DISAMPAIKAN PADA ACARA SEMINAR NASIONAL STANDARISASI 2014 JAKARTA, 12 NOVEMBER 2014
Visi Pembangunan Kota Tasikmalaya 2013-2017
DENGAN IMAN DAN TAKWA
“MEWUJUDKAN KEMANDIRIAN EKONOMI YANG BERDAYA SAING”
Menuju Masyarakat Madani
MISI 1 : Mewujudkan Penyelenggaraan pemerintahan yang amanah dan menciptakan peningkatan ketaatan dan kesalehan sosial masyarakat. MISI 2 : Meningkatkan dan menyediakan infrastruktur dan suprastruktur pertumbuhan ekonomi berbasis pemberdayaan masyarakat yang berwawasan lingkungan. MISI 3 : Meningkatkan dan menyediakan infrastruktur dan mutu layanan pendidikan, kesehatan, kesejahteraan sosial dan pengembangan budaya lokal. Fokus Pembangunan Tahun 2013-2015 : Peningkatan kapasitas dan kualitas infrastruktur daerah. Fokus Pembangunan Tahun 2016-2017 Mendorong kemandirian ekonomi dan kesejahteraan sosial.
“DENGAN IMAN DAN TAQWA KOTA TASIKMALAYA MENJADI PUSAT PERDAGANGAN DAN INDUSTRI TERMAJU DI JAWA BARAT”
LETAK GEOGRAFIS Kota Tasikmalaya secara geografis memiliki posisi yang strategis, yaitu berada pada 108o 08' 38" - 108o 24' 02" BT dan 7o 10' - 7o 26' 32" LS di bagian Tenggara wilayah Propinsi Jawa Barat. Kedudukan atau jarak dari Ibukota Propinsi Jawa Barat, Bandung + 105, wilayah Kota Tasikmalaya berbatasan dengan : a. Sebelah Utara : Kab. Tasikmalaya dan Kab. Ciamis (dengan batas sungai Citanduy) b. Sebelah Barat : Kab. Tasikmalaya c. Sebelah Timur : Kab. Tasikmalaya dan Kab. Ciamis d. Sebelah Selatan : Kab. Tasikmalaya (batas sungai Ciwulan) memiliki wilayah seluas 183,85 km2 yang meliputi wilayah 10 Kecamatan, yaitu Cipedes, Cihideung, Tawang, Tamansari, Mangkubumi, Kawalu, Indihiang, Cibeureum, Purbaratu dan Bungursari. yang mencakup 69 Kelurahan dengan jumlah penduduk 646.216 jiwa dimana + 93 % beragama islam.
PROBLEM PEREKONOMIAN KOTA TASIKMALAYA
Di bidang ekonomi, problem mendasar yang dihadapi adalah daya beli masyarakat yang tergolong rendah hanya Rp. 631.750,per kapita (2011), tingkat kemiskinan yang tinggi (19,98%) dan pengangguran yang besar (9,14%).
Inflasi bahan makanan tinggi
Teknologi
Pertumbuh an ekonomi belum optimal
PDRB berdasarkan Lapangan Usaha Pertanian 6,35 % Pertambangan & penggalian 0,00 %
Industri 14,58 % Listrik, gas & air 1,88 %
Bangunan 12,42 %
PDRB ADHB 2011 9,27 triliun rupiah
Perdagangan 32,64 Transportasi 12,44 Keuangan 8,59 % Jasa-jasa 11,11 %
Sumber: BPS Kota Tasikmalaya (diolah)
KOMIDITI UNGGULAN INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2013 NO KOMODITI DAN KLASIFIKASI INDUSTRI A. KOMODITI UNGGULAN : 1 Bordir 2 Kerajinan Mendong 3 Kerajinan Bambu 4 Alas Kaki (Kelom Geulis, Sandal, Sepatu) 5 Kayu Olahan (Meubel) : 6 Batik 7 Payung Geulis 8 Makanan Olahan JUMLAH A …………………… B. KOMODITI LAINNYA 1 Bahan Bangunan 2 Pakaian Jadi 3 Percetakan 4 Lain-lain JUMLAH B ……………………. TOTAL A+B …………………….
