Disampaikan Oleh KEPALA DINAS KESEHATAN PROV JAWA TENGAH
DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH 20/03/2015
1
20/03/2015
2
POKOK BAHASAN KE SATU
PENDAHULUAN
20/03/2015
3
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN 1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan 2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat 3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan yankes 4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan
masyarakat serta lingkungannya
SUMBER DAYA KESEHATAN
PROGRAM POKOK PROGRAM POKOK
UPAYA KESEHATAN
PROGRAM PROGRAM PENUNJANG PENUNJANG DIKPIM IV CIKARANG
MANAJEMEN KESEHATAN
PROGRAM PROGRAM DAERAH DAERAH 4
FOKUS BANGKES 1. Peningkatan kesehatan ibu, bayi dan balita, 2. Perbaikan status gizi masyarakat 3. Pengendalian penyakit menular serta penyakit tidak menular diikuti penyehatan lingkungan 4. Pemenuhan, pengembangan dan pemberdayaan SDM kesehatan 5. Peningkatan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan, keamanan, mutu dan penggunaan obat serta pengawasan obat dan makanan 6. Pengembangan sistem jaminan kesehatan masyarakat (jamkesmas) 7. Pemberdayaan masyarakat dan penanggulangan bencana dan krisis kesehatan 8. Peningkatan pelayanan kesehatan primer, sekunder dan tertier
DIKPIM IV CIKARANG
5
POTRET LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN ???????
20/03/2015
6
20/03/2015
7
Keadaan Tempat Tidur
20/03/2015
8
Tempat Mencuci tangan
20/03/2015
9
OPEN DEFECATION (OD) DAN PEMBUANGAN SAMPAH
20/03/2015
10
BEBAN TB 2013 Absolut
GlobaL
Indonesia
Jumlah per hari
Jumlah per jam
Rate (per 100.000 penduduk)
Prevalens
11.000.000
30.137
1.256
159
Insidens
9.000.000
24.657
1.027
126
Mortalitas
1.100.000
3.014
125
16
Prevalens
680.000
1.863
78
272
Insidens
460.000
1.260
52
183
Mortalitas
64.000
175
7
25
INDONESIA URUTAN KE-2 SETELAH INDIA 20/03/2015
11
POKOK BAHASAN KE DUA
SITUASI KASUS TB DI JAWA TENGAH
20/03/2015
12
INDIKATOR DERAJAT KESEHATAN UNTUK PROGRAM TB DI JAWA TENGAH
NO
KONDISI
2009
2010
2011
2012
2013
2014
8
Penemuan Kasus Baru TB Paru yg tercatat (CNR per 100.000 penduduk)
-
111
113
113
114
114
9
Keberhasilan Pengobatan TB Paru (% SR)
90,04
90,13
89,04
88,43
87,03
-
10
Kasus Kebal Obat TB Paru (TB MDR)
-
-
39
49
106
144
20/03/2015
13
13
20/03/2015
No
Indikator
Angka
1
CNR semua kasus
116/100.000 pend
2
CNR (kasus baru)
114/100.000 pend
3
Mortalitas
1/100.000 pend
4
CDR
59 %
6
SR
87,03 %
14
20/03/2015 Kab. Sragen
96 94 87 82 81 77 76 74 66 64 54 49 48 38
JAWA TENGAH
Kab. Magelang
Kab. Boyolali
Kab. Jepara
Kab. Temanggung
Kab. Karanganyar
Kab. Sukoharjo
Kab. Semarang
Kab. Wonogiri
Kab. Klaten
Kab. Pati
Kab. Purworejo
100
Kab. Grobogan
111 110 104 102 101
Kab. Brebes
Kab. Blora
Kab. Kudus
Kab. Batang
Kab. Pemalang
127 123 122 121 121 118 117
Kab. Tegal
Kab. Demak
Kab. Cilacap
Kab. Rembang
Kab. Purbalingga
Kab. Kendal
Kab. Banjarnegara
150 146 144
Kab. Wonosobo
Kota Semarang
Kab. Pekalongan
168
Kab. Kebumen
200
Kab. Banyumas
Kota Pekalongan
300
Kota Surakarta
Kota Salatiga
Kota Tegal
Kota Magelang
CNR (PER 100.000 PEND)
