 18.15 11.98 66.45 23.29 10.26
BIAYA INVESTASI BIAYA OPERASIONAL BIAYA PERSONAL (BIAYA PRIBADI PESERTA DIDIK) JUMLAH BIAYA PENDIDIKAN MENENGAH JALURFORMAL BIAYA INVESTASI MDU BIAYA OPERASIONAL BIAYA PERSONAL (BIAYA PRIBADI PESERTA DIDIK)
78,900,000 6,480,000 1,650,000 27,221,000 7,431,000 20,925,000
95,300,000 9,580,000 87,030,000 142,230,000 37,350,000 23,741,801,771 35,400,713,129 45,727,500 10,972,500 55,577,000 97,450,000 40,750,000
BIAYA INVESTASI BIAYA OPERASIONAL BIAYA PERSONAL (BIAYA PRIBADI PESERTA DIDIK)
235,038,000 67,576,000 46,371,800
294,148,000 76,396,500 348,985,800 50,421,000
BIAYA INVESTASI KEAKSARAAN FUNGSIONAL BIAYA OPERASIONAL BIAYA PERSONAL (BIAYA PRIBADI PESERTA DIDIK)
76,436,000 11,269,500 13,395,000
130,500,000 45,748,000 101,100,500 20,155,000
196,403,000
75.60 11.15 13.25
BIAYA INVESTASI PENDIDIKAN KEWANITAAN BIAYA OPERASIONAL BIAYA PERSONAL (BIAYA PRIBADI PESERTA DIDIK)
155,327,750 55,031,000 25,321,000
169,701,850 59,941,000 235,679,750 26,689,000
256,331,850
65.91 23.35 10.74
66.20 23.38 10.41
PAKET C
6
JUMLAH
BIAYA INVESTASI BIAYA OPERASIONAL BIAYA PERSONAL (BIAYA PRIBADI PESERTA DIDIK)
MA
4
7
TOTAL BIAYA
8
TBM
BIAYA INVESTASI BIAYA OPERASIONAL BIAYA PERSONAL (BIAYA PRIBADI PESERTA DIDIK)
135,127,000 39,928,500 12,010,000
252,452,000 42,572,500 187,065,500 12,170,000
307,194,500
72.24 21.34 6.42
82.18 13.86 3.96
9
MAGANG
BIAYA INVESTASI BIAYA OPERASIONAL BIAYA PERSONAL (BIAYA PRIBADI PESERTA DIDIK)
245,295,000 88,602,000 49,200,000
382,695,000 184,657,000 383,097,000 101,620,000
668,972,000
64.03 23.13 12.84
57.21 27.60 15.19
10
KURSUS
BIAYA INVESTASI BIAYA OPERASIONAL BIAYA PERSONAL (BIAYA PRIBADI PESERTA DIDIK) JUMLAH BIAYA PENDIDIKAN MENENGAH JALURNON FORMAL TOTAL BIAYA PENDIDIKAN MENENGAH FORMAL DAN NON FORMAL
485,336,000 110,567,500 53,330,000
549,986,000 135,489,000 649,233,500 745,405,000 59,930,000 1,960,739,050 2,692,721,850 25,702,540,821 38,093,434,979
74.76 17.03 8.21
73.78 18.18 8.04
Dari tabel tersebut di atas, dapat kita ketahui bahwa biaya yang harus dikeluarkan untuk jenjang pendidikan Menengah (berdasarkan sampel) pada jalur formal diperlukan biaya factual sejumlah Rp. 23,741,801,771,- dan untuk Pendidikan Non Formal sebesar Rp. 1,960,739,050,Sedangkan Biaya yang seharusnya dikeluarkan pada jenjang ini untuk pendidikan formal sebesar Rp. 35,400,713,129,- dan untuk Pendidikan Non Formal sebesar Rp. 2,692,721,850,-. Berdasarkan hal tersebut, maka total biaya untuk membiayai 113
2008
Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
jenjang pendidikan Menengah ini diperlukan biaya factual sebesar Rp. 25,702,540,821,- dan biaya Seharusnya yang dikeluarkan sebesar Rp. 38,093,434,979.-
B. Rekomendasi Beberapa rekomendasi yang perlu menjadi perhatian, yaitu: 1. Untuk mengetahui kebenaran dari biaya seharusnya yang diperlukan dalam penyelenggaraan pendidikan, perlu dilakukan studi yang secara khusus menggali sisi ideal pembiayaan pendidikan dengan pola pelibatan setiap jalur, jenjang dan jenis pendidikan pada pelatihan dan penyusunan rencana anggaran belanja pendidikan/sekolah. 2. Perubahan budaya keterlibatan pemerintah dalam penyusunan anggaran pendidikan dari pola lama harus dirubah ke dalam pola baru dimana pemerintah terlibat tidak hanya sekedar memberi instruksi akan tetapi sampai kepada memberikan pelatihan, arahan dan bimbingan dalam menyusun anggaran yang berbasis kinerja. 3. Komponen-komponen dan aktivitas-aktivitas kritis yang harus menjadi perhatian dalam pembiayaan pendidikan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung meliputi komponen Biaya Operasional dan Biaya Personal (Biaya Pribadi Peserta Didik). Sehingga apabila ada pola-pola bantuan dari pemerintah baik yang berupa proyek maupun bantuan lainnya mengutamakan komponen tersebut. Dengan demikian prioritas bantuan pemerintah ditujukan kepada pemenuhan kebutuhan pembiayaan yang tidak dapat dipenuhi pada komponen-komponen yang bersangkutan. 4. Untuk memperkecil disparitas dari pembiayaan yang beragam, maka perlu standarisasi dalam pembiayaan yang meliputi komponen serta aktivitas yang perlu dibiayai. Model penganggaran yang dapat dilakukan mengacu kepada standar