UNIT USAHA 1,356 173 75 509 202 41 7 525 2,888
302 84 34 110 530 3,418
POTENSI PERDAGANGAN KOTA TASIKMALAYA Jmlah pedagang besar sebanyak 41 buah Jumlah pedagang menengah sebanyak 963 buah Jumlah pedagang kecil sebanyak 6.168 buah Jumlah pasar Tradisional sebanyak 7 buah dengan jumlah kios sebanyak 4.015 unit Jumlah Toko Modrn sebanyak 10 buah jumlah eksportir sebanyak 13 buah dengan nilai ekspor sebesar US $ 1,578,237.90, komoditi aneka kerajinan (mending, pandan, bamboo), meubelair, alas kaki, pakaian jadi, bordir dengan Negara tujuan; Amerika serikat, Jepang, Timur Tengah, Erofa, Taiwan, Singapura, malayasia, philipina
BORDIR Unit Usaha : Nilai Investasi : Tenaga Kerja : Nilai Produksi : Sentra :
1.356 Unit Rp. 222.549.546.000,13.366 Orang Rp. 977.616.576.000,Kec. Kawalu, Cipedes, Cihideung,Tamansari,Cibeureum, Mangkubumi, Tawang
10
KERAJINAN MENDONG Unit Usaha : Nilai Investasi : Tenaga Kerja : Nilai Produksi : Sentra :
173 Unit Rp. 6.891.232.000,2.262 Orang Rp. 42.223.874.000,Kec. Cibeureum, Purbaratu, Tamansari
11
Unit Usaha : Nilai Investasi : Tenaga Kerja : Nilai Produksi : Sentra :
75 Unit Rp. 1.200.038.000,660 Orang Rp 5.466.606.000,Kec. Mangkubumi, Indihiang, Bungursari
12
Unit Usaha : 509 Unit Nilai Investasi : Rp. 47.073.562.000,Tenaga Kerja : 5.969 Orang Nilai Produksi : Rp. 371.630.230.000,Sentra : Kec. Mangkubumi, Tamansari, Cihideung, Tawang
13
Unit Usaha : 202 Unit Nilai Investasi : Rp. 9.616.199.000,Tenaga Kerja : 1.258 Orang Nilai Produksi : Rp. 55.003.745.000,Sentra : Kec. Cipedes, Tawang, Tamansari, Cibeureum
14
Unit Usaha : 41 Unit Nilai Investasi : Rp 7.840.576.000,Tenaga Kerja : 695 Orang Nilai Produksi : Rp 51.540.682.000,Sentra : Kec. Cipedes, Indihiang
15
Unit Usaha : 7 Unit Nilai Investasi : Rp. 45.500.000,Tenaga Kerja : 47 Orang Nilai Produksi : Rp. 636.800.000,Sentra : Kec. Indihiang, Cihideung
16
MAKANAN OLAHAN Unit Usaha : 525 Unit Nilai Investasi : Rp. 40.349.060.000,Tenaga Kerja : 4.594 Orang Nilai Produksi : Rp 688.088.238.000,Sentra : Tersebar di 10 Kecamatan
17