GRAFIK ANNUAL ANGKA PENEMUAN KASUS BARU TB YANG TERNOTIFIKASI (CASE NOTIFICATION RATE) DI JAWA TENGAH TAHUN 2014 900 847
800
700 635
600
500
400
402
277 250
114
-
15
125
CNR (PER 100.000 PDDK)
100
111
113
113
2010
2011
2012
114
114
75
50
25
0 2013
2014
TAHUN 20/03/2015
16
100 90 90,04
90,13
89,04
87,72
87,03
2009
2010
2011
2012
2013
SUCCES RATE (%)
80 70 60 50 40
30 20 10 0 TAHUN
20/03/2015
17
Succes Rate (%)
20/03/2015 85,14
Kota Surakarta
74,92
74,84 74,44 73,81
Kab. Boyolali Kab. Blora Kota Magelang Kota Semarang Kab. Pati JAWA TENGAH
71,67
76,32
Kota Tegal
Kab. Temanggung
77,24 77,06
Kab. Semarang
77,25
78,96
Kota Salatiga
Kab. Magelang
80,20
Kab. Klaten
87,03
81,84
85,42
Kab. Kudus Kab. Kebumen
86,02
Kab. Banjarnegara
Kab. Purbalingga
88,87
Kab. Kendal
86,95
89,40
Kab. Brebes
Kab. Purworejo
89,45
Kab. Banyumas
87,32
89,88
Kab. Grobogan
Kab. Sragen
90,58
Kab. Jepara
87,96
90,71
Kab. Tegal
87,70
90,95
Kab. Sukoharjo
Kab. Demak
90,98
Kota Pekalongan
Kab. Rembang
91,46 91,22
Kab. Batang
91,92
-
93,22
10,00
Kab. Wonosobo
20,00
94,45
30,00
Kab. Pemalang
40,00
95,21
50,00
Kab. Wonogiri
60,00
96,23
70,00
Kab. Cilacap
80,00
Kab. Pekalongan
90,00
98,42
100,00
Kab. Karanganyar
GRAFIK ANGKA KEBERHASILAN PENGOBATAN TB (SUCCES RATE) DI JAWA TENGAH TAHUN 2013 MENURUT KAB/KOTA Jateng = 87,16 % Target > 90 %
18
160
144 140 120
Jml Kasus
106 100 80 60 40
49 39
20 0 2011
2012
2013
2014
Tahun 20/03/2015
19
POKOK BAHASAN KE TIGA
SANITASI PONDOK PESANTREN
20/03/2015
20
PRIORITAS RENSTRA 2010-2014 Penitikberatan pembangunan bidang kesehatan dgn pendekatan preventif melalui peningkatan kesmas dan lingkungan (Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2015)
ISU LINGKUNGAN Air & Sanitasi Sampah & Limbah Makanan terkontaminasi Pencemaran udara & kebisingan Bahan kimia berbahaya (B3) Kedaruratan lingkungan Perubahan Iklim Vektor Penyakit 20/03/2015
21
FAKTOR RISIKO KESLING DEFINISI: Faktor Risiko Kesehatan Lingkungan adalah kekuatan bahan,zat, benda, atau perilaku hewan maupun manusia yang dapat memiliki potensi menyebabkan atau memperberat timbulnya ganguan kesehatan pada penduduk. RISIKO adalah “probability” seseorang atau penduduk untuk mendapatkan gangguan kesehatan, setelah mengalami, memiliki atau terpapar terhadap faktor risiko. 20/03/2015
22
PELAYANAN (15%)
KETURUNAN (5 %)
HENDRIK L. BLUM (1974)
20/03/2015
STATUS KESEHATAN
PERILAKU (35%)
LINGKUNGAN (45%)
RUMAH SEHAT DI PONPES
23
FAKTOR RISIKO KESEHATAN LINGKUNGAN KONSTRUKSI BANGUNAN PONDOK PESANTREN?
ATAP DAN TALANG
DINDING
FRKLP
TANGGA
20/03/2015
LANTAI
24
PENCAHAYAAN
KEBISINGAN
FRKLP
VENTILASI
KEPADATAN KAMAR
20/03/2015
25
KESEHATAN ASRAMA & FASILITAS ??
TEMPAT CUCI TANGAN
AIR BERSIH
TEMPAT MAKAN FRKLP
TOILET
LIMBAH CAIR/PADAT
SAMPAH
20/03/2015
26
LINGKUNGAN PONDOK PESANTREN • Lingkungan dan bangunan selalu dalam keadaan bersih • Tersedia sarana sanitasi yang memadai • Tidak memungkinkan sebagai tempat bersarang dan berkembang biaknya serangga, • Bangunan Ponpes juga harus kuat, utuh, terpelihara, mudah dibersihkan dan dapat mencegah penularan penyakit dan kecelakaan.