nasional
pendidikan
serta
kebutuhan
budaya
lokal
yaitu
mengembangkan model penganggaran yang berbasis kinerja. 5. Perlu penelusuran lebih lanjut mengenai komponen dan aktivitas biaya ideal pada lembaga pendidikan yang belum teralokasikan. 114
2008
Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
DAFTAR PUSTAKA Ali, Mohamad. “Analisis Kefektivifan Biaya Dalam Manajemen dan Evaluasi Program Pengembangan Sumber Daya Manusia”, Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap pada FIP UPI tanggal 15 Oktober 2002, Bandung : UPI, 2002. Biro Pusat Biro Keuangan Setjen Depdiknas & Tim Peneliti UPI, Laporan Hasil Penelitian Penyusunan Biaya Satuan Pendidikan SD, SLTP, SMU, dan SMK Negeri. Jakarta: Proyek Pengembangan Manajemen Terpadu Diknas, 2001. BPS. Statistik Keuangan Pemerintah Propinsi 1999/2000 – 2005/2006. Jakarta. --------. Analisis Biaya Pendidikan. Jakarta: Depdiknas, 2000. Blocher, et.al, Cost Management: A strategic Emphasis, New Yok: McGraw-Hill Co., Inc, 1999. Bray, Mar.. Counting the Full Cost. Parental and Community Financing of Education in East Asia. Washington DC: The World Bank, 1996a. Clark, David; Hough, James, Pongtuluran, Aris; Sembiring, Robert; Triaswati, Ninasapti. 1997. Indonesia: Education Financing Study, Research Team: A Joint Publication of Asian Development Bank & Comparative Education. Research Centre The University of Hongkong. Cohn, Elchanan. The Economic of Education, Revised Edition, Cambridge, Massachusetts: Ballinger Publishing Co, 1979. Coomb, Philip H., & J. Hallak, Managing Educational Cost, London: Oxford University Press, 1972. Fattah, Nanang. Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. Cetakan I, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000. Gaffar, M. Fakry, Pembiayaan Pendidikan: Permasalahan dan Kebijaksanaan dalam Perspektif Reformasi Pendidikan Nasional, Bandung: IKIP Bandung, 2000. Goertz, Margaret E., Odden, Allan. School-Based Financing. California, Thousand Oaks: Corwin Press, Inc. A Sage Publication Company, 1999. Hallak, J. Penterjemah, Harso. Analisis Biaya & Pengeluaran Untuk Pendidikan. Bharata Karya Aksara, Jakarta dan Unesco, Paris, 1985. Jones, Thomas H., Introduction to School Finance: Technique and Social Policy”, Cambridge, Massachusetts: Ballinger Publishing Co, 1985. Kepmen Keuangan RI No.544/KMK.07/2002 tentang Penetapan Alokasi dan Pedoman Umum Pengelolaan Dana Alokasi Khusus Non Dana Reboisasi tahun anggaran 2003. Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat UI. Developing Performance Based Funding Mechanism for Higher Education. Final report, Jakarta, 1999. McMahon, Walter, Suwaryani, Nanik. A Study of School Finance in SBM Pilot and Non-SBM Sites. Research Design. 115
Laporan Akhir Pemetaan Alokasi Pembiayaan Satuan Pendidikan Kabupaten Bandung
Morphet, Edgar C., The Economics & Financing of Education, New Jersey: Prentice Hall, 1985. Psacharopoulos, G., Economics of Education: Research and Studies, London: Pergamon Press, 1987. Subdit P2A. Masukan tentang Produk-produk yang Ingin Dihasilkan dari Studi Pembiayaan Pendidikan dan Studi Peranan Pendidikan. Jakarta: Dit Anggaran, 2004. Tsang, Mun C. Cost Analysis of Educational Inclusion of Marginalized Populations. UNESCO: International Institute fo Educational Planning, 1994.
116