PERMASALAHAN YANG DIHADAPI OLEH PARA UKM DI KOTA TASIKMALAYA UKM BORDIR: MASIH LEMAHNYA DESIGN PRODUK LEMAHNYA KELEMBAGAAN USAHA PARA PENGUSAHA BORDIR SEHINGGA SERING TERJADI PERSAINGAN USAHA KURANG SEHAT. BELUM ADANYA LEMBAGA USAHA YANG KHUSUS MEMASOK BAHAN BAKU KETERABTASAN TENAGA KERJA YANG MENGOPERASIKAN MASIN KEJEK (G1). PARA PENGUSAHA BORDIR BELUM MEMANFAATAN SEGMEN PASAR MENANGAH ATAS, MEREKA LEBIH BANYAK MENCARI PASAR SEGMEN MENENGAH BAWAH (SEPERTI PASAR TANAH ABANG, DAN TEGAL GUBUK CIREBON) UKM KERAJINAN MENDONG: MASIH LEMAHNYA DESIGN PRODUK MASIH RENDAHNYA UPAH KERJA PARA PERAJIN MENDONG, SEHINGGA BANYAK PEKERJA YANG BERALIH PROPESI. BELUM OPTIMALNYA PEMANFAATAN LEMBAGA USAHA PARA PERAJIN MENDONG MASIH RENDAHNYA SARANA PROMOSI TERBATASNYA PEMASARAN TIKAR MENDONG TERSAINGI OLEH TKAR PLASTIK
UKM KERAJINAN BAMBU: MASIH RENDAHNYA KUALITAS PRODUK MASIH RENDAHNYA UPAH KERJA PARA PERAJIN BAMBU, SEHINGGA BANYAK PEKERJA YANG BERALIH PROPESI. BELUM OPTIMALNYA PEMANFAATAN LEMBAGA USAHA PARA PERAJIN MENDONG MASIH LEMAHNYA SARANA PROMOSI UKM ALAS KAKI: MASIH RENDAHNYA DESIGN PRODUK MASIH RENDAHNYA SARANA DAN PRASARANA TEKNOLOGI PODUKSI. BELUM OPTIMALNYA PEMANFAATAN LEMBAGA USAHA PARA PERAJIN ALAS KAKI MASIH LEMAHNYA SARANA PROMOSI UKM KAYU OLAHAN/MEUBELAIR: MASIH RENDAHNYA KUALITAS PRODUK KETERBATASAN BAHAN BAKU SEBAGIAN BESAR PARA PENGUSHA MEUBELAIR LEBIH BANYAK MENGERJAKAN FINISHING. BELUM OPTIMALNYA PEMANFAATAN LEMBAGA USAHA PARA PERAJIN MEUBELAIR MASIH LEMAHNYA SARANA PROMOSI
UKM KERAJINAN BATIK: MASIH RENDAHNYA KUALITAS DAN DESIGN PRODUK BELUM ADANYA PENGOLAH LIMBAH BATIK YANG KOMUNAL MEREKA PADA UMUMNYA MEMBUANG AIR LIMBAH KE SUNGAI. BELUM OPTIMALNYA PEMANFAATAN LEMBAGA USAHA PARA PERAJIN BATIK MASIH LEMAHNYA SARANA PROMOSI KETERBATASAN MODAL YSAHA UKM KERAJINAN PAYUNG GEULIS: MASIH RENDAHNYA KUALITAS DAN DESIGN PRODUK MEREKA KETERGANTUNGAN DENGAN PAKEM SEHINGGA TIDAK DAPAT BERSAING DENGAN PAYUNG MODERN RENDAHNYA UPAH KERJA PARA PERAJIN PAYUNG GEULIS BELUM ADANYA TEKNOLOGI DALAM PEMBUATAN RANGKA PAYUNG DARI BAMBU MEREKA LEBIH BANYAK DIKERJAKAN SECARA MANUAL MASIH LEMAHNYA SARANA PROMOSI REGENERASI PARA PERAJIN PUYUNG GEULIS SANGAT LAMBAT HANYA TURUN TERUN DILINGKUNGAN KELUARGA.