20/03/2015
27
A. Fasilitas Sanitasi 1. Air bersih : tersedia 15 L /Org/hr. jarak sumur dg SPAL/Septick Tank/TPA minimal 10 m. Kualitas Kuantitas Kuantitas
20/03/2015
Tersedia air bersih yang memenuhi syarat kesehatan (fisik, kimia, dan bakteriologis) Tersedia air bersih minimal 60 lt/tt/hr Air minum dan air bersih tersedia pada setiap tempat kegiatan yang membutuhkan secara berkesinambungan 28
2. Toilet : Poporsi MEMADAI, bak penampung air tidak menjadi tempat perindukan nyamuk. Pembuangan air limbah serta penahan bau (water seal). Letak toilet dan kamar mandi tidak boleh berhubungan langsung dengan tempat pengelolaan makanan Lubang penghawaan harus berhubungan langsung dengan udara luar.
perbandingan ( 1 : 15 ) harus tersedia satu jamban dan kamar mandi. 20/03/2015
29
3. SPAL: tersedia, terpisah dg saluran air hujan, tertutup, kedap dan mengalir lancar
4. Lantai yang selalu kontak dengan air mempunyai kemiringan yang cukup (2%-3%) kearah saluran pembuangan air limbah 5. Dinding Ponpes, dipersyaratkan adanya permukaan dinding yang harus rata, berwarna terang, dan mudah dibersih 20/03/2015
30
6. Konstruksi atap, selain kuat juga tidak bocor dan tidak menjadi tempat perindukan serangga dan tikus 7. Langit-langit, selain kuat, berwarna terang serta mudah dibersihkan, dengan tinggi minimal 2.50 meter dari lantai .
20/03/2015
31
8. Ventilasi dapat menjamin pergantian udara (Luas 5% – 15%), Bila vebtilasi tidak menjamin sirkulasi sebaiknya dilengkapi dengan vebtilasi mekanis 9. Pencahayaan, di dalam maupun diluar ruangan harus mendapat pencahayaan yang memadai -Mutu udara harus memenuhi persyaratan, seperti tidak berbau (terutama H2S dan Amoniak), - kadar debu tidak melampaui konsentrasi maksimum 20/03/2015
32
10. Ruang tidur selalu dalam keadaan bersih dan mudah dibersihkan, tersedia tempat sampah - Jumlah tempat tidur dengan luas lantai minimal 3 m2/tempat tidur (1.5 m x 2 m) 11. Kepadatan hunian (hunian tinggi jika ruangan <8 m2/ dihuni untuk 2 orang, sedangkan kepadatan hunian rendah (> 8 m2 untuk 2 orang)
20/03/2015
33
12. Sarana pembuangan sampah:
Tersedia tempat sampah di setiap ruang dan tertutup, terbuat dari bahan yang kuat, tahan karat Tersedia TPS yang menampung sampah dari seluruh ruang sebelum pemusnahan/pengangkutan, jarak TPS dari ruang minimal 10 m Tempat sampah harus disediakan minimal 1 buah untuk setiap radius 10 meter
20/03/2015
34
13. Pengelolaan makanan/minuman :
Ruang makan dan gudang. Luas dapur minimal 40% dari ruang makan Pertukaran udara diusahakan dengan ventilasi yang dapat menjamin kenyamanan, menghilangkan debu dan asap Luas dapur minimal 40% dari ruang makan
20/03/2015
35
POKOK BAHASAN KE EMPAT
PERMASALAHAN DAN UPAYA
20/03/2015
36
Permasalahan
• • • •
• •
•
Jejaring internal dan eksternal yang belum kuat Keterbatasan akses layanan DOTS yg berkualitas Rendahnya kepatuhan pasien TB terhadap pengobatan Ketersediaan obat dan buffer stock yang tidak stabil Belum terpenuhinya standar pelayanan pada seluruh kemitraan Pengobatan TB di Fasyankes Swasta tidak menggunakan terapi DOTS yang memungkinkan terjadinya resistensi obat Belum optimalnya peran Lintas Program dan Lintas Sektor
Tindak Lanjut
• •
• •
•
• 20/03/2015