UKM MAKANAN OLAHAN: MASIH RENDAHNYA KUALITAS PRODUK, MEREKA BELUM MEMPERHATIKAN SESUAI DENGAN KAIDAH GMP (SEPERTI HIGIENIS, LABEL HALAL, PIRT, KADALUARSA) KEMASAN PRODUK SANGAT SEDERHANA SEHINGGA KURANG MENIMBULKAN DAYA TARIK KONSUMEN. BELUM OPTIMALNYA PEMANFAATAN LEMBAGA USAHA PARA PERAJIN MAKANAN OLAHAN MASIH LEMAHNYA SARANA PROMOSI KETERBATASAN MODAL YSAHA
UKM KOMODITI LAINNYA: PADA UMUMNYA MANAJEMEN PENGELOLAAN USAHA MASIH RENDAH, MERAKA SERING MENCAMPUR ADUKAN ANTARA USAHA DENGAN KEPERLUAN KELUARGA/PRIBADI KETERBATASAN DALAM PERMODALAN, INFORMASI PASAR , SARANA DAN PRASARANA PRODUKSI
STRATEGI SEKTOR INDUSTRI DAN PERDAGNGAN KOTA TASIKMALAYA DALAM MENGHADAPI MEA 2015 BERANGKAT DARI PERMASALAHAN KUKM TERSEBUT, MAKA UNTUK MENANGGULANGINYA KAMI MELAKUKAN KEBIJAKAN DAN PROGRAM SEBAGAI BERIKUT: A.
MEMFASILITASI PERMODALAN KUMKM MELALUI PROGRAM KUR YANG DIKOORDINASIKAN OLEH BANK INDONESIA MELALUI KEGIATAN P3UKM DAN FASILITASI KCR (KREDIT CINTA RAKYAT) YANG DIGAGAS OLEH BAPAK GUBERNUR JAWA BARAT MELALUI BANK JABAR BANTEN
B.
PROGRAM PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEUNGGULAN KOMPETITIF USAHA KECIL MENENGAH
C.
PROGRAM PENGEMBANGAN SISTEM PENDUKUNG USAHA BAGI USAHA MIKRO KECIL MENENGAH
D.
PROGRAM PEMBINAAN PEDAGANG KAKI LIMA
E.
PROGRAM PENGEMBANGAN LEMBAGA EKONOMI KELURAHAN (KOPERASI LPM P2KK)
F.
PROGRAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN EKONOMI MASYARAKAT
G.
PROGRAM PENINGKATAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI KECIL DAN
H.
MENENGAH
PROGRAM FASILITASI PEMASARAN a. Memperkuat Jaringan Usaha KUKM dalam mengembangkan usahannya dengan membentuk Simpul Jaringan Usaha KUKM dengan KUKM di luar wilayah Kota Tasikmalaya yang ditindaklanjuti dengan pembuatan sistem jaringan Website bagi KUKM, seperti fasilitasi pusat pemasaran Bordir di pasar Tanah Abang Blok F lantai 5 seluas ± 1000 M2 yang dapat menampung sekitar 500 UKM, dan fasilitasi cenderamata bagi Jemaah haji Jawa Barat berupa sajadah Tikar Mendong
b. Memfasilitasi pameran-pameran baik di dalam maupun di luar negeri diantaranya Inacraft, SME’sCO, Cooperative Fair dll. c. Temu Bisnis dengan Buyer dalam dan luar negeri seperti di Afrika Selatan, Jerman dll.
d. Mengembangkan Pusat Pemasaran Produk UKM melalui Factory Outlet Kota Tasikmalaya (Imah Tasik), dan outlet kerajinan di pangandaran..
e. Memberikan peluang pada KUKM Kota Kota Tasikmalaya untuk mengisi galery di Gedung SME’sCo Promotion Centre yang difasilitasi LLP KUKM Kementerian Koperasi dan UKM RI untuk memasarkan produknya sebanyak 20 UKM. f. Penyediaan Outlet-outlet di salah satu mall terbesar di Kota Tasikmalaya yaitu Mall Asia Plaza yang dapat membantu pengrajin menampilkan produk-produk kerajinannya sebanyak 14 unit.