Penguatan jejaring dengan strategi Public Privat Mix Penguatan pengawasan pengobatan oleh PMO Penyediaan anggaran ketersediaan obat dan buffer stock Penguatan pengawasan pelayanan/pengobatan sesuai standar Pelayanan Kedokteran TB, koordinasi Profesi Spesialis PD (TB) & Intervensi profesi di RS Swasta Penguatan regulasi untuk menjamin mobilisasi dan kontribusi pendanaan daerah dalam pengendalian TB (peran dan tanggung jawab) melalui Advokasi Optimalisasi peran Lintas Sektor dan Lintas Program terutama Promkes dan Pemberdayaan 37
REGULASI UNTUK JEJARING TB dan PPM PROVINSI JAWA TENGAH 1. MoU Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah dengan IDI wilayah Jawa Tengah 2. PERDA PROVINSI JAWA TENGAH Nomor 11 Tahun 2013 Tentang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit di Provinsi Jawa Tengah 20/03/2015
38
UPAYA PENGEMBANGAN PROGRAM TB • Pengembangan Program TB dengan melibatkan Lintas Sektor / mitra sesuai dengan perannya masing – masing melalui Jejaring Public Private Mix ( PPM)
20/03/2015
39
POKOK BAHASAN KE EMPAT
PUBLIC PRIVATE MIX (PPM)
20/03/2015
40
Promkes
Pembentukan Opini publik
Kesga
Optimalisasi bidan
Pemberdayaan
FKD/FKK dan kader
Disnakertrans
Penjaringan di perusahaan
Kemenag
Penjaringan TB di Ponpes
Lapas/Rutan
Penjaringan WBP
Harmonisasi kegiatan 20/03/2015
41
POKOK BAHASAN KE LIMA
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
20/03/2015
42
Strategi 1. Menemukan kasus lebih banyak (semua kasus, termasuk TB/HIV, MDR-TB dan TB Anak) dan menemukan mereka lebih dini utk memutus penularan dan mengurangi angka kematian. 2. Mengobati semua kasus secara efektif untuk mengurangi angka kematian, kesakitan dan kekebalan obat. 3. Menyediakan dukungan keuangan dan sosial yang cukup kepada masyarakat terdampak agar mendapat akses yang layak ke layanan, keberhasilan diagnosis dan pengobatan serta stabilitas ekonomi.
20/03/2015
43
Penguatan kualitas diagnosis • Kualitas pemeriksaan laboratorium mikroskopis • Penempatan alat rapid diagnosis • Memperkuat sistem rujukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi
20/03/2015
44
20/03/2015
45
20/03/2015
46
KEBIJAKAN PROGRAM PENGENDALIAN TUBERKULOSIS KEDEPAN • Membangun lingkungan yang kondusif (meningkatkan akses) yang
memungkinkan menuju Indonesia Bebas TB : — Menerapkan Mandatory Notification (kewajiban melaporkan) untuk semua kasus TB, — Monitoring Pelaksanaan Akreditasi Rumah Sakit, — Sertifikasi Dokter Praktek Swasta, — Penggunaan Obat TB yang rasional, — Masuknya TB dalam registrasi kematian, — Inklusi TB dalam skema Jaminan Kesehatan Nasional, — Terbentuknya Duta-duta TB, — Peningkatan Advokasi untuk menjamin kesinambungan pendanaan TB 20/03/2015
47
KEBIJAKAN PROGRAM PENGENDALIAN TUBERKULOSIS KEDEPAN • Mendorong skrining Tuberkulosis pada kelompokkelompok rentan TB (Diabetes Mellitus, ODHA, Ibu hamil, kelompok anak dengan kekurangan gizi dll), • Perluasan dukungan pelayanan (dukungan sosial) dengan
memobilisasi sumber-sumber pendanaan swasta dan masyarakat • Penyusunan paket-paket intervensi untuk keterlibatan komunitas / kemitraan guna mempercepat pencapaian indikator-indikator global dan nasional dalam pengendalian TB. 20/03/2015
48
KEBIJAKAN PROGRAM PENGENDALIAN TUBERKULOSIS KEDEPAN • Logistik untuk pengendalian TB disediakan oleh pemerintah. • Peningkatan dan ketersediaan SDM yang kompeten dalam pengendalian TB.
• Peningkatan kemampuan laboratorium yang ditujukan untuk peningkatan mutu layanan dan jejaring / rujukan. • Pengendalian TB berkolaborasi dengan pengendalian HIV. • Sinkronisasi dengan komitment global. 20/03/2015
49
POKOK BAHASAN KE ENAM
PENUTUP
20/03/2015
50
20/03/2015
51