g. Mendorong pengembangan eksport non migas di
kalangan KUKM dengan nilai US $ 1,578,237.90 komoditi aneka kerajinan (mending, pandan, bamboo), meubelair, alas kaki, pakaian jadi, bordir dengan Negara tujuan; Amerika serikat, Jepang, Timur Tengah, Erofa, Taiwan, Singapura, malayasia, philipina
PROGRAM PENINGKATAN PENGGUNAAN PRODUKSi KUKM A. Adanya kebijakan Walikota berkenaan dengan penggunaan pakaian batik produk Kota Tasikmalaya melalui Surat Edaran Nomor 800/0955/Org./2010 tanggal 7 Mei 2010 Perihal Penggunaan Pakaian Dinas Batik. Dampak dari dikeluarkannya Surat Edaran tersebut serta promosi penggunaan batik, maka telah terjadi penambahan unit usaha dari 10 unit usaha menjadi 41 unit usaha dan mampu menyerap tenaga kerja sekitar 696 orang serta tumbuhnya outlet-outlet di Sentra Batik dengan jumlah 17 outlet. Dan pada hari Jumat menggunakan baju Koko Bordir khas Tasikmalaya.
B Ditunjuknya Kota Tasikmalaya sebagai Pilot Project Pengembangan Busana Muslim Nasional sesuai dengan Surat Kementerian Perekonomian Nomor S.104/D.IV.M.EKON/05/2011 tanggal 30 Mei 2011. c. Melalui Peraturan Menteri Perindustrian No. 115/M-IND/PER/12/2012 tanggal 12 desember 2012 ditetapkannya bordir Kota Tasikmalaya menjadi kompetensi inti industri Kota Tasikmalaya
D.
Memberikan kemudahan bagi KUKM dalam pengurusan perijinan dengan dibebaskannya biaya perijinan untuk SIUP, TDP, Ijin Usaha Industri (IUI), Ijin Fatwa (Advice Planning)
E.
Memfasilitasi pemberian merk dagang sebanyak 228 merk, Hak Cipta 1 perusahaan, desain industri alas kaki 1 perusahaan
F.
Memfasilitasi sertifikat halal sebanyak 243 sertifikat
G.
Memfasilitasi pemberian PIRT (Penyuluhan Industri Rumah Tangga) sebanyak 631 sertifikat
PROGRAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR KUKM a)
Adanya penataan sentra-sentra industri melalui pembangunan gapuragapura sentra (Sentra Batik, Sandal, Bordir, Mendong/Anyaman, Konveksi) sehingga memberikan kemudahan kepada para pelancong yang akan melakukan wisata belanja di Kota Tasikmalaya.
b)
Perbaikan jalan-jalan menuju sentra produksi KUKM.
c)
Terfasilitasinya universitas siliwangi menjadi salah satu universitas negeri di Priangan Timur.
d)
Rencana dibukanya lapangan terbang Wiriadinata Kota Tasikmalaya menjadi lapangan terbang komersial.
KEBIJAKAN PENERAPAN SNI DI KOTA TASIKMALAYA MEMPASILITASI UKM MEMPEROLEH SNI BAIK MELALUI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN MAUPUN MELALUI BSN RI (UKM KERAJINAN MAINAN ANAK, UKM KERAJINAN MENDONG, DAN ALAS KAKI). PT. Tunggal jaya Plastik (ISSO 90001)
PENGAWASAN BARANG BEREDAR DI KOTA TASIKMALAYA SECARA RUTIN MELAKUKAN PENGAWASAN KE LAPANGAN YANG MELIPUTI:
MELAKSANAKAN MONITORING HARGA KEBUTUHAN POKOK PENGAWASAN BARANG KEBUTUHAN POKOK DI PASAR TRADISIONAL YANG DISINYALIR MENGANDUNG ZAT BUKAN UNTUK MAKANAN SEPERTI PORMALIN, BORAK, DAN PEWARNA BUKAN UNTUK MAKANAN) PENGAWASAN PARCEL KE TOKO MODERN PENGAWASAN HEWAN QURBAN PENGAWASAN KE SPBU DAN SPBE PENGAWASAN KE TOKO EMAS PENGAWASAN KE DEPO AIR ISI ULANG PENGAWASAN KEPADA PERUSAHAAN YANG MEALKUKAN KEGIATAN PEMBIYAAAN/LEESSING